22
LKM 1 (Lembar Kerja Mahasiswa) Nilai Sistem Persyarafan Kelompok : 2 Anggota: 1. Helda Puspitasari (122310101018) 2. Umamul Faqih (122310101044) 3. Lidatu Nara Shiela (122310101048) 4. Rizki Dafianto (122310101052) 5. Myta Kirana Dewi (122310101056) Pengampu: Ns. Retno Purwandari, M. Kep No Soal

LKM 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LKM 1

Citation preview

LKM 1

(Lembar Kerja Mahasiswa)Nilai

Sistem Persyarafan

Kelompok : 2Anggota: 1. Helda Puspitasari (122310101018)

2. Umamul Faqih

(122310101044)

3. Lidatu Nara Shiela(122310101048)

4. Rizki Dafianto

(122310101052)

5. Myta Kirana Dewi (122310101056)

Pengampu: Ns. Retno Purwandari, M. KepNoSoal

1.Sebutkan bagian dari gambar berikut ini:

Keterangan :

1. Tulang leher :

1C = tulang servikal ke-1

2C = tulang servikal ke-2

3C = tulang servikal ke-3

4C = tulang servikal ke-4

5C = tulang servikal ke-5

6C = tulang servikal ke-6

7C = tulang servikal ke-7

2. Tulang punggung :

1T = toraks ke-1

2T = toraks ke-2

3T = toraks ke-3

4T = toraks ke-4

5T = toraks ke-5

6T = toraks ke-6

7T = toraks ke-7

8T = toraks ke-8

9T = toraks ke-9

10T = toraks ke-10

11T = toraks ke-11

12T = toraks ke-12

3. Tulang pinggang :1L = tulang lumbal ke-1

2L = tulang lumbal ke-2

3L = tulang lumbal ke-3

4L = tulang lumbal ke-4

5L = tulang lumbal ke-5

4. Tulang pinggul sakrum

5. Tulang ekor atau Koksik

Referensi:

Sloane ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

2. Buatlah skema pembagian sistem syaraf pada manusia!

Referensi:

Price & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

3.Sebutkan dan jelaskan 12 sistem syaraf dan fungsinya!1. Olfaktorius

Fungsinya menghantarkan rangsang dari hidung ke otak sebagai pembau atau penciuman.

2. Optikus

Fungsinya menghantarkan rangsang dari mata ke otak sebagai persepsi visual atau penglihatan.

3. Okulomotor

Fungsinya menggerakkan sebagian besar otot mata.

4. Troklearis

Fungsinya menggerakkan beberapa otot mata.

5. Trigeminus

Motorik: fungsinya menggerakkan rahang.

Sensorik: fungsinya menghantarkan rangsang dari wajah ke otak sebagai sentuhan.

6. Abdusen

Fungsinya untuk abduksi mata.

7. Fasialis

Fungsinya mengendalikan otot wajah dan menciptakan ekspresi wajah.

8. Vestibulocochlearis

Fungsinya sebagai pendengaran dan keseimbangan.

9. Glosofaringeus

Fungsinya mengendalikan organ-organ dalam dan pengecapan.

10. Vagus

Fungsinya untuk menelan, monitor kadar oksigen dan karbondioksida darah.

11. AksesorisFungsinya memproduksi suara di laring, pergerakan kepala dan bahu, serta muscle sense.

12. HipoglossusFungsinya mengatur pergerakan lidah.Referensi:

Sloane ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

4.Gambarkan sel syaraf beserta fungsi dari masing-masing bagian!

Fungsi masing-masing bagian:

1. Dendrit

Fungsinya menerima dan menghantarkan rangsang ke badan sel.

2. Badan sel

Fungsinya menerima rangsang dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

3. Inti sel atau nucleus

Fungsinya mengatur kegiatan sel saraf dan sifat keturunan dari sel tersebut.

4. Akson

Fungsinya menghantarkan impuls dari badan sel saraf ke saraf lainnya.

5. Mielin

Fungsi selubung mielin adalah sebagai pelindung akson, mencegah kebocoran impuls, dan isolator.

6. Sel schwann

Fungsinya adalah untuk mempercepat impuls, memberikan nutrisi pada akson, dan meregenerasi akson.

7. Nodus ranvier

Fungsinya sebagai loncatan untuk mempercepat impuls ke otak atau sebaliknya.

8. Sinapsis

Fungsinya menghantarkan impuls dari akson ke dendrit sel saraf lainnya. Di dalam sinapsis terdapat neurotransmiter yang juga berperan dalam penyampaian atau penghantaran impuls.

Referensi:

Sloane ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

5.Jelaskan fungsi sistem syaraf!Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

1. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.

2. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang. Perbedaan struktur dan fungsi dari ketiga jenis sel saraf tersebut lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Perbedaan sel saraf sensorik, penghubung, dan motorik

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

Referensi:

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

6.Gambarkan dan jelaskan proses penghantaran impuls dalam sel syaraf!

Dalam sel saraf terjadi proses penghantaran impuls secara konduksi. Apabila tidak ada rangsang maka sel saraf disebut dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan ini saraf tidak menghantarkan impuls. Membran luar sel saraf bermuatan positif karena kelebihan kation atom Na+. Membran dalam sel saraf bermuatan negatif karena banyak ion K+ yang keluar akson. Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran pompa Na-K dan sifat membran akson yang lebih permeabel terhadap K+ dan kurang permeabel terhadap Na+ kemudian Na+ dipompa ke luar. K+ dipompa ke dalam karena sifat membran akson yang permeabel terhadap K, maka K+ dapat keluar kembali.Jika terjadi rangsangan kuat, permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya polarisasi membran juga berubah. Polarisasi mengalami pembalikan pada lokasi tertentu yang disebut depolarisasi. Selanjutnya proses pembalikan polarisasi diulang hingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak dapat melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut waktu refraktori.

Referensi:

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Pearce, Evelyn C. Tanpa Tahun. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

7.Jelaskan tentang potensial aksi! Potensial aksi adalah peristiwa listrik yang terlokalisir yaitu depolarisasi membran pada titik perangsangan yang spesifik. Potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi. Semakin besar diameter akson semakin cepat penghantaran potensial aksi karena tahanan arus listrik berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar arus tersebut. Potensial aksi dibangkitkan ketika ion Natrium mengalir ke dalam melintasi membran. Depolarisasi potensial pertama telah menyebar ke wilayah bersebelahan pada membran tersebut, mendepolarisasi wilayah ini dan memulai potensial aksi kedua. Pada lokasi potensial aksi pertama membran mengalami repolarisasi ketika K+ mengalir keluar. Potensial aksi ketiga merambat secara berurutan saat repolarisasi berlangsung. Melalui mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran plasma dan menghasilkan impuls saraf yang merambat sepanjang akson tersebut.Saluran ion yang pembukaan gerbangnya diatur oleh voltase yang menghasilkan potensial aksi hanya berkonsentrasi di sekitar nodus Ranvier. Cairan ekstraseluler juga berhubungan dengan membran akson namun melompat dari satu nodus ke nodus lain melewati daerah yang berinsulasi myelin pada membran di antara nodus ituDalam potensial aksi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan terkait diantaranya kanal Na+, pompa Na-K, ion Na+, ion K+, kanal K+, dan faktor-faktor yang lain. Setiap jenis kanal tersebut memiliki fungsi spesifik dalam aktifitas elektrik saraf. Kanal-kanal ion tersebut berfungsi menjaga potensial sel.

Urutan tahap potensial aksi yaitu:

1. Tahap istirahat

Potensial membrane istirahat sebelum terjadinya potensial aksi. Membrane dikatakan menjadi terpolarisasi karena adanya potensial membrane negative sebesar -90 milivolt.

2. Tahap depolarisasi

Pada tahap depolarisasi membran sangat permeable terhadap ion natrium, sehingga sejumlah besar ion natrium bermuatan positif berdifusi kedalam akson. Keadaan terpolarisasi normal sebesar -90 milivolt segera dinetralisasi oleh ion natrium bermuatan positif yang mengalir masuk, dan potensial meningkat dengan cepat kearah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

3. Tahap Repolarisasi

Dalam waktu beberapa detik membrane menjadi sangat permeable terhadap ion natrium, kanal natrium mulai tertuutp dank anal kalium terbuka lebih besar dari normalnya. Selanjutnya difusi ion kalium yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk potensial membrane istirahat negative yang normal.

Referensi:

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

8.Gambarkan dan jelaskan terjadinya mekanisme gerak reflek dan apa perbedaannya dengan gerak biasa!

2012/11/dasar-dasar-syaraf.html

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf dibentuk oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan neuron motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.

Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Gerak sadar adalah gerakan yang terjadi karena proses yang disadari. Gerak sadar mempunyai mekanisme yang berbeda dengan gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Referensi:

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

9.Sebutkan dan jelaskan pemeriksaan sistem syaraf!Pemeriksaan syaraf cranialSaraf kranial :1. Test nervus I (Olfactory) Fungsi penciuman Test pemeriksaan, klien tutup mata dan minta klien mencium benda yang baunya mudah dikenal seperti sabun, tembakau, kopi dan sebagainya. Bandingkan dengan hidung bagian kiri dan kanan.2. Test nervus II ( Optikus)Fungsi aktifitas visual dan lapang pandang Test aktifitas visual, tutup satu mata klien kemudian suruh baca dua baris di koran, ulangi untuk satunya. Test lapang pandang, klien tutup mata kiri, pemeriksa di kanan, klien memandang hidung pemeriksa yang memegang pena warna cerah, gerakkan perlahan obyek tersebut, informasikan agar klien langsung memberitahu klien melihat benda tersebut, ulangi mata kedua. 3. Test nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear dan Abducens)Fungsi koordinasi gerakan mata dan kontriksi pupil mata (N III). Test N III Oculomotorius (respon pupil terhadap cahaya), menyorotkan senter kedalam tiap pupil mulai menyinari dari arah belakang dari sisi klien dan sinari satu mata (jangan keduanya), perhatikan kontriksi pupil kena sinar. Test N IV Trochlear, kepala tegak lurus, letakkan obyek kurang lebih 60 cm sejajar mid line mata, gerakkan obyek kearah kanan. Observasi adanya deviasi bola mata, diplopia, nistagmus. Test N VI Abducens, minta klien untuk melihat kearah kiri dan kanan tanpa menengok.

4. Test nervus V (Trigeminus)Fungsi sensasi, caranya : dengan mengusap pilihan kapas pada kelopak mata atas dan bawah. Refleks kornea langsung maka gerakan mengedip ipsilateral. Refleks kornea consensual maka gerakan mengedip kontralateral.Usap pula dengan pilihan kapas pada maxilla dan mandibula dengan mata klien tertutup. Perhatikan apakah klien merasakan adanya sentuhan.Fungsi motorik, caranya : klien disuruh mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi pada otot temporal dan masseter.5. Test nervus VII (Facialis) Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah, terhadap asam, manis, asin pahit. Klien tutup mata, usapkan larutan berasa dengan kapas/teteskan, klien tidak boleh menarik masuk lidahnya karena akan merangsang pula sisi yang sehat. Otonom, lakrimasi dan salivasi Fungsi motorik, kontrol ekspresi muka dengancara meminta klien untuk : tersenyum, mengerutkan dahi, menutup mata sementara pemeriksa berusaha membukanya6. Test nervus VIII (Acustikus)Fungsi sensoris : Cochlear (mengkaji pendengaran), tutup satu telinga klien, pemeriksa berbisik di satu telinga lain, atau menggesekkan jari bergantian kanan-kiri. Vestibulator (mengkaji keseimbangan), klien diminta berjalan lurus, apakah dapat melakukan atau tidak.7. Test nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X (Vagus) N IX, mempersarafi perasaan mengecap pada 1/3 posterior lidah, tapi bagian ini sulit di test demikian pula dengan M.Stylopharingeus. Bagian parasimpatik N IX mempersarafi M. Salivarius inferior. N X, mempersarafi organ viseral dan thoracal, pergerakan ovula, palatum lunak, sensasi pharynx, tonsil dan palatum lunak. Test : inspeksi gerakan ovula (saat klien menguapkan ah) apakah simetris dan tertarik keatas. Refleks menelan : dengan cara menekan posterior dinding pharynx dengan tong spatel, akan terlihat klien seperti menelan.8. Test nervus XI (Accessorius) Klien diminta untuk menoleh kesamping melawan tahanan. Apakah Sternocledomastodeus dapat terlihat ? apakah atropi ? kemudian palpasi kekuatannya. Minta klien mengangkat bahu dan pemeriksa berusaha menahan - test otot trapezius.9. Nervus XII (Hypoglosus) Mengkaji gerakan lidah saat bicara dan menelan Inspeksi posisi lidah (mormal, asimetris / deviasi) Keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan memasukkan dengan cepat dan minta untuk menggerakkan ke kiri dan ke kanan.

Referensi:

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

10.Jelaskan salah satu contoh kelainan sistem syaraf beserta gambarkan patofisiologinya!Sklerosis multiple merupakan keadaan kronis penyakit system syaraf pusat degenerative yang dikarakteristikkan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medulla spinalis. Demielinasi menunjukkan kerusakan myelin yang menunjukkan adanya material lunak dan protein di sekitar serabut-serabut syaraf otak dan medulla spinalis, yang menghasilkan gangguan transmisi impuls syaraf. Myelin adalah materi yang melindungi syaraf, berfungsi seperti lapisan pelindung pada kabel listrik dan memudahkan syaraf untuk mengirim impulsnya dengan cepat. Kecepatan dan efisiensi pengiriman impuls inilah yang memungkinkan sebuah gerakan tubuh yang halus, cepat, dan terkoordinasi dilakukan hanya dengan sedikit upaya. Kerusakan myelin (demyelinasi) menyebabkan gangguan kemampuan serabut syaraf untuk menghantarkan pesan ke dan dari otak. Lokasi terjadinya kerusakan myelin (plak atau lesi) tampak seperti area (parut/luka) yang mengeras: pada Sklerosis multiple, parut-parut/ luka-luka ini tampak pada otak dan tulang belakang. Sklerosis Multiple adalah penyakit kronis pada sistem saraf pusat (SSP) yang dikarakteristikan oleh sedikit lapisan dari batas substansia alba pada saraf optik, otak dan medulla spinalis. Etiologi sklerosis multiple biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti:

a. lapisan merujuk pada destruksi myelin, lemak dan material protein yang menutupi lapisan saraf tertentu dalam otak dan medulla spinalis, dimana lapisan ini mengakibatkan gangguan transmisi impuls saraf;

b. perubahan inflamasi mengakibatkan jaringan parut yang berefek terhadap lapisan saraf;

c. penyebab tidak diketahui tetapi kemungkinan karena faktor predisposisi yang berhubungan dengan disfungsi autoimun, kelainan genetik, atau proses infeksi oleh virus.

Sklerosis multiple memiliki kondisi yang sangat variabel dan gejala-gejalanya bergantung pada area sistem syaraf pusat yang terserang. Tidak ada pola khusus pada sklerosis multiple dan setiap penderita sklerosis multiple memiliki kekhasan gejalanya sendiri-sendiri, yang bentuknya dari waktu ke waktu bervariasi dan tingkat keparahan serta jangka waktunya pun dapat berubah, dan semua variasi dan perubahan itu dapat terjadi bahkan pada penderita yang sama. Tidak ada sklerosis multiple yang tipikal. Kebanyakan penderita sklerosis multiple akan mengalami lebih dari satu gejala, tetapi meskipun ada gejala-gejala umum yang diderita banyak orang, tidak ada seorangpun yang memiliki semua gejala tersebut sekaligus. Gejala-gejala umum tersebut adalah:

1) Gangguan penglihatan meliputi:

a. penglihatan kabur;

b. penglihatan membayang (diplopia);

c. neuritis optikal;

d. pergerakan mata yang tak terkontrol; dan

e. kebutaan (sangat jarang terjadi).

2) Gangguan keseimbangan dan koordinasi meliputi:

a. hilang keseimbangan tubuh;

b. gemetar (tremor);

c. ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia);

d. pusing (vertigo);

e. kekakuan anggota tubuh;

f. gangguan koordinasi; dan

g. perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi kaki dan kemampuan berjalan.

3) Kekakuan (spasticity) meliputi:

a. kekakuan otot yang dapat mempengaruhi mobilitas dan cara berjalan;

b. kejang; dan

c. gangguan indra perasa.

4) Gangguan kemampuan berbicara meliputi:

a. perlambatan cara berbicara;

b. berbicara seperti menggumam;

c. perubahan ritme berbicara; dan

d. sulit menelan (dysphagia).

Lain dengan gejala-gejala yang jelas terlihat dengan segera, gejala yang lain seperti keletihan (fatigue), gangguan indra perasa, gangguan memori dan konsentrasi sering menjadi gejala yang tersembunyi. Gejala seperti ini mungkin sulit untuk dijelaskan kepada orang lain dan kadang-kadang keluarga dan perawat tidak dapat memahami efeknya terhadap pekerjaan, aktivitas sosial, dan kualitas hidup penderita Sklerosis multiple.

Faktor predisposisi: virus, respon autoimun dan genetik

Edema dan degenerasi mielin

Demielinisasi yang mengerut menjadi multiple plak

Lesi sklerosismultiple terjadi pada substansia alba SSP

Demielinisasi

Terhentinya alur implus saraf

Saraf optik Serebelum dan Serebrum Medulla

batang otak

spinalis

Gangguan

Ataksia Disfungsi

Gangguan

penglihatan

serebelar serebri

sensorik

kelemahan

Gangguan persepsi Disatria Hilangnya

spastik

sensori: penglihatan

daya ingat anggota gerak

Perubahan dan demensia

Perubahan

fungsi tubuh

pasien lemah,

kemampuan

Kerusakan kesulitan

merawat diri perubahan persepsi memori

berjalan

sendiri

diri

Gg. Mobilitas Fisik

Oral hygine Gg. Harga Diri

buruk

Perubahan fisiologis

Nafsu makan

(lesi pada serebral

menurun

dan spiral)

kurangnya kemampuan

intake nutrisi

untuk mengambil

tidak adekuat

keputusan

Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

K oping individu

tubuh

tidak efektif Referensi:

Price & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

11.Carilah jurnal terbaru tentang penanganan penyakit syaraf!

Multiple Sclerosis merupakan penyakit demyelinasi idiopatik dan berulang yang melibatkan substantia alba pada sistem saraf pusat. Penyakit ini menyerang selubung myelin akson. Kerusakan pada selubung myelin akson ini menyebabkan terganggunya hubungan antar akson dalam susunan saraf pusat pada otak dan chorda spinalis Kasus ini merupakan suatu kasus yang sangat jarang mengingat Multiple Sclerosis umumnya terjadi pada perempuan dan pada usia 1540 tahun. Neuritis optic bilateral merupakan salah satu tanda Multiple Sclerosis terutama pada anak-anak. Terapi dengan metil prednisolone intravena bisa dilakukan pada pasien dengan neuritis optic akut karena terapi ini mempercepat perbaikan visus dan keluhan lain. Pengenalan penyakit ini kepada orang tua penderita sangatlah penting untuk penatalaksanaan yang lebih lanjut. Observasi neurologis dan mata diperlukan pada pasien ini untuk mengevaluasi relaps dari Multiple Sclerosis.

Jember, 24 Juni 2014

Dilaporkan oleh,

Diperiksa oleh,

( )

( )

NIM

NIP

Lobus parietalis

Lobus oksipitalis

Lobus temporalis

Lobus frontalis

Otak besar (cerebrum)

Otak kecil (cerebelum)

Otak

Otak tengah (dmesenchepalon))

Otak depan (dienchepalon)

Sistem saraf pusat

Medulla oblongata

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Sistem saraf sadar

Medulla spinalis

3 pasang saraf sensorik: 1,2, 8

12 pasang saraf kranial

5 pasang saraf motorik :3, 4, 6, 11, 12

Sistem saraf tepi

Sistem saraf

4 pasang saraf gabungan: 5, 7, 9 dan 10

8 pasang saraf tulang leher

31 pasang saraf spinal

12 pasang saraf punggung

Saraf simpatis

5 pasang saraf pinggang

Sistem saraf tak sadar (otonom)

5 pasang saraf pinggul

1 pasang saraf ekor

Saraf parasimpatis

Resiko Cedera

Gg. Citra Tubuh