14
ANEMIA I. Pengertian Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb & perhitungan eritrosit lebih rendah dari harga normal , dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 gr/dl & Ht < 41% pada pria atau Hb <12 gr/dl & Ht <37% pada wanita . II. Etiologi Perdarahan Penyakit kronis Infeksi kronis Infeksi cacing tambang Infeksi berulang seperti enteritis, bronkopnemonia. Diet yang tidak mencukupi Absorbsi yang menurun Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan , laktasi Perdarahan pada saluran cerna , menstruasi, donor darah Hemoglobinuria Penyimpanan besi yang berkurang , seperti pada hemosiderosis paru III. Patofisiolagi Faktor penyebab Penurunan volume darah

LP ANEMIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP ANEMIA

ANEMIA

I. Pengertian

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb & perhitungan eritrosit lebih

rendah dari harga normal , dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 gr/dl & Ht < 41% pada

pria atau Hb <12 gr/dl & Ht <37% pada wanita .

II. Etiologi

Perdarahan

Penyakit kronis

Infeksi kronis

Infeksi cacing tambang

Infeksi berulang seperti enteritis, bronkopnemonia.

Diet yang tidak mencukupi

Absorbsi yang menurun

Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan , laktasi

Perdarahan pada saluran cerna , menstruasi, donor darah

Hemoglobinuria

Penyimpanan besi yang berkurang , seperti pada hemosiderosis paru

III. Patofisiolagi

Faktor penyebab

Penurunan volume darah

Penurunan kadar eritrosit dalam

darah

penurunan absorbsi nutrisi, oksigen

dan zat-zat lain dalam tubuh

Ggn pertukaran gas

Keterbatasan aktivitas Anxietas

Perubahan nutrisi

Page 2: LP ANEMIA

IV. Pembagian Anemia :

1. Anemia mikrositik hipokrom

- Anemia defisiensi besi

- Anemia penyakit kronik

2. Anemia makrositik

- Defisiensi Vitamin B12

-Defisiensi asam folat

3. Anemia karena perdarahan

4. Anemia hemolitik

5. Anemia aplastik

a. Anemia defisiensi besi

Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari , dari jumlah ini kira – kira

hanya 2 mg yang diserap . Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2 – 4 gr , kira – kira 50

mg/kg BB pada pria & 35 mg/BB pada wanita umumnya akan terjadi anemia dimorfik ,

karena selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan asam folat .

Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik ,di Indonesia paling banyak

disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis ) . Infestasi cacing tambang

pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia bila disertai

mal nutrisi baru akan terjadi anemia .

Selain gejala – gejala umum anemia , defisiensi Fe yang berat akan mengakibatkan

perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah yang halus , keilosis ,dsb .

Didapatkan tanda – tanda malnutrisi .

b. Anemia pada penyakit kronik

Anemia ini dikenal pula dengan nama sklenopenic anemia with

reticuloendothelial siderosis. Anemia pada penyakit kronik merupakan jenis anemia

terbanyak ke-2 setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang dewasa di

Amerika Serikat

c. Anemia pernisiosa

Kekurangan Vit B12 bisa disebabkan oleh faktor intrinsic dan faktor ekstrinsik .

kekurangan vit B 12 akibat faktor intrinsic terjadi karena gangguan absorppsi Vit yang

merupakan penyakit hereditas autoimun.

Page 3: LP ANEMIA

d. Anemia defisiensi asam folat

Asam folat terutama terdapat dalam daging , susu , daun – daunan yang hijau .

Umumnya berhubungan dengan mal nutrisi . Penurunan absorbsi asam folat yang

ditemukan karena absorsi terjadi di seluruh saluran cerna , juga berhubungan dengan

sinosis hepatic , karena terdapat penurunan cadangan asam folat .

e. Anemia aplasit

Terjadi karena ketidak sanggupan sumsum tulang membentuk sel – sel darah

V. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan darah tepi :

Hb

Eritrosit

2. Pemeriksaan tinja

Lengkap

Parasitologi

3. Serum iron dan iron banding capacity

4. Aspirasi sum-sum tulang

5. foto thorakx bila ada indikasi

VI. Diagnosis

Diagnosis anemia ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan darah tepi, BMP,

dipastikan dengan pemeriksaan serum iron/iron banding capacity.

Anamnesis :

1. Pucat : kronik

2. Tidak panas

3. Adanya perdarahan

4. Lemas, lekas lelah, berdebar-debar, iritabel

5. a. Riwayat kehamilan/kelahiran :

Ibu waktu hamil anemia atau tidak

Bayi lahir prematur

Bayi kembar

b. Riwayat makanan

Bayi hanya diberi asi

Diit yang tidak adekuat

Page 4: LP ANEMIA

c. Riwayat penyakit sebelumnya

Infeksi berulang seperti anteritis, bronkopnemonia.

Perdarahan kronis

Infeksi kronis

VII. Penatalaksanaan

1. Mengatasi penyebab perdarahan kronik misalnya pada

ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai .

2. Pemberian preparat Fe

Fero glukonat 3.200 mg secara oral sehabis makan bila terdapat

introleransi terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan

sehingga tidak dapat diberikan oral , dapat diberikan secara parenteraal

dengan dosis 250 mg Fe ( 3 mg/kg BB ) untuk tiap G % penurunan kadar

Hb dibawah normal .

Iron aekstran mengandung fe 50 mg/ml , diberikan secar intramuscular

mula – mula 50 mg , kemudian 100 – 250 mg tiap 1 – 2 hari sampai dosisi

total sesuai perhitungan . dapay pula di berikan intravenaa , mula – mula 0,5

ml sebagi dosis percobaan . Bila dalam 3 - 5 menit tidak menimbulkan

reaksi , boleh diberikan 250 – 300 mg .

3. Diit yang adekuat dan cukup protein

4. Pemberian vitamin C

5. Terapi kasual

6. Pemberian transfusi hanya diberikan bila Hb <5mg/dl disertai keadaan umum jelek,

gagal jantung, pnemonia dll.

Page 5: LP ANEMIA

Kumpulan diagnosa pada pasien anemia :

1. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan kadar eritrosit dalam darah

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang

3. Keterbatasan aktivitas b/d kelemahan dan kelelahan otot

4. Anxietas b/d penyakit yang diderita

Pengkajian

Anamnesis :

1. Pucat : kronik

2. Tidak panas

3. Adanya perdarahan

4. Lemas, lekas lelah, berdebar-debar, iritabel

5. a. Riwayat kehamilan/kelahiran :

a. Ibu waktu hamil anemia atau tidak

b. Bayi lahir prematur

c. Bayi kembar

b. Riwayat makanan

Bayi hanya diberi asi

Diit yang tidak adekuat

c. Riwayat penyakit sebelumnya

Infeksi berulang seperti anteritis, bronkopnemonia.

Perdarahan kronis

Infeksi kronis

6. Adanya penyakit kronik

7. Adanya infeksi kronik

Page 6: LP ANEMIA
Page 7: LP ANEMIA

ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan pertukaran gas b/d

penurunan kadar eritrosit dalam

darah

Gangguan pertukaran

gas tidak terjadi dengan

kriteria hasil :

Pasien tidak merasa

sesak

Pernapasan pasien

normal 16-20x/menit

1. Kaji pola nafas pasien

2. Jelaskan pada pasien tentang

penyebab timbulnya sesak

nafas

3. Anjurkan pada pasien untuk

mengkonsumsi makanan

yang banyak mengandung zat

besi tinggi.

4. Kolaborasi dengan ytim gizi

tentang pemberian diit TKTP

5. Kolaborasi dengan dokter

tentang pemberian terapi

oksigen.

1. Dengan mengkaji pola nafas

pasien kita dapat mengetahui

normal/tidaknya nafas pasien.

2. Penjelasan penyakit yang diderita

oleh pasien akan memperingan

beban pikiran pasaien

3. Makanan yang mengandung zat

besi dapat meningkatkan kadar

eritrosit.

4. Dengan diit tinggi protein

pembentukan eritrosit akan lebih

cepat dihasilkan

5. Bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dalam tubuh

2. Perubahan nutrisi kurang dari Kebutuhan nutrisi pasien 1. Kaji pola nutrisi pasien 1. Dengan mengkaji kebutuhan

Page 8: LP ANEMIA

kebutuhan tubuh b/d intake yang

kurang

terpenuhi dengan kriteria

hasil :

Nafsu makan pasien

membaik

Pasien tidak pucat

Pasien tidak lemas

2. Jelaskan pada pasien tentang

pentingnya nutrisi bagi tubuh.

3. Anjurkan pada pasien untuk

mengkonsumsi makanan

yang banyak mengandung zat

besi tinggi.

4. Kolaborasi dengan ytim gizi

tentang pemberian diit TKTP

nutrisi pasien kita dapat

mengetahui kebutuhan nutrisi

yang dibutuhkan oleh pasien.

2. Bertujuan untuk memberikan

wawasan pada pasien tentang

pentingnya nutrisi bagi tubuh

3. Makanan yang mengandung zat

besi dapat meningkatkan kadar

eritrosit.

4. Dengan diit tinggi protein

pembentukan eritrosit akan lebih

cepat dihasilkan

Page 9: LP ANEMIA

3. Keterbatasan aktivitas b/d

kelemahan dan kelelahan otot

Aktivitas pasien sehari-

hari dapat terpenuhi

dengan kriteria hasil :

Pasien tidak lemas

lagi

Pasien dapat

beraktivitas secara

mandiri

1. Berikan penjelasan pada klien

dan keluarga tentang sebab

dan timbulnya keterbatasan

aktivitas.

2. Motifasi partisipasi klien

untuk melakukan aktivitas.

3. Instruksikan pada klien

melakukan rentang gerak

pasif atau aktif.

4. Observasi TTV

5. Kolaborasi dengan tim medis

dalam pemberian terapi.

1. Dengan pemberian

penjelasan klien dan keluarga

mengerti dan tahu tentang

penyakitnya.

2. Memberikan kesempatan

untuk mengeluarkan energi,

meningkatkan rasa kontrol harga diri.

3. Meningkatkan aliran darah

ke otot dan tulang.

4. Untuk mengetahui

perkembangan klien.

5. Untuk mempercepat proses

penyembuhan.

Page 10: LP ANEMIA

4. Anxietas b/d penyakit yang

diderita

Kecemasan pasien

teratasi dengan kriteris

hasil :

Pasien mengerti

tentang penyakit

yang diderita

Pasien tampak

tenang

1. Kaji tingkat kecemasan pasien

2. Kaji tingkat pemahaman pasien

3. Jelaskan kepada pasien tentang keadaan penyakitnya

4. Anjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri kepada TYME

1. Untuk mengetahui berat/ringanya kecemasan pasien

2. Sebagai pedoman dalam memberikan fasilitas perencanaan program pengajaran pascaoperasi

3. Pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang diderita akan mengurangi anxietas

4. Menciptakan kesadaran diri dan dengan kembali kepada TYME klien dapat menerima keadaanya