731
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 i KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas taufiq dan hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Akhir Tahun Anggaran 2012 ini dapat disusun dan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 15 ayat 2 pada poin b serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 menyebutkan bahwa LKPJ merupakan laporan pencapaian (progress report) penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama 1 tahun anggaran, disampaikan kepada DPRD paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir, untuk dibahas oleh DPRD paling lambat 30 hari setelah disampaikan oleh Gubernur. Hasil pembahasan DPRD berupa rekomendasi kepada Pemerintah Daerah untuk perbaikan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada tahun berikutnya. LKPJ Tahun 2012 ini memiliki makna strategis, karena merupakan LKPJ Tahun ke-4 bagi penyelenggaraan pembangunan yang didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2013. Untuk itu, dalam buku LKPJ ini disajikan data capaian pada tahun 2012 yang mengindikasikan adanya kemajuan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di DIY. Segala bentuk kemajuan dan keberhasilan yang dapat diraih pada tahun 2012 merupakan upaya bersama dari seluruh pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan pembangunan yang ada di DIY, yang terdiri dari Pemerintah Daerah DIY, DPRD DIY dan masyarakat secara luas. Namun, harus juga disadari, di samping keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat hal-hal yang memerlukan upaya peningkatan pada masa mendatang. Untuk itu, catatan-catatan dan rekomendasi dari DPRD DIY

LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas taufiq dan hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Akhir Tahun Anggaran 2012 ini dapat disusun dan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 15 ayat 2 pada poin b serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 menyebutkan bahwa LKPJ merupakan laporan pencapaian (progress report) penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama 1 tahun anggaran, disampaikan kepada DPRD paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir, untuk dibahas oleh DPRD paling lambat 30 hari setelah disampaikan oleh Gubernur. Hasil pembahasan DPRD berupa rekomendasi kepada Pemerintah Daerah untuk perbaikan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada tahun berikutnya.

LKPJ Tahun 2012 ini memiliki makna strategis, karena merupakan LKPJ Tahun ke-4 bagi penyelenggaraan pembangunan yang didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2013. Untuk itu, dalam buku LKPJ ini disajikan data capaian pada tahun 2012 yang mengindikasikan adanya kemajuan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di DIY. Segala bentuk kemajuan dan keberhasilan yang dapat diraih pada tahun 2012 merupakan upaya bersama dari seluruh pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan pembangunan yang ada di DIY, yang terdiri dari Pemerintah Daerah DIY, DPRD DIY dan masyarakat secara luas. Namun, harus juga disadari, di samping keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat hal-hal yang memerlukan upaya peningkatan pada masa mendatang. Untuk itu, catatan-catatan dan rekomendasi dari DPRD DIY

Page 2: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

ii Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

terhadap LKPJ ini merupakan masukan penting bagi Pemerintah Daerah DIY dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di DIY pada masa yang akan datang.

Akhirnya, saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan LKPJ Tahun 2012. Semoga Allah SWT, Tuhan YME, senantiasa meridhoi kita semua.

Terima Kasih

Yogyakarta, Maret 2013

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HAMENGKU BUWONO X

Page 3: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................. 1

A. DASAR HUKUM ...................................................................................... 1

B. GAMBARAN UMUM DAERAH ........................................................... 6

1. Kondisi Geografis Daerah ................................................................ 6

2. Gambaran Umum Demografi........................................................ 11

3. Kondisi Ekonomi Daerah ............................................................... 24

C. SISTEMATIKA ........................................................................................ 40

BAB II. KEBIJAKAN PEMERINTAH DIY ............................... 43

A. VISI DAN MISI JANGKA PANJANG ................................................. 43

1. Visi Jangka Panjang ......................................................................... 43

2. Misi Jangka Panjang ........................................................................ 43

B. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH .... 44

1. Dasar Filosofi ................................................................................... 44

2. Visi ..................................................................................................... 44

3. Misi .................................................................................................... 45

4. Tujuan ............................................................................................... 46

5. Sasaran .............................................................................................. 46

C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH DALAM RPJMD 2009 - 2013 .................................................................................. 47

D. TEMA DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012 ........................................................................................................... 70

1. Tema Pembangunan Daerah ......................................................... 70

2. Prioritas Pembangunan Daerah .................................................... 71

BAB III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ................................................ 75

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah .......................................................... 75

Page 4: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

iv Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah ................. 75

2. Target dan Realisasi Pendapatan .................................................. 75

3. Permasalahan dan Solusi ................................................................ 78

B. Pengelolaan Belanja Daerah ................................................................... 80

1. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah ................................... 80

2. Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah ........................................ 80

3. Target dan Realisasi Belanja ........................................................... 81

4. Permasalahan dan Solusi ................................................................ 83

C. PENGELOLAAN ASET YANG DIPISAHKAN ................................. 84

1. Kinerja BUMD .................................................................................. 84

D. PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH .................................. 86

BAB IV. PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ..................................... 111

A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN ................................... 111

1. URUSAN PENDIDIKAN ............................................................. 111

2. URUSAN KESEHATAN ............................................................... 139

3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP............................................. 156

4. URUSAN PEKERJAAN UMUM ................................................. 168

5. URUSAN PENATAAN RUANG ................................................ 188

6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ..................... 192

7. URUSAN PERUMAHAN ............................................................. 202

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA ....................... 210

9. URUSAN PENANAMAN MODAL ........................................... 221

10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH .. 231

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ......... 237

12. URUSAN KETENAGAKERJAAN .............................................. 243

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN ......................................... 259

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK ........................................................... 272

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA ................................................................................... 279

16. URUSAN PERHUBUNGAN ....................................................... 287

17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ................... 293

18. URUSAN PERTANAHAN .......................................................... 299

19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI .......................................................................................... 305

20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN ................................... 314

21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 460

22. URUSAN SOSIAL ......................................................................... 464

Page 5: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 v

23. URUSAN KEBUDAYAAN .......................................................... 476

24. URUSAN STATISTIK ................................................................... 488

25. URUSAN KEARSIPAN ............................................................... 491

26. URUSAN PERPUSTAKAAN ...................................................... 496

B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN .............................. 501

1. URUSAN PARIWISATA .............................................................. 501

2. URUSAN KELAUTAN PERIKANAN ....................................... 511

3. URUSAN PERTANIAN ............................................................... 518

4. URUSAN KEHUTANAN ............................................................ 537

5. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ........... 543

6. URUSAN INDUSTRI .................................................................... 554

7. URUSAN PERDAGANGAN ....................................................... 565

8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN ............................................. 574

BAB V. PENYELENGGARAN TUGAS PEMBANTUAN ... 581

A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA ................................... 582

1. Dasar Hukum ................................................................................. 582

2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran) ........................................................................ 582

3. Instansi Penerima Tugas Pembantuan ....................................... 583

B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN ................................ 637

BAB VI. PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ........................................................ 639

A. KERJASAMA ANTAR DAERAH ...................................................... 639

B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA .................... 646

1. Kebijakan dan Kegiatan ................................................................ 646

2. Permasalahan dan Solusi ............................................................. 652

C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH .. 653

1. Pemerintahan Umum ................................................................... 653

2. Kependudukan dan Catatan Sipil ............................................... 655

D. PEMBINAAN BATAS DAERAH ....................................................... 656

1. Kebijakan dan Kegiatan ................................................................ 656

2. Permasalahan dan Solusi ............................................................. 660

E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ......... 661

1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulanggannya .................... 661

2. Permasalahan dan Solusi ............................................................. 670

F. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS .......................................... 670

G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM .................................................................................................... 672

H. TUGAS-TUGAS UMUM PEMERINTAHAN LAINNYA YANG DILAKSANAKAN OLEH DAERAH ................................................ 676

BAB VII. PENUTUP .................................................................... 715

Page 6: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

vi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Rata-rata Suhu Udara, Kelembaban Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Arah Angin, Curah Hujandan Hari Hujan di DIY Tahun 2012 ........................................................ 10

Tabel I.2 Jumlah Penduduk DIY Hasil Sensus Penduduk 2010 ......... 11

Tabel I.3 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2011 ..................................... 11

Tabel I.4 Proyeksi Penduduk Tahun 2012 (Berdasarkan SP 2000) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di DIY (x 1000) ............................................................................................ 13

Tabel I.5 Penduduk Berumur 15 tahun Keatas Menurut Kegatan di DIY............................................................................................... 15

Tabel I.6 Presentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2010-Agustus 2012 .................................................................... 16

Tabel I.7 Presentase Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2010-Agustus 2012 .............................................................................. 17

Tabel I.8 IPM Menurut Komponen dan Kabupaten/Kota di DIY, 2011 .............................................................................................. 21

Tabel I.9 Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Wilayah di DIY 2011 .............................................................................................. 22

Tabel I.10 Jumlah Penduduk Miskin di DIY Menurut Wilayah, 2005-2011 .................................................................................... 24

Tabel I.11 Nilai PDRB DIY Berdasarkan Lapangan Usaha (Harga Konstan 2000), 2007-2012 (Juta Rp) ........................................ 25

Tabel I.12 Perkembangan Jumlah Wisatawan, MICE, Rata-rata Lama Tinggal dan Tingkat Hunian Hotel di DIY, 2008-2012 .............................................................................................. 26

Page 7: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 vii

Tabel I.13 Nilai Ekspor Berdasarkan Komoditi (Juta US $) .................. 26

Tabel I.14 Nilai Impor Berdasarkan Komoditi (Juta US $) ................... 27

Tabel I.15 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan DIY Tahun 2009-2012 .................................................................................... 27

Tabel I.16 Kapasitas Kapal Perikanan di DIY Tahun 2012 ................... 29

Tabel I.17 Produksi Hortikultura Unggulan DIY Tahun 2008-2012 .... 31

Tabel I.18 Produksi Komoditas Perkebunan DIY Tahun 2008-2012 ... 32

Tabel I.19 Perbandingan Populasi Sapi Potong dengan Produksi Daging Sapi Potong DIY, 2008-2012 ...................................... 33

Tabel I.20 Produksi Minyak Kayu Putih Tahun 2011-2012 .................. 34

Tabel I.21 Perkembangan IKM di DIY, 2008-2012 ................................. 35

Tabel I.22 Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2012 36

Tabel I.23 Nilai PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2011-2012 (Miliar Rp) .................................................................................. 37

Tabel I.24 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB di DIY, 2009-2012 ........ 38

Tabel I.25 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Penggunaan, 2011-2012 ............................................................ 39

Tabel I.26 Nilai PDRB per Kapita DIY, 2009-2012 (Rupiah) ................. 39

Tabel I.27 Laju Inflaasi Kota Yogyakarta Tahun 2012 Menurut Kelompok Pengeluaran ........................................................... 40

Tabel II.1 Indikator RPJMD Misi I ........................................................... 53

Tabel II.2 Indikator RPJMD Misi II .......................................................... 61

Tabel II.3 Indikator RPJMD Misi III ........................................................ 65

Tabel II.4 Indikator RPJMD Misi IV ........................................................ 69

Tabel II.5 Jabaran Sasaran Tiap Prioritas Pembangunan Daerah ....... 73

Tabel III.1 Rekapitulasi Target dan Realisasi Pendapatan daerah Tahun Anggaran 2012 (Un-Audited) ...................................... 80

Tabel III.2 Target dan Realisasi Belanja Daerah (un-audited) ................ 81

Tabel III.3 Realisasi Belanja Langsung Menurut SKPD Tahun Anggaran 2012 (Un-Audited) ................................................... 82

Tabel III.4 Rekapitulasi Usulan Status Penggunaan BMD SKPD dan SK Penetapan Gubernur tentang Status Penggunaan

Page 8: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

viii Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

BMD SKPD Laporan Barang Milik Daerah per 31 Desember 2011 dan per 31 Maret 2012................................... 87

Tabel III.5 Tanah Milik Pemerintah Daerah DIY yang Telah dan Masih dalam Proses Pensertifikatan Pada Tahun 2012 ....... 89

Tabel III.6 Aset (Tanah dan/atau Bangunan) yang Dioptimalkan Melalui Sewa Tahun 2012 ........................................................ 92

Tabel III.7 Barang Milik Daerah yang Dipotimalkan Melalui Pinjam Pakai Tahun 2012 ...................................................................... 95

Tabel IV.1 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2011-2012 .................................................................................. 115

Tabel IV.2 Program/Kegiatan Urusan Pendidikan Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 117

Tabel IV.3 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2011-2012 .................................................................................. 140

Tabel IV.4 Program/Kegiatan Urusan Kesehatan Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 143

Tabel IV.5 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2011-2012 ......................................................... 157

Tabel IV.6 Program/Kegiatan Urusan Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2012 ......................................................................... 161

Tabel IV.7 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2011-2012 ...................................................................... 168

Tabel IV.8 Penyediaan Air Baku Bagi Masyarakat Tahun 2012 .......... 170

Tabel IV.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Perkotaan DIY Terlayani Persampahan Tahun 2009-2012 ........................... 175

Tabel IV.10 Program/Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2012 ......................................................................... 178

Tabel IV.11 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Tahun 2011-2012 ...................................................................... 189

Tabel IV.12 Program/Kegiatan Urusan Penataan Ruang Tahun Anggaran 2012 ......................................................................... 191

Tabel IV.13 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2011-2012 ........................................... 193

Tabel IV.14 Program/Kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2011-2012 ...................................................................... 194

Page 9: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 ix

Tabel IV.15 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perumahan Tahun 2011-2012 ..................................................................... 203

Tabel IV.16 Penyediaan Perumahan di DIY Tahun 2012 ....................... 204

Tabel IV.17 Penataan Kawasan Kumuh di DIY Tahun 2012 ................. 207

Tabel IV.18 Program/Kegiatan Urusan Perumahan Tahun Anggaran 2012 ........................................................................................... 208

Tabel IV.19 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2011-2012 .................................................... 212

Tabel IV.20 Program/Kegiatan Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun Anggaran 2012 ............................................................ 213

Tabel IV.21 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2011-2012 ......................................................... 221

Tabel IV.22 Realisasi Investasi PMA/PMDN, 2008-2012 ...................... 222

Tabel IV.23 Program/Kegiatan Urusan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2012 ........................................................................ 225

Tabel IV.24 Perbandingan Jumlah Koperasi dan UKM di DIY, 2008-2012 ........................................................................................... 232

Tabel IV.25 Program/Kegiatan Urusan Kperasi dan UKM Tahun Anggaran 2012 ........................................................................ 233

Tabel IV.26 Program/Kegiatan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Anggaran 2012 ................................................... 240

Tabel IV.27 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2011-2012 ..................................................................... 246

Tabel IV.28 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Kegiatannya di DIY, 2008-2012 .................................................................................. 248

Tabel IV.29 Program/Kegiatan Urusan ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2012 ........................................................................ 250

Tabel IV.30 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2011-2012 ...................................................... 262

Tabel IV.31 Program/Kegiatan Urusan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2012 ........................................................................ 265

Tabel IV.32 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011-2012 .... 273

Tabel IV.33 Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011 ............. 275

Page 10: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

x Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.34 Jumlah Peserta KB Aktif, Pasangan Usia Subur, Wanita usia Subur, dan Unmet Need Menurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2010-2011 .............................................................. 280

Tabel IV.35 Tahapan Keluarga Sejahtera di DIY Tahun 2009-2011 ...... 280

Tabel IV.36 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga SejahteraTahun 2011-2012 ......... 281

Tabel IV.37 Program dan Kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun Anggaran 2012 .......................... 283

Tabel IV.38 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2011-2012 ...................................................................... 287

Tabel IV.39 Program/Kegiatan Urusan Perhubungan Tahun 2012 ..... 290

Tabel IV.40 Indikator dan Capaian Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun 2011-2012 ................................................ 295

Tabel IV.41 Program/Kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun Anggaran 2012 ............................................................ 297

Tabel IV.42 Program/Kegiatan Urusan Pertanahan Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 303

Tabel IV.43 Indiklator dan Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2012 ................................. 307

Tabel IV.44 Program/Kegiatan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun Anggaran 2012 .................................. 308

Tabel IV.45 Indikator dan Capaian Kinerja Otonomi Daerah Tahun 2011-2012 .................................................................................. 316

Tabel IV.46 Tabel Rekapitulasi Penambahan Pilar Batas Daerah TA 2012 ............................................................................................ 320

Tabel IV.47 Tabel Pemeliharaan Pilar Batas Daerah TA 2012 ............... 320

Tabel IV.48 Indikator dan Capaian Kinerja Pemerintahan Umum Tahun 2011-2012 ...................................................................... 336

Tabel IV.49 Target dan Realisasi Produk Hukum Peraturan Gubernur Bagian Perundang-Undangan ............................................... 337

Tabel IV.50 Indikator dan Capaian Kinerja Hukum Tahun 2012 ......... 340

Tabel IV.51 Indikator dan Capaian Kinerja Pengawasan Internal Tahun 2011-2012 ...................................................................... 343

Tabel IV.52 Target dan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2012 .......... 345

Page 11: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 xi

Tabel IV.53 Indikator dan Capaian Kinerja Perumusan Kebijakan Tahun 2012 ............................................................................... 349

Tabel IV.54 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Umum Tahun 2011-2012 ........................................................ 352

Tabel IV.55 Indikator dan Capaian Kinerja Sekretariat DPRD Tahun 2011-2012 .................................................................................. 360

Tabel IV.56 Indikator dan Capaian Kinerja Administrasi Keuangan Daerah Tahun 2011-2012 ....................................................... 363

Tabel IV.57 Indikator dan Capaian Kinerja Kepegawaian Tahun 2011-2012 ........................................................................................... 368

Tabel IV.58 Indikator dan Capaian Kinerja Kediklatan Tahun 2011-2012 ........................................................................................... 370

Tabel IV.59 Program/Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Tahun Anggaran 2012 ..... 375

Tabel IV.60 Pagu dan Realisasi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun Anggaran 2012 ..................................... 453

Tabel IV.61 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tahun Anggaran 2012 ........................ 454

Tabel IV.62 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Peningkatan Disiplin Aparatur Tahun Anggaran 2012 ........................... 456

Tabel IV.63 Pagu dan Realisasi Program Fasilitasi Pindah Purna Tugas PNS Tahun Anggaran 2012 ....................................... 456

Tabel IV.64 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Tahun Anggaran 2012 ................. 456

Tabel IV.65 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja Keuangan Tahun Anggaran 2012 ........................................................................ 458

Tabel IV.66 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2011-2012 .............................. 462

Tabel IV.67 Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun Anggaran 2012 ..................... 462

Tabel IV.68 Capaian Kinerja Penanganan PMKS di DIY, 2008-2012 dalam persen ........................................................................... 465

Tabel IV.69 Data Penanganan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di DIY, 2008-2012 ......................................................... 467

Page 12: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

xii Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.70 Program/Kegiatan Urusan Sosial Tahun Anggaran 2012 467

Tabel IV.71 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2011-2012 ...................................................................... 479

Tabel IV.72 Program/Kegiatan Urusan Kebudayaan Tahun Anggaran 2012 ......................................................................... 480

Tabel IV.73 Program/Kegiatan Urusan Statistik Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 490

Tabel IV.74 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2011-2012 .................................................................................. 493

Tabel IV.75 Program/Kegiatan Urusan Kearsipan Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 493

Tabel IV.76 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Tahun 2011-2012 ...................................................................... 498

Tabel IV.77 Program/Kegiatan Urusan Perpustakaan Tahun Anggaran 2012 ......................................................................... 499

Tabel IV.78 Jumlah Obyek Wisata di DIY ................................................ 502

Tabel IV.79 Sarana Pendukung Wisata ..................................................... 502

Tabel IV.80 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2011-2012 .................................................................................. 503

Tabel IV.81 Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan 2009-2012 ................... 504

Tabel IV.82 Program/Kegiatan Urusan Pariwisata Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 507

Tabel IV.83 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011-2012 ................................................... 512

Tabel IV.84 Program/Kegiatan Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2012 ............................................................ 513

Tabel IV.85 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2011-2012 .................................................................................. 519

Tabel IV.86 Program/Kegiatan Urusan Pertanian Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 521

Tabel IV.87 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2011-2012 .................................................................................. 538

Tabel IV.88 Program/Kegiatan Urusan Kehutanan Tahun Anggaran 2012 ............................................................................................ 540

Page 13: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 xiii

Tabel IV.89 Indikator dan Capaia Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2012 ..................................................... 543

Tabel IV.90 Rasio Elektrifikasi di DIY ...................................................... 545

Tabel IV.91 Kapasitas Energi Listrik di DIY ............................................ 546

Tabel IV.92 Pemenuhan Air di Daerah Sulit............................................ 547

Tabel IV.93 Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian Tahun 2012 .... 548

Tabel IV.94 Jumlah Penyaluran Bahan Bakar .......................................... 549

Tabel IV.95 Program/Kegiatan Urusan ESDM Tahun Anggaran 2012550

Tabel IV.96 Perkembangan Potensi IKM, 2008-2012 .............................. 554

Tabel IV.97 Program/Kegiatan Urusan Industri Tahun Anggaran 2012 ........................................................................................... 556

Tabel IV.98 Perkembangan Ekspor-Impor di DIY, 2008-2012 ............... 565

Tabel IV.99 Perkembangan SIUP Menurut Golongan Usaha di DIY, 2008-2012 .................................................................................. 566

Tabel IV.100 Perkembangan TDP di DIY, 2008-2012................................ 567

Tabel IV.101 Perkembangan Pasar Tradisional dan Modern, 2008-2012567

Tabel IV.102 Program/Kegiatan Urusan Perdagangan Tahun Anggaran 2012 ........................................................................ 568

Tabel IV.103 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian Tahun 2011-2012 ..................................................................... 575

Tabel IV.104 Program/Kegiatan Urusan Ketransmigrasian Tahun Anggaran 2012 ........................................................................ 576

Tabel V.1 Rekapitulasi Dana Tugas Pembantuan DIY Tahun Anggaran 2011-2012 ............................................................... 582

Tabel V.2 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012 ............................................................................... 585

Tabel V.3 Program/Keguiatan, Anggaran dan realisasi Tugas Pembantuan di Dinas Pertanian Tahun 2012 ..................... 589

Tabel V.4 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Penyelenggaraan Tata Ruang Tahun 2012 .......................... 595

Tabel V.5 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Pengelolaan Sumberdaya Air Tahun 2012 .......................... 598

Page 14: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

xiv Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel V.6 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan Tahun 2012 ............ 600

Tabel V.7 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi di Dinas Sosial Tahun 2012 .................................................................... 603

Tabel V.8 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012 ........................................................ 606

Tabel V.9 Realisasi Keuangan dan Fisik Program/Kegiatan Alokasi Dana APBN Tugas Pembantuan Dinas Kehutanan dan Perkebunan D.I. Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 ......... 611

Tabel V.10 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012 ........................................................ 627

Tabel V.11 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012 ........................................................ 630

Tabel V.12 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012 ........................................................ 633

Tabel V.13 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012 ........................................................ 635

Tabel VI.1 Realisasi Pembentukan Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama Antar Daerah 2011 s.d. 2012 ............................... 640

Tabel VI.2 Daftar Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama Antar Daerah Pemda DIY Yang Dibentuk Tahun 2012 .............................. 641

Tabel VI.3 Realisasi Pembentukan Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun 2011-2012 ...................................................................... 647

Tabel VI.4 Daftar Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Ketiga Pemda DIY yang Dibentuk Tahun 2012 .................. 647

Tabel VI.5 Frekuensi Kejadian Bencana di DIY Tahun 2011-2012 ...... 661

Tabel VI.6 Wilayah Kecamatan-Kecamatan dengan Resiko Tinggi di DIY............................................................................................. 667

Tabel VI.7 Indikator dan Capaian Kinerja Penanggulangan Bencana669

Tabel VI.8 Laporan Pengaduan Lembaga Ombudsman Daerah ........ 696

Tabel VI.9 Rekomendasi Lembaga Ombudsman Swasta..................... 701

Tabel VI.10 Dana Bantuan Tidak Langsung ............................................ 710

Page 15: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Peta Administrasi DIY ............................................................... 7

Gambar I.2 Luas Wilayah DIY Menurut Kabupaten/Kota ....................... 8

Gambar I.3 Luas Wilayah DIY Menurut Jenis Tanah .............................. 10

Gambar I.4 Persebaran Jumlah {Penduduk DIY Menurut Kabupaten/Kota (%), 2011 ...................................................... 12

Gambar I.5 Laju Pertumbuhan Penduduk DIY Menurut Kabupaten/Kota (%), 2010-2011 ............................................. 14

Gambar I.6 Kepadatan Penduduk di DIY Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa/Km2) 2010-2011 .............................................................. 15

Gambar I.7 TPAK di DIY, Agustus 2011-Agustus 2012........................... 18

Gambar I.8 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY dan di Tingkat Nasional, Februari 2009-Agustus 2012 (%) ........................... 19

Gambar I.9 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di DIY, Agustus 2011 dan Agustu 2012 (%) ............................................................................................... 20

Gambar I.10 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia, 2005-2011 21

Gambar I.11 Perkembangan Pertumbuhan ekonomi DIY, 2008-2012 ..... 36

Gambar IV.1 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY, 2009-2012 ........... 244

Gambar IV.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2009-2012 .............. 504

Gambar IV.3 Penyelenggaraan MICE Tahun 2009-2011 .......................... 505

Gambar IV.4 Desa Wisata di DIY Tahun 2009-2012 .................................. 506

Gambar IV.5 PAD Sektor Pariwisata DIY .................................................. 507

Gambar IV.6 Jumlah Pemberangkatan Transmigran ke Luar Jawa dan Jumlah Cfalon Transmigran Peserta PDU di DIY, 2008-2012 ........................................................................................... 575

Page 16: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

xvi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Gambar VI.1 Diagram Frekuensi Bencana .................................................. 662

Gambar VI.2 Potensi Terjadinya Bencana Berdasarkan Jenis Ancamannya ............................................................................ 669

Gambar VI.3 Grafik Perkembangan Paket Pengadaan dari Tahun 2008-2012 (dalam satuan paket) ..................................................... 680

Gambar VI.4 Grafik Perkembangan Pagu Pengadaan dari Tahun 2008-2012 (dalam juta rupiah) ........................................................ 680

Gambar VI.5 Grafik Proporsi Eprocurement dalam APBD DIY (2008-2012; dalam %) ......................................................................... 681

Gambar VI.6 Grafik e-Procurement dari Tahun 2008-2012 (Satuan Grup Kepanitiaan) .................................................................. 684

Gambar VI.7 Perkembangan Pendapatan, Subsidi dan Jumlah Penumpang Trans Jogja, 2009-2012 ...................................... 690

Page 17: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 1

BAB I. PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

eberadaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam konteks historis yuridis bermula pada sejarah berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan Perjanjian Giyanti 1755.

Berawal dari sinilah muncul suatu sistem pemerintahan yang teratur dan kemudian berkembang, hingga akhirnya eksis sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (setingkat provinsi) yang merupakan suatu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan pada tahun 1755 oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan pada tahun 1813oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I.

Sejak berdirinya,baik Kasultanan maupun Kadipaten adalah pemerintahan kerajaan yang diakui kedaulatannya. Pada masa kolonial Belanda, pemerintahan di Kasultanan Yogyakarta diatur kontrak politik yang dilakukan pada tahun 1877, 1921, dan 1940, antara Sultan dengan Pemerintah Kolonial Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa Keraton tidak tunduk begitu saja kepada Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai kerajaan yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahannya sendiri yang dikenal dengan istilah zilfbesturende landschappen. Kontrak politik terakhir Kasultanan Ngayogyakarta tercantum dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Kadipaten Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577.

Pada masa pendudukan Jepang, Yogyakarta diakui sebagai Daerah Istimewa atau Kooti dengan Koo sebagai kepalanya, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Di bawah Kooti, secara struktural ada wilayah-wilayah pemerintahan tertentu dengan para pejabatnya.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI bahwa Daerah Kasultanan Ngayogyakarta

K

Page 18: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

2 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:

1. Piagam Kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI;

2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September1945 (dibuat secara terpisah);

3. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober1945 (dibuat dalam satu naskah).

Amanat tersebut merupakan terobosan yang berani dan strategis bagi perjuangan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Pada tanggal 6 September 1945 Pemerintah Pusat menyampaikan Piagam Kedudukan yang merupakan pengakuan dan penetapan sebagai jawaban atas amanat tersebut.

Keunikan pengalaman Yogyakarta merupakan salah satu fakta yang menjadikannya sebagai daerah istimewa. Dalam proses perkembangan pemerintahannya, Yogyakarta berproses dari tipe pemerintahan feodal dan tradisional menjadi suatu pemerintahan dengan struktur dan penyelenggaraannya yang lebih dekat dengan demokrasi. Perkembangan ini berlangsung dalam waktu yang relatif cepat.

Dalam sejarah kedudukan keistimewaan DIY, terdapat suatu masa yang strategis, yaitu pada masa awal kemerdekaan yang menunjukkan adanya perhatian, komitmen, dan dukungan yang besar dari penguasa atas berdirinya Negara Republik Indonesia sebagai tonggak sejarah Indonesia secara keseluruhan. Sejarah telah memberikan pemahaman dan bukti bahwa DIY merupakan pusat perjuangan, bahkan pernah menjadi Ibukota Negara (4 Januari 1946—27 Desember 1949) serta tempat terjadinya berbagai peristiwa besar terkait perintisan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan republik ini.

Dalam perkembangan dan dinamika negara bangsa terdapat keterkaitan yang erat antara Republik Indonesia dan DIY. Entitas DIY mempunyai aspek politis-yuridis berkaitan dengan sejarah berdirinya yang merupakan wujud pengintegrasian diri dari sebuah “negara” (kerajaan) ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, secara sadar melalui amanat Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII. Tidak dapat dimungkiri, dalam pembinaan semangat nasionalisme, pergerakan,

Page 19: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 3

dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan NKRI, DIY mempunyai peranan yang penting.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan respons atas eksistensi DIY dan juga merupakan pengakuan kewenangan untuk menangani berbagai urusan dalam menjalankan pemerintahan serta urusan yang bersifat khusus. Undang-Undang ini telah diubah dan ditambah, terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa DIY merupakan daerah setingkat provinsi dan meliputi bekas Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap Undang-Undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Berdasarkan Amandemen Kedua UUD 1945, eksistensi DIY juga diakui dan dihormati sebagaimana tercantum dalam Pasal 18B ayat 1 dan (2). Dalam sejarah perkembangan Undang-Undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah, keberadaan DIY juga tetap diakui. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengatur hal ini sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 ayat (8) dan (9). Pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut secara redaksi sama dengan Pasal 18B Amandemen Kedua Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 18B

(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-

Undang.

(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang diatur dalam Undang-Undang.

Dalam rangka perubahan dan penyesuaian serta penegasan Keistimewaan DIY Pemerintah Pusat telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 13/2012 Tentang Keistimewaan DIY yang disahkan 31 Agustus 2012 dan diundangkan pada tanggal 3 September 2012, yang dimaksud dengan Keistimewaan adalah keistimewaan kedudukan hukum yang dimiliki DIY berdasarkan sejarah dan hak asal-usul menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk

Page 20: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

4 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

mengatur dan mengurus kewenangan istimewa. Selanjutnya yang dimaksud dengan Kewenangan Istimewa adalah wewenang tambahan tertentu yang dimiliki DIY selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang tentang pemerintah daerah.

Pengaturan Keistimewaan DIY bertujuan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan demokratis, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat, menjamin ke-bhineka-tunggal-ika-an, dan melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan budaya bangsa. Pengaturan tersebut berlandaskan atas pengakuan atas hak asal-usul, kerakyatan, demokrasi, kebhineka-tunggal-ika-an efektivitas pemerintahan, kepentingan nasional dan pendayagunaan kearifan lokal. Oleh karenanya dengan memperhatikan aspek historis, sosiologis, dan yuridis substansi Keistimewaan DIY diletakkan pada tingkatan pemerintah provinsi.

Kewenangan dalam urusan Kestimewaan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang 13 Tahun 2012 Pasal 7 ayat 2 meliputi : tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; kelembagaan Pemerintah Daerah DIY ; kebudayaan ; pertanahan; dan tata ruang. Dengan demikian, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan yang meliputi kewenangan istimewa berdasarkan Undang-Undang 13 Tahun 2012 dan kewenangan berdasarkan Undang-Undang tentang tentang pemerintah daerah.

Pada saat ini, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paduka Paku Alam IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa, serta merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta. Dengan demikian pula, keduanya merupakan dwi-tunggal yang menjunjung kepemimpinan hamemayu hayuning bawana.

Hamemayu Hayuning Bawana mengandung makna sebagai kewajiban melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mementingkan berkarya untuk masyarakat daripada memenuhi ambisi pribadi. Dunia yang dimaksud mencakup seluruh perikehidupan, baik dalam skala kecil (keluarga) maupun dalam skala lebih besar mencakup masyarakat dan lingkungan hidupnya, dengan mengutamakan darma bakti untuk kehidupan orang banyak, tidak mementingkan diri sendiri.

Page 21: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 5

Mengakhiri pelaksanaan kegiatan pemerintahan tahun 2012, Gubernur selaku Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2012 sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 15 ayat 2b UU No 13 Tahun 2012. LKPJ Gubenur secara umum memberikan gambaran pelaksanaan program/kegiatan selama satu tahun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan tugas pembantuan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Tahun Anggaran 2012 disusun berdasarkan:

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1950, tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan dan Kinerja Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Tahun 2005 - 2025;

11. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Page 22: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

6 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

(RPJMD) Tahun 2009 - 2013;

12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2012;

13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30/DPPA Tahun 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012.

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Kondisi Geografis Daerah

1.1 Batas Administrasi

Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di Pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian lainnya dibatasi oleh wilayah provinsi Jawa Tengah yang meliputi:

- Kabupaten Klaten di sebelah Timur Laut

- Kabupaten Wonogiri di sebelah Tenggara

- Kabupaten Purworejo di sebelah Barat

- Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut

Page 23: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 7

Sumber: Bappeda DIY, 2012

Gambar I.1 Peta Administrasi DIY

Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas empat kabupaten dan satu kota dengan 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan, dengan perincian:

1. Kota Yogyakarta terdiri atas 14 kecamatan dan 45 kelurahan/desa;

2. Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan dan 75 kelurahan/desa;

3. Kabupaten Kulon Progo terdiri atas 12 kecamatan, 88 kelurahan/desa;

4. Kabupaten Sleman terdiri atas 17 kecamatan dan 86 kelurahan/desa;

5. Kabupaten Gunungkidul terdiri atas 18 kecamatan dan 144 kelurahan/desa.

1.2 Luas Wilayah

Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7º.33’-8º.12’ Lintang Selatan dan 110º.00’- 110º.50’ Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km² atau 0,17% dari luas Indonesia (1.860.359,67 km²). DIY merupakan provinsi terkecil setelah Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri atas:

1. Kota Yogyakarta, dengan luas 32,50 km² (1,02%);

2. Kabupaten Bantul, dengan luas 506,85 km² (15,91%);

Page 24: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

8 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Kabupaten Kulon Progo, dengan luas 586,27 km² (18,40%);

4. Kabupaten Sleman, dengan luas 574,82 km² (18,04%);

5. Kabupaten Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km² (46,63%).

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Gambar I.2 Luas Wilayah DIY Menurut Kabupaten/Kota

1.3 Topografi

Sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta atau sebesar 65,65% wilayah terletak pada ketinggian antara 100—499 m dari permukaan laut, 28,84% wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 meter, 5,04% wilayah dengan ketinggian antara 500—999 m, dan 0,47% wilayah dengan ketinggian di atas 1000 m. Berdasarkan satuan fisiografis, Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas:

1. Satuan Pegunungan Selatan, seluas ± 1.656,25 km², ketinggian 150–700 m, terletak di Kabupaten Gunungkidul (Pegunungan Seribu), yang merupakan wilayah perbukitan batu gamping (limestone) yang kritis, tandus, dan selalu kekurangan air. Pada bagian tengah berupa dataran Wonosari basin. Wilayah ini merupakan bentang alam solusional dengan bahan batuan induk batu gamping, yang

Kulon Progo18.40%

Bantul15.91%Gunungkidul

46,63%

Sleman18.04%

Kota Yogyakarta1.02%

Page 25: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 9

mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal dan vegetasi penutup yang relatif jarang;

2. Satuan Gunung Berapi Merapi, seluas ± 582,81 km², ketinggian 80–2.911 m, terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga dataran fluvial Gunung Merapi, meliputi daerah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan sebagian Kabupaten Bantul, serta termasuk bentang alam vulkanik. Daerah kerucut dan lereng Gunung Merapi merupakan hutan lindung dan sebagai kawasan resapan air;

3. Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulon Progo seluas ± 215,62 km², ketinggian 0–80 m, merupakan bentang alam fluvial yang didominasi oleh dataran Alluvial. Membentang di bagian selatan DIY mulai Kabupaten Kulon Progo sampai Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Daerah ini merupakan wilayah yang subur. Bentang alam lain yang belum digunakan adalah bentang alam marine dan aeolin yang merupakan satuan wilayah pantai yang terbentang dari Kabupaten Kulon Progo sampai Bantul. Khusus Pantai Parangtritis, terkenal dengan laboratorium alamnya berupa gumuk pasir. Pegunungan Kulon Progo dan Dataran Rendah Selatan seluas ± 706,25 km², ketinggian 0–572 m, terletak di Kabupaten Kulon Progo. Bagian utara merupakan lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit yang mempunyai kendala lereng yang curam dan potensi air tanah yang kecil.

Dilihat dari jenis tanah, dari 3.185,80 km² luas Daerah Istimewa Yogyakarta, 33,05% merupakan jenis tanah Lithosol, 27,09% merupakan tanah Regosol, 12,38% tanah Lathosol, 10,97% tanah Grumusol, 10,84% tanah Mediteran, 3,19% Alluvial dan 2,47% adalah tanah jenis Rensina.

Page 26: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

10 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Gambar I.3 Luas Wilayah DIY Menurut Jenis Tanah

Menurut data dari Stasiun Geofisika Klas I Yogyakarta, suhu di DIY pada tahun 2012 berkisar antara 17,40 C-35,40 C. Kelembaban udara pada tahun yang sama minimum 46% dan maksimum 97%, sedangkan tekanan udara berkisar antara 987,0 mb-998,3 mb. Sementara itu, kecepatan angin mencapai maksimum 49,27 Km/jam dengan arah angin di Bulan Oktober-Maret bertiup dari arah barat dan di Bulan April-September bertiup dari arah timur. Curah hujan per hari pada tahun 2012 mencapai maksimum 118 mm dengan hari hujan per bulan sebanyak 23 kali.

Tabel I.1 Rata-rata Suhu Udara, Kelembaban Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Arah Angin, Curah Hujandan Hari Hujan di DIY

Tahun 2012

No Uraian Minimum Maksimum

1 Suhu Udara (0 C) 17,4 35,4

2 Kelembaban Udara (%) 46 97

3 Tekanan Udara (mBar) 987,0 998,3

4 Kecepatan Angin (Km/jam) 0 49,27

5 Curah Hujan per Hari (mm) 0 118

6 Hari Hujan per Bulan (kali) 0 23

7 Arah Angin - Arah angin terbanyak di Bulan

Lithosol33.05%

Regosol27.09%

Lathosol12.38%

Grumusol10.97%

Mediteran10.84%

Alluvial3.19%

Rensina2,47%

Page 27: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 11

No Uraian Minimum Maksimum

Oktober -Maret bertiup dari Arah Barat

- - Arah angin terbanyak di Bulan April-September bertiup dari Arah Timur

Sumber: Stasiun Geofisika Klas I Yogyakarta, 2013

2. Gambaran Umum Demografi

2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk DIY pada tahun 2010 menurut hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 sebanyak 3.457.491 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.708.910 jiwa dan perempuan sebanyak 1.748.581 jiwa. Sex ratio penduduk DIY sebesar 97,73.

Tabel I.2 Jumlah Penduduk DIY Hasil Sensus Penduduk 2010

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

Kulon Progo 190.694 198.175 388.869 96,23

Bantul 454.491 457.012 911.503 99,45

Gunungkidul 326.703 348.679 675.382 93,70

Sleman 547.885 545.225 1.093.110 100,49

Kota Yogyakarta 189.137 199.490 388.627 94,81

DIY 1.708.910 1.748.581 3.457.491 97,73

Sumber: DIY Dalam Angka 2011, BPSDIY

Tabel I.3 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2011

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

Kulon Progo 190.761 199.446 390.207 95,65

Bantul 461.524 459.739 921.263 100,39

Gunungkidul 320.006 357.992 677.998 89,39

Sleman 534.644 572.660 1.107.304 93,36

Kota Yogyakarta 189.375 201.178 390.553 94,13

DIY 1.696.310 1.791.015 3.487.325 94,71

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Estimasi jumlah penduduk DIY pada tahun 2011 menurut BPS sebanyak 3.487.325 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak

Page 28: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

12 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

1.696.310 jiwa dan perempuan sebanyak 1.791.015 jiwa. Dari tabel di atas, persebaran penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota tahun 2011 terbanyak berada di Kaupaten Sleman yaitu sebanyak 1.107.304 jiwa atau sebsar 31,75%. Wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak kedua yaitu Kabupaten Bantul sebanyak 921.263 jiwa atau sebesar 26,42%, disusul oleh Kabupaten Gunungkidul pada urutan ketiga dengan jumlah penduduk sebanyak 677.998 jiwa atau sebesar 19,44%. Selanjutnya, wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah penduduk masing-masing sebanyak 390.553 jiwa dan 390.207 jiwa atau sebesar 11,20% dan 11,19%.

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Gambar I.4 Persebaran Jumlah {Penduduk DIY Menurut Kabupaten/Kota (%), 2011

Sementara itu, proyeksi penduduk DIY tahun 2012 yang dilakukan oleh BPS dengan berdasarkan SP 2000, jumlah penduduk DIY tahun 2012 sebanyak 3.496.100 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak

Kulon Progo11.19%

Bantul26.42%

Gunungkidul19.44%

Sleman31.75%

Kota Yogyakarta

11.20%

Page 29: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 13

1.757.100 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.739.000 jiwa. Jumlah penduduk DIY masih didominasi oleh penduduk usia produktif.

Tabel I.4 Proyeksi Penduduk Tahun 2012 (Berdasarkan SP 2000) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di DIY (x 1000)

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 109,0 104,1 213,1

4-9 104,5 100,6 205,1

10-14 100,3 96,6 196,9

15-19 121,1 113,3 234,4

20-24 155,9 139,2 295,1

25-29 191,6 162,4 354,0

30-34 193,4 168,8 362,2

35-39 148,7 142,4 291,1

40-44 121,0 127,5 248,5

45-49 113,6 123,5 237,1

50-54 103,5 110,5 214,0

55-59 86,3 90,4 176,7

60-64 65,0 71,2 136,2

65-69 49,9 59,0 108,9

70-74 42,0 52,8 94,8

75+ 51,3 76,7 128,0

Jumlah 1.757,1 1.739,0 3.496,1

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan penduduk DIY tahun 2011 sebesar 0,86% mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 1,02. Dua wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi pada tahun 2011 yaitu Kabupaten Sleman (1,30%) dan Kabupaten Bantul (1,07%). Namun demikian, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya laju pertumbuhan penduduk di dua wilayah tersebut mengalami penurunan. Tiga daerah lainnya memiliki laju pertumbuhan penduduk yang relatif rendah yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Untuk Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2011 justru mengalami kenaikan laju pertumbuhan penduduk, yaitu untuk Kota Yogyakarta sebesar -0,22% pada tahun 2010 menjadi 0,50% pada tahun 2011, sedangkan Kabupaten Gunungkidul dari 0,06% pada tahun 2010 menjadi 0,39% pada tahun 2011. Sementara itu, Kabupaten Kulon

Page 30: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

14 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Progo mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk dari 0,47% pada tahun 2010 menjadi 0,34% pada tahun 2011.

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Gambar I.5 Laju Pertumbuhan Penduduk DIY Menurut Kabupaten/Kota (%), 2010-2011

Kepadatan penduduk di DIY pada tahun 2010 sebesar 1.085 jiwa/Km2, pada tahun 2011 mengalami kenaian menjadi 1.095 jiwa/Km2. Kenaikan kepadatan penduduk terjadi pada seluruh kabupaten/kota di DIY. Daerah terpadat adalah Kota Yogyakarta yaitu 12.017 jiwa/Km2, sedangkan kepadatan terendah adalah Kabupaten Gunungkidul yaitu 456 jiwa/Km2. Secara umum, kepadatan penduduk berada pada wilayah yang relatif maju yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

0.47

1.55

0.06

1.92

-0.22

1.02

0.34

1.07

0.39

1.30

0.50

0.86

2010 2011

Page 31: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 15

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Gambar I.6 Kepadatan Penduduk di DIY Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa/Km2) 2010-2011

2.2 Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja DIY menurut data BPS pada Agustus 2012 sebanyak 1.944.858 orang atau sebesar 70,85% dari total penduduk DIY berumur 15 tahun keatas. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang sebanyak 1.872.912 orang. Dari total penduduk berumur 15 tahun ke atas di DIY tahun 2012, 68,04%-nya merupakan penduduk bekerja sedangkan 2,81% merupakan pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diperoleh dengan membandingkan atara jumlah pengangguran dengan angkatan kerja. Pada tahun 2012 tingkat pengangguran terbuka DIY sama dengan tahun 2011 yaitu sebesar 3,97%.

Tabel I.5 Penduduk Berumur 15 tahun Keatas Menurut Kegatan di DIY

Kegiatan 2010 (Agustus) 2011 (Agustus) 2012 (Agustus)

Orang % Orang % Orang %

Angkatan Kerja 1.882.296 69,76 1.872.912 68,77 1.944.858 70,85

1. Bekerja 1.775.148 65,79 1.798.595 66,04 1.867.708 68,04

2. Pengangguran 107.148 3,97 74.317 2,73 77.150 2,81

Bukan Angkatan Kerja 815.838 30,24 850.717 31,23 800.214 29,15

1. Sekolah 279.420 10,36 282.226 10,36 279.521 10,18

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

KulonProgo

Bantul Gunungkidul

Sleman KotaYogyakar

ta

DIY

2010 663 1,798 455 1,902 11,958 1,085

2011 666 1,818 456 1,926 12,017 1,095

Jiw

a/K

m2

Page 32: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

16 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Kegiatan 2010 (Agustus) 2011 (Agustus) 2012 (Agustus)

Orang % Orang % Orang %

2. Mengurus RumahTangga

437.630 16,22 429.555 15,77 412.624 15,03

3. Lainnya 98.788 3,66 138.936

5,10 108.069 3,94

Jumlah 2.698.134 100,00 2.723.629 100,00 2.745.072 100,00

Sumber: DIY Dalam Angka, beberapa edisi, BPSDIY

Selama periode 2010-2012 komposisi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utamanya tidak banyak mengalami perubahan. Empat sektor yang relatif banyak menyerap tenaga kerja di DIY adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan. Sementara itu, sektor dengan jumlah tenaga kerja yang relatif rendah yaitu sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor lainnya (pertambangan, penggalian, listrik, gas dan air).

Data Bulan Agustus tahun 2012, sebagian besar penduduk DIY bekerja di sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 26,91%, sedangkan di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 24,87%, sektor jasa-jasa sebanyak 18,76% dan sektor industri pengolahan sebanyak 15,13%. Sementara itu, sektor dengan jumlah pekerja yang relatif rendah yaitu sektor konstruksi (7,11%), sektor pengangkutan dan komunikasi (3,28%), sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (3,06%) dan terendah di sektor lainnya (pertambangan, penggalian, listrik, gas dan air) (0,87%).

Tabel I.6 Presentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2010-Agustus 2012

Lapangan Pekerjaan Utama

2010 2011 2012

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Pertanian 32,21 30,40 24,31 23,97 24,24 26,91

Industri Pengolahan 15,06 13,92 14,17 14,83 15,65 15,13

Konstruksi 4,73 6,19 5,61 7,40 5,88 7,11

Perdagangan, Hotel dan Restoran

22,93 24,69 25,97 26,70 27,00 24,87

Pengangkutan dan Komunikasi 4,45 3,80 4,71 3,79 3,94 3,28

Keuangan, Real Estate dan Jasa 2,18 2,18 2,18 2,78 2,75 3,06

Page 33: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 17

Lapangan Pekerjaan Utama

2010 2011 2012

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Perusahaan

Jasa - jasa 17,43 17,93 21,76 19,60 20,33 18,76

Lainnya (Pertambangan, Penggalian , Listrik, Gas dan Air)

1,01 0,89 1,30 0,93 0,21 0,87

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Berita Resmi Statistik (BRS) 5 November 2012, BPS DIY

Menurut status pekerjaan utamanya, penduduk yang bekerja di DIY sebagian bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. Hal ini terlihat pada data Agustus tahun 2012, dimana sebesar 39,06% penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. Selanjutnya sebanyak 18,78% penduduk bekerja buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, 16,38% merupakan pekerja keluarga/tidak dibayar, 12,69% berusaha sendiri, 8,70% merupakan pekerja bebas, dan sebanyak 4,38% merupakan penduduk yang berusaha dibantu buruh tetap.

Tabel I.7 Presentase Penduduk Usia 15 tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2010-Agustus 2012

Status Pekerjaan Utama

2010 2011 2012

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Februari

Agustus

Berusaha Sendiri 14,55 13,75 15,29 13,91 13,80 12,69

Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar

24,54 24,35 17,49 19,35 20,51 18,78

Berusaha dibantu Buruh Tetap

3,49 3,90 4,27 4,27 3,96 4,38

Buruh/Karyawan/Pegawai 31,20 30,57 39,34 40,12 38,61 39,06

Pekerja Bebas 7,50 8,56 8,59 8,40 7,38 8,70

Pekerja Keluarga/tak Dibayar

18,73 18,87 15,02 13,95 15,73 16,38

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BRS 5 November 2012, BPS DIY

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK di DIY pada Agustus 2012 sekitar 70,85%, meningkat sekitar 2,08%bila dibandingkan keadaan Agustus 2011 (68,77%). TPAK dibedakan menurut jenis kelamin, TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan.

Page 34: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

18 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

TPAK laki-laki pada Agustus 2012 di DIY mencapai sekitar 80,34%, sementara TPAK perempuan sebesar 61,78%. Baik TPAK laki-laki maupun TPAK perempuan di DIY pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011.

Sumber: BRS 5 November 2012, BPS DIY

Gambar I.7 TPAK di DIY, Agustus 2011-Agustus 2012

Selama periode 2009-2012 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY cenderung mengalami penurunan. Pada Agustus 2009 TPT di DIY sebesar 6,00%, kemudian pada Agustus 2010 menurun menjadi 5,69%, pada Agustus tahun 2011 dan 2012 angka TPT DIY turun menjadi 3,97%. Angka TPT DIY jika dibandingkan dengan nasional masih lebih baik, hal ini dapat dilihat selama periode 2009-2012 nilai TPT DIY selalu lebih rendah dari TPT nasional.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Total Laki-laki Perempuan

68.77 78.35

59.61

70.85

80.34

61.78

Agustus 2011 Agustus 2012

Page 35: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 19

Sumber: BRS 5 November 2012, BPS DIY

Gambar I.8 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY dan di Tingkat Nasional, Februari 2009-Agustus 2012 (%)

TPT menurut Kabupaten/Kota pada Agustus tahun 2012 menunjukkan TPT tertinggi ada di Kabupaten Sleman sebesar 5,42% disusul kemudian Kota Yogyakarta sebesar 5,03%. Kedua wilayah ini memiliki TPT relatif lebih tinggi dibandingkan DIY. Sementara itu, Kabupaten Kulon Progo dan Bantul angka TPT-nya tidak jauh berbeda dengan DIY yaitu masing-masing sebesar 3,91% dan 3,60%. Kabupaten Gunungkidul merupakan kabupaten dengan TPT terendah yaitu 1,92%.

8.14 7.87 7.41 7.14

6.80 6.56 6.32

6,14

6.00 6.00 6.02 5.69 5.47

3.97 4.09 3.97

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Feb 09 Ags 09 Feb 10 Ags 10 Feb 11 Ags 11 Feb 12 Ags 12

Nasional DIY

Page 36: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

20 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Sumber: BRS 5 November 2012, BPS DIY

Gambar I.9 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di DIY, Agustus 2011 dan Agustu 2012 (%)

2.3 Pendidikan

Untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dalam pengukurannya mencakup kualitas bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk (pendapatan penduduk). Trend dari tahun 2005 sampai dengan 2011 menunjukkan bahwa IPM baik di tingkat nasional maupun DIY cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 IPM DIY sebesar 75,23 sedangkan nasional sebesar 71,76. Untuk DIY baik pada tahun 2009 maupun 2010 menduduki posisi keempat nasional. Pada tahun 2010, IPM DIY sebesar 75,77, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009, sedangkan IPM nasional 72,27. Sementara itu IPM DIY tahun 2011 sebesar 76,32, masih lebih tinggi dibandingkan capaian nasional pada tahun yang sama sebesar 72,77.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman KotaYogyakarta

2.56

3.80

1.97

5.255.57

3.91

3.60

1.92

5.425.03

Agustus 2011 Agustus 2012

Page 37: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 21

Sumber:Statistik Indonesia 2012, BPS, diolah

Gambar I.10 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia, 2005-2011

IPM menurut Kabupaten/Kota di DIY tahun 2011 menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta masih menduduki peringkat ke-1 nasional dengan nilai 79,89. Kabupaten dengan nilai IPM yang relatif tinggi yaitu Kabupaten Sleman dengan nilai 78,79. Sementara itu, tiga kabupaten lain dengan nilai IPM yang relatif masih rendah adalah Kabupaten Kulon Progo (75,04), Bantul (75,05) dan Kabupaten Gunungkidul (70,84).

Tabel I.8 IPM Menurut Komponen dan Kabupaten/Kota di DIY, 2011

Kabupaten/Kota

Angka Harapan Hidup (tahun)

Angka Melek Huruf

(%)

Rata-rata

Lama Sekolah (tahun)

Pengeluaran Riil Per

Kapita yang Disesuaikan

(000 Rp)

IPM Peringkat

IPM

Kulon Progo 74,48 92,00 8,37 631,42 75,04 4

Bantul 71,33 91,23 8,92 651,17 75,05 3

Gunungkidul 71,01 84,94 7,70 628,73 70,84 5

Sleman 75,18 93,44 10,51 650,27 78,79 2

Kota Yogyakarta 73,48 98,07 11,52 653,79 79,89 1

DIY 73,27 91,49 9,20 650,16 76,32 4

Sumber: DIY Dalam Angka 2011, BPS Provinsi DIY

69.57

70,08

70.59

71.17

71.76

72.27

72.77

73.5073.70 74.15

74.8875.23

75.7776.32

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

76.00

78.00

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Nasional DIY

Page 38: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

22 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Jumlah penduduk menurut usia sekolah di DIY pada tahun 2012 adalah sebanyak 567.834 orang. Berdasarkan wilayahnya, penduduk usia sekolah terbanyak terdapat di Kabupaten Sleman dan Bantul, yaitu masing-masing sebanyak 159.255 orang (28,05%) dan 140.965 orang (24,83%). Sedangkan wilayah dengan penduduk usia sekolah paling sedikit adalah Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah 67.267 orang atau 11,85% dari total jumlah penduduk usia sekolah di DIY tahun 2012.

Tabel I.9 Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Wilayah di DIY 2011

No. Kabupaten/Kota Jumlah

Penduduk Seluruhnya

Penduduk Menurut Usia Sekolah

7 - 12 13 - 15 16 - 18 Jumlah %

1 Bantul 921.263 70.494 34.829 35.642 140.965 24,83

2 Sleman 1.107.304 77.399 36.737 45.119 159.255 28,05

3 Gunungkidul 677.998 61.119 29.012 32.136 122.267 21,53

4 Kulon Progo 390.207 33.765 15.804 17.698 67.267 11,85

5 Yogyakarta 390.553 32.269 16.781 29.030 78.080 13,75

Propinsi DIY 3.487.325 275.046 133.163 159.625 567.834 100,00

Sumber: Profil Pendidikan Tahun 2012/2013, Disdikpora DIY

Tolok ukur bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri atas angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) DIY pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 65,73% dan pada tahun 2012 menunjukkan angka 79,55%. APK SD/MI pada tahun 2012 sebesar 111,78% lebih besar 0,32% dari tahun 2011 yaitu sebesar 111,43%. Sedangkan APM SD/MI tahun 2012 sebesar 97,54% terjadi kenaikan meskipun kecil dari tahun 2011 yang sebesar 97,53%. Besaran angka APK dan APM yang hampir sama tersebut atau hanya menunjukkan kenaikan yang kecil menggambarkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada data jumlah siswa dan penduduk yang bersekolah antara tahun 2011 dan 2012.

APK SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 115,50%, dan di tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 115,43%. Sedangkan APM SMP/MTs tahun 2012 sebesar 81,13%, mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2011 yang menunjukkan angka sebesar 81,08%. Menurut catatan angka putus sekolah SMP/MTs di DIY saat ini sangat kecil yakni hanya 0,16%. Masih adanya anak yang putus sekolah tersebut pada umumnya

Page 39: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 23

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan, faktor sosial ekonomi dari orang tua/masyarakat dan faktor lingkungan

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SM/MA), pada tahun 2011 APK menunjukkan angka sebesar 88,79% sedangkan tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 88,04%. APM SM/MA pada tahun 2011 sebesar 63,45%, mengalami kenaikan di tahun 2012 yang menunjukkan angka sebesar 63,65%. Rasio Siswa SMA terhadap SMK adalah 1:2, hal ini menunjukkan bahwa perbandingan siswa SMK lebih banyak dari pada siswa SMA sehingga keberadaan SMK di DIY mendapatkan minat yang baik dari masyarakat/siswa. Untuk memenuhi kebutuhan masyakarat akan minat menyekolahkan anaknya di SMK maka diperlukan pengembangan SMK yang telah ada. Dilihat dari kebutuhan daerah dipandang dari sektor ekonomi, maka SMK yang perlu dikembangkan di DIY ini adalah kelompok/bidang pariwisata dan pertanian.

Pendukung akses dan kualitas pendidikan adalah infrastruktur pendidikan. Infrastruktur pendidikan berupa sekolah telah merata tersebar di seluruh DIY. Jumlah SD/MI negeri maupun swasta yang ada di DIY adalah 2.009 Sedangkan jumlah SMP/MTs negeri maupun swasta adalah 517, jumlah SMA/MA sebanyak 203 baik negeri dan swasta, SMK 208 sekolah negeri dan swasta, TK sejumlah 2.224 sekolah negeri dan swasta, dan 71 SLB baik negeri maupun swasta. Pada jenjang perguruan tinggi, DIY pada tahun 2012 terdapat 4 perguruan tinggi negeri. Sedangkan jumlah perguruan tinggi swasta sebanyak 126 institusi, dengan rincian 35,38% merupakan akademi, 38,46% sekolah tinggi, 16,92% universitas, 5,38% politeknik dan 3,85% institut.

2.4 Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di DIY pada tahun 2012 menurut data BPS sebanyak 562.110 orang atau sebesar 15,88% dari total penduduk DIY. Jumlah penduduk miskin di DIY pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,20% dari tahun 2011 yang sebesar 16,08%.

Jumlah penduduk miskin tahun 2011 di wilayah kota/urban sebanyak 304,34 ribu orang atau 13,16%, sedangkan penduduk miskin di wilayah desa/rural sebanyak 256,55 ribu orang atau sebesar 21,82%.

Page 40: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

24 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel I.10 Jumlah Penduduk Miskin di DIY Menurut Wilayah, 2005-2011

Tahun

Kota/Urban Desa/Rural Jumlah Total

Jumlah (000)

%thd penduduk

Kota

Jumlah (000)

%thd penduduk

Desa

Jumlah (000)

% thd penduduk

DIY

2005 340,30 16,02 285,50 24,23 625,80 18,95

2006 346,00 17,85 302,70 27,64 648,70 19,15

2007 335,30 15,63 298,20 25,03 633,50 18,99

2008 324,16 14,99 292,12 24,32 616,28 18,32

2009 311,47 14,25 274,31 22,60 585,78 17,23

2010 308,36 13,38 268,94 21,95 577,30 16,83

2011 304,34 13,16 256,55 21,82 560,88 16,08

Sumber: DIY Dalam Angka 2012, BPS DIY

Jumlah penduduk miskin di wilayah desa lebih tinggi dibanding di kota.Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi penduduk miskin masih berada di wilayah perdesaan, dimana sebagian besar penduduk perdesaan merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan yang relatif masih rendah dan bekerja di sektor pertanian. Dengan karakteristik demikian, pada umumnya penduduk perdesaan memiliki pendapatan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Namun demikian, jika dilihat trendnya selama periode 2006-2012, jumlah penduduk miskin cenderung mengalami penurunan, baik itu di wilayah kota maupun desa.

3. Kondisi Ekonomi Daerah

Kondisi ekonomi suatu daerah dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian halnya dengan perekonomian di DIY, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk DIY namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi nasional dan bahkan ekonomi global.

Page 41: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 25

3.1 Sektor Unggulan

Penentuan sektor unggulan di DIY didasarkan pada kontribusi sektor terhadap perekonomian DIY. Ukuran yang digunakan adalah besarnya kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB DIY. Dikatakan sektor unggulan apabila kontribusinya relatif besar terhadap nilai PDRB DIY yang secara konsisten dari waktu ke waktu. Berikut adalah nilai PDRB DIY selama kurun waktu 2007-2012 berdasarkan lapangan usaha (sektor).

Tabel I.11 Nilai PDRB DIY Berdasarkan Lapangan Usaha (Harga Konstan 2000), 2007-2012 (Juta Rp)

No. Sektor/

Subsektor 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 3.333.382 3.523.943 3.642.696 3.632.681 3.557.860 3.706.920

2 Pertambangan & Penggalian

138.358 138.328 138.748 139.967 156.710 159.810

3 Industri Pengolahan

2.528.020 2.562.549 2.610.760 2.793.580 2.983.170 2.915.720

4 Listrik, Gas & Air Bersih

165.772 174.933 185.599 193.027 201.240 215.600

5 Konstruksi 1.732.945 1.838.429 1.923.720 2.040.306 2.187.800 2.318.450

6 Perdag., Hotel & Restoran

3.750.365 3.947.662 4.162.116 4.383.851 4.611.400 4.920.050

7 Pengangkutan & Komunikasi

1.875.307 2.008.919 2.128.594 2.250.664 2.430.700 2.581.620

8 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

1.695.163 1.793.789 1.903.411 2.024.368 2.185.220 2.402.720

9 Jasa-Jasa 3.072.200 3.223.930 3.368.614 3.585.598 3.817.670 4.088.340

PDRB 18.291.512 19.212.482 20.064.258 21.044.042 22.129.710 23.309.200

Sumber: BPS DIY

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada empat sektor yang secara konsisten mendominasi perekonomian DIY yaitu sektor jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.

3.1.1 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 6.69% dalam struktur PDRB DIY. Sektor PHR menempati peringkat teratas dalam pembentukan struktur PDRB DIY tahun 2012. Pertumbuhan di sektor PHR diantaranya didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan dan banyaknya kegiatan di DIY

Page 42: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

26 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

sepanjang tahun 2012, termasuk kegiatan Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE). Pada tahun 2012 tercatat terdapat 12.904 MICE yang dilaksanakan di DIY atau mengalami peningkatan sebesar 43% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan MICE di DIY menunjukan bahwa DIY memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata MICE. Jumlah kunjungan wisatawanmenunjukkan pertumbuhan yang signifikan yaitu menjadi sebesar 2.215.832 pada tahun 2012 dari angka 1.608.194 pada tahun 2011. Demikian pula tingkat hunian hotel dan lama tinggal wisatawan meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel I.12 Perkembangan Jumlah Wisatawan, MICE, Rata-rata Lama Tinggal dan Tingkat Hunian Hotel di DIY, 2008-2012

Tahun Jumlah

Wisatawan (Orang)

Jumlah MICE (Kali)

Rata-rata lama Tinggal Wisatawan (Hari)

Tingkat Hunian Hotel

(%)

2008 1.284.757 4.512 1,82 52,27

2009 1.426.057 4.746 2,05 55,25

2010 1.456.980 4.509 1,78 50,93

2011 1.608.194 8.963 1,82 45,33

2012 2.215.832 12.904 1,96 55,51

Sumber : Dinas Pariwisata DIY

Perdagangan DIY didorong kuat oleh perdagangan internasional dengan kegiatan ekspor dan impor. Dilihat dari besarnya nilai ekspor, komoditi unggulan DIY meliputi pakaian jadi tekstil, sarung tangan kulit, STK sintetis, mebel kayu, kerajinan kertas dan kerajinan batu.

Tabel I.13 Nilai Ekspor Berdasarkan Komoditi (Juta US $)

No Komoditi 2010 2011 2012*

1 Pakaian Jadi Tekstil 42,16 47,07 46,79

2 Sarung Tangan Kulit 17,24 21,75 19,63

3 STK Sintetis 14,64 16,21 16,39

4 Mebel Kayu 18,19 16,38 26,89

5 Minyak Atsiri 2,34 6,91 2,77

6 Kerajinan Batu 4,05 0,00 3,06

7 Kerajiinan Kertas 6,02 3,93 3,90

Sumber: Disperindakop dan UKM DIY

Page 43: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 27

Sementara itu, lima komoditi impor terbesar yang masuk ke DIY pada tahun 2012 berupa tekstil, spare part mesin pertanian, kulit disamak, aksesoris garmen dan logo.

Tabel I.14 Nilai Impor Berdasarkan Komoditi (Juta US $)

No Komoditi 2010 2011 2012*

1 Spare Part Mesin Pertanian 0,47 55,34 4,25

2 Tekstil 16,00 12,74 5,88

3 Kulit Disamak 4,47 5,85 0,54

4 Logo 1,11 0,74 0,06

5 Aksesoris Garmen 0,37 0,69 0,28

6 Plastik 0,21 0,18 0,03

Sumber: Disperindakop DIY Keterangan: *data s.d Oktober 2012

3.1.1.1 Sektor Pertanian

Sektor pertanian tetap memberikan kontribusi besar karena sebagian besar wilayah DIY khususnya di Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Sleman masih merupakan lahan pertanian dengan karakteristik berbeda. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam lapangan usaha pertanian pun cukup besar. Kabupaten yang secara konsisten memberikan perhatian besar terhadap perkembangan sektor pertanian adalah Kabupaten Bantul.

3.1.1.2 Tanaman Pangan

Tanaman pangan unggulan di DIY meliputi padi, jagung dan kedelai. Ketiga komoditas itu diunggulkan dengan pertimbangan: 1) merupakan bahan pangan pokok penduduk DIY; 2) menjadi bahan baku industri; dan 3) pengusahaannya banyak menyerap tenaga kerja. Gambaran luas panen, produktivitas dan produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2009sampai dengan 2012 disajikan pada tabel berikut:

Tabel I.15 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan DIY Tahun 2009-2012

Komoditas Luas Panen (ha) Produksi (ton)

2009 2010 2011 2012* 2009 2010 2011 2012*

Padi Sawah 105.613 106.907 107.990 109.354 662.368 646.816 653.434 737.514

Padi Ladang 39.811 40.151 42.837 43.567 175.562 177.071 189.500 208.778

Jagung 74.563 86.837 69.768 73.766 314.937 345.576 291.596 336.608

Page 44: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

28 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Komoditas Luas Panen (ha) Produksi (ton)

2009 2010 2011 2012* 2009 2010 2011 2012*

Kedelai 31.666 33.572 28.988 28.554 40.278 38.244 32.795 36.033

Kacang Tanah 62.539 58.780 59.533 60.679 65.893 58.918 64.084 62.848

Kacang Hijau 745 1.024 614 501 473 610 371 300

Ubi Kayu 63.275 62.563 62.414 61.815 1.047.684 1.114.665 867.596 866.357

* Angka Sementara Sumber: Dinas Pertanian DIY

Produksi komoditas tanaman pangan unggulan DIY memiliki tingkat produksi yang tinggi. Khusus produksi padi, baik padi sawah maupun padi ladang terus mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir. Peningkatan produksi dan produktivitas merupakan hasil dari upaya-upaya terobosan penerapan teknologi budidaya, antara lain: Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), fasilitasi penyediaan sarana produksi berupa Bantuan Langsung Benih Unggul, subsidi pupuk anorganik dan penerapan pemupukan berimbang. Sementara di sisi lain,produksi komoditas tanaman pangan selain padi selama empat tahun terakhir cenderung fluktuatif. Fluktuasi dalam produksi tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh iklim yang tidak menentu.

Komoditas yang luas panen dan produksinya mempunyai kecenderungan meningkat adalah padi ladang. Padi ladang adalah komoditas tanaman pangan utama yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Gunungkidul. Seluruh kecamatan di Gunungkidul menghasilkan padi ladang. Hal ini didukung oleh lahan di kawasan Gunungkidul yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan lahan kering karena kesesuaian agroekosistemnya.

3.1.1.3 Kelautan dan Perikanan

DIY memiliki wilayah pantai sepanjang ± 113 km yang meliputi tiga wilayah kabupaten yaitu Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo dengan potensi ikan yang dapat dihasilkan secara lestari mencapai 320.600 ton per tahun, sedangkan di Samudra Hindia potensi lestarinya sebesar 906.340 ton per tahun. Potensi serta pemanfaatan sumberdaya melalui perikanan tangkap masih terus dioptimalkan melalui pengembangan pelabuhan perikanan di Sadeng dan Glagah yang diharapkan mampu meningkatkan produksi perikanan tangkap khususnya komoditas tuna yang menjadi produk unggulan baik untuk pasar lokal maupun pasar luar negeri.

Penangkapan yang selama ini dilakukan sudah melebihi 12 mil ke

Page 45: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 29

arah laut sesuai dengan kemampuan perahu yang sudah menggunakan kapal diatas 10 GT. Namun demikian, sebagai upaya optimalisasi produksi perikanan tangkap, maka telah dilakukan pengadaan kapal 30 GT yang nantinya diharapkan akan memiliki daerah operasi yang lebih luas. Hingga akhir tahun 2012 telah terdapat 9 unit kapal 30 GT yang akan mendukung perikanan tangkap di DIY. Selain itu, juga telah dilakukan pelatihan awak yang akan mengoperasionalkan kapal 30 GT tersebut. Hingga tahun 2012 tercatat 1.003 orang nelayan yang dapat diketahui berdasarkan kepemilikan Kartu Nelayan. Jumlah kapal perikanan di DIY dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel I.16 Kapasitas Kapal Perikanan di DIY Tahun 2012

Kapasitas Kapal Jumlah

< 10 GT 304 unit

10 – 30 GT 5 unit

> 30 GT 9 unit Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan

Potensi ikan yang dapat diusahakan/dihasilkan dari perikanan budidaya sebesar lebih kurang 38.700,29 ton per tahun dengan luas lahan potensial lebih kurang 18.129,3 ha. Garis pantai yang cukup panjang dengan topografi lahan yang landai serta didukung oleh tersedianya air tawar dan air laut yang berkualitas menjadikan lahan pesisir juga dapat digunakan untuk kegiatan budidaya, baik untuk kegiatan pembesaran ikan/udang, maupun untuk usaha pembenihan/hatchery. Potensi sumberdaya lahan pesisir yang dapat dikembangkan untuk usaha budidaya tambak maupun kolam budidaya (terpal) seluas lebih kurang 650 Ha dengan potensi produksi kurang lebih sebesar 13.000 ton pertahun.

Pembangunan sektor kelautan dan perikanan menunjukkan laju pertumbuhan positif dari tahun ke tahun. Rata-rata pertumbuhan produksi perikanan tangkap dari tahun 2007 hingga tahun 2012 sebesar 11,93%. Sementara itu, produksi perikanan budidaya juga menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata pertumbuhan produksi perikanan budidaya tahun 2007 hingga tahun 2012 yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan yaitu sebesar 35,6%. Laju pertumbuhan yang positif juga dapat dilihat dari peningkatan konsumsi ikan perkapita dari tahun ke tahun. Konsumsi ikan di DIY mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8,69% dari tahun 2007 hingga 2012.

Page 46: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

30 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Produksi perikanan di DIY lebih didominasi oleh hasil perikanan budidaya. Perkembangan produksi perikanan budidaya meliputi budidaya tambak, kolam, sawah, karamba, jaring apung dan telaga. Peningkatan produksi maupun nilai produksi perikanan budidaya menggambarkan bahwa minat masyarakat terhadap perikanan budidaya semakin tinggi, serta dipengaruhi oleh harga pasar. Pelaksanaan kegiatan intensifikasi dan rehabilitasi budidaya ikan air tawar dengan prioritas pada komoditas unggulan yang mempunyai nilai lebih pada sistem produksi dan pemasaran.

Komoditas unggulan di DIY yang telah ditetapkan yaitu udang (galah, lobster tawar, vaname, windu/penaide), nila, gurami, dan lele (patin, lele dumbo, lele lokal). Pembinaan dan pengembangan perikanan melalui pendekatan kelembagaan dilaksanakan dengan mengutamakan pembudidaya ikan yang tergabung dalam wadah kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) dan juga menumbuhkan kelompok-kelompok baru sehingga diharapkan dengan cara usaha bersama akan lebih berdaya dan lebih mampu bersaing.

Dalam rangka optimalisasi produksi perikanan budidaya,DIY telah mengembangkan Kawasan Sentra Produksi Perikanan (KSPP). Pengembangan KSPP juga untuk mengakomodasi kecamatan sebagai pusat pertumbuhan. KSPP tersebut diharapkan akan menjadi tempat konsentrasi usaha, pengaturan produksi pasar, pembinaan teknis, penyediaan sarana produksi, dan pengembangan kemitraan.

3.1.1.4 Hortikultura

Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam pertanian yang potensial untuk dikembangkan di DIY. Produksi hortikultura memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Tanaman unggulan hortikultura di DIY dan sentra produksinya masing-masing adalah bawang merah di Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul; salak di Sleman dan Kulonprogo; serta jamur di Sleman dan Bantul

Salah satu komoditas hortikultura unggulan berupa sayuran yang dihasilkan dari DIY adalah bawang merah varietas Tiron. Keunggulan bawang merah ini diantaranya tahan busuk ujung daun dan relatif tahan busuk umbi. Penanaman bawang merah Tiron berkembang luas hingga di kecamatan Sanden, Srandakan, Bambanglipuro dan Pundong. Bawang merah varietas Tiron dari Kabupaten Bantul ini juga telah dilepas sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian.

Salak Pondoh merupakan komoditas hortikultura buah-buahan dengan nilai ekonomi tinggi yang telah berkembang di DIY, khususnya Sleman. Salak Pondoh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di

Page 47: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 31

dataran rendah sampai pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut yang berarti sesuai dengan agroekosistem di daerah Sleman. Saat ini Salak Pondoh dikembangkan di Kecamatan Turi, Tempel dan Pakem.

Pemasaran salak pondoh untuk memenuhi kebutuhan domestik di Yogyakarta maupun kota-kota besar lain di Indonesia umumnya dilakukan melalui pedagang pengumpul yang ada di masing-masing desa dengan kapasitas 6-8 ton perhari. Sedangkan sebagai komoditas ekspor, salak pondoh telah dipasarkan hingga ke China. Salak Pondoh yang diekspor sudah tersertifikasi Prima-3 sehingga memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan.

Tabel I.17 Produksi Hortikultura Unggulan DIY Tahun 2008-2012

Jenis Tanaman Produksi

2008 2009 2010 2011 2012*

Salak (ton) 59.752 62.572 57.793 25.807 22.364

Bawang Merah (ton) 16.996 19.763 19.950 14.408 12.326

Jamur - - - 39.629 10.556

Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2013

Produksi hortikultura unggulan pada tahun 2008-2012 mempunyai kecenderungan meningkat kecuali pada tahun 2010 terjadi erupsi Merapi sehingga terjadi penurunan. Produksi pada tahun 2011 dan 2012 juga masih menuju perbaikan ke produksi normal sebelum erupsi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembalikan produksi hortikultura unggulan yang terdampak erupsi, namun masih terkendala iklim yang tidak menentu.

3.1.1.5 Perkebunan

Berdasarkan kondisi saat ini, lahan yang berpotensi untuk dikembangkan seluas 176.000 ha. Luas areal perkebunan sampai dengan tahun 2010 tercatat 81.462,02 ha dengan luas areal tanaman tahunan 73.188,18 ha dan areal tanaman semusim 8.273,84 ha yang keseluruhan terdiri atas 22 komoditas. Dengan sistem pengusahaan perkebunan yang hampir secara keseluruhan dilaksanakan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat, memungkinkan dilaksanakannya pengembangan komoditas tanaman perkebunan, terutama untuk tanaman semusim melalui pola perguliran tanaman. Agribisnis perkebunan ini telah menumbuhkan sentra-sentra produksi komoditas perkebunan yang selanjutnya dikembangkan melalui penanaman dan atau pengutuhan populasi tanaman sesuai skala ekonomis usaha di tingkat lokasi melalui rehabilitasi dan intensifikasi. Operasionalisasinya dengan mengembangkan kebersamaan usaha perkebunan dalam satu wilayah

Page 48: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

32 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

secara kelompok atau koperasi dengan bermitra usaha dengan pihak lain yang lebih menguntungkan dalam pendekatan agribisnis utuh, berdaya saing dan berkelanjutan.

Komoditas unggulan perkebunan DIY adalah kelapa, kakao, kopi, jambu mete, dan tebu. Sentra produksi kelapa dan kakao berada di Kabupaten Kulon Progo dan jambu mete berada di Gunungkidul. Sedangkan sentra komoditas kopi berada di Kabupaten Sleman.

Tabel I.18 Produksi Komoditas Perkebunan DIY Tahun 2008-2012

No. Komoditas Produksi (ton) Rata-rata

Pertumb. (%) 2008 2009 2010 2011 2012*

1. Kelapa 52.792,53 53.108,22 55.317,77 56.148,83 56.599,47 1,77

2. Kopi 388,82 417,04 388,05 362,34 793,02 28,14

3. Jambu mete 707,68 704,69 385,90 576,61 484,34 -3,06

4. Kakao 1.184,46 1.193,43 1.289,19 1.142,63 1.366,96 4,26

5. Tebu 15.785,31 18.089,14 17.031,34 15.812,18 16.928,57 2,16

Jumlah 70.858,80 73.512,52 74.412,25 74.042,59 76.172,36 6,65

Ket : *Angka sementara Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, 2013 (diolah)

Produksi komoditas perkebunan unggulan di DIY untuk masing-masing komoditas cenderung meningkat, kecuali jambu mete yang pada tahun 2010 produksinya menurun karena dampak anomali iklim. Rata-rata pertumbuhan total dari komoditas unggulan tersebut dari tahun 2007 hingga 2010 terhitung sebesar 3,61%. Selain itu, jumlah petani yang telibat dalam usaha perkebunan juga cenderung meningkat.

3.1.1.6 Peternakan

Produksi peternakan secara konsisten mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bahkan tercatat sejak tahun 2008 peningkatannya melampaui target peningkatan produksi per tahun yaitu 4,36%. Peningkatan produksi tahun 2008 hingga tahun 2011 berturut-turut adalah 4,58%, 5,24%, 0,15%, dan 6,64%. Khusus pada tahun 2010, peningkatan produksi peternakan yang kecil disebabkan terjadinya erupsi Merapi yang melanda hingga ke sentra sapi perah di Kabupaten Sleman yang mengakibatkan banyak ternak yang mati.

Kawasan sentra sapi potong berada di Kabupaten Gunungkidul yang memberikan kontribusi sebesar 43,46% dari total populasi sapi potong di DIY. Sedangkan Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kulon Progo berkontribusi masing-masing sekitar 19% terhadap total populasi di DIY. Sejalan dengan fakta tersebut dapat diuraikan lanjut bahwa Gunungkidul

Page 49: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 33

juga mempunyai potensi sebagai daerah pembibitan ternak dan penyediaan bakalan untuk penggemukan. Sedangkan Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kulon Progo dapat dijadikan sebagai daerah untuk peternakan penggemukan.

Peluang pengembangan peternakan sapi potong masih sangat terbuka terkait dengan kebijakan Kementerian Pertanian untuk swasembada daging sapi pada tahun 2014. Secara nasional DIY masuk dalam kelompok I Provinsi pendukung pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014. Hal ini didukung oleh letak geografis DIY yang strategis untuk memenuhi kebutuhan pasar Jawa Barat dan Jakarta.

Tabel I.19 Perbandingan Populasi Sapi Potong dengan Produksi Daging Sapi Potong DIY, 2008-2012

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012

Sapi potong (ekor) 269.927 283.043 290.949 292.881 267.485

Sapi perah (ekor) 5.652 5.495 3.466 2.955 3.001

Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2013

3.1.1.7 Kehutanan

Hutan negara di DIY seluas 18.715,0640 ha atau hanya sekitar 5,87% dari total luas seluruh DIY yaitu 3.185,18 km2. Dari luasan tersebut, kawasan hutan yang dikelola oleh Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta sebagai UPTD Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY seluas 16.358,6 ha yang terdiri dari Hutan Produksi (HP) seluas 13.411,70 ha, Hutan Lindung (HL) seluas 2.312,80 ha, dan Hutan Konservasi (Taman Hutan Raya) seluas 634,10 ha.

Penutupan vegetasi pada wilayah hutan Balai KPH Yogyakarta terdiri dari beberapa jenis antara lain jati, kayu putih, sonokeling, pinus, kenanga, mahoni, kemiri, gliricidea, akasia, murbei, dan bambu dengan luas yang bervariasi. Namun demikian diantara keseluruhan jenis yang ditanam, hanya jati dan kayu putih saja yang ditanam dalam luasan yang besar kerana jenis lain hanya dengan luasan kecil dan bersifat sporadis. Hal ini berarti hutan DIY memiliki potensi kayu dan non kayu yang cukup tinggi.

Produksi hasil hutan kayu berupa kayu bulat baik jenis jati maupun rimba belum semuanya dilakukan secara langsung dalam pengelolaan hutan. Produksi kayu bulat ini pada dasarnya dari tebangan tak tersangka akibat adanya kegiatan yang membutuhkan pembukaan lahan atau akibat adanya pencurian yang barang buktinya dapat

Page 50: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

34 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

diselamatkan, kebakaran, dan bencana alam. Oleh karena itu, potensi unggulan dari sub sektor kehutanan justru berupa produksi hasil hutan bukan kayu, yaitu minyak kayu putih.

Potensi tanaman kayu putih seluas 4.603,72 ha atau 28% dari luas KPH Yogyakarta. Potensi tanaman kayu putih ini tersebar pada lima Bagian Daerah Hutan (BDH), yaitu BDH Karangmojo dengan luas 2.267,6 ha, BDH Playen dengan luas 1.616,37 ha, BDH Paliyan seluas 403,3 ha, BDH Kulon Progo-Bantul seluas 286,45 ha, dan BDH Panggang seluas 30 ha.

Tanaman kayu putih dipungut daunnya untuk bahan baku lima unit Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP), yaitu PMKP Sendangmole (BDH Playen), PMKP Gelaran (BDH Karangmojo), PMKP Dlingo, PMKP Kediwung, dan PMKP Sermo (BDH Kulon Progo-Bantul). Pada tahun 2011 kawasan hutan kayu putih di BDH Kulon Progo seluas 68 ha telah dialihkan menjadi Kawasan Konservasi dengan fungsi Suaka Margasatwa seluas 63 ha sehingga kayu putih pada Suaka Margasatwa ini tidak dapat dipungut. Hal ini juga berarti PMKP Sermo tidak memproduksi minyak kayu putih lagi sejak tahun 2011.

Pemanfaatan kayu putih ini telah lama dikelola secara kemitraan dengan masyarakat sekitar kawasan hutan. Pemungutan daun kayu putih dilaksanakan oleh pesanggem penggarap tanah yang kemudian diberikan kompensasi berupa upah pungutan. Selain itu, masyarakat sekitar hutan juga diberi kesempatan untuk melakukan tumpangsari di hutan kayu putih. Pemungutan daun kayu putih ini juga dilaksanakan dengan memperhatikan kaidah konservasi.

Produksi minyak kayu putih pada tahun 2010-2012 selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel I.20 Produksi Minyak Kayu Putih Tahun 2011-2012

Tahun Produksi (liter)

PAD (Rp) Gelaran Sendangmole Kediwung Dlingo Sermo Jumlah

2010 24.207 17.616 423 846 260 43.352 5.028.309.000

2011 22.490 21.261 330 876 - 44.957 6.110.306.400

2012 23.868 21.183 370 900 - 46.321 7.581.090.000

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, 2011

Produksi minyak kayu putih pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 1.364 liter atau 3,03% dibandingkan pada tahun 2011. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari penjualan minyak kayu putih pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun

Page 51: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 35

2011 atau sebesar 24,07%. Sementara itu bila dibandingkan dengan tahun 2010, baik produksi maupun PAD minyak kayu putih tahun 2011 juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,7% dan 21,52%. Hal ini berarti baik produksi maupun PAD mengalami kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.

Hasil taksasi yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pohon kayu putih per satuan hektar sebanyak 1.000 pohon dengan rata‐rata produksi per satuan pohon sebesar 1,2 kg atau dalam satu hektar dapat memproduksi 1,2 ton. Hal ini berarti realisasi pengolahan daun kayu putih sebesar 4.865 ton/tahun. Peningkatan produksi daun kayu putih hingga dapat memenuhi kapasitas produksi PMKP dapat dilakukan melalui rehabilitasi dan peremajaan hutan kayu putih dengan intensifikasi jumlah tanaman hingga 3.330 pohon per hektar. Dengan upaya optimalisasi potensi tersebut diharapkan produksi daun kayu putih dapat meningkat menjadi 3 ton per ha.

3.1.2 Sektor Industri Pengolahan

Perkembangan sektor Industri Kecil Menengah (IKM) DIY pada tahun 2012 sebanyak 82.334 unit usaha, bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 80.056 unit usaha, mengalami peningkatan 2,86%. Unit usaha tersebut meliputi industri pangan, sandang dan kulit, kimia dan bahan bangunan, logam dan elektronika, dan industri kerajinan, dengan jumlah unit usaha terbanyak adalah industri pangan kemudian diikuti industri kerajinan. Sektor Industri di DIY mempunyai peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2012 dapat terserap 301.385 orang dan pada tahun 2011 dapat menyerap tenaga kerja sejumlah 295.461 orang, atau mengalami peningkatan sejumlah 2,01%.

Tabel I.21 Perkembangan IKM di DIY, 2008-2012

IKM 2008 2009 2010 2011 2012

Unit usaha (UU)

76.267 77.851 78.122 80.056 82.344

Tenaga kerja (orang)

273.621 291.391 292.625 295.461 301.385

Nilai investasi (Rp 000)

769.274.520 871.110.097 878.063.496 1.003.678.054 1.151.820

Nilai produksi (Rp 000)

2.800.904.707 2.325.582.931 2.821.218.797 3.053.031.164 3.500.662

Nilai bahan (Rp 000)

1.258.224.448 1.321.234.176 1.358.293.612 1.352.479.088 1.369.114

Sumber : Disperindagkop UKM DIY

Page 52: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

36 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.2 Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomiDIY selama 2008-2012cenderung mengalami kenaikan. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012sebesar 5,32% mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2011 yang sebesar 5,16%.

Sumber: BPS DIY

Gambar I.11 Perkembangan Pertumbuhan ekonomi DIY, 2008-2012

Laju pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2012 menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 9,95%. Sektor lain dengan laju pertumbuhan yang relatif cukup tinggi yaitu sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,13% dan sektor jasa-jasa sebesar 7,09%. Sementara itu, sektor dengan laju pertumbuhan terkecil pada tahun 2012 adalah sektor industri pengolahan dengan laju pertumbuhan minus 2,26%.

Tabel I.22 Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2012

Sektor Pertumbuhan (%)

Pertanian 4,19

Pertambangan dan Penggalian 1,98

Industri Pengolahan -2,26

Listrik, Gas dan Air Bersih 7,13

Bangunan 5,97

5.03

4.434.88

5.16 5.32

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

5.5

6

2008 2009 2010 2011 2012

Page 53: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 37

Sektor Pertumbuhan (%)

Perdagangan, Hotel-Restoran 6,69

Pengangkutan dan Komunikasi 6,21

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9,95

Jasa-jasa 7,09

DIY 5,32

Sumber: BPS DIY

Nilai PDRB di DIY tahun 2012 mencapai Rp57,03 trilyun atas harga berlaku atau sebesar Rp23,30 trilyun atas harga konstan. Nilai tersebut meningkat sebesar Rp5,25 trilyun (atas harga berlaku) atau sebesar Rp1,17 trilyun (atas harga konstan). Empat sektor dengan kontribusi terbesar terhadap nilai PDRB DIY tahun 2012 adalah sektor jasa, perdagangan, pertanian dan sektor industri pengolahan.

Tabel I.23 Nilai PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2011-2012 (Miliar Rp)

Lapangan Usaha ADH Berlaku ADH Konstan

2011 2012 2011 2012

Pertanian 7.373,85 8.355,33 3.557,86 3.706,92

Pertambangan dan Penggalian 361,79 379,95 156,71 159,81

Industri Pengolahan 7.434,02 7.611,83 2.983,17 2.915,72

Listrik, Gas dan Air Bersih 675,91 727,71 201,24 215,60

Bangunan 5.580,60 6.186,32 2.187,80 2.318,45

Perdagangan, Hotel-Restoran 10.246,58 11.457,20 4.611,40 4.920,05

Pengangkutan dan Komunikasi 4.572,93 4.903,52 2.430,70 2.581,62

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

5.158,23 5.876,20 2.185,22 2.402,72

Jasa-jasa 10.381,24 11.536,32 3.817,67 4.088,34

PDRB DIY 51.785,15 57.034,38 22.131,77 23.309,22

Sumber: BPS Provinsi DIY

Kontribusi sektor pembentuk PDRB tahun 2012 di DIY tidak mengalami perubahan signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2011. Meskipun kontribusi beberapa sektor mengalami perubahan, namun masih didominasi oleh sektor jasa-jasa, perdagangan, pertanian dan industri pengolahan. Pada tahun 2012 kontribusi sektor jasa masih menempati urutan tertinggi dengan nilai kontribusi sebesar 20,23%, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel-restoran 20,09%, sektor pertanian 14,65%, industri pengolahan 13,35%, sektor bangunan 10,85%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 10,30%, sektor

Page 54: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

38 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

pengangkutan dan komunikasi 8,60%, sektor listrik, gas dan air bersih 1,28% dan kontribusi paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai kontribusi 0,67%.

Tabel I.24 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB di DIY, 2009-2012

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012

Pertanian 15,38 14,50 14,23 14,65

Pertambangan dan Penggalian 0,71 0,67 0,70 0,67

Industri Pengolahan 13,35 14,02 14,36 13,35

Listrik, Gas dan Air Bersih 1,35 1,33 1,31 1,28

Bangunan 10,70 10,59 10,78 10,85

Perdagangan, Hotel-Restoran 19,72 19,74 19,79 20,09

Pengangkutan dan Komunikasi 9,20 9,03 8,83 8,60

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9,88 9,98 9,96 10,30

Jasa-jasa 19,71 20,07 20,05 20,23

Sumber: BPS Provinsi DIY

Sementara itu, nilai dan laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan tahun 2012 menunjukkan kontribusi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga. Nilai PDRB dari konsumsi rumah tangga pada tahun 2012 sebesar Rp29.350,92 milyar atas dasar harga berlaku atau sebesar Rp11.281,01 milyar atas dasar harga konstan. Dengan nilai tersebut, kontribusi sektor rumah tangga terhadap PDRB DIY tahun 2012 sebesar 51,46%. Sementara itu konsumsi pemerintah sebesar Rp13.056,33 milyar atas dasar harga berlaku atau Rp4.437,72 milyar atas dasar harga konstan, atau tingkat kontribusinya sebesar 25,90%. Pembentukan Modal Tetap Bruto pada tahun 2012 berkontribusi sebesar 31,33% yaitu sebesar Rp17.868,28 milyar atas dasar harga berlaku atau Rp6.106,98 milyar atas dasar harga konstan.

Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 banyak disumbang oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 6,74% dan 5,26%.

Page 55: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 39

Tabel I.25 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Penggunaan, 2011-2012

No Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rp)

Atas Dasar Harga Konstan (Milyar

Rp)

Laju Pertumb. 2012 (%)

2011 2012 2011 2012

1 Konsumsi Rumah Tangga

26.319,42 29.350,92 10.568,42 11.281,01 6,74

2 Konsumsi Pemerintah

13.066,88 14.773,18 4.441,36 4.675,09 5,26

3 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

16.466,55 17.868,28 5.818,32 6.106,98 4,96

4 Lainnya *) (4.067,70) (4.957,99) 1.303,68 1.246,14 -4,41

PDRB 51.785,15 57.034,38 22.131,77 23.309,22 5,32

Sumber: BPS DIY *)termasuk ekspor, impor, konsumsi lembaga nirlaba, perubahan inventori dan diskrepansi statistik (residual)

Nilai PDRB per kapita di DIY tahun 2012sebesar Rp 15.905.082,-atas dasar harga berlaku atau Rp 6.500.202,- atas dasar harga konstan. Sementara itu, nilai PDRB per kapita tahun 2011 adalah Rp 14.613.135,- atas dasar harga berlaku atau sebesar Rp 6.245.315,- atas dasar harga konstan. Dengan demikian, nilai PDRB per kapita tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun 2011.

Tabel I.26 Nilai PDRB per Kapita DIY, 2009-2012 (Rupiah)

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

2009 12.083.874 5.855.379

2010 13.030.767 6.010.224

2011 14.613.135 6.245.315

2012 15.905.082 6.500.202

Sumber: BPS DIY

Laju inflasi di DIY tahun 2012 sebesar 4,31%. Angka inflasi tahun 2011 ini lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2011 sebesar 3,88% atau naik 0,43%. Laju inflasi yang relatif tinggi berasal dari kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan laju inflasi masing-masing sebesar 8,10% dan 6,90%. Laju inflasi kelompok sandang sebesar 3,56% sedangkan untuk kelompok perumahan sebesar 2,99%, selanjutnya untuk kelompok pengeluaran lainnya relatif rendah.

Page 56: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

40 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel I.27 Laju Inflaasi Kota Yogyakarta Tahun 2012 Menurut Kelompok Pengeluaran

No Kelompok Pengeluaran Laju Inflasi (%)

Umum 4,31

1 Bahan Makanan 8,10

2 Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau 6,90

3 Perumahan 2,99

4 Sandang 3,56

5 Kesehatan 1,93

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 1,43

7 Transpor dan Komunikasi 1,30

Sumber: Berita Resmi Statistik 2 Januari 2013, BPS DIY

C. SISTEMATIKA

Berdasar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2012 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta disusun dengan sistematika:

Bab I Pendahuluan

Memuat penjelasan umum mengenai dasar hukum, sejarahkeistimewaan DIY, gambaran umum daerah meliputi kondisi geografis daerah, gambaran umum demografi, dan kondisi ekonomi daerah.

Bab II Kebijakan Pembangunan Pemerintah DIY

Memuat visi dan misi daerah, strategi dan kebijakan daerah, prioritas pembangunan daerah.

Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan DIY

Memuat pengelolaan pendapatan daerah, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, target dan realisasi pendapatan daerah dan permasalahan serta solusinya, dan pengelolaan belanja daerah, yaitu kebijakan umum keuangan daerah, serta target dan realisasi belanja daerah.

Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan DIY

Berisi pelaksanaan program dan kegiatan serta pencapaian kinerja fisik pada kegiatan yang bersumber dari APBD DIY.

Page 57: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 41

Bab V Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

Berisi pelaksanaan program dan kegiatan tugas pembantuan.

Bab VI Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

Berisi pelaksanaan kerja sama antar-daerah, kerja sama dengan pihak ketiga, koordinasi dengan instansi vertikal, pembinaan batas wilayah, pencegahan dan penanggulangan bencana, pengelolaan kawasan khusus, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, dan lain-lain.

Bab VII Penutup

Page 58: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
Page 59: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 43

BAB II. KEBIJAKAN PEMERINTAH DIY

A. VISI DAN MISI JANGKA PANJANG

1. Visi Jangka Panjang

isi pembangunan DIY yang akan dicapai dua puluh tahun mendatang adalah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat

yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.

2. Misi Jangka Panjang

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:

a. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumberdaya pendidikan yang handal;

b. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan;

c. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif;

d. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat.

V

Page 60: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

44 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

B. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH

1. Dasar Filosofi

Filosofi yang mendasari pembangunan daerah DIY adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya.

Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan bermanfaat. Demikian pula budaya Jawa, yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai salah satu acuan dalam hidup bermasyarakat, baik ke dalam maupun ke luar. Ini berarti bahwa budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, kerta raharja. Dengan kata lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.

Hamemayu Hayuning Bawana mengandung makna sebagai kewajiban melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mementingkan berkarya untuk masyarakat daripada memenuhi ambisi pribadi. Dunia yang dimaksud mencakup seluruh perikehidupan, baik dalam skala kecil (keluarga) maupun dalam skala lebih besar yang mencakup masyarakat dan lingkungan hidup, dengan mengutamakan darma bakti bagi kehidupan orang banyak dan tidak mementingkan diri sendiri.

2. Visi

Bertitik tolak dari dasar filosofi, kondisi pada saat ini, analisis kekuatan–kelemahan– peluang-tantangan dalam lima tahun ke depan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang, dan aspek-aspek potensial yang berkembang selama ini serta mempertimbangkan isu strategis dan perkembangan global yang pesat, perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju namun tetap menjunjung tinggi nilai - nilai budaya yang adiluhung. Sehubungan dengan hal tersebut, maka visi pembangunan DIY yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

“Pemerintah Daerah yang katalistik dan masyarakat mandiri yang berbasis keunggulan daerah serta sumber daya manusia yang berkualitas unggul dan beretika”.

Pemerintah Daerah yang Katalistik adalah Pemerintah Daerah yang mampu mendorong masyarakatnya melaksanakan sendiri hal-hal

Page 61: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 45

yang dianggap penting bagi lingkungannya sehingga pemerintah lebih berperan sebagai pengatur dan pendorong daripada sebagai pelaksana langsung. Pemerintah Daerah lebih banyak memberi peluang kepada swasta, juga memberdayakan masyarakat dan kalangan nonpemerintah, untuk bersama-sama memikul suatu tanggung jawab atau urusan dengan cara memberikan kesempatan dan mendorong masyarakat serta dunia usaha melalui regulasi, fasilitasi dan pelayanan agar masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan kemandiriannya.

Masyarakat Mandiri adalah kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhannya, mampu mengambil keputusan dan tindakan dalam penanganan masalahnya, serta mampu merespon dan berkontribusi terhadap upaya pembangunan dan tantangan zaman secara otonom, dengan mengandalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Masyarakat sudah tidak bergantung sepenuhnya kepada pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahannya dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya.

Keunggulan Daerah adalah segenap potensi dan sumber daya daerah yang mempunyai daya saing kuat dan berkontribusi besar terhadap daerah dalam mendukung pertumbuhan dan kemajuan daerah, terutama bidang pariwisata, pendidikan dan budaya.

Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Beretika adalah sumber daya manusia yang memiliki keahlian atau keterampilan yang tinggi sehingga mampu menawarkan dan melaksanakan jasa atau layanan sesuai dengan aturan dalam bidang yang dijalaninya, serta mempunyai sikap, sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Sumber daya manusia tidak hanya menyangkut kuantitas tetapi juga kualitas. Kualitas sumber daya manusia menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan. Dalam hal ini kesehatan dan pendidikan merupakan aspek penting dalam membangun sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan dan kesehatan merupakan modal dasar untuk membina dan mengembangkan karakter serta perilaku manusia di dalam menata hidup dan kehidupannya.

3. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung;

Page 62: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

46 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

2. Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera;

3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis Good Governance;

4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.

4. Tujuan

Mengacu kepada visi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:

a. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas; b. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri; c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik; d. Mengoptimalkan fungsi prasarana dan sarana pelayanan publik.

5. Sasaran

Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:

1. Misi: Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung, dengan sasaran: a. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan di semua jenjang dan

jalur pendidikan; b. Terwujudnya peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan

kepada seluruh masyarakat dalam suasana lingkungan yang kondusif;

c. Berkembangnya pendidikan yang berbasis multikultur untuk meningkatkan wawasan, keterbukaan dan toleransi;

d. Terwujudnya peningkatan budaya baca masyarakat; e. Terwujudnya peningkatan kapasitas pemuda, prestasi dan sarana

olahraga; f. Berkembang dan lestarinya budaya lokal, kawasan budaya dan

benda cagar budaya. g. Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat;

h. Terwujudnya peningkatan kualitas dan aksesibilitas kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Page 63: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 47

2. Misi: Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera, dengan sasaran: a. Terwujudnya kepariwisataan yang berdaya saing tinggi; b. Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat; c. Terciptanya tata kelola perekonomian daerah yang responsif dan

adaptif; d. Terwujudnya ketersediaan dan pemerataan energi untuk

masyarakat. 3. Misi: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang

berbasis Good Governance, dengan sasaran: a. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan, dan

akuntabel; b. Terwujudnya hubungan yang harmonis antara pemerintah pusat,

pemerintah daerah, dan antar pemerintah daerah; c. Terwujudnya kesetaraan gender, keadilan dan kepastian hukum;

d. Terwujudnya sinergi antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta.

4. Misi: Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik, dengan sasaran: a. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur yang memadai baik

kuantitas dan kualitas; b. Terwujudnya pemerataan prasarana dan sarana publik; c. Terwujudnya ketahanan masyarakat terhadap bencana; d. Terwujudnya pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan.

C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH DALAM RPJMD 2009 - 2013

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk mengukur capaian kinerja, maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok ukur kinerja.

Adapun strategi, arah kebijakan, program serta indikator berdasarkan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

Page 64: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

48 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

I. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Pertama:

Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung 1. Strategi

Strategi untuk mencapai sasaran Misi Pertama sebagai berikut: a. Peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai standar

nasional dan internasional; b. Perluasan lembaga pendidikan formal dan nonformal serta

pendidikan informal yang bermutu di berbagai daerah dibarengi dengan perluasan subsidi pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam usia wajib belajar;

c. Peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan dan lembaga pendidikan yang mampu meningkatkan wawasan, keterbukaan dan toleransi;

d. Peningkatan ketersediaan informasi, sarana dan prasarana penunjang minat dan budaya baca masyarakat;

e. Peningkatan peran serta lembaga pendidikan dan masyarakat dalam pemasyarakatan dan peningkatan prestasi olahraga;

f. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya lokal, kawasan budaya dan benda cagar budaya;

g. Peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial dan potensi sumber kesejahteraan sosial;

h. Peningkatan dan pemerataan infrastruktur/fasilitas kesehatan dengan dilengkapi sarana pendukung kesehatan serta peningkatan kualitas manajemen kesehatan;

i. Pengurangan risiko terjadinya penyakit, kecelakaan dan dampak bencana;

j. Peningkatan akses dan mutu kesehatan masyarakat; k. Peningkatan infrastruktur dan manajemen kesehatan; l. Pemasaran pelayanan dan pendidikan kesehatan; m. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat; n. Peningkatan kualitas kehidupan keluarga, perempuan dan

anak. 2. Kebijakan

Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Pertama sebagai berikut: a. Meningkatkan standar manajemen mutu lembaga pendidikan

dan kualitas tenaga pendidik secara merata;

Page 65: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 49

b. Melestarikan penuntasan wajib belajar 9 tahun dan mengembangkan wajib belajar 12 tahun secara merata terutama di wilayah perdesaan dan perbatasan dengan daerah lain;

c. Meningkatkan standar mutu kurikulum pendidikan yang terkini, berbudaya, agamis dan antinarkoba dalam rangka membentuk SDM berkarakter unggul;

d. Mengembangkan kualitas dan kuantitas layanan, SDM kepustakaan dan sarana prasarana perpustakaan secara merata;

e. Mengembangkan kerjasama dan jejaring dengan pendidikan tinggi, lembaga-lembaga riset, dunia usaha dan pemerintah pusat untuk mewujudkan berdirinya pusat teknologi dan industri (Techno-Industrial Park);

f. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik bersertifikasi;

g. Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat; h. Menyelenggarakan dan meningkatkan pembelajaran berbasis

penelitian pada semua jenjang pendidikan; i. Meningkatkan kapasitas lembaga pendidikan dalam

mengembangkan proses belajar mengajar berbasis multikultur dan nilai-nilai budaya luhur;

j. Mendorong kegiatan olahraga andalan daerah yang disertai peningkatan kualitas dan kuantitas sarana olahraga serta peningkatan peran pemuda dalam pembangunan;

k. Memperkuat dan memperluas jejaring dan kerjasama dengan semua pihak dalam mengelola dan melestarikan aset budaya secara berkesinambungan;

l. Memberdayakan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian nila - nilai budaya guna menghadapi globalisasi;

m. Meningkatkan dan memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan melestarikan aset budaya;

n. Meningkatkan pengelolaan data dan sistem informasi kebudayaan daerah yang akurat dan terkini dan mudah diakses oleh masyarakat;

o. Meningkatkan perlindungan dan mendukung upaya penghargaan dan hak atas hasil karya budaya;

p. Meningkatkan dan menjunjung tinggi keluhuran budi dan nilai-nilai religius dalam gaya hidup dan penciptaan iklim budaya yang bernilai luhur di masyarakat;

q. Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam penyelesaian masalah sosial di lingkungannya;

Page 66: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

50 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

r. Menjalin fasilitasi dan koordinasi dengan jaringan sukarelawan baik nasional maupun internasional;

s. Meningkatkan kualitas SDM, kesejahteraan dan peran aktif para pengabdi kesejahteraan sosial;

t. Menumbuhkembangkan pola dan bentuk jaminan sosial kepada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan;

u. Menyediakan prasarana dan sarana untuk meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas kesehatan;

v. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin;

w. Mengembangkan sistem surveilans, sistem informasi, manajemen dan administrasi kesehatan;

x. Meningkatkan mutu dan akses pelayanan serta informasi kesehatan oleh lembaga pemerintah maupun nonpemerintah, termasuk perbaikan gizi dan kesehatan lingkungan serta yang mendukung pembangunan kesehatan;

y. Meningkatkan kualitas dan pemahaman SDM bidang kesehatan berkait pelayanan yang berkualitas dan beretika bagi masyarakat;

z. Meningkatkan sumber daya meliputi ketersediaan obat dan perbekalan, kualitas dan kuantitas SDM, fasilitas pendidikan dan pelayanan, serta pengembangan asuransi;

aa. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan upaya kesehatan, pemenuhan kebutuhan dan kesinambungan pelayanan kesehatan;

bb. Membuka seluas-luasnya informasi yang dapat diakses oleh ibu dan calon ibu terhadap kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

cc. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi ancaman penyakit dan dampak bencana;

dd. Meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri perempuan;

3. Program

Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Pertama sebagai berikut: a. Pendidikan

1) Program Pendidikan Anak Usia Dini; 2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun; 3) Program Pendidikan Menengah;

Page 67: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 51

4) Program Pendidikan Tinggi; 5) Program Pendidikan Luar Biasa; 6) Program Pendidikan Nonformal; 7) Program Pendidikan Informal. 8) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan; 9) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan; 10) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan

Perpustakaan; 11) Program Akselerasi Pengembangan Pendidikan

Terkemuka. b. Pemuda dan Olahraga

1) Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan; 2) Program Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda;

3) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. c. Komunikasi dan Informatika

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa.

d. Kebudayaan 1) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan

Budaya; 2) Program Pengembangan Nilai Budaya; 3) Program Pengelolaan Keragaman Budaya;

4) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya. e. Sosial

1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya;

2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; 3) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (eks-

narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya); 4) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan

Sosial; 5) Program Pembinaan Anak Terlantar; 6) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma;

7) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo. f. Perencanaan Pembangunan

Program Perencanaan Sosial dan Budaya.

Page 68: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

52 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

g. Kesehatan a. Program Sediaan Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan

Makanan; b. Program Pelayanan Kesehatan; c. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat; d. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Menular; e. Program Kesehatan Keluarga; f. Program Penanganan Pembiayaan Kesehatan Penduduk

Miskin; g. Program Perbaikan Gizi Masyarakat; h. Program Pengembangan Lingkungan Sehat; i. Program Pendidikan Kesehatan dan Sumber daya

Kesehatan; j. Program Pengembangan Manajemen Kesehatan; k. Program Sistem Informasi Kesehatan;

l. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. h. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1) Program Keluarga Berencana; 2) Program Pelayanan Kontrasepsi; 3) Program Kesehatan Reproduksi Remaja; 4) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, Penyakit

Menular Seksual termasuk HIV/ AIDS;

5) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR.

i. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1) Program Pendidikan Politik Masyarakat;

2) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. j. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan. k. Pemberdayaan Perempuan

1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan;

2) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan.

l. Kelautan dan Perikanan 1) Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum

dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut; 2) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan.

Page 69: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 53

m. Pertanian

Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani. n. Ketahanan Pangan

Program Pemberdayaan Penyuluhan.

4. Indikator

Tabel II.1 Indikator RPJMD Misi I

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

1. Angka Melek Huruf Persen 94,90 96,98 98,93 100,00 100,00

2. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 12,20 12,10 12,05 12,05 12,00

3. Angka Partisipasi Kasar:

a. PAUD Persen 64,53 70,00 75,00 80,00 85,00

b. SD/MI Persen 107,00 107,00 107,00 107,00 107,00

c. SLTP/MTs Persen 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00

d. SMU/MA/SMK Persen 80,00 82,00 84,00 87,00 90,00

e. PLB Persen 82,00 85,50 89,00 92,50 95,00

4. Angka Partisipasi Murni :

a. SD/MI Persen 95,20 95,25 95,30 95,35 95,40

b. SLTP/MTs Persen 80,00 81,50 83,00 84,50 86,00

c. SMU/MA/SMK Persen 59,00 60,50 62,00 63,50 65,00

5. Angka Kelulusan:

a. SD/MI Persen 98,98 99,00 99,03 99,07 99,10

b. SLTP/MTs Persen 95,01 95,20 96,50 97,20 97,60

c. SMU/MA/SMK Persen 98,20 98,25 98,30 98,35 98,40

6. Angka Putus Sekolah:

a. SD/MI Persen 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02

b. SLTP/MTs Persen 0,25 0,22 0,20 0,18 0,16

c. SMU/MA/SMK Persen 0,50 0,48 0,46 0,44 0,42

7. Jumlah Prestasi Siswa dalam Olimpiade/Kejuaraan

Tingkat Nasional dan Internasional:

a. SD/MI

- Nasional Peringkat 5 5 4 4 3

b. SLTP/MTs

- Nasional Peringkat 5 5 4 4 3

- Internasional Event 1 1 1 1

c. SMU/MA/SMK

Page 70: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

54 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

- Nasional Peringkat 5 5 5 4 4

- Internasional Event 1 1 1 2 2

8. Jumlah Sekolah Standar Nasional:

a. SD/MI Sekolah 55 100 150 200 250

b. SMP/MTs Sekolah 71 100 125 150 180

c. SMA/MA/SMK Sekolah 79 92 105 121 137

9. Jumlah Sekolah Bertaraf Internasional:

a. SD/MI Sekolah 5 6 7 8 10

b. SMP/MTs Sekolah 12 12 12 13 23

c. SMA/MA/SMK Sekolah 26 25 25 25 65

10. Jumlah Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal

Sekolah 1 2 3 4 5

11. Jumlah Lembaga PNF Memenuhi Standar Nasional

Lembaga 20 35 45 65 80

12. Prestasi Kejuaraan PNF Peringkat 2 1 1 1 1

13. Jumlah Mahasiswa Orang 260.760 270.405 280.550 290.520 300.605

14. Jumlah Mahasiswa Asing Orang 600 725 990 1.015 1.050

15. Jumlah Perpustakaan Berbasis TI

Unit 10 15 20 25 30

16. Rasio Jumlah Perpustakaan terhadap Jumlah Penduduk

Unit/orang 1 : 5.000 1 : 4.500 1: 4000 1: 3500 1: 3000

17. Rasio Jumlah Pemustaka terhadap Jumlah Penduduk

Orang 1 : 2.500 1 : 2.000 1: 1500 1: 1250 1: 1000

18. Jumlah Anggota Jaringan Jogja Library

PT 12 14 16 18 20

19. Ketersediaan Jogja Study Centre(Rumah Belajar Modern)

Unit 1 2 3 4 5

20. Ketersediaan Gedung Induk Perpustakaan

Unit 1 1 1

21. Jumlah Sentra Pemberdayaan Pemuda

Unit 2 4 6 8 10

22. Prestasi Olahraga Tingkat Nasional

a. POPNAS Peringkat 10 - 10 - 10

b. POSPENAS Peringkat - 5 - 3 -

c. PON Peringkat - - - 10 -

23. Jumlah Kunjungan Museum Orang 356.723 370.000 387.000 405.000 424.000

24. Jumlah Group/ Kelompok Kesenian

Grup 5.748 6.069 6.390 6.711 7.032

Page 71: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 55

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

25. Jumlah Benda Cagar Budaya Buah 515 350 385 420 455

26. Jumlah Peristiwa Budaya Event 720 790 870 960 1.060

27. Jumlah Penghargaan Budaya Organisasi 304 335 360 390 415

28. Jumlah Desa Budaya Desa 32 41 41 41 41

29. Cakupan Penanganan PMKS Persen 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

30. Umur Harapan Hidup Tahun 74,10 74,20 74,30 74,40 74,60

31. Angka Kematian Balita Per 1000 (KH)

19 18 17 16 16

32. Angka Kematian Bayi Per 1000 (KH)

17 17 16 16 16

33. Angka Kematian Ibu Melahirkan

Per 100.000 (KH)

104 103 102 101 100

34. Prevalensi Gizi Buruk Persen 0,87 0,85 0,83 0,81 0,79

35. Cakupan Rawat Jalan Puskesmas

Persen 12,00 12,00 12,50 12,50 13,00

36. Cakupan Rawat Inap RS Persen 1,30 1,30 1,35 1,38 1,39

37. Terbentuknya Kelompok Masyarakat Peduli KB

Kelompok 1 2 5 5 5

38. Terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling KRR

Paket 5 15 30 28

39. Peningkatan Jumlah Nelayan dan Pembudidaya

Persen - 10 20 30 40

40. Peningkatan Sistem Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Persen 30 45 60 75 90

41. Peningkatan Jumlah Generasi Muda Cinta Bahari

Persen 10 13 16 19 22

42. Berkembangya Aktivitas Kelembagaan petani

Gapoktan 20 20 20 20 20

43. Pengembangan Penyuluhan:

a. Peningkatan Kualitas Penyuluh

Orang 300 300 300 300 300

b. Peningkatan Kemampuan Petani dan Pihak Terkait

Orang 500 500 500 500 500

44. Jumlah angkatan kerja Orang 1.883.080 1.924.166 1.965.251 2.006.337 2.047.422

45. Jumlah Kesempatan Kerja Orang 1.805.620 1.883.173 1.960.725 2.038.278 2.115.830

46. Tingkat Pengangguran Terbuka Orang 89.430 86.909 84.387 81.866 79.345

Page 72: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

56 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

II. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Kedua:

Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera 1. Strategi

Strategi untuk mencapai sasaran Misi Kedua sebagai berikut: a. Penciptaan lingkungan yang kondusif bagi kepariwisataan; b. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah; c. Peningkatan iklim usaha bagi sektor-sektor unggulan sebagai

faktor penggerak utama perekonomian; d. Pembangunan perdesaan; e. Pemberdayaan masyarakat dan perempuan; f. Perbaikan iklim ketenagakerjaan dan transmigrasi; g. Revitalisasi pertanian; h. Pengembangan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses,

mutu dan keamanan pangan; i. Pengembangan eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya

kelautan dan pesisir.

2. Kebijakan Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Kedua sebagai berikut: 1. Menyediakan aturan hukum yang mendukung terciptanya

iklim usaha kepariwisataan yang sehat; 2. Meningkatkan fasilitasi terhadap pengembangan usaha

pariwisata; 3. Meningkatkan fasilitasi pengembangan pariwisata berbasis

komunitas; 4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

kepariwisataan yang kreatif dan inovatif; 5. Meningkatkan fasilitasi pengembangan permodalan dan

inovasi industri pendukung pariwisata serta mengutamakan produk lokal;

6. Meningkatkan upaya promosi terpadu Trade, Tourism, Invesment (TTI) dan kebudayaan;

7. Mengembangkan jejaring dan kemitraan pariwisata yang berkualitas dan berkesinambungan;

8. Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini;

9. Meningkatkan iklim usaha yang mendukung Yogyakarta sebagai pusat pendidikan dan pariwisata;

Page 73: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 57

10. Memfasilitasi model pelatihan dan dukungan modal kepada masyarakat;

11. Memberdayakan dan meningkatkan industri kecil dan kerajinan rakyat yang memberi nilai tambah daya tarik wisata;

12. Mengembangkan budaya daerah sebagai sentra-sentra industri pariwisata yang mendukung kunjungan dan atraksi wisata;

13. Meningkatkan partisipasi masyarakat/swasta dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur ekonomi;

14. Meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi melalui promosi kemudahan prosedur dan fasilitas pendukung;

15. Menguatkan kapasitas kelembagaan pasar dalam menjamin berkembangnya aktivitas usaha khususnya industri kreatif;

16. Meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan semua pihak.

17. Membangun sistem informasi yang mudah diakses oleh stakeholder ketenagakerjaan dan masyarakat secara luas;

18. Membangun tata kelola hubungan kerja antara pemerintah, pengusaha dan pekerja yang lebih saling menguntungkan dan manusiawi;

19. Memperbaiki pola kerjasama dan kemitraan pemerintah, dan antarpemerintah daerah;

20. Meningkatkan penyelenggaraan transmigrasi yang menjamin keberhasilan usaha dan perbaikan ekonomi transmigran di daerah penempatan;

21. Mengembangkan pusat perbenihan dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan guna meningkatkan pendapatan petani;

22. Menguatkan peran serta pemerintah dalam pengaturan, pembinaan dan penguatan modal masyarakat dalam industri pengolahan hasil pertanian;

23. Meningkatkan peran masyarakat dalam industri pengolahan hasil pertanian;

24. Mempertahankan lahan abadi dalam rangka ketahanan pangan dan konservasi sumber daya air;

25. Mengembangkan ketahanan pangan dan agribisnis pertanian guna mewujudkan kedaulatan pangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan dalam jumlah yang memadai, tersedia di setiap waktu, beragam, bergizi seimbang, bermutu, aman, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat;

26. Meningkatkan dan mengembangkan produk unggulan hasil hutan;

Page 74: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

58 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

27. Memanfaatkan lahan hutan dan kebun secara optimal dengan menanam jenis produk unggulan serta melibatkan peran aktif masyarakat;

28. Membuka jejaring dan kemitraan untuk meningkatkan distribusi dan pemasaran hasil perkebunan;

29. Meningkatkan keterampilan dan pemberian stimulan usaha pengolahan produk ikan;

30. Meningkatkan peran sumber daya kelautan dan pesisir; 31. Meningkatkan tata niaga produk perikanan; 32. Mempromosikan ‘Gemar Makan Ikan’ di masyarakat; 33. Mengembangkan perikanan budidaya dan perikanan tangkap; 34. Meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktif bagi

perempuan.

3. Program Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Kedua adalah sebagai berikut: a. Pariwisata

1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata; 2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;

3) Program Pengembangan Kemitraan. b. Koperasi dan UKM

1) Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah yang Kondusif;

2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah;

3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah;

4) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. c. Perindustrian

1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;

2) Program Pengembangan Sentra - Sentra Industri Potensial;

3) Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi;

4) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri;

5) Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Kreatif;

6) Program Penataan Struktur Industri.

Page 75: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 59

d. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaaan;

2) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan. e. Pemberdayaan Perempuan

Program Peningkatan Peran Serta Perempuan dan Kesadaran Kesetaraan Gender dalam Pembangunan.

f. Penanaman Modal 1) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi;

2) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.

g. Perdagangan

1) Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional;

2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor;

3) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri;

4) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan.

h. Tenaga Kerja

1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;

2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja;

3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.

i. Transmigrasi

1) Program Transmigrasi Regional;

2) Program Transmigrasi Lokal;

3) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi. j. Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda.

k. Pertanian

1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;

2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan;

Page 76: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

60 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan;

4) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan;

5) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;

6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;

7) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. l. Ketahanan Pangan

Program Pemberdayaan dan Pengembangan Ketahanan Pangan.

m. Kehutanan dan Perkebunan

1) Program Pengembangan Agribisnis;

2) Program Peningkatan Pemasaran dan Distribusi Hasil Perkebunan;

3) Program Pemanfaatan Teknologi dan Peningkatan Produksi Perkebunan;

4) Program Pemanfaatan Potensi Sumber daya Hutan;

5) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

6) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber daya Hutan;

7) Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan;

8) Program Perencanan dan Pengembangan Hutan. n. Kelautan dan Perikanan

1) Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir; 2) Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan

Pengendalian Sumber daya Kelautan; 3) Program Pengembangan Budidaya Perikanan; 4) Program Pengembangan Perikanan Tangkap; 5) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi

Perikanan; 6) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air

Payau dan Air Tawar;

7) Program Rehabilitasi Ekosistem dan Cadangan Sumber daya Alam.

o. Perencanaan Pembangunan

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

Page 77: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 61

p. Pemerintahan Umum

1) Program Pengembangan Investasi dan Aset Daerah;

2) Program Pengembangan dan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro;

3) Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah.

4. Indikator

Tabel II.2 Indikator RPJMD Misi II

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

1. Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan

Hari 2,00 2,20 2,40 2,60 3,00

2. Jumlah Wisatawan Orang 1.413.133 1.554.555 1.710.910 1.881.011 2.049.211

a. Wisnus Orang 1.271.707 1.398.877 1.538.765 1.692.642 1.861.906

b. Wisman Orang 141.426 155.678 171.425 188.369 207.205

3. Jumlah MICE Satuan 4.500 4.950 5.445 5.990 6.588

4. Jumlah Desa Wisata Satuan 45 45 47 49 50

5. PAD Pariwisata DIY Milyar Rp 67,41 74,16 81,57 89,73 98,70

6. Tingkat Hunian Hotel Persen 50,00 60,00 65,00 70,00 75,00

7. Pertumbuhan PDRB Persen 4,5 - 5,0 4,7 - 5,2 4,9 - 5,4 5,2 - 5,7 5,4 - 5,9

8. PDRB:

a. Atas Dasar Harga Konstan Trilyun Rp 20,07 20,99 21,95 22,95 23,99

b. Atas Dasar Harga Berlaku Trilyun Rp 41,80 45,90 50,57 55,63 61,19

9. Indeks Ketimpangan Regional Angka Indeks

0,322 0,318 0,314 0,310 0,306

10. PDRB per Kapita

a. Atas Dasar Harga Konstan Juta Rp 5,07 6,00 6,27 6,56 6,88

b. Atas Dasar Harga Berlaku Juta Rp 10,98 12,00 13,28 14,61 16,07

11. Pertumbuhan Investasi (PMDN + PMA)

Persen 3,96 4,15 4,34 4,53 4,72

12. Nilai Tukar Petani Persen 105,78 106,28 106,78 107,28 107,78

13. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan

persen 0,72 0,72 0,72 0,72 0,72

14. Peningkatan Produksi Hortikultura

persen 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

15. Peningkatan Populasi Ternak

persen 4,36 4,36 4,36 4,36 4,36

16. Ketersediaan Pangan:

Page 78: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

62 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

a. Ketersediaan Energi Kkal/kap/hr 3.664 3.664 3.664 3.664 3.664

b. Ketersediaan Protein Gr/kap/hr 94,59 94,59 94,59 94,59 94,59

17. Distribusi dan Akses:

- Penguatan LDPM Gapoktan 20 80 150 200 250

18. Peningkatan Mutu dan Keamanan

a. Konsumsi Energi Kkal/kap/hr 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000

b. Konsumsi Protein Gr/kap/hr 52 52 52 52 52

c. Skor PPH (Pola PanganHarapan)

87,10 87,60 88,10 88,60 89,10

19. Konversi Lahan Persen 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49

20. Persentase Luas Hutan Persen 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

21. Jumlah Kelompok Wanita Nelayan

Kelompok 40 50 60 70 80

22. Peningkatan Jumlah Kelompok Pembudidaya di Lahan Marginal

persen 1,00 5,00 7,00 10,00 12,00

23. Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan

Kelompok 20 25 30 35 40

24. Peningkatan Jumlah Masyarakat Pesisir yang Diberdayakan

persen 20 25 30 35 40

25. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya

Ton 18.669 20.743 24.239 28.338 32.035

26. Jumlah Produksi Perikanan Tangkap

Ton 5.252 5.694 6.039 6.875 7.425

27. Konsumsi Ikan per Kapita Kg/kapita/th 18,35 18,66 19,40 20,30 20,81

28. Luas Potensi Lahan yang Dimanfaatkan

persen 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00

29. Luasan Kawasan Konservasi, Restoking, Resensing

persen - 5,00 10,00 15,00 20,00

III. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Ketiga:

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis Good Governance 1. Strategi

Strategi untuk mencapai sasaran Misi Ketiga adalah sebagai berikut: a. Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah; b. Transformasi birokrasi; c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;

Page 79: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 63

d. Peningkatan perlindungan perempuan disertai dengan peningkatan peran perempuan.

2. Kebijakan

Kebijakan dari strategi untuk mencapai sasaran Misi Ketiga adalah sebagai berikut: a. Menjalin jejaring yang lebih efektif secara teknis antar

lembaga pemerintah; b. Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan pengawasan melekat

terhadap hasil pembangunan dan perbaikan regulasi; c. Memantapkan dan mengembangkan penerapan E-Gov (DGS); d. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan pelayanan berbasis

digital government services pada semua sektor pemerintah daerah;

e. Meningkatkan kapasitas kebijakan publik yang proporsional dengan melibatkan peran serta swasta, perguruan tinggi dan partisipasi masyarakat;

f. Meningkatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan publik, fungsi kontrol, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik;

g. Mengimplementasikan manajeman penanggulangan bencana untuk mengurangi resiko bencana;

h. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan pada semua sektor.

3. Program

Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Ketiga adalah sebagai berikut: a. Pemerintahan Umum

1) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah;

2) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota;

3) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH;

4) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi; 5) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah

Daerah; 6) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan; 7) Program Pemantapan Reformasi Birokrasi;

Page 80: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

64 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

8) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan;

9) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan;

10) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah;

11) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;

12) Program Fasilitasi dan Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintah;

13) Program Pemeliharaan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan;

14) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah; 15) Program Analisis Kebijakan Pembangunan; 16) Program Penelitian dan Pengembangan; 17) Program Pendidikan Kedinasan; 18) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur; 19) Program Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan

Bencana; 20) Program Pengembangan Persandian;

21) Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur. b. Pertanahan

1) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah;

2) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan. c. Kependudukan dan Catatan Sipil

Program Penataan Administrasi Kependudukan. d. Statistik

Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah. e. Kearsipan

1) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan;

2) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah;

3) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi. f. Komunikasi dan Informatika

1) Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa;

2) Program Fasilitasi Pembinaan, Pengendalian, Pos Telekomunikasi dan Frekuensi.

Page 81: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 65

g. Perencanaan Pembangunan

1) Program Pengembangan Data/Informasi;

2) Program Perencanaan Pembangunan Daerah;

3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah.

h. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

1) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam;

2) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan;

3) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan;

4) Program Kewaspadaan Dini dan Pembinaan Masyarakat. i. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa. j. Pemberdayaan Perempuan

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak.

4. Indikator

Tabel II.3 Indikator RPJMD Misi III

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

1. SKPD yang Mendapatkan dan Menerapkan ISO

Jumlah SKPD

1 2 3 3 3

2. Penyediaan Pelayanan dari Government Centris menuju Cityzen Centris

Persen 2 5 10 15 20

3. Ketersediaan Peraturan Perundangan Kearsipan

Produk Hukum

12 13 14 15 16

4. Rasio Jumlah SKPD terhadap Arsiparis Orang 1,0 1,0 1,0 0,5 0,5

5. Ketersediaan Informasi dalam Bentuk Digital

persen 5 10 15 20 25

6. Penambahan Layanan Data Center DGS Unit 5 5 5 4 4

7. Indeks Pembangunan Gender (IPG) persen 70,60 70,70 70,80 70,90 71,00

8. Indeks Pemberdayaan Gender (G3EM) persen 62,44 62,46 62,48 62,50 62,52

9. Jumlah Usaha Ekonomi Masyarakat Perdesaan

Kelmpk (Desa/Kel)

20 20 25 25 30

Page 82: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

66 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

10. Peningkatan Jumlah Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa

persen 20 25 30 30 35

11. Peningkatan Kualitas Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan

persen 10 15 20 20 25

IV. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Keempat:

Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

1. Strategi Strategi mencapai sasaran Misi Keempat adalah sebagai berikut: a. Peningkatan dan pengembangan infrastruktur; b. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana fasilitas

pelayanan publik; c. Pengurangan ketimpangan pembangunan antarwilayah; d. Penanganan dan pengurangan resiko bencana; e. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestraian

fungsi lingkungan hidup; f. Penciptaan energi terbarukan dan efisiensi penggunaan energi.

2. Kebijakan Kebijakan dalam upaya mencapai sasaran Misi Keempat adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan sarana dan prasarana daerah untuk

meningkatkan pelayanan publik secara berkesinambungan; b. Meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas infrastruktur

ekonomi dalam pelayanan publik; c. Menata struktur ruang sesuai RTRW; d. Mensosialisasikan dan melaksanakan struktur ruang sesuai

RTRW; e. Meningkatkan pembangunan sistem jaringan transportasi yang

terpadu; f. Memantapkan manajemen dan sosialisasi penanggulangan

bencana untuk mengurangi resiko bencana; g. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup untuk meningkatkan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan;

h. Menata kembali dan mengembangkan hutan taman kota.

Page 83: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 67

3. Program Program masing-masing urusan yang melaksanakan kebijakan dan strategi guna mencapai sasaran dan tujuan dari Misi Keempat adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan Umum

1) Program Peningkatan Jalan dan Jembatan; 2) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 3) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi

Sungai, Danau dan Sumber daya Air lainnya; 4) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku; 5) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

dan Air Limbah; 6) Program Pengendalian Banjir; 7) Program Pengelolaan Persampahan; 8) Program Pengembangan Kawasan; 9) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong; 10) Program Pembangunan, Pengelolaan Bangunan Gedung

dan Lingkungan; 11) Program Pengaturan Jasa Konstruksi; 12) Program Pelayanan Jasa Pengujian.

b. Perumahan 1) Program Pengembangan Perumahan; 2) Program Lingkungan Sehat Perumahan; 3) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan; 4) Program Penataan Kawasan Padat Penduduk dan Kumuh.

c. Penataan Ruang 1) Program Perencanaan Tata Ruang; 2) Program Pemanfaatan Ruang; 3) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

d. Perhubungan 1) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Fasilitas

Perhubungan; 2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana Fasilitas Perhubungan; 3) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan; 4) Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu

Lintas; 5) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan

Bermotor; 6) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas.

e. Lingkungan Hidup

Page 84: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

68 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;

2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber daya Alam; 3) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi

Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup; 4) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

f. Energi dan Sumber daya Mineral 1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang

Ketenagalistrikan; 2) Program Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan

Bahan Bakar; 3) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang

Pertambangan; 4) Program Pengelolaan Air Tanah Berwawasan Konservasi.

g. Perencanaan Pembangunan 1) Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah

dan Besar; 2) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber daya

Alam. h. Kesehatan

1) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;

2) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata.

i. Pendidikan

Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perpustakaan. j. Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. k. Kebudayaan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan. l. Penanaman Modal

Program Penyiapan Potensi Sumber daya, Sarana dan Prasarana Daerah.

m. Kelautan dan Perikanan

Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut.

Page 85: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 69

4. Indikator

Tabel II.4 Indikator RPJMD Misi IV

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

1. Persentase Penurunan Backlog dalam Penyediaan Perumahan

Persen 1,00 2,00 2,00 2,00 3,00

2. Persentase Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan

Persen 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

3. Persentase Jumlah Komunitas Perumahan yang Difasilitasi

Persen 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

4. Persentase Pengurangan Kawasan Kumuh

Persen 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

5. Jumlah Kawasan yang Dikembangkan

Persen 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00

6. Persentase Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik

Persen 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00

7. Persentase Luasan DI yang Terlayani Air Irigasi

Persen 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00

8. Persentase Daerah yang Dikonversi Terhadap Luasan Total Lahan

Persen 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

9. Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Persen 40,00 50,00 60,00 70,00 75,00

10. Persentase Layanan Jaringan Air Limbah Terpusat di APY

Persen 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00

11. Persentase Penanganan Banjir Terhadap Daerah Potensi

Persen 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00

12. Penambahan Penyediaan Air Baku Bagi Masyarakat

Liter/detik 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

13. Persentase Penurunan Genangan

Persen 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

14. Persentase Penduduk yang Terlayani Pengelolaan Sampah

Persen 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00

15. Jumlah TPA Sampah yang menggunakan Sistem Sanitary Landfill

Jumlah 1 1 1 2 2

16. V/C Rasio Kendaraan yang Melintas di Perkotaan

Rasio 0,80 0,75 0,70 0,65 0,60

17. Persentase Fasilitas Keselamatan Lalulintas Jalan

Persen 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00

18. Load factor Penumpang Angkutan Umum

Persen 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00

19. Persentase Peningkatan Pergerakan Pesawat Pertahun

Persen 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

20. Persentase Peningkatan Jumlah Penumpang Angkutan Kereta Api Jarak Pendek

Persen 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

21. Persentase Peningkatan Penyediaan Simpul Transportasi

Persen 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00

22. Luas Wilayah Produktif Persen 26,33 26,33 26,33 26,33 26,33

Page 86: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

70 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Indikator Satuan Target

2009 2010 2011 2012 2013

23. Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air:

a. Air BOD (mg/lt)

< 10 < 10 < 9 < 9 < 8

COD (mg/lt)

< 50 < 50 < 45 < 45 < 40

b. Udara CO (ppm) < 15 < 15 < 14 < 14 < 13

HC(µg/m3) < 150 < 150 < 145 < 145 < 140

24. Jumlah Sumber Pencemar Lingkungan yang Tertangani

Unit usaha 290 320 360 360 360

25. Penurunan Luas Kerusakan Lahan

Ha 3,00 6,00 6,00 9,00 9,00

26. Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah

Cm 268,00 263,00 258,00 253,00 248,00

27. Jumlah Pusat Penanggulangan Bencana

Buah 1 1 1 1 1

28. Jumlah Regulasi tentang Pengurangan Resiko Bencana

Buah 1 2 2 2 2

29. Peningkatan Rasio Elektrifikasi Persen 0,020 0,020 0,020 0,015 0,015

30. Peningkatan Kapasitas Energi Listrik

Persen 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30

31. Pemenuhan Kebutuhan Air di Daerah Sulit Air

Persen 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

32. Tersedianya Informasi Publik Bagi Kelompok Strategis

Jmlh kelompok

5,00 8,00 10,00 13,00 15,00

Uraian program di atas merupakan program yang diutamakan

pelaksanaannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, dengan berdasarkan pada indikator pencapaiannya. Sementara itu, program lain yang tidak tercantum dalam uraian di atas tetap dapat dilaksanakan oleh semua urusan pengampu sesuai dengan fungsi dan ketugasannya.

D. TEMA DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012

1. Tema Pembangunan Daerah

Tema Pembangunan Daerah yang dituangkan dalam RKPD tahun 2012 mengacu pada hal-hal berikut:

1) Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi (RTRWP);

2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah;

Page 87: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 71

3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

4) Rencana Kerja Pemerintah RI Tahun 2012 dengan Tema Pembangunan Nasional Tahun 2012 yang berbunyi “Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”.

Selain keempat hal di atas, tema pembangunan tahun 2012 juga memperhatikan dinamika dan realitas kondisi umum daerah yang di dalamnya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Evaluasi Pelaksanaan RKPD tahun 2011;

2) Capaian-capaian pada tahun sebelumnya;

3) Isu strategis dan masalah mendesak yang harus segera ditangani.

Dengan mengacu 4 hal (RTRWP, RPJPD, RPJMD, RKP 2012) dan memperhatikan tiga dinamika dan realitas kondisi umum daerah, sebagaimana disebut di atas, maka tema pembangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah DIY dalam RKPD DIY tahun 2012 adalah: ”Perluasan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kembali akibat

bencana guna meningkatkan kesejahteraan rakyat”. Perluasan dimaknai sebagai upaya untuk memperluas basis pertumbuhan, baik secara sektor maupun secara wilayah. Pembangunan kembali dimaknai sebagai upaya merehabilitasi dan merekonstruksi daerah terdampak bencana. Sedangkan peningkatan kesejahteraan rakyat dimaknai sebagai terjadinya kemajuan dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik dari aspek materi maupun aspek spritual, yang antara lain diukur dari tingkat pertumbuhan ekonomi, pengurangan jumlah penduduk miskin serta pengurangan pengangguran.

2. Prioritas Pembangunan Daerah

Prioritas pembangunan daerah tahun 2012 pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana serta prioritas nasional tahun 2012. Dekomposisi tema menjadi prioritas mempertimbangkan empat dimensi penting, yaitu:

1) Dimensi ekonomi, dirahkan dalam upaya meningkatkan produktifitas, stabilitas ekonomi dan pemerataan ekonomi;

2) Dimensi infrastruktur, diarahkan dalam upaya memantapkan sarana prasarana pelayanan publik dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi;

Page 88: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

72 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3) Dimensi kesejahteraan rakyat, diarahkan dalam upaya memperluas cakupan dan meningkatkan mutu pelayanan dasar utamanya kepada masyarakat miskin;

4) Dimensi pemerintahan, diarahkan dalam upaya meningkatkan profesionalisme aparatur dan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif.

Maka, untuk mendukung pelaksanaan tema pembangunan tersebut di atas, prioritas pembangunan DIY Tahun 2012 adalah:

1) Pendidikan dan Kebudayaan; 2) Kesehatan; 3) Pariwisata; 4) Ketahanan Pangan dan Agro Industri; 5) Iklim Investasi dan Usaha; 6) Infrastruktur; 7) Penanggulangan Kemiskinan; 8) Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana; 9) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; 10) Pengarusutamaan Gender.

Prioritas tersebut disusun berdasarkan kriteria:

1) Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan sesuai tema pembangunan;

2) Memiliki sasaran-sasaran dan indikator kinerja yang terukur sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;

3) Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;

4) Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk melaksanakannya;

5) Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun.

Sementara prioritas pembangunan nasional yang akan mendukung pelaksanaan RKP Tahun 2012 akan bertumpu pada 11 prioritas nasional, yaitu: (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan Kemiskinan; (5) Ketahanan Pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim Investasi dan Usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan Hidup dan Bencana; (10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluas, dan Pascakonflik; (11) Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi, serta 3 Prioritas Lainnya yaitu: (1) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; (2)

Page 89: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 73

Bidang Perekonomian, dan; (3) Bidang Kesejahteraan Rakyat, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 2010-2014.

Sasaran-sasaran pada tiap prioritas dijabarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel II.5 Jabaran Sasaran Tiap Prioritas Pembangunan Daerah

No Prioritas Sasaran

1. Pendidikan dan Kebudayaan Meningkatnya kualitas pendidikan di semua jenjang dan jalur pendidikan

Meningkatnya aksesibilitas pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat dalam suasana dan lingkungan yang kondusif

Meningkatnya budaya baca masyarakat

Meningkatnya kapasitas pemuda, prestasi dan sarana olahraga

berkembang dan lestarinya budaya lokal, kawasan budaya dan benda cagar budaya (BCB)

2. Kesehatan Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas kesehatan bagi seluruh masyarakat

Meningkatnya aksesibilitas, kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi serta meningkatnya pemberdayaan dan ketahanan keluarga

3. Pariwisata Terwujudnya kepariwisataan yang berdaya saing tinggi

4. Ketahanan Pangan dan Argo industri

Terwujudnya ketersediaan dan kecukupan konsumsi pangan yang meliputi konsumsi energy dan protein untuk masyarakat

5. Iklim Investasi dan Usaha Meningkatnya ketahanan ekonomi masyarakat

6. Infrastruktur Meningkatnya ketersediaan infrastruktur yang memadai baik kuantitas dan kualitas

Tewujudnya pemerataan sarana dan prasarana public

Meningkatnya kemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan berhasilguna, tertib, serasi, seimbang, lestari dan berkelanjutan

Page 90: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

74 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Prioritas Sasaran

Meningkatnya kualitas konstruksi

7. Penanggulangan Kemiskinan Meningkatnya kualitas pengelolaan ketenagakerjaan

Meningkatnya kualitas pengelolaan ketransmigrasian

Meningkatnya kemandirian dan keberdayaan masyarakat dan desa

8. Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana

Terwujudnya pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan

9. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Terwujudnya pemerintahan yang responsive, transparan dan akuntabel

Terlaksananya Tata Kelola SKPD dengan baik

10. Pengarusutamaan Gender Terwujudnya kesetaraan gender

Page 91: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 75

BAB III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

engelolaan pendapatan daerah diarahkan pada optimalisasi sumber pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah. Pada dasarnya, upaya optimalisasi sumber

pendapatan daerah ini diusahakan dengan tidak menambah beban masyarakat dan mengakibatkan kelesuan perekonomian daerah. Upaya tersebut lebih difokuskan pada sumber pendapatan yang belum optimal pemungutannya dan atau sumber-sumber pendapatan baru yang memungkinkan untuk digali.

Intensifikasi lebih ditujukan pada sumber pendapatan yang sudah ada namun belum optimal pemungutannya, sedangkan ekstensifikasi lebih ditujukan pada sumber-sumber pendapatan baru yang memungkinkan, yang disesuaikan dengan potensi daerah.

2. Target dan Realisasi Pendapatan

2.1 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah direncanakan sebesar Rp917.957.788.795,02 dengan realisasi sebesar Rp1.004.063.125.812,33 sehingga lebih dari rencana sebesar Rp86.105.337.017,31 atau 9,38%.

a. Pajak Daerah

Pajak Daerah terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

P

Page 92: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

76 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan, direncanakan sebesar Rp805.095.980.000,00 dan realisasinya sebesar Rp871.630.605.393,00 sehingga lebih dari rencana sebesar Rp66.534.625.393,00, atau 8,26%.

b. Retribusi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa obyek retribusi terdiri atas:

- Retribusi Jasa Umum.

- Retribusi Jasa Usaha.

- Retribusi Perizinan Tertentu.

Secara keseluruhan, pendapatan dari retribusi daerah direncanakan sebesar Rp32.149.648.150,00, sedangkan realisasinya sebesar Rp34.115.157.619,03. Dengan demikian, realisasinya lebih dari rencana sebesar Rp1.965.509.469,03 atau 6,11%.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terdiri atas:

1. Bank Pembangunan Daerah.

Realisasi pendapatan Bank Pembangunan Daerah DIY tahun 2012 sebesar Rp31.761.609.095,02 dari target sebesar Rp31.761.609.095,02 sehingga realisasinya 100%.

2. PD Taru Martani.

Realisasi pendapatan PD Taru Martani tahun 2012 sebesar Rp86.302.400,00 dari yang direncanakan sebesar Rp86.302.400,00 sehingga realisasinya 100%.

3. PT Anindya Mitra Internasional.

Realisasi pendapatan PT Anindya Mitra Internasional tahun 2012 sebesar Rp0,00 dari yang direncanakan sebesar Rp100.000.000,00.

4. PT Yogya Indah Sejahtera (YIS).

Pada tahun anggaran 2012 realisasi pendapatan PT. Yogya Indah Sejahtera (YIS) sebesar Rp335.000.000,00 dari target sebesar Rp335.000.000,00 sehingga realisasinya 100%.

5. PT Asuransi Bangun Askrida.

Realisasi pendapatan PT Asuransi Bangun Askrida tahun 2012

Page 93: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 77

sebesar Rp92.202.606,00 dari target sebesar Rp31.088.429,00 sehingga realisasinya lebih Rp61.114.177,00 atau 296,58%.

6. Badan Usaha Kredit Perdesaan (BUKP).

Badan Usaha Kredit Perdesaan didirikan oleh Pemda DIY berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1989 tentang Badan Usaha Kredit Perdesaan yang bertujuan untuk ikut serta mengembangkan perekonomian masyarakat dengan cara mendekatkan permodalan kepada masyarakat. Pada tahun 2012, BUKP mampu memberikan kontribusi PAD sebesar Rp3.528.131.286,69 lebih sebesar Rp269.217.365,69 atau 8,26% dari target yang ditetapkan sebesar Rp3.258.913.921,00.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Penerimaan ini dimaksudkan untuk menampung penerimaan-penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah di luar Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah terdiri atas antara lain:

- Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan;

- Penerimaan Jasa Giro;

- Pendapatan Bunga Deposito;

- Tuntutan Ganti Rugi Daerah;

- Pendapat Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan;

- Pendapatan dari Pengembalian;

- Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan;

- Pendapatan dari Pengelolaan BLUD;

- Pendapatan dari pengelolaan BUKP;

- Pendapatan dari Pengelolaan Barang Milik Daerah;

- Pendapat Denda Lain-lain;

- Tindak Lanjut Hasil Temuan;

- Lain-Lain.

Secara keseluruhan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah direncanakan sebesar Rp45.139.246.800,00, realisasinya sebesar Rp62.824.830.237,09 sehingga lebih sebesar Rp17.685.583.437,09 atau 39,18% dari rencana.

Page 94: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

78 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

2.2 Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah penerimaan yang berasal dari Pemerintah Pusat, direncanakan sebesar Rp873.661.154.754,00 dengan realisasi sebesar Rp894.544.324.851,00 sehingga lebih dari rencana sebesar Rp20.883.170.097,00 atau 2,39%. Dana Perimbangan antara lain bersumber dari :

a. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp97.551.718.754,00, dengan realisasi sebesar Rp118.434.888.851,00 sehingga lebih dari rencana sebesar Rp20.883.170.097,00 atau 2,39%.

b. Dana Alokasi Umum, secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp757.056.696.000,00 dan terealisasi sebesar Rp757.056.696.000,00 atau 100%.

c. Dana Alokasi Khusus, secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp19.052.740.000,00 dan terealisasi sebesar Rp19.052.740.000,00 atau 100%.

2.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berasal dari sumbangan dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri dan dari Pendapatan Lain-lain, secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp286.566.807.000,00 dengan realisasi sebesar Rp273.126.857.000,00 sehingga kurang dari yang direncanakan sebesar Rp13.439.950.000,00 atau 4,69%.

3. Permasalahan dan Solusi

Peningkatan PAD dapat ditempuh dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber sumber pendapatan. Intensifikasi dikaitkan dengan usaha untuk melakukan pemungutan yang intensif, yaitu secara ketat, giat, dan teliti, sedangkan ekstensifikasi berhubungan dengan usaha untuk menggali sumber-sumber pendapatan baru.

Akan tetapi, dalam usaha peningkatan pendapatan daerah tersebut masih ditemui beberapa permasalahan. Permasalahan yang paling utama antara lain:

- Pendapatan Asli Daerah yang masih bertumpu pada pajak daerah;

- Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah sebagai sumber penerimaan retribusi ;

- Dana Perimbangan yang lebih bersifat given (terberikan) dari

Page 95: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 79

Pemerintah Pusat;

- Ekstensifikasi pendapatan daerah terkendala oleh kewenangan dan kebijakan Pemerintah Pusat.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut, telah dilakukan berbagai upaya, antara lain:

- Peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dengan system online, pelayanan dengan bus Samsat Keliling, partisipasi pada kegiatan-kegiatan yang diadakan di kabupaten/kota (perayaan pasar malam Sekaten, hari jadi kabupaten), pelayanan “drive thru”, pelayanan di Outlet BPD dan perlindungan masyarakat;

- Optimalisasi/pemanfaatan aset Pemerintah Daerah sebagai sumber PAD;

- Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, POLRI, dan instansi penghasil;

- Kegiatan Pembebanan BBN-KB II dan Pembebasan sanksi administrasi berupa denda dan bunga;

- Peningkatan kemampuan aparatur pajak daerah dan retribusi daerah melalui kegiatan bimbingan teknis pajak dan retribusi daerah;

- Koordinasi dalam rangka optimalisasi pendapatan untuk memecahkan pengelolaan pendapatan di masing-masing SKPD;

- Forum komunikasi antara Pemerintah Daerah DIY dengan para pengusaha dalam upaya peningkatan sumbangan pihak ketiga;

- Penyusunan Perda baru berdasarkan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi di atasnya yaitu Perda No. 8 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha;

- Fasilitasi dana perimbangan dan koordinasi dengan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perbankan dan Kas Daerah.

Page 96: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

80 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel III.1 Rekapitulasi Target dan Realisasi Pendapatan daerah Tahun Anggaran 2012 (Un-Audited)

No Uraian Target

Setelah Perubahan (Rp)

Realisasi (Rp)

Lebih/Kurang %

PENDAPATAN DAERAH 2.078.185.750.549,02 2.171.734.307.663,33 93.548.557.114,31 104,41

A PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD )

917.957.788.795,02 1.004.063.125.812,33 86.105.337.017,31 109,38

1. Pajak Daerah 805.095.980.000,00 871.630.605.393,00 66.534.625.393,00 108,26

2. Retribusi Daerah 32.149.648.150,00 34.115.157.619,03 1.965.509.469,03 106,11

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

35.572.913.845,02 35.492.532.563,21 (80.381.281,81) 99,77

4. Lain-lain PAD yang Sah 45.139.246.800,00 62.824.830.237,09 17.685.583.437,09 139,18

B DANA PERIMBANGAN

873.661.154.754,00 894.544.324.851,00 20.883.170.097,00 102,39

1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak

97.551.718.754,00 118.434.888.851,00 20.883.170.097,00 121,41

2 Dana Alokasi Umum 757.056.696.000,00 757.056.696.000,00 0,00 100,00

3 Dana Alokasi Khusus 19.052.740.000,00 19.052.740.000,00 0,00 100,00

C LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

286.566.807.000,00 273.125.217.000,00 (13.441.590.000,00) 95,31

1 Pendapatan Hibah 5.775.867.000,00 6.567.337.000,00 791.470.000,00 113,70

2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

280.790.940.000,00 266.557.880.000,00 (14.233.060.000,00) 94,93

Sumber: Data DPPKA DIY

B. Pengelolaan Belanja Daerah

1. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah yang tercermin dalam APBD memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasari. Asumsi yang dimaksud mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang ditetapkan pemerintah.

2. Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah

Sebagaimana yang telah dituangkan dalam dokumen Kebijakan

Page 97: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 81

Umum APBD (KUA) Perubahan Tahun 2012 dan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan Tahun 2012, belanja daerah diprioritaskan untuk mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan dasar yang sesuai dengan kewenangan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Mengingat kondisi kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas, Belanja Daerah Tahun 2012 diusulkan sebesar Rp2.285.140.075.734,60, terdiri atas Belanja Tidak Langsung sebesar Rp1.310.184.282.987,00 dan Belanja Langsung sebesar Rp974.955.792.747,60.

3. Target dan Realisasi Belanja

3.a Target dan Realisasi Belanja Daerah

Belanja Tidak Langsung terdiri atas Belanja Pegawai Rp479.688.076.525,00, Belanja Hibah Rp406.004.124.000,00, Belanja Bantuan Sosial Rp24.153.330.000,00, Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Rp314.308.555.000,00, Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Rp81.669.345.362,00, dan Belanja Tidak Terduga Rp4.360.852.100,00. Adapun Belanja Langsung terdiri atas Belanja Pegawai Rp124.922.323.182,60, Belanja Barang dan Jasa Rp569.954.139.741,50, dan Belanja Modal Rp280.079.329.823,50.

Realisasi belanja adalah sebesar Rp2.053.825.959.467,00 atau sebesar 89,88% dari anggaran yang tersedia, dengan rincian realisasi untuk Belanja Tidak Langsung sebesar Rp1.239.114.375.495,00 atau sebesar 94,58%, dan untuk Belanja Langsung sebesar Rp814.711.583.972,00 atau sebesar 83,56%.

Tabel III.2 Target dan Realisasi Belanja Daerah (un-audited)

No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi

BELANJA DAERAH

A Belanja Tidak Langsung 1.310.184.282.987,00 1.239.114.375.495,00 94,57

B Belanja Langsung 974.955.792.747,60 814. 711.583.972,00 83,56

Jumlah 2.285.140.075.734,60 2.053.825.959.467,00 89,88

Sumber: Data DPPKA DIY

Page 98: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

82 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.b Target dan Realisasi Belanja Langsung Per SKPD

Tabel III.3 Realisasi Belanja Langsung Menurut SKPD Tahun Anggaran 2012 (Un-Audited)

No SKPD Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Dinas Pendidikan 118.578.020.451,00 96.107.787.691,00 81,05

2 Dinas Kesehatan 81.941.748.310,00 48.281.950.643,00 58,92

3 Rumah Sakit Grhasia 14.006.406.637,00 12.030.416.539,00 85,89

4 Dinas PU, Perum dan Energi SDM 234.117.154.461,00 198.712.230.956,00 84,88

5 Bappeda 18.940.797.813,00 16.995.654.707,00 89,73

6 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

60.933.681.423,00 56.519.568.603,00 92,76

7 Badan Lingkungan Hidup 8.038.772.400,00 7.667.267.290,00 95,38

8 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

8.851.926.580,00 8.091.252.745,00 91,41

9 Dinas Sosial 23.484.206.855,00 21.703.990.516,00 92,42

10 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 21.564.607.825,00 19.948.002.284,00 92,50

11 Disperindagkop 13.267.885.619,00 12.091.032.100,00 91,13

12 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

8.947.559.960,00 8.317.475.805,00 92,96

13 Dinas Kebudayaan 40.930.863.075,00 38.259.468.193,00 93,47

14 Kesatuan Bangsa dan Perlindungan masyarakat

7.370.191.520,00 7.091.708.037,00 96,22

15 Satuan Polisi Pamong Praja 2.576.757.585,00 2.414.224.018,00 93,69

16 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

7.884.838.270,00 6.797.909.601,00 86,21

17 Sekretariat Daerah 48.649.429.770,00 44.632.734.923,00 91,74

18 Sekretariat DPRD 44.755.693.540,00 32.360.504.870,00 72,30

19 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

43.926.577.145,00 38.065.017.915,00 86,66

20 Badan Pendidikan dan pelatihan 11.615.574.160,00 9.038.939.319,00 77,82

21 Inspektorat 6.841.874.150,00 6.352.164.281,00 92,84

22 Badan Kepegawaian Daerah 11.583.253.745,00 10.914.434.601,00 94,23

23 Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan

5.239.873.200,00 4.996.983.317,00 95,36

24 Badan Perpustakaan dan Arsip 62.262.262.495,00 44.434.857.090,00 71,37

25 Dinas Pertanian DIY 19.000.748.084,00 17.194.316.703,00 90,49

26 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 13.039.549.210,00 11.852.918.606,00 90,90

27 Dinas Pariwisata 8.218.416.137,00 7.663.126.286,00 93,24

28 Dinas Kelautan dan Perikanan 28.387.122.329,00 26.175.646.333,00 92,21

JUMLAH 974.955.792.749,00 814.711.583.972,00 83,56

Sumber: Data DPPKA DIY

Page 99: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 83

4. Permasalahan dan Solusi

4.1 Permasalahan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2012, Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan pemda dan pemerintah kabupaten/kota, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan Belanja Daerah, antara lain sebagai berikut :

a. Pembagian kewenangan koordinasi antara SKPD Pemda dengan SKPD Kabupaten/Kota masih belum optimal dan terjadi ketidaksebandingan antara kebutuhan riil masyarakat dan pelimpahan kewenangan di tingkat Pemerintahan Kabupaten/Kota.

b. Penafsiran kewenangan dan produk-produk hukum yang belum mantap mengakibatkan antisipasi yang tidak akurat terhadap permasalahan masyarakat. Penafsiran yang berbeda terhadap subyek dan obyek belanja menimbulkan tarik ulur kepentingan dalam menentukan prioritas belanja.

c. Kesiapan sumber daya manusia dalam menterjemahkan target kinerja dari rencana belanja dan prioritas kegiatan juga masih perlu diperbaiki.

4.2 Solusi

Belanja Daerah diidentifikasikan, dianalisis, dan disusun berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang sesuai dengan kewenangan, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan anggaran belanja daerah disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah daerah dan kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan sumber-sumber pendapatan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu dalam menyusun anggaran belanja daerah harus diperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas terhadap pencapaian sasaran maupun targetnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, indikator kinerja yang terukur serta dapat dipertanggungjawabkan. Belanja Daerah juga disusun dengan

Page 100: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

84 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.

C. PENGELOLAAN ASET YANG DIPISAHKAN

1. Kinerja BUMD

1.1 Bank Pembangunan Daerah DIY

Persiapan perubahan status badan hukum BPD DIY menjadi Perseroan Terbatas (PT) selama tahun 2012 antara lain pengembangan sistem informasi manajemen dalam rangka meningkatkan layanan kepada nasabah, menerbitkan produk dan/aktivitas baru yaitu Electronic Data Capture (EDC), Electronic Money (E-Money), Bancassurance, Purchase BERSAMA, SMS banking, serta penambahan jaringan layanan dan kantor sebagai berikut :

a. Pembukaan 1 Kantor Cabang Pembantu Syariah.

b. Pembukaan 5 Kantor Kas Konvensional.

c. Pembukaan 1 Kantor Kas Syariah.

d. Penambahan 22 unit ATM.

e. Pembukaan 3 unit Payment Point.

Pada tahun 2012 Peraturan Daerah DIY tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah disahkan pada tanggal 26 Desember 2012 dengan nomor 11 tahun 2012. Modal dasar PT. Bank BPD DIY untuk pertama kali ditetapkan sebesar Rp1.000.000.000.000,00 dengan komposisi modal 51% dimiliki oleh Pemerintah Daerah DIY atau sebesar Rp510.000.000.000,00, yang harus dipenuhi dari dividen Bank BPD DIY dalam jangka waktu paling lambat 4 tahun.

1.2 PT Anindya Mitra Internasional (AMI)

PT AMI masih dalam masa perbaikan manajemen dari, keterpurukan di tahun–tahun sebelumnya, serta perbaikan status legal atas aset–aset yang dimilikinya.

Pada tahun 2008 PT AMI mengalami kerugian sebesar Rp3.547.710.308,00. Seiring dengan perbaikan manajemen yang

Page 101: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 85

dilaksanakan pada tahun berikutnya, maka sampai dengan tahun anggaran 2009 PT AMI telah mampu menyelesaikan tunggakan kewajiban perusahaan (manajemen lama) sebesar Rp6.229.789.993,00 dan mampu membukukan laba pada tahun buku 2009 sebesar Rp344.785.526.

PT AMI sedang melakukan pengembangan usaha–usaha baru, seperti usaha bidang telekomunikasi, pupuk organic, packaging dengan melibatkan berbagai investor.

Sehubungan dengan tantangan serta peluang usaha yang makin besar, maka kami usulkan penambahan dana untuk penguatan modal bagi PT AMI.

1.3 PD Taru Martani

Setoran PAD PD Taru Martani dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan Negara tujuan ekspor seperti Amerika, Belanda, Swedia dan Turki memberlakukan pembatasan impor hasil olahan tembakau/cerutu, dengan cara menaikkan Bea Masuk dari 10%-15% menjadi 30%-60%. Akibatnya, produk cerutu PD Taru Martani sulit dipasarkan di negara tersebut.

Manajemen PD. Taru Martani pada tahun 2012 mengubah strategi dari penjualan ekspor ke domestik. Namun, karena jumlah tenaga kerja mengalami kelebihan dan adanya regulasi pemerintah terkait larangan merokok di tempat umum maka produk cerutu sampai saat ini mengalami penurunan jumlah omset penjualan produk rokok cerutu.

Jumlah tenaga kerja pada tahun 2012 sebanyak 242 orang. Padahal, jumlah tenaga kerja ideal dengan kondisi usaha seperti saat ini adalah 120 orang. Artinya, terdapat kelebihan tenaga kerja sebanyak 122 orang. Guna menghadapi masalah kelebihan tenaga kerja, Manajemen PD Taru Martani melakukan diversifikasi usaha dengan mengoptimalkan aset perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan. Namun upaya ini belum dapat terlaksana karena penyertaan modal Pemda DIY sebesar Rp12.000.000.000,00 tidak dapat direalisasikan pada tahun 2012.

Sesuai Perda Provinsi DIY Nomor 8 Tahun 1985 pasal 9 disebutkan bahwa Perusahaan Daerah Tarumartani bergerak dalam bidang usaha processing tembakau untuk membuat cerutu shaq, ciggarette dan usaha-usaha lain yang secara langsung atau tidak langsung ada sangkut pautnya dengan usaha tersebut, sehingga untuk pengembangan usaha dari rokok cerutu ke jenis usaha lain menjadi sulit karena terkendala regulasi.

Berkaitan dengan hal tersebut pada tahun 2012 Pemda DIY sedang melakukan proses perubahan bentuk badan hukum PD. Taru Martini dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas.Perubahan ini dilakukan

Page 102: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

86 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

dengan menggandeng mitra Koperasi Bhakti Martani yang merupakan Koperasi Karyawan PD Taru Martani.

1.4 Badan Usaha Kredit Perdesaan (BUKP)

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 1 tahun 1989 tentang Badan Usaha Kredit Perdesaan Provinsi DIY, lembaga ini mempunyai maksud dan tujuan mengembangkan perekonomian perdesaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat perdesaan, dengan menyediakan dana pembangunan dengan prosedur sederhana, cepat, dan murah.

Pada tahun 2012 realisasi penyetoran PAD dari BUKP sebesar Rp3.217.418.462,19 namun Pemerintah Daerah DIY tidak melakukan penambahan penyertaan modal kepada BUKP.

D. PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Dalam rangka mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama dua tahun berturut-turut, diperlukan adanya komitmen dan keseriusan dalam pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) mulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan, penatausahaan, penggunaan, pemanfaatan, pemindahtangan, penghapusan, bahkan sampai dengan tuntutan ganti rugi. Pada Tahun Anggaran 2012, Pemerintah Daerah DIY melakukan penegasan pemakaian BMD yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur kepada pengguna/kuasa pengguna barang sesuai tugas dan fungsi SKPD. Status Penggunaan BMD pada masing-masing SKPD ditetapkan dalam rangka tertib pengelolaan Barang Milik Daerah dan kepastian hak, wewenang dan tanggung jawab kepada SKPD. Rekapitulasi Penetapan Status Penggunaan masing-masing SKPD sebagaimana tabel berikut:

Page 103: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 87

Tabel III.4 Rekapitulasi Usulan Status Penggunaan BMD SKPD dan SK Penetapan Gubernur tentang Status Penggunaan BMD SKPD

Laporan Barang Milik Daerah per 31 Desember 2011 dan per 31 Maret 2012

NO

INSTANSI

LAPORAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) PER SKPD

NILAI ASET

Per 31/12/2011 Per 31/03/2012

Unit Nilai (Rp) Unit Nilai (Rp) SK GUB STATUS PENGGUNAAN

1 Sekretariat DPRD 7.628 582.521.951.557 7.627 582.521.951.557 NO.270/KEP/2012

2 Biro Tata Pemerintahan

1.073 2.244.173.640 1.073 2.244.173.640 NO.253/KEP/2012

3 Biro Hukum 5.863 1.320.620.679 6.351 4.216.927.694 NO.251/KEP/2012

4 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

360 847.524.950 360 847.524.950 NO.254/KEP/2012

5 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

565 838.076.476 565 838.076.476 NO.255/KEP/2012

6 Biro Administrasi Pembangunan

553 966.036.013 553 966.036.013 NO.257/KEP/2012

7 Biro Organisasi 333 724.600.020 333 724.600.020 NO.256/KEP/2012

8 Biro Umum, Humas dan Protokol

7.767 25.727.928.296 7.768 25.727.928.296 NO.252/KEP/2012

9 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan & Energi Sumber Daya Mineral

8.338 2.405.110.701.909 8.339 2.405.114.301.909 NO.264/KEP/2012

10 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

6.095 171.578.892.371 6.096 172.050.745.371 NO.283/KEP/2012

11 Dinas Kesehatan 9.216 53.958.746.234 9.220 52.807.307.996 NO.278/KEP/2012

12 RS Grhasia 9.222 29.911.806.175 9.222 29.911.806.175 NO.263/KEP/2012

13 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

201.248 314.050.947.240 201.245 315.707.573.477 NO.282/KEP/2012

14 Dinas Kebudayaan 87.509 64.562.319.944 87.508 64.562.319.944 NO.271/KEP/2012

15 Dinas Sosial 17.223 113.862.981.301 17.232 114.699.455.517 NO.274/KEP/2012

16 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

687 3.027.419.641 687 3.027.419.641 NO.261/KEP/2012

17 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

13.280 17.950.900.966 13.281 17.954.740.966 NO.277/KEP/2012

18 Dinas Pertanian 9.194 105.947.899.164 9.194 105.947.899.164 NO.275/KEP/2012

19 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

904 3.559.468.262 904 3.559.468.262 NO.273/KEP/2012

Page 104: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

88 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

NO

INSTANSI

LAPORAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) PER SKPD

NILAI ASET

Per 31/12/2011 Per 31/03/2012

Unit Nilai (Rp) Unit Nilai (Rp) SK GUB STATUS PENGGUNAAN

20 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

88.021 62.342.156.816 88.021 62.342.156.816 NO.269/KEP/2012

21 Dinas Kelautan dan Perikanan

13.413 69.311.388.807 13.413 69.311.388.807 NO.268/KEP/2012

22 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

6.632 35.655.241.354 4.903 35.662.649.943 NO.284/KEP/2012

23 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

9.379 320.793.166.812 8.891 318.111.301.072 NO.281/KEP/2012

24 Inspektorat Provinsi DIY

1.629 6.177.555.618 1.629 6.177.555.618 NO.258/KEP/2012

25 BAPPEDA 5.237 6.272.291.550 5.237 6.272.291.550 NO.266/KEP/2012

26 Badan Lingkungan Hidup

1.812 5.035.857.318 1.812 5.035.857.318 NO.259/KEP/2012

27 Dinas Pariwisata 571 3.340.966.760 571 3.340.966.760 NO.267/KEP/2012

28 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

953 2.575.246.000 953 2.575.246.000 NO.260/KEP/2012

29 Satuan Polisi Pamong Praja

1.076 2.179.209.550 1.076 2.179.209.550 NO.262/KEP/2012

30 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

154 3.964.068.682 154 3.964.068.682 NO.274/KEP/2012

31 Badan Kepegawaian Daerah

3.544 12.725.810.527 3.544 12.725.810.527 NO.265/KEP/2012

32 Badan Pendidikan dan Pelatihan

11.708 16.495.511.800 11.711 16.495.511.800 NO.280/KEP/2012

33 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

4.522 24.747.709.515 4.520 24.366.856.515 NO.279/KEP/2012

34 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

367.407 32.095.349.373 367.383 31.346.326.214 NO.276/KEP/2012

JUMLAH 903.116 4.502.424.525.320 901.376 4.503.337.454.240

Sumber : Data DPPKA DIY

Page 105: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 89

1.1 Persertifikatan Tanah Hak Pakai Pemerintah Daerah DIY

Pada Tahun Anggaran 2012, Pemerintah Daerah DIY menargetkan pensertifikatan 25 bidang tanah. Target ini telah terealisasi sebanyak 28 bidang tanah yang terdiri atas 11 bidang tanah telah selesai disertifikat dan masih dalam proses sebanyak 17 bidang, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel III.5 Tanah Milik Pemerintah Daerah DIY yang Telah dan Masih dalam Proses Pensertifikatan Pada Tahun 2012

No. Lokasi Luas (m²) Keterangan

1 Jln.TR.mataram 4 Badran, Bumijo, Jetis,YK (utara jalan)

2.325 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1026

2 Srihadono, Pundong, Bantul 9.171 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.5

3 Banguntapan, Banguntapan, Bantul

12.055 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.4

4 Imogiri, Karangtalun, Bantul 9.273 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1

5 Jagalan, Banguntapan, Bantul 154 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1

6 Tamanan, Banguntapan, Bantul 4.444 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1

7 Wirokerten, Banguntapan, Bantul

2.723 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1

8 Potorono, Banguntapan, Bantul 2.983 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1

9 Pendowo, Pendowoharjo, Sewon, Bantul

69.900 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.13

10 Triharjo, Sleman, Sleman 2.500 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.5

11 Maguwoharjo, Depok, Sleman. 1.400 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.156

Page 106: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

90 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Lokasi Luas (m²) Keterangan

12 Jl.Imogiri No.244, Mendungan, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

25.500 Dalam Proses

13 Jl.Jenggotan No.3-5-7, Bumijo, Jetis, Yogyakarta

3.837 Dalam Proses

14 Jl.Panjaitan No.70, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta

1.048 Dalam Proses

15 Jl.HOS Cokroaminoto, Tegalrejo, Tegalrejo, Yogyakarta.

8.075 Dalam Proses

16 Komplek Kolombo No.59 Caturtunggal Depok Sleman

310 Dalam Proses

17 Komplek Kolombo No.58 Caturtunggal Depok Sleman

300 Dalam Proses

18 Komplek Kolombo No.60 Caturtunggal Depok Sleman

350 Dalam Proses

19 Harjobinangun,Pakem,Sleman Jl. Ke Turi dusun Blembem Lor.

8.424 Dalam Proses

20 Karangjati Wetan, Sinduadi, Mlati, Sleman

2.000 Dalam Proses

21 Cangkringan, Sleman 5.269 Dalam Proses

22 Cangkringan, Sleman 5.000 Dalam Proses

23 Cangkringan, Sleman 5.982 Dalam Proses

24 Bokoharjo, Prambanan, Sleman 7.476 Dalam Proses

25 Bokoharjo, Prambanan, Sleman 8.103 Dalam Proses

26 Bokoharjo, Prambanan, Sleman 6.801 Dalam Proses

27 Tlogoadi, Mlati, Sleman 2.760 Dalam Proses

28 Bawuran, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.

125.000 Dalam Proses

Sumber : Data DPPKA DIY

1.2 Penyelesaian Tanah Pemda Eks Bioskop Indra

Pemerintah Daerah DIY telah melakukan upaya penyelesaian terhadap Tanah eks Bioskop Indra yang terletak di Jalan Jenderal Achmad Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, sebagai berikut:

a. Berdasarkan data dari Kantor Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Tanah eksBioskop Indra di Jl. Achmad Yani No. 13 Yogyakarta ditempati/dihuni oleh 7 Kepala Keluarga, yaitu: Sdr. Djoni Hartono, Ny. Kinnarti (Ny. Hendra Usmanto), Sdr. Burni BS

Page 107: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 91

Tou (Ny. Dennis), Sdr. Soebagyo Abdullah, Sdr. Nicolas Bambang Sugiyanto, Sdr. Tonny Suliantoro, dan Sdr. Sukrisno Wibowo.

b. Berdasarkan Akta Perjanjian Kesepakatan Pemberian Penggantian Uang dan Kesanggupan Pengosongan serta Akta Perjanjian Pengosongan, pada tanggal 30 November 2010, Pemerintah Daerah DIY melalui Notaris telah menyelesaikan pengosongan tanah seluas 4.479 m2 yang dihuni 4 orang, dengan rincian :

− Sdr. Djoni Hartono, seluas 1.004 m2 − Ny. Kinnarti (Ny. Hendra Usmanto), seluas 296 m2 − Sdr. Burni BS Tou (Ny. Dennis), seluas 279 m2 − Sdr. Soebagyo Abdullah (Bioskop Indra), seluas 2.900 m2

c. Pemerintah Daerah DIY telah memberikan Surat Kuasa kepada Kejaksaan Tinggi Yogyakarta selaku Kuasa Negara untuk menyelesaikan pengosongan/pembebasan tanah dan bangunan eksBioskop Indra berdasarkan Surat Gubernur DIY Nomor: 593/0672 tanggal 28 Februari 2012 terhadap 3 orang penghuni yang masih bermasalah, yaitu: − Sukrisno Wibowo (mengaku ahli waris NV. JBBM), dengan

luas tanah 1.835 m²; − Nicolas Bambang Sugiyanto (Rumah Makan Cirebon), dengan

luas tanah 421 m². − Tony Suliantoro (Rumah Makan Cendrawasih), dengan luas

tanah 268 m².

d. Hasil negosiasi Tim Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan Tinggi DIY dengan ketiga penghuni adalah sebagai berikut: − Dua penghuni, yaitu Nicolas Bambang Sugiyanto (RM.

Cirebon) dan Tonny Suliantoro (RM Cendrawasih), telah bersedia diberi uang pengganti dan melakukan pengosongan atas tanah yang selama ini ditempati. Hal ini didasarkan atas:

- Berita Acara Negosiasi yang ditandatangani oleh kedua penghuni (Nicolas Bambang Sugiyanto dan Tonny Suliantoro) dan Tim JPN Kejati DIY;

- Akta Perjanjian Kesepakatan Pemberian Uang Pengganti dan Kesanggupan Pengosongan dan Akta Perjanjian Pengosongan di hadapan Notaris.

− Penghuni atas nama Sukrisno Wibowo telah diundang oleh Tim JPN Kejaksaan Tinggi DIY sebanyak 7 kali, namun yang bersangkutan tidak hadir. Hal ini menyebabkan mediasi/komunikasi antara Tim JPN dengan Sukrisno Wibowo menemui jalan buntu.

Page 108: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

92 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

e. Sehubungan dengan sudah diselesaikannya 6 orang penghuni, yaitu Sdr. Djoni Hartono, Ny. Kinnarti (Ny. Hendra Usmanto), Sdr. Burni BS Tou (Ny. Dennis), Sdr. Soebagyo Abdullah (Bioskop Indra), Sdr. Nicolas Bambang Sugiyanto (RM. Cirebon), dan Sdr. Tonny Suliantoro (RM. Cendrawasih), maka dalam rangka pengamanan administrasi atas 6 bidang tanah tersebut melalui Surat Gubernur DIY Nomor 593/0066 tanggal 7 Januari 2013, Pemerintah Daerah DIY telah mengajukan permohonan status hak atas tanah dimaksud kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional DIY.

1.3 Pemanfaatan

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah serta melaksanakan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah telah dilaksanakan pemanfaatan barang milik daerah yang idle, sebagai berikut:

a. Aset (Tanah dan/atau Bangunan) yang dioptimalkan melalui sewa ada sebanyak 37 bidang, yaitu:

Tabel III.6 Aset (Tanah dan/atau Bangunan) yang Dioptimalkan Melalui Sewa Tahun 2012

No. Lokasi Penyewa Harga Sewa

2012 (Rp) Ket

1. Tanah Eks Pabrik sabut Pengasih Kulonprogo

PT Formula Land 39.727.200

2. Eks DIPARDA Lantai I Bagian Selatan

BPD 90.000.000

3. Tanah di Desa Sentolo Kulon Progo

PT Amarta Karya 14.641.000

4. Eks Diklat Perindustrian, Malangan, Ring Road Selatan

Yayasan YAB 39.000.000

5. Eks Rumah Dinas Jl AM Sangaji

Yayasan Wira Husada

94.000.000

6. Eks Gd pangan sbl timur Jl Abubakar Ali

Sunarti 11.000.000 *)

7. Tanah bekas OG no:16 di Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul

Pemdes Sumbermulyo

610.000 *)

8. Tanah di pantai Glagah, Sumantoyo 1.771.600

Page 109: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 93

No. Lokasi Penyewa Harga Sewa

2012 (Rp) Ket

Kulon Progo

9. Eks rumah Dinas Jl Munggur 32 Yogyakarta

BUKP Gondokusuman

10.914.000

10. Tanah di Jl Wisata, Babarsari, Sleman

Yayasan Dharmapala

2.431.000 **)

11. Tanah & Bangunan di Jl Jenggotan

PT Cemara Gading 12.000.000

12. Tanah Srimulya, Piyungan, Bantul

PemKab Bantul 7.918.050

13. Eks PPK Kulonprogo Agus Sujoko 2.100.000

14. Eks Jembatan Timbang, Jl Bantul, Dongkelan

Nanang S 11.000.000

15. Tanah di Jl. D I Panjaitan 66 Yogyakarta

Honas Firdaus 2.196.150

16. Tanah dan bangunan di Jl Perwakilan, Wates, Kulonprogo

Koperasi Sumber Rejeki

4.125.000

17. Tanah dan bangunan di Glugo, Panggungharjo, Krapyak, Yogyakarta

Son Innamor V Paath

6.500.000

18. Tanah dan Bangunan di Kedongkiron, Dongkelan, Yogyakarta

UD Surya Tani 6.250.000

19. Tanah di Ambarketawang, Jl. Jogja - Wates, Sleman

1. Sukani 2. Sukinah 3. Mulyono 4. Surib

504.700 2.747.250 1.102.500 4.683.700

*)

*) *)

20. Tanah di Hargotirto, Kokap, Kulon

Kelompok Tani Tirto Manunggaal

750.000 *)

21. Tanah dan Bangunan JEC PT Buanaland Agung

1.910.000.000

22. Lahan Parkir Basement Malioboro Mall

PT Yogya Indah Sejahtera

931.015.000 **)

23. Tanah di Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman

Ny Sutarti 2.050.000 **)

24. Tanah di Komplek Dishutbun, Baciro

28 person

25. Tanah di Jl. Beskalan, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta

PT Anindya Mitra Internasional

115.000.000

26. Tanah dan Bangunan di Jl. Jenggotan, Pingit, Jetis,

Badan Anti Korupsi

5.250.000

Page 110: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

94 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Lokasi Penyewa Harga Sewa

2012 (Rp) Ket

Yogyakarta

27. Tanah di Jalan Kenari Yogyakarta (eksGudang BLPT)

Talenta Body Repair

12.500.000 *)

28. Tanah di Jalan Kenari (Eduhotel)

SMK 6 Yogyakarta 9.500.000

29. Tanah dan Bangunan di Gading, Playen, Gunungkidul

PT Sadhana Arifnusa

7.500.000 *)

30 Tanah di Patehan Tengah No 25 Kraton, Yogyakarta

1. Suka Astuti 2. Tien Setiantoro 3. Roos Ani 4. Sumartiningsih 5. Aris Purnomo

600.000 2.676.000

840.000 1.356.000

684.000

31 Sebagian tanah dan bangunan di Karangjati, Mlati, Sleman

1. Anik Suharmini 2. Sri Wahyu

2.928.000 2.928.000

32 Tanah dan bangunan di Mrican Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman

R. RB Aria Putra 8.280.000

33 Lahan Tambak Udang di Gadingsari, Sanden, Bantul

YB. Pratomo 11.000.000

34 Tanah dan bangunan di Komplek Colombo Nomor 56 Yogyakarta

Forum Persaudaraan Umat Beriman

12.500.000

35 Tanah dan bnagunan di Wanujoyo Lor, Piyungan, Bantul

Hari Subandriyo 1.410.000

36 Tanah dan bangunan di Jl. Tunjung Nomor 2 Yogyakarta

Soepomo S 5.400.000

37 Tanah dan bangunan di Desa Banguntapan, Bantul

PT Ampuh Sejahtera

60.000.000

Sumber : Data DPPKA DIY Keterangan: *) sudah bayar dimuka

**) belum bayar/belum lunas

Page 111: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 95

b. Barang Milik Daerah yang dioptimalkan melalui pinjam pakai sebanyak 58 bidang tanah/bangunan dan 17 kendaraan, yang terangkum dalam 34 perjanjian pinjam pakai, sebagai berikut:

Tabel III.7 Barang Milik Daerah yang Dipotimalkan Melalui Pinjam Pakai Tahun 2012

No Lokasi Jumlah Obyek

1. Tanah dan Bangunan di Kabupaten Gunungkidul a. Tanah di Jl Brigjen Katamso Nomor 8 Wonosari

Gunungkidul b. Tanah dan bangunan di desa Semin, Kecamatan Semin,

Kabupaten Gunungkidul

2

2. Balai Benih Induk (BBI) Perikanan Krapyak dan Balai Benih (BBI) Perikanan Gesikan, Kabupaten Bantul beserta daftar barang inventaris lainnya.

1

3. Tanah dan bangunan eksUPT Kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY a. Tanah dan bangunan eksUPT kanwil Departemen

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY yang terletak di Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul

b. Tanah dan bangunan eksUPT kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY yang terletak di Gunungsempu, Tamantirto, Kasihan, Bantul

2

4. Tanah di Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta 1

5. Bangunan lantai atas sebelah selatan eksDinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 14 Yogyakarta

1

6. Tanah dan bangunan di Jalan Wiyoro Lor Nomor 21 Baturetno, Banguntapan, Bantul

1

7. Tanah di Kabupaten Bantul: a. Tanah di desa Argorejo, Kecamatan Sedayu untuk

kantor Kecamatan Sedayu b. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten

Bantul seluas 4.204 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AN.372362 untuk Kecamatan Sanden

c. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 4.824 m2 sesuai sertifikat Nomor P.0006 seri AN.370599 untuk Puskesmas Sanden

d. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 2.159 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0005 seri AN 372361 untuk Sekolah Dasar Negeri I Sanden

4

8. Tanah-tanah di Kabupaten Kulonprogo 5

Page 112: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

96 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Lokasi Jumlah Obyek

a. Tanah yang terletak di Hargorejo, Kokap, Kulonprogo b. Tanah yang terletak di Bantar Kulon, Banguncipto,

Sentolo, Kulonprogo c. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo

seluas 1.555 m2 d. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo

seluas 2.590 m2 e. Tanah yang terletak di Kulwaru, Wates, Kulonprogo

9. Tanah di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman

1

10. Tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Keparakan, Mergangsan, Kota Yogyakarta.

1

11. Tanah yang terletak di Jalan Suryodiningratan Nomor 8 Yogyakarta.

1

12. Tanah yang terletak di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman

1

13. Tanah di Gesikan, Wijirejo, Pandak, Bantul dan Di Desa Gatak, Kelurahan Bokoharjo, Kcamatan Prambanan, Kabupaten Sleman

2

14. Tanah-tanah di Kabupaten Gunungkidul a. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari,

Gunungkidul seluas 1.663 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00001 seri AB.538626 tanggal 08/07/1991

b. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 593 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00002 seri AB.538627 tanggal 08/07/1991

c. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 102 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00004 seri AB.740783 tanggal 17/04/1993

d. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 65 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00003 seri AD.740785 tanggal 17/04/1993

e. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 637 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.00002 seri AD.728434 tanggal 18/01/1993

10

f. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 146 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AD.7284354 tanggal 18/01/1993

g. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 468 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00001 Seri AD.728433 Tanggal 18/01/1993

h. Tanah yang terletak di Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul seluas 22.502 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor

Page 113: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 97

No Lokasi Jumlah Obyek

P.00005 Seri AH.457048 Tanggal 01/08/1996 i. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari,

Gunungkidul seluas 21.151m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00003 Seri AH.457559 Tanggal 03/09/1996

j. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 9.696 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00002 Seri AH.457049 Tanggal 31/08/1996

15. Sebagian tanah dan bangunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Resort KSDA Kota Yogyakarta di Baciro seluas + 100 m2 kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta

1

16. Sebagian tanah dan bangunan milik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Kedung Poh, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, dengan luas 2.035 m2 dari total luas keseluruhan 6.677 m2 sesuai Sertifikat Hak Pakai Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 00001 Seri AL.145170 tanggal 29 April 2009

1

17. Tanah-tanah di Kabupaten Kulon Progo a. Tanah di Jalan Sugiman, Gang Bisma, Margosari,

Pengasih, Kulon Progo seluas 1.425 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.8 Seri AH.196049 Tanggal 31 Juli 1996 dan seluas 1.255 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.10 Seri AI.951715 Tanggal 11 November 1997

b. Tanah di Jalan Khudori Nomor 49 Wates, Kulon Progo seluas 641 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.7 Seri B.1859289 Tanggal 24 Maret 1987

c. Wates, Kulon Progo seluas 450 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.26 Seri AH.196047 Tanggal 19 April 1996

3

18. Sebagian tanah dan bangunan Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 56 Yogyakarta, seluas 144 m2 dari luas seluruhnya seluas 8.472 m2.

1

19. Tanah dan Bangunan di Kabupaten Sleman a. Tanah dan bangunan yang terletak di Kalitirto, Berbah,

Sleman seluas 10.040 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1858618 Tanggal 18 Juli 1987

b. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 2.510 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.4 Seri B.1858625 Tanggal 18 Juli 1987

6

c. Tanah dan bangunan yang terletak di Sumberagung, Moyudan, Sleman seluas 9.510 m2 sesuai dengan

Page 114: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

98 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Lokasi Jumlah Obyek

Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873598 Tanggal 22 September 1987

d. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 5.705 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3 Seri B.1873599 Tanggal 08 September 1987

e. Tanah dan bangunan yang terletak di Margodadi, Seyegan, Sleman seluas 6.770 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873600 Tanggal 22 September 1987

f. Tanah dan bangunan yang terletak di Bimomartani, Ngemplak, Sleman seluas 9.910 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 B.8979481 Tanggal 17 Juni 1988

20. Kendaraan Dinas (KPU) 15 unit

21. a. Barang-barang Inventaris (KPU) b. Tanah yang terletak di Jl. Ipda Tut Hasrono 47, Muja

Muju, Umbulharjo, Yogyakarta

1 unit 1

22. Tanah yang terletak di Jalan Notowinatan PA II/437, Kelurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta tanah seluas 104 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3/Gnk Seri B.8190750dan bangunan yang terletak di Jalan Jlagran Nomor 52 Yogyakarta seluas 90 m2

2

23. Kendaraan jenis Sedan, Merk/Type Toyota New Camry 3.OV/AT, Tahun 2004, 2995 CC, Nomor Polisi AB 92, Nomor Rangka MR 053-XK 3044, Nomor Mesin IMZ-1694200, Nomor BPKB, Warna Abu-abu Metalite

1 unit

24. Sebagian tanah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Wisma PU Kaliurang, Kabupaten Sleman seluas + 64 m2

1

25. Tanah yang terletak di Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo seluas + 46.200 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.14 Seri AB548997 Tanggal 10 Februari 1993

1

26. Sebagian gedung/kantor beserta peralatannya yang terletak di Komplek Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta seluas 144,75 m2 (19,3 m x 7,5 m)

1

27. sebagian tanah yang terletak di Maguwoharjo, Depok, Sleman tanah seluas + 585,4 m2 dari luas keseluruhan + 5.800 m2 sesuai Sertipikat Hak Pakai Nomor 166 Seri AX 216169, tanggal 17 April 2006

1

28. tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Mergangsan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta seluas + 2.250 m2 dari luas keseluruhan + 6.775 m2 sesuai dengan

1

Page 115: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 99

No Lokasi Jumlah Obyek

Sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri B.8302803, tanggal 17 Juni 1988

29. Tanah dan bangunan Milik Daerah yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman tanah seluas + 20.785 m2 sesuai dengan sertifikat Hak Pakai Nomor 5 Seri AH 443787, tanggal 21 Maret 1997 dan bangunan seluas 2.485,16 m2.

1

30. Tanah seluas 8.877 m2 dari laus keseluruhan 29.841 m2 sesuai sertifikat Hak Pakai Nomor P.5/Bnr seri B 8972861 tanggal 26 September 1987 yang terletak di Jalan Kyai Mojo Pingit, Yogyakarta.

1

31. Kendaraan Operasional Minibus/MP Suzuki/GC 415 V-APV STD

1 unit

32. a. Barang inventaris b. Tanah di Jalan Panembahan Romo 65 Base, Kotagede, Yogyakarta

1 unit 1

33. Tanah yang terletak di Jalan Laksda Adisutjipto Km. 8 Yogyakarta

1

34. Bangunan gedung kantor bekas Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Gunungkidul di atas tanah milik Kepolisian Resort Gunungkidul

1

Sumber : Data DPPKA DIY

c. Barang Milik Daerah (Tanah dan/atau bangunan) yang dioptimalkan melalui bentuk Bangun Guna Serah sebanyak 1 bidang, yaitu Tanah di Jl. Malioboro dengan PT YIS, sesuai dengan:

1) Akta Perjanjian Kerjasama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan Nomor 53;

2) Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Yogya Indah Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl Malioboro Yogyakarta tanggal 12 September 1992 Nomor 665.2/3076 tanggal 8 Desember 1993;

3) Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Yogya Indah Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl Malioboro Yogyakarta

Page 116: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

100 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

tanggal 12 September 1992 Nomor 199/KPTS/1998 tanggal 14 Agustus 1998.

1.4 Penghapusan

a. Pelaksanaan Penatausahaan dan Penghapusan Barang Milik Daerah.

Barang Milik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang hilang, rusak berat dan tidak efisien lagi penggunaannya untuk kepentingan dinas, layak dihapuskan dari Daftar Buku Inventaris Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam rangka pelaksanaan penatausahaan dan penghapusan Barang Milik Daerah, tahapan-tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:

1) Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah dengan Keputusan Gubernur Nomor 2/PAN/2011 tanggal 27 Januari 2011 dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Nomor 188/03017/PBD tanggal 23 Februari 2012 tentang Penunjukan Personalia Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012;

2) Mengirimkan Surat Edaran Gubernur Nomor 933/0771 Tanggal 08 Maret 2012 tentang Penghapusan Barang Milik Daerah, dan Nomor 933/1786 Tanggal 6 Juni 2012 tentang Penghapusan Kendaraan Dinas;

3) Menghimpun dan merekap data usulan penghapusan bangunan, kendaraan bermotor maupun barang inventaris lainnya dari SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;

4) Melaksanakan verifikasi dan identifikasi data usulan penghapusan barang;

5) Melaksanakan klarifikasi dan koordinasi usulan penghapusan kepada SKPD yang mengusulkan;

6) Melaksanakan peninjauan lokasi barang dalam rangka pengecekan dan penelitian barang usulan penghapusan;

7) Melaksanakan penarikan/pengangkutan barang-barang usulan penghapusan dari lokasi SKPD ke Gudang Penyimpanan barang penghapusan;

8) Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta terkait dengan persetujuan penghapusan barang inventaris yaitu:

Page 117: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 101

a) Keputusan Gubernur Nomor 50/KEP/2012 Tanggal 26 Januari 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gubernur di Jalan Balirejo Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Pengguna Tahun Anggaran 2012 (Bangunan Gedung Badan Pemberdayaan Perempuan);

b) Keputusan Gubernur Nomor 69/KEP/2012 Tanggal 9 Februari 2012 tentang Persetujuan Penghapusan 1 (Satu) Ekor Sapi Pejantan Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan Pada Dinas Pertanian Tahun Anggaran 2012;

c) Keputusan Gubernur Nomor 130/KEP/2012 Tanggal 27 Maret 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Udang Galah Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Kerja Budidaya Air Payau Samas Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2012 yang ditindaklanjuti dengan Pemusnahan mendasarkan Keputusan Gubernur Nomor 131/KEP/2012 Tanggal 28 Maret 2012 tentang Penetapan Penghapusan Udang Galah Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Kerja Budidaya Air Payau Samas Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2012;

d) Keputusan Gubernur Nomor 160/KEP/2012 Tanggal 7 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jl. Kenari 2 Yogyakarta (Bangunan Gedung inventaris BTKP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga);

e) Keputusan Gubernur Nomor 161/KEP/2012 Tanggal 15 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Tempat Parkir Dan Ruang Sepeda Di SMPN 1 Galur Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo;

f) Keputusan Gubernur Nomor 162/KEP/2012 Tanggal 15 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Jembatan Timbang Di Jalan Solo Km 9 Yogyakarta (Bangunan Gedung Dinas Perhungan, Komunikasi dan Informatika);

g) Keputusan Gubernur Nomor 168/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Di SMPN 1 Wonosari Jl. Kolonel Sugiyono Nomor 35 B Wonosari, Gunungkidul;

Page 118: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

102 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

h) Keputusan Gubernur Nomor 169/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jalan Kaliurang Km 17 Yogyakarta (RS Grhasia);

i) Keputusan Gubernur Nomor 202/KEP/2012 Tanggal 22 Juni 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Ruang Penjaga Sekolah, WC Siswa Dan Tempat Parkir Sepeda Di SMP Negeri 1 Galur, Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo;

j) Keputusan Gubernur Nomor 217/KEP/2012 Tanggal 12 Juli 2012 tentang Persetujuan Penghapusan 1 Ekor Sapi Pejantan (Bull) Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012;

k) Keputusan Gubernur Nomor 292.1/KEP/2012 Tanggal 9 Agustus 2012 tentang Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah Di Jalan Kenari Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012. (Sasana Langen Budaya–Graha Wana Bhakti Yasa, BPO Dinas DikPora);

l) Keputusan Gubernur Nomor 317/KEP/2012 Tanggal 27 Agustus 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Kantor Resort Polisi Hutan Wates Di Kedunggong, Wates, Kulon Progo. (Dinas Kehutanan dan Perkebunan);

m) Keputusan Gubernur Nomor 334/KEP/2012 Tanggal 26 September 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Dan Pemindahtanganan 2 Unit Kendaraan Dinas Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012.

n) Keputusan Gubernur Nomor 354/KEP/2012 Tanggal 25 Oktober 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Barang Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 (Barang Inventaris);

o) Keputusan Gubernur Nomor 378/KEP/2012 Tanggal 26 Nopember 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Kendaraan Dinas Operasional Dari Daftar Barang Pengguna Dan/Atau Kuasa Pengguna Tahun Anggaran 2012;

p) Keputusan Gubernur Nomor 386/KEP/2012 Tanggal 6 Desember 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung SLB Pembina Jalan Imogiri Nomor 224 Giwangan Umbulharjo Yogyakarta Dari Daftar Barang Pengguna Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga;

Page 119: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 103

q) Keputusan Gubernur Nomor 448/KEP/2012 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Penghapusan 20 (Dua puluh) Unit Bus Dari Daftar Barang Milik Daerah.

b. Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang milik Daerah

Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan sebagai tindak lanjut dari penghapusan, sedangkan bentuk-bentuk pemindahtanganan antara lain dengan cara Penjualan, Hibah, Tukar Menukar dan Penyertaan Modal.

1) Penjualan

Tahapan–tahapan yang telah dilaksanakan pada kegiatan penjualan antara lain :

a) Pembentukan Panitia Penjualan Barang Milik Daerah dengan Keputusan Gubernur Nomor 3/PAN/2011 tanggal 27 Januari 2011 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Nomor 188/03106/PBD tanggal 24 Februari 2012 tentang Penunjukan Personalia Panitia Penjualan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012;

b) Melaksanakan penilaian dan penaksiran harga barang penghapusan yang akan dilakukan penjualan;

c) Penjualan dilaksanakan dengan mendasarkan:

(1). Keputusan Gubernur Nomor 70/KEP/2012 Tanggal 10 Februari 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan 1 Ekor Sapi Pejantan Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan Pada Dinas Pertanian Tahun Anggaran 2012;

(2). Keputusan Gubernur Nomor 72/KEP/2012 Tanggal 10 Februari 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Di Jalan Balirejo Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Pengguna Tahun Anggaran 2012;

(3). Surat Sekretaris Daerah Nomor 030/1054 Tanggal 5 April 2012 tentang Persetujuan Penjualan (Bongkaran bekas rehab bangunan Dalem Ageng, Gedung Wilis, Gedung Pare Anom dan Bangsal Kepatihan melalui APBD Biro Umum, Humas dan Protokol);

Page 120: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

104 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

(4). Keputusan Gubernur Nomor 160/KEP/2012 Tanggal 7 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jl. Kenari 2 Yogyakarta (Bangunan Gedung inventaris BTKP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga);

(5). Keputusan Gubernur Nomor 162/KEP/2012 Tanggal 15 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Jembatan Timbang Di Jalan Solo Km 9 Yogyakarta (Bangunan Gedung Dinas Perhungan, Komunikasi dan Informatika, dijual secara lelang terbuka melalui KPKNL);

(6). Keputusan Gubernur Nomor 169/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jalan Kaliurang Km 17 Yogyakarta (RS. Grhasia);

(7). Keputusan Gubernur Nomor 292.1/KEP/2012 Tanggal 9 Agustus 2012 tentang Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah Di Jalan Kenari Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 (Sasana Langen Budaya – Graha Wana Bhakti Yasa, BPO Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dijual secara lelang terbuka melalui KPKNL);

(8). Keputusan Gubernur Nomor 317/KEP/2012 Tanggal 27 Agustus 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Kantor Resort Polisi Hutan Wates Di Kedunggong, Wates, Kulon Progo (Dinas Kehutanan dan Perkebunan);

(9). Surat Sekretaris Daerah Nomor 011/4038 Tanggal 30 Oktober 2012 tentang Persetujuan Penjualan (sisa bongkaran bekas Rehabilitasi Bangsal Kepatihan dan Interior Gedung Wilis melalui APBD Biro Umum, Humas dan Protokol);

(10). Keputusan Gubernur Nomor 382/KEP/2012 Tanggal 3 Desember 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan Kendaraan Dinas Operasional Dari Daftar Barang Pengguna Dan/Atau Kuasa Pengguna Tahun

Page 121: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 105

Anggaran 2012 (Dijual secara lelang terbuka melalui KPKNL);

(11). Keputusan Gubernur Nomor 387/KEP/2012 Tanggal 6 Desember 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan Bangunan Gedung SLB Pembina Jalan Imogiri Nomor 224 Giwangan Umbulharjo Yogyakarta;

(12). Keputusan Gubernur Nomor 396/KEP/2012 Tanggal 13 Desember 2012 tentang Penetapan Penghapusan Barang Dari Daftar Barang Pengguna Dan/Atau Kuasa Pengguna Serta Cara Penjualannya Tahun Anggaran 2012 (Barang Inventaris);

(13). Surat Sekretaris Daerah Nomor 011/5011 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Persetujuan Penjualan (Sisa bongkaran bekas Rehab Gedung Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah);

(14). Surat Sekretaris Daerah Nomor 011/5012 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Persetujuan Penjualan (Sisa bongkaran bekas Rehabilitasi Gedung C Dinas Pertanian).

2) Hibah

Hibah adalah salah satu bentuk Pemindahtanganan dengan cara pengalihan kepemilikan dengan tanpa adanya kontra prestasi. Pelaksanaan Hibah Barang Milik Daerah berdasarkan:

(1). Keputusan Gubernur Nomor 161/KEP/2012 Tanggal 15 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Tempat Parkir Dan Ruang Sepeda Di SMPN 1 Galur Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo (Dihibahkan kepada Komite Sekolah SMPN 1 Galur, Kulon Progo);

(2). Keputusan Gubernur Nomor 168/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Di SMPN 1 Wonosari Jl. Kolonel Sugiyono Nomor 35 B Wonosari, Gunungkidul (Dihibahkan kepada Komite Sekolah SMPN 1 Wonosari, Gunungkidul);

(3). Keputusan Gubernur Nomor 174/KEP/2012 tanggal 28 Mei 2012 tentang Hibah Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 (Dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kelompok Masyarakat);

Page 122: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

106 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

(4). Keputusan Gubernur Nomor 202/KEP/2012 Tanggal 22 Juni 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Ruang Penjaga Sekolah, WC Siswa Dan Tempat Parkir Sepeda Di SMP Negeri 1 Galur, Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo (Dihibahkan kepada Komite Sekolah SMPN 1 Galur, Kulon Progo);

(5). Keputusan Gubernur Nomor 335/KEP/2012 Tanggal 26 September 2012 tentang Penghapusan Dan Pemindahtanganan 2 (Dua) Unit Kendaraan Dinas Dari Daftar Barang Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 (Dihibahkan kepada Yayasan Kesejahteraan Pekerja dan Pegawai Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta).

3) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Penyertaan modal pemerintah daerah adalah salah satu bentuk dari Pemindahtanganan atas barang milik daerah dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Hukum Lainnya yang dimiliki Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan Penghapusan 20 (dua puluh) unit bus untuk dilakukan penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah kepada Perseroan Terbatas Anindya Mitra Internasional (PT AMI) dengan mendasarkan Keputusan Gubernur Nomor 448/KEP/2012 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Penghapusan 20 (Dua puluh) Unit Bus Dari Daftar Barang Milik Daerah.

c. Pelaksanaan Pembinaan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Agar pelaksanaan pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah DIY dapat berjalan lancar, tertib dan teratur baik dalam penerimaan, penyimpanan, pengeluaran barang maupun pelaporannya mendasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomr 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah telah ditunjuk Penyimpan dan Pengurus Barang dengan Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 10/SEKDA/II/2012 Tanggal 23 Februari 2012 tentang Pejabat Pengurus Barang Dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 Jo. Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 18/SEKDA/V/2012 Tanggal 7 Mei 2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Sekretaris

Page 123: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 107

Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10/SEKDA/II/2012 tentang Pejabat Pengurus Barang Dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 Jis.

Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 27/SEKDA/XI/2012 tanggal 13 Nopember 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10/SEKDA/II/2012 tentang Pejabat Pengurus Barang dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012.

Barang milik Daerah merupakan unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, perlu dikelola secara tertib agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan. Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi pengelolaan barang daerah, agar dicapai langkah yang menyeluruh dan terpadu diperlukan adanya peraturan daerah.

Mendasarkan Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah bahwa pengelolaan barang milik daerah diatur dalam Peraturan Daerah, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyusun Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagai pedoman pelaksanaan bagi pejabat pengelola barang milik daerah sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh semua pihak dalam rangka melaksanakan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.

Agar Peraturan Daerah ini dapat diketahui dan dilaksanakan oleh semua pihak terkait maka telah dilaksanakan Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 yang merupakan salah satu unsur Pembinaan Pengelolaan Barang Milik Daerah kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Cq. Kepala Sub Bagian Umum/Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pengurus dan Penyimpan Barang di lingkungan Pemerintah Daerah DIY beserta staf Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

d. Penyiapan Bahan dan Pelaksanaan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR).

Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang/keuangan milik daerah, dan apabila Pengelola, Pembantu Pengelola, Pengguna/Kuasa Pengguna, Penyimpan dan atau Pengurus Barang yang karena perbuatannya sehingga mengakibatkan adanya kerugian daerah maka kepadanya dapat dikenakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) begitu juga kepada Bendaharawan atau Pegawai bukan

Page 124: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

108 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Bendaharawan yang merugikan keuangan dan barang daerah dapat dikenakan Tuntutan Perbendaharaan (TP) .

Untuk mendukung kegiatan sebagaimana tersebut di atas telah dibentuk Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan barang Daerah Provinsi DIY dengan Keputusan Gubernur Nomor : 9/KEP/2011 tanggal 15 Januari 2011 tentang Pembentukan Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah dan telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Nomor 188/01086/PBD tanggal 20 Januari 2012 tentang Penunjukan Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 yang telah diubah dengan Keputusan Nomor 188/11594/PBD Tanggal 27 Agustus 2012 dan terakhir Nomor 188/13251/PBD Tanggal 1 Nopember 2012.

Upaya tindaklanjut terhadap hasil pemeriksaan khusus untuk pelaksanaan penyelesaian TP-TGR:

a) Kepada Mantan Anggota DPRD, PIAD dan Pensiunan PNS Provinsi DIY selama tahun 2012.

- Masih perlu melakukan penyelesaian sebanyak 40 orang

- Telah melakukan pelunasan sebanyak 9 orang;

b) Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pembayaran atas pengembalian kerugian daerah dalam Tahun 2012

- Masih dalam angsuran sebanyak 5 orang

- Telah melakukan pelunasan sebanyak 2 orang.

Selanjutnya disusun Laporan Gubernur mengenai perkembangan penyelesaian kasus kerugian Daerah kepada Menteri Dalam Negeri Cq. Direktorat Jenderal Keuangan Daerah.

e. Penyusunan Peraturan Gubernur Tentang Penghapusan dan Tata Cara Penjualan Barang Milik Daerah

Sejalan dengan semakin meningkatnya tugas pemerintahan Daerah di Bidang Pelayanan Umum, khususnya yang berkaitan dengan Pengelolaan Barang daerah, perlu dilakukan penertiban terhadap Barang pemerintah Daerah yang merupakan salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat untuk

Page 125: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 109

dikelola dengan baik, benar serta akuntabel, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan.

Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah disebutkan bahwa pengelolaan barang milik daerah diatur dalam Peraturan Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyusun Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagai pedoman pelaksanaan bagi pejabat pengelola barang milik daerah sehingga dapat dipakai sebagai landasan yuridis bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan pengelolaan barang milik daerah.

Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 71 dan Pasal 75 Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tersebut, bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai penghapusan dan tata cara penjualan barang milik daerah diatur dengan Peraturan Gubernur, selanjutnya disusun Peraturan Gubernur tentang Penghapusan dan Tata Cara Penjualan Barang Milik Daerah yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur 75 Tahun 2012 tentang Penghapusan dan Tata Cara Penjualan Barang Milik Daerah.

Page 126: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
Page 127: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 111

BAB IV. PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pemerintah Daerah DIY pada tahun anggaran 2012 menyelenggarakan program/kegiatan dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Total program yang dilaksanakan yang merupakan belanja langsung sebanyak 471 program dengan jumlah kegiatan sebanyak 3078 kegiatan. Program 01-06 dilaksanakan di semua SKPD.

A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

1. URUSAN PENDIDIKAN

a) Kondisi Umum asyarakat yang maju ditandai dengan tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pendidikan penduduknya yang tinggi serta jumlah dan kualitas yang tinggi untuk tenaga ahli dan tenaga

profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Masyarakat Yogyakarta yang maju perlu diwujudkan oleh segenap pemangku kepentingan dengan cara mengupayakan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel, yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang andal. Hal tersebut selaras dengan cita-cita besar DIY untuk menjadi Pusat Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025.

Cita-cita menjadi pusat pendidikan Asia Tenggara tersebut ditempuh dengan upaya mewujudkan lembaga pendidikan yang berstandar nasional dan internasional, serta pusat-pusat keunggulan ilmiah; penyediaan sumber daya pendidikan yang handal; penciptaan lingkungan yang kondusif terhadap pendidikan; menarik minat peserta didik sebanyak mungkin dari luar DIY; mencetak lulusan yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan berakhlak mulia; meningkatkan

M

Page 128: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

112 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

masyarakat terdidik dan berbudaya; serta meningkatkan proporsi masyarakat yang berpendidikan menengah dan tinggi. Mengingat bahwa pembangunan pendidikan di DIY merupakan bagian integral dari pembangunan di DIY secara umum sekaligus sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, diperlukan pemahaman secara komprehensif terhadap visi pembangunan di DIY.

Urusan wajib bidang pendidikan serta urusan pemuda dan olahraga dilaksanakan melalui program dan kegiatan sesuai dengan arah dan kebijakan Pemerintah Daerah DIY yang diarahkan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis, dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung.

Tolok ukur pencapaian target kinerja urusan pendidikan di DIY dapat dicermati dalam indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2013. Salah satu indikator kinerja pada upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari besaran angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut meliputi angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI pada tahun 2011 sebesar 111,43%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 111,78%. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI tahun 2011 sebesar 97,53% dan pada tahun 2012 sebesar 97,54%. Besaran angka APK dan APM yang hampir sama tersebut, atau hanya menunjukkan kenaikan yang kecil, menggambarkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada data jumlah siswa dan penduduk yang bersekolah usia 7-12 tahun antara tahun 2011 dan 2012.

Berdasarkan data, angka putus sekolah untuk tingkat SD/MI sebesar 0,07%. Angka ini lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan, yaitu 0,03%. Pada umumnya faktor yang melatarbelakangi alasan putus sekolah bersifat sosial-ekonomi, antara lain karena anak membantu orangtua untuk mencari nafkah dan orangtua tidak mampu membiayai anak bersekolah.

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 115,50% dan di tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 115,43%. APM SMP/MTs di tahun 2011 adalah sebesar 81,08% dan mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 81,13%. Menurut catatan, angka putus sekolah SMP/MTs di DIY saat ini sebesar 0,16%. Angka ini lebih kecil dari target yang ditentukan, yaitu sebesar 0,24%.

APK Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah (SM/MA) pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 88,79%, sedangkan tahun 2011 menjadi 88,04%. APM SM/MA pada tahun 2011 sebesar 63,45% dan mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 63,65%. Rasio Siswa SMA terhadap SMK

Page 129: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 113

adalah 1:2. Artinya, siswa SMK dua kali lebih banyak dibanding siswa SMA. Hal ini menunjukkan keberadaan SMK di DIY mendapat sambutan yang baik dan diminati masyarakat/siswa. Untuk memenuhi kebutuhan masyakarat dan minat yang tinggi atas SMK, maka diperlukan pengembangan SMK yang telah ada. Dengan melihat kebutuhan daerah, terutama dipandang dari sektor ekonomi, maka SMK yang perlu dikembangkan di DIY adalah kelompok/bidang pariwisata dan pertanian.

Indikator kinerja lain dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah rasio siswa per-guru. Rasio siswa per-guru adalah perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru untuk untuk jenjang pendidikan tertentu yang menunjukkan bahwa makin tinggi rasio berarti makin banyak siswa yang harus dilayani oleh seorang guru atau makin kurang jumlah guru di jenjang pendidikan tersebut. Rasio siswa per-guru untuk untuk tahun 2012 pada jenjang pendidikan SD/MI adalah 13, untuk jenjang pendidikan SMP/MTs adalah 11, sedangkan untuk jenjang pendidikan SM/MA adalah 9. Standar ideal dan norma nasional untuk mengukur rasio siswa/guru adalah: SD/MI sebesar 40; SMP/MTs sebesar 21; dan SM/MA sebesar 21. Berdasarkan standar dan norma nasional tersebut dapat dikatakan bahwa rasio siswa per-guru SD/MI, SMP/MTs, dan SM/MA di DIY telah sesuai dan berada pada standar nasional yang ditetapkan.

Pada jenjang pendidikan tinggi tercatat bahwa jumlah mahasiswa yang menimba ilmu di DIY tahun 2011 sejumlah 272.647 mahasiswa. Pada tahun 2012, angkanya meningkat menjadi 298.997 mahasiswa, dengan jumlah mahasiswa asing sebanyak 2.123 mahasiswa.

Infrastruktur pendidikan berupa sekolah/madrasah, baik negeri maupun swasta, telah tersebar di seluruh DIY. Persebaran sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI sudah merata di seluruh desa. SD/MI negeri maupun swasta yang ada di DIY berjumlah 2.017 sekolah, SMP/MTs negeri maupun swasta berjumlah 507 sekolah, SMA/MA baik negeri dan swasta berjumlah 203 sekolah, SMK negeri maupun swasta sebanyak 203 sekolah, TK/RA negeri maupun swasta sejumlah 2.209 sekolah, dan SLB negeri maupun swasta berjumlah 67 sekolah. Pada jenjang perguruan tinggi, jumlah seluruh lembaga perguruan tinggi, baik universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi berjumlah 130 lembaga. Apabila dicermati dari ketersediaan ruang belajar, rata-rata kepadatan ruang belajar di SD/MI adalah 21 siswa/kelas (18 siswa/kelas pada tahun 2011), SMP/MTs adalah 29 siswa (32 siswa/kelas pada tahun 2011), dan SM sebesar 27 siswa/kelas (28 siswa/kelas pada tahun 2011).

Guna memberikan jaminan pendidikan yang mempunyai mutu standar nasional maupun internasional kepada masyarakat dan agar

Page 130: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

114 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

dapat menghasilkan lulusan pendidikan yang dapat mensejajarkan diri pada persaingan global, serta lebih khusus lagi untuk menuju Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara, maka telah dikembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: SD SSN berjumlah 92 dan SD RSBI berjumlah 6 sekolah; SMP RSBI terdiri dari 12 sekolah dan SSN 98 sekolah; SMA RSBI berjumlah 26 dan sekolah SSN sebanyak 275 sekolah (negeri dan swasta).

Guna memberikan bekal kemandirian bagi para penyandang ketunaan yang ada di DIY, pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus juga mendapat perhatian dan prioritas dalam pembangunan bidang pendidikan. Untuk memberi kesempatan dan akses belajar bagi anak-anak penyandang ketunaan, telah disediakan Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Inklusi (sekolah umum yang juga menyediakan sarana dan guru untuk proses belajar bagi siswa penyandang ketunaan). Total jumlah SLB di DIY sebanyak 67 sekolah, dengan rincian 58 SLB berstatus swasta dan 9 SLB berstatus negeri. Sedangkan sekolah inklusi, dari jenjang pendidikan SD, SMP dan SM, berjumlah 143 sekolah. Jumlah ini sesuai dengan data sekolah yang mendapat bantuan guru inklusi dari Pemda DIY. Sementara itu, jumlah penduduk penyandang ketunaan usia 7-18 tahun sebanyak 5.559 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.891 orang belum mendapatkan kesempatan belajar.

Sampai dengan tahun 2012, program pemberantasan buta aksara sebagai salah satu program di Millenium Development Goals (MDG’s) dapat menggarap sebanyak 98,23% orang di DIY menjadi melek aksara.

Dalam rangka memberikan layanan pendidikan berbentuk digital kepada masyarakat, telah diluncurkan layanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan program Jogja Learning Gateway. Salah satu media yang telah diluncurkan adalah layanan data kependidikan berbasis web yang dapat diakses di www.pendidikan-diy.go.id yang sangat bermanfaat untuk semua kalangan yang membutuhkan informasi mengenai data dan pembangunan kependidikan di DIY. Masyarakat, khususnya pelajar, yang berminat mengikuti pembelajaran secara online dapat mengakses laman www.jogjabelajar.org.

Adapun pencapaian Indikator Kinerja Urusan Pendidikan di DIY tahun 2011-2012 disajikan pada tabel berikut:

Page 131: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 115

Tabel IV.1 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1. Angka Melek Huruf Persen 98,18 100 98,23 98,23

2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Tahun 8,98 10 9,2 92,00

3. Angka Partisipasi Kasar

a. PAUD Persen 78,13 80,00 69,93 87,41

b. SD/MI Persen 111,43 110,00 111,78 101,62

c. SLTP/MTs Persen 111,50 116,00 115,43 99,50

d. SMU/MA/SMK Persen 88,79 87,00 88,04 101,20

e. PLB Persen 92,03 92,50 69,89 75,56

4. Angka Partisipasi Murni

a. SD/MI Persen 97,53 95,30 97,54 102,35

b. SLTP/MTs Persen 81,08 89,00 81,13 91,16

c. SMU/MA/SMK Persen 63,45 63,50 63,65 100,24

5. Angka Kelulusan

a. SD/MI Persen 98,53 100 98,45 98,45

b. SLTP/MTs Persen 98,28 94,68 96,83 102,27

c. SMU/MA/SMK Persen 99,61 93,18 97,74 104,89

6. Angka Putus Sekolah

a. SD/MI Persen 0,07 0,03 0,07 233

b. SLTP/MTs Persen 0,09 0,24 0,16 66,00

c. SMU/MA/SMK Persen 0,57 0,46 0,51 110

7. Jumlah Prestasi Siswa dalam Olimpiade/Kejuaraan

Tingkat Nasional dan Internasional

a. SD/MI

- Nasional Peringkat 1 4 1 400

b. SLTP/MTs

- Nasional Peringkat 1 4 1 400

- Internasional Event 1 1 1 100

c. SMU/MA/SMK

- Nasional Peringkat 1 4 1 400

- Internasional Event 4 1 6 600

8. Jumlah Sekolah Standar Nasional

a. SD/MI Sekolah 92 150 92 61,33

b. SMP/MTs Sekolah 97 125 97 77,60

c. SMA/MA/SMK Sekolah 275 105 275 261,90

Page 132: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

116 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

9. Jumlah Sekolah Bertaraf Internasional

a. SD/MI Sekolah 6 7 6 85,71

b. SMP/MTs Sekolah 12 12 12 100,00

c. SMA/MA/SMK Sekolah 26 25 26 104,00

10. Jumlah Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal

Sekolah 5 3 5 166,67

11. Jumlah Lembaga PNF Memenuhi Standar Nasional

Lembaga 46 45 46 102,22

12. Prestasi Kejuaraan PNF Peringkat 1 1 1 100

13. Jumlah Mahasiswa Orang 272.647 290.520 298.997 102,92

14. Jumlah Mahasiswa Asing

Orang 8.342 1.015 2.123 209,16

15. Prestasi Olah raga Tingkat Nasional

a. PON Peringkat - 10 14 71,43

b. POPNAS Peringkat 7 - - -

c. POSPENAS Peringkat - 3 - -

Sumber: Disdikpora DIY, 2012 Keterangan:

POSPENAS berikutnya diadakan pada tahun 2013

Page 133: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 117

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.2 Program/Kegiatan Urusan Pendidikan Tahun Anggaran 2012

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pendidikan Anak Usia Dini

2.598.520.000

100,00 81,88 100,00 100,00 -

1.1 Pengembangan Data Dan Informasi Pendidikan Anak Usia Dini

116.880.000

100,00 92,74 100,00 100,00 -

1.2 Rintisan Kelembagaan P A U D Nonformal

15.000.000 100,00 94,33 100,00 100,00 -

1.3 Pengembangan Kelembagaan P A U D Non Formal dalam rangka pendampingan Program ECED (Early Child Education)

273.000.000

100,00 79,41 100,00 100,00 Sisa akomodasi dari hasil negosiasi

1.4 Pengembangan Kelembagaan TK

247.000.000

100,00 95,91 100,00 100,00 -

1.5 Pembinaan Kreativitas TK

115.000.000

100,00 86,75 100,00 100,00 Belanja alat tidak diambil karena tidak dibutuhkan untuk lomba

1.6 Pengembangan bahan ajar untuk kemandirian Anak Usia

105.000.000

100,00 95,28 100,00 100 -

Page 134: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

118 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Dini

1.7 Akreditasi Lembaga PAUD 22.500.000

100,00 90,23 100,00 100,00 -

1.8 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Percontohan Tingkat Provinsi

1.450.000.000

100,00 82,15 100,00 100,00 -

1.9 Penyusunan Acuan Kurikulum PAUD

254.140.000

100,00 55,18 100,00 100,00 -

2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

12.182.281.800 100,00 84,14 100,00 94,28

-

2.1 Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta Pesantren Salafiyah dan Sat Pend Non-Islam

522.330.800

100,00 95,01 100,00 100,00 -

2.2 Penyelenggaraan Paket B Setara SMP

150.000.000

100,00 99,39 100,00 100,00 -

2.3 Penyediaan Beasiswa Retrieval untuk Anak Putus Sekolah

1.147.460.000 100,00 81,23 100,00 100,00 Efisiensi; adanya penerima bantuan yang dituliskan dobel

2.4 Pengembangan SMP Bertaraf Internasional

357.920.000

100,00 93,22 100,00 100,00 -

2.5 Pengembangan dan 762.000.000 100,00 82,52 100,00 82,53 Efisiensi; sisa pengadaan

Page 135: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 119

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Peningkatan Mutu SMPN 1 Galur Kulon Progo

2.6 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMPN 1 Wates Kulon Progo

750.000.000

100,00 85,97 100,00 86.62

Pengadaan almari dan filling cabinet tidak terealisasi

2.7 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMPN 1 Karangmojo Gunungkidul

3.424.000.000

100,00 82,20 100,00 100,00 -

2.8 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMPN 1 Wonosari Gunungkidul

1.400.000.000

100,00 66,07 100,00 66.88 Pekerjaan tidak diselesaikan oleh rekanan pemenang lelang

2.9 Pembinaan OOSN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) SD

510.000.000

100,00 93,94 100,00 100,00 -

2.10 Pembinaan OSN (Olimpiade Sains Nasional) SD

295.030.000

100,00 96,29 100,00 100,00 -

2.11 Seleksi, Pembinaan Dan Pengiriman Seni TK /SD

148.511.000

100,00 86,59 100,00 100,00 Peserta tidak memerlukan kit; dari 8 cabang lomba hanya 4 cabang yang membutuhkan alat

2.12 Pembinaan OOSN SMP

418.720.000

100,00 86,43 100,00 100,00 Biaya kegiatan sharing dengan APBN

2.13 Pembinaan FLSSN SMP 350.000.000

100,00 87,49 100,00 100,00 Biaya kegiatan sharing dengan APBN

Page 136: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

120 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.14 Pembinaan OSN SMP 420.000.000 100,00 92,68 100,00 100,00

2.15 Pembinaan Sekolah Sehat Dan Dokter Kecil

319.200.000

100,00 82,03 100,00 100,00 Sisa akomodasi dari hasil negosiasi

2.16 Pengembangan bank soal 203.650.000

100,00 95,63 100,00 100,00 -

2.17 Pembinaan & pengembangan guru sains (IPA & matematika)

203.650.000

100,00 91,84 100,00 100,00 -

2.18 Pengembangan & pembinaan klub olahraga SD

220.000.000

100,00 91,68 100,00 100,00 -

2.19

Pembinaan Tenaga Pengelola UKS

130.660.000

100,00 83,52 100,00 100,00 Tidak semua peserta hadir; sisa akomodasi narasumber ahli

2.20 Lomba motivasi belajar mandiri SMP Terbuka

30.000.000

100,00 95,03 100,00 100,00 -

2.21 Gladi & pembinaan LPIR (Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) SMP

230.000.000

100,00 95,11 100,00 100,00 -

2.22 Pembinaan tim pengembang kurikulum SMP

73.800.000

100,00 94,59 100,00 100,00 -

2.23 Pengembangan lesson study SMP

59.000.000

100,00 91,47 100,00 100,00 -

3 Program Pendidikan Menengah

20.843.970.000

100,00 88,60 100,00 92.07 -

3.1 Penyediaan Beasiswa Bagi Keluarga Tidak Mampu

5.637.700.000

100,00 99,84

100,00 100,00 -

Page 137: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 121

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.2 Penyelenggaraan Paket C Setara SMU

450.000.000

100,00 99,80

100,00 100,00

-

3.3 Pengembangan Kurikulum SMA

247.020.000

100,00 80,86

100,00 100,00 Sisa akomodasi dari hasil negosiasi

3.4 Pengembangan Kurikulum SMK

181.000.000

100,00 96,73

100,00 100,00 -

3.5 Pengembangan Kewirausahaan S M K

170.000.000

100,00 81,54

100,00 100,00 Peserta lebih sedikit daripada yang dianggarkan

3.6 Pengembangan SMA Bertaraf Internasional

246.881.000 100,00 98,14 100,00 100,00 -

3.7 Pengembangan SMK Bertaraf Internasional

250.000.000

99,59

100,00 100,00 -

3.8 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMAN 2 Wates Kulon Progo (RSBI)

950.000.000

100,00 62,59

100,00 73.89

Pembangunan perpustakaan tidak dapat direalisasikan

3.9 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMAN 1 Wonosari Gunungkidul (RSBI)

828.600.000

100,00 70,83

100,00 100,00 -

3.10 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMKN 2 Pengasih Kulon Progo (RSBI)

1.919.768.000

100,00 81,96

100,00 100,00 -

3.11 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMKN 2

2.050.440.000

100,00 91,36

100,00 98.00

-

Page 138: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

122 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Wonosari Gunungkidul (RSBI)

3.12 Penerbitan Jurnal Karya Ilmiah 100.000.000

100,00 98,19

100,00 100,00 -

3.13 Lomba Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional

1.320.000.000

100,00 97,81

100,00 100,00 -

3.14 Pembinaan dan Pengiriman OOSN SMK

170.000.000

100,00 83,32

100,00 100,00 Jumlah peserta lebih sedikit dari yang dianggarkan karena mengikuti ketentuan dari pusat

3.15 Pembinaan dan Pengiriman peserta FLSSN SMK Tingkat Nasional

170.000.000

100,00 98,07

100,00 100,00 -

3.16 Pembinaan dan Pengiriman OSN SMA Tingkat Nasional

880.500.000

100,00 94,11

100,00 100,00 -

3.17 Pembinaan dan Pengiriman OOSN SMA

476.000.000

100,00 94,31

100,00 100,00 -

3.18 Pembinaan dan Pengiriman FLSSN SMA

385.000.000

100,00 86,51

100,00 100,00 Harga tiket perjalanan lebih murah daripada harga yang dianggarkan

3.19 Penyelenggaraan Lomba Debat Bahasa Inggris

59.290.000

100,00 98,40

100,00 100,00 -

3.20 Penyelenggaraan Lomba Cerdas Cermat (LCC) UUD 1945

85.420.000

100,00 97,07

100,00 100,00 -

Page 139: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 123

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.21 Gladi PIR Dan Wisata Budaya 165.000.000

100,00 96,52

100,00 100,00 -

3.22 Pengembangan Pembelajaran Kebumian Dan Keastronomian Dalam Pemahaman Fenomena Alam

125.000.000

100,00 78,44

100,00 100,00 Sisa akomodasi dari hasil negosiasi

3.23 Pembinaan Akreditasi Jenjang SMA

76.800.000

100,00 96,99

100,00 100,00 -

3.24 Pembinaan Akreditasi Jenjang SMK

90.000.000

100,00 96,28

100,00 100,00 -

3.25 Penyelenggaraan Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) SMK

95.000.000

100,00 99,24

100,00 100,00 -

3.26 Penyelenggaraan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) SMA

155.700.000

100,00 98,96

100,00 100,00 -

3.27 Seleksi dan Pengiriman Peserta Anugerah Konstitusi bagi guru Sekolah Menengah

39.250.000

100,00 98,98

100,00 100,00 -

3.28 Pengembangan pembelajaran karakter & budi pekerti SMA

88.509.000

100,00 81,19

100,00 100,00 Narasumber pusat hanya 1 orang (dianggarkan untuk 2 orang)

3.29 Pengembangan kreativitas siswa SMK (Klinik Sains SMK)

148.500.000

100,00 99,69

100,00 100,00 -

3.30 Penyelenggaraan klinik sains 616.492.000 100,00 81,76 100,00 100,00 Efisiensi biaya cetak

Page 140: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

124 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

SMA

soal, honor dan konsumsi peserta

3.31 Pemetaan 8 standar pendidikan pada SMK

99.000.000

100,00 96,16

100,00 100,00 -

3.32 Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) SMK

83.400.000

100,00 96,68

100,00 100,00 -

3.33 Peningkatan kompetensi pengawas SMK

22.300.000

100,00 99,26

100,00 100,00 -

3.34 Peningkatan kompetensi pengawas SMA

75.000.000

100,00 75,78

100,00 100,00 Sisa akomodasi hasil negosiasi, efisiensi perjalanan dinas dalam daerah

3.35 Penyelenggaraan FLSS Tingkat Provinsi

108.200.000

100,00 97,46

100,00 100,00 -

3.36 Pengadaan alat praktek dan peraga siswa

2.278.200.000

100,00 9,11 100,00 70,00 Anggaran harus menunggu DPA perubahan yang terbit di awal bulan November sehingga waktu untuk proses/pelaksanaan lelang tidak mencukupi

4 Program Pendidikan Non Formal

2.936.327.020

100,00 82,50

100,00 99,99

-

4.1 Pembinaan Pendidikan Kursus 81.625.000 100,00 53,78 100,00 100,00 Pengiriman ke tingkat

Page 141: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 125

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Dan Kelembagaan

nasional hanya 1 jenis lomba, karena 2 jenis lomba yang lain tidak memenuhi syarat untuk mengikuti lomba tingkat nasional (tidak bernilai ekonomis)

4.2 Pengembangan Pendidikan Keaksaraan

250.540.000

100,00 99,89

100,00 100,00 -

4.3 Penyediaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Non Formal

450.000.000

100,00 64,15

100,00 100,00 Sisa pengadaan dari hasil negosiasi; sisa belanja ATK karena harga lebih murah

4.4 Publikasi Dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal

80.000.000

100,00 98,63

100,00 100,00 -

4.5 Pengembangan pendidikan Keagamaan

176.940.020

100,00 95,17

99,89

99,89

Pentas PAI tingkat nasional tahun 2012 ditunda tahun 2013 dan adanya efisiensi belanja

4.6 Pengembangan Jam Belajar Masyarakat

235.000.000

100,00 71,50

100,00 100,00 Alokasi anggaran pada DPA melebihi SHBJ

4.7 Pengembangan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan

146.000.000

100,00 97,45

100,00 100,00 -

4.8 Pembinaan 116.440.000 100,00 86,02 100,00 100,00 Efisiensi konsumsi dan

Page 142: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

126 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Organisasi Mitra PNFI akomodasi

4.9 Jambore PTKPNF

400.000.000

100,00 62,17

100,00 100,00 Jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti jambore tingkat provinsi kurang dari target dan adanya perubahan jumlah cabang yang dilombakan di tingkat nasional

4.10 Penyelenggaraan MTQ Pelajar Tingkat Provinsi

300.000.000

100,00 94,28

100,00 100,00 -

4.11 Fasilitasi Konsorsium Lembaga PNFI

150.000.000

100,00 88,62

100,00 100,00 Efisiensi konsumsi dan akomodasi

4.12 PembinaanAkreditasi PNF 149.782.000

100,00 96,27

100,00 100,00 -

4.13 Pengkajian kompetensi instruktur lembaga kursus di DIY

65.000.000

100,00 93,63

100,00 100,00 -

4.14 Pengembangan laboratorium bahasa

80.000.000 100,00 93,17 100,00 100,00 -

4.15 Pengembangan laboratorium komputer

150.000.000

100,00 92,30

100,00 100,00 -

4.16 Pengembangan Bahan ajar seri mengenal seni,Budaya dan

35.000.000

100,00 94,13

100,00 100,00 -

Page 143: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 127

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

keunikan Yogyakarta

4.17 Pengembangan Model Kurikulum Penanaman Cinta Lingkungan (Paciling) melalui keluarga

70.000.000

100,00 95,01

100,00 100,00 -

5 Program Pendidikan Luar Biasa

9.500.010.000

100,00 90,25

100,00 95,42

5.1 Pembangunan Gedung Sekolah 1.500.000.000

100,00 75,34

100,00 95,00

Pembangunan gedung SLB 2 Bantul belum selesai keseluruhan

5.2 Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa

220.000.000

100,00 98,80

100,00 100,00 -

5.3 Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa

350.000.000

100,00 98,30

100,00 100,00 -

5.4 Pengadaan Meubeler Sekolah 165.000.000

100,00 97,79

100,00 100,00 -

5.5 Pengadaan Perlengkapan Sekolah

371.000.000

100,00 97,69

100,00 100,00 -

5.6 Pengadaan Sarana Mobilitas Sekolah

360.000.000

100,00 94,92

100,00 100,00 -

5.7 Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah

107.200.000

100,00 93,71

100,00 100,00 -

5.8 Pembinaan Forum Masyarakat Peduli Pendidikan

100.000.000

100,00 98,27

100,00 100,00 -

5.9 Pembinaan Minat, Bakat, dan 249.000.000 100,00 92,75 100,00 100,00 -

Page 144: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

128 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Kreativitas Siswa

5.10 Bantuan Operasional Sekolah 1.810.360.000

100,00 99,12

100,00 100,00 -

5.11 Pengembangan Kurikulum 98.600.000

100,00 96,04

100,00 100,00 -

5.12 Pemberian Beasiswa Magang 360.000.000

100,00 99,44

100,00 100,00 -

5.13 Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

1.496.000.000

100,00 99,92

100,00 100,00 -

5.14 Pemberian Layanan Kesehatan Siswa

370.000.000

100,00 100,00

100,00 100,00 -

5.15 Koordinasi, Pembinaan dan Supervisi Sekolah

63.600.000

100,00 96,53

100,00 100,00 -

5.16 Pembraillean Buku/Naskah 390.000.000

100,00 95,00

100,00 100,00 -

5.17 Pembinaan SOINA 200.000.000 100,00 89,91 100,00 100,00 -

5.18 Pengembangan Resource Center 400.000.000

100,00 0,68

90,00 10,00 Tidak ada rekanan yang mau melaksanakan pekerjaan (lelang dilaksanakan melalui LPSE)

5.19 Jambore PK-PLK 132.000.000 100,00 95,66 100,00 100,00 -

5.20 Pengadaan alat ketrampilan 220.000.000

100,00 96,98

100,00 100,00 -

Page 145: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 129

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

5.21 Peningkatan Pengelolaan assesment guru

220.850.000

100,00 96,27

100,00 100,00 -

5.22 Peningkatan Kompetensi Guru Bhs Inggris SLB

98.800.000

100,00 97,94

100,00 100,00 -

5.23 Peningkatan Kompetensi Pengelola Komputer Guru SLB

98.800.000

100,00 96,61

100,00 100,00 -

5.24 Supervisi Pengawas SLB 40.000.000

100,00 99,43

100,00 100,00 -

6.26 Pengembangan Kompetensi Pengelola PK-PLK (Pendidikan Khusus - Pendidikan Layanan Khusus)

78.800.000

100,00 97,51

100,00 100,00 -

6 Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

16.444.656.200

100,00 62,91

100,00 95.27

-

6.1 Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik

144.000.000

100,00 86,58

100,00 100,00 Peserta yang lulus ujikompetensi awal hanya 123 orang dari rencana 150 peserta

6.2 Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

84.200.000

100,00 98,20

100,00 100,00

6.3 Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi

129.200.000

100,00 95,92

100,00 100,00 -

Page 146: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

130 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6.4 Pemilihan Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah Berprestasi Dan Berdedikasi

334.500.000

100,00 71,45

100,00 100,00 Belanja perjalanan dinas luar daerah tidak terserap, karena peserta/kontingen sudah dibiayai oleh pusat/Kemdikbud (APBN)

6.5 Seleksi Calon Kepala Sekolah

167.900.000

100,00 87,90

100,00 100,00 Belanja perjalanan dinas tidak terserap karena tim pendampingan sudah diberikan honorarium

6.6 Pengembangan Kompetensi Pendidik PAUD Non Formal

410.802.000

100,00 94,64

100,00 100,00 -

6.7 Pengembangan Kompetensi Pendidik TK

130.000.000

100,00 96,57

100,00 100,00 -

6.8 Pengembangan Kompetensi Pendidik SMK

150.000.000

100,00 97,48

100,00 100,00 -

6.9 Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5.866.796.000

100,00 70,48

100,00 100,00 Pembayaran GTT dan PTT tidak terserap Rp 1.716.407.280 karena kebutuhan honor untuk tahun 2012 sudah cukup sebesar Rp 4.114.788.720

6.10 Pemberdayaan MGMP/MKKS 125.000.000 100,00 99,34 100,00 100,00 -

Page 147: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 131

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

SMA

6.11 Pemberdayaan MGMD /K3S SMK

45.000.000

100,00 99,30

100,00 100,00 -

6.12 Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Berbasis Keunggulan Lokal

2.221.864.000

100,00 45,89

100,00 65.00

Rekanan pengadaan cidera janji, sehingga putus kontrak

6.13 Pengembangan TI Bagi Guru Dan TU

1.187.200.000

100,00 95,76

100,00 100,00 -

6.14 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Ujian

72.735.000

100,00 88,63

100,00 100,00 Efisiensi biaya akomodasi karena kegiatan bimbingan cukup dilaksanakan dengan pengurangan jumlah hari pelaksanaan kegiatan di hotel

6.15 Pengembangan Kompetensi Pendidik Non Formal

468.670.000

100,00 85,29

100,00 100,00 -

6.16 Penilaian angka kredit guru, pamong belajar dan kinerja kepsek

128.400.000

100,00 87,82

100,00 100,00 -

6.17 Bimtek karya tulis ilmiah bagi pendidik dan tenaga kependidikan

59.200.000

100,00 91,97

100,00 100,00 -

6.18 Peningkatan mutu pendidik & 117.000.000 100,00 97,54 100,00 100,00 -

Page 148: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

132 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

tenaga kependidikan SLB

6.19 Peningkatan Kompetensi guru SLB

147.800.000

100,00 87,90

100,00 100,00 Adanya sisa belanja honor instruktur

6.20 Penyusunan Peraturan Gubernur pengelolaan pendidikan daerah

388.879.200

100,00 68,03

100,00 100,00 -

6.21 Pengembangan mutu sekolah melalui pemanfaatan Program ICT-EQE (Information Communication Technology)

2.747.000.000

100,00 7,86

100,00 100,00 Bantuan akan disampaikan/dicairkan ke kabupaten/kota pada tahun 2013

6.22 Peningkatan Pemerataan Mutu Pendidikan (EQIP)

676.060.000

100,00 98,02

100,00 100,00 -

6.23 Koordinasi dan Deseminasi Program BTKP

40.000.000

100,00 90,02

100,00 100,00 -

6.24 Evaluasi penyelenggaraan RSBI

93.800.000

100,00 90,57

100,00 100,00 -

6.25 Pengendalian bantuan-bantuan bidang pendidikan

69.540.000

100,00 61,25

100,00 100,00 Perjalanan dinas dalam daerah banyak yang tidak terserap karena keterbatasan waktu

6.26 Kegiatan monitoring & evaluasi pemanfaatan media pembelajaran dalam KBM

71.110.000

100,00 99,13

100,00 100,00 -

6.27 Pemberian jaminan pendidikan 250.000.000 100,00 55,54 100,00 100,00 Efisiensi biaya

Page 149: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 133

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

bagi siswa miskin

perjalanan dinas sesuai kebutuhan jumlah siswa miskin yang diverifikasi

6.28 Pembinaan dan Pengembangan Pustakawan SD

118.000.000

100,00 97,75

100,00 100,00 -

7 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikan

11.331.158.300

100,00 79,34

99.87

99,88

-

7.1 Pelaksanaan Evaluasi Hasil Kinerja Bidang Pendidikan

94.450.000

100,00 63,02

100,00 100,00 Efisiensi akomodasi kegiatan

7.2 Pengendalian Dan Pengawasan Penerapan Azas Efisiensi Dan Efektifitas Penggunaan Dana Dekonsentrasi

28.200.000

100,00 51,11

49.00

38.00

Kegiatan dihentikan sebagai hasil dari pemeriksaan Inspektorat DIY

7.3 Penyelenggaraan Ujian SD/MI 1.145.620.000

100,00 86,79

100,00 100,00 Efisiensi biaya belanja

7.4 Penyelenggaraan Ujian PNF 90.000.000

100,00 63,58

100,00 100,00 Efisiensi biaya dari hasil nego biaya pencetakan soal EHB

7.5 Pemberian Penghargaan Prestasi di Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

3.050.000.000

100,00 63,06

100,00 100,00 Jumlah penerima penghargaan/peraih juara selama tahun 2012

Page 150: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

134 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

tidak memenuhi target

7.6 Pembinaan dan Penyelenggaraan Duta Seni Pelajar se-Jawa- Bali

2.271.571.900

100,00 89,44

100,00 100,00 Efisiensi harga akomodasi dan peralatan hasil dari negosiasi

7.7 Penyelenggaraan Siaran Pendidikan di Media Elektronik

1.038.000.000

100,00 96,55

100,00 100,00 -

7.8 Pengembangan Minat dan Baca Tulis

1.000.000.000

100,00 70,07

100,00 100,00 -

7.9 Pendataan Pendidikan Pengembangan Aplikasi Pendataan Dan E - Administrasi

250.000.000

100,00 99,07

100,00 100,00 -

7.10 Pemeliharaan Website 150.000.000 100,00 95,76 100,00 100,00 -

7.11 Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah/Madrasah

1.337.230.000

100,00 83,73

100,00 100,00 -

7.12 Penyelenggaraan Ujian 147.650.000 100,00 98,98 100,00 100,00 -

7.13 Pengembangan Web BTKP 60.000.000

100,00 96,22

100,00 100,00

7.14 Penyelenggaraan Lomba Siswa berprestasi Kita Harus Belajar (KI HAJAR)

59.886.400

100,00 99,24

100,00 100,00 -

7.15 Penyelenggaraan Hari Anak Nasional

60.000.000

100,00 94,58

100,00 100,00 -

7.16 Penjaminan Mutu Sekolah 518.550.000 100,00 66,84 100,00 100,00 -

Page 151: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 135

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

7.17 Penyelenggaraan Hari Guru 30.000.000

100,00 95,50

100,00 100,00 -

8 Program Pendidikan Tinggi 3.277.690.000

100,00 94,70

100,00 100.00

8.1 Promosi Pendidikan Tinggi 800.000.000

100,00 90,77

100,00 100.00

-

8.2 Pembinaan Minat, Bakat, dan Kreativitas Mahasiswa

300.000.000

100,00 89,18

100,00 100.00

-

8.3 Pemberian bantuan biaya pendidikan mahasiswa/bea mahasiswa

1.670.000.000

100,00 98,92

100,00 100.00

-

8.4 Pemberdayaan IKPM se-Indonesia di Yogyakarta

100.500.000

100,00 97,79

100,00 100.00

-

8.5 Peningkatan Kualitas LPM Bid. Kewirausahaan dan SIBERTIMAS

180.000.000

100,00 93,05

100,00 100.00

-

8.6 Pembinaan, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS bagi siswa, mahasiswa dan pendidik

200.000.000

100,00 84,86

100,00 100.00

-

8.7 Penerbitan Data dan Informasi Perguruan Tinggi DIY

27.190.000

100,00 83,91

100,00 100,00

-

9 Program Akselerasi 1.816.717.000 100,00 97,61 100,00 100,00

Page 152: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

136 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pengembangan Pendidikan Terkemuka

9.1 Pengembangan Jogja Learning Gateway

298.209.000

100,00 96,56

100,00 100,00

-

9.2 Pembinaan Siswa Berbakat 480.000.000

100,00 96,97

100,00 100,00

-

9.3 Promosi Produk - Produk BTKP Melalui Media Elektronik dan Pameran

125.000.000

100,00 91,92

100,00 100,00

-

9.4 Pengembangan dan Produksi Media Pembelajaran Budaya Berbasis TIK

125.000.000

100,00 99,75

100,00 100,00

-

9.5 Kegiatan penerbitan buletin warta guru & jurnal ilmiah Adi Karsa

80.000.000

100,00 97,81

100,00 100,00

-

9.6 Pengembangan Kluster Sekolah IT

56.408.000

100,00 99,88

100,00 100,00

-

9.7 Pengembangan Bahan Ajar Bermuatan Kebencanaan

107.500.000

100,00 99,67

100,00 100,00

-

9.8 Produksi Media Pembelajaran: Animasi, Video, Multimedia

400.000.000

100,00 99,43

100,00 100,00

-

9.9 Diklat penulisan naskah: animasi, video, multimedia pembelajaran Keunggulan Lokal

144.600.000

100,00 97,41

100,00 100,00

-

Page 153: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 137

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

10 Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan Pada BLUD

12.799.946.271

100,00 72,08

100,00 80,57

-

10.1 Pelayanan Pendidikan pada BLUD

3.704.428.300

100,00 94,39

100,00 100 -

10.2 Pendukung Pelayanan Pendidikan pada BLUD

9.095.517.971

100,00 62,99

100,00 72,65

Semua subkegiatan telah terselesaikan kecuali subkegiatan peremajaan peralatan praktik dengan pagu sebesar Rp. 2.487.511.826,00 (ABT) tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan tidak cukup waktu untuk proses lelang pengadaan barang. Barang-barang yang akan diadakan sebagian besar merupakan barang impor, seperti: gas analizer, dinamometer, scanner tool, digital injector, mesin bubut, liang dai.

Sumber : Disdikpora DIY

Page 154: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

138 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan solusi

Pendidikan di DIY memiliki permasalahan yang terkait dengan faktor-faktor di luar sektor pendidikan. Faktor-faktor tersebut antara lain administrasi pemerintah daerah, demografi, sosial budaya, keagamaan, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta akses transportasi dan komunikasi.

Permasalahan

1. Angka putus sekolah tingkat SD/MI sebesar 0,07, atau lebih besar dari target yang ditetapkan yaitu 0,03. Adapun faktor yang melatarbelakangi alasan putus sekolah cenderung karena sosial ekonomi atau, dengan kata lain, masih adanya masyarakat miskin yang kesulitan menanggung biaya pendidikan.

2. Angka putus sekolah SMP/MTs di DIY saat ini sebesar 0,16%. Angka ini lebih kecil dari target yang ditentukan, yaitu sebesar 0,24%. Faktor yang mempengaruhinya sama dengan angka putus sekolah SD/MI, yaitu faktor sosial ekonomi.

3. Jumlah penduduk penyandang ketunaan di DIY rentang usia 7-18 tahun sebanyak 5.559 orang, dengan sebanyak 1.891 orang di antaranya belum mendapatkan kesempatan belajar. Hal ini menunjukkan masih banyak penyandang ketunaan yang belum mendapatkan akses pendidikan.

4. Masih kurangnya SDM di bidang Pendidikan yang berkualitas (kompetensi dan skill).

Solusi

1. Untuk mengatasi angka putus sekolah baik tingkat SD/MI maupun SMP/MTs dapat dilakukan dengan cara Pemberian Beasiswa Retrieval, Bantuan Siswa Miskin, pemberian bantuan biaya pendidikan mahasiswa, dan pemberian Jaminan Pendidikan bagi Siswa Miskin untuk pelajar/mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu.

2. Penyelenggaraan forum masyarakat perduli pendidikan sebagai sarana sosialisasi layanan anak berkebutuhan khusus atau penyandang ketunaan, pemberian beasiswa magang bagi siswa SLB negeri maupun swasta, dan pemberian bantuan operasional untuk SLB swasta se-DIY.

3. Peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan, antara lain dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

a. Memfasilitasi peningkatan kompetensi dan sertifikasi guru;

Page 155: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 139

b. Memberikan pelatihan tentang wawasan budaya/kearifan lokal kepada guru;

c. Mengadakan pembinaan terhadap minat, bakat, dan kreativitas siswa;

d. Mengadakan pembinaan yang lebih intensif terhadap sekolah-sekolah kejuruan dalam rangka pengembangan kewirausahaan;

e. Mengadakan pembinaan untuk tim pengembang kurikulum; f. Melaksanakan sosialisasi pendidikan berbasis keunggulan lokal

dengan menekankan pembelajaran pada potensi lokal di DIY.

2. URUSAN KESEHATAN

a) Kondisi Umum

Tujuan dari pembangunan kesehatan menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada: 1) perikemanusiaan; 2) pemberdayaan dan kemandirian; 3) adil dan merata, serta; 4) pengutamaan dan manfaat.

Pembangunan kesehatan di DIY yang dilaksanakan berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan didapatkannya berbagai penghargaan sektor kesehatan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, oleh DIY. Prestasi tersebut tidak lepas dari kontribusi masyarakat dan sektor lain dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di DIY.

Beberapa hal yang menjadi isu mendasar pembangunan kesehatan di DIY adalah peningkatan jaminan pemeliharaan semesta, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan/pelatihan dan riset kesehatan. Sedangkan beberapa isu terkait kesehatan jiwa di DIY antara lain pelayanan kesehatan jiwa untuk gelandangan psikotik, pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, dan masih tingginya kasus NAPZA di DIY. Perlu disadari bahwa kesehatan dan permasalahanya bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi semua pihak di DIY seperti dunia usaha, LSM, dunia pendidikan, dan masyarakat sendiri. Sebab, permasalahan kesehatan terkait dengan faktor seperti keadaan geografis dan lingkungan, sosial budaya, IPTEK, dan lain sebagainya.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan serta memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat ke depan, Pemda DIY melalui RS Grhasia

Page 156: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

140 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

terus melakukan peningkatan kualitas manajemen dan pelayanan. RS Jiwa Grhasia selain memberikan pelayanan kesehatan jiwa, juga memberikan pelayanan kesehatan spesialistik lainnya seperti Unit Gawat Darurat, pelayanan gigi, konsultasi psikologis, dan lainnya. Pada Oktober 2008, RS Jiwa Grhasia telah mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000, disusul dengan mendapatkan ISO 9001 : 2008 pada November 2011. Pada Februari 2012, RS Jiwa Grhasia memperoleh akreditasi. Lalu, pada bulan agustus 2012, RS Jiwa Grhasia mendapatkan status PPK-BLUD penuh.

Indikator sebagai tolok ukur pencapaian target kinerja urusan kesehatan di DIY tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.3 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2011-2012

No Indikator

2011 2012

Target Realisasi Target Realisasi %

Realisasi

1 Umur Harapan Hidup *) 74,3 74 74,4 74 99,60

2 Angka Kematian Balita *) 17 19 16 19 84,42

3 Angka Kematian Bayi *) 16 17 16 17 94,12

4 Angka Kematian Ibu Melahirkan* *)

102 103 102 103 99,03

5 Prevalensi Gizi Buruk **) 0,83 0,68 0,81 0,59 137,29

6 Cakupan Rawat Jalan Puskesmas **)

12,50 15 12,50 17 136,00

7 Cakupan Rawat Inap Rumah Sakit **)

1,35 2,5 1,38 2,7 195,65

Sumber : *) BPS **)Dinkes DIY

Capaian derajat kesehatan (Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Melahirkan) DIY menempati peringkat terbaik secara nasional. Capaian usia harapan hidup di suatu wilayah menggambarkan keberhasilan program kesehatan dan program sosial ekonomi pada umumnya di wilayah tersebut. Sebagaimana disajikan dalam tabel, saat ini umur harapan hidup DIY mencapai 74 Tahun (UHH secara nasional menurut BPS sebesar 69 tahun). Meningkatnya pelayanan kesehatan, dan naiknya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kemampuan memenuhi kebutuhan gizi dan kalori dan tingkat pendidikan yang lebih baik yang memungkinkan memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai pada gilirannya juga akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia

Page 157: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 141

harapan hidupnya. Capaian Umur Harapan Hidup yang tinggi di DIY memberi konsekuensi dalam hal peningkatam kualitas hidup masyarakat usia lanjut. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain: 1) meningkatkan Pelayanan Geriatri; 2) menyediakan Puskesmas Santun Usial, Posyandu Usila, serta; 3) mengembangkan pelayanan di sarana kesehatan.

Capaian Indikator kesehatan lainnya, seperti Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Kematian Balita, dan Angka Kematian Bayi, menunjukkan tren positif. Angka Kematian Ibu (AKI) di DIY sejak tahun 2008–2012 mengalami penurunan dari 105 per-100.000 Kelahiran hidup pada tahun 2008, 104 per-100.000 Kelahiran hidup pada tahun 2009, dan menjadi 103 per-100.000 Kelahiran hidup pada tahun 2012. Angka tersebut jauh di bawah Angka Kematian Ibu nasional sebesar 228 per-100.000 (SDKI 2007). Angka kematian Balita di DIY, sebagaimana disajikan dalam tabel, saat ini sudah mencapai 19 per-1000 Kelahiran hidup. Angka tersebut di bawah angka nasional sebesar 44 per-1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Sedangkan Angka kematian Bayi, sebagaimana disajikan dalam tabel, saat ini mencapai 17 per-1000 kelahiran hidup. Angka tersebut di bawah angka nasional sebesar 34 per-1000 kelahiran hidup (SDKI 2007).

Pola penyakit menular yang selalu menjadi sepuluh besar penyakit (puskesmas) selama beberapa tahun terakhir adalah influensa, diare, pneumonia, typhus perut klinis, diare berdarah (disentri), tersangka TB paru, campak dan TBC dengan BTA (+). Sementara untuk balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit penyakit infeksi. Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, problem penyakit tidak menular pun cenderung meningkat. Beberapa penyakit tersebut di antaranya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), hipertensi, stroke, diabetes mellitus, kanker, hingga gangguan jiwa.

Prevalensi balita dengan gizi buruk dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Prevalensi gizi buruk di DIY pada tahun 2011 sebesar 0,68%, dari target sebesar 0,83%. Angka ini menurun menjadi 0,59% pada tahun 2012, dari target sebesar 0,81%. Demikian juga prevalensi balita gizi kurang mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dari 10.28% pada tahun 2011 menjadi 8,53% pada tahun 2012. Jika dibandingkan dengan target nasional sebesar 15% untuk gizi kurang (termasuk didalamnya gizi buruk) pada tahun 2014 dan capaian prevalensi gizi kurang tingkat nasional sebesar 17,9% pada tahun 2010, data tersebut menunjukkan bahwa capaian prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di DIY sudah jauh melampaui target, baik lokal maupun nasional. Namun demikian, tidak

Page 158: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

142 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

menutup kemungkinan masih adanya kasus-kasus gizi buruk di DIY. Untuk itu, seluruh elemen masyarakat, birokrat dan swasta diharapkan tetap waspada serta dapat bersama sama meningkatkan komitmennya untuk menurunkan prevalensi gizi buruk, atau minimal mempertahankan.

Page 159: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 143

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.4 Program/Kegiatan Urusan Kesehatan Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

531.765.000 100,00 99,33 100,00 100,00 -

1.1 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

317.500.000 100,00 99,02 100,00 100,00 -

1.2 Peningkatan Peran Serta Masy melalui Upaya Kes Berbasis Masy (UKBM)

214.265.000 100,00 99,79 100,00 100,00 -

2 Perbaikan gizi Masyarakat 627.525.000 100,00 96,35 100,00 100,00 -

2.1 Penyusunan Peta Informasi Masy Kurang Gizi

18.807.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.2 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin

25.325.000 100,00 98,06 100,00 100,00 -

2.3 Penanggulangan KEP Anemia gizi besi, GAKY,kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi Mikro lainnya.

398.590.000 100,00 96,11 100,00 100,00 -

2.4 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.

18.792.000 100,00 94,25 100,00 100,00 -

2.5 Penanggulangan Gizi Lebih 125.219.000 100,00 97,08 100,00 100,00 -

2.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 40.792.000 100,00 94,63 100,00 100,00 -

3 Program Pengembangan Lingkungan Sehat.

623.210.200 100,00 97,49 100,00 100,00 -

Page 160: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

144 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.1 Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat

14.000.000 100,00 97,86 100,00 100,00 -

3.2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 22.034.000 100,00 96,65 100,00 100,00 -

3.3 Pengembangan Kab / Kota Sehat 64.680.000 100,00 98,49 100,00 100,00 -

3.4 Surveilans Kesehatan Lingkungan 68.708.000 100,00 99,44 100,00 100,00 -

3.5 Peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masya (STBM)

133.200.200 100,00 96,96 100,00 100,00 -

3.6 Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)

219.650.000 100,00 96,66 100,00 100,00 -

3.7 Penyehatan Tempat-Tempat Umum(TTU) (DANA CUKAI TEMBAKAU)

100.938.000 100,00 98,14 100,00 100,00 -

4 Program pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.

2.699.080.800 100,00 93,45 100,00 98,82 -

4.1 Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

38.519.800 100,00 89,72 100,00 100,00 Terjadi efisiensi dalam penggunaan perjalanan dinas (sesuai kebutuhan)

4.2 Peningkatan Imunisasi 210.000.000 100,00 97,26 100,00 100,00 -

4.3 Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah

210.000.000 100,00 99,13 100,00 100,00 -

4.4 Pencegahan Penularan Penyakit DBD 194.100.000 100,00 98,91 100,00 100,00 -

4.5 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit TB Paru

300.000.000 100,00 87,58 100,00 100,00 Sisa pengadaan reagensia

Page 161: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 145

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

4.6 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS

860.526.000 100,00 90,15 100,00 93,21 1. Pasien yang semestinya memeriksakan efek samping ARV tidak dapat dihadirkan sesuai target 2. Pasien yang seharusnya diperiksa CD4 tidak dapat dihadirkan sesuai target

4.7 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Malaria

146.060.000 100,00 99,91 100,00 100,00 -

4.8 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Zoonosis

280.347.000 100,00 92,21 100,00 96,50 Audit kasus zoonosisdi hanya lakukan 1 kali karena kasus kematian menurun

4.9 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Lainnya

459.528.000 100,00 95,80 100,00 99,66 Masyarakat masih merasa tidak nyaman untuk diperiksa "Papsmear", sehingga masih belum mencapai jumlah WUS yang

Page 162: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

146 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

ditargetkan

5 Program Pengadaan,Peningkatan Sarana dan Prasarana RS / RSJ / RS paru-paru/RS mata.

4.854.426.450 100,00 87,37 100,00 100,00 -

5.1 Pengadaan Alat-alat kesehatan RS di BP4 (Dana Cukai Tembakau)

583.263.400 100,00 67,98 100,00 100,00 Sisa lelang

5.2 Pengadaan Obat-obatan RS 1.240.672.400 100,00 94,33 100,00 100,00 -

5.3 Pengadaan Mebeleur Rumah Sakit 50.000.000 100,00 76,22 100,00 100,00 sisa pengadaan

5.4 Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga RS (dapur ruang pasien,laundry,ruang tunggu dll)

80.000.000 100,00 93,63 100,00 100,00 -

5.5 Pengadaan Bahan-bahan Logistik RS 266.436.000 100,00 36,66 100,00 100,00 Disesuaikan dengan kebutuhan

5.6 Pengadaan Pencetakan Administrasi dan Surat Menyurat RS

80.000.000 100,00 98,19 100,00 100,00 -

5.7 Pengadaan Reagen/Bahan Kimia (Dana Cukai Tembakau)

1.595.339.300 100,00 95,31 100,00 100,00 -

5.8 Pengadaan Alat-alat Kesehatan 824.715.350 100,00 92,40 100,00 100,00 -

5.9 Pembangunan Rumah Sakit 134.000.000 100,00 87,91 100,00 100,00 Sisa lelang

6 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS/RSJ/RS paru-paru/RS mata.

217.700.000 100,00 87,98 100,00 100,00 -

Page 163: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 147

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6.1 Pemeliharaan rutin/berkala RS 100.000.000 100,00 79,70 100,00 100,00 -

6.2 Pemeliharaan rutin/berkala Instalasi Pengolahan Limbah RS

20.000.000 100,00 85,70 100,00 100,00 -

6.3 Pemeliharaan rutin/berkala Alat-alat Kesehatan RS

50.000.000 100,00 94,04 100,00 100,00 -

6.4 Pemeliharaan rutin/berkala Perlengkapan RS

30.000.000 100,00 99,88 100,00 100,00 -

6.5 Pemeliharaan rutin/berkala Hewan percobaan

17.700.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7 Program Sediaan Farmasi Perbekalan Kesehatan dan Pengawasan Makanan

277.733.840 100,00 94,15 100,00 100,00 -

7.1 Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan

183.660.000 100,00 93,22 100,00 100,00 -

7.2 Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas dan RS

10.490.000 100,00 99,62 100,00 100,00 -

7.3 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

83.583.840 100,00 95,49 100,00 100,00 -

8 Program Penanganan Pembiayaan Kesehatan Penduduk Miskin

186.639.500 100,00 99,57 100,00 100,00 -

8.1 Pengembangan Jaminan Pelayanan Kesehatan

69.005.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.2 Pengembangan Jaminan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

117.634.000 100,00 99,32 100,00 100,00 -

9 Program Pelayanan Kesehatan 500.439.000 100,00 94,32 100,00 100,00 -

Page 164: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

148 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

9.1 Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji 15.892.000 100,00 99,94 100,00 100,00 -

9.2 Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan

290.729.800 100,00 98,60 100,00 100,00 -

9.3 Peningkatan Kesehatan Masyarakat 193.817.200 100,00 87,45 100,00 100,00 Biaya perjalanan dinas/pengiriman pemenang bagi Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Provinsi ke Jakarta telah ditanggung oleh Kementrian Kesehatan, sehingga anggaran yang tersedia di DIY tidak dapat dimanfaatkan

10 Program Sistem Informasi Kesehatan

170.577.000 100,00 97,12 100,00 100,00 -

10.1 Pengelolaan Digital Government Services Kesehatan

100.577.000 100,00 95,13 100,00 100,00 -

10.2 Penyusunan dan Pengumpulan Data/Informasi Kesehatan

70.000.000 100,00 99,97 100,00 100,00 -

11 Program Pendidikan Kesehatan dan Sumberdaya Kesehatan

578.165.500 100,00 87,16 100,00 99,58 -

11.1 Pelatihan Nakes Pranata Labkes 45.000.000 100,00 88,38 100,00 100,00 Sisa biaya pengiriman peserta

Page 165: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 149

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Diklat teknis pemeriksaan kimia, diklat patologi klinik berkesinambungan dan diklat kalibrasi alat laboratorium, diklat teknis mikrobiologi

11.2 Pendidikan dan Pelatihan Formal Kesehatan

245.941.500 100,00 96,40 100,00 100,00 -

11.3 Pelatihan Kesehatan Masyarakat 50.000.000 100,00 96,49 100,00 100,00 -

11.4 Perijinan dan Pembinaan Tenaga dan Sarana Kesehatan

153.130.000 100,00 95,65 100,00 100,00 -

11.5 Peningkatan Mutu Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)

14.895.000 100,00 99,97 100,00 100,00 -

11.6 Pembinaan dan Kemitraan Institusi Pendidikan Nakes

69.199.000 100,00 95,00 100,00 98,33 1) Terdapat jadwal wasdalbin yang tidak dapat disinkronkan antara institusi diknakes dan tim wasdalbin 2) Terdapat 2 (dua) institusi diknakes baru berdiri, sehingga msh dalam

Page 166: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

150 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

tahap sosialisasi instrumen wasdalbin, belum dapat dilakukan pengawasan dan pengendalian

12 Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

178.300.000 100,00 97,93 100,00 100,00 -

12.1 Survei Kesehatan Daerah 92.840.000 100,00 97,85 100,00 100,00 -

12.2 Monitoring Evaluasi dan pelaporan 85.460.000 100,00 98,03 100,00 100,00 -

13 Program Pengembangan Manajemen Kesehatan

283.700.000 100,00 96,21 100,00 100,00 -

13.1 Pengembangan Mutu Manajemen Pelayanan Kesehatan

225.887.000 100,00 95,27 100,00 100,00 -

13.2 Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

57.813.000 100,00 99,87 100,00 100,00 -

14 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD

62.800.255.350 100,00 48,82 100,00 96,50 -

Page 167: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 151

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

14.1 Pelayanan Kesehatan pda BLUD 62.061.032.000 100,00 48,28 100,00 95,00 1) Sistem INA GBS, yaitu aturan yang ada Di Kemkes yang sudah di terapkan di Jamkesos berpengaruh terhadap Pembayaran Klaim ke Rumah Sakit , 2) Rumah Sakit terlambat memasukkan Klaim ke Bapel Jamkesos, sehingga akan mempeharuhi penarikan kas.

14.2 Pendukung Pelayanan Kesehatan pada BLUD

739.223.350 100,00 93,91 100,00 98,00 -

15 Program Kesehatan Lansia 160.513.500 100,00 98,39 100,00 100,00 -

15.1 Perencanaan Program Kesehatan lansia

7.708.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

15.2 Sosialisasi Buku Pedoman Program Kesehatan lansia 2012

38.741.200 100,00 100,00 100,00 100,00 -

15.3 Pengembangan Puskesmas Santun Usila

48.310.800 100,00 97,22 100,00 100,00 -

Page 168: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

152 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

15.4 Bimtek Program Kesehatan Lansia di Puskesmas

27.069.000 100,00 98,04 100,00 100,00 -

15.5 Monev Program Kesehatan Lansia di Provinsi

12.326.500 100,00 98,05 100,00 100,00 -

15.6 Orientasi Penanganan Gangguan Kesehatan Lansia

26.358.000 100,00 98,19 100,00 100,00 -

16 Program Kesehatan Balita 75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

16.1 Pengembangan Katerpaduan SDIDTK Balita

48.650.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

16.2 Pengembangan MTBS 26.349.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

17 Program Kesehatan Bayi 32.866.000 100,00 99,94 100,00 100,00 -

17.1 Pembinaan Teknis Pasca Pelatihan Manajemen Asfiksia/BBLR

14.014.520 100,00 100,00 100,00 100,00 -

17.2 Pengembangan Surveilans KIA 12.851.480 100,00 99,86 100,00 100,00 -

17.3 Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Anak

6.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

18 Program Kesehatan Ibu 129.974.900 100,00 99,88 100,00 100,00 -

18.1 Pelatihan PPGDON Nakes 21.050.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

18.2 Sosialisasi Pengenalan Tanda Bahaya Bumil, Bufas, Bulin

26.167.900 100,00 100,00 100,00 100,00 -

18.3 Evaluasi dan Koordinasi Pelayanan Kesehatan Ibu

8.922.900 100,00 100,00 100,00 100,00 -

18.4 Sosialisasi Pelaksanaan Sistem Mata Rantai Rujukan

22.883.300 100,00 100,00 100,00 100,00 -

Page 169: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 153

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

( Rp )

Keuangan( % ) FISIK ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

18.5 Penguatan Pelayanan KB 16.810.900 100,00 100,00 100,00 100,00 -

18.6 Penguatan Task Force KIA 18.490.000 100,00 99,16 100,00 100,00 -

18.7 Evaluasi RS PONEK 15.649.900 100,00 100,00 100,00 100,00 -

19 Program Kesehatan Anak dan Remaja

62.260.000 100,00 99,98 100,00 100,00 -

19.1 Pertemuan FKPKRR Provinsi 12.268.100 100,00 99,92 100,00 100,00 -

19.2 Koordinasi Puskesmas PKPR di Kab/Kota

24.147.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

19.3 Koordinasi Keterpaduan Kespro Remaja di Kab/Kota

25.844.400 100,00 100,00 100,00 100,00 -

20 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD (RS GRHASIA)

14.006.406.627 100,00 85,89 100,00 90,91 -

20.1 Pelayanan Kesehatan pda BLUD 10.227.888.788 100,00 86,31 100,00 92,56 * )

20.2 Pendukung Pelayanan Kesehatan pada BLUD

3.778.517.839 100,00 84,75 100,00 86,44 **)

Keterangan :

*)

- Pada pelayanan gizi terdapat sisa anggaran yang merupakan biaya untuk logistik pasien, hal ini dikarenakan target BOR sebesar 80% tidak tercapai, hanya tercapai 78%; - Pada pelayanan IGD terdapat indikator yang capaian nya tidak terlaksana sesuai target, yaitu indikator terlaksananya kegiatan pelayanan ambulance 118 dan kegiatan

penjemputan pasien; - Target pada pelayanan NAPZA tidak tercapai pada pendampingan pasien NAPZA dan permintaan penyuluhan eksternal NAPZA dan jiwa; - Pada pelayanan mutu layanan laboratorium, indikator pemeriksaan radiologi realisasi capaian tidak sesuai dengan target karena terdapat penurunan kunjungan pasien,

akibat perubahan tarif;

Page 170: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

154 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

- Pada pelayanan tenaga PTT dan imbal jasa hasil layanan RS, pembagian jasa layanan berdasarkan pendapatan sampai dengan tanggal 20 Desember 2012 (terdapat sisa 10 hari) sehingga terdapat sisa anggaran dan proses perekruitan pegawai belum dilaksanakan karena peraturan tenaga kontrak, yaitu Pergub Nomor 46 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai dan PNS pada BLUD, baru dikeluarkan pada bulan Agustus 2012;

- Pada pelayanan diklat realisasi, capaian tidak sesuai dengan target yang direncanakan, karena pada pelatihan atau workshop yang diadakan tidak semua peserta hadir.

**)

- Pada pendukung pelayanan administrasi RS, target yang direncanakan tidak tercapai 100% dikarenakan terdapat beberapa indikator yang realisasinya tidak sesuai target, yaitu target tersedianya makanan dan minuman rapat dan tamu, terselenggaranya rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar daerah, serta terlaksananya pengiriman pegawai untuk diklat;

- Pada pendukung pelayanan sarana prasarana aparatur terdapat beberapa pengadaan barang yang tidak dilakukan karena beberapa barang membutuhkan waktu pemesanan;

- Pendukung pelayanan manajemen pelayanan RS, sisa anggaran merupakan efisiensi dan biaya honor yang tidak terserap untuk peserta pelatihan CPP dan perubahan paradigma untuk akreditasi, terdapat sisa anggaran karena tidak semua peserta yang diundang bisa hadir (dinas luar, tugas belajar, ijin belajar, sakit, dll.).

Page 171: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 155

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Kasus dan kematian akibat penyakit tidak menular, khususnya Cardiovascular disease, kanker dan obstruksi paru, semakin berkembang.

2. Jaminan kesehatan penduduk kelas menengah dan hampir miskin masih rendah.

3. DIY merupakan wilayah rawan bencana dengan intensitas yang cukup tinggi dan keragaman jenis bencana sementara, di sisi lain, memiliki keterbatasan sumber daya anggaran dan masih memiliki permasalahan dalam prosedur, kemampuan teknis dan manajerial bencana, termasuk batasan kewenangan lintas administratif.

4. Penerapan pola perilaku hidup bersih dan sehat untuk kesiapsiagaan menghadapi ancaman risiko penyakit masih belum sepenuhnya baik, termasuk di dalamnya adalah pola makan keluarga, kesehatan lingkungan (sanitasi dan akses air bersih), pencegahan penyakit menular, aktifitas fisik, penggunaan obat, jaminan kesehatan dan lain sebagainya.

5. Peran sektor swasta dan sektor pemerintah di luar kesehatan dalam pembangunan berwawasan kesehatan masih kurang.

6. Masih terdapat disparitas, baik kuantitas maupun kualitas, tenaga kesehatan di DIY.

7. Kurangnya pengetahuan masyarakat umum tentang masalah kesehatan jiwa (kesehatan jiwa bukan hanya psikotik) dan deteksi dininya.

Solusi

1. Mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular, melalui:

a. Peningkatan upaya pemerintah dalam pemberantasan dan pencegahan penyakit;

b. Peningkatan peran lembaga pemerintah, nonpemerintah dan swasta dalam kegiatan mengurangi faktor risiko.

2. Mengembangkan sistem jaminan pelayanan kesehatan menuju Jamkesta melalui berbagai strategi, di antaranya pembiayaan keluarga miskin, pengembangan sistem premi asuransi bagi penduduk nonmiskin.

Page 172: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

156 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dan dampak bencana serta peningkatan koordinasi dengan instansi terkait di DIY.

4. Peningkatan akses dan mutu:

a. Pelayanan kesehatan oleh lembaga pemerintah maupun swasta; b. Perbaikan gizi dan pelayanan perbaikan kesehatan lingkungan; c. Pengembangan informasi kesehatan oleh pemerintah, lembaga

nonpemerintah dan swasta yang mendukung tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan.

5. Menggerakkan dan memberdayakan sektor swasta dan masyarakat, melalui:

a. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan monitoring pembangunan kesehatan di DIY;

b. Mendorong masyarakat mandiri dalam pemenuhan kebutuhan dan kesinambungan pelayanan kesehatan;

c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat melalui posyandu, desa siaga, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan.

6. Optimalisasi tenaga kesehatan.

7. Penyuluhan, promosi, iklan dan pelaksanaan kegiatan DSSJ (Desa Siaga Sehat Jiwa)

3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

a) Kondisi Umum

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten harus dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk dapat mencegah hal tersebut, maka upaya peningkatan pengetahuan dan penyadaran para pemangku kepentingan, melalui berbagai metode dan media yang efektif, perlu terus dilaksanakan.

Mengingat persoalan lingkungan merupakan persoalan yang bersifat lintas wilayah administrasi, lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan, maka tingkat capaian kondisi kualitas lingkungan pada dasarnya merupakan akumulasi dari tingkat keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan,

Page 173: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 157

baik oleh instansi sektor, kabupaten/kota, maupun para pemangku kepentingan lainnya. Konsistensi partisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup dari para pemangku kepentingan seperti pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat maupun masyarakat, merupakan kunci penting.

Adapun target dan realisasi kinerja urusan lingkungan hidup atau pembangunan bidang lingkungan hidup tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.5 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2011-2012

No. Indikator Satuan

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air: a. Penurunan

Pencemaran Air - BOD - COD - Bakteri Coli

mg/lt mg/lt

MPN/100 ml

6,63 20,21

91,681

< 9 < 45

< 75.000

6,935

15,599 626.689,8

100,00 100,00 target tidak

tercapai

b. Penurunan Pencemaran Udara - CO - HC - Pb - NOx - Konsentrasi

partikulat

ppm

µg/m3

µg/m3

µg/m3

µg/m3

6,29

100,34 0,95

51,21 31,70

< 14 < 145 < 2

< 400 < 150

7,00

64,31 0,28

27,82 29,50

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

2. Jumlah sumber pencemar lingkungan yang tertangani

Unit Usaha 410 360 413 114,72

3. Penurunan luas kerusakan lahan

Ha 7,5 9 17 188,89

4. Penurunan fluktuasi muka air tanah

Cm 197 253 186,5 135,66

Sumber: BLH DIY

1) Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air

Parameter utama yang digunakan untuk menilai kualitas air sungai adalah Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Data realisasi kinerja menunjukkan kualitas air sungai pada tahun 2012 masih bagus, karena nilai BOD dan COD

Page 174: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

158 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

sudah memenuhi target yakni untuk BOD sebesar 6,935 mg/lt, dari target yang harus dicapai sebesar <9 mg/lt. Meskipun demikian, ada sedikit penurunan kualitas bila dibandingkan dengan nilai BOD yang dicapai pada tahun 2011, yakni 6,63 mg/lt. Nilai COD pada tahun 2012 sebesar 15,599 mg/lt, dari target sebesar <45 mg/l. Pada tahun 2011, nilai COD diperoleh sebesar 20,21 mg/lt. Berarti, berdasarkan parameter COD, kualitas air sungai semakin membaik. Dengan kata lain, terjadi penurunan pencemaran kualitas air sungai.

Parameter utama kualitas air berupa bakteri coli, di tahun 2012, sebesar 626.689,8 MPN/100 ml. Angka ini terlihat sangat tinggi atau melonjak tajam dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 91,681 MPN/100 ml. Dengan demikian, target realisasi kinerja sebesar <75.000 MPN/100 ml belum tercapai. Angka tersebut menunjukan telah terjadi penurunan kualitas air sungai atau peningkatan pencemaran air sungai oleh bakteri coli. Belum tercapainya target penurunan jumlah bakteri coli disebabkan masih banyak rumah tangga yang mengalirkan limbahnya ke sungai dengan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Sumber-sumber pencemar lain yang ilegal juga memberi andil. Untuk mempercepat tercapainya target akan terus diupayakan peningkatan kesadaran masyarakat serta fasilitasi yang diperlukan.

Untuk kualitas udara ambien digunakan parameter utama, yaitu konsentrasi Carbon Monoksida (CO), Hidro Carbon (HC), Plumbum (Pb), Nitrogen Oksida (NOx), dan konsentrasi partikulat. Target parameter tersebut telah tercapai, bahkan telah terjadi peningkatan kualitas udara ambien berdasarkan konsentrasi parameter tersebut di atas. Meskipun demikian, ada sedikit penurunan kualitas untuk konsentrasi CO. Konsentrasi CO yang pada tahun 2011 sebesar 6,29 ppm, pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 7,00 ppm. Walaupun terjadi peningkatan konsentrasi CO, namun realisasi kinerja telah memenuhi target karena target konsentrasi CO untuk tahun 2012 adalah < 14 ppm.

2) Jumlah Sumber Pencemar Lingkungan yang Tertangani

Jumlah sumber pencemar lingkungan yang tertangani dari tahun 2012 meningkat dibandingkan yang tertangani pada tahun 2011, bahkan telah melampaui target yang ditetapkan. Target yang harus dicapai pada tahun 2012 sebanyak 360 unit usaha, sementara realisasi atau capaian kinerja pada tahun 2011 sebesar 410 unit

Page 175: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 159

usaha dan pada tahun 2012 sebesar 413 unit usaha. Dengan demikian, persentase realisasi kinerjanya sebesar 114,72%. Sumber pencemar yang tertangani tersebar di kabupaten/kota se-DIY. Umumnya merupakan kegiatan usaha seperti hotel, rumah sakit, industri dan UMKM yang potensial menimbulkan pencemaran baik air sungai akibat buangan limbah cairnya maupun pencemaran udara akibat emisi dari cerobong asapnya.

3) Penurunan Luas Kerusakan Lahan

Capaian kinerja untuk penurunan luas kerusakan lahan dari tahun 2011–2012 meningkat, yakni dari 7,5 hektar (Tahun 2011) menjadi 17 hektar (Tahun 2012). Pada tahun 2011, target kinerja sebesar 6 hektar sudah dapat dicapai, bahkan melampaui target kinerja dengan persentase realisasi sebesar 125,00%. Demikian juga pada tahun 2012, target kinerja sebesar 9 hektar sudah dapat dicapai dan dilampaui dengan persentase realisasi sebesar 188,89%. Keberhasilan tersebut dicapai dengan beberapa upaya yang sudah dilaksanakan pada tahun 2012 dengan biaya dari APBD didukung juga oleh APBN. Upaya-upaya tersebut adalah:

a. Reklamasi lahan bekas galian/penambangan golongan C dengan dana APBD di Dusun Balong, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman seluas 1 hektar dan di Dusun Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman seluas 6 hektar;

b. Penghijauan lahan rawan longsor dengan dana APBD di Dusun Nglambur, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo seluas 6 hektar;

c. Penghijauan lahan kritis pesisir pantai dengan dana APBN di Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul seluas 2 hektar dan di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul seluas 2 hektar.

4) Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah

Penurunan fluktuasi muka air tanah didasarkan pada perbedaan kedalaman dari hasil pengukuran muka air tanah (sumur) dari permukaan tanah pada saat musim kemarau dibandingkan dengan pada saat musim penghujan. Capaian kinerja penurunan fluktuasi muka air tanah dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang semakin baik dan memenuhi target yang ditetapkan. Pada Tahun 2008, fluktuasi muka air tanah terukur 273

Page 176: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

160 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

cm. Pada tahun 2009, realisasi capaian tersebut adalah 188 cm, dengan target kinerja yang ditetapkan sebesar 268 cm. Ini berarti terjadi peningkatan kuantitas air tanah sebesar 30% dari yang telah ditargetkan. Angka penurunan fluktuasi muka air tanah untuk tahun 2010 relatif kecil, yakni 76 cm. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pendeknya musim kemarau, di samping karena keberhasilan dalam pelaksanaan konservasi air melalui kegiatan pembuatan SPAH, lubang biopori, maupun penghijauan.

Pada tahun 2011, target kinerja fluktuasi muka air tanah yang ditetapkan sebesar 258 cm, sedangkan realisasi capaiannya sebesar 197 cm, sehingga realisasi atau capaiannya mencapai 123,6 persen. Realisasi kinerja penurunan fluktuasi muka air tanah pada tahun 2012 adalah 186,5 cm dengan target kinerja sebesar 253 cm. Dengan demikian, realisasinya telah memenuhi atau bahkan lebih bagus dari target yang ditetapkan. Hal ini ditunjukkan oleh persentase realisasinya yang mencapai 135,66%. Semakin kecil selisih kedalaman air tanah pada saat musim kemarau dan musim penghujan berarti ketersediaan air tanah secara kuantitatif semakin stabil (membaik). Ini berarti terjadi peningkatan kuantitas air tanah yang cukup signifikan. Data perhitungan ini berdasarkan hasil pemantauan muka air tanah pada 33 titik lokasi pemantauan yang tersebar di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta, terutama di sekitar Sungai Code, Sungai Winongo, dan Sungai Gajahwong.

Untuk meningkatkan kuantitas muka air tanah dilakukan dengan melaksanakan kegiatan konservasi air (di daerah tangkapan air), melalui pembuatan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH), gerakan pembuatan lubang sejuta biopori serta penghijauan. Di samping disebabkan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut, penurunan fluktuasi muka air tanah secara alami pada tahun 2011 dan 2012 didukung oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi.

Page 177: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 161

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.6 Program/Kegiatan Urusan Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

150.000.000 100,00 99,69 100,00 100,00

1.1 Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan

150.000.000 100,00 99,69 100,00 100,00

2 Program Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup

3.084.625.100 100,00 95,80 100,00 100,00

2.1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.2 Koordinasi Penilaian Langit Biru 733.980.000 100,00 97,34 100,00 100,00

2.3 Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

72.443.000 100,00 93,02 100,00 100,00

2.4 Pengkajian Dampak Lingkungan 154.965.000 100,00 58,90 100,00 100,00 *)

2.5 Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih

175.000.000 100,00 99,29 100,00 100,00

2.6 Ekspos Hasil Pengelolaan LH 54.699.350 100,00 100,00 100,00 100,00

2.7 Pemantauan Kualitas Udara Ambien 99.870.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.8 Pemantapan Program Adiwiyata 100.000.000 100,00 98,50 100,00 100,00

2.9 Pemantauan Kualitas Air 195.000.000 100,00 99,80 100,00 100,00

Page 178: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

162 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.10 Pembinaan teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL dan DPL

164.413.000 100,00 94,64 100,00 100,00

2.11 Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

92.343.000 100,00 76,75 100,00 100,00 **)

2.12 Penerapan Eko-Efisiensi 79.470.000 100,00 99,84 100,00 100,00

2.13 Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Sungai

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.14 Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan Hidup

319.980.000 100,00 99,04 100,00 100,00

2.15 Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan

61.864.200 100,00 99,80 100,00 100,00

2.16 Peringatan Hari Penting Terkait Lingkungan Hidup

150.000.000 100,00 99,23 100,00 100,00

2.17 Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan Hidup

74.450.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.18 Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Pengelolaan Laboratorium di Lingkungan Pendidikan SMA/SMK Dan PT

77.407.800 100,00 99,93 100,00 100,00

2.19 Pengendalian Pencemaran Air 200.000.000 100,00 98,75 100,00 100,00

2.20 Pengendalian B3 dan Limbah B3 51.500.000 100,00 99,06 100,00 100,00

2.21 Penyusunan SPM Bidang LH 37.328.750 100,00 98,89 100,00 100,00

Page 179: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 163

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.22 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian LH

64.911.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

1.408.875.000 100,00 96,14 100,00 100,00

3.1 Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air

616.200.000 100,00 94,31 100,00 100,00

3.2 Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan

200.000.000 100,00 97,60 100,00 100,00

3.3 Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air

100.000.000 100,00 93,69 100,00 100,00

3.4 Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA

72.000.000 100,00 98,26 100,00 100,00

3.5 Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem

135.675.000 100,00 97,71 100,00 100,00

3.6 Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Perlindungan Konservasi SDA

100.000.000 100,00 99,34 100,00 100,00

3.7 Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut

185.000.000 100,00 98,30 100,00 100,00

4 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

689.542.750 100,00 88,60 100,00 100,00

4.1 Peningkatan Edukasi dan 153.757.000 100,00 98,96 100,00 100,00

Page 180: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

164 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan

4.2 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

47.042.250 100,00 99,79 100,00 100,00

4.3 Penguatan Jejaring Informasi Lingkungan Pusat dan Daerah

53.207.500 100,00 99,63 100,00 100,00

4.4 Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru

64.370.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.5 Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

71.166.000 100,00 95,30 100,00 100,00

4.6 Penyusunan KLHS 300.000.000 100,00 75,54 100,00 100,00 Realisasi fisik telah selesai 100 %, sisa anggaran karena adanya sisa lelang dalam penyusunan kajian lingkungan hidup strategis

5 Program Peningkatan Pengendalian Polusi

199.330.000 100,00 99,94 100,00 100,00

5.1 Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor 70.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5.2 Pengujian Emisi/Polusi Udara Akibat Aktifitas Industri

59.830.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5.3 Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair

69.500.000 100,00 99,82 100,00 100,00

Page 181: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 165

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

150.000.000 100,00 98,73 100,00 100,00

6.1 Penataan RTH 150.000.000 100,00 98,73 100,00 100,00

Sumber: BLH DIY Keterangan: *) - Kegiatan ini bersifat pelayanan dan tergantung dari proses pengajuan dokumen AMDAL oleh pemrakarsa kegiatan sehingga tidak dapat ditargetkan; - Terdapat kegiatan rakernas forum AMDAL Indonesia dan rapat Komisi AMDAL pusat tidak jadi dilaksanakan tahun 2012 karena kebijakan dari

Kementerian LH. **) Kegiatan ini bersifat pelayanan dalam penyelesaian kasus lingkungan hidup, sehingga ditargetkan 5 kasus. Realisasi kasus yang terselesaikan adalah 10 kasus karena semua dapat diselesaikan di luar pengadilan, sehingga biaya untuk proses penyelesaian di pengadilan tidak terserap.

Page 182: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

166 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Kunci keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah komitmen bersama dan sinergi antarpemangku kepentingan dalam pelaksanaan program pengelolaan lingkungan. Sayangnya, untuk saat ini, hal ini masih relatif rendah. Akibatnya, pengelolaan lingkungan berjalan secara parsial dan kurang sinergi.

2. Terus meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Provinsi DIY, terutama di Kota Yogyakarta, menjadi penyebab memburuknya kualitas udara pada ruas-ruas jalan terutama pada saat padat kendaraan di lokasi simpang, titik-titik kemacetan dan pusat-pusat aktifitas penduduk. Hal ini diperberat oleh manajemen tranportasi yang belum berjalan secara optimal dan masih terbatasnya luas Ruang Terbuka Hijau/jalur hijau.

3. Penurunan kualitas air tanah sebagai sumber air minum bagi penduduk serta meningkatnya pencemaran sungai oleh limbah domestik (rumah tangga) dan limbah industri, terutama masih tingginya konsentrasi bakteri coli.

4. Masih sering terjadinya pelanggaran tata ruang dan tata guna lahan yang merupakan pemicu awal timbulnya pencemaran/kerusakan lingkungan.

5. Letusan erupsi Gunung Merapi tahun 2010 telah menyebabkan perubahan kondisi lahan dan sungai terutama di daerah kabupaten Sleman. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada upaya konservasi sumber-sumber air tanah, mengingat Kabupaten Sleman merupakan daerah resapan air bagi daerah hulu (Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman).

6. Sebagian besar para pelaku usaha, masyarakat, dan para pengambil kebijakan masih beranggapan bahwa melakukan proses produksi yang ramah lingkungan memerlukan biaya mahal dan memperbesar ongkos produksi sehingga memperkecil keuntungan atau menghambat investasi. Pemahaman yang seperti ini merupakan tantangan dalam upaya pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

7. Kegiatan usaha skala rumah tangga dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi salah satu sumber pencemaran. Hal ini akibat masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha untuk melakukan proses produksi yang ramah lingkungan.

8. Kerusakan pantai dan pesisir akibat abrasi gelombang laut telah menyebabkan kerusakan wilayah pesisir dan pantai seperti

Page 183: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 167

kerusakan tanaman penghijauan pantai, kerusakan fasilitas wisata, dan secara ekonomi merugikan masyarakat.

Solusi

1. Melakukan upaya koordinasi dan kerjasama dengan para pemangku kepentingan, baik dengan melaksanakan rapat koordinasi, melakukan pendekatan yang bersifat persuasif, memberikan bantuan stimulan dan menciptakan kerjasama sesuai kapasitas dan kewenangannya.

2. Mendorong kabupaten/kota menindaklanjuti Perda 5 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pencemaran Udara melakukan uji emisi kendaraan bermotor serta mendorong para pemilik kendaraan, terutama kendaraan umum, untuk menjaga kualitas mesin dan memperhatikan emisi knalpot. Didorong pula kerjasama dengan instansi terkait untuk melaksakan upaya perbaikan sistem tranportasi dan dibuatnya Ruang Terbuka Hijau/jalur hijau.

3. Mendorong kabupaten/kota memfasilitasi dan mendorong pembangunaan Instalasi Pengolah Limbah Cair (IPLC) komunal bagi rumah tangga, serta membuat demplot pembangunan IPLC dengan mengajak mitra dunia usaha dengan dana Community Social Responsibility (CSR).

4. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, baik di Provinsi maupun Kabupaten/kota, dalam rangka pengawasan pelaksanaan peraturan terkait dengan tata ruang.

5. Pada tahun 2011 telah dilakukan kajian konprehensif untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Merapi, sebaran dan rekomendasi tahapan pemulihan kondisi lingkungan pasca erupsi, sehingga dapat dijadikan acuan bagi berbagai pihak untuk melakukan pemulihan lingkungan secara tepat.

6. Menggunakan paradigma baru bahwa sampah dan limbah merupakan sumberdaya yang potensial untuk dimanfaatkan dan punya nilai ekonomis serta penekanan pendekatan nilai manfaat ekonomis dan sosial yang akan diperoleh bagi berbagai pihak baik jangka pendek, menengah dan panjang.

7. Bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota melakukan upaya pembinaan dan pendampingan bagi kegiatan usaha skala rumah tangga dan UKM dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan agar melakukan produksi yang ramah lingkungan.

8. Melakukan kajian berupa penyusunan DED pantai Kuwaru di Kabupaten Bantul yang diharapkan dapat dijadikan model dan referensi dalam upaya konservasi pantai dan pesisir.

Page 184: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

168 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

4. URUSAN PEKERJAAN UMUM

a) Kondisi Umum

Urusan pekerjaan umum meliputi pembangunan di bidang sumber daya air, keciptakaryaan, dan kebinamargaan. Di bidang sumber daya air, Pemda DIY berkewajiban dan bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan sungai dan infrastruktur irigasi yang menjadi kewenangannya, melalui konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Bidang kebinamargaan bertanggungjawab untuk melaksanaan pengelolaan jalan dan jembatan, baik yang terkait pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan maupun pembangunan dari jaringan jalan yang ada di wilayah DIY. Sedangkan bidang keciptakaryaan melaksanakan ketugasan penyediaan infrastruktur untuk peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat, dan kelestarian lingkungan di perkotaan dan perdesaan. Ruang lingkup pelayanan ini meliputi: 1) Pengembangan Permukiman; 2) Pengembangan penyediaan Air Minum; 3) Pengembangan Pengelolaan Air Limbah; 4) Persampahan; 5) Drainase; dan 6) Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Dalam rangka Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Ke-PU-an pada tahun 2012 Pemerintah Daerah DIY telah berhasil meraih penghargaan tingkat nasional sebagai berikut: 1. Peringkat Terbaik Ke-1 Pembinaan Jalan Tingkat Provinsi; 2. Peringkat Terbaik Ke-1 Pembinaan Jasa Konstruksi Tingkat Provinsi; 3. Peringkat Terbaik Ke-3 Pengelolaan Sumber Daya Air Tingkat

Provinsi.

Secara umum kondisi infrastruktur pada bidang sumber daya air, kebinamargaan, dan keciptakaryaan di DIY telah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian target-target indikator yang ada di RPJMD sebagai berikut:

Tabel IV.7 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2011-2012

No. Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1 Prosentase Luasan DI yang Terlayani Air Irigasi

Persen 70,00 75,00 75,06 100,08

2 Penambahan penyediaan air baku bagi masyarakat

Lt/det 100,00 100,00 311,60 311,60

Page 185: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 169

No. Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

3 Prosentase Penanganan Banjir Terhadap Daerah Potensi

Persen 65,00 70,00 70,06 100,09

4 Prosentase Jalan Dalam Kondisi Mantap

Persen 75,00 80,00 84,32 105,40

5 Prosentase penduduk berakses air minum

Persen 60,00 70,00 70,38 100,54

6 Prosentasi layanan jaringan air limbah terpusat di APY

Persen 30,00 40,00 53,30 133,00

7 Prosentase Penduduk yang terlayani pengelolaan sampah

Persen 65,00 70,00 71,40 102,00

8 Jumlah TPA sampah yang menggunakan Sanitary Landfill

Unit 2,00 2,00 2,00 100

9 Prosentase Penurunan Genangan

Persen 10,00 10,00 8,43 84,30

10 Jumlah kawasan yang dikembangkan

Jumlah 1,00 2,00 2,00 100

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Total luas daerah irigasi yang terlayani air irigasi sampai dengan tahun 2012 adalah 12.844,54 ha dari total 17.112,87 ha (75,06%). Sedangkan target daerah irigasi yang terlayani air irigasi sampai dengan tahun 2012 sesuai dengan RPJMD-DIY adalah 12.834,65 ha (75%). Dengan demikian target luas daerah irigasi yang terlayani air irigasi telah terpenuhi.

Upaya pemenuhan kebutuhan air irigasi bagi pertanian dilakukan dengan penyediaan air melalui kegiatan perencanan teknis prasarana jaringan irigasi, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana irigasi. Kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2012 meliputi:

1) Kegiatan perencanaan teknis jaringan irigasi berupa penyusunan Detail Desain Jaringan Irigasi pada 3 daerah irigasi dengan total areal seluas 5.061 ha; yaitu pada D.I. Simo (1.247 ha), D.I. Pendowo (1.251 ha), dan D.I. Pijenan (2.563 ha);

2) Kegiatan Rehabilitasi dan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi seluas 12.844,54 ha (75,06%) tersebar pada jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah DIY di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunungkidul, meliputi 44 daerah irigasi. Sumber dana berasal dari APBD (6.982,05 ha) dan DAK (5.862,48 ha).

Page 186: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

170 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Pada tahun 2012 capaian target penambahan penyediaan air baku bagi masyarakat yang sebesar 100 Lt/det telah dipenuhi 311,6 Lt/det dicapai melalui kegiatan pembangunan embung baru dan pemeliharaan embung yang sudah ada, peningkatan distribusi air baku, koordinasi kelembagaan sumber daya air, survey kondisi bangunan prasarana sungai, serta pemeliharaan pos dan peralatan hidrologi. Pembangunan prasarana embung sebanyak 3 unit dengan total tampungan 88.048,88 m3

yang secara rinci dapat dilihat pada tabel, diarahkan untuk penyediaan air irigasi seluas 255 ha dan keperluan lainnya.

Tabel IV.8 Penyediaan Air Baku Bagi Masyarakat Tahun 2012

No Uraian/Nama Embung Lokasi Kapasitas Tampung

(m3)

Untuk Irigasi Untuk RKI

Luas (ha)

Lt/det Lt/det

1 Pembangunan Embung Wonokerto

Sleman 43.960,00 55 66 2,8

2 Pembangunan Embung Jurangjero

Sleman 32.828,88 150 180 2,1

3 Pembangunan Embung Temuwuh

Sleman 11.260,00 50 60 0,7

Total 88.048,88 255 306 5,6

Keterangan : RKI: Rumah Tangga, Komersial dan Industri Sumber: DPUP-ESDM DIY

Selain pembangunan embung, juga telah dilaksanakan pemeliharaan terhadap embung yang sudah ada, yaitu di Embung Gancahan (Kabupaten Sleman), di Embung Seperang dan Embung Bogasari (keduanya di Kabupaten Gunungkidul). Dalam rangka pelestarian sumber daya air telah dilaksanakan kegiatan fasilitasi pemberdayaan Masyarakat Sabuk Hijau Waduk Sermo sebanyak 10 komunitas.

Target RPJMD DIY pada tahun 2012 untuk penanganan daerah potensi banjir adalah sebesar 70% dari daerah potensi banjir seluas 12.437 ha yang terletak di Derah Aliran Sungai (DAS) Progo Opak Serang. Pada Tahun 2012 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penanganan banjir seluas 8.713 ha atau 70,06%. Berikut kegiatan-kegiatan tersebut.

1) Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai, yaitu dengan perkuatan tebing sungai yang mengalami gerusan dengan konstruksi yang ramah lingkungan berupa pasangan bronjong. Lokasinya berada pada 2 titik, yaitu di Sungai Gajahwong dan 2 titik di Sungai Boyong, Kabupaten Sleman.

Page 187: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 171

2) Pemeliharaan bangunan prasarana sungai, danau dan sumber daya air lainnya yang meliputi kegiatan operasi dan pemeliharaan bangunan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai di 4 sungai yaitu Sungai Sen, Nagung, Gajahwong dan Code.

3) Pengendalian banjir dan pemantauan kekeringan, yaitu pemberian bantuan bahan banjiran berupa bronjong sebanyak 1.565 buah dan sudah digunakan sebagai penguat tebing pada 12 (dua belas) titik di lokasi Kali Kuning, Kali Pelang, Kali Gajahwong dan Kali Opak. Karung plastik sebanyak 57.000 buah sudah digunakan untuk pengamanan tebing di 12 sungai di Kabupaten Sleman dan Bantul serta di Embung Bogasari, Gunungkidul.

4) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber air lainnya dilakukan melalui fasilitasi pembentukan komunitas peduli sungai sebanyak 9 komunitas di Sungai Gajahwong dan Winongo.

5) Pemeliharaan pos dan peralatan hidrologi sebanyak 67 pos yang tersebar di Kabupaten Kulon progo (20 pos), Kabupaten Sleman (19 pos), Kabupaten Bantul (18 pos), dan Kabupaten Gunungkidul (10 pos).

Penanganan terhadap potensi banjir juga dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Sampai dengan tahun 2012 penanganan potensi banjir yang sudah dilaksanakan BBWS Serayu Opak meliputi kegiatan normalisasi sungai, pembangunan/rehabilitasi tebing, dan pembangunan checkdam/sabo dam .

Pada akhir tahun 2012, total panjang jalan provinsi di DIY berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 55 Tahun 2011 adalah sepanjang 690,25 km dan panjang jembatan 5.033,6 m. Masing-masing dengan kondisi sebagai berikut:

1) Jalan kondisi mantap sepanjang 582,02 km atau sebesar 84,32% sehingga telah melampaui target sebesar 80%, terdiri atas jalan dalam kondisi baik sepanjang 165,37 km atau 23,96% dan jalan dalam kondisi sedang sepanjang 416,65 km atau 60,36%;

2) Jalan kondisi tidak mantap sepanjang 108,23 km atau 15,68%, terdiri atas jalan rusak ringan sepanjang 74,69 km atau 10,82% dan jalan rusak berat sepanjang 33,54 km atau 4,68%.

Jalan dalam kondisi mantap diartikan sebagai jalan dalam kondisi sedang dan dalam kondisi baik.

Sesuai Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang

Page 188: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

172 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Jalan, yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 151/KEP/2012 tentang Penetapan Status Ruas Jalan Provinsi, panjang jalan Provinsi DIY menjadi 619,34 km, yang dikarenakan perubahan status jalan Provinsi menjadi jalan nasional. Kondisi jalan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1) Jalan kondisi mantap sepanjang 440,30 km atau sebesar 71,09%, terdiri atas jalan dalam kondisi baik sepanjang 131,79 km atau 21,28% dan jalan dengan kondisi sedang sepanjang 308,51 km atau 49,81%;

2) Jalan kondisi tidak mantap sepanjang 179,05 km atau sebesar 28,91%, terdiri atas jalan rusak ringan sepanjang 129,08 km atau 20,84% dan jalan rusak berat sepanjang 49,97 km atau 8,07%.

Pada Tahun Anggaran 2012, terdapat 65 ruas jalan Provinsi yang telah ditangani melalui kegiatan perencanaan jalan, peningkatan jalan, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan rutin jalan. Kegiatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1) Inspeksi Kondisi Jalan dengan hasil rekomendasi teknis sebagian ruas jalan harus ditingkatkan dari lebar 5-6 m menjadi 7 m.

2) Detail Engineering Design (DED) jalan sepanjang 0,20 km untuk penanganan kerusakan badan jalan akibat bencana longsor pada ruas jalan provinsi Sedayu–Pandak, DED Jembatan Nambangan, Soko, Opak, Tlogo Putri, Bonjing dan Balirejo dengan total panjang 357,00 m, merupakan kegiatan perencanaan teknis pengembangan jaringan jalan dalam rangka untuk memperlancar arus lalu lintas.

3) Peningkatan Jalan Provinsi sepanjang 3,20 km, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan jalan, serta meningkatkan kondisi jalan agar menjadi lebih baik.

4) Rehabilitasi/Pemeliharaan Berkala Jalan sepanjang 23,80 km dan Rehabilitasi Jembatan sepanjang 126,30 m. Ini merupakan kegiatan penanganan setiap kerusakan yang berkaitan dengan menurunnya kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Kegiatan ini mengacu pada hasil Inspeksi Kondisi Jalan yang telah dilaksanakan tahun 2011.

5) Pemeliharaan Rutin Jalan Provinsi sepanjang 519,51 km. Pemeliharaan rutin ini diperlukan untuk semua ruas jalan yang berkondisi baik/sedang. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga permukaan ruas jalan mendekati kondisi semula dan tetap bertahan sesuai dengan umur desain jalan yang direncanakan.

Melalui dana APBN, telah dilakukan kegiatan yang sama untuk jalan-jalan di DIY yang berstatus Jalan Nasional. Pada akhir tahun 2012,

Page 189: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 173

dari 223,16 km Jalan Nasional, 221,06 km (99,05%) jalan dalam kondisi mantap, sementara 2,10 km (0,94%) dalam kondisi tidak mantap. Untuk Jalur Jalan Pantai Selatan (Pansela)/Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), pada tahun 2010 telah ditetapkan sebagai Jalan Strategis Nasional Belum Tersambung berdasarkan Keputusan Menteri PU Nomor 567/KPTS/M/2010 mempunyai panjang 131,950 km, dengan kondisi jalan aspal sepanjang 124,565 km jalan tanah dan perkerasan batu sepanjang 7,385 km. Sampai tahun 2012, tahapan pembangunan JJLS meliputi studi kelayakan, pembuatan AMDAL, penyusunan Detail Engineering Design (DED), pembebasan tanah seluas 40,54 ha serta kegiatan fisik berupa pembangunan jalan sepanjang 31,70 km.

Air bersih dengan standar air minum layak adalah kebutuhan dasar masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk dan keragaman kegiatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan air minum di kawasan perkotaan dan perdesaan. Upaya pencapaian target pelayanan penduduk terhadap akses air minum antara lain dilakukan dengan:

1) Pembinaan Teknis Pengelolaan Air Minum; 2) Pengadaan Bahan Penyediaan Air Spamdes; 3) Pelaksanaan Konstruksi Pengembangan Sistem Distribusi.

Sebagai wujud peran serta masyarakat di DIY dalam pengelolaan air, telah dibentuk PAMASKARTA (Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta) yang beranggotakan kelompok-kelompok masyarakat pengelola air minum di perdesaan. Sampai tahun 2012, jumlah anggota PAMASKARTA telah mencapai kurang lebih 500 kelompok. Masing-masing kelompok mengelola sumber air rata rata 1 s.d. 2 liter/detik.

Sebagai hasil pelaksanaan pembangunan sistem penyediaan air minum oleh pemerintah pusat dan daerah serta swadaya masyarakat di DIY, Jumlah penduduk berakses air minum sampai tahun 2012 sebanyak 2.460.539 jiwa. Angka ini terdiri atas jumlah penduduk yang mendapat layanan air minum perkotaan sebanyak 1.144.079 jiwa dan jumlah penduduk yang mendapat layanan air minum perdesaan sebanyak 1.316.460 jiwa. Target cakupan pelayanan persentase penduduk terlayani air minum dihitung berdasar persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang terlayani air minum dibanding dengan keseluruhan penduduk DIY. Perhitungan persentase penduduk berakses air minum tahun 2012 adalah sebesar 2.460.539 jiwa dibagi dengan jumlah penduduk DIY sebesar 3.496.100 jiwa atau sebesar 70,38%.

Air limbah dan sanitasi adalah bagian kunci dari kesehatan lingkungan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY mengamanatkan pelaksanaan Program Pengembangan Kinerja

Page 190: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

174 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Pengelolaan Air Limbah sebagai upaya peningkatan dan pengembangan infrastruktur dalam mendukung perluasan cakupan pelayanan air limbah di DIY melalui Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah.

Pada wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY), pelayanan diutamakan melalui sistem terpusat oleh IPAL Sewon. Cakupan pelayanan jaringan Air Limbah Terpusat di APY dihitung berdasar persentase perbandingan antara jumlah sambungan rumah terpasang dengan kapasitas IPAL Sewon. Cakupan pelayanan IPAL Sewon sampai tahun 2012 adalah 13.329 Sambungan Rumah (SR) dari kapasitas IPAL sebesar 25.000 SR, sehingga persentase layanan air limbah terpusat di APY adalah sebesar 53,3%.

Pengelolaan persampahan menjadi kunci utama bagi kesehatan lingkungan. Pelayanan minimal pengelolaan persampahan dilakukan melalui pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Untuk mengatur pengelolaan sampah tersebut, saat ini telah ditetapkan dengan Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Undang-undang ini mengamanatkan tentang hak dan kewajiban masyarakat serta wewenang pemerintah dan pemerintah daerah untuk melaksanakan pelayanan publik dalam bidang pengelolaan sampah. Pengaturan hukum pengelolaan sampah didasarkan asas keadilan, asas kesadaran, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomi, sehingga skenario pengelolaan persampahan dengan pendekatan 3 R (Reduse, Reuse, Recycle) tercapai.

Pengelolaan sampah di DIY dilakukan oleh pemerintah daerah dan oleh masyarakat secara mandiri. Untuk pengelolaan sampah di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul dilakukan dengan penyediaan sistem pengelolaan sampah terpadu TPA Piyungan. Pada tahun 2012, melalui fasilitasi pendanaan APBN oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan APBD, telah dibangun 5 Unit TPST 3R serta penyediaan alat berat di TPA Sanitary Landfill di Kabupaten Gunungkidul.

Jumlah penduduk perkotaan yang terlayani pengelolaan sampah di DIY pada tahun 2009 -2012 dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Page 191: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 175

Tabel IV.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Perkotaan DIY Terlayani Persampahan Tahun 2009-2012

No Kabupaten/ Kota

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa %

1 Yogyakarta 249.678 64,67 270.742 69,67 300.463 77,10 322.616 82,10

2 Sleman 211.929 53,17 233.374 58,17 258.992 64,38 281.433 69,38

3 Bantul 186.432 54,80 204.773 59,80 227.252 66,18 246.458 71,18

4 Gunungkidul 92.401 48,66 102.561 53,66 113.820 59,39 124.431 64,39

5 Kulon Progo 78.229 45,02 87.486 50,02 97.089 55,36 106.741 60,36

Total Capaian 818.670 55,00 898.936 60,00 997.616 66,40 1.081.679 71,40

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada Tahun 2012 persentase penduduk perkotaan DIY yang terlayani persampahan sejumlah 1.081.679 jiwa. Jika dibandingkan dengan keseluruhan penduduk perkotaan DIY yang berjumlah 1.514.957 jiwa, maka dapat disimpulkan bahwa 71,40% penduduk perkotaan telah terlayani persampahan.

Kondisi capaian kumulatif jumlah TPA Sampah yang menggunakan sistem Sanitary Landfill sampai tahun 2012 adalah sebanyak 2 lokasi, yang diantaranya dilakukan dengan Program Pengelolaan Persampahan dan pembangunan TPA Sanitary landfill dengan pendanaan bersama-sama antara APBD kabupaten/ kota dan APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum yang berada di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo.

Sistem drainase tidak dapat berdiri sendiri dan selalu berhubungan dengan subbidang infratruktur lainnya, seperti perumahan, jalan perkotaan, dan pengembangan kawasan baru. Penyelesaian permasalahan genangan di suatu kawasan bersifat lintas subbidang dan lintas wilayah, sehingga koordinasi dan sinkronisasi penanganan perlu dilakukan agar hasilnya optimal. Pembangunan drainase perlu dilakukan secara sistematis dan menyeluruh yang dimulai dari saluran primer-sekunder-tersier. Sesuai dengan data Masterplan Penanganan Drainase APY, teridentifikasi sebanyak 51 titik genangan di Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Capaian penanganan sampai tahun 2012 adalah sebesar 8,43%, dari target sebesar 10%. Hal ini disebabkan besarnya alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk penanganannya, termasuk kebutuhan penanganan di luar Kawasan Perkotaan Yogyakarta.Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan (built environment), baik di

Page 192: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

176 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Jumlah kawasan yang memiliki RTBL hingga tahun 2012, untuk Kota Yogyakarta, telah memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk 4 (empat) kawasan, Kabupaten Sleman telah memiliki 6 (enam) kawasan yang memiliki RTBL, Kabupaten Bantul belum memiliki kawasan dengan RTBL, Kabupaten Gunungkidul memiliki 2 (dua) kawasan dengan RTBL, dan Kabupaten Kulon Progo memiliki lima (5) kawasan yang memiliki RTBL. Secara keseluruhan, kawasan-kawasan di DIY yang memiliki RTBL ada 17 kawasan.

Selain indikator pokok yang tertuang dalam RPJMD, terdapat indikator pendukung yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Instansi, yaitu:

1) Teknologi terterapkan 2) Pengujian konstruksi terlayani 3) Peningkatan jumlah ahli utama terlayani

Jasa Pengujian adalah salah satu pendukung pelaksanaan konstruksi yang memenuhi mutu bahan bangunan dan rancang bangun sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan dan penentuan kualitas air yang diperbandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

Lingkup layanan jasa pengujian meliputi jasa pengujian mutu bahan bangunan beserta seluruh produk-produk olahannya, air baku, air limbah, serta mekanika tanah dengan jumlah parameter uji sejumlah 80 parameter. Sampai akhir tahun 2012, parameter yang telah terakreditasi sejumlah 31 parameter atau 38,75%, melalui sertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan ISO/IEC 17025:2008.

Lingkup layanan jasa konstruksi adalah pembinaan yang meliputi pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan. Pada tahun 2012 telah ditetapkan Perturan Daerah Pemerintah Daerah DIY Nomor 13 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Salah satu penekanan dari pembinaan jasa konstruksi adalah penyiapan tenaga ahli dan terampil sebagai sumber daya utama dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Pada tahun 2012 telah tercapai target sertifikasi terhadap 500 orang tenaga ahli dan terampil kontruksi, sehingga sampai tahun 2012 jumlah tenaga kerja konstruksi yang sudah bersertifikat di DIY berjumlah 3.266 orang, yang didukung oleh Pemda DIY/Kabupaten/Kota/LPJKD dan program CSR dari pihak terkait.

Informasi Permukiman dan Bangunan merupakan layanan informasi tentang perkembangan teknologi konstruksi, bahan bangunan dan hasil konstruksi yang ada di wilayah DIY. Pada tahun 2012, jenis layanan yang diselenggarakan adalah memberikan bantuan teknis,

Page 193: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 177

informasi harga bahan bangunan serta penyelenggraan pelatihan dan pengembangan kapasitas.

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Dalam rangka mewujudkan target-target urusan pekerjaan umum pada Tahun 2012, telah dilaksanakan 17 program yang didukung oleh 60 kegiatan untuk urusan pekerjaan umum dengan realisasi keuangan sebesar Rp149.589.946.661 dan realisasi fisik sebesar 96,92%. Realisasi fisik tidak mencapai 100% dikarenakan terdapat 2 program yang tidak dapat terselesaikan, yakni program pengelolaan persampahan berupa kegiatan pengadaan/pembebasan lahan untuk perluasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Piyungan di Kabupaten Bantul dan Program Pengadaan Tanah Untuk Infrastruktur berupa kegiatan pembebasan lahan untuk pengembangan infrastruktur jaringan jalan di Kabupaten Sleman (Selokan Mataram). Proses pembebasan lahan yang belum selesai hingga akhir tahun 2012 disebabkan administrasi kepemilikan lahan dan tidak tercapainya kesepakatan harga tanah karena harga yang diinginkan masyarakat di atas harga apraisal konsultan.

Page 194: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

178 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.10 Program/Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2012

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

1 PROGRAM PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE/GORONG-GORONG

2.700.000.000 2.390.645.700 88,54 100,00 100,00

1.1 Perencanaan Pengembangan Saluran Drainase Lingkungan

200.000.000 174.820.000 87,41 100,00 100,00

1.2 Pengembangan Saluran Drainase Lingkungan

2.500.000.000 2.215.825.700 88,63 100,00 100,00

2 PROGRAM REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN

44.970.154.216 43.017.752.666 95,66 100,00 100,00

2.1 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan 24.968.154.216 23.948.691.050 95,92 100,00 100,00

2.2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jembatan 2.526.000.000 2.060.912.400 81,59 100,00 100,00

2.3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan (D A K)

6.000.000.000 5.710.115.900 95,17 100,00 100,00

2.4 Pemeliharaan Rutin Jalan 9.005.000.000 8.853.044.010 98,31 100,00 100,00

2.5 Pemeliharaan Rutin Jembatan 2.471.000.000 2.444.989.306 98,95 100,00 100,00

3 PROGRAM INSPEKSI KONDISI JALAN DAN JEMBATAN

400.000.000 386.865.700 96,72 100,00 100,00

3.1 Inspeksi Kondisi Jalan 200.000.000 189.542.700 94,77 100,00 100,00

Page 195: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 179

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

3.2 Inspeksi Kondisi Jembatan 200.000.000 197.323.000 98,66 100,00 100,00

4 PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA

18.391.838.881 16.179.116.316 87,97 100,00 100,00

4.1 Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi

600.000.000 484.456.100 80,74 100,00 100,00

4.2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi

1.500.000.000 1.291.542.800 86,10 100,00 100,00

4.3 Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya Pendampingan W I S M P)

2.973.000.000 2.435.427.000 81,92 100,00 100,00

4.4 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi (D A K)

9.368.000.000 8.141.206.430 86,90 100,00 100,00

4.5 Pemeliharaan Jaringan Irigasi 3.950.838.881 3.826.483.986 96,85 100,00 100,00

5 PROGRAM PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN DAN KONVERSI SUNGAI, DANAU DAN SUMBER DAYA AIR LAINNYA

13.739.309.265 12.286.273.267 89,42 100,00 100,00

5.1 Pembangunan Embung Dan Bangunan Penampung Air Lainnya

9.000.000.000 7.733.248.550 85,92 100,00 100,00

Page 196: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

180 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

5.2 Pemeliharaan dan Rehabilitasi Embung, dan Bangunan Penampung Air Lainnya

986.164.065 964.676.795 97,82 100,00 100,00

5.3 Pemeliharaan Pos dan Peralatan Hidrologi

189.000.000 186.615.100 98,74 100,00 100,00

5.4 Perencanaan Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Daya Air Lainnya

715.520.000 684.333.952 95,64 100,00 100,00

5.5 Survey Kondisi Bangunan Prasarana Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

102.243.390 102.243.390 100,00 100,00 100,00

5.6 Operasi Dan Pemeliharaan Bangunan Prasarana Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

997.776.810 987.937.460 99,01 100,00 100,00

5.7 Koordinasi Kelembagaan SDA 190.000.000 177.303.950 93,32 100,00 100,00

5.8 Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa

750.000.000 641.415.250 85,52 100,00 100,00

5.5 Peningkatan Distribusi Air Baku 808.605.000 808.498.820 99,99 100,00 100,00

6 PROGRAM PENGENDALIAN BANJIR

2.499.985.900 2.210.507.430 88,42 100,00 100,00

6.1 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai

2.000.000.000 1.784.861.950 89,24 100,00 100,00

Page 197: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 181

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

6.2 Pengendalian Banjir dan Pemantauan Kekeringan

499.985.900 425.645.480 85,13 100,00 100,00

7 PROGRAM PELAYANAN JASA PENGUJIAN

279.585.360 275.746.380 98,63 100,00 100,00

7.1 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

99.853.860 99.780.380 99,93 100,00 100,00

7.2 Pelayanan Jasa Laboratorium Pengujian

179.731.500 175.966.000 97,90 100,00 100,00

8 PROGRAM PENGATURAN JASA KONSTRUKSI

331.433.700 328.708.500 99,18 100,00 100,00

8.1 Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan Perundang-Undangan

31.433.700 30.233.700 96,18 100,00 100,00

8.2 Sistem Database Jasa Konstruksi 100.000.000 99.193.700 99,19 100,00 100,00

8.3 Pengaturan dan Penyelenggaraan Ijin Usaha Jasa Konstruksi

200.000.000 199.281.100 99,64 100,00 100,00

9 PROGRAM PEMBERDAYAAN JASA KONSTRUKSI

173.510.000 172.996.000 99,70 100,00 100,00

9.1 Pemberdayaan Penyedia Jasa Konstruksi

73.510.000 73.426.700 99,89 100,00 100,00

9.2 Pemberdayaan Pengguna Jasa Konstruksi

50.000.000 49.816.400 99,63 100,00 100,00

9.3 Penyelenggaraan Forum Jasa Konstruksi Daerah

50.000.000 49.752.900 99,51 100,00 100,00

10 PROGRAM PENGAWASAN JASA 150.000.000 149.946.600 99,96 100,00 100,00

Page 198: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

182 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

KONSTRUKSI

10.1 Pengawasan Tertib Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

25.000.000 24.992.900 99,97 100,00 100,00

10.2 Pengawasan Tertib Pemanfaatan Jasa Konstruksi

25.000.000 24.992.900 99,97 100,00 100,00

10.3 Pengawasan Terhadap Perijinan Jasa Konstruksi

25.000.000 24.992.900 99,97 100,00 100,00

10.4 Pengawasan Terhadap Ketentuan Keteknikan Jasa Konstruksi

25.000.000 24.992.900 99,97 100,00 100,00

10.5 Pengawasan Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K - 3)

50.000.000 49.975.000 99,95 100,00 100,00

11 PROGRAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

5.350.000.000 369.513.850 6,91 100,00 52,50

11.1 Koordinasi Pengelolaan Persampahan

350.000.000 319.903.850 91,40 100,00 100,00

Page 199: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 183

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

11.2 Pembangunan Prasarana dan Sarana Persampahan

5.000.000.000 49.610.000 0,99 100,00 5,00 Pembebasan tanah untuk pengembangan TPA Piyungan belum terlaksana karena tidak tercapainya kesepakatan harga dengan masyarakat

12 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN

2.088.800.000 1.861.621.450 89,12 100,00 100,00

12.1 Penataan dan Revitalisasi Kawasan Perkotaan

450.000.000 317.468.850 70,55 100,00 100,00

12.2 Pengembangan Infrastruktur Kawasan Perkotaan

1.638.800.000 1.544.152.600 94,22 100,00 100,00

13 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN

18.772.366.000 17.976.579.650 95,76 100,00 100,00

13.1 Pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan

100.000.000 95.277.000 95,28 100,00 100,00

13.2 Pembangunan Infrastruktur Pedesaan

18.672.366.000 17.881.302.650 95,76 100,00 100,00

14 PROGRAM PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN

49.661.834.705 46.577.964.530 93,79 100,00 100,00

Page 200: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

184 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

14.1 Perencanaan Peningkatan Jalan 90.000.000 85.781.100 95,31 100,00 100,00

14.2 Peningkatan Jalan 13.000.000.000 12.309.316.330 94,69 100,00 100,00

14.3 Perencanaan Peningkatan Jembatan 1.022.000.000 982.599.300 96,14 100,00 100,00

14.4 Peningkatan Jembatan 30.751.834.705 28.428.196.800 92,44 100,00 100,00

14.5 Peningkatan Jalan (D A K) 4.798.000.000 4.772.071.000 99,46 100,00 100,00

15 PROGRAM PENGEMBANGAN MANAJEMEN LABORATORIUM

305.843.294 294.382.224 96,25 100,00 100,00

15.1 Peningkatan Manajemen Laboratorium Pengujian

305.843.294 294.382.224 96,25 100,00 100,00

16 PROGRAM PENGKAJI DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BIDANG PEKERJAAN UMUM

550.904.820 545.049.910 98,94 100,00 100,00

16.1 Pengkajian Potensi Sumber Daya Alam

19.610.200 19.181.640 97,81 100,00 100,00

16.2 Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum

74.482.000 73.453.800 98,62 100,00 100,00

16.3 Survey Bahan Bangunan Keciptakaryaan

19.319.800 18.910.800 97,88 100,00 100,00

16.4 Informasi Teknologi Bidang Pekerjaan Umum

338.336.700 334.980.400 99,01 100,00 100,00

16.5 Pengkajian Teknologi Bidang Pekerjaan Umum

99.156.120 98.523.270 99,36 100,00 100,00

Page 201: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 185

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

17 PROGRAM PENGADAAN TANAH UNTUK INFRASTRUKTUR

30.135.000.000 11.589.739.975 38,46 100,00 83,93

17.1 Pengadaan Tanah Untuk Jalan Dan Jembatan

30.135.000.000 11.589.739.975 38,46 100,00 83,93 Belum tercapai kesepakat harga dengan masya-rakat dan belum lengkapnya administrasi sebagian bidang tanah.

18 PROGRAM PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR MINUM

2.800.000.000 2.768.860.850 98,89 100,00 100,00

18.1 Pembinaan Teknik Pengolahan Air Minum

2.300.000.000 2.281.872.900 99,21 100,00 100,00

18.2 Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum

500.000.000 486.987.950 97,40 100,00 100,00

19 PROGRAM PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

3.989.189.000 3.764.501.925 94,37 100,00 100,00

19.1 Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah

2.132.530.000 1.922.466.800 90,15 100,00 100,00

19.2 Fasilitasi Pembinaan Teknik Pengolahan Air Limbah

100.534.000 97.212.000 96,70 100,00 100,00

Page 202: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

186 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/kegiatan Pagu

Anggaran

Realisasi keuangan Fisik (%) Keterangan (Rp) % Target Realisasi

19.3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Limbah

496.125.000 494.524.950 99,68 100,00 100,00

19.4 Pengembangan Sistem Sanitasi Berbasis Masyarakat

300.000.000 295.135.000 98,38 100,00 100,00

19.5 Operasi Dan Pemeliharaan Istalasi Pengolahan Air Limbah

560.000.000 559.378.775 99,89 100,00 100,00

19.6 Pemantauan Kualitas Air dan Lingkungan Sistem Jaringan Limbah

400.000.000 395.784.400 98,95 100,00 100,00

Sumber : DPUE-ESDM DIY

Page 203: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 187

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Kebutuhan air baku yang semakin tinggi sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan perkotaan di DIY, sedangkan potensi sumber air baku yang telah teridentifikasi masih terbatas, khususnya yang selama ini menggantungkan pada sumber mata air di wilayah terdampak erupsi Merapi.

2. Konversi lahan, khususnya pertanian lahan basah ke peruntukan yang lain, masih cukup tinggi. Hal ini terutama terjadi pada daerah pinggiran kota. Akibatnya, kebutuhan konservasi sumberdaya air menjadi lebih tinggi dan investasi infrastruktur irigasi berkurang efektivitasnya.

3. Kontribusi pemerintah kabupaten/kota sebagai pemegang tanggung jawab utama penanganan drainase dan sampah belum maksimal.

4. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah serta keterbatasan kapasitas keuangan Pemerintah dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan cakupan pelayanan air limbah terpusat.

Solusi

1. Dilakukan pengembangan terhadap potensi-potensi sumber air baku untuk air minum di DIY untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, perkotaan, dan industri. Pada sisi lain, pemerintah perlu menyusun regulasi yang mengatur usaha-usaha penghematan pemakaian air yang dilakukan secara bersamaan dengan kampanye dan edukasi kepada masyarakat.

2. Pelibatan konservasi sumberdaya air perlu diarahkan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam melakukan perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya air. Mekanisme insentif dan disinsentif dapat digunakan sebagai instrumen untuk mempercepat pelaksanaan konservasi.

3. Perlu dokumen kesepakatan dengan pemerintah kabupaten/kota dalam penanganan drainase dan pengelolaan sampah, baik yang bersumber kepada dukungan dana APBD maupun APBN dan sumber dana lainnya. Edukasi kepada masyarakat yang intensif tentang pemahaman fungsi drainase serta pengelolaan sampah perlu dilakukan secara terus menerus.

Page 204: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

188 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

4. Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan komitmen membuat sambungan rumah (SR) yang dibarengi dengan penyusunan regulasi yang mewajibkan masyarakat di kawasan APY memanfaatkan jaringan air limbah terpusat.

5. URUSAN PENATAAN RUANG

a) Kondisi Umum

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan agar setiap daerah menyusun atau menyesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah paling lambat dalam waktu 2 tahun, terhitung sejak undang-undang tersebut diberlakukan. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut merupakan konsekuensi logis, mengingat berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian dijabarkan dalam PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, disebutkan bahwa tata ruang merupakan salah satu dari 31 urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi.

Rencana Tata Ruang Wilayah memiliki peranan penting sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan yang merata dan berpengaruh terhadap terwujudnya pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. Melalui strategi pengembangan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, diharapkan pembangunan yang berkelanjutan dapat diwujudkan.

Di samping perlunya penataan ruang kembali akibat beberapa bencana di DIY, beberapa kajian dan regulasi terkait penataan ruang perlu disusun sebagai tindak lanjut regulasi penataan ruang yang lebih atas, dengan kaidah berjenjang dan komplementer, sebagai pedoman operasional di tingkat pemberian perijinan pemanfaatan ruang, khususnya bagi kabupaten/kota. Hal ini berkait dengan masih lemahnya ketaatan terhadap tata ruang yang terkait dengan alih fungsi lahan untuk kepentingan lain yang tidak sesuai dengan perencanaan ruangnya. Pemerintah provinsi mempunyai fungsi dan peran memberikan arahan dan pembinaan kepada kabupaten/kota dalam bentuk kebijakan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, pada Tahun 2012 urusan penataan ruang dicapai melalui pelaksanaan Program Daerah dan Program Nasional melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum dalam bentuk Bantuan Teknis. Melalui

Page 205: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 189

APBD DIY Tahun Anggaran 2012, telah dilaksanakan 3 program yang didukung oleh 7 kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp2.053.102.500 serta realisasi fisik sebesar 100%.

Tabel IV.11 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Tahun 2011-2012

No. Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1.

Persentase daerah yang dikonservasi terhadap luasan total

Persen 7 8 8 100,00

2. Jumlah Kawasan yang Dikembangkan

Buah 1 2 2 100,00

Sumber : DPUE-ESDM DIY

1) Daerah yang Dikonversi terhadap Luasan Total Lahan

Untuk mendukung terkendalinya konversi lahan yang tidak sesuai peruntukannya, pada tahun 2012 telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang mengarah pada Penyusunan Rencana Rinci dan Peraturan Zonasi-nya. Tujuannya, agar ada pedoman operasional yang pasti dalam pengendalian pemberian perijinan.

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD, persentase daerah yang dikonservasi terhadap luasan total lahan diijinkan maksimal sebesar 1% pertahun atau setara 318,08 ha.

Ditetapkannya Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta regulasi Penataan Ruang yang lebih operasional akan memperkuat pengendalian atas konversi lahan menjadi lebih intensif.

Pada tahun 2012 telah diselesaikan kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan RTR Kawasan Koridor Yogyakarta-Sadeng; 2. Penyusunan Draft Raperda RTR Kawasan Perkotaan Yogyakarta; 3. Penyusunan Draft Raperda RTR Kawasan Pantai Selatan; 4. Penyusunan materI teknis dan kebijakan pemanfaatan ruang

kawasan strategis Pantai Selatan; 5. Penyusunan materi teknis dan kebijakan pemanfaatan ruang

kawasan strategis Perbatasan; 6. Penyusunan Peraturan Zonasi sebagian Kawasan Perkotaan

Yogyakarta;

Page 206: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

190 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

7. Pendataan pengendalian pemanfaatan ruang sebagian Kawasan Perkotaan Yogyakarta.

2) Kawasan Yang Dikembangkan

Urusan Penataan Ruang mempunyai tanggung jawab menyusun regulasi untuk Kawasan yang harus dikembangkan, agar pemanfaatan ruang serta sarana dan prasarana pendukung kawasan bisa terlaksana dengan pola dan struktur yang benar. Penyusunan kebijakan perijinan pemanfaatan ruang merupakan kegiatan dari program Pemanfaatan Ruang yang dilaksanakan melalui dana APBD 2012. Pada tahun 2012, telah berhasil diselesaikan penyusunan RTR dan Peraturan Zonasi untuk 3 Kawasan, yang meliputi:

1. KawasanPerkotaan Yogyakarta; 2. Kawasan Pantai Selatan; 3. Kawasan koridor Yogyakarta-Sadeng.

Pelaksanaan urusan penataan ruang telah berhasil menyiapkan konsep regulasi sebanyak 2 kawasan untuk dikembangkan, sesuai target yang ditetapkan.

Page 207: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 191

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.12 Program/Kegiatan Urusan Penataan Ruang Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PERENCANAAN TATA RUANG

800.000.000 100,00 97,23 100,00 100,00

1.1 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

300.000.000 100,00 97,40 100,00 100,00

1.2

Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang RDTR APY

500.000.000 100,00 97,12 100,00 100,00

2 PROGRAM PEMANFAATAN RUANG

699.999.500 100,00 95,29 100,00 100,00

2.1 Penyusunan Kebijakan Perizinan Pemanfaatan Ruang

600.000.000 100,00 95,59 100,00 100,00

2.2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pemanfaatan Tata Ruang

99.999.500 100,00 93,48 100,00 100,00

3 PROGRAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

645.714.000 100,00 94,20 100,00 100,00

3.1 Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

400.000.000 100,00 94,20 100,00 100,00

3.2 Pelatihan Aparat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

145.714.000 100,00 90,76 100,00 100,00

3.3 Pengawasan Pemanfaatan Ruang 100.000.000 100,00 99,18 100,00 100,00 Sumber : DPUE-ESDM DIY

Page 208: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

192 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Rencana Tata Ruang Wilayah DIY belum dapat berfungsi sepenuhnya sebagai dasar penyusunan program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang.

2. Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.

Solusi

1. Mempercepat penyusunan kebijakan yang lebih operasional dari RTRW DIY (Rencana Induk Sektor) sebagai dasar implementasi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

2. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan pemanfaatan ruang, melalui:

1) Peningkatan kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD), penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) penataan ruang untuk meningkatkan peranserta masyarakat;

2) Penyiapan perangkat pengendalian pemanfaatan ruang (Perlengkapan kerja, Personil dan Pembiayaan).

6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

a) Kondisi Umum

Pemerintah DIY telah mempunyai dokumen perencanaan, yang terdiri atas perencanaan jangka panjang (RPJPD) untuk perencanaan 20 tahunan dan perencanaan jangka menengah (RPJMD) untuk perencanaan pembangunan 5 tahunan. Masing-masing dokumen perencanaan tersebut telah berketetapan hukum melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005–2025 dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009–2013. RPJPD memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah, sedangkan RPJMD pada hakekatnya merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD yang memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka

Page 209: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 193

regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD selanjutnya dijadikan pedoman bagi SKPD untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD selama 5 tahun serta menjadi acuan pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun setiap tahunnya.

Tabel IV.13 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2011-2012

No Indikator Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1 Tersedianya dokumen ada ada ada 100

perencanaan RPJPD yang telah

ditetapkan dengan PERDA

2 Tersedianya dokumen perencanaan:

ada ada ada 100

RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA

3 Tersedianya dokumen perencanaan:

ada ada ada 100

RKPD yang telah ditetapkan dengan

PERKADA

4 Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD

100% 100% 100% 100

Sumber: Bappeda DIY

Page 210: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

194 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.14 Program/Kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2011-2012

No Program/ Kegiatan PaguAnggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Data/Informasi

568.810.500 100 95,05 100 100

1.1 Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah

146.955.000 100 98,20 100 100

1.2 Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Daerah

99.856.600 100 95,08 100 100

1.3 Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah

74.770.000 100 92,55 100 100

1.4 Penyusunan Profil BAPPEDA 49.783.250 100 88,92 100 100

1.5 Pengembangan Sistem Informasi Data Perencanaan

74.715.000 100 92,55 100 100

1.6 Penyusunan Informasi Interaktif Perencanaan/Pembangunan

79.796.650 100 97,21 100 100

Page 211: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 195

No Program/ Kegiatan PaguAnggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.7 Penyusunan Sistem Informasi Internal

42.934.000 100 96,01 100 100

2 PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2.899.053.050 100 82,03 100 100

2.1 Penyusunan Rancangan RPJMD 1.306.253.200 100 66,65 100 100

2.2 Penyusunan Rancangan RKPD 431.326.000 100 99,60 100 100

2.3 Sinkronisasi dan Koordinasi Program Pembangunan

228.552.900 100 90,75 100 100

2.4 Evaluasi RPJMD Kabupaten/Kota

34.994.000 100 70,98 100 100

2.5 Penyusunan KUA PPAS Murni dan Perubahan

239.000.300 100 94,03 100 100

2.6 Perencanaan Sub Bidang Perencanaan

236.226.450 100 86,67 100 100

2.7 Penyelenggaraan Musrenbang Regional Jawa-Bali

422.700.200 100 98,46 100 100

3 PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

1.271.378.800 100 94,04 100 100

Page 212: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

196 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan PaguAnggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.1 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Pertanian dan Kelautan

523.894.400 100 92,50 100 100

3.2 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Dunia Usaha

255.401.500 100 90,31 100 100

3.3 Koordinasi Sub Bidang Pertanian dan Kelautan

225.249.200 100 96,66 100 100

3.4 Koordinasi Sub Bidang Dunia Usaha

209.163.800 100 98,00 100 100

3.5 Sosialisasi RAD Pangandan Gizi 57.669.900 100 100 100 100

4 PROGRAM PERENCANAANSOSIAL BUDAYA

1.333.578.700 100 97,87 100 100

4.1 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Pengembangan SDM

492.837.000 100 96,37 100 100

4.2 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Pengembangan Kesra

451.336.800 100 98,12 100 100

4.3 Koordinasi dan Singkronisasi Sub Bidang Pengembangan SDM

150.000.000 100 99,60 100 100

Page 213: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 197

No Program/ Kegiatan PaguAnggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

4.4 Koordinasi dan Singkronisasi Sub Bidang Pengembangan Kesra

149.989.900 100 99,09 100 100

4.5 Orientasi Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) bagi SKPD

89.415.000 100 99,90 100 100

5 PROGRAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH DAN SARANA PRASARANA

2.426.520.000 100,00 87,47 100,00 100,00

5.1 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Perhubungan, Tata Ruang, Permukiman dan ESDM

1.365.080.000 100,00 83,55 100,00 100,00 Sisa anggaran merupakan sisa dana lelang

5.2 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup

545.520.000 100,00 88,82 100,00 100,00 Sisa anggaran merupakan sisa dana lelang

5.3 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub Bidang Perhubungan, Tata Ruang, Permukiman, dan ESDM

178.000.000 100,00 98,75 100,00 100,00

5.4 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub 100.000.000 100,00 94,43 100,00 100,00

Page 214: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

198 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan PaguAnggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Bidang Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup

5.5 Penguatan Kelembagaan Sumber Daya Air

159.000.000 100,00 95,85 100,00 100,00

5.6 Pembinaan Penataan Ruang Daerah

78.920.000 100,00 94,91 100,00 100,00

6 PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAHAN

1.179.753.425 100,00 94,48 100,00 100,00

6.1 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Aparatur, Hukum, dan Politik

375.024.900 100,00 97,95 100,00 100,00

6.2 Perencanaan Pembangunan Sub Bidang Administrasi Publik dan Keuangan

353.906.725 100,00 89,72 100,00 100,00 Sisa anggaran merupakan sisa dana lelang

6.3 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub Bidang Aparatur, Hukum, dan Politik

129.970.000 100,00 93,54 100,00 100,00

6.4 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub 98.380.000 100,00 94,32 100,00 100,00

Page 215: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 199

No Program/ Kegiatan PaguAnggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Bidang Administrasi Publik dan Keuangan

6.5 Fasilitasi dan Koordinasi Indeks Demokrasi Indonesia dan Laboratorium Ketahanan Nasional (labkurtannas) di Provinsi DIY

222.471.800 100,00 96,83 100,00 100,00

7 PROGRAM PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

1.408.868.130 100,00 86,03 100,00 100,00

7.1 Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah

193.574.640 100,00 79,67 100,00 100,00 Efisiensi dari biaya cetak dan rapat-rapat

7.2 Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

305.128.640 100,00 86,54 100,00 100,00 Efisiensi dari Perjalanan Luar Daerah

7.3 Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan Daerah

304.303.200 100,00 89,20 100,00 100,00 efisiensi dari pelaksanaan kegiatan yang semula di hotel menjadi di gedung

Page 216: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

200 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan PaguAnggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

pemerintah

7.4 Fasilitasi Pengadaan Barang dan Jasa

208.208.950 100,00 77,69 100,00 100,00 tenaga honorer yang direncanakan 7 orang, terealisasi 4 orang kemudian 1 orang mengundurkan diri

7.5 Pengendalian dan Koordinasi Program Strategis di DIY

94.398.000 100,00 87,74 100,00 100,00 Efisiensi dari Rapat-rapat dan perjalanan dalam daerah

7.6 Penyusunan Dokumen Panduan Pelaksanaan APBD

196.939.800 100,00 87,07 100,00 100,00 sisa anggaran berasal dari sisa honor tenaga ahli

7.7 Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ)

106.314.900 100,00 99,99 100,00 100,00 Kegiatan penyusunan LKPJ AMJ telah selesai

Sumber : Bappeda DIY

Page 217: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 201

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Belum optimalnya kesinambungan antara proses perencanaan dan proses penganggaran, serta belum konsistennya proses politik dalam menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran.

2. Belum optimalnya hasil musrenbang sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan karena masih kuatnya ego sektoral dari masing-masing SKPD.

3. Belum optimalnya Koordinasi/kerjasama antarsektor dan antardaerah (kabupaten/kota).

4. Belum maksimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/kegiatan pembangunan sebagai feedback bagi perencanaan pembangunan daerah periode selanjutnya.

5. Belum optimalnya evaluasi perencanaan pembangunan terhadap perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Solusi

1. Mengoptimalkan fungsi perencanaan program dan anggaran dengan peningkatan koordinasi antara institusi perencana dengan institusi penganggaran serta mengintegrasikan proses politik sejak awal.

2. Peningkatan peran masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

3. Peningkatan efektifitas koordinasi dan pengendalian pelaksanaan program/kegiatan.

4. Meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerjasama antar daerah dan antar instansi dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah.

5. Meningkatkan pengkajian dan analisis perencanaan yang lebih akurat untuk dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan rasio implementasi perencanaan daerah.

Page 218: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

202 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

7. URUSAN PERUMAHAN

a) Kondisi Umum

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa pembangunan perumahan merupakan urusan wajib pemerintah daerah. Dalam implementasinya, sampai dengan saat ini, pemerintah daerah masih sangat tergantung kepada pemerintah dalam hal urusan pembangunan perumahan.

Pada tahun 2012, berdasarkan Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D) yang selanjutnya, menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, disebut RP3KP (Rencana Pembangunan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman) DIY, ketersediaan perumahan DIY sebanyak 1.038.233 unit. Ketersediaan perumahan ini terdiri atas 822.687 unit rumah permanen, 124.346 unit rumah semi permanen, dan 91.200 unit rumah nonpermanen (RTLH/ Rumah Tidak Layak Huni).

Mengingat KK di DIY pada tahun 2011 berjumlah 929.455 KK (BPS DIY 2011), jumlah ketersediaan perumahan tersebut tentu sangat mencukupi. Namun, pada kenyataannya banyak keluarga yang belum memiliki rumah. Penyebabnya ada beberapa kemungkinan, antara lain keluarga yang berkecukupan teridentifikasi mempunyai rumah lebih dari satu. Bisa juga terjadi bahwa pemilik rumah bukan penduduk DIY. Mereka memiliki rumah karena berbagai alasan, semisal untuk jaminan hari tua, investasi, untuk anak yang sekolah di DIY dan alasan lainnya.

Menurut RPJMD 2009-2013, kebutuhan rumah untuk daerah perkotaan (Kawasan Perkotaan Yogyakarta) sebesar 108.256 unit. Mengingat ketersediaan berjumlah 78.482 unit, maka masih ada kekurangan sebesar 29.474 unit. Target RPJMD dalam mengurangi backlog pertahun adalah 2% (dari target 5 tahun sebesar 10%) atau lebih kurang 589 unit/tahun.

Melihat kondisi di atas, sejalan dengan kebijakan nasional, pembangunan perumahan dan permukiman lebih diarahkan pada pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya. Tujuan lain yang lebih khusus adalah untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau, baik melalui penyediaan Rumah Susun atau pemberian bantuan stimulan untuk menuju rumah layak huni, dan perbaikan sarana dan prasarana umum lingkungan agar tidak mewujudkan permukiman

Page 219: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 203

kumuh. Di samping itu, peran pemerintah mendorong swasta untuk bisa dibina dalam melakukan penyediaan rumah yang murah dan terjangkau.

Indikator keberhasilan urusan perumahan, dengan menggunakan tolok ukur target kinerja sebagaimana telah tercantum dalam RPJMD DIY, dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel IV.15 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perumahan Tahun 2011-2012

No. Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Capaian Realisasi (%)

1 Persentase Penurunan Backlog dalam penyediaan perumahan

Persen 2 2 20,44 1022

2 Prosentase Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan

Persen 10 10 10,26 103

3 Prosentase Jumlah Komunitas Perumahan yang difasilitasi

Persen 5 5 10,27 205

4 Persentase Pengurangan Kawasan Kumuh

Persen 10 10 10,15 102

Sumber : DPUE-ESDM DIY

Target tersebut dicapai melalui program-program yang dibiayai pemerintah dan daerah. APBD Provinsi DIY pada Tahun Anggaran 2012 dialokasikan untuk 4 program dan 8 kegiatan urusan perumahan sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Total anggaran yang dikeluarkan adalah Rp19,002,940,000 dengan realisasi fisik sebesar 100%.

1) Penyediaan Perumahan

Selama tahun 2012, upaya penurunan backlog penyediaan perumahan oleh Pemda DIY dilakukan melalui program Pengembangan Perumahan yang dijabarkan melalui beberapa kegiatan berikut:

a. Penetapan kebijakan, strategi, dan program perumahan; b. Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan; c. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat

kurang mampu.

Di samping hal di atas, pengurangan backlog pembangunan perumahan juga dilakukan oleh swasta melalui pengembang. Berdasarkan data dari REI DIY, tercatat selama tahun 2012 telah dibangun 3.750 unit rumah (tersebar dalam 810 titik perumahan dengan rincian di

Page 220: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

204 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Kabupaten Sleman 527 titik, Kabupaten Bantul 193 titik, Kota Yogyakarta 66 titik, Kabupaten Kulon Progo 15 titik, dan Kabupaten Gunungkidul 9 titik). Sementara melalui Pemerintah, Perumnas membangun rumah 157 unit di Guwosari, Kabupaten Bantul. Kementerian Perumahan Rakyat memberi stimulan sebanyak 2532 unit, membangun rumah swadaya sebanyak 1.786 unit tersebar di Kabupaten Bantul, 196 unit di Kabupaten Sleman, 367 unit di Kabupaten Gunungkidul dan 183 unit di Kabupaten Kulon Progo dan 1 Twin Block Rusunawa Polda DIY di Maguwoharjo, Sleman, serta 1 Twin Block Rusunawa di Kotagede, Kota Yogyakarta, untuk total 192 unit hunian.

Sementara, melalui bantuan stimulan (APBD) untuk meningkatkan rumah menjadi layak huni, selama tahun 2012 terfasilitasi 1.510 unit rumah meliputi 468 unit di Kabupaten Gunungkidul, 400 unit di Kabupaten Bantul, 416 unit di Kabupaten Sleman, 140 unit di Kabupaten Kulon Progo, dan 86 unit rumah di Kota Yogyakarta.

Berdasarkan data realisasi di atas, selama tahun 2012 terjadi penambahan rumah baru sebanyak 6.025 unit, di mana 2.275 unit dibangun pemerintah dan 3.750 unit dibangun oleh pengembang. Sedangkan Pemerintah DIY mampu menambah 1.510 rumah menjadi layak huni melalui bantuan stimulan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Dari sisi indikator, penurunan backlog dalam penyediaan perumahan sebanyak 6.025 unit atau setara dengan 20,44%, yang berarti jauh di atas target 2% yang ditetapkan.

Tabel IV.16 Penyediaan Perumahan di DIY Tahun 2012

No. Uraian Lokasi Realisasi 2012 ( Unit)

Stimulan Rumah Baru

I. Pembangunan Perumahan oleh Swasta (Pengembang) (REI 2012)

Tersebar di DIY - 3.750

II. Pembangunan perumahan oleh pemerintah (+ Perum Perumnas)

4234 2275

A Melalui Dana APBN 2724 2275

Pembangunan Rumah Swadaya Bantul, Sleman, Kulon Progo

2724 -

Pembangunan Rusun Sleman,Kota Yk - 192

Pembangunan Hunian tetap bagi korban merapi

Sleman - 2083

B Melalui Dana APBD 1510 -

Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu

1510 -

Jumlah total penyediaan rumah di 2012 (I+II) 4.234 6.025

Sumber : DPUP – ESDM DIY

Page 221: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 205

2) Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan

Peningkatan Lingkungan sehat perumahan, dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang pembangunan perumahan, yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman terkait lingkungan sehat perumahan kepada kabupaten/kota dan juga penyuluhan kepada masyarakat;

2. Peningkatan Kualitas Prasarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan Perdesaan, yang merupakan pembangunan sarana dan prasana kawasan di 4 lokasi di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan 2 lokasi di Kabupaten Bantul.

Konsep pendekatan kegiatan Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan adalah melalui Tridaya (Daya Manusia, Daya Lingkungan dan Daya Ekonomi). Konsep Tridaya dilakukan melalui penyuluhan-penyuluhan terhadap kader-kader pembangunan di masyarakat. Tujuannya, agar mereka mampu berperan aktif dalam menyebarkan pemahaman tentang lingkungan sehat perumahan. Konsep ini telah terbukti mampu menurunkan kantong-kantong kumuh di kawasan perkotaan Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Karena konsep ini pula DIY memperoleh penghargaan juara I dalam pengelolaan Rusun di tingkat nasional kategori Rusun Untuk Pekerja di Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul serta juara III Nasional kategori Penanganan Kawasan Kumuh di Rusun Graha Sejahtera, Tegalpanggung, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta. Penghargaan Adiupaya Puritama yang diberikan oleh Kementerian Perumahan Rakyat kepada Kabupaten Sleman sebagai juara III Tingkat Nasional untuk tahun 2012 membuktikan bahwa ada peningkatan kesehatan bagi lingkungan perumahan di DIY.

Berdasarkan data Review RP4D (RP3KP), di DIY terdapat 69 kawasan dengan kriteria kumuh yang identik dengan tidak sehatnya lingkungan permukiman. Dari angka itu dapat dirinci bahwa 11 lokasi sangat kumuh, 57 lokasi kumuh sedang dan 1 lokasi sedikit kumuh.

Pada tahun 2012, telah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di 3 (tiga) kawasan yang perlu ditingkatkan lingkungannya. Tiga kawasan itu meliputi kawasan Berbah, Kabupaten Sleman, kawasan Imogiri, Kabupaten Bantul, dan kawasan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Peningkatan Kualitas Prasarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan dialokasikan di 3 kawasan, yaitu: 1)

Page 222: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

206 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

kawasan Kabupaten Bantul; 2) kawasan Kabupaten Sleman; 3) kawasan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.

Dari sisi capaian target kinerja, melalui dana APBD 2012 tercapai peningkatan lingkungan sehat perumahan di 4 (empat) lokasi, yang setara dengan 5,8%. Sementara, total capaian kinerja tahun 2012 untuk dana APBN dan APBD ada 7 (tujuh) lokasi atau setara dengan 10,26% . Prosentase ini berada di atas target tahun 2012, yaitu sebesar 10%.

3) Fasilitasi bagi Komunitas Perumahan

Fasilitasi bagi komunitas perumahan dilakukan melalui Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan. Program ini meliputi:

1. Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman berbasis masyarakat, yang telah dilakukan bagi komunitas perumahan di 23 lokasi;

2. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan, yang dilakukan melalui penyuluhan kepada komunitas perumahan pada lokasi tersebut diatas.

Jumlah total komunitas perumahan di DIY tercatat 438 komunitas. Selama tahun 2012, ada 40 Komunitas Perumahan yang difasilitasi Pemerintah DIY untuk membangun sarana dan prasarana permukimannya, dengan 4 lokasi di Kota Yogyakarta, 7 lokasi di Kabupaten Bantul, 3 lokasi di Kabupaten Kulon Progo, 4 lokasi di Kabupaten Gunungkidul, dan 5 lokasi di Kabupaten Sleman.

Dari data di atas, jumlah Komunitas Perumahan yang difasilitasi APBD 2012 sebesar 9,13% (40 komunitas dari total 438 komunitas). Sementara, Kementerian Pekerjaan Umum, pada tahun 2012 telah melaksanakan fasilitasi terhadap 5 Komunitas Perumahan, yang berlokasi di Kecamatan Imogiri dan Kecamatan Plered (Kabupaten Bantul), di Kecatamatan Gedangsari (Kabupaten Gunungkidul), serta Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Pakem (Kabupaten Sleman). Capaian kinerja total untuk tahun 2012 adalah 45 komunitas telah terfasilitasi, atau sebesar 10.27% (45 komunitas dari total 438 komunitas). Presentase ini lebih besar dari target kinerja yang telah ditetapkan.

Selain program pemerintah, fasilitasi terhadap komunitas perumahan juga dilakukan oleh Lembaga Non-Pemerintah (NGO) Habitat for Humanity (HfH) dan Community based Initiative Local Development (Co-bild). Peran serta NGO ini menambah target capaian.

Page 223: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 207

4) Pengurangan Kawasan Kumuh

Pengurangan kawasan kumuh di DIY dilakukan melalui program Penataan Kawasan Padat Penduduk dan Kumuh melalui kegiatan Penataan Kawasan Kumuh.

Dari data Review RP4D (RP3KP), terinventarisasi 69 kawasan kumuh yang berlokasi di Kabupaten Bantul sebanyak 9, Kabupaten Kulon Progo 10, Kabupaten Gunungkidul 9, Kabupaten Sleman 11 dan Kota Yogyakarta 29. Pada tahun 2012, telah dilakukan penataan kawasan kumuh tersebut melalui dana APBD dan APBN.

Dana APBD dialokasikan pada 3 kawasan dengan luas lebih kurang 15 ha. Kawasan tersebut meliputi: 1) kawasan Berbah, Kabupaten Sleman; 2) kawasan Imogiri, Kabupaten Bantul; 3) kawasan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan dana APBN melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dialokasikan di kawasan: 1) kawasan Winongo, Kel. Gedong Kiwo, Kota Yogyakarta; 2) Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo; 3) Kawasan Mulo, Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul; kawasan Selang, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

Upaya penataan kawasan kumuh pada tahun 2012 telah dilakukan di 7 kawasan, atau 10,15% dari total kawasan kumuh di DIY. Capaian ini melebihi target kinerja 2012 yang ditetapkan sebesar 10%.

Tabel IV.17 Penataan Kawasan Kumuh di DIY Tahun 2012

No. Uraian Lokasi

Realisasi Penataan Kawasan Kumuh di 2012

Kawasan % *)

I. Melalui Dana APBN

1. Penataan Kawasan Kumuh Kota Yogyakarta 1 1,45

Kab. Kulon Progo 1 1,45

Kab. Gunungkidul 2 2,90

II. Melalui Dana APBD

1. Penataan Kawasan Kumuh Kab.Sleman 1 1,45

Kab. Bantul 1 1,45

Kab. Gunungkidul 1 1,45

Penataan Kawasan Kumuh di 2012 7 10,15

Sumber : DPUP – ESDM DIY *) Prosentase didasarkan pada jumlah total kawasan kumuh DIY (69 kawasan)

Page 224: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

208 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.18 Program/Kegiatan Urusan Perumahan Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN

13.402.940.000 100,00 98,78 100,00

100,00

1.1 Penetapan Kebijakan, Strategi dan Program Perumahan

150.000.000 100,00 90,96 100,00 100,00

1.2 Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Perumahan

40.000.000 100,00 97,85 100,00 100,00

1.3 Fasilitasi Dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu

13.212.940.000 100,00 98,87 100,00 100,00

2 PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT PERUMAHAN

900.000.000 100,00 97,28 100,00 100,00

2.1 Koordinasi Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan tentang Pembangunan Perumahan

150.000.000 100,00 95,38 100,00 100,00

2.2 Peningkatan Kualitas Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan Pedesaan

750.000.000 100,00 97,67 100,00 100,00

3 PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS PERUMAHAN

4.200.000.000 100,00 99,27 100,00 100,00

3.1 Fasilitasi Pembangunan Prasarana 3.700.000.000 100,00 99,43 100,00 100,00

Page 225: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 209

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

dan Sarana Dasar Permukiman Berbasis Masyarakat

3.2 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan Perumahan

500.000.000 100,00 98,10 100,00 100,00

4 PROGRAM PENATAAN KAWASAN PADAT PENDUDUK DAN KUMUH

500.000.000 100,00 95,41 100,00 100,00

4.1 Penataan Kawasan Kumuh 500.000.000 100,00 95,41 100,00 100,00 Sumber : Dinas PUP-ESDM DIY

Page 226: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

210 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Belum maksimalnya peran aktif dari pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang perumahan.

2. Adanya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang semakin meningkat terutama di perkotaan, yang mengakibatkan alih fungsi lahan tidak terbendung.

3. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah terhadap lahan untuk perumahan serta terbatasnya anggaran pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan perumahan yang layak huni, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Solusi

1. Peningkatan peran kapasitas pemangku kepentingan termasuk komunitas masyarakat di bidang perumahan. Bersama-sama dengan pemerintah, para pemangku kepentingan akan mengatasi permasalahan penyediaan perumahan, terutama rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

2. Peningkatan koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang dan peningkatan pengawasan terhadap alih fungsi lahan

3. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mengatasi permasalahan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

a) Kondisi Umum

Penerapan kebijakan kepemudaan dilakukan dengan memberikan iklim yang kondusif bagi pemuda dalam mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minatnya melalui peningkatan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, serta mengembangkan sikap keteladanan, kemandirian, akhlak mulia, dan disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penciptaan iklim yang kondusif itu mencakup:

1. Pemberian kesempatan dan kebebasan kepada pemuda untuk mengorganisasikan dirinya secara merdeka sebagai wahana pendewasaan untuk menjadi pemimpin bangsa yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, prioritas, demokratis, mandiri, dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat;

Page 227: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 211

2. Pengembangan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda yang berdaya saing, unggul, dan mandiri;

3. Perlindungan terhadap generasi muda dari hal-hal destruktif terutama penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba;

4. Pengembangan wawasan kebangsaan di kalangan pemuda guna memupuk jiwa persatuan dan kesatuan bangsa, bangga dan rela berkorban demi mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;

5. Kegiatan mempersiapkan pemuda dalam menghadapi persaingan global dan untuk pergaulannya dengan bangsa-bangsa lain melalui berbagai aktivitas yang mendukung, dengan mengedepankan semangat kemanusiaan yang berkeadilan, beradab, dan demokratis, dengan tidak meninggalkan jati dirinya sebagai suatu bangsa;

6. Pengelolaan, pengembangan, dan peningkatan sarana dan prasarana untuk kepentingan pemberdayaan pemuda dan olahraga.

Sedangkan pembangunan di bidang olahraga dilakukan dengan berbagai upaya. Di antaranya adalah:

1. Melaksanakan pengkajian dan perumusan kebijakan pemerintah di bidang keolahragaan;

2. Melaksanakan pengkajian dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan olahraga;

3. Melaksanakan kajian sekolah olahraga;

4. Melaksanakan pengembangan sistem informasi keolahragaan;

5. Melaksanakan pembibitan dan pembinaan olahragawan usia dini;

6. Memetakan dan menganalisis pelaksanaan kewenangan wajib dan standar pelayanan minimal di bidang olahraga;

7. Menyusun Indikator Pengembangan Olahraga (Sport Development Index);

8. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan olahraga;

9. Membina dan meningkatkan kualitas manajemen organisasi olahraga;

10. Memberdayakan dan meningkatkan kualitas manajemen organisasi olahraga prestasi prioritas di tingkat daerah.

Pembinaan terhadap generasi muda dilakukan dengan memberikan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dalam pengembangan

Page 228: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

212 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

jiwa kewirausahan dan kemandirian melalui sentra-sentra pemberdayaan pemuda. Pengembangan kepemudaan juga dilakukan di pedesaan untuk memberikan semangat agar para pemuda dapat menjadi penggerak roda pembangunan. Dalam usaha memberikan bekal kewirausahaan, dilakukan pelatihan-pelatihan keterampilan serta upaya menumbuhkan semangat melakukan inovasi bisnis. Diharapkan para pemuda tidak hanya mengandalkan pekerjaan formal sebagai pekerja/pegawai, namun sanggup mengembangkan usaha mandiri yang dapat bertahan terhadap goncangan dan persaingan.

Dalam bidang olahraga, pembinaan dilakukan dengan cara mengidentifikasi ketersediaan potensi dan bakat bidang olahraga baik bagi pelajar maupun pemuda. Selanjutnya, akan dilakukan pembibitan melalui proses seleksi dan pembinaan melalui kompetisi-kompetisi tingkat provinsi. Bibit-bibit berprestasi akan terus dibina agar dapat meningkatkan prestasi sampai ke jenjang kompetisi yang lebih tinggi. Pembinaan olahraga tentu perlu didukung dengan kesiapan tenaga pelatih, sarana dan prasarana, serta teknologi.

Melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung bidang kepemudaan dan olahraga diharapkan semua pihak yang terlibat di dalamnya mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tabel IV.19 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1. Jumlah Sentra Pemberdayaan Pemuda

Sentra

2. Prestasi Olahraga Tingkat Nasional

a. POPNAS Peringkat 7 - - -

b. POSPENAS Peringkat - 3 - -

Sumber: Disdikpora DIY

Keterangan : - POPNAS berikutnya diadakan pada tahun 2013 - POSPENAS berikutnya diadakan pada tahun 2013

Page 229: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 213

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.20 Program/Kegiatan Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENGEMBANGAN DAN KESERASIAN KEBIJAKAN PEMUDA

249.875.000

100,00

89,69

100,00

100,00

-

1.1 Pemetaan Potensi Kepemudaan 249.875.000

100,00

89,69

100,00

100,00

Penyerapan anggaran tidak optimal karena adanya sisa honorarium

2 PEMBINAAN ORGABISASI PEMUDA

1.049.175.000

100,00

91,59

100,00

100,00

-

2.1 Pembinaan Organisasi Kepemudaan

130.760.000

100,00

84,81

100,00

100,00

Penyerapan anggaran tidak optimal karena biaya untuk perjalanan dinas dalam daerah tidak digunakan dan biaya makan minum harian umum menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatan

2.2 Fasilitasi Aksi Bakti Sosial Kepemudaan

118.996.000

100,00

94,99

100,00

100,00

-

Page 230: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

214 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.3 Pembinaan Pemuda Pelopor Keamanan Lingkungan

249.811.000

100,00

94,68

100,00

100,00

-

2.4 Pameran Prestasi Hasil Karya Pemuda

99.985.000

100,00

78,35

100,00

100,00

Penyerapan anggaran tidak optimal karena biaya belanja dekorasi dan perjalanan dinas dalam daerah tidak digunakan

2.5 Peningkatan Kemandirian Dan Kepeloporan Pemuda

75.000.000

100,00

85,87

100,00

100,00

Penyerapan anggaran tidak optimal karena ada dana sisa dari cabang lomba yang tidak memenuhi kriteria untuk diberikan kejuaraan

2.6 Pengembangan Sentra Pemberdayaan Pemuda

99.850.000

100,00

99,25

100,00

100,00

-

2.7 Pemberdayaan Peran Serta Pemuda untuk Pembangunan Pedesaan

74.910.000

100,00

100,00

100,00

100,00

-

2.8 Pelatihan Organisasi bagi Pengurus OSIS

199.863.000

100,00 91,93

100,00

100,00

-

3 PROGRAM PENINGKATAN UPAYA PENUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN DAN

390.000.000

100,00 93,17

100,00 100,00 -

Page 231: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 215

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

KECAKAPAN HIDUP PEMUDA

3.1 Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda

65.000.000

100,00

98,79

100,00

100,00

-

3.2 Pelatihan Ketrampilan bagi Pemuda

200.000.000

100,00

98,86

100,00

100,00

-

3.3 Pembinaan Inovasi Bisnis bagi Pemuda

125.000.000

100,00

81,16

100,00

100,00

Penyerapan anggaran tidak optimal karena perjalanan dinas dalam daerah tidak digunakan dan ada hadiah yang dikembalikan karena hasil penilaian lomba tidak memenuhi kriteria kejuaraan yang telah ditentukan

4 PROGRAM PEMBINAAN DAN PEMASYARAKATAN OLAHRAGA

5.257.641.000

100,00 96,81

100,00

100,00

-

4.1 Pembibitan dan Pembinaan Olahragawan Berbakat

1.300.000.000

100,00 99,40 100,00 100,00 -

4.2 Pemassalan Olahraga bagi Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat

100.000.000

100,00 95,57

100,00 100,00 -

Page 232: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

216 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

4.3 Pengembangan Olahraga Rekreasi

325.000.000

100,00 99,55

100,00 100,00 -

4.4 Penyelenggaraan POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah)

740.000.000

100,00 99,53

100,00 100,00 -

4.5 Penyelenggaraan Tri Lomba Juang

200.000.000

100,00 93,22

100,00 100,00 -

4.6 POPCADA ( Pekan Olah Raga Pelajar Cacat Daerah)

149.916.000

100,00 99,31

100,00 100,00 -

4.7 Penyelenggaraan PORCADA (Pekan Olahraga Cacat Daerah)

100.000.000

100,00 99,86

100,00 100,00 -

4.8 Bimbingan Teknis bagi Pelatih dan Wasit

125.000.000

100,00 93,35

100,00 100,00 -

4.9 Penyelenggaraan Liga Pelajar Indonesia

150.000.000

100,00 98,76

100,00 100,00 -

4.10 Penyelenggaraan POSPEDA (Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Daerah)

560.000.000

100,00 98,57

100,00 100,00 -

4.11 Penyelenggaraan POPWIL (Pekan Olahraga Pelajar Wilayah)

1.507.725.000

100,00 92,18

100,00 100,00 -

5 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA

4.000.500.000

100,00 76,91

100,00 86,25

-

5.1 Pemeliharaan Rutin/ Berkala 1.100.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

Page 233: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 217

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Sarana dan Prasarana Olahraga

5.2 Pengadaan Gedung KONI

2.000.000.000

100,00 59,41

100,00

72,49

Penyerapan anggaran tidak optimal karena adanya sisa lelang. Pembangunan gedung tidak selesai karena pelaksanaan mundur menanti selesainya proses penghapusan dan pembongkaran. Proses pembersihan sisa bangunan memakan waktu cukup lama, pembuatan pondasi hanya bisa dilakukan secara manual karena peralatan besar tidak bisa masuk. Bekas pondasi juga sulit dibongkar. Saat proses pengerjaan cor dak lantai I curah hujan cukup tinggi. Meski waktu sudah banyak terbuang dan pekerjaan

Page 234: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

218 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

cukup sulit tidak ada penambahan waktu karena kontrak berakhir tanggal 28 Desember 2012

5.3 Rehabilitasi Sedang/Berat Sarana dan Prasarana Olahraga

200.000.000

100,00 99,91

100,00

100,00

-

5.4 Pengkajian Youth Centre

350.000.000

100,00 87,86

100,00

100,00

Penyerapan anggaran tidak optimal karena adanya sisa lelang dan hasil negosiasi

5.5 Pengkajian Bumi Perkemahan Babarsari

350.000.000

100,00 80,21

100,00

100,00

Penyerapan anggaran tidak optimal karena adanya sisa lelang dan hasil negosiasi

6 PROGRAM PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN PEMUDA

998.496.000

100,00 85,04

100,00

100,00

-

6.1 Pembentukan Paskibraka 450.000.000 100,00 94,30 100,00 100,00 -

6.2 Pelatihan Pembina Pramuka 100.000.000 100,00 93,60 100,00 100,00 -

6.3 Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan Bagi Pemuda

75.000.000

100,00 93,41

100,00

100,00

-

6.4 Lomba Baris Berbaris 74.996.000 100,00 99,59 100,00 100,00 -

6.5 Pelatihan Pelatih Tata Upacara 148.500.000 100,00 49,41 100,00 100,00 Penyerapan anggaran

Page 235: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 219

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Sipil

tidak optimal karena adanya kelebihan penghitungan anggaran untuk narasumber, bahan percontohan, dan makan minum harian umum (sisa dana tidak digunakan/dicairkan)

6.6 Apresiasi Pemuda berprestasi 150.000.000 100,00 75,37 100,00 100,00 -

Sumber : Disdikpora DIY

Page 236: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

220 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Terbatasnya sarana prasarana untuk kegiatan kepemudaan, khususnya yang berkaitan dengan kewirausahaan.

2. Terbatasnya sarana latihan para atlet.

3. Belum optimalnya pembibitan atlet.

4. Masih rendahnya sikap sportivitas, disiplin dan semangat juang atlet.

Solusi

1. Pemberian sarana dan prasarana yang memadai untuk pembinaan generasi muda, khususnya dalam hal kewirausahaan, semisal penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan, pelatihan keterampilan berwirausaha, dan pembinaan bagi para pemuda yang memiliki inovasi-inovasi dalam pengembangan bisnis secara mandiri.

2. Pemberian penghargaan bagi para pemuda berprestasi dan penyelenggaraan pameran hasil karya pemuda.

3. Penambahan dan pemeliharaan fasilitas latihan bagi para atlet agar prestasi meningkat.

4. Kebijakan pembinaan dan penghargaan atlet berprestasi sehingga tetap tinggal di DIY.

5. Pengelolaan pembibitan atlet yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

6. Pencarian atlet olahraga berbakat.

7. Pemberian penghargaan berupa beasiswa bagi atlet berprestasi.

8. Pembinaan atlet-atlet berbakat dan klub-klub olahraga prestasi.

Melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung bidang kepemudaan dan olahraga, diharapkan semua pihak yang terlibat di dalamnya mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 237: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 221

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

a) Kondisi Umum

Terbatasnya sumber daya modal adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh kebanyakan daerah dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, sementara di sisi lain kebutuhan peningkatan pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan dalam upaya pemerintah daerah mendorong kegiatan ekonominya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam rangka mengoptimalkan potensi perekonomian daerah, maka DIY masih memerlukan sejumlah tambahan dana dalam bentuk investasi swasta, baik yang berasal dari investor dalam negeri maupun investor asing.

Kegiatan penanaman modal di DIY menyimpan beberapa peluang, seperti spesifikasi keunggulan lokal DIY di bidang pariwisata dan pendidikan, komitmen pemerintah daerah dengan slogan Jogja Invest yang terbuka untuk investor, serta ketersediaan sumberdaya manusia yang berdaya saing. Adapun isu strategis yang mengemuka dalam peningkatan investasi terkait pada persaingan global dengan negara lain serta investasi yang mengarah pada keunggulan lokal DIY. Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan yang menjadi fokus perhatian dalam pengembangan investasi di DIY, yakni realisasi investasi yang mampu mendorong tumbuhnya sektor swasta/riil, investasi yang mengarah pada kelestarian lingkungan, perlunya peningkatan infrastruktur dan sarana pendukung lain (termasuk kesiapan lahan), regulasi yang mantap dalam fasilitasi investasi, serta upaya peningkatan kerjasama penanaman modal dengan daerah dan negara-negara maju.

Tabel IV.21 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2011-2012

Indikator Satuan Capaian

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

Pertumbuhan Investasi (PMDN/PMA)

persen 40,22 10,16 9,85 96,91

Pertumbuhan investasi PMDN

persen 22,72 25,45 21,30 96,10

Pertumbuhan investasi PMA

persen 52,46 1,55 3,40 219,25

Sumber : BKPM DIY

Page 238: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

222 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Pertumbuhan investasi PMA/PMDN di DIY pada tahun 2012 sebesar 9,85%, dengan nilai pertumbuhan dalam rupiah Rp632.488.121.751,- yang terdiri atas kenaikan investasi PMDN sebesar 21,30% (senilai Rp492.802.910.146,-) dan pertumbuhan investasi PMA sebesar 3,40% (senilai Rp139.685.211.605,-). Rincian perusahaan yang merealisasikan investasinya di DIY berjumlah 233 perusahaan (terdiri dari 122 PMA dan 111 PMDN) dengan serapan tenaga kerja sebanyak 38.916 TKI serta 142 TKA. Nilai realisasi dan pertumbuhan investasi PMA/PMDN di DIY selama kurun waktu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel IV.22 Realisasi Investasi PMA/PMDN, 2008-2012

Tahun Investasi PMDN

(Rp) Investasi PMA

(Rp) PMA+PMDN

(Rp) Pertumbuhan

(Rp)

Pertum Buhan

(%)

2008 1.806.426.455.845 2.415.461.744.857 4.221.888.200.702 142.187.960.933 3,49

2009 1.882.514.536.845 2.508.131.163.857 4.390.645.700.702 168.757.500.000 3,99

2010 1.884.923.869.797 2.696.046.957.447 4.580.972.827.244 190.327.126.542 4,33

2011 2.313.141.695.784 4.110.436.324.224 6.423.578.020.008 1.842.605.192.764 40,22

2012 2.805.944.605.930 4.250.121.535.829 7.056.066.141.759 632.488.121.751 9,85

Sumber: BKPM DIY

Pada tahun 2012, pertumbuhan investasi di DIY terutama berasal dari sektor tersier, lebih khusus lagi bidang perhotelan dan perdagangan. Dalam perkembangannya, perusahaan PMDN menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, yakni pada bidang perhotelan dan industri konveksi. Sedangkan pada perusahaan PMA, sebagaimana tahun sebelumnya, bidang jasa perhotelan, restoran, industri pengolahan, perdagangan, dan pengangkutan masih memberikan nilai pertumbuhan yang signifikan.

Meskipun demikian, perlu diakui bahwa realisasi pertumbuhan investasi di tahun 2012 masih di bawah target awal yang senilai 10,16% (terdapat selisih sebesar 0,31% atau senilai Rp20.070.251.689,-). Tidak tercapainya target terutama berasal dari kurangnya realisasi investasi PMDN dibanding perhitungan awal berdasar surat persetujuan (izin prinsip) investasi PMDN yang diterbitkan pada tahun 2009 dan 2010. Beberapa persoalan di lapangan terindikasi menjadi penyebab masih tidak terealisasinya surat persetujuan (izin prinsip) PMDN/PMA menjadi perusahaan operasional (aktif) di DIY, yakni kesulitan investor untuk memperoleh lahan usaha yang diinginkan dan jaminan kepastian hukum yang cenderung tidak kondusif bagi iklim investasi.

Page 239: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 223

Pelaksanaan program/kegiatan Pemda DIY terkait urusan penanaman modal selama kurun tahun anggaran 2012 telah diarahkan untuk peningkatan promosi peluang-peluang serta potensi investasi yang ada serta peningkatan iklim dan realisasi investasi. Upaya peningkatan promosi investasi telah dilaksanakan melalui bentuk keikutsertaan dalam pameran-pameran investasi tingkat regional maupun skala nasional, seperti gelar potensi investasi daerah (GPID), Trade and Tourism Investment (TTI) Expo, penyelenggaraan one on one meeting, business forum/business meeting dengan calon investor dan stakeholder terkait serta penyelenggaraan promosi peluang investasi melalui website Jogja Invest. Keikutsertaan Pemerintah Daerah DIY pada pelaksanaan Pameran Invesda Expo 2012 meraih juara harapan tiga stand terbaik. Kemudian, pada Pameran Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun 2012, stand Pemda DIY berhasil meraih penghargaan sebagai “ Brand Manage Champion 2012yr ”

kategori stand pemerintah.

Pameran-pameran investasi yang telah dilaksanakan telah menghasilkan adanya kontak-kontak bisnis dengan beberapa calon investor yang menyatakan tertarik dengan potensi investasi di DIY. Calon-calon investor itu antara lain:

1. WEGH GROUP, sebuah perusahaan Italia yang bergerak di bidang industri peralatan rel kereta api;

2. GeoSyndicate Power, sebuah perusahaan India yang bergerak di bidang energi;

3. Keppel Logistic, berpusat di Singapura; 4. Intercontinental Hotel Group, sebuah perusahaan yang sudah

banyak berbisnis di Indonesia di sektor perhotelan; 5. PT Nusantara Infrastructure Tbk, perusahaan yang bergerak di

bidang infrastruktur; 6. PT Ilham Treda Industri, perusahaan yang bergerak di bidang

drilling and energy investment/renewable energy; 7. PT People Power International, perusahaan yang bergerak di

bidang infrastruktur dan energi; 8. Asia Technology Ventures, perusahaan yang bergerak di bidang

teknologi;

9. Everything Better dan Glenn’s Group Indonesia yang bergerak di bidang agro industri, infrastruktur, pertambangan, furniture, dll.

Upaya peningkatan iklim dan realisasi investasi di DIY pada tahun 2012 dilakukan dengan 2 (dua) strategi utama. Pertama, perbaikan perangkat sistem serta prosedur investasi dan, kedua, peningkatan jalinan komunikasi berikut pelayanan prima kepada investor. Perbaikan

Page 240: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

224 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

perangkat sistem dan prosedur telah diupayakan dengan optimalisasi fungsi Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) yang telah memenuhi kualifikasi bintang satu (Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Nomor 67 Tahun 2010 tentang Penetapan Kualifikasi Terhadap 130 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2010). Kualifikasi bintang satu memberikan kewenangan bagi Gerai P2T DIY untuk melayani perizinan dan non-perizinan sesuai kewenangannya dengan berbasis SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik).

Gerai P2T DIY saat ini telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Publik (SPP) sampai dengan mekanisme kerja dan petunjuk pelaksanaan pengaduan akan terus dikembangkan sebagai salah satu keunggulan pelayanan birokrasi Pemda DIY, melalui pembenahan infrastruktur dan peningkatan kapasitas sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan. Sampai dengan akhir tahun 2012, Gerai P2T DIY telah melayani sebanyak 74 izin/non-izin untuk bidang perekonomian dan infrastruktur serta 203 izin/non-izin bidang sosial dan kesejahteraan rakyat dengan nilai revenue sebesar Rp977.993.929,-.Pada tahun 2012, telah pula dilaksanakan kajian teknis penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Daerah (RUPMD) yang pada masa mendatang akan menjadi panduan strategis kegiatan terkait penanaman modal di DIY. Sementara untuk pelayanan informasi kepada investor/calon investor, telah dilaksanakan studi kelayakan peluang investasi sektor strategis pilihan, penambahan fitur serta menu content web Jogja Invest dan penyusunan aplikasi peta profil peluang investasi berbasis sistem informasi geografis (GIS). Selanjutnya, fasilitasi pelayanan kepada investor telah dilakukan pula dengan penyelenggaraan workshop dan FGD antarlembaga dalam rangka penyelesaian permasalahan penanaman modal. Hal tersebut seiring sejalan dengan komitmen Pemda DIY bersama legislatif untuk memberikan kemudahan bagi investor, di antaranya melalui penyusunan perda tentang pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal di DIY pada tahun 2013, sebagai tindak lanjut draft raperda yang telah selesai disusun tahun 2012.

Page 241: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 225

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.23 Program/Kegiatan Urusan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2012

Nomor Program/Kegiatan Pagu (Rp) Fisik ( % ) Keuangan ( % )

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

1.828.833.420 100,00 99,89 100,00 95,26

1.1 Pengembangan Potensi Unggulan Daerah

98.136.000

100,00 100,00 100,00 99,68

1.2 Penyelenggaraan pameran investasi 239.470.000

100,00 100,00 100,00 91,70

1.3 Penyelenggaraan pameran potensi daerah

781.180.000

100,00 99,46 100,00 91,41

1.4 Pengembangan sistem informasi penanaman modal

99.404.920

100,00 100,00 100,00 95,70

1.5 Penyebarluasan informasi pembangunan daerah

610.642.500

100,00 100,00 100,00 97,79

2 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

905.761.100 100,00 100,00 100,00 97,66

2.1 Memfasilitasi dan Koordinasi kerjasama di Bidang Investasi

19.960.000 100,00 100,00 100,00 98,49

2.2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 64.870.000 100,00 100,00 100,00 99,94

Page 242: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

226 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Nomor Program/Kegiatan Pagu (Rp) Fisik ( % ) Keuangan ( % )

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

2.3 Koordinasi Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( PTSP )

198.597.800 100,00 100,00 100,00 86,16 Sisa dari honor narasumber (tidak hadir sesuai rencana) serta realisasi makan minum rapat koordinasi pengaduan telah sesuai kebutuhan;

2.4 Peningkatan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal

40.315.000 100,00 100,00 100,00 99,98

2.5 Pengembangan pelayanan perijinan dan non perijinan di DIY

186.935.000 100,00 100,00 100,00 99,08

2.6 Pengembangan sistem informasi pelayanan perizinan terpadu

99.781.300 100,00 100,00 100,00 97,49

2.7 Penyusunan Profil Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan di DIY

49.760.000 100,00 100,00 100,00 99,39

2.8 Penyusunan Aplikasi Investasi Berbasis Sistem Informasi Geografis ( GIS )

193.612.000 100,00 100,00 100,00 98,68

2.9 Koordinasi antarlembaga dalam penyelesaian permasalahan pelaksanaan penanaman modal

51.930.000 100,00 100,00 100,00 99,77

Page 243: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 227

Nomor Program/Kegiatan Pagu (Rp) Fisik ( % ) Keuangan ( % )

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

3 Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

127.550.000 100,00 100,00 100,00 98,27

3.1 Koordinasi dan konsolidasi perencanaan pengembangan penanaman modal

81.130.000 100,00 100,00 100,00 96,55

3.2 Penyusunan rencana umum penanaman modal daerah ( RUPMD )

46.420.000 100,00 100,00 100,00 99,99

4 Pengembangan nilai budaya 418.707.000 100,00 100,00 100,00 99,71

4.1 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah

223.955.000 100,00 100,00 100,00 99,42

4.2 Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya

194.752.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5 Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

793.835.100 100,00 107,14 100,00 86,36

5.1 Fasilitasi /pembentukan kerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik

74.880.000 100,00 100,00 100,00 98,26

5.2 Fasilitasi dan koordinasi penanganan kerjasama dalam negeri

66.266.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5.3 Fasilitasi dan koordinasi penanganan kerjasama luar negeri

520.554.100 100,00 73,21 100,00 53,33 a.Penundaan rencana kunjungan kerja

Page 244: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

228 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Nomor Program/Kegiatan Pagu (Rp) Fisik ( % ) Keuangan ( % )

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Gubernur ke Hainan, RRC, karena ketidaksiapan Pemerintah Hainan untuk menerima delegasi DIY karena situasi politik internal b.Penundaan penjajagan kerjasama DIY ke Turki, terkait persiapan internal stake holder Pemda DIY menyusun RAPBD 2013 dan tindak lanjut UUK c. Belum terlaksananya penandatanganan MoU Pemda

Page 245: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 229

Nomor Program/Kegiatan Pagu (Rp) Fisik ( % ) Keuangan ( % )

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

DIY - St. Petersburg, Rusia, karena draft MoU masih dalam proses kajian oleh pihak St. Petersburg.

5.4 Fasilitasi dan koordinasi pembentukan kerjasama dalam negeri

73.905.000 100,00 162,50 100,00 91,71

5.5 Evaluasi Kerjasama Dalam dan Luar Negeri

58.230.000 100,00 100,00 100,00 88,52

Sumber : BKPM DIY

Page 246: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

230 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Tingkat kemampuan kbupaten/kota di DIY dalam memberikan pelayanan perijinan masih belum merata.

2. Adanya peraturan di kabupaten yang dimungkinkan menjadi hambatan/masalah bagi para investor.

3. Identifikasi potensi investasi sektor unggulan di DIY masih memerlukan telaah lebih lanjut.

4. Kebanyakan peluang-peluang investasi yang sudah ada belum detail dan jelas.

5. Permasalahan lahan, di mana investor biasanya menghadapi masalah klasik berupa minimnya ketersediaan tanah/lahan terkait dengan luas wilayah DIY yang sempit dan harga tanah di Yogyakarta yang cenderung semakin mahal.

6. Belum adanya aturan perundangan khusus terkait investasi di DIY.

7. Para pengusaha masih beranggapan bahwa proses pengurusan perijinan masih sulit dan berbelit-belit sehingga mendorong para pelaku usaha untuk menggunakan jasa pihak ketiga.

8. Perubahan jadwal dan tempat pelaksanaan pameran investasi yang dikoordinir oleh BKPM RI.

9. Belum semua perusahaan/investor yang terdaftar merealisasikan investasinya di DIY.

10. Keterlambatan penyampaian laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) oleh perusahaan PMA/PMDN.

11. Berbagai masalah yang dialami oleh perusahaan PMA/PMDN, semisal masalah ketenagakerjaan, upah, ketersediaan energi, lingkungan, dll.).

Solusi

1. Peningkatan koordinasi/forum PTSP guna fasilitasi pelaksanaan perizinan penanaman modal di kabupaten/kota.

2. Koordinasi intensif dengan aparat kabupaten/kota dan fasilitasi mediasi dengan pemerintah pusat/kementerian terkait.

3. Pelaksanaan kajian dan pemetaan terkait potensi investasi sektor unggulan yang ada di DIY.

Page 247: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 231

4. Dilaksanakan kajian pra-feasibility study (pra-FS) dan FS untuk peluang-peluang investasi yang akan ditawarkan.

5. Koordinasi dengan pihak terkait penyediaan lahan dan upaya melalui forum/kajian landbanking.

6. Pelaksanaan kajian dan ditindaklanjuti dengan penyusunan regulasi terkait peningkatan iklim investasi di DIY (berupa penyusunan draft raperda tentang pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal pada tahun 2012).

7. Perlu peningkatan sosialisasi keberadaan PTSP (Gerai P2T) kepada para investor dan calon investor tentang fungsi Gerai P2T dalam memproses perijinan.

8. Koordinasi intensif dengan BKPM RI terkait waktu dan jadwal pelaksanaan pameran investasi yang diikuti DIY agar perencanaan anggaran dapat sesuai.

9. Pembinaan dan pemantauan perusahaan secara lebih intensif untuk memfasilitasi kesulitan terkait realisasi investasinya (pembentukan Task Force/Advokasi/Desk atau dengan jalan memfasilitasi pertemuan antara BKPM RI dengan perusahaan dan dengan PDKPM (Perangkat Daerah Kab/Kota Penanaman Modal).

10. Pelaksanaan rapat koordinasi, workshop dan FGD terkait LKPM bersama perusahaan PMA/PMDN serta pembinaan dan pengawasan langsung di lapangan.

11. Melaksanakan forum bersama perusahaan dan instansi/asosiasi terkait, sebagai upaya mengatasi hambatan dan permasalahan yang dialami perusahaan-perusahaan penanaman modal di DIY.

10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

a) Kondisi Umum

Program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di DIY salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui sentra industri, karena upaya tirade lebih efektif dan efisien, di samping itu juga banyak melibatkan usaha mikro dan kecil. Dalam jangka panjang, koperasi dan UKM perlu terus ditumbuhkembangkan untuk menopang roda perekonomian daerah.

Page 248: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

232 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.24 Perbandingan Jumlah Koperasi dan UKM di DIY, 2008-2012

Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah koperasi aktif

2.195 2.316 1.926 1.981 2.090

Jumlah UMKM 152.340 164.847 182.232 201.975 203.995 Sumber: Data Disperindagkop & UKM DIY, 2013

Kinerja perkembangan sektor koperasi dapat ditinjau dari perkembangan jumlah koperasi aktif. Pada tahun 2012, tercatat bahwa jumlah koperasi aktif sebanyak 2.090 koperasi. Dibanding tahun 2011 yang berjumlah 1.981 koperasi, angka tersebut mengalami kenaikan sebanyak 109 koperasi atau setara 5,50%. Perkembangan yang positif juga ditunjukkan oleh sektor UMKM di DIY. Pada tahun 2012, tirade peningkatan jumlah UMKM sebesar 1% jika dibanding tahun sebelumnya, mengingat dari 201.975 pada tahun 2011 menjadi 203.995 pada tahun 2012.

Page 249: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 233

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.25 Program/Kegiatan Urusan Kperasi dan UKM Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

200.269.000 100,00 99,51 100,00 100,00

1.1 Sosialisasi Kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah

10.761.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.2 Bintek Penyaluran Dana PKBL dan Akses kepada Perbankan bagi KUKM

14.400.000 100,00 99,44 100,00 100,00

1.3 Fasilitasi Kemitraan Usaha bagi UKM

14.696.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.4 Optimalisasi Penyaluran KUR 19.710.000 100,00 99,95 100,00 100,00

1.5 Pendampingan Koperasi Penerima Dana Bergulir di DIY

140.702.000 100,00 99,37 100,00 100,00

2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil

99.296.000 100,00 99,98 100,00 100,00

Page 250: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

234 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

2.1 Peningkatan Kualitas SDM UMKM di DIY

99.296.000 100,00 99,98 100,00 100,00

3 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

273.865.000 100,00 62,76 100,00 66,97

3.1 Pengembangan Kopsis dan Kopma

99.130.000 100,00 84,81 100,00 95,00 Perjalanan Dinas ke Jakarta tidak dilaksanakan karena pusat tidak menyelenggarakan lomba tangkas terampil tingkat nasional

3.2 Pembinaan Perkoperasian 123.975.000 100,00 46,22 100,00 65,00 Pelaksanaan pembinaan/pengawasan KJKS/UJKS Koperasi dan pembenahan koperasi yang kinerjanya kurang baik baru mencapai 65% karena, khususnya koperasi Syariah, belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip perkoperasian, sehingga dalam pembinaan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan pada

Page 251: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 235

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

pembenahan koperasi yang kinerjanya kurang baik juga membutuhkan waktu cukup lama untuk masing koperasi karena kompleknya permasalahan.

3.3 Penilaian dan Pemeringkatan Kualitas Koperasi

50.760.000 100,00 60,10 100,00 70,00 Proses pemeringkatan baru mencapai fisik 70% karena beberapa kendala di antaranya data pendukung dari koperasi kurang lengkap sehingga menghambat penyelesaiaan pemeringkatan.

Sumber : Disperindagkop & UKM DIY

Page 252: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

236 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Terbatasnya kemampuan, ketrampilan, pengetahuan UMKM untuk mengelola usahanya.

2. Pengembangan KUKM dan sektor pembiayaan perekonomian syariah mengalami kesulitan dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan dan permodalan dan terbatasnya kemampuan untuk meningkatkan modal yang dimiliki. Perbankan masih terikat kepada berapa persyaratan klasik yang mempersulit KUKM-KUKM memperoleh sumber permodalan. Karakteristik yang melekat pada KUKM seringkali dijadikan alasan untuk mengecilkan KUKM dengan perbankan, dan sebagian KUKM masih belum menggunakan manajemen modern dan SDM yang memadai, sehingga mempersulit/menghambat akses KUKM bermitra dengan lembaga lain, termasuk lembaga keuangan perbankan/nonperbankan.

3. Belum semua UMKM memahami pentingnya HAKI dan Sertifikat Halal.

4. Penyelesaian kredit UMKM bermasalah pascagempa di DIY baru sebagian yang dapat diselesaikan.

5. Belum semua koperasi yang terdaftar merupakan koperasi aktif.

6. Pendampingan terhadap koperasi penerima dana bergulir masih belum dilaksanakan secara intensif dalam rangka untuk menyelamatkan dana pinjaman serta mengurangi resiko kemacetan angsuran terhadap koperasi.

7. Banyak koperasi penerima program dana bergulir, baik dana APBN maupun APBD, yang tidak aktif menyampaikan laporan perkembangan angsuran maupun dana yang dikelolanya.

8. Banyak koperasi yang mengeluhkan sulitnya akses pembiayaan ke LPDB. Hal ini disebabkan syarat dan ketentuan yang berlaku memberatkan koperasi. Di samping itu, tingginya biaya untuk notaries juga menjadi kendala, sehingga penyerapan dana LPDB-KUKM bagi koperasi belum maksimal.

9. Belum maksimalnya penyerapan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh koperasi dan UKM serta sulitnya informasi dari pihak perbankan/bank pelaksana KUR terkait realisasi pinjaman oleh masing-masing Bank Pelaksana KUR.

Page 253: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 237

Solusi

1. Koordinasi untuk membahas permasalahan Badan Hukum Koperasi bersama instansi terkait, yaitu Dinas Kab/Kota, Biro Hukum dan juga Notaris pembuat akta koperasi.

2. Perlunya diadakan inventarisasi dan identifikasi terhadap koperasi, UKM maupun pembiayaan perekonomian syariah untuk dapat dicari apa penyebabnya.

3. Adanya jadwal dukungan dan pembiayaan dalam rangka pembinaan koperasi, baik koperasi aktif maupun koperasi tidak aktif.

4. Melaksanakan program yang telah ditetapkan, baik dari sektor koperasi, sektor UKM, maupun dari sektor pembiayaan perekonomian syariah, agar lebih konkrit dalam mengatasi permodalan dan ada kemajuan dan saling kordinasi di antara sektor yang berkaitan, demi kemajuan bersama.

5. Melaksanakan diklat, workshop, seminar, dan sosialisasi terkait dengan pengembangan pemberdayaan UKM di bidang-bidang semacam manajemen, keuangan, desain produk, teknologi dan inovasi produk.

6. Peningkatan kemampuan UMKM melalui pensertifikatan tanah milik UMM, sertifikat HAKI dan sertifikat Halal.

7. Membantu penyelesaian kredit bermasalah UMKM pasca erupsi Merapi dan gempa bumi.

8. Perlu adanya Lembaga Penjamin Kredit/Simpanan bagi koperasi dan UMKM dalam rangka membantu permodalan koperasi dan MKM untuk memperoleh pembiayaan.

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

a) Kondisi Umum

Urusan kependudukan dan catatan sipil merupakan salah satu urusan wajib yang dilaksanakan Pemerintah Daerah DIY. Informasi administrasi kependudukan menjadi dasar dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan pengambilan kebijakan di sektor-sektor yang lain.

Pada tahun 2012, penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil dijabarkan dalam 1 Program, yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan, dan 12 kegiatan sebagai berikut:

Page 254: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

238 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

1. Pembangunan dan Pengoperasian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara terpadu, dilakukan pembersihan data ganda antara data SIAK kabupaten/kota dan perekaman biometrik e-KTP untuk mendapatkan data akurat pemilih untuk Pemilu 2014;

2. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating dan pemeliharaan), dengan menyelenggarakan pembinaan teknis bagi 50 petugas registrasi administrasi kependudukan desa/kelurahan;

3. Pengembangan database kependudukan dalam bentuk pemberian insentif bagi operator e-KTP di 78 kecamatan di DIY, untuk meningkatkan kinerja operator kecamatan;

4. Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan e-KTP dan pembahasan atas permasalahan pencatatan peristiwa penting;

5. Penyusunan kebijakan kependudukan, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi, dengan hasil rapat dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota difasilitasi Pemerintah Daerah DIY perlu memperkuat mekanisme pencatatan peristiwa penting dan pencatatan sipil agar kualitas database kependudukan (SIAK) semakin baik;

6. Koordinasi Data Kependudukan Orang Asing, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi pendataan orang asing dengan kesimpulan bahwa minimnya informasi keberadaan orang asing ke pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) merupakan penyebab dari tidak tertibnya pengurusan dokumen administrasi kependudukan, maka disepakati bahwa pemerintah daerah akan secara periodik meminta data orang asing kepada Kantor Imigrasi kelas I;

7. Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi dan dihasilkan kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut: a) pendataan penduduk pada tahun 2013 dikhususkan bagi orang terlantar yang berada di panti-panti yang ada pengampunya dan belum mempunyai dokumen kependudukan; b) surat keterangan warga binaan bisa dijadikan salah satu syarat dalam pengurusan dokumen kependudukan; c) DIY perlu membuat terobosan dalam hal pemenuhan hak dasar warga seperti kemudahan mendapatkan akta lahir bagi warga miskin/anak terlantar atau kemudahan membuat surat nikah bagi keluarga miskin yang belum berakta nikah;

Page 255: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 239

8. Dukungan implementasi e-KTP, dengan sosialisasi melalui Jogja TV dan pemasangan spanduk, serta pengadaan sarana prasarana berupa laptop untuk kabupaten/kota dan pelaksanaan bimbingan teknis untuk administrator database;

9. Pelatihan Standard Operating Procedure (SOP) bagi Aparatur Administrasi Kependudukan, dengan diselenggarakannya pelatihan SOP bagi aparat adminduk untuk peningkatan kualitas aparat adminduk di kabupaten/kota;

10. Fasilitasi dan Koordinasi Penyusunan Analisis Persebaran Penduduk, dengan menyusun Analisis Persebaran Penduduk dengan menghadirkan tenaga ahli dari UGM, dan hasilnya ditemukan fakta mengenai fenomena kependudukan di DIY berdasarkan data kependudukan dari dinas dukcapil kabupaten/kota;

11. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Pencatatan Sipil, kegiatan dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan pencatatan sipil khususnya permasalahan pengangkatan anak, yaitu pengangkatan anak yang dilaksanakan tanpa melalui prosedur yang benar dan juga adanya pemalsuan data/dokumen, sehingga perlu ada persamaan persepsi dan pemahaman bersama dengan instansi terkait terhadap peraturan perundang-undangan yang ada;

12. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, dilakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang kependudukan dan catatan sipil, dan rapat kerja terkait pencatatan perkawinan, karena belum adanya kesepahaman sesuai UU Nomor 23 Tahun 2006, sehingga perlu adanya kesepakatan bersama untuk mengoptimalkan pelaporan nikah, talak, cerai, dan rujuk (NTCR) secara berkala, hal ini ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Gubernur Nomor 477/4717 tanggal 30 November 2012 tentang Laporan Pencatatan NTCR.

Page 256: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

240 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.26 Program/Kegiatan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Penataan Administrasi Kependudukan

816.838.060

100,00

99,37 100,00

100,00

1.1 Pembangunan dan Pengoperasian SIAK Secara Terpadu

56.550.000

100,00

97,93 100,00

100,00

1.2 Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (Membangun, Updating dan Pemeliharaan)

66.050.000 100,00

99,10 100,00

100,00

1.3 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan

30.000.000 100,00

99,73 100,00

100,00

1.4 Pengembangan Database Kependudukan

100.000.000 100,00

99,80 100,00

100,00

1.5 Penyusunan Kebijakan Kependudukan

25.000.000 100,00

97,14 100,00

100,00

1.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

24.932.660 100,00

100 100,00

100,00

1.7 Koordinasi Data Kependudukan Orang Asing

25.000.000 100,00

99,60 100,00

100,00

1.8 Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

19.380.000 100,00

99,59 100,00

100,00

1.9 Dukungan Implementasi e-KTP 353.358.000 100,00 99,87 100,00 100,00

Page 257: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 241

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1.10 Pelatihan Standard Operating Procedure bagi Aparatur Administrasi Kependudukan

36.677.000 100,00

95,59 100,00

100,00

1.11 Fasilitasi Penyusunan Analisis Persebaran Penduduk

50.000.000 100,00

99,70 100,00

100,00

1.12 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Pencatatan Sipil

29.890.400 100,00

100 100,00

100,00

Sumber : Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

Page 258: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

242 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Belum semua aparat memahami kebijakan mengenai administrasi kependudukan, sementara hampir setiap tahun terbit peraturan perundang-undangan baru.

2. Peraturan perundang-undangan, dalam implementasinya, sering mengalami ketidaksesuaian dengan kondisi di lapangan.

3. Belum adanya kesamaan data Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas/Izin Tinggal Tetap (ITAS/ITAP) antarinstansi yang berwenang.

4. Sering terjadi keterlambatan pencatatan dan pelaporan perkawinan pemeluk agama non-Islam.

5. Keterbatasan kapasitas aparat kependudukan dan pencatatan sipil dalam memahami peraturan perundang-undangan dan cara pengisian form pelayanan pencatatan sipil.

6. Integrasi database kependudukan ternyata tidak menjamin peningkatan kualitas data kependudukan, karena sejak awal elemen data warga yang dimasukkan ke database SIAK maupun e-KTP tidak sempurna.

7. Pemda DIY sampai sekarang belum memiliki database SIAK secara online (data warehouse).

8. Masih terbatasnya pemahaman pelaksana administrasi kependudukan mengenai Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara online dan jaringan komunikasi database kependudukan bagi petugas kecamatan, kota/kabupaten, provinsi.

9. Belum terwujudnya jaringan komunikasi database kependudukan secara nasional.

Solusi

1. Perlu terus dilakukannya sosialisasi kebijakan kependudukan kepada masyarakat untuk menjaga tertib administrasi kependudukan.

2. Perlunya koordinasi Penyusunan kebijakan kependudukan antara pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Page 259: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 243

3. Perlunya koordinasi data kependudukan orang asing. Untuk meningkatkan pelayanan diperlukan adanya pelayanan satu atap yang terpusat di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

4. Diperlukan pengangkatan Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan (P4), karena adanya Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan (P4) yang telah memasuki masa purna tugas, sesuai dengan Petunjuk Teknis Pencatat Perkawinan, dilaksanakan pemberhentian dengan hormat.

5. Diperlukan adanya peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan pencatatan sipil.

6. Perlunya pendataan ulang atau pemutakhiran data e-KTP oleh kabupaten/kota dibantu pemerintah provinsi untuk peningkatan kualitas data kependudukan.

7. Diperlukan pengambilan data dmp file SIAK secara berkala dari kabupaten/kota agar pemerintah provinsi tetap memiliki database SIAK.

8. Diperlukan pengembangan database kependudukan yang lebih berkualitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia mengenai sistem aplikasi dan jaringan komunikasi data base kependudukan.

9. Perlu diwujudkan jaringan komunikasi database kependudukan antaranggota Mitra Praja Utama (MPU) agar permasalahan mobilitas penduduk dapat tertangani secara integral.

12. URUSAN KETENAGAKERJAAN

a) Kondisi Umum

Masalah pokok ketenagakerjaan yang dihadapi DIY saat ini, antara lain, adalah rendahnya pendayagunaan angkatan kerja yang tersedia, yang mengakibatkan banyaknya pengangguran terbuka. Gejala umum yang diidap tenaga kerja adalah masih rendahnya kualitas angkatan kerja (yang ditandai oleh tingkat pendidikan formal di DIY yang didominasi oleh tamatan SD atau bahkan yang tidak tamat atau tidak pernah sekolah) serta rendahnya produktifitas, perlindungan, dan kesejahteraan pekerja.

Jumlah angkatan kerja di DIY antara tahun 2009 hingga tahun 2012 cenderung fluktuatif. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2012 sebanyak 1.944.858 orang, sementara pada tahun 2011 sebanyak 1.872.912 orang, tahun 2010 sebesar 1.882.296 orang, dan pada tahun 2009 sebanyak 2.016.694 orang. Untuk tahun 2013, diprediksi jumlah angkatan kerja sebanyak 1.917.051. Selanjutnya, jumlah pengangguran terbuka di DIY

Page 260: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

244 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

selama kurun waktu 2009-2012 juga menunjukkan angka yang fluktuatif. Tahun 2009 sebesar 121.046 orang, tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 107.148 orang, tahun 2011 turun menjadi 74.317 dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi 77.150 orang. Sedangkan perkiraan jumlah pengangguran terbuka untuk tahun 2013 turun menjadi 69.882 orang.

Tingkat pengangguran terbuka di DIY selama 2009-2012 mengalami penurunan. Tahun 2009 sebesar 6,00%, tahun 2010 sebesar 5,69%, tahun 2011 sebesar 3,97% dan tahun 2012 sebesar 3,97%. Tahun 2013 diprediksi Tingkat Penganggur Terbuka sebesar 3.65%.

Sumber :BRS November 2012, BPS Provinsi DIY

Gambar IV.1 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY, 2009-2012

Selain indikator tingkat pengangguran terbuka, indikator lain yang digunakan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK di DIY selama kurun waktu 2009-2012 menunjukkan angka yang fluktuatif. Data pada tahun 2009 menunjukkan TPAK sebesar 70,23%. Angka ini turun pada tahun 2010 menjadi 69,76%. Kemudian, turun lagi pada tahun 2011 menjadi 68,77%. Namun, pada tahun 2012 TPAK mengalami kenaikan menjadi 70,85%. Pada tahun 2013, TPAK diproyeksikan mengalami penurunan menjadi 68,99%.

Jumlah kesempatan kerja pada tahun 2011 sebanyak 1.798.595 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 1.867.708. Sementara, indikator elastisitas kesempatan kerja pada tahun 2011 menunjukkan angka 23,20 dan pada tahun 2012 menunjukkan angka 0,73.

Secara umum, isu strategis masalah ketenagakerjaan meliputi beberapa hal berikut.

Page 261: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 245

1. Perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. Capaian indikatornya adalah:

a. Capaian indikator jumlah perluasan kesempatan kerja, naik dari 1.427 orang pada tahun 2011 menjadi 3.430 orang pada tahun 2012;

b. Capaian indikator jumlah penempatan tenaga kerja, naik dari 1.900 orang pada tahun 2011 menjadi 2.000 orang pada 2012.

2. Peningkatan kualitas angkatan kerja. Capaian indikatornya adalah:

a. Capaian indikator jumlah pelatihan ketrampilan kerja, mengalami penurunan dari 1.270 orang pada tahun 2011 menjadi 1.020 orang pada tahun 2012;

b. Capaian indikator jumlah pelatihan peningkatan produktivitas, mengalami kenaikan dari 220 orang pada tahun 2011 menjadi 240 orang pada tahun 2012;

c. Capaian indikator jumlah peserta pemagangan, mengalami penurunan dari 345 orang pada tahun 2011 menjadi 336 orang pada tahun 2012;

d. Capaian indikator jumlah pembinaan lembaga latihan kerja, mengalami penurunan dari 26 lembaga pada tahun 2011 menjadi 20 lembaga pada tahun 2012.

3. Hubungan industrial yang kondusif. Beberapa capain indikator adalah:

a. Capaian indikator penyusunan UMP tahun 2011-2012 sebanyak 1 paket untuk setiap tahunnya;

b. Capaian indikator identifikasi penangguhan UMP, mengalami penurunan dari 50 perusahaan pada tahun 2011 menjadi 30 perusahaan pada tahun 2012;

c. Capaian indikator jumlah peserta pembinaan untuk lembaga ketenagakerjaan, mengalami penurunan dari 453 orang pada tahun 2011 menjadi 120 orang pada tahun 2012;

d. Capaian indikator jumlah pengawasan norma ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja, selama 2011 hingga 2012 mengalami penurunan dari sebanyak 90 orang, 3 kasus, dan 100 perusahaan menjadi 30 orang, dan 50 perusahaan;

e. Capaian indikator jumlah pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja, mengalami penurunan dari sebanyak 780 orang pada tahun 2011 menjadi 450 orang pada tahun 2012;

Page 262: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

246 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

f. Capaian indikator pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan kerja, antara 2011-2012 mengalami kenaikan dari 30 UMKM, 61 perusahaan dan 635 orang menjadi 90 UMKM, 62 perusahaan dan 763 orang.

g. Capaian indikator pengujian peralatan di perusahaan, pada tahun 2012 sebesar 50 perusahaan.

Tabel IV.27 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1 Jumlah Angkatan Kerja

Orang 1.872.912 1.894.924 1.944.858 102,64

2 Jumlah Kesempatan Kerja

Orang 1.798.595 1.822.360 1.867.708 102,49

3 Tingkat Pengangguran Terbuka

Persen 3,97 3,83 3,97 103,65

4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Persen 68,77 68.88 70.85 102,86

5 Pencari Kerja yang Ditempatkan

Orang 15.959 15.250 12.892 84,54

6 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Persen 96,03 96.17 96.03 99,9*)

7 Elastisitas kesempatan kerja

Persen 23,20 25,50 72,18 283

8 Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja

Persen 3,80 4,18 1,43 -65,78

9 Jumlah Pencari Kerja

Orang 23.358 24.135 27.432 113,66

10 Jumlah Penganggur Terbuka

Orang 74.317 72.564 77.150 106,32

11 Jumlah Setengah Penganggur

Orang 492.667 497.416 527.388 106,02

12 Jumlah Pelatihan Ketrampilan Kerja

Orang 1.270 1.020 1.020 100

13 Jumlah Pelatihan Orang 220 240 240 100

Page 263: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 247

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

Peningkatan Produktivitas

14 Jumlah Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja

Lembaga

26 20 20 100

15 Jumlah Peserta Pemagangan

Orang 345

550 336 61**)

16 Jumlah Penempatan Tenaga Kerja

Orang 1.900 2.000 2.000 100

17 Jumlah Perluasan Kesempatan Kerja

Orang 1.427 3.430 3.430 100

18 Prosentase Informasi Ketenagakerjaan dan Pasar Kerja

Persen 100 100 100 100

19 Penyusunan UMP Paket 1 1 1 100

20 Identifikasi Penangguhan UMP

Perusahaan

50 30 30 100

21 Jumlah Peserta Pembinaan untuk Lembaga Ketenagakerjaan

Orang 453 120 120 100

22 Jumlah Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Orang 90 30 30 100

Perusahaan

100 50 50 100

23 Jumlah Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Orang 780 450 450 100

24 Pengujian Lingkungan Kerja dan Pemeriksaan Kesehatan Kerja

UMKM 30 90 90 100

Perusahaan

61 50 62 124

Orang 635 610 763 125

25 Pengujian peralatan di perusahaan

perusahaan

0 50 50 100

Sumber: Dinas Nakertrans DIY Keterangan: *) Indikator tingkat kesempatan kerja (TKK) dibebani target 96,17% dengan realisasi

96,03%. Tak tercapainya target disebakan pertambahan angkatan kerja sebesar 71.946 lebih besar dari pertambahan kesempatan kerja sebesar 69.113.

Page 264: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

248 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

**) Indikator jumlah peserta pemagangan bertarget 550 dengan orang terealisasi 336. Hal ini disebabkan rekruitmen/seleksi calon peserta pemagangan ke Jepang hanya meloloskan 86 orang dari dari target 350 orang. Sementara itu, target pemagangan ke perusahaan yang berjumlah 250 orang terealisasi seluruhnya.

Jumlah penduduk yang bekerja sebagian besar terserap di sektor pertanian, kehutanan, perburuhan dan perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di DIY relatif lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan sektor lainnya. Selain di sektor pertanian, sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel juga merupakan sektor yang mampu menarik banyak tenaga kerja yang kemudian diikuti oleh sektor jasa. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.28 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Kegiatannya di DIY, 2008-2012

No Sektor Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan

Orang 560.089 570.574 539.703 431.070 502.600

2 Pertambangan dan penggalian

Orang 20.171 18.025 14.069 12.464 16.249

3 Industri pengolahan

Orang 250.507 237.240 247.093 266.766 282.584

4 Listrik, gas dan air

Orang 1.068 2.592 1.689 4.247

5 Bangunan Orang 150.571 145.381 109.933 133.128 132.794

6 Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel

Orang 456.825 455.331 438.282 480.136 464.686

7 Angkutan, pergudangan dan komunikasi

Orang 88.960 82.639 67.368 68.200 61.261

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Orang 41.732 48.441 38.651 50.063 57.152

9 Jasa Lainnya Orang 322.282 335.425 318.360 352.519 350.382

JUMLAH Orang 1.892.205 1.895.648 1.775.148 1.798.595 1.867.708

Sumber Data : BPS, Sakernas Agustus 2007 – 2012

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Page 265: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 249

Penanganan masalah pengangguran, yang merupakan masalah utama dalam penyelenggaraan urusan ketenagakerjaan di DIY, dilakukan dengan menetapkan program-program yang dapat menyediakan lapangan kerja serta mendorong kualitas tenaga kerja dengan tujuan mampu diserap pasar kerja. Program-program yang telah dilaksanakan diintegrasikan dengan program lain di luar sektor ketenagakerjaan yang memiliki keterkaitan, yang nantinya bermuara pada penurunan pengangguran di Pemda DIY.

Page 266: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

250 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.29 Program/Kegiatan Urusan ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

4.061.078.000 100,00 85,47 100,00 95,38

1.1 Akreditasi LPK 99.790.000 100,00 96,99 100,00 100,00

1.2 Pembinaan Peserta Pemagangan ke Perusahaan

465.603.000 100,00 99,93 100,00 100,00

1.3 Pelatihan Ketrampilan Institusional bagi Pencari Kerja

752.416.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.4 Pelatihan Ketrampilan Keliling Mobil Training Unit (MTU)

940.564.000 100,00 99,87 100,00 100,00

1.5 Pelatihan Ketrampilan Swadana 307.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.6 Pelatihan Ketrampilan Teknologi Tepat Guna Untuk Usaha Mandiri

157.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.7 Forum kerjasama lembaga pelaksana program magang dalam negeri

73.072.000 100,00 95,66 100,00 100,00

Page 267: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 251

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.8 Sertifikasi Uji Kompetensi Tenaga Kerja

69.1000 100,00 99,90 100,00 100,00

1.9 Sosialisasi program pemagangan ke Jepang

50.547.000 100,00 99,90 100,00 100,00

1.10 Sertifikasi Asesor Kompetensi 65.120.000 100,00 95,71 100,00 100,00

1.11 Sertifikasi Uji Kompetensi Instruktur 35.025.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.12 Rekruitmen/ seleksi calon peserta pemagangan ke Jepang

865.841.000 100,00 35,39 100,00 40,00 Target 300 orang, pendaftar 231 orang dan lolos seleksi 86 orang.

1.13 Penyiapan tempat uji kompetensi 180.000.000 100,00 88,88 100,00 100,00

2 PROGRAM PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA

8.572.448.025 100,00 94,80 100,00 100,00

2.1 Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja AKAD

258.360.000 100,00 99,73 100,00 100,00

Page 268: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

252 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.2 Koordinasi Perencanaan Pengentasan Pengangguran

130.180.000 100,00 98,46 100,00 100,00

2.3 Pelayanan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Berbasis TI

28.925.000 100,00 99,14 100,00 100,00

2.4 Padat Karya Infrastruktur 1.527.098.500 100,00 93,47 100,00 100,00

2.5 Pembentukan Kelompok Usaha melalui Perluasan Kerja Sistem Padat Karya (PKSPK) Dan Pendampingan

2.583.255.525 100,00 93,64 100,00 100,00

2.6 Pembentukan Wirausaha Baru Melalui Pendayagunaan Tenaga kerja Mandiri Terdidik (TKMT) Dan Pendampingan

1.008.040.000 100,00 94,63 100,00 100,00

2.7 Pemberdayaan Tenaga Kerja Akibat PHK

300.000.000 100,00 99,72 100,00 100,00

Page 269: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 253

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.8 Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri Sektor Informal (TKMSI)

401.376.500 100,00 97,10 100,00 100,00

2.9 Penyebaran Informasi Pasar Kerja 27.120.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.10 Penyelenggaraan Bursa Kerja Terbuka 316.710.000 100,00 97,20 100,00 100,00

2.11 Penyusunan PTKD (Perencanaan Tenaga Kerja Daerah)

61.734.000 100,00 98,38 100,00 100,00

2.12 Pengembangan produktivitas melalui pelatihan kewirausahaan

693.515.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.13 Pemantauan Penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA)

86.750.000 100,00 98,92 100,00 100,00

2.14 Pembinaan Angkatan Kerja Khusus 759.817.500 100,00 87,75 100,00 100,00 Realisasi fisik

Page 270: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

254 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

100%, sisa anggaran Rp93.042.600, karena efisiensi pengadaan

2.15 Pengembangan Wirausaha 136.391.000 100,00 97,97 100,00 100,00

2.16 Pemberdayaan masyarakat miskin melalui penerapan teknologi tepat guna (TTG)

253.175.000 100,00 97,80 100,00 100,00

3 PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KETENAGAKERJAAN

2.077.093.000 100,00 92,43 100,00 100,00

3.1 Bimtek Penerapan K3 di perusahaan 276.440.000 100,00 99,30 100,00 100,00

3.2 Fasilitasi Dewan Pengupahan Provinsi DIY

190.126.000 100,00 99,80 100,00 100,00

3.3 Identifikasi Penangguhan UMP DIY 11.603.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 271: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 255

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.4 Pemantauan Perusahaan Rawan Perselisihan Hubungan Industrial

40.256.000 100,00 92,55 100,00 100,00

3.5 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi Dokter Perusahaan

300.000.000 100,00 97,87 100,00 100,00

3.6 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi Teknisi Perusahaan

49.400.000 100,00 95,37 100,00 100,00

3.7 Pengujian Lingkungan Kerja 372.196.000 100,00 96,32 100,00 100,00

3.8 Peningkatan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan K3

97.290.000 100,00 99,35 100,00 100,00

3.9 Peningkatan Perlidungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri

44.730.000 100,00 98,79 100,00 100,00

3.10 Surveilance Laboratorium Terakreditasi Sesuai I SO

60.000.000 100,00 86,13 100,00 100,00

3.11 Pemeriksaan Kesehatan Kerja bagi Tenaga Kerja

50.000.000 100,00 71,64 100,00 100,00

Page 272: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

256 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.12 Fasilitasi Sidang LKS Tripartit Tingkat Provinsi

52.835.000 100,00 96,59 100,00 100,00

3.13 Fasilitasi Komite Penghapusan Bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak/PBTA

57.250.000 100,00 99,30 100,00 100,00

3.14 Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) Tingkat Provinsi

30.910.000 100,00 75,02 100,00 100,00 Realisasi fisik 100 %, sisa anggaran Rp7.720.000,- karena menyesuaikan SHBJ

3.15 Fasilitasi Pembentukan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota

173.218.000 100,00 98,85 100,00 100,00

3.16 Pengawasan Norma Penggunaan Tenaga Kerja asing

21.760.000 100,00 98,98 100,00 100,00

3.17 Fasilitasi Forum Koordinasi Pengawasan Ketenagakerjaan se-DIY

28.206.000 100,00 98,44 100,00 100,00

Page 273: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 257

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.18 Akreditasi Manajemen Mutu sesuai ISO

60.000.000 100,00 95,17 100,00 100,00

3.19 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi Pencaker

40.000.000 100,00 96,11 100,00 100,00

3.20 Identifikasi dan Pemantauan THR 11.603.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.21 Pembinaan Penghuni Rusunawa 28.460.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.22 Sosialisasi K3 bagi pengelola bengkel/laboratorium pada SLTA se DIY

52.480.000 100,00 98,93 100,00 100,00

3.23 Pengujian peralatan di Perusahaan 28.330.000 100,00 94,28 100,00 100,00

Sumber : Disnakertrans

Page 274: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

258 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan solusi

Permasalahan

1. Rendahnya keterampilan dan keahlian pencari kerja menyebabkan terjadinya kesenjangan antara kualitas pencari kerja dengan kualifikasi kebutuhan di pasar kerja. Kesenjangan ini membuat pencari kerja sulit bersaing di pasar kerja, baik di tingkat lokal, daerah, maupun luar negeri, dan menyebabkan sulitnya penempatan. Kondisi ini diperparah dengan belum maksimalnya persiapan diberlakukannya ACFTA (Asean Cina Free Trade Area) pada tahun 2015. Masalah lain adalah berkurangnya SDM/tenaga instruktur karena pensiun.

2. Jumlah kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah angkatan. Pertumbuhan kesempatan kerja mengalami peningkatan dari 1.798.585 pada tahun 2011 menjadi 1.867.708 pada tahun 2012. Akan tetapi, seiring peningkatan kesempatan kerja, angkatan kerja yang ada juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni 1.872.912 pada tahun 2011 menjadi 1.944.858 pada tahun 2012. Peningkatan signifikan ini membuat kesempatan kerja yang ada tidak mampu menampung angkatan kerja yang ada.

3. Produktivitas tenaga kerja yang relatif masih rendah membuat banyak kesempatan kerja lokal justru diisi tenaga kerja luar daerah.

4. Masih adanya pengusaha dan pekerja yang kurang bisa memahami hak dan kewajibannya masing-masing sehingga masih sering terjadi pemutusan hubungan kerja secara sepihak.

5. Kurangnya fungsi pemberdayaan masyarakat (community development) maupun tanggung jawab sosial (social responsibility) dari perusahaan, sehingga penerimaan magang di perusahaan belum dapat maksimal.

Solusi

1. Mengupayakan peningkatan kualitas/kompetensi melalui pelatihan-pelatihan di lembaga pelatihan kerja Pemerintah (BLK) dan swasta (LPKS), melalui perbaikan dan revitalisasi dengan sungguh sungguh kualitas BLKPP dan BLK. Hal ini perlu dilakukan agar lulusan pelatihan BLKPP dan BLK lebih berdaya saing. Selain itu, pemberdayaan LPK, termasuk akreditasi LPK, dilakukan secara berkelanjutan, agar terjadi sinergi antara pemerintah dan swasta dalam penanganan pengangguran,

Page 275: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 259

khususnya dalam hal peningkatan kualitas ketrampilan pencari kerja. Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai yang dibutuhkan pasar kerja, telah ditempuh beberapa upaya, yaitu Pelatihan Berbasis Kompetensi, Sertifikasi Uji Kompetensi dan penyiapan Tempat Uji Kompetensi (TUK). Untuk menghadapi ACFTA tahun 2015 perlu dilakukan Sosialiasi Sertifikasi Uji Kompetensi bagi asosiasi profesi dan perusahaan. Hal ini untuk mendorong lahirnya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) baru di Yogyakarta, mengingat saat ini baru terbentuk dua LSP, yaitu LSP Pariwisata dan LSP Otomotif. Untuk memenuhi kebutuhan SDM di lembaga pelatihan kerja secara berkesinambungan, perlu adanya kaderisasi secara dini.

2. Secara berkelanjutan melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membuka perluasan kesempatan kerja serta pelatihan-pelatihan kewirausahaan.

3. Memantau atau mengukur produktivitas kerja dan terus mengupayakan pelatihan peningkatan produktivitas.

4. Perlu sosialisasi, implementasi dan penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan.

5. Mengembangkan jejaring pemagangan agar semakin banyak perusahaan dapat menerima peserta magang yang nantinya dapat berlanjut pada ikatan kerja permanen, atau setidaknya para peserta magang dapat memperoleh pengalaman kerja yang sangat berharga yang dapat dipergunakan untuk memasuki pasar kerja.

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

a) Kondisi Umum

Ketahanan pangan merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Upaya peningkatan ketahanan pangan yang dibangun dari peningkatan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan sangatlah kompleks dan multi disiplin, sehingga menuntut peran serta pemerintah, masyarakat, dan segenap pemangku kepentingan. Keberhasilan ketahanan pangan di suatu wilayah menjadi tolok ukur dan sumbangan bagi keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah DIY terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan melalui program dan kegiatan yang benar-benar mampu memperkokoh perwujudan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengaturan tentang pangan sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang menyatakan bahwa pangan merupakan

Page 276: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

260 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat. Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan, yaitu “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersediaanya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan”.

Berdasarkan data Neraca Bahan Makanan (NBM), kebutuhan bahan pangan di DIY hampir semuanya dapat dipenuhi dari potensi setempat. Kelompok pangan seperti beras, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan buah-buahan (didominasi oleh pisang, salak, nangka dan jambu) dapat dipenuhi ketersediannya dari produksi daerah, walaupun masih ada pasokan dari luar daerah. Sedangkan untuk kelompok pangan seperti sayur-sayuran, gula, kedelai, daging sapi, susu, dan ikan ketergantungan ketersediaannya masih tinggi dari luar daerah. Lebih dari 50%, atau sekitar 25–30 ribu ton, komoditas sayur didatangkan dari luar daerah. Demikian juga untuk komoditas ikan dan susu sapi, lebih dari 50% atau 1.000–2.000 ton dimasukkan dari luar DIY.

Dari sisi penyediaan dan konsumsi, jumlah konsumsi energi penduduk DIY mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, konsumsi energi penduduk DIY sebesar 1.938 Kkal/kap/hari. Walaupun terjadi peningkatan dibanding tahun 2011, namun angka tersebut masih berada di bawah Angka Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2.000 Kkal/kap/hari. Sementara, kondisi ketersediaan energi adalah 3.689 Kkal/kap/hr. Hal ini berarti terjadi penurunan dibandingkan tahun 2011. Di sisi lain, konsumsi protein penduduk DIY pada tahun 2012 mencapai 49,7 gr/kap/hari. Konsumsi protein tersebut masih berada dibawah angka kecukupan protein yang dianjurkan, yaitu 52 gr/kap/hari. Sedangkan ketersediaan protein di DIY berada pada angka 100,63 gr/kap/hr.

Tingkat dan kualitas konsumsi pangan tercermin dari skor Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH DIY pada tahun 2012 adalah 78,2. Meskipun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kualitas konsumsi pangan semakin meningkat, namun masih terdapat asupan gizi dari beberapa kelompok bahan makanan berada di bawah rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004. Tingkat asupan konsumsi pangan masyarakat DIY masih didominasi konsumsi pangan kelompok padi-padian, terutama beras. Di sisi lain, konsumsi pangan lainnya kurang dari yang dianjurkan. Hal ini merupakan tantangan yang harus menjadi fokus penanganan secara sistematis dan

Page 277: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 261

berkesinambungan dalam upaya percepatan penganekaragaman pangan di DIY .

Kebutuhan masyarakat terhadap bahan pangan dari bulan ke bulan pada tahun 2012 relatif tetap sesuai perkembangan jumlah penduduk, sehingga ketika panen raya pada bulan Januari-Juli kondisi bahan pangan berlebih tetapi pada masa paceklik (Agustus-Desember) bahan pangan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Untuk itu, upaya pengaturan yang telah dilakukan, dalam bentuk simpanan cadangan pangan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan pada saat tidak panen/musim paceklik dan memberikan jaminan harga wajar di saat panen raya sehingga harga minimal sesuai HPP/HRD. Penyerapan produksi hasil panen di saat panen raya diupayakan dapat disimpan secara baik oleh pemerintah melalui inisiasi penumbuhan cadangan pangan pemerintah provinsi, kabupaten, lumbung pangan masyarakat dan cadangan pangan gapoktan, di samping yang telah dilakukan oleh Perum Bulog. Selanjutnya, simpanan cadangan pangan dimaksud dapat disalurkan kembali di saat paceklik, sehingga harga di tingkat konsumen tidak mengalami gejolak harga yang sangat tinggi. Untuk mengatur pasokan bahan pangan ke dalam suatu daerah/wilayah dapat berjalan normal, fungsi distribusi, transportasi, dan efisiensi distribusi perlu dikendalikan, sehingga mobilitas pasokan, baik keluar maupun masuk ke suatu daerah/wilayah, dapat berjalan normal dan terjadi keseimbangan antara produksi setempat dan pasokan bahan pangan dari luar.

Kejadian rawan pangan, terutama pada daerah rawan pangan kronis, menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik. Menjadi sangat penting bagi DIY untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan wilayah, rumah tangga dan individu yang berbasiskan kemandirian pangan. Identifikasi daerah rawan pangan berdasarkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) di DIY menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dari 438 desa masih terdapat 80 desa rawan pangan. Dengan kata lain, 18,26% dari desa yang ada di DIY mengalami rawan pangan. Angka ini, jika dibanding tahun 2011, mengalami penurunan sebesar 3,2%. Penentuan desa rawan pangan mendasarkan pada tiga indikator, yaitu Kurang Energi dan Protein, Kemiskinan, dan Produksi Pertanian/Pangan.

Menyangkut keamanan pangan, keberadaan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY secara bertahap diupayakan mampu menjalankan pengawasan keamanan pangan, khususnya produk pangan segar. OKKPD adalah lembaga yang diakreditasi oleh OKKP Pusat dan dibentuk tahun 2006 dengan mengacu pada ketentuan Badan Standarisasi Nasional. Lembaga ini merupakan salah satu unit kerja teknis

Page 278: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

262 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

yang diberikan otorisasi melakukan pengawasan terhadap masalah keamanan dan mutu pangan segar. Sampai dengan tahun 2012 telah dikeluarkan sertifikat Prima 3 dan 2 untuk komoditas salak, cabai besar, dan bawang merah. Untuk tetap menjaga mutu produk, juga telah dilakukan surveilen terhadap pemilik sertifikat Prima 3 dan 2. Sampai dengan tahun 2012, telah dilakukan sertifikasi terhadap 28 kelompok tani. Sertifikasi ini dilakukan utuk menjaga keberlanjutan penjaminan mutu dan keamanan produk terhadap kelompok penerima sertifikat. Disamping itu, lembaga ini telah pula memberikan penomoran (tanda pendaftaran) produk aman dan bermutu dalam bentuk Nomor Register Pangan Segar Asal Tumbuhan dengan kode Produk Domestik (PD) terhadap produk hasil pertanian dari DIY. Hingga tahun 2012, telah diberikan Register PD pada 6 (enam) jenis produk, antara lain tepung cassava, mocaf, dan beras.

Pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap, dengan didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Sumber daya manusia mempunyai peran penting dan menentukan dalam pengelolaan dan dukungan program/kegiatan kelembagaan ketahanan pangan. Oleh karena itu, upaya pengembangan sumber daya manusia perlu lebih dioptimalkan. Keragaman sumber daya manusia dan aktivitas penyelenggaraan penyuluhan dapat dilihat dari jumlah Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) di DIY yang berjumlah 18 orang. Di beberapa kabupaten juga terdapat petugas PPL. Di Kabupaten Sleman terdapat 79 orang PPL, di kabupaten Gunungkidul 88 orang, di Kabupaten Kulon Progo 55 orang, di Kabupaten Bantul 59 orang, dan di Kota Yogyakarta berjumlah 8 orang PPL. Jumlah ini masih didukung oleh Tenaga Harian Lepas/Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP), yang di seluruh DIY berjumlah 242 orang.

Pencapaian Indikator Kinerja Urusan Ketahanan Pangan di DIY tahun 2011-2012 disajikan pada tabel berikut.

Tabel IV.30 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi Realisasi

%

1 Ketersediaan Pangan

a. Ketersediaan Energi Kkal/Kap/hr

3.736 3.664 3.689 100,68

b. Ketersediaan Protein

gr/Kap/hr 92,88 94,59 100,63 106,38

c. Pengembangan Unit 29 41 41 100

Page 279: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 263

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi Realisasi

%

Lumbung Pangan

d. Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Unit 41 53 65 122,64

2 Distribusi, Harga dan Akses Pangan

a. Penguatan LDPM Gapoktan 150 125 165 132

b. Penguatan Akses Pangan Masyarakat

Gapoktan 20 15 11 73,33

c. Terwujudnya Stabilisasi Harga

Komoditas 4 4 4 100

3 Peningkatan Mutu Konsumsi dan Keamanan Pangan

a. Konsumsi Energi Kkal/Kap/hr

1.626,90 2.000 1.938 96,9

b. Konsumsi Protein gr/Kap/hr 49 52 49,7 95,57

c. Terpenuhinya Skor PPH (Pola Pangan Harapan) melalui ketersediaan dan konsumsi energi serta protein

Persen 85,6 86,4 78,7 91,08

d. Peningkatan jumlah kelompok tani yang menerapkan BMR (Batas Maksimal Residu)

Kelompok 10 5 16 (7 prima + 9

PD)

320

e. Meningkatnya jumlah produsen / pelaku usaha dalam penerapan BTP (Batas Tambahan Pangan)

Pelaku Usaha

10 5 15 300

f. Penurunan Konsumsi Beras

Persen 1,5 1,5 1,5 100

4 Pengembangan Penyuluhan

a. Peningkatan Kualitas Penyuluh

Orang 547 300 352 117,33

b. Peningkatan Kemampuan Petani dan Pihak Terkait

Orang 1.067 500 1.067 113,4

c. Peningkatan Kelembagaan Penyuluh

Unit 56 48 90 187,5

Page 280: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

264 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi Realisasi

%

d. Peningkatan Kualitas Pelaku Utama / Pelaku Usaha

Orang 10.583 14.400 14.400 100

e. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama / Pelaku Usaha

Unit 1.067 1.500 1500 100

Sumber: BKPP DIY Keterangan: Pencapaian PPH berdasarkan angka survey Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY.

Page 281: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 265

b) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.31 Program/Kegiatan Urusan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PEMBERDAYAAN PENYULUH PERTANIAN

684.740.250 100,00 97,83 100,00 100,00

1.1 Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga Penyuluh

436.781.750 100,00 97,20 100,00 100,00

1.2 Fasilitasi/Temu Teknis Penyuluh Swadaya/Swasta

179.693.000 100,00 99,56 100,00 100,00

1.3 Penyusunan Program Penyuluhan 29.244.000 100,00 99,86 100,00 100,00

1.4 Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan

39.021.500 100,00 95,44 100,00 100,00

2 PROGRAM PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN

1.893.228.150 100,00 95,59 100,00 100,00

2.1 Penyusunan Neraca Bahan Makanan 47.613.000 100,00 99,09 100,00 100,00

Page 282: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

266 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.2 Penguatan Cadangan Pangan 383.676.900 100,00 86,77 100,00 100,00 Realisasi keuangan tidak sesuai target karena terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp35.220.000,- (14,68%) yang merupakan hasil proses lelang pengadaan bahan pangan - terdapat efisiensi sebesar Rp15.000.000,- (16,67%) yang merupakan hasil proses pengadaan langsung bahan pangan. Solusi: sisa disetor kembali ke kas daerah

Page 283: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 267

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.3 Penyusunan SKPG 32.260.000 100,00 99,56 100,00 100,00

3.4 Gerakan Pola Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan aman

56.300.000 100 98,32 100 100

2.5 Penyusunan PPH 63.664.000 100 96,56 100 100

2.6 Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal

105.954.000 100 99,35 100 100

2.7 Pengembangan Diversifikasi Produk Antara

37.897.800 100 97,56 100 100

2.8 Penanganan Keamanan Pangan 86.340.800 100 98,49 100 100

2.9 Fasilitasi Kelembagaan Akses Pangan

165.514.000 100 99,48 100 100

Page 284: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

268 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.10 Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan

136.000.000 100 99,85 100 100

2.11 Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan Berbasis FSVA

37.020.000 100 94,69 100 100

2.12 Penyusunan Database Pangan Lokal (Peta Potensi Pangan Lokal)

39.950.000 100 94,52 100 100

2.13 Analisis Keamanan Pangan Masyarakat

49.261.350 100 96,21 100 100

2.14 Analisis Stabilitas Pasokan 48.550.000 100 95,22 100 100

2.15 Kajian Pola Konsumsi Pangan Masyarakat

43.993.000 100 97,57 100 100

Page 285: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 269

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.16 Analisis Ketersediaan Pangan 75.000.000 100 99,82 100 100

2.17 Pemetaan Daerah Rawan Pangan 43.190.000 100 98,84 100 100

2.18 Analisis Distribusi dan Harga Pangan

49.450.000 100 97,28 100 100

2.19 Pemberdayaan dan Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

152.854.000 100 95,48 100 100

2.20 Pengembangan Kelembagaan OKKPD

46.590.000 100 95,59 100 100

Page 286: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

270 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.21 Sertifikasi Produk Pangan Segar 192.149.300 100 97,52 100 100

Sumber: BKPP DIY

Page 287: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 271

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Belum optimalnya koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan para pemangku kepentingan.

2. Belum ada instansi yang menangani pendataan keluar-masuk bahan pangan.

3. Pola konsumsi pangan di tingkat rumah tangga belum sepenuhnya sesuai dengan kaidah pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman (3BA), sehingga konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH) yang pada tahun 2012 ditargetkan 83,50 baru tercapai 78,20.

4. Masih tergantungnya pola konsumsi rumah tangga, terutama sumber energi, pada satu jenis bahan pangan, yaitu beras dan/atau tepung terigu. Hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan spesifik lokasi (pangan lokal).

5. Perkembangan usaha/industri pangan berbasis sumberdaya lokal berjalan lambat, sebagai dampak dari keterbatasan sumber daya manusia, permodalan, pemasaran dan promosi dari pelaku usaha yang bersangkutan.

6. Semakin maraknya peredaran pangan yang kurang aman di masyarakat, terutama makanan yang berada di lingkungan sekolah, pinggir jalan dan pasar tradisional sebagai dampak dari masih rendahnya kesadaran masyarakat/konsumen dan pelaku usaha dalam mengkonsumsi dan memproduksi pangan yang aman.

7. Pelaksanaan pengawasan keamanan pangan melalui Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) masih belum optimal, karena belum adanya dasar hukum yang kuat untuk mendukung operasionalnya serta fasilitasi anggaran yang masih terbatas.

Solusi

1. Penguatan intensitas koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas dengan para pemangku kepentingan.

2. Pendataan oleh BKPP DIY, di antaranya langsung ke distributor, supermarket, pasar, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang baru dapat dipergunakan untuk penyusunan NBM yang sifatnya

Page 288: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

272 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

tahunan (n–1). Untuk kepentingan pendataan, di masa mendatang sebaiknya ada lembaga/institusi khusus yang menangani.

3. Sosialisasi dan edukasi pola makan 3BA kepada masyarakat, khususnya kelompok wanita, tentang pola makan 3BA. Sosialisasi dapat melalui pertemuan, lomba cipta menu, promosi, apresiasi, gerakan makan 3BA dan optimalisasi pemanfaatan pekarangan serta fasilitasi dan pengembangan produk antara (tepung-tepungan) berbasis sumberdaya lokal dengan melibatkan stakeholder.

4. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan spesifik lokasi (pangan lokal), sehingga dapat menekan atau mengurangi konsumsi beras dan/atau terigu, melalui sosialisasi terutama kepada kelompok wanita dengan didukung peningkatan nilai pangan spesifik lokasi (pangan lokal) menjadi olahan pangan yang menarik bagi konsumen.

5. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan/keterampilan para pelaku usaha agroindustri pangan berbasis sumber daya lokal dalam teknologi pengolahan pangan yang disertai dengan intensifikasi promosi kepada masyarakat guna memperluas jaringan pemasaran produk pangan berbasis sumberdaya lokal melalui berbagai kegiatan seperti pertemuan, sosialisasi, dan pameran.

6. Sosialisasi dan edukasi kepada konsumen (masyarakat) dan para pelaku usaha pengolahan tentang pangan yang bermutu, aman, dan proses pengolahan pangan yang benar dan aman, melalui pertemuan/apresiasi dengan melibatkan institusi terkait.

7. Fasilitasi terbitnya landasan hukum untuk mendukung operasional Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) dalam pengawasan keamanan pangan berupa peraturan gubernur atau peraturan daerah disertai fasilitasi anggaran yang memadai.

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

a) Kondisi Umum

Pembangunan pemberdayaan gender merupakan bagaian integral dari pembangunan daerah. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa tingkat kesetaraan dan keadilan gender dalam masyarakat masih jauh dari ideal. Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) diperlukan dalam pembangunan daerah untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) tersebut. Indeks Pembangunan Gender (IPG) mengukur

Page 289: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 273

pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia dengan memperhitungkan perbedaan pencapaian antara perempuan dan laki-laki yang meliputi angka harapan hidup laki-laki dan perempuan, rata-rata lama sekolah laki-laki dan perempuan, angka melek huruf laki-laki dan perempuan dan persentase angkatan kerja laki-laki dan perempuan.

Pada tahun 2010, DIY menempati rangking ke-2 dari seluruh provinsi di Indonesia dengan capaian IPG sebesar 72,51, sedangkan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 73,07.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengukur peran perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik yang mencakup partisipasi aktif dalam berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi. IDG disusun dari tiga komponen, yaitu keterwakilan di parlemen, pengambilan keputusan dan distribusi pendapatan. Pada tahun 2010, capaian IDG Daerah Istimewa Yogyakarta adalah yang terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia, dengan capaian sebesar 77,7. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam kehidupan politik, ekonomi dan pengambilan keputusan di DIY lebih baik dibanding dengan provinsi lain.

Tanggung jawab sosial masyarakat terhadap permasalahan perlindungan perempuan dan anak semakin meningkat. Namun demikian, masih perlu ditingkatkan baik akses maupun layanan terhadap Kesejahteraan Anak, Perlindungan Anak, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Perlindungan Saksi dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Meningkatnya partisipasi perempuan dapat dilihat dari peningkatan jumlah anggota legislatif perempuan, jumlah pejabat struktural perempuan, jumlah pengusaha perempuan pengusaha mikro dan kecil, jumlah pejabat publik dan profesi perempuan di segala bidang. Namun demikian, masih perlu ditingkatkan baik jumlah dan kompetensinya.

Berikut ini adalah tabel capaian indikator urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Tabel IV.32 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011-2012

No Indikator Capaian

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

72,24 70,90 73,03 103,00

Page 290: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

274 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Capaian

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

2. Indeks Pemberdayaan Gender (GEM)

63,32 62,50 77,84 124,54

Sumber: BPPM DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Untuk dapat mencapai tingkat kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, telah dilakukan berbagai program dan kegiatan melalui APBD maupun APBN. Program/kegiatan bersumber APBD yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Page 291: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 275

Tabel IV.33 Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011

No Program/kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas anak dan Perempuan

295.984.450 100,00 99,82 100,00 100,00

1.1 Pelaksanaan Sosialisasi yang terkait dengan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

15.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.2 Inisiasi Desa Prima ( Perempuan Indonesia Maju Mandiri )

130.000.000 100,00 99,84 100,00 100,00

1.3 Penyusunan Juknis Implementasi Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)

49.300.000 100,00 99,76 100,00 100,00

1.4 Sosialisasi Pergub Pedoman PPRG 29.934.450 100,00 99,80 100,00 100,00

1.5 Pelatihan PPRG untuk Kabupaten / Kota

60.000.000 100,00 99,78 100,00 100,00

1.6 Rapat Kerja PPRG 11.750.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

654.267.500 100,00 97,35 100,00 100,00

Page 292: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

276 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.1 Advokasi dan Fasilitasi PUG bagi Perempuan

14.680.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.2 Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan ( P2TP2)

374.960.000 100,00 96,68 100,00 100,00

2.3 Pengembangan Materi dan Pelaksanaan KIE tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG )

14.630.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.4 Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

14.950.000 100,00 98,93 100,00 100,00

2.5 Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

26.097.500 100,00 92,09 100,00 100,00

2.6 Fasilitasi Pemenuhan Hak-Hak Anak

100.000.000 100,00 98,09 100,00 100,00

2.7 Fasilitasi Penguatan Organisasi Perempuan

35.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.8 Fasilitasi Forum Penyelenggara Data Gender dan Anak Provinsi DIY

39.975.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 293: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 277

No Program/kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.9 Updating Data Terpilah Gender dan Anak Tahun 2012

19.475.000 100,00 96,13 100,00 100,00

2.10 Fasilitasi Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender

14.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

957.430.000 100,00 99,10 100,00 100,00

3.1 Pelatihan bagi Pelatih (TOT) SDM pelayanan dan Pendampingan Korban KDRT

120.000.000 100,00 99,79 100,00 100,00

3.2 Fasilitasi Upaya Perlindungan Perempuan terhadap Tindak Kekerasan

356.280.000 100,00 98,32 100,00 100,00

3.3 Gerakan Sayang Ibu 35.000.000 100,00 99,91 100,00 100,00

3.4 Fasilitasi Peningkatan Kualitas Hidup Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

402.400.000 100,00 99,72 100,00 100,00

3.5 Penyusunan Profil Perlindungan Anak Provinsi DIY tahun 2012

43.750.000 100,00 97,18 100,00 100,00

4 Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

387.149.920 100,00 99,83 100,00 100,00

Page 294: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

278 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

4.1 Pembinaan Organisasi Perempuan 26.000.000 100,00 99,83 100,00 100,00

4.2 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender

24.950.000 100,00 99,82 100,00 100,00

4.3 Kegiatan Pameran Hasil Karya Perempuan di Bidang Pembangunan

75.000.000 100,00 99,73 100,00 100,00

4.4 Pelatihan dan Pendidikan Politik Berwawasan Gender

24.799.920 100,00 99,82 100,00 100,00

4.5 Peringatan Hari Kartini 15.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.6 Serasehan Hari Besar Perempuan 14.900.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.7 Program Terpadu P2WKSS 40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.8 Kajian Buruh Perempuan 166.500.000 100,00 99,80 100,00 100,00

Sumber : BPPM DIY

Page 295: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 279

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Implementasi PUG dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) dalam rangka menuju keadilan dan kesetaraan gender masih belum optimal.

2. Pemahaman aparat tentang penyelenggaraan Data Pilah Gender dan Anak sebagai data pembuka wawasan dalam penyusunan PPRG masih rendah.

3. Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat, dengan jenis kekerasan yang semakin beragam serta bersifat lintas daerah.

4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan perundang-undangan terkait perlindungan perempuan dan anak (UUPA, UUPKDRT, UUPTPPO)

Solusi

1. Perlu dilakukan sosialisasi dan advokasi secara terus menerus tentang implementasi PUG kepada semua pihak dan perlu disusun peraturan gubernur tentang pedoman PPRG.

2. Perlu dilakukan sosialisasi dan advokasi tentang manfaat ketersediaan data pilah gender dan anak sebagai data pembuka wawasan dalam penyusunan PPRG dan pembentukan forum jejaring data pilah gender dan anak.

3. Perlu dilakukan koordinasi lintas sektor untuk menangani korban kekerasan dan upaya-upaya pemberdayaan perempuan dalam rangka mencegah KDRT.

4. Perlu dilakukan sosialisasi dan pemahaman kepada semua pihak tentang peraturan perundang-undangan terkait perlindungan perempuan dan anak secara rutin dan berkesinambungan.

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

a) Kondisi Umum

Program Keluarga Berencana dikatakan berhasil apabila angka kepesertaan KB Mandiri tinggi, kepesertaan KB Pria tinggi, dan Unmet Need yang rendah. Berdasarkan data BKKBN DIY, kepesertaan KB Aktif di DIY tahun 2011 sebanyak 375.831 peserta dengan jumlah pasangan usia

Page 296: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

280 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

subur sebanyak 521.380 pasangan, dan wanita usia subur sebanyak 814.661 orang. Untuk capaian Unmet Need DIY tahun 2011 tergolong masih tinggi, yaitu sebesar 9,67%, walaupun sudah di bawah rata-rata nasional (14%, Riskesdas 2010).

Berikut adalah data jumlah peserta KB Aktif, Pasangan Usia Subur, dan Unmet Need menurut kabupaten/kota di DIY tahun 2010-2011.

Tabel IV.34 Jumlah Peserta KB Aktif, Pasangan Usia Subur, Wanita usia Subur, dan Unmet Need Menurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun

2010-2011

No. Kabupaten/Kota

Tahun 2010 Tahun 2011

Peserta KB

Aktif

Jumlah PUS

Jumlah WUS

Unmet Need (%)

Peserta KB

Aktif

Jumlah PUS

Jumlah WUS

Unmet Need (%)

1 Kota Yogyakarta 32.966 47.505 83.902 16,31 31.940 47.613 81.766 13,36

2 Kab. Bantul 120.485 151.680 226.032 8,69 99.834 142.826 229.735 7,74

3 Kab. Kulon Progo 45.314 66.780 101.516 16,14 45.754 67.417 102.008 10,04

4 Kab.Gunungkidul 110.883 136.087 188.730 9,18 98.493 125.619 177.887 8,85

5 Kab. Sleman 100.552 137.630 277.113 13,29 99.810 137.905 223.265 9,97

Provinsi DIY 410.200 539.682 877.293 9,67 375.831 521.380 814.661 9,67

Sumber : BKKBN DIY

Untuk Tahapan Keluarga Sejahtera di DIY tahun 2011, jumlah KK Pra-Sejahtera sebesar 24,30%, KK Keluarga Sejahtera I sebesar 21,52%, KK Keluarga Sejahtera II sebesar 15,72%, KK Keluarga Sejahtera III sebesar 32,59%, dan KK Keluarga Sejahtera III Plus sebesar 5,87%. Berikut adalah tabel tahapan keluarga sejahtera di DIY tahun 2009-2011.

Tabel IV.35 Tahapan Keluarga Sejahtera di DIY Tahun 2009-2011

No. Tahapan Keluarga Sejahtera

Tahun

2009 2010 2011

Jumlah KK

Persentase Jumlah

KK Persentase

Jumlah KK

Persentase

1. Pra S 174.534 18,35 187.277 20,15 225.823 24,30

2. KS I 214.083 22,51 208.367 22,42 200.008 21,52

3. KS II 222.674 23,41 198.237 21,33 146.038 15,72

4. KS III 281.481 29,60 281.909 30,33 302.792 32,59

5. KS III Plus 58.230 6,12 53.665 5,77 54.575 5,87

Sumber : BKKBN DIY

Page 297: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 281

Keberhasilan Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, selain dapat dilihat dari tingkat kepesertaan KB mandiri, tingkat kepesertaan KB Pria, dan Unmet Need, dapat dilihat juga dari beberapa indikator yang ada. Misalnya, terbentuknya Kelompok Masyarakat Peduli KB dan terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

1. Sasaran program KB antara lain meningkatkan jumlah kelompok masyarakat yang menggerakkan KB di tingkat desa/kelurahan, pada tahun 2010 target kinerjanya adalah membentuk 2 kelompok masyarakat peduli KB dengan capaian terbentuknya 6 kelompok, sedangkan target pada tahun 2011 adalah membentuk 5 Kelompok masyarakat peduli KB dengan capaian sebesar 5 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2011 di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terbentuk 11 kelompok. Tahun 2012 telah membentuk 5 kelompok masyarakat peduli KB dari target 5 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2012 di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terbentuk 16 kelompok (sumber data :BPPM DIY)

2. Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja sangat diperlukan untuk membantu remaja sebayanya dalam memahami dan mengatasi permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja. Target pada tahun 2010 adalah terbentuknya 5 (lima) kelompok Pusat informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja, capaian kegiatan tahun 2010 sebanyak 5 kelompok. Target pada tahun 2011 adalah terbentuknya 15 kelompok Pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja dengan capaian sebanyak 15 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2011 sudah terbentuk 20 kelompok, sedangkan target pada tahun 2012 adalah 30 kelompok dengan capaian sebanyak 31 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2012 dudah terbentuk 51 kelompok (sumber data :BPPM DIY)

Berikut adalah tabel indikator dan capaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2011-2012.

Tabel IV.36 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga SejahteraTahun 2011-2012

No Indikator Capaian

tahun 2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Terbentuknya Kelompok Masyarakat Peduli KB

5 Kelompok 5 Kelompok 5 Kelompok 100

Page 298: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

282 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Capaian

tahun 2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

2. Terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling KRR

15 Kelompok 30 Kelompok 31 Kelompok

103

Sumber : BPPM DIY

Page 299: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 283

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Untuk mencapai target pembangunan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, ditempuh berbagai program/kegiatan sebagai berikut:

Tabel IV.37 Program dan Kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Keluarga Berencana ( KB )

595.267.820 100,00 98,85 100,00 100,00

1.1 Pelayanan KIE 74.928.700 100,00 99,97 100,00 100,00

1.2 Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu (HRI)

29.972.480 100,00 100,00 100,00 100,00

1.3 Promosi Pelayanan KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Balita)

118.183.040 100,00 99,92 100,00 100,00

1.4 Pembinaan Keluarga Berencana

79.840.000 100,00 98,09 100,00 100,00

1.5 Advokasi dan Penyuluhan Pengembangan Ketahanan dan Pemberdayaan keluarga

15.000.000 100,00 99,73 100,00 100,00

1.6 Pengembangan Ketahanan Keluarga

172.432.050 100,00 97,04 100,00 100,00

Page 300: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

284 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.7 Peningkatan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera

84.935.400 100,00 99,96 100,00 100,00

1.8 Fasilitasi dan Promosi Keluarga Berencana dan Sejahtera

19.976.150 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Program Kesehatan Reproduksi Remaja

75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.1 Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

60.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.2 Memperkuat dukungan dan Partisipasi Masyarakat

15.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Program Pelayanan Kontrasepsi

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.1 Pelayanan Konseling KB 25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4 Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR

116.100.000 100,00 97,00 100,00 100,00

4.1 Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR

30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.2 Pembinaan Forum Pelayanan KRR Bagi Kelompok Remaja dan Kelompok Sebaya di luar

86.100.000 100,00 95,95 100,00 100,00

Page 301: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 285

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

sekolah

5 Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS

177.900.000 100,00 98,26 100,00 100,00

5.1 Pemberdayaan Keluarga dalam Penanggulangan HIV dan AIDS

52.900.000 100,00 99,92 100,00 100,00

5.2 Hari AIDS Sedunia 75.000.000 100,00 95,94 100,00 100,00

5.3 Fasilitasi Kelembagaan Penanggulangan HIV dan AIDS

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPPM DIY

Page 302: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

286 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Pelaksanaan Bina Keluarga Balita belum optimal karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader serta sarana dan prasarana.

2. Belum optimalnya penyuluh keluarga berencana dalam pengisian kartu kembang anak.

3. Penanganan bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia belum optimal.

4. Keterpaduan BKB, PAUD, SDIDTK dan Posyandu belum dilaksanakan di semua wilayah.

5. Kurangnya advokasi dan promosi program keluarga berencana.

6. Meningkatnya kasus HIV dan AIDS di kalangan remaja dan ibu rumah tangga.

7. Meningkatnya kasus remaja (Kehamilan yang tidak diinginkan, HIV dan AIDS, Kekerasan dalam pacaran, Napza, Gizi remaja, Traficking, Aborsi tidak aman, Pernikahan dibawah umur dan remaja korban KDRT).

8. Kurangnya akses permodalan, keterampilan pengolahan dan diversifikasi produk serta pemasaran produk UPPKS.

Solusi

1. Pelatihan kader Bina Keluarga Balita dan pengadaan kartu kembang anak.

2. Sosialisasi kartu kembang anak bagi petugas penyuluh keluarga berencana.

3. Koordinasi lintas sektor dalam penanganan bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia.

4. Sosialisasi, koordinasi lintas sektor dan pelatihan berjenjang tentang keterpaduan BKB, PAUD, SDIDTK dan Posyandu.

5. Publikasi program keluarga berencana melalui media cetak dan elektronik.

6. Sosialisasi HIV dan AIDS, pomosi PMTCT, pemberdayaan keluarga dalam penanggulangan HIV dan AIDS serta fasilitasi penguatan kelembagaan dalam penanggulangan HIV dan AIDS.

Page 303: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 287

7. Peningkatan advokasi dan KIE KRR, pelatihan peer educator PIK KRR serta fasilitasi FKPKRR.

8. Pelatihan kewirausahaan, bantuan peralatan dan mengikutsertakan kelompok UPPKS dalam pameran.

16. URUSAN PERHUBUNGAN

a) Kondisi Umum Sektor Perhubungan merupakan sektor pendukung bagi

pelaksanaan pembangunan suatu daerah dan berperan sebagai urat nadi pergerakan ekonomi daerah serta memudahkan perpindahan antar-orang, barang dan jasa. Dengan kata lain, sektor perhubungan merupakan derived demand, atau suatu permintaan yang timbul karena adanya permintaan dari sektor lain.

Perpindahan/pergerakan orang, barang maupun jasa harus mampu diwujudkan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, terpadu dengan moda layanan lainnya, serta menjangkau seluruh pelosok wilayah untuk menunjang pemerataan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Selain itu, pergerakan orang, barang dan jasa dapat berperan untuk mendukung stabilitas daerah sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Untuk mencapai kondisi sektor perhubungan seperti yang diharapkan di atas, maka target indikator yang dicapai oleh sektor perhubungan berikut realisasinya pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.38 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2011-2012

No Indikator 2011 2012

Target Realisasi % Realisasi

1 V/C Ratio Kendaraan yang melintas di perkotaan

0.70 0.65 0.69 94.20

2 Persentase Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas Jalan

70 % 75 % 75 % 100

3 Load Faktor Penumpang Angkutan Umum

28.42 35 30.66 87.60

4 Persentase Peningkatan Pergerakan Pesawat Pertahun

32.091 pergerakan

Kenaikan 5 %

36.217 pergerakan

Kenaikan 12.85

33.696

Page 304: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

288 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator 2011 2012

Target Realisasi % Realisasi

5 Persentase Peningkatan Jumlah Penumpang Angkutan Kereta Api Jarak Pendek

1.346.961 penumpang

Kenaikan 5 %

986.894 penumpang

Penurunan -26,73

1.414.309

6 Persentase Peningkatan Penyediaan Simpul Transportasi

131 simpul Kenaikan 10 %

151 simpul Kenaikan 15,26

144 simpul

Dari hasil pencapaian tersebut, dapat dijelaskan hal-hal sebagai

berikut: 1) ”V/C-Ratio Kendaraan yang melintas di perkotaan

V/C Ratio yang dimaksud adalah rata-rata jumlah kendaraan yang melintasi di jalan-jalan perkotaan dibandingkan dengan kapasitas jalan yang tersedia. Target yang harus dicapai di tahun 2012 adalah sebesar 0.65 dengan realisasi capaian sebesar 0,69. Angka tersebut menunjukkan bahwa besaran target belum dapat dicapai 100%, sehingga masih perlu penanganan manajemen lalu lintas yang optimal untuk dapat mencapai target yang telah ditentukan.

Usaha yang telah dilakukan untuk mencapai target ini adalah dengan melaksanakan Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Melalui program ini, diharapkan penggunaan kendaraan pribadi dapat diatur dan dikendalikan sehingga kondisi lalu lintas perkotaan dapat berjalan lancar, tertib dan teratur.

2) Persentase Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas Jalan Target yang harus dicapai dalam penyediaan fasilitas keselamatan

jalan ini adalah sebesar 75%. Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan: a. Pengadaan Rambu Lalu Lintas; b. Pengadaan dan Pemasangan APILL Tenaga Surya; c. Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan (LPJ); d. Pengadaan dan Pengecatan Marka Jalan.

Pada APBD Perubahan, kegiatan tersebut bertambah dengan:

a. Pengadaan Pagar Pengaman Jalan; b. Pengadaan dan Pemasangan LPJU Tenaga Surya; c. Pengadaan cermin tikungan; d. Pengadaan Warning Light.

Page 305: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 289

Melalui dana APBN, pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan jalan juga dilakukan, khususnya untuk jalan-jalan nasionla/negara. Hal ini meliputi 3 kegiatan, yaitu:

a. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan (Rambu, Deliniator, Paku Jalan dan Marka Jalan) dari Batas Kabupaten Kulon Progo sampai Batas Kota Yogyakarta;

b. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan (Rambu, Deliniator, Paku Jalan dan Marka Jalan) pada ruas jalan Arteri Selatan;

c. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan (Rambu, Deliniator, Paku Jalan dan Marka Jalan) dari Batas Kota Wates – Milir – Wates – Sentolo.

Dengan adanya program ini, dengan dukungan dari APBN, maka sampai dengan tahun 2012 fasilitas keselamatan lalu lintas jalan yang telah terpasang telah ter-realisasi sebesar 75% dari kebutuhan. Artinya, sesuai dengan target yang ditentukan.

3) Persentase Load Faktor Penumpang Angkutan Umum Program yang dilaksanakan untuk mencapai target load factor sebesar 35% di tahun 2012 ini adalah Program Pelayanan Angkutan. Program ini meliputi kegiatan:

a. Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian kendaraan angkutan umum di jalan raya;

b. Pengumpulan dan analisis data base pelayanan angkutan; c. Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan; d. Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan; e. Penyelenggaraan angkutan umum buy the service; f. Perencanaan peningkatan pelayanan angkutan perkotaan.

Berdasarkan data yang ada, load faktor angkutan umum secara rata-rata adalah sebesar 30,66%, dengan perincian masing-masing layanan:

a. Angkutan AKDP sebear 28%; b. Angkutan Perkotaan sebesar 22%; c. Angkutan Trans Jogja sebesar 42%.

Capaian load factor belum mencapai target, disebabkan karena masih kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum dan tingginya penggunaan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor.

4) Persentase Peningkatan Pergerakan Pesawat Pertahun sebesar 5% Pergerakan pesawat mengalami kenaikan dari 32.091 pada tahun

2011 menjadi 36.217 pada tahun 2012, baik untuk penerbangan domestik dan internasional. Artinya, pergerakan pesawat di Bandara Adisutjito mengalami mengalami kenaikan sebesar 12,85% dari tahun 2011 ke 2012, atau telah melebihi target yang ditentukan sebesar 5%.

Page 306: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

290 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

5) Persentase Peningkatan Jumlah Penumpang Angkutan Kereta Api Jarak Pendek sebesar 5%

Penumpang kereta api Prambanan Ekspres (Prameks) mengalami penurunan dari 1.346.961 penumpang di tahun 2011 menjadi 986.894 penumpang di tahun 2012, atau mengalami penurunan sebesar -26,73%. Penurunan jumlah penumpang KA disebabkan adanya kebijakan operator PT KAI yang menerapkan okupasi penumpang 100% mulai bulan Agustus 2012, sehingga tidak ada penumpang yang berdiri. Selain itu, penurunan tersebut juga disebabkan adanya pengurangan frekuensi pengoperasian KA Prameks mulai bulan November 2012 dari 16 kali dalam sehari menjadi 6 kali dalam sehari akibat salah satu rangkaian kereta Prameks sedang dalam perbaikan pasca-kecelakaan.

6) Persentase Peningkatan Penyediaan Simpul Transportasi sebesar 10% Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target yaitu dengan

menyediakan halte portable Trans Jogja sebagai bagian dari simpul transportasi sebanyak 20 unit di tahun 2012 sehingga total ketersediaan simpul transportasi di DIY sebanyak 151 simpul.

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.39 Program/Kegiatan Urusan Perhubungan Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

3.074.319.642 100,00 97,16 100,00 100,00

1.1 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Perhubungan Udara

112.811.000 100,00 93,91 100,00 100,00

1.2 Pembangunan Sarana dan Prasarana Fasilitas Angkutan

159.765.200 100,00 97,72 100,00 100,00

1.3 Pembangunan Prasarana Bus Trans Jogja

2.767.156.442 100,00 97,26 100,00 100,00

1.4 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perhubungan Udara

21.100.000 100,00 99,83 100,00 100,00

1.5 Sosialisasi Keselamatan Operasi Penerbangan

11.009.000 100,00 91,73 100,00 100,00

1.6 Pendataan Tanda Ijin Mengemudi

2.478.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 307: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 291

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

2 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

2.183.100.650 100,00 110,23 100,00 100,00

2.1 Rehabilitas/pemeliharaan Sarana dan Prasarana Jembatan Timbang

990.320.780 100,00 95,05 100,00 100,00

2.2 Rehabilitas/pemeliharaan Sarana dan Prasarana Laut dan ASDP

392.000.000 100,00 98,23 100,00 100,00

2.3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Fasilitas Angkutan Umum Buy The Service

776.779.870 100,00 98,18 100,00 100,00

2.4 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Keselamatan Kereta Api

24.000.000 100,00 93,60 100,00 100,00

3 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

41.908.399.491

100,00 91,67 100,00 100,00

3.1 Kegiatan Penyuluhan Bagi Para Sopir/Juru Mudi Untuk Peningkatan Keselamatan Penumpang

100.000.000 100,00 97,12 100,00 100,00

3.2 Kegiatan Pengendalian Disiplin Pengoperasian Kendaraan Angkutan Umum di Jalan Raya

169.020.000 100,00 94,18 100,00 100,00

3.3 Pengumpulan dan Analisis Database Pelayanan Angkutan

358.707.350 100,00 96,20 100,00 100,00

3.4 Fasilitasi Perijinan di Bidang Perhubungan

68.953.150 100,00 98,58 100,00 100,00

3.5 Penegakan Hukum Kelebihan Muatan Barang

206.380.000 100,00 92,81 100,00 100,00

3.6 Penyelenggaraan Pelayanan Angkutan Umum Buy The Service

40.850.163.991

100,00 91,63 100,00 100,00

3.7 Perencanaan Peningkatan Pelayanan Angkutan Perkotaan

155.175.000 100,00 82,40 100,00 100,00

4 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

3.847.573.050 100,00 96,48 100,00 100,00

Page 308: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

292 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

4.1 Pengadaan Pagar Pengaman Jalan

208.129.000 100,00 92,55 100,00 100,00

4.2 Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan (L P J )

993.858.050 100,00 96,36 100,00 100,00

4.3 Pengaturan dan Pengamanan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru

330.000.000 100,00 98,63 100,00 100,00

4.4 Patroli Keselamatan Pelayaran

69.830.000 100,00 99,95 100,00 100,00

4.5 Pengadaan dan Pemasangan Alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas (APILL)

1.467.379.100 100,00 99,21 100,00 100,00

4.6 Penjagaan Pintu Perlintasan Kereta Api

71.468.000 100,00 99,99 100,00 100,00

4.7 Pengadaan dan Pemasangan Rambu rambu Lalu Lintas

380.316.700 100,00 94,17 100,00 100,00

4.8 Pengadaan dan Pemasangan Marka Jalan

292.487.500 100,00 84,52 100,00 100,00

4.9 Kampanye Keselamatan Pelayaran

34.104.700 100,00 99,56 100,00 100,00

5 Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

56.667.500 100,00 88,16 100,00 100,00

5.1 Pelaksanaan registrasi uji tipe rancang bangun dan penilaian fisik penghapusan kendaraan bermotor

28.850.000 100,00 98,29 100,00 100,00

5.2 Pengendalian Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB)

27.817.500 100,00 77,64 100,00 100,00

6 Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

277.706.450 100,00 71,95 100,00 100,00

6.1 Evaluasi Kinerja Jaringan Jalan

127.706.550 100,00 76,84 100,00 100,00

6.2 Evaluasi Kinerja Trans Jogja

149.999.900 100,00 67,80 100,00 100,00

Sumber : Dishubkominfo DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Page 309: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 293

Permasalahan

1. Belum tercapainya angka V/C Ratio rata–rata sebesar 0,65 yang disebabkan masih tingginya penggunaan kendaraan pribadi di wilayah perkotaan Yogyakarta.

2. Belum tercapainya target load factor angkutan umum rata-rata sebesar 35%, yang disebabkan belum tingginya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.

Solusi

Perlunya penekanan terhadap penggunaan angkutan umum sebagai sarana transportasi yang didukung oleh penerapan manajemen lalu lintas yang mengatur pergerakan kendaraan bermotor pribadi, sehingga diharapkan akan dapat tercapai suatu pelayanan sistem transportasi yang berkelanjutan. Beberapa cara yang dapat diterapkan antara lain:

1. Memfungsikan sistem parkir terintegrasi (park and ride system) yang ditempatkan di pintu-pintu masuk perkotaan Yogyakarta, sehingga kendaraan pribadi terutama mereka dapat diparkir di lokasi parkir dan mereka dapat menggunakan angkutan umum;

2. Menerapkan manajeman lalu lintas berbasis kawasan, sehingga pengaturan lalu lintas dan angkutan jalan dapat lebih tersistem dan komprehensif;

3. Menerapkan bus priority pada persimpangan yang dikendalikan melalui sistem kendali persimpangan ATCS (area traffic control system);

4. Menyinergikan layanan Trans Jogja dengan angkutan umum lainnya, baik Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Angkutan Perdesaan, yang diwujudkan melalui penyediaan feeder bagi layanan Trans Jogja.

17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

a) Kondisi Umum

Kebijakan tentang pentingnya penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, telah dituangkan dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Berbasis Elektronik (e-government). Melalui pengembangan e-government, pemerintah mengharapkan dapat melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Sementara itu, untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 3

Page 310: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

294 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tahun 2003 tersebut, Pemerintah DIY, melalui Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2006, telah menetapkan Blueprint Jogja Cyber Province yang dititikberatkan pada program Digital Government Services (DGS) sebagai panduan strategis implementasi dan pengembangan e-government di lingkungan Pemda DIY.

Pembangunan infrastruktur jaringan komputer (LAN, WAN dan internet/global area network) di Pemerintah Provinsi DIY telah dimulai sejak tahun 2002 dan hingga saat ini terus diupayakan pengembangannya. Pembangunan jaringan komputer tersebut memungkinkan terkoneksinya tiap-tiap SKPD dalam jaringan internet/intranet, sehingga tranformasi data/informasi antar-Unit Kerja dapat berjalan semakin lancar.

Sampai akhir tahun 2012, jaringan infrastruktur komputer Pemerintah Provinsi DIY telah menghubungkan 93 lokasi perkantoran Pemerintah Provinsi DIY yang terdiri dari 56 lokasi perkantoran dengan kabel HFC dan 37 titik lokasi dengan tanpa kabel (wireless). Jaringan tersebut menghubungkan 2.500 komputer (data sampai dengan tahun 2012) untuk seluruh SKPD yang ada di lingkungan Pemda DIY yang tersebar di seluruh wilayah provinsi.

Melalui Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2006, telah ditetapkan Blueprint Jogja Cyber Province. Oleh karena itu, saat ini ada 9 program yang menjadi unggulan dalam pelaksanaan DGS. Seluruh program sudah mulai dengan mengembangkan pelayanan secara online. Beberapa di antaranya adalah:

1. Agricenter oleh Dinas Pertanian;

2. Fish Bussiness Center oleh Dinas Perikanan dan Kelautan;

3. Jogja belajar oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga;

4. Jogja Bussines oleh Disperindagkop;

5. Jogja Sehat oleh Dinas Kesehatan;

6. Informasi Kepariwisataan oleh Dinas Pariwisata;

7. Informasi Lapangan Kerja oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

8. Plaza Informasi dan Informasi Transportasi oleh Dishubkominfo;

9. Jogja Invest oleh BKPM DIY.

Beberapa program pendukung pelaksanaan DGS di Pemda DIY juga diperuntukkan bagi pelayanan masyarakat dan pelayanan internal pemerintahan. Program pendukung dengan memanfaatkan teknologi informasi tersebut antara lain:

Page 311: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 295

Portal Pemda DIY jogjaprov.go.id

LPSE (Pengadaan Barang Secara Elektronik)

CPNS On-line (penerimaan CPNS secara online)

SIPKD (Sistem Informasi Penganggaran Keuangan Daerah)

Web Monev

Jogja Plan

SIMPEG

SIM Perijinan Terpadu Pemda DIY

Sistem Informasi Jembatan Timbang

dan sebagainya.

Selanjutnya, dengan konsep e-gov tersebut, peran dan keterlibatan masyarakat dalam berinteraksi melalui jaringan elektronik akan lebih terberdayakan. Masyarakat dapat ikut terlibat dan berperan aktif mendukung dan memberikan partisipasi dalam kegiatan pembangunan. Selain itu, informasi dan layanan kepada masyarakat dapat lebih mudah diakses dan digunakan. Konsep inilah yang dinamakan layanan teknologi berbasis Citizen Centris.

Untuk mendukung layanan Citizen Centris, maka indikator urusan kominfo yang harus dicapai tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.40 Indikator dan Capaian Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun 2011-2012

No Indikator

Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1 Penyediaan Pelayanan dari Government Centris ke Citizen Centris

unit

12 15 23 153,33

2 Penambahan Layanan Data Center DGS

unit

9 4 11 275,00

3 Ketersediaan Informasi dalam Bentuk Digital

unit

39 20 58.34 291,70

1) Persentase Penyediaan Pelayanan dari Government Centris ke Citizen Centris sebesar 20%

Page 312: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

296 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Usaha yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah melalui pelaksanaan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Macam kegiatannya adalah: - Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi; - Penyelenggaraan Layanan Informasi Publik;

- Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Tingkat capaian rata-rata adalah sebesar 23%. Indikator riil untuk menilai target ini diukur dengan menggunakan:

- Jumlah pengakses content portal berbasis citizen centric www.jogjaprov.go.id mencapai 169.765 pengunjung pada tahun 2012 (naik 35,95 % dari pengunjung website tahun 2011 sebesar 124.870);

- Jumlah pengunjung Plaza Informasi sebesar 31.748 orang pada tahun 2012 dari target sebesar 30.000 orang. Capaian ini mengalami peningkatan sebesar kurang lebih 10,24% dari capaian tahun 2011 sebesar 28.800 orang;

- Tahap pengembangan Portal pemerintah pada level presentasi (terbatas pada layanan penyediaan informasi).

2) Persentase Penambahan Layanan Data Center DGS sebesar 4%

Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Kegiatannya meliputi:

- Pengelolaan Jaringan Sistem Informasi Managemen Pemerintah Daerah DIY;

- Program Peningkatan kualitas SDM TI.

Tingkat capaian terhadap indikator ini adalah 11%. Indikator riil yang digunakan untuk menilai target ini adalah:

- Penambahan 7 titik sambungan interkoneksi dari 86 titik di tahun 2011 menjadi 93 titik sambungan pada tahun 2012, atau meningkat 8,14%;

- Pendampingan penggunaan/pemanfaatan perangkat lunak legal di 33 SKPD dari 136 SKPD dan UPTD yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah DIY ( 24,3%);

- Bimtek Pengelolaan Jaringan kepada 60 pegawai (0,86% dari keseluruhan pegawai Pemda DIY sebanyak kurang lebih 7.000 orang) di lingkungan Pemerintah Daerah DIY;

Page 313: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 297

- Diseminasi Informasi berupa pengunggahan berita, jurnal aspirasi, jurnal opini dan ide warga di portal;

- Update data portal dan Penambahan konten website.

3) Persentase Ketersediaan Informasi dalam Bentuk Digital Terhadap Data dan Informasi Keseluruhan sebesar 20%

Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Kegiatannya terdiri atas:

- Penyelenggaraan Layanan Informasi Publik;

- Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Pengembangan Layanan Informasi;

- Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah;

- Fasilitasi dan Koordinasi Sumber Daya Komunikasi dan Informasi.

Tingkat capaian terhadap indikator ini adalah 58,34%. Indikator riil yang digunakan untuk menilai target ini adalah:

- Ketersedian konten perpustakaan digital, sebanyak 150 konten data informasi dari target 500 konten (30%);

- Layanan presentasi massal, sebanyak 8 kali dari target 10 kali selama 1 tahun (80%);

- Diseminasi informasi melalui media website, radio, televisi, media komunikasi lainnya, sebanyak 130 kali dari target 200 pertahun (65%).

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.41 Program/Kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

2.311.653.220 100,00 93,40 100,00 100,00

1.1 Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan

96.378.720 100,00 97,76 100,00 100,00

Page 314: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

298 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Informasi

1.2 Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi

375.800.000 100,00 97,87 100,00 100,00

1.3 Perencanaan Dan Pengembangan Kebijakan Komunikasi Dan Informasi

97.218.000 100,00 98,18 100,00 100,00

1.4 Fasilitasi Dan Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informasi

190.000.000 100,00 93,88 100,00 100,00

1.5 Peningkatan Kualitas SDM Teknologi Informasi

22.120.000 100,00 99,74 100,00 100,00

1.6 Penyelenggaraan Layanan Informasi Publik

280.778.000 100,00 91,42 100,00 100,00

1.7 Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Pengembangan Layanan Informasi

109.726.100 100,00 82,90 100,00 100,00

1.8 Pengelolaan Jaringan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta

1.139.632.400 100,00 92,44 100,00 100,00

2 Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media

200.553.000 100,00 92,86 100,00 100,00

2.1 Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah

89.308.000 100,00 85,43 100,00 100,00

2.2 Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

111.245.000 100,00 98,83 100,00 100,00

3 Program Fasilitasi, Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi

44.918.000 100,00 98,10 100,00 100,00

3.1 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Telekomunikasi

15.993.000 100,00 94,65 100,00 100,00

Page 315: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 299

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

3.2 Pembinaan dan Penertiban Penyelenggaraan Jasa Titipan

28.925.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Dishubkominfo DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Pelaksanaan Program DGS belum sesuai dengan harapan, yakni belum terintegrasinya Program DGS di setiap SKPD.

2. Kondisi jaringan masih lemah dikarenakan masih sangat tergantung dengan pihak lain.

3. Kurang optimalnya fungsi Tim Manajemen Perubahan dan Inovasi Implementasi (TiMPII) DGS.

4. SDM yang memiliki kemampuan TI relatif sedikit.

5. Belum seluruh SKPD mempunyai lembaga formal yang secara khusus menangani TIK.

Solusi

1. Diperlukan komitmen dan persamaan persepsi semua pihak di lingkup Pemerintah Provinsi DIY dalam rangka pengembangan program DGS sesuai dengan Blue Print yang sudah ada.

2. Secara bertahap perlu dibangun infrastruktur milik Pemerintah Provinsi dalam rangka kemudahan pengembangan.

3. Perlu penguatan kelembagaan Tim Manajemen Perubahan dan Inovasi Implementasi (TiMPII) DGS.

4. Perlu peningkatan kemampuan SDM. 5. Perlu adanya kelembagaan formal yang secara khusus menangani

TIK di masing-masing SKPD.

18. URUSAN PERTANAHAN

a) Kondisi Umum

Urusan pertanahan di DIY menjadi salah satu pelaksanaan urusan yang penting. Pelaksanaan urusan pertanahan bertujuan untuk meningkatkan tertib administrasi pertanahan dan meningkatkan penataan pertanahan di DIY. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012

Page 316: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

300 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, urusan pertanahan merupakan salah satu kewenangan dalam urusan keistimewaan DIY. Pengaturan tentang urusan keistimewaan pertanahan selanjutnya akan diatur dengan Peraturan Daerah Istimewa (Perdais).

Berdasarkan rasio luas tanah bersertifikat di wilayah DIY, nilai capaian rata-ratanya menunjukan angka sebesar 4,24%. Nilai capaian kinerja ini diperoleh dari perbandingan antara luas tanah bersertifikat tahun 2011 seluas 1.201.331.172 m² dengan tahun 2012 seluas 1.252.286.119 m². Sementara, berdasarkan rasio luas bidang tanah bersertifikat, DIY menunjukkan nilai capaian rata-rata sebesar 4,17%. Nilai capaian kinerja ini diperoleh dari perbandingan luas bidang tanah bersertifikat tahun 2011 sebanyak 1.534.321 bidang dengan tahun 2012 sebanyak 1.598.339 bidang.

Untuk rasio luas bidang tanah bersertifikat di tingkat Kabupaten, peningkatan tertinggi terjadi di kabupaten Sleman, dengan nilai capaian rata-rata sebesar 4,68%. Nilai capian kinerja ini diperoleh dari perbandingan luas bidang tanah bersertifikat tahun 2011 sebanyak 491.443 bidang dengan tahun 2012 sebanyak 514.256 bidang. Sebaliknya, Kota Yogyakarta mencapai angka terendah dengan nilai capaian rata-rata sebesar 1,37%. Nilai capian kinerja ini diperoleh dari perbandingan luas bidang tanah bersertifikat tahun 2011 sebanyak 97.397 bidang dengan tahun 2012 sebanyak 98.768 bidang.

Pada tahun 2012, Biro Tata Pemerintahan, sebagai SKPD pelaksana urusan pertanahan di DIY, melaksanakan 4 program dengan 10 kegiatan. Berikut adalah uraian program dan kegiatan tersebut.

1. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah

a. Inventarisasi Tanah Sultan Ground (SG) dan Paku Alaman Ground (PAG)

Dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, maka perlu ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya Inventarisasi Tanah Sultan Ground (SG) dan Paku Alaman Ground (PAG). Inventarisasi tanah SG dan PAG dilakukan di 57 desa di Kabupaten Sleman. Dari situ, teridentifikasi bahwa tanah SG di terdapat di 11 kecamatan (Gamping, Godean, Minggir, Mlati, Depok, Seyegan, Moyudan, Turi, Sleman, Ngaglik, dan Tempel) dengan luas ± 290,4 ha.

b. Koordinasi Penataan Pemanfaatan Tanah

Di DIY terdapat banyak bidang tanah yang dikategorikan sebagai tanah Negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi di lapangan ditemukan, sampai saat

Page 317: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 301

ini banyak tanah dimaksud dimanfaatkan pihak lain namun telah habis masa kontrak/perjanjiannya, sehingga banyak permohonan kepada Gubernur DIY untuk memberikan izin perpanjangan Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan atas tanah tersebut. Rekomendasi Gubernur tentang penataan tanah untuk Tahun 2012 memiliki target awal sejumlah 5 (lima) rekomendasi. Dari target itu terealisasi terdapat 7 (tujuh) rekomendasi.

2. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

a. Fasilitasi Izin Pengelolaan Tanah Kas Desa

Dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap tanah kas desa dan mewujudkan catur tertib hukum, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 5 Tahun 1985 jo. Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 9 Tahun 2001, serta Peraturan Gubernur DIY Nomor 11 Tahun 2012, pemanfaatan/pengelolaan tanah kas desa harus mendapat izin tertulis dari Gubernur DIY.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2012 ini, dari target izin pengelolaan tanah kas desa sebanyak 60 keputusan, izin yang telah dikeluarkan terealisasi sebanyak 116 Keputusan Gubernur (Kabupaten Sleman sebanyak 65 SK dengan perincian: 25 SK pelepasan, 37 SK sewa menyewa dan 3 SK Perubahan Peruntukan; Kabupaten Bantul sebanyak 39 SK, dengan perincian: 6 SK Pelepasan, 29 SK Sewa Menyewa, 4 SK Perubahan Peruntukan; Kabupaten Kulon Progo sebanyak 5 SK, dengan perincian: 5 SK Sewa Menyewa; Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 7 SK, dengan perincian: 2 SK Pelepasan, 1 SK Sewa Menyewa, 4 SK Sewa Menyewa).

b. Monitoring dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Gubernur DIY di Bidang Pertanahan

Dalam rangka pelaksanaan tertib administrasi dalam pelaksanaan kebijakan Gubernur DIY tentang perizinan tanah kas desa, telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap 43 Surat Keputusan Gubernur di 36 desa se-DIY (dari target 40 SK Gub).

c. Fasilitasi Penyusunan Pedoman Tata Kelola Pertanahan

Dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, perlu dilakukan revisi terkait Peraturan Gubernur tentang pengelolaan pertanahan. Hasil kegiatan ini

Page 318: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

302 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

adalah satu draft Rapergub tentang Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kas Desa.

d. Penyelesaian Masalah Administrasi Tanah Kas Desa Wates Menjadi Aset Pemerintah Provinsi DIY

Memfasilitasi permasalahan administrasi peralihan eks-Tanah Kas Desa Wates menjadi aset Pemerintah Provinsi DIY, sebanyak 77 bidang. Dari 77 bidang yang terdaftar menjadi aset Pemerintah DIY di Kantor Pertanahan kabupaten Kulon Progo, telah diterbitkan 75 sertifikat Hak Pakai atas nama Pemerintah DIY, sehingga masih ada 2 sertifikat yang masih dalam proses di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo.

e. Inventarisasi Tanah Negara yang Dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY

Dengan banyaknya bidang tanah yang dikategorikan sebagai tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka untuk tertib administrasi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengkaji dan menginventarisasi tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah DIY. Maksud inventarisasi tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah DIY adalah untuk menelusuri dokumen pendukung atas tanah dan menghimpun data lapangan mengenai penggunaan, pemanfaatan dan penguasaan atas tanah. Lokasi yang diinventarisasi adalah:

1) Dusun Tamanan Pabrik, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman;

2) Dusun Degolan, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman;

3) Dusun Beran, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman.

3. Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

a. Fasilitasi Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

Kondisi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang heterogen berpotensi memunculkan berbagai permasalahan pertanahan. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil peran dengan memfasilitasi penyelesaian atas pihak-pihak yang bersengketa. Pada tahun 2012, permasalahan tanah yang dapat ditanggapi dan diselesaikan berjumlah 35 permasalahan.

Page 319: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 303

b. Terselesaikannya permasalahan tanah kas desa sebanyak 11 permasalahan sampai dikeluarkannya surat izin Gubernur sebagai dasar untuk menyelesaikannya.

c. Terfasilitasinya 1 permasalahan tanah kas desa yang perlu ditindaklanjuti dengan pengajuan pensertipikatan tanah, yakni Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean yang dilepaskan untuk Pembangunan Puskesmas Godean.

d. Terfasilitasinya sengketa/pengaduan masyarakat di bidang pertanahan sebanyak 23 permasalahan.

4. Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

a. Pembaharuan Data Tanah Kas Desa

Kegiatan ini berupa fasilitasi updating/pembaruan data tanah kas desa (data pelepasan dan penggantian tanah kas desa) di 5 desa di Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Sleman. Kelima desa tersebut adalah Desa Triharjo ( Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo), Desa Bantul (Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul), Desa Caturharjo dan Desa Sinduadi (Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman), serta Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman).

b. Pembangunan Database Pertanahan

Kegiatan ini berupa pembangunan database pertanahan atas tanah SG, PAG, dan Tanah Kas Desa (data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah) secara lengkap. Tujuannya untuk memudahkan penyampaian informasi atas letak dan pemanfaatan tanah-tanah tersebut, yang dapat disajikan sebagai Peta Tematik.

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.42 Program/Kegiatan Urusan Pertanahan Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah

239.992.500 100 94.89 100 100

1.1 Inventarisasi Tanah SG dan PAG

150.000.000 100 94.82 100 100

1.2 Koordinasi Penataan Pemanfaatan Tanah

89.992.500 100 95.01 100 133.34

Page 320: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

304 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

217.280.000 100 96.21 100 100

2.1 Fasilitasi Izin Pengelolaan Tanah Kas Desa

50.000.000 100 100 100 100

2.2 Monitoring dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Gubernur DIY di Bidang Pertanahan

50.000.000 100 99.86 100 100

2.3 Fasilitasi Penyusunan Pedoman Tata Kelola Pertanahan

30.000.000 100 84.05 100 100

2.4 Penyelesaian Masalah Administrasi Tanah Kas Desa Wates Menjadi Aset Pemerintah Provinsi DIY

57.242.500 100 95.28 100 100

2.5 Inventarisasi Tanah Negara yang Dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY

30.037.500 100 97.74 100 100

3 Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

55.080.000 100 69.01 100 100

3.1 Fasilitasi Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

55.080.000 100 69.01 100 87.5 Target fisik tidak tercapai karena dari estimasi 40 permasalahan terselesaiakan yang masuk hanya 35 permasalahan.

4 Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

135.000.000 100 87.73 100 100

4.1 Pembaharuan Data Tanah Kas Desa

40.000.000 100 72.24 100 100

4.2 Pembangunan Database Pertanahan

95.000.000 100 94.26 100 100

Sumber : Biro Tata Pemerintahan DIY

Page 321: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 305

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Perlu adanya kepastian hak pemanfaatan tanah, baik SG, PAG, maupun Tanah Kas Desa.

2. Perlu adanya validitas data tentang pertanahan yang ada di DIY (baik TKD, SG dan PAG).

3. Masih banyaknya permasalahan di bidang pertanahan.

4. Masih banyaknya kasus tukar menukar Tanah Kas Desa (pelepasan) yang belum ditindaklanjuti secara administrasi, sehingga menjadi permasalahan tersendiri bagi Pemerintah Desa.

5. Adanya permohonan pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

Solusi

1. Perlu penyempurnaan dan update berkala database pertanahan, baik tanah kas desa maupun tanah Sultan Ground (SG) dan Paku Alaman Ground (PAG).

2. Penyuluhan dan sosialisasi tentang kebijakan pertanahan hingga ke tingkat desa.

3. Memberikan fasilitasi dan koordinasi dalam rangka penyelesaian permasalahan pertanahan.

4. Monitoring dan evaluasi pengelolaan dan pemanfaatan tanah kas desa.

5. Perlu adanya kepastian data administrasi dalam rangka mengatur tentang kepastian hukum tanah kas desa di DIY.

6. Fasilitasi perizinan dengan memperhatikan peruntukan dan tata ruangnya.

19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

a) Kondisi Umum

Kesatuan bangsa memiliki arti adanya rasa kebersamaan di dalam satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Kondisi politik dalam negeri dipengaruhi oleh adanya kemajemukan masyarakat, mulai dari suku bangsa, agama, bahasa daerah, dan juga golongan. Kemajemukan masyarakat merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa, tetapi dapat juga menjadi ancaman atau potensi penyebab konflik apabila tidak dikelola dengan baik.

Page 322: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

306 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Daerah Istimewa Yogyakarta telah menjadi tujuan wisata maupun pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menyebabkan heterogenitas masyarakat di DIY tinggi. Apabila tidak dikelola dengan baik, heterogenitas yang tinggi ini akan menjadi potensi konflik yang berbasis SARA.

Pada tahun 2012, di DIY masih marak terjadi unjuk rasa di beberapa tempat, yaitu sebanyak 254 kali unjuk rasa. Unjuk rasa yang terjadi terdiri atas permasalahan sosial ekonomi 214 kali, idiologi politik 24 kali, dan SARA (khusus) 16 kali. Meskipun demikian, unjuk rasa berjalan dengan relatif tertib dan damai. Aksi unjuk rasa biasanya dilakukan terjadi di depan kantor Gubernur, gedung DPRD, perempatan Tugu, perempatan kantor Pos besar, serta Bundaran UGM. Penanganan unjuk rasa dilakukan secara persuasif dan sinergis antara Satpol PP, Polri, TNI dan Satuan Keamanan Masyarakat. Dengan demikian, potensi gangguan ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum tersebut dapat diminimalisir.

Pemda DIY telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan kerukunan masyarakat dan menjalin komunikasi antarelemen masyarakat di DIY. Usaha itu di antaranya adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Dialog Antar-Umat Beragama/Forum Umat Beriman, serta Dialog Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.

Selain itu, Pemda DIY juga melakukan program pendidikan politik masyarakat, yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti Forum Kemitraan Rapat Kerja Antara Ormas/Orpol dan pemerintah di daerah, Pembinaan dan Optimalisasi Fungsi dan Peran Ormas dan LSM, Forum Diskusi Politik dalam Pengembangan Pendidikan Perempuan, serta Sosialisasi Undang-Undang Parpol bagi Partai Politik peserta Pemilu 2014.

Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan dengan pendekatan preemptif, preventif, persuasif dan represif. Proses penegakan peraturan daerah dilakukan melalui sosialisasi peraturan kepada masyarakat, pemantauan apakah masyarakat sudah memahami peraturan yang disosialisasikan. Kemudian, untuk masyarakat yang melanggar, dilakukan operasi non-yustisi dengan pembinaan dan teguran disertai berita acara dan pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran. Selanjutnya, perlakuan terhadap pelanggar ditingkatkan menjadi operasi yustisi, yaitu pelanggar diproses secara hukum.

Page 323: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 307

Kondisi demokrasi di DIY dapat diketahui melalui pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI). Nilai pengukuran demokrasi diukur dari tiga aspek, yaitu aspek kebebasan sipil, aspek hak-hak politik dan aspek lembaga demokrasi. Berdasarkan penilaian atau skor menggunakan IDI, kondisi demokrasi di DIY pada tahun 2010 adalah sebesar 74,33, yaitu termasuk pada kategori Medium Performance Democracy. Pada tahun 2010, skor IDI DIY masuk pada peringkat ke-3 nasional.

Tabel IV.43 Indiklator dan Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1 Jumlah kegiatan koordinasi dan fasilitasi Pengembangan Nilai-Nilai Kebangsaan

kegiatan 10 11 11 100

2 Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah

kegiatan 3 5 5 100

3 Jumlah kegiatan pembinaan terhadap LSM,ORMAS dan OKP

kegiatan 3 5 5 100

4 Jumlah kegiatan pembinaan, pengembangan dan pengendalian potensi linmas dan hak-hak sipil

kegiatan 7 13 12 92.31

5 Jumlah operasi Penegakan Perda

Operasi 60 143 170 118.9

6 Terselenggaranya Operasi P4GN Dalam Rangka Hari Anti Narkoba

Operasi 3 30 30 100

7 Penyelenggaraan Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum

Posko 168 180 180 100

8 Operasi dan Sosialisasi Gepeng dan Anjal

Operasi 2 4 4 100

9 Patroli Pengamanan Aset Milik Pemerintah Provinsi DIY

Lokasi 289 100 100 100

10 Pengamanan dan Pengendalian Huru-hara/Unjuk Rasa/kerusuhan

Kali 147 53 254 250

11 Pengamanan dan Pengawalan Gubernur, Wakil Gubernur dan

Kali 171 149 149 100

Page 324: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

308 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

Tamu Daerah

Sumber: Bakesbanglinmas DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.44 Program/Kegiatan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENINGKATAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN

4.764.551.100 100,00 100,00

1.1 Pelatihan SAR Linmas Provinsi DIY

42.823.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.2 Fasilitasi Pembinaan Pembekalan Anggota Satuan Linmas

31.302.000 100,00 93,90 100,00 100,00

1.3 Pemberdayaan Potensi SAR Linmas

2.715.138.500 100,00 99,81 100,00 100,00

1.4 Pengadaan Sarpras Operasional SAR Linmas Provinsi DIY

845.000.000 100,00 95,27 100,00 100,00

1.5 Koordinasi Rencana Aksi Nasional HAM

29.515.000 100,00 80,15 100,00 100,00

1.6 Peningkatan Ketrampilan Selam Anggota SAR Linmas

40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.7 Pembinaan Perlindungan Hak-Hak Sipil Bagi Anggota Sat Linmas Provinsi DIY

29.690.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.8 Pemeliharaan Posko dan Peralatan SAR Linmas Provinsi DIY

30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.9 Fasilitasi dan Koordinasi Sat Linmas

58.505.000 100,00 95,81 100,00 100,00

1.10 Pemeliharaan Rutin Kapal Motor SAR Linmas Provinsi DIY

4.687.000 100,00 0,00 0,00 0,00

1.11 Operasional SAR dalam Pencarian/Pertolongan Korban di laut

51.853.000 100,00 87,04 100,00 100,00

1.12 Pelatihan Operasional Kapal Motor SAR

39.865.000 100,00 99,87 100,00 100,00

Page 325: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 309

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.13 Pembangunan Tempat Perawatan Jenazah

105.000.000 100,00 98,77 100,00 100,00

2 PROGRAM PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN

668.934.350

2.1 Kemah Bakti Pemuda Pembauran Kebangsaan

44.956.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.2 Fasilitasi Kerjasama Dengan Satuan Menwa, Ormas, Lembaga Nirlaba lainnya

10.161.250 100,00 99,82 100,00 100,00

2.3 Dialog Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

59.944.000 100,00 99,67 100,00 100,00

2.4 Pentas Seni Sabang Merauke antar IKPM

40.799.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 PROGRAM KEMITRAAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN

279.015.050

3.1 Fasilitasi FPK (Forum Pembauran Kebangsaan)

114.981.250 100,00 96,52 100,00 100,00

3.2 Koordinasi Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB)

139.396.050 100,00 96,77 100,00 100,00

3.3 Pemberdayaan Parpol 24.637.750 100,00 99,93 100,00 100,00

4 PROGRAM PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT

801.035.650

4.1 Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Informasi Database Ormas

10.903.500 100,00 100,00 100,00 100,00

4.2 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan bagi Ormas/Orpol/LSM/Lembaga

19.623.600 100,00 100,00 100,00 100,00

4.3 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Kerukunan Umat Beragama

26.000.000 100,00 91,49 100,00 100,00

4.4 Pembinaan dan Optimalisasi Fungsi dan Peran Ormas dan LSM

34.996.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.5 Forum Kemitraan Rapat Kerja Antara Ormas/Orpol dan Pemerintah di Daerah

14.880.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.6 Fasilitasi Rekomendasi Perijinan

12.886.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 326: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

310 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

4.7 Forum Diskusi Politik dalam Pengembangan Pendidikan Politik Perempuan

29.840.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.8 Sosialisasi Undang-Undang Parpol bagi Organisasi Peserta Pemilu 2014

13.295.500 100,00 100,00 100,00 100,00

5 PROGRAM KEWASPADAAN DINI DAN PEMBINAAN MASYARAKAT

327.213.750

5.1 Fasilitasi Kegiatan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

134.996.050 100,00 96,55 100,00 100,00

5.2 Fasilitasi Kegiatan KOMINDA Komunitas Intelejen Daerah

176.401.250 100,00 100,00 100,00 100,00

5.3 Peningkatan Bela Negara Bagi Ormas/ LSM/Orpol

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5.4 Dialog Antar-Umat Beragama/Forum Umat Beriman

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5.5 Koordinasi Pengawasan dan Pemantauan Kegiatan Orang Asing

25.882.500 100,00 100,00 100,00 100,00

5.6 Forum Dialog Generasi Muda Lintas Agama

74.930.000 100,00 100,00 100,00 100,00

6 PROGRAM PENCEGAHAN DINI BENCANA

1.858.396.340 100,00 80,20 100,00 80,20

6.1 Biaya PUSDALOPS Penganggulangan Bencana

506.143.040 100,00 89,56 100,00 89,56

6.2 Pelatihan Penanggulangan Bahaya Kebakaran

39.518.150 100,00 100,00 100,00 100,00

6.3 Pelatihan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Bencana

76.162.000 100,00 64,16 100,00 64,16 pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di lokasi setempat

6.4 Sosialisasi Kesiapsiagaan Peringatan Dini dalam Mengantisipasi Terjadinya Bencana bagi Masyarakat

39.875.000 100,00 100,00 100,00 100,00

6.5 Fasilitasi Komunikasi Peduli Bencana

57.379.000 100,00 73,53 100,00 73,53 Pelaksanaan kegiatan di lokasi (kabupaten)

Page 327: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 311

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6.6 Pembentukan dan Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh oleh Masyarakat

124.999.700 100,00 99,92 100,00 99,92 sisa kontrak, alat peraga dan sarana

6.7 Pembentukan dan Pengembangan Sekolah Siaga Bencana

125.000.000 100,00 90,27 100,00 90,27

6.8 Review Peta Kawasan Risiko Bencana

39.880.700 100,00 69,48 100,00 69,48 efisiensi belanja dari transportasi dan akomodasi

6.9 Sarasehan Kesiapsiagaan Peringatan Dini dalam Terjadinya Bencana Bagi Masyarakat

94.132.850 100,00 86,51 100,00 86,51 sisa dari kegiatan rapat, perjalanan dinas dalam daerah, akomodasi dan konsumsi

6.10 Penyelenggaraan Penyelesaian Konflik Pasca Merapi

34.906.150 100,00 88,84 100,00 88,84 efisiensi kegiatan dari pelatihan dan perjalanan luar daerah

6.11 Penyusunan Protap Penanggulangan Bencana

25.499.750 100,00 100,00 100,00 100,00

6.12 Pembuatan Poster dan Leaflet Edukatif Kebencanaan

40.000.000 100,00 99,81 100,00 99,81

6.13 Penyusunan Rencana Kontijensi Bencana Banjir

29.400.000 100,00 88,18 100,00 88,18 sisa kegiatan rapat dan uang lembur

6.14 Gladi Posko dan Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Banjir

80.000.000 100,00 91,08 100,00 91,08 sisa perjalanan luar daerah

6.15 Fasilitasi AMC-DRR (Asian Ministry Conference for Disaster Risk Reduction)

495.500.000 100,00 55,98 100,00 55,98 kegiatan dibiayai oleh pusat

6.16 Workshop Pengintegrasian Penanganan Bencana

50.000.000 100,00 94,55 100,00 94,55 sisa kegiatan LS

7 PENANGGULANGAN KORBAN BENCANA

1.735.692.350 100,00 92,98 100,00 92,98

Page 328: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

312 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

7.1 Pengelolaan Penataan Gudang Logistik

214.991.700 100,00 77,55 100,00 77,55 upah penataan distribusi tidak dilaksanakan dikarenakan tidak ada kegiatan tersebut

7.2 Penyusunan Kebijakan Peralatan dan Logistik dalam Penanggulangan Bencana

32.330.750 100,00 97,20 100,00 97,20

7.3 Pengelolaan Peralatan dan Logistik dalam Penanggulangan Bencana

29.415.500 100,00 96,94 100,00 96,94

7.4 Up-dating Data Peralatan dan Logistik

22.634.950 100,00 99,82 100,00 99,82

7.5 Penyusunan Petunjuk Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca Erupsi Merapi

29.881.250 100,00 100,00 100,00 100,00

7.6 Monitoring dan Evaluasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

45.350.000 100,00 63,48 100,00 63,48 kegiatan rapat dan perjalanan dinas luar daerah dibiayai oleh pusat

7.7 Penyusunan Kebijakan Teknis dan Pedoman Kedaruratan dalam Penanggulangan Bencana

29.530.750 100,00 99,83 100,00 99,83

7.8 Koordinasi dan Assessment Data di Lokasi Bencana

29.605.000 100,00 100,00 100,00 100,00

7.9 Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Darurat Bencana

145.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

7.10 Pengerahan Potensi Relawan dan SAR Dalam Rangka Pemulihan Awal Sarana dan Prasarana Vital di Lokasi

87.416.200 100,00 77,98 100,00 77,98 kegiatan rapat dilaksanakan di lokasi bencana dengan konsumsi dapur umum

7.11 Penyusunan Sistem Informasi SAR dan Komunitas Peduli Bencana

26.121.850 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 329: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 313

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

7.12 Fasilitasi Tim Reaksi Cepat

623.328.000 100,00 98,09 100,00 98,09 sisa kontrak

7.13 Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat

109.916.000 100,00 100,00 100,00 100,00

7.14 Penyusunan Protap Evakuasi

29.885.550 100,00 100,00 100,00 100,00

7.15 Penelitian dan Pengkajian Kerawanan Paska Bencana

48.197.400 100,00 89,99 100,00 89,99 sisa kontrak dari pengadaan alat peragaan

7.16 Pelatihan Manajemen Logistik bagi Masyarakat dan Relawan

46.768.000 100,00 100,00 100,00 100,00

7.17 Pelatihan Teknis Penilaian Kerugian dan Kerusakan Akibat Bencana

54.637.000 100,00 85,99 100,00 85,99 Efisiensi pelaksanaan

7.18 Penyusunan Konsep Kebijakan Teknis dan Pedoman Rehab Akibat Bencana

34.862.450 100,00 94,48 100,00 94,48 sisa perjalanan luar daerah

7.19 Pendampingan Rehab-Rekon Pasca Merapi

95.820.000 100,00 89,94 100,00 89,94 sisa perjalanan luar daerah

Sumber: Bakesbanglinas, Satpol PP dan BPBD DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Masih adanya konflik berunsur SARA dan tawuran antar-remaja/pelajar.

2. Adanya potensi imigran gelap yang masuk ke DIY, khususnya melalui kabupaten Gunungkidul.

3. Semakin berkembangnya modus kejahatan dan kontrol sosial yang semakin rendah menjadikan kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas dan kerawanan sosial.

4. Dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundangan lainnya diperlukan peningkatan pemberdayaan PPNS.

5. Terdapat Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini, khususnya

Page 330: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

314 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

yang menyangkut sanksi pidana dan besaran denda, dan oleh karena itu perlu dilakukan perubahan atau penyempurnaan.

6. Permasalahan wilayah perbatasan dalam bidang penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, perjudian, dan miras.

Solusi

1. Meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap orang asing yang tinggal di wilayah DIY.

2. Mengoptimalkan forum-forum dialog antarelemen masyarakat.

3. Meningkatkan sinergitas antara unsur Kepolisian RI, TNI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta, dan unsur terkait lainnya dalam mengatasi tindakan kriminal.

4. Perlunya peningkatan koordinasi dan dilaksanakannya bimtek, coaching clinic, dan diklat PPNS.

5. Pencermatan dan pengkajian ulang Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.

6. Koordinasi dan operasi bersama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.

20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

20.1 Otonomi Daerah

a) Kondisi Umum

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan. Pemerintah daerah, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintah daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan

Page 331: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 315

wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Daerah Istimewa yang mempunyai susunan pemerintahan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18(b) Undang-Undang Dasar 1945, sehingga pengaturannya harus mendasarkan pada hak-hak dan asal-usul dari daerah istimewa. Terkait dengan hal tersebut, pengaturan Keistimewaan DIY dalam peraturan perundang-undangan sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebenarnya tetap konsisten dengan memberikan pengakuan keberadaan suatu daerah yang bersifat istimewa. Namun demikian, konsistensi pengakuan atas status keistimewaan belum diikuti pengaturan yang komprehensif dan jelas terkait dengan bidang-bidang keistimewaannya.

Bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, maka DIY mempunyai kewenangan istimewa di samping kewenangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Kewenangan istimewa yang dimaksud menyangkut tata cara pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Kebudayaan, Kelembagaan, Pertanahan dan Tata Ruang.

Sebagai tindak lanjut dari disahkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tantang Keistimewaan DIY, sudah dilakukan penyusunan Naskah Akademik Perda Istimewa yang meliputi:

1. Naskah Akademik Induk; 2. Naskah Akademik tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas

dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; 3. Naskah Akademik Kelembagaan Pemerintah DIY; 4. Naskah Akademik Kebudayaan; 5. Naskah Akademik Pertanahan; 6. Naskah Akademik Tata Ruang.

Upaya penataan otonomi daerah yang selalu menyertai proses penyelenggaraan pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, meskipun telah mencapai berbagai prestasi keberhasilan, semakin menemukan relevansinya dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Implementasi undang-undang dimaksud berdampak sangat signifikan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 332: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

316 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

ke depan. Amanat tujuan keistimewaan dan atribusi tambahan kewenangan keistimewaan yang ada di dalamnya menjadi kekuatan pendorong (driving force) bagi jajaran Pemerintah Daerah DIY untuk menata diri semakin lebih baik lagi.

Tabel IV.45 Indikator dan Capaian Kinerja Otonomi Daerah Tahun 2011-2012

No Indikator 2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Peningkatan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah

a. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah

100.00 1 kesepakatan 1 kegiatan

1 kesepakatan 1 kegiatan

100.00

b. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

100.00 8 kesepakatan 16 kesepakatan 200.00

c. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan P3D

100.00 1 bidang 1 bidang 100.00

d. Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

100.00 1 draft kebijakan

1 draft kebijakan 100.00

e. Fasilitasi Penerapan NSPK

100.00 6 kesepakatan 6 kesepakatan 100.00

f. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah di DIY

100.00 1 laporan 1 laporan 100.00

g. Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan penyelenggaraan urusan

- 150 orang 150 orang 100.00

2. Peningkatan kualitas lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan

a. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

100.00 1 kesepakatan 1 kesepakatan 100.00

b. Perlombaan Desa/kelurahan

100.00 4 desa 2 kelurahan

4 desa 2 kelurahan

100.00

c. Sosialisasi Peraturan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

- 150 orang 150 orang 100.00

d. Monitoring dan evaluasi Penyelenggaraan

- 1 laporan 1 laporan 100.00

Page 333: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 317

No Indikator 2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

pemerintahan Desa/Kelurahan

e. Fasilitasi dan Evaluasi Pelaksanaan Alokasi Dana Desa

- 1 laporan 1 laporan 100.00

Sumber: Biro Tapem Setda DIY

Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah di DIY didukung oleh beberapa kegiatan berikut:

1. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah

a. Mengidentifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan Bidang Sosial implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 di DIY dan Kabupaten/Kota.

b. Terhadap multi tafsir pembagian urusan Bidang Sosial sebagaimana dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, maka telah disampaikan surat dari Menteri Sosial RI kepada Menteri Dalam Negeri tertanggal 23 November 2011 perihal Penyempurnaan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.

2. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Untuk kejelasan dan ketegasan penyelenggaraan urusan lintas kabupaten/kota, seluruh bidang urusan yang beredaksi lintas kabupaten/kota yang diidentifikasi telah selesai dibahas untuk ditindaklanjuti dalam produk kebijakan, yang digunakan oleh SKPD yang mengampu kegiatan urusan Pemerintahan terkait.

3. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan P3D (Personil, Peralatan, Pembiayaan dan Dokumen).

a. Fasilitasi Pengalihan P3D SDLB Negeri Bogor Playen Kabupaten Gunungkidul kepada Pemerintah DIY.

b. Fasilitasi Pengalihan aset tanah SMU Negeri 1 Yogyakarta.

4. Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Dalam rangka kejelasan dan ketegasan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi dalam implementasi PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

Page 334: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

318 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dihasilkan produk hukum Pergub Nomor 45 Tahun 2012 tentang Batasan Penyelenggaraan Rincian Urusan Pemerintahan Lintas Kabupaten/Kota Yang Menjadi Kewenangan Provinsi.

5. Fasilitasi Penerapan NSPK

Telah tersusun Kebijakan Penerapan NSPK (6 bidang) Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah DIY.

6. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Penyelenggaraan Urusan

Untuk kejelasan dan ketegasan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan, Pemerintah Daerah DIY dalam menindaklanjuti Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi DIY, ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 13 Tahun 2010 tentang Penambahan Rincian Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Provinsi DIY, dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 12 Tahun 2011 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi yang mempunyai Redaksi Sama dengan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota.

7. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi DIY.

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, 5 urusan istimewa yang diberikan kepada DIY masih perlu untuk dijabarkan, untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyusunan Peraturan Daerah Istimewa (Perdais).

Solusi

Pada akhir tahun 2012 mulai disusun Grand Design Keistimewaan DIY sebagai tindaklanjut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY yang akan menjadi input bagi penyusunan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY 2013-2017 dan penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Istimewa.

Page 335: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 319

20.2 PEMERINTAHAN UMUM

20.2.1 Tata Pemerintahan

a) Kondisi Umum

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah diharapkan mampu mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan Provinsi DIY adalah pemerintahan di daerah yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip otonomi dan desentralisasi. Prinsip-prinsip tersebut diaplikasikan melalui proses demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai salah satu ujung tombak pembangunan. 1. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah 1) Fasilitasi Pengawalan Pembahasan RUUK DIY

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah disahkannya RUUK DIY. Pada tanggal 31 Agustus 2012, RUUK DIY telah disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY.

2) Inventarisasi/identifikasi Rincian 5 Bidang Kewenangan Urusan Keistimewaan. Dengan Dengan telah ditetapkan UU no.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan dalam menyambut proses penyusunan Grand Design Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Rincian Lima (5) Bidang Kewenangan Urusan Keistimewaan dengan menambahkan pada sub bidang, sub-sub bidang, dan rincian urusan pemerintahan provinsi pada 5 Bidang Urusan yang ada di PP 38 Tahun 2007, serta penambahan struktur organisasi, nomenklatur pada peraturan Perundang-Undangan yang mengatur Kelembagaan di DIY.

2. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah 1) Pemeliharaan dan Penggantian Pilar Batas antara DIY dan Jateng

a) Penambahan dan penggantian pilar yang hilang/rusak

Pada Tahun Anggaran (TA) 2012 Pemerintah Daerah DIY melakukan penambahan pilar batas daerah sebanyak 21 buah, terdiri dari 15 buah pilar yang dibiayai anggaran murni dan 6 (enam) buah pilar ABT (Anggaran Belanja Tambahan). Ke-21 pilar batas daerah tersebut dipasang di sepanjang perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Klaten serta Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Page 336: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

320 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.46 Tabel Rekapitulasi Penambahan Pilar Batas Daerah TA 2012

No. Nomor Pilar Daerah yang Berbatasan Koordinat Geografis

LS BT

1. 123B/PABA.0053A Desa Watugajah, Kec. Gedangsari, Kab. Gunungkidul dengan Desa Kaligayam, Kec. Wedi, Kab. Klaten.

7º 48’ 04,01” 110º 36’ 49,93”

2. 123C/PBA.0052B 7º 48’ 04,63” 110º 36’ 50,47”

3. 123D/PBA.0052C 7º 48’ 07,87” 110º 36’ 57,09”

4. 123E/PBA.0052D 7º 48’ 07,43” 110º 36’ 58,53”

5. 123F/PBA.0052E 7º 48’ 06,91” 110º 36’ 59,11”

6. 126A/PBA.0054A Desa Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunungkidul dengan Desa Nengahan, Kec. Bayat, Kab. Klaten.

7o 47’ 54,6” 110o 38’ 28,8”

7. 126B/PBA.0054B 7o 47’ 49,5” 110o 38’ 39,3”

8. 126C/PBA.0054C 7o 47’ 47,0” 110o 38’ 44,2”

9. 126D/PBA.0054D 7o 47’ 33,0” 110o 38’ 58,6”

10. 141C/PBA.0066C Simpul batas Desa Candirejo dan Desa Sambirejo, Kec. Semin, Kab. Gunungkidul, dengan Desa Krajan Kec. Weru Kab. Sukoharjo.

7o 48’ 36,3” 110o 44’ 35,3”

11. 141D/PBA.0066D Desa Candirejo, Kec. Semin, Kab. Gunungkidul dengan Desa Krajan, Kec. Weru, Kab. Sukoharjo

7o 48’ 49,6” 110o 44’ 35,0”

12. 141E/PBA.0066E 7o 49’ 08,7” 110o 44’ 50,9”

13. 141F/PBA.0066F 7o 49’ 08,4” 110o 44’ 57,8”

14. 141G/PBA.0066G 7o 49’ 21,0” 110o 45’ 05,9”

15. 141H/PBA.0066H 7o 49’ 28,6” 110o 45’ 10,7”

16. 103C/PBA.0039B Desa Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman dengan Desa Tlogo, Kec. Prambanan, Kab. Klaten

7º 45’ 04,1” 110º 29’ 30,1”

17. 103D/PBA.0039C 7º 45’ 04,0” 110º 29’ 32,6”

18. 103E/PBA.0039D 7º 45’ 11,1” 110º 29’ 32,5”

19. 103F/PBA.0039E 7º 45’ 11,2” 110º 29’ 31,4”

20. 103G/PBA.0039F 7º 45’ 13,0” 110º 29’ 31,6”

21. 103H/PBA.0039G 7º 45’ 12,7” 110º 29’ 30,2”

Sumber : Biro Tata Pemerintahan

b) Pemeliharaan pilar rusak Pemeliharaan Pilar Batas Daerah TA 2012 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DIY adalah sebagai berikut:

Tabel IV.47 Tabel Pemeliharaan Pilar Batas Daerah TA 2012

No. Nomor Pilar Daerah yang Berbatasan Koordinat Geografis

LS BT

1. 201 / PBA-0114 Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul dengan Desa Sumberagung, Kec. Pracimantoro, Kab. Wonogiri.

8o 08’ 45.98” 110o 48’ 51.38”

2. 202 / PBA-0115 8o 08’ 18.15” 110o 48’ 51.87”

Page 337: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 321

No. Nomor Pilar Daerah yang Berbatasan Koordinat Geografis

LS BT

3. 203 / PBA-0116 Desa Petirsari, Kec. Pracimantoro, Kab. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.

8o 08’ 16.6” 110o 49’ 06.3”

4. 204 / PABA-0061 Desa Songbledek, Kec. Paranggupito, Kec. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.

8o 08’ 53.1” 110o 49’ 18.2”

5. 205 / PABA-0062 8o 08’ 55.8” 110o 49’ 19.7”

6. 206 / PBA-0117 8o 10’ 05.5” 110o 48’ 55.5”

7. 207 / PBA-0118 Desa Sumberagung, Kec. Pracimantoro, Kec. Wonogiri dengan Desa Pucung, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.

8o 10’ 53.8” 110o 49’ 21.1”

8. 208 / PBA-0119 Desa Songbledeg, Kec. Paranggupito, Kec. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.

8o 10’ 04.6” 110o 49’ 48.0”

9. 209 / PBA-0120 Desa Ketos, Kec. Paranggupito, Kec. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.

8o 10’ 25.8” 110o 49’ 57.9”

10. 210 / PBA-0121 Desa Paranggupito, Kec. Paranggupito, Kec. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.

8o 10’ 44.3” 110o 50’ 19.3”

11. 211 / PBA-0122 8o 11’ 10.1” 110o 50’ 06.5”

12. 212 / PABU-0012 8o 12’ 05.5” 110o 50’ 08.5”

13. 213 / PBU-0017 8o 12’ 10.5” 110o 50’ 05.4”

Sumber : Biro Tata Pemerintahan

2) Fasilitasi Penamaan Unsur Geografis Kegiatan Fasilitasi Penamaan Unsur Geografis di DIY TA 2012 diawali dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pembakuan Nama Rupabumi di DIY. Tujuan diadakannya rakortek ini adalah terwujudnya pemahaman atas prinsip, prosedur dan penetapan nama-nama rupabumi; meningkatkan kemampuan teknis dalam penamaan unsur-unsur rupabumi; serta mendukung terdapatnya data dan informasi akurat mengenai penamaan rupabumi guna terwujudnya tertib administrasi pembakuan rupabumi dan tertib administrasi wilayah. Kabupaten/Kota di DIY sudah melaksanakan kegiatan pembakuan nama rupabumi meski tidak serentak dan disesuaikan dengan kemampuan serta program daerah setempat. Sampai saat ini, baru Kabupaten Sleman yang sudah mempublikasikan hasil kegiatan Penamaan Unsur Geografis. Kabupaten Bantul pada tahun 2012 juga sudah mulai melakukan pembakuan nama geografis pada unsur alam dan unsur buatan di Kecamatan Sanden.

Page 338: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

322 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3) Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Perbatasan Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Perbatasan berupa pembuatan dan pemasangan plang (papan nama) batas daerah di wilayah perbatasan Kabupaten Gunungkidul. Terdapat sebanyak 10 plang yang dipasang pada sepanjang perbatasan antara Kabupaten Gunungkidul DIY dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah adanya tandabatas antar-kedua daerah perbatasan (DIY dengan Jawa Tengah). Sementara manfaat dipasangnya plang ini adalah sebagai informasi kepada masyarakat terkait tanda batas antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah.

4) Fasilitasi dan Koordinasi Penegasan Batas Daerah Fasilitasi dan koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar-daerah TA 2012 masih difokuskan untuk menyelesaikan batas daerah antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul DIY. Sesuai dengan surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur DIY No. 136/1983/PUM perihal Batas daerah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, yang intinya berisi putusan bahwa blok Tambakraman, Tambakbayan dan Santan yang menjadi sengketa Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul masuk dalam cakupan wilayah Kabupaten Sleman. Selanjutnya, untuk menjamin tertib administrasi wilayah dan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan akan diterbitkan Permendagri tentang Batas Daerah Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Sleman. Sebagai syarat terbitnya Permendagri tersebut, pada TA 2011, telah dilaksanakan pemasangan pilar dan penentuan titik koordinat pada ketiga blok dimaksud. Kemudian pada TA 2012, dilaksanakan penggabungan peta koridor batas daerah antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul sebagai bahan usulan penyusunan draft Permendagri tentang penetapan batas kedua daerah.

5) Penyusunan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Penyusunan data wilayah administrasi pemerintahan menghasilkan laporan Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Pemerintah Daerah DIY tahun 2012. Berdasarkan Permendagri Nomor 66 Tahun 2011 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, yang dimaksud dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan adalah identitas wilayah administrasi pemerintahan, yang memuat kode dan nama wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan adalah data dasar yang memuat nama wilayah, luas wilayah dan jumlah penduduk.

Page 339: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 323

6) Koordinasi Penyelesaian Masalah Perbatasan antar Daerah Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antardaerah oleh Pemerintah Daerah DIY difokuskan untuk menyelesaikan 2 (dua) permasalahan, yakni penyelesaian klaim wilayah antara Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Kaligayam, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten serta tindak lanjut Surat Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Nomor HK.505/815.A6/BP3/KPK/2012 tanggal 9 April 2012 perihal Permohonan Keterangan Batas Tanah Wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah di Situs Candi Prambanan. Upaya penyelesaian sengketa telah dimulai sejak tahun 2011 dengan melakukan koordinasi baik dengan instansi vertikal di daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Kabupaten Klaten, serta pihak Pemerintah Desa Watugajah. Kemudian, pada TA 2012 ini, Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sepakat untuk menindaklanjuti upaya penyelesaian sengketa dengan membentuk Tim Independen. Tugas utama tim ini adalah melaksanakan rekonstruksi jalur batas hingga terdapatnya rekomendasi hasil rekonstruksi, termasuk penyampaian hasil rekonstruksi dalam forum rapat/koordinasi. Adapun lokasi rekonstruksi adalah jalan aspal yang terletak di antara persil Sultan Ground (SG), yakni pd.24 dan pd.25 Desa Watugajah dengan persil d.25/kas Desa Kaligayam untuk menentukan lokasi bangunan kios/warung serta jembatan dan jalan aspal yang terletak di timur Kali Jelok (persil tl.48 Desa Watugajah) dengan persil da.29 dan p.37 Desa Kaligayam. Hasil rekonstruksi jalur batas ini telah diterima oleh pemerintah kedua desa yang bersengketa dan ditindaklanjuti dengan memasang pilar permanen untuk menggantikan pilar batas sementara yang terpasang. Kemudian, pihak Pemerintah Desa Watugajah juga sudah bersedia menandatangani Berita Acara pemasangan pilar batas provinsi antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah Nomor 136/1/X/2012 pada tanggal 4 Oktober 2012. Kedua, tindak lanjut Surat Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Nomor HK.505/815.A6/BP3/KPK/2012 tanggal 9 April 2012 perihal Permohonan Keterangan Batas Tanah Wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah di Situs Candi Prambanan. Latar belakang terbitnya surat tersebut adalah kegiatan persertifikatan BP3 DIY pada situs Candi Prambanan sebagai salah satu syarat supaya tetap tercatat sebagai situs warisan dunia (the world heritage sites). Saat ini, Candi

Page 340: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

324 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Prambanan bersama dengan Candi Borobudur dan Situs Manusia Purba Sangiran memang masih tercatat sebagai situs warisan dunia. Melalui berbagai rapat koordinasi, Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sepakat bahwa bangunan Candi Prambanan seluruhnya masuk wilayah administrasi DIY sesuai dengan Permendagri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Batas Daerah antara Provinsi DIY dengan Provinsi Jawa Tengah beserta lampiran deskripsinya, kemudian sepakat bahwa guna ketegasan batas daerah akan dipasang pilar batas antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah pada area Candi Prambanan dengan pilar perapatan.

7) Pendataan Permasalahan di wilayah Perbatasan Pendataan masalah perbatasan oleh Pemerintah Daerah DIY dilakukan melalui koordinasi langsung dengan aparat desa setempat, rapat-rapat koordinasi, rapat koordinasi perbatasan (rakortas) dan kegiatan sosialisasi batas daerah, baik sosialisasi batas daerah antarprovinsi maupun antarkabupaten/kota. Berikut ini disampaikan beberapa masalah perbatasan:

1) Terdapat ± 21 KK warga Desa Girijati, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul yang mendiami wilayah pantai Parangendog, Desa Parangtritis, Kec. Kretek, Kab. Bantul. Warga Desa Girijati tersebut mendiami tanah SG dan menurut Kepala Desa Parangtritis tidak mempunyai izin mendirikan bangunan serta tidak melaporkan keberadannya pada RT/RW setempat. Pemerintah Desa Parangtritis mempunyai kebijakan bahwa warga pendatang yang ingin mempunyai Kartu Identitas di Parangtritis harus memiliki tanah hak milik. Hal ini menimbulkan permasalahan di bidang administrasi kependudukan terkait syarat kepemilikan tanah hak milik tersebut. Padahal, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan hanya mengatur syarat penerbitan kartu identitas penduduk berupa: (a) penduduk yang bersangkutan harus mempunyai tempat tinggal yang jelas dan legal (ngindung, magersari atau kontrak); dan (b) penduduk yang bersangkutan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat;

2) Keberadaan nelayan (penduduk daerah lain) yang bermukim di sekitar Pantai Sadeng hingga berbulan-bulan. Hal ini menimbulkan masalah dalam hal tertib administrasi kependudukan;

3) Perum Intan Permai selama ini dianggap oleh masyarakat setempat masuk wilayah Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Kenyataannya masuk wilayah

Page 341: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 325

Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah bidang tertib administrasi kependudukan dan/atau pertanahan;

4) SD Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta yang dibangun di atas wilayah Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul;

5) Wedi Kengser di perbatasan Giwangan, Kota Yogyakarta dengan Jagalan, Kab. Bantul. Dari gambar situasi tampak seperti ada wilayah Bantul yang masuk ke Kota dan sebaliknya;

6) Perbatasan Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul dengan Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Selama ini, persepsi masyarakat setempat menggunakan jalan Jogja-Wonosari sebagai batas wilayah, dan hal ini berpotensi menimbulkan masalah dalam hal tertib administrasi pertanahan;

7) Persil tanah yang dibeli oleh Universitas Sarjana Wiyata (USW) berada di 2 wilayah, yakni Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman dengan Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidaktertiban dalam penataan administrasi pertanahan dan perpajakan;

8) Beberapa contoh batas wilayah yang memotong persil tanah hak milik penduduk dan berpotensi menimbulkan ketidaktertiban dalam penataan administrasi pertanahan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dengan Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta (wilayah MIPA UGM, perbatasan Kelurahan Terban dengan Desa Caturtunggal, perbatasan Caturtunggal dengan Klitren dan perbatasan Caturtunggal dengan Demangan);

9) Bidang Sarpras: ruas jalan yang ada di gerbang masuk Kabupaten Kulon Progo dari sebelah selatan dari Jembatan Progo sampai dengan pertigaan Tugu sangat sempit dan perlu penataan sehingga gerbang masuk ke Kabupaten Kulon Progo di sisi selatan perlu diperlebar dan dibenahi;

10) Akses transportasi warga Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul selama ini dilakukan dengan perahu gethek, sehingga warga di kedua wilayah mengharapkan adanya pembangunan jembatan penghubung di wilayah tersebut. Jembatan penghubung antara kedua kecamatan sudah ada, namun jaraknya masih 8 Km dari lokasi kedua desa yang berbatasan, sehingga masyarakat setempat

Page 342: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

326 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

sementara menggunakan gethek untuk menyeberangi Sungai Progo;

11) Akses jalan Desa Banyusoca, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Jalan tersebut merupakan jalan desa, dengan panjang 6 Km, terdiri atas: jalan aspal 0,3 km; jalan cor sepanjang 2 km; serta jalan batu/tanah sepanjang 3,7 km. Untuk jalan batu tersebut perlu peningkatan jalan;

12) Akses jalan di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogoro, Kabupaten Bantul. Status jalan adalah jalan desa (non-status), dengan panjang 2,7 km dan lebar jalan rata-rata 6 m. Kondisi jalan: jalan aspal sepanjang 1 km; dan jalan batu/tanah sepanjang 1,7 km. Perlu peningkatan dan pemeliharaan jalan, karena baik kondisi jalan aspal maupun jalan batu/tanah kurang layak digunakan;

13) Akses jalan di Desa Serut, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Status jalan merupakan jalan desa, dengan panjang mencapai 4,5 km (cor rabat). Jalan ini merupakan akses strategis bagi masyarakat setempat ke Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten dan akses ke wisata Embung Serut;

14) Kondisi Jembatan Gembyong yang merupakan akses bagi warga di perbatasan Desa Ngoro-Oro, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman perlu perbaikan, karena selain merupakan akses strategis bagi warga kedua wilayah di perbatasan, juga penting bagi akses wisata Air Terjun Gembyong, Kudungmanten, Curug Gedhe dan beberapa curug kecil lainnya;

15) Jembatan Jono-Mojorejo yang merupakan akses bagi siswa SMP dan SMA di Desa Tancep kurang layak digunakan;

16) Perlu ada peningkatan status jalan mengingat jalan tersebut menjadi akses utama warga setempat, misalnya ruas jalan Bogem-Curug di perbatasan Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari dengan Desa Mertelu, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul;

17) Ada permintaan pelebaran jalan di perbatasan Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul oleh aparat desa setempat. Jalan setelah jembatan Srandakan sepanjang ± 1

Page 343: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 327

km perlu dilakukan pelebaran dari 6 meter menjadi 9 meter, karena sering terjadi kecelakaan sampai menimbulkan korban jiwa. Pihak Pemerintah Desa Brosot siap membantu pengosongan lahan, karena 80% lahan yang diperlukan untuk melebarkan jalan merupakan tanah kas desa;

18) Perlu dilakukan rekonstruksi pembagian pintu air yang adil pada Kali Progo diperbatasan Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dari hasil evaluasi mandiri yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Brosot, pintu air tidak tepat berada di tengah, namun terletak lebih ke barat. Hal ini berdampak pada aliran air Kali Progo yang cenderung mengarah ke barat, sehingga wilayah Desa Brosot dan desa-desa di hilir sungai (Desa Kranggan dan Desa Banaran, Kecamatan Galur) banyak yang hilang tererosi air sungai;

19) Terdapat tanah kas Desa Merdikorejo di sebelah barat Sungai Krasak yang masih tergambar di peta dasar, sementara kondisi eksistingnya sudah tidak ada akibat pergeseran aliran Sungai Krasak. Hal ini menimbulkan ketidaktertiban dalam hal administrasi pertanahan;

20) Untuk menghindari erosi, maka perlu dibangun dam di sebelah barat aliran Sungai Krasak (wilayah Desa Merdikorejo). Hal ini sudah pernah disampaikan pada pemerintah, namun sampai sekarang belum terealisasi;

21) Masih banyak persil tanah warga Desa Merdikorejo yang hilang akibat pergeseran aliran Sungai Krasak, namun SPPT terhadap persil tanah tersebut masih diterbitkan oleh instansi terkait. Hal ini menimbulkan ketidaktertiban dalam hal administrasi perpajakan;

22) Di Desa Sudimoro, masih terdapat masyarakat pinggir Sungai Krasak yang tidak bersedia menghapuskan SPPT meski persil tanahnya sudah hilang akibat pergeseran aliran sungai, dengan alasan persil tersebut merupakan warisan orang tua serta pasca erupsi bisa menjadi dasar untuk mengambil pasir di wilayah tersebut. Hal ini pun dapat menimbulkan ketidaktertiban dalam hal administrasi pertanahan dan perpajakan;

23) Perlunya peningkatan kerjasama antardaerah kabupaten/kota dalam hal pemeliharaan dan perapatan pilar batas daerah serta penyelesaian masalah di wilayah perbatasan pada segala bidang.

Page 344: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

328 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

8) Fasilitasi dan Koordinasi Mitra Praja Utama Berdasarkan konsep perencanaan saat pendirian Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU), dirumuskan Visi “meningkatakan kerjasama di bidang Ekonomi, kualiatas Sumber Daya Manusia dan kualitas Tenaga Kerja”. Forum ini bertujuan untuk mensinergikan potensi SDA, peluang ekonomi, SDM antardaerah dan potensi antardaerah serta memecahkan masalah penting antardaerah. Untuk mewujudkan hal tersebut dilaksanakan rapat sekretariat bersama, rapat teknis gabungan dan rapat kerja gubernur FKD-MPU. Sebagaimana diatur dalam Perda DIY Nomor 5 tahun 2008, tugas fasilitasi FKD-MPU di DIY.

9) Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan APPSI Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) adalah wadah bagi Gubernur seluruh Indonesia untuk melakukan rapat koordinasi dan konsultasi pembahasan beberapa permasalahan bangsa yang strategis dan permasalahan yang krusial. Penyelenggaraan APPSI tersebut dilaksanakan secara bergantian meliputi rapat koordinasi di Sekretariat APPSI (dalam hal ini Provinsi DKI Jakarta), rapat Pra-Rapat Kerja Nasional yang diikuti oleh para Asisten Pemerintahan beserta staf dan Rapat Kerja Nasional APPSI yang diikuti oleh Gubernur beserta dengan staf. Sosialisasi Materi Rakernas 2012 yang dilaksanakan di Jambi menghasilkan kesepakatan berupa penyempurnaan Surat Keputusan Bersama Nomor I/APPSI/2009 tentang Iuran Anggota APPSI. Dewan Pengurus APPSI telah menyepakati bahwa uang iuran yang selama ini diberlakukan perlu dinaikkan agar dapat mencukupi kebutuhan operasional dan kegiatan tertentu APPSI. Materi yang disempurnakan mengenai kenaikan uang iuran; (a) Provinsi yang memiliki APBD dibawah 1 triliun, semula iurannya Rp30.000.000,-/tahun menjadi Rp50.000.000,-; (b) Provinsi yang memiliki APBD 1 triliun s.d 5 triliun, semula iurannya Rp50.000.000,-/tahun menjadi Rp75.000.000,-/tahun; (c) Provinsi yang memiliki APBD 5 s.d 10 triliun, besar iuran Rp100.000.000,-/tahun (pengaturan baru); (d) Provinsi yang memiliki APBD 10 s.d 15 triliun iurannya Rp125.000.000; (e) Provinsi yang memiliki APBD di atas 15 triliun besar iurannya adalah Rp150.000.000,-/tahun (pengaturan baru).

3. Program Fasilitasi dan Optimalisasi Penyelenggaraan

Pemerintahan 1) Fasilitasi dan Koordinasi Pemberhentian dan Pengangkatan

Anggota DPRD Antar Waktu (PAW) selama Tahun 2012 telah

Page 345: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 329

memfasilitasi proses PAW anggota DPRD dari Kabupaten/Kota sebagai berikut:

2 SK Pemberhentian Sementara Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul;

1 SK Pemberhentian dan Penggantian Antarwaktu Anggota DPRD Kota Yogyakarta;

3 SK Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman;

1 SK Pencabutan Keputusan Gubernur DIY Nomor 100/KEP/2011 tentang Peresmian Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul karena adanya Keputusan Pengadilan Negeri Bantul.

2) Sosialisasi Peraturan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Materi sosialisasi adalah UU No.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY. Sosialisasi undang-undang tersebut dilakukan kepada aparat desa dan SKPD terkait di 5 Kabupaten/Kota.

3) Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Fasilitasi dan koordinasi dengan tujuan agar penyelenggaraan

pemerintahan daerah, anggota DPRD, aparat pemerintah daerah/kabupaten/kota dan masyarakat memahami tentang Undang-undang Keistimewaan DIY dan fasilitasi penyusunan aturan tindak lanjut Undang-undang Keitimewaan.

4) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Laporan LPPD Provinsi DIY tahun 2011 dikirim kepada Presiden melalui Mendagri tanggal 30 Maret 2012. Di samping itu, telah disampaikan juga informasi LPPD Provinsi DIY Tahun 2011 kepada masyarakat melalui SKH Kedaulatan Rakyat, SKH Bernas, dan SKH Radar Yogya terbitan tanggal 10 April 2012. Dengan telah disampaikan informasi LPPD tersebut berarti penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi DIY telah dilaksanakan secara transparan karena mendapatkan umpan balik dari masyarakat.

5) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Masa Jabatan DIY Tahun 2008-2012 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, telah disampaikan LPPD AMJ DIY Tahun 2008-2012 kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri pada tanggal 17 September 2012. Di samping itu juga telah disampaikan Informasi LPPD AMJ DIY Tahun 2008-2012 kepada masyarakat melalui SKH Kedaulatan Rakyat, SKH Bernas, dan SKH Radar Yogya terbitan tanggal 10 April 2010.

Page 346: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

330 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Dalam kegiatan pemeliharaan pilar, masih ditemukan pilar batas daerah yang rusak karena dicuri brastablet dan papan namanya, sehingga mengurangi nilai fungsinya.

2. Persepsi masyarakat masih sering salah dalam memahami batas wilayah administrasinya dengan menjadikan kenampakan sekitar/eksisting sebagai acuan batas wilayah. Hal ini rentan menimbulkan konflik, terutama saat wilayah-wilayah tersebut mulai berkembang atau terdapat aktivitas perekonomian.

3. Masih kurangnya pemahaman batas wilayah di antara kabupaten-kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.

Solusi

1. Dalam melakukan pemasangan pilar perapatan dan pemeliharaan pilar batas daerah, Pemerintah Daerah DIY sudah mulai menggantikan bahan brastablet dan papan nama dari bahan marmer. Marmer dipakai untuk menggantikan bahan kuningan yang dianggap mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga sering hilang dicuri. Hal ini sudah dikonsultasikan ke Ditjen PUM Kemendagri dan sudah mendapat persetujuan. Hanya saja, kegiatan ini memerlukan proses. Sebab, penggantian brastablet dengan bahan marmer tidak dapat serta merta dilakukan terhadap seluruh pilar yang telah terpasang.

2. Meningkatkan kegiatan sosialisasi tentang batas daerah pada masyarakat wilayah perbatasan dengan penekanan bahwa batas daerah yang tercatat dalam permendagri tentang batas daerah tidak akan berubah, karena korodinat sudah tercatat dengan baik. Sehingga, masyarakat setempat dimohon tidak serta merta menggunakan kenampakan alam atau kenampakan buatan sebagai batas wilayah. Kegiatan sosialisasi ini juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pilar batas daerah. Dengan demikian, keberadaan pilar batas daerah akan ikut terjaga.

3. Terkait batas wilayah, Pemerintah Daerah DIY menekankan kepada kabupaten-kabupaten yang berbatasan dengan kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY apabila hendak melakukan kesepakatan

Page 347: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 331

yang melibatkan batas wilayah administrasi provinsi dengan kabupaten lain di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

20.2.2 Biro Organisasi

a) Kondisi Umum

Dalam rangka mewujudkan pencapaian misi RPJMD DIY 2009-2013 terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), implementasi grand design dan road map reformasi birokrasi, serta merespon tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik, Pemerintah Daerah DIY telah melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah yang menghasilkan regulasi, kebijakan, fasilitasi, dan evaluasi kebijakan di bidang organisasi yang diharapkan dapat semakin mendorong proses reformasi birokrasi secara signifikan.

Dengan ditetapkannya Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, telah dilakukan peninjauan kembali regulasi yang berkaitan dengan nomenklatur SKPD dalam pengaturan tata naskah dinas yang disesuaikan dengan Keistimewaan DIY.

Pada tahun 2012 telah dilaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dengan kegiatan berikut ini.

1. Dalam rangka penyusunan LAKIP SKPD, telah dilaksanakan Asistensi dan Bimtek Penyusunan LAKIP SKPD, serta Pendampingan Reviu Dokumen Perencanaan SKPD. Kegiatan tersebut berupa pendampingan kepada petugas perencana dan penyusun LAKIP SKPD. Hal ini dilakukan agar LAKIP SKPD disusun sesuai Peraturan MENPAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 yang secara substansi mengalami perubahan, khususnya dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) dan pengukuran kinerja. Fasilitasi review dokumen perencanaan SKPD yang meliputi Renstra, Indikator Kinerja Utama (IKU), RKT dan PK SKPD terhadap 34 SKPD didampingi oleh Kementerian PAN & RB Republik Indonesia.

2. Melaksanakan fasilitasi Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Rangka Citra Pelayanan Prima melalui penilaian kinerja pelayanan pada unit pelayanan publik sebagai upaya mendorong peningkatan kinerja pelayanan publik dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Kegiatan ini dilaksanakan pada unit layanan di Pemerintah Daerah DIY dengan nilai tertinggi diperoleh SMK Negeri 2 Gunungkidul dan KPPD Sleman.

Page 348: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

332 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Melaksanakan kegiatan pendampingan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Internal SKPD terhadap 12 dinas di Pemda DIY dengan mengacu pada Permenpan No:PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan dan Permendagri No. 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Provinsi dan Kabupaten/Kota.

4. Melaksanakan Kegiatan Penilaian Kinerja Pelayanan Pada Unit Pelayanan Publik. Kegiatan ini berupa survey kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan langsung kepada masyarakat pada Dinas Pendidikan (SMPN 1 Karangmojo Gunungkidul, SMPN 1 Galur Kulon Progo), UPTD Disnakertrans dan UPTD Dinas Kesehatan dengan menggunakan instrumen sebagaimana diatur dalam Keputusan MENPAN Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukkan nilai rata-rata baik.

5. Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Jo Permendagri Nomor 59 tahun 2007 telah disusun Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2012 tentang Analisis Standar Belanja (ASB) dan Peraturan Gubernur Nomor 34 tahun 2012 tentang Standar Harga Barang dan Jasa (SHBJ). ASB dan SHBJ setiap tahun disusun dalam rangka memberikan acuan penyusunan rencana anggaran dan kegiatan secara efisien dan akuntabel.

6. Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur Tentang Standarisasi Sarana Dan Prasarana khususnya kebutuhan kendaraan dinas jabatan dan operasional (umum dan khusus) di masing-masing SKPD yang hasilnya ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Nomor Nomor 71 Tahun 2012. Kegiatan ini merupakan pelaksanaaan amanat Permendagri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana prasarana Kerja Pemerintah Daerah jo Permendagri Nomor 11 Tahun 2007.

7. Penyusunan Database dan Web Kelembagaan untuk memudahkan penelusuran informasi/akses kelembagaan Pemda DIY, Pemkab/Pemkot dan instansi vertikal di Pemda DIY dan memudahkan koordinasi antar level pemerintahan dengan alamat http://biroorganisasi.jogjaprov.go.id.

8. Melaksanakan Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Negara (Forkompanda) dalam rangka sinergitas program pendayagunaan aparatur negara antara Pemerintah Daerah dengan 5 kabupaten/kota.

Page 349: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 333

9. Melaksanakan Fasilitasi Raperda Kelembagaan terhadap 5 Kabupaten/Kota. Hasil fasilitasi adalah Rekomendasi Gubernur dalam rangka koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sesuai peraturan perundangan. Rekomendasi berupa Keputusan Gubernur terhadap penataan kelembagaaan Kabupaten/Kota, pada tahun 2012 kepada Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Kota Yogyakarta.

10. Melaksanakan Internalisasi Nilai-Nilai Budaya Pemerintahan sebagaimana telah diatur dengan Peraturan Gubernur No. 72 Tahun 2008. Internalisasi dilaksanakan secara berkesinambungan kepada PNS di lingkungan Pemerintah Daerah DIY agar budaya Pemerintahan SATRIYA menjadi pedoman perilaku aparatur dalam pelaksanaan tugas. Internalisasi nilai-nilai SATRIYA berupa pemberian buku saku dan pin SATRIYA.

11. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Budaya Pemerintahan yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan implementasi budaya SATRIYA di lingkungan aparatur Pemda DIY. Hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan evaluasi dan bahan perumusan kebijakan untuk meningkatkan efektifitas internalisasi budaya pemerintahan SATRIYA. Hasil monev menunjukkan nilai rata-rata baik, sedangkan untuk implementasi nilai–nilai SATRIYA secara terus-menerus diperlukan keteladanan.

12. Melaksanakan Monitoring Penyelenggaraan SPM untuk mengetahui tingkat pencapaian Standar Pelayanan Miniman (SPM) pada 15 jenis SPM urusan wajib di Pemerintah Daerah DIY dan Kabupaten/Kota. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, bahwa Pemerintah Daerah harus melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SPM dan harus dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri. Capaian SPM di DIY sudah memenuhi target yang ditetapkan nasional. Bahkan, ada beberapa capaian SPM yang melebihi target nasional.

13. Penyusunan Uraian Tugas Jabatan Fungsional Umum terhadap BPBD dan 19 UPTD baru (SLB/RSBI, Balai Pelayanan Bisnis dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual, Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas, Gerai Pelayanan Perijinan Terpadu). Uraian tugas jabatan tersebut dipergunakan untuk pedoman pelaksanaan tugas.

Page 350: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

334 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

14. Evaluasi Implementasi Hasil Analisis Jabatan yang menghasilkan data tentang kesesuaian antara pemangku jabatan dengan kualifikasi jabatan yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur. Hasil evaluasi tersebut sebagai rekomendasi perbaikan penataan SDM aparatur.

15. Melaksanakan Evaluasi UPTD dan UPTLTD untuk mengakomodasi urusan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 untuk SLB Playen berkaitan perubahan status pengelolaan dari Kabupaten ke Pemerintah Daerah DIY (dari SDLB Playen ke SLB Playen) dan perubahan dari Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru menjadi RS Respira.

16. Melaksanakan Review Rincian Tugas Fungsi Perangkat Daerah untuk menyesuaikan dengan perkembangan kondisi dan kebutuhan yang diakibatkan adanya perubahan peraturan perundangan dan kebijakan yang berdampak pada perubahan rincian tugas dan fungsi perangkat daerah.

17. Melaksanakan Fasilitasi Implementasi Tata Naskah Dinas berupa sosialisasi dan pendampingan untuk memberikan pemahaman bagi pengelola naskah dinas di masing – masing instansi agar penerapan tata naskah dinas sesuai dengan ketentuan. Selain itu sebagai tindak lanjut dari Undang – Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY telah disusun Pergub No. 52 Tahun 2012 Tentang Tata Naskah Dinas.

18. Penyusunan Raperda Pelayanan Publik untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dan pedoman bagi penyelenggara pelayanan publik.

19. Penyusunan mekanisme pelaksanaan kerjasama, berupa penyusunan standar operasional prosedur (SOP) kerjasama untuk memberikan kejelasan pelaksanaan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lainnya, pemerintah daerah dengan pemerintah, dan pemerintah daerah dengan swasta, yang hasilnya dituangkan dalam Rapergub Mekanisme Pelaksanaan Kerjasama.

20. Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Instansi di Lingkungan Pemerintah Daerah DIY sebagai upaya untuk mengetahui beban kerja masing-masing pegawai dan digunakan sebagai salah satu rujukan penyempurnaan/penataan SOPD yang efisien dan efektif.

21. Penyusunan kajian Kelembagaan Perangkat Daerah adalah kegiatan audit kelembagaan yang digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam rangka penyusunan kelembagaan perangkat daerah sehubungan dengan adanya Perubahan Undang-

Page 351: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 335

Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.

22. Evaluasi Implementasi Tambahan Penghasilan Pegawai dilaksanakan untuk menambah kriteria penilaian kinerja pegawai yang semula dinilai dari disiplin saja ditambah penilaian prestasi kerja, serta penajaman indikator dan bobot kriteria penilaian kinerja instansi. Hasil evaluasi dituangkan dalam Pergub DIY Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai dan direviuw kembali menjadi Pergub Nomor 37.1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Pergub DIY Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai.

23. Penyusunan SPM BLUD Bapel Jamkesos sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan penerima jamkesos. Ketentuan tersebut untuk memenuhi persyaratan penerapan PPK BLUD sebagai tindak lanjut Keputusan Gubernur No. 154 Tahun 2012 tentang penetapan PPK BLUD Bapel Jamkesos. SPM ditetapkan dalam Rapergub SPM Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan dan Sosial.

24. Evaluasi Penerapan dan Percepatan ISO untuk mengetahui implementasi penerapan standar ISO pada unit kerja yang telah mendapat ISO, dan mendorong unit pelayanan untuk mendapatkan ISO dengan sasaran 2 unit pelayanan (Balai Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas pada Disnakertrans dan Balai Sertifikasi, Pengawasan Mutu Benih dan Proteksi Tanaman Kehutanan dan Perkebunan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan). Sampai akhir tahun 2012, instansi yang telah mendapatkan ISO sebanyak 19 unit kerja.

25. Melaksanakan sosialisasi Percepatan Peningkatan Pelayanan dari Government Centris menuju Citizen Centris untuk memberikan pemahaman kepada unit pelayanan/penyelenggara pelayanan akan permasalahan pelayanan dengan sasaran 40 unit pelayanan langsung kepada masyarakat. Sampai akhir tahun 2012 telah tercapai 15 unit pelayanan yang berorientasi citizen centris.

26. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemda DIY sampai tahun 2014 sesuai amanat Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan PerMENPAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 sebagai pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi di Pemda DIY.

Page 352: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

336 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.48 Indikator dan Capaian Kinerja Pemerintahan Umum Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011*

2012*

Target Realisasi %

Realisasi

1. Jumlah lembaga yang memberikan layanan berbasis citizen centris

unit 13 15 15 100,00

* Target kumulatif

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Perubahan aturan-aturan di bidang kelembagaan sampai saat ini belum ditetapkan, sehingga belum bisa digunakan sebagai acuan, sementara surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1259/SJ tanggal 7 April 2011 menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh melakukan evaluasi kelembagaan secara menyeluruh. Kondisi ini menyebabkan evaluasi kelembagaan menjadi stagnan.

2.Ketaatan Kabupaten untuk menindaklanjuti rekomendasi Gubernur dalam fasilitasi Kelembagaan Kabupaten/Kota masih kurang pada Kabupaten tertentu.

3.Internalisasi Budaya Satria Pemerintahan kurang intensif dan kurang efektif.

4.Sebagian Analis Jabatan yajng ditunjuk instansi kurang kompeten serta kurang optimalnya partisipasi aktif sehingga berpengaruh pada validitas data.

Solusi

1. Melakukan persiapan/inventarisasi data sebagai bahan skoring variabel teknis untuk penentuan besaran organisasi. Untuk mengatasinya, sementara dengan mengevaluasi dan menata tugas fungsi SOPD.

2. Meningkatkan komunikasi dengan mengefektifkan forum konsultasi sehingga dapat dibangun kesepahaman dengan Kabupaten/Kota.

3. Dana dan metode internalisasi perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga jangkauan lebih luas dan lebih menarik.

Page 353: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 337

4. Bimbingan teknis dan pendampingan analis jabatan di instansi untuk peningkatan kompetensi dan peningkatan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan program/kegiatan peningkatan kualitas manajemen SDM Aparatur.

20.2.3 Biro Hukum

a. Kondisi Umum

Hukum menjadi instrumen untuk mengarahkan, membatasi dan mengontrol pemerintahan. Di sisi yang lain hukum dapat sebagai instrumen yang mengarahkan perilaku warga negara dan pelaksanaan penyelenggaraan negara untuk mencapai kondisi tertentu sebagai tujuan bersama. Selanjutnya untuk memastikan tersedianya aturan hukum yang memadai dan sejalan dengan aspirasi masyarakat dalam rangka menjamin kepastian sistem pengelolaan pemerintahan perlu dilakukan pengembangan hukum dan pengelolaan dokumentasi hukum. Sesuai dengan kewenangan, pemerintah provinsi juga melaksanakan pengawasan produk hukum kabupaten/kota

Penataan Peraturan Perundang-undangan yang dilaksanakan selama tahun 2012 dapat diinformasikan sebagai berikut :

1. Pada tahun 2012 telah telah dilaksanakan publikasi Peraturan Perundang-undangan sebanyak:

a. Lembaran Daerah dan Berita Daerah : 2.800 buku

b. Buku informasi Peraturan Perundang-undangan : 2.800 buku.

2. Target dan realisasi Produk Hukum Peraturan Gubernur Bagian Perundang-Undangan sebagai berikut:

Tabel IV.49 Target dan Realisasi Produk Hukum Peraturan Gubernur Bagian Perundang-Undangan

No Kegiatan Target Realisasi

1. Penyusunan Peraturan Gubernur 39 86

2. Penyusunan Keputusan Gubernur 258 459

3. Penyusunan Instruksi Gubernur 1 3

4. Penyusunan Surat Edaran Gubernur 1 10

5. Penyusunan Keputusan Wakil Gubernur 2 6

6. Penyusunan Keputusan Sekretaris Daerah 21 40

7. Penyusunan Perjanjian 24 15

Page 354: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

338 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Fasilitasi bantuan dan layanan hukum dilaksanakan untuk menangani kasus hukum dengan beberapa capaian sebagai berikut :

1. Penyelesaian permasalahan hukum selama tahun 2012 dapat menyelesaikan sebanyak 6 kasus sengketa hukum dengan keterangan sebagai berikut :

a) Gugatan kepada Gubernur DIY dari Joko Tri Warno, S.T. selaku Kepala Cabang PT Karya Bisa, berkaitan dengan perbuatan melawan hukum dan ganti rugi sehubungan dengan pengadaan barang dan jasa oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM DIY. Perkara telah diputus dengan Putusan Sela Nomor 101/PDT.G/2011/PN Yk, tanggal 5 Januari 2012. Kasus tersebut telah selesai, gugatan tidak diterima, dengan Putusan Nomor 101/Pdt.G/2011 PN Yk., tanggal 3 Februari 2012.

b) Gugatan kepada Gubernur DIY berkaitan dengan tanah Tunas Taman Wiguna Bumi Perkemahan Babarsari, Sleman, oleh Sinto Ariwibowo, S.H. dkk., atas nama Waskito, B.A. dengan Nomor perkara 140/Pdt.G 2011/PN Slm, telah diputus pada tanggal 20 Maret 2012, dimenangkan penggugat. Tergugat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Yogyakarta pada tanggal 29 Maret 2012.

c) Gugatan kepada Gubernur DIY atas perkara perdata Nomor 11/Pdt.G/2012/PN Btl dari Waluyo Widodo yang dikuasakan kepada Purwono, S.H. dan rekan terhadap gugatan warisan di lingkungan JEC (Ghra Pradipta) Banguntapan, Bantul. Perkara telah diputus dan dimenangkan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Putusan Nomor 11/Pdt.G/2012 PN. Btl, tanggal 28 November 2012.

d) Penyelesaian Tanah dan Bangunan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 38 Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta/Yayasan Hatta (Perkara Nomor 2/Pdt.G/2012 PN Yk.). Perkara telah diputus dan dimenangkan oleh Pemerintah Daerah DIY dengan Nomor Putusan 02/Pdt.G/2012/PN Yk. tanggal 27 Juni 2012. Prof. Dr. Sri Edi Swasono selaku Penggugat mengajukan banding.

e) Penyelesaian Tanah dan Bangunan eks Bioskop Indra, Jalan A. Yani, Ngupasan, Kota Yogyakarta. Proses penyelesaian sudah dilakukan dengan memberikan penggantian uang kepada dua penghuni yaitu Sdr. Nicolas Bambang Sugiyanto (Rumah

Page 355: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 339

Makan Cirebon) dan Sdr. Tonny Suliantoro (Rumah Makan Cinderawasih).

f) Penyelesaian Tanah Negara di Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo yang dikuasai Pemda DIY yang semula digunakan oleh Yayasan Dana Pendidikan Perkebunan, namun kemudian dialihkan kepada PT Respati Mandiri. Perkara ini masih dalam proses penyelesaian dengan dikeluarkannya Surat Pemerintah Daerah DIY Nomor 593/4679 tanggal 4 Desember 2012 kepada Walikota Yogyakarta perihal Mohon Pencabutan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 01/IL/YK/2010 tanggal 3 April 2010, agar tidak diterbitkan IMBB kepada Yayasan Respati Mandiri, Surat Pemerintah Daerah DIY Nomor 593/4680 tanggal 4 Desember 2012 perihal Mohon Pembatalan Kepala Kanwil BPN Provinsi DIY Nomor 47/HGB/BPN.34/2010 tentang Pemberian Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PT Respati Mandiri, dan Surat Pemerintah Daerah DIY Nomor 593/4681, tanggal 4 Desember 2012 kepada Pimpinan PT Respati Mandiri perihal Penghentian Pembangunan Pengembangan Perumahan Batikan Riverside Yogyakarta.

Fasilitasi Layanan Hukum Masyarakat dengan capaian sebagai berikut:

a. Pemberian Rekomendasi Layanan Hukum berupa:

1) Pengesahan Akte Pendirian Koperasi sebanyak 11 buah.

2) Pemberian Izin Gubernur sebagai pelindung sebanyak 32 buah.

3) Pemberian Izin Gubernur terhadap Tanah Kas Desa sebanyak 101 buah.

b. Pemberian Rekomendasi untuk Perbaikan Tata Kelola Usaha Beretika di DIY.

Salah satu fungsi Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY adalah memberikan rekomendasi penyelenggaraan praktek badan usaha dan usaha informal yang beretika dan berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat dari praktek penyimpangan usaha dan malpraktek bisnis. Sepanjang Tahun 2012, LOS DIY telah menghasilkan 36 Rekomendasi untuk Perbaikan Tata Kelola Usaha Beretika di DIY.

c. Pemberian Rekomendasi Perbaikan Pelayanan Publik di DIY

Page 356: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

340 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Eksistensi Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) DIY dimaksudkan agar dapat memberikan bantuan kepada setiap warga masyarakat memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional dan proporsional dari Pemerintah Daerah. Laporan pengaduan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan daerah di DIY ditindaklanjuti melalui pemberian rekomendasi. Rekomendasi Perbaikan Pelayanan Publik di DIY selama Tahun 2012 yang telah dikeluarkan LOD DIY sebanyak 72,

Sesuai dengan kewenangan, Pemda DIY juga melaksanakan pengawasan terhadap produk hukum yang dihasilkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Hasil pengawasan produk hukum yang dilaksanakan di tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1) Klarifikasi Produk Hukum Kabupaten/Kota target kinerja yang ditetapkan sebanyak 40 produk hukum, namun dalam pencapaian kinerja tercapai sebanyak 80 produk hukum yang telah dilakukan klarifikasi atau sebanyak 200% .

2) Monitoring dan Evaluasi Produk Hukum Kabupaten/Kota meliputi Tindak Lanjut Hasil Klarifikasi produk hukum kabupaten/kota, Tindak Lanjut Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, Tindak Lanjut Rencana Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten dan Inventarisasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan pada tahun 2012.

3) Evaluasi dan Konsultasi Rancangan Produk Hukum Kabupaten/Kota telah dilakukan pencermatan dan telaahan sebanyak 77 Rancangan Peraturan Daerah, dengan rincian sebagai berikut:

a. Konsultasi Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 33 buah.

b. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 34 buah dengan perincian:

Tabel IV.50 Indikator dan Capaian Kinerja Hukum Tahun 2012

No Indikator Satuan

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Legislasi Peraturan Perundang-Undangan

Raperda 14 14 100,00

2. Konsultasi Rancangan Produk Hukum

Raperda 28 33 118,00

Page 357: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 341

No Indikator Satuan

2012

Target Realisasi %

Realisasi

Kabupaten/Kota

3. Evaluasi Rancangan Produk Hukum Kabupeten/Kota

Perda 10 34 340,00

4. Kajian Produk Hukum Kabupaten/Kota

Raperda 4 4 100,00

5. Klarifikasi produk Hukum Kab/kota

Raperda 40 80 200,00

Sumber: Biro Hukum Setda DIY

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten jumlahnya terbatas, sehingga mengakibatkan beberapa pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan kurang optimal dan hanya staf tertentu saja yang diberdayakan.

2. Sarana dan Prasarana pendukung kinerja banyak yang sudah tidak bisa digunakan secara optimal, sehingga pekerjaan sering tertunda akibat perbaikan.

3. Kinerja di Bidang Hukum seringkali tergantung dari SKPD/Lembaga Eksternal, terutama dalam penyusunan peraturan perundang-undangan dan penyelesaian permasalahan hukum.

Solusi

1. Permasalahan yang menyangkut Sumbar Daya Manusia (SDM) diselesaikan secara interen dengan melakukan pembinaan bagi pegawai agar meningkatkan kinerjanya.

2. Permasalahan yang menyangkut sarana dan prasana dapat diselesaikan dengan cara melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang sudah rusak untuk dimintakan penghapusan dan akan diusulkan pengadaan di tahun anggaran berikutnya.

3. Permasalahan Ekstern yang menghambat kinerja diselesaikan dengan meningkatkan koordinasi dengan SKPD/Lembaga Eksternal secara lebih intensif dan terintegrasi.

Page 358: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

342 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

20.2.4 Inspektorat

a) Kondisi Umum

Dalam rangka mewujudkan clean government di jajaran Pemerintah Provinsi DIY, diperlukan dukungan aparatur pengawasan yang kompeten. Upaya untuk membentuk aparatur pengawasan yang kompeten tersebut senantiasa dilakukan melalui peningkatan kapasitas aparatur pengawasan sehingga akan diperoleh pengawasan yang profesional. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah antara lain dimaksudkan bahwa:

1. Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah.

2. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Titik berat dari pemerintahan yang baik adalah peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah, sistematis, dan terpadu. Reformasi birokrasi, peluang terhadap praktik-praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Tugas pengawasan, diharapkan dapat memberikan keyakinan yang memadai atas pencapaian tujuan, sekaligus dapat mengisi peran memberikan peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi.

Pengawasan intern salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pengendalian adalah efektifitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Untuk itu, APIP harus terus melakukan perubahan dalam menjalankan fungsinya guna memberi nilai tambah bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini sejalan dengan peran pengawasan intern untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi. APIP juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan

Page 359: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 343

atas tujuan yang akan dicapai, melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, selama Tahun 2012 dilakukan beberapa hal yaitu:

1. Pemeriksaan reguler sebanyak 160 obyek pemeriksaan. Hasil dari pemeriksaan tahun 2012 terdapat 531 temuan dengan 904 rekomendasi dan telah ditindaklanjuti sejumlah 749 (83%).

2. Melakukan pengukuran kinerja instansi atas pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran 2011 terhadap 33 SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY.

Selanjutnya fungsi pengawasan juga dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pengujian laporan berkala dan atau sewaktu-waktu dari SKPD. 2. Pemeriksaan Khusus. 3. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi KKN. 4. Evaluasi LAKIP Tahun 2011 5. Review atas laporan keuangan SKPD dan SKPKD DIY Tahun

Anggaran 2011. 6. Pencermatan DPA SKPD Tahun Anggaran 2011. 7. Kas Opname dan Stok Opname Tahun Anggaran 2011. 8. Inspeksi Mendadak.

Tabel IV.51 Indikator dan Capaian Kinerja Pengawasan Internal Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Pemeriksaan reguler obyek 160 160 160 100,00

2. Evaluasi Kinerja Instansi

SKPD 33 33 33 100,00

3. Pencermatan DPA SKPD 33 33 33 100,00

4. Evaluasi LAKIP SKPD 33 33 33 100,00

5. Inspeksi Mendadak SKPD 33 33 33 100,00

6. Stok Opname dan Kas Opname

SKPD 33 33 33 100,00

7. Pemeriksaan Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Kabupaten / Kota

Kab/Kota 3 2 2 100,00

8. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan

Laporan 1 1 1 100,00

Page 360: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

344 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

Pemerintah Daerah

9 Gelar pengawasan daerah dan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pemeriksaan tingkat daerah

Forum 3 3 3 100,00

10. Pemeriksaan Khusus Laporan 44 61 60 98,36 Sumber: Inspektorat DIY

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Jumlah pemeriksa/auditor yang ada tidak sebanding dengan beban kerja.

2. Terkait dengan pertimbangan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak hanya terbatas pada hasil audit atas Laporan Keuangan, tetapi juga terkait dengan tindak lanjut atas rekomendasi temuan BPK.

3. Salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pengendalian adalah efektivitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Untuk itu APIP harus terus melakukan perubahan guna memberi nilai tambah bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

4. Peraturan perundang-undangan yang sering berubah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi yang begitu cepat, sehingga menuntut para auditor di Inspektorat Provinsi DIY untuk selalu mengikuti perubahan-perubahan tersebut dalam rangka meningkatkan kapasitas sebagai pengawas.

Solusi

1. Perlu dilakukan penambahan pegawai baru baik melalui rekruitmen CPNS maupun proses pemutasian pegawai dari SKPD tertentu untuk dididik menjadi auditor.

2. Perlu optimalisasi pemahaman mengenai implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman

Page 361: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 345

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK.

3. Peningkatan peran pengawasan untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi. Terkait dengan pengendalian, APIP juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

4. Penyelenggaraan sosialisasi, bimtek, pelatihan maupun pengiriman diklat, baik diklat pembentukan auditor, pembentukan ketua tim, pembentukan pengendali teknis maupun diklat substantif jabatan fungsional auditor. Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kompetensi auditor baik sebagai pemeriksa maupun sebagai pembina dan penjamin kualitas atas kinerja SKPD.

20.2.5 Biro Administrasi Pembangunan

a) Kondisi Umum Kebijakan secara umum dimaknai sebagai arah atau tindakan yang

diambil oleh pemerintah untuk mencapai tujuan. Kebijakan mempunyai instrumen yang disebut program yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Dengan tidak adanya kebijakan yang jelas dapat menyebabkan pelaksanaan berbagai program/kegiatan sebagai instrumen untuk mencapai sasaran dan tujuan berjalan sendiri-sendiri dan tidak direncanakan secara terpadu. Dengan rumusan kebijakan yang dibuat diharapkan setiap bidang pembangunan akan mempunyai arah dan tindakan yang jelas sehingga berbagai program dapat direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu.

Capaian hasil analisis kebijakan di bidang perhubungan, pekerjaan umum, Energi Dan Sumberdaya Mineral (ESDM) kebudayaan dan pariwisata disajikan sebagai berikut:

Tabel IV.52 Target dan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2012

INDIKATOR 2012

TARGET REALISASI %

Terkelolanya SIM Layanan Ijin Penelitian secara Online

1 aplikasi 12 bulan

1 aplikasi 12 bulan

100

Tersusunnya kajian Bidang Pariwisata dan Kebudayaan

1 dokumen 1 dokumen 100

Tersusunnya kajian Bidang Perhubungan dan Komunikasi

1 dokumen 1 dokumen 100

Page 362: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

346 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

INDIKATOR 2012

TARGET REALISASI %

Tersusunnya kajian Bidang PU dan ESDM

1 dokumen 1 dokumen 100

Terkoordinasikannya Pelaksanaan Program Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

78 satker dekonsentrasi dan TP ; 230 satker KD dan KP

78 satker dekonsentrasi dan TP ; 230 satker KD dan KP

100

Tersusunya Kajian Evaluasi Terhadap Implementasi Program strategis Bidang Pariwisata dan Budaya

1 dokumen kajian

1 dokumen kajian

100

Tersusunnya buku Inventarisasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengembangan

3 dokumen hasil penelitian 1 dokumen hasil penelitian terapan

3 dokumen hasil penelitian 1 dokumen hasil penelitian terapan

100

Tersedianya Layanan Pemberian ijin/rekomendasi penelitian dan pengembangan

12.000 surat/ijin penelitian

12.000 surat/ijin penelitian

100

Sumber: Biro Adpem Setda DIY

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Dokumen Inventarisasi Hasil Penelitian dan pengembangan (IHP) yang jumlahnya kurang lebih 1600 judul baik dari perguruan Tinggi negeri maupun swasta beserta SKPD di lingkungan DIY belum mengarah secara khusus pada permasalahan riil yang ada di DIY dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat kearah yang lebih baik.

2. Hasil-hasil penelitian sebagian besar kurang implementatif bagi perkembangan DIY, hal ini disebabkan karena penelitian yang melakukan di lembaga penelitian perguruan tinggi banyak pada penelitian-penelitian ilmu murni sehingga terlalu teoritis keilmuan saja.

3. Belum adanya pemahaman dan kesadaran secara menyeluruh di masyarakat mengenai perlunya memperhatikan dan melestarikan benda dan kawasan cagar budaya sebagai aset yang berharga.

4. Belum diperhatikannya pemberian kompensasi bagi masyarakat pemilik dan perawat cagar budaya.

Page 363: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 347

5. Belum dibuatnya Perda tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah di lingkungan kabupaten dan kota sebagai tindak lanjut dari Perda DIY nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Tahun 2012-2025.

6. Penyediaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan sistem Sanitary Landfill bukan suatu alternatif yang terbaik, karena bila suatu saat penuh selalu akan mencari lokasi baru.

7. Penanganan kerusakan jalan yang tidak termasuk akibat bencana belum ada mekanisme penanganan yang sistematis sehingga lambat dalam penanganan.

8. Pemanfaatan lahan produktif untuk pemukiman perumahan. 9. Semakin padatnya kendaraan/angkutan di jalan menyebabkan

eksternalitas transportasi semakin tinggi seperti kecelakaan, biaya kesehatan masyarakat dan lain-lain, disamping itu menurunya kemampuan angkutan umum dalam pelayanan angkutan.

10. Peningkatan jumlah penduduk dan ekspektasi kesejahteraan masyarakat dan masih adanya keterbatasan kesempatan kerja/lapangan berusaha, keterkaitan pasar yang terbatas bagi produk barang dari DIY sehingga diperlukan terobosan investasi insfrastruktur perhubungan.

11. Sinkronisasi program yang bersumber dari APBN dengan APBD belum optimal karena belum adanya pemberithuan dari masin-masing Kementrian/lembaga kepada Gubernur tentang program-program yang akan dilaksanakan di daerah, yang sudah berjalan kementrian langsung memberitahukan ke SKPD Teknis.

12. Monitoring dan evaluasi program-program APBN belum optimal dikarenakan : Aturan pelaksanaanya belum jelas antara PP nomor 39 Tahun 2006, PP nomor 7 Tahun 2006 dan Perda nomor 5 Tahun 2008, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur nomor 37 Tahun 2008.

13. Juklak dan Juknis kegiatan APBN sering terlambat dan sangat rinci sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan.

Solusi

1. Diperlukannya adanya wadah atau forum untuk saling tukar menukar informasi serta hubungan yang sinergis dengan instansi yang melakukan penelitian atau lembaga penelitian di perguruan tinggi negeri maupun swasta sehingga diharapkan akan ada sinkronisasi hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu juga mendayagunakan secara maksimal potensi wisata dan budaya serta sejarah yang sangat baik untuk ditumbuh kembangkan sehingga potensi tersebut bisa merupakan

Page 364: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

348 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

inspirasi-inspirasi bagi peneliti yang melakukan inovasi-inovasi dan kajian tentang upaya peningkatan potensi wisata di DIY, sehingga bisa kembali menjadi tujuan wisata setelah Bali dengan melibatkan masyarakat luas dan manfaatnya bisa dirasakan dan bisa dilihat dari taraf hidup penghasilan yang meningkat.

2. Perlunya sosialisai program dan kegiatan Pemerintah DIY kepada lembaga penelitian dan pengembangan yang ada di DIY, sehingga penelitian yang dilaksanakan terpusat pada penelitian kebijakan yang aplikatif tidak tertumpu pada penelitian ilmu murni.

3. Perlu dilakukan sosialisasi secara menyeluruh mengenai Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pelestarian Cagar Budaya ke semua lapisan masyarakat maupun tingkat pemerintahan

4. Perlu adanya regulasi dan kebijakan seperti pengaturan dan pembebasan pajak bagi bangunan-bangunan warisan budaya dan pemberian kompensasi dalam bentuk penghargaan dan pengurangan pajak bagi pemilik cagar budaya perlu segera dilakukan unruk meningkatkan apresiasi masyarakat.

5. Perlunya dibuatkan RIPPARDA tingkat kabupaten/kota dengan mengacu pada Perda No. 1 Tahun 2010 tentang RIPPARDA DIY dan UU No. 9 Tahun 2010 tentang Kepariwasataan.

6. Fungsi TPA agar diubah dari tempat penimbunan menjadi tempat pengolahan, sehingga sampah yang ke TPA tidak sekedar ditimbun melainkan harus dilakukan pemrosesan.

7. Perlu dibuatkan Peraturan Gubernur tentang mekanisme penanganan terhadap proses jalan yang rusak bukan akibat bencana.

8. Pengawasan dan pengendalian izin penggunaan lahan agar diperketat.

9. Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum melalui pengembangan sumber daya manusia dan kualitas kendaraan.

10. Pengembangan kawasan strategis yang ada di DIY pada perencanaan terintegrasi, terarah dan pembvagian kontribusi kewenangan pengembangan serta didukung kesadaran masyarakat untuk membangun hari esok yang lebih baik.

11. Melakukan koordinasi dengan SKPD teknis dan instansi terkait untuk menyamankan persepsi tentang proses perencanaan khususnya dana-dana APBN yang ada di DIY.

12. Mengoptimalkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Page 365: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 349

Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi, maka penguatan fungsi Gubernur sebagai Kepala Daerah sekaligus Wakil Pemerintah di wilayah provinsi juga dimaksudkan memperkuat hubungan antar tingkatan pemerintah.

13. Memperjelas aturan PP Nomor 7 Tahun 2006, PP Nomor 39 Tahun 2006, dan Perda Nomor 5 Tahun 2008, dengan Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2008.

20.2.6 Biro Administasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

a) Kondisi Umum

Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari pada 3 (tiga) alasan yaitu: (1) penduduk yang selalu bertambah; (2) perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut; dan (3) usaha untuk menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut akan mempengaruhi kebijakan pembangunan yang harus diambil oleh Pemerintah.

Tabel IV.53 Indikator dan Capaian Kinerja Perumusan Kebijakan Tahun 2012

No Indikator Satuan 2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1 Terlaksananya pemantauan dan evaluasi kebijakan :

1. Bidang Penanaman Modal, Kerjasama, dan Perijinan

dokumen 1 1 1 100

2. Bidang Badan Usaha Daerah dokumen 1 1 1 100

3. Bidang Pertanian dokumen 1 1 2 200

4. Bidang Ketahanan Pangan dokumen 1 1 2 200

5. Bidang Kehutanan dan Perkebunan

dokumen 1 1 1 100

6. Bidang Perikanan dan Kelautan dokumen 1 1 2 200

7. Bidang Lingkungan Hidup dokumen 1 1 1 100

8. Bidang Perindustrian dan Perdagangan

dokumen 1 1 1 100

9. Bidang Koperasi dan UKM dokumen 1 1 2 200

2 Terlaksananya koordinasi :

Page 366: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

350 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Satuan 2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Bidang Penanaman Modal, Kerjasama, dan Perijinan

dokumen 1 1 1 100

2. Bidang Badan Usaha Daerah dokumen 1 1 1 100

3. Bidang Pertanian dokumen 1 1 1 100

4. Bidang Ketahanan Pangan dokumen 1 1 1 100

5. Bidang Kehutanan dan Perkebunan

dokumen 1 1 1 100

6. Bidang Perikanan dan Kelautan dokumen 1 1 1 100

7. Bidang Lingkungan Hidup dokumen 1 1 1 100

8. Bidang Perindustrian dan Perdagangan

dokumen 1 1 1 100

9. Bidang Koperasi dan UKM dokumen 1 1 1 100

3 Terwujudnya rumusan kebijakan :

1. Bidang Penanaman Modal, Kerjasama, dan Perijinan

dokumen 4 5 5 100

2. Bidang Badan Usaha Daerah dokumen 2 2 2 100

3. Bidang Pertanian dokumen 1 1 1 100

4. Bidang Ketahanan Pangan dokumen 1 1 1 100

5. Bidang Kehutanan dan Perkebunan

dokumen 1 1 1 100

6. Bidang Perikanan dan Kelautan dokumen 1 1 1 100

7. Bidang Lingkungan Hidup dokumen 1 1 1 100

8. Bidang Perindustrian dan Perdagangan

dokumen 3 3 3 100

9. Bidang Koperasi dan UKM dokumen 2 2 2 100

Sumber: Biro APSDA Setda DIY

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Pelaksanaan PTSP terkendala Aturan hukum yang masih tumpang tindih, baik peraturan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sehingga menyebabkan ketimpangan dalam pelaksanaan teknis pada Gerai P2T.

2. Kurangnya tenaga yang terlatih dan profesional untuk menangani perijinan yang spesifik dan khusus, misalnya AMDAL maupun ijin masalah kesehatan.

Page 367: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 351

3. Pembentukan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2012 Pasal 29 disebutkan bahwa Gubernur berkewajiban melakukan proses pendirian Perusahaan paling lambat 18 bulan terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan

4. BUKP dianggap belum berbadan hukum yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Solusi

1. Memberi masukan kepada pemerintah pusat mengenai regulasi yang menyebabkan kerancuan aturan hukum, sehingga pemerintah daerah dapat segera menyesuaikan dengan peraturan yang ada.

2. Pelatihan dan rekruitmen tenaga khusus untuk dijadikan tenaga fungsional yang menangani masalah-masalah tersebut.

3. Membentuk Tim Fasilitasi yang akan melakukan fungsi koordinasi lintas bidang serta melakukan fungsi pelaksana lapangan sebelum direksi PPKD terbentuk.

4. Dilakukan kajian untuk menentukan bentuk badan hukum yang tepat bagi BUKP. Proses menuju bentuk badan hukum yang tepat telah dilakukan dengan melakukan koordinasi SOPD yang terkait

20.2.7 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat

a) Kondisi Umum

Berbagai upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia telah menunjukkan kemajuan-kemajuan yang cukup berarti, tercermin dari membaiknya berbagai indikator kinerja seperti pendidikan, kesehatan, dan pengendalian kelahiran, meskipun masih banyak lagi kondisi yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Disamping perlu terus diupayakan peningkatan kualitas penduduk dan persebarannya, masih perlu ditingkatkan perhatian terhadap masalah-masalah ketenagakerjaan, pariwisata, kesejahteraan sosial, pemberdayaan perempuan, kebudayaan dan agama, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas hidup dan kapasitas sosial ekonomi kaum perempuan, anak dan generasi muda.

Terciptanya kesejahteraan rakyat merupakan salah satu tujuan utama pendirian suatu negara. Sejahtera dapat diartikan sebagai keadaan sentosa dan makmur, yang dapat diwujudkan sebagai keadaan yang berkecukupan atau tidak kekurangan baik dari dimensi fisik, materi maupun rohani. Perwujudan kesejahteraan tersebut utamanya dilakukan melalui program pembangunan yang terencana, terpadu dan memiliki perspektif jangka panjang. Program pembangunan kemudian

Page 368: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

352 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

direfleksikan dalam bentuk peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan tingkat kemiskinan, penyediaan lapangan pekerjaan dan pembangunan yang berkualitas. Dengan kata lain, mewujudkan kesejahteraan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat pada setiap lapisan yang ada dan diselaraskan pula dengan karakteristik keistimewaan yang menaungi segenap sendi kehidupan masyarakat Yogyakarta. Beberapa capaian terkait dengan kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat antara lain:

1. Diterbitkan Surat Edaran Gubernur Tentang Gerakan Pelestarian Budaya Yogyakarta nomor 430/1349 tgl. 30 April 2012

2. Diterbitkan Peraturan Gubernur Nomor 69 Tahun tentang Pedoman Pemberian penghargaan Budaya Kepada Masyarakat yang Berperan Serta Aktif dalam Pengembangan Tata Nilai Budaya

Penyaluran bantuan hibah selama Tahun 2012 telah disalurkan dana hibah sebesar Rp9.008.440.000,- untuk 1.568 tempat ibadah dan kegiatan keagamaan yang telah lolos verifikasi dan memenuhi persyaratan kelengkapan berkas administrasi. Pengiriman Kontingen Persparawi Nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kontingen DIY berhasil memperoleh 8 Medali Emas dan 2 medali Perak.

Tabel IV.54 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Umum Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan 2011 2012

Target Realisasi % Realisasi

1. Tersedianya Rumusan Bahan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Dokumen 1 1 1 100

2. Tersedianya Rumusan Bahan Kebijakan Bidang Pendidikan

Dokumen 4 4 4 100

3. Tersedianya Rumusan bahan kebijakan bidang Kesehatan

Dokumen 1 2 2 100

4. Tersedianya Rumusan bahan kebijakan bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dokumen 6 6 6 100

5. Tersedianya Rumusan bahan kebijakan bidang Pengembangan Budi Pekerti dan Kedisiplinan

Dokumen 2 3 3 100

6. Tersedianya Rumusan bahan kebijakan bidang Kehidupan Beragama

Dokumen 3 1 1 100

7. Tersedianya Rumusan Bahan kebijakan bidang KB dan KS

Dokumen 2 2 2 100

Page 369: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 353

No Indikator Satuan 2011 2012

Target Realisasi % Realisasi

8. Tersedianya Rumusan Bahan kebijakan bidang Pemberdayaan Perempuan

Dokumen 2 2 2 100

9. Tersedianya Dokumen Evaluasi Pelaksanaan kebijakan Bidang Pendidikan

Dokumen 2 3 3 100

10. Tersedianya Dokumen Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Kesehatan

Dokumen 1 1 1 100

11. Tersedianya Dokumen Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang KB dan KS

Dokumen 2 2 2 100

12. Tersedianya Dokumen Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Perempuan

Dokumen 2 2 2 100

13. Tersedianya Dokumen Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Masyarakat

Dokumen 2 2 2 100

14. Tersedianya Dokumen evaluasi pelaksanaan kebijakan bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dokumen 5 5 5 100

15. Tersedianya Dokumen Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pengembangan Budi Pekerti dan Kedisiplinan

Dokumen 2 2 2 100

16. Tersedianya Dokumen Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Kehidupan Beragama

Dokumen 1 1 1 100

17. Tersedianya Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Masyarakat

Laporan 2 2 2 100

18. Tersedianya Dokumen/Laporan Optimalisasi Lembaga Dalam Implementasi Jamkesda

Dokumen 1 3 3 100

19. Tersedianya Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan Kebijakan bidang Kehidupan Beragama

Dokumen 6 6 6 100

20. Tersedianya Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang KB dan KS

Dokumen 2 2 2 100

Page 370: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

354 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Indikator Satuan 2011 2012

Target Realisasi % Realisasi

21. Tersedianya Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Perempuan

Dokumen 2 2 2 100

22. Tersedianya Dokumen/Laporan Koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pendidikan

Dokumen 1 2 2 100

23. Tersedianya Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Kesehatan

Dokumen 3 1 1 100

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Ketrampilan calon tenaga kerja rata-rata rendah, sedangkan Lembaga Diklat yang ada kapasitasnya terbatas. Bila ada diklatpun masih belum dapat menjawab kebutuhan pangsa pasar kerja.

2. Belum semua Kab/Kota melaksanakan MoU dengan semua pusat pelayanan kesehatan.

3. Belum semua Kab/Kota dapat berintegrasi dalam Jamkesta (baru 4 kabupaten).

4. Prestasi DIY dari segi tingkat kelulusan cukup stabil, bahkan ada kenaikan sedikit, tetapi dalam hal rerata mengalami penurunan perlahan selama lima tahun terakhir dan dalam dalam hal ketidak lulusan Ujian Nasional tahun 2010 merosot tajam.

5. Belum terbentuknya tim koordinasi program keluarga berencana tingkat DIY sehingga pelaksanaan keterpaduan/kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait belum optimal.

6. Berkurangnya petugas lini lapangan (PKB/PLKB) baik kualitas maupun kuantitas.

Solusi

1. Perlu peningkatan peran dan fungsi Balai Latihan Kerja baik kapasitas maupun kualitas layanan dan sarpras pendukung untuk sehingga memenuhi kebutuhan.

2. Semua Kab/Kota merintis melaksanakan MoU dengan pusat pelayanan di lingkungannya.

Page 371: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 355

3. Tahun 2013 Kota Yogyakarta ikut integrasi Jamkesta melalui Coordination of Benefit (CoB) yang mana pada tahun 2012 hanya 250.000 dan di tahun 2013 dengan menaikkan CoB nya menjadi sekitar 657.000.

4. Koordinasi lintas sektor yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam meningkatkan prestasi hasil Ujian Nasional dan tingkat kelulusan di tahun berikutnya.

5. Melaksanakan koordinasi dan sinergi pelaksanaan program KB baik oleh instansi pemerintah dan non pemerintah di DIY sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi antar instansi.

6. Perlu ada pengangkatan tenaga honorarium PKB/PLKB walaupun tidak sesuai dengan PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorarium.

20.2.8 Biro Umum, Humas dan Protokol

a) Kondisi Umum Predikat DIY sebagai daerah tujuan wisata terkemuka di Indonesia,

pusat pendidikan, kota kebudayaan serta kota perjuangan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar daerah Yogyakarta untuk berkunjung ke Yogyakarta. Wisatawan yang berkunjung ke DIY pun beragam tingkatannya, berasal dari kalangan masyarakat umum, pelajar/mahasiswa maupun dari kalangan elite yang meliputi para pengusaha profesional dan pejabat pemerintahan tingkat nasional serta internasional. Para Presiden, Perdana Menteri dan Duta Besar dari negara sahabat pun tak jarang yang menyempatkan berkunjung ke Yogyakarta sebagai salah satu tujuan visitasi mereka. Tidak hanya itu, prestasi yang dicapai oleh Pemda DIY menambah keinginan dari pihak luar baik lingkungan swasta maupun pemerintahan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk berkunjung ke Pemda DIY dalam bentuk kunjungan kehormatan, studi banding ataupun mengadakan kerjasama yang ditindaklanjuti dengan penandatangan MoU dengan pihak Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Melihat potensi DIY yang sedemikian besar tentunya harus diimbangi dengan pelayanan prima kepada tamu- tamu yang berkunjung ke Pemda DIY, sehingga dapat memberikan kesan yang baik bagi para tamu dan memberi nilai tambah bagi Pemda DIY. Layanan yang baik dan tidak mengecewakan terhadap para tamu akan mendorong mereka untuk kembali berkunjung ke Pemda DIY di waktu yang akan datang.

Selain melaksanakan fungsi pelayanan kepada tamu-tamu Pemda DIY juga memberikan pelayanan kepada masyarakat umum maupun instansi pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan acara-acara resmi

Page 372: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

356 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

di daerah supaya acara tersebut dapat terselenggara dengan baik dan lancar, sesuai prosedur keprotokolan yang semestinya.

Untuk mewujudkan peran pelayanan kedinasan berpedoman pada: 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan. 2. Perda Gubernur No. 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan

Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Serta peraturan perundangan lainnya.

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya fungsi dan tugas pengaturan keprotokolan adalah sebagai berikut:

- memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau Organisasi Internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukannya dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat;

- memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional; serta

- menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar bangsa.

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Jumlah petugas protokol yang masih terbatas baik dari segi kuantitas dan kualitas.

2. Penanganan terhadap dinamika yang muncul di lapangan yang membutuhkan kecepatan dan kecermatan belum dilaksanakan secara optimal.

Solusi

1. Adanya penambahan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan Bagian Protokol dan diselenggarakan sosialisasi, bimtek, pelatihan maupun pengiriman diklat keprotokolan bagi petugas protokol.

2. Komunikasi yang intens dengan para tamu VIP membutuhkan dukungan alat/media komunikasi yang memadai bagi para petugas Protokoler

Page 373: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 357

20.2.9 Sekretariat DPRD

a) Kondisi Umum

Lembaga perwakilan rakyat, sebagai salah satu simpul utama penyelenggaraan pemerintahan, menjadi katup terdepan dalam mewujudkan pemerintahan yang responsif. Agar lembaga perwakilan rakyat dapat menjalankan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan secara optimal harus didukung dengan fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan penyediaan tenaga ahli yang diperlukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Beberapa capaian Tahun 2012 dapat diinformasikan sebagai berikut:

1. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah, dapat mencapai 99,17%. Adapun realisasi adalah sebagai berikut:

Raperda Pertanggungjawaban APBD DIY Tahun 2011

Nota Kesepakatan KUA dan PPAS APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Perubahan Tahun 2012, 2 nota kesepakatan

Raperda Perubahan APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Nota Kesepakatan KUA dan PPAS APBD DIY Perubahan Tahun 2013, 2 nota kesepakatan

Raperda APBD DIY Tahun 2013, 1 raperda

Evaluasi semesteran dan prognosis APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012, 1 laporan per komisi

Rancangan Peraturan Daerah terdiri dari: Pansus 1 terdiri dari 2 raperda yaitu:

1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha 2) Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk

Kepariwisataan Daerah DIY Tahun 2012 – 2025 Pansus 2 terdiri dari 2 raperda yaitu:

1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Pen gelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

2) Rancangan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY tentang Perubahan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY

Pansus 3, terdiri dari 1 raperda yaitu : 1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan

Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Pansus 4, terdiri dari 1 raperda yaitu :

1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas

Page 374: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

358 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Pansus 5, terdiri dari,dari 1 raperda yaitu : 1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Pengelolaa Air

Tanah Pansus 6, terdiri dari 1 raperda, yaitu :

1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar Budaya

Pansus 7, terdiri dari 2 raperda yaitu : 1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Bentuk

Badan Hukum Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah

2) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Ke Empat atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 1993 tentang Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta

Pansus 8, terdiri dari 1 Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY yaitu: 1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Penambahan

Penyertaan Modal kepada Perseroan Terbatas Anindya Mitra Internasional

Pansus 9 terdiri dari 1 Raperda yaitu : 1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Jasa Konstruksi

Pansus 10 terdiri dari 1 raperda yaitu : 1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Tata Cara

Pembentukan Perdais Pansus 11 terdiri dari 1 raperda yaitu :

1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah

Pansus LKPJ AMJ 1 Keputusan Pansus Tatib Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta 1 Keputusan Pansus Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta 1 Keputusan Workshop 5 Rekomendasi

1) Keputusan Dewan : 57 buah 2) Peraturan Dewan : 3 draft

2. Hearing/Dialog dan Koordinasi dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan tokoh Masyarakat/Tokoh Agama dengan realiasisasi sebagai berikut:

Penerimaan Dengar Pendapat/hearing/audiensi: 58 kali

Page 375: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 359

Penerimaan Demo/Unjuk Rasa : 29 kali

Penerimaan Tamu : 45 kali

Sarasehan (coffe morning/openhouse): 3 kali

3. Rapat Paripurna Istimewa yang diselenggarakan selama Tahun 2012 ada sebanyak lima kali yaitu:

Rapat Paripurna tentang Catatan dan Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2011.

Rapat Paripurna Istimewa tentang Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rapat Paripurna Istimewa Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-67 Repubik Indonesia Tahun 2012 di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Rapat Paripurna Istimewa Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU tentang APBN Tahun 2013 beserta Nota Keuangan.

Rapat Paripurna Istimewa Penyerahan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Catatan dan rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 – 2012 kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tidak dilaksanakan dalam Forum Rapat Paripurna Istimewa tetapi dilaksanakan di Gedung Agung Yogyakarta pada tanggal 10 Oktober 2012

4. Fasilitasi Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak dilaksanakan karena selama tahun 2012 tidak ada Pergantian Antar Waktu (PAW).

5. Fasilitasi Pembahasan Raperda dan Raperda Inisiatif, Rancangan Nota Kesepakatan dan Rakepwan menghasilkan 4 draft Raperda Inisiatif/Rancangan Nota Kesepakatan/Rakepwan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut adalah:

Page 376: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

360 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

a. Rancangan Peraturan Daerah tentang Pendanaan Pendidikan b. Rancangan Peraturan Daerah tentang Badan Layanan Usaha

Daerah c. Rancangan Peraturan Daerah tentang Taman Hutan Raya d. Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyusunan Produk

Hukum Daerah dan Produk Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Tabel IV.55 Indikator dan Capaian Kinerja Sekretariat DPRD Tahun 2011-2012

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

1 Jumlah Rancangan Peraturan Daerah, Nota Kesepakatan, Laporan, Keputusan dan Rekomendasi

buah 17 ( 97,50%) 27 26 99,17

2 Penyerapan Aspirasi Masyarakat

Pertemuan Hearing : 50 kali

Demo/Unjuk rasa :

33 kali Tamu : 17

kali Sarasehan : 0

Hearing : 84 kali

Demo/Unjuk rasa :

48 kali Tamu : 72 kali Sarasehan : 3

Hearing : 58 kali

Demo/Unjuk rasa :

29 kali Tamu : 45

kali Sarasehan : 3

72,99

3 Persentase Rapat- rapat Alat

Persen

53,94

100

56,45 56,45

4 Jumlah Rapat Paripurna Istimewa

Sidang

3

5

5

100

5 Jumlah Penyerapan Aspirasi Melalui Kegiatan Reses

Paket

461

495

480

96,97

6 Jumlah Rekomendasi melalui Kegiatan Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam Daerah

Kunker

128

128

120

46,88

7 Persentase Keikutsertaan Pimpinan dan Anggota DPRD dalam menghadiri Bimbingan Teknis

Persen

100

275

275

100

Page 377: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 361

No. Indikator Kinerja Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi % Realisasi

8 Persentase Keikutsertaan dalam Pertemuan Forum Pimpinan DPRD dan Sekretaris DPRD seIndonesia, Pertemuan BK, Balegda seIndonesia

Persen 54,16

100

50 50

9 Persentase Rekomendasi melalui Kegiatan Kunjungan kerja Alat Kelengkapan DPRD Keluar Daerah

Persen

85,71

100

94,84

94,84

10 Jumlah Rekomendasi/ Kebijakan DPRD DIY atas LKPJ Gubernur DIY

Rekomendasi

1

1

1

100

11 Jumlah Draft Raperda Inisiatif, Rancangan Nota Kesepakatan dan Rakepwan

Draft Raperda

4 4 4 100

Sumber: Sekretariat DPRD DIY

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Untuk mendukung tugas dan fungsi Sekretariat DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka pelayanan terhadap kegiatan DPRD DIY, maka baik kualitas dan kuantitas SDM masih kurang sesuai kebutuhan secara ideal dibutuhkan 115 orang pegawai, tetapi saat ini jumlah pegawai yang tersedia hanya sebanyak 90 orang.

2. Masih terdapat pegawai yang belum memiliki kemampuan teknis/keterampilan yang mencukupi sesuai bidang tugasnya, misalnya dalam hal jurnalisme, web, audio visual, komputer, kemampuan dalam berbahasa Inggris, akuntansi, listrik dan sound system.

Page 378: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

362 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Kesadaran disiplin meningkatkan kinerja masih dirasakan kurang. 4. Perubahan Pola pikir, sikap dan transformasi birokrasi masih

memerlukan waktu.

Solusi

1. Perlu penambahan pegawai baik melalui rekruitmen CPNS maupun proses pemutasian pegawai untuk memenuhi kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian.

2. Program diklat teknis fungsional/kursus keterampilan, bimbingan teknis diperbanyak

3. Program reward and punishment perlu diimplementasikan, untuk lebih mengoptimalkan kinerja pegawai.

4. Rotasi dan mutasi pegawai sesuai kompetensi pegawai yang bersangkutan.

5. Perlu peremajaan sarana dan prasarana yang usia ekonomisnya diatas 5 tahun.

20.3 Administrasi Keuangan Daerah

a) Kondisi Umum

Pengelolaan keuangan daerah wajib dilaksanakan secara transparan mulai dari proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Selain itu akuntabilitas dalam pertanggungjawaban publik dalam arti bahwa proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan demikian diharapkan akan dihasilkan pengelolaan keuangan daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik tidak dapat dipisahkan dari fungsi pembinaan administrasi keuangan daerah.

Dalam pengelolaan keuangan daerah ditetapkan dengan peraturan perundangan baik berupa Peraturan daerah maupun Peraturan Gubernur. Untuk tahun 2012 ditargetkan 4 Peraturan Daerah dan 4 Peraturan Gubernur tentang APBD dan dapat direalisasikan semua.

Kebijakan tentang pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan di tahun anggaran 2012 adalah:

a. Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha b. Peraturan Gubernur:

Page 379: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 363

1. Peraturan Gubernur tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

2. Peraturan Gubernur tentang Sistem dan Prosedur Pola Pengelolaan Keuangan BLUD;

3. Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Hibah Bansos; 4. Peraturan Gubernur tentang Verifikasi , Klasifikasi dan Penilaian

Barang Milik Daerah; 5. Peraturan Gubernur tentang Penghitungan Dasar Pengenaan PKB

dan BBNKB; 6. Peraturan Gubernur tentang Revisi Kebijakan Akuntansi; 7. Peraturan Gubernur tentang Retribusi Daerah; 8. Peraturan Gubernur tentang Bagi Hasil kepada Kab./Kota; 9. Peraturan Gubernur tentang Penghapusan dan tatacara Penjualan

Barang Milik Daerah.

Tabel IV.56 Indikator dan Capaian Kinerja Administrasi Keuangan Daerah Tahun 2011-2012

No Indikator 2011 2012

Target Realisasi % Realisasi

1 Persentase peningkatan pendapatan daerah 17,15 18,43 15,79 85,70

2 Rasio kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah

54,03 44,17 46,23 104,67

3 Rasio Realisasi PAD terhadap target PAD 111,87 100,00 109,38 109,38

4 Rasio Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja

91,42 100,00 89,88 89,88

5 Jumlah Perda tentang APBD yang ditetapkan selama 1 tahun

3 3 3 100,00

6 Jumlah Pergub tentang APBD yang ditetapkan selama 1 tahun

3 3 3 100,00

7 Jumlah Kebijakan tentang pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan

- Perda 1 1 1 100,00

- Pergub 9 9 9 100,00

8 Jumlah barang/aset Pemda yang dapat diinventarisasi

620.011 (34

SKPD)

903.116 (34

SKPD)

901.376 (34

SKPD)

99,81 (34 SKPD)

9 Persentase aset Pemda yang dapat dioptimalkan

- Melalui sewa 33 37 37 100,00

- Pinjam pakai tanah dan bangunan 52 58 58 100,00

- Pinjam pakai kendaraan 2 17 17 100,00

- Bangun guna serah 1 1 1 100,00

Sumber: DPPKA DIY

Realisasi pendapatan daerah tahun 2012 dibanding tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15,79% namun hal ini lebih rendah

Page 380: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

364 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

dibanding peningkatan realisasi pendapatan daerah dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar 17,15%.

Rasio kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah tahun 2012 sebesar 46,23% lebih rendah dibanding tahun 2011 sebesar 54,03%. Rasio Realisasi PAD terhadap target PAD tahun 2012 sebesar 109,38% lebih rendah dibanding tahun 2011 sebesar 111,87%. Rasio Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja tahun 2012 sebesar 89,88% lebih rendah dibanding tahun 2011 sebesar 91,42%.

Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Dari 12 program dan 97 kegiatan, capaian keuangan dan fisik ditargetkan sebesar 100% namun terdapat beberapa kegiatan yang capaian keuangan di bawah 90% dikarenakan adanya efisiensi. Kegiatan yang capaian fisik di bawah 100% antara lain:

a. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas Operasional

Capaian keuangan sebesar 15,67% dan fisik sebesar 98%. Hal ini disebabkan terkendala waktu untuk pengurusan kepabean/bea cukai pada mobil bantuan dari Jerman, solusinya untuk tahun depan diupayakan mendapatkan faktur yang dapat digunakan untuk melengkapi dokumen sah kendaraan bermotor.

b. Pembangunan Gedung Kantor

Hal disebabkan belum selesainya pembangunan fisik gedung di KPPD Gunungkidul, realisasi keuangan sebesar 78,96% dan fisik sebesar 98,35% dari anggaran Rp4.000.000.000. Solusinya akan dianggarkan di APBD murni TA 2013 (masuk dalam anggaran 1,2 M) dan perencana akan menghitung ulang RAB-nya.

c. Penyelesaian Tanah Pemda Eks Bioskop Indra

Capaian fisik sebesar 75% hal ini disebabkan belum adanya kesepakatan biaya penggantian antara Tim Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan Tinggi DIY dengan satu orang penghuni. Langkah solusi diambil dengan Tim JPN Kejaksaan Tinggi DIY yang tetap akan mengadakan pendekatan dengan satu orang penghuni untuk memperoleh kesepakatan.

Page 381: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 365

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Pendapatan Asli Daerah masih bertumpu pada Pajak Daerah; 2. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah sebagai sumber

penerimaan retribusi; 3. Dana Perimbangan yang masih bersifat given; 4. Ekstensifikasi pendapatan daerah terkendala oleh kewenangan

dan kebijakan Pemerintah Pusat; 5. SKPD yang mempunyai pendapatan belum semua memahami

mekanisme penyetoran pendapatan; 6. Belum semua SKPD dalam penyusunan aliran kas berdasarkan

anggaran yang dibutuhkan berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan sehinga kesulitan dalam merealisasikan sehingga perlu merevisi anggaran kas dan DPA yang telah ditetapkan;

7. Belum semua SKPD mengetahui sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dari perencanaan, pengangggaran, penatausahaan, pencataan akuntansi untuk pelaporan;

8. Dalam pengelolaan dan optimalisasi aset daerah masih diperlukan tenaga yang kompeten di bidang penilaian aset untuk penyusunan neraca guna percepatan laporan keuangan secara keseluruhan;

9. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah memerlukan SDM yang kompeten di bidang TI dan sarana prasarana untuk aplikasi SIPKD yang dilaksanakan mulai tahun anggaran 2011;

10. Perlu langkah-langkah strategis dalam mempertahankan opini WTP;

11. Pengelola barang dan pengurus barang terhadap aplikasi Sistem Manajemen Aset (SIMA) masih kurang dan dalam pencatatan aset untuk modal dan belanja barang dan jasa yang bisa dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset;

12. Terdapat kesulitan dalam inventarisasi Barang Milik Daerah yang ada di SKPD-SKPD.

Solusi

1. Peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dengan sistem online, pelayanan dengan bus Samsat Keliling, partisipasi pada kegiatan-kegiatan yang diadakan di Kab./Kota (perayaan pasar malam sekaten, hari jadi kabupaten), pelayanan “drive thru” , pelayan di outlet BPD dan perlindungan masyarakat;

2. Optimalisasi/pemanfaatan aset Pemerintah Daerah sebagai sumber

Page 382: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

366 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

PAD;

3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, POLRI, dan instansi penghasil;

4. Kegiatan Pembebanan BBN-KB II dan Pembebasan sanksi administrasi berupa denda dan bunga;

5. Peningkatan kemampuan aparatur pajak daerah dan retribusi daerah melalui kegiatan bimbingan teknis pajak dan retribusi daerah;

6. Koordinasi dalam rangka optimalisasi pendapatan untuk memecahkan pengelolaan pendapatan di masing-masing SKPD;

7. Forum komunikasi antara Pemerintah Daerah DIY dengan para pengusaha dalam upaya peningkatan sumbangan pihak ketiga;

8. Fasilitasi dana perimbangan dan koordinasi dengan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perbankan dan Kas Daerah;

9. Sosialisasi sisdur tentang pengelolaan keuangan daerah dan pendampingan dalam pelaksanaannya;

10. Dalam rangka mempertahankan WTP maka diperlukan langkah yang lebih baik dalam pengelolaan barang milik daerah mulai dari pencatatan aset daerah, barang yang berasal dari pengadaan, mutasi, hibah, penghapusan dan optimalisasi asset untuk peningkatan PAD serta optimalisasi aset bagi penggunaan barang di SKPD;

11. Peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan di bidangnya dan dengan koordinasi serta pendampingan dengan SKPD dalam membuat neraca untuk mempercepat penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan;

12. Menyediakan sarana prasana dan meningkatkan kompetensi SDM untuk pengembangan pengelolaan keuangan daerah dengan aplikasi SIPKD;

13. Meningkatkan pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bimtek dan pendampingan.

Page 383: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 367

20.4 Kepegawaian

1) Badan Kepegawaian Daerah

a) Kondisi Umum

Pegawai merupakan unsur utama dalam organisasi memegang peranan strategis dalam pencapaian tujuan organisasi. Semua unsur sumber daya organisasi tidak akan berfungsi tanpa ditangani oleh manusia yang menjadi penggerak jalannya organisasi. Tanpa didukung oleh sumber daya aparatur yang profesional, suatu organisasi akan kesulitan dalam mencapai tujuannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, kiranya perlu peningkatan profesionalisme secara berkesinambungan.

Peningkatan profesionalisme pegawai dimaksudkan untuk menwujudkan sumber daya aparatur yang handal dan berkompeten di bidang tugasnya. Pegawai dengan kompetensi tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Profesionalisme PNS dibentuk sejak perekrutan pegawai, penempatan hingga tataran selanjutnya dalam jenjang karir. Perekrutan PNS diawali dengan penyusunan formasi sesuai persyaratan jabatan dan seleksi sesuai kriteria yang dipersyaratkan. Penyelenggaraan penerimaan pegawai didukung adanya formasi pegawai, kebutuhan pegawai serta adanya pedoman pengadaan pegawai yang menganut prinsip-prinsip transparan, obyektif, kompetitif, akuntabel, bebas KKN, tidak diskriminatif serta tidak dipungut biaya. Penempatan pegawai dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Penempatan yang tepat akan menempatkan seseorang pada jabatan yang tepat. Pola karir PNS akan memandu karir PNS sejak CPNS hingga pensiun. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dilaksanakan dengan mengirim PNS dalam tugas belajar, pendidikan formal secara mandiri serta pendidikan dan pelatihan teknis, fungsional maupun kepemimpinan.

Dalam rangka meningkatkan disiplin PNS sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, dikembangkan sistem reward and punishment. Disiplin PNS ditegakkan dengan memanfaatkan mesin presensi elektronik bagi seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Daerah DIY. Kedisiplinan PNS digunakan sebagai salah satu indikator kinerja PNS. Selanjutnya diberikan reward bagi PNS sesuai dengan kinerjanya. Reward diberikan dalam bentuk Tambahan Penghasilan yang diberikan berdasarkan hasil penilaian kinerja pegawai dan instansi. Penilaian kinerja mempertimbangkan kinerja instansi dan kinerja individu. Formulasi penilaian kinerja PNS dikembangkan secara proporsional dari tahun ke tahun. Reward juga diberikan dalam bentuk pemberian tali asih bagi PNS dan PTT yang memasuki masa purna tugas. Punishment diterapkan

Page 384: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

368 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

kepada PNS berupa penegakan peraturan perundangan sesuai peraturan yang berlaku.

Tabel IV.57 Indikator dan Capaian Kinerja Kepegawaian Tahun 2011-2012

No Indikator Kinerja Satuan Capaian

2011

Tahun 2012

Target Capaian % Realisasi

1 Jumlah pengangkatan CPNS Orang 253 102 102 100,00

2 Jumlah PNS dikirim diklat Orang 167 30 112 373,33

3 Jumlah penyelesaian kenaikan pangkat

SK 3.238 2.500 2.546 101,84

4 Jumlah rancangan peraturan di bidang kepegawaian

Rapergub 3 1 3 300,00

5 Jumlah instansi target penilaian kinerja

SKPD 33 82 82 100,00

6 Jumlah back up data PNS Data 7.662 7.400 7.347 99,28

7 Jumlah arsip dinamis kepegawaian

File 3.006 3.000 3.015 100,50

8 Jumlah pejabat yang dikirim untuk pengukuran kompetensi

Orang 18 27 27 100,00

Sumber: BKD DIY

Dari capain kinerja tersebut terdapat catatan sebagai berikut:

1. CPNS di tahun 2012 berasal dari pengangkatan Tenaga Honorer Kategori I yang telah memenuhi syarat dan telah diusulkan NIP-nya ke BKN Pusat.

2. PNS Pemerintah Daerah DIY yang dikirim mengikuti diklat meliputi pengiriman PNS dalam diklat teknis, fungsional maupun diklat kepemimpinan. Diklat teknis dan fungsional berasal dari pendaan APBD maupun APBN tahun anggaran 2012.

3. Rancangan peraturan yang dihasilkan adalah mengenai spesimen tanda tangan dan paraf Sekretaris Daerah Provinsi DIY (Keputusan Gubernur DIY Nomor 036/Pem.D/UP/D.4); spesimen tanda tangan dan paraf Kepala BKD Provinsi DIY (Keputusan Gubernur DIY Nomor 037/Pem.D/UP/D.4 serta perubahan Peraturan Gubernur DIY Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang dan Pemberian Kuasa Kepada Pejabat Tertentu Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Menandatangani Surat-Surat dan Keputusan Di Bidang Kepegawaian.

4. Penilaian kinerja instansi tahun 2012 meliputi penilaian kinerja terhadap seluruh instansi di lingkungan Pemerintah Daerah DIY beserta UPTD.

Page 385: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 369

5. Jumlah PNS Pemerintah Daerah DIY mengalami penurunan karena selama tahun 2011-2012 Pemerintah Daerah DIY tidak menyelenggarakan penerimaan CPNS dari pelamar umum. Tambahan PNS berasal dari mutasi antar daerah, sementara setiap tahun PNS pensiun berkisar 400 orang.

6. Pejabat yang diikutkan dalam pengukuran kompetensi meningkat, dengan pertimbangan bahwa tingkat kompetensi yang pernah diukur dapat berubah seiring pengalaman kerja yang bersangkutan. Sehingga untuk memperbaharui data, Pejabat yang akan diangkat perlu diukur kembali setelah 2 tahun.

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Jumlah PNS/PTT penerima bantuan perawatan bagi PNS/PTT sakit/kecelakaan karena dinas tidak memenuhi target.

2. Kalender pendidikan mahasiswa S3 Kebijakan Publik mengalami perubahan, sehingga biaya pendidikan akan dibayarkan tahun 2013; Waktu studi mahasiswa lebih cepat/lambat sehingga ada biaya belum dibayarkan

3. Penerbitan Piagam penghargaan Satyalancana Karya Satya oleh Pusat dikenai kuota sehingga tidak semua usulan dapat terealisasi.

4. Peserta pembekalan calon pensiun dipengaruhi PNS yang meninggal dunia, mengajukan pensiun atas permintaan sendiri, dijatuhi hukuman disiplin, mutasi ke jabatan fungsional tertentu atau mutasi menjadi Pegawai Pusat.

5. Target pengiriman peserta Diklatpim II tidak terpenuhi karena Pejabat yang ditunjuk berhalangan mengikuti diklat.

6. Penataan arsip kepegawaian kurang optimal karena lokasi penyimpanan arsip dengan lokasi kantor berbeda; kondisi ruang penyimpanan arsip kurang memadai.

Solusi

1. Penetapan target kinerja secara realistis, dengan mengadakan kajian terhadap peraturan perundangan yang relevan.

2. Koordinasi lebih intensif dengan lembaga penyelenggara pendidikan dan melakukan monitoring terhadap mahasiswa tugas belajar.

Page 386: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

370 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Koordinasi lebih intensif dan penjagaan dengan data yang akurat .

4. Melakukan penjagaan pensiun dengan data yang akurat dan melakukan perencanaan anggaran secara cermat.

5. Koordinasi lebih lanjut dengan Pejabat yang akan dikirim diklat.

6. Relokasi tempat penyimpanan arsip kepegawaian; realisasi pembangunan gedung yang memenuhi standar penyimpanan arsip.

2) Badan Pendidikan dan Latihan

a) Kondisi Umum

Pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan salah satu hal utama yang harus dioptimalkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Kebutuhan akan kompetensi pegawai yang memadai menjadi hal yang penting untuk menunjang peningkatan kinerja dalam suatu organisasi. Pemerintah daerah DIY khususnya Badan Pendidikan dan Pelatihan melaksanakan diklat bagi PNS, yang meliputi Diklat Prajabatan, Diklat Struktural, Diklat Teknis dan Diklat Fungsional.

Tabel IV.58 Indikator dan Capaian Kinerja Kediklatan Tahun 2011-2012

No Indikator Kinerja Satuan Capaian

2011

2012

Target Capaian %

Realisasi

1 Pendidikan dan pelatihan teknis : a. Bimtek pengadaan

barang dan jasa b. Workshop aparatur

berwawasan seni dan budaya

c. Diklat Bendahara Keuangan Daerah

d. Diklat AKIP e. Diklat Perencanaan

Daerah f. Diklat Kehumasan g. Diklat Kesekretariatan h. Diklat Transformasi

Birokrasi i. Diklat Satpol PP j. Diklat SPIP k. Diklat Penyusunan

orang orang

orang orang orang orang orang orang orang orang orang

172 31

40 - - - - - - - -

90 60

30 30 30 30 30 40 30 80 30

90 54

29 30 28 30 30 38 30 78 30

100 90

96,67 100

93,33 100 100 95

100 97,50 100

Page 387: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 371

No Indikator Kinerja Satuan Capaian

2011

2012

Target Capaian %

Realisasi

Dokumen ISO

2 Diklat Prajabatan a. Golongan II

orang

390

30

30

100

3 Diklat Struktural a. Diklat kepemimpinan

tingkat III b. Diklat kepemimpinan

tingkat IV

orang orang

358 360

240 360

240 360

100 100

4 Diklat Fungsional a. Diklat Pranata Komputer b. Diklat Arsiparis

orang orang

53 -

50 30

50 30

100 100

Sumber: Bandiklat DIY

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Penerapan Diklat Sistem Satu Pintu belum optimal. 2. Belum maksimalnya pemanfaatan alumni Diklat baik alumni Diklat

Struktural maupun Diklat Teknis dan Diklat Fungsional. 3. Sarana dan prasarana penyelenggaraan Diklat belum optimal 4. Variasi jenis diklat teknis Fungsional masih terbatas, belum

menyentuh semua diklat yang diperlukan oleh PNS

Solusi

1. Koordinasi dan sosialisasi program diklat dengan SKPD Pemda DIY maupun dengan Kabupaten/ Kota se DIY.

2. Mensyaratkan Diklat Teknis, Fungsional maupun Struktural dalam Pola Karir Pegawai.

3. Mengembangkan e-office pada tahap pra, in dan pasca diklat termasuk didalamnya pengembangan pembelajaran dengan menggunakan sistem/metoda e-learning.

4. Mengembangkan kurikulum dan silabi diklat.

20.5 Persandian

a) Kondisi Umum

Pemda DIY telah menyelenggarakan Persandian sebagai upaya konkret pelaksanaan SISDINA, yaitu dengan menggelar Jaring komunikasi Sandi (JKS) di instansi Pemerintah se-DIY. Saat ini telah

Page 388: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

372 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

tergelar Unit Teknis Persandian di Kabupaten/Kota se-DIY untuk melaksanakan JKS yaitu:

Antar Pemerintah Daerah/Provinsi se-DIY;

Pemda DIY dengan Pemkab/Pemkot se-DIY;

Jajaran TNI meliputi TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU dan AAU

Jajaran POLDA;

Jajaran Kejaksaan Tinggi.

Pelaksanaan persandian di Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY berada pada Subbag Sandi dan Telekomunikasi Bagian Pelayanan Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY meliputi:

a. Menerima/mengirim/mengolah berita/informasi yang bersifat rahasia/terbatas kepada alamat yang dituju melalui proses persandian;

b. Melakukan perawatan atau mengganti sistem mesin-mesin sandi secara periodik;

c. Melakukan kegiatan penggantian sistem sandi secara periodik bersama dengan Pemerintah Pusat;

d. Melakukan pengamanan frekuensi dengan memasang jammer agar ruangan bebas dari frekuensi HP;

e. Melakukan koordinasi secara periodik dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Jajaran Persandian se-DIY;

f. Melakukan koordinasi dengan Jajaran Persandian se-Jawa Tengah dan DIY serta melaksanakan HUT Persandian.

Pelaksanaan kegiatan insidentil terdiri dari:

a. Pengamanan PAM frekuensi HP sesuai dengan permohonan/permintaan dari Kabupaten/Kota se-DIY, Jajaran Persandian (TNI Lanud, AAU, Korem, Lanal, Polda dan Kejati) serta instansi lain pada acara yang bersifat rahasia/terbatas;

b. Mengikuti kegiatan pembinaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat;

c. Menerima dan melayani kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Jakarta dan peserta Diklat Sandiman dalam rangka Widya Karya serta kunjungan/napak tilas di lokasi/tempat kegiatan pesandian di Playen, Kabupaten Gunungkidul;

Page 389: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 373

d. Melakukan perawatan Cryptophone di beberapa SKPD serta penggantian sistem secara berkala;

e. Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Sandi Daerah (Forkomsanda) DIY serta Lembaga Sandi Negara (LSN) untuk menyelenggarakan Peringatan Hari Ulang Tahun Sandi Negara RI ke-66 di Yogyakarta, dengan menggelar pagelaran wayang kulit;

f. Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Sandi Daerah (Forkomsanda) DIY menyelenggarakan studi banding ke objek vital Pertamina Cilacap;

g. Menerima/melayani tim dari LSN dalam rangka Kunjungan Kerja Operasional Dalam Negeri (KKODN);

h. Menerima/melayani tim dari LSN dalam rangka monitoring dan evaluasi kunjungan kerja teknis pengendalian Palsan CR-7000I, Cryptomach Tio dan Allfax 3000I Tahun 2012;

i. Pendampingan sosialisasi kesadaran keamanan informasi bagi siswa-siswi SLTA se-DIY.

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Rendahnya Pemanfaatan Persandian. Persandian sebagai sarana pengamanan informasi belum dimanfaatkan secara optimal oleh pejabat/pimpinan di lingkungan Pemda DIY. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang pentingnya menjaga informasi rahasia di kalangan pejabat Pemda DIY;

2. Kurangnya SDM/personel yang membidangi persandian sehingga menghambat regenerasi tenaga sandi;

3. Belum terealisasinya Peraturan Presiden Nomor 79 Nomor 2008 tentang Tunjangan Pengamanan Persandian sesuai peraturan yang ada.

Solusi

1. Perlunya payung hukum yang mewajibkan setiap SKPD menggunakan sarana persandian sebagai sarana untuk mengirim berita/informasi rahasia/terbatas

2. Terselenggaranya sosialisasi pemanfaatan persandian bagi pejabat/user

Page 390: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

374 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Mendorong petugas sandi untuk mengikuti diklat sandi;

4. Mengirim personel baru mengikuti diklat sandi berbasis TI;

5. Meminta tambahan SDM dari LSN;

6. Terbayarnya tunjangan pengamanan sandi bagi PNS yang bekerja di Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi sesuai aturan yang ada. Personel yang telah menerima tunjangan sebagaimana dimaksud baru berjumlah 2 orang, 1 orang sandiman dan 1 orang pendukung sandi.

Page 391: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 375

Tabel IV.59 Program/Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Analisis Kebijakan Pembangunan

1.126.567.700 100,00 99,36 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.1 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

84.480.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.2 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

39.849.350 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.3 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Kesehatan

29.691.400 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.4 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Kesehatan

18.745.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.5 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Sosial, Nakertrans, Kesbanglinmas, Penanggulangan Bencana

120.225.000 100,00 99,58 100,00 100,00 - BIRO KESRA

Page 392: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

376 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

serta Penyelenggaraan Trantib

1.6 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Sosial, Nakertrans, Kesbanglinmas, Penanggulangan Bencana serta Penyelenggaraan Trantib

28.400.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.7 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera

47.530.000 100,00 99,96 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.8 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera

30.538.000 100,00 99,67 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.9 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan

47.530.000 100,00 99,43 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.10 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan

30.536.400 100,00 99,87 100,00 100,00 - BIRO KESRA

Page 393: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 377

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Bidang Pemberdayaan Perempuan

1.11 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat

47.265.100 100,00 99,60 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.12 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat

30.526.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.13 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Pengembangan Budi Pekerti Dan Kedisiplinan

38.211.550 100,00 99,89 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.14 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pengembangan Budi Pekerti Dan Kedisiplinan

20.401.100 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.15 Koordinasi Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Bidang Kehidupan Beragama

26.069.000 100,00 92,23 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.16 Pemantauan Dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Kehidupan Beragama

14.904.200 100,00 77,66 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.17 Pengembangan Sistem 44.681.300 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

Page 394: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

378 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Jaminan Kesehatan Daerah

1.18 Fasilitasi Dan Koordinasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (Uks)

35.000.000 100,00 99,97 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.19 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan

47.530.000 100,00 99,33 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.20 Koordinasi Jejaring Pelayanan Kesehatan

28.341.400 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.21 Fasilitasi Penanganan HIV dan AIDS

25.361.800 100,00 92,90 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.22 Fasilitasi Penanganan Narkoba

22.866.800 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.23 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang KB dan KS

47.530.000 100,00 99,89 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.24 Analisis Kebijakan Penanggulangan Pengangguran

50.390.000 100,00 99,75 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.25 Penyiapan Bahan Kebijakan Kedisiplinan Pranata NAPZA

20.621.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.26 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat

47.180.050 100,00 99,66 100,00 100,00 - BIRO KESRA

Page 395: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 379

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

1.27 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini

39.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.28 Penyiapan Bahan Kebijakan Tata Nilai Budaya

64.163.250 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2 Program Pengembangan Kehidupan Beragama

4.329.634.640 100,00 92,46 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.1 Penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Keagamaan Provinsi D I Y

54.992.140 100,00 99,18 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.2 Fasilitasi Pembinaan Mental Rohani Agama

2.322.742.500 100,00 87,21 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.3 Fasilitasi Penyelenggaraan MTQ DIY Dan Pengiriman Kafilah tk, Nasional

584.900.000 100,00 99,33 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.4 Fasilitasi Penyelenggaraan Pesparawi Provinsi D I Y Dan Pengiriman Kontingen

689.700.000 100,00 96,87 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.5 Fasilitasi penyelenggaraan dan pengiriman kontingen Tripitaka

363.200.000 100,00 99,01 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.6 Festival Seni Keagamaan Hindu

314.100.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

3 PROGRAM OPTIMALISASI

24.990.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

Page 396: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

380 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

3.1 Pengelolaan SIM Layanan Ijin Penelitian Online

24.990.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4 PROGRAM PENINGKATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

440.130.750 100,00 96,96 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.1 Analisis Kebijakan Bidang Pariwisata dan Kebudayaan

50.000.0000 100,00 99,70 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.2 Analisis Kebijakan Bidang Perhubungan

50.000.000 100,00 99,02 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.3 Analisis Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang PU dan ESDM

50.000.000 100,00 99,47 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.4 Koordinasi Kebijakan Bidang Pariwisata dan Budaya

19.904.400 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.5 Koordinasi Kebijakan Bidang Perhubungan

19.904.400 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.6 Koordinasi Kebijakan Bidang PU dan ESDM

19.729.250 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.7 Koordinasi Pelaksanaan Program Dekonsentrasi

57.240.000 100,00 84,84 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.8 Pemantauan dan Evaluasi Pelaporan Kebijakan Bidang

19.967.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

Page 397: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 381

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

PU dan ESDM

4.9 Pemantauan, Evaluasi Pengendalian dan Pelaporan Program/Kegiatan Dekonsentrasi dan TP

33.739.900 100,00 79,30 100,00 100,00 >10% krn untuk belanja perjalanan dinas disesuaikan dengan kebutuhan (tdk direalisir penuh)

BIRO ADPEM

4.10 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang Pariwisata dan Kebudayaan

14.822.900

100,00 100,00

100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.11 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang Perhubungan

14.822.900

100,00 100,00

100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.12 Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK

90.000.000

100,00 98,67

100,00 100,00 - BIRO ADPEM

Page 398: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

382 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

5 PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

632.457.350 100,00 95,53 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.1 Fasilitasi Dewan Riset Daerah

402.595.000 100,00 93,42 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.2 Inventarisasi Hasil-Hasil Penelitian

49.997.750 100,00 97,50 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.3 Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengembangan

14.430.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.4 Pelaksanaan Penelitian 97.499.600 100,00 99,62 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.5 Penyusunan Jurnal Penelitian dan Pengembangan

37.935.000 100,00 99,57 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.6 Koordinasi Penelitian dan Pengembangan

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.7 Koordinasi Penelitian dan Pengembangan

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

6 Program peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

3.373.358.250 100,00 95,07 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.1 Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

1.942.599.800 100,00 96,23 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.2 Pengendalian Manajemen 34.998.050 100,00 69,60 100,00 100,00 - INSPEKTORA

Page 399: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 383

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Pelaksanaan Kebijakan KDH T

6.3 Koordinasi Pengawasan Yang Lebih Komprehensif

57.623.750 100,00 99,65 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.4 Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

79.938.050 100,00 97,69 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.5 Gelar Pengawasan Daerah Dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan

119.995.000 100,00 94,72 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.6 Monitoring, Evaluasi Dan Inventarisasi Temuan Pengawasan

59.963.400 100,00 77,86 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.7 Pengendalian Manajemen Laporan Pajak-pajak Pribadi

25.000.000 100,00 98,40 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.8 Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Pemerintah Daerah

1.053.240.200 100,00 94,20 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

7 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa Dan Aparatur Pengawasan

121.267.200 100,00 95,26 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

7.1 Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa Dan

91.272.000 100,00 94,93 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

Page 400: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

384 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Aparatur Pengawasan

7.2 Penilaian Angka Kredit dan Karya Tulis Jabatan Fungsional Auditor

29.995.200 100,00 96,28 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

8 Program Penataan Dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Dan Prosedur Pengawasan

49.993.100 100,00 97,91 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

8.1 Penyusunan Kebijakan Sistem Dan Prosedur Pengawasan

49.993.100 100,00 97,97 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

9 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah

2.247.002.550 100,00 93,87 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.1 Asistensi Penyusunan LAKIP 70.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.2 Fasilitasi Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Rangka Citra Pelayanan Prima

25.000.000 100,00 98,98 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.3 Pendampingan Penyusunan S O P Internal S K P D

63.200.000 100,00 95,84 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.4 Penilaian Kinerja Pelayanan Pada Unit Pelayanan Publik

91.544.500 100,00 92,62 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

Page 401: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 385

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

(IKM)

9.5 Penyusunan Standar Belanja 84.037.200 100,00 89,29 100,00 100,00 sisa honor pengadaan barang jasa, cetak buku dan makan minum rapat

BIRO ORGANISASI

9.6 Penyusunan S H B J 100.146.250 100,00 84,86 100,00 100,00 sisa honor pengadaan barang jasa, cetak buku dan makan minum rapat

BIRO ORGANISASI

9.7 Penyusunan Standarisasi Sarana Prasarana

27.390.500 100,00 95,57 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.8 Penyusunan Database dan Web Kelembagaan

46.550.000 100,00 82,58 100,00 100,00 efisiensi makan minum lembur dan perjalanan dinas dalam daerah

BIRO ORGANISASI

Page 402: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

386 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

9.9 Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Negara

24.100.000 100,00 99,08 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.10 Fasilitasi Evaluasi Kelembagaan Kabupaten /Kota

40.000.000 100,00 95,72 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.11 Monitoring Dan Evaluasi Implementasi Budaya Pemerintah

30.000.000 100,00 96,13 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.12 Internalisasi Nilai - Nilai Budaya Pemerintahan

77.864.350 100,00 98,49 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.13 Monitoring Penyelenggaraan SPM

30.000.000 100,00 91,60 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.14 Bimtek Penyusunan LAKIP SKPD

38.730.000 100,00 93,59 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.15 Penyusunan Uraian Tugas Jabatan Fungsional Umum

60.000.000 100,00 90,62 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.16 Evaluasi Implementasi Hasil Analisis Jabatan

70.000.000 100,00 96,85 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.17 Evaluasi UPTD dan UPTLTD 44.336.000 100,00 96,17 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.18 Review Rincian Tugas Fungsi Perangkat Daerah

31.550.000 100,00 93,28 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

Page 403: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 387

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

9.19 Fasilitasi Implementasi Tata Naskah Dinas

211.327.000 100,00 90,91 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.20 Penyusunan Raperda Pelayanan Publik

80.000.000 100,00 92,88 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.21 Penyusunan mekanisme pelaksanaan kerjasama

39.601.300 100,00 68,60 100,00 100,00 efisiensi dan penyesuaian dengan standar belanja

BIRO ORGANISASI

9.22 Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Instansi di Lingkungan Pemerintah Provinsi DIY

246.235.400 100,00 99,28 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.23 Analisis Kelembagaan Perangkat Daerah

268.010.000 100,00 99,19 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.24 Evaluasi Implementasi Tambahan Penghasilan Pegawai

89.975.000 100,00 97,64 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.25 Penyusunan SPM BLUD Bapel Jamkesos

61.445.100 100,00 82,01 100,00 100,00 sisa honor narasumber, lembur, cetak dan makan minum rapat

BIRO ORGANISASI

Page 404: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

388 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

9.26 Pendampingan Reviu Dokumen Perencanaan SKPD

45.280.400 100,00 99,72 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.27 Evaluasi Penerapan dan Percepatan ISO

99.693.750 100,00 91,53 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9.28 Percepatan Peningkatan Pelayanan dari Government Centris menuju Citizen Centris

40.002.100 100,00 89,13 100,00 100,00 sisa belanja cetak

BIRO ORGANISASI

9.29 Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi DIY

110.983.700 100,00 94,27 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

10 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

71.045.000 100,00 98,50 100,00 100,00 - BANDIKLAT

10.1 Pengelolaan Data dan Pengembangan Informasi

56.055.000 100,00 98,56 100,00 100,00 - BANDIKLAT

10.2 Pengelolaan Sistem Informasi 14.990.000 100,00 98,26 100,00 100,00 - BANDIKLAT

11 Program Penelitian dan Pengembangan

137.888.500 100,00 93,97 100,00 100,00 - BANDIKLAT

11.1 Pengembangan Kurikulum dan Silabus

25.122.500 100,00 95,62 100,00 100,00 - BANDIKLAT

11.2 Pengembangan Evaluasi Pasca Diklat

22.794.000 100,00 77,63 100,00 100,00 Efisiensi pada

BANDIKLAT

Page 405: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 389

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

belanja makanan dan minuman harian pegawai dan efisiensi perjalanan dinas dalam daerah

11.3 Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan

49.982.000 100,00 96,00 100,00 100,00 - BANDIKLAT

11.4 Penerbitan Buletin Diklat 39.990.000 100,00 99,71 100,00 100,00 - BANDIKLAT

12 Program Pendidikan Kedinasan

7.711.173.080 100,00 70,80 100,00 100,00 - BANDIKLAT

12.1 Workshop Pengembangan Aparatur Berwawasan Seni dan Budaya

96.100.000 100,00 99,04 100,00 100,00 - BANDIKLAT

12.2 Diklat Prajabatan Golongan II

112.682.900 100,00 79,09 100,00 100,00 Efisiensi pada uang lembur karena pekerjaan dapat

BANDIKLAT

Page 406: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

390 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

dimaksimalkan pada jam kerja dan penyesuain SHBJ untuk honor pengadaan barang/jasa serta penyesuaian belanja dengan jumlah peserta diklat

12.3 Diklat Struktural ( Diklat Kepemimpinan Tingkat III )

3.010.038.300 100,00 67,71 100,00 100,00 Efisiensi dari harga penawaran lelang untuk penyediaan konsumsi peserta diklat

BANDIKLAT

Page 407: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 391

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

12.4 Diklat Struktural (Diklat Kepemimpinan Tingkat IV)

3.359.623.050 100,00 66,64 100,00 100,00 Efisiensi dari harga penawaran lelang untuk penyediaan konsumsi peserta diklat

BANDIKLAT

12.5 Diklat Fungsional (Diklat Arsiparis)

44.376.800 100,00 77,02 100,00 100,00 Adanya pencermatan DPA dari Inspektorat agar membelanjakan sesuai SHBJ dan ASB untuk belanja transportasi dan akomodasi serta perjalanan dinas luar

BANDIKLAT

Page 408: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

392 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

daerah

12.6 Diklat Fungsional (Diklat Pranata Komputer)

48.960.000 100,00 99,75 100,00 100,00 - BANDIKLAT

12.7 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat AKIP )

47.952.000 100,00 78,81 100,00 100,00 Adanya pencermatan DPA dari Inspektorat agar membelanjakan sesuai SHBJ dan ASB untuk belanja transportasi dan akomodasi serta perjalanan dinas luar daerah

BANDIKLAT

12.8 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat Perencanaan Daerah )

43.752.000 100,00 87,81 100,00 100,00 Adanya pencermatan DPA dari Inspektorat

BANDIKLAT

Page 409: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 393

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

agar membelanjakan sesuai SHBJ dan ASB untuk belanja transportasi dan akomodasi serta perjalanan dinas luar daerah

12.9 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat Kehumasan)

42.342.000 100,00 97,38 100,00 100,00 - BANDIKLAT

12.10 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat Pengadaan Barang dan Jasa )

84.549.880 100,00 94,13 100,00 100,00 - BANDIKLAT

12.11 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat Bendahara Daerah )

116.035.000 100,00 93,73 100,00 100,00 - BANDIKLAT

12.12 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat Kesekretariatan )

35.252.000 100,00 90,92 100,00 100,00 - BANDIKLAT

Page 410: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

394 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

12.13 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat Transformasi Birokrasi )

303.708.650 100,00 87,49 100,00 100,00 Penyesuaian dengan SHBJ untuk honor pembuatan makalah dan perubahan honor pengajar dari pusat menjadi lokal

BANDIKLAT

12.14 Pendidikan dan Pelatihan Teknis ( Diklat Sat Pol PP )

130.447.800 100,00 76,45 100,00 100,00 Efisiensi belanja modul karena tidak ada modul dari pusat, efisiensi belanja transportasi dan akomodasi karena

BANDIKLAT

Page 411: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 395

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

perubahan kualifikasi pengajar dari pusat menjadi lokal, serta efisiensi waktu penyelenggaraan diklat

12.15 Diklat Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

104.596.000 100,00 87,28 100,00 100,00 Efisiensi belanja transportasi dan akomodasi dari pengajar pusat menjadi lokal

BANDIKLAT

12.16 Pelatihan Penyusunan Dokumen ISO

130.756.700 100,00 92,57 100,00 100,00 - BANDIKLAT

13 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

229.381.000 100,00 88,16 100,00 100,00 - BANDIKLAT

Page 412: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

396 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

13.1 Ujian Sertifikasi Keahlian PBJ 13.655.000 100,00 88,43 100,00 100,00 Efisiensi uang lembur dengan memaksimalkan jam kerja

BANDIKLAT

13.2 Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme

115.226.500 100,00 97,85 100,00 100,00 - BANDIKLAT

13.3 Pengembangan Modul Diklat 31.709.500 100,00 91,37 100,00 100,00 - BANDIKLAT

13.4 Pengembangan ISO Diklat 68.790.000 100,00 70,40 100,00 100,00 efisiensi perubahan narasumber dari pusat menjadi lokal

BANDIKLAT

14 Program Peningkatan Kerjasama Kediklatan Antar Daerah

427.628.100 100,00 84,30 100,00 100,00 - BANDIKLAT

14.1 Koordinasi dan Fasilitasi Kemitraan

88.258.600 100,00 68,60 100,00 100,00 Adanya pencermatan DPA dari Inspektorat agar

BANDIKLAT

Page 413: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 397

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

membelanjakan sesuai SHBJ dan ASB

14.2 Promosi dan Rekruitmen Kemitraan

325.857.500 100,00 88,54 100,00 100,00 Sisa harga tiket perjalanan luar jawa karena belanja tiket secara at cost dan efisiensi penginapan

BANDIKLAT

14.3 Sosialisasi Peraturan Gubernur dan Juknis Penyelenggaraan Diklat

13.512.000 100,00 84,83 100,00 100,00 Penyesuaian honor narasumber dari pakar diganti menjadi pejabat struktural

BANDIKLAT

15 PROGRAM ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

1.675.736.535 100,00 91,60 100,00 100,00 - BIRO APSDA

Page 414: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

398 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

15.1 Analisa Kebijakan Penanaman Modal, Kerjasama Dan Perijinan

42.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.2 Analisa Kebijakan Pengembangan Bidang Lingkungan Hidup

40.516.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.3 Koordinasi Penyusunan Kebijakan Bidang Badan Usaha Daerah

59.302.500 100,00 75,04 100,00 100,00 Anggaran pengurusan akte tidak dapat digunakan karena perda PPKD baru ditetapkan pada 12 Desember 2012

BIRO APSDA

15.4 Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan Penyelengaraan Urusan Bidang Badan Usaha

27.183.900 100,00 80,15 100,00 100,00 Rapat semula direncanakan untuk melakukan koordinasi hingga ke

BIRO APSDA

Page 415: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 399

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan kewenangan biro terhadap mitra

15.5 Koordinasi Dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Lingkunga Hidup

16.116.000 100,00 73,19 100,00 100,00 Rapat koordinasi semula direncanakan untuk melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi

BIRO APSDA

Page 416: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

400 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan kewenangan biro terhadap mitra

15.6 Analisa Kebijakan Bidang Kehutanan Dan Perkebunan

37.013.000 100,00 99,23 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.7 Analisa Kebijakan Bidang Perikanan Dan Kelautan

37.013.000 100,00 99,62 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.8 Koordinasi Dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Kehutanan Dan Perkebunan

16.929.000 100,00 93,35 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.9 Koordinasi Dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Perikanan Dan Kelautan

16.929.000 100,00 93,35 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.10 Pemantauan Dan Evaluasi Kebijakan Bidang Kehutanan Dan Perkebunan

27.053.900 100,00 85,86 100,00 100,00 Rapat semula direncanakan untuk

BIRO APSDA

Page 417: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 401

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan kewenangan biro terhadap mitra

15.11 Pemantauan Dan Evaluasi Kebijakan Bidang Perikanan Dan Kelautan

45.716.200 100,00 93,11 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.12 Analisis Kebijakan Bidang Pertanian

42.499.800 100,00 98,15 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.13 Analisis Kebijakan Bidang Ketahanan Pangan

42.500.000 100,00 99,24 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.14 Koordinasin Dan Fasilitasi 19.799.900 100,00 98,18 100,00 100,00 - BIRO APSDA

Page 418: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

402 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Kebijakan Bidang Pertanian

15.15 Koordinasi Dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Ketahanan Pangan

19.679.950 100,00 91,08 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.16 Pemantauan Dan Evaluasi Kebijakan Bidang Pertanian

33.083.900 100,00 90,60 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.17 Pemantauan Dan Evaluasi Kebijakan Bidang Ketahanan Pangan

28.757.500 100,00 79,95 100,00 100,00 Rapat semula direncanakan untuk melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan kewenangan biro

BIRO APSDA

Page 419: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 403

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

terhadap mitra

15.18 Koordinasi Dan Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Koperasi Dan UKM

26.321.350 100,00 94,69 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.19 Koordinasi Dan Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Industri Dan Perdagangan

87.090.240 100,00 92,42 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.20 Pemantauan Dan Evaluasi Kebijakan Penanaman Modal, Kerjasama Dan Perijinan

27.183.900 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.21 Analisis Kebiajakan Produk Hukum Daerah Dalam Mendorong Iklim Investasi

42.500.000 100,00 99,29 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.22 Penyiapan Dan Perumusan Kebijakan Pemberian Insentif Dan Kemudahan Dalam Penanaman Modal Di Daerah

40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.23 Koordinasi dan Fasilitasi Kebijakan Penanaman Modal, Kerjasama, dan Perijinan

17.360.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO APSDA

Page 420: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

404 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

15.24 Penyusunan Database Sektor Industri dan Perdagangan di Provinsi DIY

58.038.820 100,00 98,96 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.25 Analisis Implementasi Kebijakan Kemitraan Usaha antara Toko Modern dengan UKM di Provinsi DIY

40.000.000 100,00 99,76 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.26 Analisis Kebijakan Strategi Pembinaan dan Pengembangan Sentra Industri Kecil Unggulan di Provinsi DIY

43.000.000 100,00 99,97 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.27 Analisis Maraknya LKM/BMT yang Belum Berbadan Hukum Koperasi

49.483.270 100,00 99,12 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.28 Penyusunan Database Usaha Mikro dan Kecil

48.500.000 100,00 98,85 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.29 Analisis Peran Koperasi dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengurangan Kemiskinan

42.445.000 100,00 99,80 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.30 Analisis Kebijakan Bidang Badan Usaha Daerah

42.500.000 100,00 94,00 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.31 Analisis Kebijakan Pengelolaan Keuangan

42.500.000 100,00 99,41 100,00 100,00 - BIRO APSDA

Page 421: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 405

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Daerah

15.32 Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Implementasi Kebijakan Sektor Industri dan Perdagangan

55.794.400 100,00 89,18 100,00 100,00 Rapat semula direncanakan untuk melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan kewenangan biro terhadap mitra

BIRO APSDA

15.33 Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan

40.059.125 100,00 95,78 100,00 100,00 - BIRO APSDA

Page 422: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

406 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Kebijakan Bidang Koperasi dan UKM

15.34 Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

27.183.900 100,00 76,00 100,00 100,00 Rapat semula direncanakan untuk melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan kewenangan biro terhadap mitra

BIRO APSDA

15.35 Analisis Pengembangan Potensi Daerah

37.500.000 100,00 98,87 100,00 100,00 - BIRO APSDA

Page 423: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 407

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

15.36 Fasilitasi Tim Pemantau, Monitoring, dan Evaluasi Kredit Usaha Rakyat (KUR)

23.817.230 100,00 99,14 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.37 Analisis Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

21.320.000 100,00 95,78 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.38 Analisis Kebijakan Badan Usaha Daerah

48.921.600 100,00 99,99 100,00 100,00 - BIRO APSDA

15.39 Fasilitasi Sekretariat Bersama Jogja Benih

261.624.150 100,00 74,82 100,00 100,00 realisasi keuangan kurang dari 90% karena menyesuaikan dengan SHBJ (honorarium tim pelaksana dan belanja barang dan jasa)

BIRO APSDA

16 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

23.331.929.675 100,00 87,90 100,00 100,00 - DPPKA

16.1 Penyusunan Sisdur Pengelolaan Keuangan

53.615.750 100,00 97,21 100,00 100,00 - DPPKA

Page 424: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

408 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Daerah

16.2 Penyusunan Raperda tentang APBD

773.173.400 100,00 97,20 100,00 100,00 - DPPKA

16.3 Penyusunan Rapergub tentang Penjabaran APBD

638.723.900 100,00 97,43 100,00 100,00 - DPPKA

16.4 Penyusunan Raperda tentang Perubahan APBD

369.723.700 100,00 91,56 100,00 100,00 - DPPKA

16.5 Penyusunan Rapergub tentang Penjabaran Perubahan APBD

269.723.600 100,00 90,86 100,00 100,00 - DPPKA

16.6 Penyusunan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

371.493.600 100,00 96,66 100,00 100,00 - DPPKA

16.7 Penyusunan Rapergub tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

106.697.075 100,00 90,60 100,00 100,00 - DPPKA

16.8 Bintek Implementasi Paket regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

196.949.920 100,00 94,91 100,00 100,00 - DPPKA

16.9 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-sumber pendapatan Daerah (BHP/BHPP)

513.932.000 100,00 81,50 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

Page 425: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 409

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

16.10 Penatausahaan dan Pengendalian Gaji Pegawai Daerah

438.487.375 100,00 87,25 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.11 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Bantul

1.175.702.900 100,00 68,14 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.12 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2pendapatan Daerah di KPPD Kab.G. Kidul

547.823.650 100,00 74,73 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.13 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kota YK

1.072.932.800 100,00 72,04 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.14 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Kl. Progo

572.325.000 100,00 76,67 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.15 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Sleman

2.122.930.180 100,00 71,92 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.16 Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan

67.173.250 100,00 94,18 100,00 100,00 - DPPKA

Page 426: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

410 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Keuangan Daerah

16.17 Pembinaan Pengelolaan BLUD

78.118.000 100,00 96,24 100,00 100,00 - DPPKA

16.18 Pembinaan Teknis Pengelolaan Pajak daerah

284.396.500 100,00 92,74 100,00 100,00 - DPPKA

16.19 Pelayanan Kesamsatan 399.960.000 100,00 81,99 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.20 Pengembangan Pelayanan Kesamsatan

1.669.458.325 100,00 91,50 100,00 100,00 - DPPKA

16.21 Penyusunan Perhitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBNKB

166.198.800 100,00 92,78 100,00 100,00 - DPPKA

16.22 Perencanaan dan pengendalian pendapatan daerah

240.425.000 100,00 98,30 100,00 100,00 - DPPKA

16.23 Penyusunan Laporan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Daerah

143.157.200 100,00 97,26 100,00 100,00 - DPPKA

16.24 Bintek Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain2 daerah

381.625.000 100,00 98,51 100,00 100,00 - DPPKA

16.25 Pemeliharaan Rutin/Berkala SIMA DIY

294.199.100 100,00 88,45 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.26 Penyelesaian Tanah Pemda eks Bioskop Indra

9.000.000.000 100,00 93,83 100,00 75,00 Target penyelesaia

DPPKA

Page 427: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 411

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

n 3 ( tiga ) orang penghuni yaitu: 1) Sdr Sukrisno Wibowo, 2) sdr Nikolas Bambang Sugianto ( Rumah makan Cirebon, 3 ) sdr Toni Suliantoro ( RM Cendrawasih ) dari 3 penghuni tsb diatas , yang belum berhasil 1 (satu) orang yaitu Sdr Sukrisno Wibowo,

Page 428: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

412 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

karena belum ada kesepakatan antara Tim Jaksa Pengacara Negara ( JPN ) Kejaksaan Tinggi DIY dengan Sdr Sukrisno Wibowo. Solusinya : Tim JPN Kejaksaan Tinggi DIY tetap akan mengadakan pendekatan dengan Sdr Sukrisni Wibowo untuk

Page 429: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 413

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

memperoleh kesepakatan

16.27 Pengesahan dan penetapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

334.971.850 100,00 87,39 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.28 Pengesahan dan penetapan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran

277.683.400 100,00 80,17 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.29 Penyusunan aplikasi pengembalian dana bergulir

145.783.000 100,00 87,03 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

16.30 Penggalian sumbe-sumber potensi pendapatan daerah

136.544.400 100,00 95,70 100,00 100,00 - DPPKA

16.31 Penyusunan peraturan gubernur tentang revisi kebijakan akuntansi

148.001.000 100,00 92,38 100,00 100,00 - DPPKA

16.32 Peningkatan kualitas Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Kota

65.000.000 100,00 96,88 100,00 100,00 - DPPKA

16.33 Peningkatan kualitas Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Sleman

65.000.000 100,00 93,32 100,00 100,00 - DPPKA

16.34 Peningkatan kualitas Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Bantul

70.000.000 100,00 96,41 100,00 100,00 - DPPKA

Page 430: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

414 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

16.35 Peningkatan kualitas Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Kulon Progo

70.000.000 100,00 97,73 100,00 100,00 - DPPKA

16.36 Peningkatan kualitas Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD G. Kidul

70.000.000 100,00 97,21 100,00 100,00 - DPPKA

17 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota

424.963.700 100,00 93,62 100,00 100,00 - DPPKA

17.1 Evaluasi Raperda tentang APBD Kab/Kota

298.177.500 100,00 97,33 100,00 100,00 - DPPKA

17.2 Evaluasi Raper Bupati/Walikota tentang Penjabaran APBD Kab/Kota

90.786.000 100,00 78,90 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

17.3 Forum komunikasi Pengelolaan Keuangan Kab./Kota

36.000.200 100,00 100,00 100,00 100,00 - DPPKA

18 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Pengendalian Kebijakan KDH

263.106.300 100,00 90,29 100,00 100,00 - DPPKA

18.1 Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

132.656.850 100,00 85,72 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

Page 431: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 415

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

18.2 Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi

59.999.450 100,00 95,76 100,00 100,00 - DPPKA

18.3 Tindak Lanjut LHP 70.450.000 100,00 94,26 100,00 100,00 - DPPKA

19 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

152.732.500 100,00 94,81 100,00 100,00 - DPPKA

19.1 Penyusunan Sistem Informasi Terhadap Layanan Publik

44.190.000 100,00 89,45 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

19.2 Pengelolaan data dan pengembangan Teknologi Informasi

108.542.500 100,00 96,99 100,00 100,00 - DPPKA

20 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

50.000.000 100,00 97,96 100,00 100,00 - DPPKA

21.1 Penyusunan Pergub Tentang Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah

50.000.000 100,00 97,96 100,00 100,00 - DPPKA

22 Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah

501.609.350 100,00 97,22 100,00 100,00 - DPPKA

22.1 Pembinaan dan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuda

501.609.350 100,00 97,22 100,00 100,00 - DPPKA

Page 432: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

416 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

23 Program Pengembangan Investasi dan Aset Daerah

553.926.750 100,00 85,69 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

23.1 Peningkatan Status Hak Atas Tanah

114.758.750 100,00 79,42 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

23.2 Peningkatan Manajemen Aset / Barang Daerah

439.168.000 100,00 87,33 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

24 Program Pengembangan dan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro

905.526.000 100,00 88,13 100,00 100,00 - DPPKA

24.1 Peningkatan dan Pengembangan Manajemen BUMD

394.027.000 100,00 87,36 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

24.2 Pembinaan BUKP 313.500.000 100,00 86,68 100,00 100,00 Efisiensi DPPKA

24.3 Penyusunan Standarisasi BUKP

197.999.000 100,00 91,98 100,00 100,00 - DPPKA

25 Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah

3.752.900.000 100,00 50,83 100,00 100,00 - BIRO UMUM

25.1 Penerimaan kunjungan kerja pajabat negara/ departemen/ lembaga pemerintah non departemen/ luar negeri

1.002.900.000 100,00 85,68 100,00 100,00 Pada TA 2012 terjadi penurunan volume kunjungan tamu VIP ke

BIRO UMUM

Page 433: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 417

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

DIY sehingga pemberian fasilitas VIP untuk tamu pun mengalami penurunan

25.2 Koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lainnya

1.000.000.000 100,00 62,96 100,00 100,00 Efisiensi; beberapa perjalanan Gubernur dan Wakil Gubernur ke Luar Negeri tidak dilaksanakan

BIRO UMUM

25.3 Pemeliharaan kesehatan KDH / WKDH

150.000.000 100,00 18,24 100,00 100,00 Terdapat efisiensi karena biaya pemeliharaan kesehatan

BIRO UMUM

Page 434: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

418 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Gubernur dan Wakil Gubernur pada TA 2012 cukup dengan anggaran yang terserap

25.4 Fasilitasi Pelantikan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Diy

1.600.000.000 100,00 24,46 100,00 100,00 Dari segi fisik kegiatan, upacara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY berjalan lancar, dengan capaian realisasi fisik 100%. Sisa anggaran

BIRO UMUM

Page 435: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 419

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

yang besar karena adanya efisiensi. Upacara pelantikan yang awalnya direncanakan di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta dialihkan ke Gedung Istana Presiden Yogyakarta (Gedung Agung). Sebagian besar anggaran dan rangkaian

Page 436: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

420 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

kegiatan ditangani Pemerintah Pusat,. Sisa anggaran yang ada pada APBD DIY tidak dipergunakan dan masuk rekening efisiensi.

26 Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

267.452.100 100,00 99,20 100,00 100,00 - BIRO UMUM

26.1 Pemeliharaan rutin/berkala arsip dinamis inaktif tidak teratur

60.000.000 100,00 99,65 100,00 100,00 Efisiensi pada belanja makan minum dan pemeliharaan

BIRO UMUM

26.2 Pengelolaan naskah dinas 50.000.000 100,00 99,28 100,00 100,00 Efisiensi pada belanja

BIRO UMUM

Page 437: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 421

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

makan minum rapat

26.3 Peningkatan Jaringan Pelaksanaan Tata Kearsipan Berbasis TI

157.452.100 100,00 99,00 100,00 100,00 Sisa anggaran karena penyesuaian harga pasar pengadaan printer dan software kearsipan

BIRO UMUM

27 Program Kerjasama Informasi Dengan Mass Media

1.148.732.000 100,00 98,72 100,00 100,00 - BIRO UMUM

27.1 Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah

425.000.000 100,00 98,89 100,00 100,00 Efisiensi pada belanja makan minum harian umum dan rapat, serta belanja

BIRO UMUM

Page 438: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

422 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

perjalanan dinas dalam daerah

27.2 Dokumentasi kegiatan dan kebijakan Pemda

91.000.000 100,00 94,79 100,00 100,00 Efisiensi pada belanja makan minum harian pegawai dan makan minum harian umum

BIRO UMUM

27.3 Penerbitan kebijakan dan kinerja pembangunan

213.732.000 100,00 98,02 100,00 100,00 Efisiensi pada belanja makan minum harian pegawai dan makan minum harian umum

BIRO UMUM

Page 439: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 423

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

27.4 Pengembangan kemitraan kehumasan

52.450.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO UMUM

27.5 Penyelenggaraan kemitraan dengan pers

92.250.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO UMUM

27.5 Penyiaran dialog isu aktual melalui media massa

235.000.000 100,00 99,58 100,00 100,00 Efisiensi, terutama pada belanja perjalanan dinas dalam daerah

BIRO UMUM

27.6 Penyusunan sambutan Gubernur

39.300.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO UMUM

28 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

51.600.000 100,00 98,54 100,00 100,00 - BKD

28.1 Pengelolaan data dan pengembangan teknologi informasi

51.600.000 100,00 98,54 100,00 100,00 - BKD

29 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

24.990.000 100,00 99,66 100,00 100,00 - BKD

29.1 Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan

24.990.000 100,00 99,66 100,00 100,00 - BKD

Page 440: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

424 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

30 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

3.648.632.800 100,00 95.69 100,00 100,00 - BKD

30.1 Bimbingan psikologis bagi PNS pemerintah provinsi DIY yang bermasalah

14.733.820 100,00 99,98 100,00 100,00 - BKD

30.2 Fasilitasi implementasi jabatan fungsional tertentu

29.000.000 100,00 99,65 100,00 100,00 - BKD

30.3 Pembangunan jaringan komunikasi data sistem aplikasi pelayanan kepegawaian (SAPK)

44.578.250 100,00 95,35 100,00 100,00 - BKD

30.4 Pembangunan/pengembangan sistem informasi kepegawaian daerah

111.590.000 100,00 98,96 100,00 100,00 - BKD

30.5 Pembekalan calon pensiun 231.941.000 100,00 98,92 100,00 98,25 Peserta pembekalan calon pensiun dipengaruhi adanya PNS yang: meninggal dunia, mengajukan pensiun atas

BKD

Page 441: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 425

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

permintaan sendiri, dijatuhi hukuman disiplin, mutasi ke jabatan fungsional tertentu atau mutasi menjadi Pegawai Pusat.

30.6 Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas

222.213.050 100,00 70,83 100,00 94,12 Kalender pendidikan Mahasiswa S-3 Kebijakan Publik mengalami perubahan sehingga biaya pendidikan akan

BKD

Page 442: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

426 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

dibayarkan tahun 2013; waktu studi mahasiswa lebih cepat.

30.7 Pemberian penghargaan bagi PNS berprestasi

1.010.430.000 100,00 94,39 100,00 76,11 - BKD

30.8 Pemrosesan ijin luar negeri dan ijin belajar

22.000.000 100,00 92,82 100,00 100,00 - BKD

30.9 Penanganan Pegawai Tidak Tetap

22.008.750 100,00 97,64 100,00 100,00 - BKD

30.10 Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS

213.000.000 100,00 98,88 100,00 100,00 - BKD

30.11 Penempatan PNS 265.510.000 100,00 96,88 100,00 100,00 - BKD

30.12 Tes psikologi bagi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi DIY

76.739.300 100,00 94,55 100,00 100,00 - BKD

30.13 Pengembangan SDM pengelola pengukuran dan Assessor

59.727.600 100,00 99,98 100,00 100,00 - BKD

30.14 Pengelolaan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara)

39.575.000 100,00 99,75 100,00 100,00 - BKD

Page 443: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 427

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

30.15 Pengukuran kompetensi bagi pejabat struktural Pemerintah Provinsi DIY

207.794.940 100,00 99,26 100,00 100,00 - BKD

30.16 Penilaian kinerja aparatur daerah

126.235.000 100,00 97,25 100,00 100,00 - BKD

30.17 Penyelenggaraan Diklat Teknis, Fungsional dan Kepemimpinan

362.189.550 100,00 86,12 100,00 100,00 Target pengiriman peserta Diklatpim II tidak terpenuhi karena Pejabat yang ditunjuk berhalangan mengikuti diklat.

BKD

30.18 Penyelenggaraan Ujian Dinas dan Penyesuaian Ijazah

36.546.320 100,00 92,72 100,00 100,00 - BKD

30.19 Penyelesaian penetapan hukum pegawai pejabat negara

30.694.920 100,00 99,93 100,00 100,00 - BKD

30.20 Penyusunan formasi CPNS 39.997.750 100,00 96,66 100,00 100,00 - BKD

Page 444: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

428 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

30.21 Penyusunan laporan hasil analisis kebutuhan diklat

44.334.000 100,00 98,58 100,00 100,00 - BKD

30.22 Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS

79.770.800 100,00 99,62 100,00 100,00 - BKD

30.23 Pangangkatan CPNS 142.035.000 100,00 95,98 100,00 100,00 - BKD

30.24 Sosialisasi Balai PKP (Pengukuran Kompetensi Pegawai)

9.019.750 100,00 99,84 100,00 100,00 - BKD

30.25 Penyusunan proyeksi kebutuhan pegawai

53.253.750 100,00 99,77 100,00 100,00 - BKD

30.26 Impassing Jabatan Fungsional Guru

38.285.650 100,00 97,98 100,00 100,00 - BKD

30.27 Penyusunan pedoman pengadaan pegawai

83.785.000 100,00 92,89 100,00 100,00 - BKD

30.28 Evaluasi layanan Balai Pengukuran Kompetensi Pegawai

31.643.600 100,00 84,02 100,00 100,00 sisa anggaran pada anggaran tiket perjalanan dinas.

BKD

31 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

125.000.000 100,00 97,00 100,00 100,00 - BKD

Page 445: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 429

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

31.1 Pembangunan database informasi kearsipan

125.000.000 100,00 97,00 100,00 100,00 - BKD

32 Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

1.828.833.420 100,00 99,89 100,00 95,26 - BKPM

32.1 Pengembangan Potensi Unggulan Daerah

98.136.000 100,00 100,00 100.00 99,68 - BKPM

32.2 Penyelenggaraan pameran investasi

239.470.000 100,00 100,00 100.00 91,70 - BKPM

32.3 Penyelenggaraan pameran potensi daerah

781.180.000 100,00 99,46 100.00 91,41 - BKPM

32.4 Pengembangan sistem informasi penanaman modal

99.404.920 100,00 100,00 100.00 95,70 - BKPM

32.5 Penyebarluasan informasi pembangunan daerah

610.642.500 100,00 100,00 100,00 97,79 - BKPM

33 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

905.761.100 100,00 100,00 100,00 97,66 - BKPM

33.1 Memfasilitasi dan Koordinasi kerjasama di Bidang Investasi

19.960.000 100,00 100,00 100,00 98,49 - BKPM

33.2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

64.870.000 100,00 100,00 100,00 99,94 - BKPM

33.3 Koordinasi Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( PTSP )

198.597.800 100,00 100,00 100,00 86,16 - BKPM

Page 446: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

430 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

33.4 Peningkatan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal

40.315.000 100,00 100,00 100,00 99,98 - BKPM

33.5 Pengembangan pelayanan perijinan dan non perijinan di DIY

186.935.000 100,00 100,00 100,00 99,08 - BKPM

33.6 Pengembangan sistem informasi pelayanan perizinan terpadu

99.781.300 100,00 100,00 100,00 97,49 - BKPM

33.7 Penyusunan Profil Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan di DIY

49.760.000 100,00 100,00 100,00 99,39 - BKPM

33.8 Penyusunan Aplikasi Investasi Berbasis Sistem Informasi Geografis ( GIS )

193.612.000 100,00 100,00 100,00 98,68 - BKPM

33.9 Koordinasi antar lembaga dalam penyelesaian permasalahan pelaksanaan penanaman modal

51.930.000 100,00 100,00 100,00 99,77 - BKPM

34 Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

127.550.000 100,00 100,00 100,00 98,27 - BKPM

34.1 Koordinasi dan konsolidasi perencanaan pengembangan penanaman modal

81.130.000 100,00 100,00 100,00 96,55 - BKPM

Page 447: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 431

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

34.2 Penyusunan rencana umum penanaman modal daerah (RUPMD)

46.420.000 100,00 100,00 100,00 99,99 - BKPM

35 Pengembangan nilai budaya 418.707.000 100,00 100,00 100,00 99,71 - BKPM

35.1 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah

223.955.000 100,00 100,00 100,00 99,42 - BKPM

35.2 Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya

194.752.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BKPM

36 Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

793.835.100 100,00 107,14 100,00 86,36 - BKPM

36.1 Fasilitasi /pembentukan kerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik

74.880.000 100,00 100,00 100,00 98,26 - BKPM

36.2 Fasilitasi dan koordinasi penanganan kerjasama dalam negeri

66.266.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BKPM

36.3 Fasilitasi dan koordinasi penanganan kerjasama luar negeri

520.554.100 100,00 73,21 100,00 53,33 - BKPM

36.4 Fasilitasi dan koordinasi pembentukan kerjasama

73.905.000 100,00 162,50 100,00 91,71 - BKPM

Page 448: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

432 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

dalam negeri

36.5 Evaluasi Kerjasama Dalam dan Luar Negeri

58.230.000 100,00 100,00 100,00 88,52 - BKPM

37 Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah

239.992.500 100,00 94,89 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

37.1 Inventarisasi Tanah SG dan PAG

150.000.000 100,00 94,82 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

37.2 Koordinasi Penataan Pemanfaatan Tanah

89.992.500 100,00 95,01 100,00 133.34 - BIRO TAPEM

38 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

217.280.000 100,00 96,21 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

38.1 Fasilitasi Izin Pengelolaan Tanah Kas Desa

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

38.2 Monitoring dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Gubernur DIY di Bidang Pertanahan

50.000.000 100,00 99,86 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

38.3 Fasilitasi Penyusunan Pedoman Tata Kelola Pertanahan

30.000.000 100,00 84,05 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

38.4 Penyelesaian Masalah Administrasi Tanah Kas Desa

57.242.500 100,00 95,28 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

Page 449: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 433

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Wates Menjadi Aset Pemerintah Provinsi DIY

38.5 Inventarisasi Tanah Negara yang Dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY

30.037.500 100,00 97,74 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

39 Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

55.080.000 100,00 69,01 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

39.1 Fasilitasi Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

55.080.000 100,00 69,01 100,00 87.50 Target fisik tidak mencapai 100% karena pada awal tahun diperkirakan pada tahun 2012 akan ada 40 permasalahan tanah yang dilaporkan ke Bagian Pertanahan, namun hingga

BIRO TAPEM

Page 450: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

434 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

akhir tahun 2012 permasalahan yang ada hanya 35 permasalahan.

40 Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

135.000.000 100,00 87,73 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

40.1 Pembaharuan Data Tanah Kas Desa

40.000.000 100,00 72,24 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

40.2 Pembangunan Database Pertanahan

95.000.000 100,00 94,26 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41 Program Penataan Administrasi Kependudukan

816.838.060 100,00 99,37 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.1 Pembangunan dan Pengoperasian SIAK Secara Terpadu

56.550.000 100,00 97,93 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.2 Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (Membangun, Updating dan Pemeliharaan)

66.050.000 100,00 99,10 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.3 Koordinasi Pelaksanaan 30.000.000 100,00 99,73 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

Page 451: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 435

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Kebijakan Kependudukan

41.4 Pengembangan Database Kependudukan

100.000.000 100,00 99,80 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.5 Penyusunan Kebijakan Kependudukan

25.000.000 100,00 97,14 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

24.932.660 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.7 Koordinasi Data Kependudukan Orang Asing

25.000.000 100,00 99,60 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.8 Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

19.380.000 100,00 99,59 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.9 Dukungan Implementasi e-KTP

353.358.000 100,00 99,87 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.10 Pelatihan Standard Operating Procedure bagi Aparatur Administrasi Kependudukan

36.677.000 100,00 95,59 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.11 Fasilitasi Penyusunan Analisis Persebaran Penduduk

50.000.000 100,00 99,70 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

41.12 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan

29.890.400 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

Page 452: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

436 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Pencatatan Sipil

42 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

750.155.500 100,00 96,94 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

42.1 Fasilitasi Pengawalan Pembahasan RUUK DIY

616.000.000 100,00 96,29 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

42.2 Inventarisasi dan Identifikasi Rincian Lima Bidang Kewenangan Urusan Keistimewaan

134.155.500 100,00 99,93 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

571.637.250 100,00 95,37 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43.1 Pemeliharaan dan Penggantian Pilar Batas Antara DIY dan Jateng

75.046.000 100,00 98,38 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43.2 Fasilitasi Penamaan Unsur Geografis

34.730.000 100,00 89,35 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43.3 Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Perbatasan

46.133.750 100,00 97,90 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43.4 Fasilitasi dan Koordinasi Penegasan Batas Daerah

75.000.000 100,00 95,29 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

Page 453: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 437

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

43.5 Penyusunan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan

29.317.500 100,00 96,69 100,00 160,00 - BIRO TAPEM

43.6 Koordinasi Penyelesaian Masalah Perbatasan Antar Daerah

157.000.000 100,00 94,77 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43.7 Fasilitasi dan Koordinasi Mitra Praja Utama

64.410.000 100,00 99,38 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43.8 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan APPSI

50.000.000 100,00 90,94 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

43.9 Pendataan Permasalahan di Wilayah Perbatasan

40.000.000 100,00 92,62 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

44 Program Penataan Daerah Otonomi Baru

335.723.000 100,00 99,43 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

44.1 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah

94.770.000 100,00 99,89 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

44.2 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

49.997.000 100,00 100,00 100,00 200,00 - BIRO TAPEM

44.3 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan P3D

30.000.000 100,00 99,67 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

44.4 Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

29.911.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

Page 454: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

438 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

44.5 Fasiltiasi Penerapan NSPK 39.822.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

44.6 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi DIY

37.563.000 100,00 99,47 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

44.7 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Penyelenggaraan Urusan

53.660.000 100,00 97,17 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

45 Program Fasilitasi dan Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan

781.206.000 100,00 92,40 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

45.1 Fasilitasi dan Koordinasi Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Antar Waktu

35.000.000 100,00 100,00 100,00 700,00 - BIRO TAPEM

45.2 Sosialisasi Peraturan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

192.508.500 100,00 83,83 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

45.3 Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemda DIY

142.797.500 100,00 97,03 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

45.4 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

334.450.000 100,00 94,10 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

Page 455: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 439

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

45.5 Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan Gubernur

76.450.000 100,00 94,41 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

46 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

456.818.800 100,00 99,83 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

46.1 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

56.769.000 100,00 99,30 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

46.2 Perlombaan Desa/Kelurahan 302.500.000 100,00 99,91 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

46.3 Sosialisasi Peraturan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

46.4 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan

30.000.000 100,00 99,67 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

46.5 Fasilitasi dan Evaluasi Pelaksanaan Alokasi Dana desa

27.549.800 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

47 Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan

506.027.235 100,00 99,08 99,72 100,00 - SATPOL PP

Page 456: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

440 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

47.1 Koordinasi Penanganan Gepeng dan Anjal

26.388.335 100,00 85,62 94,55 100,00 - SATPOL PP

47.2 Pengamanan Asset dan Pemberdayaan Mitra Kerja Bidang Pengamanan dan Pengawalan

165.625.000 100,00 99,64 100,00 100,00 - SATPOL PP

47.3 Koordinasi Pengumpulan Data Situasi Daerah (SATKORPULSIDA)

34.962.200 100,00 100,00 100,00 100,00 - SATPOL PP

47.4 Pengamanan dan Pengendalian Huru-Hara/Unjuk Rasa/Kerusuhan

69.490.100 100,00 100,00 100,00 100,00 - SATPOL PP

47.5 Penyelenggaraan Forum Koordinasi Pol PP Se Provinsi DIY

15.492.650 100,00 98,84 100,00 100,00 - SATPOL PP

47.6 Penyelenggaraan Pengendalian Ketenteraman dan Ketertiban Umum

160.000.000 100,00 99,94 100,00 100,00 - SATPOL PP

47.7 Peningkatan Motivasi Kerja Pol P P

19.069.250 100,00 100,00 100,00 100,00 - SATPOL PP

47.8 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan

14.999.700 100,00 100,00 100,00 100,00 - SATPOL PP

Page 457: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 441

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

48 Program Pemeliharaan Kantramtibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal

573.988.500 100,00 88,16 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.1 Operasi Non Yustisi 84.077.400 100,00 97,14 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.2 Operasi Yustisi 63.221.000 100,00 56,55 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.3 Penyuluhan Kepada Masyarakat di Bidang Penegakan Peraturan Perundang-Undangan

29.699.900 100,00 97,31 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.4 Pembinaan Phisik Bagi PolPP 34.902.500 100,00 97,65 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.5 Bimtek PPNS Provinsi DIY 57.050.000 100,00 88,95 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.6 Penyusunan Rancangan Pergub Tentang Pedoman Operasional Penegakan Peraturan Perundang-Undangan

39.540.050 100,00 80,31 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.7 Penyusunan Rancangan Pergub tentang Prosedur Tetap Penyelenggaraan Tugas Pol P P

29.999.500 100,00 81,81 100,00 100,00 - SATPOL PP

Page 458: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

442 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

48.8 Pembinaan dan Pengendalian Penegakan Peraturan Perundang-undangan oleh PPNS

36.916.500 100,00 86,71 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.9 Rakor/Raker MPU Bidang Trantibum Regional

84.931.500 100,00 97,74 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.10 Fasilitasi Kesekretariatan PPNS

55.055.950 100,00 84,38 100,00 100,00 - SATPOL PP

48.11 Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Rokok

58.594.200 100,00 97,49 100,00 100,00 - SATPOL PP

49 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)

79.545.050 100,00 98,47 100,00 100,00 - SATPOL PP

49.1 Penyuluhan Pencegahan Peredaran/Penggunaan Minuman Keras dan Narkoba

29.743.800 100,00 98,99 100,00 100,00 - SATPOL PP

49.2 Operasi Pemberantasan, Pencegahan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)

49.801.250 100,00 98,15 100,00 100,00 - SATPOL PP

50 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan

54.543.100 100,00 100,00 100,00 100,00 - SATPOL PP

Page 459: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 443

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah

50.1 Pengamanan dan Pengawalan Gubernur, Wakil Gubernur dan Tamu Daerah

54.543.100 100,00 100,00 100,00 100,00 - SATPOL PP

51 Program peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan

34.166.725.090 73,49 100,00 94,73 - SEKRETARIAT DPRD

51.1 Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah

10.545.765.000 100,00 61,52 100,00 99,17 1 Pansus (BA 32 Th 2012) belum selesai dibahas s.d akhir tahun Anggaran 2012

SEKRETARIAT DPRD

51.2 Hearing / Dialog dan Koordinasi dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama

352.000.000 100,00 72,69 100,00 72,99 Sesuai dengan jumlah hearing, tamu, jumlah pengunjuk rasa yang

SEKRETARIAT DPRD

Page 460: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

444 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

datang

51.3 Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan

833.775/000 100,00 56,12 100,00 56,45 Kegiatan ini bersifat fasilitasi terhadap kegiatan dewan disamping itu pelaksanaan 5 hari kerja dalam seminggu bagi pegawai negeri dan tidak adanya rapat yang dilaksanakan malam hari, juga mempengaruhi

SEKRETARIAT DPRD

Page 461: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 445

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

frekuensi rapat-rapat.

51.4 Rapat-rapat Paripurna 173.184.350 100,00 57,37 100,00 100,00 Pelaksanaan 1 kali Rapat Paripurna pada bulan Puasa

SEKRETARIAT DPRD

51.5 Kegiatan Reses 2.666.975.100 100,00 94,73 100,00 96,97 Tidak semua anggota Dewan melaksanakan Reses

SEKRETARIAT DPRD

51.6 Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam Daerah

369.720.000 45,38 100,00 46,88 Padatnya agenda kegiatan DPRD

SEKRETARIAT DPRD

51.7 Peningkatan Kapasitas Pimpinan & Anggota DPRD

3.521.275.000 100,00 94,63 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

51.8 Fasilitas Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota DPRD Provinsi DIY

106.358.100 100,00 23,56 100,00 24,00 Tidak ada PAW

SEKRETARIAT DPRD

51.9 Koordinasi dan Komunikasi Pimpinan dan Sekretaris DPRD dan Prop. DIY

761.421.200 100,00 26,80 100,00 50,00 Sesuai dengan Undangan

SEKRETARIAT DPRD

Page 462: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

446 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

51.10 Kunjungan Kerja Alat Kelengkapan DPRD Propinsi DIY Keluar Daerah

9.347.500.300 100,00 77,34 100,00 94,84 - Tugas dinas Pimpinan dilaksanakan sesuai Undangan, Kunjungan Keluar Negeri direalisasi 2 ok.

SEKRETARIAT DPRD

51.11 Layanan informasi Pendukung kegiatan DPRD melalui Website

600.886.200 100,00 92,95 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

51.12 Fasilitasi Penyelenggaraan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

193.411.850 100,00 99,71 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

51.13 Pembahasan LKPJ Gubernur DIY

116.983.700 100,00 39,18 100,00 100,00 Rapat dipadatkan dan efisiensi waktu

SEKRETARIAT DPRD

51.14 Penerbitan Majalah Mimbar Legislatif, Pembuatan Booklets dan Pembuatan Film Kegiatan Komisi DPRD

109.420.000 100,00 90,46 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

Page 463: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 447

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Provinsi DIY

51.15 Penyelenggaraan Publikasi Kegiatan DPRD

1.059.325.550 100,00 86,02 100,00 95,76 Ada beberapa kegiatan Publikasi TV dan Radio yang tidak terlaksana

SEKRETARIAT DPRD

51.16 Penyusunan Dokumentasi Kegiatan dan Kebijakan DPRD

94.468.500 84,75 100,00 100,00 Direalisasi sesuai kebutuhan

SEKRETARIAT DPRD

51.17 Penyusunan Info Kajian 73.508.000 99,79 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

51.18 Fasilitasi Pembahasan Raperda Inisiatif, Rancangan Nota Kesepakatan dan Rakepwan

986.137/700 100,00 87,65 100,00 100,00 Direalisasi sesuai kebutuhan

SEKRETARIAT DPRD

51.19 Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi pimpinan dan anggota DPRD

826.961.800 100,00 74,19 100,00 90,91 Secara fisik dianggarkan untuk 220 jiwa, terealisasi 200 jiwa

SEKRETARIAT DPRD

Page 464: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

448 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

51.20 Penyusunan Laporan Kegiatan Tahunan DPRD

112.727.700 100,00 70,66 100,00 100,00 Direalisasi sesuai kebutuhan

SEKRETARIAT DPRD

51.21 Fasilitasi Penyusunan RKT DPRD DIY

68.015.440 100,00 83,70 100,00 100,00 Ada beberapa kegiatan yang tidak terlaksana karena padatnya kegiatan Dewan

SEKRETARIAT DPRD

51.22 Fasilitasi Tenaga Ahli untuk Fraksi dan Kelompok Pakar Alat Kelengkapan Dewan

737.363.250 100,00 56,00 100,00 100,00 Sesuai Kebutuhan Alat Kelengkapan Dewan

SEKRETARIAT DPRD

51.23 Penyusunan Prolegda DIY 106.884.350 100,00 69,15 100,00 100,00 Direalisasi sesuai kebutuhan

SEKRETARIAT DPRD

51.24 Fasilitasi Penyusunan Produk Hukum DPRD

162.382.350 100,00 46,94 100,00 100,00 Direalisasi sesuai kebutuhan

SEKRETARIAT DPRD

51.25 Fasilitasi Kegiatan Kaukus Parlemen Perempuan DPRD

240.274.650 100,00 72,35 100,00 100,00 Rencana Pertemuan

SEKRETARIAT DPRD

Page 465: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 449

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

DIY di Luar Jawa, realisasi di Jakarta

52 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1.557.567.670 99,65 98,26 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.1 Penyusunan Rencana Kerja Rancangan

193.041.150 99,55 90,34 100,00 100,00 Efisiensi penyelenggaraan kegiatan dihotel dan tiket ke Nangroe Aceh Darussalam

BIRO HUKUM

52.2 Legislasi Rancangan.Peraturan Perundang - undangan

509.034.320 99,96 99,90 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.3 Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan

36.405.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.4 Publikasi Peraturan Perundang-Undangan

145.000.000 98,87 98,87 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.5 Kajian Peraturan Perundang-undangan daerah yang

96.539.000 99,90 99,12 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

Page 466: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

450 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

baru,lebih tinggi dari keserasian antar Peraturan Perundang-undangan Daerah

52.6 Pengelolaan dan Pengembangan JDI Hukum

74.824.500 99,60 99,49 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.7 Fasilitasi dan Koordinasi Konsultasi Hukum

44.318.400 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.8 Rencana Kerja Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur

39.373.900 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.9 Bimbingan Teknis Jaringan Dokumentasi dan Informasi (JDI) Hukum

32.447.500 100,00 97,69 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.10 Legislasi Rapergub dan Produk Hukum Lainnya

299.471.700 100,00 99,97 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.11 Penyusunan Informasi Terhadap Layanan Publik

44.334.600 98,42 98,20 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

52.12 Penyusunan Pedoman Program Legislasi Daerah

42.777.600 96,23 91,88 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

53 Program Bantuan dan Layanan Hukum

2.171.442.400 97,40 96,30 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

53.1 Fasilitasi dan Koordinasi Forum Pengadilan Kehakiman Kejaksaan dan

60.000.000 99,75 99,33 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

Page 467: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 451

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Kepolisian ( Dilkehjapol )

53.2 Koordinasi Peningkatan Supremasi Hukum

53.886.000 100,00 99,81 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

53.3 Penyelesaian Permasalahan Hukum

328.700.300 99,66 99,15 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

53.4 Fasilitasi Layanan Hukum Masyarakat

1.545.033.500 96,43 95,19 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

53.5 Fasilitasi Penegakan HAKI 53.901.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

53.6 Rakor Rencana Aksi RANHAM

79.921.600 100,00 96,77 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

53.7 Harmonisasi Rancangan dan Evaluasi Perda dengan HAM

50.000.000 100,00 99,72 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

54 Program Pengawasan Produk Hukum

424.773.410 100,00 98,91 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

54.1 Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Produk Hukum Kab/Kota

24.937.950 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

54.2 Kajian Produk Hukum Kab/Kota

22.359.400 100,00 99,55 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

54.3 Klarifikasi Produk Hukum Kab/Kota

129.103.800 100,00 99,83 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

54.4 Koordinasi Teknis Pengawasan Produk Hukum

47.853.600 100,00 91,85 100,00 100,00 Efisiensi Biaya

BIRO HUKUM

Page 468: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

452 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

SKPD PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Kab/Kota Narasumber Pusat yang tidak bisa hadir diganti Narasumber Daerah

54.5 Monitoring dan Evaluasi Produk Hukum Kab/Kota

11.900.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

54.6 Koordinasi Raperda Pajak Retribusi di MENKEU

73.639.550 100,00 99,88 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

54.7 Evaluasi dan Konsultasi Ranc.Produk Hukum Kabupaten/Kota

114.979.110 100,00 99,71 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

Page 469: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 453

Tabel IV.60 Pagu dan Realisasi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun Anggaran 2012

No. SKPD

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

1 Badan Kepegawaian Daerah

5.694.000

100,00 86,56 100,00 99,17

2 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

741.144.115 100,00 89,12 100,00 95,44

3 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

812.797.92 100,00 81,29 100,00 100,00

4 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

423.102.000 100,00 94,56 100,00 100,00

5 Badan Lingkungan Hidup 774.055.100 100,00 94,77 100,00 100,00

6 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

1.109.306.000 100,00 95,18 100,00 100,00

7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

903.739.080 100,00 76,76 100,00 100,00

8 Badan Pendidikan dan Pelatihan

988.726.860 100,00 87,15 100,00 100,00

9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

1.687.209.970 100,00 87,38 100,00 100,00

10 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

1.319.530.710 100,00 90,84 100,00 100,00

11 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

267.616.600 100,00 96,99 100,00 100,00

12 Biro Administrasi Pembangunan

326.637.200 100,00 98,21 100,00 100,00

13 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

396.057.700 100,00 98,82 100,00 100,00

14 Biro Hukum 45.573.060.580

100,00 99,88 100,00 100,00

15 Biro Organisasi 445.791.300 100,00 95,09 100,00 100,00

16 Biro Tata Pemerintahan 26.474.009.820 100,00 95,00 100,00 100,00

17 Biro Umum, Humas, dan Protokol

7.850.428.635 100,00 99,96 100,00 92,34

18 Dinas Kebudayaan 1.941.676.500 100,00 91,18 100,00 100,00

19 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

911.551.155 100,00 92,41 100,00 99,84

20 Dinas Kelautan dan Perikanan

697.308.800 100,00 95,63 100,00 100,00

21 Dinas Kesehatan 1.087.616.130 100,00 91,35 100,00 100,00

22 Dinas Pariwisata 750.846.550 100,00 86,10 100,00 100,00

23 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi

1.531.723.870 100,00 91,45 100,00 100,00

Page 470: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

454 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. SKPD

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

Sumber Daya Mineral

24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

3.882.107.820

100,00 83,68 100,00 100,00

25 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

4.376.452.160 99,44 93,42 99,84 99,24

26 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

3.444.298.200 100,00 94,63 100,00 100,00

27 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

1.743.141.940 100,00 79,81 100,00 100,00

28 Dinas Pertanian 1.138.203.375 100,00 90,82 100,00 100,00

29 Dinas Sosial 990.721.360 100,00 73,57 100,00 100,00

30 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1.098.376.000 100,00 89,52 100,00 100,00

31 Inspektorat 14.554.111.761

23,08 95,28 23,08 21,84

32 Rumah Sakit Ghrasia 14.006.406.681 100,00 85,89 100,00 90,91

33 Satuan Polisi Pamong Praja 547.705.080 100,00 95,64 100,00 99,90

34 Sekretariat DPRD 2.927.771.960 100,00 74,08 100,00 93,17

Tabel IV.61 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tahun Anggaran 2012

No. SKPD

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

1 Badan Kepegawaian Daerah

985.085.480 100,00 86,92 99,71 100,00

2 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

2.750.997.500 100,00 93,47 100,00 98,44

3 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

1.076.275.400 100,00 96,31 100,00 100,00

4 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

2.022.992.800 100,00 94,19 100,00 100,00

5 Badan Lingkungan Hidup 1.493.520.000 100,00 95,69 100,00 100,00

6 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

3.218.050.000 100,00 81,40 100,00 100,00

7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

3.238.494.800 100,00 89,27 100,00 100,00

8 Badan Pendidikan dan Pelatihan

2.017.741.740 100,00 95,34 100,00 100,00

Page 471: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 455

No. SKPD

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

4.010.184.567 100,00 88,11 100,00 100,00

10 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

1.278.224.510 100,00 91,29 100,00 100,00

11 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

514.799.920 100,00 98,14 100,00 100,00

12 Biro Administrasi Pembangunan

195.191.400 100,00 96,27 100,00 100,00

13 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

133.050.000 100,00 96,38 100,00 100,00

14 Biro Hukum 2.750.997.500 100,00 98,44 100,00 93,47

15 Biro Organisasi 568.422.500 100,00 89,54 100,00 100,00

16 Biro Tata Pemerintahan 525.000.000 100,00 98,89 100,00 100,00

17 Biro Umum, Humas, dan Protokol

10.188.150.000 100,00 100,00 100,00 96,77

18 Dinas Kebudayaan 7.863.100.000 100,00 93,45 100,00 100,00

19 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

1.099.492.500 100,00 94,54 100,00 100,00

20 Dinas Kelautan dan Perikanan

619.125.000 100,00 97,66 100,00 100,00

21 Dinas Kesehatan 1.093.301.300 100,00 93,67 100,00 100,00

22 Dinas Pariwisata 608.318.460 99,93 96,40 100,00 100,00

23 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

2.736.855.000 100,00 88,82 100,00 100,00

24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

18.088.883.107 100,00 84,47 100,00 100,00

25 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

4.598.144.600 87,82 87,32 92,07 92,07

26 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

2.355.198.200 100,00 95,04 100,00 100,00

27 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

1.709.562.570 100,00 89,77 100,00 100,00

28 Dinas Pertanian 4.264.411.837 100,00 81,12 100,00 100,00

29 Dinas Sosial 539.062.400 100,00 90,12 100,00 100,00

30 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1.975.291.200 100,00 90,08 100,00 100,00

31 Inspektorat 1.899.170.000 100,00 86,79 100,00 100,00

32 Rumah Sakit Ghrasia

33 Satuan Polisi Pamong Praja 748.042.300 100,00 92,39 100,00 100,00

34 Sekretariat DPRD 6.906.828.150 100,00 63,63 100,00 94,73

Page 472: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

456 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel IV.62 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Peningkatan Disiplin Aparatur Tahun Anggaran 2012

No. SKPD

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

1 Badan Kepegawaian Daerah

5.312.889.240 100,00 95,01 100,00 100,00

2 Biro Umum, Humas, dan Protokol

151.400.000 100,00 96,91 100,00 100,00

3 Sekretariat DPRD 390.179.550 100,00 96,14 100,00 100,00

Tabel IV.63 Pagu dan Realisasi Program Fasilitasi Pindah Purna Tugas PNS Tahun Anggaran 2012

No. SKPD

Program Fasilitasi Pindah /Purnatugas PNS

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

1 Badan Kepegawaian Daerah

130.150.000 100,00 98,14 100,00 100,00

Tabel IV.64 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Tahun Anggaran 2012

No. SKPD

Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

1 Badan Kepegawaian Daerah

5.312.889.240 100,00 95,01 100,00 100,00

2 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

65.494.000 100,00 93,58 100,00 97,62

3 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

360.775.000 100,00 99,13 100,00 100,00

4 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

20.000.000 100,00 91,72 100,00 100,00

5 Badan Lingkungan Hidup

88.824.450 100,00 98,20 100,00 100,00

6 Badan Pemberdayaan Perempuan dan

72.720.000 100,00 98,79 100,00 100,00

Page 473: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 457

No. SKPD

Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

Masyarakat

7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

108.520.700 100,00 76,30 100,00 100,00

8 Badan Pendidikan dan Pelatihan

9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

10 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

372.381.500 100,00 98,77 100,00 100,00

11 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

12 Biro Administrasi Pembangunan

20.000.000 100,00 76,80 100,00 100,00

13 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

51.000.000 00,00 99,51 100,00 100,00

14 Biro Hukum

15 Biro Organisasi

16 Biro Tata Pemerintahan

17 Biro Umum, Humas, dan Protokol

151.400.000 100,00 96,91 100,00 100,00

18 Dinas Kebudayaan 40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

19 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

13.715.500 100,00 95,34 100,00 100,00

20 Dinas Kelautan dan Perikanan

21 Dinas Kesehatan 49.746.200 100,00 98,62 100,00 100,00

22 Dinas Pariwisata

23 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

25 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

388.800.000 100,00 93,99 100,00 100,00

Page 474: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

458 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. SKPD

Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

26 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

27 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

28.600.000 100,00 92,66 100,00 100,00

28 Dinas Pertanian 14.658.900 100,00 99,65 100,00 100,00

29 Dinas Sosial 115.789.000 100,00 98,23 100,00 100,00

30 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

120.161.500 100,00 74,39 100,00 77,15

31 Inspektorat 150.596.800 100,00 96,97 100,00 100,00

32 Rumah Sakit Ghrasia

33 Satuan Polisi Pamong Praja

13.440.000 100,00 95,00 100,00 100,00

34 Sekretariat DPRD 236.720.000 100,00 89,71 100,00 100,00

Tabel IV.65 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja Keuangan Tahun Anggaran 2012

No. SKPD

Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

1 Badan Kepegawaian Daerah

69.952.910 100,00 93,44 100,00 100,00

2 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

2.750.997.500 100,00 93,47 100,00 98,44

3 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

37.455.000 100,00 99,96 100,00 100,00

4 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

195.810.000 100,00 94,72 100,00 100,00

5 Badan Lingkungan Hidup

88.824.450 100,00 98,20 100,00 100,00

6 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

111.280.000 100,00 88,99 100,00 93,71

Page 475: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 459

No. SKPD

Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

39.995.000 100,00 60,79 100,00 100,00

8 Badan Pendidikan dan Pelatihan

31.989.880 100,00 98,43 100,00 100,00

9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

119.005.000 100,00 93,86 100,00 100,00

10 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

235.948.000 100,00 96,56 100,00 100,00

11 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

28.354.000 100,00 72,46 100,00 100,00

12 Biro Administrasi Pembangunan

440.130.750 100,00 96,96 100,00 100,00

13 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

19.955.000 100,00 56,52 100,00 100,00

14 Biro Hukum 25.872.100 94,78 91,69 100,00 100,00

15 Biro Organisasi 28.030.000 100,00 80,41 100,00 100,00

16 Biro Tata Pemerintahan

34.816.200 100,00 72,50 100,00 100,00

17 Biro Umum, Humas, dan Protokol

57.809.500 100,00 43,98 100,00 100,00

18 Dinas Kebudayaan 80.000.000 100,00 90,39 100,00 100,00

19 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

421.060.200 100,00 93,65 100,00 100,00

20 Dinas Kelautan dan Perikanan

332.160.230 100,00 78,48 100,00 100,00

21 Dinas Kesehatan 43.082.750 100,00 99,02 100,00 100,00

22 Dinas Pariwisata 69.671.750 100,00 78,13 100,00 100,00

23 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

195.344.900 100,00 90,26 100,00 100,00

24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

422.316.000 100,00 84,45 100,00 100,00

25 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

271.726.800 99,53 70,23 100,00 100,00

26 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

477.115.000 100,00 93,49 100,00 100,00

27 Dinas Perindustrian, 365.526.650 100,00 89,69 100,00 100,00

Page 476: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

460 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. SKPD

Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi

Perdagangan dan Koperasi

28 Dinas Pertanian 292.038.200 100,00 88,70 100,00 100,00

29 Dinas Sosial 72.174.400 100,00 95,63 100,00 100,00

30 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

172.930.000 100,00 99,58 100,00 100,00

31 Inspektorat 23.130.000 100,00 84,82 100,00 100,00

32 Rumah Sakit Ghrasia

33 Satuan Polisi Pamong Praja

13.440.000 100,00 95,00 100,00 100,00

34 Sekretariat DPRD 127.468.790 100,00 79,68 100,00 94,66

21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

a) Kondisi umum

Permasalahan kemiskinan meliputi ketidakmampuan secara ekonomi, kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat, terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, terbatasnya modal dan kurang keterampilan maupun pengetahuan.

Terbatasnya akses dan belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik yang mengatur kehidupan masyarakat (termasuk peran aktif dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan pembangunan) dapat berpengaruh pada pemberdayaan ekonomis produktif masyarakat dan pengembangan potensi masyarakat untuk mandiri.

Upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat dilakukan serta dititikberatkan pada aspek pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan melalui penguatan kapasitas pengembangan kelembagaan dalam masyarakat serta pengembangan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, selain itu pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui pemantapan nilai sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi produktif, pengelolaan sumber daya alam dan pendayagunaan teknologi tepat guna.

Page 477: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 461

Indikator pencapaian Pemberdayaan Masyarakat juga dapat dilihat dari Jumlah Usaha Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Peningkatan Jumlah Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa serta Peningkatan kualitas Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan.

1. Usaha Ekonomi Masyarakat Pedesaan yang dibina meliputi Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP), Lumbung Pangan, Badan Kredit Desa dan Pasar Desa yang ada di tingkat Desa/Kelurahan. Pada tahun 2010 target kinerja dari kegiatan ini adalah sebanyak 20 kelompok, sedangkan realisasinya sebanyak 33 kelompok yang terdiri dari UED SP 10 kelompok, Lumbung Pangan 15 kelompok dan Pasar Desa 8 kelompok, sehingga jumlah usaha ekonomi masyarakat pedesaan yang dibina sampai dengan tahun 2010 sebanyak 66 kelompok. Pada tahun 2011 target kinerja dari kegiatan ini adalah sebanyak 25 kelompok dengan capaian sebanyak 39 kelompok yang terdiri dari 19 kelompok Badan Kredit Desa dan 20 kelompok UED-SP, sehingga jumlah usaha ekonomi masyarakat pedesaan yang telah dibina sampai dengan tahun 2011 sebanyak 105 kelompok. Pada tahun anggaran 2012 terjadi perubahan perencanaan karena usaha ekonomi masyarakat perdesaan yang mendapatkan persetujuan anggaran untuk dilakukan pembinaan hanya Usaha Ekonomi Perdesaan Simpan Pinjam (UED-SP) sementara untuk pasar desa dan lumbung pangan tidak mendapatkan persetujuan sehingga target pembinaan sebanyak 30 kelompok hanya tercapai 19 kelompok. (sumber data :BPPM)

2. Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa terwujud melalui program PNPM Mandiri Perdesaan dan program TMMD. Target kinerja tahun 2010 sebesar 25%, sedangkan capaian pada tahun 2010 adalah 8,18% (anggaran pemerintah Rp72.323.798.000,- dan swadaya masyarakat Rp.6.442.421.220,-), menurunnya capaian kinerja pada tahun 2010 disebabkan kerena adanya bencana letusan gunung Merapi. Sedangkan target kinerja tahun 2011 sebesar 30% dengan tingkat capaian sebesar 30,69% (anggaran pemerintah Rp40.720.000.000,- dan swadaya masyarakat Rp12.614.000.000,-). Target kinerja tahun 2012 sebesar 30% dengan tingkat capaian 32,20% (anggaran pemerintah sebesar Rp41.323.500.000,- dan swadaya masyarakat sebesar Rp13.307.700.000,-(sumber data :BPPM)

3. Jumlah Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LPMD/LPMK) termasuk asosiasi yang ada di kab/ kota dan tingkat provinsi sebanyak 444 buah. Tahun 2010 target pembinaan LPMD/LPMK sebesar 15 % dengan capaian sebanyak 11,26% (50 buah). Sedangkan tahun 2011 target pembinaan LPMD/LPMK sebesar 20% dengan

Page 478: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

462 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

tingkat capaian sebesar 26,14% (138 buah). Target pembinaan LPMD/LPMK tahun 2012 adalah 20% dengan tingkat capaian 34,91% (155 buah). (sumber data :BPPM)

Berikut adalah indikator dan capaian kinerja urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tahun 2011-2012:

Tabel IV.66 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Jumlah usaha ekonomi masyarakat perdesaan

Kelompok 39 25 19 76

2. Peningkatan jumlah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa

Persen 30,96 30,00 32,20 107,33

3. Peningkatan kualitas lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan

Persen 26,14 20,00 34,91 174,55

Sumber: BPPM DIY

a) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.67 Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaaan

848.103.500 100,00 94,15 100,00 97,86

1.1 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat

173.400.000 100,00 95,71 100,00 100,00

1.2 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat

40.000.000 100,00 98,65 100,00 100,00

1.3 Fasilitasi Pembangunan Masyarakat Perdesaan melalui TMMD

60.000.000 100,00 98,98 100,00 100,00

1.4 Penyelenggaraan Diseminasi Informasi bagi Masyarakat desa

75.000.000 100,00 79,37 100,00 85,00 Monitoring kegiatan yang direncanakan

Page 479: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 463

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

mencakup semua sasaran kegiatan, karena keterbatasan waktu hanya dilakukan terhadap sebagian sasaran kegiatan

1.5 Koordinasi Gelar TTG 134.703.500 100,00 88,12 100,00 100,00 Selisih harga tiket dengan SHBJ

1.6 Fasilitasi dan Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan

200.000.000 100,00 99,32 100,00 100,00

1.7 Fasilitasi dan pembinaan Tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi DIY

165.000.000 100,00 95,03 100,00 100,00

2 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

33.703.190 100,00 98,81 100,00 100,00

2.1 Pelatihan Ketrampilan Manajemen Badan Usaha Milik Desa

20.000.000 100,00 98,50 100,00 100,00

2.2 Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)

13.703.190 100,00 99,27 100,00 100,00

3 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun desa

8.447.550 100,00 96,45 100,00 100,00

3.1 Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa

8.447.550 100,00 96,45 100,00 100,00

4 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

33.716.650 100,00 86,41 100,00 100,00

4.1 Pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat

23.996.650 100,00 80,91 100,00 100,00 Perubahan lokasi kegiatan dari Manado ke Jakarta (penyesuaian biaya perjalanan)

4.2 Penguatan Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan

9.720.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 480: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

464 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

5 Program Peningkatan Prasarana/Sarana dan Penataan Administrasi Pemerintah Desa

132.500.000 100,00 99,90 100,00 100,00

5.1 Fasilitasi Pokja Profil Desa

132.500.000 100,00 99,90 100,00 100,00

Sumber : BPPM DIY

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Berdasarkan ruang lingkup kegiatan dan beban kerja urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat yang mencakup aspek ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan yang dilaksanakan di DIY belum secara optimal.

2. Koordinasi program dan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dengan Pemda kabupaten/kota belum optimal, dikarenakan SKPD kabupaten/kota yang mengampu urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa masih tersebar di beberapa SKPD.

Solusi

1. Melaksanakan evaluasi dan kajian kelembagaan terkait dengan urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat di pemerintah daerah DIY

2. Optimalisasi koordinasi dengan SKPD Kabupaten/Kota yang mengampu urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

22. URUSAN SOSIAL

a) Kondisi Umum

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Hal ini sesuai dengan amanah dari Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang

Page 481: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 465

Kesejahteraan Sosial dan Peraturan Pemerintah No 39 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan berbagai kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui beberapa program dan kegiatan untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada.

Beragam permasalahan sosial membutuhkan penanganan yang komprehensif dari berbagai pihak, baik dari Pemerintah (Pusat, Provinsi,Kabupaten/Kota), Lembaga Sawadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Sosial (Orsos), tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda maupun unsur masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah Daerah DIY berkomitmen untuk menjadi leading sector bagi penanganan berbagai masalah sosial di tingkat Provinsi. Sasaran dari bidang sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yaitu seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan dengan lingkungannya, atau tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesulitan, hambatan atau gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterbatasan, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan atau kondisi perubahan lingkungan yang kurang mendukung.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta, sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial No. 8 tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosisal (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) berjumlah 25 jenis PMKS dari total 26 Jenis PMKS yang ada dalam peraturan tersebut. Seluruh PMKS perlu mendapatkan perhatian dari Pemda DIY dan masyarakat. Berikut adalah capaian penanganan PMKS oleh Pemda DIY selama tahun 2008-2012,

Tabel IV.68 Capaian Kinerja Penanganan PMKS di DIY, 2008-2012 dalam persen

Dana 2008 2009 2010 2011 2012

APBD 1,53 1,23 0,52 0,87 2,61

APBN 5,07 1,85 1,46 1,59 3,93

Total 6,60 3,08 1,99 2,46 6,54 Sumber: Dinsos Provinsi DIY

Page 482: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

466 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Berdasarkan tabel tersebut terlihat cakupan penanganan PMKS dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan capaian dan tidak dapat mewujudkan target capaian yang telah direncanakan dalam RPJMD Pemda DIY yaitu penurunan Cakupan penanganan PMKS sebesar 5% dari total PMKS di DIY. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kemampuan keuangan daerah yang terbatas dan diprioritaskan untuk pemulihan penanganan eks korban bencana Merapi, keterbatasan Sumber Daya Manusia yang dimiliki dan keterbatasan sarana prasarana yang ada.

Pada tahun 2011, cakupan penanganan PMKS sebesar 2,46% atau mengalami kenaikan sebesar 0,47% dari cakupan penanganan tahun 2010 sebesar 1,99%. Namun demikian kenaikan tersebut tetap belum dapat mencapai target yang direncanakan dalam RPJMD sebesar 5% dari Total PMKS yang ada di DIY.

Tahun 2012 cakupan penanganan PMKS tercapai sebesar 6,54% atau mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 4,08% dari realisasi cakupan tahun 2011 sebesar 2,46%. Kenaikan tersebut sekaligus dapat melampaui target yang direncanakan dalam RPJMD tahun 2012 yaitu cakupan penanganan PMKS sebesar 5 % dari PMKS yang ada di DIY. Kenaikan realisasi cakupan penanganan PMKS tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu pemilihan prioritas kegiatan yang memiliki dampak langsung dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat serta adanya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) yang cukup besar yang diperuntukkan langsung kepada sasaran atau masyarakat.

Selain penanganan PMKS, juga dilakukan peningkatan kapasitas terhadap PSKS. PSKS adalah semua hal yang berharga yang dapat digunakan untuk menjaga, menciptakan dan memperluas Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial bersifat manusiawi, sosial dan alami. Kelompok PSKS sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial No. 08 tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) terdiri dari 12 jenis yaitu; Pekerja Sosial Profesional, Pekerja Sosial Masyarakat, Taruna Siaga Bencana, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), Pioneer, Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM), Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS), Penyuluh Sosial, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Dunia Usaha. Entitas ini sangat penting keberadaannya dalam usaha mengatasi permasalahan PMKS. Perkembangan PSKS di DIY dapat dilihat dari data 2008-2012 sebagai berikut :

Page 483: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 467

Tabel IV.69 Data Penanganan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di DIY, 2008-2012

No Jenis PSKS 2008 2009 2010 2011 2012

1 Pekerja Sosial Profesional - - - - 41

2 Tenaga kesejahteraan Sosial Masyarakat / PSM

213 78 78 134 121

3 Taruna Siaga Bencana 873

4 LKS / Orsos 53 10 10 88 83

5 Karang Taruna 63 20 10 102 85

6 Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3)

11 12

7 Keluarga Pioner - - - - -

8 Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat

7 5 - 23 25

9 Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS),

- - - - -

10 Penyuluh Sosial - - - - 7

11 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK),

78

12 Dunia usaha Yang melakukan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)

- 130 43 135 100

Sumber: Dinas Sosial DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.70 Program/Kegiatan Urusan Sosial Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

1.449.402.875 100,00 96,87 100,00 100,00

Page 484: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

468 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.1 Peningkatan kemampuan (Capacity building Petugas dan Pedampingan Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS Lainnya

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.2 Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi Keluaga Miskin (USEP KM)

89.622.850 100,00 100,00 100,00 100,00

1.3 Pemulangan / meneruskan Perjalanan Orang Terlantar

40.000.000 100,00 71,73 100,00 100,00 Efisiensi sebesar Rp 11.340.000,- karena menyesuaikan dengan jumlah orang terlantar yang datang ke Dinas Sosial untuk dibantu atau pulangkan

1.4 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

1.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.5 Bimbingan Pemantapan dan Pengembangan KUBE

252.668.000 100,00 98,92 100,00 100,00

1.6 Pelatihan Ketrampilan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( UEP WRSE )

354.828.000 100,00 98,67 100,00 100,00

1.7 Penumbuhan Lembaga Keuangan Mikro

492.123.000 100,00 94,76 100,00 100,00

1.8 Penumbuhan Forum KUBE

43.400.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.9 Bimbingan Pemantapan dan Pengembangan USEP

96.926.625 100,00 100,00 100,00 100,00

1.10 Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan PKH Oleh Tim di Provinsi

28.334.400 100,00 99,45 100,00 100,00

1.11 Pendampingan dan Evaluasi Program Penanganan Masalah Kemiskinan di Provinsi DIY

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.12 Famili Gathering untuk Keluarga Bermasalah

5.000.000 100,00 85,00 100,00 100,00 Efisiensi honor narasumber sebesar Rp750.000,-

2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

2.528.545.600 100,00 95,61 100,00 100,00

Page 485: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 469

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.1 Penyuluhan Sosial Desa

134.955.000 100,00 99,87 100,00 100,00

2.2 Pelaksanaan KIE Konseling dan kampanye Sosial bagi Penyandang masalah kesejahteraan sosial ( PMKS )

10.000.000 100,00 87,00 100,00 100,00 Efisiensi sebesar Rp1.300.000,- berupa Belanja Sewa Tempat /ruang untuk Acara Puncak karena menggunakan Gedung Pemerintah

2.3 Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma center termasuk bagi korban bencana

227.455.560 100,00 99,51 100,00 100,00

2.4 Penyusunan Kebijalkan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyan dang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS )

146.687.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.5 Koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya upaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan

24.925.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.6 Pemulangan dan Pemakan Jenazah Terlantar

9.600.000 100,00 93,75 100,00 100,00

2.7 Bantuan Permakanan Bagi Lanjut Usia Terlantar

406.928.000 100,00 91,22 100,00 100,00

2.8 Sosialisasi Program Askesos

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.9 Bimbingan Sosial UEP Lanjut Usia Terlantar

65.000.000 100,00 99,90 100,00 100,00

2.10 Pengasramaan Murid SLB

402.031.840 100,00 94,89 100,00 100,00

2.11 Penyegaran Tagana dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana

305.548.200 100,00 99,34 100,00 100,00

2.12 Fasilitasi Pelayanan Lanjut Usia Melalui Home Care

30.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00

2.13 Pendampingan Lanjut Usia Korban Bencana

100.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00

Page 486: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

470 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Merapi

2.14 Fasilitasi Modal Usaha KTK dan PM Bermasalah

42.815.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.15 Penyuluhan Sosial Melalui Media Cetak

15.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.16 Penyuluhan Sosial Melalui Media Elektronik

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.17 Kampung Siaga Bencana (KSB)

125.000.000 100,00 94,96 100,00 100,00

2.18 Bimbingan dan Bantuan UEP LU Korban Bencana Merapi

35.000.000 100,00 99,31 100,00 100,00

2.19 Jaminan Sosial Lanjut Usia

10.850.000 100,00 98,89 100,00 100,00

2.20 Forum Komunikasi Orsos Lanjut Usia

13.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.21 Pelaksanaan KIE dan Kampanye Sosial Dalam rangka HALUN

15.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.22 Pemulangan PMKS ke Daerah Asal

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.23 Bantuan Permakanan Bagi Anak Cacat

242.250.000 100,00 82,46 100,00 100,00 Sisa hasil lelang atau pengadaan permakanan sebesar Rp.42.500.000,-

2.24 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.25 Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehabilitas Kesejahteraan Sosial Bagi PMKS

100.000.000 100,00 99,76 100,00 100,00

3 Program Pembinaan Anak Terlantar

468.099.600 100,00 84,83 100,00 100,00

3.1 Monitoring dan Evaluasi

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.2 Rekomendasi Adopsi bagi Anak Terlantar

89.235.000 100,00 82,28 100,00 100,00 Efisiensi sebesar Rp. 15.812.100,- berupa perjalanan dinas luar daerah terkait kegiatan home visit ke Kalimantan dan Jawa Tengah yang menyesuaikan

Page 487: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 471

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

dengan harga tiket riil

3.3 Bimbingan Sosial Anjal Hasil Penjangkauan

90.000.000 100,00 85,77 100,00 100,00 Efisiensi sebesar Rp 12.804.250,- karena menyesuaikan jumlah anak yang di pulangkan dan lokasi pemulangan anak jalanan hasil penjangkauan

3.4 Bimbingan Sosial dan Pendampingan ABH

4.225.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.5 Pelayanan dan Perlindungan Sosial Bagi Anak Terlantar Luar Panti

83.580.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.6 Rumah Perlindungan Sosial Bagi PMKS

200.059.600 100,00 78,81 100,00 100,00 Efisiensi sebesar Rp 42.389.030,- karena kegiatan ini merupakan kegiatan pelayanan langsung selama satu tahun yang sangat tergantung dengan jumlah klien yang masuk atau harus dilayani.

4 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

345.176.600 100,00 94,37 100,00 100,00

4.1 Pendidikan dan pelatihan bagi Penyandang Cacat dan Eks Trauma

50.000.000 100,00 99,64 100,00 100,00

4.2 Monev Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.3 Pengembangan Usaha Mandiri Penyandang

129.870.000 100,00 99,66 100,00 100,00

Page 488: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

472 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Cacat

4.4 Revitalisasi Paca 60.000.000 100,00 99,89 100,00 100,00

4.5 Family Gathering untuk Penyandang Cacat

8.750.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.6 Sosialisasi Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas

26.746.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.7 Penyusunan Pergub Tindak Lanjut Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas

68.810.500 100,00 72,75 100,00 100,00 Efisiensi sebesar Rp 18.750.000,- yang berasal dari Transportasi dan Akomodasi Finalisasi Draf Pergub, efisiensi uang saku peserta dan efisiensi makanan dan minuman harian umum peserta yang disesuaikan dengan jumlah personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut

5 Program Pembinaan Panti Asuhan Jompo

5.466.542.290 100,00 89,63 100,00 100,00

5.1 Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penghuni Panti Asuhan/ Jompo

5.466.542.290 100,00 89,63 100,00 100,00 Realisasi Keuangan kurang dari 90% karena ada efisiensi anggaran pada kegiatan tersebut dengan perincian: BRTPD = Rp.52.995.700 (sisa honor instruktur, sisa hasil pengadaan barang, sisa makan minum rapat, perjalanan dinas luar daerah), PSKW =

Page 489: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 473

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Rp.4.975.100 (sisa hasil pengadaan barang dan jasa serta sisa pembelian isi tabung gas), PSBK= Rp.172.070 , PSBR =Rp.1.055.750, PSAA = Rp.483.891.300 (sisa uang harian/transport, sisa uang pendidikan dan sisa pengadaan barang), PSTW = Rp.16.626.450 (sisa pengadaan dan sisa uang duka), PSPP = Rp.7.064.540 (sisa honor instruktur dan honor pegawai tidak tetap serta sisa pengadaan barang dan jasa)

6 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PKS,Narkoba dan Penyakit social Lainnya

266.268.000 100,00 99,66 100,00 100,00

6.1 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

6.2 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Tuna Suisila

45.000.000 100,00 99,70 100,00 100,00

6.3 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Korban Napza

95.268.000 100,00 99,45 100,00 100,00

6.4 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Warga Binaan Permasyarakatan

50.000.000 100,00 99,56 100,00 100,00

Page 490: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

474 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6.5 Pembinaan Mental sosial pemulangan Penyandang Penyakit Sosial Pasca Razia

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

6.6 Fasilitasi Bagi ODHA 50.000.000 100,00 99,96 100,00 100,00

7 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial (21)

522.682.770 100,00 99,83 100,00 100,00

7.1 Peninkatan Pertan Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha

50.000.000 100,00 99,40 100,00 100,00

7.2 Pelatihan dan Penataran PSM

51.239.920 100,00 99,59 100,00 100,00

7.3 Bimbingan Manajemen Karang Taruna

69.900.000 100,00 99,89 100,00 100,00

7.4 Bimbingan UEP bagi Karang Taruna

39.966.850 100,00 99,92 100,00 100,00

7.5 Fasilitasi Binjut Bagi Orsos

6.788.000 100,00 100,00 100,00 100,00

7.6 Bimbingan Konsultasi Timbal Balik Orsos

23.985.000 100,00 99,36 100,00 100,00

7.7 Bimbingan Penumbuhan UEP Embrional Orsos Desa

39.500.000 100,00 99,81 100,00 100,00

7.8 Fasilitasi Kelembagaan WKSBM

32.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00

7.9 Pembinaan Lanjut Askesos

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

7.10 Temukarya Daerah Karang Taruna

188.503.000 100,00 99,97 100,00 100,00

8 Program Pembinaan Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial (K3S)

206.969.500 100,00 99,60 100,00 100,00

8.1 Pemeliharaan TMPN / TMP, MPP, MPN

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

8.2 Fasilitasi Pemakaman Jenasah di TMP 20 Jenasah

80.009.600 100,00 99,85 100,00 100,00

8.3 Forum Komunikasi Petugas Pengelola TMP, MPP dan MPN

9.950.000 100,00 100,00 100,00 100,00

8.4 Ziarah Wisata Pengenalan Nilai-nilai Kepahlawanan

9.730.000 100,00 100,00 100,00 100,00

8.5 Fasilitasi Kesejahteraan Keluarga Pahlawan

5.850.000 100,00 95,73 100,00 100,00

Page 491: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 475

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

8.6 Kegiatan : Pemberdayaan Kesetiakawanan bagi Pelajar Antar Sekolah

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

8.7 Fasilitasi Usulan Gelar Pahlawan dan Penghargaan Satya Lencana kebaktian sosial

5.710.000 100,00 94,77 100,00 100,00

8.8 Fasilitasi Upacara Ziarah Rombongan di TMP

11.100.000 100,00 100,00 100,00 100,00

8.9 Fasilitasi Peringatan Hari Besar Nasional

11.950.000 100,00 99,83 100,00 100,00

8.10 Fasilitasi Tempat-tempat sejarah perjuangan bangsa

15.000.000 100,00 99,07 100,00 100,00

8.11 Fasilitasi Penanaman Nilai-nilai Kepahlawanan

7.669.900 100,00 100,00 100,00 100,00

8.12 Nampak Tilas Rute Perjuangan

5.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Dinas Sosial

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Program Pengentasan kemiskinan melalui model Pola Konsentrasi masih belum dapat dilaksanakan secara Optimal karena dukungan dari Kabupaten/Kota maupun SKPD lainya maupun stakeholder belum optimal.

2. Hasil pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan. belum terpetakan tingkat perkembangan. keberhasilan atau kegagalannya hal tersebut di sebabkan keterbatasan alokasi anggaran untuk kegiatan monitoring dan evaluasi.

Solusi

Berdasarkan permasalahan tersebut, Pemda DIY telah melakukan berbagai usaha untuk mengatasi permasalahan yang ada antara lain: meningkatkan koordinasi dengan berbagai SKPD dan stakeholder untuk mendukung program penanganan kemiskinan dengan pola konsentrasi, melakukan optimalisasi pelaksanaan monev untuk melihat keberhasilan

Page 492: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

476 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

atau kegagalan sebuah kegiatan. Disamping itu untuk mengatasi persoalan tersebut diusulkan solusi sebagai berikut:

1. SKPD yang terkait dalam program pengentasan kemiskinan perlu lebih dioptimalkan untuk mendukung penanganan kemiskinan melalui pola konsentrasi. Bappeda DIY diharapkan menjadi koordinator dalam program tersebut, mengingat program pengentasan kemiskinan melibatkan berbagai SKPD maupun sektor lain yang mendukung terhadap penurunan angka kemiskinan di DIY.

2. Perlu alokasi anggaran yang cukup untuk melakukan monev dan melakukan berbagai kajian agar dapat menggambarkan perkembangan, keberhasilan ataupun kegagalan dari setiap kegiatan penanganan penanganan PMKS yang telah dilakukan oleh Pemda DIY melalui Dinas Sosial.

23. URUSAN KEBUDAYAAN

a) Kondisi Umum

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan perpaduan antara kejayaan masa lalu dengan kreativitas dan inovasi masa kini. Kebudayaan menjadi salah satu pilar pembangunan di DIY di samping pendidikan dan kebudayaan. Urusan kebudayaan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan cukup signifikan di DIY. Setelah UU Keistimewaan DIY Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY posisi kebudayaan menjadi semakin kuat karena kebudayaan menjadi payung atau pengarusutamaan pembangunan di segala bidang. Oleh karena itu, Pemerintah DIY telah melakukan upaya menyusun program dalam perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan DIY sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabat masyarakat DIY dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam pergaulan di fora nasional maupun internasional.

Pembangunan kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya bertujuan untuk melindungi dan mengembangkan kebudayaan, tetapi juga untuk memanfaatkan kebudayaan yang merupakan aset yang sangat tinggi harganya bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di DIY. Kebudayaan akan menjadi arus utama atau payung bagi sektor lain, karena sumber daya kebudayaan mengandung unsur-unsur universal dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya pembangunan dalam segala bidang akan menghasilkan sebuah karya budaya besar yang akan mewakili peradaban pada zamannya. Karya karya budaya yang besar

Page 493: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 477

sebagai hasil pembangunan di segala bidang yang berpayung hukum pada kebudayaan akan menghasilkan renaissance budaya Yogyakarta.

Keutamaan pembangunan kebudayaan adalah untuk membentuk identitas diri atau jati diri masyarakat, karena mempunyai daya tangkal terhadap budaya asing yang dapat diakses oleh masyarakat DIY melalui berbagai sumber. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti yang pernah disampaikan Alvin Toffler dalam the third wave-nya membuat dunia yang borderless sehingga masyarakat mempunyai kemudahan dalam mengakses berbagai informasi melalui berbagai media melintasi batas-batas budaya lain. Informasi dari luar yang mengalir deras kepada masyarakat memiliki content positif maupun negatif, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan sejauh kebudayaan DIY mampu menjadi filter bagi masyarakat sehingga mampu memilah dan memilih sisi positif dari budaya-budaya baru yang mereka terima serta justru akan memperkaya budaya yang sudah ada.

Kebudayaan juga akan menjadi potensi ekonomi kreatif yang apabila dikelola dengan baik dapat menciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi serta mengentaskan kemiskinan. Menurut Maynard dan Mehrtens (1993) setelah gelombang ketiga Alvin Toffler, dunia akan dilanda gelombang keempat (fourth wave economic) yang mana kesejahteraan manusia tidak lagi ditopang oleh sektor pertanian ataupun industrialisasi. Ekonomi gelombang keempat adalah kelanjutan dari ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan. Geliat nasional juga menunjukkan kepada orientasi ke arah tersebut. Kebudayaan juga menjadi media diplomasi yang akan mengangkat harkat dan martabat bangsa dalam pergaulan internasional, karena memiliki kekuatan citra positif bangsa yang berperadaban.

Pada tahun 2012 para pemangku urusan kebudayaan melakukan upaya sistematis dan terencana menyusun dan melaksanakan program/kegiatan untuk mendukung tema pembanguan DIY “Penguatan Daya Saing dan Ketahanan Ekonomi Daerah untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”.

Program pengembangan nilai budaya terdiri dari 15 kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian (pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan) nilai-nilai budaya lokal. Upaya-upaya untuk mempertahankan ketahanan budaya / jatidiri dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan seperti penyelenggaraan macapat rutin keliling di 5 Kab/Kota, festival adat istiadat, kompetisi bahasa dan sastra, rekonstruksi gendhing klasik.

Page 494: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

478 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Program pengelolaan kekayaan budaya dilaksanakan melalui 43 kegiatan. Pada tahun ini Pemerintah DIY telah menyelesaikan revitalisasi Tugu Pal Putih yang didesain untuk melindungi cagar budaya tugu, tetapi tetap memberi ruang untuk apresiasi masyarakat terhadap Tugu tersebut. Upaya untuk mendukung menghidupkan kembali Jagang Vredeburg juga telah dilaksanakan. Tambahan-tambahan kesempurnaan revitalisasi Tugu dan Jagang akan dilaksanakan tahun berikutnya.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan regulasi untuk menangani Cagar Budaya dengan Perda Nomor 6 Tahun 2012 yang mengatur pelestarian warisan budaya dan cagar budaya di DIY yang mengamanahkan bahwa setiap alih fungsi BCB dan KCB harus mendapatkan rekomendasi dari Pemda DIY melalui pemangku urusan kebudayaan terkait.

Program pengelolaan keragaman budaya dilaksanakam melalui 16 kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan seni budaya yang sangat beragam di DIY, antara lain melalui pengiriman misi kesenian ke luar daerah dan negara, festival kesenian Yogyakarta, Gelar Budaya dialog kebudayaan antar etnis, sosialisasi budaya melalui media massa, dan masih banyak lagi kegiatan yang melestarikan, mengembangan, memanfaatkan beranekaragam kesenian baik yang dari Kraton dan Puro, ataupun yang berkembang dalam masyarakat, baik yang tradisional maupun kontemporer.

Prestasi DIY dalam kebudayaan dapat ketika mengikuti Parade Tari Nusantara di TMII yang mana misi kesenian dari DIY memperoleh predikat sebagai juara umum. Dalam Parade Tari Nusantara DIY tersebut DIY mendapatkan kejuaraan sebagai Penyaji Terbaik, Penata Tari Terbaik, Penata Tari Unggulan, Penyaji Unggulan, Penata Musik Unggulan, Penata Rias dan Busana Unggulan, Penyaji Terbaik antar Wilayah Jawa dan Bali Parama Natya Budaya Jawa Bali Dwipa.

Kejuaraan bidang kebudayaan juga diraih ketika mengikuti Festival Nasional Kesenian Musik Nusantara sebagai penyaji terbaik, penata musik terbaik, penulisan diskripsi terbaik.

Regenerasi dalam bidang kebudayaan telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan dengan sasaran anak-anak dan remaja, diantaranya kegiatan festival dalang anak, lomba lukis untuk anak-anak, lomba kompetisi bahasa Jawa untuk anak-anak serta fasilitasi kepada kelompok-kelompok pelestari budaya yang beranggotakan generasi muda, seperti kelompok Dalang Muda Sukro Kasih. Pelatihan-pelatihan seni dan budaya juga dilakukan untuk mempercepat regenerasi kesenian di DIY. Pemda DIY juga telah memiliki beberapa web yang memuat data dan

Page 495: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 479

informasi mengenai pengelolaan kekayaan dan keragaman kebudayaan di DIY, yaitu antara lain www.jogjabudaya.com, www.tasteofjogja.com.

Salah satu area publik untuk apresiasi karya seni dan budaya generasi muda adalah di Taman Budaya milik Pemda DIY yang mana generasi muda memanfaatkan tempat ini untuk pentas seni, pameran, diskusi, pemutaran film, festival dan lainnya. Kawasan Kilometer 0 Yogyakarta juga memberikan ruang untuk ekpresi seni budaya bagi kelompok-kelompok seni seperti mural, patung, foto, parade seni, dan lainnya.

Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya yang terdiri dari kegiatan membangun kemitraan pengelolaan kebudayaan antar daerah dan pertemuan sastrawan nusantara yang memiliki aktivitas dalam bidang sastra kerjasama dengan sepuluh anggota MPU. Salah satu keluaran dari kegiatan Membangun kemitraan Pengelolaan Kebudayaan antar Daerah adalah mengikuti Festival Royal Flora di Chiangmay Thailand.

Pemda DIY juga melakukan inisiatif internal antar pemangku urusan kebudayaan yang terkait dalam pelestarian (pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan) kebudayaan di DIY, antara lain kerjasama dalam penyusunan kalender, wajib kunjung museum untuk anak sekolah, pengelolaan cagar budaya.

Program yang terakhir yakni program peningkatan sarana dan prasarana yang di dalamnya terdiri dari kegiatan fasilitasi barang bercorak tradisi untuk masyarakat baik berupa bantuan dana maupun peralatan. Kegiatan tersebut akan menjadi stimulan bagi organisasi/lembaga budaya agar secara terus menerus mempertahankan ketahanan budaya. Kegiatan revitalisasi situs purbakala di DIY sudah dilakukan untuk situs Pleret.

Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dalam urusan kebudayaan pada tahun 2012 dapat dicermati dari tolak ukur indikator Kinerja yang telah diraih sebagaimana berikut:

Tabel IV.71 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2011-2012

No. Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1 Persentase Peningkatan Jumlah Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak yang tertangani

Persen 42,72 43,69 44,07 100,87

2 Persentase peningkatan jumlah koleksi Museum Sonobudoyo (non-naskah)

Persen 33,74 36,07 36,31 100,67

Page 496: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

480 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

yang terpreparasi, terkonservasi, teralih; aksara, bahasa, dan media

3 Jumlah dokumen naskah kuno yang terselamatkan

Dokumen 6 12 12 100

4 Jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil dalam pengelolaan museum

Orang 180 240 250 104.17

5 Persentase peningkatan jumlah Desa Budaya berpredikat maju

Persen 25

38 38 100

6 Jumlah SDM yang mendapat pelatihan di bidang Kesenian

Orang 130 150 200 133.3

7 Jumlah karya seni yang terselamatkan

Buah 5 8 8 100

8 Jumlah masyarakat yang mendapatkan fasilitasi peningkatan kemampuan berbahasa Jawa

Orang 650 700 700 100

9 Jumlah kunjungan museum Orang 623.500 1.375.000 1.375.000 100

10 Jumlah pemberian penghargaan bagi seniman dan pelestari Warisan Budaya

Orang 360 390 390 100

11 Persentase organisasi budaya berkategori maju

Persen 0,89

0,94 0,94 100

12 Jumlah sumber sejarah yang terkelola

Buah 500 700 700 100

13 Jumlah peristiwa budaya Event 920 960 960 100

14 Jumlah gedung seni budaya Unit 94 96 96 100

15 Jumlah pelaku perfilman 130 140 140 100

Sumber: Dinas Kebudayaan DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.72 Program/Kegiatan Urusan Kebudayaan Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Nilai Budaya

167.395.000 100,00 96,53 100,00 100,00

1.1 Fasilitasi Pusat Pengembangan Budaya Di Desa Budaya

220.000.000 100,00 99,47 100,00 100,00

1.2 Pelestarian Dan Pengembangan Upacara Adat

109.550.000 100,00 99,65 100,00 100,00

Page 497: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 481

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.3 Pengelolaan Dan Pengembangan Desa Budaya

173.920.000 100,00 94,95 100,00 100,00

1.4 Penyelenggaraan Kompetisi Bahasa Dan Sastra Jawa

150.000.000 100,00 94,93 100,00 100,00

1.5 Penyelenggaraan Kompetisi Budaya Bagi Anak-Anak

40.000.000 100,00 99,97 100,00 100,00

1.6 Lomba Dan Pameran Seni Budaya

75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.7 Penerbitan Majalah Bahasa Jawa

100.000.000 100,00 98,36 100,00 100,00

1.8 Pelatihan Seni Dan Budaya Di DIY

60.000.000 100,00 99,04 100,00 100,00

1.9 Konggres Bahasa Jawa 99.375.000 100,00 96,62 100,00 100,00

1.10 Penyelenggaraan Macapat Rutin

220.000.000 100,00 97,77 100,00 100,00

1.11 Penyelenggaraan Anugerah Buaya Kepada Lembaga, Pelaku Pelestari Budaya, Pengembangan Adat Dan Tradisi

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.12 Festival Upacara Adat Se-Provinsi DIY

74.550.000 100,00 96,28 100,00 100,00

1.13 Pemberdayaan Organisiasi Budaya

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.14 Rekontruksi Gending Klasik

100.000.000 100,00 96,72 100,00 100,00

1.15 Bienalle Jogja 125.000.000 100,00 74,26 100,00 100,00 Efisiensi Pembelian tiket ke luar negeri

2 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

19.003.213.575

100,00 96,77 100,00 99.77

2.1 Pelestarian Fisik Dan Kandungan Bahan Pustaka Termasuk Naskah Kuno

60.000.000 100,00 98,38 100,00 100,00

2.2 Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah

50.000.000 100,00 98,60 100,00 100,00

2.3 Fasilitasi Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya

248.144.500 100,00 81,95 100,00 100,00 Pengembalian Pembelian tiket ke luar negeri

2.4 Fasilitasi Duta Seni Budaya

75.000.000 100,00 99,58 100,00 100,00

2.5 Gelar Wisata Museum Sonobudoyo

50.000.000 100,00 96,60 100,00 100,00

Page 498: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

482 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.6 Pameran Nasional, Regional, Lokal Dan Temporer Benda Koleksi Museum Sonobudoyo

188.850.000 100,00 94,40 100,00 100,00

2.7 Pelestarian Dan Pengelolaan BCB Di Provinsi DIY

6.344.905.675

100,00 86,13 100,00 90,00 Pembebasan lahan di tugu yogyakarta tidak terealisasi karena tidak ada kesepakatan harga dengan penghuni

2.8 Penyelamatan Benda Koleksi Museum Sonobudoyo

650.708.000 100,00 98,28 100,00 100,00

2.9 Promosi Potensi Museum DIY

46.100.000 100,00 98,76 100,00 100,00

2.10 Pengembangan Museum Internasional

7.639.000.000

100,00 96,95 100,00 100,00

2.11 Pengkajian Benda Koleksi Museum

246.915.400 100,00 99,04 100,00 100,00

2.12 Penyelamatan Naskah Museum Sonobudoyo

460.000.000 100,00 84,81 100,00 100,00

2.13 Publikasi Seni Budaya Di TBY

30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.14 Bimbingan Seni Di Taman Budaya

76.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.15 Penyelenggaraan Pagelaran Seni Tradisi

98.500.000 100,00 99,99 100,00 100,00

2.16 Penerbitan Majalah Seni Budaya

90.000.000 100,00 99,83 100,00 100,00

2.17 Pembuatan Bahan Promosi Budaya

125.000.000 100,00 99,10 100,00 100,00

2.18 Rekonstruksi Seni Klasik Dan Tradisi

75.000.000 100,00 98,18 100,00 100,00

2.19 Pagelaran Wayang Durasi Singkat

250.000.000 100,00 99,96 100,00 100,00

2.20 Festival Museum 300.000.000 100,00 96,35 100,00 100,00

2.21 Digitalisasi Naskah Koleksi MSB

50.000.000 100,00 98,78 100,00 100,00

2.22 Gelar Karya Seni Maestro 75.000.000 100,00 99,92 100,00 100,00

2.23 Penyusunan Peraturan Permuseuman

25.000.000 100,00 95,90 100,00 100,00

2.24 Inventarisasi Dan Dokumentasi Sumber Sejarah DIY

150.000.000 100,00 97,69 100,00 100,00

2.25 Festival Teater 50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 499: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 483

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.26 Festival Ketoprak Antar Kabupaten Dan Kota

75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.27 Penyempurnaan Pra Peraturan Daerah Pola Arsitektur Bernuansa Budaya

30.000.000 100,00 57,89 100,00 100,00 Efisiensi SPPD karena disesuaikan dengan ASB

2.28 Festival Sendratari 75.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00

2.29 Pengembangan Kapasitas Museum

394.690.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.30 Penulisan Sejarah Lokal DIY

50.000.000 100,00 99,03 100,00 100,00

2.31 Pemetaan Potensi Sejarah 100.000.000 100,00 99,31 100,00 100,00

2.32 Penyebaran Informasi Sejarah

50.000.000 100,00 99,25 100,00 100,00

2.33 Penyusunan Buku Profil Seni Pertunjukan Tradisional Di DIY

50.000.000 100,00 97,90 100,00 100,00

2.34 Penerbitan Buku Profil Seniman Budayawan Yogyakarta

50.000.000 100,00 97,57 100,00 100,00

2.35 Pengelolaan Data Seni Budaya Di DIY

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.36 Pengembangan Perpustakaan Seni Budaya

25.000.000 100,00 97,80 100,00 100,00

2.37 Pengembangan Data Koleksi Perpustakaan Berbasis Web

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.38 Pembinaan Lembaga Pelestari Warisan Budaya

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.39 Experimentasi Karya Seni

75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.40 Animasi Bcb Sebagai Bahan Promosi

75.000.000 100,00 98,83 100,00 100,00

2.41 Pergelaran Ketoprak Lintas Generasi

100.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.42 Penyusunan Regulasi Di Museum Sonobudoyo

50.000.000 100,00 98,27 100,00 100,00

2.43 Inventarisasi Dan Dokumentasi Koleksi Museum

269.400.000 100,00 96,17 100,00 100,00

3 Program Pengelolaan Keragaman Budaya

5.201.028.000

100,00 97,03 100,00 100.00

3.1 Fasilitasi Pengiriman Misi Kesenian

1.085.985.000

100,00 98,34 100,00 100,00

3.2 Festival Kesenian Yogyakarta

597.000.000 100,00 99,03 100,00 100,00

3.3 Gelar Budaya Jogja 300.000.000 100,00 95,58 100,00 100,00

3.4 Pembinaan Kesenian Tradisional

702.500.000 100,00 97,29 100,00 100,00

Page 500: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

484 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.5 Pembuatan Film Dan Sinetron

100.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.6 Sosialisasi Budaya Melalui Media Massa

210.000.000 100,00 95,55 100,00 100,00

3.7 Festival Dalang Anak 80.000.000 100,00 99,94 100,00 100,00

3.8 Partisipasi Kegiatan Seni Pada HUT RI

100.000.000 100,00 99,86 100,00 100,00

3.9 Festival Film Indie 145.362.000 100,00 99,89 100,00 100,00

3.10 Penanaman Nilai-Nilai Budi Pekerti Kepada Masyarakat

75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.11 Penyusunan Peraturan Perfilman Daerah

50.000.000 100,00 98,25 100,00 100,00

3.12 Pelestarian Dan Aktualisasi Kesenian Tradisi

1.309.181.000

100,00 96,18 100,00 100,00

3.13 Pergelaran Seni Sepajang Tahun

150.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3.14 Animasi Cerita Rakyat DIY

65.000.000 100,00 99,70 100,00 100,00

3.15 Penyempurnaan Pencetakan Dan Launching Buku Perfilman

171.000.000 100,00 99,40 100,00 100,00

3.16 Konggres Pewayangan 60.000.000 100,00 73,51 100,00 100,00

4 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

969.550.000 100,00 94,39 100,00 100,00

4.1 Membangun Kemitraan Pengelolaan Kebudayaan Antar Daerah

525.000.000 100,00 92,50 100,00 100,00

4.2 Pertemuan Sastrawan Nusantara

444.550.000 100,00 96,28 100,00 100,00

5 Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebudayaan

4.185.000.000

100,00 91,23 100,00 100,00

5.1 Fasilitasi Barang Bercorak Tradisi Untuk Masyarakat

4.085.000.000

100,00 90,42 100,00 100,00

5.2 Revitalisasi Situs Purbakala Di DIY

100.000.000 100,00 92,04 100,00 100,00

6 Program Pelestarian Cagar Budaya Dan Permuseuman

9.500.000.000

100,00 18,22 100,00 50,00

6.1 Pengelolaan Pengembangan Permuseuman

9.500.000.000

100,00 18,22 100,00 100,00

7 Program Pengembangan Nilai Budaya, Seni Dan Perfilman

350.000.000 100,00 94,27 100,00 100,00

Page 501: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 485

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

7.1 Pelestarian Dan Pengembangan Kesenian

350.000.000 100,00 94,27 100,00 100,00

8 Pengembangan nilai budaya

418.707.000 100,00 99,71 100,00 100,00

8.1 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah

223.955.000 100,00 99,42 100,00 100,00

8.2 Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya

194.752.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Dinas Kebudayaan DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Kuantitas dan Kualitas Sumberdaya Manusia Permuseuman belum memadai.

Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam permuseuman belum memadai, selain jumlahnya terbatas, juga belum sesuai dengan ketentuan yang ada mensyaratkan sumberdaya di museum untuk memiliki kompetensi-kompetensi tertentu baik pendidikan, keahlian, maupun pengalaman di bidang permuseuman.

2. Pengadaan lahan untuk revitalisasi BCB Tugu.

Kegiatan Revitalisasi BCB Tugu meliputi rehab bangunan Tugu serta pembebasan lahan seluas 293 m2 di sebelah tenggara bangunan Tugu yang direncanakan untuk pembangunan plasa yang berisi diorama dan penjelasan historis dan kemasyarakatan tentang tugu. Namun dalam proses pelaksanaan kegiatan penghuni lahan di tenggara tugu tidak menerima tawaran pelepasan tanah tersebut dengan nilai 50% dari NJOP dan meminta dengan harga yang tinggi.

3. Pengelolaan dan Pembinaan desa budaya sebagai beteng pertahanan nilai tradisional

Permasalahan yang timbul dari pengelolaan desa budaya ini adalah belum diperbaruinya regulasi mengenai desa budaya yakni SK Gubernur No 325/KPTS/1995 tanggal 24 November 1995, padahal menurut data terakhir dari pemangku urusan kebudayaan terdapat 43 desa yang berpotensi sebagai benteng budaya Yogyakarta, dan

Page 502: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

486 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

41 desa budaya di antaranya telah diklasifikasi dalam desa budaya embrional, berkembang, dan maju. Selain itu, sarana dan prasarana seni dan budaya desa budaya masih perlu ditingkatkan.

4. Regenerasi grup kesenian dan seniman tradisional yang berlangsung lamban, bahkan cenderung surut.

Banyak grup kesenian dan seniman tradisional yang dulu terkenal sudah tidak memiliki ruang untuk tampil, sarana dan prasarana terbatas dan sudah tidak layak tampil, selain juga faktor usia yang sudah tidak memungkinkan untuk menghidupkan seni dan budaya tradisional. Generasi-generasi baru lebih tertarik mengembangkan seni kontemporer.

5. Pelindungan atas kekayaan dan keragaman seni dan budaya.

Pelindungan ini mencakup pelindungan dari pencurian dan pemalsuan benda seni budaya, maupun segi-segi lainnya, terlebih lagi beberapa tahun terakhir bangsa ini dikejutkan oleh perilaku bangsa lain yang mengakuisi karya budaya bangsa. Oleh karena itu perlu segera dilakukan kegiatan untuk melindungi aset kebudayaan DIY baik berupa regulasi, hak atas kekayaan intelektual (HAKI), maupun sarana prasarana lainnya.

6. Pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan budaya yang sudah dilestarikan

Banyak bangunan-bangunan cagar budaya maupun yang diduga cagar budaya telah direhabilitasi, namun pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan tersebut perlu dalam pembinaan. Banyak juga rumah-rumah yang diduga cagar budaya dibiarkan terbengkalai.

Solusi

1. Kuantitas dan Kualitas Sumberdaya Manusia Permuseuman belum memadai.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi berkaitan dengan masalah sumberdaya museum Pemerintah DIY secara rutin mengirimkan pegawai museum untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selain itu juga menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di museum dengan mendatangkan pembicara dari pusat maupun dari luar negeri dengan kurikulum yang berstandar nasional maupun internasional.

Page 503: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 487

2. Pengadaan lahan untuk revitalisasi BCB Tugu

Pemda DIY mengupayakan anggaran untuk lahan tenggara Tugu sesuai hasil negosiasi dengan penghuni lahan yang bernilai kurang lebih Rp. 1.491.370.000 dalam APBD perubahan tahun 2013.

3. Pengelolaan dan Pembinaan desa budaya sebagai beteng pertahanan nilai tradisional

Dalam tahun selanjutnya akan diupayakan akselerasi penyusunan regulasi tentang status dan pelestarian desa budaya yang terkini dengan koordinasi antar pemangku. Pemda DIY berupaya untuk meningkatkan sarana prasarana di desa budaya secara bertahap seperti pengadaan balai budaya untuk ekspresi seni dan budaya di desa budaya.

4. Regenerasi organisasi kesenian dan seniman tradisional yang berlangsung lamban, bahkan cenderung surut.

Guna meningkatkan regenerasi organisasi dan seniman tradisional maka dilakukan pemberdayaan organisasi seni budaya dalam bentuk pembinaan kesenian tradisional, festival kesenian tradisional, dan stimulan-stimulan berupa bantuan modal dan barang bercorak kebudayaan.

5. Pelindungan atas kekayaan dan keragaman seni dan budaya.

Pemda DIY berupaya melindungi aset kebudayaan DIY berupa pendataan secara rutin baik tahunan maupun lima tahunan dan pemberian sarana prasarana pengamanan ke sejumlah tempat yang menyimpan banyak benda karya budaya. Upaya untuk pemberian HAKI akan dilakukan pada tahun mendatang secara bertahap.

6. Pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan budaya yang sudah dilestarikan

Bangunan-bangunan cagar budaya maupun yang diduga cagar budaya telah direhabilitasi tersebut perlu dipelihara melalui pemberdayaan kelompok-kelompok pelestari kawasan cagar budaya dan kelompok keseniannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan seni budaya, sarana prasarana wisata homestay, misalnya pendhapa-pendhapa, rumah joglo.

Page 504: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

488 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

24. URUSAN STATISTIK

a) Kondisi Umum

Keberhasilan perencanaan pembangunan dimulai dari penggunaan data dan informasi yang benar dan akurat. Untuk mendapatkan data dan informasi yang benar dan akurat antara lain ditentukan oleh kualitas SDM pengelola data dan tingkat kepedulian baik pemerintah maupun masyarakat sebagai sumber data dengan didasari kesadaran akan pentingnya data statistik. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan harus mampu menerjemahkan berbagai kepentingan statistik yang implementatif, efektif, dan akuntabel.

Untuk memenuhi kebutuhan terhadap data statistik daerah diperlukan koordinasi, kerjasama, dan sinkronisasi yang sinergis antara stakeholders penyedia data (Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, instansi vertikal, unsur perguruan tinggi, masyarakat dan penyedia data lainnya).

Urusan statistik di DIY diampu oleh instansi vertikal di daerah yakni Badan Pusat Statistik (BPS) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi pemerintah di daerah. Pemerintah Daerah DIY melaksanakan urusan statistik dengan menyelenggarakan kegiatan Penyusunan dan Pengumpulan Data Statistik Daerah serta kegiatan Pengolahan, Analisis, Monitoring, dan Evaluasi Data Statistik. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyediakan data statistik daerah yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan daerah.

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, statistic sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar-unsur dalam penyelenggaraan manajemen baik pemerintahan maupun swasta, merupakan bentuk data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis. Statistik mempunyai peranan yang penting bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai program dan kegiatan. Dengan memperhatikan pentingnya peranan statistik, diperlukan langkah-langkah untuk mengatur penyelenggaraan statistik baik skala nasional maupun daerah yang terpadu, andal, efektif dan efisien.

Secara terinci, sesuai dengan pemanfaatannya statistik dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Statistik Dasar, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala

Page 505: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 489

nasional, makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung-jawab Badan Pusat Statistik.

2. Statistik Sektoral, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah danpembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang besangkutan.

3. Statistik khusus, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.

Pemerintah Daerah DIY pada tahun 2012 mengadakan penyusunan statistik sektoral dalam bentuk kajian/analisis, yaitu:

1. Analisis PDRB DIY Tahun 2007-2011

Kajian ini disusun untuk menyediakan data PDRB DIY Tahun 2011 dan menyajikan analisis perekonomian DIY selama kurun waktu 2007-2011.

2. Penyusunan ICOR Sektoral DIY Tahun 2007-2011

Kajian ini bertujuan untuk menyediakan angka ICOR sektoral DIY guna mengetahui kebutuhan investasi DIY dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.

3. Analisis Disparitas Regional DIY

Analisis ini disusun untuk mengetahui tingkat disparitas antar kabupaten/kota di DIY dilihat dari aspek ekonomi dan non-ekonomi.

4. Penyusunan Tabel Input Output Tahun Dasar 2010

Penyusunan Tabel Input Output ini dilakukan sebagai updating data Tabel Input Output yang disesuaikan dengan tahun dasar penyusunan PDRB yang baru, yaitu tahun 2010. Tabel Input Output merupakan suatu sistem informasi statistik yang menyediakan data yang secara komprehensif mampu menggambarkan keterkaitan hubungan timbal balik antar sektor ekonomi.

5. Analisis Makro Ekonomi DIY

Kajian ini menyajikan analisis indikator-indikator makro ekonomi dan proyeksi indikator-indikator tersebut tahun 2012-2018.

Page 506: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

490 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.73 Program/Kegiatan Urusan Statistik Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENGEMBANGAN STATISTIK DAERAH

1.936.435.670 100,00 99,09 100,00 100,00

1.1 Pengolahan, Analisis, Monitoring, Dan Evaluasi Data Statistik Daerah

1.670.984.920 100,00 99,30 100,00 100,00 pekerjaan telah selesai

1.2 Penyusunan dan Pengumpulan Data dan Statistik Daerah

265.450.750 100,00 97,82 100,00 100,00 kegiatan telah selesai

Sumber : Bappeda DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Dalam urusan statistik, data statistik diperoleh dari berbagai pengampu data, seperti BPS, SKPD provinsi/kabupaten/kota serta lembaga terkait lainnya sehingga dalam rangka pertanggungjawaban produk data sering terjadi perbedaan angka atau data.

2. Sifat data statistik yang dinamis, berakibat pada sulitnya penentuan data akhir secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan yang diharapkan.

3. Beberapa data statistik dalam pengadaannya sangat komprehensif, sehingga dalam rangka pengumpulan dan analisis data untuk mendapatkan angka akhir dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini berakibat pada beberapa data penting belum dapat diwujudkan.

4. Tuntutan pemenuhan kebutuhan data dari peraturan perundang-undangan, pusat (K/L/D/I), dan kebutuhan data untuk perencanaan intern instansi sangat beragam sehingga berakibat munculnya ragam data yang sangat banyak. Hal ini seringkali menyulitkan dinas, instansi, lembaga penanggung jawab data dalam penyediaannya.

Page 507: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 491

Solusi

1. Perlu dilaksanakan koordinasi yang intensif dan berkesinambungan antar berbagai pemangku TUPOKSI penyedia data, agar terjadi komunikasi yang jelas dalam rangka peningkatan ketepatan, kecepatan dan keakuratan penyediaan data statistik.

2. Proporsi tanggung jawab terhadap data oleh para pemangku penyedian data harus lebih ditegaskan, sehingga tidak terjadi duplikasi data, atau bahkan kelangkaan data akibat dari tidak ada yang bertanggungjawab terhadap data-data tertentu.

3. Peningkatan anggaran bagi penyediaan data oleh semua penanggungjawab data yang didahului dengan komitmen semua stakeholders terhadap arti penting data dan statistik.

4. Perlu dilakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan tentang data dan statistik bagi berbagai kepentingan baik peraturan perundang-undangan dari tingkat pusat maupun daerah, sehingga memudahkan pemahaman, pembangunan dan penyediaan data oleh para pemangku penyediaan data dan statistik.

25. URUSAN KEARSIPAN

a) Kondisi Umum Arsip berguna sebagai sumber informasi yang dapat dimanfaatkan

untuk mendukung proses pengambilan keputusan, menunjang proses perencanaan, mendukung pengawasan, menjadi alat pembuktian, memori perusahaan, alat untuk kepentingan politik dan ekonomi. Banyak proses pembangunan yang terhambat karena hilangnya salah satu arsip sebagai alat pembuktian. Belajar dari berbagai pengalaman yang terjadi beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa kearsipan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan Negara. Arsip merupakan bukti-bukti konkrit yang akan menjelaskan kebenaran suatu peristiwa. Arsip menjadi salah satu bukti kebenaran sejarah perjalanan keistimewaan DIY.

Perlakuan terhadap arsip di masa sekarang sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Pengelolaan arsip yang sistematik akan mengendalikan pertumbuhan arsip yang semakin hari semakin menumpuk dengan semakin kompleksnya kegiatan yang dilakukan lembaga pemerintah, swasta maupun masyarakat.

Pemerintah DIY mengembangkan sistem kearsipan dalam kaitannya dengan penerapan teknologi informasi dan otomasi kearsipan. Tindak lanjut dari penerapan teknologi informasi adalah dengan penyediaan khasanah arsip dalam bentuk digital yang dapat diakses masyarakat secara online.

Page 508: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

492 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Dalam rangka penyusunan kegiatan kearsipan, telah disusun grand design kearsipan yang memberikan panduan tahap demi tahap kegiatan yang berskala prioritas untuk dilaksanakan setiap tahun dari tahun 2010 – 2025.

Layanan kepada masyarakat dilengkapi dengan inventaris khasanah arsip yang bersifat tematik seperti khasanah tentang Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman yang diolah dan dilayankan dalam bentuk layanan bersama antara Pemerintah DIY dengan Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman. Disamping itu juga disediakan koleksi khasanah arsip yang sudah dialih mediakan dalam bentuk digital, dialih aksarakan dalam tulisan latin, dan dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia yang bertujuan semakin memudahkan pengunjung dan pemerhati arsip.

Jaringan kearsipan dan lembaga kearsipan dari seluruh Indonesia yang ditunjang melalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berbentuk daftar pertelaan arsip bersama yang bersifat online yang dapat diakses masyarakat melalui internet.

Peningkatan pemanfaatan arsip sebagai sumber informasi dilakukan melalui Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan dengan meningkatkan ketersediaan peraturan perundangan kearsipan sebanyak sebanyak 36 peraturan yang dapat dijadikan pedoman, capaian ini lebih tinggi dari target yang seharusnya, yakni 15 regulasi, dan meningkat dari capaian tahun sebelumnya. Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan adalah penanganan arsip foto, penanganan arsip kartografi, penanganan arsip tekstual, dan digitalisasi arsip elektronik.

Dalam rangka Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/arsip Daerah, Pemerintah Daerah DIY menyelengggarakan kegiatan akuisisi dan penyelamatan arsip kepada pemerintah desa maupun masyarakat berupa penyelamatan arsip. Sebenarnya masih banyak arsip-arsip di DIY yang berada di Belanda dan Inggris yang dibawa oleh mereka pada zaman penjajahan, padahal nilai arsip itu sangat tinggi bagi DIY. Penjajakan-penjajakan telah dilakukan untuk kemungkinan melakukan akuisisi terhadap arsip-arsip tersebut. Kendala politis maupun teknis tentu akan memperlambat proses tersebut. Penyelamatan arsip sebagai sumber memori daerah kurang didukung kesediaan SDM. Rasio jumlah SKPD terhadap Arsiparis sebanyak 1 : 1 artinya bahwa setiap SKPD seharusnya memiliki minimal 1 Arsiparis, namun realisasi saat ini di DIY hanya memiliki Arsiparis sebanyak 18, berarti DIY masih membutuhkan tambahan arsiparis.

Pada tahun 2012 Pemda DIY melakukan penyusunan naskah alih bahasa dan tulisan arsip, antara lain naskah alih tulisan arsip berhuruf Jawa ke latin 800 lembar, naskah alih bahasa arsip berbahasa Jawa ke

Page 509: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 493

Indonesia 800 lembar, naskah alih bahasa arsip berbahasa Belanda ke Indonesia 300 lembar. Pengelolaan arsip statis telah dilakukan di beberapa SKPD sebanyak kurang lebih 600 berkas dan foto-foto sebanyak 200 berkas. Arsip Kraton yang diolah sebanyak 700 berkas dan di Puro Pakualaman ada 700 berkas. DIY memiliki sekitar 25.000 arsip bersejarah, tetapi baru sekitar 10.000 yang yang dialihmediakan.

Adapun capaian kinerja urusan kearsipan Pemerintah DIY dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel IV.74 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2011-2012

No Indikator Capaian

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1 Ketersediaan Peraturan Perundang-undangan Kearsipan

31 15 36 240.00

2 Ratio Jumlah SKPD terhadap Arsiparis *

1 : 0.36 1 : 1 1 : 0.42 42.00

3 Arsip audio visual - 9 10 111,11

* Jumlah SKPD 33 33

Jumlah Arsiparis di SKPD pengampu

Jumlah Arsiparis SKPD di luar pengampu arsip

12 12

Sumber: BPAD DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.75 Program/Kegiatan Urusan Kearsipan Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

915.942.525

1.1 Digitalisasi Arsip Elektronik

7.682.200 100,00 55,69 100,00 100,00

1.2 Penanganan Arsip Foto

25.950.000 100,00 88,77 100,00 100,00

1.3 Penanganan Arsip Kartografi

13.000.000 100,00 94,54 100,00 100,00

1.4 Penanganan Arsip Tekstual

98.387.500 100,00 97,60 100,00 100,00

Page 510: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

494 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.5 Pengkajian Dan Pengembangan Bidang Kearsipan

91.930.600 100,00 96,93 100,00 100,00

1.6 Penyusunan Pedoman Arsip Dinamis

157.614.550 100,00 96,85 100,00 100,00

1.7 Penilaian Dan Penyusutan Asip Tekstual

299.995.200 100,00 69,10 100,00 100,00

1.8 Penyusunan Pedoman Arsip Statis

75.907.475 100,00 99,74 100,00 100,00

1.9 Pembinaan dan Monitoring

145.475.000 100,00 98,25 100,00 100,00

2 Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/arsip Daerah

379.367.350

2.1 Akuisisi Dan Penyelamatan Arsip

275.000.000 100,00 85,74 100,00 100,00

2.2 Alih Media Arsip Statis

14.422.400 100,00 91,67 100,00 100,00

2.3 Fumigasi Arsip 47.121.000 100,00 96,31 100,00 100,00

2.4 Perawatan Dan Pemeliharaan Arsip Statis

42.823.950 100,00 78,25 100,00 100,00

3 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

518.556.550

3.1 Penyusunan Dan Penerbitan Naskah Sumber Arsip

46.761.180 100,00 98,08 100,00 100,00

3.2 Lomba Bidang Kearsipan

20.550.000 100,00 99,78 100,00 100,00

3.3 Pembinaan Kearsipan Statis dan SDM Kearsipan

44.455.200 100,00 88,40 100,00 100,00

3.4 Pengelolaan Arsip Statis

164.229.800 100,00 89,19 100,00 100,00

3.5 Pengembangan Khasanah Arsip Digital

39.800.050 100,00 62,15 100,00 100,00

3.6 Promosi Dan Sosialisasi Kearsipan

127.500.000 100,00 88,60 100,00 100,00

3.7 Alih Tulisan Beraksara Jawa Dan Ahli Bahasa Arsip Berbahasa Jawa/ Asing

75.260.320 100,00 97,21 100,00 100,00

Page 511: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 495

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Gedung Depo arsip yang kurang tersedia Belum tersedianya gedung depo untuk penyimpanan arsip dinamis dan arsip statis akan memperpendek umur arsip. Saat ini penyimpanan arsip dilakukan di Ruang Hall (terbuka).

2. Belum memadainya SDM kearsipan. Jumlah tenaga fungsional Arsiparis yang tersedia hanya 12 orang, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang 15 arsiparis, dan jauh dari ketentuan dalam Peraturan Gubernur No. 68 Tahun 2008 yang mensyaratkan bahwa formasi yang diperlukan sebanyak 20 orang.

3. Apresiasi terhadap arsip masih rendah Kesadaran akan arti pentingnya arsip dalam kehidupan bangsa dan negara masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi regenerasi arsiparis yang cenderung lamban.

4. Lambannya proses akuisisi arsip DIY yang ada di Inggris dan Belanda. Arsip DIY yang sudah berada di Belanda dan Inggris tentu membutuhkan diplomasi lintas negara yang tidak mudah karena menyangkut aturan kearsipan yang berbeda. Mereka tidak mungkin bersedia menyerahkan arsip-arsip itu walaupun dulu berasal dari DIY.

Solusi

1. Gedung Depo arsip yang kurang tersedia Perbaikan dan penyesuaian ruang terbuka tersebut untuk lebih tertutup dengan memberikan sekat-sekat dan penyesuaian suhu ruangan dengan penambahan AC. Sebagian arsip yang ada dititipkan di Gedung Transito di Jalan HOS Cokroaminoto Yogyakarta.

2. Belum memadainya SDM kearsipan. Menutupi kekurangan tenaga Arsiparis dengan memanfaatkan tenaga teknis yang mendapat bimtek dan pendampingan penanganan arsip ada di masing-masing bidang dan mengusulkan tambahan Arsiparis kepada Kepala BKD DIY. Bimtek-bimtek kearsipan terus dilakukan agar bermunculan generasi-generasi arsiparis handal.

3. Apresiasi terhadap arsip masih rendah

Page 512: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

496 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Gerakan pendampingan penataan dan pengelolaan arsip di perkantoran pemerintahan multi level, multi sektor dari tingkat pedesaan.

4. Lambannya proses akuisisi arsip DIY yang berada di Inggris dan Belanda. Penjajakan-penjajakan dan diplomasi akan terus dilakukan, walaupun mungkin hasilnya tidak bisa langsung 100%.

26. URUSAN PERPUSTAKAAN

a) Kondisi Umum Perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan membangun kepribadian melalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan menunjukkan semakin pentingnya peran perpustakaan dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan (iptek) secara demokratis menuju masyarakat cerdas, kritis dan inovatif, di samping sebagai pelestari nilai budaya (culture building) di masyarakat. Perpustakaan memiliki peran dalam memajukan peradaban bangsa, bahkan peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari tata kelola, arsitektur bangunan dan koleksi dari perpustakaannya. Rennaisance Yogyakarta dapat juga direpresentasikan oleh eksistensi perpustakaannya.

Perpustakaan hanya akan berarti bila koleksi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dengan baik, untuk itu penyelenggaraan perpustakaan harus diupayakan agar masyarakat tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan. Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mensukseskan hal tersebut adalah dengan melakukan penambahan koleksi, baik untuk digunakan dan dilayankan melalui perpustakaan menetap maupun dilayankan dengan lebih mendekatkan kepada masyarakat melalui perpustakaan keliling, bahkan juga dilayankan dengan melakukan bantuan penambahan koleksi pada perpustakaan desa, puskesmas, RSUD, maupun perpustakaan masyarakat termasuk pemanfaatan TIK.

Untuk lebih meningkatkan layanan perpustakaan pada masyarakat, pada tahun 2010, 2011, dan 2012 dilakukan sertifikasi layanan perpustakaan dengan melakukan perbaikan baik dari sisi fisik, fungsi, maupun administrasi dengan bukti diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008.

Layanan kepada masyarakat diyakini juga akan semakin baik dengan dilaksanakannya pembangunan gedung perpustakaan terpadu di kompleks Jogja Expo Centre (JEC) yang sudah dirancang realisasinya mulai tahun 2011. Pada tahun 2012 Perpustakaan yang lebih representatif bagi DIY sebagai pusat peradaban dibangun. Oleh karena kerumitan pekerjaan

Page 513: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 497

di lapangan, bangunan tersebut baru terealisasi sekitar 80%, dan akan diselesaikan pada tahun 2013. Sementara itu, DED interior gedung perpustakaan sudah diselesaikan. Tahun 2013 Bangunan Perpustakaan itu sudah terwujud sesuai harapan masyarakat DIY.

Layanan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan koleksi yang bersifat tematik seperti pustaka tentang kebudayaan Jepang yang dikumpulkan dan dilayanankan dalam bentuk Kyoto Corner. Disamping itu juga disediakan koleksi buku-buku kuno yang sudah dialih mediakan dalam bentuk digital, dialih aksarakan dalam tulisan latin, dan dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia yang bertujuan memberi kepuasan layanan perpustakaan.

Untuk lebih memeratakan layanan perpustakaan kepada masyarakat telah dilakukan layanan paket buku melalui kerjasama Pemerintah Daerah DIY dengan lembaga terkait yaitu dengan cara meminjamkan sejumlah buku kepada institusi yang membutuhkan.

Pembangunan jaringan perpustakaan dengan perguruan tinggi yang ada di DIY dalam program JLA berupa katalog online yang dapat diakses masyarakat melalui internet pada alamat www.jogjalib.jogjakarta.go.id.

Peningkatan minat baca masyarakat dilakukan melalui program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan dengan bentuk pengembangan perpustakaan berbasis TI sebanyak 26 unit, lebih besar dari yang ditargetkan sebesar 25 unit. Target rasio jumlah perpustakaan terhadap jumlah penduduk sebanyak 1:3500, dapat terlampaui dengan realisasi 1:2500 dimana jumlah perpustakaan adalah sebanyak 1.383 unit dengan jumlah penduduk sebanyak 3.457.491 jiwa. Realisasi rasio jumlah pemustaka terhadap jumlah penduduk yang ditargetkan sebanyak 1:1250, dapat direalisasi adalah 1:1000. Target jumlah anggota Jaringan Jogja Library sebanyak 18 unit, dapat direalisasi 28 unit. Ketersediaan Jogja Study Center (Rumah Belajar Modern)hanya terealisasi sebesar 50 % atau sebanyak 2 unit.

Agar budaya baca masyarakat DIY dapat berkembang maka Pemda DIY mengadakan Lomba-lomba, bimtek, pameran-pameran, bedah buku dan sebagainya. Lomba-lomba yang diadakan antara lain Lomba Mendongeng Untuk Umum 10 pemenang, Lomba Mengarang Cerita Dongeng Berbahasa Jawa 10 pemenang, Lomba Raja dan Ratu Buku 20 pemenang, Lomba Menulis 10 pemenang. Diharapkan budaya baca ini nanti akan berkembang menjadi budaya menulis sehingga menjadi kegiatan budaya kreatif.

Untuk mendukung kegiatan tersebut Pemda DIY meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di DIY, antara lain melalui layanan perpust keliling di 33 titik lokasi pada bulan Januari hingga Okober, 58 lokasi pada

Page 514: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

498 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

bulan November hingga Desember, dan sudah dilakukan publikasi perpustakaan Keliling melalui media cetak 5 kali dan media elektronik 1 kali. Selain itu diadakan layanan layanan paket buku ke 14 titik lokasi, layanan mendongeng keliling ke 24 lokasi, antara lain di SD Badran, SD Banjarsari Sleman, SD Pangukrejo shelter, SD Kepuharjo, SD Gungan Wukirsari, SD Negeri Kintelan I, TK Pamardi Siwi, SD Negeri 4 Wonosari.

Layanan perpustakaan untuk masyarakat desa juga melalui bimtek Perpustakaan Desa, pengadaan buku perpustakaan Desa sebanyak 9000 eksemplar, rak buku perpustakaan desa 45 buah, dan komputer Perpustakaan Desa 15 buah.

Upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah DIY dalam rangka melaksanakan urusan perpustakaan dapat dipaparkan dalam capaian kinerja sebagai berikut:

Tabel IV.76 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Tahun 2011-2012

No Indikator Capaian

2011

2012

Target Realisasi %

Realisasi

1 Jumlah Perpustakaan Berbasis TI

21 25 26 104.00

2 Ratio Jumlah perpustakaan terhadap jumlah penduduk

1 : 2750 1 : 3500 1 : 2500 139.06

3 Ratio jumlah pemustaka terhadap jumlah penduduk

1 : 1200 1 : 1250 1 : 1000 123.58

4 Jumlah anggota Jaringan Jogja Library

21 18 28 155.56

5 Ketersediaan Jogja Study Centre (Rumah Belajar Modern)

2 4 2 50.00

6 Ketersediaan Gedung Induk Perpustakaan

0 1 0,80 80

Sumber: BPAD DIY

Page 515: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 499

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.77 Program/Kegiatan Urusan Perpustakaan Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan

3.665.050.350

1.1 Pengembangan Minat Dan Budaya Baca

125.000.000 100,00 99,92 100,00 100,00

1.2 Supervisi, Pembinaan dan Stimulasi pada Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Masyarakat

148.465.800 100,00 99,80 100,00 100,00

1.3 Publikasi dan Sosialisasi Minat dan Budaya Baca

100.000.000 100,00 90,66 100,00 100,00

1.4 Kerjasama Perpustakaan Dengan Lembaga Pemerintah/ Non Pemerintah

58.882.000 100,00 96,50 100,00 100,00

1.5 Layanan Perpustakaan 219.806.000 100,00 98,60 100,00 100,00

1.6 Lomba Perpustakaan Dan Minat Baca

99.757.500 100,00 100,00 100,00 100,00

1.7 Pengembangan Manajemen Mutu Sesuai ISO

78.265.000 100,00 99,66 100,00 100,00

1.8 Pelestarian Fisik Bahan Pustaka

250.000.000 100,00 99,76 100,00 100,00

1.9 Pelestarian Informasi Bahan Pustaka

187.503.000 100,00 99,58 100,00 100,00

1.10 Pengadaan Bahan Pustaka 600.000.000 100,00 82,81 100,00 100,00

1.11 Pengelolaan Bahan Pustaka 104.355.600 100,00 94,24 100,00 100,00

1.12 Pengembangan Koleksi Jogjasiana

49.639.600 100,00 97,40 100,00 100,00

1.13 Pengembangan Layanan Perpustakaan Keliling

272.220.000 100,00 93,59 100,00 100,00

1.14 Pengembangan Otomasi Bahan Pustaka

26.027.000 100,00 97,51 100,00 100,00

1.15 Pengkajian Dan Pengembangan Bidang Perpustakaan

48.897.650 100,00 100,00 100,00 100,00

1.16 Penerbitan Bibliografi Daerah, Katalog Induk Daerah, Accession List

50.000.000 100,00 99,15 100,00 100,00

1.17 Fasilitasi Mitra Kerja Bidang Perpustakaan dan Kearsipan

195.006.250 100,00 95,06 100,00 100,00

1.18 Pengembangan Layanan Perpustakaan berbasis TI

171.300.000 100,00 82,95 100,00 100,00

1.19 Pencarian, Pemantauan dan Pendayagunaan karya Cetak dan Karya Rekam

79.246.600 100,00 97,44 100,00 100,00

Page 516: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

500 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.20 Konsolidasi Pengembangan Perpustakaan

28.500.000 100,00 99,84 100,00 100,00

1.21 Pemetaan pemustaka 43.124.650 100,00 100,00 100,00 100,00

1.22 Kajian Standar Akreditasi Perpustakaan

49.053.650 100,00 100,00 100,00 100,00

1.23 Pengembangan Center of Excellence (CoE)

125.000.000 100,00 99,77 100,00 100,00

1.24 Pengembangan Rumah Belajar Modern (RBM)

74.999.800 100,00 99,87 100,00 100,00

1.25 Pengembangan dan Fasilitasi Perpustakaan

480.000.250 100,00 98,99 100,00 100,00

2 Program Pengembangan Sarana Dan Prasarana Perpustakaan

53.645.000.000

2.1 Pembangunan Gedung Perpustakaan

53.500.000.000 100,00 67,74 100,00 80,20

2.2 Kajian Sarana dan Fasilitas Perpustakaan

90.000.000 100,00 97,58 100,00 100,00

2.3 Kajian Kebutuhan Sarana Depo Arsip

55.000.000 100,00 97,53 100,00 100,00

Sumber : BPAD DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Belum tersedianya gedung layanan yang representatif.

Pembangunan gedung perpustakaan yang pembangunan fisiknya direncanakan selesai pada tahun 2012, sampai akhir tahun anggaran baru mencapai 80,2%, sehingga secara fungsional bangunan tersebut belum bisa dimanfaatkan.

2. Kompetensi dan kuantitas pustakawan yang belum sesuai ketentuan.

Jumlah pustakawan yang ada dan memiliki standar sebagai pustakawan masih kurang secara kuantitas. Masih sedikit generasi muda yang tertarik untuk mendalami dunia keperpustakaan.

3. Budaya membaca dan menulis masyarakat DIY yang tidak sebesar budaya menonton.

Masyarakat DIY lebih menyukai menonton hiburan di media, daripada berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku ataupun menulis suatu karya dalam bentuk tertulis.

Page 517: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 501

4. Pengadaan rumah belajar modern

Pembangunan fisik sedang difokuskan untuk membangun pembangunan gedung perpustakaan yang representatif sehingga pembangunan rumah belajar modern ditunda.

5. Belum hidupnya perpustakaan desa dan tempat ibadah

Acapkali perpustakaan desa dan tempat ibadah tidak memiliki sarana dan prasarana untuk menghidupkan perpustakaannya, dan SDM yang menangani masih sangat terbatas dan sifatnya sukarela.

Solusi

1. Untuk menyelesaikan pembangunan gedung perpustakaan dimaksud harus disediakan anggaran untuk penyelesaian pembangunan fisik sebesar 19,8% pada tahun anggaran 2013.

2. Kekurangan tenaga Pustakawan diatur dengan memanfaatkan tenaga teknis yang ada di masing-masing bidang dan diusulkan tambahan formasi kebutuhan tenaga fungsional pustakawan. Bimtek-bimtek tentang keperpustakaan akan terus ditingkatkan agar kemampuan SDM Perpustakaan meningkat.

3. Event-event yang dapat meningkatkan minat baca masyarakat digalakkan, antara lain melalui Raja dan Ratu Buku.

4. Setelah pembangunan fisik Perpustakaan Induk terselesaikan, akan direalisasikan Rumah Belajar Modern.

5. Pembinaan melalui bimtek bagi pengelola perpustakaan desa dan tempat ibadah, didukung dengan bantuan paket buku, lomba-lomba perpustakaan, serta stimulan-stimulan lainnya.

B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

1. URUSAN PARIWISATA

a) Kondisi Umum

Pariwisata merupakan salah satu pilar pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta selain pendidikan dan budaya. Banyaknya objek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan berbagai fasilitas

Page 518: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

502 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.

Sektor pariwisata menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada sektor jasa-jasa; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian karena mampu memberi efek pengganda (multiplier effect) dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.

Jumlah Obyek Wisata dan Sarana Pendukung Pariwisata lainnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.78 Jumlah Obyek Wisata di DIY

Ket Kab.

Sleman Kab.

Bantul

Kab. Gunung

Kidul

Kab. Kulon Progo

Kota Yogyakarta

Total

Obyek Wisata 43 40 23 17 43 166 Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012

Tabel IV.79 Sarana Pendukung Wisata

Jenis Usaha Kab.

Sleman Kab.

Bantul

Kab. Gunung

Kidul

Kab. Kulon Progo

Kota Yogyakarta

Total

Biro Perjalanan Wisata (BPW)

145 11 3 4 161 324

Rumah Makan/Restoran/Cafe

246 13 51 18 424 752

Sumber: Statistik Pariwisata DIY 2012

Seiring membaiknya kondisi perekonomian masyarakat dan meningkatnya citra positif DIY di mata wisatawan maka kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke Yogyakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY sejumlah 1.607.194 orang sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 2.215.832 orang atau meningkat 37,86% dari tahun 2011.

Kebijakan sektor Pariwisata didukung sepenuhnya oleh legislatif sebagai wakil rakyat dengan diundangkannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No.1 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 – 2025. Dengan terbitnya Perda

Page 519: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 503

ini maka stakeholder pariwisata baik instansi pemerintah maupun swasta memiliki payung hukum yang jelas dan dapat mensinergikan program/kegiatan yang terarah dan terukur untuk membangun kepariwisataan DIY. Selain itu, dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta semakin menguatkan citra Yogyakarta sebagai Daerah yang Istimewa untuk dikunjungi.sehingga indicator capaian kinerja sektor Pariwisata juga mengalami peningkatan. Lama tinggal dan tingkat hunian kamar mengalami peningkatan dibanding tahun 2011. Hal ini juga berdampak pada jumlah penyelenggaraan MICE dan Pendapatan Asli Daerah sektor pariwisata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.80 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2011-2012

No Indikator Kinerja Satuan Capaian

2011

Tahun 2012

Target Capaian

1 Rata-rata lama Tinggal Wisatawan

Hari 1,82 2,6 1,96

2 Jumlah Wisatawan Orang 1.607.194 1.881.011 2.215.832

a. Wisatawan Nusantara Orang 1.437.629 1.692.642 2.013.314

b. Wisatawan Mancanegara Orang 169.565 188.369 202.518

3. Jumlah MICE Kali 8.963 5.990 12.904

4. Jumlah Desa Wisata Desa 54 49 65

5. PAD Pariwisata DIY Milyar 106,215 89,73 113,65

6. Tingkat Hunian Hotel Persen 45,33 70 55,51 Sumber: Dinas Pariwisata DIY

Tahun 2012 jumlah wisatawan sebanyak 2.215.832 orang dengan rincian wisman 202.518 orang atau naik 19,43% dibanding tahun sebelumnya sedangkan wisnus 2.013.314 orang atau naik 40,04%.

Jumlah kenaikan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara ini termasuk yang tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya selama periode 2009-2011. Jumlah kunjungan baik wisman maupun wisnus tahun 2012 menunjukkan adanya kenaikan dibanding tahun 2011 dan memenuhi target dalam RPJMD.

Page 520: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

504 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012

Gambar IV.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2009-2012

Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan (Length of Stay) wisman 2,03 hari dan wisnus 1,90 hari, sehingga lama tinggal wisatawan (LOS) masih belum memenuhi target yang seharusnya 2,60 hari hanya tercapai 1,96 hari. Rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY yang rata-rata hanya 1 hari disebabkan jumlah hotel di DIY yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sementara jumlah wisatawan yang berkunjung belum mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2012 ini jumlah wisatawan dan lama tinggal wisatawan mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 1,68 hari. Pengembangan destinasi baru khususnya untuk wisata malam yang belum digarap dengan serius turut menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke DIY tidak memperpanjang lama tinggalnya.

Tabel IV.81 Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan 2009-2012

Akomodasi

Tahun

2009 2010 2011 2012

Wisman Wisnus Wisman Wisman Wisnus Wisman Wisman Wisnus

Hotel Melati

1,88 1,76 2,06 1,82 1,74 1,88 1,98 1,96

Hotel Bintang

1,91 1,70 2,24 2,02 1,70 1,91 2,09 1,84

Sumber: Statistik Pariwisata DIY 2012

Tahun 2011 tingkat hunian hotel bintang sebesar 57,43% dan hotel Melati sebesar 33,24% (rata-rata 45,33%), pada tahun 2012 tingkat hunian hotel Bintang sebesar 65,27% sedangkan Hotel Melati sebesar 45,76% (rata-rata 55,51%).Hal ini menunjukkan tingkat hunian kamar baik hotel

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

2009 2010 2011 2012

1,286,565 1,304,137 1,438,629 2,013,314

139,492 152,843 169,565

202,518

Wisman

Wisnus

Page 521: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 505

berbintang maupun hotel melati mengalami kenaikan dibanding tahun 2011.

Wisata MICE yang semakin berkembang pada beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu wisata andalan Yogyakarta dalam memberikan kontribusi/pemasukan bagi PAD. Pada tahun 2011 pelaksanaan MICE di Yogyakarta sebanyak 8.963 kali/tahun sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 12.904 kali/tahun atau naik 115,42%. Hal ini karena semakin banyak hotel berbintang maupun non bintang yang menyediakan fasilitas untuk memenuhi permintaan penyelenggaraan MICE sehingga membuat Yogyakarta semakin diminati wisatawan, pebisnis dan pemakai MICE lainnya baik nasional maupun internasional.

Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012

Gambar IV.3 Penyelenggaraan MICE Tahun 2009-2011

Jumlah desa wisata yang memenuhi syarat layak jual dan dikunjungi wisatawan pada tahun 2012 sebanyak 65 Desa meningkat 20% dari tahun 2011. Untuk meningkatkan kualitas desa wisata layak dikunjungi wisatawan dan mempunyai nilai jual berdasarkan kekuatan potensi wisata yang ada diperlukan komitmen serta konsistensi masyarakat setempat dan seluruh stakeholder pariwisata Yogyakarta. Kecenderungan wisatawan yang kembali ke alami (back to nature) memberikan angin segar bagi pengembangan desa wisata yang ada di DIY.

Pemda DIY terus berupaya untuk mengembangkan dan membangun citra desa wisata yang baik dengan mengadakan berbagai kegiatan antara lain berupa peningkatan kualitas lingkungan, penataan manajemen kualitas produk dan pemasaran, pemberdayaan masyarakat (berbagai pelatihan dan sebagainya) sehingga desa wisata wisata akan

4500

4950

55545990

4749

4509

8963

12904

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

2009 2010 2011 2012

Target

Realisasi

Page 522: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

506 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

menjadi salah satu tambahan andalan daya tarik wisata Yogyakarta sekaligus secara ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012

Gambar IV.4 Desa Wisata di DIY Tahun 2009-2012

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sub sektor pariwisata di seluruh wilayah DIY (Kab/Kota) pada tahun 2011 sebesar Rp106,215 Milyar, sedangkan pada tahun 2012 berdasarkan data yang dihimpun dari Kab/Kota diperkirakan sebesar Rp113,65 Milyar atau meningkat 7% dari PAD tahun 2011. Angka ini melampaui target RPJMD sebesar Rp89,73 Milyar. Dengan demikian keseluruhan pengeluaran wisatawan dari pajak dan retribusi sub sektor pariwisata pada tahun 2012 seluruhDIY kurang lebih mencapai sekitar Rp1,13 trilyun.

0

10

20

30

40

50

60

70

2009 2010 2011 2012

45 45 47 4945

42

54

65

Target

Realisasi

Page 523: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 507

Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012 Ket: Data sementara dari Kab/Kota sampai bulan September 2012

Gambar IV.5 PAD Sektor Pariwisata DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.82 Program/Kegiatan Urusan Pariwisata Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%)

Ket Target

Realisasi

Target Realis

asi

1 PROGRAM PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA

2.000.814.815 100 88,66 100 98.1

1.1 Pelaksanaaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan Luar Negeri

961.532.000 100 96,52 100 100

1.2 Pengembangan Statistik Kepariwisataan

24.999.900 100 83,80 100 100 Sisa anggaran Rp4.050.000 (Honor non PNS/Surveyo) karena tidak ada penyedia jasa surveyor.

1.3 Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu

74.018.300 100 96,59 100 100

1.4 Pembuatan bahan-Bahan Promosi Kepariwisataan

379.999.725 100 67,17 100 90 Pembuatan video pariwisata tidak dilaksanakan karena beberapa

0

20

40

60

80

100

120

2009 2010 2011 2012

68.97

95.68106.215

113.65

Page 524: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

508 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%)

Ket Target

Realisasi

Target Realis

asi

tenaga ahli yang dibutuhkan mematok harga diatas SHBJ sehingga anggaran yang tersedia tidak mencukupi.

1.5 Analisa Pasar Untuk Promosi dan Pemasaran Obyek Pariwisata

99.589.950 100 85,19 100 100 Sisa anggaran Rp14.750.000 dari Sewa Bus (Rp14.450.000) dan SPPD Luar Daerah (Rp300.000)

1.6 Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata

49.999.910 100 98,31 100 100

1.7 Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata

100.976.700 100 98,27 100 100

1.8 Penyelenggaraan Fam Tour

191.398.540 100 77,28 100 100 Peserta Fam Tour tidak mengunjungi obyek wisata yang telah dirancanakan sehingga anggaran dikembalikan

1.9 Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata

29.999.940 100 98,33 100 100

1.10 Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata

88.299.850 100 99,15 100 100

2 PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

1.753.292.902 100 95,32 100 100

2.1 Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan

57.821.970 100 90,21 100 100

2.2 Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata

1.358.334.432 100 96,17 100 100

2.3 Pengembangan. Sosialisasi dan

144.304.700 100 97,28 100 100

Page 525: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 509

No Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%)

Ket Target

Realisasi

Target Realis

asi

Penerapan serta Pengawasan Standardisasi

2.4 Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona

74.999.600 100 95,82 100 100

2.5 Pengembangan Desa Wisata

117.832.200 100 85,41 100 100 Yang dikembalikan: Honor Juri (Rp10.000.000), SPPD Dalam Daerah (Rp5.440.000) karena sudah ada sewa kendaraan, Sewa Kendaraan (Rp1.600.000) karena efisiensi hari penjurian, cetak sertifikat (Rp19.500)

3 PROGRAM PENGEMBANGAN KEMITRAAN

3.035.471.660 100 96,54 100 100

3.1 Pengembangan dan Penguatan Litbang Kebudayaan dan Pariwisata

54.859.700 100 74,48 100 100 Sisa anggaran dari belanja publikasi karena sudah terpublikasi saat pengesahan di DPR dan pelaksanaan sosialisasi.

3.2 Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata

18.499.850 100 96,00 100 100

3.3 Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata

197.713.360 100 96,11 100 100

3.4 Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan

1.279.231.000 100 95,45 100 100

3.5 Penyelenggaraan Event

1.485.167.750 100 98,37 100 100

Page 526: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

510 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%)

Ket Target

Realisasi

Target Realis

asi

Kepariwisataan

Sumber : Dinas Pariwisata DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Belum memadainya infrastruktur, sarana prasarana wilayah dan aksesibilitas dalam rangka menarik wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta (masih terbatasnya jumlah penerbangan internasional ke Yogyakarta);

2. Belum optimalnya penyelenggaraan event-event kepariwisataan dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata dan lama tinggal wisatawan (terutama atraksi di malam hari).

3. Kurangnya pengembangan berbagai daya tarik wisata baru dan pemeliharaan berbagai daya tarik wisata yang sudah ada.

4. Belum gencarnya upaya pemasaran (promosi) pariwisata secara terpadu di dalam negeri maupun luar negeri baik langsung maupun tidak langsung.

5. Belum maksimalnya pelayanan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan baik di tempat umum maupun di Daya Tarik Wisata.

6. Masih kurang intensifnya jejaring, kerjasama dan koordinasi yang sinergis (keterpaduan) antar pelaku pariwisata (stakeholder)

7. Belum optimalnya pemberdayaan/keterlibatan masyarakat di sekitar daya tarik wisata

8. Masih kurangnya pemahaman dan pengamalan tentang Sapta Pesona dan Sadar Wisata

9. Belum memadainya tingkat pemenuhan kualitas SDM Pariwisata yang profesional dan belum optimalnya peran/fungsi kelembagaan kepariwisataan yang ada.

Solusi

1. Perlu diupayakan pemenuhan infrastruktur, sarana prasarana wilayah dan aksesibilitas yang memadai dalam rangka menarik wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta;

Page 527: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 511

2. Perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan event-event kepariwisataan (lokal, nasional maupun internasional) dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata dan lama tinggal wisatawan.

3. Perlu ditingkatan pengembangan berbagai daya tarik wisata baru dan pemeliharaan berbagai daya tarik wisata yang sudah ada.

4. Perlu langkah-langkah baru dalam pemasaran (promosi) pariwisata di dalam negeri maupun luar negeri baik langsung (partisipasi even maupun pameran) maupun tidak langsung (melalui media massa dalam dan luar negeri).

5. Perlu ditingkatkan pelayanan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan baik di tempat umum maupun di Daya Tarik Wisata oleh seluruh stakeholder pariwisata DIY.

6. Perlu diintensifkan jejaring, kerjasama dan koordinasi yang sinergis (keterpaduan) antar pelaku pariwisata (stakeholder) baik antar pelaku di dalam maupun luar DIY

7. Perlu ditingkatkan pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan peran aktif/keterlibatan masyarakat di sekitar daya tarik wisata

8. Perlu ditingkatkan pemahaman dan pengamalan kesadaran akan berwisata dan melaksanakan nilai-nilai sapta pesona (bersih, rapi, indah, sejuk, aman, nyaman dan kenangan) dalam pembangunan/pengembangan pariwisata.

9. Perlu terus ditingkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata yang profesional dan peningkatan penguatan/pemantapan peran dan fungsi kelembagaan kepariwisataan yang ada.

2. URUSAN KELAUTAN PERIKANAN

a) Kondisi Umum

Pembangunan subsektor kelautan dan perikanan selain ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan juga terus didorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Subsektor kelautan dan perikanan adalah salah satu pendukung usaha ekonomi masyarakat di DIY dalam usaha menanggulangi kemiskinan dan penggangguran, khususnya pada kawasan pedesaan dan kawasan tertinggal. Pembangunan kelautan dan perikanan juga harus secara berkelanjutan. Oleh karena itu, selain tetap menggiatkan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya keautan dan perikanan, juga perlu didukung upaya konservasi dan rehabilitasi ekosistem kelautan dan perikanan.

Page 528: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

512 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Produksi perikanan di DIY didominasi oleh perikanan budidaya. Sebagaimana terlihat pada gambar di bawah, rata-rata kontribusi perikanan budidaya terhadap total produksi perikanan DIY mencapai 89,91%, bahkan pada tahun 2012 mencapai 90,56%. Sementara kontribusi perikanan tangkap menurun dari 10,09% pada tahun 2011 menjadi 9,44% pada tahun 2012. Penurunan produksi perikanan tangkap disebabkan sering terjadinya overfishing dan illegal fishing serta tidak adanya restocking di perairan umum, sehingga sumber daya ikan di perairan umum berkurang. Selain itu, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi produksi perikanan tangkap di DIY karena mengurangi jumlah trip kapal nelayan.

Pemenuhan kebutuhan akan protein hewani, khususnya ikan, dapat dilihat dengan adanya peningkatan konsumsi ikan per kapita dari tahun ke tahun. Konsumsi ikan per kapita DIY selama 3 tahun terakhir menunjukkan trend yang positif. Pada tahun 2010, konsumsi ikan DIY sebesar 22,06 kg/kapita/tahun dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 23,01 kg/kapita/tahun. Bahkan pada tahun 2012 juga terus mengalami peningkatan hingga sebesar 23,37 kg/kapita/tahun. Namun demikian, permintaan ikan belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari wilayah DIY.

Tabel IV.83 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011-2012

No INDIKATOR Satuan Capaian Tahun

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Prosentase Peningkatan jumlah nelayan dan pembudidaya yang berkualitas

Persen 20,00 30,00 30,00 100

2. Prosentase peningkatan sistem penyuluhan kelautan dan perikanan

Persen 60,00 75,00 75,00 100

3. Prosentase Peningkatan Jumlah generasi muda cinta bahari

Persen 16,00 19,00 19,00 100

4. Jumlah Kelompok Wanita Nelayan

Kelompok 60 70 70 100

5. Peningkatan Jumlah Kelompok Pembudidaya di Lahan Marginal

Persen 9,00 10,00 10,00 100

6. Peningkatan Jumlah kelompok masyarakat pengawas perikanan

Kelompok 35,00 35,00 40,00 114,29

7. Peningkatan jumlah masyarakat pesisir yang diberdayakan

Persen 30,00 35,00 35,00 100

Page 529: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 513

No INDIKATOR Satuan Capaian Tahun

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

8. Peningkatan Jumlah produksi perikanan budidaya

Ton 44.542,30 51.355,00

50.246,6 97,84

9. Peningkatan Jumlah produksi perikanan tangkap

Ton 5.000,00 6.570,00 5.437,5 82,76

10. Konsumsi ikan per kapita Kg/kapita/tahun

23,01 20,30 23,73 116,90

11. Luas Potensi Lahan yang Dimanfaatkan

Persen 12,00 8,00 10,17 127,13

12. Luasan kawasan konservasi, restoking dan resensing

Persen 15,00 15,00 15,00 100

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.84 Program/Kegiatan Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR

562.503.700

100 87,98 100 100

1.1 Pembinaan Kelompok Ekonomi Masyarakat Pesisir

562.503.700

100 87,98 100 100 sisa lelang

2 PEMBERDAYAAN MASY. DLM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SUMBERDAYA KELAUTAN

79.106.300 100 99,66 100 100

2.1 Optimalisasi dan Pengembangan Siswasmas

79.106.300 100 99,66 100 100

3 PENINGKATAN KESADARAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENDAYAGUNAAN SD LAUT

118.123.200 100 77,22 100 100

3.1 Fasilitasi Perijinan Perikanan Tangkap dan Budidaya

58.269.200 100 99,74 100 100

Page 530: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

514 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

3.2 Peningkatan Wasdal SDI di PU dan Laut

59.854.000 100 55,29 100 100 sisa belanja BBM kapal

4 PENINGKATAN MITIGASI BENCANA ALAM LAUT DAN PRAKIRAAN IKLIM

70.259.500 100 98,61 100 100

4.1 Mitigasi Bencana Alam laut dan Prakiraan Iklim Laut

70.259.500 100 98,61 100 100

5 PENINGKATAN KEGIATAN BUDAYA KELAUTAN DAN WAWASAN MARITIM KEPADA MASY.

159.038.300 100 97,19 100 100

5.1 Pengembangan Jiwa Kebaharian Pada Generasi Muda

59.609.800 100 95,19 100 100 sisa belanja publikasi

5.2 Penyelenggaraan Hari Nusantara

99.428.500 100 98,39 100 100 sia sewa ruang, kendaraan, dan perjalanan dalam daerah

6 PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN

4.073.505.744

100 92,36 100 100

6.1 Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan

120.552.200 100 99,68 100 100

6.2 Pengembangan Budidaya Perikanan

1.574.437.144

100 88,47 100 100 sisa honor tim pengadaan barang/ jasa, honor PTT, rapat, dan lelang

6.3 Pengembangan Pakan Ikan Alternatif

455.576.400 100 93,22 100 100 sisa jasa konsultasi/ pengawasan, dan pengadaan

6.4 Pengembangan Bibit Ikan Unggul Budidaya Air Laut (BAL)

250.000.000 100 96,94 100 100

6.5 Pengembangan Bibit Ikan Unggul Budidaya Air Payau (BAP)

443.999.940 100 96,36 100 100 Sisa Perjalanan Luar daerah

Page 531: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 515

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

6.6 Pelayanan dan Pengendalian Hama dan Penyakit

80.574.900 100 99,57 100 100

6.7 Pengembangan Bibit Ikan Unggul Budidaya Air Tawar (BAT)

602.201.160 100 99,58 100 100

6.8 Pengembangan Pembenihan Perikanan

400.000.000 100 82,41 100 100 Sisa Dana lelang

6.9 Kaji Terap Teknologi Pengolahan Pakan Ikan

146.164.000 100 99,18 100 100

7 PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA

609.999.880 100 97,24 100 100

7.1 Kajian Kawasan Budidaya Air Laut (BAL)

100.000.000 100 88,38 100 100 Sisa anggaran untuk pembelian pakan

7.2 Kajian Kawasan Budidaya Air Tawar (BAT)

400.000.000 100 99,63 100 100

7.3 Kajian Kawasan Budidaya Air Payau (BAP)

109.999.880 100 96,61 100 100

8 PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP

18.324.331.800

100 91,84 100 100

8.1 Pengelolaan Sumberdaya Ikan

348.360.900 100 97,89 100 100 sisa honor tim pengadaan

8.2 Pembinaan dan Pengemb Perikanan Tangkap

625.000.000 100 98,32 100 100 sisa pengadaan

8.3 Pengemb Usaha Penangkapan Ikan dan pemberdayaan Nelayan Skala Kecil

168.241.000 100 97,65 100 100 sisa transportasi dan akomodasi serta belanja alat

8.4 Pengembangan Pelabuhan Perikanan

14.276.847.250

100 91,69 100 100 Sisa anggaran merupakan sisa lelang

8.5 Peningkatan Pelayanan Pelabuhan Sadeng

18.597.000 100 81,54 100 100

8.6 Uji coba Pengembangan Teknologi Alat Penangkapan Ikan

59.916.000 100 98,59 100 100

8.7 Pengadaan Kapal 30 GT bagi nelayan

2.827.369.650

100 90,02 100 100 Sisa anggaran merupakan

Page 532: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

516 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

(DAK) sisa lelang

9 OPTIMALISASI PENGELOLAAN DAN PEMASARAN PRODUKSI PERIKANAN

801.258.700 100 97,11 100 100

9.1 Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)

150.000.000 100 99,80 100 100

9.2 Pengawasan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan

169.379.400 100 93,35 100 100 sisa lembur, belanja bahan/bibit/induk tanaman, dan perjalanan Luar daerah

9.3 Pengembangan Pola Kemitraan Antar Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

39.820.100 100 99,67 100 100

9.4 Promosi Perikanan dan Kelautan/Pameran

150.000.000 100 96,00 100 100 sisa sewa gedung, perjalanan luar daerah

9.5 Optimalisasi Pemasaran Produk Perikanan

92.060.000 100 94,87 100 100 sisa perjalanan dalam daerah

9.6 Pengemb Jaringan Pemasaran Hasil Perikanan

199.999.200 100 99,62 100 100

10 REHABILITASI EKOSISTEM DAN CADANGAN SUMBERDAYA ALAM

129.805.750 100 96,51 100 100

10.1 Pembinaan Pengelolaan Ekosistem Pesisir Secara Berkelanjutan

24.918.050 100 93,50 100 100 sisa perjalanan dalam daerah

10.2 Rehabilitasi Ekosistim Pesisir

34.920.600 100 99,11 100 100

10.3 Peningkatan Stok Sumberdaya Perikanan

24.995.800 100 99,42 100 100

10.4 Identifikasi dan Pemetaan Konservasi Lahan Pesisir

14.976.300 100 100 100 100

Page 533: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 517

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

10.5 Pengemb Konservasi Ekosistem Sumberdaya Laut dan Pesisir

29.995.000 100 91,83 100 100 sisa pengadaan

11 PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN KELEMBAGAAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

181.039.950 100 99,78 100 100

11.1 Pengembangan Kelembagaan Penyuluh Swadaya

95.768.650 100 99,99 100 100

11.2 Pengembangan Kelembagaan Poklahsar

45.993.050 100 99,44 100 100

11.3 Pelatihan Kewirausahaan Bagi Penyuluh

39.278.250 100 99,67 100 100

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan DIY

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Terbatasnya kemampuan nelayan dan pembudidaya ikan dalam tingkat pendidikan serta penguasaan teknik tangkap dan budidaya, serta ketidakmampuan mengakses sumber-sumber informasi dan teknologi maju, khususnya di bidang aqua bisnis, sehingga mengalami hambatan dalam menghadapi persaingan dengan daerah lain.

2. Masih lemahnya kelembagaan nelayan dan pembudidaya ikan.

3. Sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti terbatasnya pelabuhan perikanan, kapal serta alat tangkap bagi nelayan, sehingga nelayan belum mampu menjangkau jalur yang lebih jauh yang memiliki potensi ikan yang masih banyak.

4. Terbatasnya akses modal nelayan dan pembudidaya ikan.

Solusi

1. Peningkatan kapasitas sumber daya nelayan dan pembudidaya ikan melalui peningkatan kemampuan penguasaan teknologi, kewirausahaan, dan menajemen usaha, sehingga mampu membentuk nelayan dan pembudidaya ikan yang berkualitas yang

Page 534: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

518 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

mampu menguasai dan menerapkan teknologi, serta mampu mengelola usahanya secara efektif dan efisien.

2. Peningkatan dan penguatan kelembagaan nelayan serta pembudidaya ikan, baik pembenihan maupun pembesaran, serta kelembagaan usahanya, yang dapat berfungsi sesuai peran masing-masing, sehingga sistem usaha aqua bisnis dapat berjalan secara optimal dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.

3. Penyelesaian pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Glagah, sehingga dapat segera dimanfaatkan untuk kapal 30 GT. Dengan demikian, produksi perikanan tangkap dapat meningkat serta dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan bagi masyarakat, yang sampai saat ini belum bisa terpenuhi oleh produksi lokal.

4. Peningkatan kerja sama dan kemitraan dengan lembaga keuangan untuk mengakses modal bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan, baik nelayan, pembudidaya, pengolah maupun pemasaran hasil kelautan dan perikanan. Diperlukan juga pendampingan dari Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk mewujudkan pelaku usaha UMKM yang bankable. Selain itu, dalam rangka mengakses pinjaman modal bagi masyarakat, perlu dibuat petunjuk pelaksanaan pengelolaan dan penyaluran bantuan/pinjaman modal bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan.

3. URUSAN PERTANIAN

a) Kondisi Umum

Sektor pertanian masih berperan strategis dalam struktur perekonomian DIY, dalam hal penyediaan bahan pangan baik nabati maupun hewani, penyediaan lapangan kerja, sekaligus pemenuhan input bagi sektor industri pengolahan. Kontribusinya terhadap pembentukan PDRB DIY terbesar ketiga setelah sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Pembangunan pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan sub-sektor pendukungnya, menjadi tanggung jawab tiga pilar, yakni pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pembangunan sektor ini diarahkan pada terwujudnya pertanian yang bersifat komersial dan efisien, dengan menerapkan prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi tepat, yang berimplikasi pada peningkatan daya saing, pendapatan dan nilai tambah.

Page 535: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 519

Penyusutan lahan produktif merupakan salah satu tantangan pembangunan pertanian di DIY. Akibat kompetisi dengan sektor lain dalam hal penggunaan sumber daya lahan dan air, terjadi alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian, dengan laju 0,42% per tahun. Meskipun alih fungsi lahan lebih banyak terjadi pada lahan marjinal tadah hujan dengan frekuensi tanam dan produktivitas rendah, hal ini tetap merupakan tantangan cukup berarti serta menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan laju pertumbuhan sektor ini. Oleh karena itu, dalam rangka pengendalian lahan pertanian, Pemerintah Daerah DIY telah menerbitkan Perda DIY No. 10 Tahun 2011 tentang Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Selain itu juga telah dilakukan serangkaian upaya diantaranya fasilitasi input usaha tani berupa saprodi bagi petani di lahan sawah dengan laju konversi tinggi, penggantian lahan puso yang mengalami gagal panen akibat serangan hama atau bencana alam dengan dana bersumber dari APBD maupun dari APBN, serta fasilitasi sertifikasi lahan produktif bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional.

Sebagai hasil dari pembangunan sektor pertanian, secara umum terjadi peningkatan produksi komoditas subsektoral (tanaman pangan, hortikultura dan peternakan) sekaligus peningkatan kesejahteraan petani, yang diukur dari besaran nilai tukar petani yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dari capaian indikator kinerja pembangunan sektor pertanian sebagaimana ditargetkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah DIY Tahun 2009-2013 yang meliputi perkembangan aktivitas kelembagaan petani, nilai tukar petani, peningkatan produktivitas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan, serta perkembangan luas lahan produktif sehubungan dengan upaya pengendalian alih fungsi lahan.

Tabel IV.85 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2011-2012

No. Indikator Satuan Capaian

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Berkembangya Aktivitas Kelembagaan petani

Gapoktan 20 20 20 100

2. Konversi Lahan Persen 0,49 0,49 0,41 116,33

3. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan

Persen -0,37 0,72 4,57 534,72

4. Peningkatan Produksi Hortikultura

Persen 5,8 2 2,66 33

5. Peningkatan Populasi Ternak

Persen 6,64 4,36 -2,73 -162,62

Page 536: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

520 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Indikator Satuan Capaian

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

6. Persentase produksi komoditas perkebunan

Persen 3,23 3,13 4,28 136,74

Sumber: Dinas Pertanian DIY

Realisasi peningkatan produktivitas tanaman pangan pada tahun 2012 yang mengalami peningkatan sangat signifikan disebabkan oleh peningkatan produktivitas tanaman pangan dan penambahan luas tanam yang sangat signifikan untuk komoditas padi terutama lahan kering di Gunungkidul dan lahan irigasi di Sleman. Selain itu juga dipengaruhi oleh perbaikan tingkat kesuburan lahan akibat dari erupsi Gunung Merapi.

Populasi ternak tahun 2012 mengalami penurunan cukup signifikan dibanding tahun 2011 dikarenakan adanya kebijakan impor sapi pada tahun 2011 dan 2012 yang berdampak pada turunnya harga sapi lokal. Hal ini pada akhirnya juga menurunkan minat untuk beternak sehingga mengurangi jumlah peternak di DIY. Selain itu, penurunan populasi ternak juga disebabkan oleh banyaknya ternak yang keluar dari DIY.

Page 537: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 521

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.86 Program/Kegiatan Urusan Pertanian Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

271.192.810 100 90,11 100 100

1.1 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani

82.502.750 100 68,32 100 100 Sisa honor harian non PNS karena ada pengganggaran ganda untuk penjaga malam

1.2 Pengembangan Ternak Unggas (Itik/Ayam Buras)

65.804.080 100 99,65 100 100

1.3 Pengembangan Aneka Ternak (Kelinci)

47.013.980 100 99,84 100 100

1.4 Penguatan Kelembagaan Tingkat Usaha

75.872.000 100 99,52 100 100

2 PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN

682.580.325 100 94,31 100 100

2.1 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

63.923.100 100 95,01 100 100

2.2 Pengembangan Sistem Informasi Pasar 28.289.800 100 96,43 100 100

2.3 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

56.010.800 100 97,75 100 100

2.4 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan

23.026.125 100 96,57 100 100

Page 538: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

522 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

2.5 Peningkatan Mutu Hasil Pertanian SNI (Pangan, Horti, Ternak)

279.608.600 100 91,00 100 100

2.6 Penerapan GMP Olahan Hasil Pertanian

14.823.700 100 99,97 100 100

2.7 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Hortikultura

24.929.200 100 90,31 100 100

2.8 Peningkatan Keamanan Pangan Asal Hewan

191.969.000 100 97,39 100 100

3 PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN

550.119.000 100 97,20 100 100

3.1 Promosi atas Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah

354.489.800 100 97,15 100 100

3.2 Penyebarluasan Informasi Perbenihan 195.629.200 100 97,29 100 100

4 PROGRAM PENINGKATAN . TEKNOLOGI PERTANIAN

152.465.150 100 97,20 100 100

4.1 Uji Ketahanan Varietas Padi 20.676.000 100 95,86 100 100

4.2 Aplikasi Teknologi Budidaya Padi Skala Luas

110.233.400 100 97,56 100 100

4.3 Pengembangan Varietas Baru 21.555.750 100 96,68 100 100

5 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

4.897.880.420 100 92,17 100 100

5.1 Pemberdayaan P3A dan Peningkatan Jaringan Irigasi

244.681.720 100 99,81 100 100

5.2 Penerapan GPP Komoditas Unggulan 28.961.600 100 98,36 100 100

Page 539: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 523

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

5.3 Pengamatan dan Analisa Kehilangan Hasil Karena OPT

15.065.600 100 97,76 100 100

5.4 Bimb. dan Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT dan Brigade Proteksi

152.317.600 100 89,97 100 100 Sisa belanja obat-obatan karena ada selisih harga pasar dengan harga DPA, sisa makan minum pelatihan petugas karena waktu pelaksanaan dalam DPA selama 6 hari ternyata dapat selesai dalam 2 hari serta gerakan pengendalian OPT dalam pelaksanaannya tidak jadi menggunakan bensin untuk alat hand sprayer

5.5 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Berkelanjutan

90.388.800 100 98,00 100 100

5.6 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Pangan dan Horti

123.178.400 100 96,12 100 100

5.7 Penyusunan RDK/RDKK Hortikultura

38.048.000 100 99,99 100 100

Page 540: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

524 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

5.8 Pengembangan Tanaman Pangan Terpadu

583.993.800 100 97,36 100 100

5.9 Pengembangan Hortikultura Terpadu 99.864.800 100 99,11 100 100

5.10 Peningkatan Budidaya Hortikultura di Lahan Pekarangan

97.850.600 100 97,62 100 100

5.11 Pengembangan Hortikultura di Lahan Pantai

327.792.400 100 89,66 100 100 Sisa dikarenakan ada selisih harga pasar dengan harga dalam DPA antara lain sisa belanja bahan kimia Rp. 26.784.000,- bahan/bibit/induk tanaman Rp. 1.863.000,- bahan kimia non organik Rp. 1.000.000,- dan belanja barang yang diserahkan pada masyarakat Rp. 2.240.000,-

5.12 Observasi dan Identifikasi Penyebaran Varietas

25.621.600 100 98,40 100 100

5.13 Pengembangan Sayuran di Daerah Irigasi

91.748.000 100 89,32 100 100 Sisa belanja bahan kimia Rp. 8.355.000,- karena ada selisih harga pasar dengan

Page 541: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 525

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

harga dalam DPA

5.14 Analisa Standar dan Pengawasan Mutu Benih

82.698.200 100 85,01 100 100 Sisa belanja alat perlengkapan karena ada selisih harga pasar dengan harga dalam DPA dan sisa perjalanan dinas dalam daerah menyesuaikan keperluan

5.15 Penyusunan Rencana Kebutuhan Sarana dan Prasarana Produksi Tan. Pangan

53.697.600 100 90,76 100 100

5.16 Pengembangan Buah-buahan 363.886.200 100 92,43 100 100

5.17 Pengembangan Tanaman Hias 35.215.800 100 97,69 100 100

5.18 Penanganan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

320.350.600 100 80,95 100 100 Sisa belanja sertifikasi karena biaya sertifikasi mengalami penurunan karena dikeluarkan Permenkeu Nomor : 51/PMK.02/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK/2010 tentang

Page 542: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

526 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

Indeks Dalam Rangka Perhitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP pada Badan Pertanahan Nasional

5.19 Pelayanan Sertifikasi Benih Padi dan Palawija

55.096.100 100 78,41 100 100 Sisa honor narasumber Rp. 2.325.000,- honor harian non PNS Rp. 1.560.000,- belanja cetak Rp. 2.210.750,- makan minum harian umum Rp. 2.400.000,- perjln dinas dlm daerah Rp. 1.710.000,-

5.20 Pengembangan Sayuran dan Buah Berbasis GAP/SOP

37.453.200 100 96,37 100 100

5.21 Pengembangan Pertanian Organik 587.799.200 100 78,48 100 100 Sisa belanja bahan/bibit/induk tanaman dan sisa belanja barang yang diserahkan masyarakat karena ada selisih

Page 543: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 527

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

harga pasar dengan harga dalam DPA

5.22 Pengembangan Pebenihan Tanaman Pangan

729.532.300 100 95,67 100 100

5.23 Pengembangan Pebenihan Hortikultura

312.963.200 100 99,43 100 100

5.24 Pengembangan Benih Sayuran di Tingkat Petani

58.556.850 100 95,73 100 100

5.25 Pengembangan Benih Padi di Tingkat Petani

212.574.850 100 93,10 100 100

5.26 Penyediaan Benih dan Pengembangan Jabal Kedelai

128.543.400 100 99,67 100 100

6 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERNAK

566.650.800 100 89,37 100 100

6.1 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis

208.715.000 100 77,36 100 100 Sisa belanja obat-obatan dan alat perlengkapan karena ada selisih harga pasar dengan harga dalam DPA

6.2 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak

357.935.800 100 96,37 100 100

Page 544: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

528 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

7 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN

2.385.569.250 100 95,75 100 100

7.1 Pengembangan Ternak Kambing 44.246.880 100 95,03 100 100

7.2 Pengembangan Ternak Sapi Perah 63.279.600 100 97,91 100 100

7.3 Pengembangan Ternak Sapi Potong 129.558.880 100 97,91 100 100

7.4 Pelayanan Sertifikasi Bibit Ternak Kambing PE

10.135.600 100 74,05 100 100 Sisa perjalanan dinas luar daerah karena menyesuaikan kebutuhan

7.5 Pengembangan Produksi Semen Beku Sapi

1.179.485.290 100 96,50 100 100

7.6 Pengembangan Pembibitan Ternak 958.863.000 100 94,67 100 100

8 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN

437.265.500 100 95,38 100 100

8.1 Kaji Terap Teknologi Pengolahan Pakan

437.265.500 100 95,38 100 100

9 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN KELEMBAGAAN PETANI

597.022.795 100 98,35 100 100

9.1 Diklat Agribisnis Hortikultura 58.204.300 100 99,88 100 100

9.2 Diklat Agribisnis Peternakan 57.693.050 100 99,42 100 100

9.3 Pengkajian Diklat 23.460.000 100 96,24 100 100

9.4 Temu Teknis Teknologi Pertanian 28.199.600 100 95,09 100 100

9.5 Diklat Pemandu SLPHT dan SL Iklim 24.997.650 100 98,35 100 100

9.6 Evaluasi Pasca Latihan dan Bimbingan 22.120.700 100 98,33 100 100

Page 545: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 529

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

Lanjutan

9.7 Diklat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

49.950.550 100 99,77 100 100

9.8 Peningkatan Profesionalisme Widyaiswara dan Staf Teknis

59.556.000 100 96,64 100 100

9.9 Diklat Penangkaran Benih Padi, Bawang Merah dan Buah-buahan Bagi Petani/Penangkar

92.455.135 100 99,07 100 100

9.10 Pelatihan Petugas Fungsional POPT 27.805.900 100 99,98 100 100

9.11 Fasilitasi Praktek Lapangan dan Penggunaan Laboratorium

108.636.100 100 97,87 100 100

9.12 Diklat Teknis Pengelolaan PUSKESWAN

43.943.810 100 97,54 100 100

10 PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERKEBUNAN

1.193.491.900 100 97,47 100 100

10.1 Pengembangan Tanaman Perkebunan Pada Lahan Marginal

39.999.900 100 98,69 100 100

10.2 Pengembangan dan Pemeliharaan Kebun Benih Perkebunan

17.983.250 100 95,9 100 100

10.3 Pengembangan Bibit Unggul Perkebunan

95.323.000 100 97,26 100 100

10.4 Sertifikasi Bibit/Benih Tanaman Kehutanan dan Perkebunan

56.044.950 100 93,78 100 100

10.5 Pemeliharaan Kebun Dinas 25.860.700 100 88 100 100 Realisasi anggaran dibawah 90% karena

Page 546: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

530 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

ada sisa pengadaan pupuk dimana harga pupuk dianggarkan sebesar Rp.700,- sedangkan pada proses pengadaan didapatkan harga sebesar Rp.540,-

10.6 Pengembangan Agens Hayati dan Pestisida Nabati

65.354.200 100 99,14 100 100

10.7 Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Lahan dan Air (Cukai)

69.559.700 100 98,13 100 100

10.8 Perlindungan Perbenihan Varietas Unggul Lokal (Cukai)

28.849.200 100 100 100 100

10.9 Sekolah Lapang Pengolah dan Pemasaran Hasil Perkebunan/ SLPPHP (Cukai)

78.923.500 100 99,39 100 100

10.10 Pelatihan Teknis Budidaya Perkebunan Sesuai GAP (Cukai)

99.479.100 100 99,67 100 100

10.11 Pengendalian Hama Terpadu Komoditas Perkebunan

64.848.900 100 98,26 100 100

10.12 Pelatihan Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu

79.880.000 100 100 100 100

10.13 Observasi dan Identifikasi Blok Penghasil Tinggi (BPT)

29.999.200 100 83,25 100 100 Penyerapan anggaran tidak dapat terealisasikan 100%

Page 547: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 531

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

karena pembelian bahan kimia tidak tersedia anggarannya pada triwulan 4

10.14 Promosi Atas Hasil Perkebunan Unggulan Daerah

134.600.000 100 94,95 100 100

10.15 Intensifikasi Tanaman Perkebunan pada Lahan Marginal

14.970.600 100 98,67 100 100

10.16 Pengawasan dan Pengawalan Peredaran pupuk dan pestisida

24.755.700 100 99,05 100 100

10.17 Peramalan, Pengamatan, Analisa dan Rekomendasi Pengendalian OPT Perkebunan

32.750.300 100 87,27 100 100 Penyerapan anggaran tidak dapat 100% karena biaya perjalanan luar daerah untuk pertemuan perlindungan regional tidak digunakan sepenuhnya. Acara tersebut dijadwalkan diselenggarakan di Bali, namun pada pelaksanaannya dilaksanakan di Solo sehingga anggaran perjalanan tersisa dan

Page 548: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

532 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No. Program/Kegiatan PAGU Keuangan % Fisik %

Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

dikembalikan.

10.18 Peningkatan Kapasitas Petugas Perlindungan Perkebunan

24.216.450 100 100 100 100

10.19 Rehabilitasi Tanaman Perkebunan 30.789.750 100 94,55 100 100

10.20 Pengembangan Tanaman Perkebunan 19.995.550 100 97,83 100 100

10.21 Penyediaan Sarana dan Prasarana Komoditas Perkebunan

89.219.500 100 99,59 100 100

10.22 Fasilitasi Pemasaran Produk Komoditas Perkebunan

14.558.850 100 99,93 100 100

10.23 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani Perkebunan

55.529.600 100 98,97 100 100

Sumber : Dinas Pertanian DIY

Page 549: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 533

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian

Sebagian besar petani di DIY berusia lanjut dengan pendidikan relatif rendah. Hal ini dikarenakan minat generasi muda untuk bekerja di sektor ini rendah, terutama pada sisi on-farm (budidaya). Selain itu, rasio antara petugas dan petani/kelompok tani jauh dari ideal yaitu satu desa satu petugas.

2. Adopsi teknologi budidaya dan teknologi pascapanen/pengolahan

Petani akan mengadopsi teknologi terbarukan apabila sudah meyakini benar dan sudah terbukti bahwa teknologi baru tersebut benar-benar mempunyai kelebihan dibandingkan dengan teknologi yang sudah diyakininya selama bertahun-tahun. Temuan teknologi terbarukan belum secara cepat dapat diinformasikan ke tingkat lapang.

3. Akses terhadap permodalan

Sumber utama pembiayaan usaha tani sebagian besar berasal dari modal sendiri. Namun demikian, penyerapan skema pembiayaan usaha tani dari Pemerintah dengan bunga yang relatif rendah dibanding skim kredit komersial belum maksimal karena bank-bank penyalur mempersyaratkan agunan ataupun penjaminan kepada petani/peternak, sehingga petani/peternak belum dapat secara maksimal memanfaatkan kredit dimaksud.

4. Sarana dan prasarana.

a. Pemilikan lahan pertanian

Hasil Pendataan Usaha Tani (PUT) Tahun 2009 DIY menunjukkan bahwa sebagian besar Rumah Tangga Usaha Tani-Padi, Jagung, Kedelai, Tebu (RTUT-PJKT) di DIY (78,32%) menguasai lahan pertanian kurang dari 0,5 Ha.

b. Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi tersier pada saat ini sebagian besar merupakan jaringan irigasi yang dibangun pada beberapa puluh tahun yang lalu, atau merupakan jaringan irigasi sangat sederhana yang dibangun secara swakarsa oleh masyarakat. Saat ini cukup banyak jaringan irigasi yang tidak berfungsi secara optimal, karena mengalami kerusakan. Di sisi lain kondisi jaringan irigasi

Page 550: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

534 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

tersier masih banyak yang belum permanen atau terbuat dari tanah sehingga memperlambat aliran air bahkan menyebabkan kebocoran di sepanjang saluran yang mengakibatkan ketidakmerataannya pembagian air sejak hulu hingga hilir.

c. Jalan Pertanian

Di sebagian besar wilayah perdesaan jalan pertanian belum memadai sehingga terjadi inefisiensi dalam pengelolaan usahatani maupun dalam pemasaran hasil pertanian.

d. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimiawi

Ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk anorganik maupun pestisida kimiawi masih cukup tinggi dalam budidaya, bahkan untuk komoditas tertentu penggunaannya melampaui jumlah yang direkomendasikan, sehingga menyebabkan biaya produksi tinggi dan kerusakan ekosistem.

5. Faktor luar

a. Pemanasan global

Perubahan iklim global mengakibatkan perubahan iklim yang cukup ekstrem dan tidak menentu sehingga menyulitkan petani dalam pengaturan musim tanam

b. Kebijakan ekonomi makro

Kebijakan Pemerintah berupa ratifikasi Persetujuan WTO dan ACFTA berakibat pada masuknya produk impor ke pasar domestic secara masal yang tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi produk pertanian lokal karena pada umumnya harga produk lokal lebih mahal sebagai akibat inefisiensi dalam pengelolaan usaha. Di samping itu penjualan produk pertanian lokal biasanya dilakukan dengan sistem curah sehingga kalah bersaing dengan produk impor dalam hal pengemasan produk.

Solusi

1. Peningkatan SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan baik bagi petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) maupun petugas di tingkat lapangan dengan menggunakan metode yang memadukan kegiatan pembelajaran di dalam ruangan, di luar ruangan, hingga studi banding ke luar daerah. Pemerintah DIY juga terus mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok tani.

Page 551: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 535

2. Upaya menumbuhkan minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dapat dilakukan melalui perluasan pilihan minat, yaitu:

a. Pilihan komoditas, khususnya komoditas eksotis dengan bidikan pasar khusus seperti tanaman hias dan produk hortikultura lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi;

b. Pilihan sub-sistem usaha, on farm (budidaya), off-farm (non-budidaya berupa pascapanen, pengolahan, dan pemasaran), atau subsistem pendukung, termasuk jasa, perbankan, dan asuransi pertanian.

3. Untuk menumbuhkan respon petani terhadap penggunaan teknologi baru diperlukan metode yang mampu memberikan keyakinan pada petani bahwa teknologi baru tersebut sudah teruji dan benar-benar lebih baik dan memberikan manfaat/keuntungan bagi usaha taninya. Pendekatan yang ditempuh berupa sosialisasi dan pelatihan dengan metode khusus, antara lain Sekolah Lapangan (SL) dan Laboratorium Lapangan (LL) di mana petani dilibatkan langsung mulai dari perencanaan hingga evaluasi manfaat teknologi baru tersebut. Di samping itu sosialisasi juga dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik dengan kemasan budaya lokal sehingga lebih mudah diterima dan dipahami oleh petani.

4. Berbagai skema pembiayaan/skim kredit, baik dari Pemerintah maupun BUMN harus disertai dengan pendampingan dan penguatan kelembagaan petani. Pembinaan petani dilaksanakan dengan basis kelompok (kelompok tani maupun gabungan kelompok tani).

5. Sarana dan prasarana.

a. Kepemilikan Lahan Pertanian

Untuk mengatasi pemilikan lahan yang sempit (rata-rata <0,5 Ha), Pemerintah memfasilitasi pengembangan usahatani lahan sempit dengan prioritas komoditas bernilai ekonomi tinggi dan efisien, diantaranya melalui pemanfaatan lahan produktif untuk pengembangan perbenihan dan perbibitan, mengingat harga jual produk benih selalu lebih tinggi dibanding produk konsumsi. Di samping itu dilakukan integrasi terhadap pengelolaan usahatani dalam satu wilayah tertentu (integrated farming) di mana potensi sumberdaya lokal digarap secara terpadu sejak aspek on-farm hingga off-farm sehingga memberikan manfaat paling besar bagi petani di lokasi tersebut.

Page 552: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

536 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b. Jaringan Irigasi

Untuk mencegah kerusakan fungsi jaringan irigasi akibat alih fungsi lahan, maka dalam setiap proses alih fungsi lahan, aparatur Pemerintah selalu dilibatkan pada tahap-tahap negosiasinya. Dalam kesempatan itu aparat secara aktif memberi masukan bagi penyelamatan jaringan irigasi yang tidak akan lagi digunakan pada kawasan tersebut, namun aliran airnya masih dibutuhkan untuk lahan-lahan di sekitarnya. Bagi jaringan irigasi yang mengalami kerusakan maupuan jaringan yang masih sangat sederhana sehingga jangkauan aliran airnya terbatas, Pemerintah memberikan fasilitasi berupa bantuan sosial untuk perbaikan maupun pembangunan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) serta jaringan irigasi desa (JIDES).

c. Jalan Pertanian

Pemerintah, baik melalui dana alokasi khusus, dana tugas pembantuan, maupun APBD telah mengalokasikan kegiatan pembangunan atau perbaikan jalan-jalan pertanian yang bermanfaat bagi kelancaran pengangkutan sarana produksi dan hasil produksi ke lokasi tujuan secara efisien, tepat jumlah maupun tepat waktu.

d. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimiawi

Untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk anorganik dan pestisida kimia, Pemerintah memberikan fasilitasi baik berupa bantuan langsung pupuk organik maupun bantuan sosial untuk pembuatan bangunan Rumah Percontohan Pembuatan Pupuk Organik (RP3O), alat pembuat pupuk organic (APPO), maupun unit pengolah pupuk organik (UPPO). Melalui fasilitasi ini, petani didorong menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah pertanian di sekitarnya dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organik dengan takaran yang tepat dapat mempertahankan produktivitas lahan sekaligus memperbaiki daya dukung lahan pertanian. Sedangkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimiawi, petani didorong dan dilatih untuk menggunakan bahkan membuat sendiri agen hayati sebagai pengganti pestisida kimiawi. Di samping itu juga diselenggarakan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) serta gerakan penerapan penggunaan pestisida yang bijak (Good Pesticide Practices) dalam berusahatani.

Page 553: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 537

6. Faktor Luar

a. Pemanasan global

Pemerintah telah melakukan upaya pembinaan dan pendampingan petani dalam hal antisipasi terhadap ancaman eksplosi OPT/penyakit, banjir, dan kekeringan akibat perubahan iklim ekstrem melalui pola sekolah lapangan, antara lain: SL-Iklim, SL-Hemat Air, SL-Pengelolaan Tanaman Terpadu, dan SL-PHT.

b. Kebijakan Ekonomi Makro

Langkah-langkah yang telah diambil untuk melindungi petani produsen dari akibat buruk mekanisme pasar bebas sekaligus meningkatan nilai tambah dan daya saing produk unggulan daerah, antara lain: 1) Penyusunan SOP (Standard Operasional Procedure) dan penerapan GAP (Good Agricultural Practices) pada beberapa produk hortikultura unggulan daerah (salak, pisang, mangga, jamur, melon, cabe merah, bawang merah, buah Naga, srikaya); 2) Registrasi kebun sebagai syarat ekspor 3) Penyusunan SOP dan penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) serta GHP (Good Handling Practices) pada tahap pascapanen, pengolahan hasil panen hingga pemasaran produk hasil pertanian; 4) Pemberdayaan kelembagaan kelompok tani melalui fasilitasi Dana Penguatan Modal Pemasaran Hasil Pertanian (DPM-PHP); 5) Fasilitasi penanganan pascapanen dan pengolahan hasil untuk meningkatkan akseptabilitas konsumen nilai tambah produk; 6) Meningkatkan promosi produk unggulan dan membangun jejaring pemasaran.

4. URUSAN KEHUTANAN

a) Kondisi Umum Ruang lingkup pembangunan kehutanan meliputi

kegiatan‐kegiatan intensifikasi, rehabilitasi, sumber daya hutan, produksi, pengolahan dan pemasaran, peningkatan peran serta dan partisipasi aktif seluruh pelaku pembangunan kehutanan, pengembangan kelembagaan, optimalisasi dan pemanfaatan fungsi hutan, peningkatan konservasi sumber daya alam dalam rangka peningkatan pendapatan petani sekitar hutan, kelestarian hutan dan pendapatan asli daerah untuk kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan kehutanan diselenggarakan berlandaskan pada mandat Undang‐undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Undang‐undang Nomor 41 Tahun 1999 yaitu pengurusan sumber daya alam sebagai satu

Page 554: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

538 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

kesatuan ekosistem. Terdapat tiga dimensi utama dalam penyelenggaraan pengurusan sumber daya hutan, yaitu: (1) Keberadaan lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan dalam luasan yang cukup dan sebaran spasial yang proporsional; (2) Keberadaan wujud biofisik hutan berupa tumbuhan dan satwa serta wujud abiotik yang berada pada lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi; (3) Tata kelola sumber daya hutan baik menyangkut aspek kelola ekonomi, ekologi/lingkungan maupun sosial, yang menjadi ciri dan fungsi sumber daya hutan sebagai sistem penyangga kehidupan secara utuh. Posisi strategis sumber daya hutan dalam konteks pembangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu: (1) Peran hutan dalam pembangunan ekonomi terutama dalam menyediakan barang dan jasa yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian dan masyarakat; (2) Peran hutan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan sistem tata air, tanah dan udara sebagai unsur utama daya dukung lingkungan dalam sistem penyangga kehidupan.

Hutan di DIY seluas 26,01% dari luas wilayah DIY atau seluas 82.872,47 Ha. Dari persentase tersebut, 20,14% merupakan hutan rakyat dan sisanya 5,87% merupakan hutan negara. Berdasarkan wilayah administrasi, kawasan hutan negara dibagi dalam 4 wilayah yaitu Kabupaten Gunungkidul seluas 14.895,500 Ha, Kabupaten Bantul 1.052,600 Ha, Kabupaten Sleman 1.729,464 ha dan Kabupaten Kulon Progo seluas 1.037,500 Ha. Sedangkan berdasarkan fungsi hutan, kawasan hutan negara terdiri atas hutan produksi 13.411,700 Ha, Hutan lindung 2.312,800 Ha, Hutan konservasi 2.990,564 Ha (TNGM 1.728,906 Ha, Tahura Bunder 634,10 Ha, Cagar alam 11,4375 Ha, Taman wisata alam 1,0465 Ha, Suaka Margasatwa 615,600 Ha).

Tabel IV.87 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2011-2012

No. Indikator Satuan Capaian

2011

Tahun 2012

Target Realisasi %

Realisasi

1. Luas Hutan Persen 5,87 5,87 5,87 100

2. Persentase penurunan luas lahan kritis

Persen 3,30 2,02 8,79 435,15

3. Persentase peningkatan luas pemanfaatan potensi sumberdaya hutan

Persen 5,50 2,62 7,62 290,84

Sumber: Dishutbun DIY

Page 555: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 539

Persentase penurunan lahan kritis pada tahun 2012 melebihi target yang telah ditetapkan dikarenakan dalam rangka mendukung program Penanaman Satu Milyar Pohon dari Kementerian Kehutanan, telah dilakukan penanaman pohon kehutanan maupun non kehutanan (hortikultura dan perkebunan) di lahan kritis. Sementara persentase peningkatan luas pemanfaatan potensi sumberdaya hutan berasal dari kontribusi luas pemanfaatan hutan rakyat yang meningkat pada tahun 2012.

Page 556: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

540 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.88 Program/Kegiatan Urusan Kehutanan Tahun Anggaran 2012

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 446.454.200 100 96,41 100 100

1.1 Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan

41.515.000 100 98,58 100 100

1.2 Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan 91.023.100 100 87,78 100 100

1.3 Pengembangan Industri dan Pemasaran Hasil Hutan

84.985.100 100 97,96 100 100

1.4 Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

27.504.200 100 99,40 100 100

1.5 Inventarisasi Tindak Lanjut Pengelolaan Hutan AB

22.154.000 100 99,77 100 100

1.6 Orientasi dan Tata Batas Kawasan Hutan 41.906.200 100 99,95 100 100

1.7 Pelatihan SDM Penatausahaah Hasil Hutan 46.210.500 100 99,70 100 100

1.8 Pengelolaan Sumber Benih Tanaman Kehutanan

34.433.300 100 95,70 100 100

1.9 Peningkatan SDM Pengamanan Hutan 29.927.900 100 97,66 100 100

1.10 Inventarisasi Tegakan Kayu Putih 26.794.900 100 99,85 100 100

2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan 2.433.846.035 100 94,60 100 100

2.1 Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan

397.373.300 100 97,82 100 100

2.2 Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

38.806.600 100 98,69 100 100

Page 557: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 541

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.2 Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan

39.902.000 100 98,38 100 100

2.4 Pemeliharaan Kebun Pangkas 18.997.600 100 94,00 100 100

2.5 Rehabilitasi Hutan Konservasi (DAK) 1.481.902.735 100 94,01 100 100

2.6 Pengembangan Potensi Desa Konservasi 57.927.400 100 90,52 100 100

2.7 Konservasi Sumber Mata Air 102.903.800 100 93,02 100 100

2.8 Pengembangan Konservasi Alam Wana Lestari

216.033.900 100 92,65 100 100

2.9 Pengembangan Konservasi Kawasan Pantai 79.998.700 100 96,03 100 100

3 Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

211.093.100 100 97,44 100 100

3.1 Penyuluhan Kesadaran Masyarakat Mengenahi Dampak Perusakan Hutan

24.496.500 100 99,92 100 100

3.2 Pengamanan Hutan 186.596.600 100 97,12 100 100

4 Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

44.557.750 100 98,9 100 100

4.1 Penatausahaan dan Penertiban Peredaran Hasil Hutan

25.069.100 100 98,94 100 100

4.2 Audit Peredaran Hasil Hutan dan Industri Primer

19.488.650 100 98,85 100 100

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

Page 558: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

542 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan kawasan hutan masih kurang dan masih terjadi pencurian kayu hutan.

2. Daya dukung lahan dan air masih belum optimal seperti yang diharapkan sehingga perlu terus ditingkatkan.

3. SDM dan kelembagaan petani masih belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan hutan sesuai fungsi hutan.

4. Produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara keseluruhan belum sesuai standar teknis

5. SDM dan kelembagaan petani kebun masih belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan agribisnis perkebunan secara utuh

Solusi

1. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan kawasan hutan dilakukan sosialisasi secara intensif dan berkelanjutan kepada masyarakat sekitar hutan, fasilitasi paket‐paket produktif yang menghasilkan hasil hutan non kayu untuk memberikan nilai tambah/pendapatan di dalam pengelolaan hutan sehingga tanaman pokok hutan tetap lestari dan meningkatkan pengamanan hutan dan pengendalian peredaran hasil hutan secara periodik dan berkelanjutan.

2. Untuk mengoptimalkan daya dukung lahan air dan hutan, dilaksanakan fasilitasi sarana pengelolaan lahan dan air, penghijauan untuk hutan rakyat, reboisasi dan pengkayaan untuk kawasan hutan negara serta pengutuhan populasi tanaman perkebunan agar memenuhi skala ekonomi, pemanfaatan pupuk organik untuk mendorong pengembalian kesuburan tanah dan diverfisikasi baik tanaman maupun non tanaman.

3. Untuk meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani dilakukan melalui pelatihan, magang petani, studi orientasi bagi petani/kelembagaan petani sehingga semakin meningkat pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan di dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kehutanan dan perkebunan. Pemerintah juga memfasilitasi paket‐paket produktif dalam rangka meningkatkan pelestarian hutan dan produksi/produktivitas komoditas perkebunan.

Page 559: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 543

5. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

a) Kondisi Umum

Urusan energi dan sumber daya mineral di DIY meliputi subbidang mineral, air tanah, geologi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi. Dari sisi pendanaan, sebagian besar urusan ini masih difasilitasi oleh Pemerintah Pusat. Selama tahun anggaran 2012, upaya peningkatan pelayanan publik berdasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran telah ditetapkan dalam RPJMD.

Dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2012 tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst, telah disusun penetapan kawasan bentang alam karst di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul.

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak, dilakukan pengendalian penggunaan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 43 tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi. Sedangkan, dalam rangka pengelolaan air tanah di DIY, telah ditetapkan Peraturan Daerah DIY Nomor 5 tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Tanah agar perencanaan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah dan pengendalian daya rusak air tanah di DIY dapat dilakukan secara optimal.

Melalui APBD tahun anggaran 2012, untuk mencapai target indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD, dilaksanakan 3 program yang didukung 17 kegiatan serta 2 program dengan 8 kegiatan pendukung yang ditetapkan dalam RENSTRA SOPD dengan realisasi keuangan sebesar Rp8.469.139.205 (96.06%) dari Rp8.816.251.000 dan realisasi fisik sebesar 100%.

Tabel IV.89 Indikator dan Capaia Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2012

No. Indikator 2012

Target Capaian

1 Pemenuhan Kebutuhan Air di Daerah Sulit Air

6 6 100,00

2 Ratio Elektrifikasi 0,015 0,59 3933,33 Sumber : PUP-ESDM DIY

Page 560: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

544 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Peningkatan Rasio Elektrifikasi

Subbidang ketenagalistrikan diprogramkan dapat mendorong kegiatan ekonomi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan daerah. Di sisi lain, ketenagalistrikan berperan sebagai infrastruktur yang harus ada untuk mendukung kegiatan pembangunan masyarakat. Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan diprioritaskan baik untuk meningkatkan keandalan penyediaan tenaga listrik maupun memberikan akses penyediaan tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik yang memadai dan berkualitas merupakan parameter penting untuk mendukung kemajuan sektor lainnya, antara lain sektor industri, perdagangan, telekomunikasi dan sektor-sektor penggerak ekonomi lainnya. Sehingga ketersediaan energi listrik yang cukup akan menentukan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya pemenuhan Peningkatan Rasio Elektrifikasi, APBD tahun 2012 diarahkan pada peningkatan penyediaan listrik melalui kegiatan:

1) Perencanaan pembangunan jaringan listrik pedesaan di 10 Dusun yang berada di Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul;

2) Pembangunan jaringan listrik pedesaan di 6 dusun yang berada di Dusun Tegalawas Desa Jatimulyo, Dlingo, dan Dusun Kayen, Desa Sendangsari, Pajangan Kabupaten Bantul; Dusun Sangon, Desa Kalirejo, Kokap dan Dusun Wonotawang, Samigaluh Kabupaten Kulon Progo; dan Dusun Manggul dan Dusun Karangasem, Desa Karangasem, Paliyan, Kabupaten Gunungkidul;

3) Pengadaan dan pemasangan PLTS sebanyak 25 unit di Desa Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo.

Pada akhir tahun 2011, jumlah RT di DIY ada 1.037.976 rumah tangga dengan ratio elektrifikasi 76,21%. Pada tahun 2012, jumlah RT tercatat 1.037.976 rumah tangga, dan melalui pelaksanaan program dan kegiatan APBD pada tahun 2012, dapat dilaksanakan penambahan RT berlistrik sebanyak 225 RT. Penambahan itu memberi dampak peningkatan ratio elektrifikasi sebesar 0,023% dari target sebesar 0,015%. Sedangkan melalui dana APBN jumlah RT berlistrik meningkat sebanyak 5.851 RT atau terjadi peningkatan ratio elektrifikasi sebesar 0,564%. Secara total, ratio elektrifikasi pada tahun 2012 tercapai 76,80%, meningkat sebesar 0,59% dari tahun 2011.

Page 561: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 545

Tabel IV.90 Rasio Elektrifikasi di DIY

No Uraian Lokasi

Jumlah Rumah Tangga (RT) Ratio

Elektrifikasi (%) Total

Sudah Berlistrik

I. Capaian s.d Tahun 2011 DIY 1.037.976 791.074 76,21

II. Pelaksanaan APBN 2012 : DIY 1.037.976 5.851 0,564

1. Pembangunan PLTS Terpusat

Gunungkidul 30

2. Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan

DIY 5.821

III. Pelaksanaan APBD 2012 : 1.037.976 225 0,023

1. Pembangunan Jaringan Listrik Perdesaan

Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul

200

2. Pengadaan dan Pemasangan PLTS

Kulon Progo 25

Ratio Elektrifikasi (berdasarkan jumlah RT 2012)

1.037.976 797.150 76,8

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Peningkatan Kapasitas Energi Listrik

Pembangunan energi daerah yang berkelanjutan diarahkan pada pengembangan potensi sumber daya dan kemampuan daerah yang sejalan dengan peningkatkan kemandirian, daya saing dan nilai tambah daerah. Kebijakan diversifikasi energi atau penganekaragaman energi melalui pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang telah dilakukan di daerah antara lain dengan pemanfaatan tenaga air, angin, surya dan biogas.

Keseluruhan potensi energi baru dan terbarukan di DIY kurang lebih sebesar 20 MW, yang meliputi tenaga air 0,750 MW, tenaga surya 0,5 MW, tenaga angin 16.MW dan biomassa 2,75 MW. Sedangkan yang layak dibangkitkan menjadi tenaga listrik kurang lebih 10 MW.

Dalam rangka upaya pemenuhan Peningkatan Kapasitas Energi Listrik, dilakukan upaya melalui kegiatan:

1) Pembangunan 1 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat yang dibangun di Dusun Rejosari, Desa Serut, Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul dengan kapasitas 15 kW;

2) Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo;

Page 562: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

546 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3) Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Kedungrong, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo;

4) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT Biogas) di Dusun Cangkring, Desa Sumberagung, Jetis, Kabupaten Bantul; Dusun Duwet, Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo; Dusun Karangduwet, Desa Karangrejek, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul; dan Dusun Glagahombo, Desa Pondokrejo, Tempel, Kabupaten Sleman.

Sampai tahun 2011, total jumlah energi terbarukan yang dapat dibangkitkan sebesar 582,35 kW dari total potensi 10.000 kW. (10 MW). Kapasitas energi listrik yang telah dibangkitkan melalui program dan kegiatan APBD dan APBN di DIY pada tahun 2012 sebesar 47 kW, sehingga meningkat 0,47% dari target sebesar 0,30%.

Tabel IV.91 Kapasitas Energi Listrik di DIY

No Uraian Lokasi

Kapasitas Energi Listrik

Potensi Total (kW)

Terbangkitkan

kW %

I. Capaian s.d Tahun 2011 Tersebar di DIY 10.000 582,35 5,82

II. Pelaksanaan 2012 47 0,47

A APBN

Pembangunan 1 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat

Gunungkidul 15

B APBD

1. Pemasangan PLTS Kulon Progo 5 -

2. Pembangunan PLTMH Kulon Progo 15

3. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas

Sleman, Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul

12

Kapasitas Energi Listrikyang dapat dibangkitkan s.d. 2012 (dari total potensi 10.000 kW)

629,35 6,29

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Pemenuhan Kebutuhan Air di Daerah Sulit Air

Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai 3 cekungan air tanah (CAT), yaitu CAT Yogyakarta-Sleman, CAT Wonosari dan CAT Wates. Ditinjau dari kondisi geologi dan letak geografinya, terdapat 72 dusun di wilayah cekungan air tanah Yogyakarta – Sleman yang termasuk dalam daerah sulit air. Sampai dengan akhir tahun 2008, sudah dibangun 26

Page 563: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 547

sumur bor untuk memenuhi kebutuhan penduduk di 26 dusun di daerah sulit air, sehingga sejak tahun 2009 masih terdapat 46 dusun di daerah sulit air yang belum mendapatkan layanan air secara mencukupi.

Melalui RPJMD selama 2009-2013 pemenuhan kebutuhan air diprogramkan melalui upaya pendayagunaan air tanah di 15 dusun daerah sulit air atau sebesar 30% dari seluruh dusun di daerah sulit air, dengan target 3 dusun di daerah sulit air (6%) per tahun.

Dari pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2012, pemenuhan air baku di daerah sulit air tercapai sebesar 6% sesuai target kinerja tahun 2012 yang ditetapkan sebesar 6%, melalui kegiatan Pendayagunaan Air Tanah dilakukan dengan pembuatan 3 sumur bor air tanah dalam di 3 Dusun (Dusun Mancasan, Gamping, Sleman; Dusun Kembangan, Moyudan, Sleman; dan Dusun Mlakan, Prambanan, Sleman).

Tabel IV.92 Pemenuhan Air di Daerah Sulit

No Uraian Lokasi

Daerah Sulit Air

Total (Lokasi)

Pemenuhan Air

Lokasi %

I. Capaian s.d Tahun 2011 Tersebar di DIY

46 6 12

II. Pelaksanaan APBD 2012 : 3 6

1. Pendayagunaan air tanah CAT Yogyakarta-Sleman

Sleman

3 -

Pemenuhan kebutuhan air baku didaerah sulit air s.d. 2012 (dari total kebutuhan 46 lokasi)

9 18

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian

Kegiatan usaha pertambangan di DIY dikelompokkan dalam 3 jenis komoditas tambang, yaitu mineral logam, mineral nonlogam dan batuan. Mineral logam meliputi mangaan dan pasir besi, sementara mineral nonlogam meliputi fosfat, bentonit, zeolit, dan kaolin, sedangkan batuan meliputi: andesit, tanah urug, pasir, sirtu, batu kali, batu gamping, dan breksi batu apung.

Dalam rangka upaya peningkatan nilai produksi bahan galian pertambangan mineral, dilakukan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan melalui kegiatan:

1) Koordinasi pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan

2) Pemetaan geologi teknik dan wilayah usaha pertambangan

Page 564: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

548 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3) Pembinaan peningkatan nilai produksi bahan galian.

Produksi dari 7 mineral non logam dan batuan pada tahun 2012 yang banyak diusahakan di DIY saat ini adalah sirtu/pasir dengan produksi 741.783 m3, batu gamping/kapur dengan produksi 146 m3, tanah liat dengan produksi 789 m3, andesit dengan produksi 109.280 m3, zeolit dengan produksi 350 m3, breksi batuapung dengan produksi 600 m3, dan tanah urug dengan produksi 70.463 m3.

Dari pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2012, total peningkatan nilai produksi bahan galian dari 7 mineral logam dan batuan sebesar 551,39 juta Rupiah atau meningkat 1,84 % dari target yang hanya sebesar 0,37%.

Tabel IV.93 Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian Tahun 2012

No Uraian Lokasi

Nilai Produksi (Rp.juta)

Target 2012 (Rp. Juta)

Realisasi (Rp. Juta)

I. Pelaksanaan 2012 : Tersebar di DIY

1 Batu Kapur/Batu Putih 3.499,44 5,850

2 Tanah Urug 2.032,96 1.409,3

3 Sirtu 19.721,56 29.671,3

4 Tanah Liat 0,912 2,367

5 Andesit 12.283,19 6.993,9

6 Zeolit 15,0 17,5

7 Breksi Batuapung 21,0 24,0

Jumlah nilai produksi 2012 37.574,06 38.124,2

Peningkatan nilai produksi bahan galian tahun 2012 551,39

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Pemenuhan Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bersubsidi di DIY saat ini hanya dipasok oleh PT.Pertamina (Persero). Pasokan bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar didistribusikan melalui 91 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sedangkan penyaluran bahan bakar gas bersubsidi melalui 43 agen anggota Hiswana Migas DIY beserta 2.997 pangkalannya. Upaya pemenuhan kebutuhan bahan bakar, dilakukan melalui kegiatan:

1) pengawasan terhadap distribusi bahan bakar bersubsidi

2) pembinaan penggunaan bahan bakar aternatif jenis briket batu bara melalui pembuatan 1 unit tungku batu bara untuk IKM tahu di Desa

Page 565: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 549

Kepek Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul dan 25 unit digister biogas untuk rumah tangga di Desa Poncosari, Srandakan dan Desa Timbulharjo, Sewon Kabupaten Bantul; Desa Hargorejo, Kokap Kabupaten Kulon Progo; Desa Ngalang, Gedangsari Kabupaten Gunungkidul; Desa Tegaltirto, Berbah Kabupaten Sleman.

Dari pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2012, realisasi penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi tercatat jenis premium 504.632 KL atau 99,7% dari kuota, solar 130.527 KL atau 108,8% dari kuota, serta penyaluran bahan bakar gas bersubsidi 61.961,06 Ton atau 102,8% dari kuota. Kelancaran distribusi Bahan Bakar Bersubsidi didukung melalui koordinasi secara intensif dengan Kementerian ESDM, BPH Migas, Kabupaten/Kota, PT. Pertamina (Persero), dan HISWANA MIGAS DIY.

Tabel IV.94 Jumlah Penyaluran Bahan Bakar

No Uraian Jenis

Bahan Bakar

Jumlah Penyaluran Bahan Bakar

Perkiraan Kebutuhan

Realisasi

%

1 Pengawasan terhadap distribusi Bahan Bakar Bersubsidi

Premium 505.815 KL 504.632 KL 99,7

Solar 120.009 KL 130.527 KL 108,8

Elpiji 3Kg 60.256,95 Ton

61.961,06 Ton

102,8

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Page 566: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

550 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.95 Program/Kegiatan Urusan ESDM Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BIDANG PERTAMBANGAN

880.100.000

100,00 91,83 100,00 100,00

1.1 Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan Usaha Pertambangan Lintas Propinsi

40.000.000 100,00 100,00 100,00

1.2 Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian 150.000.000 100,00 98,17 100,00 100,00

1.3 Pemetaan Geologi Teknik Dan Wilayah Pertambangan

690.100.000 100,00 95,77 100,00 100,00

2 PROGRAM PENGELOLAAN AIR TANAH BERWAWASAN KONSERVASI

2.606.731.000

100,00 96,93 100,00 100,00

2.1 Pembangunan Sarana Pemantauan Air Tanah

683.950.000 100,00 98,00 100,00 100,00

2.2 Pembinaan Dan Pengendalian Pengambilan Air Tanah

681.731.000 100,00 97,40 100,00 100,00

2.3 Pendayagunaan Air Tanah Di Daerah Sulit Air

900.000.000 100,00 96,79 100,00 100,00

2.4 Penyusunan Desain Pemboran Air Tanah 125.000.000 100,00 96,09 100,00 100,00

2.5 Pemantauan dan Evaluasi Air Tanah 216.050.000 100,00 93,13 100,00 100,00

3 PROGRAM PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI

979.500.000

100,00 95,71 100,00 100,00

Page 567: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 551

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.1 Pembentukan Dan Penguatan Kelembagaan Pengelola Energi Terbarukan

29.500.000 100,00 98,08 100,00 100,00

3.2 Pengembangan Biogas Untuk Masyarakat Pedesaan

150.000.000 100,00 90,33 100,00 100,00

3.3 Penyusunan Rencana Umum Energi 300.000.000 100,00 93,79 100,00 100,00

3.4 Pembangunan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan

300.000.000 100,00 98,14 100,00 100,00

3.5 Rehabilitasi/Pemeliharaan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan

50.000.000 100,00 99,27 100,00 100,00

3.6 Penyusunan Detail Desain Energi Terbarukan

150.000.000 100,00 98,41 100,00 100,00

4 PROGRAM PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN BAKAR

829.470.000

100,00 87,59 100,00 100,00

4.1 Pembentukan Dan Penguatan Kelembagaan Pengelola Energi

92.800.000 100,00 80,18 100,00 100,00

4.2 Pemanfaatan Energi Alternatif Untuk I K M 295.750.000 100,00 90,40 100,00 100,00

4.3 Pengawasan Bahan Bakar Bersubsidi 304.250.000 100,00 82,77 100,00 100,00

4.4 Pengawasan Keselamatan Kerja Dan Lindungan Lingkungan Usaha Bahan Bakar Dan Energi

36.670.000 100,00 95,72 100,00 100,00

4.5 Penyusunan Sistem Informasi Minyak Dan Gas Bumi Serta Bahan Bakar Lain

100.000.000 100,00 97,81 100,00 100,00

Page 568: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

552 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

5

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BIDANG KETENAGALISTRIKAN

3.520.450.000

100,00 91,32 100,00 100,00

5.1 Pembangunan Pembangkit Listrik 200.000.000 100,00 91,40 100,00 100,00

5.2 Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan 2.300.450.000 100,00 97,42 100,00 100,00

5.3 Peningkatan Kinerja Pengelola Bidang Energi Dan Ketenagalistrikan

220.000.000 100,00 100,00 100,00

5.4 Perbaikan, Pemeliharaan Dan Pemindahan Pembangkit Listrik

50.000.000 100,00 95,55 100,00 100,00

5.5 Penyusunan Desain Detail Jaringan Listrik Pedesaan

350.000.000 100,00 98,90 100,00 100,00

5.6 Penyediaan Dan Pemenuhan Listrik 400.000.000 100,00 99,24 100,00 100,00

Sumber: DPUP-ESDM DIY

Page 569: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 553

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Masih terdapat kurang lebih 238 dusun yang sebagian besar rumah tangga nya belum berlistrik terutama di wilayah-wilayah yang terpencil yang pada umumnya belum berkembang, karena pembangunan jaringan listrik di wilayah-wilayah tersebut memerlukan investasi yang cukup besar;

2. Masih adanya ketidaklancaran distribusi LPG tabung 3 Kg di beberapa wilayah terpencil yang disebabkan karena belum meratanya sebaran sub penyalur/pangkalan khususnya di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo;

3. Masih belum optimalnya pengendalian penggunaan BBM Bersubsidi yang disebabkan karena belum siapnya sarana dan prasarana penyaluran BBM Non Subsidi;

4. Kegiatan usaha pertambangan belum dilaksanakan secara optimal dikarenakan belum ditetapkannya Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) oleh Bupati.

5. Masih terdapat 35 daerah sulit air yang masyarakatnya belum dapat terpenuhi kebutuhan airnya secara layak.

6. Pemanfaatan air tanah di Cekungan Air Tanah Yogyakarta-Sleman yang semakin meningkat, sementara didapatkan indikasi terjadi penurunan muka air tanah setiap tahunnya.

Solusi

1. Dalam rangka pemenuhan listrik perdesaan, perlu dilakukan koordinasi secara terpadu antara pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten dengan PT. PLN (Persero) khususnya pada wilayah-wilayah yang secara teknis dan ekonomis tidak layak dibangun jaringan.

2. Dilakukan koordinasi secara rutin dalam rangka optimalisasi pengawasan secara lebih efektif dengan melibatkan pemerintah daerah kabupaten dan kota, PT.Pertamina dan HISWANA MIGAS, serta melakukan pemetaan kebutuhan infrastruktur distribusi LPG tabung 3 kg dimasing-masing kabupaten dan kota.

3. Disusunnya Tim Pengawasan secara terintegrasi di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, PT. Pertamina, HISWANA MIGAS, dan

Page 570: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

554 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

POLDA DIY dalam pengawasan pengendalian penggunaan BBM Bersubsidi.

4. Mendesak Kementerian ESDM untuk segera dapat menerbitkan wilayah pertambangan.

5. Koordinasi dengan Badan Geologi Kementerian ESDM dan Kabupaten dalam rangka mempercepat pembangunan sarana pemenuhan kebutuhan air yang dilakukan melalui pembangunan sumur bor air tanah dalam di daerah sulit air.

6. Intensifikasi kegiatan konservasi air tanah melalui pembangunan sumur resapan dan pelaksanaan pengawasan pengendalian pengambilan air tanah.

6. URUSAN INDUSTRI

a) Kondisi Umum

Sektor Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki peran yang sangat strategis. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor Industri pada perekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai 13,48% pada tahun 2011. Dengan kontribusi sebesar itu, sektor Industri menempati urutan ke empat setelah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa serta sektor Pertanian. Sektor Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta di dominasi oleh usaha kecil dan menengah, dimana jenis usaha seperti ini sangat berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja.

Jumlah unit usaha pada tahun 2012 sebanyak 82.344 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 301.385 orang. Kondisi tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun 2011. sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel IV.96 Perkembangan Potensi IKM, 2008-2012

No Potensi IKM Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*

1 Jumlah Unit Usaha

Unit 76.267 77.851 78.122 80.056 82.344

2 Penyerapan Tenaga Kerja (orang)

Orang 273.621 291.391 292.625 295.461 301.385

3 Nilai Investasi (Rp Juta)

Ribu Rupiah

769.275 871.110 878.063 1.003.678 1.151.820

4 Nilai Produksi (Rp Juta)

Ribu Rupiah

2.800.904 2.325.582 2.821.218 3.053.031 3.500.662

5 Nilai Bahan Ribu 1.258.224 1.251.173 1.358.293 1.352.479 1.369.114

Page 571: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 555

No Potensi IKM Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*

Baku dan Penolong (Rp Juta)

Rupiah

Sumber : Data Disperindagkop & UKM DIY, 2013

*: Data sementara

Sektor Industri selama tahun 2012, mengalami perkembangan positif. Hal tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari jumlah Unit Usaha (2,86%), penyerapan Tenaga Kerja (2,01%), Nilai Investasi (14,76%), Nilai Produksi (14,66%) dan Nilai Bahan Baku (1,23%).

Page 572: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

556 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.97 Program/Kegiatan Urusan Industri Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI

438.333.000 100,00 99,60 100,00 100,00

1.1 Peningkatan kemampuan Teknologi IKM Logam

273.050.000 100,00 99,81 100,00 100,00

1.2 Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Produk Olahan Ikan

67.005.000 100,00 98,59 100,00 100,00

1.3 Pengembangan IKM Kuningan 98.278.000 100,00 99,69 100,00 100,00 ada efisiensi barang yang akan diserahkan kepada masyarakat

2 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

1.083.603.400 100,00 96,25 100,00 100,00

2.1 Peningkatan Sertifikasi Produk IKM Pangan

149.935.000 100,00 95,48 100,00 100,00 Efisiensi konsumsi peserta

2.2 Peningkatan Kualitas Produk IKM Kerajinan

49.982.500 100,00 99,00 100,00 100,00 Efisiensi barang yang akan diserahkan kepada masyarakat

Page 573: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 557

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

2.3 Penerapan SNI IKM Logam 24.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.4 Penerapan GKM IKM Bambu Dan Kayu

49.250.000 100,00 96,79 100,00 100,00 Efisiensi belanja perlengkapan dan makanan minuman

2.5 Pengembangan Produk IKM Sandang

49.764.500 100,00 97,39 100,00 100,00 Efisiensi alat

2.6 Promosi Pengembangan Produk IKM

121.326.000 100,00 84,46 100,00 100,00 Efisiensi sewa stand pada Pameran Gelar Sepatu karena mendapatkan free stand

2.7 Fasilitasi Teknologi Finishing Produk Presisi

58.208.900 100,00 99,87 100,00 100,00

2.8 Peningkatan Kualitas Dan Desain IKM Batik

49.676.000 100,00 98,54 100,00 100,00 Efisiensi belanja barang yang akan diserahkan pada masyarakat

2.9 Pengembangan Usaha Industri Kecil OVOP

24.958.000 100,00 97,48 100,00 100,00 Efisiensi belanja pegawai

2.10 Pesona Pangan Nusantara 98.300.000 100,00 98,76 100,00 100,00 Efisiensi ATK dan dekorasi

2.11 Pelatihan Teknis Pengembangan Desain Kemasan IKM Pangan

21.060.000 100,00 98,79 100,00 100,00 Efisiensi alat

Page 574: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

558 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

2.12 Pengembangan Desain IKM Kerajinan

49.812.500 100,00 99,00 100,00 100,00 Efisiensi alat

2.13 Bimbingan Teknis IKM Pangan Olahan

75.000.000 100,00 97,32 100,00 100,00 Efisiensi belanja barang percontohan dan makanan minuman

2.14 Pelatihan Peningkatan Kualitas Kerajinan Kayu

75.000.000 100,00 97,67 100,00 100,00 Efisiensi belanja makanan minuman dan alat

2.15 Pelatihan Desain Kerajinan Produk Ekspor

64.930.000 100,00 93,74 100,00 100,00 Efisiensi alat dan instruktur

2.16 Peningkatan Kemampuan Teknologi IKM Konstruksi Logam

121.600.000 100,00 99,69 100,00 100,00 Efisiensi alat

3 PROGRAM PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNOLOGI INDUSTRI

1.024.026.630 100,00 93,14 100,00 100,00

3.1 Pengembangan Dan Pelayanan Teknologi Industri

399.423.550 100,00 88,57 100,00 100,00 Efisiensi bahan habis pakai dan efisiensi mesin potong karena harga hasil lelang lebih kecil dari dana yang sudah disediakan

Page 575: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 559

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

3.2 Pengelolaan Bengkel Rekayasa Dan Produksi

89.992.000 100,00 93,19 100,00 100,00 Efisiensi belanja listrik dan pemeliharaan

3.3 Peningkatan Kualitas Dan Desain IK Mebel Kayu

59.799.880 100,00 98,91 100,00 100,00 Efisiensi alat

3.4 Pengembangan Teknologi Pengolahan Produk Herbal

74.998.000 100,00 99,19 100,00 100,00 Efisiensi alat

3.5 Pengembangan Produksi Biofarmaka (Empon-empon)

99.972.000 100,00 99,55 100,00 100,00 Efisiensi alat

3.6 Peningkatan Kualitas Dan Pengembangan Desain Sentra Kerajinan Bambu

72.750.000 100,00 98,93 100,00 100,00 Efisiensi alat dan makanan minuman

3.7 Fasilitasi CFSMI Kemasan 201.031.200 100,00 92,08 100,00 100,00 Efisiensi belanja bahan dan pemeliharaan

3.8 Evaluasi Pengelolaan CFSMI 26.060.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4 PROGRAM PENATAAN STRUKTUR INDUSTRI

796.823.220 100,00 94,14 100,00 98,99

4.1 Pelatihan ketrampilan Usaha Bagi Masyarakat Lingkungan Industri Hasil Tembakau (Cukai)

74.062.000 100,00 97,41 100,00 100,00 Efisiensi bahan percontohan

Page 576: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

560 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

4.2 Sosialisasi Ketentuan Di Bidang Cukai Tembakau (Cukai)

21.597.000 100,00 69,87 100,00 85,00 1. Efisiensi Makanan Minuman 2. Buku ketentuan cukai tidak direalisasikan. Harga buku yang diadakan ternyata ditas plafon meskipun pada saat rencana penganggaran sudah diantisipasi kenaikannya. Jika digandakan melalui foto copi akan lebih mahal dan melanggar copy right.

4.3 Promosi Sosialisasi Dan Penyuluhan ATG

192.557.720 100,00 96,77 100,00 100,00 Efisiensi belanja sewa dan perjalanan dinas

4.4 Pengembangan Teknologi IKM Kulit

149.268.000 100,00 99,33 100,00 100,00 Efisiensi alat

4.5 Peningkatan Inovasi Produk IKM Sutera

29.988.500 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 577: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 561

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

4.6 Identifikasi Penggunaan Pita Cukai (Cukai)

86.250.000 100,00 96,48 100,00 100,00 Efisiensi Alat, ATK dan SPPD

4.7 Pembuatan Media Sosialisasi Terkait Pencegahan Cukai Ilegal (Cukai)

146.550.000 100,00 90,84 100,00 100,00 Efisiensi pegawai, SPPD dan ATK

4.8 Sertifikasi Registrasi Mesin Pelinting Sigaret (Cukai)

96.550.000 100,00 84,88 100,00 95,00 Mesin barcode tidak terealisasikan. Harga alat barcode diatas plafon.

5 PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA-SENTRA INDUSTRI POTENSIAL

187.135.000 100,00 95,85 100,00 100,00

5.1 Temu Kemitraan Bahan Baku Dan Penolong IKM Perak

13.900.000 100,00 90,39 100,00 100,00 Efisiensi akomodasi

5.2 Bimbingan Dan Pendampingan Sentra Produk Olahan Jamur

50.000.000 100,00 97,24 100,00 100,00 Efisiensi sewa tempat dan ATK

5.3 Fasilitasi Sentra Mebel Kayu 43.600.000 100,00 99,31 100,00 100,00 Efisiensi alat

5.4 Bimbingan dan Pendampingan Sentra Pengolahan Umbi-umbian

59.635.000 100,00 93,37 100,00 100,00 Efisiensi ATK, alat dan sewa ruang

5.5 Pengembangan Sentra Pengolahan Buah-buahan

20.000.000 100,00 95,96 100,00 100,00 Efisiensi alat yang diserahkan kepada masyarakat dan ATK

Page 578: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

562 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

6 PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF

987.044.000 100,00 99,66 100,00 100,00

6.1 Jogja Fashion Week 296.527.000 100,00 99,70 100,00 100,00 Efisiensi makan minuman, sewa ruang dan perlengkapan

6.2 Pelatihan Standarisasi IT Internasional

98.845.000 100,00 99,24 100,00 100,00 Efisiensi sertifikasi

6.3 Pengembangan Industri Kreatif 449.991.000 100,00 99,78 100,00 100,00 Efisiensi transportasi, sewa ruang dan perlengkapan

6.4 Peningkatan Kualitas Produk Kerajinan Limbah Kayu

49.986.000 100,00 99,60 100,00 100,00 Efisiensi alat

6.5 Pelatihan pengelolaan UKM Berbasis IT

91.695.000 100,00 99,45 100,00 100,00 Efisiensi jasa konsultasi

Sumber : Disperindagkop & UKM DIY

Page 579: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 563

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Pengusaha IKM lebih memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran masih kurang mampu mengaksesnya, khususnya dalam informasi pasar dan terbatasnya jaringan pemasaran.

2. Persediaan bahan baku untuk beberapa jenis industri tertentu masih tergantung dari daerah lain misalnya: serat tumbuhan, kayu, kulit, perak dan bambu.

3. Umumnya IKM masih lemah dalam desain. Dalam berproduksi sebagian pengusaha hanya berdasarkan Job Order/Buyer Manded.

4. Kemitraan Usaha pemasaran masih terbatas sehingga jaringan pasar masih terbatas.

5. IKM belum optimal memanfaatkan pasar global karena daya saing masih rendah dan dihadapkan adanya peraturan lingkungan hidup, HAKI, Manajemen Mutu atau (ISO 9000).

6. Masih banyak barang dijual belum menggunakan SNI. 7. Kemampuan promosi IKM masih terbatas, disebabkan biaya

promosi dianggap relatif masih mahal. 8. Program pengembangan HAKI masih kurang optimal karena

manfaat HAKI belum begitu dirasakan manfaat oleh perajin, tidak didukung dengan bantuan pendaftaran merk, sosialisasi HAKI serta operasional klinik HAKI juga kurang optimal.

9. Kurang adanya kemitraan yang dapat menampung produk IKM 10. Keterbatasan teknologi dan desain yang dimiliki oleh IKM

Solusi

1. Perlu adanya pelatihan dan pembinaan mengakses pasar melalui teknologi informasi/internet dan IKM perlu peningkatan sarana dan prasarana teknologi informasi dan kegiatan market survei.

2. Peningkatan mutu dan memperhatikan peningkatan nilai tambah, maka perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku dari daerah lain dengan tetap memperhatikan kontinuitas SDA setempat. Kegiatan yang perlu di laksanakan antara lain identifikasi kebutuhan bahan baku, kemitraan penyediaan bahan baku dengan daerah lain yang potensial menyediakan bahan baku dengan kontinyu.

3. Pengembangan desain melalui pelatihan dan bantuan tenaga ahli desain.

Page 580: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

564 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

4. Peningkatan kemitraan pemasaran/keterkaitan pemasar antar sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya.

5. Pengembangan kelembagaan seperti penerbitan Izin Usaha Industri, Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu (GKM), Diklat SDM Perusahaan, Pendampingan oleh tenaga ahli.

6. Peningkatan mutu komoditi yang dihasilkan IKM dengan tetap memperhatikan peningkatan nilai tambah dengan cara:

- Pengembangan sistem pengendalian mutu/kontrol kualitas produk.

- Pengembangan teknologi untuk peningkataan produktivitas, efisien dan nilai tambah melalui pelatihan teknologi ketrampilan, bimbimgan teknis dan bantuan peralatan, bimbingan teknis aspek lingkungan.

- Pengembangan desain produk yang sesuai selera konsumen/pasar.

7. Pengembangan komoditi OVOP di luar sentra industri akan dilakukan teritegrasi lintas Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan antara lain pendampingan, studi banding, promosi dan pemasaran bersama, program pengembangan yang sudah disepakati. Jenis komoditi yang akan dikembangkan meliputi kerajinan hasil hutan, kerajinan kulit, tekstil, industri logam, industri IT.

8. Pengembangan Kluster Industri meliputi kerajinan kulit dan turunannya serta kerajinan kayu dan turunannya. Pengembangan Kluster Industri ini dirumuskan bersama antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota dan kerjasama dengan Provinsi lain. Untuk kerajian kulit akan terkait dengan APKI, ATK, Balai Besar Kulit, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Magetan, Provinsi NTT, Provinsi Jawa Barat.

9. Pengembangan Industri Kreatif dalam bentuk Dialog, Temu Usaha, Pendidikan dan Pelatihan, Fasilitasi, Bantuan Peralatan, Promosi.

10. Perlu adanya kemitraan atau kerjasama agar produk – produk IKM dapat dipasarkan

11. Pengembangan desain dan teknologi melalui pelatihan dan bantuan tenaga ahli untuk mendampingi IKM.

Page 581: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 565

7. URUSAN PERDAGANGAN

a) Kondisi Umum

Sektor perdagangan merupakan sektor strategis bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar pada pembentukan PDRB. Sebagai sektor strategis, sektor perdagangan memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di DIY karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor Pertanian, Industri, Pariwisata dan lainnya. Sektor Perdagangan terbagi dalam perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

Perkembangan perdagangan luar negeri di DIY selama tahun 2008-2012 dapat dilihat pada perkembangan ekspor-impor. Volume ekspor DIY tahun 2012 sebesar 45,42 Juta kg, naik 18,42 juta kg dari tahun 2011. Namun demikian, dilihat dari nilainya, ekspor DIY terus mengalami kenaikan sepanjang 2008-2012. Nilai ekspor pada tahun 2009 sebesar 109 Juta US$, kemudian naik pada tahun 2010 menjadi 140 Juta, naik lagi sebesar 144 Juta US$ ditahun 2011, dan hingga akhir tahun 2012 menjadi 191.46 US$. Beberapa komoditi yang menjadi unggulan ekspor DIY antara lain kulit, produk kulit, tekstil dan kerajinan.

Negara tujuan ekspor utama setiap tahunnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor, walaupun sudah tidak menjadi tujuan utama. Di urutan selanjutnya adalah negara-negara Uni Eropa, Jepang, Australia, Kanada, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong, serta Uni Emirat Arab sebagai entry point dari negara-negara Timur-tengah.

Sementara itu, pada sisi impor terlihat adanya penurunan nilai dan volume pada akhir tahun 2012. Pada tahun 2011, realisasi impor DIY mengalami peningkatan nilai dan volume, dengan nilai 75,98 juta US$ dan volumenya 2,42 juta kg. Barang modal berupa tekstil, bahan baku susu, kulit samakan, mesin, kapas, label, asesoris garmen masih mendominasi realisasi impor di tahun 2010. Dalam tahun 2012 (s.d Agustus) realisasi impornya mencapai nilai 9,74 juta US$ dan volumenya 1,21 juta kg. Bila dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, capaian ini mengalami penurunan. Nilai turun 87,18%, sedangkan volume mengalami penurunan sebesar 50%.

Tabel IV.98 Perkembangan Ekspor-Impor di DIY, 2008-2012

No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

A Ekspor

1. Volume Juta kg 40,6 31 35 27 45,42

Page 582: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

566 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

2. Nilai Juta US $ 130,3 109 140 144 191,46

3. Komoditi Komoditi 103 106 116 102 102

4. Negara Negara 97 99 93 87 87

5. Eksportir Perusahaan 256 270 251 208 112

B Impor

1. Volume (Juta kg) 8,9 5 3 2 1,21

2. Nilai (Juta US $) 50,7 26 22 76 9,74

3. Komoditi Komoditi 25 19 22 16 10

4. Negara Negara 24 27 25 28 21

5. Importir Perusahaan 17 11 10 6 4

Sumber: Disperindagkop & UKM DIY, 2013 diolah Keterangan : Data impor sampai bulan Agustus 2012

Perkembangan di sektor Perdagangan Dalam Negeri, pada tahun 2008 – 2012, secara umum tercatat mengalami perkembangan positif. Catatan itu terlihat dari perkembangan jumlah Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan jumlah pasar di DIY. Realisasi jumlah penerbitan SIUP sepanjang tahun 2012 sebanyak 2.109 buah, sehingga jumlah kumulatif menjadi 41.703 SIUP. Pada tahun 2012, terdapat golongan usaha baru, yaitu usaha mikro. Di kabupaten Sleman usaha mikro sebesar 496, sementara di Kota Yogyakarta sebesar 475. Dari tabel di bawah terlihat bahwa pengusaha kecil di DIY mendominasi sektor Perdagangan.

Tabel IV.99 Perkembangan SIUP Menurut Golongan Usaha di DIY, 2008-2012

No Golongan Usaha Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*

1 Pengusaha Besar Pengusaha 642 756 910 988 1.008

2 Pengusaha Menengah

Pengusaha 1.296 1.548 1.820 1.999 2.142

3 Pengusaha Kecil Pengusaha 31.119 33.425 35.298 36.607 37.582

4 Mikro Pengusaha - - - - 971

Jumlah 33.057 35.729 38.028 39.594 41.703

Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY Keterangan : * s.d Juli 2012

Sementara itu, perkembangan TDP di DIY dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah kumulatif TDP sebanyak 40.610, sedangkan sampai Desember 2012 menghasilkan komulatif TDP sebanyak 41.613. Hal tersebut menunjukkan bahwa

Page 583: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 567

penerbitan TDP tahun 2012 masih didominasi oleh Perusahaan Perorangan (PO), yang berjumlah sebesar 63,86% dari total komulatif TDP.

Tabel IV.100 Perkembangan TDP di DIY, 2008-2012

No Bentuk Perusahaan Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*

1 Perseroan Terbatas (PT) Unit 3.322 3.662 4.017 4.391 4.595

2 Koperasi Unit 771 812 850 874 891

3 CV Unit 6.671 7.393 8.144 8.777 9.098

4 FA Unit 66 66 66 66 67

5 Perorangan (PO) Unit 22,599 24.069 25.152 26.115 26.573

6 Bentuk Perusahaan Lain Unit 375 382 383 387 389

Jumlah 33.804 36.384 38.612 40.610 41.613

Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY Keterangan : * s.d Juli 2012

Perkembangan sektor Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung dengan tersedianya sarana perdagangan seperti toko modern dan pasar tradisional. Jumlah pasar tradisional dan toko modern pada tahun 2012 tidak mengalami perubahan dibanding dengan tahun 2011, dengan rincian 331 pasar tradisional dan 405 toko modern. Sampai dengan Juli 2012, tercatat ada 333 pasar tradisonal dan 416 toko modern.

Tabel IV.101 Perkembangan Pasar Tradisional dan Modern, 2008-2012

No Jenis pasar Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*

1 Pasar Tradisional Unit 338 336 331 331 333

2 Pasar Modern Unit 228 350 405 405 416

Jumlah 566 566 686 736 749 Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY Keterangan : * s.d Juli 2012

Page 584: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

568 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Tabel IV.102 Program/Kegiatan Urusan Perdagangan Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Perlindungan Konsumen Dan Pengamanan Perdagangan

258.050.800 100 66,37 100 100

1.1 Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang Dan Jasa

74.864.000 100 83,14 100 100 Efisiensi biaya laboratorium, karena biaya pengujian lebih kecil daripada biaya yang sudah disiapkan.

1.2 Koordinasi Peningkatan Kinerja Distributor (Pengadaan, Penyaluran, Pemantauan Stok Dan Harga) Komoditi Pokok Penting Dan Strategis

19.533.000 100 99,18 100 100

1.3 Operasi Pasar Murni Beras 99.960.000 100 34,17 100 100 OPM ke III tidak dilaksanakan karena harga stabil sehingga tidak ada permintaan dari Kab/Kota

1.4 Peningkatan Pembinaan Dan Pengawasan Komoditas Pokok, Penting Dan Strategis Bersubsidi

16.906.800 100 72,64 100 100 Efisiensi narasumber

Page 585: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 569

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1.5 Peningkatan Perlindungan Konsumen

46.787.000 100 92,35 100 100 Efisiensi sewa ruang rapat pada saat acara dilaksanakan di kab,/kota

1.6 Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah (Pelayanan Sidang Tera Ulang)

403.098.000 100 99,67 100 100

1.7 Sosialisasi Undang-Undang Metrologi Legal

15.000.000 100 99,9 100 100

2 Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional

61.269.000 100 98,53 100 100

2.1 Penyebarluasan Informasi Kerjasama Perdagangan Internasional

38.584.000 100 100 100 100

2.2 Temu Kemitraan Antar Pelaku Usaha Dalam Negeri Dengan Luar Negeri

22.685.000 100 96,03 100 100 Efisiensi akomodasi peserta

3 Program Peningkatan Dan Pengembangan Ekspor

1.241.274.474

100 98,57 100 100

3.1 Bimbingan Teknis Negosiasi Kontrak Dan Letter Of Credit

30.605.500 100 100 100 100

Page 586: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

570 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

3.2 Pengelolaan Kegiatan Penerbitan SKA Otomasi On Line, Pembuatan Leaflet Prosedur Ekspor Impor

40.192.410 100 100 100 100

3.3 Pembuatan CD Komoditi Ekspor 18.683.564 100 98,39 100 100

3.4 Pameran Dalam Negeri Berskala Ekspor

728.555.000 100 98,98 100 100

3.5 Partisipasi pameran Luar Negeri 349.911.000 100 97,20 100 100 Efisiensi harga tiket

3.6 Penyusunan Profil Informasi Eksportir

44.955.000 100 99,50 100 100

3.7 Penghargaan Eksportir Berprestasi (PRIMANIYARTA) Tingkat Provinsi

28.372.000 100 99,82 100 100

4 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

1.657.605.360

100 88,64 100 94,25

4.1 Pelayanan Bimbingan Bisnis 84.410.000 100 100 100 100

4.2 Pengelolaan JBSC 49.582.400 100 90,12 100 100 Uang makan tidak dapat dicairkan, karena sesuai peraturan yang boleh mendapatkan uang makan hanya penjaga malam

Page 587: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 571

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

4.3 Pengembangan Promosi Perdagangan

202.505.760 100 95,48 100 100 Uang makan tidak dapat dicairkan, karena sesuai peraturan yang boleh mendapatkan uang makan hanya penjaga malam

4.4 Fasilitasi Pembangunan Pasar Tradisional

92.520.000 100 92,98 100 100 Ada efisiensi karena ada SPPD yang tidak direalisasikan

4.5 Promosi Perdagangan Produk UKM DIY Di Dalam Negeri

696.149.000 100 90,83 100 92,00 Pameran Texcraft tidak direalisasikan karena pusat tidak jadi menyelenggarakan

4.6 Fasilitasi Perijinan Produk bahan Berbahaya (B2)

13.746.000 100 0,00 100 0,00 Tidak terealisasi. Tidak ada yang mengajukan permohonan ijin

4.7 Fasilitasi bagi Pedagangan Kaki Lima

518.692.200 100 82,62 100 95,00 1. Efisiensi biaya bantuan yang diberikan kepada PKL, karena hasil lelang lebih kecil nominalnya daripada biaya yang sudah disiapkan. 2. Ada 12 PKL yang beralih profesi.

Page 588: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

572 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

5 Program Persaingan Usaha 112.741.000 100 89,76 100 90,00

5.1 Pelayanan HKI 112.741.000 100 89,76 100 90,00 1. Efisiensi biaya pendaftaran merk secara umum dan kolektif, biaya yang dibayarkan lebih kecil dari biaya yang sudah disiapkan. 2. Tidak ada pendaftar hak paten

Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY

Page 589: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 573

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Perdagangan Dalam Negeri.

a. Pertumbuhan pasar modern di Provinsi DIY cukup pesat dan semakin lama akan mengancam keberadaan pasar tradisional.

b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan produk dalam negeri.

c. Kurangnya tingkat kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan perlindungan konsumen.

d. Daya saing produk dan kemampuan dalam mengakses pasar masih relatif rendah, di sisi lain, sisi jaringan pasar terbatas karena masih kurangnya kemitraan dalam usaha perdagangan.

2. Perdagangan Luar Negeri.

a. Daya saing rendah, karena mutu, harga dan tidak terjaminnya kontinuitas pasokan barang.

b. Masalah pemasaran seperti lemahnya penguasaan jalur distribusi komoditi ekspor, terbatasnya informasi pasar ekspor, kualitas SDM pemasaran yang relatif masih rendah, dan persaingan dengan produk luar negeri.

c. Bahan baku beberapa jenis industri mulai langka dan sangat tergantung pada daerah lain, sehingga harga menjadi mahal misalnya serat alam, kayu dan bambu.

d. Kondisi infrastruktur (jalan dan jembatan) di beberapa kabupaten/kota di DIY belum memadai bagi angkutan kontainer. Akibatnya, kelancaran angkutan barang terhambat.

e. Lemahnya permodalan.

Solusi

1. Perdagangan dalam negeri.

a. Peningkatan kualitas SDM. b. Penghapusan ekonomi biaya tinggi. c. Secara aktif menumbuhkan iklim investasi. d. Memperluas akses pasar. e. Diadakan sosialisasi peggunakan produk dalam negeri. f. Sosialisasi kepada produsen dan konsumen tentang tertib niaga

dan perlindungan konsumen. 2. Perdagangan luar negeri.

a. Pelatihan desain produk ekspor.

Page 590: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

574 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b. Peningkatan mutu dan kualitas produk yang diekspor, informasi mengenai pasar ekspor.

c. Peningkatan SDM untuk dapat mmengakses pasar ekspor. d. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekspor.

8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN

a) Kondisi Umum

Transmigrasi merupakan salah satu cara atau metode untuk mempercepat pembangunan dan pertumbuhan daerah. Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, telah diamanatkan kepada semua penyelenggara pembangunan untuk merubah tata cara pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan transmigrasi agar lebih mengedepankan peran daerah untuk lebih berdayaguna dalam setiap kegiatannya.

Untuk itu penyelenggaraan program transmigrasi saat ini dalam pelaksanaannya dilandasi atas kebutuhan daerah, diwujudkan dengan inisiatif daerah dan dilaksanakan daerah serta difasilitasi oleh pusat yang bermanfaat bagi daerah itu sendiri. Perencanaan dan pelaksanaan program transmigrasi harus memberikan tempat proporsional kepada daerah, baik daerah asal maupun daerah tujuan transmigran melalui kerjasama antardaerah. Oleh karena itu, berkait dengan peran pemerintah daerah sebagai pelaksana (rowing) sedangkan pemerintah pusat sebagai fasilitator dan memberikan arahan (steering), maka dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi dilakukan dengan pendekatan demand side. Artinya, pembangunan transmigrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang melibatkan pemerintah provinsi dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota.

Pemerintah Daerah DIY, sebagai daerah pengirim calon transmigran, telah bekerjasama dengan provinsi daerah penempatan dalam penyelenggaraan transmigrasi. Kerjasama tersebut diharapkan dapat memudahkan penyelenggaraan transmigrasi, sehingga permasalahan-permasalahan yang ada dapat diminimalisir sedini mungkin.

Secara keseluruhan, Pemerintah Daerah DIY telah memberangkatkan transmigran sebanyak 893 KK selama kurun waktu 2008-2012. Rinciannya, 205 KK pada tahun 2008, 223 KK pada tahun 2009 , 175 KK pada tahun 2010, 125 KK pada tahun 2011 dan 165 KK pada tahun

Page 591: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 575

2012. Selain itu, juga telah dilaksanakan program transmigrasi lokal dengan kegiatan Pelatihan Dasar Umum (PDU) bagi calon transmigran. Total calon transmigran yang telah mengikuti PDU selama tahun 2008-2012 sebanyak 897 KK, dengan rincian 196 KK pada tahun 2008, 227 KK pada tahun 2009 dan 150 KK pada tahun 2010, 159 KK pada tahun 2011, dan 165 KK pada tahun 2012.

Sumber: Disnakertrans DIY

Gambar IV.6 Jumlah Pemberangkatan Transmigran ke Luar Jawa dan Jumlah Cfalon Transmigran Peserta PDU di DIY, 2008-2012

Sementara itu, target dan realisasi kinerja bisa dilihat dalam tabel berikut.

Tabel IV.103 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Capaian

2011

2012

Target Realisasi Realisasi

%

1 Jumlah Calon Transmigran peserta PDU

KK 159 175 165 94,29

2 Jumlah pengiriman transmigran

KK 125 175 165 94,29

3 Jumlah pemberdayaan lokasi transmigrasi

Lokasi 4 4 6 150,00

Sumber: Disnakertrans DIY

Page 592: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

576 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012

Pelaksanaan urusan pilihan yaitu ketransmigrasian dilakukan dengan menetapkan program-program yang dapat memperbesar tingkat keberhasilan pelaksanaan transmigrasi.

Tabel IV.104 Program/Kegiatan Urusan Ketransmigrasian Tahun Anggaran 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

2.239.217.500 100 95,51 100 95,81

1.1 Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar Pelaku dan Antar-Sektor dalam Rangka Pengembangan Kawasan Transmigrasi

91.530.000 100 99,48 100 100

1.2 Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Sosial dan Ekonomi Kawasan Transmigrasi

733.392.500 100 98,43 100 100

1.3 Seleksi Calon Transmigran 129.960.000 100 95,52 100 94,29 Target 175 KK,

Page 593: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 577

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Tingkat Provinsi realisasi 165 KK. 10 KK batal berangkat karena 5 KK dari Kota dan 2 KK dari Sleman mengundurkan diri, 1 KK dari kota dan 2 KK dari Sleman telah bekerja di luar kota.

1.4 Forum Komunikasi Informasi Edukasi dalam Rangka Sosialisasi Potensi Kawasan Transmigrasi

120.000.000 100 99,63 100 100

1.5 Penampungan, Angkutan dan Pengawalan Transmigran

725.000.000 100 90,09 100 94,29 Sisa anggaran Rp. 71.834.850,- karena realisasi kegiatan 165 KK

1.6 Pemeriksaan Kesehatan 90.485.000 100 92,98 100 94,29 Target 175 KK realisasi 165 KK

Page 594: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

578 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.7 Perbekalan Calon Transmigran 348.850.000 100 98,86 100 84,57 Realisasi fisik 148 KK, hal ini dikarenakan sebanyak 17 KK didukung dana APBN dan 10 KK tidak diberangkatkan

2 Program Transmigrasi Regional 417.780.000 100 92,59 100 95,60

2.1 Pelatihan Transmigrasi Regional 417.780.000 100 92,59 100 95,60 Target 175 KK realisasi 165 KK

Sumber : Disnakertrans DIY

Page 595: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 579

Pagu anggaran untuk 2 program tersebut sebesar Rp2.656.997.500,-. Capaian fisik rata-rata sebesar 95,71%, dengan capaian realisasi keuangan sebesar 95,05%. Target pemberangkatan 175 KK hanya dapat direalisasikan sebanyak 165 KK. Hal ini disebabkan 7 KK mengundurkan diri dan 3 KK telah mendapat pekerjaan.

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Dengan adanya Permendagri 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial, Bupati/Walikota telah menerbitkan Surat Keputusan tentang Nama-Nama Calon Transmigran yang akan diberangkatkan. Surat Pemberitahuan Pemberangkatan (SPP) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi terbit pada akhir tahun anggaran rupanya sering menjadi kendala. Sebab, apabila ada calon transmigran yang mengundurkan diri maka tidak cukup waktu untuk melakukan seleksi susulan dan merevisi SK Bupati/Walikota.

2. Kondisi daerah penempatan tidak sesuai dengan azas 2 C (Clear and Clean) dan 4 L (Layak huni, Layak berkembang, Layak lingkungan dan Layak usaha). Hal ini mendorong terjadinya keresahan/ketidakbetahan transmigran.

3. Kurangnya pemahaman calon transmigran terhadap hak dan kewajiban yang akan diperoleh di daerah penempatan.

4. Persiapan lokasi permukiman dilakukan pada tahun anggaran berjalan. Hal tersebut menyebabkan penumpukan kegiatan pengerahan dan pemindahan calon transmigran pada akhir tahun anggaran. Akibatnya, penyerapan anggaran dan pertanggungjawaban menumpuk pada akhir tahun anggaran.

Solusi

1. Koordinasi dengan kabupaten/kota untuk memantau calon transmigran dan koordinasi dengan Kemnakertrans supaya SPP terbit tidak pada akhir tahun. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya calon transmigran yang mengundurkan diri.

2. Meningkatkan koordinasi antara daerah pengirim dan daerah penerima, yang dituangkan dalam naskah kerjasama, agar hak dan kewajiban masing-masing daerah dapat terealisasi secara konsekuen. Di samping itu, diperlukan perlindungan/advokasi dan pendampingan yang lebih baik bagi transmigran.

Page 596: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

580 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Sosialisasi bagi calon transmigran di tingkat kabupaten/kota tentang hak dan kewajiban yang akan diterima sesuai dengan Kerja Sama Antar Daerah (KSAD).

4. Meningkatkan koordinasi dalam menyiapkan calon lokasi transmigrasi dengan daerah penerima maupun dengan Kementerian Nakertrans.

Page 597: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 581

BAB V. PENYELENGGARAN TUGAS PEMBANTUAN

alam penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan

karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi. Selain itu, sebagai konsekuensi negara kesatuan, memang tidak dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasi dan diotonomkan sekaligus kepada daerah.

Tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas pembantuan adalah memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan, serta membantu penyelenggaraan pemerintahan, dan pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa. Dana tugas pembantuan merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan untuk daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau desa, sesuai dengan beban dan jenis penugasan yang diberikan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.

Pengalokasian dana tugas pembantuan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pencapaian kinerja, efisiensi, dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan di daerah, serta menciptakan keselarasan dan sinergi antara program dan kegiatan tugas pembantuan yang didanai oleh APBN dengan program dan kegiatan desentralisasi yang didanai oleh APBD.

D

Page 598: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

582 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA

1. Dasar Hukum

Dasar hukum atau peraturan yang digunakan secara umum dalam pengelolaan pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi program/kegiatan tugas pembantuan adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan dan Kinerja Keuangan Daerah; dan

6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Pemerintah Daerah DIY pada tahun anggaran 2012 menerima dana tugas pembantuan sebesar Rp134.246.045.000,-. Dana tugas pembantuan yang diterima Pemerintah Daerah DIY tahun anggaran 2012 naik sebesar 58,16% atau naik sebesar Rp49.365.946.000,- dari tahun anggaran 2011.

Tabel V.1 Rekapitulasi Dana Tugas Pembantuan DIY Tahun Anggaran 2011-2012

No Nama

Tahun 2011 Tahun 2012

Jumlah Pagu

Realisasi Keuangan

Jumlah Pagu

Realisasi Keuangan

Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000)

1 Kementerian Tenaga Kerja

6.693.052 5.538.114 4.439.276 2.423.952

2 Kementerian Pertanian

22.768.746 21.987.590 57.376.040 55.690.891

3 Kementerian Pekerjaan Umum

31.410.435 31.296.065 33.653.956 33.519.907

4 Kementerian Sosial 463.580 437.021 224.062 215.757,500

5 Kementerian 6.808.746 6.111.864 9.448.521 8.177.291

Page 599: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 583

No Nama

Tahun 2011 Tahun 2012

Jumlah Pagu

Realisasi Keuangan

Jumlah Pagu

Realisasi Keuangan

Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000)

Kelautan dan Perikanan

6 Kementerian Kehutanan

11.885.540 11.204.186 12.584.220 12.466.990

7 Kementrian Kebudayaan

4.850.000 4.499.046 9.850.000 2.061.313,525

8 Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri

0 0 2.500.000 2.154.936,850

9 Kementrian Kesehatan

0 0 3.000.000 2.629.000

10 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

0 0 1.169.970 548.621,200

Jumlah 84.880.099 81.073.886 134.246.045 119.888.660,08

Sumber: Bappeda DIY

3. Instansi Penerima Tugas Pembantuan

3.1 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY

3.1.1 Dasar Hukum

Pelaksanaan Kegiatan Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh DIY Tahun Anggaran 2012 mengacu pada:

1. Keputusan Menteri Transmigrasi dan PPH Republik Indonesia Nomor: KEP. 16/MEN/1995 tentang Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Permakanan dan Bimbingan Sikap Mental dalam Pemindahan dan Penempatan Transmigrasi ;

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 07/MEN/2005 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ;

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Nomor PER.18/MEN/XII/2011 tentang Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Instansi Provinsi/Kabupaten/Kota Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.

Page 600: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

584 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

4. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor: KEP. 310/MEN/XII/2011 Tanggal 29 Desember 2011 tentang Penetapan dan Pengangkatan Pejabat Pengelola Keuangan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dana Tugas Pembantuan (TP) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012.

5. DIPA NOMOR :098/026-06.4.01/14/2012.

3.1.2 Instansi Pemberi Tugas Pembantuan (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Pada tahun 2012 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY telah menerima Tugas Pembantuan dari pemerintah melalui 1 Kementerian yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. sebesar Rp4.439.276.000,- .

3.1.3 Program Kegiatan yang diterima dan Pelaksanaannya

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY menerima dana tugas pembantuan pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.439.276.000,- dengan 2 program, yaitu Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dan Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi. Rekapitulasi program/kegiatan, anggaran dan realisasi seperti pada tabel berikut:

Page 601: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 585

Tabel V.2 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012

No Program/ Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT)

4.023.526.000

100,00 50,19 100,00 55,35 Target 125 KK, sedangkan SPP yang terbit sebanyak 100 KK yang dapat diberangkatkan hanya 83 KK, 10 KK batal berangkat dikarenakan naskah kerjasama belum ditandatangani daerah asal (Kab.Sleman) dan daerah penempatan (Konawe Selatan), 7 KK mengundurkan diri. SPP yang tidak turun 25 KK karena lokasi di daerah penempatan belum siap. Disamping itu pengadaan barang perbekalan hanya dipergunakan 0,11% karena menggunakan stok (barang persediaan) yang

1.1 Fasilitasi Penempatan Transmirgrasi

3.227.353.000 100,00 46,05 100,00 48,05

1.2 Partisipasi Masyarakat 526.675.000 100,00 68,81 100,00 70,81

1.3 Dukungan Teknis dan Manajemen Ditjen P4Trans

269.498.000 100,00 59,67 100,00 61,67

Page 602: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

586 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/ Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

masih tersedia.

2 Program Pengembangan Masyarakat Dan Kawasan Transmigrasi

415.750.000 100,00 97,96 100,00 100,00

2.1 Pengembangan Usaha di Kawasan Transmigrasi

90.000.000 100,00 99,16 100,00 100,00

2.2 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2MKT

325.750.000 100,00 96,76 100,00 100,00

Jumlah 4.439.276.000 100,00 54,60 100,00 57,00 Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY

Page 603: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 587

Realisasi fisik pada Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi tidak mencapai 100%. Dari target 125 KK, SPP yang terbit sebanyak 100 KK, namun yang dapat diberangkatkan hanya 83 KK. 10 KK batal berangkat dikarenakan naskah kerjasama belum ditandatangani daerah asal (Kabupaten Sleman) dan daerah penempatan (Kabupaten Konawe Selatan), 7 (tujuh) KK mengundurkan diri, sementara SPP 25 KK tidak turun karena lokasi di daerah penempatan belum siap. Di samping itu pengadaan barang perbekalan hanya dipergunakan 0,11% karena menggunakan stok (barang persediaan) yang masih tersisa dari program sebelumnya. Kekurangan alokasi program penempatan karena lokasi belum siap akan menjadi prioritas pada tahun 2013.

3.1.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Terbitnya SPP di akhir tahun anggaran sehingga pemberangkatan calon transmigran menumpuk di akhir tahun.

Solusi

Berkoordinasi dengan daerah penempatan transmigrasi dan Pemerintah Pusat agar pembangunan permukiman transmigrasi dapat diselesaikan lebih awal. Selain itu, penting kiranya selalu memonitor perkembangan Siap Terima Penempatan (STP), sehingga Surat Pemberitahuan Pemberangkatan (SPP) dari Pusat segera terbit.

3.2 Dinas Pertanian DIY

3.2.1 DasarHukum

1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 96/Permentan/OT.140/12/2011 Tentang Penugasan kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2012.

4. DIPA Nomor:

Page 604: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

588 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

a. 5903/018-05.4.01/14/2012

b. 4781/018-07.4.01/14/2012

c. 4783/018-04.4.01/14/2012

d. 4784/018-06.4.01/14/2012

e. 4785/018-07.4.01/14/2012

f. 4786/018-08.4.01/14/2012

3.2.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi dana adalah Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI. Jumlah total anggaran tahun 2012 sebesar Rp57.376.040.000.

3.2.3 Program Kegiatan yang diterima dan Pelaksanaannya

Kegiatan pembangunan pertanian yang dilaksanakan melalui Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2012 merupakan penjabaran dari tiga program yaitu: (1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal; (3) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian.

Page 605: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 589

Tabel V.3 Program/Keguiatan, Anggaran dan realisasi Tugas Pembantuan di Dinas Pertanian Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan

1.153.260.000 100,00 91,52 100,00 100,00

-

1.1 Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan

215.000.000 100,00 88,27 100,00 100,00 -

1.2 Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Florikultura Berkelanjutan

535.000.000 100,00 93,10 100,00 100,00 -

1.3 Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan

280.000.000

100,00 99,24

100,00

100,00

-

1.4 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura

123.260.000 100,00 72,80 100,00 100,00 -

2 Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi Dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani Yang

34.328.000.000 100,00 96,36 100,00 100,00 -

Page 606: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

590 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Aman, Sehat, Utuh Dan Hahal

2.1 Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal

13.123.000.000 100,00 96,02 100,00 100,00 -

2.2 Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal

2.615.000.000 100,00 84,43 100,00 100,00 -

2.3 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis

1.900.000.000 100,00 98,53 100,00 100,00 -

2.4 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal

15.190.000.000 100,00 98,28 100,00 100,00 -

2.5 Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan

1.500.000.000 100,00 98,00 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran Dan Ekpor Hasil Pertanian

3.775.000.000 100,00 97,21 100,00 100,00 -

3.1

Pengembangan Pemasaran domestik

900.000.000 100,00 94,50 100,00 100,00 -

Page 607: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 591

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.2 Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

2.875.000.000 100,00 98,06 100,00 100,00 -

4 Program Penyediaan Dan Pengembangan Prsarana Dan Sarana Pertanian

18.119.780.000 100,00 98,71 100,00 100,00 -

4.1 Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian

10.394.780.000 100,00 99,69 100,00 100,00 -

4.2 Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian

7.290.000.000 100,00 98,29 100,00 100,00 -

4.3 Fasilitas Pupuk dan Pestisida 335.000.000 100,00 78,42 100,00 100,00 -

4.4 Pelayanan pembiayaan pertanian dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP)

100.000.000 100,00 95,74 100,00 100,00 -

Jumlah 57.376.040.000 100,00 97,06 100,00 100,00

Sumber: Dinas Pertanian DIY

Page 608: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

592 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.2.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Pada dokumen POK yang diterima ada beberapa item kegiatan yang belum bisa operasional di lapangan sehingga perlu revisi.

2. Proses revisi DIPA dan POK memerlukan waktu yang dapat menunda pelaksanaan kegiatan.

Solusi

1. Melaksanakan usulan Revisi ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian c.q. Eselon I yang bersangkutan.

3.3 Dinas Pekerjaan Umum DIY

3.3.1 Dasar Hukum

1. Pelaksanaan Tugas Pembantuan urusan Pekerjaan Umum berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 597.1/KPTS/M/2010 tanggal 22 Desember 2011 tentang Penetapan Pelaksanaan Kegiatan Bidang Penataan Ruang, Sumber Daya Air Serta Jalan dan Jembatan dalam rangka Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2012.

2. DIPA Nomor: 3303/033-03.4-01/14/2012 untuk Bidang Penataan Ruang

3. DIPA Nomor: 3337/033-06.4.01/14/2012 untuk Bidang Sumber Daya Air

4. DIPA Nomor: 2800/033-04.4.01/14/2012 dan SP-994/WPB.15/2012 untuk Bidang Bina Marga.

3.3.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Pekerjaan Umum RI melalui Direktorat Jendral Penataan Ruang, Direktorat Jendral Sumber Daya Air dan Direktorat Jendral Bina Marga, dengan total anggaran pada tahun 2012 sebesar Rp33.653.965.000.

3.3.3 Program Kegiatan yang diterima dan Pelaksanaannya

1) Program Penyelenggaraan Tata Ruang Program penyelenggraan Tata Ruang didanai dari Direktorat

Jendral Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum dengan total dana pada tahun 2012 sebesar Rp3.104.000.000.

Page 609: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 593

Program penyelenggraan Tata Ruang terdiri dari 1 kegiatan, yakni Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan. Pelaksanaannya dapat dijelaskan seperti di bawah ini.

a. Pembinaan penataan ruang kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat yang dilaksanakan antara lain melalui:

1) Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang;

2) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan dan Sosialisasi Pedoman Bidang Penataan Ruang;

3) Pemberian bimbingan, Supervisi dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang;

4) Pengembangan sistem informasi dan komunikasi pelaksanaan ruang;

5) Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat, dan

6) Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.

b. Pengawasan terhadap kinerja pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang di daerah.

c. Pengawasan terhadap kinerja dan manfaat penyelenggaraan penataan ruang dan kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang.

d. Pelaksanaan kegiatan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), meliputi:

1). Sosialisasi P2KH

2). Pembuatan Peta Hijau

3). Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau

4). Penyusunan DED RTH

5). Pelaksanaan Fisik Peningkatan Kuantitas RTH

6). Pengawasan Pelaksanaan Fisik Peningkatan Kuantitas RTH

Sasaran kegiatan Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan adalah:

a. Terwujudnya peningkatan kinerja dan kapasitas pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang;

Page 610: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

594 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b. Terselenggaranya kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang yang dilimpahkan di daerah melalui SKPD Tugas Pembantuan di masing-masing provinsi sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang-undangan;

c. Terselenggaranya tertib administrasi kegiatan SKPD Tugas Pembantuan bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012;

d. Tersosialisasikannya undang-undang yang berkaitan dengan Penataan Ruang kepada pemangku kepentingan penyelenggara penataan ruang di kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

e. Terselenggaranya Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang dalam rangka fasilitasi koordinasi teknis pertemuan dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH);

f. Terselenggaranya Peta Hijau, Master Plan RTH, DED RTH, Pelaksanaan Fisik RTH dan supervisi/pengawasan pelaksanaan fisik RTH di Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 611: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 595

Tabel V.4 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Penyelenggaraan Tata Ruang Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

3.104.000.000 100,00 96,35 100,00 100,00 -

1.1 Kegiatan Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan

3.104.000.000

100,00 96,35 100,00 100,00 -

- Administrasi Kegiatan 104.000.000

100,00 92,89 100,00 100,00 -

- Bimbingan dan Pendampingan

3.000.000.000

100,00 96,47 100,00 100,00 -

Jumlah 3.104.000.000

100,00 96,35 100,00 100,00 -

Sumber : PUP ESDM DIY

Page 612: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

596 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

2) Program Pengelolaan Sumber Daya Air Program Pengelolaan Sumber daya Air didanai oleh

Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dengan total dana pada tahun 2012 sebesar Rp2.215.980.000.

Program Pengelolaan Sumber daya Air terdiri atas 1 kegiatan, yakni Pembinaan dan Pelaksanaan Operasional Pemeliharaan Sumber daya Air serta Penanggulangan Darurat Akibat Bencana.

Sesuai ketentuan dalam pedoman tugas pembantuan Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tahun anggaran 2012 maka kegiatan TP-OP dibagi dalam beberapa sub kegiatan: 1). Administrasi Kegiatan 2). Kegiatan Penelusuran Jaringan 3). Pendaftaran dan Seleksi 4). Operasi Rutin 5). Pemeliharaan Rutin 6). Pemeliharaan berkala

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas PUP ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta, selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TP-OP), menugaskan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (Balai PSDA) Provinsi untuk melaksanakan tugas tersebut.

Adapun pelaksanaannya di lapangan bekerja sama dengan petugas dari Kabupaten Kulon Progo dengan Surat Kerja Sama Operasional (KSO) Nomor 611/02905 dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dengan surat Kerja Sama Operasional (KSO) Nomor 611/02904 dan Petani yang tergabung dalam P3A/GP3A serta Forum Komunikasi GP3A/P3A yang merupakan salah satu pengguna air. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain:

− Perbaikan Saluran sekunder Kulur Kanan − Perbaikan Saluran sekunder Kedundang − Pekerjaan Angkat Waled − Saluran sekunder Sendang Pitu − Saluran sekunder Cerbonan Wetan − Saluran sekunder Cerbonan Kulon − Saluran sekunder Jamur Wetan − Saluran sekunder Jamur Kulon − Saluran sekunder Sedayu Selatan − Saluran sekunder Kergan

Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp2.215.980.000,- dengan perincian untuk administrasi

Page 613: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 597

Rp225.229.000,-, untuk Daerah Irigasi Vander Wicjk Rp928.620.000,- dan untuk Daerah Irigasi Kalibawang sebesar Rp1.287.360.000,-. Untuk lebih lengkapnya, lihat rincian berikut:

Page 614: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

598 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel V.5 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Pengelolaan Sumberdaya Air Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengelolaan Sumber Daya Air

2.215.980.000 100,00 99,22 100,00 100,00 -

1.1 Kegiatan Pembinaan dan Pelaksanaan OP SDA serta Penanggulangan Darurat Akibat Bencana

2.215.980.000 100,00 99,22 100,00 100,00 -

- Administrasi Kegiatan 163.548.000 100,00 98,01 100,00 100,00 -

- Operasi Rutin 1.523.921.500 100,00 99,72 100,00 100,00 -

- Pemeliharaan Berkala 458.829.500 100,00 98,44 100,00 100,00 -

- Survey Acnop 61.681.000 100,00 95,93 100,00 100,00 -

- Peralatan Penunjang 8.000.000 100,00 99,96 100,00 100,00 -

JUMLAH 2.215.980.000 100,00 99,22 100,00 100,00 Sumber : PUP ESDM DIY

Page 615: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 599

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Kurang optimalnya peran masyarakat dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Solusi

Meningkatkan peran masyarakat/Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan bekerjasama dengan petugas Kabupaten melalui pembinaan, penyuluhan dan pelatihan.

3. Program Penyelenggaraan Jalan Dan Jembatan Program Penyelenggaraan Jalan Dan Jembatan didanai dari

Direktorat Jendral Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dengan total dana pada tahun 2012 sebesar Rp28.333.976.000

Program Penyelenggaraan Jalan Dan Jembatan terdiri dari 1 kegiatan, yakni Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional dengan melaksanakan:

1) Pemeliharaan Berkala Jalan sepanjang 9,47 km, yang terdiri dari:

a. Pemeliharaan berkala jalan Batas Kabupaten Bantul_Gading sepanjang 3,30 km;

b. Pemeliharaan berkala jalan Gledag-Wonosari (lingkar Utara Wonosari) sepanjang 4,00 km;

c. Pemeliharaan berkala jalan Lingkar Selatan Wonosari sepanjang 2,17 km.

2) Pemeliharaan Rutin Jalan sepanjang 89,24 km, terdiri dari: a. Ruas jalan Rejowinangun-Laksda Adisucipto Cs

(Penanganan Jalan Kota Yogyakarta); b. Ruas jalan Batas Kota Pelem Guring-Gading-Janti; c. Ruas Jalan Gledag-Wonosari-Duwet.

3) Pemeliharaan Rutin Jembatan sepanjang 1.226,5 Meter, terdiri dari:

a. Jembatan Butung Cs. b. Jembatan Bunder Cs. c. Jembatan Jirak Cs. d. Jembatan Sudirman Cs.

Page 616: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

600 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Tabel V.6 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Penyelenggaraan Jalan

28.333.976.000 100,00 99,99 100,00 100,00 -

1.1 Kegiatan Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional

28.333.976.000 100,00 99,99 100,00 100,00 -

- Pemeliharaan Rutin Jalan 5.419.453.000 100,00 99,95 100,00 100,00 -

- Pemeliharaan Rutin Jembatan

1.226.500.000 100,00 99,96 100,00 100,00 -

- Pemeliharaan Berkala/Rehab Jalan

20.688.023.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

- Administrasi Kegiatan, Pemenuhan Kebutuhan Prasarana dan Sarana Perkantoran

1.000.000.000 100,00 99,96 100,00 100,00 -

JUMLAH 28.333.976.000 100,00 99,99 100,00 100,00 - Sumber : PUP ESDM DIY

Page 617: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 601

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Saat ini, pelaksanaan tugas pembantuan penyelenggaraan jalan dan jembatan berbasis wilayah kerja, sehingga pelaksanaan kurang optimal.

Permasalahan

Mengusulkan ke Direktorat Jendral Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum agar pelaksanaan tugas pembantuan berdasarkan fungsi dan jenis kegiatan yaitu pemeliharaan jalan.

3.4 Dinas Sosial DIY

3.4.1 DasarHukum

Dana Tugas Pembantuan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga;

5. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN;

6. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Barang/Jasa Pemerintah jo. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004 tentang Perubahan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003;

7. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 189/HUK/2011 Tanggal 30 Desember 2011 tentang Penunjukan Pejabat Perbendaharaan Negara Dana Tugas Pembantuan Pada Kementerian Sosial RI;

8. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 46 Tahun 2008 tentang Rincian Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

9. Surat Kepala Kanwil XIV DJP Provinsi DIY Nomor 4675/027-05.4.01/14/2012\ tanggal 9 Desember 2011

Page 618: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

602 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

tentang Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2012;

10. Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 188/0115/I.3, tanggal 13 Januari 2012 tentang Pengangkatan Pejabat Pengelola Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012.

3.4.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Sosial Republik Indonesia dengan jumlah anggaran tahun 2012 sebesar Rp224.062.000.

3.4.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya

Untuk dana Tugas Pembantuan sumber dana berasal dari Kementerian Sosial RI yang terdiri dari 1 program, yaitu Program Perlindungan dan Jaminan Sosial. Program ini meliputi kegiatan seperti tersebut di bawah ini.

a. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dengan pagu anggaran sebesar Rp191.542.000.- dan realisasi keuangan sebesar Rp185.997.500.- (97,11%) serta realisasi fisik sebesar 100%. Anggaran kegiatan perlindungan sosial korban bencana alam dialokasikan untuk bantuan lauk pauk.

b. Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dengan pagu anggaran sebesar Rp32.520.000,- dan realisasi keuangan sebesar Rp29.760.000,- (91,51%) serta realisasi fisik sebesar 100%. Anggaran kegiatan perlindungan sosial korban bencana sosial dialokasikan untuk penjajagan calon lokasi keserasian sosial dan lokasi pemetaan serta identifikasi dan pemenuhan kebutuhan korban bencana sosial.

Page 619: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 603

Tabel V.7 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi di Dinas Sosial Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Perlindungan Dan Jaminan Sosial

224.062.000 100,00 96,29 100,00 100,00 -

1.1 Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam

191.542.000 100,00 97,51 100,00 100,00 -

1.2 Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial

32.520.000 100,00 91,51 100,00 100,00 -

JUMLAH 224.062.000 100,00 96,29 100,00 100,00 Sumber : Dinas Sosial DIY

Page 620: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

604 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.4.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Tugas Pembantuan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial mengalami pemotongan anggaran Bantuan Stimulan Pemberdayaan Sosial (BSPS) bagi korban bencana. Anggaran untuk BSPS tersebut ditarik ke pusat, sehingga apabila terjadi bencana maka Dinas Sosial DIY dapat mengusulkan bantuan ke Kementerian Sosial melalui mekanisme dana hibah. Namun demikian, proses pengusulan bantuan ke Kementerian Sosial memerlukan waktu cukup lama, sedangkan Dinas Sosial Kabupaten-kota maupun Dinas Sosial DIY tidak memiliki anggaran untuk program tersebut. Akibatnya, korban bencana tidak segera mendapatkan bantuan untuk membangun kembali rumahnya yang terkena bencana.

Solusi

Memberikan usulan kepada Pemerintah, hendaknya untuk bantuan BSPS dialokasikan pada anggaran Tugas Pembantuan supaya saat terjadi bencana daerah dapat segera menindaklanjutinya.

3.5 Dinas Kelautan dan Perikanan DIY

3.5.1 Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 141 Tahun 2000 tentang Usaha Perikanan;

2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 tahun 2002 tentang Rencana Setrategis Pembangunan Kelautan dan Perikanan;

3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 07 tahun 2005 tentang Organisasi dan tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 05 tahun 2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap;

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 20 tahun 2008 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau kecil;

6. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

Page 621: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 605

7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Tahun 2012, Nomor 4695/032-03.4.01/14/2012, tanggal 09 Desember 2011;

8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2012, Nomor 4696/032-04.4.01/14/2012, tanggal 09 Desember 2011;

9. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Tahun 2012, Nomor 4698/032-06.4.01/14/2012, tanggal 09 Desember 2011.

3.5.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan nilai sebesar Rp9.488.521.000,-.

Page 622: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

606 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.5.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya

Tabel V.8 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Pengembangan Dan Pengelolaan Perikanan Tangkap

5.300.000 100,00 82,23 100,00 100,00 -

1.1 Pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan

4.500.000 100,00 81,16 100,00 100,00 -

1.2 Pengelolaan sumber daya ikan (SDI)

800.000 100,00 88,25 100,00 100,00 -

2 Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

2.437.521 100,00 88,67 100,00 100,00 -

2.1 Pengembangan sistem perbenihan ikan

420.271 100,00 93,31 100,00 100,00 -

2.2 Pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan

2.017.250 100,00 87,70 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan

1.751.000 100,00 94,68 100,00 100,00 -

3.1

Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran dalam negeri hasil perikanan

351.000 100,00 99,94 100,00 100,00 -

Page 623: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 607

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.2 Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran luar negeri hasil perikanan

500.000 100,00 91,52 100,00 100,00 -

3.3 Fasilitasi pengembangan industri pengolahan hasil perikanan

900.000 100,00 94,38 100,00 100,00 -

JUMLAH 9.488.521 100,00 86,18 100,00 100,00

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan DIY

Page 624: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

608 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.5.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Pelaksanaan lelang mundur 2 bulan dari jadwal.

2. Pelaksanaan pekerjaan fisik mundur sebagai akibat mundurnya lelang sehingga pekerjaan selesai di akhir tahun.

3. Sisa lelang cukup tinggi dikarenakan selisih antara anggaran dengan penawaran yang cukup tinggi.

Solusi

1. Pelelangan dilakukan sebelum DIPA turun untuk mempercepat pekerjaan dan juga mempercepat penyerapan.

2. Perlu survey pasar untuk menetapkan anggaran dan HPS sehingga selisih dengan realisasi pekerjaan tidak terlalu besar (meminimalisir anggaran yang tidak terserap).

3.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

3.6.1 Dasar Hukum

Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY menerima 2 alokasi Dana Tugas Pembantuan dari Kementrian Pertanian dengan dasar hukum:

1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5576/KPTS/KU.410/12/2011 Perihal Untuk Tugas Pembantuan Pengadaan dan Pemasaran Hasil Pertanian;

2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5576/KPTS/KU.410/12/2011 Perihal Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, PPK, PPSPM Bendahara;

3. DIPA NOMOR:

a. 5903/018-05.4.01/14/2012

b. 4781/018-07.4.01/14/2012

c. 4782/018-08.4.01/14/2012

3.6.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Sumber dan jumlah anggaran untuk dana Tugas Pembantuan Kementrian Pertanian Satuan Kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan D.I.Yogyakarta yang dilaksanakan tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Page 625: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 609

KEMENTRIAN PERTANIAN

a. Sumber Dana Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp9.489.220.000,-

b. Sumber Dana Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tugas Pembantuan sebesar Rp1.675.000.000,-

c. Sumber Dana Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar Rp1.420.000.000,-

3.6.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya

Program dan kegiatan Tugas Pembantuan yang diperoleh dari Kementrian Pertanian tahun 2012 adalah:

1) Direktorat Jenderal Perkebunan

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar.

2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim.

3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

4) Dukungan Perlindungan Perkebunan

5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Ditjen Perkebunan

2) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian

1) Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian

2) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

3) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

1) Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian 2) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian 3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya,

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

Page 626: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

610 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

4) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Seluruh program/kegiatan Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian tahun 2012 telah selesai dilaksanakan dengan capaian fisik 100% dan capaian realisasi keuangan rata-rata 99.07%.

Page 627: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 611

Tabel V.9 Realisasi Keuangan dan Fisik Program/Kegiatan Alokasi Dana APBN Tugas Pembantuan Dinas Kehutanan dan Perkebunan D.I. Yogyakarta Tahun Anggaran 2012

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

I. KEMENTERIAN PERTANIAN 12.584.220.000 100,00 99,07 100,00

DITJEN PERKEBUNAN 9.489.220.000 100,00 98,78 100,00 100,00

TUGAS PEMBANTUAN 9.489.220.000 100,00 98,78 100,00 100,00

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

9.489.220.000 100,00 98,78 100,00 100,00

Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar

984.600.000 100,00 99,45 100,00 100,00

Pengembangan Tanaman Kopi

1 Perluasan Tanaman Kopi Pasca Erupsi Merapi di Kabupaten Sleman

346.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Perluasan Tanaman Kopi Pasca Erupsi Merapi di Kabupaten Sleman (75ha)

346.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Pengembangan tanaman kakao

1 Perluasan Tanaman Kakao Pasca Erupsi Merapi di Kabupaten Sleman

281.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Perluasan tanaman kakao pasca erupsi di kabupaten Sleman (50ha)

281.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Pengembangan Tanaman Cengkeh 100,00 100,00 100,00

Page 628: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

612 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

1 Rehabilitasi Tanaman Cengkeh Pasca Erupsi di Kabupaten Sleman

120.600.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Rehabilitasi tanaman cengkeh pasca erupsi di kabupaten Sleman (150ha)

120.600.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Pengawalan, Pendampingan, Sinkronisasi, Koordinasi, Monev, Pelaksana

1 Pengawalan dan Pendampingan Kegiatan Pasca Erupsi Merapi

47.600.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengawalan dan pendampingan kegiatan pasca erupsi merapi

47.600.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar

1 Dukungan kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman rempah dan penyegar (daerah)

92.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengawalan kegiatan peremajaan kopi robusta (200ha)

92.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Dukungan Kegiatan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao)

100,00

1 Dukungan Gerakan Peningkatan Produksi 96.900.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 629: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 613

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

dan Mutu Kakao (Gernas Kakao)(Daerah/TP)

a Operational Tenaga Pendamping (TPKP/PLP-TKP)

96.900.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

6.523.235.000 100,00 99,25 100,00 100,00

Pengembangan Tanaman Tebu

Perluasan Tebu Rakyat

1 Perluasan Tebu (190ha) 3.040.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Perluasan (ekstensifikasi) tanaman tebu rakyat (190ha)

3.040.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Pembangunan Kebun Bibit Datar 802.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pembangunan kebun bibit datar (40ha) 802.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Operasional Tenaga Pendamping (TKP dan PLP-TKP)

320.598.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Operasional/ pelatihan tenaga pendamping (TKP dan PLP TKP) Tebu

288.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Bintek Tenaga Pendamping (TKP dan PLP-TKP) tebu (baru)

25.298.000 100,00 100,00 100,00 100,00

c Rekruitmen TKP dan PLP TKP tebu 6.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4 Pemberdayaan dan Penguatan 480.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 630: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

614 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

Kelembagaan

a Penumbuhan kelembagaan petani tebu 54.020.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan petani tebu

235.660.000 100,00 100,00 100,00 100,00

c Studi orientasi kelembagaan tebu ke Jawa Barat

96.250.000 100,00 100,00 100,00 100,00

d Pelatihan teknis pembangunan kebun bibit asal kultur jaringan (4 kab,30 org,3hr)

94.070.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5 Pengawalan dan Pendampingan 244.100.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Penataan varietas tebu 37.600.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Penilaian penangkar benih tebu 30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

c Persiapan, pengawalan, pendampingan dan administrasi tebu

176.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

6 Bantuan Peralatan 700.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Traktor dan Implement 700.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Penanaman Tanaman Kapas

1 Penanaman 284.550.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Penanaman Kapas 284.550.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Operasional TKP dan PLP TKP 121.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Operasional TKP dan PLP TKP Kapas 121.000.000 100,00 100,00 100,00

3 Pemberdayaan dan Penguatan 126.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 631: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 615

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

Kelembagaan Perkebunan

a Pemberdayaan Petani Kapas 126.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4 Pengawalan dan Pendampingan 79.147.000 100,00

a Persiapan, Pengawalan dan Monev Kapas 79.147.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Penanaman Tanaman Nilam

1 Pembangunan Kebun Penangkar Benih 42.300.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pembangunan kebun penangkar benih (kab. Gunungkidul)

42.300.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Penanaman 140.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengembangan budidaya Nilam (Kab. Gunungkidul)

140.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Perkebunan

20.850.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pembekalan/ Pelatihan penerapan SPO penanaman nilam (Kab. Gunungkidul)

20.850.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4 Pengawalan dan Pendampingan 11.490.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengawalan dan pendampingan pengembangan nilam

11.490.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Integrasi Tanaman Semusim –Ternak

1 Integrasi tanaman tebu – ternak 100.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengembangan pertanian terpadu tebu – 100.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 632: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

616 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

ternak di Kab. Gunungkidul

2 Pengawalan dan Pendampingan 10.700.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengawalan dan pendampingan integrasi tebu –ternak

10.700.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

477.600.000 100,00 99,70 100,00 100,00

Pengembangan Tanaman Kelapa

1 Peremajaan Tanaman 432.600.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Peremajaan tanaman kelapa (300ha) 432.600.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Pengawalan dan Pendampingan 45.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan 1.048.835.000 100,00 95,34 100,00 100,00

Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

1 Pengendalian OPT Tanaman Semusim 561.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengendalian OPT tanaman tebu di Kab. Sleman (200ha)

561.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Pengendalian OPT Tanaman Tahunan 177.520.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengendalian OPT tanaman kelapa di Kab. Sleman (50ha)

89.160.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Pengendalian OPT tanaman kelapa di Kab. Gunungkidul (50ha)

88.360.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Pemberdayaan Petugas Pengamat 100.375.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 633: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 617

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

a Pemberdayaan petugas pengamat untuk identifikasi

100.375.000 100,00 100,00 100,00 100,00

SL-PHT Perkebunan

1 SL PHT Tanaman Perkebunan 209.940.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a SL PHT Tanaman Perkebunan di Kab. Gunungkidul

104.970.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b SL PHT Tanaman perkebunan di Kab. Kulonprogo

104.970.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan

454.950.000 100,00 97,53 100,00 100,00

Sertifikasi, Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi

1 Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu benih dan penerapan teknologi proteksi tanaman

281.975.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Bantuan Penyediaan benih untuk penghijauan

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Penguatan kelembagaan perbenihan 77.760.000 100,00 100,00 100,00 100,00

c Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih

71.740.000 100,00 100,00 100,00 100,00

d Fasilitasi TRUP 8.130.000 100,00 100,00

e Pendataan sumber benih 19.150.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 634: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

618 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

f Workshop sosialisasi peraturan perbenihan 27.325.000 100,00 100,00 100,00 100,00

g Penilaian dan penetapan blok penghasil tinggi kelapa di Kab. Kulonprogo

18.220.000 100,00 100,00 100,00 100,00

h Penilaian ulang sumber benih aren di Kab. Kulonprogo

14.150.000 100,00 100,00 100,00 100,00

i Tindak lanjut penetapan blok penghasil tinggi kelapa di Kab. Bantul

25.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Administrasi kegiatan dana tugas pembantuan (TP)

1 Administrasi kegiatan dana tugas pembantuan

172.975.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Administrasi kegiatan tugas pembantuan 109.200.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Pengelolaan SAI Satker TP 28.150.000 100,00 100,00 100,00 100,00

c Pengelolaan SAI wilayah 3.750.000 100,00 100,00 100,00 100,00

d Penyusunan Juklak/ Juknis 5.150.000 100,00 100,00 100,00 100,00

e Workshop SAI 26.725.000 100,00 100,00 100,00 100,00

DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

1.675.000.000 99,93 100,00

TUGAS PEMBANTUAN 1.675.000.000 100,00 99,93 100,00 100,00

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian

1.675.000.000 100,00 99,93 100,00 100,00

Page 635: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 619

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi 400.000.000 100,00 99,97 100,00 100,00

Penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian

1 Pengembangan Mutu Kakao Fermentasi di Kabupaten Gunungkidul

400.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian

1.275.000.000 100,00 99,92 100,00 100,00

Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan

1 Pengembangan Agroindustri Mete di Kabupaten Bantul

400.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Pengembangan Agroindustri Kelapa di Kabupaten Kulonprogo

400.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Pengembangan Agroindustri Mete di Kabupaten Sleman

400.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Laporan Kegiatan dan Pembinaan

1 Administrasi Tugas Pembantuan 75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

1.420.000.000 100,00 99,98 100,00

TUGAS PEMBANTUAN 1.420.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

1.420.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00

Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk 1.380.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 636: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

620 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

Pertanian

Pengembangan Sumber air

Pengembangan Sumber air untuk mendukung perkebunan

1 Pengembangan Sumber air 180.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pengembangan Sumber air di Kabupaten Sleman

180.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

b Pengembangan Sumber air di Kabupaten Bantul

180.000.000 100,00 100,00 100,00

c Pengembangan Sumber air di Kabupaten Gunungkidul

300.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

d Pengembangan Sumber air di Kabupaten Kulonprogo

240.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim

Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim Mendukung Perkebunan

1 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim Mendukung Perkebunan di Kabupaten Sleman

120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim

120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali 120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 637: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 621

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

Iklim Mendukung Perkebunan di Kabupaten Bantul

a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim

120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim Mendukung Perkebunan di Kabupaten Gunungkidul

120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim

120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim Mendukung Perkebunan di Kabupaten Kulonprogo

120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim

120.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian

40.000.000 100,00 99,14 100,00 100,00

Sertifikasi Lahan Pertanian

Pra dan Pasca Sertifikasi Tanah Petani

1 Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukung Perkebunan (400 persil)

40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

a Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukung Perkebunan di Kabupaten Sleman (100

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 638: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

622 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Program/Kegiatan

Pagu Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik

Target (%)

Realisasi (%)

Target (%)

Realisasi (%)

persil)

b Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukun g Perkebunan di Kabupaten Kulonprogo (100 persil)

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

c Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukung Perkebunan di Kabupaten Gunungkidul (100 persil)

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

d Pra Sertifikasi Tanah Petani Mendukung Perkebunan di Kabupaten Bantul (100 persil)

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

Page 639: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 623

3.6.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Berikut adalah berbagai permasalahan/hambatan yang dihadapi dan tindaklanjut di dalam melaksanakan pembangunan kehutanan dan perkebunan selama tahun 2012.

a. SDM dan kelembagaan petani kebun masih belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan agribisnis perkebunan secara utuh.

b. Produksi dan produktifitas tanaman perkebunan secara keseluruhan belum sesuai standart teknis.

c. Produk primer dan atau produk olahan perkebunan secara keseluruhan belum memenuhi standart mutu.

d. Daya dukung lahan, air dan hutan masih belum optimal sesuai yang diharapkan sehingga perlu terus ditingkatkan.

e. Belum adanya kejelasan pembagian kewenangan antarunit Eselon I seperti yang terjadi pada Direktorat Jenderal PPHP dan Direktorat Jenderal Perkebunan terkait dengan adanya Direktorat baru, yaitu Direktorat Pasca Panen pada Ditjen Perkebunan yang memiliki kewenangan yang sebelumnya diampu oleh Ditjen PPHP. Namun, mulai tahun 2011 ada beberapan kegiatan yang ditangani Ditjen Perkebunan. Khusunya untuk komoditas kakao di DIY pengolahan kakao masih sebatas pada pengolahan dari gelondong kakao menjadi kakao fermentasi belum sampai ke produk olahan seperti coklat bubuk/pasta dan menurut Direktorat Pasca Panen Pengolahan Kakao Fermentasi adalah kewenangan Direktorat Pasca Panen namun menurut Ditjen PPHP masih kewenangan Direktorat Pasca Panen.

f. Adanya pembatalan efisiensi anggaran yang jatuh pada akhir triwulan ketiga pada Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga penyerapan anggaran agak terhambat.

g. Adanya revisi DIPA sehingga sebagian kegiatan baru bisa dilaksanakan pada semester ke-2.

h. Keterlambatan proses lelang sehingga mempengaruhi waktu pelaksanaan kegiatan seperti pemupukan dan penanaman.

Page 640: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

624 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Solusi

a. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi:

- Meningkatkan pelatihan, magang petani, studi orientasi bagi petani/kelembagaan petani sehingga semakin meningkat pengetahuan, kemampuan dan keterampilan di dalam melaksanakan kegiatan pembangunan perkebunan;

- Memfasilitasi paket-paket produktif dalam rangka meningkatkan agribisnis perkebunan.

b. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut, meliputi:

- Melaksanakan pelatihan teknis dan pengolahan hasil sehingga produk primer yang dihasilkan meningkat sekaligus produk olahan yang dihasilkan memenuhi standart mutu sesuai permintaan konsumen;

- Mendorong kemandirian kelembagaan petani di dalam memperbaiki teknik budidaya tanaman sekaligus pengolahan dan pemasaran hasil;

- Memfasilitasi paket-paket kunci dalam penerapan intensifikasi tanaman dan teknologi tepat guna sesuai masing-masing komoditas;

- Mendorong pengutuhan tegakan tanaman sesuai skala ekonomi.

c. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi :

- Mitra/pedagang pengumpul diharapkan memberikan harga yang sesuai dengan standar pasar dan hanya mau menerima produk yang sesuai standar mutu agar mendorong petani untuk melakukan pengolahan yang sesuai dengan GHP.

- Melaksanakan pelatihan pengolahan dari produk primer menjadi produk olahan sesuai permintaan konsumen.

- Mendorong penerapan sertifikasi sesuai standart mutu bagi produk-produk olahan yang dihasilkan petani/kelompok tani.

d. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain:

Page 641: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 625

- Memfasilitasi sarana pengelolaan lahan dan air dalam rangka peningkatan optimalisasi pemanfaatan lahan dan air untuk kepentingan produktif;

- Melaksanakan penghijauan untuk hutan rakyat, reboisasi dan pengkayaan untuk kawasan hutan negara serta pengutuhan populasi tanaman perkebunan agar memenuhi skala ekonomi;

- Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik untuk mendorong pengembalian kesuburan tanah;

- Meningkatkan diverfisikasi baik tanaman maupun non tanaman dalam rangka mendorong nilai tambah/pendapatan sekaligus perbaikan kondisi lahan dan air.

e. Pemerintah Pusat harus segera memberikan batasan yang jelas agar tidak menimbulkan kebingungan daerah dalam pengajuan usulan.

f. Seyogyanya pembatalan efisiensi dari Eselon I bisa dilakukan pada awal tahun anggaran agar waktu pelaksanaan kegiatan tidak terlalu mepet sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal.

g. Seyogyanya, didalam proses perencanaan menyesuaian Pedoman Umum dan Pedoman Teknis masing-masing kegiatan.

h. Perlunya ketepatan waktu lelang sehingga tidak mengganggu waktu pelaksanaan kegiatan (tidak terlambat).

3.7 Dinas Kebudayaan DIY

Dalam rangka menunjang pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Pusat memberikan anggaran melalui Tugas Pembantuan.

3.7.1 Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2009 tentang Pejabat Perbendaharaan di lingkungan Depdiknas.

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Pengesahan DIPA Nomor 5372/023.15.4.01/14/2012 tentang DIPA Satker Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.

Page 642: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

626 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.7.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nilai sebesar Rp9.850.000.000.-

3.7.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya Pelestarian Cagar Budaya Dan Permuseuman

Pada tahun 2012 Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memberikan Dana Tugas Pembantuan kepada DIY untuk berkontribusi dalam pelindungan, penyelamatan, pemanfaatan cagar budaya dan permuseuman di daerahnya sebagai sumbangan pembangunan kebudayaan nasional. Salah satu kegiatan yang didanai melalui Direktorat Museum Pelestarian Cagar Budaya Dan Pemuseuman adalah pengelolaan pengembangan permuseuman. Dalam kegiatan tersebut Pemerintah DIY diharapkan dapat mengelola museum di daerah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.

Melalui APBN-P 2012 Dinas Kebudayaan DIY juga melaksanakan tugas pengelolaan pengembangan museum di DIY. Adapun Sasaran kegiatan APBN-P Dinas Kebudayaan DIY Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan Masterplan Museum Budaya Merapi 2) Konferensi Internasional Museum Budaya Merapi 3) Pembangunan fisik tahap I Pembangunan Museum Budaya

Merapi.

Realisasi program dan kegiatan anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diberikan kepada Dinas Kebudayaan adalah sebagai berikut:

Page 643: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 627

Tabel V.10 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSIUMAN

9.500.000.000 100,00 18,22 100,00 50,00 - Perubahan nomenclatur Kementerian yang menangani sektor kebudayaan tidak diikuti penyesuaian nomenclatur di aplikasi website perencanaan maupun monevnya

- Adanya keterbatasan waktu pada kegiatan Penyusunan Masterplan Museum Budaya Merapi maupun pembangunan fisik tahap I Pembangunan Budaya Merapi menyebabkan penyerapan anggaran kegiatan tersebut tidak bisa optimal untuk dilaksanakan, karena waktu yang sangat

1.1 Pengembangan Pengelolaan Permusiuman

9.500.000.000 100,00 18,22 100,00 50,00

Page 644: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

628 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

terbatas.

2 PROGRAM PENGEMBANGAN NILAI BUDAYA, SENI DAN PERFILMAN

350.000.000 100,00 94,27 100,00 100,00

2.1 Pelestarian dan Pengembangan Kesenian

350.000.000 100,00 94,27 100,00 100,00

Jumlah 9.850.000.000 100,00 20,93 100,00 50,00 Sumber: Dinas Kebudayaan DIY

Page 645: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 629

3.7.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Daya serap APBN P Dinas Kebudayaan DIY Tahun 2012 yang tidak optimal. Hal ini berkait adanya keterbatasan waktu pada kegiatan Penyusunan Masterplan Museum Budaya Merapi maupun pembangunan fisik tahap I Pembangunan Budaya Merapi menyebabkan penyerapan anggaran kegiatan tersebut tidak bisa optimal untuk dilaksanakan, karena waktu yang sangat terbatas.

2. Perubahan nomenclatur Kementerian yang menangani sektor kebudayaan tidak diikuti penyesuaian nomenclatur di aplikasi website perencanaan maupun monevnya.

Solusi

1. Perlu lebih banyak melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga ketentuan-ketentuan dari Pusat bisa dilaksanakan oleh Pemerintah DIY.

2. Perlu segera penyesuaian nomenclatur pada aplikasi website perencanaan maupun monevnya dengan kondisi terkini.

3.8 Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY

3.8.1 Dasar Hukum

1. Surat Pelimpahan Tugas Pembantuan Nomor 118-013 Tahun 2012 Tanggal 13 Januari 2013 Perihal Pelaksanaan KegiatanDekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Lingkup Kemendagri yang di bina oleh Dirjen Pumahun 2012.

2. Surat Pengesahan DIPA Tahun 2012 Nomor 7901/010-04.4/01/14/2012 tanggal 9 Desember 2012.

3.8.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri dengan nilai sebesar Rp2.500.000.000,-.

Page 646: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

630 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.8.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya

Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum

Sumber dan Jumlah Anggaran

Tabel V.11 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN UMUM

2.500.000.000 100,00 86,20 100,00 100,00 -

1.1 Fasilitasi Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

2.500.000.000 100,00 86,20 100,00 100,00 -

Jumlah 2.500.000.000 100,00 86,20 100,00 100,00 Sumber : BPBD DIY

Page 647: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 631

3.8.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Secara kontraktual penyelesaian pembangunan Gedung sesuai kontrak 100%, namun secara fisik baru 80%, dikarenakan Anggaran Pembangunan dari Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Tidak mencukupi.

Solusi

Rencana Penyelesaian 20% Fisik Gedung diangggarkan dari APBD Tahun Anggaran 2013.

3.9 Rumah Sakit Ghrasia

Tugas Pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas pembantuan adalah memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan, serta membantu penyelenggaraan pemerintahan, dan pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa. Dana tugas pembantuan merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan untuk daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau desa, sesuai dengan beban dan jenis penugasan yang diberikan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.

3.9.1 Dasar Hukum

Dasar hukum atau peraturan yang digunakan secara umum dalam pengelolaan pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi program/kegiatan tugas pembantuan adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan dan Kinerja Keuangan Daerah; dan

Page 648: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

632 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

3.9.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementrian Kesehatan RI dengan nilai sebesar Rp3.000.000.000,-

3.9.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya

Dana tugas pembantuan tersebut dimaksudkan untuk melaksanakan program pembinaan upaya kesehatan dengan kegiatan dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan RS Jiwa Grhasia DIY, dalam hal ini adalah pembangunan sarana prasarana pendukung pelayanan RS Jiwa Grhasia DIY. Dana tugas pembantuan tersebut direncanakan akan digunakan untuk pembangunan gedung tumbuh kembang anak dan gedung geriatric pasca stroke. Pembangunan gedung tersebut sesuai dengan master plan RS Jiwa Grhasia yang telah dibuat. Berikut adalah rekapitulasi hasil pelaksanaan tugas pembantuan di RS Jiwa Grhasia DIY pada tahun 2012.

Page 649: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 633

Tabel V.12 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN

3.000.000.000 100,00 87,97 100,00 100,00

1.1 Kegiatan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis

3.000.000.000 100,00 87,97 100,00 100,00

Jumlah 3.000.000.000 100,00 87,97 100,00 100,00 Sumber: RS Ghrasia DIY

Page 650: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

634 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3.9.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Tabel di atas menunjukan bahwa sampai dengan triwulan I realisasi keuangan dan capaian fisik tugas pembantuan yang diterima oleh RS Jiwa Grhasia Provinsi DIY masih 0%. Hal ini dikarenakan DIPA untuk tugas pembantuan terlambat (baru diterima pada 11 Juni 2012), sehingga untuk pelaksanaan juga terlambat.

Solusi

Solusi untuk permsalahan tersebut kegiatan pelelangan dilaksanakan sebelum DIPA turun.

3.10 Dinas Pariwisata

3.10.1 Dasar Hukum

DIPA T.A. 2012 No. 0271/040-05.4.01/14/2012

3.10.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)

Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dengan nilai sebesar Rp1.169.970.000,-.

Page 651: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 635

3.10.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya

Tabel V.13 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

1.169.970.000 100,00 46,89 100,00

1.1 Fasilitasi/pendukungan Amenitas/Fasilitas Pariwisata di kawasan Museum Gunung Merapi

496.665.000 100,00 10.11 100,00 Pembangunan toilet, kios sovenir,warung makan dan gazebo di Museum Gunung Merapi tidak jadi dilaksanakan karena faktor alam. Tanah di lokasi yang akan dibangun mengalami longsor akibat hujan sehingga talud dan bangunan di atasnya mengalami kerusakan/ambrol. Lokasi ini juga mengalami keretakan

Page 652: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

636 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

dan muncul rekahan memanjang di jalan, pagar dan talud

1.2 Pembangunan bangunan pendukung di Obyek Wisata Minat Khusus di Goa Karst kalisuci (Jalan masuk dan parkir, kantor pengelola dan ruang bilas serta toilet umum)

673.305.000 100,00 74,02 100,00 Semua pekerjaan fisik telah diperiksa dan diterima dalam keadaan baik.

Jumlah 1.169.970.000 100,00 46,89 100,00 Sumber: Dinas Pariwisata DIY

Page 653: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 637

3.10.4 Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

1. Faktor alam yang menghambat proses pembangunan fisik. 2. Keterlambatan dalam penerbitan DIPA berpengaruh pada proses

pengadaaan dan pelaksanaan konstruksi menjadi terlalu singkat juga tidak adanya pedoman pelaksanaan TP sehingga menghambat proses administrasi dan keuangan daerah.

Solusi

1. Usulan pembangunan fisik akan lebih memperhatikan kondisi dan struktur tanah di sekitarnya.

2. Melaksanakan koordinasi dengan Pemda DIY dan Pusat (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) agar proses penyusunan DIPA lebih cepat sehingga memudahkan dalam penyusunan jadwal kegiatan dan proses administrasi.

B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN

Untuk tahun 2012 tidak ada Tugas Pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DIY kepada Pemerintah Kabupaten/Kota ataupun Desa. Adapun kegiatan yang sifatnya hampir sama dengan Tugas Pembantuan tetap dilaksanakan oleh setiap SKPD yang ada di Provinsi DIY.

Page 654: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
Page 655: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 639

BAB VI. PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

A. KERJASAMA ANTAR DAERAH

enyelenggaraan tugas umum pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, dalam pasal 6 ayat (1), menyebutkan bahwa penyelenggaraan tugas umum pemerintahan meliputi:

1. Kerja sama antar daerah;

2. Kerja sama daerah dengan pihak ketiga;

3. Koordinasi dengan instansi vertikal di daerah;

4. Pembinaan batas wilayah;

5. Pencegahan dan penanggulangan bencana;

6. Pengelolaan kawasan khusus yang menjadi kewenangan daerah;

7. Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; dan

8. Tugas-tugas umum pemerintahan lainnya yang dilaksanakan oleh daerah.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, daerah diberi kewenangan untuk melakukan kerja sama dengan daerah lain dan pihak ketiga. Kerja sama antar daerah merupakan sarana untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah satu dengan yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar daerah dan/atau dengan pihak

P

Page 656: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

640 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

ketiga, serta meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiskal.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, wilayah kewenangan dalam kerja sama antar daerah adalah:

a. Pelaksanaan kerja sama antar provinsi; b. Fasilitasi kerja sama antar kabupaten/kota; c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kerja sama antar

kabupaten/kota; d. Pelaporan pelaksanaan kerja sama antar kepala pemerintah; e. Penetapan kebijakan harmonisasi hubungan antarsusunan

pemerintahan di provinsi dengan berpedoman kepada kebijakan pemerintah.

Kebijakan kerjasama antar daerah yang dilakukan dalam rangka pencapaian misi ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah DIY Tahun 2009-2013 adalah dengan menjalin jejaring yang lebih efektif secara teknis antarlembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah. Selanjutnya, sebagai implementasi kebijakan tersebut, upaya pembentukan dan penanganan kerjasama antar daerah Pemda DIY di tahun anggaran 2012 melakukan fasilitasi melalui pelaksanaan program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah.

Realisasi pembentukan jalinan perjanjian kerjasama baru antar daerah Pemda DIY dengan daerah lain di dalam negeri selama kurun waktu tahun 2011 hingga 2012 diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel VI.1 Realisasi Pembentukan Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama Antar Daerah 2011 s.d. 2012

No. Tahun Jumlah Kerjasama

1 2011 5

2 2012 10 Sumber : BKPM DIY

Realisasi pembentukan jalinan kesepakatan/perjanjian kerjasama antar daerah Pemda DIY dengan daerah lain di dalam negeri pada tahun 2012 sebanyak 10 kesepakatan/perjanjian kerjasama baru. Kesepakatan/perjanjian tersebut meliputi:

Page 657: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 641

Tabel VI.2 Daftar Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama Antar Daerah Pemda DIY Yang Dibentuk Tahun 2012

No BIDANG

KERJASAMA NOMOR TANGGAL

JANGKA WAKTU

PIHAK-PIHAK

1 Kerjasama Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) DIY

1/KSP/III/2012 06/NKB.YK/2012

29 Februari 2012

12 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kota Yogyakarta

2 Kerjasama Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) DIY

2/KSP/II/2012 6/PK.KDH/A/2012

29 Februari 2012

11 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kabupaten Sleman

3 Coordination Of

Benefit(COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY tahun 2012.

3/PERJ/GUB/II/2012 5/PK.KDH/A/2012

29 Februari 2012

11 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kabupaten Sleman

4 Kerjasama Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di DIY

5/KSP/II/2012 12/Perj/Bt/2012

29 Februari 2012

12 bulan - Pemerintah DIY - Pemerintah

Kabupaten Bantul

5 Coordination Of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY tahun 2012

6/PERJ/GUB/II/2012 13/Perj/Bt/2012

29 Februari 2012

11 bulan - Pemerintah DIY - Pemerintah

Kabupaten Bantul

6 Coordination Of Benefit(COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY tahun 2012

4/PERJ/GUB/II/2012 415.4/PK/03/2012

29 Februari 2012

11 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

7 Kerjasama Peningkatan Produksi Beras Nasional DIY

3/KSP/II/2012 415.4/KB/02/2012

29 Februari 2012

12 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

8 Kerjasama Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di DIY

4/KSP/II/2012 06/MoU.KP/HKM/2012

27 Februari 2012

12 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

9 Coordination Of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY tahun 2012

5/PERJ/GUB/II/2012 03/PERJ.KP/HKM/2012

27 Februari 2012

11 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

10 Penanganan Pelanggaran Peraturan Daerah Serta Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat di daerah Perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY

303/37/POL.PP/VI/2012 300/515/A

28 Juni 2012 5 tahun - Satpol PP Jawa Tengah

- Satpol PP Pemda DIY

Page 658: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

642 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Sumber : BKPM DIY

Sampai dengan akhir tahun 2012, Pemerintah Daerah DIY memiliki perjanjian kerjasama dengan daerah lain yang dituangkan dalam 34 perjanjian kerjasama yang masih berlaku. Perjanjian kerjasama tersebut terdiri dari 25 perjanjian kerjasama antar daerah di dalam negeri dan 9 perjanjian kerjasama dengan daerah lain di luar negeri.

Secara keseluruhan, rekapitulasi 25 kesepakatan/perjanjian kerjasama antar daerah di dalam negeri yang masih berlaku sampai dengan tahun 2012, yang meliputi :

1. Kesepakatan program pemerintah DIY dan pemerintah provinsi Jawa Tengah Nomor: 0/01359/Ro.1/2010 dan Nomor: 120/18801/2010 Tentang Pembangunan Dan Pemeliharaan Pilar Batas Daerah Antara DIY Dengan Provinsi Jawa Tengah

2. Penanganan pelanggaran peraturan daerah serta gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah perbatasan DIY dan Jawa Tengah (No. 300/515/A, antara Satuan Polisi Pamong Praja Pemda DIY dan Satuan Polisi Pamong Praja Jawa Tengah);

3. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kabupaten Bantul (No. 5/KSP/II/2012);

4. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kabupaten Sleman (No. 2/KSP/II/2012);

5. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kota Yogyakarta (No. 1/KSP/II/2012);

6. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (No. 4/KSP/II/2012);

7. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul (No. 3/KSP/II/2012);

8. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Sleman (No. 3/PERJ/Gub/II/2012);

9. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Bantul (No. 6/Perj/Gub/II/2012);

10. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul (No. 4/Perj/Gub/II/2012);

Page 659: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 643

11. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo (No. 5/Perj/Gub/II/2012);

12. Integrasi Tiket Moda Trans Jogja, KA Pramex, dan Batik Solo; Kesepakatan Bersama antara Pemda DIY, Pemkot Surakarta, PT KAI (Persero) dan PT BNI (Persero) Tbk. (No. 1/KSP/1/2011);

13. Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kotagede; Kesepakatan Bersama antara Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta dan Pemkab Bantul (No. 3/KSP/IV/2011);

14. Perpanjangan Perjanjian Pinjam Pakai antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah DIY Nomor 30/PK/2009; 40/PERJ/GUB/XII/09 tentang Bus Milik Pemerintah Kota Yogyakarta;

15. Perpanjangan Perjanjian Pinjam Pakai antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah DIY Nomor 31/PK/2009; 41/PERJ/GUB/XII/09 tentang Shelter/Halte Bus Milik Pemerintah Kota Yogyakarta;

16. Pembangunan dan Pemeliharaan Pilar Batas Daerah antara Pemerintah Daerah DIY dan Provinsi Jawa Tengah (No. 120/01359/Ro.1/2010);

17. Penyelenggaraan Pembangunan Ketenagakerjaan Daerah; kesepakatan kerjasama dengan Provinsi Kalimantan Timur (No. 197/10616/BKPW.A/2010 dengan jangka waktu sampai ada kesepakatan kedua belah pihak untuk mengakhiri);

18. Perjanjian sewa tanah dan bangunan tempat pengujian beserta alat uji kendaraan bermotor milik Pemda DIY yang terletak di Kabupaten Bantul (addendum); perjanjian dengan Pemerintah Kabupaten Bantul (Nomor 5.1/Perj/Sekda/III/2010);

19. Pengelolaan Museum Gunung Api Merapi di Kabupaten Sleman DIY; Kerjasama dengan Pemerintah kabupaten Sleman dan Badan Geologi ESDM dengan nomor perjanjian 31/PERJ/GUB/X/2009;

20. Pelaksanaan Program Metropolitan Sanitation Managemen dan Health Project (MSMHP) di Wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta; kerjasama dengan Dirjen Cipta Karya, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman dan Pemkab Bantul (Nomor 9/KSP/X/2009);

21. Kerjasama Pembangunan Daerah dengan Pemprov Kalimantan Timur (Nomor 9/KSP/2008);

Page 660: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

644 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

22. Kerjasama Persusuan dengan Provinsi Jawa Tengah, nomor 6/KSP/2008;

23. Kerjasama Pembangunan Daerah dengan Provinsi Jawa Timur (Nomor 05/KSP/2008;

24. Kerjasama Penanggulangan Bencana Alam dengan Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul dan Pemkab Sleman (Nomor 10.A/KES.BER/Gub/V/2007).

25. Kesepakatan kerjasama bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan dengan Gubernur Jatim, Gubernur Jateng, Gubernur DKI, Gubernur Bali, dan Gubernur Lampung Nomor 01/SK/MPU/01 dengan jangka waktu tak terbatas.

26. Pokok-pokok Kerjasama antara Pemda DIY dengan Pemprov Daerah Tingkat I Jateng di Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan dengan Nomor 1/PB/1998.

Terkait kerjasama dengan daerah lain di luar negeri, pada tahun 2012 upaya pembentukan kesepakatan baru kerjasama DIY dengan daerah lain di luar negeri telah dilakukan. Kesepakatan yang dimaksud adalah kesepakatan kerjasama (dalam bentuk MoU) dengan St. Petersburg, Rusia, serta dengan Pemerintah Provinsi Hainan, China (dalam bentuk Letter of Intent). Akan tetapi, sampai dengan akhir tahun 2012 rencana pembentukan kedua kesepakatan kerjasama tersebut tidak bisa direalisasikan karena masih menunggu finalisasi kajian tersendiri oleh mitra kerjasama (dalam hal ini pihak St. Petersburg, Rusia) serta ketidaksiapan Pemerintah Provinsi Hainan, China, terkait perkembangan situasi politik di China yang cukup sensitif di akhir tahun 2012.

Selanjutnya, 9 perjanjian kerjasama DIY dengan daerah lain di luar negeri yang masih berlaku sampai dengan tahun 2012 meliputi:

1. Sister Province dengan Kyoto Prefecture, Jepang, meliputi kerjasama bidang seni budaya, pendidikan/iptek, pariwisata, industri serta pertanian (pengembangan kultur jaringan) (MoU Sister Province);

2. Dengan Ismailia, Mesir, berupa perjanjian kerjasama meliputi bidang perdagangan, pariwisata, iptek, industri, pendidikan dan kebudayaan (MoU Sister Province);

3. Dengan Negara Bagian California, AS, berupa perjanjian kerjasama yang meliputi bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, industri, pendidikan dan kebudayaan, serta pertanian (MoU Sister Province);

Page 661: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 645

4. Dengan Tyrol, Republik Austria, berupa perjanjian kerjasama yang meliputi bidang ekonomi dan perdagangan, industri, pariwisata, kebudayaan serta ilmu pengetahuan (MoU Sister Province);

5. Dengan Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan, yang meliputi kerjasama bidang ekonomi, pendidikan, kebudayaan/seni, pertanian, pariwisata, perdagangan dan industri (MoU Sister Province);

6. Dengan Chungcheongnam-do, Korea Selatan, yang meliputi kerjasama bidang administrasi pemerintahan, budaya/seni, iptek, perdagangan dan industri, pariwisata, informasi dan komunikasi, pertanian serta perikanan (MoU Sister Province);

7. Dengan Gangwon, Korea Selatan, meliputi kerjasama bidang pariwisata, pertanian, iptek, kebudayaan, pendidikan, olahraga, dan lain-lain (MoU friendly ties cooperation);

8. Dengan Chiang Mai, Thailand, yang meliputi kerjasama bidang pertanian, perindustrian, perdagangan, pariwisata, pendidikan dan bidang-bidang lain yang disepakati (MoU friendly ties cooperation);

9. Dengan St. Petersburg, Rusia, meliputi kerjasama bidang kebijakan ekonomi dan industri, iptek, kebudayaan dan pariwisata (letter of intent / LoI).

Sampai dengan tahun 2012, di samping pembentukan kesepakatan/perjanjian kerjasama baru, upaya penanganan kerjasama antar daerah yang telah dilakukan adalah:

1. Kerjasama antar daerah di dalam negeri, dengan pelaksanaan : a. Forum Koordinasi Kerjasama Kabupaten/Kota se-DIY; b. Forum Koordinasi Kerjasama DIY-Kalimantan Timur; c. Forum Koordinasi Kerjasama DIY-Jawa Tengah; d. Forum koordinasi Kerjasama DIY-Jawa Timur; e. Forum pembinaan dan pengawasan kerjasama di

kabupaten/kota di DIY. 2. Kerjasama antar daerah dengan pihak di luar negeri, dengan

pelaksanaan: a. Kegiatan Korean Youth Saemaul Volunteer dalam kerangka

kerjasama sister province DIY dengan Gyeongsangbukdo, Korea Selatan;

b. Kegiatan Saemaul International Academy dalam kerangka kerjasama sister province DIY dengan Gyeongsangbukdo, Korea Selatan;

Page 662: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

646 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

c. Pelaksanaan kelanjutan Proyek Integrated Water Resources Management (IWRM), yang merupakan proyek berkelanjutan (sustainability project) dari pilot plan Proyek Bribin yang telah selesai dan diserahterimakan ke pihak Indonesia;

d. Penyusunan Action Plan Program dengan mitra kerjasama luar negeri. Hospitality dan fasilitasi kunjungan tamu-tamu luar negeri di DIY, di antaranya kunjungan delegasi investasi dari Chiang Mai, kunjungan Menteri Pelancong Serawak–Malaysia, ketua parlemen Hongaria, kunjungan delegasi Singapura, kunjungan delegasi pengusaha dari Sabah–Malaysia, kunjungan delegasi Eropa dalam rangka kerjasama Uni Eropa–Indonesia, kunjungan Gubernur dan Anggota Dewan Kyoto Prefecture, dan lain sebagainya.

B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA

1. Kebijakan dan Kegiatan

Pelaksanaan Kerja sama dengan Pihak Ketiga diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah. Dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah tersebut, disebutkan bahwa kerja sama daerah adalah kesepakatan antar gubernur atau gubernur dengan bupati/walikota atau antara bupati/walikota dengan bupati/walikota yang lain dan/atau gubernur atau bupati/walikota dengan pihak ketiga yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.

Peraturan Pemerintah tersebut juga menyebutkan bahwa pihak ketiga adalah departemen/lembaga pemerintah non departemen atau sebutan lain, perusahaan swasta yang berbadan hukum, badan hukum milik daerah, atau yayasan dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum.

Kebijakan kerjasama Pemda DIY dengan pihak ketiga yang dilaksanakan adalah dengan peningkatan kapasitas kebijakan publik yang proporsional dengan melibatkan peran serta swasta, perguruan tinggi dan partisipasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama Pemda DIY dengan pihak ketiga juga merupakan salah satu upaya daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prinsip yang dianut dalam pelaksanaan kerja

Page 663: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 647

sama dengan pihak ketiga sama dengan prinsip yang dianut dalam kerja sama antar daerah, yaitu efisisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah NKRI, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan, dan kepastian hukum.

Realisasi pembentukan jalinan kesepakatan/perjanjian kerjasama Pemerintah Daerah DIY dengan pihak ketiga selama kurun waktu tahun 2011 hingga 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel VI.3 Realisasi Pembentukan Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun 2011-2012

No. Tahun Jumlah Kerjasama

1 2011 6

2 2012 8 Sumber : BKPM DIY

Realisasi pembentukan jalinan kesepakatan/perjanjian kerjasama Pemda DIY dengan pihak ketiga di dalam negeri pada tahun 2012 sebanyak 8 kesepakatan/perjanjian kerjasama baru, yang meliputi:

Tabel VI.4 Daftar Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Ketiga Pemda DIY yang Dibentuk Tahun 2012

No BIDANG

KERJASAMA NOMOR TANGGAL

JANGKA WAKTU

PIHAK-PIHAK

1 Kerjasama Percepatan Pembangunan Kependudukan dan peningkatan kualitas keluarga di DIY

7/KSP/III/2012 011/KKP.DIY/III/2012

1 Maret 2012.

12 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Koalisi Indonesia Untuk Kependudukan dan Pembangunan DIY

2 Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan system kartu elektronik Prabayar “Mandiri Prabayar”

050/625 MRB./EBG/PKS/PIB.003/2012

9 Maret 2012

2 tahun - Pemerintah Daerah DIY

- PT Bank Mandiri(PERSERO) Tbk.

3 Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja Dengan Sistem Kartu Elektronik Pra-Bayar “Brizzi”

551/436 B-20-DJS/BPS/2/2012

20 Februari 2012

2 tahun - Pemerintah Daerah DIY

- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk13

Page 664: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

648 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No BIDANG

KERJASAMA NOMOR TANGGAL

JANGKA WAKTU

PIHAK-PIHAK

4 Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Pra-Bayar “FLAZZ”

551/436 003/PFL-SPE/2012

20 Februari 2012

2 tahun - Pemerintah Daerah DIY

- PT Bank Central Asia Tbk.

5 Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja Dengan Sistem Elektronik Pra-Bayar “BNI PREPAID”

BSK/10/7215/R 551/1414

11 Juni 2012 2 tahun - Pemerintah Daerah DIY

- PT Bank Negara Indonesia (PERSERO) Tbk.

6 Kerjasama Penelitian Pengendalian Dengue Di DIY

10/KSP/VIII/2012 001/XIII/YT/2012

3 Agustus 2012

12 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- Yayasan Tahija.

7 Nota Kesepahaman mengenai kerjasama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan PT Jogja Magasa Iron

24/PERJ/SEKDA/IX/2012 L/137/JMI/DIR-OPS/MOU

21 September 2012

12 bulan - Pemerintah Daerah DIY

- PT Jogja Magasa Iron

8 Pemberdayaan Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Api Merapi di Kab Sleman DIY

14/KSP/XII/12, 54/PK.KDH/A/2012, 094/Legal/SH-Pemda DIY/XII/12.

11 Desember 2012

1 tahun - Pemerintah Daerah DIY

- Pemerintah Kab. Sleman

- PT. Sarihusada Generasi Mahardika

Sumber : BKPM DIY

Sampai dengan akhir tahun 2012, Pemerintah DIY memiliki kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga yang masih berlaku sebanyak 38 buah, terdiri dari 35 kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di dalam negeri dan 3 kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di luar negeri.

Rincian 35 kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di dalam negeri yang masih berlaku meliputi:

1. Kerjasama dengan Koalisi Indonesia Untuk Kependudukan dan Pembangunan DIY mengenai Percepatan Pembangunan Kependudukan dan peningkatan kualitas keluarga di DIY (No. 7/KSP/III/2012);

Page 665: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 649

2. Perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (persero) tentang Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Prabayar “Mandiri Prabayar” (No. 050/625);

3. Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Pra-Bayar “Brizzi”; perjanjian kerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk (No. 551/436);

4. Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Pra-Bayar “FLAZZ”; perjanjian kerjasama dengan PT Bank Central Asia Tbk (No. 551/436);

5. Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Elektronik Pra-Bayar “BNI PREPAID”; perjanjian kerjasama dengan PT Bank Negara Indonesia (PERSERO) Tbk (No. 551/1414);

6. Kerjasama dengan Yayasan TAHIJA tentang Kerjasama Penelitian Pengendalian Dengue di DIY (No. 10/KSP/VIII/2012);

7. Nota Kesepahaman mengenai kerjasama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan PT Jogja Magasa Iron (No. 24/PERJ/SEKDA/IX/2012);

8. Pemberdayaan Masyarakat Pasca-Erupsi Gunung Api Merapi di Kabupaten Sleman DIY; kesepakatan bersama dengan PT Sarihusada Generasi Mahardika dan Pemkab Sleman (No. 14/KSP/XII/12);

9. Pelaksanaan Pencapaian Pengembangan dan Pembangunan kapasitas Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Di DIY; kesepakatan bersama dengan Badan Narkotika Nasional (No. 2/KSP/II/2011);

10. Pengembangan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Daerah dengan Bank Indonesia (No. 8/PERJ/GUB/IV/2011);

11. Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk akses data pada Pemerintah Daerah DIY dalam rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Negara dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI (No. 4/KSP/V/2011);

12. Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Baru di Wilayah DIY bersama PT Angkasa Pura I (persero) (No. 5/KSP/V/2011);

13. Pengembangan dan Pembangunan Sub Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta; kesepakatan bersama dengan Kraton Yogyakarta, PT KAI (Persero) dan Pemkot Yogyakarta (no. 6/KSP/VII/2011);

Page 666: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

650 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

14. Kerja sama dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber daya Berbagai Aspek dengan Universitas Gadjah Mada (No. 7/KSP/VII/2011);

15. Pembangunan Usaha, Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) bagi Korban Erupsi Merapi di Provinsi DIY; kesepakatan bersama dengan PT BRI (Persero) Tbk (No. 8/KSP/VII/2011);

16. Pelaksanaan Program Kemitraan di DIY (amandemen kedua) dengan PT. Pertamina (Persero) (No. 2/PERJ/GUB/I/2010 dengan jangka waktu 4 tahun);

17. Penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik di Lingkungan Pemerintah DIY dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP DIY) (No. 17/KSP/X/2010 dengan jangka waktu 3 tahun);

18. Pembentukan Lembaga Pengelolaan HKI di DIY dengan Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM dan Universitas Islam Indonesia (UII) (No. 1/KSP/IV/2009 dengan jangka waktu 5 tahun);

19. Penanganan Medis Tahanan dan Narapidana Korban Penyalahgunaan Narkotika dan/atau Psikotropika di LP Narkotika Kelas II A Yogyakarta dengan Dirjen Lapas Departemen Hukum dan HAM (No. 14/Perj/Gub/IV/2009 dengan jangka waktu).

20. Pelaksanaan Program Kemitraan di DIY (amandemen kedua) dengan PT Pertamina (Persero) (No. 38/PERJ/GUB/XII/2009).

21. Kerjasama Program penanggulangan Kanker di Provinsi DIY dengan YKI Cab. DIY, BKKBN Prov. DIY; F. Kedokteran UGM; Persi Cab. DIY; PWI Cab Yogyakarta; LPP TVRI Stasiun Yogya; LPP RRI Yogyakarta; PRRSSNI DIY; TP PKK DIY (No. 6/KSP/2008)

22. Pengembangan laboratorium flora dan fauna di DIY dengan Yayasan Gembiraloka (No. 23/PERJ/DIKNAS/VII/2008).

23. Kerjasama penelitian, pengkajian dan pengembangan potensi daerah dalam rangka mewujudkan Yogyakarta sebagai pusat pendidikan terkemuka dengan APTISI Wil. V DIY (No. 5/KSP/2008).

24. Pengelolaan sistem pelayanan angkutan orang di jalan dengan Kendaraan Umum Wilayah Perkotaan dengan Sistem BUY THE SERVICE di DIY dengan PT. Jogja Tugu Trans (JTT) (No. 4/PERJ/GUB/II/2008).

25. Pemberdayaan Masyarakat berbasis Kelautan dengan BKP – AL Rayon Yogyakarta (No. 20/KES.BER/Gub/2007).

Page 667: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 651

26. Kerjasama pengelolaan hutan di Kecamatan Playen kab. Gunungkidul DIY dengan UGM; UNY; UII; Atmajaya; UMY;UPN (No. 1/KSP/XII/2007).

27. Pengembangan Usaha Mikro, kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) melalui pola penjaminan kredit dengan Bank BPD DIY; PT. Askrindo (No. 22/Perj/Gub/XI/07).

28. Kerjasama Pendirian Telecenter APEC Digital Opportunity Center (ADOC) di DIY dengan FTIJ (No. 8/KES.BER/Perindagkop/4/2007).

29. Kerjasama Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Data dan Informasi Lingkungan serta Sumber Daya Wilayah dengan Bakosurtanal dan UGM (No. 7/KES.BER/Gub/2007).

30. Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan SEni di DIY dengan ITB (No. 56/KEP/2007).

31. Program Lanjutan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PROPERAK) di DIY dengan PT. Indofood Sukses makmur dan Bogasarimills (No. 1.1/2007)

32. Pendirian dan Pengelolaan Bengkel Mobil dengan Bengkel Rally car (No. 1/PERJ/SEKDA/2005 dengan jangka waktu 12 tahun).

33. Pembangunan Pusat Perdagangan Retail antara PD. Anindya dengan PT. KAIDI INDOJAYA (No. - , jangka waktu 25 tahun).

34. Pelaksanaan Adendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi keuntungan Antara Pemda DIY dengan PT. Yogya Indah Sejahtera dalam Pembangunan dan Pengelolaan Malioboro Hotel di Jalan Malioboro Yogyakarta (No. 199/KPTS/1998).

35. Perjanjian Bersama Kontrak bagi tempat Usaha dan Kontrak bagi keuntungan Pembangunan dan Pengelolaan Malioboro Hotel.

Adapun rincian kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di luar negeri yang masih berlaku sampai dengan tahun 2012 meliputi:

1. Minutes of Discussion on The Cooperation To Implement The Integrated Water Resources Management (IWRM) In The Province Of Yogyakarta Special Region dengan Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman, Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia dan BATAN (lanjutan dari Proyek Bribin);

2. Letter of intent (pernyataan kehendak) kerjasama promosi investasi dengan International Finance Corporation (IFC);

Page 668: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

652 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

3. Letter of intent (pernyataan kehendak) bidang pariwisata, jasa pengiriman dan penerbangan dengan HNA Group Co. Ltd., China.

2. Permasalahan dan Solusi

2.1 Permasalahan

1. Kegiatan pembentukan dan penanganan kerjasama sangat bergantung pelaksanaannya dengan pihak/mitra yang ada, sehingga sering terjadi kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diperkirakan ataupun terdapat kegiatan baru yang tidak direncanakan secara khusus sebelumnya.

2. Pada beberapa kesepakatan kerjasama belum ada titik temu dengan mitra kerjasama sehingga belum ada tindak lanjut yang signifikan.

3. Masih terdapat kerjasama yang stagnan.

2.2 Solusi

1. Pelaksanaan koordinasi secara lebih intensif dengan pihak mitra kerjasama di luar negeri, dengan bantuan perwakilan-perwakilan resmi Indonesia (KBRI dan KJRI) yang ada di negara bersangkutan.

2. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi kepada mitra kerjasama serta semua pihak terkait (pemda, dinas, masyarakat), pelaksanaan sosialisasi serta penyusunan draft annual exchange program yang digunakan sebagai koridor atau acuan pelaksanaan tindak lanjut kerjasama dan pengembangan program.

3. Pengembangan hubungan ataupun contact person dan secara lebih intensif berkoordinasi dengan mitra kerjasama dan atau instansi pemerintah di kabupaten-kota/instansi swasta/kementrian/lembaga terkait/wakil pemerintahan RI di Luar Negeri yang memiliki kemungkinan untuk dapat mengembangkan kerjasama.

Selanjutnya, ada beberapa catatan penting berdasarkan monitoring dan evaluasi kerjasama antar daerah maupun dengan pihak ketiga Pemerintah DIY sampai dengan tahun 2012. Catatan tersebut adalah:

1. Secara umum semua kerjasama dalam negeri di DIY sudah sesuai dengan yang diharapkan dan dapat terus dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu kerjasama;

2. Terkait dengan hambatan yang muncul dalam implementasi kegiatan kerjasama, komunikasi dan koordinasi antar stakeholder perlu peningkatan lebih lanjut.

Page 669: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 653

Peran monitoring dan evaluasi kerjasama mutlak dibutuhkan untuk melihat secara lebih jauh dampak serta kemanfaatan kerjasama tersebut bagi pemerintah serta masyarakat DIY.

C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

1. Pemerintahan Umum

1.1 Fasilitasi dan Koordinasi Penegasan Batas Daerah

Koordinasi dengan instansi vertikal di daerah terkait dengan kegiatan penegasan batas daerah yang dilakukan Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY selama ini sudah berjalan dengan baik. Dalam kegiatan penegasan batas daerah, keahlian serta dukungan data yang dimiliki instansi vertikal di daerah (dalam hal ini Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan Daerah setempat) sangat dibutuhkan. BPN memiliki keahlian untuk menentukan batas daerah secara pasti (fixed boundary) di lapangan dengan sistem referensi tertentu yang digunakan secara nasional. Keahlian dan data-data yang dimiliki BPN tersebut sangat bermanfaat untuk keperluan penyelesaian permasalahan perbatasan. Masukan teknis dari BPN akan sangat membantu Pemerintah Daerah DIY dalam mengambil keputusan. Hal ini tampak pada saat dilaksanakannya kegiatan rekonstruksi jalur batas di wilayah perbatasan Desa Watugajah dengan Desa Kaligayam.

Untuk melaksanakan rekonstruksi jalur batas di wilayah perbatasan Desa Watugajah dengan Desa Kaligayam, Pemerintah Daerah DIY bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membentuk Tim Teknis Independen melalui Keputusan Bersama Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY dengan Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Jawa Tengah Nomor 6/KPTS/Ro.I/2012 dan Nomor 126/00958/2012. Rekonstruksi dilakukan melalui penelitian/pegukuran di atas peta dan pengukuran terestrial (lapangan). Penelitian di atas peta dilaksanakan dengan mengkaji Peta Desa Watugajah dan Peta Desa Kaligayam Skala 1 : 5.000, dengan dukungan Peta Topografi Sheet 48IXLII-A Klaten edisi AMS 1943 kompilasi peta dari Cadastral Survey Office Surakarta, Bureau of Agraria Yogyakarta dan laporan medan dari Dinas Topografi Tahun 1935; data dari Peta RBI lembar 1408-313 Jabung edisi Bakosurtanal 1999 hasil survey lapangan Tahun 1995; serta data koordinat titik trianggulasi Q.46 Gunung Cilik, Q.118 Gunung Dukun dan T.49 Gunung Pilang.

Page 670: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

654 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Setelah tim mendapatkan gambaran situasi medan, hasil penelitian di atas peta tersebut dilanjutkan dengan kegiatan pengukuran lapangan GNSS Continuosly Operating Reference Stations (CORS), alat ukur jenis terbaru berteknologi tinggi yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, sehingga proses pengukuran dapat lebih akurat dan berlangsung cepat. Hasil rekonstruksi jalur batas secara singkat adalah bahwa bangunan yang dimanfaatkan untuk warung/kios berada pada wilayah administrasi Desa Kaligayam, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Penjelasan yang diberikan/dipaparkan oleh Tim Teknis Independen pada Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beserta para pihak yang bersengketa juga jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan, sehingga hasil rekonstruksi jalur batas tersebut dapat diterima oleh semua pihak.

Koordinasi dengan instansi vertikal di daerah, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum RI, juga dilakukan oleh Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY kaitannya dengan kegiatan sosialisasi batas daerah pada wilayah sungai. Dalam kegiatan sosialisasi Permendagri No. 70 Tahun 2007 tentang Batas Daerah Kabupaten Kulonprogo dengan Kabupaten Bantul di wilayah aliran Sungai Progo serta sosialisasi Permendagri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Batas Daerah antara Provinsi DIY dengan Provinsi Jawa Tengah di aliran Sungai Krasak, BBWSSO turut serta menjelaskan pada masyarakat setempat tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam pemanfaatan sungai. BBWSSO juga dengan cepat merespon keluhan warga masyarakat setempat terkait pembangunan sarpras sungai yang dipandang masih kurang. Kedepannya, koordinasi serupa antara Pemerintah Daerah DIY dengan BBWSSO dalam acara sosialisasi batas wilayah perlu dilanjutkan dan diperkuat.

1.2 Permasalahan dan Solusi

1.2.1 Permasalahan

Biaya operasional terkait penegasan batas wilayah cukup tinggi sehingga dapat menghambat kegiatan penegasan batas di lapangan.

1.2.2 Solusi

Pada masa mendatang, perlu dibuat Kerjasama Operasional (KSO) dengan instansi terkait sehingga dapat mendukung operasionalisasi kegiatan penegasan batas di lapangan.

Page 671: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 655

2. Kependudukan dan Catatan Sipil

Peran dan fungsi Gubernur dalam hal koordinasi dengan instansi vertikal di daerah pada pelaksanaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yaitu sebagai penanggung jawab penyelenggaraan administrasi kependudukan skala provinsi. Adapun kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan instansi vertikal di daerah adalah sebagai berikut:

a) Terkait dengan keberadaan orang asing pemegang ITAS (Ijin Tinggal Terbatas) dan ITAP (Ijin Tinggal Tetap). Berkoordinasi dengan kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM c.q. Kantor Imigrasi;

b) WNI yang akan berdomisili tetap, minimal 1 tahun di luar negeri, harus berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Kelas I dan BP3TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia);

c) Mengenai peristiwa penting, pengurusannya yang terlambat lebih dari satu tahun harus ada penetapan dari Pengadilan Negeri;

d) Baik peristiwa perkawinan maupun perceraian bagi warga negera beragama Islam berkoordinasi dengan Kantor Agama dan Pengadilan Agama;

e) Bagi anak atau orang yang tidak diketahui identitas orangnya harus memiliki berita acara pemeriksaan/surat keterangan dari kepolisian setempat.

2.1 Permasalahan dan Solusi

2.1.1 Permasalahan

1. Belum adanya kesamaan data Orang Asing pemegang KITAS/KITAP antarinstansi yang berwenang, sehingga diperlukan koordinasi data kependudukan orang asing.

2. Adanya beberapa permasalahan di lapangan mengenai administasi kependudukan dan pencatatan sipil.

2.1.2 Solusi

1. Pada masa yang akan datang, untuk meningkatkan pelayanan diperlukan adanya pelayanan satu atap yang terpusat di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q. Kantor Imigrasi DIY.

2. Untuk sinkronisasi pemecahan masalah diperlukan rapat koordinasi kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil

Page 672: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

656 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

dengan Pengadilan Agama, Kantor Agama, Kantor Imigrasi, Pengadilan Negeri.

D. PEMBINAAN BATAS DAERAH

1. Kebijakan dan Kegiatan

Batas daerah merupakan elemen penting pada era otonomi daerah. Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah secara implisit telah mengatur dimensi spasial suatu daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang otonom, yakni memiliki batas-batas wilayah tertentu. Adanya wilayah yang jelas dapat menjadi alas hak bagi pemerintah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan berdasarkan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Batas daerah harus memenuhi aspek yuridis dan aspek teknis. Aspek yuridis berupa ditetapkannya legalitas hukum batas daerah melalui Permendagri yang berisi cakupan wilayah yang berbatasan, koordinat titik batas, posisi pilar batas dan unsur geografis lainnya, seperti sungai, jalan. Sedangkan aspek fisik di lapangan ditandai dengan pemasangan pilar batas dan teridentifikasinya koordinat posisi pilar batas.

Dalam konteks DIY, terdapat 8 segmen perbatasan, yang terdiri atas 7 segmen perbatasan antara kabupaten/kota dan 1 segmen perbatasan provinsi. Dari 8 segmen tersebut, 7 segmen di antaranya sudah memenuhi aspek yuridis dan teknis, sementara satu segmen terakhir, yakni segmen perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul, baru menyelesaikan tahapan penggabungan peta koridor pada TA 2012 sebagai bahan usulan pengajuan draft permendagri tentang penetapan batas daerah.

Pembinaan batas daerah yang oleh Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY selama TA 2012 dilakukan melalui fasilitasi dan koordinasi penyelesaian permasalahan wilayah perbatasan berupa sosialisasi batas daerah, rapat koordinasi perbatasan (rakortas), serta penegasan batas daerah.

Pertama, kegiatan sosialisasi batas daerah. Pada TA 2012, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY melakukan 3 kali sosialisasi batas daerah melalui sosialisasi Permendagri Nomor 71 Tahun 2007 tentang Batas Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Balai Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul pada 30 April 2012.

Page 673: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 657

Kegiatan sosialisasi Permendagri Nomor 71 Tahun 2007 dilaksanakan untuk merespon permasalahan terkait tertib administrasi penduduk di wilayah perbatasan, di mana terdapat ± 21 KK warga Desa Girijati, Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunungkidul yang mendiami wilayah Pantai Parangendog, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Selain menghadirkan pemerintah desa yang berbatasan dan masyarakat setempat, kegiatan sosialisasi ini juga menghadirkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kedua kabupaten yang berbatasan guna mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Salah satu rekomendasi utama dalam sosialisasi ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kedua kabupaten tidak akan mempersulit pengurusan perpindahan status kependudukan ke-21 KK tersebut selama penduduk yang bersangkutan mempunyai tempat tinggal yang jelas dan legal serta bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Pihak desa dan kecamatan setempat diharapkan segera mendaftar mereka menggunakan blangko F1.01.

Kegiatan sosialisasi batas daerah berikutnya dilaksanakan di Balai Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, pada tanggal 13 September 2012. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjelaskan batas derah antara Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Kulonprogo dalam Permendagri Nomor 70 Tahun 2007 di aliran Sungai Progo. Kegiatan ini penting dilakukan mengingat adanya pergeseran aliran Sungai Progo pasca-erupsi Merapi 2010 silam yang mengakibatkan sebagian wilayah barat sungai (yang masuk wilayah Kabupaten Kulonprogo) hilang dan timbulnya tanah baru (wedi kengser) di sebelah timur sungai (yang masuk wilayah Kabupaten Bantul), padahal persepsi masyarakat masih menggunakan aliran sungai sebagai batas wilayah. Dalam kegiatan sosialisasi batas ini, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menekankan pada masyarakat dan pemerintah desa setempat yang berbatasan bahwa batas wilayah tidak akan berubah meski kenampakan alam di wilayah perbatasan berubah. Sebab, posisi dan koordinat pilar sudah tercatat dan ditetapkan dalam Permendagri.

Kegiatan sosialisasi batas berikutnya dilakukan Balai Desa Lumbungrejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman pada tanggal 21 September 2012. Kegiatan sosialisasi batas wilayah antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat setempat terkait perubahan aliran Sungai Krasak yang merupakan jalur batas kedua provinsi akibat erupsi Merapi tahun 2010. Persepsi masyarakat setempat yang menggunakan aliran sungai sebagai batas wilayah rentan menimbulkan konflik terkait dengan pemanfaatan SDA. Selain itu, perubahan aliran sungai juga menimbulkan beberapa persil tanah milik warga hilang pada satu sisi dan munculnya tanah baru

Page 674: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

658 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

(wedi kengser) pada sisi lainnya. Hal ini hampir terjadi pada sepanjang aliran Sungai Krasak, dan berpotensi menimbulkan ketidaktertiban dalam aspek administrasi pertanahan dan perpajakan. Kegiatan sosialisasi batas daerah ini, selain dihadiri oleh masyarakat dan pemerintah desa yang berbatasan, dihadiri juga oleh instansi vertikal (BPN dan BBWSSO) serta pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dalam kegiatan sosialisasi batas ini, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menekankan pada masyarakat dan pemerintah desa setempat yang berbatasan, bahwa batas wilayah tidak akan berubah meski kenampakan alam di wilayah perbatasan berubah, karena posisi dan koordinat pilar sudah tercatat dan ditetapkan dalam Permendagri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Batas Daerah antara Provinsi DIY dengan Provinsi Jawa Tengah.

Kedua, pembinaan batas daerah melalui kegiatan rakortas. Kegiatan rakortas mempunyai beberapa tujuan, yakni untuk me-review kembali batas daerah antar kabupaten/kota, mencari input terhadap permasalahan-permasalahan di wilayah perbatasan serta masukan/rekomendasi terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul di wilayah perbatasan atau masalah-masalah yang mempunyai dimensi lintas-batas daerah. Pada TA 2012, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY melaksanakan 4 kali rakortas dengan tema-tema yang terkait dengan bidang tertib administrasi kependudukan; bidang tertib administrasi pertanahan; pelayanan dasar bidang sarpras di wilayah perbatasan (fasilitasi jalan); serta aspek kerjasama bidang kesehatan, sarana prasarana (pilar batas daerah) dan penanganan masalah sosial di wilayah perbatasan kabupaten/kota.

Beberapa rekomendasi penting yang didapatkan dari serangkaian kegiatan rakortas tersebut di atas dapat dirinci seperti di bawah ini.

(1). Pada bidang kependudukan, dalam hal pendataan penduduk, maka pola pikir stelseel aktif sudah semestinya diubah. Pemerintah lebih aktif untuk mendata penduduk, sebab pemerintah mempunyai kewajiban untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan.

(2). Pada bidang tertib administrasi pertanahan, perlu ada kesepakatan antara Bupati/Walikota terkait dengan batas wilayah yang memotong persil tanah. Kesepakatan dimaksud adalah terciptanya batas wilayah yang tidak memotong persil tanah sehingga memudahkan penataan administrasi pertanahannya.

Page 675: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 659

Kemudian, rekomendasi yang muncul dalam rakortas pelayanan dasar bidang sarpras di wilayah perbatasan (fasilitasi jalan) dapat dirinci sebagaimana berikut.

(1). Kemasan kawasan perbatasan perlu diangkat dalam forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, mengingat pembahasan tentang pembangunan kawasan perbatasan tidak muncul/tidak dikenal dalam dokumen perencanaan baik skala nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota;

(2). Kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan di wilayah perbatasan akan lebih efektif dan efisien bila dilaksanakan melalui mekanisme kerjasama antar pemerintah daerah yang berbatasan. Dengan demikian, komitmen stakeholder akan muncul untuk menata pembangunan di kawasan perbatasan. Hanya, memang perlu komunikasi yang baik antara pihak eksekutif dan legislatif daerah terkait dengan penganggaran kegiatan; serta

(3). Masukan untuk pembangunan jalan-jalan di wilayah perbatasan dengan medan/topografi yang sulit supaya dibuat lebih kuat dengan menggunakan beton dan semen, mengingat kondisi tanah yang tidak stabil.

Berikutnya, rekomendasi yang muncul dalam rakortas aspek kerjasama bidang kesehatan, sarana prasarana (pilar batas daerah) dan penanganan masalah sosial di wilayah perbatasan kabupaten/kota. Rekomendasinya sebagai berikut.

(1). Bidang Kesehatan: perlu ada terobosan dalam kerjasama bidang kesehatan, mengingat aspek kerjasama antar daerah melibatkan mekanisme birokrasi pemerintahan, sementara pelayanan kesehatan terus berlangsung tiap hari, terutama untuk kasus-kasus tertentu dan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas wabah penyakit yang terjadi di masyarakat;

(2). Bidang sarana prasarana (pilar batas daerah): kerjasama pemasangan dan pemeliharaan pilar batas DIY-Jawa Tengah yang dilakukan oleh masing-masing pemerintah provinsi dapat menjadi contoh dilaksanakannya kerjasama serupa oleh pemerintah kabupaten/kota internal DIY, dengan tujuan penataan batas daerah yang lebih efektif dan efisien; serta

(3). Bidang sosial: secara eksternal sudah ada forum kerjasama Bidang Sosial melalui Mitra Praja Utama (MPU) yang melibatkan 10 provinsi. Namun demikian, kerjasama internal Kabupaten/Kota se-DIY belum ada, sehingga ke depan perlu

Page 676: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

660 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

dibentuk forum kerjasama Bidang Sosial Kabupaten/Kota se-DIY dengan fokus penanganan gepeng, pengamen dan anak jalanan.

Ketiga, penegasan batas daerah. Penegasan batas daerah dilakukan oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sebagai upaya penyelesaian permasalahan batas daerah. Perlu digarisbawahi, batas daerah pada prinsipnya tidak berubah, sehingga upaya yang dilakukan oleh Biro Tata Pemerintahan adalah menegaskan batas daerah sebagaimana tercantum dalam permendagri tentang batas daerah. Hal ini dapat dilihan pada saat penyelesaian sengketa wilayah antara Desa Watugajah dengan Desa Kaligayam serta penyelesaian jalur batas wilayah di komplek Candi Prambanan. Dalam penegasan batas daerah, keberadaan dokumen peta desa, peta dasar dan dokumen pengukuran sebelumnya menjadi sangat penting sehingga jalur batas dapat direkonstruksi atau ditelusuri secara jelas. Aspek penegasan batas daerah juga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosialisasi batas daerah, sehingga masyarakat setempat dapat mengetahui serta memahami batas daerah di wilayahnya.

2. Permasalahan dan Solusi

2.1 Permasalahan

1. Dalam praktiknya, masih ditemukan adanya anggota Tim Independen yang ternyata tidak bersikap independen/masih memihak kepada kepentingan daerahnya. Hal ini cukup menyulitkan dalam kegiatan penegasan batas wilayah.

2. Masih banyak permasalahan yang timbul terkait batas daerah, baik yang terkait dengan aspek teknis, sosial kemasyarakatan, tertib administrasi kependudukan, tertib administrasi pertanahan, tertib administrasi perpajakan, dan seterusnya. Dalam praktiknya, permasalahan yang muncul dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah DIY sudah terlanjur komplek.

2.2 Solusi

1. Tidak mengikutkan personil yang sama pada kegiatan serupa dan mencari personil lain yang expert di bidangnya daru luar instansi vertikal, misalnya dari kalangan akademisi.

2. Menekankan pada daerah (kabupaten/kota) di DIY untuk membuat kerjasama antar daerah terkait penyelesaian sengketa wilayah perbatasan, termasuk kerjasama dalam hal pemasangan dan/atau pemeliharaan pilar batas daerah.

Page 677: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 661

3. Mendorong terbentuknya forum perbatasan yang beranggotakan para pemangku kepentingan, sehingga permasalahan yang muncul di wilayah perbatasan dapat direspon dan ditindaklanjuti sedini mungkin.

E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulanggannya

Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Kriteria yang dipergunakan sebagai dasar penetapan status bencana didasarkan pada pengertian bencana sesuai undang-undang tersebut, yakni: “Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.”

Secara kuantitatif, sampai saat ini belum ada standar baku untuk penetapan status bencana, apakah suatu kejadian ditetapkan sebagai bencana ataukah musibah. Tanggap darurat dilakukan pada saat kejadian meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman dan bencana yang lainnya belum pernah ditetapkan status tanggap darurat oleh Pemerintah Daerah DIY karena kejadian bencana terjadi di tingkat lokal (kabupaten/kota) dan bukan lintas wilayah.

Kegiatan Penanggulangan Bencana dilaksanakan oleh masing-masing BPBD kabupaten/kota serta saling berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY.

Tabel VI.5 Frekuensi Kejadian Bencana di DIY Tahun 2011-2012

Jenis Bencana Bantul GK KP Sleman Kota Yk

2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012

Banjir 1 40 0 0 3 30 3 10 15 2

Kekeringan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tanah Longsor 9 13 1 4 49 181 0 8 0 0

Page 678: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

662 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Jenis Bencana Bantul GK KP Sleman Kota Yk

2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012

Kebakaran Hutan/Lahan

17 1 0 0 2 2 1 8 1 2

Gempa Bumi 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0

Angin ribut 27 126 33 1 5 25 13 84 16 2

Epidemi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gunung Meletus

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : BPBD DIY

Sumber : BPBD DIY

Gambar VI.1 Diagram Frekuensi Bencana

Kejadian bencana Banjir di wilayah DIY tahun 2011, di Kota Jogjakarta, terjadi di DAS Sungai Winongo, sungai Gajah Wong dan sungai Code, sementara tahun 2012 di Kota Yogyakarta sampai Bulan Desember 2012 hanya terjadi 2 kali. Untuk Kabupaten Kulon Progo, banjir terjadi di sekitar Sungai Progo dan daerah resapan di kota Kulon Progo. Sementara untuk Kabupaten Sleman terjadi di Kali Kkuning dan sungai yang berhulu di Gunung Merapi, yang timbul akibat lahar dingin Gunung

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012

Bantul GK KP Sleman Kota Yk

Banjir

Kekeringan

Tanah Longsor

Kebakaran Hutan/Lahan

Gempa Bumi

Angin ribut

Epidemi

Gunung Meletus

Page 679: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 663

Merapi. Jenis banjir yang terjadi merupakan banjir genangan yang terjadi di beberapa titik pada setiap musim penghujan, sedangkan banjir lahar dingin disebabkan oleh material gunung Merapi yang terbawa arus.

Tanah longsor terjadi di daerah perbukitan di wilayah DIY. Penyebabnya adalah hujan yang terus menerus dan kurangnya penopang tanah. Bencana ini murni dikarenakan oleh alam. Di Kabupaten Bantul, longsor terjadi di sekitar perbukitan timur Bantul, yang meliputi Piyungan dan Dlingo. Kejadiaan tertinggi tanah longsor terdapat di Kabupaten Kulonprogo yang mana daerahnya memang berbukit dan memiliki tanah yang labil.

Bencana kebakaran yang terjadi di wilayah DIY pada umumnya disebabkan karena hubungan arus pendek/konsleting listrik serta kelalaian warga dalam penggunaan api sehingga menyebabkan kebakaran rumah. Frekuensi terbanyak kejadian kebakaran di wilayah Kota Yogyakarta dikarenakan padatnya pemukiman. Padatnya pemukiman membuat risiko hubungan arus pendek menjadi sangat tinggi.

Tahun 2011, gempa bumi terjadi di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul, masing-masing sebanyak dua kali, tepatnya gempa terjadi di pantai selatan Bantul. Tahun 2012, terjadi 2 kali gempa, yang semuanya terjadi di Kabupaten Bantul. Gempa bumi ini tidak berdampak secara langsung karena terasa kecil dirasakan di wilayah Kabupaten Bantul.

Kejadian Angin Ribut di tahun 2011 dan tahun 2012 umumnya banyak terjadi pada akhir tahun yang berbarengan dengan tibanya musim hujan. Pergantian musim membuat angin cenderung tidak beraturan dan sangat kencang. Angka kejadian angin ribut tahun 2012 sangat tinggi, terutama di Kabupaten Bantul (126 kali) dan Kabupaten Sleman (84 kali).

1.1 Status Bencana

Berdasarkan data kejadian bencana DIY, dapat disimpulan bahwa status bencana adalah LOKAL. Ancaman bencana tertinggi wilayah DIY adalah tanah longsor, yang disusul oleh angin ribut di tempat kedua. Titik rawan bencana meliputi wilayah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Bantul. Bencana tanah longsor tercatat paling banyak terjadi pada bulan Oktober, November dan Desember, saat curah hujan mencapai titik tertinggi. Di wilayah Kabupaten Kulon Progo, terutama bagian utara, bencana tanah longsor menempati urutan pertama dengan cakupan titik rawan terbanyak. Topografi bagian utara merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500-1.000 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Kecamatan Pengasih. Sedangkan untuk Gunungkidul titik rawan bencana tanah

Page 680: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

664 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

longsor ada di 10 Kecamatan, yakni Purwosari, Semin, Gedangsari, Panggang, Nglipar, Ngawen, Playen, Ponjong, Patuk dan Girisubo.

1.2 Sumber dan jumlah anggaran

Alokasi sumber dana untuk penanggulangan bencana daerah selama tahun 2012 terdiri atas:

- APBD: jumlah sebesar Rp10.423.437.153,- dengan rincian untuk gaji sebesar Rp2.538.598.883,- dan belanja langsung sebesar Rp7.884.838.270,- dengan realisasi sampai akhir tahun 2012 sebesar Rp8.987.409.479 (86,22 %);

- APBN, terdiri atas: 1) Dekonsentrasi sebesar Rp266.510.000,- dengan realisasi

sebesar Rp216.484.575,- (81,23%); 2) Tugas Pembantuan sebesar Rp2.500.000.000,- dengan

realisasi sampai akhir Desember 2012 sebesar Rp2.154.936.850,- (86,20%).

1.3 Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana

Pemerintah DIY sudah mengantisipasi timbulnya bencana sesuai dengan sistem manajemen bencana melalui pengembangan regulasi yang memadai, perencanaan dan penganggaran, pengembangan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia.

Paradigma penanggulangan bencana sudah dikembangkan dari yang dulu berpola responsif-tanggap darurat menjadi lebih ditekankan pada upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana. Agar tercapai tujuan menghindari terjadinya bencana, Pemerintah DIY mengembangkan kebijakan penanggulangan bencana yang difokuskan pada:

a Membangun kesiapsiagaan dan infrastruktur di seluruh lini secara terencana dan terpadu (prabencana) yang terdiri atas:

1) Penguatan Peraturan Perundangan dan Kapasitas Kelembagaan;

2) Perencanaan Partisipatif dan Pengaturan Penanggulangan Bencana;

3) Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan;

4) Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dan Para Pemangku Kepentingan lainnya dalam Penanggulangan Bencana;

5) Pencegahan dan Mitigasi Bencana;

Page 681: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 665

6) Peringatan Dini;

7) Kesiapsiagaan;

b Membangun ketahanan dan ketangguhan masyarakat dan kelembagaan dalam menanggulangi bencana (tanggap darurat);

c Secepatnya memulihkan dan membangun kembali kehidupan masyarakat pasca bencana menjadi lebih baik (pasca bencana).

Contoh upaya yang sudah dilaksanakan

a. Perencanaan:

1) Sudah dilaksanakan identifikasi risiko bencana di DIY baik melalui peyusunan peta risiko bencana juga analisis risiko bencana;

2) Sudah disusun perencanaan penanggulangan bencana yang bertujuan sebagai pedoman DIY dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, dalam bagian dari Rencana Induk Pembangunan Daerah secara terpadu dan terkoordinasi, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada, sehingga dapat menurunkan risiko bencana di DIY secara signifikan;

3) Dalam beberapa jenis ancaman sudah disusun rencana kontinjensi bencana yang bertujuan sebagai pedoman penanganan bencana pada saat tanggap darurat bencana yang cepat dan efektif serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder) yang mengambil peran dalam penyusunan rencana kontijensi.

b. Penguatan kapasitas:

1) Sudah dikembangkan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas bagi masyarakat desa/kelurahan seperti pengembangan desa tangguh, kampung siaga bencana, dll.;

2) Sudah dilakukan wajib latih bagi aparat dan masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana;

3) Sudah dilakukan simulasi dan gladi lapang dan gladi posko untuk beberapa jenis ancaman bencana;

4) Sudah dikembangkan sistem peringatan dini baik yang berisi informasi hulu sampai penjangkauan informasi tersebut sebagai aksi tindak bagi masyarakat yang diidentifikasi akan terkena dampak bencana. (ancaman

Page 682: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

666 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

erupsi Gunung Merapi, tsunami, tanah longsor, epidemi, kekeringan, banjir);

5) Sudah terbentuk dan melembaga dengan baik forum koordinasi antara para pihak yang bekerja di bidang penanggulangan bencana yaitu Forum PRB sampai ke tingkat desa/kelurahan;

6) Investasi pada pengembangan teknologi informasi baik yang dikelola oleh BPBD melalui Pusdalop PB maupun yang dikelola masyarakat dalam membangun jejaring pengelolaan informasi;

7) Telah dilakukan diseminasi informasi daerah rawan bencana dan cara-cara pengurangan risiko bencana;

8) Investasi dalam peralatan dan logistik bencana;

9) Adanya alokasi tugas dan fungsi dalam penanggulangan bencana baik dari instansi pemerintah, kebupatan dan kota maupun instansi vertikal yang berada di wilayah DIY.

Apabila teridentifikasi terdapat potensi bencana yang akan terjadi maka dilakukan tindakan berupa langkah kesiapsiagaan seluruh jajaran aparat pemerintah. Tindakan ini dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun kerugian harta benda milik masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana. Selain itu, tindakan ini juga akan memudahkan upaya tanggap darurat apabila bencana itu terjadi, sehingga peran semua pihak dapat berjalan efektif berdasarkan sistem yang telah dirancang dan disepakati bersama.

1.4 Kelembagaan yang Khusus Dibentuk Menangani Bencana

Kelembagaan yang Khusus Dibentuk Menangani Bencana di DIY yaitu:

a Forum Pengurangan Risiko Bencana / Forum PRB; b Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana /

PUSDALOPS PB; c Tim Reaksi Cepat / TRC; d Taruna Siaga Bencana / Tagana; e Basarnas Kantor Perwakilan Yogyakarta.

1.5 Potensi Bencana yang diperkirakan terjadi

Jenis dan lokasi bencana alam yang mengancam DIY meliputi:

Page 683: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 667

a. Bencana alam Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara dan wilayah-wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi;

b. Bencana longsor dan erosi, terutama mengancam wilayah Kabupaten Kulon Progo bagian utara dan barat serta daerah perbukitan Kabupaten Gunungkidul bagian utara;

c. Bencana banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul;

d. Bencana kekeringan, biasa terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan;

e. Bencana tsunami, terdapat di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul;

f. Bencana alam akibat angin, biasa terdapat di wilayah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan daerah-daerah Kabupaten Sleman bagian utara, serta wilayah perkotaan Yogyakarta;

g. Bencana alam gempa bumi, berpotensi terjadi di wilayah DIY, baik gempa bumi tektonik maupun volkanik. Gempa bumi tektonik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan kawasan tumbukan lempeng (subduction zone), yaitu di sebelah selatan wilayah DIY (Samudera Indonesia). Di samping itu, secara geologi di wilayah DIY terdapat banyak patahan aktif, seperti Sesar Opak. Gempa tektonik dengan tingkat destruktif tinggi terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi vulkanik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan Gunung Merapi yang merupakan gunungapi teraktif di dunia.

Risiko tinggi terhadap bencana dapat disebabkan ancaman yang tinggi, tingginya kerentanan, serta rendahnya kapasitas untuk menanggulangi bencana.

Tabel VI.6 Wilayah Kecamatan-Kecamatan dengan Resiko Tinggi di DIY

Jenis Kabupaten/Kota

Ben-cana

Bantul Gunungkidul Kulon Progo Sleman Yogyakarta

Gem

pa

Bu

mi

Bambanglipuro, Jetis, Imogiri, Pandak, Pleret, Sewon, Pundong, Bantul, Kasihan,

Nglipar Berbah Kotagede

Page 684: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

668 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Jenis Kabupaten/Kota

Ben-cana

Bantul Gunungkidul Kulon Progo Sleman Yogyakarta

Piyungan, Banguntapan

Tsu

na

mi

Kretek, Sanden, Srandakan

Temon, Galur, Panjatan, Wates

Ta

nah

Lo

ng

sor

Dlingo, Imogiri, Pleret, Piyungan

Patuk, Gedang Sari, Ngawen, Nglipar, Semin, Ponjong

Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang

Prambanan

Ba

nji

r

Pandak, Srandakan, Sanden, Kretek, Sewon, Jetis, Imogiri

Temon, Galur, Lendah, Wates, Panjatan

Danurejan, Tegalrejo, Gedong-tengen

Eru

psi

Gu

nu

ng

Pakem

Kek

erin

ga

n

Panggang, Paliyan, Sapto Sari, Rongkop, Tepus, Ponjong, Nglipar

An

gin

Rib

ut

Kotagede, Kraton, Umbulharjo, Mergangsan, Wirobrajan, Ngampilan, Jetis, Gedong-tengen, Paku Alaman

Ep

idem

i

DB

D

Sewon, Banguntapan, Kasihan

Tanjung Sari Ngemplak, Kalasan, Depok, Gamping

Semua Kecamatan

Sumber : BPBD DIY

Selain itu berdasarkan penilaian potensi terjadinya bencana berdasarkan jenis ancamannya sebagai berikut:

Page 685: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 669

Sumber : BPBD DIY

Gambar VI.2 Potensi Terjadinya Bencana Berdasarkan Jenis Ancamannya

Tabel VI.7 Indikator dan Capaian Kinerja Penanggulangan Bencana

No Indikator 2011

2011

Target Realisasi %

Realisasi

1. Jumlah lembaga penanggulangan bencana dalam masyarakat

2 2 2 100

2. Jumlah regulasi tentang pengurangan risiko bencana

2 2 2 100

Sumber : BPBD DIY

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4

Dampak (consequences )

Kem

ungk

inan

Kej

adia

n (l

ikel

ihoo

d)

Gempa Bumi

Tsunami

Banjir

Tanah Longsor

Erupsi Gunung Api

Kekeringan

Deman Berdarah

Angin Ribut

Kekeringan

Gempa bumi

TsunamiAngin Ribut

Epidemi DBD

Erupsi

Gunung Api

Tanah

Longsor

Banjir

Page 686: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

670 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

2. Permasalahan dan Solusi

2.1 Permasalahan

1) Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM BPBD Provinsi DIY termasuk pegawai dengan latar belakang geografi dan geodesi yang saat ini belum ada.

2) Kurangnya pemahaman Standar Sistem Manajemen Keadaan Darurat (SSMKD) dari masing-masing sektor. Sistem Manajemen Keadaan Darurat belum dipahami semua sektor. Hal ini disebabkan sistem tersebut relatif baru dan sosialisasinya belum dilakukan secara merata ke semua sektor.

3) Adanya ego sektoral dalam penanganan bencana. Masing-masing institusi pada saat terjadi bencana merasa bahwa institusinyalah yang paling diperlukan dan merasa yang paling berwenang dalam penanggulangan bencana. Kondisi yang demikian ini menyebabkan sulitnya koordinasi.

2.2 Solusi

1) Mengoptimalkan SDM yang ada dan mengusulkan kebutuhan pegawai.

2) Melakukan sosialisasi yang merata ke semua sektor. 3) Melakukan koordinasi dengan semua institusi yang terkait dengan

penanggulangan bencana.

F. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS

Pengelolaan Kawasan Khusus : BANDARA ADISUTJIPTO

Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada hakekatnya adalah Pangkalan TNI AU yang asal muasalnya digunakan untuk pelatihan Sekolah Penerbangan TNI-AU dengan pendidikan Akademi Angkatan Udara (AAU) untuk pendidikan penerbang yang asset kepemilikannya adalah TNI –AU. Dalam perkembangannya Pemerintah membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pertahanan/Panglima Angkatan Bersenjata RI, Menteri Perhubungan RI dan Menteri Keuangan No.KEP/30/IX/1975,KM393/S/PHB/75 dan KEP.927a/MK/IV/8/1975 tanggal 21 Agustus 1975 tentang Dasar-dasar Penggunaan Bersama Pangkalan/Pelabuhan Udara.

Berdasarkan Surat Persetujuan Bersama antara TNI AU dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. Perjama/04/VI/1994 dan

Page 687: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 671

No. SKEP/151/XI/1994 tanggal 2 November 1994 tentang Penggunaan Sebagian Areal Tanah Pangkalan TNI-AU Adisutjipto Yogyakarta untuk Pengembangan dan/atau Pembangunan Bandar Udara beserta fasilitasnya yang selanjutnya disempurnakan dengan Surat Persetujuan Bersama antara TNI AU dan Ditjen Perhubungan Udara No. SPB/5/XII/2001 dan No. AU/4261/KUM.135/2001 tanggal 12 Desember 2001 tentang Penyempurnaan Surat Persetujuan Bersama Tahun 1994, maka Pangkalan Udara Adisutjipto berubah menjadi Bandara Enclave Civil (penerbangan komersial/sipil berada di bandara militer) dengan nama Bandara Adisutjipto.

Selanjutnya pada tanggal 1 April 1992, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1992, manajemen penyelenggaraan penerbangan sipil Bandar Udara Adisutjipto secara resmi masuk ke dalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I dan mulai tanggal 2 Januari 1993 statusnya dirubah menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan/Kendala Teknis

1. BOARDING GATE

- Kapasitas sudah tidak mencukupi dengan jumlah penumpang yang ada saat ini

2. SERVICE ROAD

- Terlalu sempit sehingga alur embark/disembark passenger menjadi satu dengan Ground Support Equipment, tractor, pushback car dan truk Pertamina.

3. PARKING SPACE

- Kapasitas parkir pesawat yang ada (untuk 8 pesawat) tidak lagi mencukupi dengan jumlah penerbangan yang ada saat ini.

4. OPERATING HOURS

- Penambahan Operating Hours dan Perijinannya untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah penerbangan ke depan. Saat ini beroperasi s.d. jam 21:00 WIB (bisa diperpanjang 1 jam).

5. AIR TRAFFIC

- Pengaturan air traffic yang lebih terencana terutama apabila ada Military Training sehingga tidak mengganggu jadual pendaratan dan atau tinggal landas.

Page 688: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

672 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

6. RUNWAY

- Landas pacu yang ada tidak dapat didarati pesawat berbadan lebar, padahal potensi pasar di Jogya cukup besar.

Selain kendala teknis, Bandara Adisutjipto juga memiliki keunggulan teknis yakni: Memiliki fasilitas penunjang transportasi yang cukup baik: Trans Jogja, stasiun KA dan Taxi yang memudahkan penumpang pesawat dari sekitar kota Jogja menuju bandara

Solusi

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan/kendala teknis di atas, salah satunya adalah dengan memindahkan lokasi latihan penerbangan TNI AU di Lapangan Terbang Gading sehingga penggunaan landas pacu dapat lebih efisien.

Selain itu, juga telah mulai diupayakan pemindahan bandara Adisutjipto ke lokasi baru yang lebih representatif dan aman bagi keselamatan penerbangan. Lokasi yang disepakati oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten sebagai hasil studi kelayakan Bandara Baru pada bulan April 2012 adalah Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Sampai dengan saat ini telah selesai dilaksanakan pembulatan Master Plan Bandara Baru yang prosesnya dimulai pada tanggal 7 Mei 2012 dan selesai pada tanggal 7 Agustus 2012

Pembuatan MasterPlan dimaksudkan untuk:

dukungan terhadap pembuatan Bandara Baru untuk menggantikan Bandara Adisutjipto, Yogyakarta

mendapatkan rekomendasi MP dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, serta ijin lokasi

mendapatkan persetujuan MP dari Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub

memperoleh izin lokasi dari Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub

G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

Kondisi umum Daerah Istimewa Yogyakarta di tahun 2012 cukup kondusif. Gangguan kamtramtibmas dan kerawanan sosial yang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung mengalami penurunan.

Page 689: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 673

Menurut laporan pelaksanaan kegiatan fasilitasi Satuan Koordinasi Pengumpulan Data Situasi Daerah (SATKORPULSIDA), kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) roda dua hingga saat ini masih merupakan kasus yang paling menonjol, disusul oleh kasus penipuan dan kasus pencurian dengan pemberatan. Peringkat tiga besar kasus gangguan kamtibmas tersebut jumlahnya cukup besar, sehingga berpotensi untuk menimbulkan keresahan di masyarakat.

Banyak hal yang memicu terjadinya tindak kriminal tersebut. Di antaranya adalah tekanan ekonomi, semakin berkembangnya modus kejahatan dan kontrol sosial masyarakat yang semakin rendah. Semakin berkembangnya arus informasi dan teknologi juga menjadi pemicu kecenderungan untuk melakukan tindak kriminalitas dan kerawanan sosial di masa-masa mendatang.

Peredaran narkoba dan minuman keras yang semakin meluas menjadi salah satu pemicu terjadinya tindak anarkis dan kejahatan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini pada akhirnya akan memberikan citra negatif bagi DIY.

Disamping itu, letak geografis dan kondisi geografis wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di antara gunung berapi dan samudera menyebabkan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat rawan terhadap bencana alam, khususnya letusan gunung berapi dan gempa bumi. Terjadinya erupsi Gunung Merapi pada akhir tahun 2010, yaitu pada bulan Oktober dan awal November, di samping membawa bencana khususnya di wilayah kabupaten Sleman juga menjadikan warga masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta semakin meningkat rasa kesetiakawanan sosial dan semakin meningkatkan pula kebersamaan dalam mengatasi berbagai macam permasalahan sosial. Kegiatan siskamling berjalan semakin baik. Tingkat kesadaran warga masyarakat dalam menjaga lingkungan, khususnya mencegah terjadinya aksi kejahatan dan memonitor terjadinya bencana, semakin baik pula. Pada akhirnya hal ini memberikan ketenteraman pada warga masyarakat.

Sebagai konsekuensi predikat miniatur Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta merasakan dampak adanya kemajuan dan heterogenitas kelompok masyarakat yang ada, baik dari sisi agama, etnis/suku, budaya, bahasa, serta adat dan kebiasaan. Heterogenitas masyarakat tersebut menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta menyimpan berbagai potensi konflik sosial, terutama konflik yang bernuansa agama, konflik antarsuku, konflik antargolongan, konflikantar pengikut partai, konflik antara kebijakan pemerintah daerah dengan keinginan sebagian masyarakat, dan lain sebagainya.

Page 690: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

674 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Aksi unjuk rasa di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang tahun 2012 terjadi 254 kali. Aksi unjuk rasa mengusung berbagai persoalan, antara lain permasalahan sosial ekonomi (214 kali), idiologi politik (24 kali), dan SARA (khusus) 16 kali. Aksi unjuk rasa biasanya di lakukan di tempat-tempat seperti kantor Gubernur, Gedung DPRD, perempatan Tugu, perempatan Kantor Pos Besar, serta Bundaran UGM. Penanganan unjuk rasa dilakukan secara persuasif dan sinergi antara Satpol PP, Polri, TNI dan Satuan Keamanan Masyarakat, sehingga potensi gangguan ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum dapat diminimalisir.

Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan dengan pendekatan preemptif, preventif, persuasif dan represif. Pendekatan preemptif, preventif dan persuasif lebih diutamakan daripada pendekatan represif. Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu dengan sosialisasi, pemantauan, operasi non yustisi dan operasi yustisi. Peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang menjadi target disosialisasikan kepada masyarakat. Selanjutnya, dipantau apakah masyarakat sudah memahami dan menaati Peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan tersebut. Dari hasil pemantauan dapat diketahui sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan dikenakan operasi non yustisi, yaitu diberikan pembinaan dan teguran disertai berita acara dan pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan. Terhadap pelanggar peraturan perundang-undangan, tindakan ditingkatkan menjadi operasi yustisi, yaitu bagi masyarakat yang melanggar peraturan perundang-undangan diproses secara hukum.

Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan fungsi dan tugasnya maka akan sangat strategis apabila untuk merealisasikan visi lebih menitikberatkan pada peningkatan kualitas hasil yang berupa bahan kebijakan di bidang ketenteraman dan ketertiban umum, sehingga pimpinan pemerintah daerah dapat mengambil kebijakannya secara cepat, tepat dan benar. Hal ini tidak mudah, sebab harus didukung oleh sumberdaya manusia, keuangan, sarana, parasarana, teknologi dan kebijakan yang kontinyu dan konsisten. Meski demikian, peningkatan kualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam

Page 691: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 675

penetapan misi organisasi. Tanpa efektifitas, efesiensi, keunggulan, inovasi, prestasi kerja tinggi tak akan tercapai.

Berdasarkan pertimbangan di atas dan sasaran yang ingin dicapai Satuan Polisi pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta maka kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut:

B. Meningkatkan kualitas pelayanan internal Satuan Polisi Pamong Praja;

C. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;

D. Meningkatkan pengendalian ketenteraman dan ketertiban umum;

E. Meningkatkan operasional pencegahan gejolak sosial masyarakat;

F. Meningkatkan pengamanan aset Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;

G. Meningkatkan kualitas pengawalan gubernur, wakil gubernur dan tamu daerah;

H. Meningkatkan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.

Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu permasalahan/hambatan internal dan permasalahan/hambatan eksternal.

1. Permasalahan Internal

a. Terbatasnya SDM yang dimiliki oleh Anggota Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di bidang administrasi maupun petugas lapangan, baik kualitatif maupun kuantitatif, serta banyaknya anggota pol pp yang usianya sudah di atas 45 tahun sehingga mempengaruhi kinerja pegawai.

b. Terbatasnya sarana dan prasana yang dimiliki dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi.

c. Lemahnya koordinasi dengan instansi terkait, baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota dikarenakan tingkat eselonisasi organisasi tidak sesuai.

2. Permasalahan Eksternal

a) Gangguan Kamtibmas dan kerawanan sosial yang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung mengalami

Page 692: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

676 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

penurunan, namun modus kejahatan semakin berkembang. Di samping itu, kontrol sosial yang semakin rendah juga menjadikan kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas dan kerawanan sosial.

b) Dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundangan lainnya diperlukan peningkatan pemberdayaan PPNS.

c) Terdapat Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang perlu dilakukan perubahan atau penyempurnaan karena tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini, khususnya yang menyangkut sanksi pidana dan besaran denda.

d) Permasalahan wilayah perbatasan dalam bidang penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, perjudian dan miras.

Solusi

1. Meningkatkan sinergitas antara unsur Kepolisian RI, TNI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta, dan unsur terkait lainnya dalam mengatasi tindakan kriminal.

2. Perlunya peningkatan koordinasi dan dilaksanakannya bimtek, coaching clinic, diklat PPNS.

3. Pencermatan dan pengkajian ulang Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.

4. Koordinasi dan operasi bersama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.

H. TUGAS-TUGAS UMUM PEMERINTAHAN LAINNYA YANG DILAKSANAKAN OLEH DAERAH

H.1 E-PROCUREMENT

Untuk menanggulangi resiko tindak pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, Pemerintah Republik Indonesia membangun sistem pengadaan dengan metode pengadaan secara elektronik atau e-Procurement. Inisiasi dari e-Procurement

Page 693: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 677

dimulai dengan implementasi e-government procurement (EGP) di Indonesia melalui regulasi Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 (Keppres 80/2003) yang mengatur tentang pengadaan barang/jasa pemerintah. Secara eksplisit Keppres 80/2003 mengijinkan proses pengadaan melalui e-procurement. Beberapa instansi mulai mengembangkan sistem EGP masing-masing.

Sistem Pengadaan e-Procurement Nasional yang diberi nama Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dimulai pada tahun 2006-2008. Sistem ini dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa-Bappenas pada tahun 2006, sesuai Inpres nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Pada tahun 2007 telah dimulai pelelangan secara elektronik melalui LPSE oleh Bappenas dan Departemen Pendidikan Nasional.

Pada Desember 2007, Presiden mengeluarkan Keppres Nomor 106 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Lembaga ini merupakan pemekaran Pusat Pengadaan yang sebelumnya berada di Bappenas. Dengan adanya Keppres ini, seluruh tugas menyangkut kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah menjadi tanggung jawab LKPP, termasuk di dalamnya pengembangan dan implementasi electronic government procurement.

Penguatan pelaksanaan e-procurement didukung dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (Perpres 54/2010) sebagai pengganti Keppres 80/2003 yang lebih tegas dan jelas mengatur pelaksanaan pengadaan secara elektronik. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tersebut kemudian diubah sebanyak 2 (dua) kali dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 (Perpres 35/2011) dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Perpres 70/2012). Perubahan melalui Perpres 70/2012 di antaranya mengetengahkan penguatan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik (e-catalogue) sebagai bagian dari sistem e-procurement yang terminologinya disebut e-purchasing. Praktik e-purchasing di antaranya digunakan untuk penunjukkan langsung kendaraan bermotor yang telah melaksanakan kontrak payung (framework contract) dengan LKPP dengan harga dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan Government Sales Operational (GSO). Sistem e-purchasing tersebut akan dikembangkan LKPP hingga ruang lingkup barang/jasa lain seperti obat, alat kesehatan, alat pertanian, jasa layanan internet, alat tulis kantor, dan barang-barang teknologi informasi.

Terobosan Pemerintah dalam rangka menggalakkan implementasi e-procurement semakin gencar sejak diterbitkannya Instruksi Presiden nomor 17 tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan

Page 694: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

678 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Korupsi Tahun 2012 (Inpres 17/2011) pada 19 Desember 2011 yang ditujukan kepada Pimpinan Kementerian /Lembaga /Daerah/ dan Institusi lainnya (K/L/D/I). Terbitnya Inpres 17/2011 tersebut mempengaruhi pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintah sebagai bagian dari Strategi Pencegahan KKN. Salah satu rencana aksi sebagai bagian Strategi Pencegahan tersebut adalah “Pelaksanaan trasparansi proses Pengadaan Publik Pemerintah.” Sasaran Inpres 17/2011 adalah APBN K/L/D/I Tahun 2012 dengan proporsi 75% dan APBD tahun 2012 dengan proporsi 40% belanja Pemda (Prov./ Kab/ Kota) yang dipergunakan untuk pengadaan barang/ jasa wajib menggunakan SPSE melalui LPSE sendiri atau terdekat. Tahun 2012 merupakan era optimalisasi e-procurement sebagai metode mutakhir dalam pengadaan barang/jasa yang bersih dan akuntabel serta mulai menggeser paradigma pengadaan barang/jasa manual konvensional yang rentan KKN.

Perkembangan LPSE Provinsi DIY: 2008 - 2012

Perkembangan LPSE di daerah (provinsi/kabupaten/kota) jauh lebih cepat dibandingkan pemerintah pusat karena melakukan pendirian dengan inisiatif sendiri. Wilayah Provinsi DIY merintis melalui Pemerintah Kota Yogyakarta yang melakukan lelang elektronik perdana pada bulan Agustus 2008 setelah sebelumnya meluncurkan LPSE pada bulan Juli 2008. Sedangkan Pemda DIY, dengan dukungan dari Kemitraan, meluncurkan LPSE pada 12 November 2008. Peluncuran LPSE DIY ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman 005/MOU/KA/XI/2008 | Nomor 15/KSP/XI/2008 antara LKPP RI dan Pemerintah Provinsi DIY pada 11 November 2008. Pendirian LPSE DIY memiliki dasar pelaksanaan berupa Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di Lingkungan Provinsi DIY.

LPSE DIY kemudian bekerja sama dengan Kabupaten di wilayah DIY untuk mendirikan LPSE dan mengimplementasikan pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-Procurement). Sebagai hasilnya, 4 (empat) Kabupaten di DIY, yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, Bantul, dan Sleman telah berhasil mendirikan LPSE, masing-masing dalam kurun waktu 2009-2010. LPSE Provinsi DIY membawahi tiga agency LPSE, yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul. Sedangkan LPSE Kabupaten Sleman berdiri sebagai organisasi sendiri.

Atas perannya tersebut, LPSE Provinsi DIY dianugerahi Penghargaan LPSE Motivator dari LKPP RI pada Rapat Koordinasi Nasional LPSE ke-6 tahun 2011 di Jakarta. Penghargaan tersebut

Page 695: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 679

dianugerahkan kepada LPSE Provinsi DIY karena telah berpartisipasi aktif mendorong implementasi total e-Procurement di Provinsi DIY. Penghargaan tersebut tentu memotivasi LPSE di Provinsi DIY untuk membantu perwujudan tata pemerintahan yang baik (good governance), meningkatkan akuntabilitas dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN dari aspek pengadaan barang/ jasa pemerintah. Dalam perkembangan terakhir pada tahun 2011 telah berdiri pula LPSE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta melengkapi keberadaaan LPSE di DIY dari lingkungan universitas/akademik.

Secara kuantitas paket lelang elektronik dengan sumber pembiayaan dari APBN dan APBD meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, terdapat 24.475 paket pengadaan barang/jasa berhasil dilelangkan dengan total pagu lelang Rp.53,2 triliun. Pada tahun 2012, terjadi peningkatan tajam dengan total pagu lelang sebanyak 90.437 paket pengadaan barang/jasa dengan nilai Rp.148,8 triliun. Efisiensi anggaran negara yang dihasilkan pada tahun 2011 sebesar Rp.4,4 triliun (11,72%). Sedang untuk tahun 2012, telah dihasilkan efisiensi lebih dari Rp13,025 triliun atau 10,92%. Efisiensi tersebut dapat mencerminkan sebagian keberhasilan pelaksanaan layanan LPSE. Dalam pengembangan LPSE, LKPP juga bermitra dengan Lembaga Sandi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

LPSE Provinsi DIY pada tahun 2012 telah melelangkan 572 paket dengan nilai total Rp.587 miliar. Dari jumlah tersebut, 333 paket senilai Rp.380,783 miliar berasal dari pelelangan pada SKPD Provinsi DIY, baik yang dibiayai melalui APBD maupun APBN. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 LPSE Provinsi DIY melelangkan paket pengadaan sebanyak 2 paket uji coba senilai Rp.548 juta, tahun 2009 terdapat 26 paket senilai Rp.10,58 miliar, dan tahun 2010 sebanyak 87 paket lelang senilai Rp.53,6 miliar. Pada tahun 2011 LPSE Provinsi DIY telah melelangkan 290 paket total pagu sebesar Rp.307,9 miliar. Total paket pengadaan Eprocurement hingga tahun 2012 sebesar 977 paket dengan pagu total Rp959 Miliar atau hampir Rp1 Triliun.

Page 696: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

680 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Sumber data: LKPP (diolah)

Gambar VI.3 Grafik Perkembangan Paket Pengadaan dari Tahun 2008-2012 (dalam satuan paket)

Sumber data: LKPP (diolah)

Gambar VI.4 Grafik Perkembangan Pagu Pengadaan dari Tahun 2008-2012 (dalam juta rupiah)

226

87

290

572

2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Paket Pengadaan Eprocurement TA 2008-2012

(dalam satuan paket)

Page 697: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 681

Proporsi besaran nilai pelelangan pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APBD Provinsi DIY yang menggunakan sistem e-Procurement pada LPSE Provinsi DIY dibandingkan dengan nilai total APBD yang dipergunakan untuk pengadaan barang/jasa adalah 0,11 % pada tahun 2008, 1,63% pada tahun 2009, 3,02 % pada tahun 2010, dan 21,7% pada tahun 2011. Proporsi tersebut terus naik mencapai 41,60% pada tahun 2012. Sebagian besar belanja modal APBD DIY tahun 2012 dibelanjakan dengan e-procurement, yaitu sebesar 85,8%. Hal tersebut tidak lepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi DIY yang berusaha mendorong implementasi e-Procurement untuk mengoptimalisasi realisasi APBD pada tahun berjalan.

Sumber data: LKPP, LPSE DIY (diolah)

Gambar VI.5 Grafik Proporsi Eprocurement dalam APBD DIY (2008-2012; dalam %)

Pada tahun 2009 dan 2010 Gubernur DIY mengeluarkan surat edaran kepada SKPD untuk meningkatkan jumlah paket yang dilelangkan secara elektronik, minimal 1 paket pekerjaan dari total anggaran belanja pada masing-masing SKPD. Walaupun pada tahun 2011 Gubernur DIY tidak mengeluarkan Surat Edaran untuk mendorong pelelangan elektronik, namun telah terbangun kesadaran dan inisiatif SKPD setelah diberikan himbauan, sosialisasi dan pelatihan yang berkesinambungan sejak 2008 hingga 2010. Terlebih lagi, diundangkannya

0.111.63

3.02

21.7

41.6

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2008 2009 2010 2011 2012

proporsi Eproc APBD (%)

Page 698: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

682 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah semakin mendorong Pemda DIY untuk meningkatkan pelaksanaan pengadaan secara elektronik.

Semangat Pemda DIY dalam menciptakan pemerintahan yang bersih, utamanya pada aspek pengadaan barang/jasa pemerintah yang akuntabel, kompetitif dan bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme melalui pelaksanaan e-procurement, memperoleh dasar yang lebih kuat dengan dikeluarkannya Inpres 17/2011. Utamanya terkait target minimum 40% dari total APBD Provinsi/ Kab/ Kota yang dipergunakan untuk pengadaan dan 75% dari total APBN Kementerian/Lembaga/Institusi lainnya (K/L/I) pada tahun anggaran 2012 untuk dilelang melalui e-procurement..

Pada tahun 2012, selain melayani SKPD Provinsi DIY, LPSE Provinsi DIY juga melayani 1 Kabupaten, yaitu Kabupaten Gunungkidul dan 30 sub admin agency dari (K/L/I). Pada kurun waktu sebelumnya, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, LPSE Provinsi DIY melayani 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo (2009-2011), Kabupaten Gunungkidul (2009- sekarang) dan Kabupaten Bantul (2010-2011). Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul melaksanakan pengadaan secara elektronik melalui LPSE secara mandiri sejak tahun 2012.

Sejumlah 32 sub admin agency (2012) dari K/L/I, menurut data LPSE Provinsi DIY Desember 2012, antara lain:

1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPK RI; 2. BP2 GAKI Magelang; 3. Politeknik Kesehatan KEMENKES Yogyakarta; 4. Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional II; 5. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo; 6. Universitas Pembangunan Nasional "VETERAN" Yogyakarta; 7. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian; 8. Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta; 9. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi DIY; 10. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur; 11. Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa

Yogyakarta Resor Sleman; 12. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DIY; 13. Direktorat SABHARA POLDA DIY; 14. Direktorat Reskrimum POLDA DIY; 15. Biro Sarpras POLDA DIY; 16. Satbrimobda DIY; 17. Biddokkes Polda DIY;

Page 699: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 683

18. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta;

19. UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia-LIPI; 20. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional; 21. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DI. Yogyakarta; 22. Badan Pemeriksa Keuangan; 23. Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Yogyakarta; 24. Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta; 25. Badan Pusat Statistik Provinsi DIY; 26. Satker Pengembangan LLAJ DIY; 27. Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta; 28. Sekolah Polisi Negara SELOPAMIORO; 29. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V; 30. Balai Besar Kerajinan dan Batik 31. Kementerian Lingkungan Hidup Republik; Indonesia Pusat

Pengelolaan Ekoregion Jawa; 32. Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik.

Adapun jumlah grup/kelompok kepanitiaan yang melaksanakan e-procurement melalui LPSE DIY dalam kurun waktu tahun 2008–2012 cenderung meningkat. Dari total 1425 grup panitia berturut-turut tahun 2012 adalah yang tertinggi sebanyak 552, tahun 2011 sebanyak 541, tahun 2010 sebanyak 239, tahun 2009 sebanyak 88 dan terendah pada tahun 2008 sebanyak 5.

Page 700: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

684 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Sumber data: LKPP, LPSE DIY (diolah)

Gambar VI.6 Grafik e-Procurement dari Tahun 2008-2012 (Satuan Grup Kepanitiaan)

Antusiasme mengikuti e-Procurement juga terjadi pada penyedia barang/jasa yang mendaftarkan dirinya untuk mengakses LPSE. Hal tersebut tercermin dari perkembangan registrasi rekanan yang terus meningkat. Pada tahun 2012 terdapat 5.043 perusahaan/rekanan yang telah melakukan registrasi online dan 4.230 perusahaan rekan telah terverifikasi dan mendapatkan akses menggunakan program aplikasi LPSE Provinsi DIY. Proses registrasi ini kemudian menjadi lebih mudah diakses di seluruh Indonesia, dengan dibukanya Agregasi Data Penyedia (ADP) bagi perusahaan yang mendaftar pada 414 LPSE di seluruh Indonesia. Dengan fasilitas ADP, sistem pada LPSE Provinsi DIY dapat melayani lebih banyak perusahaan dari Provinsi DIY maupun dari luar Provinsi DIY.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna SPSE baik Pemerintah maupun Penyedia Barang/Jasa, LPSE Provinsi DIY menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan setiap tahun sejak tahun 2008. Adapun sasaran sosialisasi dan pelatihan antara lain bagi Penyedia Barang/Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia Pengadaan, Administrator Agency, Verifikator, Helpdesk, dan Auditor. Penyelenggaraan

5

88

239

541 552

2008 2009 2010 2011 2012

Panitia Pengadaan Pengguna EprocurementTA 2008-2012

(satuan grup kepantiaan)

Page 701: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 685

sosialisasi dan pelatihan LPSE Provinsi DIY, bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah lainnya. Sebagai contoh, kerja sama dengan lembaga pemerintah, dalam menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan E-Audit bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) LPSE Provinsi DIY bekerja sama dengan LKPP RI. Adapun APIP yang diundang antara lain Inspektorat Provinsi DIY, Inspektorat Kabupaten/Kota dan BPKP. Dengan lembaga nonpemerintah, LPSE Provinsi DIY bekerjasama dengan Kemitraan, menyelenggarakan pelatihan dalam rangka mendirikan LPSE Kabupaten Sleman. Sedangkan kerjasama dengan Proyek SCBD-P dilakukan dalam pelaksanaan Pelatihan e-Procurement untuk Pejabat Eselon IV di Lingkungan Pemda DIY.

Tantangan Implementasi e-Procurement

1. Penataan Organisasi Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 mengamanatkan agar e-

Procurement diterapkan sebagian/seluruhnya paling lambat tahun 2012. Hal ini menuntut kesiapan semua pihak. Pada saat yang sama, pelayanan kepada para penyedia dan panitia dan PPK belum optimal, karena gugus tugas pelaksana LPSE masih terfokus pada pekerjaan yang menjadi tugas pokok dan fungsi yang bersangkutan. Diharapkan penataan organisasi LPSE dan Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) dapat dilakukan sebelum tahun 2014, sehingga dapat mengatasi masalah tersebut. Penataan organisasi tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 dan Peraturan Kepala LKPP RI Nomor 2 Tahun 2010 tentang LPSE.

Langkah maju sebagai solusi telah dilakukan pada tahun 2013, yaitu dengan berpindahnya LPSE DIY dari Bappeda DIY ke Dishubkominfo DIY. Perpindahan tersebut dilakukan dengan pertimbangan ketugasan dari LPSE memiliki titik berat pada layanan berbasis teknologi informasi pada Bidang Layanan Teknologi dan Manajemen Informasi, Dishubkominfo DIY. Solusi keterbatasan SDM telah dicoba ditanggulangi dengan melakukan rekruitmen tenaga bantu Non-PNS untuk membantu pelayanan helpdesk dan verifikasi sejumlah 3 orang.

Solusi lain yang akan diupayakan Pemerintah Daerah DIY adalah membentuk ULP sebelum tenggat akhir tahun 2014 yang tinggal 1 tahun lagi. Hal ini dilakukan agar pelayanan pengadaan barang/jasa dapat lebih optimal.

Page 702: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

686 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

2. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi dan Tata Cara e-Procurement. Pelaksanaan e-Procurement yang telah diatur oleh Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010, Peraturan Kepala LKPP RI nomor 1 tahun 2010 tentang Tata Cara E-Tendering dan Peraturan Gubernur nomor 27 tahun 2008 belum sepenuhnya dipahami oleh para pengguna layanan SPSE. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kesalahan (error) dan atau kesalahpahaman dalam pelaksanaan. Untuk mengatasi persoalan tersebut, LPSE Provinsi DIY perlu melakukan sosialisasi dan fasilitasi e-procurement berkesinambungan agar terjadi peningkatan kesepahaman dalam rangka menciptakan kondisi pengadaan barang/jasa yang kompetitif, akuntabel dan kredibel.

3. Kapasitas Layanan dan Infrastruktur Bertambahnya jumlah pengguna yang terdaftar dan terjadinya perluasan akses, berpotensi menyebabkan kemacetan jaringan dan aplikasi sehingga akan menghambat pelaksanaan pelelangan dan menurunkan kepuasan pengguna layanan. Oleh karena itu, LPSE Provinsi DIY perlu meningkatkan kapasitas layanannya agar memenuhi harapan pengguna. Pada Triwulan IV 2011 LPSE Provinsi DIY telah melakukan pengadaan infrastruktur baru berupa Mainframe Server dan Server Option Storage untuk mengantisipasi kenaikan kapasitas penggunaan pada tahun 2012. Hingga akhir tahun 2012 keluhan terhadap layanan akibat macetnya sistem dapat diatasi. Langkah yang perlu dilakukan pada tahun berikutnya adalah memastikan pasokan listrik dengan pengadaan generator set untuk mendukung kelangsungan layanan pada data center/ ruang server selama 24 Jam nonstop. Macetnya layanan LPSE pada tahun 2012 lebih banyak terjadi karena matinya listrik PLN.

4. Forum LPSE se-DIY Tuntutan peningkatan kapasitas layanan dan kesepahaman pelayanan LPSE di DIY menuju pasar pengadaan nasional menumbuhkan kesadaran para pengelola LPSE se-DIY untuk membentuk Forum Komunikasi LPSE se-DIY yang berjalan sejak tahun 2010. Melalui forum ini para pengelola LPSE dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, termasuk kendala yang dihadapi, sehingga muncul kesepakatan-kesepakatan dalam pengelolaan LPSE. Namun demikian ada kendala ketika kesepakatan-kesepakatan yang dicapai akan dituangkan dalam dokumen formal yang mengikat anggota karena Forum Komunikasi tersebut bersifat informal.

Page 703: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 687

5. Terbitnya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013: e-procurement 100%

Diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 sebagai pembaharuan dari Inpres 17/2011 merupakan tantangan baru bagi Pemerintah Daerah DIY pada tahun 2013. Sasaran Inpres 17/2011 untuk APBD tahun 2012 berupa keharusan melaksanakan e-procurement 40% belanja Pemda (Prov./Kab/Kota) yang dipergunakan untuk pengadaan barang/jasa ditingkatkan menjadi 100% pada APBD tahun 2013. Tentunya perlu komitmen dan tindak lanjut bersama dari seluruh unsur Pemda dan pemangku kepentingan untuk mencapai target tersebut.

H.2 TRANS JOGJA

Trans Jogja merupakan salah satu bentuk layanan kepada masyarakat yang berwujud ketersediaan sarana angkutan umum yang terjangkau serta memperhatikan faktor keselamatan, kenyamanan dan keamanan dalam layanannya. Keberadaan Trans Jogja didasari karena adanya keluhan terhadap kondisi angkutan perkotaan yang ada pada saat itu, sehingga pada bulan Februari tahun 2008, Trans Jogja mulai dioperasikan dengan konsep dasar layanan buy the service. Konsep layanan buy the service ini dimaksudkan bahwa pemerintah yang akan menanggung segala kerugian yang timbul karena adanya pengoperasian angkutan umum. Pihak operator dibayar oleh pemerintah untuk menyediakan layanan angkutan umum yang sesuai dengan standar pelayanan minimum (spm) yang telah disepakati dan mereka akan dikenakan denda jika melanggar kesepakatan tersebut. Pendapatan dari hasil pengoperasian Trans Jogja menjadi pendapatan milik pemerintah dan pemerintah pula yang menentukan harga tiket, sehingga Trans Jogja dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat.

Keberadaan Trans Jogja dalam mendukung pergerakan dan mobilitas orang di Perkotaan Yogyakarta, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah melalui kemudahan akses dan kemudahan perpindahan orang antarwilayah di Perkotaan Yogyakarta. Keberadaan Trans Jogja juga diharapkan dapat mengurangi problem lalu lintas di perkotaan Yogyakarta. Tingginya pemakaian kendaraan bermotor dan kurangnya penggunaan angkutan umum menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan bagi pergerakan lalulintas yang akan berdampak pada timbulnya kemacetan lalu lintas.

Page 704: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

688 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Kegiatan yang Dilakukan

Untuk mendukung pengoperasian layanan Angkutan Umum Buy The Service, Pemerintah Daerah DIY telah menyediakan anggaran APBD Tahun Anggaran 2012 melalui kegiatan berikut ini.

a. Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Angkutan Umum Buy The Service dengan anggaran sebesar Rp40.850.163.991,00. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk pembayaran BOK (biaya operasional kendaraan) sebesar Rp26.759.828.850,00 dan honorarium tenaga kerja halte sebesar Rp12.983.843.996,00.

b. Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan fasilitas Angkutan Umum Buy The Service dengan anggaran Rp776.779.870,00 yang digunakan untuk belanja pemeliharaan fasilitas pendukung Trans Jogja berupa. Kegiatan rehabilitasi meliputi:

- Pemeliharaan Mesin Tiket SMTS;

- Pemeliharaan dan Perawatan Halte ;

- Pemeliharaan Jalan Akses sekitar Halte.

c. Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Bus Trans Jogja dengan anggaran Rp2.767.156.442,00. Dana tersebut digunakan untuk belanja modal, berupa:

- Pengadaan Kendaraan Penarik Halte 1 unit;

- Pengadaan Alat Komunikasi HT 19 unit;

- Pengadaan Halte Portable 20 unit;

- Pengadaan dan Pemasangan Mesin Tiket SMTS On Bus 54 unit;

- Pengadaan dan Pemasangan Kursi Tunggu Penumpang 43 unit;

- Pengadaan dan Pemasangan Sandaran Sepeda Penumpang Bus Trans Jogja 2 unit;

- Pembangunan Pengembangan Halte 5 unit;

- Pengadaan Meja Kursi Penjaga Halte 100 buah.

d. Kegiatan Evaluasi Kinerja Trans Jogja dengan anggaran sebesar Rp149.999.900,00 yang digunakan untuk kegiatan swakelola dalam rangka Evaluasi Kinerja Trans Jogja. 473957000 (retribusi terminal).

Kondisi Eksisting Operasional Trans Jogja

Page 705: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 689

Pada tahun 2012 target pendapatan dari tiket Trans Jogja sebesar Rp23.000.000.000,00. Namun, akibat 20 bus bantuan baru belum dapat dioperasikan, target pendapatan berubah melalui anggaran perubahan menjadi Rp17.000.000.000,00. Realisasi pendapatan Trans Jogja tahun 2012 mencapai Rp17.407.646.993,80, dengan mengangkut penumpang sebanyak 6.382.802 orang.

Pembayaran untuk Pengoperasian Trans Jogja (Pembayaran BOK) pada realisasi tahun 2012 adalah sebesar Rp23.901.993.532,00, dengan dana yang dialokasikan untuk BOK sebesar Rp26.759.828.850,00. Dengan demikian terdapat sisa dana sebesar Rp2.857.835.318,00. Besaran dana sisa tersebut selanjutnya dikurangi untuk pembayaran biaya retribusi terminal sebesar Rp473.957.000,00, sehingga sisa dana menjadi Rp2.383.878.318,00. Ditambah dengan dana penyusutan sebesar Rp1.059.442.163,39 maka total dana yang tersisa adalah sebesar Rp3.443.320.481,39.

Dengan pendapatan sebesar Rp17.407.646.993,80 dan pembayaran BOK sebesar Rp23.901.993.532,00, maka besaran nilai subsidi menjadi sebesar Rp6.494.346.538,20 atau 27% dari total BOK. Nilai subsidi ini turun dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 29,32% di tahun 2011.

Pendapatan Trans Jogja dari tahun 2009 hingga tahun 2012 cenderung mengalami kenaikan, dari Rp15,30 Milyar pada tahun 2009 menjadi Rp17,41 Milyar pada tahun 2012. Sebaliknya, subsidi dari Pemerintah DIY pada kurun waktu yang sama trennya cendurung menurun, dimana pada tahun 2009 besaran subsidi sebesar Rp11,50 Milyar sementara pada tahun 2012 turun menjadi Rp5,43 Milyar. Semenyata itu, jumlah penumpang yang memanfaatkan jasa layanan Trans Jogja mengalami kenaikan, yakni dari 5,12 juta penumpang pada tahun 2009 menjadi 6,38 juta penumpang pada tahun 2012.

Page 706: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

690 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Gambar VI.7 Perkembangan Pendapatan, Subsidi dan Jumlah Penumpang Trans Jogja, 2009-2012

Operasional Trans Jogja didukung oleh unsur-unsur berikut: a. Armada bus ukuran sedang sebanyak 54 unit terdiri dari 34 bus

milik Operator PT JTT dan 20 bus dari Pemerintah DIY; b. Fasilitas halte sebanyak 112 unit terdiri dari 36 halte yang

dibangun oleh Pemerintah Kota dan 76 halte yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi. Halte-halte tersebut tersebar pada 8 jalur, yaitu 1A/B, 2 A/B, 3 A/B dan 4 A/B. Petugas halte sebanyak 740 orang, terdiri atas petugas TGA (Tiketing dan Gate Acces) sebanyak 586 orang dan 154 penjaga malam halte;

c. 30 unit halte portable yang telah dibuat dan telah terpasang; d. 1 unit Halte Mobile yang berfungsi untuk menggantikan halte

yang tertutup oleh penutupan jalan atau dalam keadaan darurat; e. 8 unit Bike Rack atau rak sepeda yang terpasang di 8 unit Bus

Trans Jogja; f. 2 titik Park and Ride, yang berada di Terminal Prambanan dan

Taman parkir Ngabean; g. 51 alat komunikasi HT yang terbagi di semua petugas POS

sebagai alat koordinasi; h. 54 SMTS On Bus yang terpasang di 54 bus; i. 43 unit kursi tunggu penumpang yang dipasang di 43 halte; j. 1 unit kendaraan penari halte yang berfungsi untuk menarik

halte mobile; k. 2 unit sandaran sepeda penumpang bus Trans Jogja yang

dipasang di halte Bina Marga dan Halte Instiper;

15.3017.50 18.04 17.41

11.50

7.69 7.49

5.43

5.12 5.83 6.01

6.38

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

2009 2010 2011 2012

jumlah pendapatan (Milyar Rp) jumlah subsidi (Milyar Rp)

jumlah penumpang (Juta)

Page 707: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 691

l. 5 unit pengembangan halte yang diperluas areanya karena penumpang cukup ramai, yaitu halte Bandara Adisucipto, halte Giwangan, halte Terminal Jombor, halte RS. Yap, dan halte SMP 5;

m. 100 buah meja dan kursi penjaga halte yang tersebar di 100 halte; n. Awak kendaraan yang berjumlah 260 orang, terdiri atas 129

pramudi dan 131 pramugara/i.

Permasalahan Operasional Trans Jogja

1. Perjanjian kerjasama antara Pemerintah DIY dengan PT. Jogja Tugu Trans yang belum mencerminkan adanya kesetaraan kedua belah pihak.

2. Pengendalian internal SKPD terhadap operasional bus Trans Jogja belum optimal.

3. Time Table Operasional Bus Trans Jogja sering tidak terpenuhi atau cenderung terlambat. Keterlambatan disebabkan oleh padatnya arus lalu-lintas pada ruas jalan yang dilalui oleh rute Trans Jogja. Hal ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat pengguna bus Trans Jogja karena interval jarak antar bus menjadi semakin panjang dan berpengaruh pada waktu tunggu kedatangan bus yang bertambah lama.

4. Untuk pelayanan jalur 4A dan 4B, belum dapat direalisasikan karena operasional bus bantuan sebanyak 20 bus dari Kementerian Perhubungan masih dalam proses administrasi perubahan TNKB dari plat merah menjadi plat kuning.

Solusi

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk penyelesaian permasalahan di atas antara lain sebagai berikut:

1. Perlu segera dilakukan perubahan klausul-klausul dalam Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi DIY dengan PT. Jogja Tugu Trans Nomor 4/Perj/Gub/II/2008 tanggal 6 Februari 2008 tentang Pengelolaan Sistem Pelayanan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum Wilayah Perkotaan dengan Sistem Buy The Service di Provinsi DIY.

2. Mekanisme pengelolaan keuangan pembayaran BOK harus dilakukan sesuai dengan mekanisme baku dalam pengajuan pembayaran BOK.

3. Dukungan manajemen lalu lintas dan penerapan bus priority di beberapa titik tertentu, sehingga operasional bus Trans Jogja dapat

Page 708: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

692 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

berjalan lancar dan dapat mencapai batasan waktu tunggu penumpang seperti yang diharapkan;

4. Mempercepat proses administrasi perubahan TNKB bus bantuan, sehingga dapat segera dioperasionalkan.

H.3 KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID)

Lembaga Penyiaran Indonesia sebagai media komunikasi massa mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi yang memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol selain sebagai perekat sosial.

Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selama ini dikenal mempunyai predikat sebagai destinasi budaya dan destinasi pendidikan, wajib memiliki filter untuk menjaga kelestariannya dari pencemaran pengaruh negatif budaya asing yang masuk melalui berbagai media, termasuk lembaga penyiaran. Pemerintah Daerah melakukan pembinaan terhadap lembaga-lembaga Penyiaran yang berada di DIY agar terus berkembang tanpa meninggalkan koridor yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Komisi Penyiaran Independen Daerah, yang salah satu tugasnya adalah menjaga agar masyarakat mendapatkan informasi yang layak, menjadi benteng untuk membendung pencemaran budaya asing.

Dalam mengemban tugasnya, KPID akan dihadapkan pada dua tugas dua sisi yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, dalam rangka melindungi masyarakat, KPID harus memberikan sanksi tegas kepada lembaga penyiaran yang melanggar peraturan. Di sisi lain, KPID harus membina dan memberikan perlindungan hukum agar lembaga penyiaran di DIY dapat tumbuh berkembang dengan sehat sehingga dapat mendorong timbulnya minat investor untuk mendirikan usaha penyiaran di DIY dan membantu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Tujuan

1. Terselenggarakannya Lembaga Penyiaran di DIY yang sesuai dengan standar Kelayakan Program Penyiaran baik dari segi managemen maupun kualitas materi yang disiarkan.

2. Terjaminnya masyarakat untuk mendapatkan informasi yang layak, sesuai dengan kaídah budaya dan agama.

Page 709: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 693

3. Terjaminnya kepastian dan perlindungan hukum bagi Lembaga Penyiaran.

4. Terwujudnya materi siaran yang mendukung visi dan misi Provinsi DIY

Realisasi Kegiatan

1. Bidang Perijinan

Pada tahun 2012 telah dilaksanakan proses perijinan sebagai berikut:

a. Radio Siaran Swasta sebanyak 26 radio;

b. Radio Komunitas sebanyak 27 radio dan yang sudah mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) sementara ini berjumlah 3 radio komunitas;

c. Televisi Komunitas yang diproses sebanyak 3 TV dan yang sudah mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP), sementara 1 Televisi komunitas;

d. Televisi Swasta berjaringan sebanyak 10 TV dan sudah mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) sementara;

e. Kegiatan pertemuan melalui pelatihan Radio Komunitas 1 kali.

2. Bidang Pengawasan Isi Siaran

a. Pengaduan masyarakat terhadap isi siaran sebanyak 578 aduan dalam setahun berdasarkan program acara yang melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.

b. Dari 578 aduan tersebut yang telah ditindak lanjuti 408 aduan. c. Telah melaksanakan pemantauan dengan memasang kotak aduan di

5 SLTA di DIY.

3. Bidang Kelembagaan

a. Sosialisasi melalui televisi lokal (Jogja TV) dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan sebanyak 12 kali.

b. Sosialisasi melalui Radio (Istakalisa) dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan sebanyak 12 kali.

c. Melaksanakan sosialisasi/Literacy Media kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan LSM dan Mahasiswa KKN di wilayah DIY dan sekitartarnya sebanyak 32 kali.

d. Telah melaksanakan MoU dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta serta organisasi kemasyarakatan lainnya sebanyak 10 MoU.

Page 710: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

694 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

e. Kegiatan pertemuan melalui diskusi publik sebanyak 3 kali

f. Kegiatan pertemuan melalui Seminar 1 kali.

g. Kegiatan pertemuan melalui Workshop 1 kali

h. Kegiatan pertemuan melalui Lokakarya 1 kali.

i. Kegiatan pertemuan melalui Public Hearing 1 kali.

H.4 Komisi Informasi Daerah DIY

Komisi Informasi (KI) DIY yang dalam SK pembentukannya adalah Komisi Informasi Provinsi (KIP) DIY berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 227/KEP/2011 tentang Penetapan Anggota Komisi Informasi Provinsi DIY tgl 19 Oktober 2011 dan pengukuhan Anggota pada tgl 31 Oktober 2011.

KI DIY dibentuk sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Adapun susunan pengurusnya pada periode pertama adalah:

Ketua: Siti Roswati Handayani, SH., MPA.

Wakil Ketua: Drs. Sarworo Soeprapto, MSi.

Bidang Kelembagaan: Dra. Istiatun

Bidang Sosialisasi: Ir. J. Surat Djumadal

Bidang Penyelesaian Sengketa: Dewi Amanatun, SIP, MPA

Visi dan Misi yang dimiliki KI DIY adalah “Menjadi Lembaga yang mandiri, Profesional dan Pengawal Budaya Keterbukaan Informasi Publik di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Untuk mencapai visi yang ditetapkan, KI DIY memiliki beberapa misi, yaitu:

1. Menyelesaikan Sengketa Informasi publik dengan cepat, tepat dan mudah;

2. Mendorong adanya Keterbukaan Informasi pada Badan Publik di wilayah DIY agar lebih Peka dan Responsif terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua pihak;

3. Mendorong dan membangkitkan inisiatif masyarakat untuk mengakses informasi publik dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat;

Page 711: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 695

4. Mewujudkan lembaga yang mandiri, transparan, adil, non diskriminatif, kredibel dan akuntabel dalam penyelesaian sengketa informasi.

Tugas dan Kewenangan Komisi Informasi DIY

Sesuai dengan Tugas dan kewenangan yang dimiliki berdasarkan Undang-Undang, KI DIY memiliki tugas menerima, memeriksa dan memutuskan sengketa informasi publik di daerah melalui mediasi dan/atau ajudikasi informasi. Sedangkan kewenangannya meliputi:

1. Memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa;

2. Meminta catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh badan publik terkait untuk mengambi Keputusan dalam upaya menyelesaikan sengketa informasi publik;

3. Meminta keterangan atau menghadirkan pejabat badan publik atau pihak yang terkait sebagai saksi dalam sengketa informasi publik;

4. Mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam ajudikasi non litigasi penyelesaian informasi publik;

5. Membuat Kode Etik yang diumumkan kepada publik sehingga masyarakat dapat menilai kinerja KI DIY.

Hubungan Komisi Informasi Pusat dengan Komisi Informasi DIY

Hubungan KI DIY dengan KI Pusat bersifat koordinatif. Penyelesaian sengketa informasi melalui mediasi dan ajudikasi atas badan publik yang ada di wilayah DIY, untuk sengketa informasi atas badan publik yang ada di wilayah DIY diselesaikan oleh KI DIY.

Program dan Kegiatan Komisi Informasi DIY

Sampai akhir Oktober tahun 2012, pengaduan sengketa informasi yang masuk ke Komisi Informasi sebanyak 19 buah. Dari semua permohonan penyelesaian sengketa, tidak semua berlanjut ke tahap mediasi maupun ajudikasi, karena harus melengkapi prosedur administrasi. Pengaduan yang dapat diselesaikan melalui mediasi sebanyak 2 kasus dengan Pelapornya adalah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) sementara pihak Terlapornya adalah Partai Politik (Gerindra dan PKS). Satu kasus lain menjadikan Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai pihak Terlapo, sedangkan pijak Pelapor adalah masyarakat. Kasus

Page 712: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

696 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

diselesaikan dengan sidang ajudikasi, karena badan publik sebagai terlapor adalah lembaga vertikal, sehingga kasus disidangkan oleh KI Pusat dengan meminjam ruang sidang Pengadilan Tinggi DIY.

Fokus kegiatan lain yang dilakukan KI DIY adalah melakukan edukasi terhadap masyarakat maupun badan publik melalui sosialisasi mengenai keberadaan lembaga KI DIY dengan tugas dan kewenangannya, yang sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan lain yang pendukungnya.

H.5 LEMBAGA OMBUDSMAN DAERAH (LOD)

Eksistensi Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) DIY dimaksudkan untuk dapat memberikan bantuan kepada setiap warga masyarakat memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional dan proporsional dari Pemerintah Daerah. Laporan pengaduan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan daerah di DIY ditindaklanjuti melalui pemberian rekomendasi. Rekomendasi Perbaikan Pelayanan Publik di DIY selama Tahun 2012 yang telah dikeluarkan LOD DIY sebanyak 72, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel VI.8 Laporan Pengaduan Lembaga Ombudsman Daerah

No Laporan Pengaduan

1 Pengurusan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sleman

2 Respon Kepala Desa Terhadap Permohonan Penegasan Batas Desa Sendangrejo, Minggir, Sleman

3 Dugaan Intimidasi oleh Kepala SDN Keputran “A”

4 Pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman

5 Identitas Kependudukan Bagi Orang Yang Hidup Di Jalanan Di Kota Yogyakarta ditujukan kepada Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta

6 Kehadiran Kepala Bagian Sosial Di Kantor Pemerintah Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman

7 Kebijakan Pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ditujukan kepada Kepala Biro Administrasi Umum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

8 Pemberhentian Siswa SD Muhammadiyah Kleco, Yogyakarta ditujukan kepada Kepala SD Muhammadiyah Kleco, Yogyakarta

Page 713: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 697

No Laporan Pengaduan

9 Petugas Pemberi Pelayanan di Pemerintah Desa Banguntapan, Bantul ditujukan kepada Kepala Desa Banguntapan, Bantul

10 Kesalahan Identitas Sertifikat Tanah ditujukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul

11 Pelayanan Balik Nama Sertifikat Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul ditujukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul

12 Bantuan Biaya Kesehatan Bagi Warga Kota Yogyakarta Yang Tidak Memiliki Identitas ditujukan kepada Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta

13 Pelayanan Lurah Pasar Beringharjo Barat

14 Peserta e-KTP Yang Tidak Dapat Melakukan Proses Perekaman Data E-Ktp Pada Jadwal Yang Telah Ditentukan di Kantor Kecamatan Gamping, Sleman

15 Pelayanan Pertanahan di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman ditujukan kepada Pemerintah Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman

16 Program Layanan Rakyat Untuk Sertipikat Tanah (LARASITA) di Dusun Cikal, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul ditujukan kepada Kepala Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul dan Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul

17 Izin Warga Pembangunan Hotel Edelweis Di Samirono Baru ditujukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kota Yogyakarta

18 Bantuan Biaya Kesehatan Bagi Warga Di Kabupaten Sleman ditujukan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Sleman

19 Pembagian Hunian Sementara/Shelter Di Dusun Suruh, Argomulyo, Cangkringan, Sleman ditujukan kepada Kepala Dusun Bronggang Suruh, Argomulyo, Cangkringan, Sleman

20 Program Jatah Hidup Bagi Korban Erupsi Gunung Merapi ditujukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Sleman

21 Pelayanan Kesehatan di RSUP Dr. Sardjito

22 Program Pengerasan Lantai Di Dusun Ngepringan IV, Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman ditujukan kepada Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman

23 Pelebaran Jalan Di Daerah Dusun Klonconan-Gabugan-Toino,

Page 714: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

698 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Laporan Pengaduan

Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman ditujukan kepada Kepala Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman

24 Akses Jalan di Sitisewu, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta ditujukan kepada Camat Gedongtengen, Yogyakarta; Lurah Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta; Ketua RW 01 Sitisewu, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta; Ketua RT 03 RW 01 Sitisewu, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta.

25 Pelayanan Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman

26 Izin Usaha Di Kota Yogyakarta ditujukan kepada Kepala Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

27 Transparansi Biaya Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA) ditujukan kepada Kepala Dusun Grindang

28 Pemenuhan Hak Mantan Istri Pegawai Negeri Sipil (PNS) Akibat Perceraian Di Kabupaten Gunungkidul ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Gunungkidul; Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Gunungkidul; Kepala Sekolah Dasar (SD) Panggang I Gunungkidul

29 Penanganan Bencana Di Sungai Glundeng Gunung Kidul Oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Kidul ditujukan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Kidul

30 Kelompok Usaha Bersama (Kube) Di Kota Yogyakarta ditujukan kepada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta

31 Pelayanan Pertanahan Di Desa Nomporejo, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo ditujukan kepada Pemerintah Desa Nomporejo, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo

32 Pelayanan Izin Gangguan Di Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman

33 Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Di Kabupaten Sleman

34 Pengajuan Pinjaman Utang Ke Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

35 Pengajuan Pinjaman Utang Ke Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

36 Pelayanan Jaminan Persalinan Di Puskesmas Mergangsan, Kota Yogyakarta

37 Pungutan Dalam Program Ajudikasi Pertanahan Di Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo

Page 715: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 699

No Laporan Pengaduan

38 Pendataan Keluarga Miskin Pemegang Kartu Keluarga Miskin Di Kota Yogyakarta

39 Pelayanan Publik Di Dusun Sewugalur

40 Sertipikat Ganda ditujukan kepada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

41 Kebijakan Pembayaran Sekolah Di SMK YPKK 2 Sleman

42 Kebijakan Pembayaran Sekolah Di Madrasah Aliyah Negeri III Yogyakarta

43 Bidang Pertanahan Antara Manto Sutrisno Dengan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul

44 Bidang Kependudukan Di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta

45 Bidang Transportasi Umum Antara Boniyem Dengan PT. Kereta Api Indonesia

46 Bidang Kesejahteraan Antara Susanto Dengan Ketua Rt 17, Dayakan, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta

47 Bidang Pendidikan Antara Warga Yang Meminta Identitasnya Dirahasiakan Dengan SMKN 1 Bantul

48 Bidang Perizinan Dan Pemenuhan Fasilitas Umum Dan Fasilitas Sosial Antara Warga Perumahan Nasional Bumi Guwosari Indah Dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul

49 Dalam Bidang Pendidikan Antara Supardi Dan Suwito Dengan SMA UII, Yogyakarta

50 Bidang Pertanahan Antara Bambang Purwoko Dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul

51 Dalam Bidang Perizinan Antara Susanto Dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Kulon Progo

52 Bidang Kesehatan Antara Nurjayanto Dan Jiyanto Dengan Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan Kabupaten Sleman

53 Bidang Pelayanan Antara Albertus Sukriswanto Dengan Kepala Dusun Wijilan, Wijimulyo Kulon Progo Dan Eko Kintoyoko

54 Bidang Perizinan Pertambangan Antara Albertus Sukriswanto Dengan Kepala Dusun Wijilan

55 Bidang Bantuan Permodalan Antara Unit Pengelola Permodalan Kelompok Petani Kabupaten Gunungkidul Dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

56 Bidang Pelayanan Administrasi Kependudukan Antara Agus

Page 716: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

700 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Laporan Pengaduan

Santoso Dengan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Bantul

57 Bidang Pendidikan Antara Tri Andaryani Dengan Sekolah Dasar Negeri 1 Jambidan Kabupaten Bantul

58 Bidang Kesehatan Antara Rennta Chrisdiana Dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Sleman

59 Bidang Pelayanan Kepegawaian Antara Heru Budi Santosa Dengan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta

60 Bidang Pelayanan Pendidikan Antara Riyanto Sobrun Dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

61 Bidang Kelistrikan Antara Lukman Djuliantoro Dengan Pt Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jawa Tengah Dan Yogyakarta Area Pelayanan Dan Jaringan (Pln Djty Apj) Yogyakarta

62 Bidang Pendidikan Antara Syamsuhadi Dengan Madrasah Aliyah Negeri Ii Yogyakarta

63 Bidang Perizinan Penambangan Tanah Urug (Galian C) Antara Aliansi Pemuda Peduli Lingkungan Wonolelo Dengan Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul

64 Bidang Kepegawaian Antara Asmawi Dengan Kepala Bagian Hukum Kabupaten Sleman Dan Kepala Bagian Pemerintah Desa Kabupaten Sleman

65 Bidang Pertanahan Antara Dewo Broto Dengan Pemerintah Desa Sinduadi Dan Tim Koordinasi Program Konsolidasi Tanah (Land Consolidation) Kabupaten Sleman

66 Bidang Kesejahteraan Sosial Antara Sumardi Dengan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Yogyakarta

67 Bidang Perizinan Antara Rahardhaniek S. Dengan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Dan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta

68 Bidang Pelayanan Administrasi Kependudukan Antara Erikson Hutagalung Dan Niken Ardila Dengan Pemerintah Desa Banyusoco, Playen, Gunung Kidul

69 Bidang Pertanahan Antara Heny Endro Susilowati Dengan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul

70 Bidang Jaminan Kesehatan Antara Ari Kurniawati Dengan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito

71 Bidang Pelayanan Pemerintahan Antara Heru Susanto Dengan Pemerintah Kabupaten Sleman

Page 717: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 701

No Laporan Pengaduan

72 Bidang Kesejahteraan Sosial Antara Nobertus Noeralim Dengan Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta Dan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Yogyakarta

H.6 LEMBAGA OMBUDSMAN SWASTA (LOS)

Salah satu fungsi Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY adalah memberikan rekomendasi penyelenggaraan praktik badan usaha dan usaha informal yang beretika dan berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat dari praktik penyimpangan usaha dan malpraktek bisnis. Sepanjang Tahun 2012, LOS DIY telah menghasilkan 36 Rekomendasi untuk Perbaikan Tata Kelola Usaha Beretika di DIY. Berikut adalah rincian ekomendasi yang telah dihasilkan.

Tabel VI.9 Rekomendasi Lembaga Ombudsman Swasta

No Rekomendasi ditujukan kepada

1 SMK Perindustrian Yogyakarta

2 Baituttamwil Tamzis

3 DPC Design

4 PT. ASA Land

5 Indogrosir Yogyakarta

6 UD Sengkati Jaya Bersaudara

7 PT. Asuransi Jiwasraya

8 Indomaret AMC

9 PT. Summit Oto Finance

10 PT. Sung Chang

11 PT Arofa Utama

12 PT. Anindya Mitra International

13 Mirota Kampus Terban

14 PT. Kharisma Eksport

15 PT. BPR Dana Mas Prima

16 The Rich Hotel

17 D-System

18 PT. Janu Putra Sejahtera

19 PT. Ludira Husada Tama

20 Artha Asia Finance

21 CV Karya Anugerah

22 PT. Commerce Finance

23 Bupati Sleman dan Kepala Dinas Pasar Sleman (Toko Mulia, DSM,

Page 718: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

702 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

No Rekomendasi ditujukan kepada

Purnama, Matahari)

24 PT Mahadana Asta Berjangka

25 Koperasi Sejahtera Bersama

26 Pimpinan CV. Rifani Tri Utama

27 Pimpinan First Finance

28 Pimpinan PT. Indosat Tbk.Yogyakarta

29 Pimpinan UP 45

30 Carrefour

31 Indosat

32 UP 4S

33 Carrefour

34 PT. Perumnas Cab. Yogyakarta

35 PT. Oto Multiartha

36 WOM Finance

H.7 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) merupakan satu-satunya badan yang bertanggung jawab dalam menghimpun, membina, serta mengkoordinasikan seluruh olahraga prestasi yang ada di berbagai wilayah, sesuai dengan tingkatannya (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Koordinator Kecamatan).

KONI juga merupakan Komite Olimpiade Indonesia dengan mengacu pada Olympic Charter, sehingga KONI melaksanakan Gerakan Olimpiade di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh International Olympic Committee (IOC).

KONI DIY mempunyai tugas membina pelatih maupun atlet yang ada di wilayah Provinsi DIY dengan mengacu pada program-program pembinaan dari KONI pusat. Melalui pembinaan dan pelatihan secara intensif dan progresif diharapkan KONI DIY dapat mempersiapkan atlet-atlet yang berbakat dan berprestasi untuk mewakili DIY pada kejuaraan olahraga berskala nasional.

Dalam pengembangan organisasi, KONI DIY memiliki visi ”tercapainya prestasi tinggi melalui pendekatan holistik dan sinergik”. Visi tersebut diharapkan dapat menjadi milik bersama guna memotivasi olahraga di DIY agar maju dan bersinergi. Demi mencapai visi tersebut KONI DIY telah merinci beberapa misi, yaitu:

Page 719: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 703

1. Mengkoordinasikan dan mensinergikan berbagai komponen terkait dalam proses pembinaan prestasi;

2. Mengkoordinasikan dan membina kegiatan olahraga prestasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga;

3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan keikutsertaan induk organisasi cabang olahraga yang mengikuti PON;

4. Mengusahakan bantuan SDM, fasilitas, peralatan, dan dana yang diperlukan untuk pembinaan prestasi sesuai ketentuan yang berlaku;

5. Mengembangkan sistem, metode, dan pengelolaan pembinaan prestasi dengan pendekatan IPTEK.

Visi dan misi KONI DIY tercermin dalam program-program kerja yang dilaksanakan oleh KONI DIY. Beberapa program prioritas untuk pembinaan olahraga yang dilakukan KONI DIY di tahun 2012 antara lain sebagai berikut :

1. Pembinaan Organisasi dan Kesekretariatan;

2. Pembinaan berbagai Cabang Olahraga;

3. Penyelenggaraan Kejuaraan Daerah untuk masing-masing Pengurus Provinsi (Bantuan kepada 39 Pengurus Provinsi untuk Melaksanakan Kejurda);

4. Penyelenggaraan persiapan untuk mengikuti PON XVIII yang meliputi pembinaan atlet dan pelatih serta rekrutmen;

5. Penyelenggaraan Pelatda Pra PON XVIII, Pelatda PON XVIII, dan Pelatda PORCANAS 2012;

6. Mengikuti kualifikasi Pra PON XVIII;

7. Mengikuti PON XVIII;

8. Mengikuti PORCANAS 2012.

KONI DIY menyadari bahwa pembinaan prestasi olahraga perlu mempertimbangkan berbagai kondisi di DIY yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalam pembinaan olahraga. Adapun perinciannya dijabarkan sebagai berikut:

1. Kekuatan

a. Wilayah DIY yang relatif kecil, memudahkan komunikasi dan koordinasi;

Page 720: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

704 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

b. Dukungan pemerintah daerah, legislatif dan masyarakat cukup besar;

c. Atlet memiliki dedikasi yang tinggi;

d. Potensi atlet pelajar dan mahasiswa cukup tersedia;

e. SDM di segala bidang cukup tersedia;

f. Sifat paternalistik yang kuat.

2. Kelemahan

a. Pelaksanaan latihan belum maksimal dan optimal;

b. Potensi pelatih belum dioptimalkan;

c. Pemanfaatan IPTEK masih terbatas;

d. Profesionalisme perlu ditingkatkan;

e. Kondisi organisasi beberapa Pengprov masih kurang tertib;

f. Periodisasi kepengurusan KONI DIY belum sinkron dengan pelaksanaan PON.

3. Peluang

a. Adanya dukungan yang baik dari berbagai pihak, khususnya untuk ketersediaan SDM yang memadai;

b. Kebijakan Perguruan Tinggi yang memberi kesempatan kepada atlet berprestasi untuk menempuh studi di lembaganya.

4. Tantangan

a. Tuntutan masyarakat yang berorientasi pada medali bukan pada pembinaan atlet;

b. Mensinergikan berbagai instansi terkait dalam proses pembinaan;

c. Mengatasi keterbatasan sumber dana dan fasilitas;

d. Perkembangan teknologi yang sangat pesat di bidang Olahraga.

Dengan mempelajari kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada, KONI DIY diharapkan mampu meningkatkan keunggulan-keunggulan dalam pembinaan olahraga untuk mengatasi berbagai tantangan dan meminimalisir kelemahan yang ada serta memanfaatkan peluang demi mengembangkan potensi atlet dan meraih prestasi olahraga yang lebih baik di masa mendatang.

Page 721: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 705

H.8 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (KWARDA)

Keberadaan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang dituangkan dalam rencana kerja serta dijabarkan dalam program kerja tahunan senantiasa menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan visi, misi, filosofi dan tujuan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta turut serta dalam mewarnai pengembangan pendidikan watak, budi pekerti luhur, jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda serta ikut mengatasi permasalahan yang dihadapi pemuda melalui kepramukaan.

Sejalan dengan filosofi pembangunan DIY yaitu “Hamemayu Hayuning Bawana”, Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta turut serta mengabdi serta mensukseskan pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan motto Gerakan Pramuka “Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubaktikan”. Pengabdian Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY diwujudkan dalam bentuk pembinaan pada generasi muda. Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY sebagai salah satu elemen pembinaan generasi muda DIY menyadari banyaknya tantangan dan permasalahan yang dihadapi generasi muda, antara lain:

1. Berkurangnya rasa nasionalisme dan patriotisme serta rapuhnya kesadaran akan ideologi negara;

2. Pemuda mudah terprovokasi dan melakukan aksi-aksi anarki;

3. Meningkatnya perilaku hedonisme;

4. Berkurangnya kepedulian terhadap permasalahan sosial budaya dan lingkungan;

5. Tingginya angka penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas;

6. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju apabila tidak dimanfaatkan secara bijaksana justru akan memudahkan pemuda mengakses hal-hal negatif.

Sebagai usaha untuk melaksanakan pembinaan agar dapat membentuk mental dan kualitas sumber daya manusia, khususnya generasi muda melalui gerakan pramuka, maka Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY telah menyusun dan melaksanakan program kerja yang dijabarkan pada kegiatan-kegiatan melalui bidang-bidang pada Kwarda DIY, yaitu :

a. Bidang Pembinaan Anggota Muda

1. Temu Satuan Karya Pramuka Tingkat Daerah

Page 722: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

706 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

2. Konsolidasi Pimpinan Satuan Karya Pramuka Tingkat Daerah

3. Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Empat

4. Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Lima Tingkat Nasional

5. Konsolidasi Pembina dan Dewan Racana Pramuka Perguruan Tinggi

6. Jelajah Budaya Daerah

7. Kemah Budaya Daerah

8. Perkemahan Pramuka Khusus Puteri Tingkat Nasional

9. Pertemuan Pramuka Luar Biasa Tingkat Nasional

10. Raimuna Nasional

11. Pelatihan Manajemen Kegiatan

12. Pengiriman Peserta Kegiatan Tingkat Regional dan Nasional

b. Bidang Pembinaan Anggota Dewasa

1. Karang Pamitran Pembina Pramuka

2. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar

3. Pelatihan Penyegaran Pelatih Pembina Pramuka (Pitaran Pelatih)

4. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD)

5. Penganugerahan Tanda Penghargaan Orang Dewasa

6. Silaturahmi dan Syawalan Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta

7. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML)

8. Orientasi Kepramukaan bagi Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Pinsaka)

9. Latihan Keterampilan Kepramukaan bagi Pembina Gugus Depan

10. Penyusunan Konsep Pedoman Pengawasan Perilaku Anggota Gerakan Pramuka

11. Semiloka tentang Pembina Putri

12. Ikutserta Kegiatan dan Pelatihan Tingkat Regional dan Nasional

c. Bidang Organisasi dan Hukum

Page 723: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 707

1. Pendataan Potensi Anggota Gerakan Pramuka

2. Operasional Pengelolaan Kantor Kwartir Daerah

3. Operasional Pengelolaan Badan Kelengkapan Kwartir Daerah

4. Penyelenggaraan Rapat Pimpinan

5. Penyelenggaraan Rapat Badan Kelengkapan

6. Penyelenggaraan Rapat Staf Kwartir Daerah

7. Pembinaan Organisasi Kwartir Cabang

8. Rangkaian Peringatan Hari Pramuka ke-51

9. Ikut serta Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka

10. Ikut serta Pertemuan Sekretaris Kwartir Daerah se-Indonesia

11. Ikut serta Sidang Paripurna Nasional

12. Ikut serta Musyawarah Nasional Luar Biasa Gerakan Pramuka

13. Ikut serta Upacara Hari Besar Kenegaraan

d. Bidang Keuangan, Usaha, Sarana, dan Prasarana

1. Pemeliharaan Kendaraan

2. Pemeliharaan Gedung Kantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lingkungan

3. Pemeliharaan Gedung Bumi Perkemahan Babarsari

4. Pengembangan Usaha Pemberdayaan Aset

5. Pemeliharaan Gedung Bumi Perkemahan Karang Pramuka Kaliurang

6. Pelatihan Penyusunan Program dan Anggaran Berbasis Kinerja

7. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kegiatan

e. Bidang Pengabdian dan Hubungan Masyarakat

1. Penyusunan Buku Sejarah Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY

2. Siaran Rutin “Arena Pramuka” di RRI Yogyakarta

3. Peliputan Kegiatan Kepramukaan dan Pengiriman Press Release ke Media Massa

4. Langganan Internet dan Pembuatan Website

5. Kursus Instruktur Muda Tingkat Nasional

Page 724: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

708 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

6. Penerbitan Buletin Pramuka “Si Gempita”

7. Perlombaan Jelang Hari Pramuka ke-51

8. Kegiatan Bakti Sosial Jelang Hari Pramuka ke-51

9. Ikutserta Jamboree in the Air/Jamboree in the Internet (JOTA/JOTI)

10. Posko Simpatik Hari-Hari Besar Keagamaan dan Tahun Baru

11. Pelatihan Manajemen Bencana

f. Kegiatan Mabidari

1. Kegiatan Sekretariat

2. Pembimbingan

Program kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY tahun 2012 disusun sebagai pedoman seluruh jajaran Gerakan Pramuka di DIY. Melalui program kerja tersebut diharapkan generasi muda yang terlibat di dalamnya dapat memperoleh bekal nilai-nilai hidup yang baik, akhlak, watak, dan disiplin yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat bagi masyarakat, nusa, dan bangsa.

H.9 Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas untuk mengampu urusan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan bidang Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dalam melaksanakan kegiatan ini BPPM DIY mempunyai fungsi koordinasi karena semua kegiatan PKK dilaksanakan sepenuhnya oleh Tim Penggerak (TP) PKK Tingkat Daerah.

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga atau yang sering disebut dengan PKK adalah salah satu Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang mempunyai sturktur dari tingkat Daerah sampai dengan Desa. Dalam melaksanakan kegiatannya PKK terbagi menjadi 4 Kelompok kerja/Pokja.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK dikoordinir oleh Tim yang disebut dengan Tim Penggerak PKK. Kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK sesuai dengan tujuan dari organisasi ini adalah untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. Pada tahun anggaran 2012 PKK DIY melaksanakan berbagai kegiatan yang dibiayai oleh APBD DIY melalui DPPKA DIY sebesar Rp150.000.000,-, dalam perubahan anggaran PKK DIY kembali mendapatkan anggaran sebesar Rp165.000.000,- yang

Page 725: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 709

melekat pada Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) BPPM sebagai kegiatan dari bidang pemberdayaan masyarakat .

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1. Rakornas TP PKK

2. Jambore kader PKK

3. Lomba cipta menu di Palangkaraya

4. Lomba masak ikan di Jakarta

5. Rakornas Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)

6. Rakornas Sistem Informasi Posyandu (SIP)

7. Pelatihan Sistem Informasi Manajemen (SIM) TP PKK

8. Pelatihan administrasi PKK

9. Belanja bibit tanaman sebanyak 4.000 dan penanaman pohon di 4 kabupaten

10. Belanja bahan pameran

11. Orientasi lapangan ke Blitar, Jawa Timur.

H.10 KPUD Dan Panwaslu

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat daerah, dan dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan adanya penyelenggara pemilihan yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Penyelenggara Pemilihan Umum Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Komisi Pemilihan Umum Daerah, baik tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu. KPUD sebagai penyelenggara pemilihan mempunyai tugas dan wewenang: 1) merencanakan penyelenggaraan pemilihan; 2) menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; 3) mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan; 4) menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, serta pemungutan suara pemilihan; 5) meneliti persyaratan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan calon; 6) meneliti persyaratan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang

Page 726: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

710 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

diusulkan; 7) menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan; 8) menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye; 9) mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye; 10) menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan; 11) melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; 12) membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; dan 13) menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan hasil audit oleh auditor independen.

Pada tahun 2012 tidak ada penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di wilayah DIY.

H.11 POS BANTUAN

Pada tahun 2012 Pemerintah DIY telah menganggarkan dana untuk bantuan yang merupakan belanja tidak langsung sebesar Rp830,49 milyar. Pos bantuan tersebut antara lain terdiri dari pos belanja hibah sebesar Rp406,00 milyar, belanja bantuan sosial sebesar Rp24,15 milyar, belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes sebesar Rp314,30 milyar, belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes sebesar Rp81,66 milyar, dan belanja tak terduga sebesar Rp4,36 milyar.

Total realisasi anggaran secara keseluruhan mencapai Rp783,45 milyar atau sebesar 94,34%. Realisasi bantuan tidak langsung tahun 2012 lebih tinggi dari realisasi tahun 2011 yang sebesar 92,13% atau naik 2,21%. Secara lengkap dana pos bantuan disajikan pada tabel berikut.

Tabel VI.10 Dana Bantuan Tidak Langsung

Uraian Jumlah

Anggaran Realisasi

% Realisasi

Belanja Tidak Langsung 830.496.206.462 783.450.135.905 94,34

Belanja Hibah 406.004.124.000 369.002.245.000 90,89

Belanja Hibah Kepada Badan/ Lembaga/ Organisasi Swasta

92.235.014.000 71.523.892.000 77,55

Hibah Kepada Badan/ Lembaga/ Organisasi Swasta

92.235.014.000 71.523.892.000 77,55

Belanja Hibah BOS Kepada Satuan Pendidikan

313.769.110.000 297.478.353.000 94,81

Belanja Hibah BOS Kepada Satuan Pendidikan Dasar

277.281.940.000 260.991.183.000 94,12

Page 727: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 711

Uraian Jumlah

Anggaran Realisasi

% Realisasi

Belanja Hibah BOSDA Kepada Satuan Pendidikan Dasar

3.044.220.000 3.044.220.000 100,00

Belanja Hibah BOSDA Kepada Satuan Pendidikan Menengah

33.442.950.000 33.442.950.000 100,00

Belanja Bantuan Sosial 24.153.330.000 24.153.330.000 100,00

Belanja Bantuan Kegiatan Kelembagaan

24.153.330.000 24.153.330.000 100,00

Belanja Bantuan Kegiatan Kelembagaan

24.153.330.000 24.153.330.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Kpd Provinsi/ Kab/ Kota Dan Pemdes

314.308.555.000 314.308.555.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/ Kota

307.784.764.000 307.784.764.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kota Yogyakarta

66.079.234.000 66.079.234.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten Bantul

63.252.402.000 63.252.402.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten Kulon Progo

32.563.535.000 32.563.535.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten Gunung Kidul

34.681.813.000 34.681.813.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten Sleman

111.207.780.000 111.207.780.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintah Desa

3.067.770.000 3.067.770.000 100,00

Belanja Bagi Hasil P B B Kepada Pemerintahan Kelurahan Di Kota Yogyakarta

464.368.000 464.368.000 100,00

Belanja Bagi Hasil P B B Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Bantul

569.429.000 569.429.000 100,00

Belanja Bagi Hasil P B B Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Kulon Progo

614.955.000 614.955.000 100,00

Belanja Bagi Hasil P B B Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Gunungkidul

811.067.000 811.067.000 100,00

Page 728: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ

712 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013

Uraian Jumlah

Anggaran Realisasi

% Realisasi

Belanja Bagi Hasil P B B Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Sleman

607.951.000 607.951.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintah Desa

3.456.021.000 3.456.021.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Kelurahan Di Kota Yogyakarta

523.138.000 523.138.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Bantul

641.494.000 641.494.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Kulon Progo

692.782.000 692.782.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Gunungkidul

913.715.000 913.715.000 100,00

Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Sleman

684.892.000 684.892.000 100,00

Belanja Bantuan Keuangan Kpd Provinsi/ Kab/Kota Dan Pemdes

81.669.345.362 74.683.445.362 91,45

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/ Kota

58.707.665.000 51.721.765.000 88,10

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kota Yogyakarta

9.384.000.000 8.330.400.000 88,77

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Bantul

9.428.000.000 9.023.600.000 95,71

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Kulon Progo

13.354.600.000 13.057.000.000 97,77

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Gunung Kidul

10.005.065.000 6.174.665.000 61,72

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Sleman

16.536.000.000 15.136.100.000 91,53

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa

21.900.000.000 21.900.000.000 100,00

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa

21.900.000.000 21.900.000.000 100,00

Page 729: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 713

Uraian Jumlah

Anggaran Realisasi

% Realisasi

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

1.061.680.362 1.061.680.362 100,00

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik.

1.061.680.362 1.061.680.362 100,00

Belanja Tidak Terduga 4.360.852.100 1.302.560.543 29,87

Belanja Tidak Terduga. 4.360.852.100 1.302.560.543 29,87

Belanja Tidak Terduga... 4.360.852.100 1.302.560.543 29,87

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

75.775.577.000 32.145.000.000 42,42

Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah

75.775.577.000 32.145.000.000 42,42

Badan Usaha Milik Daerah ( B U M D )

36.790.977.000 - -

Penyertaan Modal Ke B P D 11.100.000.000 - -

Fasilitasi Sarjana Prospek Mandiri Berbasis Koperasi

110.000.000 - -

Penyertaan Modal Ke A S K R I D A

130.000.000 - -

Penguatan Modal B U K P 12.750.000.000 - -

Penguatan Modal PD Tarumartani

12.000.000.000 - -

Penguatan Modal PT AMI 700.977.000 - -

Dana Bergulir 38.984.600.000 32.145.000.000 82,46

Dana Bergulir untuk Penguatan Modal Pemasaran Hasil Pertanian

5.000.000.000 3.400.000.000 68,00

Dana Bergulir untuk Penguatan Modal Kelembagaan Distribusi Pangan

12.910.000.000 8.980.000.000 69,56

Dana Bergulir untuk DPM Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

2.000.000.000 1.755.000.000 87,75

Fasilitasi Pemberdayaan Koperasi

5.664.600.000 4.600.000.000 81,21

Fasilitasi BUKP 13.410.000.000 13.410.000.000 100,00

JUMLAH 906.271.783.462 815.595.135.905 89,99

Page 730: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
Page 731: LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 715

BAB VII. PENUTUP

enyelenggaraan Pemerintahan di Pemda DIY pada Tahun 2012 merupakan tahun ke-4 dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY tahun 2009-2013. Dalam Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2012 ternyata menunjukkan indikasi bahwa hasil-hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam arti luas.

Berbagai keberhasilan yang dicapai dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada Tahun Anggaran 2012 tersebut patut disyukuri, mengingat pencapaiannya diraih atas kerjasama dan partisipasi semua komponen Pemerintahan Daerah, baik jajaran Eksekutif (Pemerintah Daerah), Legislatif (DPRD), maupun masyarakat secara luas. Hasil-hasil yang telah dicapai selama ini mengindikasikan adanya komitmen yang kuat dari seluruh elemen Pemerintahan Daerah yang dapat dijadikan pondasi kokoh untuk meraih kinerja yang lebih optimal di masa mendatang. Di samping berbagai keberhasilan yang telah dicapai, tentu saja masih terdapat celah kekurangan yang perlu diperbaiki. Melalui mekanisme penyampaian LKPJ ini diharapkan dapat diperoleh rekomendasi konstruktif dari pihak DPRD dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pembangunan yang akan datang.

Hasil-hasil kinerja yang telah kita capai selama ini, khususnya pada tahun 2012, merupakan modal untuk mencapai arah atau sasaran pembangunan di masa mendatang yang selaras dengan Visi Gubernur 2013-2017, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru.

Akhirnya, semoga Allah SWT-Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan-Nya kepada kita sekalian.

P