Upload
rola-mesrani-simbolon
View
85
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lp, keperawatan jiwa, kecemasan, anxiety, ansietas
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN KLINIK VI (JIWA KOMUNITAS)PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
ANSIETAS
A. Latar Belakang
1. Pengertian
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas
dan tidak didukung oleh situasi yang ditandai oleh rasa khawatir, perasaan
yang tidak nyaman dan ketegangan. Kecemasan dapat pula didefinisikan
sebagai suatu manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur dan
terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan
batin (konflik) (Siti, 2009).
2. Karakteristik Keluarga
Keluarga merupakan gabungan dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian di dalam keluarga tersebut,
sedangkan proses asuhan keperawatan keluarga itu adalah suatu proses
kompleks dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan konsep
keperawatan keluarga untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga (Duvall & Miller, 1985). Tujuan akhir dari
keperawatan keluarga adalah memandirikan anggota keluarga untuk
mengidentifikasi, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan keluarga
secara suka rela atau tanpa paksaan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama kecemasan, digunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, intervensi dan implementasi serta evaluasi. Pengkajian
merupakan tahap utama yang kritikal dimana pada tahap ini seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang
dibina. Pengkajian keluarga melibatkan upaya menetapkan kemampuan
keluarga berfungsi secara efektif dalam memenuhi kebutuhan anggota
keluarganya. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga, lalu ditegakkan
diagnosa, merancang intervensi keperawatan, melakukan implementasi serta
melakukan evaluasi (Friedman, 2003). Pengkajian yang tajam merupakan
tahap utama yang harus dilakukan, dimana pada tahap ini mahasiswa menggali
dan mengambil informasi.
Masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga umumnya
gangguan fisik. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena
merupakan ancaman tehadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep
diri individual dalam keluarga. Pola mekanisme koping keluarga atau pola
keluarga menangani stress akan mempengaruhi individu dalam respon
terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping banyak
dipelajari dalam keluarga. Selain itu riwayat gangguan kecemasan dalam
keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam respon terhadap konflik
dan mengatasi kecemasan.
3. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Data awal yang perlu dikaji atau dikenal pada tahap awal meliputi:
Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, umur, alamat,
pendidikan KK, pekerjaan KK, komposisi keluarga, tipe keluarga, suku,
agama, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi keluarga.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga yang terdiri dari tahap
perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi, riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga
sebelumnya.
Lingkungan terdiri dari karakteristik rumah, tetangga dan komunitas,
mobilitas geografi keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat serta sistem pendukung keluarga.
Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur
kekuatan keluarga, struktur peran, nilai dan norma anggota keluarga.
Fungsi keluarga terdiri atas fungsi efektif, sosialisasi, fungsi perawatan
kesehatan, fungsi reproduksi dan fungsi ekonomi.
Stres dan koping keluarga terdiri dari stresor jangka pendek dan jangka
panjang, kemampuan keluarga berespom terhadap situasi atau
kemampuan keluarga menghadapi stresor, strategi koping yang
digunakan dan strategi adaptasi fungsional.
Pemeriksaa fisik head to toe.
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yaitu harapan keluarga
setelah kehadiran dari mahasiswa sebagai petugas kesehatan yang
membantu dalam mengontrol kesehatan anggota keluarga dan
membantu dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga.
b. Tahap kedua mengkaji kemampuan keluarga melakukan tugas perawatan
keluarga terhadap masalah kesehatan spesifik.
c. Adapun tahap ketiga dalam mengkaji kecemasan berdasarkan tingkatan
kecemasan yaitu:
Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Kecemasan Berat Panik
Fisiologis
Tanda-tanda vital
normal
Tekanan otot
minimal
Pupil normal
Gelisah
Susah tidur
Hipersensitif
terhadap suara
Fisiologis
Tanda-tanda vital
normal atau
sedikit meningkat
Adanya
ketegangan
Mungkin menjadi
kurang nyaman
Diaporesis
Sakit kepala
Mulut kering
Sering BAK
Fisiologis
Tanda-tanda vital
meningkat
Keringat
berlebihan
Sering BAK
Diare, mulut
kering
Nafsu makan
menurun
Dilatasi pupil
Indera yang
dipengaruhi:
pendengaran
berkurang dan
sensasi
nyeri turun
Sakit kepala
hebat
Mual
Vertigo
Fisiologis
Seseorang
menjadi pucat
Tekanan darah
menurun dan
hipotensi
Koordinasi otot
buruk, nyeri dan
sensasi
pendengaran
minimal
Dilatasi pupil
Takikardi
Nyeri dada dan
gemetar
Kognitif
Lapang persepsi
tidak menyempit
Sadar terhadap
stimulus internal
dan lingkungan
yang lain
Perhatian
berkurang tapi
masih
terkontrol,
penyelesaian
masalah
efektif dan
peningkatan
kemampuan
belajar
Kognitif
Berjaga-jaga,
persepsi
menyempit dan
terfokus
Bagian optimal
untuk
menyelesaikan
masalah dan
belajar
Penuh perhatian
Kognitif
Lapang persepsi
sangat
menyempit
Sulit
memecahkan
masalah
Perhatiannya
terpilih (fokus
pada
satu kelompok)
Tidak dapat
menyelesaikan
tugas
Kognitif
Persepsi
menyebaratau
tertutup
Tidak mampu
menerima
stimulus
Penyelesaian
masalah dan
berpikir logis
tidak mampu
dilakukan
Persepsi atau
tentang diri,
lingkungan atau
kejadian tidak
realistis
Kehilangan cara
berpikir yang
rasional
Emosi/Perilaku
Perasaan relatif
nyaman, rileks dan
tenang
Melakukan
kegiatan sehari-
hari
tanpa terganggu
dan motivasi
meningkat
Emosi/Perilaku
Perasaan siaga dan
menantang serta
penuh semangat
Mengajak dalam
kegaiatan yang
kompetitif dan
belajar
ketrampilan baru
Suara dan ekspresi
Emosi/Perilaku
Merasa terancam,
terkejut
dengan stimulus
baru dan merasa
beban yang
terlalu berat
Aktivitas
mungkin
meningkat
Emosi/Perilaku
Merasa perlu
bantuan terhadap
segala
kehilangan
kontrol
Mungkin
menjadi marah,
menakutkan,
menarik diri dan
wajah penuh
perhatian
atau menurun
Mungkin tampak
dan merasa
depresi
Menunjukkan
penolakan,
mengeluh sakit
dan menjadi cepat
marah
menangis atau
lari dari masalah
Tidak dapat
berkomunikasi
secara verbal
Mungkin delusi
atau halusinasi
Mungkin
mencoba bunuh
diri
4. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan menurut Stuart & Sunden (1998) antara lain:
a. Ansietas
b. Isolasi sosial: menarik diri
c. Koping individu tidak efektif
d. Tidak efektifnya koping keluarga
e. Harga diri rendah: gangguan konsep diri.
f. Perilaku kekerasan
g. Tidak efektifnya pelaksanaana regimen terapeutik
B. Rencana Keperawatan
DiagnosaKeperawatan
Tujuan Intervensi
Gangguan perilaku:
kecemasan
berhubungan
dengan status peran
dan lingkungan
yang tidak
kondusif.
Tujuan Umum:
Kecemasan klien dapat
teratasi
TUK 1
Klien dapat menjalin dan
membina hubungan saling
percaya
1. Jadilah pendengar yang hangat
dan responsif
2. Beri waktu yang cukup pada
klien untuk berespon
3. Beri dukungan pada klien untuk
mengekspresikan perasaannya
4. Identifikasi pola prilaku klien
atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
5. Bersama klien mengenali
perilaku dan respon sehingga
cepat belajar dan berkembang
TUK 2
Klien dapat mengenal
ansietasnya
1. Bantu klien untuk
mengidentifikasi dan
menguraikan perasaannya
2. Hubungkan perilaku dan
perasaannya
3. Validasi kesimpulan dan asumsi
terhadap klien
4. Gunakan pertanyaan terbuka
untuk mengalihkan dari topik
yang mengancam ke hal yang
berkaitan dengan konflik
5. Gunakan konsultasi
TUK 3
Klien dapat memperluas
kesadarannya terhadap
perkembangan ansietas
1. Bantu klien mernjelaskan
situasi dan interaksi yang dapat
segera menimbulkan ansietas
2. Bersama klien meninjau
kembali penilaian klien
terhadap stressor yang
dirasakan mengancam dan
menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru
terjadi dengan pengalaman
masa lalu yang relevan
TUK 4
Klien dapat menggunakan
mekanisme koping yang
adaptif
1. Gali cara klien mengurangi
ansietas di masa lalu
2. Tunjukkan akibat mal adaptif
dan destruktif dari respons
koping yang digunakan
3. Dorong klien untuk
menggunakan respons koping
adaptif yang dimilikinya
4. Bantu klien untuk menyusun
kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan,
menggunakan sumber dan
menggunakan koping yang baru
5. Latih klien dengan
menggunakan ansietas sedang
6. Beri aktivitas fisik untuk
menyalurkan energinya
7. Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai sumber
dan dukungan sosial dalam
membantu klien menggunakan
koping adaptif yang baru
TUK 5
Klien dapat menggunakan
teknik relaksasi
1. Ajarkan klien teknik relaksasi
untuk meningkatkan kontrol
dan rasa percaya diri
2. Dorong klien untuk
menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas
C. Strategi Koping Keluarga
Strategi koping keluarga berdasarkan tingkatan kecemasannya:
Tindakan Berdasarkan Tingkatannya
Ringan sampai sedang Strategi
Memberi informasi nyata
Memperingatkan kejadian stressful
Pengetahuan tentang ketakutan
Meningkatkan kesempatan untuk
kontrol dan partisipasi (mengajarkan
keterampilan koping secara
langsung)
Meningkatkan kesempatan untuk
mengontrol pengambilan keputusan,
aktivitas, stimulasi sensori dan
dukungan sosial
Membangun harapan
Sedang sampai berat Srategi
Menunjukkan dukungan
Memberikan informasi yang akurat
Managemen panik
Relaksasi nafas dalam
Eksplorasi kejadian-kejadian
stressful
Berat sampai panik Strategi
Temani klien
Mempertahankan situasi yang
tenang dan menurunkan stimulasi
Gunakan tekhnik nafas dalam
Ulangi jawaban singkat
Gunakan demonstarsi