Upload
sri-adi-hazekage
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 LUPUS Makalah
1/19
MOTTO :
Bagusilah diri kalian semua kepada dunia dan beramallah
untuk akhirat seakan-akan kalian semua akan mati besok
Lamanya berusaha dan bersemangat tinggi untuklebih maju itu
lebih mulia daripada duduk berdiam diri disertai tangan yang
menengadah
7/31/2019 LUPUS Makalah
2/19
LEMBAR PERSETUJUAN
Paper ini yang disusun oleh Inabatul Jannah telah diperiksa dan disetujui.
Mengetahui, Tanggulangin, ......................
Kepala Sekolah
MA. Manbaul Hikam Pembimbing
Drs. Abd. Wachid Efendi, M.Ag. Wiwit Widayati, S.Pd.
7/31/2019 LUPUS Makalah
3/19
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puja dan puji syukur ke hadirot Allah SWT karena berkat anugrah,
rahmat dan hidayah-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan paper
ini meskipun sangat jauh dari kesempurnaan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rosulullah SAW yang telah
membimbing umat-umatnya dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang dengan
sebuah agama yang kokoh yaitu Islam.
Sewajarnya manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu, manusia tidak akan pernah
lepas dari bantuan orang lain begitu pula halnya dengan penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah membantu yaitu :
1. Bapak Abd. Wahid Efendi, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Manbaul Hikamyang selalu memberi pengarahan dan motivasi kepada siswa-siswanya untuk lebih optimis
dalam mencapai pendidikan yang lebih tinggi.
2. Drs. Moh. Sholehuddin M.Ag selaku Waka Bid. Kurikulum yang juga tiada bosan-bosannyamemberikan dorongan dan semangat yang besar kepada siswa-siswanya.
3. Ibu Wiwid Widayati, SPd, selaku guru mata pelajaran Biologi sekaligus sebagai pembimbingyang sabar, ulet dan tak pernah lelah untuk memberikan bimbingan.
4. Bapak Sudarsono, SPd, selaku Wali Kelas XII IPA yang selalu memberikannasehat-nasehatnya dan dorongan kepada penulis dan teman-teman untuk terus maju.
5. H. Acmad Aflah Afriyadi, SPd, selaku Waka Bid. Kesiswaan yang tiada pernah henti-hentinyamemberikan nasehat serta pengarahan kepada penulis dan teman-teman bahwa keberhasilan
itu diraih dengan doa disertai dengan ikhtiar.
6. Bapak dan Ibu Dewan Guru semua yang kucintai, Penulis mengucapkan terima kasihsebanyak-banyaknya atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis dengan
rasa kasih sayang.
7. Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang senantiasa menemani dan memberikan dukungankepada Penulis untuk selalu berusaha dalam meraih sesuatu yang baik.
8. Kakak terbaikku Mas Dino yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan
7/31/2019 LUPUS Makalah
4/19
memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan paper ini.
9. Adikku Nia yang tiada bosan-bosannya memberikan doa kepada Penulis.10.Sahabat hatiku Individu yang telah memberikan semangat kepada Penulis untuk terus maju
dan maju dengan penuh rasa kasih sayang dan persahabatan yang tulus.
11.Teman-temanku kamar JIDDAH semuanya yang telah memberi dukungan dan persaudaraanyang indah.
12.Teman baikku Khusnah yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan paper ini.13.Sobat-sobatku semua yang senasib dan seperjuangan, Kelas XII IPA maupun XII IPS, terima
kasih atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini. Namun
penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca paper ini demi kesempurnaan paper Penulis.
Dan semoga juga pihak-pihak yang telah membantu Penulis selalu dilindungi dan dibalas
oleh Allah dengan balasan yang setimpal dengan apa yang dilakukannya.
Sidoarjo, .
Penulis
7/31/2019 LUPUS Makalah
5/19
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
MOTTO ............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2C. Tujuan dan Manfaat ................................................................... 2D. Metode Penelitian ....................................................................... 2E. Sistematika Penulisan ................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 4
A. Pengertian Penyakit Lupus.......................................................... 4
B. Gejala-gejala atau Diagnosa Penyakit Lupus .............................. 5
C. Macam-macam Penyakit Lupus .................................................. 9
D. Penyebab Penyakit Lupus ........................................................... 10
BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN
MASALAH ...................................................................................... 12
A. Penyajian Data ........................................................................... 12
B. Analisis dan Pemecahan Masalah .............................................. 12
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................ 14B. Saran-saran ................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
7/31/2019 LUPUS Makalah
6/19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahLupus Eritematosus sistemik atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah
penyakit radang multi sistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit
yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan ekuaserbasi, disertai oleh terdapatnya
berbagai macam auto antibodi dalam tubuh. (http://www.medicastore.com : 2004)
SLE merupakan prototipe penyakit autoimun multisistem. Berbeda dengan penyakit
autoimun organ spesifik (misalnya diabetes mellitus tipe 1, miastenia gravis, penyakit graver,
dsb) dimana suatu respon autoimun tunggal mempunyai sasaran terhadap suatu jaringan
tertentu dan menimbulkan gejala klinis yang karakteristik, SLE ditandai oleh munculnya
sekumpulan reaksi imun abnormal yang menghasilkan beragam manifestasi klinis.
Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan dalam
melawan infeksi. Pada penyakit lupus dan penyakit auto imun lainnya, sistem pertahanan
tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya
sendiri.
Lupus bisa berdampak pada semua organ tubuh dari kulit, paru-paru, jantung, ginjal,
saraf, otak maupun sendi dan menimbulkan kematian. Lupus bisa mengenal siapa saja dari
berbagai usia dan kalangan. Bahkan lupus sama bahayanya dengan kanker, jantung maupun
AIDS.
Penyakit lupus memang belum sepopuler penyakit jantung, kanker, dan lainnya.
Padahal penderita lupus di Indonesia ini cukup banyak dan semakin meningkat. Hingga kini,
lupus memang belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Selain itu, lupus sering disebut sebagai penyakit 1000 wajah karena penyakit ini
menyerupai penyakit lain. Sayangnya, bagi masyarakat penyakit lupus ini masih sangat awam.
Untuk itu penulis tertarik mengambil judul Bahaya Penyakit Lupus Terhadap
Kesehatan Tubuh Manusia agar dapat mengungkap tentang seberapa aneh dan bahayanya
penyakit lupus ini bagi seseorang yang menderitanya. Di samping itu, dalam penulisan paper
ini penulis berharap agar masyarakat menjadi lebih mengenal tentang penyakit lupus.
7/31/2019 LUPUS Makalah
7/19
Sehingga masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan mereka.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit lupus ?
2. Apa saja diagnosa dan gejala-gejala dari penyakit lupus ?
3. Apa saja macam-macam penyakit lupus ?
4. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit lupus ?
C. Tujuan dan ManfaatDalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya :
5. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan lupus.
6. Memberi inspirasi pada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan sejak
dini.
7. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat terutama bagi penulis sendiri
tentang penyakit lupus.
D. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah dengan menggunakan
metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan paper ini, penulis melakukan
kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur dari hasil data-data yang diperoleh dari
buku-buku, internet, koran, maupun majalah sehingga metode ini sangat menuntut ketekunan
dan kecermatan pemahaman penulis.
E. Sistematika PenulisanDalam penulisan paper yang berjudul Bahaya Penyakit Lupus bagi Kesehatan Tubuh
Manusia, penulis menyusun sistematika pembahasannya sebagai berikut :
Bab Satu merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
7/31/2019 LUPUS Makalah
8/19
Bab dua merupakan kajian teori yang membahas tentang pengertian penyakit lupus,
gejala-gejala dan diagnosa dari penyakit lupus, macam-macam penyakit lupus, penyebab
timbulnya penyakit lupus serta pencegahan timbulnya penyakit lupus.
Bab tiga merupakan penyajian data, analisis serta pemecahan masalah dari suatu
rumusan masalah yang telah dibahas.
Bab empat merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang memuat tentang
pokok-pokok hasil pembahasan mulai bab dua sampai tiga dan berisi saran-saran, baik dari
penulis itu sendiri maupun kepada pembaca.
7/31/2019 LUPUS Makalah
9/19
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Penyakit LupusLupus dalam bahasa latin berarti Anjing Hutan. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu
abad lalu. Gejala penyakit ini dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus
Eritomatosus, artinya kemerahan. Sedangkan sistemik bermakna menyebar luas ke berbagai
organ tubuh. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir
seluruh organ yang ada di dalam tubuh.
(http://www.nusaindah.tripod.2004.com)
Lupus atau istilah kesehatannya disebut systemic lupus erythematosus adalah sejenis
penyakit auto-imun. Tak seperti penderita penyakit HIV/AIDS yang kehilangan sistem
kekebalan tubuh akibat virus HIV. Sistem kekebalan tubuh atau antibodi penderita justru
hiperaktif dan balik menyerang organ tubuh yang sehat. (Suara Karya, 21 Mei 2006)
Lupus juga dikenal dengan penyakit seribu wajah, karena gejalanya bermacam-macam,
dari satu penderita ke penderita lainnya tidak sama sehingga sulit dikenali. Akibatnya,
seringkali terlambat mendiagnosanya.
Penyakit yang dijuluki "peniru ulung" ini biasa menyerang wanita produktif dan
penderitanya disebut odapus. Meski kulit wajah penderita Lupus dan sebagian tubuh lainnya
muncul ruam-ruam merah dan bercak-bercak merah, penyakit itu tidak menular.
Sistem imunitas yang normal biasanya akan menghasilkan protein yang disebut antibodi
yang berguna menjaga tubuh terhadap serangan virus, bakteri, dan benda asing lainnya. Benda
tersebut disebut antigen. Dalam suatu ketidaknormalan fungsi auto imun seperti lupus, sistem
tubuh ini kehilangan kemampuan untuk membedakan benda asing (antigen) dan jaringan
tubuh itu sendiri.
Sistem imunitas ini kemudian membuat antibodi yang akan menyerang terhadap jaringan
tubuh itu sendiri. Antibodi ini disebut auto antibodi, yang akan bereaksi dengan antigen dan
akan membentuk sistem imun kompleks. Sistem imun kompleks terjadi di dalam jaringan
tubuh akan mengakibatkan inflamasi, luka atau infeksi jaringan dan sel serta sakit.
Penyakit lupus tidak bisa dikatakan sebagai penyakit keturunan. Hingga kini, tingkat
7/31/2019 LUPUS Makalah
10/19
jumlah nilai penderita lupus akibat faktor genetik hanya mencapai 10%.
B. Gejala-gejala atau Diagnosa Penyakit Lupus1. Gejala-gejala penyakit lupus
1.1. Gejala Klinis
Gejala klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat
timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh. Dapat
juga menahun dengan gejala pada satu sistem yang lambat laun diikuti oleh gejala
terkenanya sistem imun. Pada tipe menahun terdapat remisi dan eksaserbasi.
Remisinya mungkin berlangsung bertahun-tahun.
Onset penyakit dapat spontan atau didahului oleh faktor presipitasi seperti
kontak dengan sinar matahari, infeksi virus/bakteri. Obat misalnya golongan sulfa,
penghentian kehamilan dan trauma fisik/psikis. Setiap serangan biasanya disertai
gejala umum yang jelas seperti demam, malaise, kelemahan, nafsu makan berkurang,
berat badan menurun, dan iritabilitas. Yang paling menonjol adalah demam yang
kadang-kadang disertai menggigil.
1.2. Gejala Muskuloskeletal
Gejala yang sering pada SLE adalah gejala muskuloskeletal, berupa artritis atau
artralgia (93%) dan seringkali mendahului gejala-gejala lainnya. Yang paling sering
terkena ialah sendi interfalangeal proksimal diikuti oleh lutut, pergelangan tangan,
metakorpofalangeal, siku dan pergelangan kaki. Selain pembengkakan dan nyeri
mungkin juga terdapat efusi sendi yang biasanya termasuk kelas I (non-inflamasi);
kadang-kadang termasuk kelas II (inflamasi). Kaku pagi hari jarang ditemukan.
Mungkin hanya nyeri otot dan miositis.
Artritis biasanya simetris, tanpa menyebabkan deformitas, kontraktur dan
antitosis. Ada kalanya terdapat nodul reumatoid. Nekrosis avaskular dapat terjadi pada
berbagai tempat, terutama ditemukan pada pasien yang mendapat pengobatan dengan
steroid dosis tinggi. Tempat yang paling sering terkena ialah kaput femoris.
1.3. Gejala Mukokutan
7/31/2019 LUPUS Makalah
11/19
Pada gejala ditemukan adanya kelainan kulit, rambut atau selaput lendir
ditemukan pada 85% kasus SLE. Lesi kulit yang paling sering ditemukan pada SLE
ialah lesi kulit akut, subakut, diskoid dan livido retikularis.
Ruam kulit yang dianggap khas dan banyak menolong dalam mengarahkan
diagnosis SLE ialah ruam kulit berbentuk kupu-kupu (butterfly-rash) berupa eritema
yang agak edamatus pada hidung dan kedua pipi. Dengan pengobatan yang tepat,
kelainan ini dapat sembuh tanpa bekas. Pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari
dapat timbul ruam kulit yang terjadi karena hipersensitivitas (photo hypersensitivity).
Lesi ini termasuk lesi kulit akut.
Lesi kulit sub akut yang khas berbentuk anular. Lesi diskoid berkembang
melalui 3 tahap yaitu eritema, hiperkeratosis dan atrofi. Biasanya tampak sebagai
becak eritematosa yang meninggi, tertutup oleh sisik keratin disertai adanya
penyubatan folikel. Kalau sudah berlangsung lama akan terbentuk sikatriks.
(http://www.medicastore.com.2004)
Ada belasan gejala yang bisa dialami penderita lupus. Ini tergantung organ tubuh
yang terkena, antara lain nyeri sendi, tulang dan otot, demam berkepanjangan, cepat
lelah, lesu, dan lemas, penurunan berat badan, serta sakit kepala.
Gejala lain sering sariawan, ruam pada kulit yang memburuk saat terkena sinar
matahari, jika di wajah berbentuk kupu-kupu, anemia, kebocoran ginjal, sakit dada
jika menghirup nafas dalam, rambut rontok, ujung jari berwarna biru pada udara
dingin (fenomena Ray Nauats), kejang, stroke, dan keguguran.
Lupus diduga terkait dengan hormon estrogen, mengingat gejala lupus
meningkat menjelang masa haid. (Kompas, 11 Mei 2007)
2. Diagnosa Penyakit Lupus
Pada tahun 1982, para dokter di The American Rheumatism Association (ARA)
menemukan terdapat 11 gejala serta tanda yang akan membedakan lupus dari penyakit
lainnya. Untuk seorang dokter dapat mendeteksi lupus, seorang pasien harus memiliki
paling tidak 4 atau lebih gejala-gejala di bawah ini selama suatu waktu dari masa
penyakitnya itu berjangkit, diantaranya :
2.1. Ruam (rash) di daerah malar
7/31/2019 LUPUS Makalah
12/19
Ruam berupa eritema terbatas, rata atau meninggi, letaknya di daerah malar, biasanya
tidak mengenai lipat nasolabialis.
2.2. Lesi diskoid
Lesi ini berupa bercak eritematora yang meninggi dengan sisik keratin yang melekat
disertai penyumbatan folikel. Pada lesi yang lama mungkin terbentuk sikatriks.
2.3. Fotosensitivitas
Terjadi lesi kulit sebagai akibat reaksi abnormal terhadap cahaya matahari. Hal ini
diketahui melalui anamnesis atau melalui pengamatan dokter.
2.4. Ulserasi mulut
Ulserasi di mulut atau nasofaring, biasanya tidak nyeri, diketahui melalui
pemeriksaan dokter.
2.5. Artritis
Artritis non-erosif yang mengenai 2 sendi perifer ditandai oleh nyeri, bengkak atau
efusi.
2.6. Serositis
a. Pleuritis : adanya riwayat nyeri pleural atau terdengarnya bunyi gesekan pleura
oleh dokter atau adanya efusi pleura.
b. Perikarditis : diperoleh dari gambaran EKG atau terdengarnya bunyi gesekan
perikard atau adanya efusi perikard.
2.7. Kelainan ginjal
a. Proteinuria yang selalu > 0,5 g/hari atau > 3+
b. Ditemukan silinder sel, mungkin eritrosit, hemoglobulin granular, tubular atau
campuran
2.8. Kelainan neurologis
a. Kejang yang timbul spontan tanpa adanya obat-obat yang dapat menyebabkanatau kelainan metabolik seperti uremia, ketosidosis, dan gangguan keseimbangan
elektrolit.
b. Psikosis yang timbul spontan tanpa adanya obat-obat yang dapatmenyebabkannya atau kelainan metabolik seperti uremia, ketosidosis dan
gangguan keseimbangan elektrolit.
2.9. Kelainan hematologik
7/31/2019 LUPUS Makalah
13/19
a. Anemia hemolitik dengan retikulositosisb. Leukopenia, kurang dari 400/mm3 pada 2 kali pemeriksaan atau lebih.c. Limfopenia, kurang dari 1500/mm3 pada 2 kali pemeriksaan atau lebih.d. Trombositopenia, kurang dari 100.000/mm3, tanpa adanya obat yang mungkin
menyebabkannya.
2.10. Kelainan imunologi
a. Adanya sel LE.b. Anti DNA : antibodi terhadap native DNA (anti-ds DNA) dengan titer abnormal.c. Anti-Sm : adanya antibodi terhadap antigen inti otot polos.d. Uji serologi untuk sifilis yang positif semu selama paling sedikit 6 bulan dan
diperkuat oleh uji imobilisasi treponemapallidum atau uji fluoresensi absorpsi
antibodi treponema.
2.11. Antibodi antinuklean
Titer abnormal antibodi anti nuklean yang diukur dengan cara imunofluoresensi atau
cara lain yang setara pada waktu yang sama dan dengan tidak adanya obat-obat yang
berkaitan dengan sindrom lupus karena obat. (http://www.medicastore.com.2004)
Diagnosis luput tidak mudah dan tidak ada tes tunggal. Jika penderita mengeluhkan
sejumlah gejala yang mengarah ke lupus, dokter akan minta pemeriksaan laboratorium
terhadap kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit juga antibodi seperti antinuclear antibodi
(ANA), anti double stranded DNA (anti-ds DNA), protein C3 dan C4, serta pemeriksaan urine.
(Kompas, 11 Mei 2007)
C. Macam-macam Penyakit LupusMenurut jenisnya, lupus dibagi menjadi 3 macam yaitu :
3.1. Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus eritematosus sistemik (lupus eritematosus disseminata) adalah penyakit auto
imun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai organ
tubuh, termasuk kulit, persendian, dan organ dalam.
SLE biasanya lebih parah dibandingkan dengan diskoid. Tipe lupus ini dapat
menyebabkan inflamasi pada beberapa macam organ. Organ yang terkena tidak terbatas
7/31/2019 LUPUS Makalah
14/19
pada gangguan kulit dan sendi, tetapi juga pada organ yang lain seperti sendi, paru-paru,
ginjal, darah ataupun organ atau jaringan lain yang terkena. SLE pada sebagian orang
dapat memasuki masa dimana gejalanya tidak aktif (remisi) dan pada saat yang lain
penyakit ini dapat menjadi aktif (flare).
3.2. Lupus Eritematosus Diskoid
Lupus eritematosus diskoid adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai
dengan peradangan dan pembentukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga,
kepala, dan kadang pada bagian tubuh lainnya.
Lesi (kelainan) kulit ini tampak sebagai bercak kemerahan yang bersisik dan
berkeropeng, yang jika membaik akan meninggalkan jaringan parut berwarna putih.
Bagian tengahnya berwarna lebih terang dan bagian pinggirnya berwarna lebih gelap dari
kulit yang normal.
Jika lesi timbul di daerah yang berambut (misalnya dagu atau kulit kepala), maka
bisa terjadi pembentukan jaringan parut yang permanen dan kerontokan rambut.
3.3. Lupus Obat
Lupus obat umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat
hipertensi) dan procarnamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). Hanya
saja, Cuma 4% dari orang yang mengkonsumsi obat-obat itu yang bakal membentuk
antibodi penyebab lupus. Dari 4% itu pun sedikit sekali yang kemudian menderita lupus.
(http://[email protected])
D. Penyebab Penyakit LupusPenyebab timbulnya penyakit lupus masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun
demikian, terdapat banyak bukti bahwa penyebabnya bersifat multifaktor, dan ini mencakup
pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan hormonal terhadap respon imun.
Faktor genetik memegang peran penting dalam kerentanan serta ekspresi penyakit. Di
samping itu, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa banyak gen yang berperan, terutama
gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun.
Setelah diteliti penyebab lupus karena faktor keturunan dan lingkungan. Penyakit ini
justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun. Namun begitu, ada juga pria yang
7/31/2019 LUPUS Makalah
15/19
mengalaminya. Ahli menduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus adalah :
3. Infeksi
4. Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)
5. Sinar ultraviolet
6. Stress yang berlebihan
7. Obat-obatan tertentu
8. Hormon
9. Pemanis buatan
Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen penyebabnya
belum diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari kromosom 1. Hanya 10%
dari penderita yang memiliki kerabat (orangtua maupun saudara kandung yang telah maupun
akan menderita lupus, statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita
lupus yang menderita penyakit ini.
Lupus seringkali disebut sebagaipenyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria.
Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun seringkali
lebih sering ditemukan pada wanita.
Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang
wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan selama
kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) memang berperan dalam
timbulnya penyakit ini. Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka
kejadian pada masa pra-menstruasi masih belum diketahui.
Kadang-kadang obat jantung tertentu (hidralazin, prokarnamid dan beta-blocker)
menyebabkan sindroma mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan.
(http://www.medicastore.com.2004)
7/31/2019 LUPUS Makalah
16/19
BAB III
PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Penyajian Data
Di Indonesia mulai banyak ditemukan orang yang menderita penyakit lupus. Misalnya di
kota Bandung, jumlah penderita penyakit lupus berkisar 650700 orang. Data sementara dari
RS Hasan Sadikin, pada tahun 1999-2004 jumlah penderita lupus sebanyak 286 orang.
(http://www.Republika.co.id)
Sementara itu di kota lain di Indonesia yaitu di Surabaya, dalam tiga tahun terakhir mulai
tahun 2003 hingga 2006, jumlah penderita lupus yang berobat di RSUD Dr. Soetomo
mencapai 215 pasien. Dan tiap bulannya terdapat 10 hingga 15 pasien baru.
Di Jakarta, beberapa rumah sakit melakukan pa tentang lupus, misalnya RS Cipto
Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran UI. Pada tahun 1969 1970 ditemukan 5 kasus
SLE. Tahun 1972-1976 ditemukan 1 kasus SLE dan setiap 666 insidensi (kasus yang dirawat)
sebesar 15/10.000 perawatan. Pada tahun 1988-1990 insidensi 37,7/10.000 perawatan.
(http://www.nusaindah.tripod.2004.com)
Data lain, menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban Sp.Pd. yang diperkirakan menderita lupus
di Indonesia 1,5 juta jiwa. Dan saat ini penderita lupus di seluruh dunia berjumlah sekitar 5 juta
dengan 100.000 kasus baru setiap tahun. (Kompas, 11 Mei 2007)
B. Analisis dan Pemecahan Masalah
Dari data di atas menunjukkan bahwa penderita lupus di Indonesia setiap tahunnya
meningkat. Meningkatnya penderita lupus disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Penelitian tentang lupus sangat jarang dilakukan terutama tentang penyebab penyakit lupus
dan obat untuk menyembuhkannya.
2. Masih kurangnya dokter ahli untuk menangani penyakit lupus.
Maka dari itu pemerintah memberikan lebih banyak dana bagi riset medis dan jasa
pelayanan kesehatan untuk membantu odapus dan keluarga yang terkena dampak lupus, baik
dalam bentuk pengobatan maupun pencegahan.
Bentuk pengobatan tersebut adalah dengan mengkonsumsi obat anti radang non steroid,
7/31/2019 LUPUS Makalah
17/19
krtikosteroid, NSAID dan solisilat obat anti malaria, obat imunosupresif, azatioprin (obat
pendamping kortikosteroid) dan obat penekan kekebalan tubuh.
Sedangkan untuk pencegahannya, odapus harus melakukan monitoring yang teratur,
penghematan energi, foto proteksi, mengatasi infeksi, dan merencanakan kehamilan.
Pemerintah sendiri juga menghimbau bagi odapus untuk menerapkan pola hidup sehat
seperti olahraga, makan dan istirahat teratur, mengelola stres, serta menghindari rokok dan
sinar matahari, sehingga dengan tips seperti itu, para odapus bisa hidup normal dan produktif.
(http://www.medicastore.com.2004)
7/31/2019 LUPUS Makalah
18/19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit lupus erythematolosus saat tubuhnya
menjadi alergi pada dirinya sendiri.
2. Tanda dan gejala penyakit lupus bervariasi, tidak khas, dapat timbul mendadak atau
perlahan, spontan maupun dengan faktor pencetus.
3. Bentuk penyakit lupus ada tiga macam yaitu cutaneus lupus atau diskoid yang
mempengaruhi kulit, Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh,
Drug Induced Lupus (DIL) yang timbul karena menggunakan obat-obat tertentu.
4. Faktor penyebab timbulnya lupus adalah adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus.
5. Untuk mencegah timbulnya penyakit lupus diperlukan monitoring yang teratur, foto
proteksi dan lain sebagainya.
6. Pengobatan penyakit lupus dengan menggunakan obat anti radang, non steroid,
kortikosteroid, dan obat penekan kekebalan tubuh.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas tentang judul Bahaya Lupus Terhadap Kesehatan
Tubuh Manusia penulis dapat memberi saran kepada :
1. Penderita agar melakukan berbagai upaya untuk mengobati penyakit lupus meskipun
membutuhkan waktu yang lama untuk kesembuhan penyakit tersebut.
2. Pembaca agar lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya serta menghindari faktor
penyebab timbulnya penyakit lupus dengan cara monitoring teratur, foto proteksi, dan lain
sebagainya.
Akhir kata, semoga saran yang penulis sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun penderita. Amin.
7/31/2019 LUPUS Makalah
19/19
DAFTAR PUSTAKA
Yuliasih, Lupus si Penyakit Seribu Wajah (www.medicastore.com/13/9/2007)
_______, Lupus Antibody yang Menyerang Tubuh Sendiri
(www.nusa_indah.tripod.com/13/9/2007)
Wahyuni, Tri, Waspadai Bila Nyeri Sendi dan Terjadi Kelainan Kulit. Suara Karya, 21 Mei2006, hlm. 2.
_______, Lupus Eritematosus Sistemik (www.medicastore.com/13/9/2007)
Djoerban, Zubairi, Lupus Penyakit dengan Seribu Wajah, Kompas, 11 Mei 2007, hlm. 48.
_______, Odapus, ([email protected]/13/9/2007)
Rachmat Gunadi, Jumlah Pasien Lupus Naik (www.Republika.com/13/9/2007)