29
MAKALAH ASSESMENT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MACAM-MACAM TES URAIAN, OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BESERTA CONTOHNYA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Dosen Pengampu : Nindy Citroresmi,S.Pd Prodi/Kelas : Matematika/ V D Semester : Ganjil Oleh : Dewi sartika 113085-02-13-0-025 Mismawati 113085-02-13-0-074 Noviarti 113085-02-13-0-081

MAKALAH 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ya

Citation preview

Page 1: MAKALAH 3

MAKALAH

ASSESMENT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MACAM-MACAM TES URAIAN, OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BESERTA CONTOHNYA

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Dosen Pengampu : Nindy Citroresmi,S.Pd

Prodi/Kelas : Matematika/ V D

Semester : Ganjil

Oleh :

Dewi sartika 113085-02-13-0-025

Mismawati 113085-02-13-0-074

Noviarti 113085-02-13-0-081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKASEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SINGKAWANG 2014-2015

Page 2: MAKALAH 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , atas karuia-Nya kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah dari Ibu Nindy Citroresmi, S.Pd untuk mata kuliah

Assestment dan Hasil Belajar Matematika. Shalawat serta salam semoga tercurahka kepada

Baginda Nabi besar Muhammad SAW.

Dalam makalah ini, kajian yang dibahas menarik untuk berdiskusi pemahaman terhadap

salah satu pokok bahasan Assestment dan Hasil Belajar Matematika yang diajukan sebagai

salah satu tugas paper mata kuliah Assestment dan Hasil Belajar Matematika, serta sebagai

informasi untuk menambah pengetahuan. Hal ini lah yang mendorong kami untuk menyusun

informasi menjadi sebuah makalah sesuai dengan kemampuan .

Namun demikian, kami meyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena semua ini adalah keterbatasan pegetahuan serta kurangnya referensi

sebagai bahan acuan. Sehingga apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan

kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

kami harapkan demi penyempurnaan pneulisan makalah selanjutnya.

Singkawang, Oktober 2015

Penulis

Page 3: MAKALAH 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

2.1 Tes Uraian...................................................................................................................................2

2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Tes Uraian..................................................................................2

2.1.2    Jenis – jenis Tes Uraian.....................................................................................................3

2.2  Tes Objektif................................................................................................................................4

2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan  dari tes objektif..........................................................................4

2.2.2 Bentuk  Bentuk  Tes Objektif...............................................................................................5

2.3 Tes Subjektif...............................................................................................................................8

2.3.1  Kelebihan dan Kelemahan Tes Subjektif.............................................................................8

2.3.2     Jenis-jenis Tes Subjektif.................................................................................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

3

Page 4: MAKALAH 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara dalam majalah keluarga tahun 1936

menyatakan Pengajaran adalah salah satu kegiatan pendidikan, beliau merumuskan sebagai

berikut: “Pendidikan,yaitu tuntunan di dalam hidup tumbunya anak-anak. Maksud pendidikan

yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai

manusia dan sebagai anggota masyarakt dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya.

Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam alat penilaian yang dapat digunakan

untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap peserta didik.

Dalam setiap masalah yang timbul berbeda-beda juga cara mengatasinya. Dan pembahasan

kali ini penulis ingin mengutarakan bagaimana cara membuat sebuah tes bagi peserta didik

dan cara mengerjakannya.

Untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar dan mengajar, seorang guru dapat

menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan (standardized) dan tes

buatan guru itu sendiri (teacher-made test). Suatu tes dapat disebut valid, jika tes itu benar-

benar menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut jika digunakan dapat mencapai sasaran

sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.Dan untuk memperjelas

pembahasan tersebut, maka dalam makalah ini, akan membahas tentang tes tertulis untuk

prestasi belajar, beserta hal-hal yang berkaitan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari tes uraian,tes objektif tes subjektif ?

2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan tes uraian, tes objektif dan tes subjektif ?

3. Berikan contoh tes uraian, tes objektif dan tes subjektif dalam pembelajaran matematika ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Memahami definisi dari tes uraian,tes objektif tes subjektif

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tes uraian, tes objektif dan tes subjektif

3. Mengetahui contoh tes uraian, tes objektif dan tes subjektif dalam pembelajaran

matematika

4

Page 5: MAKALAH 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tes Uraian

Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes

uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,

menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang

sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata – kata dan bahasa

sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal

mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.

2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Tes Uraian.

Kelebihan

Adapun kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain adalah :

1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.

2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik

dan benar sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa.

3) Dapat terlatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis,

dan sistematis.

4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).

5) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan

waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.

Kelemahan

Dilain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah :

1) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua

bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan

banyak hal melalui sejumlah pertanyaan.

2) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuatpertanyaan, maupun

dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal – hal yang menarik

baginya, dan jawaban nya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya.

3) Tes ini biasanya kurang reliabel mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya

memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif

besar.

5

Page 6: MAKALAH 3

2.1.2    Jenis – jenis Tes Uraian

Bentuk tes uraian dibedakan menjadi uraian bebas (free essay) dan uraian terbatas

serta uraian berstruktur.

a. Uraian bebas (Free Essay)

Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu

sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Kelemahan tes

ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria

penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.

Contoh soal : Jelaskan apa yang dimaksud dengan koefisien,variabel,dan konstanta?

b. Uraian terbatas

Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan

telah diarahkan kepada hal – hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari

segi : ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator – indikatornya.

Dengan adanya pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan

yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya. Kriteria

kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal uraian terbatas

terasa lebih terarah dan lebih tepat digunakan dari pada bentuk uraian bebas.

Contoh soal :

Tulislah 5 bilangan bulat yang lebih dari -3 dan kurang dari 10?

c. Uraian berstruktur

Uraian berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal – soal objektif dengan

soal – soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun

bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar

soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal.Contoh soal :

Daftar Nilai Kelas VII SMP Tunas Bangsa

Hitunglah rata-rata dan median nya !

6

Nilai Jumlah Siswa

95 1

90 2

85 2

70 2

65 1

60 2

Page 7: MAKALAH 3

2.2  Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara

objektif.Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama. Hal ini memang

dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Tes objektif sering

juga disebut tes dikotomi (dichotomously scorred item) karena jawabannya antara benar atau

salah dan skornya antara satu atau nol.

Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara

kemungkinan jawaban yang telah disediakan, menberikan jawaban singkat, dan melengkapi

pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai

kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi,seperti mengingat,

mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip.

2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan  dari tes objektif

Kelebihan

1) Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih refresentatif mewakili isi

dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya  unsur-unsur subjektif

baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.

2) Lebih mudah dan lebih cepat memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan

alat alat hasil kemajuan teknologi.

3) Pemeriksaannya dapat diserahkan pada orang lain.

4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

Kelemahan dari tes objektif

1) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak

dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.

2) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali

saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.

4) Kerja sama antar siswa  pada mengerjakan soal tes lebih terbuka

2.2.2 Bentuk  Bentuk  Tes Objektif

a) Bentuk Tes Benar Salah (True-False, or Yes-No)

Bentuk tes benar salah (B-S) adalah pertanyaan yang mengandung dua kemungkinan

jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik di minta untuk menentukan pilhannya

mengenai pertanyaan atau pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk

mengerjakan soal. Bentuk soal benar salah ini lebih banyak digunakan untuk mengukur

7

Page 8: MAKALAH 3

kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Dalam

penyusunan soal bentuk B-S ini tidak hanya menggunakan kalimat pertanyaan atau

pernyataan tetapi juga dalam bentuk gambar, tabel, dan diagram.

Kelebihan tes benar salah

1. Dapat mencakup bahan yang luas dan pertanyaanya lebih singkat

2. Mudah menyusunnya

3. Dapat digunakan berlaki-kali

4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif

5. Petunjuk cara mengerjakannya mudah di mengerti

Kelemahan tes benar salah

1. Bisa membingungkan siswa

2. Kurang dapat membedakan murid yang pandai dan murud yang kurang pandai

3. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar

atau salah

4. Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali

Contoh soal :

Pernyataan dibawah ini bernilai benar atau salah ?

1. Jika Kota Singkawang adalah Kota Amoi maka 2+3=5(Benar)

2. Jika Jakarta Ibukota Indonesia maka 2+4=7(Salah)

3. Jika x=2 maka x2=4(Benar)

4. Jika x<3 maka x2<9(Benar)

b) Tes Pilihan Ganda (Multiply Choice Test)

Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan  atau pemberitahuan tentang suatu

pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa

kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes  pilihan ganda terdiri atas bagian

keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options).

Kelebihan:

1. Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.

2. Terstruktur dan petunjuknya jelas. Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan

informasi diagnostik.

3. Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban

8

Page 9: MAKALAH 3

4. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya. 

Kelemahan:

1. Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama. Sulit menemukan pengacau.

2. Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk

mengorganisir dan mengekspresikan ide.

3. Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.

Contoh : Seorang pedagang , pak Ali menjual sebuah televisi seharga Rp 1.650.000,00 , dari

harga penjualan itu pak Ali mengambil untung 10%. Harga beli televisi adalah...

a. Rp 1.815.000,00

b. Rp 1.600.000,00

c. Rp 1.500.000,00

d. Rp 1.485.000,00

c) Tes Bentuk Menjodohkan (Matching)

Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihan-ganda.

Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem dan option,

kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang paling tepat, sedangkan

bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya

dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunukukkan

kumpulan persoalan dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah

pilihan jawaban dibuat lebih banyak dariapa jumlah persoalan

Kelebihan soal bentuk menjodohkan, antara lain

1. Realatif mudah disusun

2. Penskorannya mudah, objektif dan cepat

3. Dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan akibatnya, istilah

dan definisinya

4. Materi tes cukup luas

Kelemahan soal bentuk menjodohkan adalah:

1. Ada kecendrungan untuk menekankan ingatan saja

2. Kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran

9

Page 10: MAKALAH 3

Contoh soal:

No Soal Pilhan Jawaban

1 Bentuk persamaan garis lurus yaitu.... 4x-y-5

2 Persamaan yang melalui titik B(4,-3)dan sejajar dengan

garis yang melalui titik P(2,-5) dan Q(-6,3) adalah..

y=5x

3 Persamaan garis yang bergradien 5 dan melalui titik

O(0,0) adalah...

6x-5y= - 11

d) Tes Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion)

Tes jawaban singkat yaitu tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan,

ungkapan atau kalimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap, atau

jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan.

Kelebihan tes jawaban singkat:

1. Mudah dalam penyusunannya, terutama untuk mengukur ingatan atau pengetahuan.

2. Sedikit kesempatan untuk menduga-duga jawaban.

3. Cocok untuk siswa kelas tingkat rendah.

Kelemahan tes jawaban singkat:

1. Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

2. Sulit menyusun soal yang hanya satu jawaban, lebih-lebih untuk proses mental yang

tinggi.

3. Sulit penilaiannya jika terdapat bermacam-macam jawaban yang benar.

4. Cenderung hanya mengukur hafalan.

Contoh soal:

Hitunglah : a.2x(4x5)=.......

b.(2x4)x5=.......

c.Jadi 2x(4x5)=(.....x.....)x....=.....

10

Page 11: MAKALAH 3

2.3 Tes Subjektif

            Secara ontologis tes subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya

terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan

menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir

siswa (Sukardi, 2008). Menurut Suherman (1993) tes subjektif adalah tes yang menuntut

siswa untuk dapat menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah

dipelajarinya, dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara

tertulis dengan kata-kata sendiri.

Senada dengan itu, menurut Oemar Hamalik (2001) tes subjektif adalah salah satu

bentuk tes yang terdiri dari satu atau beberapa pertanyaan subjektif, yakni pertanyaan yang

menuntut jawaban tertentu oleh siswa secara individu berdasarkan pendapatnya sendiri.

Setiap siswa memiliki kesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan

jawaban siswa lainnya.

Tes subjektif juga dapat disebut sebagai tes dengan menggunakan pertanyaan terbuka,

dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya. Selain itu, menurut Suherman, E (1993) tes subjektif juga sering disebut sebagai

tes uraian karena untuk menjawab soal siswa dituntut untuk menyusun jawaban secara

terurai. Jawaban tidak cukup hanya dengan satu atau dua kata saja, tetapi memerlukan uraian

yang lengkap dan jelas. Selain harus menguasai materi tes, siswa dituntut untuk bisa

mengungkapkannya dalam bahasa tulisan dengan baik.

Tes subjektif yang biasa dipakai di sekolah mempunyai arti yang luas, yaitu tidak

hanya mengukur kemampuan siswa dalam menyajikan pendapat pribadi, melainkan juga

menuntut kemampuan siswa dalam hal menyelesaikan hitungan, menganalisis masalah, dan

mengekspresikan pendapat.

2.3.1  Kelebihan dan Kelemahan Tes Subjektif

Dalam pembelajaran di kelas, tes subjektif masih banyak digunakan oleh para guru,

karena tes subjektif memiliki beberapa kelebihan. Menurut Sukardi, H.M (2009) tes subjektif

dapat digunakan untuk menilai hal-hal berkaitan erat dengan beberapa butir berikut.

11

Page 12: MAKALAH 3

Kelebihan :

1) Mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan ide ke dalam jawaban item

secara tepat.

2) Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri.

3) Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran

siswa secara aktif.

4) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk

kalimat mereka sendiri.

5) Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan

atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas

Gronlund, N.E (1982) menyatakan bahwa karakteristik yang paling menonjol dari tes

subjektif adalah kebebasan respon yang diberikan oleh para siswa. Karakteristik ini menjadi

sebuah kelebihan dari tes subjektif. Pertanyaan dalam tes subjektif ini mengharuskan siswa

untuk memproduksi jawaban mereka sendiri. Mereka relatif bebas untuk memutuskan

bagaimana mendekati masalah, informasi faktual apa yang digunakan, bagaimana mengatur

jawaban, dan apa penekanan yang diberikan pada setiap aspek jawabannya. Dengan

demikian, tes subjektif dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memproduksi,

mengintegrasikan, dan mengekspresikan ide-ide. Menurut Azhar, L.M (1991) salah satu

kelebihan atau keuntungan tes subjektif yang lain adalah mencegah siswa menjawab secara

menebak serta relatif lebih mudah dan lebih cepat dibuat dibandingkan dengan tes objektif.

Di samping beberapa kelebihan seperti yang telah diuraikan di atas, ternyata tes

subjektif juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru.

Menurut Suherman, E (1993) kelemahan tes subjektif di antaranya sebagai berikut

Kelemahan :

1) Ruang lingkup yang disajikan dalam bentuk tes subjektif kurang menyeluruh. Hal ini

disebabkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir soal cukup banyak,

sehingga jumlah butir soal yang disajikan sedikit. Pada tes subjektif ini, jika siswa

kebetulan mempelajari materi yang secara kebetulan sesuai dengan butir soal yang

disajikan, ia dapat dengan mudah menyelesaikannya. Sebaliknya jika siswa tidak

mempelajari dengan baik materi yang tersaji dalam soal itu biasanya mendapat hasil yang

kurang baik.

12

Page 13: MAKALAH 3

2) Sesuai dengan namanya, soal tipe subjektif ini dalam pemeriksaan dan pemberian nilai

akhir seringkali dipengaruhi faktor subjektivitas dari pemeriksa atau pemberi nilai,

sehingga nilai akhir yang diterima siswa ada kemungkinan bisa, kurang mencerminkan

kemampuan sebenarnya. Faktor subjektivitas itu sebagai akibat pengaruh kondisi

pemeriksa, siswa dan lingkungan.

3) Pemeriksaan jawaban pada tes subjektif ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,

tetapi harus diperiksa oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Bila pemeriksa

kurang mengetahui pokok persoalan yang diujikan, akan mengakibatkan hasil

pemeriksaan yang dapat merugikan siswa. Demikian pula jika pemeriksa kurang memiliki

pengetahuan luas mengenai cara penyelesaian suatu soal, mungkin langkah-langkah

penyelesaian suatu soal tidak sama dengan kunci jawaban akan dianggap salah, padahal

pekerjaan itu benar.

4) Memeriksa jawaban tes subjektif cukup rumit sehingga memerlukan waktu yang cukup

banyak. Pola jawaban siswa untuk soal bentuk ini bisa beraneka ragam, karena siswa

diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri. Pengetahuan yang telah

diperoleh dan dikuasainya akan diutarakan sesuai dengan relevansi pada jawaban

persoalan yang ditanyakan. Tiap siswa tentu akan memberikan uraian yang berlainan dan

bermacam-macam, apalagi jika persoalannya divergen. Meskipun demikian dalam

matematika keanekaragaman ini tidak akan jauh berbeda karena sifatnya eksak, lain

halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Karena keanekaragaman itu, baik cara

penyelesaian maupun alur pikiran yang terdapat di dalamnya, maka pemeriksaaan akan

memerlukan banyak waktu dan melelahkan.

Kelemahan-kelemahan menurut Suherman, E (1993) di atas hampir sama dengan apa yang

dinyatakan oleh Gronlund, N.E (1982). Selain kelemahan tersebut, Gronlund, N.E (1982)

juga menyatakan bahwa kelemahan tes subjektif ini berkaitan dengan respon siswa. Karena

siswa harus menulis jawaban dengan kata-kata sendiri, maka kemampuan menulis cenderung

untuk mempengaruhi skor yang mereka terima. Miskin ekspresi dan kesalahan dalam

menggunakan tanda baca, ejaan, dan tata bahasa biasanya mengurangi skor yang didapatkan.

13

Page 14: MAKALAH 3

2.3.2     Jenis-jenis Tes Subjektif

Dilihat dari luas-sempitnya (scope) materi/masalah yang ditanyakan, soal tes bentuk

subjektif atau uraian memiliki dua bentuk, yaitu essay atau uraian terbatas (restricted

response items) dan essay atau uraian bebas (extended respons items). Beberapa tahun ke

belakang, Depdikbud menyebut kedua jenis soal ini dengan istilah tes uraian objektif dan tes

uraian non-objektif. Walaupun sebenarnya jika dilihat lebih dalam, kedua jenis tes terakhir ini

(uraian objektif dan uraian non-objektif) merupakan bagian dari tes subjektif terbatas, karena

pengelompokkan tes uraian menjadi uraian objektif dan uraian non-objektif hanya didasarkan

kepada pendekatan pemberian skor saja.

Perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dengan uraian non-objektif terletak pada

kepastian pemberian skor. Pada soal bentuk uraian objektif, kunci jawaban dan pedoman

penskorannya lebih pasti (diuraikan secara jelas hal/ komponen yang di skor dan berapa skor

untuk masing-masing komponen tersebut. Sedangkan pada soal uraian non-objektif pedoman

penskoran dinyatakan dalam rentangan (0 – 4 atau 0 – 10), sehingga pemberian skor

(penentuan kualitas jawaban) sedikit banyak akan dipengaruhi oleh unsur subjektif si pemberi

skor. Untuk mengurangi subjektifitas ini, dapat dilakukan dengan cara membuat pedoman 

penskoran secara rinci dan jelas, sehingga pemberian skor dapat relatif sama.

1. Tes Uraian Objektif

Tes uraian objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki sehimpunan

jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti, sehingga dapat dilakukan penskoran secara

objektif (walaupun pemeriksa berbeda namun dapat menghasilkan skor yang relatif sama).

Artinya model tes ini memiliki kunci jawaban yang pasti, sehingga jawaban benar bisa diberi

skor 1 dan jawaban salah 0.

Anthony J. Nitko (1996) mengatakan bahwa tes subjektif tepat dipergunakan untuk

mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan :

a.    menjelaskan hubungan sebab akibat

b.    melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip

c.    mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan

d.   merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat

e.    merumuskan asumsi-asumsi yang tepat

f.     melukiskan keterbatasan-keterbatasan data

g.    merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat

h.    menjelaskan metoda dan prosedur

14

Page 15: MAKALAH 3

i.      hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya.

Contoh soal :

Bagaimanakah pendapat Anda tentang hubungan antara materi tentang sistem persamaan linier

dengan kehidupan sehari-hari?

2. Tes Uraian Non-Objektif

Tes Uraian Non-objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki

sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas, menuntut siswa untuk mengingat

dan mengorganisasikan gagasan-gagasan (menguraikan dan memadukan gagasan- gagasan)

pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau

mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya

mengandung unsur subjektifitas (sukar dilakukan secara objektif)

Tes subjektif bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat

kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan :

a.    menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide

b.    memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi

c.    merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendesain sebuah eksperimen

d.   mengevaluasi nilai suatu ide

Contoh soal : Sebuah pesawat udara dari bandara A terbang ke bandara B sejauh 120 km.

Kemudian terbang lagi ke bandara C sejauh 150 km. Dari bandara C terbang lagi kebandara

A. Jika posisi bendara A, B, C adalah titik sudut sebuah segitiga siku-siku, tentukan jarak

bandara A dan C! Jelaskan dan buat gambarnya!

15

Page 16: MAKALAH 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum

tes

uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk

menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan

bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan

kata –kata dan bahasa sendiri.

Jenis jenisnya :

Tes uraian bebas

Tes uraian terbatas

Tes uraian terstruktur

B. Tes Objektif, adalah tes yang dibuat dengan sedemikian rupa sehingga hasil tes itu

dapat dinilai secara objektif, yaitu dapat dinilai oleh siapapun dan akan

mendapatkan hasil / skor yang sama. Bentuk tes objektif ada 3 macam yaitu :

Tes benar-salah (true-false test)

Test pilihan ganda (multiple choice test)

Tes menjodohkan (matching test).

Tes jawaban singkat

C.  Secara ontologis tes subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang

susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung

permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang

merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2008).

3.2 Saran

Demikian makalah ini kami buat sebagaimana menurut sumber yang telah

kami kumpulkan dan kami rangkum.Semoga dengan adanya makalah ini bisa

bermanfaat, tidak lupa kritik dan saran pembaca kami butuhkan sebagai bahan

evaluasi dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.Terimakasih atas perhatiannya.

16

Page 17: MAKALAH 3

17

Page 18: MAKALAH 3

DAFTAR PUSTAKA

Gudang Info mania.2012. Kualitas tes subjektif. Tersedia dalam :

http://gudanginfomania.blogspot.co.id/2012/03/kualitas-tes-subjektif.html Diakses 13 oktober

2015

Rizki,Anida.2014.Perbedaan dari tes uraian dan tes essay. Tersedia dalam :

http://kikipinkylicious.blogspot.co.id/2014/05/perbedaan-dari-tes-uraian-essay-dan-tes.html

Diakses 13 oktober 2015

Kerinci.2011.Komunikasi Matematika. Tersedia dalam :

http://updatekerinci.blogspot.co.id/2011/12/komunikasi-matematika.html Diakses 15 0ktober 2015

18