14
ASKEP PADA SISTEM PERNAFASAN “BRONCHOPNEUMONIA” A. KONSEP MEDIS 1. Defenisi o Pneumonia adalah suatau peradangan/implamasi pada parenkim paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi. o Bronchopneumonia adalah reaksi radang pada dinding bronkus kecil disertai atelektasis daerah percabangannya o Bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya. o Bronchopneumonia adalah suatau peradangan pada paru-paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan paru tapi juga pada bronkhioli. Pada umumnya pneumonia dapat dibagi berdasarkan anatomi dan etiologinya: Berdasarkan anatominya o Pneumonia lobarig : radang yang mengenai sebagian besar atau seluru lobus

Lp Askep Bronku Pneumonia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LP

Citation preview

Page 1: Lp Askep Bronku Pneumonia

ASKEP PADA SISTEM PERNAFASAN

“BRONCHOPNEUMONIA”

A. KONSEP MEDIS

1. Defenisi

o Pneumonia adalah suatau peradangan/implamasi pada parenkim paru yang

dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi.

o Bronchopneumonia adalah reaksi radang pada dinding bronkus kecil

disertai atelektasis daerah percabangannya

o Bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang

berdekatan disekitarnya.

o Bronchopneumonia adalah suatau peradangan pada paru-paru dimana

peradangan tidak saja pada jaringan paru tapi juga pada bronkhioli.

Pada umumnya pneumonia dapat dibagi berdasarkan anatomi dan etiologinya:

Berdasarkan anatominya

o Pneumonia lobarig : radang yang mengenai sebagian besar atau seluru

lobus

o Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia) : radang paru yang

mengenai satu atau beberapa lobus dengan tanda bercak-bercak

infiltrasi.

o Pneumonia inttrestitialis (Bronchitis) : Radang paru pada dinding

alveoli peri bronchial dan jaringan interlobular.

Berdasarkan anatominya

o Bakteri

o Virus

o Jamur

Page 2: Lp Askep Bronku Pneumonia

o Aspirasi

Faktor reposisi terjadinya Bronchopneumonia :

Tubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi bahaya infeksi

melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius dari rongga hidung

1. Susunan anatomis dari rongga hidung

2. Jaringan limfoid dari naso oro faring

3. Bulu getar pada sebagian besar epitel traktus respiratorius dan secret

4. Refleks batuk

5. Refleks efiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi.

6. Drainase sitem limfotik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional

7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imunohormonal terutama dari

IgA.

2. Etiologi

1. Bakteri : Stapilokokus, Streptokokus, Pneumokokus.

2. Virus :Virus influenza, adenovirus, rubella, varicella,

sitomegalovirus, ginsitium pernafasan, dll

3. Micoplasma pneumonia

4. Jamur

5. Aspirasi oleh makanan, amnion dll

3. Fatofisiologi

Bronkupneumonia nampaknya disebabkan oleh beberapa etiologi yaitu virus,

bakteri jamur dan Aspirasi yang masuk kedalam saluran nafas bagian atas,

melewati bronkus, bronchiolus serta alveoli sehingga terjadi reaksi

peradangan pada broncus dab alveoli. Dengan adanya reaksi peradangan pada

broncus dan alveoli, maka muncul beberapa tanda sebagai akibat dari reaksi

tersebut seperti Sekresi mucus meningkat, stimulasi chemoreseptor

hipotalamus, Fibrosis serta bercak-bercak yang menyebar dipermukaaan

Page 3: Lp Askep Bronku Pneumonia

bronku, makaterjadi suatu peradangan paru yang tidak saja pada jaringan paru

tapiu juga pada bronkhioli.

4. Manifestasi klinis

1. Biasanya didahului dengan ISPA, Suhu mendadak tinggi (37-40oC) dapat

disertai kejang

2. Batuk kering produktif, rhonkhi basa, stidor.

3. Dispnea, nafas cepat dan dangkal

4. Sianosis pada mulut dan hidung

5. Melemahnya suara nafas

6. Gelisah, cepat lelah

7. Retraksi dinding thoraks disertai nafas kuping hidung

8. Nyeri abdomen (akibat iritasi diafragma paru yang terinjeksi didekatnya)

9. Nyeri dada (Pleuritik)

10. Kadang muntah, diare, anoreksia.

5. Pemeriksaan Lab

1. Darah : Leukositosis

2. Sputum : Kuman penyebabnya

3. Foto dada : Tamfak infiltrat

6. Pengobatan

1. Istirahat : tidak selalu perlu di rawat inap

2. Diet : cairan harus cukup, hati-hati edema pulmonum

3. Medikamentosa : Antibiotik umumnya berdasarkan pengalaman seperti

penisilin G, Ampisilin/Amoxilin, Eritromisin,

Sefalosforin, Kotrimoksasol.

7. Komplikasi

Efusi fleura, Empiema torasis, abses paru, Atelektasis, gagal pernafasan,

trobo emboli, meningitis, Abses otak, endokarditis.

8. Prognosis

Page 4: Lp Askep Bronku Pneumonia

Prognosis dipengaruhi oleh:

1. Umur

2. Banyaknya lobus yang terkena

3. Renjatan septic

4. Gagal napas

5. Mulainya terapi antibiotic

6. Gagal jantung

7. Gagal ginjal

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Data Dasar Pengkajian

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : Kelamahan, kelelahan, insomnia

Tanda :Letargi, penurunan toleransi terhadap aktifitas

b. Sirkulasi

Gejala : Adanya (riwayat GJK) kronik

Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan/pucat

c. Integritas ego

Gejala : banyaknya stressor

d. Makanan/cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat DM.

Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan

turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)

e. Neurosensori

Gejala : sakit kepala daerah prontal Influensa)

Tanda : Perubahan mental (bingung, samnolen)

f. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Sakit kepala, nyeri dada, meningkat oleh batuk, nyri dada

substeinal.

Page 5: Lp Askep Bronku Pneumonia

Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi

yang sakit untuk membatasi gerakan.

g. Pernafasan

Gejala : riwayat adanya/ISK kronis (pleuritik), merokok sigaret, takipnea,

pernafasan dangkal, pelebaran nasal, penggunaan otot aksesori.

Tanda : Sputum : Merah mudah, berkarat atau purulen

Perfusi : Pekak diatas area yang konsolidasi

Bunyi nafas: Menurun atau tidak ada diatas area yang terlibat

atau nafas bronchial

h. Keamanan

Gejala : Riwayat gangguan sistem imun

Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin

ada pada kasusu rubella atau varicella

Pemeriksaan diagnostic

- Sinar X : Mengidentifikasi distribusi structural

- Elektrolit : Natrium dan klorida mungkin rendah

- Bilirubin : Mungkin meningkat

- Gda/Nadi oksimetri : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas

paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada

-Pemeriksaan fungsi paru ; Udara mungkin menurun(kongesti dan kolaps

alveolar), tekanan jalan nafas meningkat dan

komplikasi lain menurun, mungkin terjadi

perembesan hipoksemia.

-Aspirasi/biopsi jaringan paru terbuka; dapat menyatakan intranuklear tipikal

keterlibatan sitoplasmik (CMU),

karakteristik sel raksasa (rubella)

Page 6: Lp Askep Bronku Pneumonia

2. Penyimpangan KDM

Virus Bakteri Jamur Aspirasi↓

Masuk Saluran cerna bagian atas↓

Bronkus, bronchiolus↓

Alveoli↓

Reaksi peradangan pada broncus dan alveoli↓

↓ ↓ ↓ ↓Sekresi mucus Stimulasi kemoreseptor Fibrosis dan pelebaran Bercak-bercak menyebarmeningkat Hipotalamus diseluruh permukaan ↓ ↓ permukaan bronkusAkumulasi secret Set poin bertambah Atelektasisi ↓ ↓ ↓ ↓ Merangsang sel-selObnstruksi jalan Respon mengigil Gangguan difusi O2 & CO2 epitel untuk memproduksi nafas ↓ ↓ mukus

↓ Reaksi peningkatan Gangguan pertukarabn gas ↓Gangguan ventilasi Panas tubuh Mukus kental

↓ ↓Peningkatan frek. Hipertermi Evavorasi meningkat Bersihan jalan nafas Pernafasan ↓ inefektif ↓ Defisit volume cairan Merangsang RAS(Retrikulum aktivasi sistem) ↓ REM menurun ↓ Pasien terjaga ↓Gangguan pemenuhan keb. istirahat tidur

Distensi abdomen ↓ Muntah ↓Nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 7: Lp Askep Bronku Pneumonia

3. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas in efektif b/d peningkatan sekresi mucus

2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveoli kapiler

3. Hypertermi b/d invasi kuman ke dalam saluran pernapasan

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat

5. Defisit volume cairan b/d evaporasi yang meningkat

6. Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur b/d frekuensi nafas yang

meningkat

4. Intervensi dan rasional

No Diagnosa Intervensi Rasional

1

2

Bersihan jalan nafas

in efektif b/d

peningkatan sekresi

mucus

Gangguan

pertukaran gas b/d

perubahan membran

alveoli kapiler

-

intervensi/kedalaman

pernafasan dengan

gerakan dada

-

efektif

-

nyaman

-

sesuai indikasi

-

kedalaman dan

kemudahan bernafas

-

memberan mukosa

-

dan gerakan dada simetris sering

terjadi karena ketidaknyamanan

dinding dada/cairan paru

-

pembersihan jalan nafas alami

-

dalam dan tinggi

-

pembersihan jalan nafas secara

nekanik

-

tergantung pada/indikasi derajat

keterlibatan paru dan status

kesehatan umum

-

Vasokontriksi atau respon tubuh

Page 8: Lp Askep Bronku Pneumonia

3

4

5

Hypertermi b/d

invasi kuman ke

dalam saluran

pernapasan

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d

intake yang tidak

adekuat

Defisit volume

dan kuku, catat adanya

sianosis perifer (kuku)

atau sianosis sentral

-

dorong sering

mengubah posisi,

nafas dalam dan batuk

efektif

-

bedrest

-

kompres hangat

-

perhatikan

menggigil/diaforesis

-

yang menimbulkan

mual/muntah

-

mulut setelah muntah

-

kecil tapi sering

-

ukur BB

-

terhadap demam/menggigil.

Membran mukosa dan mulut

menunjukkan hipoksia sistemik

-

maksimal, meningkatkan

pengeluaran secret untuk

memperbaiki ventilasi.

-

beristirahat, menurunkan beban

kerja jantung

-

-

proses penyakit infeksius akut

-

pada penyebab masalah

-

dapat menurunkan mual

-

meskipun nafsu makan mungkin

lambat untuk kembali

-

keterbatasan keuangan yang

menyebabkan malnutrisi

-

Page 9: Lp Askep Bronku Pneumonia

6

cairan b/d evaporasi

yang meningkat

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan istrahat

tidur b/d frekuensi

nafas yang

meningkat

vital

-

kelembapan membran

mukosa (bibir, lida)

-

mual/muntah

-

put

-

senyaman mungkin

-

yang tenang, nyaman

dan bersih

-

pengunjung

-

keluarga untuk

menemani pasien

meningkatkan laju metabolik

dan kehilangan cairan melalui

evavorasi

-

volume cairan

-

masukan oral

-

keadekuatan volume cairan dan

kebutuhan penggantian

-

merasa nyaman

-

cepat

-

bisa merasa tenang

-