21
MAKALAH TUGAS KELOMPOK STUDI KELAYAKAN BISNIS ASPEK KEUANGAN (Penilaian Investasi dan Resiko Investasi) Disusun oleh Nama : 1. Agustia Ardila (29210925) 2. Anisia Astuti (20210881) 3. Dewi Kusumastuti (21210905) 4. Rizky Aulia Dermawan (26210127) 5. Rian Saputro (25210868) Kelas : 4EB15 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2014

Tugas softskill akuntansi internasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas softskill akuntansi internasional

MAKALAH TUGAS KELOMPOK STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK KEUANGAN

(Penilaian Investasi dan Resiko Investasi)

Disusun oleh

Nama : 1. Agustia Ardila (29210925) 2. Anisia Astuti (20210881) 3. Dewi Kusumastuti (21210905) 4. Rizky Aulia Dermawan (26210127) 5. Rian Saputro (25210868)

Kelas : 4EB15

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA

2014

Page 2: Tugas softskill akuntansi internasional

BAB I LANDASAN TEORI

1.1 Konsep Nilai Waktu Uang

Konsep nilai waktu dari uang adalah konsep berkaitan dengan waktu dalam

menghitung nilai uang. Artinya, uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang. Uang yang diterima sekarang nilainya lebih besar daripada uang yang diterima di masa mendatang. Konsep Time

of Value ini sangat berkaitan dengan CAPITAL BUDGETING. ISTILAH YANG DIGUNAKAN : Pv = Present Value (Nilai Sekarang) Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) i = interest (suku bunga)

n = tahun ke- An = Anuity Si = Simple interest dalam rupiah

Po = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

1. Nilai yang Akan Datang (Future Value) Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari sejumlah modal yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate (bunga)

tertentu. Nilai waktu yang akan datang dapat dirumuskan sebagai berikut :

FV = Mo(1+i)n

Keterangan : FV = Future Value

Mo = Modal awal i = Bunga per tahun

n = Jangka waktu dana dibungakan 2. PRESENT VALUE

Nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar di masa mendatang. Nilai saat ini dari jumlah uang di masa datang atau serangkaian pembayaran yang dinilai pada tingkat bunga yang ditentukan:

Pv = FV/(1+i)n

Keterangan: Pv = Present Value (Nilai Sekarang) Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)

i = Interest/suku bunga

n = Jangka waktu dana dibungakan

3. Nilai Masa Datang dan Nilai sekarang

Page 3: Tugas softskill akuntansi internasional

Faktor bunga nilai sekarang PVIF (r,n), yaitu persamaan untuk diskonto dalam mencari nilai sekarang merupakan kebalikan dari faktor bunga nilai masa depan

FVIF (r,n) untuk kombinasi r dan n yang sama.

FV = Ko (1 + r) ^n

Keterangan : FV = Future value ( Nilai mendatang)

Ko = arus kas awal R = rate / tingkat bunga

^n = tahun ke-n (pangkat n)

4. Anuitas Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu, anuitas juga diartikan sebagai

kontrak di mana perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen. Ada dua jenis

anuitas, yaitu: 1. Anuitas biasa (ordinary) adalah anuitas yang pembayaran atau

penerimaannya terjadi pada akhir periode. 2. Anuitas jatuh tempo (due) adalah anuitas yang pembayaran atau

penerimaannya dilakukan di awal periode.

a. Nilai Sekarang Anuitas (Present Value Annuity) Nilai Sekarang Anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan. Dengan kata

lain, jumlah yang harus anda tabung dengan tingkat bunga tertentu untuk mandapatkan sejumlah dana tertentu secara teratur dalam jangka waktu tertentu.

b. Anuitas Abadi

Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan diharapkan akan berlangsung terus menerus. Sebagian besar anuitas terbatas jangka waktunya secara definitif misalnya 5 tahun atau 7 tahun, tetapi terdapat juga

anuitas yang berjalan terus secara infinitif disebut anuitas abadi (perpetuities). c. Pinjaman yang Diamortisasi

Salah satu penerapan penting dari bunga majemuk adalah pinjaman yang

dibayarkan secara dicicil selama waktu tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kredit mobil, kredit kepemilikan rumah, kredit pendidikan, dan pinjaman-pinjaman bisnis lainnya selain pinjaman jangka waktu sangat pendek dan obligasi jangka

panjang. Jika suatu pinjaman akan dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya (bulanan, kuartalan, atau tahunan), maka pinjaman ini disebut juga sebagai pinjaman yang diamortisasi (amortized loan).

Page 4: Tugas softskill akuntansi internasional

1.2 Pengertian Investasi Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi diantaranya

adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa ataupun penambahan devisa, dalam menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya yang

bisa dinilai secara cukup independen. Investasi adalah pengaitan sumber – sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Mulyadi (2001:284).

Ada berbagai cara dalam menggolongkan usulan investasi, salah satunya penggolongan usulan yang didasarkan menurut katagori, sebagai berikut : 1) Investasi penggantian, adalah penggantian aktiva yang sudah aus dengan yang

baru. 2) Investasi dengan penambahan kapasitas, sering juga bersifat penggantian. 3) Investasi penambahan jenis produk baru, yaitu investasi untuk menghasilkan

produk baru disamping tetap memproduksi yang lama. 4) Investasi lain-lain, yaitu investasi yang tidak termasuk dalam tiga golongan

diatas.

1.3 Jenis- jenis investasi

Dalam investasi terdapat empat penggolongan investasi, yaitu: 1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Investasi ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-

syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakanya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Contohnya karena air limbah yang telahdigunakan dalam proses produksi jika dialirkan keluar

pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah, sebelum dibuang keluar pabrik.

2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measureable profit investment)

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikan laba, namun laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung

secara teliti. Contohnya adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian, dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. Sulit untuk mengukur tambahan laba yag dapat

diperoleh dengan adanya pengeluaran biaya promosi produk , begitu juga sulit untuk mengukur penghematan biaya (karena adanya efisiensi) akibat adanya program pelatihan.

3. Investasi dalam penggantian ekuipment (replacement investment)

Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk mesin dan ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada suatu saat yang terjadi biaya

operasi mesin dan ekuipmen menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan.

4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)

Investasi ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan

memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pandapatan diferensial, yang berupa tambahan pendapatan

Page 5: Tugas softskill akuntansi internasional

(revenues), serta memerlukan biaya diferensial, yang berupa tambahan biaya

karena tambahan kapasitas.

1.4 Prinsip – prinsip Investasi

Investasi memiliki prinsip – prinsip yang wajib diperhatikan dalam berinvestasi, agar yang ditananamkan tidak memiliki resiko yang dapat merugikan para investor, yaitu: 1) High risk high return dan low risk low return adalah prinsip yang mengatakan

bahwa semakin beresiko investasi seseorang semakin tinggi pendapatan yang akan diterima dimasa yang akan datang dan sebaliknya.

2) Diversification (diverse low risk) adalah prinsip yang akan mengatakan bahwa

penganekaragaman dalam investasi akan membuat resiko investasi berkurang. 3) Long term stability (long term low risk) adalah prinsipyang mengatakan bahwa

investasi yang berjangka waktu panjang beresiko rendah. 4) Liquidity (liquid high risk) adalah prinsip yang mengatakan bahwa semakin liquid

investasi tersebut, semakin besar resiko yang melekat.

1.5 Metode Penilaian Investasi

Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (incomestatement). Hal ini dikarenakan kas adalah

tergolong harta lancer yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di antara semua harta

lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauhmana perusahaan

dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya.

1.5.1 Pemilihan Investasi Dalam bisnis kategori pemilihan investasi didasarkan pada replacement

(mengganti peralatan yang telah rusak/boros) dan expansion (ekspansi untuk

produk yang sudah ada atau produk yang berbeda). Beberapa metode yang dapat dilakukan di dalam penilaian investasi akan dipaparkan dalam bagian ini. Metode-metode yang akan dikemukakan ini adalah metode-metode yang secara umum

digunakan di dalam Laporan Studi Kelayakan Bisnis.

1.5.2 Metode-Metode Evaluasi Proyek

Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha

yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.

Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan

keputusan investasi adalah sebagai berikut:

1. Adanya usulan investasi (proposal investasi). 2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.

3.Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi.

Page 6: Tugas softskill akuntansi internasional

4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.

Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode nonkonvensional (discounted cash flow). Dalam

metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return,

sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal

Rate of Return (IRR).

1. Metode Payback Period (PP)

Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas netto (net cash flow), atau total arus kas bersih dalam periode tertentu sama dengan pengeluaran

investasi di awal periode. Metode payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran

kas netto (net cash flow). Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash

investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flownya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback

period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh

perusahaan.

Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek berbeda

jumlahnya setiap tahun:

Payback Periode = n + 𝑎−𝑏

𝑐−𝑏 x 1 tahun

di mana: n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment a = jumlah initial investment

b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek sama

jumlahnya setiap tahun: Payback Period = Initial Investment x 1 tahun

Cash Flow

2. Metode Net Present Value (NPV) Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present

value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya (initial investment). Selisih antara Present

Value dari keseluruhan dengan Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang ( Net Present Value). Secara matematik rumus untuk menghitung Net Present Value (NPV) dapat

dituliskan sebagai berikut:

NPV = 𝐶𝐼𝐹𝑡

(1+𝑘)𝑡 − 𝐶𝑂𝐹𝑛

𝑡=1

Page 7: Tugas softskill akuntansi internasional

di mana: CIF = cash inflow pada waktu t yang dihasilkan suatu investasi

k = biaya modal COF = initial cash outflow

n = usia investasi

Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas masuk (cash inflow) yang digunakan dalam menghitung net present value (nilai sekarang bersih) adalah

arus kas masuk yang didiskontokan atas dasar discount rate tertentu (biaya modal, opportunity cost, tingkat bunga yang berlaku umum). Selisih antara present value penerimaan kas dengan present value pengeluaran kas dinamakan Net Present

Value.

Kriteria keputusan:

Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka rencana investasi diterima.

Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka rencana investasi ditolak.

3. Internal Rate of Return (IRR) IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future

proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays). Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan

cara coba-coba. Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah Present Value dari outlet-nya. Cara 1. Secara matematik rumus internal rate of return (IRR) dapat dituliskan

sebagai berikut:

𝐶𝑂𝐹 = 𝐶𝐼𝐹𝑡

(1 + 𝐼𝑅𝑅)𝑡

𝑛

𝑡=1

Cara 2. Secara trial dan error

Menggunakan rumus: IRR = Dr1 – Dr2 - Dr1 X NPV1

NPV2 - NPV1 Keterangan: Dr1 = Tingkat bunga ke-1

Dr2 = Tingkat bunga ke-2 NPV1 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr1 NPV2 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr2

4. Accounting Rate of Return (ARR)

Model ini adalah menghitung rata-rata laba bersih (earning after tax) dari suatu proyek dibagi nilai tunai investasi. Jika hasil lebih besar daripada biaya modal proyek, maka dianggap proyek tersebut layak dan begitupula sebaliknya.

Rata-rata EAT ARR =

Rata-rata Investasi

Page 8: Tugas softskill akuntansi internasional

5. Profitability Index (PI) Model ini adalah menghitung nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai

investasi. Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan sebaliknya. Nilai Aliran Kas Masuk

PROFITABILITY INDEX ( PI ) = Nilai Investasi

Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah : Jika PI > 1 ; maka investasi tsb dpt dijalankan (Go Project) Jika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (No Go Project)

1.6 Perbandingan Metode- Metode Penilaian Investasi

1. Periode Pengembalian Investasi (PP) – Tes Kriteria Keputusan a) PP tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money). Pada

metode ini tidak ada perhitungan diskonto dari arus kas yang diperoleh.

b) PP tidak memperhitungkan resiko dari proyek. PP tidak mengaitkan antara resiko dan hasil yang diinginkan. PP hanya mementingkan berapa lama uang dikeluarkan dapat kembali.

c) PP tidak memberikan informasi tentang pertambahan nilai bagi perusahaan dan pemilknya. Ia tidak memperhitungkan arus kas setelah tercapainya periode pengembalian investasi.

Mengingat PP tidak lulus terhadap ketiga ujian (pertanyaan) tersebut, maka PP tidak bisa dijadikan sebagai metode yang utama.

Kelebihan dan kelemahan dari Metode PP Kelebihan : mudah dipahami (metode yang paling sederhana), selaras dengan ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus kas yang diperoleh

maka semakin lama kembali modalnya), menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan). Kelemahan : mengabaikan nilai waktu dari uang, membutuhkan lamanya waktu balik

modal pembanding (periode waktu yang dijadikan patokan untuk pengembalian investasi), mengabaikan arus kas setelah tercapainya periode pengembalian investasi, bias untuk proyek jangka panjang seperti riset dan pengembangan dll.

2. Periode Pengembalian Investasi Terdiskonto (DPP) – Tes Kriteria Keputusan

a) DPP memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money). Pada metode ini sudah diperhitungkan diskonto dari arus kas yang diperoleh.

b) DPP tidak memperhitungkan resiko dari proyek yang tercermin dari

hasil (return) yang dikehendaki. c) DPP tidak memberikan informasi tentang pertambahan nilai bagi perusahaan

dan pemilknya. Ia tidak memperhitungkan arus kas setelah tercapainya

periode pengembalian investasi. d) Mengingat DPP tidak lulus terhadap satu ujian (pertanyaan) tersebut, maka

DPP tidak bisa dijadikan sebagai metode yang utama.

Page 9: Tugas softskill akuntansi internasional

Kelebihan dan kelemahan dari Metode DPP Kelebihan : memperhitungkan nilai waktu dari uang, mudah dipahami, tidak

menerima investasi dengan NPV negative walau semua arus kas positif , menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan). Kelemahan : mungkin menolak investasi yang memiliki NPV positif, membutuhkan

lamanya waktu balik modal pembanding (periode waktu yang dijadikan patokan untuk pengembalian investasi), mengabaikan arus kas setelah tercapainya periode pengembalian investasi, bias untuk proyek jangka panjang seperti riset dan

pengembangan dll. 3. Hasil Akuntansi Rata-rata (ARR) – Tes Kriteria Keputusan

a) ARR tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money). b) ARR tidak memperhitungkan resiko dari proyek yang tercermin dari

hasil (return) yang dikehendaki.

c) ARR tidak memberikan informasi tentang pertambahan nilai bagi perusahaan dan pemilknya. Ia tidak memperhitungkan arus kas (menggunakan laba bersih).

d) Mengingat ARR tidak lulus terhadap ujian (pertanyaan) tersebut, maka ARR tidak bisa dijadikan sebagai metode yang utama.

Kelebihan dan kelemahan dari Metode ARR Kelebihan : mudah menghitungnya, informasi yang diperlukan biasanya tersedia. Kelemahan : bukan merupakan tingkat hasil yang sebenarnya (nilai waktu dari uang

diabaikan), menggunakan tarif pembanding yang arbitrar (subjektif), didasarkan pada laba bersih dan nilai buku akuntansi (bukan arus kas dan nilai pasar).

4. IRR – Test Kriteria Keputusan a) IRR memperhitungkan nilai waktu dari uang. Hal ini terlihat dari adanya

perhitungan diskonto terhadap arus kas yang diperoleh setiap periodenya.

b) IRR memperhitungkan resiko dari penerimaan arus kas (semakin besar resikonya, hasil yang diharapkan semakin besar)

c) IRR memberikan informasi tentang kenaikan nilai perusahaan (IRR berkaitan

dengan perhitungan NPV) Karena IRR memenuhi ketiga kriteria tersebut, maka IRR merupakan metode alterantif yang baik.

Kelebihan IRR : mengetahui hasil merupakan hal yang menarik secara intuisi, mudah untuk mengkomunikasikan nilai proyek kepada seseorang yang tidak tahu rincian perkiraan secara rinci.

Jika IRR relative tinggi, maka tidak perlu memperkirakan hasil yang diinginkan (required return / RRR), yang sering merupakan suatu tugas yang sulit.

5. Profitability Index (PI) / Cost Benefit Ratio (CBR) Metode ini untuk mengukur manfaat per unit biaya didasarkan atas nilai waktu dari uang. PI sebesar 1,1 berarti untuk setiap investasi sebesar Rp 1, akan menciptakan

tambahan nilai sebesar Rp 0,1 (yakni Rp 1,1 – Rp 1 nilai investasi). Ukuran ini sangat berguna saat modal yang tersedia jumlahnya terbatas. Bila proyek memiliki PI>1, maka proyek tersebut diterima. Tidak dapat digunakan untuk memberi

peringkat proyek yang bersifat mutually exclusive. Dapat digunakan untuk membuat peringkat proyek dalam capital rasioning.

Page 10: Tugas softskill akuntansi internasional

Kelebihan dan kelemahan dari Metode PI Kelebihan : sangat mendekati metode NPV, umumnya menghasilkan keputusan

yang identik (sama), mudah dimengerti dan dijelaskan, sangat bermanfaat bila dana investasi yang tersedia terbatas. Kelemahan : dapat mengarah pada keputusan yang keliru saat membandingkan

investasi yang bersifat mutually exclusive.

1.7 Pengertian Resiko Risiko merupakan penyimpangan hasil (return) yang diperoleh dari rencana

hasil (return) yang diharapkan. Apabila kita membicarakan risiko investasi berarti kita

menganalisis kemungkinan tidak tercapainya hasil (keuntungan) yang diharapkan. Tidak tercapainya hasil yang diharapkan tersebut berarti terjadi penyimpangan atas hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang direncanakan (diharapkan).

Risiko ini terjadi karena keadaan waktu yang akan datang penuh dengan Resiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak menguntungkan akan terjadi di masa mendatang ( chance that some unfavorable event will occur ).

Untuk menggambarkan lebih lanjut mengenai keadaan resiko yang timbul dalam financial assets, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti dibawah ini : 1. Umpamakan seorang investor membeli short-term government bond ( surat-

surat berharga pemerintah jangka pendek ) seharga Rp. 100.000.000,- dengan tingkat bunga / coupon rate sebesar 15,5% setahun. Jangka waktu daripada short-term bond dari pemerintah tersebut adalah 5 tahun. Dalam contoh kasus

ini, pendapatan yang akan diperoleh oleh investor dengan cara menginvestasikan uangnya pada short-term bond tersebut dapat diperkirakan dengan pasti, dan investor semacam ini bisa digolongkan dalam apa yang

disebut risk-free. 2. Andaikata uang sebesar Rp. 100.000.000,- tersebut diinvestasikan dalam

bentuk stock / saham dari suatu perusahaan yang sedang merencanakan untuk

melakukan pengeboran minyak di lepas pantai, maka hasil dari investasi ini tidak bisa diramalkan dengan pasti. Karena rate of return akan bervariasi dari

sejumlah besar angka dengan nilai positif sampai dengan angka minus 100%,

dan karena ini adalah sangat besar kemungkinannya untuk memperoleh kerugian. Maka stock / saham bisa dikatakan secara relatif mengandung resiko yang lebih tinggi atau bisa dikatakan risky.

Dari kedua ilustrasi tersebut diatas, maka dapatlah dikatakan bahwa

investment risk adalah dapat diartikan dengan “ probability of losses “, yaitu

semakin besar kemungkinan untuk rugi maka investment tersebut akan semakin risky.

Dengan demikian pengertian risk dari kedua ilustrasi tersebut diatas, akan

mempunyai dampak yang berbeda bagi investor apabila mereka dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan di bidang investasi. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan mengenai kriteria risk yang sesungguhnya seperti dibawah ini.

a. RISK, adalah apa yang akan kita lakukan belum tentu akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang kita harapkan. Atau dengan perkataan lain “ sesuatu yang tidak menguntungkan “.

Semua ini adalah dalam situasi / keadaan uncertainty atau under risk.

Page 11: Tugas softskill akuntansi internasional

b. CERTAINTY, adalah merupakan suatu keadaan yang bisa kita ketahui sebelumnya tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dan

keadaan ini dapat kita ketahui secara pasti. Misalnya, coupon rate yang akan kita peroleh apabila kita membeli obligasi atau SUN ( Surat Utang Negara ).

c. UNCERTAINTY, adalah suatu keadaan dalam mana ada beberapa alternatif keputusan yang harus diambil, tetapi dalam hal ini si pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman didalam rangka proses pengambilan

keputusan tentang alternatif mana yang sekiranya akan dipilih dari beberapa alternatif keputusan yang ada.

d. UNDER RISK, adalah suatu keadaan dalam mana ada beberapa alternatif

keputusan yang akan dipilih, dimana si pengambil keputusan mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam rangka proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan alternatif-alternatif yang tersedia. Jadi dalam hal ini si

pengambil keputusan mempunyai kemampuan untuk memilih alternatif mana yang baik dan yang buruk diantara alternatif-alternatif yang harus dipilih.

Berdasarkan atas kriteria-kriteria risk diatas, maka didalam rangka proses

pengambilan keputusan, sebaiknya kita buat banyak kemungkinan-kemungkinan alternatif yang akan kita pilih. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat memilih alternatif

yang paling menguntungkan.

1.7.1 Risiko Investasi

Risiko investasi adalah kemungkinan hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapakan. Dalam konteks Manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapakan

(expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya bearti semakin besar tingkat risikonya. Risiko juga merupakan keadaan dimana kemungkinanya timbulnya kerugian/bahaya

itu didapat diperkirakan sebelumnya dengan menggunakan data/informasi yang cukup terpercaya atau relevan yang tersedia. Adapun konteks resiko dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Risiko sistematis (systematic risk) Risiko sistematis adalah risiko yang terjadi karean perubahan pasar secara keseluruhan dan terjadi karena kejadian diluar perusahaan. Risiko ini tidak bisa

didiversifikasi atau dikurangi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya risiko inflasi, resiko tingkat suk bunga, risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini juga disebut Undiversifiable

risk

2. Risiko non sistematis (unsystematic risk) Risiko non sistematis adalah risiko yang terjadi karena kondisi mikro perusahaan itu

sendiri. Risiko ini dapat dikurangi atau dapat didiversifikasi dengan cara membentuk portfolio, karena risiko ini dipengaruhi pasar secara local atau regional. Misalnya kebijakan di suatu daerah tertentu mengenai perubahan tingkat retribusi dan pajak daerah. Risiko ini juga disebut Diversifiable risk.

1.7.2 Jenis Risiko

1. Risiko individual, Yaitu risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek investasi yang lain. Risiko ini terjadi apabila perusahaan hanya

Page 12: Tugas softskill akuntansi internasional

melakukan investasi pada satu jenis investasi saja. Pemodalpun hanya menanamkan dananya pada satu jenis investasi tersebut. Risiko ini diukur dari naik-

turunnya tingkat hasil yang diharapkan atas investasi yang bersangkutan. 2. Risiko perusahaan

Yaitu risiko yang diukur tanpa mempertimbangkan penganekaragaman (diversifikasi) investasi atau portofolio yang dilakukan oleh investor. Risiko ini diukur dengan melihat naik-turunnya hasil yang diperoleh dari investasi tertentu yang dilakukan

oleh perusahaan. Investor yang menanamkan modal pada investasi tersebut dan mungkin juga menanamkan modal pada investasi yang lain tidak dipertimbangkan dalam perhitungan risiko ini.

3. Risiko pasar atau beta Yaitu risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada

investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan. Investor dapat melakukan diversifikasi atau penganekaragaman investasi (portofolio). Besarnya risiko pasar ini tidak dapat dieliminasi (dihilangkan) dengan melakukan diversifikasi. Hal ini karena

risiko ini tergantung pada pasar yang ada, sehingga risiko ini dinamakan risiko pasar (market risk) yang diukur dengan beta.

1.8 Penyesuaian terhadap tingkat bunga untuk menilai NPV

1. Bunga Biasa

Bunga biasa adalah perhitungan bunga yang sederhana dengan menggunakan formula sebagai berikut.

F = p i n

Keterangan : P = jumlah atau nilai sekarang

F = jumlah atau nilai yang akan datang i = tingkat bunga pada suatu periode n = waktu

Bila seseorang meminjam sejumlah uang P dengan bunga i maka uang yang harus dikembalikan adalah F (harga yang akan datang) = P + i = P + P i n

Seseorang meminjam uang Rp. 1.000,00 dengan bunga i = 20 % per tahun. Tiga bulan atau ¼ tahun kemudian uang dikembalikan. Berapa besarnya ?

F= P ( 1 + i n ) F = P ( 1 + ¼ . 20 % ) = 1.000 ( 1 + 0,05 )

= Rp. 1.050,00 Bagaimana bila pengembaliannya selama 2 tahun F = P ( 1 + 2 . 20 % )

= 1.000 ( 1 + 0,40 ) = Rp. 1.400,00

2. Bunga Majemuk Bunga yang didapat pada suatu periode dibungakan lagi sehingga berlipat (majemuk)

Page 13: Tugas softskill akuntansi internasional

Pada kasus di atas untuk pengembalian 2 tahun

Pada tahun pertama F1 = 1.000 ( 1 + 20 % ) = Rp. 1.200,00 Pada tahun kedua F2 = 1.200 ( 1 + 20 % ) = Rp. 1.440,00

Ada penambahan sebesar Rp. 40,00 dibandingkan dengan bunga biasa, angka ini merupakan penggandaan bunga dari tahun pertama sebesar 20 % . Rp. 200,00

Bila dilihat dengan rumus menjadi Tahun pertama = F1 = P ( 1 + i ) Tahun kedua = F2 = F1 ( 1 + i ) = P (1+i)(1+i) = P (1+i)2

Tahun ketiga = F3 = F2 ( 1 + i ) = P (1+i)3 …………………….. Tahun ke-n = Fn = P (1+i)n

1.9 Perhitungan Risiko dalam Investasi

Pendekatan Perhitungan Risiko Investasi meliputi : 1. Perhitungan Risiko Aliran Kas

Metode ini mempertimbangkan adanya ketidakpastian yang mungkin muncul atas aliran kas suatu investasi. Semakin tinggi ketidakpastian aliran kas, maka semakin besar tingkat risiko investasi tersebut dan sebaliknya semakin rendah

ketidakpastian aliran kas maka semakin rendah risikonya. Ketidakpastian aliran kas tersebut menyangkut jumlah aliran kas tiap periode aliran kas. Ketidakpastian aliran kas yang akan dihasilkan tersebut sebenarnya merupakan perkiraan (proyeksi) oleh

karena itu ada kemungkinan realisasi aliran kas tersebut menyimpang dari nilai aliran kas yang diharapkan (expected value). Penyimpangan inilah yang disebut

sebagai risiko investasi. Besarnya penyimpangan aliran kas tersebut dapat diukur

dengan menggunakan standar penyimpangan (deviasi standar) oleh karena itu, pendekatan perhitungan risiko ini juga sering dinamakan pendekatan deviasi standar.

Nilai yang diharapkan (expected value) aliran kas, dapat dirumuskan:

𝐸𝑣 = 𝑉𝑖 𝑥 𝑃𝑖 dimana : EV = Expected value atau nilai aliran kas yang diharapkan

Vi = Aliran kas pada tiap kemungkinan yang terjadi Pi = Probabilitas (kemungkinan) dari tiap aliran kas yang terjadi

Besarnya risiko atau standar deviasi, dapat dirumuskan:

σ = √ 𝑉𝑖 − 𝐸𝑣 𝑛𝑡=1

2𝑥 𝑃𝑖

di mana:

σ = deviasi standar dari nilai aliran kas (Vi - Ev) = besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang terjadi yang dihitung lebih besar dari selisih antara nilai aliran kas yang terjadi dengan nilai aliran kas

yang diharapkan

Page 14: Tugas softskill akuntansi internasional

2. Perhitungan Risiko Proyek Investasi Suatu usulan proyek investasi yang memiliki standar deviasi yang lebih besar

dibandingkan dengan usulan proyek investasi lain belum tentu memiliki koefisien variasi yang lebih besar. Hal ini tergantung pada besarnya perbandingan antara besarnya deviasi standar dengan besarnya nilai aliran kas yang diharapkan dari

proyek investasi yang bersangkutan. Ada 2 sifat atau pola aliran kas selama umur ekonomis suatu proyek investasi:

1. Aliran kas yang tidak saling tergantung (independen) antara aliran kas yang satu dengan lainnya. Aliran kas yang tidak saling tergantung (independen) artinya aliran

kas tahun tertentu (tahun ke-n) tidak mempengaruhi aliran kas tahun berikutnya (tahun ke n+1). Untuk menghitung risiko proyek yang mempunyai aliran kas yang independen perlu dihitung: a. Besarnya Net Present Value (NPV) yang diharapkan dari aliran kas proyek

b. Besarnya deviasi standar dari NPV tersebut.

E(NPV) = = 𝐶𝑡

1+𝑟 𝑡𝑛𝑡=0

dimana: Ct = aliran kas yang diharapkan pada waktu ke t, dan t = 0, 1,2,3 ...

Untuk t = 0, maka Ct merupakan aliran kas keluar Untuk t = 1, 2, 3, ...n, Q merupakan aliran kas

masuk. r = hasil (return) yang diharapkan, berupa

tingkat bunga bebas risiko.

2. Aliran kas yang saling tergantung satu sama lain (tidak independen). Aliran kas yang saling tergantung (dependen atau tidak independen) artinya bahwa aliran kas tahun tertentu (tahun ke-n) mempengaruhi aliran kas tahun berikutnya

(tahun n+1).

Aliran Kas yang Tidak Independen

• Aliran kas masuk yang diharapkan oleh perusahaan sering kali saling terkait atau saling mempengaruhi antara periode satu dengan periode berikutnya aliran kas periode sekarang dipengaruhi oleh aliran kas periode sebelumnya.

• Menghitung risiko perlu memperhatikan koefisien korelasi antar waktu dari aliran kas proyek yang bersangkutan.

• Koefisien korelasi antar waktu tersebut, kita dapat menghitung besarnya probabilitas gabungan (joint probability) antara aliran kas yang satu dengan yang lainnya untuk kemudian

digunakan untuk menghitung deviasi standar suatu proyek.

3. Analisis Sensitivitas • Analisis sensitivitas (sensitivity analysis) merupakan teknik untuk menilai akibat

yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan aliran kas suatu proyek investasi.

• Analisis ini dapat digunakan untuk menilai tingkat kepekaan (tingkat sensitivitas) perubahan aliran kas apabila faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya aliran kas tersebut diubah-ubah.

Page 15: Tugas softskill akuntansi internasional

• Faktor-faktor yang mempengharuhi besarnya aliran kas misalnya tingkat penjualan,

harga jual produk, kebijakan pengumpulan piutang, unsurunsur biaya tetap dan variabel serta pangsa pasar perusahaan.

Page 16: Tugas softskill akuntansi internasional

BAB II STUDI KASUS

2.1 Profil Perusahaan

Dealer Chanel Multi Sepeda Motor menjual sepeda motor merk Honda,

Yamaha, Suzuki,dan Kawasaki. Melayani pembelian motor secara Cash & Credit. Dealer Chanel Multi Sepeda Motor berlokasi di Jl. Rawa Kuning No.7 RT.01/07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap objeknya, dengan mendatangi tempat usaha tersebut untuk mengetahui lokasi tempat usaha, kegiatan yang berjalan, dan mendapatkan data-data primer yang akurat.Wawancara

dilakukan langsung dengan pemilik usaha untuk mendapatkan dan melengkapi data sekunder, serta informasi yang akurat tentang ruang lingkup kegiatan usaha Dealer Chanel Multi WIJOYO MOTOR. Data sekunder didapat langsung dari pemilik usaha,

yaitu berupa data aspek non keuangan dan aspek keuangan. Data sekunder juga didapat dari media internet untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penulisan, yaitu berupa data tingkat inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan

tingkat suku bunga dari Bank Indonesia (BI).

2.3 Alat analisis yang digunakan Dalam memperhitungkan estimasi pendapatan, taksiran rugi laba,

perhitungan proceeds, dan perhitungan penilaian investasi penulis menganalisis

masalah dengan mendeskripsikannya menggunakan tabel. Dalam studi kasus ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan

metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR), dengan estimasi laba 3 (tiga) tahun ke depan periode

awal tahun 2013 sampai akhir tahun 2015.

Page 17: Tugas softskill akuntansi internasional

BAB III PEMBAHASAN

Perhitungan Penilaian Investasi

a. Payback Period (PP) Payback Period dari investasi yang diusulkan dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut : Jumlah Investasi Rp 197.875.000,-

Proceeds tahun ke-1 ( Rp 100.048.746,5 ) Investasi yang belum tertutup Setelah akhir tahun ke-1 Rp 97.826.253,5

Karena sisa tidak dapat dikurangi proceed tahun ke-2, maka sisa proceed tahun ke-1 dibagi proceed tahun ke-2 :

PP = Rp 97.826.253,5

Rp 125.484.276,4 x 12 bulan

= 9,4 Jadi, investasi diperkirakan dapat kembali dalam kurun waktu 1 tahun 9 bulan. Keputusan : Karena Payback Period (PI) lebih kecil dari umur ekonomis yang

diisyaratkan maka investasi tersebut diterima.

b. Net Present Value (NPV)

NPV = 100.048.746,5 + 125.484.276,4 + 153.890.072,5 – 197.875.000 ( 1 + 0,06 ) ( 1 + 0,06 )2 ( 1 + 0,06 )3

= 335.294.634,8 – 197.875.000

NPV = 137.419.634,8 Net Present Value (NPV) juga dapat dihitung dengan menggunakan table:

Tahun E.A.T Depresiasi Kas Bersih

(Proceeds)

Discount

Factor (DF) 6%

PV Kas

Bersih

2013 92.513.746,5

7.535.000 100.048.746,5 0,943 94.345.967,95

2014 117.949.276,4 7.535.000 125.484.276,4 0,890 111.681.006

2015 146.355.072,5 7.535.000 153.890.072,5 0,840 129.267.660,9

Total PV Kas Bersih 335.294.634,8

Total PV kas bersih = Rp 335.294.634,8 Total PV Investasi = ( Rp 197.875.000,- ) NPV = Rp 137.419.634,8

Keputusan : Hasil NPV adalah positif yaitu sebesar Rp 137.419.634,8 maka investasi diterima.

Page 18: Tugas softskill akuntansi internasional

c. Profitability Index (PI)

PI = 335.294.634,8 x 100% 197.875.000 PI = 1,7

Keputusan : Karena PI > 1 yakni sebesar 1,7 maka investasi tersebut dinilai menguntungkan sehingga investasi tersebut diterima.

d. Internal Rate of Return (IRR)

- Mencari rata-rata kas bersih :

100.048.746,5+125.484.276,4+153.890.072,5 = 126.474.365,1 3

- Memperkirakan besarnya PP, yaitu :

PP = 197.875 .000

126 .474.365 = 1, 564

- Tahun ke-3 diketahui discount factor yang terdekat dengan angka 1,564 adalah

1,609 sebesar 39%. - Secara subjektif tiap discount dikurangi 2% menjadi 37% sehingga NPV-nya dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

Perhitungan Net Present Value dengan DF 37%

Tahun Kas Bersih (Proceeds)

DF 37%

PV Kas Bersih

2013 2014

2015

100.048.746,5 125.484.276,4

153.890.072,5

0,730 0,533

0,389

73.035.584,95

66.883.119,32

59.863.238,2

Total PV Kas Bersih 199.781.942,5

Nilai NPV positif, yaitu = 199.781.942,5 – 197.875.000 = 1.906.942,5

Page 19: Tugas softskill akuntansi internasional

Perhitungan Net Present Value dengan DF 38%

Tahun Kas Bersih (Proceeds)

DF 38%

PV Kas Bersih

2013 2014

2015

100.048.746,5 125.484.276,4

153.890.072,5

0,727 0,525

0,381

72.735.438,71

65.879.245,11

58.632.117,62

Total PV Kas Bersih 197.246.801,4

Nilai NPV sudah negatif = 197.246.801,4 – 197.875.000 = – 628.198,6

Perhitungan Net Present Value dengan DF 37% dan 38%

Tahun Kas Bersih (Proceeds)

Bunga 37% Bunga 38%

DF 37%

PV Kas Bersih

DF 38%

PV Kas Bersih

2013 2014

2015

100.048.746,5 125.484.276,4

153.890.072,5

0,730 0,533

0,389

73.035.584,95 66.883.119,32

59.863.238,2

0,727 0,525

0,381

72.735.438,71 65.879.245,11

58.632.117,62

Total PV Kas Bersih

Total PV Investasi

199.781.942,5

197.875.000

197.246.801,41

197.875.000

NPV C1 1.906.942,5 C2 ( 628.198,6 )

Interpolasi PVIFA PVIFA 37% 199.781.942,5 199.781.942,5

Initial Investment 197.875.000 (-) 38% 197.246.801,41 (-)

2.535.141,1 1.906.942,5

NPV1

IRR = i1 + x ( i2 – i1 )

NPV1 – NPV2

IRR = 37 + 1.906.942,5 x 1%

2.535.141,1 IRR = 37 + 0,752%

= 37,752%

Page 20: Tugas softskill akuntansi internasional

Keputusan : Karena IRR yang dihasilkan sebesar 37,752% lebih besar daripada tingkat bunga yang digunakan sebagai biaya modal sebear 6%, maka investasi diterima.

Kesimpulan Pembukaan cabang baru pada Dealer Chanel Multi WIJOYO MOTOR ini layak untuk

dijalankan, karena modal yang ada dipergunakan untuk pembukaan cabang baru dinilai dapat memberikan keuntungan bagi penanam modal dilihat dari Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Profitability Indeks (PI), dan Internal Rate Of

Return(IRR).

Diharapkan pula kepada pemilik untuk lebih meningkatkan penjualannya dengan cara memperluas jaringan, memperbanyak karyawan freelance dan mediator.

Page 21: Tugas softskill akuntansi internasional

Daftar Pustaka

1. HM. Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta,1998.

2. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Salemba

Empat. Jakarta.

3. http://dayintapinasthika.wordpress.com/2010/12/09/tugas-8-konsep-nilai-

waktu-dari-uang/

4. http://awiddiya.blogspot.com/search?updated-max=2012-12-31T23:36:00-

08:00&max-results=7

5. http://sjarimonogakari.blogspot.com/2012/12/bab-8-konsep-nilai-waktu-dari-

uang.html

6. http://manajemenkeuanganakuntansi.blogspot.com/2013/06/metode-

penilaian-investasi_4.html