29
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT JANTUNG BAWAAN A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian : Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) merupakan kelainan susunan jantung yang sudah dalam kandungan. Tetapi kelainan jantung ini tidak memberikan gejala yang segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan ini muncul setelah pasien berumur beberapa bulan atau tahun. Beberapa penyakit jantung bawaan adalah PDA (Persistent Ductus Arteriosus), ASD (Atrial Septal Defect), dan VSD (Ventrikel Septal Defect). a. Persistent Ductus Arteriosus (PDA) 1) Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutup ductus arteriosus arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal. Pada masa janin PDA merupakan saluran penting bagi aliran darah dari arteri

LP PJB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

k

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIENDENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT1. Pengertian :Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) merupakan kelainan susunan jantung yang sudah dalam kandungan. Tetapi kelainan jantung ini tidak memberikan gejala yang segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan ini muncul setelah pasien berumur beberapa bulan atau tahun.Beberapa penyakit jantung bawaan adalah PDA (Persistent Ductus Arteriosus), ASD (Atrial Septal Defect), dan VSD (Ventrikel Septal Defect).a. Persistent Ductus Arteriosus (PDA)1) Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutup ductus arteriosus arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal. Pada masa janin PDA merupakan saluran penting bagi aliran darah dari arteri pulmonal kiri ke aorta desendens, terletak distal dari percabangan arteri subklavia kiri.2) Duktus Arteriosusadalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 3 minggu. Bila tidak menutup disebutDuktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). 3) Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.4) Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)5) Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan jantung lain. b. Atrial Septal Defect (ASD)1) Atrial Septal Defect / ASD (defek septum atrium) adalah kelainan jantung kongenital dimana terdapat lubang (defek) pada sekat (septum) inter-atrium yang terjadi oleh karena kegagalan fusi septum interatrium semasa janin. 2) Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara atrium dekstra dan sinistra melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus didekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelahkelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek septumprimum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau padabantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelumterjadinya pembalikan aliran darah melalui lintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnyasindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahandikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujuratau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.Tiga macam variasi yang terdapat pada ASD, yaitu Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum, mungkin disertai kelainan katupmitral. Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum. Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan Atrium Kananc. Ventrikel Septal Defect1) VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel sinistra dan ventrikel dekstra atau kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan.2) VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara ventrikel kanan dan kiri.

2. EtiologiPenyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :a. Faktor Prenatal : Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella. Ibu alkoholisme, peminum obat penenang atau jamu Umur ibu lebih dari 40 tahun. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.b. Faktor Genetik : Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

3. Patofisiologia. PDA (Patent Ductus Arteriosus)Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus arteriosus berasal dari arteri pulmonalis utama (atau arteri pulmonalis kiri) dan berakhir pada bagian superior dari aorta desendens, 2-10 mm distal dari percabangan arteri subklavia kiri. Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu. Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan mengakibatkan pirai (shunt) L-R yang kemudian dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis. Besarnya pirai (shunt) ditentukan oleh diameter, panjang PDA serta tahanan vaskuler paru (PVR)Normal Jantung dan Jantung Dengan patent ductus arteriosus

Gambar A menunjukkan bagian jantung normal dan aliran darah normal. Gambar B menunjukkan hati dengan patent ductus arteriosus. Cacat menghubungkan aorta dengan arteri paru-paru. Hal ini memungkinkan darah yang kaya oksigen dari aorta untuk bercampur dengan darah miskin oksigen di arteri paru-paru.

b. ASD (Atrial Septal Defect)Pada Atrial Septal Defect darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui defek sekat ini. Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri dan kanan tidak begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium kanan 5 mmHg) Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beban pada ventrikel kanan, arteri pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila shunt besar, maka volume darah yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5 kali lebih besar dari darah yang melalui aorta.Dengan bertambahnya volume aliran darah pada ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Maka tekanan pada bagian-bagian tersebut naik, dengan adanya kenaikan tekanan, maka tahanan katup arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan tekanan sekitar 15 - 25 mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu bising sistolik ( jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relative katup pulmonal ). Juga pada valvula trikuspidalis ada perbedaan tekanan, sehingga disini juga terjadi stenosis relative katup trikuspidalis sehingga terdengar bising diastolic.Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri pulmonalis, maka lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri pulmunalis dan akibatnya akan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Tapi kejadian ini pada ASD terjadinya sangat lambat ASD I sebagian sama dengan ASD II. Hanya bila ada defek pada katup mitral atau katup trikuspidal, sehingga darah dari ventrikel kiri atau ventrikel kanan mengalir kembali ke atrium kiri dan atrium kanan pada waktu systole. Keadaan ini tidak pernah terjadi pada ASD II.Normal Jantung Dan Jantung Dengan Atrial Septal Defect

c. VSD (Ventrikel Septal Defect)Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :1) Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.2) Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.3) Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis. Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun

Normal Jantung Dan Jantung Dengan Ventrikel Septal Defect

4. Pemeriksaan Diagnostika. Foto Thorak: Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkatb. Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)c. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya.d. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.e. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.(Betz & Sowden, 2002)

5. MANIFESTASI KLINISa. Manifestasi klinis pada bayi dengan penyakit jantung bawaan yang lahir prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).b. Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 46 jam sesudah lahir.c. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)d. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantunge. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)f. Tekanan nadi besar (water hammer pulses)/Nadi menonjol dan meloncat-loncat.g. Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)h. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemiki. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.j. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelahk. Apnea/tachypneal. Nasal flaring, retraksi dadam. Hipoksemian. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)

6. Tanda Dan Gejalaa. INFANTS: Dyspnea Difficulty breathing Pulse rate over 200 beats/mnt Recurrent respiratory infections Failure to gain weight Heart murmur Cyanosis Stridor b. Children Dyspnea Poor physical development Decrease exercise tolerance Recurrent respiratory infections Heart murmur and thrill Cyanosis Clubbing of fingers and toes Elevated blood pressure

7. Komplikasia. Endokarditisb. Obstruksi pembuluh darah pulmonalc. CHFd. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)e. Enterokolitis nekrosisf. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner)g. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosith. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.i. Aritmiaj. Gagal tumbuh

8. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan Medis1) Penatalaksanaan Konservatif: Restriksi cairan dan pemberian obat-obatan: Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.2) Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.3) Non pembedahan: Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.)

b. Penatalaksanaan keperawatanAsuhan keperawatan yang dilakukan ditujukan pada beberapa masalah yang sering timbul dari kelainan jantung bawaan dan broncho pnemoni bahaya terjadinya gagal jantung1) Resiko tinggi gagal nafas2) resiko tinggi terjadi infeksi3) kebutuhan nutrisi4) gangguan rasa aman dan nyaman5) pengetahuan orang tua mengenai penyakit

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian a. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap efek (sianosis, aktivitas terbatas)b. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.c. Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing fingerd. Kaji adanya hiperemia pada ujung jarie. Kaji pola makan, pola pertambahan berat badanf. Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.

2. Diagnosa Keperawatana. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung.b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal.c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard.d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.e. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal.f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan.g. Kurang pengetahuan ibu/ keluarga tentang keadaan anaknya berhubungan dengan kurangnya inforrnasi.

3. Perencanaan Keperawatan/ implementasia. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung.Tujuan : Pasien dapat mentoleransi gejala-gejala yang ditimbulkan akibatpenurunan curah jantung, dan setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadipeningkatan curah jantung sehingga keadaan normal.Intervensi:1) Bina hubungan saling percaya (BHSP) dengan pasien dan keluarga pasien.Rasional : Menciptakan suasana yang kondusif dan bersahabat.2) Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output.Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.3) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jamRasional: permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahanpada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadimeningkat, peningkatan tekanan darah, semuanya dapat cepat dideteksi untukpenangan lebih lanjut.4) Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat.Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dandapat mempertahankan energi yang ada.5) Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi. Rasional:meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord dan untukmelawan efek hipoksia/iskemia.6) Observasi keadaan kulit terhadap pucat dan sianosis.Rasional: pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunderterhadap ketidakadekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi.7) Monitor tanda-tanda CHF seperti gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali.Rasional : untuk mengetahui sejauh mana tingkat kegawatan dari anak serta diperlukan dalam mendeteksi untuk penanganan lebih lanjut.8) Observasi perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi cemas.Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung.9) Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian tindakan farmakologis berupa digitalis dan digoxin.Rasional: mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksinmeningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlambat periode refraktori padahubungan AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung.

b. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal.Tujuan : Tidak terjadi ketidakefektitan pola nafas.Intervensi :1) Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output.Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.2) Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman serta catat upaya pernafasan.Rasional : pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi.3) Observasi penyimpangan dada, penurunan ekspansi paru atau ketidaksimetrisan gerakan dada. Rasional : udara atau cairan pada area pleura mencegah ekspansi lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi.4) Observasi ulang laporan foto thorax dan pemeriksaan laboratorium GDA, Hb sesuai indikasi.Rasional: pantau keefektifan terapi pernafasan dan catat terjadinya komplikasi.

5) Minimalkan menangis atau aktifitas yang meningkat pada anak.Rasional: menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkat.

c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard.Tujuan : Menyatakan nyeri hilang dan anak keliatan nyaman.Intervensi:1) Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang nyeri dan penanganannya.Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.2) Observasi adanya keluhan nyeri, pada anak bisa ditunjukan dengan rewel atau sering menangis. Rasional: Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.3) Observasi perilaku dan tanda-tanda vital anak tiap 4 jam. Rasional : Perilaku dan tanda vital membantu menentukan derajat atau adanya ketidaknyamanan pasien.4) Evaluasi respon terhadap obat/terapi yang diberikan.Rasional: penggunaan terapi obat dan dosis, catat nyeri yang tidak hilang atau menurun dengan penggunaan nitrat.5) Berikan lingkungan istirahat yang nyaman dan batasi aktivitas anak sesuai kebutuhan.Rasional: aktivitas berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. (contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpajan dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.6) Ajarkan teknik distraksi relaksasi pada anak dan ibu. Rasional : dengan adanya distraksi nyeri anak dapat dialihkan/pengalihan dan dapat menurunkan respon nyeri.7) Anjurkan ibu untuk selalu memberikan ketenangan pada anak.Rasional: ketenangan anak akan mengurangi stress yang dapat memperberat nyeri yang dirasakan.8) Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian analgesic.Rasional : analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptor nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi.d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.Tujuan: Anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan beratbadan selama terjadi perubahan status nutrisi.Intervensi:1) Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang manfaat dari nutrisi sendiri. Rasional: lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.2) Anjurkan ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun sedikit tetapi sering.Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak.3) Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering dengan diet sesuai instruksi (TKTP).Rasional : meningkatan intake atau masukan dan mencegah kelemahan.4) Jika anak menunjukkan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang masuk maka pasang infuse.Rasional: infuse akan menambah kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi melalui oral.5) Observasi selama pemberian makan atau menyusui.Rasional: selama makan atau menyusui mungkin dapat terjadi anak sesak atau tersedak. 6) Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama.Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.7) Observasi dan catat masukan makanan anak/ intake dan output secara benar.Rasional : mengawasi masukkan kalori dan kualitas kekurangan konsumsi makanan.8) Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut, berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi.

e. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal.Tujuan : Menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran, berat badan stabil,tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak terjadinya edema. Intervensi:1) Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cairan. Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.2) Pantau pemasukan dan pengeluaran/ intake dan output, catat keseimbangan cairan, timbangberat badan anak setiap hari.Rasional : penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dankeefektifan terapi diuretic, keseimbangan cairan berlanjut dan berat badanmeningkat menunjukkan makin buruknya gagal jantung. 3) Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali, rales,ronchi, penambahan berat badan.Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh.4) Berikan batasan diet natrium sesuai dengan indikasi.Rasional : menurunkan retensi natrium.5) Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian diuretic ( furosemid ) sesuai indikasi.Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang meningkatkan eksresi cairan danmenurunkan kelebihan cairan total tubuh.

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan.Tujuan : Anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanyakelemahan.Intervensi: 1) Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang aktifitas. Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.2) Kaji perkembangan tanda-tanda peningkatan tanda-tanda vital, seperti adanyasesak.Rasional: menunjukan gangguan pada jantung yang kemudian akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak menjadi kelelahan. 3) Bantu pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya.Rasional: teknik penghematan energi. 4) Support dalam pemberian nutrisianak.Rasional : nutrisi dapat membantu meningkatkan metabolisme juga akanmeningkatkan produksi energi.5) Batasi aktifitas anak yang berlebihan. Rasional : meminimalkan kerja dari jantung dan dapat mempertahankan energi yang ada.

g. Kurang pengetahuan ibu/ keluarga tentang keadaan anaknya berhubungan dengan kurangnya inforrnasi.Tujuan : Ibu/ keluarga tidak mengalami kecemasan dan mengetahui proses penyakit danpenatalaksanaan keperawatan yang dilakukan.Intervensi:1) Berikan pendidikan kesehatan (health education) kepada ibu dan keluarga mengenaipenyakit serta gejala dan penataksanaan yang akan dilakukan.Rasional: informasi akan meningkatkan pengetahuan ibu/ keluarga sehingga cemas yangdialami ibu/ keluarga melihat kondisi anaknya akan berkurang bahkan hilang.

4. EvaluasiHasil yang diharapkan setelah dilakukannya asuhan keperawatan adalah :1) Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung/ cardiac output.2) Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru dan efektif pola nafasnya.3) Anak akan merasa nyaman dan tidak mengalami/ merasa nyeri dada.4) Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.5) Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan.6) Anak akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk mempertahankan berat badan dalam menopang pertumbuhan.7) Orang tua akan mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika : Jakarta.Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4. Jakarta ; EGC.Saragih, Dameria, S.kp. 2010. Panduan praktik keperawatan bayi dan anak. Jakarta:Citra aji parama