Upload
abdul-rachman
View
217
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
akuntansi internasional
Citation preview
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi bagi perubahan harga secara khusus berhubungan erat dengan
manajer-manajer perusahaan multinasional karena tingkat inflasi bervariasi secara
substansial antara suatu negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan
kemungkinan dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek distortif
dari inflasi. Inflasi lokal mempengaruhi kurs yang digunakan untuk
menetranslasikan saldo-saldo valuta asing kedalam vakuta domestiknya yang
ekivalen. Jadi, dalam akuntansi operasi luar negeri sulit untuk memisahkan isu
translasi valuta asing dari isu inflasi.
Karena inflasi mengikis standar penghasilan tetap dan memperumit
pengambilan keputusan bisnis secara signifikan, terjadinya kegelisahan politik
dan sosial yang luas. implikasi langsung dari kenyataan diatas, paling tidak bagi
kalangan bisnis, adalah bahwa inflasi merupakan sebuah fenomena yang sebagian
besar berada diluar kendali manajemen dan para manajer harus belajar
menanggulanginya. Dalam hal ini, program-program penentuan harga yang
rasional, program produktivitas, dan manajemen aser merupakan perangkat-
perangkat manajemen yang berharga. Teknik-teknik manajemen inflasi yang
efektif, sebaliknya, sangat tergantung pada suatu sistem informasi yang
memungkinkan para manajer untuk mengukur efek-efek distortif dari inflasi
terhadap kinerja perusahaan dan elemen-elemen posisi keuangan. Data-data
akuntansi yang mencerminkan efek-efek perubahan harga sangat diperlukan.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari perubahan harga ?
2. Mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama
periode perubahan harga ?
3. Apa sajakan jenis penyesuaian inflasi ?
4. Bagaimana sudut pandang internasonal terhadap akuntansi inflasi ?
5. Apa keuntungan dan kerugian inflasi keuntungan dan kerugian kepemilikan ?
6. Seperti apa akuntansi untuk inflasi diluar negeri ?
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perubahan Harga
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang
atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan
dan keluaran). Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3
jenis perubahan harga yaitu :
1. Perubahan harga umum.
Inflasi dan daya beli uang.
Implikasi akuntansi.
Interpretasi untung/rugi daya beli.
2. Perubahan harga spesifik.
Implikasi akuntansi.
Interpretasi untung/rugi penahanan.
3. Perubahan harga relatif. Tiga model akuntansi perubahan harga yang utama
yaitu :
Akuntansi daya beli konstan. Tujuannya adalah mempertahankan capital
atas dasar daya beli. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran,
diharapkan perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomiknya
untuk membeli barang dan jasa dan berlangsung terus dalam suatu kondisi
perekonomian tertentu.
Akuntansi kos sekarang Tujuannya adalah mengukur laba suatu periode
dengan mempertahankan capital semula. Dalam kaitannya dengan
4
akuntansi kos sekarang dalam arti luas adalah kos pengganti (masukan),
nilai jual sekarang (keluaran), dan nilai terealisasi harapan (keluaran).
Akuntansi hibrida Bila kos sekarang menggunakan kos pengganti sebagai
basis penilaian hibrida ini disebut akuntansi kos sekarang/daya beli konsta.
Untuk selanjutnya istilah kos sekarang diartikan secara sempit sebagai kos
pengganti.
B. Pengaruh Inflasi Terhadap Perusahaan
Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja preusan dapat
mengakibatkantidak efisiennya keputusan operacional yang dibuat oleh manajer
yang tidak mengerti pengaruh dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan
posisi keuangan, aktiva keuangan seperti nilai kas akan berkurang nilainya selama
inflasi karena menurunnya daya beli. Dengan kata lain, pertanggungjawaban
keuangan atas kepemilikan juga akan mengalami penurunan nilai karena
perusahaan bisnis akan membayar obligasinya di masa yang akan datang dengan
uang tunai yang sudah kehilangan nilai daya beli. Yang menjadi peringatan disini
adalah pertanggungjawaban keuangan, seperti pinjaman / suku bunga bank jangka
pendek dan jangka panjang, sering mengakibatkan minat untuk meningkatkan
tarif yang sangat tinggi dalam inflasi ekonomi.
Dampak inflasi pada aktiva non moneter digambarkan dalam laporan laba rugi
dan neraca. Selama periode harga yang meningkat, pendapatan penjualan saat ini
dibandingkan dengan persediaan yang mungkin telah dibeli beberapa bulan
sebelumnya dan terhadap penyusunan properti bangunan dan peralatan
5
berdasarkan harga perolehan yang mungkin telah dibeli beberapa tahun lalu,
meskipun faktanya bahwa menempatkan persediaan dan aktiva tetap menjadi
lebih mahal. Dampak terhadap laporan laba rugi dan neraca ini bisa membuat
perusahaan masuk ke dalam masalah likuiditas. Laporan laba rugi yang dihasilkan
dari perbandingan biaya lama dengan keuntungan yang baru dapat mengarah pada
permintaan dari pemegang saham untuk meningkatkan deviden dan untuk
karyawan – karyawan dengan gaji yang lebih tinggi, meskipun perusahaan
melihat kasnya berkurang. Oleh karena itu, diperkenalkan sistem akuntansi untuk
inflasi yaitu General Purchasing Power Accounting dan Current Value
Accounting.
6
III. PEMBAHASAN
A. Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus
dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang
keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
1. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang
dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter
memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga
secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut
deflasi (deflation).
2. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa
tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
B. Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan
Selama Periode Perubahan Harga?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi
awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva
yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan
laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
7
1. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis.
2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja.
3. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan.
4. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
Kenaikan dalam proporsi pajak.
Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan
pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap
perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan
kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan
yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang
lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada
pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat
memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang
memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
8
perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan
informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
C. Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum
(daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli
umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang
yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam
mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba
periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan
daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang
lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu,
jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang
agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang
dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada
9
akhir periode.
Angka – angka tingkat harga yang te lah disesuaikan tidak mewakili biaya
kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan
biaya historis, angka – a ngka biaya historis hanya disajikan ulang dalam
unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
2. Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua
aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya
historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak),
namun tetap dapat mempertahankan
kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
D. Keuntungan dan Kerugian
1. Inflasi
Perlakuan keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan
utang) tergolong kontroversial. Penelitian kami terhadap praktik di berbagai
negara mengungkapkan perbedaan yang penting dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atau kerugian pos-pos moneter ditentukan dengan
menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan saldo akhir. Serta transaksi
dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang),
angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini
memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang
10
berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
2. Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber
daya yang dikonsumsi).
Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva
nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan
inflasi.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang
lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan baik itu
direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan
kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini
persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi equitas
pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan
untuk mempertahankan modal fisiknya.
E. Akuntansi Untuk Inflasi Diluar Negeri
Para investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk
menghasilkan deviden, karena nilai investasi mereka sangat tergantung pada
deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan deviden
berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang dan jasa.
Jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas produksinya, baru ada suatu
deviden masa depan yang dapat dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun
11
perusahan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan
menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini
memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak
mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah untuk
membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada
yang dilakukan dewasa ini.
\
12
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan harga dibedakan
antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik. Kegagalan untuk
menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit
moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan. Penyesuaian inflasi dibedakan menjadi dua metode yaitu penyesuaian
tingkat harga umum dan penyesuaian harga kini. Dari kedua metode tersebut,
metode yang terbaik adalah Satu cara untuk mempertahankan modal adalah
menyesuaikan ke history harga kini. Dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih
awal perusahaan (yang menggunakan indeks harga spesifik yang tepat atau
penentuan harga langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen
biaya kini aktiva selama periode berjalan.. Badan akuntansi internasional
menyatakan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan
pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada
kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai
dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk
angka terkait dalam periode sebelumnya. akuntansi untuk inflasi diluar negeri
dapat di pecahkan dengan menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan
domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan
dengan keputusan.