20
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGERTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. NILAI-NILAI LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini, karena : 1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.

Lingkungan Sebagai Sumber (PKR)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut

Citation preview

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER

BELAJAR

PENGERTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga

berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup

tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati

antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam

lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang

terdapat dalam sistem tersebut.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan

yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu

daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya

ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya

kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau

sekeliling.

Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan

semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya

serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk

hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.

NILAI-NILAI LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat

dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia

dini, karena :

1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah sumber

belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak

dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.

2. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna

(meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang

sebenarnya.

3. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan

nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya.

4. Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak. Kegiatan belajar dimungkinkan akan

lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat

beragam dan banyak pilihan.

5. Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) yang

lebih meningkat. Penggunaan cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan

dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pendidikan untuk anak usia dini.

Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati

lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak

hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan

sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan

sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Perkembangan Fisik

Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk

mengembangkan otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari,

melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-

cara yang tidak terbatas.

Perkembangan aspek keterampilan social

Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang

lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu

yang ada di lingkungan pasti dia ingin mencritakan hasil penemuannya dengan yang lain

Perkembangan aspek emosi

Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak.

Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang

positif.

Perkembangan intelektual

Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide.

Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-

konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.

SEKOLAH DAN GURU LAIN SEBAGAI SUMBER

Sebagaimana anda pelajari dalam modul 1, bahwa salah satu prinsip PKR adalah

memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Oleh karena sumber belajar yang tersedia sangat

terbatas, maka anda sebagai guru dituntut untuk selalu kreatif “menciptakan” berbagai sumber,

sehingga dapat dimanfaatkan pada pembelajaran.

1. Kerjasama

Menciptakan sumber belajar, dan sumber daya merupakan faktor penting bagi

sekolah-sekolah di daerah terpencil yang menghadapi berbagai kesulitan dan keterbatasan.

Oleh karena itu, kerjasama tersebut diarahkan kepada :

a. Kerjasama antara guru dan kepala sekolah terpusat pada pembagian tugas mengajar dan

kerjasama administrasi, misalnya :

1) Mengatur pembagian tugas mengajar, kerjasama administrasi, dan jadwal pelajaran.

2) Pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan alat dan sumber belajar.

3) Berdiskusi dan saling tukar informasi dan pengalaman.

b. Kerjasama sekolah diarahkan untuk membangun Pusat Sumber Belajar (PSB). PSB ini

dapat dibangun dari mulai yang sederhana sampai dengan yang lebih tinggi.

c. Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan iklim dimana

sekolah adalah milik bersama, oleh karenanya penyelenggaraan pendidikan menjadi

tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat.

d. Kerjasama dengan Penilik, Ka Kancam Depdikbud, dan Ka Cabang Dinas Dikbud

setempat sebagai Pembina.

Pihak terkait lainnya diluar sekolah bukan lagi sebagai orang yang hanya “mengatasi”

anda dalam melakukan kegiatan sehari-hari, tetapi sebagai partner (mitra) Anda dalam

mendidik murid-murid di sekolah.

2. Membangun iklim kerjasama

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama

dengan pihak lain yang terkait.

a. Mengumpulkan data statistik dan sumber informasi

Anda perlu memiliki data statistic sederhana, terutama data sekolah yang meliputi

jumlah murid, jumlah murid mengulang kelas, jumlah murid putus sekolah, dan jumlah

murid yang melanjutkan ke SMP.

b. Melakukan negosiasi (perundingan)

Anda dan kepala sekolah perlu mengatur langkah-langkah untuk melakukan

negosiasi agar mendapatkan dukungan. Dalam melakukan negosiasi itu tumbuhkan

kesan bahwa mereka bukan hanya membantu kita, tetapi mereka merupakan unsur

penting, tanpa kehadiran mereka maka sekolah tidak akan berjalan dengan baik.

c. Memberikan peranan nyata

Masyarakat perlu diberikan peranan nyata, misalnya menjadi tutor, dan nara

sumber diberbagai bidang antara lain : kesenian, olahraga, kesehatan, kerajinan, dan

pertanian.

d. Melaporkan keadaan sekolah

Pada saat-saat tertentu Anda atau sekolah dapat memberikan laporan kepada

kepala desa atau masyarakat tentang keadaan sekolahnya.

e. Memberikan tanda penghargaan

Sekolah dapat memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang berjasa

terhadap sekolah. Penghargaan seperti ini dapat berbentuk piagam atau piala, atau lebih

sederhana lagi misalnya mengumumkan kepada masyarakat ketika rapat sekolah,

kenaikan kelas atau pada saat rapat desa.

3. Melakukan kerjasama dengan sekolah dan guru lain

Anda sebagai seorang guru tentu memahami betul kondisi dan keadaan sekolah Anda

yang menurut Anda sendiri serba kekurangan. Fenomena (gejala) ini sangat mempengaruhi

Anda sehingga menggangu proses belajar mengajar. Keserbakekurangan tersebut antara lain :

di sekolah Anda kekurangan tenaga guru sehingga Anda harus mengajar merangkap

beberapa kelas sekaligus, siswa Anda tidak memiliki buku sumber, Anda sendiri tidak

mempunyai buku pedoman guru secara lengkap, serta anda yang berijasah SGO atau PGA

tetapi bertugas sebagai guru kelas merasa kewalahan dalam mengajar, Anda tidak menguasai

materi matematika dan IPA karena Anda dulu tidak pernah mendapatkan pelajaran tersebut.

Anda juga merasa bahwa sekolah Anda tertinggal jauh dari sekolah lain yang

kondisinya serba berkecukupan. Ketinggalan tersebut Anda rasakan sebagai akibat antara

lain hal berikut : mata pelajaran yang dapat Anda berikan pada setiap harinya sangat terbatas

paling hanya 2 mata pelajaran saja, sedangkan mata pelajaran lain seperti kesehatan, kesenian

dan PKK kurang mendapat perhatian.

Disekitar Anda juga banyak sekali kekayaan alam yang tak ternilai harganya dan

dapat Anda manfaatkan sebagai sumber belajar. Nah, sekarang bagaimana caranya

memanfaatkan sumber-sumber belajar tersebut untuk mengatasi fenomena seperti tersebut

diatas? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ikutilah uraian berikut ini.

a. Bagaimana cara memanfaatkan sesama guru dari satu sekolah sebagai sumber

belajar?

Pada saat istirahat, atau sebelum pelajaran dimulai, atau sore hari ketika Anda

sedang santai, Anda pergi ke Pak Atei atau Pak Sebu untuk mendiskusikan masalah

Anda. Langkah yang dapat Anda lakukan adalah seperti berikut :

Disekolah Anda hanya ada 3 orang guru, yaitu Anda sendiri (Bu dehes)

lulusan SGO tetapi mengajar sebagai guru kelas, teman Anda Pak sebu lulusan SPG

merangkap Kepala Sekolah, dan seorang guru baru Pak Atei lulusan SPG. Oleh

Kepala Sekolah Anda diserahi tugas untuk mengajar di kelas III dan kelas IV, Pak

Atei di kelas V dan kelas VI, sedangkan di kelas I dan kelas II diajar oleh Pak Sebu

Kepala Sekolah.

Dari hari kehari Anda semakin merasa memperoleh kesulitan dalam

beberapa materi pelajaran matematika, misalnya di kelas III Anda kurang

menguasai tentang. “luas kurva berdasarkan luas unit bujur sangkar”.

Apa yang harus Anda lakukan ? Anda tidak harus “mengabaikan” materi

pelajaran tersebut sehingga tidak Anda ajarkan. Yang harus Anda lakukan adalah

mencoba mengatasi kesulitan Anda dengan cara meminta bantuan Pak Atei atau Pak

Sebu.

1) Kemukakan masalah yang Anda hadapi.

2) Menentukan alternative pemecahan permasalahan berupa :

Membahas bersama materi tersebut

Meminjam buku sumber, bahan, dan alat peraga

Meminta teman Anda menggantikan mengajar, sementara Anda mengajar di

kelas teman Anda

Membawa murid Anda untuk belajar matematika di kelas teman Anda.

b. Memilih alternatif yang paling tepat dengan mempertimbangkan kebutuhan,

waktu, jadwal, dan bahan yang tersedia.

Kesulitan apapun dapat diatasi asal ada keterbukaan dan saling pengertian

antara sesama guru. Kerjasama antara sesama guru dalam satu sekolah itu sangat

penting karena dapat memecahkan berbagai kesulitan terutama kesulitan dalam

melaksanakan tugas mengajar.

Setiap orang mempunyai kekurangan, dan kekurangan tersebut dapat diatasi

apabila kita bekerjasama dan saling menolong.

c. Bagaimana cara memanfaatkan guru dari sekolah yang lain?

Kerjasama antar sekolah merupakan faktor yang sangat penting, misalnya untuk

kepentingan berikut :

1) Berdiskusi dan tukar pengalaman untuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar,

misalnya tidak mempunyai buku sumber dan alat peraga pelajaran, atau kurang

menguasai materi yang harus diajarkan;

2) Membangun Pusat Sumber Belajar (PSB), misalnya mengembangkan alat pelajaran,

perpustakaan bersama, dan laboratorium yang sederhana;

3) Mengadakan kegiatan bersama, misalnya mengadakan kunjungan dan karyawisata

bersama;

4) Saling membantu dalam mengajar, misalnya guru dari SD yang satu dapat

membantu mengajar guru-guru di SD lainnya yang berdekatan.

Dalam menjalin kerjasama antar sekolah ini, Anda tidak akan terlepas dari

berbagai hambatan, sebagai contoh dapat diikuti dalam uraian berikut.

Untuk mengatasi kesulitan ini, Anda mencoba menjalin kerjasama dengan guru di

SD GT2, anda mencoba menemui Pak Labehu (guru olahraga SD GT2) dan

mengemukakan kesulitan Anda. Dengan senang hati Pak Labehu memberikan petunjuk

kepada Anda (Bu Dehes) tentang cara mengajarkan olahraga tersebut, alat peraga apa

yang digunakan dan bagaimana cara menggunakannya.

Berdasarkan kasus tersebut diatas, ternyata cara kerja sama yang dilakukan oleh

Bu Dehes kurang berhasil, ia hanya berhasil dalam meminta Pak Labehu unutk

menjelaskan materi yang Bu Dehes tidak kuasai. Seandainya Bu Dehes tetap tidak

menguasai materi tersebut atau karena hal lain, berarti masalahnya tetap tidak

terpecahkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan pendekatan dengan

berbagai pihak, dan merupakan kerjasama sekolah bukan kerjasama Bu Dehes.

Pendekatan yang perlu dilakukan oleh SD GT1 adalah :

Sekolah Anda adalah SD Garing Taringgul 1 (GT1), merupakan SD di daerah

terpencil, letaknya satu komplek dengan SD Garing taringgul 2 (GT2). Di SD anda

hanya ada 2 orang guru, yaitu Anda (Bu Dehes) mengajar di kelas V dan VI,

sedangkan Pak Sebu sebagai Kepala Sekolah juga sebagai guru kelas yang merangkap

mengajar di kelas I, II, III, dan Iv. Menurut Pak Sebu, biar Bu Dehes mengajar 2 kelas

saja, karena kelas VI akan menghadapi EBTANAS sehingga perlu lebih mendapat

perhatian.

Oleh karena Anda hanya berdua di SD GT1, Anda sangat repot karena harus

membanting tulang mengajar di beberapa kelas, sehingga Anda tidak pernah

memberikan pelajaran olahraga kepada murid-murid. Ini disebabkan Anda kekurangan

waktu, terlalu lelah untuk mengajar olahraga, dan Anda juga kurang menguasai

pelajaran olahraga. Sehingga pada pelajaran olahraga Anda tidak pernah memberikan

pelajaran, atau murid-murid dilepas di halaman untuk olahraga sendiri.

Di pihak lain, teman Anda di SD GT2 cukup santai karena di SD tersebut 6

orang guru, di luar guru olahraga. Nampaknya Bu Dehes melihat bahwa bekerjasama

dengan guru-guru di SD GT2 merupakan cara untuk menanggulangi kesulitannya.

1) Melakukan konsultasi dengan pejabat Dikbud tingkat kecamatan untuk mengatasi

kekurangan guru di SD GT1 dengan memanfaatkan kelebihan guru di SD GT2.

2) Melakukan pendekatan dengan SD GT2 untuk mengatur pemanfaatan kelebihan

guru di SD GT2.

3) Mengatur penjadwalan mengajar apabila sudah disepakati untuk saling membantu

dalam mengajar.

Untuk mengatasi kesulitan serupa, bias saja kerjasama tersebut digunakan untuk

saling meminjamkan alat-alat praktik, buku pegangan, atau alat peraga lainnya. Hal ini

sangat tergantung pada jauh dekatnya sekolah tersebut.

d. Bagaimana cara memanfaatkan teman guru dalam KKG?

Setiap guru tentunya sudah mempunyai pengalaman yang cukup tentang

mengajar, sehingga ia mengetahui dimana atau pada materi apa ia mendapatkan

kesulitan sebagai contoh. Salah satu kesulitan akan muncul ketika ada murid atau guru

lain yang bertanya tentang materi tertentu, dan Anda tidak dapat menjelaskannya.

Apabila Anda menjadi anggota KKG tentunya kesulitan tersebut dengan mudah

dapat diatasi. Anda kemukakan masalah tersebut, kemungkinan ada guru lain yang

mempunyai masalah yang sama dengan Anda. Kesulitan tersebut muncul karena Anda

kurang menguasai materi, tidak mempunyai buku, tidak mempunyai alat peraga, atau

ada hal lain yang mendesak sehingga harus secepatnya diatasi, misalnya membuat

program atau persiapan pembelajaran. KKG adalah forum yang dapat dijadikan untuk

saling tukar informasi, tukar pengalaman, berdiskusi untuk memecahkan berbagai

kesulitan mengajar, dan mengerjakan sesuatu secara bersama.

Hal yang perlu Anda perhatikan dalam memanfaatkan teman guru anggota KKG

dalam mengatasi kesulitan Anda antara lain adalah :

1) Anda harus sudah mengetahui permasalahan dan kesulitan Anda tersebut jauh

sebelumnya, sehingga Anda sudah siap untuk berdiskusi atau berdialog dalam

forum KKG.

2) Anda tidak perlu khawatir atau malu oleh teman bahwa Anda guru yang tidak

mampu.

SEKOLAH DAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Dalam teorinya tentang “ mastery learning”, anggapan adanya murid yang pintar dan

bodoh. Murid hanya dapat dibedakan dari yang cepat dengan yang lambat. Menurut teori

Mastery Learning tersebut bahwa “semua yang dapat dipelajari oleh orang lain, bisa dipelajari

oleh siapapun’.

Prinsip mastery learning ini melahirkan berbagai bentuk belajar mandiri, salah satunya

adalah sistem belajar jarak jauh (SBJJ) yang sedang diikuti oleh guru-guru SD melalui program

Penyeteraan D-2 PGSD. Malcolm Knowles (1975, h. 180) menggambarkan bahwa belajar

mandiri menekankan pendidikan pada “inisiatif individu dalam belajar”. Bruce Miller

menjelaskan bahwa “belajar mandiri adalah cara belajar yang sepenuhnya atau sebagian besar di

bawah kendali murid-murid itu sendiri.

1. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

Untuk menunjang proses belajar mandiri, perlu adanya suatu suasana yang

mendorong murid dan guru untuk memafaatkan bahan dan perlengkapan yang ada. Suasana

tersebut adalah adanya persiapan alat/bahan sebagai sumber belajar dan terciptanya

lingkungan belajar untuk menunjang proses belajar mandiri.

Kasus 1

Ketika saya berkunjung ke SD daerah terpencil yang gurunya mengajar merangkap

kelas disetiap dinding ruang kelas di hiasi dengan ruas bambu yang di isi dengan berbagai

jenis daun warna-warni (di daerah ini sulit ditemui bunga) yang diperoleh dari sekitar

sekolah. Daun-daun ini dikumpulkan oleh murid-murid dan guru, kemudian di pasang

sebagai hiasan kelas. Jumlah hiasan tersebut tidak kurang dari 9 buah dalam satu ruang

kelas. Saya tidak mengetahui secara pasti apakah hiasan tersebut ada setiap hari atau hanya

karena akan di kunjungi . ketika saya bertanya pada salah seorang murid apakah hiasan

tersebut digunakan untuk belajar, mereka menjawab “tidak’.

Kasus 2

Kasus-kasus tersebut menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya sekolah

mempunyai potensi dan keinginan yang besar untuk meningkatkan kualitas lingkungan

sekolahnya sebagai sumber belajar (kasus 1 dan 2).

Pada kasus 1, murid-murid dilibatkan hanya pada saat mengumpulkan daun-daun dan

meletakkannya pada bumbung bambu. Ini disebabkan guru belum mempunyai program yang

jelas untuk memenfaatkan daun-daun tersebut bagi kepentingan belajar murid-murid.

Sebelum saya lanjutkan, jawablah pertanyaan berikut ini. Untuk hal apa saja daun tersebut

dapat dimanfaatkan? …tepat sekali. Sesungguhnya daun tersebut dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan pembelajaran, yaitu sebagai alat peraga, atau alat bantu pelajaran. Contoh, untuk

Pada tahun 1960-an ada Sd dikampung penulis yang terhitung maju, SD tersebut

baru didirikan selama 3-4 tahun, jadi termasuk SD baru. Kepala Sekolahnya termasuk

berpikiran modern, sehingga dalam waktu relative singkat SD tersebut sudah memiliki

kebun sekolah, kolam ikan, dan peternakan kambing. Semua ini dikelola oleh murid-murid

dengan bimbingan guru. Setiap bulan murid-murid dari seluruh kelas dibagi tugas piket

secara bergiliran, misalnya bulan pertama yang mengurus kolam adalah kelas VI dan kelas

I, kelas V dan kelas II mengurus kebun, dan kelas III dan kelas IV mengurus peternakan

kambing.

Setiap harinya juga diatur piket per kelas, rata-rata 3 orang murid yang harus

mengurus kekayaan sekolah itu, antara lain memberi makan ternak dan ikan,

membersihkan kandang dan kolam, serta memelihara kebun. Dari sini murid-murid belajar

berkebun, beternak, dan memelihara ikan. Dengan demikian SD tersebut menjadi lebih

terkenal sehingga hampir tiap minggu di kunjungi oleh instansi dan pejabat dari kota,

misalnya Kanwil Depdikbud, UNICEP dan UNIESCO. Murid-muridnya bangga menjadi

murid SD tersebut, apalagi kalau sedang piket, mereka memakai pakaian yang bagus dan

memakai selempang. Mereka senang belajar karena tidak hanya duduk di dalam kelasnya,

tetapi juga sering ke kebun, ke kolam atau ke kandang kambing.

IPA daun yang berwarna-warni dapat dijadikan peraga untuk materi “penggolongan

tumbuhan” dan sebagainya. Masih banyak kegunaannya bukan ?

Pada kasus 2 murid sudah banyak terlibat dalam belajar yaitu belajar cara beternak,

berkebun, dan cara memelihara ikan, tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk

kepentingan pembelajaran, misalnya alat peraga pelajaran dalam pelajaran IPA, matematika,

dan mata pelajaran yang lainnya. Contoh, dalam mata pelajaran IPA yaitu materi tentang

“herbivore” bias menggunakan kambing sebagai bahan pengamatan, materi lingkungan hidup

dapat menggunakan kambing sebagai bahan pengamatan, materi lingkunganb hidup dapat

menggunakan kolam sebagai sumber pengamatan, dan materi “klasifikasi tumbuhan”, murid-

murid dapat di bawa ke kebun untuk mengamati jenis-jenis tumbuhan.

2. Melengkapi sekolah dengan sumber belajar

a. Mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan, daun-daun atau bunga-bunga, kemudian di

keringkan dan disusun berdasarkan jenisnya.

b. Mengumpulkan berbagai jenis binatang (serangga), baik binatang darat maupun binatang

air, kemudian dikeringkan dan disusun dalam satu lembar kertas manila dan diberi

identitas seperti pada butir a.

c. Mengumpulkan berbagai jenis biji-bijian, kemudian dikumpulkan pada gelas plastic

bekas aqua sesuai dengan jenisnya dan disimpan dalam lemari.

d. Mengumpulkan berbagai jenis batu-batuan seperti batu padas, batu sungai, batu pasir, dan

batu-batuan lain.

e. Mengumpulkan barang-barang bekas antara lain barang dari logam, plastic, kayu, rotan,

kaca, ebonite, kabel, kertas, karet dan lain-lain.

f. Mengumpulkan uang logam yang sudah tidak terpakai dari tahun-tahun lama sampai

tahun terakhir.

g. Guru bersama-sama murid membuat sendiri berbagai jenis alat peraga pelajaran yang

dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain globe, dan alat peraga terjadinya

gerhana.

3. Bagaimana cara mengembangkan program kebun, kolam, dan peternakan sekolah?

Anda mungkin berpendapat bahwa untuk mengembangkan sarana belajar seperti itu,

memerlukan biaya yang cukup besar dan perlu memiliki keahlian khusus, bukan? tidak, yang

diperlukan dari anda adalah karsa dan karya (inisiatif dan kreatifitas). Untuk ini anda tidak

perlu menggunakan semua sarana belajar tersebut, anda cukup memilih salah satu saja

misalnya yang paling sederhana, mudah dan dapat dilaksanakan dimana saja seperti kebun

sekolah.

4. Mengembangkan Pusat Sumber Belajar (PSB)

PSB merupakan tempat kegiatan belajar, maka PSB harus dilengkapi dengan

perlengkapan sumber belajar, seperti berikut:

a. Alat perlengkapan

Alat perlengkapan belajar dapat berupa alat peraga, alat bantu belajar, alat praktik, dan

berbagai benda atau barang seperti gunting, karton, kertas plastic, dan sebagainya.

b. Sumber belajar

Sumber belajar disini berupa buku-buku pelajaran, majalah, koran, herbarium,

insektarium, akuarium, tumbuhan dalam pot, binatang yang dipelihara, dan sebagainya.

c. Media elektronik

Sumber ini dapat berupa kaset audio, kaset video, radio, dan TV.

Benda atau barang tersebut ditempatkan dan ditata pada tempat yang disediakan.

Penempatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

a. Menurut jenisnya

Penempatan dilakukan berdasarkan jenis dari semua koleksi atau benda/barang yang ada

di PSB tersebut. Jenis tersebut diklasifikasikan menurut alat praktikum, buku, tanaman,

hewan, dan tumbuhan yang diawetkan, biji-bijian, batu-batuan dan lain-lain.

b. Menurut mata pelajaran.

Penempatan dapat juga dilakukan berdasarkan mata pelajaran, yaitu alat dan sumber

untuk IPA ditempatkan pada satu sudut atau satu lemari. Sedangkan untuk mata pelajaran

lainnya misalnya Bahasa Indonesia, IPS, Matematik, Orkes, PPKN dan sebagainya

ditempatkan pada sudut atau lemari yang lain.

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan

untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sepanjang relevan dengan

komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik,

lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan.

1. Lingkungan alam

Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya

alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan

dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.

2. Lingkungan sosial

Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan

pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:

1. mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.

2. mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan

sekolah.

3. Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat

tinggal dan sekolah.

4. Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal

dan sekolah.

5. Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan

sekolah.

6. Mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan

kecamatan.

Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan

untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat

dengan anak.

3. Lingkungan Budaya

Di samping lingkungan budaya dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada

juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja

diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek

seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta

aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan

masyarakat pada umumnya.

Lingkungan alam sekitar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya seperti

contoh-contoh diatas adalah “laboratorium raksasa”, yang dapat digunakan sebagai sumber

belajar oleh murid-murid.

Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan alat pembelajaran yang berguna untuk

memanfaatkan sumber lingkungan secara maksimal. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan

alat atau sarana utuk mengaktifkan murid-murid belajar secara mandiri.

Berikut ini adalah contoh LKM yang berisi panduan untuk menggunakan lingkungan

sebagai sumber.

LEMBAR KERJA MURID

Nama/kelompok : …………..

Pokok Bahasan : Penggolongan makhluk hidup

Sub Pokok Bahasan : Hewan berbuku-buku (serangga)

Kelas : V (lima)

1. Alat/bahan : a. 2 buah toles

b. kapas

c. 2 potong roti / makanan lain

d. lalat buah (drosophila melanogratia)

e. lalat rumah

2. Tujuan : Melakukan percobaan untuk :

a. Mengetahui cara perkembangbiakan lalat

b. Membandingkan cara perkembangbiakan lalat rumah dan lalat

buah

3. Kegiatan : a. persiapan

1. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar

Contoh dalam memanfaatkan PSB, LKM diarahkan untuk kegiatan berikut :

a. Mengembangkan keterampialan atau konsep

1) Kecermatan : menggunting, merekat, memasangkan, membuat percobaan

(mengamati, membuat diagram), dan mengadakan simulasi,

2) Penerapan konsep : memasukkan, mengurutkan, mengumpulkan, memisahkan,

mendaftar, mengelompokkan, memasangkan, menuliskan, menempatkan, atau

memberi nama, membandingkan, mengembangkan, meneliti, merekontruksi,

menemukan, dan memutuskan.

b. Menempatkan suatu lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum, laporan, dan

hasil karya lainnya di suatu tempat di mana murid lain dapat belajar dengan cara belajar

mandiri.

c. Mengembangkan beberapa untuk penyimpanan, sehingga baik guru maupun murid dapat

menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB.

b. Cara pengamatan

Amati dan catat setiap hari perkembangan mulai bertelur;

Catat pada hari ke berapa telur menetas,

Catat hari ke berapa lalat tersebut mulai dewasa,

4. Hasil : a. Uraikan cara perkembangbiakan lalat-lalat tersebut dari mulai

Ditempatkan sampai dengan bertelur dan dewasa!

b. Bandingkan perkembangbiakan lalat rumah dengan lalat buah.

5. Kesimpulan : a. Mana yang banyak bertelurnya?

b. Mana yang lebih cepat bertelurnya?

c. Mana yang lebih cepat menetas?

d. Mana yang lebih cepat dewasa? Apa cirinya?

LKM merupakan alat yang paling efekktif untuk memaksimalkan penggunaan PSB.

Berikut ini beberapa contoh kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan

menggunakan LKM, antara lain :

a. Murid-murid melakukan praktikum tentang pengaruh sinar matahari terhadap tumbuhan.

Contoh :

1) Murid-murid menempatkan tumbuhan dalam kotak yang ditutup rapat. Pada dinding

kotak tersebut diberi lubang untuk masuk sinar. Setelah beberapa hari akan diiketahui

bahwa tumbuhan tersebut merayap melalui lubang tadi.

2) Murid-murid mengamati 2 buah pot yang sudah ditanami bunga dari jenis yang sama,

yang satu ditempatkan ditempat terang dan satunya lagi ditempatkan pada tempat

gelap. Setelah satu minggu murid-murid dapat membandingkan pertumbuhan kedua

murid tersebut.

b. Berbagai potongan bambo yang merupakan contoh bentuk lingkaran dari berbagai

ukuran. Setiap murid mengukur lingkaran tersebut dengan menggunakan benang.

Berdasarkan pengukuran ini, murid di bawah bimbingan guru akan mengetahui rumus

perhitungan benda-benda bulat seperti bola.

c. Berbagai tanda rambu-rambu lalu litas yang di buat sendiri, ditempatkan berjejer. Murid-

murid harus menunjukkan ke mana arah berjalan sesuai dengan rambu tersebut.

2. Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar

Lingkungan alam berkaitan dengan sumber-sumber alami antara lain laut, gunung,

sungai, sawah, kolam, hutan, lembah, danau, dan sumber alam lainnya. Sedangkan

lingkungan sosial budaya berkaitan antara lain dengan kehidupan kemasyarakatan,

keagamaan, kenegaraan, kebudayaan, adat istiadat, politik, ekonomi dan lain-lain. Ke dalam

lingkungan social budaya ini dimasukkan pula tentang lembaga-lembaganya seperti lembaga

adat, pemerintahan, budaya dan seterusnya.

Manfaat yang dapat diperoleh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber

adalah :

Murid-murid dapat melihat secara langsung benda-benda yang berkaitan dengan mata

pelajaran di sekolahnya;

Murid dapat membuktikan dan menerapkan teori atau konsep yang pernah didapat di

sekolah kedalam kehidupan sehari-hari;

Menanamkan sikap untuk menyayangi lingkungan sekitar.

a. Bagaimana cara mengidentifikasi lingkungan sebagai sumber belajar?

Format 1

Identifikasi Sumber Lingkungan Sesuai Dengan Materi Pelajaran

Sumber Alam Ketersediaannya Untuk Mata

Pelajaran Ada Tidak

1 2 3 4

1. Sumber Alam

a. Gunung

b. Sungai

c. Sawah

d. Lembah

e. Hutan

f. Kawah

g. Irigasi

h. Danau/waduk

i. Pertambangan

j. Mata air

2. Sosial

a. Jenis suku bangsa

b. Suku terasing

c. Kehidupan alat

d. Upacara adat

e. Rumah adat

f. Upacara keagamaan

g. Mata pencaharian

penduduk

h. Pakaian adat

i. Ragam bahasa

3. Lembaga

a. Kantor Desa

b. Puskesmas

c. Posyandu

d. Tempat ibadah

e. Lembaga adat

f. Lembaga

budaya/sanggar tari

g. Perpustakaan

h. Museum

i. Laboratorium

j. Pabrik/perusahaan

Beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam menentukan lingkungan

sekitar sebagai sumber belajar, adalah :

1. Sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan),

2. Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan),

3. Tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar (keamanan),

4. Berkaitan dengan materi yang diajarkan disekolah (kesesuaian.

b. Bagaimana memanfaatkan sumber tersebut untuk kepentingan belajar murid-

murid?

Langkah-langkah yang perlu dimantapkan dalam menggunakan lingkungan

sebagai sumber dapat dilakukan sejak awal caturwulan. Untuk ini Anda dapat bertitik

tolak dari GBPP atau buku paket, atau keduanya. Format 2 berikut memberikan

gambaran kepada Anda sebagaimana semestinya Anda merencanakan program ini.

Format 2

Identifikasi Materi Memerlukan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Sekolah : …………….

Caturwulan : …………….

Kelas : …………….

Mata

Pelajaran/Topik

Sumber Belajar yang Diperlukan

Ling. Fisik Ling. Sosial Lembaga PSB (sekolah)

1. Matematika

-

-

2. IPA

-

-

3. IPS

-

-

4. PMP

-

-

5. B. Indonesia

-

-

Dalam melaksanakan pemanfaatan sumber-sumber lingkungan tersebut, ada

beberapa langkah yang harus Anda lakukan, yaitu :

1) Anda membuka kembali daftar materi pada Format 1 dan Format 2, untuk melihat

topik dan materi yang akan diberikan dengan menggunakan berbagai sumber

lingkungan,

2) Mempersiapkan kunjungan ke sumber belajar tersebut, yaitu;

Menentukan jadwal (kapan dan berapa lama)

Menyiapkan lembar kerja murid (LKM), merupakan pedoman atau petunjuk bagi

murid dalam melakukan pengamatan, dan pengumpulan data,

Mempersiapkan perbekalan, misalnya : alat, bahan, dan konsumsi.

3) Memberikan petunjuk tentang tata tertib selama melakukan kunjungan atau

pengumpulan data,

4) Melakukan bimbingan dan pembinaan selama dalam kunjungan,

5) Memberikan pengawasan penuh kepada murid-murid baik di perjalanan maupun

ditempat tujuan,

6) Memberikan petunjuk cara membuat laporan hasil kunjungan, dan cara

menyampaikannya dalam kelas,

7) Menata kelompok belajar untuk mempresentasikan hasil laporan.

c. Masyarakat sebagai sumber

Masyarakat adalah individu sebagai personal yang merupakan bagian dari

masyarakat. Misalnya, para ulama, budayawan, sosiawan, pengrajin, petani, seniman,

pakar lingkungan hidup dan sebagainya.

Bagaimana caranya memanfaatkan narasumber. Beberapa hal yang harus

dipertimbangkan adalah :

1. Materi atau informasi yang dapat diperoleh dari narasumber, materi ini tidak dikuasai

oleh guru, dan sumbernya pun tidak ada. Oleh karena itu diperlukan narasumber yang

dapat memberikan informasi ini secara jelas, misalnya tentang bahaya narkotik,

bahaya AIDS dan sebagainya. Sekolah atau guru dapat mengundang Kepolisian atau

dari Puskesmas untuk memberikan ceramah di sekolah.

2. Narasumber tersebut tepat, artinya yang dijadikan narasumber harus orang yang

benar-benar memiliki informasi tersebut.

3. Hindarkanlah hal yang berwarna politik, karena murid SD belum saatnya di beri

informasi politik praktis.