Upload
hamsyah23
View
940
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANEMIA
I. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb & perhitungan eritrosit lebih
rendah dari harga normal , dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 gr/dl & Ht < 41% pada
pria atau Hb <12 gr/dl & Ht <37% pada wanita .
II. Etiologi
Perdarahan
Penyakit kronis
Infeksi kronis
Infeksi cacing tambang
Infeksi berulang seperti enteritis, bronkopnemonia.
Diet yang tidak mencukupi
Absorbsi yang menurun
Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan , laktasi
Perdarahan pada saluran cerna , menstruasi, donor darah
Hemoglobinuria
Penyimpanan besi yang berkurang , seperti pada hemosiderosis paru
III. Patofisiolagi
Faktor penyebab
Penurunan volume darah
Penurunan kadar eritrosit dalam
darah
penurunan absorbsi nutrisi, oksigen
dan zat-zat lain dalam tubuh
Ggn pertukaran gas
Keterbatasan aktivitas Anxietas
Perubahan nutrisi
IV. Pembagian Anemia :
1. Anemia mikrositik hipokrom
- Anemia defisiensi besi
- Anemia penyakit kronik
2. Anemia makrositik
- Defisiensi Vitamin B12
-Defisiensi asam folat
3. Anemia karena perdarahan
4. Anemia hemolitik
5. Anemia aplastik
a. Anemia defisiensi besi
Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari , dari jumlah ini kira – kira
hanya 2 mg yang diserap . Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2 – 4 gr , kira – kira 50
mg/kg BB pada pria & 35 mg/BB pada wanita umumnya akan terjadi anemia dimorfik ,
karena selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan asam folat .
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik ,di Indonesia paling banyak
disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis ) . Infestasi cacing tambang
pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia bila disertai
mal nutrisi baru akan terjadi anemia .
Selain gejala – gejala umum anemia , defisiensi Fe yang berat akan mengakibatkan
perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah yang halus , keilosis ,dsb .
Didapatkan tanda – tanda malnutrisi .
b. Anemia pada penyakit kronik
Anemia ini dikenal pula dengan nama sklenopenic anemia with
reticuloendothelial siderosis. Anemia pada penyakit kronik merupakan jenis anemia
terbanyak ke-2 setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang dewasa di
Amerika Serikat
c. Anemia pernisiosa
Kekurangan Vit B12 bisa disebabkan oleh faktor intrinsic dan faktor ekstrinsik .
kekurangan vit B 12 akibat faktor intrinsic terjadi karena gangguan absorppsi Vit yang
merupakan penyakit hereditas autoimun.
d. Anemia defisiensi asam folat
Asam folat terutama terdapat dalam daging , susu , daun – daunan yang hijau .
Umumnya berhubungan dengan mal nutrisi . Penurunan absorbsi asam folat yang
ditemukan karena absorsi terjadi di seluruh saluran cerna , juga berhubungan dengan
sinosis hepatic , karena terdapat penurunan cadangan asam folat .
e. Anemia aplasit
Terjadi karena ketidak sanggupan sumsum tulang membentuk sel – sel darah
V. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah tepi :
Hb
Eritrosit
2. Pemeriksaan tinja
Lengkap
Parasitologi
3. Serum iron dan iron banding capacity
4. Aspirasi sum-sum tulang
5. foto thorakx bila ada indikasi
VI. Diagnosis
Diagnosis anemia ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan darah tepi, BMP,
dipastikan dengan pemeriksaan serum iron/iron banding capacity.
Anamnesis :
1. Pucat : kronik
2. Tidak panas
3. Adanya perdarahan
4. Lemas, lekas lelah, berdebar-debar, iritabel
5. a. Riwayat kehamilan/kelahiran :
Ibu waktu hamil anemia atau tidak
Bayi lahir prematur
Bayi kembar
b. Riwayat makanan
Bayi hanya diberi asi
Diit yang tidak adekuat
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Infeksi berulang seperti anteritis, bronkopnemonia.
Perdarahan kronis
Infeksi kronis
VII. Penatalaksanaan
1. Mengatasi penyebab perdarahan kronik misalnya pada
ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai .
2. Pemberian preparat Fe
Fero glukonat 3.200 mg secara oral sehabis makan bila terdapat
introleransi terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan
sehingga tidak dapat diberikan oral , dapat diberikan secara parenteraal
dengan dosis 250 mg Fe ( 3 mg/kg BB ) untuk tiap G % penurunan kadar
Hb dibawah normal .
Iron aekstran mengandung fe 50 mg/ml , diberikan secar intramuscular
mula – mula 50 mg , kemudian 100 – 250 mg tiap 1 – 2 hari sampai dosisi
total sesuai perhitungan . dapay pula di berikan intravenaa , mula – mula 0,5
ml sebagi dosis percobaan . Bila dalam 3 - 5 menit tidak menimbulkan
reaksi , boleh diberikan 250 – 300 mg .
3. Diit yang adekuat dan cukup protein
4. Pemberian vitamin C
5. Terapi kasual
6. Pemberian transfusi hanya diberikan bila Hb <5mg/dl disertai keadaan umum jelek,
gagal jantung, pnemonia dll.
Kumpulan diagnosa pada pasien anemia :
1. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan kadar eritrosit dalam darah
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang
3. Keterbatasan aktivitas b/d kelemahan dan kelelahan otot
4. Anxietas b/d penyakit yang diderita
Pengkajian
Anamnesis :
1. Pucat : kronik
2. Tidak panas
3. Adanya perdarahan
4. Lemas, lekas lelah, berdebar-debar, iritabel
5. a. Riwayat kehamilan/kelahiran :
a. Ibu waktu hamil anemia atau tidak
b. Bayi lahir prematur
c. Bayi kembar
b. Riwayat makanan
Bayi hanya diberi asi
Diit yang tidak adekuat
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Infeksi berulang seperti anteritis, bronkopnemonia.
Perdarahan kronis
Infeksi kronis
6. Adanya penyakit kronik
7. Adanya infeksi kronik
ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan pertukaran gas b/d
penurunan kadar eritrosit dalam
darah
Gangguan pertukaran
gas tidak terjadi dengan
kriteria hasil :
Pasien tidak merasa
sesak
Pernapasan pasien
normal 16-20x/menit
1. Kaji pola nafas pasien
2. Jelaskan pada pasien tentang
penyebab timbulnya sesak
nafas
3. Anjurkan pada pasien untuk
mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung zat
besi tinggi.
4. Kolaborasi dengan ytim gizi
tentang pemberian diit TKTP
5. Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian terapi
oksigen.
1. Dengan mengkaji pola nafas
pasien kita dapat mengetahui
normal/tidaknya nafas pasien.
2. Penjelasan penyakit yang diderita
oleh pasien akan memperingan
beban pikiran pasaien
3. Makanan yang mengandung zat
besi dapat meningkatkan kadar
eritrosit.
4. Dengan diit tinggi protein
pembentukan eritrosit akan lebih
cepat dihasilkan
5. Bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dalam tubuh
2. Perubahan nutrisi kurang dari Kebutuhan nutrisi pasien 1. Kaji pola nutrisi pasien 1. Dengan mengkaji kebutuhan
kebutuhan tubuh b/d intake yang
kurang
terpenuhi dengan kriteria
hasil :
Nafsu makan pasien
membaik
Pasien tidak pucat
Pasien tidak lemas
2. Jelaskan pada pasien tentang
pentingnya nutrisi bagi tubuh.
3. Anjurkan pada pasien untuk
mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung zat
besi tinggi.
4. Kolaborasi dengan ytim gizi
tentang pemberian diit TKTP
nutrisi pasien kita dapat
mengetahui kebutuhan nutrisi
yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Bertujuan untuk memberikan
wawasan pada pasien tentang
pentingnya nutrisi bagi tubuh
3. Makanan yang mengandung zat
besi dapat meningkatkan kadar
eritrosit.
4. Dengan diit tinggi protein
pembentukan eritrosit akan lebih
cepat dihasilkan
3. Keterbatasan aktivitas b/d
kelemahan dan kelelahan otot
Aktivitas pasien sehari-
hari dapat terpenuhi
dengan kriteria hasil :
Pasien tidak lemas
lagi
Pasien dapat
beraktivitas secara
mandiri
1. Berikan penjelasan pada klien
dan keluarga tentang sebab
dan timbulnya keterbatasan
aktivitas.
2. Motifasi partisipasi klien
untuk melakukan aktivitas.
3. Instruksikan pada klien
melakukan rentang gerak
pasif atau aktif.
4. Observasi TTV
5. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi.
1. Dengan pemberian
penjelasan klien dan keluarga
mengerti dan tahu tentang
penyakitnya.
2. Memberikan kesempatan
untuk mengeluarkan energi,
meningkatkan rasa kontrol harga diri.
3. Meningkatkan aliran darah
ke otot dan tulang.
4. Untuk mengetahui
perkembangan klien.
5. Untuk mempercepat proses
penyembuhan.
4. Anxietas b/d penyakit yang
diderita
Kecemasan pasien
teratasi dengan kriteris
hasil :
Pasien mengerti
tentang penyakit
yang diderita
Pasien tampak
tenang
1. Kaji tingkat kecemasan pasien
2. Kaji tingkat pemahaman pasien
3. Jelaskan kepada pasien tentang keadaan penyakitnya
4. Anjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri kepada TYME
1. Untuk mengetahui berat/ringanya kecemasan pasien
2. Sebagai pedoman dalam memberikan fasilitas perencanaan program pengajaran pascaoperasi
3. Pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang diderita akan mengurangi anxietas
4. Menciptakan kesadaran diri dan dengan kembali kepada TYME klien dapat menerima keadaanya