14
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Film Animasi Pendek

Sullivan, dkk. (2008) menyebutkan bahwa animasi pendek adalah film animasi,

bisa bergaya naratif maupun non naratif, yang berdurasi sekitar dua sampai lima

menit. Pembuat film animasi pendek dituntut bekerja lebih keras untuk

mengekspresikan ide dan menjelaskan makna serta maksud dalam sebuah film

dalam durasi yang terbatas. Para animator memakai gaya artistik tertentu dan

menggabungkannya dengan gaya animasi serta genre tertentu untuk menghasilkan

sebuah animasi yang unik.

Animasi terdiri dari lima dimensi, yakni dua dimensi yang dibangun dari

garis, warna dan keseragaman, tiga dimensi yang dibentuk dari ruang, empat

dimensi yang terbentuk dari waktu, dan lima dimensi yang didapat dari konten

cerita. Dimensi kelima ini yang menyatukan, membentuk dan menyusun empat

dimensi lainnya dan, jika berhasil, film animasi pendek dapat menyentuh hati

penonton secara fisik, emosional dan artistik. Untuk membuat sebuah konten cerita,

dalam bukunya, ia menyebutkan seorang penulis script yaitu Karl Iglesias memiliki

tips untuk membuat sebuah cerita yakni konten cerita berisi tentang seseorang yang

menginginkan sesuatu namun memiliki masalah dalam mendapatkannya (hlm. viii-

ix, 8-9)

Film animasi dibagi menjadi dua, yakni animasi 2D dan 3D. Animasi 2D

dibuat dengan menggunakan program untuk dua dimensi, bisa berbasis vektor

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

maupun bitmap. Tekniknya rapi dan mudah dipahami. Untuk film naratif, animasi

2D lebih terkesan hangat dan polos jika dibandingkan dengan animasi 3D. Sejarah

animasi 2D yang sejak lama digunakan untuk film anak-anak, dapat menimbulkan

perasaan emosional bagi penontonnya (Blazer, 2016, hlm. 115).

2.2 Visual Storytelling

Menurut Block (2008), cerita terbagi menjadi tiga, yakni bagian awal, bagian

tengah dan resolusi. Awal bagian cerita disebut eksposisi. Eksposisi dapat

didefinisikan sebagai fakta-fakta yang dibutuhkan untuk memulai cerita. Fakta-

fakta ini mencakup identitas karakter utama, situasi rencana mereka, lokasi, dan

periode waktu. Jika penonton tidak diberikan fakta-fakta yang mereka butuhkan,

mereka tidak pernah bisa terlibat dalam cerita karena mereka akan menjadi tidak

fokus dan berusaha untuk mengisi eksposisi yang hilang.

Bagian tengah cerita disebut konflik. Ketika cerita dimulai, terkadang ada

sedikit atau tidak ada konflik, dan seiring cerita berkembang, intensitas konflik pun

meningkat. Konflik dapat berupa konflik internal atau eksternal. Konflik internal

melibatkan perjuangan emosional.

Bagian terakhir yaitu resolusi merupakan bagian akhir dimana suatu cerita

terselesaikan. Para penonton membutuhkan waktu untuk pulih dari intensitas

klimaks dan merefleksikan konflik cerita. Setiap cerita, tidak peduli seberapa

singkat atau lama, memiliki eksposisi, konflik, klimaks dan resolusi. Cerita bisa

dibuat menjadi komersial, video game, film dokumenter, program televisi, atau

naskah film panjang (hlm. 221-223).

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Setelah menentukan cerita, ada tahap yang dinamakan visual development,

menurut Bacher (2008) yaitu tahap awal dimana pembuat film menentukan

berbagai macam cara untuk menerjemahkan cerita menjadi bentuk visual, seperti

background, karakter, warna, komposisi dan editing. Ada juga riset dan desain

konsep yang berdasarkan gaya tertentu. Riset dilakukan pada arsitektur, tempat

bersejarah, suatu lingkungan, kostum serta properti. Sedangkan konsep desain

dibuat lebih lanjut dalam menentukan suatu style maupun genre, bergaya natural

ataupun stylize, bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak

maupun dewasa.

Bacher juga menghimbau para pembuat film untuk menentukan visual look

yang akan dicapai pada tahap ini. Visual look yang dimaksud antara lain yaitu style

film, detail yang akan ditampilkan, warna, karakter, environment dan sebagainya

(hlm. 44-47).

Sullivan, dkk. (2008) menjelaskan di dalam cerita terdapat karakter dan

environment. Karakter yang baik akan mudah diingat karena penampilannya

menarik dan mempunyai kemampuan untuk menggerakan hati penonton. Dalam

film pendek, karena keterbatasan waktu, penonton harus segera mengetahui siapa

karakter utama dan apa yang diinginkannya (hlm. 98-110).

2.3 Environment

Selain karakter, di dalam cerita juga terdapat lokasi tempat atau environment.

Sullivan, dkk. (2008) menjelaskan environment adalah sebuah dunia dimana

karakter hidup. Baik environment maupun objek di dalamnya harus memberikan

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

informasi mengenai karakter, baik masa lalu maupun situasi yang sedang

dialaminya. Sebuah environment dikatakan baik apabila dapat memberikan

panggung yang baik bagi karakter untuk berakting, dapat mendukung serta

menentukan suasana dalam cerita.

Visual dalam environment haruslah jelas agar penonton segera mengetahui

lokasi dalam cerita. Penambahan properti di dalam environment akan memberikan

informasi penting mengenai waktu kejadian, geografi, kepribadian karakter dan

sejarahnya. Namun, penempatan properti harus diperhatikan agar tidak

mengganggu. Di dalam environment juga harus terdapat sebuah ruang yaitu area

kosong yang cukup besar untuk karakter berakting.

Environment yang baik juga harus bisa mendefiniskan emosi dan suasana

dari dalam cerita. Ketika film dimulai, impresi, emosi, perasaan dan efek dramatis

diciptakan dari tekstur, elemen desain, pencahayaan, dan warna. Tekstur

mendefinisikan tingkat kedetailan dan realitas dalam sebuah adegan. Elemen desain

berupa garis, bentuk, skala dan orientasi arah menjelaskan sebuah makna dan

menentukan sebuah gaya. Sebuah environment yang terdiri dari bentuk organik

akan sangat berbeda dengan bentuk geometris.

Kemudian pencahayaan yang tepat dalam film akan menunjukkan atau

menyembunyikan hal penting, mendefiniskan bentuk dan mengontrol suatu arah

pandangan. Cahaya menetapkan suasana, nada dan drama dalam sebuah scene

lewat kualitas dan intensitasnya.

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Cahaya natural berasal dari matahari dan bisa menunjukkan perbedaan

waktu antara siang dan malam, suasana cuasa dan bisa membuat sumber cahaya

memiliki nuansa hangat maupun dingin (Yot, 2011, hlm 26).

Setiap environment dalam film harus memiliki palet warna yang

mendefinisikan suasana di dalam scene. Warna suatu scene akan menentukan

suasana mood yang konstan dan juga bisa berubah sesuai dengan emosi karakter

atau untuk memperjelas momen spesifik dalam suatu adegan (hlm. 111-123).

Bacher (2008) menjelaskan di dalam background terdapat elemen linear ,

bentuk dan value. Pertama, garis lurus maupun lengkung harus ditempatkan dengan

sesuai karena dapat menunjukan suatu arah maupun menyimbolkan perpisahan.

Garis pararel hanya digunakan apabila suatu desain ingin menunjukkan suatu

gambar yang terbagi rata menjadi dua. Kemudian bentuk adalah definisi objek pada

background seperti arsitektur, pohon dan gunung. Biasanya mereka digambarkan

secara bertumpukkan dalam komposisi untuk menciptakan bentuk yang menarik.

Value menentukan bentuk dan posisi mereka dalam background. Saat

membuat suatu scene gunakan empat sampai lima value abu-abu. Hal ini membantu

memisahkan desain ke bentuk negatif dan positif. Ada beberapa cara untuk

menentukan tahapan value ke dalam satu scene. Pertama tentukan foreground, lalu

satu atau dua middle ground kemudian background. Foreground akan menjadi yang

value tergelap dan background akan menjadi value yang paling terang. Semua

elemen di dalam gambar harus dapat ditangkap dengan mudah.

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

2.4 Warna

2.4.1 Teori Warna

Shorter (2012) menyatakan bahwa warna merupakan karakteristik visual yang

dihasilkan dari cahaya putih yang dibiaskan. Ketika cahaya melewati prisma yang

terbuat dari kaca, cahaya tersebut dibiaskan dan menjadi spektrum cahaya.

2.4.1.2 Sistem Warna Munsell

Pada tahun 1905 Albert Munsell menetapkan lima warna dasar yang terdiri dari

hijau, biru, ungu, merah dan kuning. Atas dasar tersebut ia membuat lingkaran

warna (color wheel).

Gambar 2.1. Color Wheel

(Color/Zelanski dan Fisher,2010)

Munsell juga menemukan sebuah sistem untuk mendefinisikan hue (warna),

melalui value dan kroma. Hue atau nama warna digunakan untuk membedakan satu

warna dengan warna lainnya, misalkan warna biru dan kuning. Value digunakan

untuk menunjukkan terang dan gelap di dalam hue. Sedangkan khroma dipakai

untuk membedakan saturasi dan intensitas warna.

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Sistem warna Munsell ini menggambarkan warna dalam ruang tiga dimensi

dan dibuat untuk menunjukkan hubungan antara hue, value dan khroma. Ada tiga

istilah yang digunakan pada warna yang dicampur putih, abu-abu, dan hitam yakni

tint, tone, dan shade. Jika sebuah hue ditambahkan warna putih maka warna

tersebut akan terlihat semakin pucat, hal ini disebut tint. Sedangkan tone adalah

pencampuran warna dengan abu-abu dan shade adalah perpaduan warna dengan

hitam (Zelanski dan Fisher, 2010, hlm. 18-20)

Gambar 2.2 Tint, Tone dan Shade

(Color/Zelanski dan Fisher,2010)

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

2.4.1.3 Kombinasi Warna

Beberapa warna dikelompokkan karena terlihat lebih estetik dan menarik serta

menimbulkan harmoni.

Gambar 2.3 Kelompok Skema Warna

(Color/Zelanski dan Fisher,2010)

Skema warna, yang biasa disebut harmoni, berhubungan dengan

keseimbangan warna pada hasil akhir. Color wheel membantu pengelompokan

harmoni yang bisa menyeimbangkan warna satu sama lain. Ada enam kelompok

warna.

Kelompok warna pertama yaitu monokromatik, dimana satu hue digunakan

beserta variasinya dalam value dan saturasi. Kelompok warna selanjutnya yaitu

analogus yang berisi beberapa hue yang bersebelahan dalam color wheel. Untuk

membuat skema warna ini tampak harmonis, pencahayaan, saturasi, serta area yang

diwarna harus diatur sedemikian rupa untuk menyeimbangkan kekuatan dari

masing-masing warna.

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Kemudian ada juga kelompok warna komplementer yang terdiri dari dua

hue yang saling berseberangan dalam color wheel. Warna ini sifatnya saling

mengimbangi atau melengkapi. Selanjutnya ada komplementer ganda yang

menggunakan empat hue yang berseberangan dalam lingkaran warna, dimana

warna dasarnya saling berdekatan atau bersebelahan.

Kelompok warna berikutnya yaitu split komplementer, kelompok warna ini

menggunakan satu hue dan dua hue lainnya yang berada dalam posisi satu step

sebelah dari posisi yang berseberangan dengan hue pertama. Kelompok warna

terakhir yaitu triad yang terdiri dari tiga hue yang posisinya 1/3 dari color wheel

tersebut dan dapat berubah secara proporsional menyesuaikan dengan dasar hue

(Zelanski dan Fisher, 2010, hlm. 120-125).

2.4.2 Efek Psikologi pada Warna

Pernyataan bahwa warna dapat mempengaruhi emosi manusia telah diterima secara

universal. Maka dari itu warna digunakan untuk menunjukkan suasana dan

mengubah mood. Selain itu, warna dapat menyampaikan suasana hati, baik suasana

suram maupun suasana bahagia.

Meskipun begitu perbedaan dalam warna yang sama dapat menghasilkan

efek yang berbeda. Menurut riset psikologi mengenai cahaya berwarna, gelombang

merah mengakibatkan jantung berdetak lebih cepat serta meningkatkan kekuatan

dan stamina. Sedangkan gelombang biru memberi efek tenang dan dingin serta

dapat menurunkan tekanan darah.

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Beberapa peranan penting diantaranya warna dapat meningkatkan semua

indra yang dapat berdampak pada emosi di alam bawah sadar. Warna diasosiasikan

dengan koneksi emosional seperti perasaan dan indra (pengelihatan, penciuman,

pendengaran, perasa dan pengecap) untuk menciptakan pengalaman emosional.

Meskipun persepsi warna pada tiap orang berbeda dan dipengaruhi oleh kultur tiap

individu, ada dua kelompok warna yang diterima secara universal.

Pertama, warm colors (warna hangat) terdiri dari merah, oranye dan kuning.

Kelompok warna ini membangkitkan perasaan positif dan kehangatan serta

menyimbolkan kebahagian dan semangat, namun juga bisa menandakan

kemarahan, kebencian dan kekejaman. Kelompok kedua yaitu cool colors (warna

dingin) terdiri dari biru, hijau dan ungu. Kelompok warna ini menimbulkan

perasaan damai dan tenang namun juga bisa diartikan sebagai kesedihan dan

melankolis (Zelanski dan Fisher, 2010, hlm. 39-47).

Fraser dan Banks (2004) menuliskan makna dari warna:

1. Merah: Menunjukkan kekuatan, keberanian, energi, stimulasi, dan maskulin

namun juga menyampaikan kemarahan, agresif, bahaya, dan ketegangan.

2. Kuning: Memberikan rasa optimis, percaya diri, keramahan, kebahagiaan

dan kreativitas.

3. Hijau: Menyampaikan harmoni, kedamaian, keseimbangan serta

menunjukkan kesan alam.

4. Biru: Memberi kesan dingin, sedih, tidak ramah, dan kesepian.

5. Violet: Menunjukkan kemewahan, kualitas serta kesadaran spiritual.

6. Cokelat: Memberi nuansa alam, tanah, dan menunjukkan kehangatan.

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

7. Hitam: Memberi tanda bahaya, tekanan, namun juga memberi kesan glamor.

8. Abu-abu: Memberikan rasa kurang percaya diri, depresi serta rasa tidak

berenergi (hlm. 20-49).

2.4.3 Warna dalam Film

Mengingat awal mula sinema yang dimulai dari film hitam putih, banyak sutradara

yang terobsesi dengan warna dalam film. Sutradara harus memiliki visi dalam

filmnya yang berkaitan dengan warna seperti pilihan kostum, warna palet serta filter

warna dalam pasca produksi. Hal ini dikarenakan warna dapat mempengaruhi

penonton baik secara emosional, psikologikal dan fisikal tanpa disadari. Di dalam

film warna berfungsi untuk menunjukkan suasana, membangun harmoni dan tensi

dalam scene, menciptakan reaksi emosional dari penonton, membantu fokus pada

detail yang penting, menetapkan tema film, merepresentasikan sifat karakter dan

menunjukkan perubahan atau jalan cerita di dalam film (studiobinder, 2016, hlm.

1-2).

Warna yang dipersepsi dalam film merupakan hasil dari beberapa elemen

seperti lokasi, properti, kostum, tata rias wajah dan tata cahaya. Ada beberapa

peraturan estetik serta aspek kebudayaan yang bisa digunakan sebagai panduan

dalam memilih warna. Namun, pada akhirnya proses kreatif terjadi secara tidak

sadar dan disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengetahuan sutradara tentang

warna, budaya, pengalamannya menggunakan warna serta tata cahaya dalam proses

pewarnaan dalam film (Ivan Magrin-Chagnolleau, 2013).

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

Bellantoni (2005, hlm. xxviii) menegaskan bahwa warna bisa

mempengaruhi perasaan serta cara manusia bertindak. Oleh karena itu, warna bisa

menjadi alat yang sangat efektif bagi pembuat film untuk membuat suatu adegan

menjadi lebih dramatis. Tiap warna memiliki suatu kemampuan untuk

mempengaruhi reaksi emosional tentang suatu adegan di dalam film.

2.5 Skrip Warna

Skrip warna pertama kali dibuat oleh Ralph Egglestone dalam film animasi

keluaran Pixar yaitu Toy Story (1995). Sejak saat itu Pixar Studio selalu

menggunakan skrip warna untuk menunjukkan visual penggunaan warna dalam

film. Skrip warna merupakan kumpulan penggunaan warna dari berbagai scene

yang disusun secara berurutan untuk menunjukkan alur perubahan warna dan

suasana dari film animasi sebelum masuk ke tahap produksi.

Sebelum membuat skrip warna, palet warna akan lebih dulu dibuat oleh

desainer produksi yang berkolaborasi dengan sutradara. Penggunaan warna dipakai

untuk melengkapi dan menambah kontras sehingga bisa mempengaruhi naratif.

Warna merupakan elemen emosional yang bisa mengubah suasana dan menambah

efek psikologi untuk menghidupkan cerita di dalam film. Perubahan warna dapat

menunjukkan perubahan suasana serta mendukung elemen visual lainnya dalam

alur cerita. Hal ini berpengaruh pada tiap shot, tata cahaya, tipe pencahayaan serta

kamera untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan (Shorter, 2012, hlm. 19).

Blazer (2016) menyatakan warna yang diaplikasikan dalam skrip warna

berfungsi sebagai garis besar visual untuk menunjukkan penggunaan warna yang

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3193/3/BAB II.pdf · , bernuansa drama atau romansa dan ditargetkan pada anak-anak maupun dewasa. Bacher juga

akan dipakai dalam film. Skrip warnalah yang digunakan untuk mengatur suasana

sepanjang film. Di sini Blazer memberi tips untuk menyeimbangkan warna tiap

adegan dengan keseluruhan film sehingga akan terbentuk warna dengan alur yang

senada dan bisa membuat film tampak lebih dramatis. Pertama-tama definisikan

satu warna yang akan menjadi tema dalam film. Warna dominan ini akan menjadi

warna tema dan bisa menjadi arahan dalam menentukkan palet warna dalam film.

Penggunaan hue, saturation dan value yang tepat dalam adegan film akan

memperjelas suasana yang akan disampaikan. Setiap warna yang digunakan harus

memiliki makna dan penggunaanya dalam film haruslah konsisten.

Dalam membuat skrip warna Blazer memberi enam tips. Pertama palet

warna harus memiliki warna yang terbatas, apabila terlalu akan membingungkan

mata audiens dan menyebabkan kesulitan untuk fokus pada film. Kedua, bentuk

sebuah area lebar yang dapat membuat subjek terlihat jelas. Ketiga, pilihlah satu

warna yang menjadi tema dalam film untuk menyatukan tiap adegan menjadi satu

keseluruhan film. Keempat, gunakan saturasi secara tepat, karena warna yang

saturasinya tinggi dapat menyebabkan mata audiens menjadi lelah. Kelima,

gunakan warna yang tidak disangka, warna yang berbeda dalam palet dapat menjadi

unsur kejutan yang memicu klimaks dari sebuah cerita. Keenam, pastikan warna

pada latar belakang tidak saling bersaing dengan warna subjek. Gunakan warna

dengan saturasi rendah pada latar belakang agar subjek dapat menjadi titik fokus

(hlm. 55-69).

Perancangan Skrip..., Yenna Mariana, FSD UMN, 2017