11
2.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat 1 . 2.1.1 EPIDERMIS Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) : 1. Stratum Korneum : Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. 2. Stratum Lusidum : Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

Luka Bakar Kulit Forensik Anindita Undip

Embed Size (px)

Citation preview

2.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI KULITKulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat 1.2.1.1 EPIDERMISEpidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :1. Stratum Korneum : Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. 2. Stratum Lusidum : Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. 3. Stratum Granulosum : Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. 4. Stratum Spinosum : Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) : Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit 1.2.1.2 DERMISTerdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :1. Lapisan papiler; tipis : mengandung jaringan ikat jarang. 2. Lapisan retikuler; tebal : terdiri dari jaringan ikat padat.Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang. Hal ini menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi . 12.1.3 SUBKUTISMerupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber 1.

2.2 FUNGSI KULIT2.2.1 Fungsi Perlindungan1. Gangguan fisik/mekanik terhadap tekanan, gesekan, tarikan 2. Gangguan kimiawi, misal terhadap zat-zat kimia yg bersifat iritan 3. Gangguan yg bersifat panas, misal: radiasi, sengatan UV 4. Gangguan infeksi luar, misal bakteri atau jamur

2.2.2. Fungsi Sensasi1. Kulit mengandung ujung2 saraf sensorik di dermis & subkutis 2. Panas badan Ruffini di dermis dan subkutis 3. Dingin badan Krause di dermis 4. Rabaan badan Meissner di papila dermis 5. badan Merkel Ranvier di epidermis 6. Tekanan badan Pacini di epidermis

Badan Meissner dan Vater Paccini

2.2.3 Fungsi Termoregulator Kontraksi otot pembuluh darah kulit Mengeluarkan keringat

2.2.4 Fungsi MetabolikFungsi Absorbsi : Cairan O2, CO2, uap air ambil bagian dalam fungsi respirasi Fungsi Ekskresi : Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yg tidak berguna lagi atau sisa metabolisme di dlm tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia Sebum menahan penguapan air yg berlebihan 2.2.5 Fungsi Lainnya Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen ( melanosit ), terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel langerhans, melanosit. Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan mengubah dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

2.3 PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR PADA KULITReaksi awal pada kulit adalah erythema, yang disebabkan karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi pembuluh darah. Makin berat kerusakan jaringan, respon inflamasi yang muncul akan makin lama bertahan. Makrofag akan menghasilkan mediator inflamasi seperti cytokine dan sel fagosit nekrotik. 3Apabila kulit terbakar atau terpapar suhu tinggi pembuluh kapiler dibawahnya, area sekitar dan area yang jauh sekalipun akan rusak dan menyebabkan permeabilitasnya meningkat. Terjadilah kebocoran cairan intrakapiler ke intersisial sehingga terjadi oedema dan bula yang mengandung banyak elektrolit. Rusaknya kulit akibat luka bakar akan mengakibatkan hilangnya cairan tambahan karena penguapan yang berlebihan, cairan masuk ke bula yang terbentuk pada derajat II dan pengeluaran cairan dari luka derajat III.3Pada kulit yang diinduksi dengan menggunakan benda yang bersuhu tinggi akan membuat protein penyusun kulit terancam untuk denaturasi. Pada suhu 40 C sel-sel akan mulai mengalami malfungsi dan saat suhu mulai mencapai 45 C system perbaikan kulit gagal mempertahankan keutuhan sel kulit dan akan mulai mati. Untuk benda yang mempunyai suhu lebih dari 70C akan merusak jaringan yang disentuhnya dalam waktu 1 detik4. Lapisan kulit yang terkena panas akan mengalami pemisahan lapisan epidermis dengan lapisan dermis yang akhirnya timbul luka lepuh. Sel kulit yang terkena panas akan mengalami kerusakan. Parahnya kerusakan tergantung pada besarnya energi panas. Jika energi panas kecil maka sel kulit hanya mengalami kerusakan sel yang reversibel. Secara potensial perubahan-perubahan sublethal ini yang dikenal sebagai perubahan degeneratif. Dua gambaran perubahan seluler sublethal yang umum terlihat ialah perubahan hidrofik dan perubahan lemak. Sedangkan bila energi panas denaturasi protein termasuk protein enzim yang akhirnya sel mengalami nekrosis koagulatifa. Walaupun perubahan-perubahan lisis yang terjadi dalam jaringan nekrotik dapat melibatkan sitoplasma sel, intilah yang paling jelas menunjukkan perubahanperubahan kematian sel. Biasanya inti sel yang mati akan melisut, batasnya tidak teratur, dan berwarna gelap dengan zat warna yang biasa digunakan ahli patologi. Proses ini dinamakan piknosis, dan inti sel disebut piknotik. Kemungkinan lain, inti dapat hancur, dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Akhirnya, pada beberapa keadaan, inti sel yang mati kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang begitu saja, proses ini disebut kariolisis.

2.4 GAMBARAN MAKROSKOPIS LUKA BAKAR PADA KULIT2.4.1 Luka Bakar Derajat 1Letak luka ada pada epidermis. Ciri tampak kemerahan dan kering kemerahan tampak hilang bila dilakukan penekanan. Perabaan terasa lembut, nyeri dan hangat. Oedema mungkin muncul, namun tidak disertai bula. Biasanya dapat sembuh sendiri dalam 7 hari. Contoh : Sunburn.5

2.4.2 Luka Bakar Derajat IIKerusakan melibatkan dermis dan epidermis. Tampak lembab dan mengkilap berwarna merah muda sampai merah. Pada perabaan pasien terasa sangat nyeri. 5 Superficial dermal burns : melibatkan dermis bagian atas, sebagian adneksa kulit ikut rusak, sembuh spontan dalam 10-14 hari. Deep dermal burns : melibatkan seluruh lapisan dermis, seluruh adneksa kulit rusak, sembuh dalam 3-4 minggu nahkan lebih dari 1 bulan. 2.4.3 Luka Bakar Derajat IIISeluruh lapisan kulit terpapar. Kulit nampak kering, warna bisa bervariasi dari merah hingga kehitaman. Biasanya nyeri tidak terlalu hebat atau bahkan tidak nyeri karena reseptor nyeri dan suhu pada adneksa kulit terbakar atau rusak. Pada perawatannya memerlukan pencangkokan kulit. 5

2.5 GAMBARAN MIKROSKOPIS LUKA BAKAR PADA KULITPerubahan pada epidermis pada luka bakar derajat yang ringan terlihat pada pembengkakan sel atau vakuolisasi sitoplasma keratinosit pada stratum basale dan spinosum. Epidermis nampak menipis dan kadang-kadang disertai pemanjangan dari inti sel. Pada derajat yang lebih tinggi atau waktu papar yang lebih lama, penipisan epidermis bersifat progresif, inti sel nampak piknotik paralel dengan epidermal-dermal junction, sitoplasma eosinofilik jumlahnya sedikit. Tampak pula bula subepidermal terisi cairan abu-abu, bula bisa tidak ada bila luka bakar sampai pada dermis. (gambar a-d)6

Gambar a menunjukan perbesaran lemah dari kulit. Garis paling atas menunjukan perubahan dari kolagen, garis kedua menunjukan patensi vaskuler dan garis paling bawah menunjukan kerusakan foliker. Gambar b menunjukan gambaran kulit yang tidak terpapar luka bakar. Gambar c menunjukan adanya bula subepidermal, penipisan epidermis dan pemanjangan inti sel. Gambar d menunjukan inti sel yang sangat pipih sejajar dengan membaran basale. 6Pada zona nekrotik tidak ditemukan struktur pembuluh darah utuh ataupun sisa inti yang piknotik atau kariotik. Bagian dermis yang mengalami nekrotik memiliki serabut kolagen yang mengalami hiyalinisasi hal ini ditandai dengan nambak cairan seroprotein yang eosinofilik berwarna keabuan. Cairan intersisial nampak mengisi sistem limfatik dibawah dermis. Untuk membedakan daerah nekrotik dan non nekrotik dapat dilihat dari serat kolagen yang utuh pada daerah non nekrotik. 6

Gambar e menunjukan struktur dermis yang tidak terbakar, nampak adanya pembuluh darah dan serabut kolagen. Pada gambar f menunjukan struktur kulit yang terbakar, tak tampak adanya pembuluh darah dan serat kolagen, dermis nampak homogen karena adanya cairan intersisial. 6Pada folikel yang terbakar nampak epitel folikel mengalami degenerasi hidrofik. Sitoplasma berkurang, dan inti sel yang hiperkromatik, piknotik dan kariotik. (gambar h)6

Gambar g menunjukan epitel folikel yang tidak terbakar. Gambar h menunjukan epitel folikel yang mengalami kerusakan. 6

Daftar Pustaka1. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam : Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com2. Prof. DR. Dr. Prasetyowati Subchan, SpKK(K). 2012. Bahan Ajar Kuliah : Dermato Venerologi ;Bagian/SMF I.K. Kulit dan KelaminFK Universitas Diponegoro / RSUP Dr.Kariadi :Semarang3. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-884. Cooper P.N. (2003), Injuries and death caused by heat and electricity, Chapter 14 in Forensic Medicine: Clinical and Pathological Aspects, Payne-James J.J., Busuttil A., Smock W. (Ed) 2003 Greenwich Medical Media5. Anonim. Cited from http://surgery.ucsd.edu/specialties/trauma-burn/about/burn-center/Documents/04%20The%20Skin_Burn%20Wounds_Treatment.pdf6. David K Meyerholz,Travis L Piester,Julio C Sokolich,Gideon K D Zamba, and Timothy D Light. Morphological parameters for assessment of burn severity in an acute burn injury rat model : Int J Exp Pathol. 2009 February; 90(1): 2633.doi: 10.1111/j.1365-2613.2008.00617.x