11
WAHAM 1. Definisi Waham Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung. 2. Predisposisi Waham 1) Biologi Skizofrenia paranoid disebabkan kelainan susunan saraf pusat, yaitu pada diensefalon/ oleh perubahan- perubahan post mortem/ merupakan artefak pada waktu membuat sediaan. Gangguan endokrin juga berpengaruh, pada teori ini dihubungkan dengan timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimaterium. Begitu juga dengan gangguan metabolisme, hal ini dikarenakan pada orang yang mengalami skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat, ujung ekstremitas sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun. Teori ini didukung oleh Adolf Meyer yang menyatakan bahwa suatu konstitusi yang inferior/ penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia paranoid (Maramis, 1998).

LP WAHAM.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jiwa

Citation preview

Page 1: LP WAHAM.docx

WAHAM

1. Definisi Waham

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang

salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar

belakang budaya klien. Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien

mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,

kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai

kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,

merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak

tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.

2. Predisposisi Waham

1)    Biologi

Skizofrenia paranoid disebabkan kelainan susunan saraf pusat, yaitu pada

diensefalon/ oleh perubahan- perubahan post mortem/ merupakan artefak pada

waktu membuat sediaan. Gangguan endokrin juga berpengaruh, pada teori ini

dihubungkan dengan timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan

atau puerperium dan waktu klimaterium. Begitu juga dengan gangguan

metabolisme, hal ini dikarenakan pada orang yang mengalami skizofrenia tampak

pucat dan tidak sehat, ujung ekstremitas sianosis, nafsu makan berkurang dan berat

badan menurun. Teori ini didukung oleh Adolf Meyer yang menyatakan bahwa suatu

konstitusi yang inferior/ penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya

skizofrenia paranoid (Maramis, 1998).

Menurut Schebel (1991) dalam Townsend (1998) juga mengatakan bahwa

skizofrenia merupakan kecacatan sejak lahir, terjadi kekacauan dari sel-sel

piramidal dalam otak, dimana sel-sel otak tersusun rapi pada orang normal.

Gangguan neurologis yang mempengaruhi sistem limbik dan ganglia basalis sering

berhubungan dengan kejadian waham. Waham oleh karena gangguan neurologis

yang tidak disertai dengan gangguan kecerdasan, cenderung memiliki waham yang

kompleks. Sedangkan waham yang disertai dengan gangguan kecerdasan sering

kali berupa waham sederhana (kaplan dan Sadock, 1997).

Page 2: LP WAHAM.docx

2)    Psikologis

Menurut Carpenito (1998), klien dengan waham memproyeksikan perasaan

dasarnya dengan mencurigai. Pada klien dengan waham kebesaran terdapat

perasaan yang tidak adekuat serta tidak berharga. Pertama kali mengingkari

perasaannya sendiri, kemudian memproyeksikan perasaannya kepada lingkungan

dan akhirnya harus menjelaskan kepada orang lain. Apa yang seseorang pikirkan

tentang suatu kejadian mempengaruhi perasaan dan perilakunya. Beberapa

perubahan dalam berpikir, perasaan atau perilaku akan mengakibatkan perubahan

yang lain. Dampak dari perubahan itu salah satunya adalah halusinasi,dapat muncul

dalam pikiran seseorang karena secara nyata mendengar, melihat, merasa, atau

mengecap fenomena itu, sesuai dengan waktu, kepercayaan yang irrasional

menghasilkan ketidakpuasan yang ironis, menjadi karakter yang “Wajib” dan “Harus.

3)    Genetik

Faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini dibuktikan dengan

penelitian pada keluarga-keluarga yang menderita skizofrenia dan terutama anak

kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri sebesar 0,9 – 1,8%, saudara

kandung 7 – 15%, anak dengan salah satu orang tua yang mengalami skizofrenia 7

– 16%, bila kedua orang tua mengalami skizofrenia 40 – 68%, kembar dua telur

(heterozygot) 2-15%, kembar satu telur (monozygot) 61-86% (Maramis, 1998).

Faktor Presipitasi

Faktor ini dapat bersumber dari internal maupun eksternal.

- Stresor sosiokultural : stres yang menumpuk dapat menunjang terhadap

awitan skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya (Stuart, 1998)

- Stresor psikologis : intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah

dan berdosa, penghukuman diri, rasa tidak mampu, fantasi yang tak

terkendali, serta dambaan-dambaan atau harapan yang tidak kunjung

sampai, merupakan sumber dari waham. Waham dapat berkembang jika

terjadi nafsu kemurkaan yang hebat, hinaan dan sakit hati yang mendalam

(Kartono, 1981)

Akibat :

Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang

ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,

pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang

Page 3: LP WAHAM.docx

lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan

lingkungan.

3. Tanda dan Gejala Waham

     Jenis skizofrenia paranoid mempunyai gejala yang khas yaitu waham primer,

disertai dengan waham-waham sekunder dan halusinasi (Maramis, 1998). Menurut

Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham :

Status mental :

1. Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal,

kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas.

2. Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.

3. Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.

4. Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan

identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.

5. Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya

kualitas depresi ringan.

6. Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap,

kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien

kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.

Sensori dan kognisi :

1. Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang

memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.

2. Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).

3. Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.

4. Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya.

Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah

dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

4. Tipe-tipe waham

Menurut kaplan dan sadock (1997), tipe-tipe waham antara lain:

1. Tipe Eritomatik: klien dicintai mati-matian oleh orang lain, biasanya orang

yang sangat terkenal, seperti artis, pejabat, atau atasanya. Klien biasanya

hidup terisolasi, menarik diri, hidup sendirian dan bekerja dalam pekerjaan

yang sederhana.

2. Tipe kebesaran (magalomania):yaitu keyakinan bahwa seseorang memiliki

bakat, kemampuan, wawasan yang luar biasa, tetapi tidak dapat diketahui.

Page 4: LP WAHAM.docx

3. Waham cemburu, yaitu misalnya cemburu terhadap pasanganya. Tipe ini

jarang ditemukan (0,2%) dari pasien psikiatrik. Onset sering mendadak,

dan hilang setelah perpisahan/ kematian pasangan. Tipe ini menyebapkan

penyiksaan hebat dan fisik yang bermakna terhadap pasangan, dan

kemungkinan dapat membunuh pasangan, oleh karena delusinya.

4. Waham kejar : keyakinan merasa dirinya dikejar-kejar, diikuti oleh orang

lain. Tipe ini paling sering ditemukan pada gangguan jiwa. Dapat berbentuk

sederhana, ataupun terperinci, dan biasanya berupa tema yang

berhubungan difitnah secara kejam, diusik, dihalang-halangi, diracuni, atau

dihalangi dalam mengejar tujuan jangka panjang.

5. Waham tipe somatik atau psikosis hipokondrial monosimptomatik.

Perbedaan dengan hipokondrial adalah pada derajat keyakinan yang

dimiliki klien. Menetapnya waham somatik yang tidak kacau tanpa adanya

gejala psikotik lainya menyatakan gangguan delosional/ waham tipe

somatik.

5. Pohon masalah

Kerusakan komunikasi verbal

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan

lingkungan

Perubahan isi pikir : waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Page 5: LP WAHAM.docx

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan :

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Kerusakan komunikasi : verbal

c. Perubahan isi pikir : waham

d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Data yang perlu dikaji :

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada

seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika

sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu

mengendalikan diri

2). Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara

menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-

barang.

b. Kerusakan komunikasi : verbal

1). Data subjektif

klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

2). Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan

kontak mata kurang

c. Perubahan isi piker : waham ( paranoid)

1). Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,

kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai

kenyataan.

2). Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang

lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai

lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah

Page 6: LP WAHAM.docx

1). Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

2). Data objektif

klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan,

ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

Diagnosa Keperawatan

a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham

b. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

waham

c. Perubahan isi pikir : waham(paranoid)berhubungan dengan harga diri rendah

Strategi Pelaksanaan

Tgl/ No

Dx

Tindakan Keperawatan Untuk

Pasien

Tindakan Keperawatan untuk

keluarga

SP 1

1. Membentu orientasi realita

2. Mendiskusikan kebutuhan

yang tidak terpenuhi

3. Membantu pasien

memenuhi kebutuhannya

4. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan

SP 1

1. Menjelaskan masalah

yang dirasakan keluarga

dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian,

tanda dan gejala waham,

dan jenis waham yang

dialami pasien, serta

proses terjadinya

3. Menjelaskan cara merawat

pasien dengan waham

SP 2

1. Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien

2. Mendiskusikan tentang

kemampuan yang dimiliki

SP 2

1. Melatih keluarga

mempraktekkan cara

merawat pasien dengan

waham

Page 7: LP WAHAM.docx

3. Melatih kemampuan yang

dimiliki

2. Melatih keluarga

melakukan cara merawat

langsung pasien waham

SP 3

1. Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien

2. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang

penggunaan obat secara

teratur

3. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian

SP 3

1. Membantu keluarga

membuat jadwal aktivitas

di rumah termasuk minum

obat (dischange planning)

2. Menjelaskan follow up

pasien setelah pulang

Page 8: LP WAHAM.docx