6
1. DEFINISI Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indra tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (stuart & Laraia, 2009). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi. Halusinasi terbagi atas lima jenis yaitu halusinasi pendengaran , penglihatan, penghiduan, pengecapan, dan perabaan. Dari lima jenis halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa halusinasi pendengaran merupakan jebis halusinasi yang paling banyak ditemukan yaitu terjadi pada 70% pasien selanjutnya 20% halusinasi penglihatan dan 10% halusinasi penghiduan, pengecapan dan perabaan. Pasien halusinasi merupakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Perilaku yang teramati pada klien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran adalah pasien merasa mendengarkan suara padahal tidak ada stimulus suara , sedangkan pada halusinasi penglihatan pasien mengatakan melihat bayangan orang atau sesuatu yang menakutkan padahal tidak ada bayangan tersebut. 2. PROSES TERJADINYA HALUSINASI Proses terjadinya halusinasi pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi stuard yang meliputi stessor dari faktor predisposisi dan presipitasi a. Faktor predisposisi

LP jiwa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gangguan kejiwaan

Citation preview

Page 1: LP jiwa

1. DEFINISI

Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indra tanpa adanya

rangsangan (stimulus) eksternal (stuart & Laraia, 2009). Halusinasi merupakan gangguan

persepsi dimana pasien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi.

Halusinasi terbagi atas lima jenis yaitu halusinasi pendengaran , penglihatan,

penghiduan, pengecapan, dan perabaan. Dari lima jenis halusinasi yang dialami oleh

pasien gangguan jiwa halusinasi pendengaran merupakan jebis halusinasi yang paling

banyak ditemukan yaitu terjadi pada 70% pasien selanjutnya 20% halusinasi penglihatan

dan 10% halusinasi penghiduan, pengecapan dan perabaan.

Pasien halusinasi merupakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Perilaku yang

teramati pada klien yang sedang mengalami halusinasi pendengaran adalah pasien merasa

mendengarkan suara padahal tidak ada stimulus suara , sedangkan pada halusinasi

penglihatan pasien mengatakan melihat bayangan orang atau sesuatu yang menakutkan

padahal tidak ada bayangan tersebut.

2. PROSES TERJADINYA HALUSINASI

Proses terjadinya halusinasi pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep

stress adaptasi stuard yang meliputi stessor dari faktor predisposisi dan presipitasi

a. Faktor predisposisi

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi adalah

1) Faktor biologis : hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor

herediter mengalami gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat penyakit

atau trauma kepala dan riwayat penggunaan napza

2) Faktor psikologis : pada pasien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan

adanya kegagalan yang berulang, korban kekerasan, kurangnya kasih saying atau

overprotektif.

3) Sosiobudaya dan lingkungan : pasien dengan halusinasi didapatkan sosial

ekonomi rendah. Riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak,

tingkat pendidikan bekerja.

b. Faktor presipitasi

Page 2: LP jiwa

Stressor presipitasi pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit

infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, atau

adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan

dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar

masyarakat.

3. MASALAH KEPERAWATAN

Halusinasi

DATA YANG PERLU DIKAJI

a. Data subjektif. Pasien mengatakan

1) Mendengar suara-suara atau gaduhan

2) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap

3) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya

4) Melihat bayangan, sinar, bentuk gemetris, bentuk kartun, melihat hantu.

5) Mencium bauan seperti bau darah, urin, feses, bau itu menyenangkan

6) Merasakan rasa seperti darah, urin, feses

7) Merasakan takut atau senang dengan halusinasinya

b. Data objektif

1) Bicara atau tertawa sendiri

2) Marah-marah tanpa sebab

3) Mengarahkan telinga kearah tertentu

4) Menutup telinga

5) Menunjuk kearah tertentu

6) Ketakutan kepada sesuatu yang tidak jelas

7) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu

8) Menutup hidung

9) Sering meludah

10) Muntah

11) Menggaruk-garuk permukaan kulit

Page 3: LP jiwa

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori: Halusinasi

Isolasi sosial

Harga Diri Rendah kronis

Effek

Core problem

Causa

POHON MASALAH

4. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Gangguan sensori persepsi Halusinasi

5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tujuan : pasien mampu

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik

3) Mengontrol halusinasi dengan benar minum obat

4) Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

5) Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari

Intervensi

1) Membina hubungan saling percaya

a. Mengucapkan salam setiapkali berinteraksi dengan pasien

Page 4: LP jiwa

b. Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang disukai

pasien

c. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.

d. Buat kontak asuhan yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama

akan dikerjakan, dan tempat

e. Jelaskan bahwa perawat merahasiakan informasi yang diperoleh

f. Setiap saat tunjukan sikap empati terhadap pasien

g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2) Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi

a. Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialami : tanpa mendukung

dan menyangkal halusinasinya

b. Mengidentifikasikan isi, frekuensi, waktu terjadinya situasi pencetus, perasaan,

respon dan upaya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau

mengontrol halusinasi

3) Melatih pasien cara mengontrol halusinasi

a. Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, dengan benar minum

obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah seperti membereskan

kamar, merapikan tempat tidur serta mencuci baju

b. Berikan contoh cara menghardik , benar minum obat, bercakap-cakap dan

melakukan kegiatandirumah seperti membereskan kamar dll

c. Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik, minum obat,

bercakap-cakap dan melakukan kegiatan dirumah

d. Berikan pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien

e. Setiap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan

keperawatan untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan

keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap

semagat meningkatkan latihan gayanya.