Upload
nita-a
View
12
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mud logging
Citation preview
Mud Logging
Mud logging adalah menganalisa lumpur menjadi proses pengumpulan,
meneliti dan merekam [yang] padat dalam arti, cairan, dan gasses membawa
kepada permukaan oleh pengeboran cairan ( lumpur). Mud logging merupakan
proses mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud dancutting pada sumur
selama pemboran (Bateman, 1985). Menurut Darling (2005) terdapat dua tugas
utama dari seorang mud logger yaitu :
1. Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi
gas/cairan/padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan
aman dan lancar.
2. Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi petroleum
engineering department.
Mud-logging unit akan menghasilkan mud log yang akan dikirim ke kantor
pusat perusahaan minyak. Menurut Darling (2005), mud log tersebut meliputi:
Pembacaan gas yang diperoleh dari detektor gas atau kromatograf
Pengecekan terhadap ketidakhadiran gas beracun (H2S, SO2)
Laporan analisis cutting yang telah dideskripsi secara lengkap
Rate of Penetration (ROP)
Indikasi keberadaan hidrokarbon yang terdapat di dalam sampel
Mud log merupakan alat yang berharga untuk petrofisis dan geolog di dalam
mengambil keputusan dan melakukan evaluasi. Darling (2005) menyatakan
bahwa mud logdigunakan untuk hal – hal berikut ini:
Identifikasi tipe formasi dan litologi yang dibor.
Identifikasi zona yang porous dan permeabel.
Picking of coring, casing, atau batas kedalaman pengeboran akhir.
Memastikan keberadaan hidrokarbon sampai pada tahap membedakan
jenis hidrokarbon tersebut apakah minyak atau gas.
Peralatan mud logging terdiri dari sensor-sensor untuk mengetahui semua keadaan lumpur seperti :
1. Temperatur lumpur (masuk/keluar)
2. Debit aliran lumpur (masuk/keluar)
3. Chromatograph dari lumpur yg keluar (untuk mendeteksi gas)
4. Volume dari mud pit
5. Casing pressure, stand pipe pressure
6. Weight of Bit, Mud motor RPM, Hookload
7. Density (masuk/keluar), ECD (equivalent circulation density)
8. TVD (true vertical depth), measured depth, ream depth
Well Logging
Log adalah suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu), dari satu set data yang
menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah
sumur (Harsono, 1997). Kegiatan untuk mendapatkan data log disebut
‘logging’ Logging memberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara
kuantitatif banyaknya hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi
sesungguhnya. Kurva log memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
mengetahui sifat – sifat batuan dan cairan.
Log elektrik pertama kali digunakan pada 5 September 1927 oleh H. Doll
dan Schlumberger bersaudara pada lapangan minyak kecil di Pechelbronn, Alsace,
sebuah propinsi di timur laut Prancis (Ellis & Singer,2008). Log terus mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1929 log resistivitas mulai
digunakan, disusul dengan kehadiran log SP tiga tahun kemudian, selanjutnya log
neutron digunakan pada tahun 1941 disusul oleh kehadiran mikrolog,laterolog,
dan log sonic pada tahun 1950-an (Schlumberger,1989).
Well logging dalam bahasa Prancis disebut carrotage electrique yang berarti
“electrical coring”, hal itu merupakan definisi awal dari well logging ketika
pertama kali ditemukan pada tahun 1927. Saat ini well logging diartikan sebagai
“perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang diperoleh melalui
pengukuran pada sumur bor” (Ellis & Singer,2008). Data yang dihasilkan disebut
sebagai well log. Well logging mempunyai makna yang berbeda untuk setiap
orang bor (Ellis & Singer,2008). Bagi seorang geolog, well logging merupakan
teknik pemetaan untuk kepentingan eksplorasi bawah permukaan. Bagi seorang
petrofisisis, well logging digunakan untuk mengevaluasi potensi produksi
hidrokarbon dari suatu reservoar. Bagi seorang geofisisis, well logging digunakan
untuk melengkapi data yang diperoleh melalui seismik. Seorang reservoir
enginer menggunakan well log sebagai data pelengkap untuk membuat simulator.
Kegunaan utama dari well logging adalah untuk mengkorelasikan pola –
pola electrical conductivity yang sama dari satu sumur ke sumur lain kadang –
kadang untuk area yang sangat luas bor (Ellis & Singer,2008). Saat ini
teknologi well logging terus berkembang sehingga dapat digunakan untuk
menghitung potensi hidrokarbon yang terdapat di dalam suatu formasi batuan.
Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu
wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer,2008). Wireline
logging dilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel digunakan sebagai
alat untuk mentransmisikan data. Pada logging while drilling, logging dapat
dilakukan bersamaan dengan pemboran. Logging jenis ini tidak menggunakan
kabel untuk mentransmisikan data. Saat ini logging while drilling lebih banyak
digunakan karena lebih praktis sehingga waktu yang diperlukan lebih efisien
walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data yang tidak
secepat wireline logging.
Coring
Coring merupakan metode yang digunakan untuk mengambil batuan
inti (core) dari dalam lubang bor (Bateman,1985). Core analisis merupakan
tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core) diperoleh.
Coring penting untuk mengkalibrasi model petrofisik dan mendapat informasi
yang tidak diperoleh melalui log. Tujuannya untuk mengidentifikasikan
karakteristik batuan bawah permukaan yang diwakili oleh core yang diambil.
Hasil analisa akan mendiskripsikan sifat-sifat petrofisik yang akan digunakan
dalam karakterisasi reservoir.
Setelah pengeboran, core (biasanya 0,5 m setiap 10 menit) dibungkus dan
dijaga agar tetap awet. Core tersebut mewakili kondisi batuan tempatnya semula
berada dan relatif tidak mengalami gangguan sehingga banyak informasi yang
bisa didapat. Informasi penting yang bisa didapat oleh seorang petrofisis dari data
core tersebut menurut Darling (2005) antara lain:
Homogenitas reservoir
Tipe sementasi dan distribusi dari porositas dan permeabilitas
Kehadiran hidrokarbon dari bau dan pengujian dengan sinar ultraviolet
Tipe mineral
Kehadiran fracture dan orientasinya
Kenampakan dip
Metode Pengambilan :
1. Bottom Hole Coring
Coring yang dilakukan bersamaan dengan proses pemboran, sampel
diambil pada dasar lubang.
a. Konvensional drag bit coring
Memiliki beberapa kelebihan diantaranya ukuran diameter core
besar hampir seperti ukuran lubang bor, persentasi perolehan core
formasi tinggi, dan dapat dihunakan pada sebagian besar formasi,
dan tidak membutuhkan peralatan pemboran tambahan di
permukaan. Kelemahannya adalah pentingnya proses pencabutan
drill pipe untuk menjaga kondisi core setelah tiap core dipotong.
b. Diamond bit coring
Diamond bit coring memiliki kelebihan diantaranya umur bit lebih
panjang, persentase perolehan core tinggi dan dapat disesuaikan
untuk berbagai formasi. Kelemahan dari bit jenis ini adalah
mahalnya bit dan core barrel, kondisi operasi yang layak dalam
penggunaan metode ini dan setiap akan mengambil core dari core
barrel dilakukan round trip.
c. Wire Line Coring
Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak
perlu mencabut rangkain pipa bor pada saat mengambil core dari
core barel. Kelebihan dari wire line coring adalah biaya jauh lebih
murah dibandingkan dengan conventional dan sidewall.
Kelemahannya metode ini antara lain penggunaan metode ini
terbatas pada formasi lunak, persentase perolehan core rendah, dan
diameter core lebih kecil dari pada metode conventional.
2. Sidewall Coring
Pada metode ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur
yang telah dibor terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan.
Pengambilan core dilakukan saat pemboran dihentikan sementara,
dengan cara menurunkan peralatan core, yang dilengkapi dengan peluru
yang berlubang (sebagai tempat core) dan diikatkan pada kawat baja
(wireline).
Peluru - peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari
permukaan dan dapat ditembakkan secara simultan baik bersama–sama
atau sendiri–sendiri. Dengan menembusnya peluru ke dalam dinding
lubang bor maka core akan terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan
adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka peralatan
sidewall coring beserta core dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core
yang didapat dengan cara ini mempunyai diameter ¾ – 1 3/16 inci
dan panjangnya hanya 2 ¼ inci. Keuntungan dari metode sidewall
coring adalah mendapatkan sampel pada kedalaman berapa pun setelah
lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.
Keterbatasan Analisis Core
Data core tidak selalu akurat, menurut Darling (2005) ada sejumlah alasan
yang menyebabkan hal tersebut yaitu:
Suatu core diambil pada water leg, dimana proses diagenesis mungkin
saja terjadi, hal ini menyebabkan core tidak selalu dapat
mewakili oil atau gas leg di reservoar.
Coring dan proses pemulihannya menyebabkan tejadinya perubahan
tekanan dan suhu batuan sehingga bisa menyebabkan terjadinya
perubahan struktur pada batuan tersebut
Proses penyumbatan, pembersihan, dan pengeringan dapat
mengubah wettability dari sumbat sehingga membuatnya tidak bisa
merepresentasikan kondisi di bawah lubang bor.
Pengukuran resistivitas sumbat pada suhu lingkungan dengan
menggunakan udara sebagai fluida yang tidak basah (nonwetting
fluid) bisa tidak merepresentasikan kondisi reservoar.