12
BAB I LANDASAN TEORI A. MEDIS 1. Pengertian Kolesistisis adalah inflamasi akut atau kronis dari batu empedu, biasanya berhubungan dengann batu empedu yang tersangkut pada duktus kistik, menyebabkan distensikandung empedu. (Doenges, 1999) Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan. 2. Anatomi Fisiologi 1

LP Kolestitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

selamat belajar :)

Citation preview

Page 1: LP Kolestitis

BAB I

LANDASAN TEORI

A. MEDIS

1. Pengertian

Kolesistisis adalah inflamasi akut atau kronis dari batu empedu,

biasanya berhubungan dengann batu empedu yang tersangkut pada

duktus kistik, menyebabkan distensikandung empedu. (Doenges, 1999)

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi

akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri

tekan dan panas badan.

2. Anatomi Fisiologi

1

Page 2: LP Kolestitis

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil berbentuk seperti

terong yang berfungsi untuk menyimpan empedu (cairan pencernaan

berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).

Kandung empedu terletak didalam sebuah lekukan di sebelah

permukaan bawah hati, sampai di pinggiran depannya. Panjangnya 8

cm sampai 12 cm.

Kandung empedu terdiri dari fundus, corpus, dan infundibulum.

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan,

lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama.

Duktus hepatikus utama bergabung dengann saluran yang berasal dari

kandung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama.

Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada sfingter Oddi,

yang terletak beberapa sentimeter dibawah lambung.

Duktus sistikus kira-kira tiga setengah sentimeter panjangnya. Berjalan

dari leher kandung empedu dan bersambung dengann duktus hepatikus

membentuk saluran empedu ke duodenum.

Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan

dialirkan melalui duktus sistikus ke dalam kandung empedu. Sisanya

langsung mengalir ke dalam saluran empedu utama, menuju ke usus

halus.

2

Page 3: LP Kolestitis

Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan

mengosongkan empedu ke dalam usus untuk membantu pencernaan

lemak dan vitamin-vitamin tertentu.

Empedu terdiri dari:

a. garam-garam empedu

b. elektrolit

c. pigmen empedu (misalnya bilirubin)

d. kolesterol

e. lemak.

Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu

(terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan

kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.

Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol,

lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu

penyerapannya dari usus.

Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah

menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke

dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting

dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.

Batu kandung empedu bisa menyumbat aliran empedu dari kandung

empedu, dan menyebabkan nyeri (kolik bilier) atau peradangan

kandung empedu (kolesistitis). Batu juga bisa berpindah dari kandung

empedu ke dalam saluran empedu, sehingga terjadi jaundice (sakit

kuning) karena menyumbat aliran empedu yang normal ke usus.

Penyumbatan aliran empedu juga bisa terjadi karena adanya tumor.

3

Page 4: LP Kolestitis

3. Klasifikasi

Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker, 2001) :

a. Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu,

biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam

duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri

yang luar biasa (www.medicastore.com). 

b. Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding

kandung empedu, yang ditandai dengann serangan berulang dari

nyeri perut yang tajam dan hebat (www.medicastore.com).

4. Etiologi

a. Obstruksi duktus sistikus dengann distensi dan iskemia vesika

bilaris. Sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan

distensi kandung empedu dan gangguam aliran darah dan limfe,

bakteri komensal kamudian berkembang biak.

b. Cedera kimia (empedu) dan atau mekanik (batu empedu) pada

mukosa.

c. Infeksi bakteri, Adanya kuman seperti E. Coli, salmonela typhosa,

cacing askaris, atau karena pengaruh enzim – enzim pankreas.

5. Patofisiologi

Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan

empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya

dengann cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini

adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.

Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu

pada saat  katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan

empedu dipekatkan dengann mengabsorpsi air. Derajat pemekatannya

diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi zat-zat padat. Stasis

4

Page 5: LP Kolestitis

empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi

progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut.

Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan

empedu, stasis empedu, dapat menyebabkan infeksi kandung empedu

(www.mamashealth.com).

Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan

supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia, pengendapan.

Gangguan kontraksi sfingter odci dan kandung empedu dapat juga

menyebabkan statis. Faktor hormon (kehamilan) menyebabkan

pengosongan kandung empedu. Akibat satis, terjadilah sumbatan

empedu (saluran). Adanya batu akibat statis yang progresif tadi

memungkinkan terjadi trauma dinding kandung empedu, hal ini dapat

memungkinkan infeksi bakteri lebih cepat.

Batu empedu

Bakteri Jejas kimia

Trauma pada dinding Mual muntah Ketidakseimbangan

Kandung empedu komposisi empedu

Obstruksi dan inflamasi resiko kekurangan volume cairan

dinding kandung empedu

Iritasi dinding kandung empedu Perubahan nutrisi kurang Inflamasipada

dari kebutuhan tubuh kandung empedu

Gangguan rasa nyaman Nyeri

Nyeri

6. Tanda dan Gejala

5

Page 6: LP Kolestitis

Timbulnya gejala bisa dipicu oleh makan makanan berlemak. Gejala

bisa berupa:

a. Tanda awal dari peradangan kandung empedu biasanya berupa

nyeri di perut kanan  bagian atas.

b. Nyeri bertambah hebat bila penderita menarik nafas dalam dan

sering menjalar ke bahu kanan.

c. Biasanya terdapat mual dan muntah. 

d. Nyeri tekan perut

e. Dalam beberapa jam, otot-otot perut sebelah kanan menjadi kaku.

f. Pada mulanya, timbul demam ringan, yang semakin lama

cenderung meninggi.

g. Serangan nyeri berkurang dalam 2-3 hari dan kemudian

menghilang dalam 1 minggu.

h. Gangguan pencernaan menahun

i. Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar)

j. Sendawa.

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. CT scan perut

b. Kolesistogram oral

c. USG perut.

d. blood tests (looking for elevated white blood cells)

8. Penatalaksanaan Medis

a. Pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan.

b. Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun

melalui laparoskopi.

c. Penderita yang memiliki resiko pembedahan tinggi karena keadaan

medis lainnya, dianjurkan untuk menjalani diet rendah lemak dan

menurunkan berat badan.

6

Page 7: LP Kolestitis

d. Bisa diberikan antasid dan obat-obat antikolinergik.

9. Komplikasi

a. Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan

berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukkan terjadinya

abses, gangren atau perforasi kandung empedu.

b. Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari

empedu ke dalam hati menunjukkan bahwa saluran empedu telah

tersumbat sebagian oleh batu empedu atau oleh peradangan.

c. Jika pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar enzim

amilase, mungkin telah terjadi peradangan pankreas (pankreatitis)

yang disebabkan oleh penyumbatan batu empedu pada saluran

pankreas (duktus pankreatikus).

7

Page 8: LP Kolestitis

B. KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Intake nutrisi

1) Kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak

2) Mual

3) Muntah

4) Dyspepsia

b. Kenyamanan

Kaji adanya nyeri pada perut kanan atas dan sering menjalar ke

bahu kanan.

c. Intake cairan.

1) Kaji kebiasaan masukan cairan (berapa gelas / hari)

2) Lihat adanya kehilangan cairan lewat muntah

3) Pembatasan masukan

d. Pengetahuan pasien tentang penyakit

1) Pengertian pasien tentang penyakit

2) Sejauh mana pasien tahu mengenai penyakitnya

3) Usaha – usaha / pengobatan yang telah dilakuakan

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan obstruksi pada

duktus dan inflamasi.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual, muntah, dyspepsia, nyeri, pembatasan masukan.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

mual, muntah.

d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang

terpapar informasi.

8