Upload
fitriars
View
49
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Letak SungsangKelompok 1
Fadli A. Sanjaya Gumilar Sukma L
Fitria Ratnasari Venty Anggarina
Pendahuluan• Kematian perinatal pada letak sungsang dibandingkan dengan letak
kepala rata-rata 5 kali lebih banyak
• Di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal 16,8%.
• Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan penangan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak
• Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada persentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna, tetapi jarang dijumpai pada persentasi bokong
Letak Sungsang• Pengertian
• Klasifikasi
• Diagnosis
• Etiologi
• Mekanisme persalinan
• Cara persalinan letak sungsang
• Komplikasi
• Prognosa
Pengertian• Letak sunsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri (Prawirohardjo,2008, p.606)
Klasifikasi• Presentasi Bokong Murni (Frank Breech)
• Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat keatas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.
• Persentasi Bokong Kaki sempurna (Complete Breech)
• Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan disamping bokong dapat diraba kedua kaki.
• Persentasi Bokong Kaki Tidak Sempurna (Incomplete Breech)
• Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki disamping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat keatas
Diagnosis• Pemeriksaan Leopold
• Pemeriksaan dalam Perbedaan kaki dan tangan :
Pada kaki ada calcaneus, jadi ada tiga tonjolan tulang ialah mata kaki dan calcaneus
Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai, selalu ada sudut.
Jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki Jika ada keraguan kita membuat foto rontgen.
Etiologi• Kehamilan belum cukup bulan
• Multiparitas
• hamil kembar
• Hidramion
• Hidrosefalus
• plasenta previa
• panggul sempit
• kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus
• plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri
Mekanisme Persalinan• Garis pangkal paha masuk menyerong ke dalam pintu atas panggul.
Pantat depan memutar kedepan setelah mengalami rintangan dari otot- otot dasar panggul. Dengan demikian dapat terjadi laterofleksi badan untuk menyesuaikan diri dengan lengkungan panggul
• Pantat depan Nampak terdahuliu dalam vulva dan dengan trochanter depan sebagai hypomochilion dan laterofleksi dari badab lahirlah pantat belakang pada pinggur depan perineum disusul dengan kelahiran pantat depan.
• Setelah bokong lahir terjadi rotasi luar sehingga punggung berputar seidikit kedepan dan agar bahu dapat masuk dalam ukuran menyerong dari pintu atas panggul. Sesudah bahu turun terjadilah putaran paksi dari bahu sampai ukuran bisacromial dalam ukuran muka belakang dari pintu bawah panggul. Karena itu punggung berputar lagi kesamping.
Cont….• Pada saat bahu akan lahir maka dalam keadaan fleksi masuk dalam
ukuran melintang pintu atas panggul.
• Kepala ini mengadakan putaran paksi sedemikian rupa hingga kuduk terdapat dibawah symphyse dan dagu sebelah belakang.
• Berturut turut lahir pada perineum: dagu, mulut, hidung, dahi, dan belakang kepala
Cara persalinan• Pervaginam
Persalinan spontanPersalinan manual aidEkstraksi sungsang
• PerabdominalSectio secar
Cara bracth• Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri didepan vulva
• Saat bokong membuka vulva, dilakukan episiotomi. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekram secara bracht yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha sedangkan jari-jari lain memegan panggul
• Pada waktu tali pusat lahir dan tampak terengang, segera kendorkan tali pusat tersebut.
• Penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin dengan cara punggung janin didekatkan keperut ibu. Penolong hanya melakukan gerakan ini tanpa melakukan tarikan.
• Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut turut lahir pusar, perut , bahu dan lengan , dagu, mulut, dan akhirnya seluruh kepala.
Cara klasik• Kedua kaki janin dipegang dengan tenaga kanan penolong kakinya dan
dielevasi keatas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
• Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukan kedalam jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah – olah lengan bawah mengusap muka janin.
• Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam kebawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu . dengan cara yang sama lengan dapat dilahirkan.
Cara mueller• Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi
curam kebawah sejauh mungkin sampai bahu depan dibawah simfisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan dibawahnya.
• Setelah bahu dan lengan dpan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secar femuro-pelvis ditarik keatas sampai bahu belakang lahir.
Cara lovset• Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi
curam kebawah badan janin diputar setengah lingkaran , sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.
• Sambil melakukan traksi , badan janin diputar kembali kearah yang berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya bolak balik sehingga bahu belakang tampak dibawah simfisis dan lengan di lahirkan
Cara mauriceu• Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukan kedalam
jalan lahir
• Jari tengah dimasukan kedalam mulut dan jari telunjuk serta jari keempat mencengkaram fossa canina sedangkan jari yang lain mencengkaram leher.
• Badan anak diletakan diatas lengan bawah penolong seolah olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong mencengkram leher janin kearah punggung.
• Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam kebawah sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.
• Saat suboksiput tampak dibawah simfisis, kepala janin dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut turut lahir dagu, mulut, hidung, mata , dahi, ubun-ubun besar akhirnya seluruh kepala.
Ekstraksi kaki• Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada
pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina untuk menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan abduksi paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan tindakan ini, fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain.
• Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung betis. Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar, pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung paha.
• Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.
Ekstraksi bokong• Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk (os
sacrum).
• Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os sacrum dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian dilakukan ekstraksi curam ke bawah
• Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari telunjuk tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha belakang untuk membantu traksi sehingga bokong berada di luar vulva.
• Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter belakang.
• Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.
• Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.
• Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada bokong janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari kedua tangan berada di atas lipat paha janin.
• Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke depan.
• Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam vagina untuk menentukan letak lengan janin, apakah tetap berada di depan dada, menjungkit atau di belakang tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang belikat sering diperlukan bantuan dorongan kristeller.
perabdominal• Primitua
• riwayat persalinan yang jelek
• riwayat kematian perinatal
• curiga panggul sempit
• ada indikasi janin untuk mengakhiri persalinan (hipertensi, KPD >12 jam, fetal distress)
• kontraksi uterus tidak adekuat
• ingin steril
• bekas SC
• Presentasi kaki
• BBJ >3600 gram
• Hiperektensi kepala
• 1) Komplikasi pada ibu a) Perdarahan b) Robekan jalan lahir c) Infeksi
• 2) Komplikasi pada bayi a) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :
(1) Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir) (2) Perdarahan atau edema jaringan otak (3) Kerusakan medula oblongata (4) Kerusakan persendian tulang leher (5) kematian bayi karena asfiksia berat.
• b) Trauma persalinan (1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas (2) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung (3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar
kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak.
• c) Infeksi, dapat terjadi karena : (1) Persalinan berlangsung lama (2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil (3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
Kesimpulan• Letak sunsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Presentasi Bokong Murni (Frank Breech), yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat keatas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin. Persentasi Bokong Kaki sempurna (Complete Breech), yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan disamping bokong dapat diraba kedua kaki. Persentasi Bokong Kaki Tidak Sempurna (Incomplete Breech), yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki disamping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat keatas.
Daftar pustaka• Sarwono Prawirohardjo. 2009. Persalinan dengan kelainan letak dan
persentasi janin, Buku ilmu kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, FK-UI
• Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1 ed 2. Hal 269-287. Jakarta ; EGC (sited)
• Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unpad. 1984. Obstetri Patologi. Bandung ; Elstar Offset.
• Patrick Ko, MD. 2005. Abnormal Presentation. E-Medicine world medical library. www.emedicine.com
• Cunningham, F.G. Williams Obstetric Edisi 23. 2005. USA ; McGraw-Hill
terimakasih