Upload
yuanita-hasna-rahmadhani
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 MAJALAH hendra
1/11
EKSTRAK DAUN TEH PUTIH (Camellia sinensis)SEBAGAI ANTIBAKTERITERHADAP
Streptococcus mutansSECARA IN VITRO
Noorhamdani*, Yully Endang*, Hendra Putra Setyawan**
Abstrak
Karies merupakan penyakit multifaktorial yang terjadi karena adanya interaksi daribeberapa faktor yaitu host, bakteri, substrat dan waktu. Penelitian yang telah banyak dilakukanmenunjukkan penyakit karies disebabkan karena terabaikannya kebersihan rongga mulutsehingga terjadi penumpukan plak. Streptococcus mutansmerupakan salah satu jenis bakteriyang terdapat pada plak dan saliva yang merupakan agen penyebab utama karies gigi. Tehputih adalah jenis teh yang dipetik dari pucuk teh pilihan yang belum benar-benar mekar dandibuat hanya dengan dua tahap, yakni penguapan dan pengeringan. Secara spesifik zat aktif
yang terkandung dalam daun teh putih adalah tannin, flavonoid daqn gallic acid. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk melakukan uji ekstrak daun teh putih sebagai antibakteri terhadapbakteri penyebab karies Streptococcus mutans dengan melihat nilai KHM dan KBM. Untukmenentukan niali KHM digunakan metode dilusi tabung sedangkan untuk menentukan nilaiKBM digunakan metode difusi cakram. Penelitian ini menggunakan 5 konsentrasi denganpengulangan masing-masing 4 kali. Konsentrasi yang digunakan adalah 0%, 2%, 4%, 6%, 8%.Hasil penelitian menunjukkan Kadar Hambat Minimum (KHM) diperoleh pada konsentrasiekstrak 6%, sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) pada konsentrasi ekstrak 8%. Analisisdata dilakukan dengan uji nonparametrik Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis menunjukkanadanya perbedaan jumlah koloni pada pemberian konsentrasi (p < 0,05). Uji korelasi Spearmanmenunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat yang saling berkebalikan antara konsentrasiekstrak merica putih dengan jumlah koloni Streptococcus mutans yang tumbuh (r = -0,986 ; p 0.05) dan ujihomogenitas menyatakan bahwa datapenelitian homogen (p>0.05), maka dapatdilakukan uji beda parametric One way
Anova. Berdasarkan hasil uji normalitasKolmogorov-Smirnov, distribusi data jumlahkoloni bakteri tidak normal (p = 0.000) dan
berdasarkan hasil uji homogenitas, datatidak homogen (p = 0.008). Sehingga data
jumlah koloni bakteri tidak dapat dianalisadengan uji beda One Way Anova.
Dilakukan transformasi data denganmelakukan logaritma terhadap data jumlahkoloni, untuk kemudian dianalisis kembalidengan uji normalitas dan homogenitas.Bila data transformasi jumlah koloniterdistribusi normal dan homogen makabisa dilanjutkan ke uji beda One Way
Anova. Akan tetapi, meskipun data
transformasi jumlah koloni terdistribusi tidaknormal (Kolmogorov-Smirnov, p = 0.020)dan tidak homogen (p = 0.033). Dengandemikian data tidak bisa diolah denganmenggunakan uji beda parametric One Way
Anova, sehingga dilakukan uji beda nonparametric Kruskal Wallis sebagaipengganti uji One Way Anova.
Sama halnya dengan uji bedaparametric One Way Anova, uji nonparametric Kruskal Wallis dilakukan gunamengetahui apakah terdapat perbedaan
jumlah koloni bakteri paska terpapar olehekstrak dengan berbagai konsentrasi.Dikatakan terdapat perbedaan jumlah koloniyang bermakna jika p < 0.05. Dari uji bedaKruskal Wallis, terdapat perbedaan yangbermakna atau signifikan jumlah kolonibakteri paska terpapar oleh ekstrak padaberbagai konsentrasi (p = 0.000) ataudengan kata lain perbedaan konsentrasi
7/24/2019 MAJALAH hendra
8/11
ekstrak mengakibatkan perbedaan jumlahkoloni bakteri.
Uji korelasi non parametricSpearman menunjukkan nilai signifikansi(P-value) = 0,000 (p0.799).
PEMBAHASANPenelitian ini merupakan penelitian
eksperimental eksploratif laboratorik in vitrountuk mengetahui apakah ekstrak daun tehputih memiliki efek antibakteri terhadapStreptococcus mutans. Metode dilusitabung digunakan untuk penetuan kadarbunuh minimal (KBM) berdasarkanpertumbuhan jumlah koloni yang kurang
dari 1% dari original inoculum atau tidakada koloni bakteri sama sekali. Sedangkanuntuk penentuan kadar hambat minimum(KHM) ditentukan dengan menggunakanmetode difusi cakram.
Penentuan KHM pada penelitian inidiperoleh dengan mengukur zona hambatekstrak daun teh putih yaitu pada kisaran 12
24 mm, setelah diinkubasikan selama 24jam. Pada penelitian ini zona hambat yangdidapat secara berturut-turut padakonsentrasi 2%; 4%; 6% dan 8% ialah,
5mm, 9mm, 18mm, 32mm. Sehinggakonsentrasi 6% ditentukan sebagai KHM.
Adapun kisaran konsentrasi ekstrak yangdipakai, didapatkan melalui penelitianpendahuluan. Semakin luas diameter zonahambat berarti semakin sedikit jumlahbakteri yang tumbuh. Hal ini menunjukkanadanya aktivitas hambatan pertumbuhanbakteri oleh ekstrak daun teh putih dengancara merusak membran dan dinding sel,mendenaturasi protein serta mengangguproses terbentuknya dinding sel,sedangkan
zona hambat yang sempit menunjukkantidak adanya aktivitas hambatanpertumbuhan bakteri. KHM merupakankonsentrasi terkecil yang dapatmenghambat pertumbuhan bakteri sehinggapeneliti menetapkan konsentrasi 6%sebagai KHM karena diameter zona hambatyang signifikan mulai tampak pada
konsentrasi ini meskipun tidak seluashambatan pada konsentrasi 8%.
Penelitian lain dengan berbagaimacam ekstrak herbal juga telah ditelitikeefektivitasnya terhadap Streptococcusmutans untuk mengetaui kadar hambatminimumnya. Penelitian yang dilakukanoleh 13. dengan menggunakan ekstraksiwak, didapatkan konsentrasi KHM pada
6,25%. Pada ekstrak apel didapatkankonsentrasi KHM pada 50% 14. Padaekstrak daun sirih hijau didapatkankonsentrasi KHM pada 20% 15. Padaekstrak merica putih didapatkan konsentrasiKHM pada 10% 16. Dari keempat macamekstrak herbal tersebut ekstrak daun tehputih lebih efektif dalam menghambat danmembunuh Streptococcus mutans dengankonsentrasi KHM pada 6%.
Berdasarkan pemaparan di atas,dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa
ekstrak daun teh putih memiliki kemampuanlebih efektif dalam menghambatpertumbuhan bakteri Streptococcus mutanshanya dengan konsentrasi 6%.Penetapan KBM dilakukan dengan caramengambil satu ose dari setiap tabungdengan konsentrasi yang telah ditetapkan,dan ditanamkan pada media agar BHIkemudian diinkubasikan selama 18-24 jampada suhu 37C. Setelah diinkubasi, jumlahkoloni bakteri yang tumbuh pada agar BHIdiamati dengan seksama, dan diperoleh
KBM ekstrak daun teh putih terhadapbakteri Streptococcus mutans padakonsentrasi 8%. Hal ini ditunjukan dengantidak adanya koloni bakteri yang tumbuhpada konsentrasi 8%, di mana keadaan inisama dengan keadaan pada kontrol bahan.
Artinya telah didapatkan konsentrasi ekstrakdaun teh putih yang memiliki daya bunuhminimal terhadap Streptococcus mutans
7/24/2019 MAJALAH hendra
9/11
pada konsentrasi 8%, karena padakonsentrasi di atas 8%, pada plate BHI
sama sekali tidak ada pertumbuhan bakteri..
Kemampuan ekstrak daun teh putihdalam menghambat pertumbuhan bakteriStreptococcus mutans disebabkan adanyabahan-bahan aktif yang memiliki daya
antimikroba, yaitu: flavonoid, tanin, dangallic acid 7. Aktifitas biologis senyawaflavonoid terhadap bakteridilakukan denganmerusak dinding sel dari bakteri yang terdiriatas lipid dan asam amino akan bereaksidengan gugus alkohol pada senyawaflavonoid sehingga dinding sel akan rusakdan senyawa tersebut dapat masuk kedalam inti sel bakteri. Selanjutnya senyawaini juga akan kontak dengan DNA pada intisel bakteri dan dengan adanya perbedaankepolaran antara lipid penyusun DNA
dengan gugus alkohol pada senyawaflavonoid dapat terjadi reaksi sehingga akanmerusak struktur lipid dari DNA bakterisehingga inti sel bakteri juga akan lisis danbakteri mati 17. Tanin dapat mengkerutkandinding sel atau membran sel sehinggamengganggu permeabilitas sel itu sendiri.
Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidakdapat melakukan aktivitas hidup sehinggapertumbuhannya terhambat atau bahkanmati 18. Tanin mempunyai daya antibakteridengan cara mempresipitasi protein, karena
diduga tanin mempunyai efek yang samadengan senyawa fenolik. Efek antibakteritanin antara lain melalui reaksi denganmembran sel, inaktivasi enzim, dandestruksi atau inaktivasi fungsi materigenetik 19.
Beberapa penelitian denganmenggunakan herbal lain juga diteliti
keefektifannya terhadap Streptococcusmutans. Penelitian yang dilakukan oleh 16meneliti dengan ekstrak merica putihdidapatkan KBM pada konsentrasi 12,5%.
Ekstrak daun teh putih (Camelliasinensis) memiliki efek antibakteri terhadapStreptococcus mutans secara in vitro. Halini sesuai dengan hipotesis dan dapatdibuktikan dengan didapatkannya KBMyang signifikan setelah dianalisis secarastatistik. Sedangkan efek ekstrak daun tehputih sebagai antibakteri terhadapStreptococcus mutans secara in vivo padamanusia dan dosisnya masih belumdieksplorasi. Dengan kadar bunuh minimum8% tentunya ekstrak daun teh putih memiliki
potensi yang sangat besar sebagai alternatifobat dan perawatan yang sudah ada danbisa dikembangkan menjadi obat kumurataupun obat yang lain.
Dari hasil penelitian dapat ditentukanKHM dan KBM ekstrak daun teh putihterhadap Streptococcus mutans didapatkannilai KHM sebesar 6% dan KBM sebesar8% serta diperkuat dengan hasil analisisstatistik non parametrik yang mempunyainilai kemaknaan yang tinggi, Biladihubungkan dengan hipotesis yang telah
disusun sebelumnya, yaitu ekstrak daunputih dapat mempengaruhi aktivitaspertumbuhan bakteri Streptococus mutans,maka hipotesis dapat diterima dan benaradanya. Dapat disimpulkan bahwa ekstrakdaun teh putih terbukti mempunyai dayaantibakteri terhadap Streptococcus mutans
.Kesimpulan1. Ekstrak daun teh putih (Camellia
sinensis) terbukti memiliki aktivitas
sebagai antibakteri terhadap bakteripenyebab karies Streptococcus mutanssecara in-vitro
2. Nilai Kadar Hambat Minimum (KHM)ekstrak daun teh putih (Camelliasinensis) terhadap bakteri Streptococcusmutans adalah 6% dan nilai Kadar BunuhMinimum (KBM) ekstrak daun teh putih
(Camellia sinensis) terhadap bakteriStreptococcus mutansadalah 8%
3. Terdapat hubungan antara konsentrasi
ekstrak daun teh putih terhadappertumbuhan Streptococcus mutans darihasil analisa statistic, yaitu semakintinggi konsentrasi ekstrak daun teh putih(Camellia sinensis) semakin rendahpertumbuhan Streptococcus mutans dandemikian sebaliknya.
7/24/2019 MAJALAH hendra
10/11
Saran1. Diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai efek daun teh putih (Camelliasinensis) sebagai antibakteri terhadapbakteri selain Streptococcus mutans.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui efektivitas ekstrak daun tehputih (Camellia sinensis) secara in vivopada berbagai hewan coba maupunclinical trial untuk melihat
farmakodinamik, farmakokinetik, dantoksisitas ekstrak daun teh putih(Camellia sinensis) sebelum digunakansebagai alternatif pengobatan yang dapatdiaplikasikan pada manusia.
3. penelitian lanjutan dengan menggunakan
konsentrasi ekstrak daun teh putih 2% -8% dengan mempersempit jarak/ range.
DAFTAR PUSTAKA1. Tarigan, R. 1995. Karies Gigi cetakan IV.
Medan . diktat Kuliah Bagian KonservasiFakultas Kedokteran Gigi UniversitasSumatra Utara.: 25-54
2. Beighton, D.B. 2007. Dental caries and
pulpitis. In: Ireland R, eds. Dentalhygiene and therapy. Oxford: BlackwellMunksgaard,: 76, 83, 86-90.
3. Hedge, P.P., Ashok, K.B.R. and Ankola,V.A. 2005. Dental caries experience andsalivary level of Streptococcus mutansand lactobacilli in 13-15 years oldchildren of belgaun city, Karnataka. JIndian Soc Pedo Prev Dent ; 23-6.
4. Kidd, E.A. and Bechal, S.J. 2003.Essential of Dental Caries. The Diseaseand its Management (Alih Bahasa:
Sumawinata, N., Faruk, S.). Dasar-dasarKaries Penyakit dan Penanggulannya.EGC. Jakarta
5. Sudarsono, S., Gunawan, D., Wahyono,S., Donatus, I.A. dan Purnomo, R.2002Yogyakarta: Pusat Studi Obat TradisionalUniversitas Gadjah Mada, 2002: 5-8
6. Taguri, T., Tanaka, T. and Kuono, I.2004.Antimicrobial activity of 10 differentplant polyphenols against bacteriacausing food borne disease.Boil. Pharm.Bull. 27(12): 1965-1969
7. Tjin, L.T. 2002. Teh putih. (Online),(http://www.850goavaganza.com/gorgeous/Informasi%20Teknis%20Gorgeous%20Amazing%20White%20Tea.pdf, diakses
9 November 2011).8. Karori, S.N., Wachira, F.R. and Ngure,
R.M. 2007. Review black tea- helpful orwarmfull? A review of the evidence.
European Journal of Clinical Nutrition. 61:3-18
9. Bassoon., Miranda., and Wyk, Van. 1996.The effect of Areca nut on salivary andselected oral microorganism. JInt Drnt. 46(4): 350-6.
10. Hassani, A.S., Amirmozafari, N.,Ordouzadeh, N., Hamdi, K. and Ghaemi,
A. 2008. Volatile components of Camelliasinensis inhibit growth and biofilmformation of oral Streptococci in vitro. J.Pakistan of Biological Sciencies. XI (10):13-41.
11. Dzen, S.M., Roekistiningsih., Santoso, S.dan Winarsih, S. 2003. BakteriologiMedik. Malang: Bayumedia Publishing.hal. 131-141
12. Departemen Kesehatan RI, (DEPKES).
1988. Pedoman Pengendalian DemamTifoid. Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. Jakarta
13. Zaenab., Mardiastut., Anny, V.P. andLogawa, B., 2004. Uji antimikroba siwak(Salvadora persica Linn.) terhadapStreptococcus mutans (atc31987) danBacteroides melaninogenicus. Makara,Kesehatan. Vol. 8 (2): 37-40
14. Khairan, P. 2007. Perbandingan EfekAntibakteri Jus Apel (Pyrus malus) jenisGRANNY SMITH pada Berbagai
Konsentrasi Terhadap Streptococcusmutans. Tugas Akhir. FakultasKedokteran Gigi, UniversitasDiponegoro, Semarang
15. Afrilla, M.S. 2011. Efektifitas EsktrakDaun Sirih Hijau TerhadapPertumbuhan Streptococcus mutans (InVitro). Tugas Akhir. Fakultas
7/24/2019 MAJALAH hendra
11/11
Kedokteran Gigi, Universitas SumatraUtara, Medan
16. Sidarta, Y.O. 2012. Ekstrak Merica Putih(Piper nigrum L.) Sebagai AntibakteriTerhadap Streptococcus mutans SecaraIn Vitro. Tugas Akhir. Fakultas
Kedokteran, Universitas Brawijaya,Malang
17. Gunawan, I.W.A. ,2009. Potensi BuahPare ( Momordica charantia) Sebagai
Antibakteri Salmonella
Typhimurium.UniversitasMahasaraswati, Denpasar
18. Ajizah, A., 2004. SensitivitasSalmonella typhimurium terhadapEkstrak Daun Psidium Guajava L.Bioscientiae, 1 (1), 31-8
19. Masduki, I. 1996, Efek AntibakteriEkstrak Biji Pinang (Areca catechu)terhadap S. aureus dan E. coli, CerminDunia Kedokteran, 109, 21-4
Malang, 4 April 2013Dosen Pembimbing I
Prof. DR. dr. Noorhamdani AS. DMM.,Sp.MKNIP/NIK. 19501110 198002 1 001