Upload
khoirunnisyak
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 LP ca rekti
1/7
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER REKTI
1. DEFINISI
-Kanker rekti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau maligna pada
daerah rectum.
- Ca. Recti adalah keganasan berasal dari jaringan epitel pada daerah rectum.
- Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon ( bagian terpanjang pada usus besar atau
jaringan rectum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelah di usus besar sebelum
anus. Sebagian besar kanker colorectal adalah adrenocarcinoma (kanker yang dimulai
dari sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya) .
2. ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah
teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit
usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.
Factor-faktor resiko Ca. recti antara lain:
Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam
kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian
besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi
kanker.
Coli t is Ulcerativaatau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama
bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar
Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat
terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker
di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang
lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker
colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar,
khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi
lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar
terkena kanker colorectal.
7/28/2019 LP ca rekti
2/7
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua.
Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini di diagnosis setelah usia 50
tahun ke atas.
3. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker colorectal berdasarkan stadium berikut:
1. Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum.
Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0.
2. Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum
tumbuh menembus dinding.
3. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau
rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker
belum menyebar ke kelenjar getah bening,
4. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi belum
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
5. Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru-
paru.
6. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali setelah
periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali
dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain.
Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
4. MANIFESTASI KLINIK
- Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/konstipasi)
-Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya
- Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran
- Kotoran lebih sempit dari biasanya
- Sering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan
- Kehilangan berat badan tanpa alasan
- Selalu merasa sangat letih
7/28/2019 LP ca rekti
3/7
- Mual atau muntah-muntah.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blo od Test FOBT): Terkadang
kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang
sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes lain
dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid),
juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.
Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum Anda dan bagian bawah kolon dengan
tabung cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat
menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan menggunakan
tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang
dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema): Prosedur ini
mencakup pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium) untuk
meningkatkan kualitas gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan (seperti polip)
dapat terlihat dengan jelas.
Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal seringkali menjadi bagian
pemeriksaan (check-up) fisik rutin. Dokter akan memasukkan jari dengan sarung tangan
yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan ketidaknormalan.
6. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Medis
Penghisapan nasogastrik
Jika didapati pasien dengan obstruksi usus dan terjadi perdarahan yang cukup berarti.
Terapi komponen darah (Endoskopi, Ultrasonografi, Laparoskopi)
Dilakukan pada periode pre operatif.
Terapi ajufan
1. Kemoterapi
2. Terapi radiasi
3. Imunotropi
Dilakukan/dapat digunakan pada periode pre operatif,intraoperatif dan post operatif.
7/28/2019 LP ca rekti
4/7
Alat radiasi intrakovitas
Digunakan pasca operasi untuk mengurangi resiko kekambuhan tumor dengan cara
diimplantasikan.
Metode pentahapan yang sering digunakan secara luas adalah klasifikasi duke :
Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
b. Pembedahan
Kolonoskopi
Untuk kanker yang terbatas pada satu sisi.
Polipektomi
Metode dalam kolostomi laparoskopik agar dapat meminimalkan area pembedahan
pada beberapa usus.
Laser Nd:YAG
Efektif untuk lesi A,B dan C
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan besarnya tumor. Pemilihan prosedur
pembedahan tumor sebagai berikut (menurut Duoghty & Jackson,1993)
1. Reseksi segmental : anastomosis ( pengngkatan tumor dan porsi usus pada sisi
pertumbuhan,pembuluh darah dan nodus limfatik.
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan
tumor dan persi sigmoid dan semua rektum dan sfingter anal).
3. Kolostomi sementara dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal dan
persiapan usus sebelum reseksi).
4. Kolostmi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapat direseksi).
7. KOMPLIKASI
- Hemoragi (perdarahan)
- Syok
7/28/2019 LP ca rekti
5/7
8. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Anamnesa: identitas pasien dan penanggung jawab
2) Keluhan utama: riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, pola kebiasaan (pemeliharaan kesehatan, pola aktivitas, pola nutrisi, pola
eliminasi, pola istirahat dan riwayat spiritual, social dan konsep diri)
Keluhan utama pasien:
Nyeri abdomen / rektum.
Konsultasi feses terdapat darah.
Konsultasi adanya kecemasan kehilangan anggota tubuh dan perubahan fungsi
tubuh.
3) Pemeriksaan Fisik
Dengan "RECTAL
TOUCHER" biasanya diketahui :
1. Tonus sfingterani keras/lembek.
2. Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
3. Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat teraba ataupun
tidak.
b. Diagnosa dan Intervensi
PREOPERASI
1) Nyeri akut
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan oleh klien
hilang atau tidak dirasakan lagi
Intervensi:
Kaji tingkat nyeri. Berikan tehnik distraksi dan relaksasi
Berikan lingkungan yang nyaman pada klien. Berikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan BB stabil dan pemahaman
pengaruh individual pada masukan adekuat dan pasien dapat berpartisipasi dalam intervensi
spesifik untuk merangsang nafsu makan.
Intervensi:
Pantau masukan makanan tiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan
sesuai indikasi.
7/28/2019 LP ca rekti
6/7
Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
dan dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit dibagi-bagi selama sehari. Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan. Dorong pasien untuk berbagi
makanan dengan keluarga/teman.
Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.
3) Ansietas
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat informasi yang
diperukan dan dapat mengembalikan kepercayaan diri seperti semula.
Intervensi:
Kaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan. Perkirakan syok awal dan ketidak yakinan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur yang
menimbulkan trauma. Diskusikan informasi yang diperlukan klien
Dorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan,marah dan
penolakanPOST OPERASI
1) Nyeri akut
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan oleh klien
hilang atau tidak dirasakan lagi
Intervensi:
Kaji tingkat nyeri. Atur posisi pasien senyaman mungkin. Ajarkan tenik distraksi dan relaksasi. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi analgetik
2) Resiko infeksi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak akan mengalami infeksi
akibat mikroorganismelalui luka pembedahan.
Intervensi:
Observasi tanda-tanda infeksi. Gunakan tehnik septik dalam setiap tindakan keperawatan terhadap luka pembedahan. Tekankan higiene personal.
3) Deficit perawatan diri
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan defisit keperawatan diri pasien
dapat teratasi. Dengan kriteria hasil : kuku dan kulit pasien tidak kotor
7/28/2019 LP ca rekti
7/7
Intervensi:
Ajakan pada keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar klien seperti mandi danmakan.
Bantu perawatan diri/personal hygiene klien seperti perawatan kuku,rambut dan kulit.DAFTAR PUSTAKASmeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta : EGC.www.google.com//kankerrectum/PCC (Parkway Cancer Centre).
http://www.google.com/kankerhttp://www.google.com/kankerhttp://www.google.com/kanker