9
Mud Logging Mud logging adalah menganalisa lumpur menjadi proses pengumpulan, meneliti dan merekam [yang] padat dalam arti, cairan, dan gasses membawa kepada permukaan oleh pengeboran cairan ( lumpur). Mud logging merupakan proses mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud dancutting pada sumur selama pemboran (Bateman, 1985). Menurut Darling (2005) terdapat dua tugas utama dari seorang mud logger yaitu : 1. Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi gas/cairan/padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan aman dan lancar. 2. Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi petroleum engineering department. Mud-logging unit akan menghasilkan mud log yang akan dikirim ke kantor pusat perusahaan minyak. Menurut Darling (2005), mud log tersebut meliputi: Pembacaan gas yang diperoleh dari detektor gas atau kromatograf Pengecekan terhadap ketidakhadiran gas beracun (H 2 S, SO 2 ) Laporan analisis cutting yang telah dideskripsi secara lengkap Rate of Penetration (ROP)

Log

  • Upload
    nita-a

  • View
    12

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mud logging

Citation preview

Page 1: Log

Mud Logging

Mud logging adalah menganalisa lumpur menjadi proses pengumpulan,

meneliti dan merekam [yang] padat dalam arti, cairan, dan gasses membawa

kepada permukaan oleh pengeboran cairan ( lumpur). Mud logging merupakan

proses mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud dancutting pada sumur

selama pemboran (Bateman, 1985). Menurut Darling (2005) terdapat dua tugas

utama dari seorang mud logger yaitu :

1. Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi

gas/cairan/padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan

aman dan lancar.

2. Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi petroleum

engineering department.

 

 Mud-logging unit akan menghasilkan mud log yang akan dikirim ke kantor

pusat perusahaan minyak. Menurut Darling (2005), mud log tersebut meliputi:

Pembacaan gas yang diperoleh dari detektor gas atau kromatograf

Pengecekan terhadap ketidakhadiran gas beracun (H2S, SO2)

Laporan analisis cutting yang telah dideskripsi secara lengkap

Rate of Penetration (ROP)

Indikasi keberadaan hidrokarbon yang terdapat di dalam sampel

Mud log merupakan alat yang berharga untuk petrofisis dan geolog di dalam

mengambil keputusan dan melakukan evaluasi. Darling (2005) menyatakan

bahwa mud logdigunakan untuk hal – hal berikut ini:

Identifikasi tipe formasi dan litologi yang dibor.

Identifikasi zona yang porous dan permeabel.

Picking of coring, casing, atau batas kedalaman pengeboran akhir.

Memastikan keberadaan hidrokarbon sampai pada tahap membedakan

jenis hidrokarbon tersebut apakah minyak atau gas.

Peralatan mud logging terdiri dari sensor-sensor untuk mengetahui semua keadaan lumpur seperti :

Page 2: Log

1. Temperatur lumpur (masuk/keluar)

2. Debit aliran lumpur (masuk/keluar)

3. Chromatograph dari lumpur yg keluar (untuk mendeteksi gas)

4. Volume dari mud pit

5. Casing pressure, stand pipe pressure

6. Weight of Bit, Mud motor RPM, Hookload

7. Density (masuk/keluar), ECD (equivalent circulation density)

8. TVD (true vertical depth), measured depth, ream depth

Well Logging

Log adalah suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu), dari satu set data yang

menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah

sumur (Harsono, 1997). Kegiatan untuk mendapatkan data log disebut

‘logging’ Logging memberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara

kuantitatif banyaknya hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi

sesungguhnya. Kurva log memberikan informasi yang dibutuhkan untuk

mengetahui sifat – sifat batuan dan cairan.

Log elektrik pertama kali digunakan pada 5 September 1927 oleh H. Doll

dan Schlumberger bersaudara pada lapangan minyak kecil di Pechelbronn, Alsace,

sebuah propinsi di timur laut Prancis (Ellis & Singer,2008). Log terus mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1929 log resistivitas mulai

digunakan, disusul dengan kehadiran log SP tiga tahun kemudian, selanjutnya log

neutron digunakan pada tahun 1941 disusul oleh kehadiran mikrolog,laterolog,

dan log sonic pada tahun 1950-an (Schlumberger,1989).

Well logging dalam bahasa Prancis disebut carrotage electrique yang berarti

“electrical coring”, hal itu merupakan definisi awal dari well logging ketika

pertama kali ditemukan pada tahun 1927. Saat ini well logging diartikan sebagai

“perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang diperoleh melalui

pengukuran pada sumur bor” (Ellis & Singer,2008). Data yang dihasilkan disebut

sebagai well log. Well logging mempunyai makna yang berbeda untuk setiap

Page 3: Log

orang bor (Ellis & Singer,2008). Bagi seorang geolog, well logging merupakan

teknik pemetaan untuk kepentingan eksplorasi bawah permukaan. Bagi seorang

petrofisisis, well logging  digunakan untuk mengevaluasi potensi produksi

hidrokarbon dari suatu reservoar. Bagi seorang geofisisis, well logging digunakan

untuk melengkapi data yang diperoleh melalui seismik. Seorang reservoir

enginer menggunakan well log sebagai data pelengkap untuk membuat simulator.

Kegunaan utama dari well logging adalah untuk mengkorelasikan pola –

pola electrical conductivity yang sama dari satu sumur ke sumur lain kadang –

kadang untuk area yang sangat luas bor (Ellis & Singer,2008). Saat ini

teknologi well logging terus berkembang sehingga dapat digunakan untuk

menghitung potensi hidrokarbon yang terdapat di dalam suatu formasi batuan.

Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu

wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer,2008). Wireline

logging dilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel digunakan sebagai

alat untuk mentransmisikan data. Pada logging while drilling, logging dapat

dilakukan bersamaan dengan pemboran. Logging jenis ini tidak menggunakan

kabel untuk mentransmisikan data. Saat ini logging while drilling lebih banyak

digunakan karena lebih praktis sehingga waktu yang diperlukan lebih efisien

walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data yang tidak

secepat wireline logging.

Coring

Coring merupakan metode yang digunakan untuk mengambil batuan

inti (core) dari dalam lubang bor (Bateman,1985). Core analisis merupakan

tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core) diperoleh.

Coring penting untuk mengkalibrasi model petrofisik dan mendapat informasi

yang tidak diperoleh melalui log. Tujuannya untuk mengidentifikasikan

karakteristik batuan bawah permukaan yang diwakili oleh core yang diambil.

Hasil analisa akan mendiskripsikan sifat-sifat petrofisik yang akan digunakan

dalam karakterisasi reservoir.

Page 4: Log

Setelah pengeboran, core (biasanya 0,5 m setiap 10 menit) dibungkus dan

dijaga agar tetap awet. Core tersebut mewakili kondisi batuan tempatnya semula

berada dan relatif tidak mengalami gangguan sehingga banyak informasi yang

bisa didapat. Informasi penting yang bisa didapat oleh seorang petrofisis dari data

core tersebut menurut Darling (2005) antara lain:

Homogenitas reservoir

Tipe sementasi dan distribusi dari porositas dan permeabilitas

Kehadiran hidrokarbon dari bau dan pengujian dengan sinar ultraviolet

Tipe mineral

Kehadiran fracture dan orientasinya

Kenampakan dip

 

Metode Pengambilan :

1. Bottom Hole Coring

Coring yang dilakukan bersamaan dengan proses pemboran, sampel

diambil pada dasar lubang.

a. Konvensional drag bit coring

Memiliki beberapa kelebihan diantaranya ukuran diameter core

besar hampir seperti ukuran lubang bor, persentasi perolehan core

formasi tinggi, dan dapat dihunakan pada sebagian besar formasi,

dan tidak membutuhkan peralatan pemboran tambahan di

permukaan. Kelemahannya adalah pentingnya proses pencabutan

drill pipe untuk menjaga kondisi core setelah tiap core dipotong.

b. Diamond bit coring

Diamond bit coring memiliki kelebihan diantaranya umur bit lebih

panjang, persentase perolehan core tinggi dan dapat disesuaikan

untuk berbagai formasi. Kelemahan dari bit jenis ini adalah

mahalnya bit dan core barrel, kondisi operasi yang layak dalam

penggunaan metode ini dan setiap akan mengambil core dari core

barrel dilakukan round trip.

c. Wire Line Coring

Page 5: Log

Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak

perlu mencabut rangkain pipa bor pada saat mengambil core dari

core barel. Kelebihan dari wire line coring adalah biaya jauh lebih

murah dibandingkan dengan conventional dan sidewall.

Kelemahannya metode ini antara lain penggunaan metode ini

terbatas pada formasi lunak, persentase perolehan core rendah, dan

diameter core lebih kecil dari pada metode conventional.

2. Sidewall Coring

Pada metode ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur

yang telah dibor terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan.

Pengambilan core dilakukan saat pemboran dihentikan sementara,

dengan cara menurunkan peralatan core, yang dilengkapi dengan peluru

yang berlubang (sebagai tempat core) dan diikatkan pada kawat baja

(wireline).

Peluru - peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari

permukaan dan dapat ditembakkan secara simultan baik bersama–sama

atau sendiri–sendiri. Dengan menembusnya peluru ke dalam dinding

lubang bor maka core akan terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan

adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka peralatan

sidewall coring beserta core dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core

yang didapat dengan cara ini mempunyai diameter ¾ – 1 3/16 inci

dan panjangnya hanya 2 ¼ inci. Keuntungan dari metode sidewall

coring adalah mendapatkan sampel pada kedalaman berapa pun setelah

lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.

Keterbatasan Analisis Core

Data core tidak selalu akurat, menurut Darling (2005)  ada sejumlah alasan

yang menyebabkan hal tersebut yaitu:

Page 6: Log

Suatu core diambil pada water leg, dimana proses diagenesis mungkin

saja terjadi, hal ini menyebabkan core tidak selalu dapat

mewakili oil atau gas leg di reservoar.

Coring dan proses pemulihannya menyebabkan tejadinya perubahan

tekanan dan suhu batuan sehingga bisa menyebabkan terjadinya

perubahan struktur pada batuan tersebut

Proses penyumbatan, pembersihan, dan pengeringan dapat

mengubah wettability dari sumbat sehingga membuatnya tidak bisa

merepresentasikan kondisi di bawah lubang bor.

Pengukuran resistivitas sumbat pada suhu lingkungan dengan

menggunakan udara sebagai fluida yang tidak basah (nonwetting

fluid) bisa tidak merepresentasikan kondisi reservoar.