Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya gangguan mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan
gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari populasi global menderita gangguan
depresi, dan 3,6% dari gangguan kecemasan. Jumlah penderita depresi meningkat
lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015. Depresi merupakan penyebab terbesar
kecacatan di seluruh dunia. Lebih dari 80% penyakit ini dialami orang-orang yang
tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah (World Health
Organization, 2017).
Selain itu data yang diterbitkan oleh WHO diperkirakan terdapat 350 juta orang
mengalami depresi, baik ringan maupun berat (WHO, 2012). Sementara hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia , menunjukkan bahwa prevalensi
gangguan mental emosional —yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan
kecemasan— adalah sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas (Yankes Kemenkes,
2013)
Bunuh diri merupakan keinginan seseorang untuk mengakhiri hidupnya, bila
berhasil dilakukan maka ini suatu keputusan fatal (Sadock and Sadock, 2010, p.
289) masalah mental multi faktor seperti, depresi, kecemasan, bipolar, skizofernia
dan penyakit lainnya yang dialami oleh seseorang bisa menjadi dasar perilaku
Efek samping mungkin..., Rina Ayu Larasati, FIKOM UMN, 2019
2
bunuh diri. Individu yang mengalami keinginan bunuh diri memiliki masalah
mental yang harus ditangani oleh bantuan medis professional. Tidak sedikit orang-
orang yang menjadikan bunuh diri sebagai pilihan terakhir untuk permasalahan
yang sedang dihadapi. Berdasarkan data yang dikeluarkan WHO sebanyak 804.000
kematian di dunia disebabkan oleh bunuh diri setiap tahunnya (WHO, 2012).
Depresi memang tidak selalu menjadi faktor utama seseorang memiliki
pemikiran untuk bunuh diri, melakukan bunuh diri maupun percobaan bunuh diri.
Namun hampir dibanyak kasus bunuh diri maupun percobaan bunuh diri, depresi
adalah salah satu alasan terbesar seseorang melakukannya. Orang yang memiliki
depresi tidak menunjukan gejala-gejala yang sama dengan yang lain. Satu dengan
yang lain bisa sangat berbeda.
Budaya patriarki juga memiliki peran pada tingkat bunuh diri. Berdasarkan data
dari WHO secara global, tingkat rasio bunuh diri adalah 11,4 orang per 100.000
penduduk. Laki-laki cenderung lebih rentan melakukan bunuh diri dengan rasio
sebesar 15 orang per 100.000 penduduk sementara perempuan hanya 8 orang per
100.000 penduduk (WHO, 2012). Berdasarkan data dari Forensik FKUI/RSCM
pada tahun 2004-2009 terdapat 771 kasus bunuh diri pada laki-laki dan 348 pada
perempuan. Dalam masyarakat, laki-laki dianggap sebagai mahluk yang tangguh
dan kuat sehingga mengekspresikan perasaan yang dirasakan adalah sesuatu yang
tabu dan akan menjauhkan dari gambaran laki-laki tangguh. Dampak dari
memendam emosi bisa berujung dengan mengakhiri hidup.
Efek samping mungkin..., Rina Ayu Larasati, FIKOM UMN, 2019
3
Di negara-negara maju seperti, Amerika Serikat, Britania Raya dan Korea
Selatan, mereka memiliki layanan telpon gawat darurat untuk orang-orang yang
ingin melakukan bunuh diri. Layanan tersebut memberikan pertolongan pertama
untuk mengintervensi keinginan bunuh diri seseorang. Sehingga percobaan bunuh
diri tidak terjadi dan dapat dicegah. Di Indonesia sendiri pernah ada layanan yang
menawarkan pelayanan serupa, namun layanan tersebut ditutup karena sepi
penelpon. Namun sepi penelpon bukan berarti angka percobaan bunuh diri rendah.
Namun banyak orang yang tidak mengetahui mengenai layanan ini.
Menurut data dari Ditjen Yankes Kementrian Kesehatan kesenjangan
pengobatan gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 90 persen. Ini artinya
kurang dari 10 persen penderita gangguan jiwa mendapatkan pelayanan terapi dari
petugas kesehatan. (Yankes Kemenkes, 2015)
Mengintevensi keinginan bunuh diri seseorang bukanlah hal yang mudah.
Karena perkataan yang disampaikan kepada orang yang memiliki keinginan bunuh
diri harus berhati-hati. Bila tidak berhati-hati dengan perkataan yang disampaikan,
ditakutkan malah melukai perasaan orang tersebut.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014
tentang kesehatan jiwa pasal 7 yang berbunyi Upaya promotif Kesehatan Jiwa
ditujukan untuk:
Efek samping mungkin..., Rina Ayu Larasati, FIKOM UMN, 2019
4
a) mempertahankan dan meningkatkan derajat Kesehatan Jiwa masyarakat
secara optimal;
b) menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sebagai bagian dari masyarakat;
c) meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat terhadap
Kesehatan Jiwa; dan
d) meningkatkan penerimaan dan peran serta masyarakat terhadap
Kesehatan Jiwa.
Lewat buku yang penulis ciptakan, penulis akan melakukan upaya promotif tentang
kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. Penulis seringkali mendengar perkataan
“bunuh diri tidak menyelesaikan masalah, bunuh diri hanya melanjutkan masalahnya
ke orang lain” namun penulis memiliki kesulitan dalam memahami apa yang dimaksud
dari kalimat tersebut. Hingga suatu saat penulis melakukan percobaan bunuh diri.
Pelan-pelan penulis mulai memahami maksud kalimat tersebut. Terutama dari
prespektif penyintas kehilangan akibat bunuh diri. Masih banyak orang tidak mengerti
apa yang dirasakan seseorang yang sedang mengalami depresi.
Penjelasan tentang perilaku bunuh diri juga ada macam-macamnya seperti yang
disebutkan dalam Sadock dan Sadock pertama ada bunuh diri itu sendiri yaitu
keadaan dimana seseorang mengakhiri hidupnya atas kehendaknya sendiri. Kedua
ada percobaan bunuh diri yaitu keadaan dimana seseorang mencoba mengakhiri
hidupnya. Ketiga ada keadaan dimana seseorang menghentikan percobaan bunuh
Efek samping mungkin..., Rina Ayu Larasati, FIKOM UMN, 2019
5
dirinya sebelum terjadi sesuatu yang lebih parah. Keempat ada yang dikenal dengan
parasuicidal, yaitu keadaan seseorang yang menyakiti dirinya dengan melukai
fisiknya namun tidak memiliki keinginan untuk mati. Lalu ada juga yang dikenal
dengan keinginan bunuh diri, keinginan ini ada di benak mereka namun belum
terlaksanakan. (Sadock and Sadock, 2010, p.290)
Buruknya pemberitaan di media mengenai kasus bunuh diri juga dapat menjadi
salah satu pemicu seseorang melakukan percobaan bunuh diri. Dilansir dari situs
reporting on suicide, media seharusnya menghindari penggunaan judul yang
bombastis seperti “Desainer Kondang Asal New York, Ditemukan Gantung Diri”
dan sebaiknya menggunakan judul “Kate Spade, Meninggal Umur 55 tahun”.
Media juga tidak boleh menjelaskan metode bunuh diri yang dilakukan seseorang
secara jelas karena ditakutkan dengan penjelasan detail mengenai metode yang
digunakan akan menginspirasi individu yang rentan melakukan percobaan bunuh
diri.
Setelah percobaan bunuh diri yang pernah penulis lakukan penulis merasa kalau
penulis merupakan seseorang yang memiliki privilese untuk pergi berobat ke
dokter jiwa. Privilise yang dimiliki penulis berupa dukungan keluarga yang cukup
teredukasi mengenai masalah kejiwaan. Keluarga penulis berusaha memahami apa
yang penulis alami dan keluarga penulis mendukung agar penulis bisa cepat pulih,
walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama.
Efek samping mungkin..., Rina Ayu Larasati, FIKOM UMN, 2019
6
1.2. Tujuan Karya
Tujuan dari pembuatan Karya Jurnalistik ini adalah:
1. Menunjukan pada Masyarakat kalau kesehatan mental itu penting
2. Meningkatkan keperdulian masyarakat dan pemerintah untuk berpatisipasi
dalam mencegah bunuh diri.
3. Membantu Pemerintah mengedukasi warga tentang pentingnya melakukan
pencegahan bunuh diri.
1.3. Kegunaan Penelitian
Adapun Karya Jurnalistik ini berguna dalam hal sebagai berikut:
1 Kegunaan praktis
Melalui Karya Jurnalistik ini diharapkan pemerintah yang terlibat
yaitu Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk lebih
mengkampanyekan tentang kesehatan mental.
2 Kegunaan Akademis
Dalam kegunaan akademis, karya ini akan memberikan sumbangan
karya baru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan mental dan melakukan pencegahan
bunuh diri.
Efek samping mungkin..., Rina Ayu Larasati, FIKOM UMN, 2019