24
LAPORAN PENDAHULUAN OOFOREKTOMI DI BAGIAN INSTALASI BEDAH PUSAT/COT RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Muh. Adi Fitrah C12108279 CI Institusi CI Lahan (____________________) (____________________)

Lp Ooforektomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ooforektomi

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN OOFOREKTOMI DI BAGIAN INSTALASI BEDAH PUSAT/COT RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Muh. Adi FitrahC12108279

CI Institusi CI Lahan

(____________________) (____________________)

PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR 2012OOFOREKTOMI

KONSEP MEDISA. Anatomi dan fisiologi reproduksi wanita

a. Vagina Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi: Forniks anterior Forniks posterior Forniks dekstra Forniks sisistraSel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.

Fungsi utama vagina: Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi. Alat hubungan seks. Jalan lahir pada waktu persalinan.b. UterusMerupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng. Korpus uteri : berbentuk segitiga Serviks uteri : berbentuk silinder Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 literDinding uterus terdiri dari tiga lapisan : Peritonium Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen. Lapisan ototSusunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.

Endometrium Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:a) Ligamentum latum. Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.b) Ligamentum rotundum (teres uteri). Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat. Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.c) Ligamentum infundibulopelvikum. Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.d) Ligamentum kardinale Machenrod. Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri. Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.e) Ligamentum sacro-uterinum. Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.f) Ligamentum vesiko-uterinum. Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.c. Tuba FallopiiTuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.d. Ovarium Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi: Memproduksi ovum Memproduksi hormone estrogen Memproduksi progesteronMemasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

Hormon-hormon yang dihasilkan pada sistem reproduksi wanita, yakni sebagai berikut: a. EstrogenEstrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.b. ProgesteronHormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.c. GNRH (Gonadotropin Releasing Hormone)GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikel stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.d. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.e. LH (Luteinizing Hormone)/ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.f. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).g. LTH (Lactotrophic Hormone)/ProlactinDiproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.

B. DefenisiOoforektomi adalah operasi pengangkatan ovarium atau indung telur. Operasi ini juga disebut ovariektomi, tetapi istilah ini telah digunakan secara tradisional dalam penelitian ilmu dasar yang menggambarkan operasi pengangkatan indung telur pada hewan laboratorium. Pengangkatan indung telur pada wanita adalah setara biologis pengebirian pada laki-laki, namun, istilah pengebirian hanya kadang-kadang digunakan dalam literatur medis untuk merujuk pada ooforektomi pada manusia. Dalam ilmu kedokteran hewan, penghapusan lengkap dari indung telur, saluran telur, tanduk rahim, dan rahim disebut spaying dan merupakan bentuk sterilisasi. Pada manusia, ooforektomi paling sering dilakukan karena penyakit seperti kista ovarium atau kanker; sebagai profilaksis untuk mengurangi kemungkinan terkena kanker ovarium atau kanker payudara, atau dalam hubungannya dengan pengangkatan rahim. Penghapusan ovarium bersama-sama dengan tabung tuba disebut salpingo-ooforektomi atau unilateral salpingo-ooforektomi (USO). Ketika kedua ovarium dan kedua tuba Fallopii dihapus, istilah bilateral salpingo-ooforektomi (BSO) digunakan. Ooforektomi dan salpingo-ooforektomi bukanlah bentuk umum dari kontrol kelahiran pada manusia, lebih biasa adalah ligasi tuba, di mana saluran telur tersumbat tetapi indung telur tetap utuh. Ketika dilakukan sendirian (tanpa histerektomi), suatu ooforektomi umumnya dilakukan dengan laparotomi atau laparoskopi perut. Dalam banyak kasus, operasi pengangkatan indung telur dilakukan bersamaan dengan histerektomi. Nama medis formal untuk menghilangkan seluruh sistem reproduksi wanita (ovarium, saluran telur, rahim) adalah "Histerektomi Total dengan bilateral salpingo-ooforektomi (TAH-BSO); istilah yang lebih kasual untuk seperti operasi adalah" ovariohysterectomy".

Metode ooforektomi memiliki beberapa manfaat, yakni sebagai berikut:1. Pencegahan kankerUntuk risiko tinggi BRCA1 mutasi, profilaksis Ooforektomi indung telur sekitar umur 40 tahun mengurangi risiko kanker ovarium dan kanker payudara dan memberikan keuntungan bertahan hidup jangka panjang signifikan dan besar.Pembawa risiko tinggi BRCA2 mutasi, Ooforektomi indung telur sekitar umur 40 tahun hanya memiliki efek marjinal pada kelangsungan hidup; efek positif mengurangi kanker payudara dan kanker ovarium, risiko hampir diimbangi dengan efek. Keuntungan bertahan hidup lebih besar ketika Ooforektomi indung telur dilakukan bersama profilaksis mastektomi.2. Mengurangi masalah endometriosisBeberapa kasus, Ooforektomi indung telur dapat digunakan untuk mengobati endometriosis. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan sumber hormon untuk pertumbuhan dinding rahim, sehingga mengurangi pertumbuhan berlebih yang bertanggungjawab terhadap terjadinya endometriosis.Ooforektomi indung telur untuk endometriosis biasanya adalah operasi terakhir karena terdapat risiko yang terkait dengan penghentian tiba-tiba produksi hormon, terutama awal-awal osteoporosis. Untuk alasan ini, hormon agonists seperti Lupron biasanya pertama digunakan untuk mengubah hormon siklus sebelum melanjutkan ke intervensi bedah non-Reversible.Ooforektomi indung telur untuk endometriosis sering dilakukan bersama histerektomi sebagai langkah akhir dalam menghilangkan jejak endometriosis dalam kasus di mana perawatan non-bedah seperti hormon agonists telah gagal untuk menghentikan pertumbuhan berlebih rahim.Pada kista ovarium, penghapusan tanpa Ooforektomi indung telur atau melalui Ooforektomi indung telur parsial sering digunakan untuk menangani kasus-kasus endometriosis yang lebih ringan ketika pengobatan hormon gagal untuk menghentikan pembentukan kista, atau untuk mengobati nyeri panggul ekstrim dari hormon yang berhubungan dengan masalah panggul.

C. Indikasi operasi Ooforektomi dilakukan pada kasus-kasus seperti: kanker ovarium, curiga tumor ovarium atau kanker tuba falopii (jarang). Metode ini juga dapat dilakukan pada kasus-kasus infeksi atau digabungkan dengan histerektomi. Kadang-kadang wanita dengan kanker ovarium atau payudara tipe lanjut dilakukan suatu ooforektomi sebagai tindakan preventif atau profilaksis untuk mengurangi resiko penyebaran dari sel-sel kanker tersebut. Jarang sekali terjadi kelainan secara familial.

D. Prosedur operasi 1. Persiapan alata. Scaple handleb. Scaple bladec. Forceps (pinset)d. Clampse. Hemostaticf. Hak gigi/kulit.g. Suture needle (jarum)h. Gunting jaringan dan benangi. Benang absorbable dan non absorbablej. Kasa steril2. Persiapan kliena. Persiapan Pre Operasi 1 hari sebelum operasi Persiapan urogenitalDilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateterisasi kandung kemih. Obat-obat premedikalYaitu penyuntikan pengantar pada penderita yang sudah ditentukan oleh ahli anestesi. Bahan yang harus dibawa bersama pasien ke kamar operasia) Status klienb) Hasil-hasil laboratorium Persiapan psikologisa) Pasien dan keluarga perlu diberi kesempatan bertanya mengenai fungsi reproduksi dan seksnya.b) Beri penjelasan tentang operasi yang akan dilakukannya. Hal-hal yang perlu diperhatikana) Cek gelang identitasb) Lepas tusuk konde, wig, tutup kepala dengan mitella.c) Lepaskan perhiasan, cincin dan jam tangan.d) Bersihkan cat kukue) Lepaskan kontak lensf) Alat bantu pendengaran dapat dipasang bila pasien tidak dapat mendengarkan tanpa alat.g) Pasang kaos kaki anti emboli bila pasien resiko tingi terhadap syok.h) Ganti pakaian operasi Transportasi ke kamar operasiPerawat menerima status pasien, memeriksa gelang pengenal, menandatangani inform concent, pasien dilindungi dari kedinginan dengan memberi selimut katun.b. Persiapan Operasi Inform ConcentSurat persetujuan kepada pasien dan keluarga mengenai pemeriksaan sebelum operasi, alasan, tujuan, jenis operasi, keuntungan dan kerugian operasi. PuasaPada operasi kecil, tidak perlu ada perawatan khusus. Hanya perlu puasa beberapa jam sebelum operasi dan makan makanan ringan yang mudah dicerna malam hari sebelumnya. Pada operasi besar, pada hari akan dilakukan operasi, pasien hanya mendapatkan terapi cairan saja. Pada persiapan praoperatif penderita malnutrisi, juga odiberikan hiperalimentasi per oral atau intravena. Persiapan usus, persiapan usus praoperatif berguna untuk hal-hal berikut:a) Pengurangan isi gastrntestinal memberi ruang tambahan pada pelvis dan abdomen sehingga memperluas lapangan operasi.b) Pengurangan jumlah flora patogen pada usus menurunkan resiko infeksi pascaoperasi. Cedera usus saat pembedahan tidak selalu berhasil untuk dihindari, terutama sering terjadi pada pasien yang menjalani operasi karsinoma, endometriosis, penyakit peradangan pelvis, pasien dengan prosedur pembedahan berulang atau penyakit peradangan usus. Persiapan kulitPersiapan kulit disarankan untuk dilakukan pada area pembedahan, bukan karena takut terjadi kontaminasi, akan tetapi lebih karea alasan teknis. Pasien dicukur hanya pada area disekitar insisi. Pencukuran sebaiknya dilakukan segera sebelum operasi, untuk mengurangi resiko infeksi pasca perasi. Membersihkan kulit dengan sabun antiseptic pada malam hari sebelum operasi atau pagi hari dapat mengurangi frekuensi infeksi luka pascaoperasi. Persiapan kandung kemih dan ureterSegera sebelum pemeriksaan di bawah anestesi,kandung kemih dikosongkan dengan kateterisasi. Jika akan dilakukan operasi denga durasi lama, sebelumnya dipasang kateter folley.3. Teknik operasi

a. Setelah penderita diberi narkose dengan endotrakeal, posisi telentang.b. Dilakukan desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril. c. Dibuat insisi midline, diperdalam memotong linea alba sampai tampak peritoneum dan peritoneum dibuka secara tajam. d. Kedua ovarium beserta jaringan sekitar diinspeksi dan dipalpasi untuk menilai kondisi sebelum dilakukan pengangkatan (menentukan resektabilitas). e. Dilakukan ligasi atau pemotongan ligamen-ligamen ovarium dan tuba fallopii. Tuba fallopii kemudian diligasi. Pemotongan dilakukan pada salah satu atau kedua tuba fallopii tergantung kondisi peyakit pada ovarium.f. Tuba fallopii beserta ovarium kemudian direseksi dan dilakukan penutupan atau penjahitan pada area pemotongan tuba fallopii.g. Perdarahan yang masih ada dirawat, kemudian luka pembedahan ditutup lapis demi lapis.

E. Komplikasi operasiKomplikasi yang dapat timbul pada prosedur ooforektomi antara lain :1. Perdarahan intraoperatifBiasanya tidak terlalu jelas, dan ahli bedah ginekologis sering kali kurang dalam memperkirakan darah yang hilang (underestimate). Hal tesebut dapat terjadi, misalnya, karena pembuluh darah mengalami retraksi ke luar dari lapangan operasi dan ikatannya lepas.2. InfeksiInfeksi oleh karena adanya mikroorganisme pathogen, antitoksinnya didalam darah atau jaringan lain membentuk pus.3. HemoragikKeadaan hilangnya cairan dari pembuluh darah yang biasanya terjadi dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak. Keadaan ini diklasifikasikan dalam sejumlah cara yaitu, berdasarkan tipe pembuluh darah arterial, venus atau kapiler, berdasarkan waktu sejak dilakukan pembedahan atau terjadi cidera primer, dalam waktu 24 jam ketika tekanan darah naik reaksioner, sekitar 7-10 hari sesudah kejadian dengan disertai sepsis sekunder, perdarahan bisa interna dan eksterna.4. Kerusakan pada kandung kemihPaling sering terjadi karena langkah awal yang memerlukan diseksi untuk memisahkan kandung kemih dari serviks anterior tidak dilakukan pada bidang avaskular yang tepat.5. Kerusakan ususDapat terjadi jika loop usus menempel pada kavum douglas, menempel pada uterus atau adneksa. Walaupun jarang, komplikasi yang serius ini dapat diketahui dari terciumnya bau feses atau melihat material fekal yang cair pada lapangan operasi. Pentalaksanaan memerlukan laparotomi untuk perbaikan atau kolostomi.

ASUHAN KEPERAWATANA. PengkajianBerdasarkan klasifikasi Doenges et.al (2000) data dasar pengkajian adalah sebagai berikut :1) Aktivitas/istirahatGejala : Kelemahan dan/atau keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur malam hari, keterbatasan partisipasi dalam hobi, tingkat stress tinggi.2) SirkulasiGejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.Tanda : Perubahan pada TD.3) Integritas egoGejala: Masalah tentang perubahan dalam penampilan, menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, kehilangan kontrol, depresi.4) EliminasiGejala: Perubahan pada pola BAB, perubahan eliminasi urinarius.Tanda : Perubahan pada usus, distensi abdomen.5) Makanan/cairanGejala: Kebiasaan diet buruk, anoreksia, mual atau muntah, intoleransi makanan, perubahan pada berat badan, berkurangnya massa otot.Tanda : Perubahan pada kelembaban atau turgor kulit.6) NeurosensoriGejala : Pusing, sinkope.7) Nyeri/kenyamananGejala : Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi.8) PernapasanGejala : Merokok, pemajanan asbes.9) KeamananGejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama.Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.10) SeksualitasGejala : Masalah seksual, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini.11) Interaksi sosialGejala: Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran dan riwayat perkawinan.12) Penyuluhan/pembelajaranGejala: Riwayat kanker pada keluarga, penyakit metastatik, riwayat pengobatan.

B. Diagnosa dan intervensi 1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pembedahan.Tujuan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang, klien tampak tenang.INTERVENSIRASIONAL

1. Pantau tekanan darah, nadi dan pernapasan setiap 4 jam.

2. Kaji intensitas nyeri. Informasikan ke dokter jika nyeri diberikan sampai pemberian obat respon terhadap analgetik yang bertambah buruk atau tidak ada selanjutnya.3. Bantu pasien untuk mengambil posisi yang nyaman. Tinggikan ekstremitas yang terasa sakit. Tekuk lutut dengan menggunakan bantal atau penyokong lutut ditempat tidur untuk menurunkan ketegangan otot-otot perut setelahtindakan bedah atau bila ada nyeri dipunggung.4. Ajarkan pasien teknis napas dalam berirama untuk nyeri yang ringan sampai sedang dalam hubungannya deengan nyeri yang lain meringankan intervensi : Instrusikan pasien untuk memelihara kontak mata pada suatu objek sambil menarik napas perlahan melalui mulut dan mengeluarkan napas melalui bibir yang dikerutkan.5. Berikan istirahat sampai nyeri hilang. Kurangi kebisingan dan sinar yang terang. Jaga kehangatan pasien dengan selimut ekstra.1. Untuk mengenal indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.2. Ini merupakan indikasi bahwa perlu analgetik yang lebih keras atau mulai ada komplikasi.

3. Tempatkan tubuh pada posisi yang nyaman untuk mengurangi penekanan dan mencegah otot-otot tegang membantu menurunkan rasa tidak nyaman.

4. Distraksi mengganggu stimulus nyeri dengan mengurangi rasa nyeri. Distraksi tidak mengubah intensitas nyeri. Paling baik digunakan untuk periode pendek pada nyeri ringan sampai sedang.

5. Istirahat menurunkan pengeluaran energi. Vasokontriksi perifer terjadi pada nyeri hebat dan menyebabkan pasien merasa dingin. Biasanya rangsangan lingkungan yang kuat, memperhebat persepsi nyeri.

2. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik sekunder terhadap pembedahanTujuan : Perawatan diri terpenuhi dan klien dapat memenuhi kebutuhan aktifitas.INTERVENSIRASIONAL

1. Kaji kemampuan darin tingkat kekurangan untuk melakukan aktivitas sehari-hari

2. Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan

3. Pertahankan dukungan, sikap yang tegas. Berikan klien waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya

4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan untuk keberhasilannya.3

1. Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual.2. Klien mungkin menjadi sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi. Ada pentingnya bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri sendiri untuk mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan.3. Klien akan memerlikan empati tetapi perlu untuk mengetahui pemberi asuhan keperawatan yang akan membantu klien secara konsisten.4. Meningkatkan perasaan makna diri, meningkatkan kemandirian, dan mendorong klien untuk berusaha secara kontinu.

3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pembedahan Tujuan : Risiko tinggi terhadap infeksi tidak terjadi, suhu tubuh normal 370C, dan tanda-tanda infeksi tidak terjadi.INTERVENSIRASIONAL

1. Pantau suhu badan setiap 4 jam, Keadaan luka ketika melakukan perawatan luka Hasil laboratorium terutama jumlah leukosit.2. Tetap pada fasilitas kontrol infeksi, sterilisasi dan prosedur/kebijakan aseptik.3. Identifikasi gangguan pada teknik aseptik dan atasi dengan segera pada waktu terjadi.

4. Sediakan pembalut yang steril.

5. Kolaborasi pemberikan antibiotik sesuai petunjuk1. Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

2. Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk untuk mencegah infeksi.

3. Kontaminasi dengan lungkungan/ kontak personal akan menyebabkan daerah yang steril menjadi tidak steril sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi.4. Mencegah kontaminasi lingkungan pada luka yang baru.5. Dapat diberikan secara profilaksis bila dicurigai terjadinya infeksi atau kontaminasi.

3. Tujuan pemulangan1. Pemasukan nutrisi adekuat untuk kebutuhan individu.2. Komplikasi dicegah/minimal.3. Prosedur bedah/prognosis, kebutuhan pengobatan, dan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian obstetri & gineekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Bandung : ElstarBrunner & Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Jakarta : EGC.Doenges at. al (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, Jakarta : EGC.Friedman, Borten, Chapin (1998). Seri Skema Diagnosa & Penatalaksanaan Ginekologi Edisi 2. Jakarta : Bina Rupa AksaraLeveno, Kenneth J (2009). Obstetric Wiliam. Jakarta : EGC.Mochtar & Rustam (1998). Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Edisi 2. Jakarta: EGC.Oophorectomy, diakses pada tanggal 10 Juli 2012.(http://www.medicalook.com/Womens_health/ Oophorectomy.html).Price & Wilson (1995). Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, Jakarta : EGC.

15