Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
54 Universitas Kristen Petra
3. KONSEP PERANCANGAN
3.1. Tinjauan Tentang Gambar
3.1.1. Tinjauan Tentang Unsur Gambar
Komposisi adalah bentuk abstrak dari sebuah gambar, basis acuan dan kerangka
yang mendukung keseluruhan struktur dan konstruksi dari elemen-elemen pada
gambar tersebut. Komposisi mempergunakan kaidah grid, yaitu pedoman terdiri atas
garis-garis lurus yang saling memotong satu sama lain dan membentuk persegi. Grid
juga ibarat sebuah peta sehingga posisi yang tepat dari suatu objek dapat ditemukan
sehingga enak dilihat mata dan juga mencapai keseimbangan gambar. Saat menyusun
komposisi gambar, area atau daerah-daerah yang kosong, jarak-jarak di antara objek
juga menjadi bahan pertimbangan, sekalipun bidang-bidang ini bukan menjadi subjek
utama dari pengamat. Tujuan utama di dalam menata komposisi yaitu dicapai
keseimbangan tanpa pembagian berkesan simetris yang membosankan.
Unsur-unsur komposisi antara lain: Garis (line), tekanan atau terang-gelap
(value) bidang atau bentuk (shape or form), tekstur (texture), ruang (space) dan
warna (colors).
3.1.1.1. Garis (Line)
Garis merupakan unsur dasar komposisi dan memiliki peranan penting karena
dapat dipergunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk dan observasi visual atau
pengungkapan secara subjektif akan gagasan, membangkitkan berbagai pengalaman ,
pikiran atau paham, intuisi. Garis yang sederhana menggambarkan suatu arah,
membagi ruang, memiliki panjang, lebar, corak atau warna dan tekstur atau kontur.
Garis yang tergambar mampu mengungkapkan emosi dan temperamen yang secara
natural diekspresikan oleh subjek yang digambar .Garis dibedakan menjadi:
1. Garis Kontur, yaitu garis yang melukiskan bagian tepi dari suatu bentuk sehingga
memisahkan setiap volume atau area yang ada di sekitarnya. Garis kotur yang
sangat sederhana umumnya tidak bervariasi dari segi ketebalan, tidak diperkuat
dengan gradasi gelap-terang atau bayangan. Sedangkan garis kontur yang ekspresif
55 Universitas Kristen Petra
akan mengajak mata pengamat untuk menerima garis tersebut sebagai sebuah
bentuk karena dibentuk dengan variasi tebal tipis garis serta memiliki detail.
2. Garis Kaligrafi atau penulisan indah. Garis kaligrafi terjadi apabila keindahan dari
garis yang ditampilkan menjadi aspek utama bagi keindahan gambar. Garis ini
menunjukkan karakteristik masing-masing pribadi yang menggambarnya karena
garis ini bersifat ekspresif. Garis kaligrafi menggunakan kekuatan tebal dan tipis
untuk mempersepsikan bentuk, tepi yang berpotongan, terang dan gelap. Misalnya
garis yang membentuk objek digambarkan dengan ringan, kemudian menajdi lebih
tebal dan berat akhirnya ringan dan tipis kembali.
Fungsi garis:
1. Untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini
sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi.
2. Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement),
nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis grafis.
3. Untuk memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini
sering disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan
jalan meraba.
Sifat garis menunjuk adanya beberapa jenis garis, seperti:
1. Garis lurus vertikal dan horizontal yang dapat mengungkapkan kesan tertentu,
seperti tenang, statis atau stabil.
2. Garis putus yang dapat mengungkapkan kesan gerak dan gelisah.
3. Garis silang atau diagonal yang dapat mengungkapkan kesan gerak, tegang dan
ragu.
4. Garis lengkung yang dapat mengungkapkan kesan lamban, irama dan santai.
3.1.1.2. Kualitas Terang Gelap (Value)
Putih merupakan tekanan paling rendah atau paling terang sedangkan hitam
merupakan kualitas yang paling gelap, di antara keduanya terdapat abu-abu. Setiap
56 Universitas Kristen Petra
benda walaupun tidak berwarna hitam dan putih, namun tetap memiliki tingkatan
gelap dan terang yang dapat dianalisa dan dikategorikan sebagai value. Bila garis
mendeskripsikan bentuk objek, maka value akan memperjelas dan memperkaya garis
sehingga bentuk 3 dimensi menjadi lebih hidup, tempat dan hubungan antar bentuk
dapat ditentukan, membentuk pola untuk menggambarkan tekstur objek serta
memberikan kesan dramatis. Derajat perubahan value tergantung dari kekontrasan
antar bayangan dengan cahaya, juga dari sumber cahaya yang menimpa objek. Ada
dua macam tehnik value: Chiaroscuro: peralihan bertahap (gradasi), Silhouette:
bayangan tanpa gradasi
Chiaroscuro, pada lukisan untuk mendapatkan bentuk seringkali dipakai tehnik
peralihan gelap terang (gradasi). Dan tehnik ini dikembangkan oleh para seniman
Rennaissance seperti Leonardo da Vinci. Seniman-seniman Baroque kemudian
melanjutkannya dengan tehnik iluminasi, pencahayaan untuk mendramatisir gambar
yang sanggup membentuk volume, meski dengan sedikit saja terang dari satu sumber
cahaya. Sementara Rembrandt, pelukis asal Belanda lebih menggunakan pencahayaan
untuk efek psikologis dari subyeknya.
Dalam senirupa modern, kegiatan gelap terang banyak diambil alih oleh tehnik
fotografi. Seni grafis masa kini juga banyak memanfaatkan tehnik fotografi tersebut
untuk mencapai gradasi dan nuansa gelap terang. Seniman menggunakan tehnik gelap
terang untuk mencapai kontras suatu bentuk. Seperti pada karya grafis (woodcut) bisa
dikatakan memanfaatkan tehnik kontras untuk mencapai bentuk yang diinginkan
(chiaroscuro woodcut). Kontras yang paling sederhana adalah silhouette, mirip
bayangan tubuh yang diterpa sinar pada jendera.
Fungsi gelap terang (value):
1. Unsur value pada karya senirupa memberikan nilai ekspresi, misalnya untuk
menampilkan kesan dramatis pada lukisan, seperti pada tema peperangan dengan
ungkapan gelap terang.
57 Universitas Kristen Petra
2. Unsur value pada karya senirupa memberikan nilai emosi, misalnya cahaya yang
membus jendela kaca patri yang menimbulkan suasana khidmat pada interior
masjid atau gereja.
3. Unsur value pada karya senirupa memberikan kesan trimatra atau plastis pada
benda yang diterpa oleh cahaya seperti pada bangunan dan benda. Dalam hal ini
value dapat memperkuat sifat benda trimatra.
3.1.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape dan Space)
Bentuk merupakan sebuah representasi abstrak, sebuah garis imajinasi yang
menggambarkan suatu objek di dalam hubungannya dengan latar belakang, karakter 3
dimensi yang terbentuk seperti bola, balok, piramid, kepala manusia, dan lainnya.
Sedangkan ruang merupakan aspek negatif dari sebuah bentuk. Ruang dapat dikenali
dengan adanya gelap terang cahaya sehingga objek menjadi suatu bentuk yang
terpisah dari suatu ruang.
Fungsi bentuk:
1. Pada karya senirupa, bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhan praktis, seperti
membuat bentuk kursi untuk diduduki. Dalam hal ini bentuk yang dicipta sesuai
dengan nilai kegunaannya (functional form).
2. Bentuk dicipta sebagai ungkapan (bentuk ekspresi), seperti pada lukisan dan
patung.
Jenis/ sifat bentuk:
1. Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya senirupa yang mengingatkan pada bentuk
mahluk hidup, seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
2. Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang terbatas pada bidang,
bentuk yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar
dan lukisan.
3. Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang memiliki ukuran panjang,
lebar dan tinggi, seperti bentuk patung dan bangunan
4. Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung, mobil.
58 Universitas Kristen Petra
5. Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan, patung.
6. Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung.
Ruang adalah suatu kehampaan tiga dimensional, dimana benda yang ada
mempunyai kedudukan dan arah yang relatif. (Webster). Didalam senirupa dikenal
ruang 2D dan ruang 3D. Ruang dapat dihayati di alam dan pada karya senirupa,
karenanya dibedakan antara ruang alamiah dan ruang yang diciptakan (disengaja atau
tidak disengaja). Contonya adalah sebagai berikut:
1. Ruang alamiah:
Ruang yang terdapat di alam yang dibatasi oleh benda-benda alam dan karena
pengaruh cahaya seperti pada pemandangan alam.
2. Ruang yang diciptakan:
Ruang interior dan eksterior sebuah bangunan yang dapat memberikan suasana
yang dikehendaki, seperti sebuah interior kantor atau gereja.
3. Ruang yang timbul karena penempatan berbagai warna, jarak gelap terang, seperti
pada sebuah lukisan.
Fungsi ruang:
1. Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi), seperti kesan kedalaman, jarak dan
plastisitas pada sebuah lukisan alam.
2. Untuk menekankan nilai ekspresi seperti irama, gerak, kepadatan dan kehampaan,
seperti pada karya arsitektur dan seni patung.
3. Untuk memberikan kesan nilai guna (nilai praktis), seperti ruang pada gelas
(rongga gelas), ruang pada lemari dsb.
Sifat ruang:
1. Ruang terbuka atau ruang tak terbatas, yaitu ruang berada di luar/ di sekeliling
benda, seperti ruang eksterior bangunan yang dapat memberikan kesan keabadian/
kelanggengan.
59 Universitas Kristen Petra
2. Ruang tertutup atau ruang terbatas, yaitu ruang berada dalam batasan benda,
seperti ruang interior bangunan atau ruang patung.
3. Ruang perlambangan, yaitu ruang yang memberikan arti perlambangan kehadiran
ruang, seperti pada pernyataan ruang alam kecil (microcosmos) dan ruang alam
besar (macrocosmos).
4. Ruang gelap terang, yaitu ruang yang timbul karena pengaruh cahaya atau karena
pembubuhan warna, seperti pada lukisan.
3.1.1.4. Pola (Pattern)
Merupakan bentuk dekoratif yang bersifat datar dan tidak memiliki gradasi
gelap terang sehingga menyerupai siluet dan meminimalkan volume objek. Apabila
pola bersifat dekoratif maka hanya bertujuan untuk memperindah seperti pola
dekoratif pada tekstil dapat diaplikasikan dalam bentuk pengulangan atau repetisi
pada suatu bentuk atau desain. Pola umumnya terdapat pada gaya desain Art Nouveau
yang sangat menonjolkan aspek dekoratif yang datar.
3.1.1.5. Tekstur (Texture)
Kualitas permukaan benda yang dapat dirasakan,baik kasar maupun halus, keras
maupun lembut disebut tekstur. Tekstur merupakan elemen desain yang bersifat
ekspresif dan emosional serta menggambarkan cirri khas pelukisnya (Rubin 8).
Tekstur dapat menimbulkan kesan ekspresif, jika tekstur kurang maka gambar
menjadi lemah. Tekstur dapat dihasilkan menjadi berbagai variasi kuat lemah warna
atau arsiran dan juga dapat diperoleh melalui percobaan dengan menggunakan alat-
alat yang ada di sekitar kita secara kreatif. Tekstur dapat berbentuk: seragam (seperti
teknik pointilisme), tekstur yang diperoleh melalui penemuan (penggunaan alat-alat
seperti spons, garam, pasir, yang dicampur dengan cat), serta tekstur yang ekspresif
(terkesan kasar dan unik). Fungsi tekstur adalah untuk memberikan watak tertentu
pada bidang permukaan yang dapat menimbulkan nilai estetik. Misalnya tekstur dari
urat-urat kayu ditonjolkan pada permukaan bidang patung sesuai dengan bentuk
patung.
60 Universitas Kristen Petra
3.1.1.6. Warna (Colors)
Warna merupakan elemen yang bercahaya dari sebuah objek yang memiliki
berbagai kualitas yang memberikan kesan volume dan kompleksitas dari objek
(Wilco 33). Warna dihasilkan dari gelombang cahaya, sejenis radiasi
elektromagnetik, yang terukur dengan satuan mikron. Warna-warna yang dapat kita
lihat berada antara 400-700 mikron, namun ada juga warna-warna yang tidak
terjangkau untuk dilihat karena panjang gelombangnya berada di luar jangkauan kita.
Gambar 3.1. Lingkaran Warna
a. Klasifikasi Warna Berdasarkan Spektrum Warna
1. Warna Primer
Warna-warna dasar terdiri dari merah (magenta red), kuning (lemon yellow) dan
biru (turquoise blue). Warna-warna lainnya merupakan kombinasi dari ketiga
warna tersebut. Warna-warna dasar tersebut dikenal dengan istilah warna primer.
61 Universitas Kristen Petra
Yaitu warna-warna yang tidak dapat tercapai melalui pencampuran warna-warna
lainnya.
2. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan hasil dari percampuran bersama antara berbagai
warna-warna primer, di mana di dalam lingkaran warna dia merupakan lawan dari
warna-warna primer. Warna-warna sekunder yang berada pada posisi yang saling
berlawanan dengan warna-warna primer disebut juga warna-warna komplementer.
3. Warna Tertier
Warna tertier merpakan warna yang berada di antara berbagai warna –warna yang
ada, biasanya ditulis lebih dari satu nama warna, seperti: merah kekuningan, biru
kehijauan.
4. Warna Komplementer
Warna-warna yang saling berlawanan di dalam lingkaran warna merupakan warna
komplementer. Warna-warna komplementer selalu berlawanan secara kontras jika
keduanya tercampur, maka akan dihasilkan warna abu-abu netral. Misalnya ungu
dengan kuning, merah dengan hijau, biru dengan oranye. Warna komplementer
dapat menetralkan intensitas warna yang terlalu kuat.
5. Warna Analogus
Warna-warna yang mempergunakan terang gelap dan intensitas dari warna yang
terdekat, misalnya kuning kehijauan, kuning oranye (dominasi kuning). Sekalipun
lebih berwarna dari monochromatic, namun warna analogus juga menciptakan
keharmonisan dan suasana hati yang tenang karena hubungan yang dekat antara
warna-warna yang dipakai.
b. Klasifikasi Warna Berdasarkan Gambar/Ilustrasi
1. Warna Monochrome
Warna yang menambahkan maupun mengurangi intensitas dari satu warna saja.
Gambar yang hanya memiliki satu warna (monochrome), warna yang
kedalamannya tergambarkan pada kualitas warna gelap ataupun terang. Gambar
monochrome tidak merepresentasikan kenyataan atau realitas yang ada, namun
62 Universitas Kristen Petra
mengidentifikasikan sebuah keseimbangan antara cahaya dan juga gelap dari
sebuah objek, bukan warna-warni objek yang sesungguhnya ataupun gradasi dari
berbagai warna-warni tersebut. Gambar monochrome memberikan kesan volume
dari sebuah warna, memberikan kesan kelonggaran dan kebebasan dari
pengamatnya untuk memiliki imajinasi tentang objek gambar serta partisipasi di
dalam memahami objek.
2. Warna Polychrome atau Optical Color
Warna yang menggunakan banyak kandungan warna yang dicampurkan, tidak
semata-mata menambah intensitas dan kuat lemahnya seperti halnya
monochromatic. Polychrome membuat objek menjadi lebih realis dan ekspresif
sebab percampuran warna didasarkan kepada warna-warna yang sesungguhnya
dilihat.
c. Klasifikasi Warna Berdasarkan Sensasinya
1. Warna-warna panas (hot). Termasuk antara lain: warna merah, kuning dan
pencampuran-pencampuran di antaranya.
2. Warna-warna dingin (cold). Termasuk antara lain: biru dan juga hijau serta
kombinasi-kombinasi di antaranya.
3. Warna-warna netral (neutral). Termasuk di antaranya yaitu: putih, abu-abu dan
juga hitam.
d. Klasifikasi Warna Berdasarkan Karakteristiknya
1. Warna positif atau aktif: kuning, merah, kuning kemerahan (oranye) dan juga
merah kekuningan. Warna-warna ini memberikan kesan sifat dan karakter yang
aktif.
2. Warna negative atau pasif: biru, biru kemerahan, merah kebiruan. Warna-warna ini
mengidentifikasikan kegelisahan, kepatuhan, kegairahan, pemikiran yang lemah
lembut.
63 Universitas Kristen Petra
e. Klasifikasi Warna Berdasarkan Kualitasnya
1. Hue: yaitu posisinya di dalam lingkaran warna , mengacu dari nama-nama warna-
warna tersebut (misalnya: biru, merah, kuning). Hue merupakan kualitas yang
membedakan antara warna satu dengan warna yang lainnya atau keunikan masing-
masing warna.
2. Chroma: kekuatan dan kelemahan warna, mengacu kepada intensitas warna,
misalnya warna kuning memiliki intensitas warna yang kuat sedangkan warna
ungu kurang kuat intensitasnya.
3. Value: kualitas warna, terang atau gelap bila dibandingkan dengan hitam dan
putih. Penambahan warna hitam dapat menyebabkan warna menajdi gelap,
sedangkan penambahan warna putih dapat menyebabkan warna menjadi lebih
muda dan terang. Value warna dapat dibedakan menjadi:
Tint, warna dengan value tinggi, warna-warna yang dianggap lebih ringan dan
terang oleh karena tambahan warna putih.
Shade, warna dengan value rendah, warna-warna yang dianggap lebih berat
dan gelap oleh karena tambahan unsur hitam.
Untuk mencapai suatu target value tertentu dari sebuah warna, sangat dipengaruhi
dari warna-warna sekitarnya. Warna-warna yang saling berdampingan dapat
mempengaruhi bentuk objek dan juga penampilan warna itu sendiri dengan
memperbandingkan apakah warna tersebut lebih terang atau gelap dibandingkan
denganwarna yang mendampinginya.
f. Klasifikasi Warna Berdasarkan Maknanya
Warna seperti halnya kata-kata, memiliki makna-makna tertentu. Warna biru
tentunya memiliki makna yang berbeda dengan warna merah maupun kuning. Warna-
warna yang ditangkap oleh mata kita seperti halnya suara yang didengar oleh telinga
kita. Oleh karena itu terjadi sebuah standar warna yang diklasifikasikan berdasarkan
atas makna-makna simbolik dan persepsi individu terhadap warna. Anne Dameria
dalam bukunya Color Basic mengatakan bahwa tanpa disadari seriap orang memiliki
pengalaman tertentu dalam mengasosiasikan suatu warna. Seseoran gyang memiliki
64 Universitas Kristen Petra
pengalaman trauma dengan darah akan mengasosiasikan warna merah identik dengan
darah dan kesakitan, sementara orang yang lain mengasosiasikan warna merah
dengan sekuntum mawar yang pernah diberikan oleh kekasihnya. Oleh sebab itu
dapat diklasifikasikan makna warna beserta psikologinya, antara lain:
Merah: Berani, penuh semangat, agresif, memicu emosi, dan menarik perhatian.
Secara positif, warna merah mengandung arti hidup, cerah, pemimpin, cinta, gairah,
berani, kuat, agresif, merdeka, kebebasan, dan hangat. Negatifnya adalah punya arti
bahaya, perang, darah, anarki, panas, emosi yang meledak dan tekanan. Merah identik
dengan rona buah apel, kelopak mawar, warna darah dan panasnya nyala api sehingga
berasosiasi pada sesuatu yang membangkitkan selera, kegairahan, emosi,
menggelegak, dan semangat yang membara. Merah banyak digunakan sebagai
lambagn keberanian, kekuatan, sensualitas dan bahaya. Merah sangat ekspresif dan
dinamis dalam mempresentasikan cinta dan kehidupan. Dalam lingkaran warna.
Merah adalah warna paling panas dan memiliki gelombang warna paling panjang.
Sehingga warna inilah yang paling cepat tertangkap mata. Itu sebabnya merah
biasanya merupakan warna pertama yang dikenali anak-anak sekaligus emnjadi
warna yang paling menarik bagi mereka.
Merah Muda (Pink): Warna yang dapat memberikan suasana berbeda-beda
tergantung pada intensitasnya, tetapi kecenderungannya mengarah kepada
kelembutan dan romantis. Pink terlihat sebagai warna yang enerjik, terlihat muda dan
menciptakan perasaan yang lembut dan bebas. Pink dengan mudah menggambarkan
permukaan material yang halus lembut. Pink identik dengan wanita atau karakter
feminism. Warna pink terutama pink yang mengandung banyak warna putih atau tint
menggambarkan kelembutan, kehalusan, rasa sensitif dan romantis. Warna pink juga
diambil sebagai warna logo untuk kanker serviks.
Kuning: Menciptakan perasaan optimis, percaya diri, pengakuan diri, akrab, dan
lebih kreatif ditambah lagi kuning juga memberikan kesan segar, cepat, jujur, adil,
tajam, cerdas. Kuning juga dapat merugikan kita karena menyampaikan pesan
perasaan ketakutan, kerapuhan secara emosi, depresi, kegelisahan, dan keputusasaan
selain itu juga kuning negatif memberikan efek murah atau tidak ekslusif, sinis, kritis.
65 Universitas Kristen Petra
Pilihan warna kuning yang tepat dan penggunaan yang sesuai akan mengangkat
semangat kita dan lebih percaya diri. Kuning merupakan sebuah warna yang cocok
dipakai untuk penjualan atau dalam pameran karena lebih menarik mata
dibandingkan dengan warna lain. Kuning adalah warna matahari, sumber energy dan
sumber cahaya alam di bumi. Cerahnya bias sinar matahari pagi dengan latar langit
yang biru adalah suasana yang terekam dalam ingatan kita ketika mengasosiasikan
warna ini. Begitu pula dengan segarnya warna jeruk lemon. Sebagai salah satu warna
primer, kuning adalah warna dengan efek yang kuat, sehingga secara psikologis
warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal yang membutuhkan motivasi dan
menaikkan mood.
Oranye: berarti muda, kreatif, keakraban, dinamis, persahabatan. Sedangkan
oranye yang bersifat negative berarti dominan, arogan. Orange bukan merupakan
warna yang serius, umumnya lebih disukai oleh orang-orang berkepribadian terbuka.
Dalam lingkaran warna, oranye berada di tengah-tengah antara warn-warna merah
dan kuning. Oranye meruoakan warna yang paling hangat karena memiliki energi dua
warna: merah yang panas dan kuning yang hangat-lembut. Warna ini menebarkan
energi, menghangatkan hati, sekaligus memancarkan keceriaan. Dalam kehidupan
sehari-hari warna oranye juga diasosiasikan pada kehangatan alam, khususnya warna
khas sore pada saat matahari terbenam di iklim tropis. Dari sisi psikologi, oranye
merupakan lambang persahabatan. Warna ini dapat memecah kekauan dan
menciptakan rasa akrab. Pada otak manusia, oranye merangsang kreativitas dan gaya
cipta, sehingga cocok diaplikasikan untuk ruang kerja bagi merekan yang berprofesi
di dunia desain dan seni.
Hijau: berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan kemudaan. Unsur negatif
warna ini di antaranya memberi kesan pencemburu, licik, terasa jenuh, serta dapat
melemahkan pikiran dan fisik. Di dalam sejarah China, warna hijau adalah warna
perempuan. Lain dengan budaya muslim, yang menganggap warna hijau adalah
warna yang suci. Warna untuk perdamaian juga hijau. Hijau positif melambangkan
sensitive, stabil, formal, toleran, harmonis, keberuntungan. Warna hijau negatif
melambangkan pahit. Warna hijau adalah warna yang langsung mengasosiasikan kita
66 Universitas Kristen Petra
akan pemandangan alam. Hijaunya pepohonan yang teduh, segarnya rumput, sawah
adalah sebagian besar imajinasi yang pada umumnya tercipta pada saat mengingat
warna hijau. Asosiasi terhadap warna bukan hanya secara visual, tetapi juga indera
yang lain terutama penciuman dan rasa. Ketika memvisualkan warna hijau seketika
itu juga terbayabg segarnya udara pagi dan sejuknya hawa pegunungan. Oleh karena
itu hijau sangat tepat untuk merefleksikan kesegaran dan relaksasi.
Biru: Melambangkan intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan,
pengabdian, seorang pemikir, konsistensi, dan dingin. Selain itu, dapat memicu rasa
depresi dan ragu-ragu. Biru gelap akan membantu berpikir tajam, tampil jernih, dan
ringan. Biru muda akan menenangkan dan menolong berkonsentrasi dengan tenang.
Terlampau banyak biru akan menimbulkan rasa terlalu dingin, tidak akrab, dan tak
punya emosi atau ambisi. Biru positif melambangkan kebenaran, kontemplatif,
damai, intelegensi tinggi, meditatif. Biru negatif melambangkan emosional,
egosentris, racun. Banyak orang beranggapan bahwan warna biru adalah warna yang
dapat memberikan inspirasi dan biasanya warna tersebut cocok untuk situs web,
kemasan produk atau kartu identitas perusahaan dan untuk hal-hal penting lainnya.
Biru yang memberikan ketenangan juga merupakan pilihan yang tepat untuk area
yang membutuhkan konsentrasi atau suasana meditasi. Untuk alasan ini sekarang
banyak rumah sakit., pada tembik kamar operasi menggunakan warna biru.
Ungu: Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian, artistik, personal, mistis,
spiritual dan kebenaran. Ungu mampu menunjang kegiatan bermeditasi dan
berkontemplasi. Kemerosotan, angkuh, sombong, diktator dan mutu yang jelek
adalah sifat-sifat negatif warna ini. Ungu dapat mempunyai banyak arti dari eksan
sederhana sampai agung tergantung banyaknya sebagai latar belakang yang
digunakan. Ungu merupakan warna yang unik karena karakternya berubah-ubah
begitu drastis tergantung intensitas yang dimilikinya. Warna ungu tua dengan
intensitas penuh berkarakter misterius, mistis, dalam dan angkuh. Sebaliknya warna
ungu muda pastel justru digemari oleh mereka yang berjiwa unik seperti paranormal,
desainer, entertainer dan mereka yang memiliki kemampuan artistic yang tinggi.
Warna ungu yang elbih didominasi warna merah adalah warna yang kuat dan
67 Universitas Kristen Petra
mencerminkan kemuliaan, keagungan dan kemewahan sehingga warna ini banyak
dipakai dalam simbol kerajaan. Sedangkan warna ungu yang cenderung ke biru
memiliki karakter yang hikmat dan banyak dipakai untuk melambangkan dukacita,
agama atau sesuatu yang sakral.
Putih: Warna murni, suci, steril, bersih, sempurna, jujur, sederhana, baik, polos
dan netral. Warna putih melambangkan malaikat dan tim medis. Warna ini juga bisa
berarti kematian karena berkonotasi kehampaan, hantu, monoton, kaku dan kain
kafan. Putih adalah warna yang melambangkan kesucian. Karena itulah, warna putih
sering digunakan untuk acara-acara yang bersifat sakral seperti pernikahan atau acara
ibadah keagamaan. Secara psikologis, putih melambangkan kejujuran, ketulusan dan
juga keikhlasan. Warna ini juga mengasosiasikan kita terhadapa rasa bersih atau
higienis dan klinis. Putih membuat suatu produk terlihat jernih dan bersih. Untuk
produk bayi atau produk yang berhubungan dengan kebersihan pribadi dan kesehatan
putih merupakan pesan yang bagus untuk ditampilkan karena mengasosiasikan rasa
higienis. Putih juga sering diasosiasikan sebagi sesuatu yang dingin seperti salju.
Abu-abu: Bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, dan seimbang. Warna abu-abu
juga mengandung arti lamban, kuno, lemah, kehabisan energi, dan kotor. Karena
warnanya tergolong netral atau seimbang, warna ini banyak dipakai untuk warna alat-
alat elektronik, kendaraan, perangkat dapur, dan rumah. Warna abu-abu dilihat
sebagai warna “aman” dan sopan. Warna ini tidak akan membuat sebuah produk
terlihat kuno karena warna ini selalu trendi. Warna abu-abu tidak bersifat dominan
dan apabila dipadukan dengan warna lain, warna ini akan menjadi warna latar
belakang. Warna abu-abu cocok dipadukan dengan warna apapun, khususnya dengan
warna yang lebih kuat. Misalnya dengan warna merah, oranye, hijau, ungu, dan
seterusnya.
Hitam: Berkesan elit, elegan, memesona, kuat, agung, teguh, kuat, kreativitas,
magis, idealis, fokus dan rendah hati. Kesan negatifnya adalah hampa, sedih,
ancaman, penindasan, putus asa, dosa, kematian, atau bisa juga penyakit, terlalu kuat,
superior, merusak, menekan. Tak seperti putih yang memantulkan warna, hitam
menyerap segala warna. Dengan hitam, segala energi yang datang akan diserap.
68 Universitas Kristen Petra
Walau mampu memesona dan berkarakter kuat, tapi banyak orang yang takut akan
"gelap". Warna hitam berkonotasi gelap. Hitam dapat menggambarkan keheningan,
kematangan berpikir dan kedalaman akal yang menghasilkan karya. Terutama karya-
karya yang bernilai seni. Tak heran jika para seniman, seperti pelukis, penyair dan
pelakon teater juga menggemari warna ini. Demikian juga mereka yang
berkecimpung di dunia desain seperti para arsitek, desainer dan fotografer. Bagi para
penggemar mode, warna hitam adalah warna yang abadi, selalu terlihat modern dan
gaya. Hitam juga sangat digemari sekaligus menampilkan kesan elegan dan mewah.
Coklat: warna coklat dihubungkan dengan kesederhanaan dan abadi. Coklat sangat
identik dengan warna tanah dan warna kayu, sehingga penggunaan warna coklat
memberi perasaan dekat dengan lingkungan alam seperti halnya hijau. Namun
berbeda dengan hijau yang sejuk, coklat lebih memiliki karakter yang hangat. Karena
itulah panduan warna kecoklatan sering dipilih sebagai warna utama dari rumah.
Coklat juga merupakan salah satu warna netral sehingga warna ini dapat dengan
mudah diterapkan untuk seluruh ruangan, terutama melalui material kayu dan
material alami lainnya. Cokalt berdekatan dengan hal-hal yang bersifat alamiah.
Coklat juga merupakan warna yang mencerminkan tradisi segala sesuatu yang berbau
kebudayaan. Rempah-rempah, ukiran kayu yang cantik, kain batik yang klasik
dengan perhiasan emas dan keindahan latar bangunan-bangunan tua adalah visualisasi
lain dari warna ini
Warna Lembut: warna lembut yang dimaksud di sini adalah warna merah muda,
biru muda, hijau muda. Warna lembut mempunyai sifat cenderung menunjukkan sifat
kewanitaan yang mendalam.
Warna Pastel: warna yang termasuk pastel adalah warna-warna krem, cokelat
muda, putih susu, hijau kaki, dan kuning gading. Warna pastel mempunyai sifat
cenderung menunjukkan sifat kejantanan yang lembut atau mendalam.
3.1.2. Tinjauan Tentang Tipografi
Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi
verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi
69 Universitas Kristen Petra
dalam sebuah media visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis
dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan
nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir
yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi
bentuk-bentuk visual.
Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata.
Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa
diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, sertainteraksi
huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya.
Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa
kejayaan kerajaan ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang
berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan
diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa
dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F,
G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z
ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari
bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan
sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe
Systems merilis Postscript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft
Corporations mengeluarkan TrueType Font. Postscript Font dan TrueType Font
adalah huruf elektronik atau yang disebut font. Huruf digital sesungguhnya berupa
bahasa komputer yang berfungsi menerjemahkan kode-kode untuk menghasilkan
tampilan bentuk huruf yang sempurna baik di layar monitor amupun pada saat
pencetakan. Saat ini dapat ditemukan bergam jenis huruf digital yang digunakan
dalam program komputer.
3.1.2.1. Anatomi Huruf
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang
menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf „m‟ dengan „p‟ atau „C‟
70 Universitas Kristen Petra
dengan „Q‟. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara
komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari
Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal
dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada „pattern seeking‟ dalam perilaku
manusia. Setiap bagian dari sebuah gamabar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai
komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan
bahwa untuk mengenal atau „membaca‟ sebuah gambar diperluakan adanya kontras
atara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatis yang disebut dengan
ground.
3.1.2.2. Jenis - Jenis Huruf
Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh
James Craig , antara lain sbb :
1. Roman:
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-
garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan
feminin.
2. Egyptian:
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi
seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang
ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.
3. Sans Serif:
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki
sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir
sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer
dan efisien.
71 Universitas Kristen Petra
4. Script:
Huruf script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau
pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah
sifast pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous:
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki
adalah dekoratif dan ornamental.
Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah
karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti
misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis
huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis
huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter
minyak wangi dan wanita.
3.1.3. Tinjauan Unsur Komposisi
3.1.3.1. Penataan Layout
a. Komposisi secara Umum (Vertikal-Horisontal)
Bentuk yang paling umum untuk mengkomposisikan adalah pada bidang
gambar berbentuk segi empat panjang di amna terdapat dua sisi memanjang dan dua
sisi pendek, baik mendatar maupun tegak. Namun subjek dari gambar tersebut yang
umumnya menentukan bentuk dari bidang yang dikehendaki, misalnya untuk
penggambaran pemandangan alam atau landscape, maka umumnya bidang berbentuk
datar dan memanjang atau horizontal sedangkan bagi lukisan potret atau potret berdiri
maka bentuk yang sesuai adalah vertical atau persegi panjang yang berada pada
posisi tegak. Hal ini disebabkan, gambar potret yang berdiri membutuhkan persegi
panjang yang tegak dan tinggi sedangkan beberapa pemandangan alam atau
landscape yang lebar dapat menjadi semakin berkesan dramatis pada bidang yang
juga lebar.
72 Universitas Kristen Petra
Pada penggambaran portrait, maka posisi yang umum yaitu tampak depan
atau badan agak menyamping namun wajah menghadap ke depan, tipe penggambaran
ini banyak dijumpai pada lukisan klasik dan kuno. Bebrapa lukisan portrait,
penggambaran wajahnya agak menyamping ke kiri atau kanan dari garis tengah
namun tetap memberi kesan frontal. Komposisi demikian terkesan aman karena tidak
mengambil resiko di dalam mengambil tata letak.
b. Perkembangan Komposisi
Komposisi tersebut banyak dilanggar untuk mencapai bentuk yang lebih
menarik. Komposisi yang beraneka ragam terjadi sejak ditemuaknnya kamera
sehingga orang mulai berani melakukan manipulasi komposisi (Raynes 90). Hal ini
dapat dilakukan dengan permainan grid sebagai garis bantu sehingga objek dapat
berada pada tempat yang unik namun juga menarik dan seimbang. Sekarang banyak
dijumpai penggambaran objek yang terpotong, terletak di sisi paling kanan atau kiri.
Umumnya pengaturan komposisi tersebut tetap menggunakan elemen-elemen untuk
menjaga keseimbangan gambar, seperti bayangan, subjek pembantu, latar belakang,
pewarnaan, gradasi, dan sebagainya.
c. Warna dalam Komposisi
Kuat lemahnya warna juga sangat berpengaruh dalam komposisi yang menarik.
Warna-warna netral serta area yang bertekstur datar cenderung mengurangi berat dari
sebuah komposisi. Sebuah area bidang yang sangat luas dapat diseimbangkan dengan
area yang sempit dengan menggunakan warna yang berintensitas kuat dan kontras
tinggi. Misalnya background yang gelap dan polos, mempunyai efek
mengkonsentrasiakn perhatian secara frontal pada wajah atau figure subjek yang
dilukis. Kesan kompoisi seperti ini bersifat formal dan tradisional.
Namun warna background tidak selalu disajikan secara polos, namun dapat
dengan detail walaupun tetap memusatkan perhatian terhadap subjek utama yang
dianggap menonjol. Penggambaran background yang detail dapat dipergunakan
untuk menggambarkan situasi dan suasana yang ada di sekitar objek. Namun
73 Universitas Kristen Petra
demikian untuk menimbulkan kesan yang tidak terlalu berat, maka umumnya
diberikan ruang negatif (misalnya warna pucat atau putih) pada gambar. Pembuatan
background yagn detail tersebut juga dapat menonjolkan dan menimbulkan
ketertarikan terhadap subjek utama, misalnya denganmenggunakan elemen pembantu
seperti bunga, detail motif pakaian, topi, dan sebagainya yang justru membantu
membuat objek tampak lebih nyata dan menambah kesan dramatis.
3.1.3.2. Tinjauan Teori Perspektif Sederhana
Perspektif adalah hukum yang memprediksi dan menjelaskan tentang ragam dan
cara suatu objek yang tampak semakin berkurang dan semakin kecil ukurannya saat
objek tersebut berada pada jarak yang jauh dari pengamat (Raynes 18). Basis dari
semua perspektif adalah titik terang dari semua garis paralel pada horizon. Horizon
adalah batas di amna mata kita melihat terjauh kaki langit atau tepi langit. Hukum
perspektif yaitu semua garis parallel atau sejajar yang tampak akan menuju pada
sebuah titik yang sama. Aspek penting lainnya yaitu objek-objek yang berjarak sama,
tampak semakin mengecil hingga mendekati horizon. Jarak antara objek yang
berjarak sama tersebut dilakukan secara konstan.
Pengamatan yang dilakukan terhadap objek yang salah satu atau beberapa
sisinya berbentuk datar dan lurus pada posisi tertentu menyebabkan titik lenyapnya
berada pada dua sisi (dua titik lenyap), maka salah satu titik lenyap berada pada
pengamatan sedangkan sisi kedua akan menuju jauh kepada titik lainnya pada
horizon, bahkan di luar dari bidang gambar (misalnya: penggambaran perspektif
sebuah meja dan kursi). Lingkaran yang berada pada perspektif akan disebut sebagai
elips. Lingkaran-lingkaran dimulai dari yang berukuran sangat datar atau juga
mendekati bentuk lingkaran, didasarkan pada tingkat pengamatan mata (misalnya
tutup dari sebuah kaleng, dan sebagainya).
3.1.3.3. Tinjauan Teori Tata Cahaya
Pencahayaan di dalam gambar berkaitan dengan aspek kualitas atau terang-
gelap (value) karena aspek cahaya menentukan kualitas gradasi suatu objek. Dengan
74 Universitas Kristen Petra
tekanan gelap dan terang maka dapat dicapai bentuk tiga dimensi. Elemen-elemen
dari cahaya yang menentukan skala gradasi antara lain (Mendelowitz dan Wakeham
84):
a. Highlights (cahaya maksimum) atau bagian dari objek yang memiliki warna paling
ringan atau paling terang dibandingkan dengan bagian lainnya dan biasanya
muncul dari permukaan yang paling halus dan mengkilap. Highlights merupakan
bintik sinar yang kuat dan mengena pada bagian puncak yang menghadap ke arah
sumber cahaya.
b. Lights (cahaya) dan shadow (bayangan) merupakan kualitas gelap terang yang
paling luas areanya, berada di antara highlights dan juga pusat bayangan.
c. Core of The Shadow (pusat bayangan) yaitu area di mana konsentrasi bayangan
paling gelap, posisinya paralel dengan sumber cahaya, pusat bayangan tidak
menerima penerangan.
d. Reflected Light (pantulan cahaya) yaitu area di mana cahaya dipantulkan kembali
dari permukaan yang tidak seberapa jauh, berfungsi sebagai pengisi dan membuat
objek semakin jelas bentuknya.
e. Cast Shadow (pantulan bayangan) yaitu bayangan yang terjadi dari objek pada
bidang yang berdekatan, biasanya lebih gelap daripada pusat bayangan.
Berbagai jenis pencahayaan di dalam membuat gambar ilustrasi antara lain:
1. Cahaya natural (Outdoor)
Penggambaran subjek yang ditimpa cahaya langsung dari matahari memiliki
kesulitan tersendiri karena dipengaruhi oleh banyak musim, warna dan arah dari
cahaya serta daerah bayangan yang terjadi secara konstan mengalami perubahan
sejalan dengan waktu. Hal ini menyebabkan, pada saat terjadi perubahan cahaya
maka pola cahaya yang menimpa subjek dan juga bayangannya, mengalami
perubahan. Namun demikian penggambaran subjek yang langsung tertimpa cahaya
ini, terkesan menarik dan menimbulkan kesan kontras serta suasana tertentu.
75 Universitas Kristen Petra
2. Cahaya Membaur (Indoor)
Pencahayaan dalam ruangan dianggap bersifat ideal karena cahaya tidak langsung
mengena (dari atas) sehingga pewarnaan yang diakibatkan oleh cahaya tersebut
menjadi halus dan membaur serta tidak mudah mengalami perubahan.
Pencahayaan seperti ini tidak memiliki bayangan yang bertepian kontras seperti
halnya dengan cahaya natural sehingga gambar tidak terlalu kuat dan menonjol.
Pencahayaan menjadi tampak emrata dan mendominasi secara mayoritas dari
lukisan atau gambar. Namun demikian, bila subjek ditimpa oleh cahaya langsung
dari atas, maka bayangan hamper tidak ada dan penggambaran menajdi datar. Oleh
karena itu maka pewarnaan jenis ini mempergunakan berbagai macam penekanan
baik teranng maupun gelap. Umumnya penggunaan dari pencahayaan ini akan
semakin menonjol dan baik apabila penggunaannya pada wajah yang berwarna
pucat serta rambut berwarna hitam karena selain pewarnaan wajah tidak gelap juga
garis wajah dapat semakin menonjol oleh karena rambut hitam yang berada di
sekitar wajah.
3. Cahaya Latar Belakang (Background Light atau Against Daylight)
Teknik ini menggunakan pencahayaan di belakang model serta menggunakan
pantulan cahaya untuk membuat objek tampak menonjol. Tampilan pencahayaan
yang gemerlap dari teknik ini, disebabkan oleh kombinasi dari warna yang halus
dengan pinggiran subjek yang terang atau banyak pantulan cahaya dari belakang.
Pencahayaan ini banyak ditemui melalui pantulan cahaya matahari yang memiliki
banyak cahaya yang dipantulkan pada bagian belakang dari subjek sehingga figur
subjek menjadi menonjol, misalnya objek yang berada di depan jendela yang
memantulkan cahaya matahari. Namun demikian penggambaran menjadi terkesan
menyilaukan dan sulit untuk mengamati bagian depan objek secara nyaman karena
detail yang suram dan kurang mendapat cahaya dibandingkan dengan daerah
oinggiran objek. Oleh karena itu keberadaan reflektor sangat diperlukan untuk
mengimbangi pencahayaan yang kontras tersebut. Dengan pantulan cahaya
tersebut maka subjek akan memiliki kanduangan warna hangat maupun dingin
pada saat yang sama.
76 Universitas Kristen Petra
4. Cahaya Buatan (Artificial Light)
Cahaya buatan berasal dari sumber cahaya selain matahari seperti pencahayaan
lampu, baik lampu tunggal maupun lampu laser yang umumnya dipergunakan di
panggung dan konser music. Keuntungan dari pencahayaan lampu elektrik yaitu
cahaya yang disorotkan tidak terlalu berlainan arah dan juga refleksi tampak kuat
dan tegas. Namun kekurangannya yaitu pencahayaan ini menghasilkan cahaya
yang terlalu keras dan bayangan yang jelas dan kontras sehingga menghilangkan
karakteristik dan detail objek. Namun demikian untuk memperoleh cahaya yang
lebih lembut dan natural, cahaya buatan dapat lebih mudah untuk direfleksikan
pada dinding yang berwarna terang atau langit-langit di atas subjek gambar.
Penggunaan lampu yang semakin besar maka cahaya akan menjadi semaking
lembut, seperti penggunaan lampu softbox pada teknik pencahayaan fotografi atau
paying reflektor.
3.1.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi
Ilustrasi pada jaman sekarang dibedakan dari lukisan akibat timbulnya berbagai
pergerakan seni yang semakin lama semakin modern. Dengan banyaknya desainer
dan seniman yang mempergunakan teknik ilustrasi ke dalam karya-karya mereka
yang bergaya pop dan postmodern maka ilsutrasi menjadi bentuk ilustrasi yang
sifatnya kontemporer. Namun yang membuahkan perbedaan adalah pada pergeseran
fungsinya seiring dengan perkembangan jaman. Seni lukis lebih diarahkan pada
perasaan pribadi pelukisnya, bersifat independen dan tidak bergantung pada kepuasan
orang lain. Berlawanan dengan hal tersebut, ilustrasi sekarang diciptakan untuk
tujuan komersial dan reproduksi sehingga gambar dibuat untuk menyukakan hati
klien atau orang lain bahkan dibatasi oleh tenggat waktu pembuatan. Ilustrasi jgua
dituntut untuk dapat dipahami oleh banyak orang yang melihatnya dan seringkali
digabungkan dan dihubungkan dengan teks (artikel, cerita, teks atau copy iklan, dan
sebagainya).
Hal tersebut menyebabkan ilustrasi umumnya diartikan sebagai bahasa visual
yang dapat dihasilkan melalui berbagai media, baik fotografi, bentuk-bentuk huruf,
77 Universitas Kristen Petra
grafik dan diagram (tidak terbatas gambar manual). Gambar ilustrasi merupakan salah
satu cara di dalam memvisualkan sesuatu, namun ilustrasi mempergunakan bentuk
lukisan ataupun gambar sehingga gambar ilustrasi diartikan sebagai bentuk gambar
atau lukisan yang mengkomunikasikan ide, gagasan, pendapat, perasaan dan juga
suatu cerita.
3.1.4.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi Berdasarkan Bidang Kajian
a. Ilustrasi editorial antara lain:
Ilustrasi Buku. Ilustrasi seperti ini dijumpai pada novel-novel, buku-buku bacaan
anak dan orang dewasa, buku-buku olahraga, kartun dan karikatur (politik), dan
sebagainya.
Ilustrasi buku anak-anak banyak bertemakan ilustrasi sehingga ilustrasi sangat
penting karena mampu mengembangkan cerita. Sedangkan ilustrasi surat kabar
dan majalah berkaitan dengan artikel yang diangkat serta bersifat komunikasi
massa, berupa gambar maupun fotografi. Ilustrasi ini juga berbentuk pengisi
ruang-ruang kosong dan berfungsi untuk menarik perhatian pada halaman tersebut.
Ilustrasi juga diperguankan sebgai sampul buku untuk menarik perhatian para
pembeli, baik berbentuk kata-kata maupun gambar yang menggambarkan isi buku
secara efektif. Ilustrasi buku berfungsi untuk menguraikan teks sehingga antara
ilustrasi dan teks saling bergantung dan mendukung.
b. Ilustrasi Periklanan yaitu ilustrasi ditujukan kepada fungsi promosi dan pemasaran
dan mempengaruhi ketertarikan konsumen. Ilustrasi periklanan meliputi:
Ilustrasi Fashion, dapat berbentuk fotografi maupun gambar memiliki tujuan
sebagai bentuk laporan dan berita sekitar fashion maupun mempromosikan dan
menjual produk-produk fashion.
Ilustrasi Produk, berfungsi untuk menggambarkan produk apapun yang diproduksi
dan ditawarkan kepada konsumen serta bertujuan menggambarkan produk
semenarik mungkin.
Ilustrasi Pariwisata, ilustrasi yang umumnya menggambarkan pemandangan alam,
arsitektur dan figur-figur tertentu di daerah yang dipromosikan.
78 Universitas Kristen Petra
c. Ilustrasi Medis, ilustrasi ini berkaitan dengan pengetahuan kedokteran sehingga
illustrator ditunutut memiliki pengetahuan kedokteran di samping untuk
memvisualkan.
d. Ilustrasi Ilmiah, ilustrasi ini bertujuan untuk menggambarkan material-material
tertentu yang membutuhkan ketepatan, kejelasan dan kerapian seperti bangunan
dan arsitektur bentuk-bentuk geometri lainnya.
3.1.4.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi
Berdasarkan sifat dan fungsinya, gambar ilustrasi dapat dibedakan menjadi
(Mendelowitz dan Wakeham 6):
a. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk menjelaskan keadaan yang dilihat, baik
berupa sketsa kasar serta garis-garis yang cepat maupun gambar yang detail,
contoh: sketsa cepat atau bahkan photo realism (mirip foto karena detail yang
akurat).
b. Gambar ilustrasi yang memvisualkan apa yang diimajinasikan, yaitu
menggambarkan objek atau keadaan yang tidak ada di dalam kenyataan.
Visualisasinya dapat berupa penggambaran yang mewakili sesuatu bahkan dalam
bentuk abstrak. Contoh: gaya surrealism (Salvador Dali) yang memberikan
penggambaran seperti fantasi dan mimpi.
c. Gambar ilustrasi yang memvisualkan suatu ide dan konsep, misalnya dalam bentuk
simbolisasi. Gambar Ilustrasi yang tidak hanya sekedar menekankan permasalahan
teknik dan kemampuan namun menuntut kedalaman isi yang digambarkan. Tipe
penggambaran ini menghadirkan sudut pandang, perasaanm dan emosi, interpretasi
dan ekspresi orang yang menggambarnya (Ekspresif).
d. Gambar Ilustrasi yang berfungsi untuk menghias atau sebagai unsur dekoratif yang
mengisi komposisi atau bidang yang ada sehingga memberikan daya tarik besar
dan memenuhi kepuasan estetis pengamatnya.
e. Gambar Ilustrasi yang menjelaskan atau berfungsi sebagai jembatan didalam
pemahaman terhadap bahasa verbal. Biasanya ilustrasi dan verbalisasi
berdampingan dan saling mendukung serta mengarahkan pembaca sesuai dengan
79 Universitas Kristen Petra
keinginan penulis. Ilustrasi dapat memperluas cerita dan mempermudah
pemahaman atas sesuatu yang abstrak.
3.1.4.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi Berdasarkan Alat
Sarana ataupun perlengkapan yang dipergunakan antara lain:
a. Perlengkapan Sketsa, yang meliputi: pensil 2B dan HB, charcoal atau pensil arang,
bolpoin dan penghapus pensil. Pensil ini menunjang di dalam menciptakan garis-
garis bantu yang bersih dan tipis sebelum mewarnai. Penggunaan charcoal atau
pensil arang di dalam pembuatan sketsa memudahkan untuk diaplikasikan namun
juga untuk dihapus. Charcoal bermanfaat untuk memberikan kesan dramatis,
berupa arsiran yang kuat dan gelap. Penghapus berfungsi untuk mengoreksi
kesalahan tanpa merusak permukaan kertas sedangkan bolpoin dapat digunakan
untuk menghasilkan garis-garis yang beragam ketebalan dan dipergunakan untuk
membuat outline namun sukar untuk dihapus.
b. Perlengkapan Warna. Pewarnaan mempergunakan berbagai macam sarana: cat air,
cat minyak, pensil berwarna, crayon, pastel, dan sebagainya.
c. Kertas (untuk cat air, pastel, crayon, sketsa, dan sebagainya) atau kanvas (bagi cat
minyak) dengan berbagai macam ukuran. Bagi cat air, material kertas antara lain:
permukaan yang kasar, cold-press dan hot-press (Rubin 11) yang mengacu pada
bagaimana kertas tersebut mengering. Pada permukaan yang kasar, tekstur lebih
mudah dihasilkan misalnya dengan sistem cat kering (dry brush). Kertas cold-
press berada di antara kasar dan halus, sapuan cat pada media ini lebih halus.
Sedangkan hot-press sangat halus karena di dalam proses pembuatannya ditekan
dengan besi panas. Sapuan cat melekat dan saling mencampur dengan baik, teknik
tekstur dapat dicapai dengan menggunakan kuas karena tidak dapat memanfaatkan
tekstur kertas yang terlalu halus tersebut.
d. Kuas. Macam-macam kuas antara lain: kuas berujung bulat dan datar dengan
ukuran yang beragam pula. Pada kuas yang berujung bulat apabila dalam keadaan
basah, ujungnya dapat meruncing dan baik untuk menciptakan detail serta mampu
menahan cukup banyak air sekaligus cat. Sedangkan kuas berujung datar, tidak
80 Universitas Kristen Petra
dapat menahan air terlalu banyak dan sangat baik apabila dipergunakan untuk
menciptakan efek semburan cat (spatter).
e. Palet dan Air. Palet dipergunakan untuk menghasilkan campuran cat yang
dikehendaki sedangkan air berfungsi untuk menambah ataupun mengurangi
kepekatan campuran tersebut.
3.1.4.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik
Teknik ilustrasi dibedakan menjadi:
a. Fotografi merupakan teknik ilustrasi yang dipergunakan sejak ditemukannya alat
kamera tahun 1665. Fotografi yang dipergunakan sebagai sarana yang merekam
peristiwa penting tanpa memperhatikan unsur estetisnya, disebut juga fotografi
dokumentasi. Sedangkan yang dimaksudkan dalam ilustrasi fotografi yaitu jenis
fotogradi yang sangat memperhatikan aspek estetis sehingga menjadi media
ekspresi keindahan dan seni baru. Jenis fotografi ini disebut sebagai Fotografi
Piktorial. Teknik fotografi ini menjadi semakin meluas sejak ditemukannya
percetakan sehingga peran seniman mulai tergeser oleh fotografi.
b.Manual merupakan teknik gambar yang hanya dihasilkan dengan ketrampilan
tangan dan tidak mempergunakan alat bantu mesin. Penggunaan teknik ini
menyebabkan kekhassn dan keunikan gaya masing-masing seniman atau illustrator,
terungkap di dalam gaya dan ciri khas goresan. Oleh karena itu, maka teknik
amnual dirasakan emmiliki kelebihan dari segi nilai estetiknya dibandingkan
dengan komputer.
c. Komputer merupakan teknik gambar ilustrasi yang berbasis teknologi. Dengan
penggunaan komputer maka teknik manual secara perlahan tergeser oleh karena
sifatnya yang serna otomatis dan terkontrol. Kelebihan komputerisasi yaitu pada
kemampuannya untuk menghasilkan bentuk-bentuk desain yang canggih dan
berlapis-lapis dalam waktu yang relatif singkat seperti: Gaya American New Wave.
Namun demikian, goresan seniman sama sekali tidak terasa nilainya.
d. Kubisme Sintetik atau Kolase atau Collage, Photomontage. Collage berarti
menempel yaitu teknik yang mempergunakan kertas, kain, gambar maupun
81 Universitas Kristen Petra
bermacam-macan benda lainnya yang ditempelkan pada suatu permukaan dan
menjadi satu kesatuan. Gaya gambar ini pertama kali dipergunakan ileh aliran
Kubism. Sedangkan Photomontage, menerapkan prinsip yang sama dengan kolase
namun teknik ini mempergunakan fotografi (Phaidon 504). Photomontage banyak
dipergunakan pada gaya Punk, Surealism, Pop Art, Dadaism.
3.1.4.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Goresan
a. Arsir merupakan teknik yang menggambarkan bentuk dari objek dengan mengisi
daerah yang terkena bayangan sehingga bentuk dari objek dengan mengisi daerah
yang terkena bayangan sehingga volume benda dapat dideskripsikan. Teknik arsir
dapat dibedakan menjadi:
Arsiran garis lurus, antara lain: garis-garis pralel (hatching) yaitu goresan garis
dengan pola sejajar, garis-garis berpotongan (cross hatching) yaitu pola garis yang
memotong garis-garis yang sejajar, garis-garis bervariasi (scribbling) yaitu garis-
garis yang bersifat acak ke segala arah, dapat menambah corak atau warna, bentuk
dan volume.
Arsiran mengikuti bentuk atau melengkung, antara lain: garis-garis kontur (contour
hatching) berupa garis-garis lengkung yang mengikuti perubahan bentuk objek baik
bentuk melingkar maupun perspektifnya, serta garis-garis kontur yang saling
memotong (cross contour hatching) yang mendeskripsikan volume dan detail-detail
benda.
b.Dry-Brush merupakan teknik pembuatan gambar dengan menggunakan sapuan cat
dan kuas setengah kering atau tanpa campuran air, dilakuakn dengan cara
menyapukan kuas ke permukaan kertas yang kasar untuk menghasilkan efek pecah-
pecah. Sehingga sesungguhnya teknik ini sama dengan teknik untuk menghasilkan
tekstur gamabr yang bersifat detail.
c. Blocking atau disebut sebagai pengecatan plakat. Bentuk cat plakat yang modern,
memunculkan gaya gambar yang mengaplikasikan teknik ini, disebut sebagai
Plakatstil. Pewarnaan plakat ini biasanya berkesan datar, sedikit, tanpa gradasi dan
82 Universitas Kristen Petra
umumnya minim ornamen karena bertujuan untuk memusatkan perhatian pada
objek utama yang sederhana.
d. Pointilism atau Texture merupakan teknik menggambar dengan memangaatkan
kualitas permukaan suatu bidang, baik kasar, maupun halus, keras dan lembut.
Teknik ini bersifat ekspresif, representasional dan inovatif karena ditentukan oleh
material, teknik serta kreativitas seniman atau ilustratornya. Bentuk pola tekstur
yang terkenal yaitu gaya pontilism oleh George Seurat. Bidang gambar diberikan
titik-titik warna yang dari kejauhan tampak menyatu. Pada gaya ini, tekstur dapat
mencapai persepsi 3 dimensi yang menggambarkan cahaya,volume dan suasana
melalui pewarnaan kuat dan lemah, bahkan seringkali tidak memperhatikan
penggunaan outline pada objek karena tergantikan oleh bentuk tekstur.
3.1.4.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar
a. Realis merupakan salah satu gaya gambar di mana segala sesuatu digambarkan sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya dalam kehidupan nyata. Realis yang sempurna
dan memiliki kemiripan yang akurat dengan objek aslinya, disebut sebagai
Photorealism atau foto realis karena agak sukar dibedakan dengan foto.
Gambar 3.2. Contoh ilustrasi realis
Sumber: The Artist
83 Universitas Kristen Petra
b. Kubisme analitik merupakan merode menggambar yang ditemukan oleh Pablo Picasso
dan George Braque pada awal abad ke-20. Kubisme wakaupun menggambarkan objek
yang real namun ilustrasinya bersifat abstrak dan geometris, bersifat dua dimensi dan
datar. Bentuk kubisme ini membuat perubahan di dalam gaya gambar dan desain
modern.
3.3. Gaya Kubisme (Pablo Picasso: Woman In Armchair)
Sumber: http://fc.nrsbgym.dk/~lf/menneskekroppen/kub
c. Dekoratif merupakan teknik gambar yang menarik dan penuh ornamen namun tidak
sepenuhnya memiliki kegunaan karena hanya memnuhi fungsi estetis atau sebagai
penghias. Gaya dekoratif ini berkembang sebagai bentuk gerakanyang menghidupkan
kembali ketrampilan tangan manusia dalam seni dan kriya serta menolak kehadiran
industri yang menggunakan tenaga mesin (Adityawan 11). Beberapa gaya gambar
dekoratif yang terkenal yaitu: Victorian, Art and Craft, dan Art Nouveau.
84 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.4. Gaya dekoratif Art Nouveau
d. Kartun merupakan bentuk gambar yang lucu dan menghibur yang disajikan dalam
bentuk gambar maupun tangkaian cerita baik komik atau film animasi. Gambar kartun
lebih banyak diidentikkan untuk konsumen anak-anak karena sifatnya yang lucu dan
kekanak-kanakan oleh karena itu juga sering digambarkan dengan tokoh binatang
karena dianggap dekat dengan anak-anak. Namun demikian, dalam perkembangannya,
kartun juga mulai dibuat bagi remaja dan juga dewasa karena ringan dan menghibur.
Bentuk kenyataan juga tidak proposional. Penggambaran tokoh kartun yang galak
misalnya digambarkan memiliki kepala kecil dan badan yang lebar, sedangkan tokoh
yang imut didasarkan atas bentuk proporsi bayi (Blair 2). Contohnya adalah kucing
yang mempunyai kepala besar, hidung kecil dan badan yang mungil.
85 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.5. Contoh kartun Amerika (Walt Disney: Mickey Mouse)
Sumber: Hinamagazine
e. Karikatur, sebenarnya memiliki kemiripan dengan kartun bahkan seringkali
masyarakat mengategorikannya sebagai bagian dari kartun.karikatur biasanya dimuat
di majalah dan juga surat kabar, umumnya bertemakan berita-berita aktual yang
sedang hangat dibicarakan dan dengan penggambaran dan cerita yang bersifat
menyindir namun juga lucu dan menghibur pembacanya. Berbagai prioritas yang
biasanya diutamakan dalam menggambar, seperti proporsi yang tepat dan kemiripan
figure yang akurat dan realistis, menjadi diputarbalikkan dalam teknik penggambaran
karikatur. Figur yang digambarkan kemungkinan sangat jauh dari realitas namun hal
tersebut justru tetap diterima dan dianggap sebagai simbol yang mewakili dan
mengingatkan pengamat terhadap orang yang digambarkan (Raynes 70). Karikatur
yang ekstrem bersifat melebih-lebihkan dan dikembangkan berdasarkan pengetahuan
dasar wajah dan daerah kepala, misalnya apabila keunikan seseorang terletak pada
hidung yang besar maka hal tersebut yang ditonjolkan sehingga menjadi lebih dikenali
dan mirip dengan orang yang digambar. Figur yang digambar kebanyakan selalu
berkepala besar dan berbadan kecil. Sehingga karikatur biasanya dibuat dengan
goresan dan arsiran bolpoin atau spidol hitam sehingga memiliki kesan monumental.
86 Universitas Kristen Petra
3.6. Contoh karikatur Barrack Obama
Sumber: Fanpop
3.2. Konsep Kreatif Perancangan Buku Panduan
3.2.1. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran adalah target utama dari perancangan buku panduan ini. Yang
mana nantinya bentuk dan konsep perancangan akan disesuaikan dengan karakteristik
dari target audience. Target audience ini dibagi menjadi 4 kategori yaitu: demografis,
gerografis, psikografis dan behavioristis.
Secara demografis, target audience dari buku panduan ini adalah ibu-ibu
muda yang berusia 18-24 tahun dengan status sosial menengah ke atas. Tingkat
pendidikan bebas dengan syarat dapat membaca. Pekerjaan tidak ada spesifikasi
khusus, baik ibu muda yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Suku bangsa dan
agama, tidak ada batasan tertentu. Family life cycle, seorang wanita yang baru
menikah dan sedang dalam masa hamil sehingga masih memiliki waktu untuk
mempersiapkan perawatan bayi. Ukuran keluarga wanita baru saja menikah, ataupun
sedang hamil atau baru saja melahirkan.
Dari segi geografis, target audience buku panduan ini meliputi ibu-ibu muda
yang tinggal di daerah perkotaan yang cukup besar seperti Surabaya, Malang, Jakarta,
87 Universitas Kristen Petra
Semarang dan daerah di mana ibu-ibu muda dapat menemukan buku panduan ini di
took-toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung.
Psikografis dari target audience buku ini meliputi ibu-ibu muda dengan life
style digolongkan sebagai masyarakat modern. Ibu-ibu muda yang sayang anak,
peduli akan perawatan anak, mandiri, tidak menyerahkan sepenuhnya perawatan anak
kepada babysitter, mementingkan quality time dalam keluarga. Suka membaca, tidak
ketinggalan jaman (up to date). Media yang sering digunakan antara lain adalah
handphone, internet, majalah, tabloid.
Kebiasaan (behavioristis) dari ibu-ibu muda ini antara lain adalah, suka
berbelanja, terlebih ke pusat perbelanjaan. Dalam mencari informasi yang dibutuhkan
menggunakan internet dan buku maupun majalah. Ibu-ibu muda yang suka membaca
majalah untuk bayi, berbelanja buku minimal satu bulan sekali. Mengunjungi toko
buku pada saat berbelanja di pusat perbelanjaan. Mempunyai banyak teman, rekan
sekerja dan keluarga yang mendukung perkembangan bayi. Senang dalam berbelanja
keperluan untuk bayinya baik dengan media online maupun langsung di pusat
perbelanjaan.
3.2.2. Tujuan Kreatif
Tujuan dari perancangan buku panduan cara merawat bayi ini adalah agar ibu-
ibu muda, khususnya yang membutuhkan panduan dalam merawat bayi mereka dapat
mempraktekkan langsung panduan secara langkah demi langkah tanpa membuat
bingung ibu-ibu muda. Dengan instruksi singkat namun jelas dan gambar yang dapat
menolong ibu muda dalam merawat bayi mereka. Mulai dari layout, penggambaran
tokoh, isi dalam buku, tekhnik pewarnaan, setting, akan mendukung untuk
mewujudkan penyampaian cara merawat bayi yang mudah kepada ibu-ibu muda.
Tidak sebatas demikian, sekiranya buku ini dapat memuat pengetahuan yang memang
diperlukan oleh ibu-ibu muda, sekaligus tidak membuat ibu-ibu muda merasa bosan
dalam membaca buku panduan ini. Sehingga buku ini nantinya benar-benar berguna
bagi target audience.
88 Universitas Kristen Petra
3.2.3. Strategi Kreatif
Agar tujuan kreatif tersebut di atas dapat tercapai, maka diperlukan strategi
kreatif untuk dapat mempresentasikan tujuan kreatif tersebut, maka dilakukan:
a. Menghadirkan pewarnaan dengan warna-warna pastel. Hal ini sangat mendukung
karena warna-warna pastel yang lembut cocok dengan karakteristik bayi yang
lembut, menyenangkan, memberikan kesan ringan, halus dan nyaman.
b. Layout disesuaikan dengan isi, antara gambar dan teks. Untuk halaman yang
memberikan penjelasan langkah demi langkah, perbandingan antara gambar dan isi
adalah 70:30. Sedangkan untuk halaman yang berisi tips dan informasi yang
kebanyakan berisi teks, perbandingan gambar dan teks adalah 20:80. Tata halaman
dibuat serasi antara halaman namun tidak monoton sehingga pembaca tidak merasa
bosan.
c. Penggunaan tipografi yang sesuai dengan isi buku, tipografi dengan karakter yang
memiliki legibilitas tinggi namun tetap sesuai dengan karakter ilustrasi yang ada.
d. Ilustrasi yang ringan, tidak rumit dan jelas. Ilustrasi ini sebagai isi utama dalam
buku, sehingga ilustrasi yang ditampilkan bukan ilustrasi yang terlalu rumit dan
malah membuat bingung ibu-ibu muda.
e. Menggunakan penokohan ibu muda. Selain itu ditambahkan dengan tips-tips
penting seputar perawatan bayi seperti pertolongan pertama pada saat bayi sakit,
informasi mengenai imunisasi, permainan-permainan yang dapat dilakukan dengan
bayi.
f. Tebal buku disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan dalam setiap tema.
Buku panduan berukuran 18x18 cm.
3.3. Konsep Rancangan Buku Panduan
3.3.1. Judul Seri Buku Panduan
Judul seri ini adalah judul yang mana akan menyatukan setiap tema dari buku
panduan yang lainnya. Judul ini merupakan judul utama yang merupakan judul dari
buku seri ini. Judul yang dipilih adalah “My Baby‟s Time”. Judul ini dipilih karena
buku panduan yang akan dibuat nantinya menceritakan mengenai hal-hal yang
89 Universitas Kristen Petra
dilakukan ibu dalam satu hari, seperti memandikan bayi, memberi makan,
menggantikan popok. Rutinitas yang selalu dilakukan setiap hari oleh ibu dalam
merawat bayi. Buku ini memiliki lima sub judul yaitu:
3.3.1.1. Sub Judul Pertama
Sub judul pertama diberi judul “Bayiku Sayang”, berisi panduan awal untuk ibu
seperti cara menggendong bayi, bagaimana mengatasi bayi saat sakit (pertolongan
pertama pada bayi), membungkus bayi dengan kain untuk menghangatkan (bedong),
informasi mengenai imunisasi.
3.3.1.2. Sub Judul Kedua
Sub judul kedua dari buku ini diberi judul “Waktunya Mandi!” Dalam buku ini
dijelaskan bagaimana cara memandikan bayi hingga memasangkan popok dan apa
saja yang dibutuhkan si bayi pada saat mandi, setelah mandi hingga berpakaian.
Mulai dari hal-hal yang dibutuhkan, hingga cara pemakaian yang benar.
3.3.1.3. Sub Judul Ketiga
Sub judul ketiga dari buku ini diberi judul “Mari Makan” Buku ini berisi
mengenai cara pemberian ASI, tips-tips yang dibutuhkan oleh ibu mengenai cara
mengeluarkan ASI, menyimpan ASI, informasi mengenai makanan tambahan pada
bayi. Selain itu akan diberikan beberapa resep makanan yang diperlukan oleh ibu
setelah bayi dapat mengunyah makanan (bubur bayi).
3.3.1.4. Sub Judul Keempat
Sub judul keempat dari buku ini diberi judul “Ayo Bermain!” Isi buku ini
adalah permainan-permainan dan cara-cara memainkan permainan tersebut dengan si
bayi. Berisi panduan singkat dan apa saja yang didapatkan bayi lewat permainan
tersebut. Permainan disesuaikan untuk bayi dari umur 0-12 bulan.
90 Universitas Kristen Petra
3.3.1.5. Sub Judul Kelima
Sub judul kelima dari buku ini diberi judul “Tidurlah Sayang” Isi buku ini
adalah informasi dan tips-tips untuk menidurkan bayi. Dilengkapi pula dengan
panduan singkat memijat bayi.
3.3.2. Tema Cerita
Di sini akan diceritakan satu karakter ibu muda dan bayinya. Isi keseluruhan
buku ini adalah menceritan keseharian ibu dan bayi, mulai dari bangun pagi hingga
bayi tidur. Kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan oleh ibu kepada bayinya, merawat
dan bermain serta hinga akhirnya bayi tidur.
3.3.3. Maksud dan Tujuan
Memberi panduan kepada ibu mengenai cara perawatan bayi dengan media
buku dan visualisasi yang menarik, mudah dimengerti, jelas, dengan pendekatan yang
sesuai dengan karakter ibu muda. Dengan demikian, ibu muda dapat dengan mandiri
dalam merawat bayi mereka.
3.3.4. Jumlah Seri
Terdapat 5 sub judul buku panduan yang berisi panduan-panduan dasar yang
paling dibutuhkan oleh ibu muda setelah melahirkan. Panduan-panduan dengan visual
untuk memudahkan ibu-ibu muda dalam mempraktekkan secara langsung kepada
bayi. Hal-hal dasar tersebut antara lain berisi mengenai: cara menggendong bayi, cara
memandikan bayi, pemberian ASI dan makanan pada bayi, permainan-permainan
yang dapat dilakukan pada bayi dan cara-cara menidurkan bayi.
3.3.5. Ukuran dan Jumlah Halaman
Ukuran buku adalah 18 x 18 cm, dan jumlah halaman disesuaikan dengan setiap
informasi yang dibutuhkan dalam setiap seri (kurang lebih 20 halaman per seri).
91 Universitas Kristen Petra
3.3.6. Setting Cerita
Setting yang diambil adalah di dalam rumah, di mana setiap hal yang ada di
buku panduan berkaitan dan dikerjakan di dalam rumah. Setting didasarkan pada
kebiasaan ibu muda di hari-hari awal setelah melahirkan dihabiskan di rumah, untuk
merawat bayi dan beristirahat akibat lelah setelah melahirkan. Setting berkisar di
kamar mandi, kamar bayi, dapur, ruang keluarga.
3.4. Konsep Karakter Tokoh Cerita
3.4.1. Karakter Tokoh Utama
Seorang wanita, berusia 22 tahun, berambut pendek-rapi, seorang ibu muda
yang bersih, sayang kepada bayi dan keluarga. Selalu memberikan yang terbaik untuk
keluarga terutama pada saat ini adalah bayinya. Karakter ini tidak diberi nama namun
akan diberikan nama panggilan “Mom” yang berarti ibu agar lebih mudah dalam segi
pembacaan dan lebih mengena kepada target audience.
3.5. Konsep Dasar Gaya Desain
Karakter desain yang digunakan adalah feminim yang mana cocok untuk
seorang wanita. Menggunakan gaya ilustrasi kartun realis, yang mana ilustrasi yang
digunakan mencerminkan benda maupun orang asli namun ilustrasi tidak benar-benar
sama persis dengan objek yang digambar. Kemiripan gambar dengan objek aslinya
adalah 80%, jadi target audience tetap dapat memperkirakan benda apakan itu tanpa
perlu menebak objek apakah yang terdapat di dalam buku. Ilustrasi itu sendiri akan
menjadi isi utama dari buku panduan ini yang mana berisi panduan step by step yang
harus dapat memandu ibu muda dalam melakukan perawatan bayi. Ilustrasi ini tidak
akan membingungkan ibu muda karena masih bersifat realis, seperti misalnya
perlengkapan bayi seperti dot bayi akan digambarkan persis dengan aslinya.
3.6. Konsep Warna
Warna yang dipilih adalah warna-warna pastel dan feminin. Warna pastel
karena memiliki karakter seperti bayi yang lembut dan ceria. Warna-warna feminin
92 Universitas Kristen Petra
yang mewakili karakter seorang ibu, seperti merah muda dan kuning. Warna-warna
ini akan memberi kesan buku yang lembut dan feminin.
3.7. Teknik Pengerjaan
Ilustrasi akan digambar secara manual yang kemudian discan. Sedangkan
proses pewarnaan akan dilakukan dengan komputer. Jenis pewarnaan full colour
dengan sistem blok.
3.8. Konsep Font
3.8.1. Font Judul
Judul menggunakan font DJ Fancy yang mana terkesan feminine namun tetap
memperhatikan tingkat legibilitas.
Dj Fancy
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
3.8.2. Font Teks Narasi
Jenis font yang digunakan untuk narasi adalah Myriad Pro yang mana sangat
memperhatikan legibilitas. Font ini tidak formal dan dapat dipadukan dengan font DJ
Fancy dan cocok di setiap layout.
93 Universitas Kristen Petra
3.8.3. Font Dekoratif
Font ini digunakan untuk beberapa halaman yang menggunakan istilah. Font
yang digunakan adalah Amandine. Font ini memiliki sifat yang unik, feminin, cocok
untuk penggunaan istilah dan tidak terlalu banyak digunakan.
Amandine
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
3.9. Media pendukung yang digunakan
Media pendukung yang dipergunakan ada 2 macam, yaitu media promosi dan
merchandise. Media promosi berupa poster dan flyer. Sedangkan merchandise berupa
washlap, slaber (tadah liur).
Media promosi yang berupa poster dan flyer akan mempromosikan secara
langsung buku tersebut. Sedangkan souvenir nantinya target market dapat memilih
salah satu. Selain itu ada CD lagu lullaby dan buku cerita anak sebagai pelengkap dari
buku.
a. Poster promosi
Poster dipergunakan sebagai sarana promosi dari buku ini. X-banner akan diletakkan
pada toko-toko buku.
b. Flyer
Flyer dipergunakan sebagai sarana promosi dari buku ini. Flyer akan dibagikan di
toko-toko buku.
c. CD lagu Lullaby dan buku cerita
CD lagu adalah sebagai media pelengkap dari buku yang nantinya akan dijual sebagai
satu paket.
d. Packaging
Packaging ini merupakan kemasan untuk buku + CD lagu + buku cerita.
94 Universitas Kristen Petra
e. Washlap, slaber
Ini merupakan merchandise yang nantinya target market dapat memilih salah satu
antara washlap atau slaber.
f. Pembatas buku
Pembatas buku diberikan kepada setiap pembeli buku ini sebagai bonus dari buku ini.
Pembatas buku akan berukuran 5cmx15cm.
g. Shopping bag
Tas ini nantinya akan diberikan kepada pembeli buku untuk tempat membawa paket
buku dan juga merchandise sehingga pembeli tidak repot membawa barang-barang
yang terpisah-pisah.
3.9.1. Biaya Kreatif
Berikut adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi buku dan media
pendukungnya.
3.9.1.1 Biaya Buku
Jenis Media Keterangan
Buku Dimensi terbuka 36 x18 cm
Dimensi tertutup 18 x 18 cm
Jumlah halaman 119 halaman
Kertas Art Paper
Kertas Cover Art Paper (laminasi dove)
Gramatur 150 gr
Teknik cetak print
Teknik jilid Hardcover + Jilid Jahit
Keterangan Biaya
Print A3 (Bolak balik 1 A3 = 4 Halaman) 65 x Rp 5,000 Rp325,000
Print Cover 2 1 x Rp 9,000 Rp 9,000
Jilid Hard cover + Ring Dalam Rp 60,000
TOTAL biaya per buku Rp 394,000
Tabel 3.1 Tabel budgetting buku
95 Universitas Kristen Petra
3.9.1.2. Biaya Media Pendukung
Jenis Media Keterangan Biaya
Case CD 13cmx13cm Rp9,000
Flyer A5
Art paper 100 gram (A3 = 4lembar) Rp5,000
Tag 15cmx10cm Rp7,000
Duplex (A3 = 9lembar)
Packaging 21cmx19,5cmx2cm Rp 20,000
Coronado 210 gram
Shopping Bag 25cmx25cmx10cm
Pembatas Buku Art paper laminasi glossy Rp 40,000
A3
Art Paper(18 Lembar) Rp 9,000
Rp 90,000
Tabel 3.2 Tabel budgeting media pendukung 1
Jenis Media Keterangan Biaya
Slaber 17 cm x 17 cm Rp 9,000
Biaya Bordir tulisan Rp15,000
Sarung Tangan 18 cm x 12 cm Rp 6,500
Mandi (Washlap) Biaya Bordir Tulisan Rp 15,000
Total Biaya 1 Slaber+ 1 Pasang Sarung Tangan Mandi Rp 45,500
Tabel 3.3 Tabel budgetting Media Pendukung 2