LUPUS Makalah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    1/19

    MOTTO :

    Bagusilah diri kalian semua kepada dunia dan beramallah

    untuk akhirat seakan-akan kalian semua akan mati besok

    Lamanya berusaha dan bersemangat tinggi untuklebih maju itu

    lebih mulia daripada duduk berdiam diri disertai tangan yang

    menengadah

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    2/19

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Paper ini yang disusun oleh Inabatul Jannah telah diperiksa dan disetujui.

    Mengetahui, Tanggulangin, ......................

    Kepala Sekolah

    MA. Manbaul Hikam Pembimbing

    Drs. Abd. Wachid Efendi, M.Ag. Wiwit Widayati, S.Pd.

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    3/19

    KATA PENGANTAR

    Alhamdullilah, segala puja dan puji syukur ke hadirot Allah SWT karena berkat anugrah,

    rahmat dan hidayah-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan paper

    ini meskipun sangat jauh dari kesempurnaan.

    Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rosulullah SAW yang telah

    membimbing umat-umatnya dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang dengan

    sebuah agama yang kokoh yaitu Islam.

    Sewajarnya manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu, manusia tidak akan pernah

    lepas dari bantuan orang lain begitu pula halnya dengan penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan

    ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

    telah membantu yaitu :

    1. Bapak Abd. Wahid Efendi, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Manbaul Hikamyang selalu memberi pengarahan dan motivasi kepada siswa-siswanya untuk lebih optimis

    dalam mencapai pendidikan yang lebih tinggi.

    2. Drs. Moh. Sholehuddin M.Ag selaku Waka Bid. Kurikulum yang juga tiada bosan-bosannyamemberikan dorongan dan semangat yang besar kepada siswa-siswanya.

    3. Ibu Wiwid Widayati, SPd, selaku guru mata pelajaran Biologi sekaligus sebagai pembimbingyang sabar, ulet dan tak pernah lelah untuk memberikan bimbingan.

    4. Bapak Sudarsono, SPd, selaku Wali Kelas XII IPA yang selalu memberikannasehat-nasehatnya dan dorongan kepada penulis dan teman-teman untuk terus maju.

    5. H. Acmad Aflah Afriyadi, SPd, selaku Waka Bid. Kesiswaan yang tiada pernah henti-hentinyamemberikan nasehat serta pengarahan kepada penulis dan teman-teman bahwa keberhasilan

    itu diraih dengan doa disertai dengan ikhtiar.

    6. Bapak dan Ibu Dewan Guru semua yang kucintai, Penulis mengucapkan terima kasihsebanyak-banyaknya atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis dengan

    rasa kasih sayang.

    7. Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang senantiasa menemani dan memberikan dukungankepada Penulis untuk selalu berusaha dalam meraih sesuatu yang baik.

    8. Kakak terbaikku Mas Dino yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    4/19

    memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan paper ini.

    9. Adikku Nia yang tiada bosan-bosannya memberikan doa kepada Penulis.10.Sahabat hatiku Individu yang telah memberikan semangat kepada Penulis untuk terus maju

    dan maju dengan penuh rasa kasih sayang dan persahabatan yang tulus.

    11.Teman-temanku kamar JIDDAH semuanya yang telah memberi dukungan dan persaudaraanyang indah.

    12.Teman baikku Khusnah yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan paper ini.13.Sobat-sobatku semua yang senasib dan seperjuangan, Kelas XII IPA maupun XII IPS, terima

    kasih atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini.

    Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini. Namun

    penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

    mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca paper ini demi kesempurnaan paper Penulis.

    Dan semoga juga pihak-pihak yang telah membantu Penulis selalu dilindungi dan dibalas

    oleh Allah dengan balasan yang setimpal dengan apa yang dilakukannya.

    Sidoarjo, .

    Penulis

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    5/19

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii

    MOTTO ............................................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2C. Tujuan dan Manfaat ................................................................... 2D. Metode Penelitian ....................................................................... 2E. Sistematika Penulisan ................................................................. 3

    BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 4

    A. Pengertian Penyakit Lupus.......................................................... 4

    B. Gejala-gejala atau Diagnosa Penyakit Lupus .............................. 5

    C. Macam-macam Penyakit Lupus .................................................. 9

    D. Penyebab Penyakit Lupus ........................................................... 10

    BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN

    MASALAH ...................................................................................... 12

    A. Penyajian Data ........................................................................... 12

    B. Analisis dan Pemecahan Masalah .............................................. 12

    BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 14

    A. Kesimpulan ................................................................................ 14B. Saran-saran ................................................................................. 14

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    6/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahLupus Eritematosus sistemik atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah

    penyakit radang multi sistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit

    yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan ekuaserbasi, disertai oleh terdapatnya

    berbagai macam auto antibodi dalam tubuh. (http://www.medicastore.com : 2004)

    SLE merupakan prototipe penyakit autoimun multisistem. Berbeda dengan penyakit

    autoimun organ spesifik (misalnya diabetes mellitus tipe 1, miastenia gravis, penyakit graver,

    dsb) dimana suatu respon autoimun tunggal mempunyai sasaran terhadap suatu jaringan

    tertentu dan menimbulkan gejala klinis yang karakteristik, SLE ditandai oleh munculnya

    sekumpulan reaksi imun abnormal yang menghasilkan beragam manifestasi klinis.

    Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan dalam

    melawan infeksi. Pada penyakit lupus dan penyakit auto imun lainnya, sistem pertahanan

    tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya

    sendiri.

    Lupus bisa berdampak pada semua organ tubuh dari kulit, paru-paru, jantung, ginjal,

    saraf, otak maupun sendi dan menimbulkan kematian. Lupus bisa mengenal siapa saja dari

    berbagai usia dan kalangan. Bahkan lupus sama bahayanya dengan kanker, jantung maupun

    AIDS.

    Penyakit lupus memang belum sepopuler penyakit jantung, kanker, dan lainnya.

    Padahal penderita lupus di Indonesia ini cukup banyak dan semakin meningkat. Hingga kini,

    lupus memang belum diketahui secara pasti penyebabnya.

    Selain itu, lupus sering disebut sebagai penyakit 1000 wajah karena penyakit ini

    menyerupai penyakit lain. Sayangnya, bagi masyarakat penyakit lupus ini masih sangat awam.

    Untuk itu penulis tertarik mengambil judul Bahaya Penyakit Lupus Terhadap

    Kesehatan Tubuh Manusia agar dapat mengungkap tentang seberapa aneh dan bahayanya

    penyakit lupus ini bagi seseorang yang menderitanya. Di samping itu, dalam penulisan paper

    ini penulis berharap agar masyarakat menjadi lebih mengenal tentang penyakit lupus.

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    7/19

    Sehingga masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan mereka.

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya sebagai

    berikut :

    1. Apa yang dimaksud dengan penyakit lupus ?

    2. Apa saja diagnosa dan gejala-gejala dari penyakit lupus ?

    3. Apa saja macam-macam penyakit lupus ?

    4. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit lupus ?

    C. Tujuan dan ManfaatDalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya :

    5. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan lupus.

    6. Memberi inspirasi pada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan sejak

    dini.

    7. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat terutama bagi penulis sendiri

    tentang penyakit lupus.

    D. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah dengan menggunakan

    metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan paper ini, penulis melakukan

    kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur dari hasil data-data yang diperoleh dari

    buku-buku, internet, koran, maupun majalah sehingga metode ini sangat menuntut ketekunan

    dan kecermatan pemahaman penulis.

    E. Sistematika PenulisanDalam penulisan paper yang berjudul Bahaya Penyakit Lupus bagi Kesehatan Tubuh

    Manusia, penulis menyusun sistematika pembahasannya sebagai berikut :

    Bab Satu merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan

    identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan

    sistematika penulisan.

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    8/19

    Bab dua merupakan kajian teori yang membahas tentang pengertian penyakit lupus,

    gejala-gejala dan diagnosa dari penyakit lupus, macam-macam penyakit lupus, penyebab

    timbulnya penyakit lupus serta pencegahan timbulnya penyakit lupus.

    Bab tiga merupakan penyajian data, analisis serta pemecahan masalah dari suatu

    rumusan masalah yang telah dibahas.

    Bab empat merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang memuat tentang

    pokok-pokok hasil pembahasan mulai bab dua sampai tiga dan berisi saran-saran, baik dari

    penulis itu sendiri maupun kepada pembaca.

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    9/19

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Pengertian Penyakit LupusLupus dalam bahasa latin berarti Anjing Hutan. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu

    abad lalu. Gejala penyakit ini dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus

    Eritomatosus, artinya kemerahan. Sedangkan sistemik bermakna menyebar luas ke berbagai

    organ tubuh. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir

    seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

    (http://www.nusaindah.tripod.2004.com)

    Lupus atau istilah kesehatannya disebut systemic lupus erythematosus adalah sejenis

    penyakit auto-imun. Tak seperti penderita penyakit HIV/AIDS yang kehilangan sistem

    kekebalan tubuh akibat virus HIV. Sistem kekebalan tubuh atau antibodi penderita justru

    hiperaktif dan balik menyerang organ tubuh yang sehat. (Suara Karya, 21 Mei 2006)

    Lupus juga dikenal dengan penyakit seribu wajah, karena gejalanya bermacam-macam,

    dari satu penderita ke penderita lainnya tidak sama sehingga sulit dikenali. Akibatnya,

    seringkali terlambat mendiagnosanya.

    Penyakit yang dijuluki "peniru ulung" ini biasa menyerang wanita produktif dan

    penderitanya disebut odapus. Meski kulit wajah penderita Lupus dan sebagian tubuh lainnya

    muncul ruam-ruam merah dan bercak-bercak merah, penyakit itu tidak menular.

    Sistem imunitas yang normal biasanya akan menghasilkan protein yang disebut antibodi

    yang berguna menjaga tubuh terhadap serangan virus, bakteri, dan benda asing lainnya. Benda

    tersebut disebut antigen. Dalam suatu ketidaknormalan fungsi auto imun seperti lupus, sistem

    tubuh ini kehilangan kemampuan untuk membedakan benda asing (antigen) dan jaringan

    tubuh itu sendiri.

    Sistem imunitas ini kemudian membuat antibodi yang akan menyerang terhadap jaringan

    tubuh itu sendiri. Antibodi ini disebut auto antibodi, yang akan bereaksi dengan antigen dan

    akan membentuk sistem imun kompleks. Sistem imun kompleks terjadi di dalam jaringan

    tubuh akan mengakibatkan inflamasi, luka atau infeksi jaringan dan sel serta sakit.

    Penyakit lupus tidak bisa dikatakan sebagai penyakit keturunan. Hingga kini, tingkat

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    10/19

    jumlah nilai penderita lupus akibat faktor genetik hanya mencapai 10%.

    B. Gejala-gejala atau Diagnosa Penyakit Lupus1. Gejala-gejala penyakit lupus

    1.1. Gejala Klinis

    Gejala klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat

    timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh. Dapat

    juga menahun dengan gejala pada satu sistem yang lambat laun diikuti oleh gejala

    terkenanya sistem imun. Pada tipe menahun terdapat remisi dan eksaserbasi.

    Remisinya mungkin berlangsung bertahun-tahun.

    Onset penyakit dapat spontan atau didahului oleh faktor presipitasi seperti

    kontak dengan sinar matahari, infeksi virus/bakteri. Obat misalnya golongan sulfa,

    penghentian kehamilan dan trauma fisik/psikis. Setiap serangan biasanya disertai

    gejala umum yang jelas seperti demam, malaise, kelemahan, nafsu makan berkurang,

    berat badan menurun, dan iritabilitas. Yang paling menonjol adalah demam yang

    kadang-kadang disertai menggigil.

    1.2. Gejala Muskuloskeletal

    Gejala yang sering pada SLE adalah gejala muskuloskeletal, berupa artritis atau

    artralgia (93%) dan seringkali mendahului gejala-gejala lainnya. Yang paling sering

    terkena ialah sendi interfalangeal proksimal diikuti oleh lutut, pergelangan tangan,

    metakorpofalangeal, siku dan pergelangan kaki. Selain pembengkakan dan nyeri

    mungkin juga terdapat efusi sendi yang biasanya termasuk kelas I (non-inflamasi);

    kadang-kadang termasuk kelas II (inflamasi). Kaku pagi hari jarang ditemukan.

    Mungkin hanya nyeri otot dan miositis.

    Artritis biasanya simetris, tanpa menyebabkan deformitas, kontraktur dan

    antitosis. Ada kalanya terdapat nodul reumatoid. Nekrosis avaskular dapat terjadi pada

    berbagai tempat, terutama ditemukan pada pasien yang mendapat pengobatan dengan

    steroid dosis tinggi. Tempat yang paling sering terkena ialah kaput femoris.

    1.3. Gejala Mukokutan

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    11/19

    Pada gejala ditemukan adanya kelainan kulit, rambut atau selaput lendir

    ditemukan pada 85% kasus SLE. Lesi kulit yang paling sering ditemukan pada SLE

    ialah lesi kulit akut, subakut, diskoid dan livido retikularis.

    Ruam kulit yang dianggap khas dan banyak menolong dalam mengarahkan

    diagnosis SLE ialah ruam kulit berbentuk kupu-kupu (butterfly-rash) berupa eritema

    yang agak edamatus pada hidung dan kedua pipi. Dengan pengobatan yang tepat,

    kelainan ini dapat sembuh tanpa bekas. Pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari

    dapat timbul ruam kulit yang terjadi karena hipersensitivitas (photo hypersensitivity).

    Lesi ini termasuk lesi kulit akut.

    Lesi kulit sub akut yang khas berbentuk anular. Lesi diskoid berkembang

    melalui 3 tahap yaitu eritema, hiperkeratosis dan atrofi. Biasanya tampak sebagai

    becak eritematosa yang meninggi, tertutup oleh sisik keratin disertai adanya

    penyubatan folikel. Kalau sudah berlangsung lama akan terbentuk sikatriks.

    (http://www.medicastore.com.2004)

    Ada belasan gejala yang bisa dialami penderita lupus. Ini tergantung organ tubuh

    yang terkena, antara lain nyeri sendi, tulang dan otot, demam berkepanjangan, cepat

    lelah, lesu, dan lemas, penurunan berat badan, serta sakit kepala.

    Gejala lain sering sariawan, ruam pada kulit yang memburuk saat terkena sinar

    matahari, jika di wajah berbentuk kupu-kupu, anemia, kebocoran ginjal, sakit dada

    jika menghirup nafas dalam, rambut rontok, ujung jari berwarna biru pada udara

    dingin (fenomena Ray Nauats), kejang, stroke, dan keguguran.

    Lupus diduga terkait dengan hormon estrogen, mengingat gejala lupus

    meningkat menjelang masa haid. (Kompas, 11 Mei 2007)

    2. Diagnosa Penyakit Lupus

    Pada tahun 1982, para dokter di The American Rheumatism Association (ARA)

    menemukan terdapat 11 gejala serta tanda yang akan membedakan lupus dari penyakit

    lainnya. Untuk seorang dokter dapat mendeteksi lupus, seorang pasien harus memiliki

    paling tidak 4 atau lebih gejala-gejala di bawah ini selama suatu waktu dari masa

    penyakitnya itu berjangkit, diantaranya :

    2.1. Ruam (rash) di daerah malar

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    12/19

    Ruam berupa eritema terbatas, rata atau meninggi, letaknya di daerah malar, biasanya

    tidak mengenai lipat nasolabialis.

    2.2. Lesi diskoid

    Lesi ini berupa bercak eritematora yang meninggi dengan sisik keratin yang melekat

    disertai penyumbatan folikel. Pada lesi yang lama mungkin terbentuk sikatriks.

    2.3. Fotosensitivitas

    Terjadi lesi kulit sebagai akibat reaksi abnormal terhadap cahaya matahari. Hal ini

    diketahui melalui anamnesis atau melalui pengamatan dokter.

    2.4. Ulserasi mulut

    Ulserasi di mulut atau nasofaring, biasanya tidak nyeri, diketahui melalui

    pemeriksaan dokter.

    2.5. Artritis

    Artritis non-erosif yang mengenai 2 sendi perifer ditandai oleh nyeri, bengkak atau

    efusi.

    2.6. Serositis

    a. Pleuritis : adanya riwayat nyeri pleural atau terdengarnya bunyi gesekan pleura

    oleh dokter atau adanya efusi pleura.

    b. Perikarditis : diperoleh dari gambaran EKG atau terdengarnya bunyi gesekan

    perikard atau adanya efusi perikard.

    2.7. Kelainan ginjal

    a. Proteinuria yang selalu > 0,5 g/hari atau > 3+

    b. Ditemukan silinder sel, mungkin eritrosit, hemoglobulin granular, tubular atau

    campuran

    2.8. Kelainan neurologis

    a. Kejang yang timbul spontan tanpa adanya obat-obat yang dapat menyebabkanatau kelainan metabolik seperti uremia, ketosidosis, dan gangguan keseimbangan

    elektrolit.

    b. Psikosis yang timbul spontan tanpa adanya obat-obat yang dapatmenyebabkannya atau kelainan metabolik seperti uremia, ketosidosis dan

    gangguan keseimbangan elektrolit.

    2.9. Kelainan hematologik

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    13/19

    a. Anemia hemolitik dengan retikulositosisb. Leukopenia, kurang dari 400/mm3 pada 2 kali pemeriksaan atau lebih.c. Limfopenia, kurang dari 1500/mm3 pada 2 kali pemeriksaan atau lebih.d. Trombositopenia, kurang dari 100.000/mm3, tanpa adanya obat yang mungkin

    menyebabkannya.

    2.10. Kelainan imunologi

    a. Adanya sel LE.b. Anti DNA : antibodi terhadap native DNA (anti-ds DNA) dengan titer abnormal.c. Anti-Sm : adanya antibodi terhadap antigen inti otot polos.d. Uji serologi untuk sifilis yang positif semu selama paling sedikit 6 bulan dan

    diperkuat oleh uji imobilisasi treponemapallidum atau uji fluoresensi absorpsi

    antibodi treponema.

    2.11. Antibodi antinuklean

    Titer abnormal antibodi anti nuklean yang diukur dengan cara imunofluoresensi atau

    cara lain yang setara pada waktu yang sama dan dengan tidak adanya obat-obat yang

    berkaitan dengan sindrom lupus karena obat. (http://www.medicastore.com.2004)

    Diagnosis luput tidak mudah dan tidak ada tes tunggal. Jika penderita mengeluhkan

    sejumlah gejala yang mengarah ke lupus, dokter akan minta pemeriksaan laboratorium

    terhadap kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit juga antibodi seperti antinuclear antibodi

    (ANA), anti double stranded DNA (anti-ds DNA), protein C3 dan C4, serta pemeriksaan urine.

    (Kompas, 11 Mei 2007)

    C. Macam-macam Penyakit LupusMenurut jenisnya, lupus dibagi menjadi 3 macam yaitu :

    3.1. Lupus Eritematosus Sistemik

    Lupus eritematosus sistemik (lupus eritematosus disseminata) adalah penyakit auto

    imun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai organ

    tubuh, termasuk kulit, persendian, dan organ dalam.

    SLE biasanya lebih parah dibandingkan dengan diskoid. Tipe lupus ini dapat

    menyebabkan inflamasi pada beberapa macam organ. Organ yang terkena tidak terbatas

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    14/19

    pada gangguan kulit dan sendi, tetapi juga pada organ yang lain seperti sendi, paru-paru,

    ginjal, darah ataupun organ atau jaringan lain yang terkena. SLE pada sebagian orang

    dapat memasuki masa dimana gejalanya tidak aktif (remisi) dan pada saat yang lain

    penyakit ini dapat menjadi aktif (flare).

    3.2. Lupus Eritematosus Diskoid

    Lupus eritematosus diskoid adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai

    dengan peradangan dan pembentukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga,

    kepala, dan kadang pada bagian tubuh lainnya.

    Lesi (kelainan) kulit ini tampak sebagai bercak kemerahan yang bersisik dan

    berkeropeng, yang jika membaik akan meninggalkan jaringan parut berwarna putih.

    Bagian tengahnya berwarna lebih terang dan bagian pinggirnya berwarna lebih gelap dari

    kulit yang normal.

    Jika lesi timbul di daerah yang berambut (misalnya dagu atau kulit kepala), maka

    bisa terjadi pembentukan jaringan parut yang permanen dan kerontokan rambut.

    3.3. Lupus Obat

    Lupus obat umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat

    hipertensi) dan procarnamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). Hanya

    saja, Cuma 4% dari orang yang mengkonsumsi obat-obat itu yang bakal membentuk

    antibodi penyebab lupus. Dari 4% itu pun sedikit sekali yang kemudian menderita lupus.

    (http://[email protected])

    D. Penyebab Penyakit LupusPenyebab timbulnya penyakit lupus masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun

    demikian, terdapat banyak bukti bahwa penyebabnya bersifat multifaktor, dan ini mencakup

    pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan hormonal terhadap respon imun.

    Faktor genetik memegang peran penting dalam kerentanan serta ekspresi penyakit. Di

    samping itu, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa banyak gen yang berperan, terutama

    gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun.

    Setelah diteliti penyebab lupus karena faktor keturunan dan lingkungan. Penyakit ini

    justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun. Namun begitu, ada juga pria yang

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    15/19

    mengalaminya. Ahli menduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.

    Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus adalah :

    3. Infeksi

    4. Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)

    5. Sinar ultraviolet

    6. Stress yang berlebihan

    7. Obat-obatan tertentu

    8. Hormon

    9. Pemanis buatan

    Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen penyebabnya

    belum diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari kromosom 1. Hanya 10%

    dari penderita yang memiliki kerabat (orangtua maupun saudara kandung yang telah maupun

    akan menderita lupus, statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita

    lupus yang menderita penyakit ini.

    Lupus seringkali disebut sebagaipenyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria.

    Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun seringkali

    lebih sering ditemukan pada wanita.

    Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang

    wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan selama

    kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) memang berperan dalam

    timbulnya penyakit ini. Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka

    kejadian pada masa pra-menstruasi masih belum diketahui.

    Kadang-kadang obat jantung tertentu (hidralazin, prokarnamid dan beta-blocker)

    menyebabkan sindroma mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan.

    (http://www.medicastore.com.2004)

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    16/19

    BAB III

    PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

    A. Penyajian Data

    Di Indonesia mulai banyak ditemukan orang yang menderita penyakit lupus. Misalnya di

    kota Bandung, jumlah penderita penyakit lupus berkisar 650700 orang. Data sementara dari

    RS Hasan Sadikin, pada tahun 1999-2004 jumlah penderita lupus sebanyak 286 orang.

    (http://www.Republika.co.id)

    Sementara itu di kota lain di Indonesia yaitu di Surabaya, dalam tiga tahun terakhir mulai

    tahun 2003 hingga 2006, jumlah penderita lupus yang berobat di RSUD Dr. Soetomo

    mencapai 215 pasien. Dan tiap bulannya terdapat 10 hingga 15 pasien baru.

    Di Jakarta, beberapa rumah sakit melakukan pa tentang lupus, misalnya RS Cipto

    Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran UI. Pada tahun 1969 1970 ditemukan 5 kasus

    SLE. Tahun 1972-1976 ditemukan 1 kasus SLE dan setiap 666 insidensi (kasus yang dirawat)

    sebesar 15/10.000 perawatan. Pada tahun 1988-1990 insidensi 37,7/10.000 perawatan.

    (http://www.nusaindah.tripod.2004.com)

    Data lain, menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban Sp.Pd. yang diperkirakan menderita lupus

    di Indonesia 1,5 juta jiwa. Dan saat ini penderita lupus di seluruh dunia berjumlah sekitar 5 juta

    dengan 100.000 kasus baru setiap tahun. (Kompas, 11 Mei 2007)

    B. Analisis dan Pemecahan Masalah

    Dari data di atas menunjukkan bahwa penderita lupus di Indonesia setiap tahunnya

    meningkat. Meningkatnya penderita lupus disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

    1. Penelitian tentang lupus sangat jarang dilakukan terutama tentang penyebab penyakit lupus

    dan obat untuk menyembuhkannya.

    2. Masih kurangnya dokter ahli untuk menangani penyakit lupus.

    Maka dari itu pemerintah memberikan lebih banyak dana bagi riset medis dan jasa

    pelayanan kesehatan untuk membantu odapus dan keluarga yang terkena dampak lupus, baik

    dalam bentuk pengobatan maupun pencegahan.

    Bentuk pengobatan tersebut adalah dengan mengkonsumsi obat anti radang non steroid,

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    17/19

    krtikosteroid, NSAID dan solisilat obat anti malaria, obat imunosupresif, azatioprin (obat

    pendamping kortikosteroid) dan obat penekan kekebalan tubuh.

    Sedangkan untuk pencegahannya, odapus harus melakukan monitoring yang teratur,

    penghematan energi, foto proteksi, mengatasi infeksi, dan merencanakan kehamilan.

    Pemerintah sendiri juga menghimbau bagi odapus untuk menerapkan pola hidup sehat

    seperti olahraga, makan dan istirahat teratur, mengelola stres, serta menghindari rokok dan

    sinar matahari, sehingga dengan tips seperti itu, para odapus bisa hidup normal dan produktif.

    (http://www.medicastore.com.2004)

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    18/19

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit lupus erythematolosus saat tubuhnya

    menjadi alergi pada dirinya sendiri.

    2. Tanda dan gejala penyakit lupus bervariasi, tidak khas, dapat timbul mendadak atau

    perlahan, spontan maupun dengan faktor pencetus.

    3. Bentuk penyakit lupus ada tiga macam yaitu cutaneus lupus atau diskoid yang

    mempengaruhi kulit, Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh,

    Drug Induced Lupus (DIL) yang timbul karena menggunakan obat-obat tertentu.

    4. Faktor penyebab timbulnya lupus adalah adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus.

    5. Untuk mencegah timbulnya penyakit lupus diperlukan monitoring yang teratur, foto

    proteksi dan lain sebagainya.

    6. Pengobatan penyakit lupus dengan menggunakan obat anti radang, non steroid,

    kortikosteroid, dan obat penekan kekebalan tubuh.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas tentang judul Bahaya Lupus Terhadap Kesehatan

    Tubuh Manusia penulis dapat memberi saran kepada :

    1. Penderita agar melakukan berbagai upaya untuk mengobati penyakit lupus meskipun

    membutuhkan waktu yang lama untuk kesembuhan penyakit tersebut.

    2. Pembaca agar lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya serta menghindari faktor

    penyebab timbulnya penyakit lupus dengan cara monitoring teratur, foto proteksi, dan lain

    sebagainya.

    Akhir kata, semoga saran yang penulis sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca

    maupun penderita. Amin.

  • 7/31/2019 LUPUS Makalah

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Yuliasih, Lupus si Penyakit Seribu Wajah (www.medicastore.com/13/9/2007)

    _______, Lupus Antibody yang Menyerang Tubuh Sendiri

    (www.nusa_indah.tripod.com/13/9/2007)

    Wahyuni, Tri, Waspadai Bila Nyeri Sendi dan Terjadi Kelainan Kulit. Suara Karya, 21 Mei2006, hlm. 2.

    _______, Lupus Eritematosus Sistemik (www.medicastore.com/13/9/2007)

    Djoerban, Zubairi, Lupus Penyakit dengan Seribu Wajah, Kompas, 11 Mei 2007, hlm. 48.

    _______, Odapus, ([email protected]/13/9/2007)

    Rachmat Gunadi, Jumlah Pasien Lupus Naik (www.Republika.com/13/9/2007)