15
MACAM-MACAM AHLI WARIS A. Pengertian Ahli Waris Didalam rumusan Kompilasi Hukum Islam, ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris (171 hu.utc KHI). Maka yang dimaksud dengan ahli waris adalah mereka yang jelas-jelas mempunyai hak waris ketika pewarisnya meninggal dunia dan tidak ada halangan untuk mewarisi. 1 B. Macam-macam Ahli Waris Orang-orang yang dapat menerima harta warisan pada saat si pewaris meninggal dunia (ahli waris) dapat dibagi dalam beberapa macam: 1. Ahli waris sababiyah Yaitu ahli waris yang hubungan kewarisannya dikarenakan suatu sebab, baik karena sebab pernikahan, memerdekakan budak atau karena dikarenakan sebab perjanjian (menurut sebagian Mazhab Hanafiah). 2 Maka ahli waris yang termasuk dalam golongan ini: 1 Ahmad Rafiq. Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 383. 2 Ibid.

Macam-macam Ahli Warisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

daaaaaaaaaa

Citation preview

Page 1: Macam-macam Ahli Warisi

MACAM-MACAM AHLI WARIS

A. Pengertian Ahli Waris

Didalam rumusan Kompilasi Hukum Islam, ahli waris adalah orang yang pada

saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan

pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris

(171 hu.utc KHI). Maka yang dimaksud dengan ahli waris adalah mereka yang jelas-

jelas mempunyai hak waris ketika pewarisnya meninggal dunia dan tidak ada

halangan untuk mewarisi.1

B. Macam-macam Ahli Waris

Orang-orang yang dapat menerima harta warisan pada saat si pewaris

meninggal dunia (ahli waris) dapat dibagi dalam beberapa macam:

1. Ahli waris sababiyah

Yaitu ahli waris yang hubungan kewarisannya dikarenakan suatu sebab, baik

karena sebab pernikahan, memerdekakan budak atau karena dikarenakan sebab

perjanjian (menurut sebagian Mazhab Hanafiah).2 Maka ahli waris yang termasuk

dalam golongan ini:

1- Suami atau isteri si pewaris

Maka masing-masing dapat mewarisi harta peninggalannya, jika salah

seorang diantara keduanya meninggal dunia dengan syarat:

- Perkawinan mereka sah menurut hukum syara’ yakni dengan akad

perkawinan yang dipenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya.

- Hubungan perkawinan mereka masih berlangsung sampai pada salah

satu diantara mereka meninggal dunia.3

2- Mu’tiq (orang yang memerdekakan) dengan ‘atiq.

1 Ahmad Rafiq. Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 383.2 Ibid.3 Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama. Ilmu Fiqh,

(Jakarta: 1986), hlm. 51.

Page 2: Macam-macam Ahli Warisi

3- Muwali (orang pertama dalam perjanjian) dan muwala (pihak kedua).

2. Ahli waris nasabiyah

Yaitu ahli waris yang hubungan kewarisannya berdasarkan karena hubungan

darah (kekerabatan). Ahli waris yang termasuk nasabiyah dari golongan laki-laki

terdiri dari ayah, anak laki-laki, paman dan kakek. Sedangkan dari perempuan terdiri

dari ibu, saudara perempuan dan nenek.

3. Ahli waris laki-laki

Berdasarkan kedekatan kekerabatan ahli waris dengan si pewaris, maka dari

pihak laki-laki yang berhak menjadi ahli waris ada 13 orang, yaitu :

1. Ayah

2. Kakek (dari ayah)

3. Anak laki-laki.

4. Cucu laki-laki garis laki-laki

5. Saudara laki-laki sekandung.

6. Saudara laki-laki seayah

7. Saudara laki-laki seibu.

8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung.

9. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah.

10. Paman, saudara laki-laki ayah sekandung.

11. Paman, saudara laki-laki ayah seayah.

12. Anak laki-laki paman sekandung.

13. Anak laki-laki paman seayah.

Semua ahli waris ini disebut juga ahli waris nasabiyah dari golongan pihak

laki-laki. Jika semua ahli waris itu ada, maka yang dapat warisan adalah anak laki-

laki dan ayah.

Page 3: Macam-macam Ahli Warisi

4. Ahli waris perempuan

1. Ibu.

2. Nenek dari garis ibu.

3. Nenek dari garis ayah.

4. Anak perempuan.

5. Cucu perempuan dari garis laki-laki.

6. Saudara perempuan sekandung.

7. Saudara perempuan seayah.

8. Saudara perempuan seibu.

9. Perempuan yang memerdekakan hamba sahaya.

Apabila semua ahli waris perempuan tersebut ada, maka yang dapat warisan

adalah ibu, anak perempuan, cucu perempuan dari garis laki-laki dan saudara

perempuan.4

5. Ahli waris zawil furudh

Disebut juga dengan ashhabul furudh yakni para ahli waris yang mempunyai

bagian yang telah ditentukan pada harta peninggalan dengan nash atau ijma’.5 Atau

ahli waris yang ditetapkan oleh syara’ mempunyai bagian tertentu dari al-furudhul

dalam pembagian harta peninggalan. Sedangkan al-furudhul muqaddarah bagian-

bagian yang ditentukan oleh syara’, bagi ahli waris tertentu dalam pembagian harta

peninggalan terdiri dari 1/2, 1/4, 1/3,

2/3, 1/8 dan 1/6.6 Maka sahabul furudh al-muqaddarah

antara lain:

1. Yang mendapat bagian 1/2

Suami, jika isterinya mati tidak meninggalkan anak laki-laki atau cucu

laki-laki dan perempuan dari anak laki-laki.

Anak perempuan, jika tidak ada saudara laki-laki atau perempuan.

4 Ahmad Rafiq. Op.,cit., hlm. 386-387.5 Hasbi ash-Shiddiqy. Fiqh Mawaris, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 60.6 Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama. Op.,cit., hlm. 70

Page 4: Macam-macam Ahli Warisi

Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika ia tunggal.

Saudara kandung perempuan tunggal yakni tidak ada saudara laki-laki,

ayah, anak laki-laki dan tidak ada cucu laki-laki dari anak laki-laki.

Saudara perempuan dari pihak ayah jika tidak ada saudara laki-laki, ayah,

cucu laki-laki dari anak laki-laki.

2. Yang mendapat bagian 1/3

Ibu, jika tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan, tidak ada

dua saudara atau lebih baik laki-laki maupun perempuan.

Saudara laki-laki seibu dua orang atau lebih, jika tidak ada ayah, kakek,

anak, cucu laki-laki atau perempuan.

3. Yang mendapat bagian 1/4

Suami, jika ada anak atau cucu dari anak laki-laki baik laki-laki maupun

perempuan.

Isteri, jika tidak ada anak atau cucu dari anak laki-laki baik laki-laki

maupun perempuan.

4. Yang mendapat bagian 1/6

Ibu, jika ada anak atau cucu baik laki-laki maupun perempuan, atau ada

saudara laki-laki ataupun perempuan dua orang ataupun lebih, saudara

sekandung, seayah atau seibu.

Nenek jika tidak ada ibu

Ayah

Kakek jika tidak ada ayah

Saudara laki-laki atau perempuan seibu tunggal, jika tidak ada ayah,

kakek, anak cucu laki-laki atau perempuan.

Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika yang ada hanya seorang

perempuan, tidak ada saudara laki-laki dan tidak ada anak laki-laki paman

dari ayah.

Page 5: Macam-macam Ahli Warisi

Saudara perempuan seayah jika memiliki satu saudara perempuan

sekandung dan tidak ada saudara laki-laki seayah, ibu, anak, cucu laki-

laki dan dari anak laki-laki.

5. Yang mendapat bagian 1/8

Bagian ini hanya diperuntukkan untuk isteri, jika ada anak atau cucu laki-laki

atau perempuan dari anak laki-laki.

6. Yang mendapat bagian 2/3

Dua anak perempuan atau lebih, jika tidak ada anak laki-laki atau saudara

laki-laki.

Dua cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki, jika tidak ada anak

kandung baik laki-laki maupun perempuan dan tidak ada cucu laki-laki

dari anak laki-laki.

Dua saudara perempuan atau lebih dengan tidak ada ayah, anak kandung

laki-laki atau perempuan dan tidak ada saudara laki-laki sekandung.

Dua saudara perempuan seayah atau lebih, jika keduanya sendiri dan

tidak ada saudara laki-laki seayah.7

6. Ahli waris dzawil arham

Dzawil arham (dzul rahmi) adalah orang yang mempunyai kerabat secara

mutlak, baik dia shahih, faradl atau asabah atau bukan. Diartikan pula dengan sebagai

orang-orang yang mempunyai kerabat dengan orang yang meninggal, tapi mereka

tidak termasuk ashabul furudh dan tidak pula termasuk ashabah seperti cucu

perempuan dari anak perempuan, cucu laki-laki dari anak perempuan, anak

perempuan dari saudara laki-laki sekandung, anak laki-laki dari saudara perempuan

sekandung, saudara perempuan ayah, saudara laki-laki atau perempuan ibu.

7 Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri. Pedoman Hidup Muslim, (Jakarta : Putaka Litera Antarnusa, 2003), hlm. 759.

Page 6: Macam-macam Ahli Warisi

Menurut jumhur ulama, dzawil arham dapat mewarisi harta peninggalan,

apabila orang yang meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris ashabul furudh atau

ashabah atau jika orang yang meninggal dunia tersebut meninggal ahli waris ashabul

furudh tetapi masih ada sisa harta yang tidak dapat ditambahkan kepada ashabul

furudh. Pendapat ini didasarkan kepada firman Allah SWT:

Artinya: Dengan mengartikan bahwa sebagian mereka (orang yang mempunyai hubungan nasab) lebih utama mewarisi harta peninggalan sebagian yang lain (orang yang sama-sama dalam hubungan nasab) menurut yang ditetapkan oleh Allah.

7. Ashabah

a. Pengertian ashabah

Ashabah menurut bahasa berarti semua kerabat seorang laki-laki yang berasal

dari ayah.8 Sedangkan menurut istilah, ashabah adalah orang yang mungkin

memperoleh harta warisan ketika ia sebagai pewaris tunggal atau hanya sekedar

memperoleh sisanya jika masih ada atau sama sekali tidak memperolehnya saat harta

warisan tersebut habis terambil oleh ahli waris lain yang mempunyai kadar tertentu.9

Dalam ilmu hukum waris Islam, ashabah disebut sebagai ahli waris yang tidak

memperoleh bagian yang tertentu dalam suatu pembagian harta warisan.

Sebutan ashabah ditunjukkan kepada kelompok yang kuat sebagaimana

firman Allah SWT:

Artinya: Mereka berkata jika benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang merugi. (QS. Yusuf : 14).

Nabi SAW juga bersabda:

8 Dian Khoirul Umam. Fiqh Mawaris, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 75.9 Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri. Op., cit., hlm. 762.

Page 7: Macam-macam Ahli Warisi

Artinya: Berikanlah harta warisan kepada yang berhak menurut ketentuan bagiannya, sedangkan sisanya untuk ahli waris yang paling dekat. (HR. Muttaqa ‘alaih).

Dalam hal ini, ulama faradiun berpendapat bahwa ashabah adalah ahli waris

yang tidak mendapat bagian yang sudah dipastikan besar kecilnya yang telah

disepakati oleh seluruh fuqaha (seperti ashabul furudh), yang belum sipastikan oleh

mereka (seperti dzawil arham). Jadi, ashabah adalah semua ahli waris yang tidak

mempunyai bagian tetap dan tertentu baik yang diatur dalam al-Qur'an maupun

hadits.

Ahli waris ashabah mendapat harta warisan setelah harta tersebut terlebih

dahulu diambil oleh ahli waris ashabul furudh menurut bagian masing-masing. Bila

harta warisan habis dibagikan, maka ahli waris ashabah tidak mendapat bagian

kecuali apabila ahli waris ashabah itu anak, karena anak tidak dapat terhalang oleh

siapapun dan saudara laki-laki sekandung.

Ahli waris ashabah terdiri dari:

1- Anak laki-laki

2- Anak laki-laki dari anak laki-laki (cucu laki-laki dari anak laki-laki)

3- Saudara sekandung

4- Saudara seayah

5- Saudaranya ayah sekandung

b. Macam-macam ashabah

1- Ashabah nasabiyah

Ashabah nasabiyah adalah seseorang yang menjadi ahli waris ashabah

karena mempunyai hubungan nasab dengan orang yang meninggal dunia.10

Ashabah nasabiyah terbagi tiga yaitu:

10 Depag. Op., cit., hlm. 78.

Page 8: Macam-macam Ahli Warisi

- Ashabah bi nafsih adalah ahli waris laki-laki dalam hubungan nasabnya

dalam hubungan nasabnya dengan orang yang meninggal tidak diselingi

oleh perempuan. Ashabah bi nafsih dikelompokkan menjadi empat:

1. Fur’ul mayit, yaitu para ahli waris ashabah bi nafsih yang arah

hubungan nasab mereka dari orang yang meninggal adalah arah

lurus ke bawah yaitu anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-

laki dan seterusnya ke bawah.

2. ushulul mayit, yaitu para ahli waris ashabah bi nafsih yang arah

hubungan nasab mereka dari orang yang meninggal adalah lurus ke

atas meliputi ayah, kakek (bapaknya bapak), dan seterusnya keatas.

3. Al-Hawasyin yaitu para ahli waris ashabah bi nafsih yang arah

hubungan nasab dari orang yang meninggal adalah arah

menyamping yang masih dekat meliputi saudara laki-laki

sekandung, saudara laki-laki seayah, anak saudara laki-laki seayah

terus ke bawah.

4. Al-hawasyil ba’idah, yaitu para ahli waris ashabah bi nafsih yang

arah hubungan nasab mereka dari orang yang meninggal adalah

arah menyamping yang sudah jauh meliputi keturunan kakek si

pewaris betapa pun jauhnya seperti saudara laki-laki ayah seayah

dan anak laki-laki mereka.

- Ashabah bil ghairi adalah setiap ahli waris perempuan yang mempunyai

bagian tertentu yang membutuhkan ahli waris lain untuk menjadi

ashabah bersama-sama dengannya dalam suatu pembagian harta

warisan peninggalan. Oleh karena itu, untuk menjadikan mereka

sebagai ashabah bilghairi diperlukan beberapa syarat berikut :

1. Perempuan tersebut tergolong ahli waris ashabul furudh

(mempunyai bagian tetap).

Page 9: Macam-macam Ahli Warisi

2. Antara perempuan yang mempunyai bagian tetap (ashabul

furudh) dengan orang yang mengashabahkan (muasib) memiliki

tingkatan (dalam jihat) yang sama.

3. Orang yang mengashabahkan (muasib) harus sama derajatnya

dengan perempuan yang mempunyai bagian tetap (ashabul

furudh).

4. Adanya persamaan kekuatan kerabat antara perempuan ashabul

furudh dengan muasibnya.

- Ashabah ma’al ghairi adalah setiap perempuan yang memerlukan orang

lain untuk menjadikan ashabah tetapi orang lain tersebut tidak

berserikat dalam menerima ashabah. Ashabah ini hanya diberlakukan

secara tertentu kepada saudara-saudara perempuan sekandung atau

seayah dengan anak perempuan jika tidak ada saudara laki-laki. Kedua

orang tersebut dapat menjadi ashabah ma’al ghair dengan beberapa

syarat yakni :

1. Berdampingan dengan seorang atau beberapa orang anak perempuan

dari anak laki-laki dan seterusnya kebawah.

2. Tidak berdampingan dengan saudaranya menjadi muasibnya sebagai

dasar hukum ashabah ma’al ghair dalam beberapa hadist dijelaskan

salah satunya.

Artinya : Aku putuskan masalah itu sesuai dengan putusan Nabi Muhammad SAW anak perempuan memperoleh 1/2, untuk anak perempuan dari anak laki-laki 1/6 sebagai pelengkap 2/3

dan sisanya untuk saudara perempuan. (HR Jamaah Ahli Hadist kecuali Muslim dan Nasai).

2- Ashabah sababiyah

Ashabah nasabiyah ialah seseorang yang menjadi ahli waris ashabah karena

memerdekakan orang yang meninggal dunia yang semulanya adalah hamba.

Page 10: Macam-macam Ahli Warisi

Ahli waris sababiyah juga diartikan sebagai ahli waris yang hubungan

kewarisannya karena suatu sebab pernikahan, sebab ada hubungan agama

orang yang meninggal, sebab memerdekakan budak, atau menurut sebagian

mazhab Hanafiah karena sebab perjanjian (janji setia).11

C. Penutup

Dari uraian yang singkat diatas, kami mengharapkan dapat memberikan

pemahaman kepada kita bersama tentang

11 Titik Triwulan Tutik. Pengantar Hukum Perdata di Indonesia, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), hlm. 319.