Upload
noviarti
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ya
Citation preview
MAKALAH
ASSESMENT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MACAM-MACAM TES URAIAN, OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BESERTA CONTOHNYA
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Dosen Pengampu : Nindy Citroresmi,S.Pd
Prodi/Kelas : Matematika/ V D
Semester : Ganjil
Oleh :
Dewi sartika 113085-02-13-0-025
Mismawati 113085-02-13-0-074
Noviarti 113085-02-13-0-081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKASEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SINGKAWANG 2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , atas karuia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dari Ibu Nindy Citroresmi, S.Pd untuk mata kuliah
Assestment dan Hasil Belajar Matematika. Shalawat serta salam semoga tercurahka kepada
Baginda Nabi besar Muhammad SAW.
Dalam makalah ini, kajian yang dibahas menarik untuk berdiskusi pemahaman terhadap
salah satu pokok bahasan Assestment dan Hasil Belajar Matematika yang diajukan sebagai
salah satu tugas paper mata kuliah Assestment dan Hasil Belajar Matematika, serta sebagai
informasi untuk menambah pengetahuan. Hal ini lah yang mendorong kami untuk menyusun
informasi menjadi sebuah makalah sesuai dengan kemampuan .
Namun demikian, kami meyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena semua ini adalah keterbatasan pegetahuan serta kurangnya referensi
sebagai bahan acuan. Sehingga apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pneulisan makalah selanjutnya.
Singkawang, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Tes Uraian...................................................................................................................................2
2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Tes Uraian..................................................................................2
2.1.2 Jenis – jenis Tes Uraian.....................................................................................................3
2.2 Tes Objektif................................................................................................................................4
2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan dari tes objektif..........................................................................4
2.2.2 Bentuk Bentuk Tes Objektif...............................................................................................5
2.3 Tes Subjektif...............................................................................................................................8
2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Tes Subjektif.............................................................................8
2.3.2 Jenis-jenis Tes Subjektif.................................................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara dalam majalah keluarga tahun 1936
menyatakan Pengajaran adalah salah satu kegiatan pendidikan, beliau merumuskan sebagai
berikut: “Pendidikan,yaitu tuntunan di dalam hidup tumbunya anak-anak. Maksud pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakt dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam alat penilaian yang dapat digunakan
untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap peserta didik.
Dalam setiap masalah yang timbul berbeda-beda juga cara mengatasinya. Dan pembahasan
kali ini penulis ingin mengutarakan bagaimana cara membuat sebuah tes bagi peserta didik
dan cara mengerjakannya.
Untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar dan mengajar, seorang guru dapat
menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan (standardized) dan tes
buatan guru itu sendiri (teacher-made test). Suatu tes dapat disebut valid, jika tes itu benar-
benar menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut jika digunakan dapat mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.Dan untuk memperjelas
pembahasan tersebut, maka dalam makalah ini, akan membahas tentang tes tertulis untuk
prestasi belajar, beserta hal-hal yang berkaitan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tes uraian,tes objektif tes subjektif ?
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan tes uraian, tes objektif dan tes subjektif ?
3. Berikan contoh tes uraian, tes objektif dan tes subjektif dalam pembelajaran matematika ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Memahami definisi dari tes uraian,tes objektif tes subjektif
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tes uraian, tes objektif dan tes subjektif
3. Mengetahui contoh tes uraian, tes objektif dan tes subjektif dalam pembelajaran
matematika
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tes Uraian
Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes
uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang
sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata – kata dan bahasa
sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal
mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.
2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Tes Uraian.
Kelebihan
Adapun kelebihan atau keunggulan tes uraian ini antara lain adalah :
1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik
dan benar sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa.
3) Dapat terlatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis,
dan sistematis.
4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).
5) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan
waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.
Kelemahan
Dilain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah :
1) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua
bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan
banyak hal melalui sejumlah pertanyaan.
2) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuatpertanyaan, maupun
dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal – hal yang menarik
baginya, dan jawaban nya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya.
3) Tes ini biasanya kurang reliabel mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya
memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif
besar.
5
2.1.2 Jenis – jenis Tes Uraian
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi uraian bebas (free essay) dan uraian terbatas
serta uraian berstruktur.
a. Uraian bebas (Free Essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu
sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Kelemahan tes
ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria
penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.
Contoh soal : Jelaskan apa yang dimaksud dengan koefisien,variabel,dan konstanta?
b. Uraian terbatas
Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan
telah diarahkan kepada hal – hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari
segi : ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator – indikatornya.
Dengan adanya pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan
yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya. Kriteria
kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal uraian terbatas
terasa lebih terarah dan lebih tepat digunakan dari pada bentuk uraian bebas.
Contoh soal :
Tulislah 5 bilangan bulat yang lebih dari -3 dan kurang dari 10?
c. Uraian berstruktur
Uraian berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal – soal objektif dengan
soal – soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar
soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal.Contoh soal :
Daftar Nilai Kelas VII SMP Tunas Bangsa
Hitunglah rata-rata dan median nya !
6
Nilai Jumlah Siswa
95 1
90 2
85 2
70 2
65 1
60 2
2.2 Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif.Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama. Hal ini memang
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Tes objektif sering
juga disebut tes dikotomi (dichotomously scorred item) karena jawabannya antara benar atau
salah dan skornya antara satu atau nol.
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, menberikan jawaban singkat, dan melengkapi
pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai
kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi,seperti mengingat,
mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip.
2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan dari tes objektif
Kelebihan
1) Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih refresentatif mewakili isi
dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif
baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
2) Lebih mudah dan lebih cepat memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan
alat alat hasil kemajuan teknologi.
3) Pemeriksaannya dapat diserahkan pada orang lain.
4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan dari tes objektif
1) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak
dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
2) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali
saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
4) Kerja sama antar siswa pada mengerjakan soal tes lebih terbuka
2.2.2 Bentuk Bentuk Tes Objektif
a) Bentuk Tes Benar Salah (True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar salah (B-S) adalah pertanyaan yang mengandung dua kemungkinan
jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik di minta untuk menentukan pilhannya
mengenai pertanyaan atau pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk
mengerjakan soal. Bentuk soal benar salah ini lebih banyak digunakan untuk mengukur
7
kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Dalam
penyusunan soal bentuk B-S ini tidak hanya menggunakan kalimat pertanyaan atau
pernyataan tetapi juga dalam bentuk gambar, tabel, dan diagram.
Kelebihan tes benar salah
1. Dapat mencakup bahan yang luas dan pertanyaanya lebih singkat
2. Mudah menyusunnya
3. Dapat digunakan berlaki-kali
4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif
5. Petunjuk cara mengerjakannya mudah di mengerti
Kelemahan tes benar salah
1. Bisa membingungkan siswa
2. Kurang dapat membedakan murid yang pandai dan murud yang kurang pandai
3. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar
atau salah
4. Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali
Contoh soal :
Pernyataan dibawah ini bernilai benar atau salah ?
1. Jika Kota Singkawang adalah Kota Amoi maka 2+3=5(Benar)
2. Jika Jakarta Ibukota Indonesia maka 2+4=7(Salah)
3. Jika x=2 maka x2=4(Benar)
4. Jika x<3 maka x2<9(Benar)
b) Tes Pilihan Ganda (Multiply Choice Test)
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes pilihan ganda terdiri atas bagian
keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (options).
Kelebihan:
1. Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
2. Terstruktur dan petunjuknya jelas. Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan
informasi diagnostik.
3. Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban
8
4. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
Kelemahan:
1. Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama. Sulit menemukan pengacau.
2. Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk
mengorganisir dan mengekspresikan ide.
3. Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
Contoh : Seorang pedagang , pak Ali menjual sebuah televisi seharga Rp 1.650.000,00 , dari
harga penjualan itu pak Ali mengambil untung 10%. Harga beli televisi adalah...
a. Rp 1.815.000,00
b. Rp 1.600.000,00
c. Rp 1.500.000,00
d. Rp 1.485.000,00
c) Tes Bentuk Menjodohkan (Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihan-ganda.
Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem dan option,
kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang paling tepat, sedangkan
bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya
dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunukukkan
kumpulan persoalan dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah
pilihan jawaban dibuat lebih banyak dariapa jumlah persoalan
Kelebihan soal bentuk menjodohkan, antara lain
1. Realatif mudah disusun
2. Penskorannya mudah, objektif dan cepat
3. Dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan akibatnya, istilah
dan definisinya
4. Materi tes cukup luas
Kelemahan soal bentuk menjodohkan adalah:
1. Ada kecendrungan untuk menekankan ingatan saja
2. Kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran
9
Contoh soal:
No Soal Pilhan Jawaban
1 Bentuk persamaan garis lurus yaitu.... 4x-y-5
2 Persamaan yang melalui titik B(4,-3)dan sejajar dengan
garis yang melalui titik P(2,-5) dan Q(-6,3) adalah..
y=5x
3 Persamaan garis yang bergradien 5 dan melalui titik
O(0,0) adalah...
6x-5y= - 11
d) Tes Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion)
Tes jawaban singkat yaitu tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan,
ungkapan atau kalimat pendek sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap, atau
jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan.
Kelebihan tes jawaban singkat:
1. Mudah dalam penyusunannya, terutama untuk mengukur ingatan atau pengetahuan.
2. Sedikit kesempatan untuk menduga-duga jawaban.
3. Cocok untuk siswa kelas tingkat rendah.
Kelemahan tes jawaban singkat:
1. Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
2. Sulit menyusun soal yang hanya satu jawaban, lebih-lebih untuk proses mental yang
tinggi.
3. Sulit penilaiannya jika terdapat bermacam-macam jawaban yang benar.
4. Cenderung hanya mengukur hafalan.
Contoh soal:
Hitunglah : a.2x(4x5)=.......
b.(2x4)x5=.......
c.Jadi 2x(4x5)=(.....x.....)x....=.....
10
2.3 Tes Subjektif
Secara ontologis tes subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya
terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan
menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir
siswa (Sukardi, 2008). Menurut Suherman (1993) tes subjektif adalah tes yang menuntut
siswa untuk dapat menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah
dipelajarinya, dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara
tertulis dengan kata-kata sendiri.
Senada dengan itu, menurut Oemar Hamalik (2001) tes subjektif adalah salah satu
bentuk tes yang terdiri dari satu atau beberapa pertanyaan subjektif, yakni pertanyaan yang
menuntut jawaban tertentu oleh siswa secara individu berdasarkan pendapatnya sendiri.
Setiap siswa memiliki kesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan
jawaban siswa lainnya.
Tes subjektif juga dapat disebut sebagai tes dengan menggunakan pertanyaan terbuka,
dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Selain itu, menurut Suherman, E (1993) tes subjektif juga sering disebut sebagai
tes uraian karena untuk menjawab soal siswa dituntut untuk menyusun jawaban secara
terurai. Jawaban tidak cukup hanya dengan satu atau dua kata saja, tetapi memerlukan uraian
yang lengkap dan jelas. Selain harus menguasai materi tes, siswa dituntut untuk bisa
mengungkapkannya dalam bahasa tulisan dengan baik.
Tes subjektif yang biasa dipakai di sekolah mempunyai arti yang luas, yaitu tidak
hanya mengukur kemampuan siswa dalam menyajikan pendapat pribadi, melainkan juga
menuntut kemampuan siswa dalam hal menyelesaikan hitungan, menganalisis masalah, dan
mengekspresikan pendapat.
2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Tes Subjektif
Dalam pembelajaran di kelas, tes subjektif masih banyak digunakan oleh para guru,
karena tes subjektif memiliki beberapa kelebihan. Menurut Sukardi, H.M (2009) tes subjektif
dapat digunakan untuk menilai hal-hal berkaitan erat dengan beberapa butir berikut.
11
Kelebihan :
1) Mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan ide ke dalam jawaban item
secara tepat.
2) Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri.
3) Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran
siswa secara aktif.
4) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk
kalimat mereka sendiri.
5) Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan
atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas
Gronlund, N.E (1982) menyatakan bahwa karakteristik yang paling menonjol dari tes
subjektif adalah kebebasan respon yang diberikan oleh para siswa. Karakteristik ini menjadi
sebuah kelebihan dari tes subjektif. Pertanyaan dalam tes subjektif ini mengharuskan siswa
untuk memproduksi jawaban mereka sendiri. Mereka relatif bebas untuk memutuskan
bagaimana mendekati masalah, informasi faktual apa yang digunakan, bagaimana mengatur
jawaban, dan apa penekanan yang diberikan pada setiap aspek jawabannya. Dengan
demikian, tes subjektif dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memproduksi,
mengintegrasikan, dan mengekspresikan ide-ide. Menurut Azhar, L.M (1991) salah satu
kelebihan atau keuntungan tes subjektif yang lain adalah mencegah siswa menjawab secara
menebak serta relatif lebih mudah dan lebih cepat dibuat dibandingkan dengan tes objektif.
Di samping beberapa kelebihan seperti yang telah diuraikan di atas, ternyata tes
subjektif juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru.
Menurut Suherman, E (1993) kelemahan tes subjektif di antaranya sebagai berikut
Kelemahan :
1) Ruang lingkup yang disajikan dalam bentuk tes subjektif kurang menyeluruh. Hal ini
disebabkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir soal cukup banyak,
sehingga jumlah butir soal yang disajikan sedikit. Pada tes subjektif ini, jika siswa
kebetulan mempelajari materi yang secara kebetulan sesuai dengan butir soal yang
disajikan, ia dapat dengan mudah menyelesaikannya. Sebaliknya jika siswa tidak
mempelajari dengan baik materi yang tersaji dalam soal itu biasanya mendapat hasil yang
kurang baik.
12
2) Sesuai dengan namanya, soal tipe subjektif ini dalam pemeriksaan dan pemberian nilai
akhir seringkali dipengaruhi faktor subjektivitas dari pemeriksa atau pemberi nilai,
sehingga nilai akhir yang diterima siswa ada kemungkinan bisa, kurang mencerminkan
kemampuan sebenarnya. Faktor subjektivitas itu sebagai akibat pengaruh kondisi
pemeriksa, siswa dan lingkungan.
3) Pemeriksaan jawaban pada tes subjektif ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,
tetapi harus diperiksa oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Bila pemeriksa
kurang mengetahui pokok persoalan yang diujikan, akan mengakibatkan hasil
pemeriksaan yang dapat merugikan siswa. Demikian pula jika pemeriksa kurang memiliki
pengetahuan luas mengenai cara penyelesaian suatu soal, mungkin langkah-langkah
penyelesaian suatu soal tidak sama dengan kunci jawaban akan dianggap salah, padahal
pekerjaan itu benar.
4) Memeriksa jawaban tes subjektif cukup rumit sehingga memerlukan waktu yang cukup
banyak. Pola jawaban siswa untuk soal bentuk ini bisa beraneka ragam, karena siswa
diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri. Pengetahuan yang telah
diperoleh dan dikuasainya akan diutarakan sesuai dengan relevansi pada jawaban
persoalan yang ditanyakan. Tiap siswa tentu akan memberikan uraian yang berlainan dan
bermacam-macam, apalagi jika persoalannya divergen. Meskipun demikian dalam
matematika keanekaragaman ini tidak akan jauh berbeda karena sifatnya eksak, lain
halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Karena keanekaragaman itu, baik cara
penyelesaian maupun alur pikiran yang terdapat di dalamnya, maka pemeriksaaan akan
memerlukan banyak waktu dan melelahkan.
Kelemahan-kelemahan menurut Suherman, E (1993) di atas hampir sama dengan apa yang
dinyatakan oleh Gronlund, N.E (1982). Selain kelemahan tersebut, Gronlund, N.E (1982)
juga menyatakan bahwa kelemahan tes subjektif ini berkaitan dengan respon siswa. Karena
siswa harus menulis jawaban dengan kata-kata sendiri, maka kemampuan menulis cenderung
untuk mempengaruhi skor yang mereka terima. Miskin ekspresi dan kesalahan dalam
menggunakan tanda baca, ejaan, dan tata bahasa biasanya mengurangi skor yang didapatkan.
13
2.3.2 Jenis-jenis Tes Subjektif
Dilihat dari luas-sempitnya (scope) materi/masalah yang ditanyakan, soal tes bentuk
subjektif atau uraian memiliki dua bentuk, yaitu essay atau uraian terbatas (restricted
response items) dan essay atau uraian bebas (extended respons items). Beberapa tahun ke
belakang, Depdikbud menyebut kedua jenis soal ini dengan istilah tes uraian objektif dan tes
uraian non-objektif. Walaupun sebenarnya jika dilihat lebih dalam, kedua jenis tes terakhir ini
(uraian objektif dan uraian non-objektif) merupakan bagian dari tes subjektif terbatas, karena
pengelompokkan tes uraian menjadi uraian objektif dan uraian non-objektif hanya didasarkan
kepada pendekatan pemberian skor saja.
Perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dengan uraian non-objektif terletak pada
kepastian pemberian skor. Pada soal bentuk uraian objektif, kunci jawaban dan pedoman
penskorannya lebih pasti (diuraikan secara jelas hal/ komponen yang di skor dan berapa skor
untuk masing-masing komponen tersebut. Sedangkan pada soal uraian non-objektif pedoman
penskoran dinyatakan dalam rentangan (0 – 4 atau 0 – 10), sehingga pemberian skor
(penentuan kualitas jawaban) sedikit banyak akan dipengaruhi oleh unsur subjektif si pemberi
skor. Untuk mengurangi subjektifitas ini, dapat dilakukan dengan cara membuat pedoman
penskoran secara rinci dan jelas, sehingga pemberian skor dapat relatif sama.
1. Tes Uraian Objektif
Tes uraian objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki sehimpunan
jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti, sehingga dapat dilakukan penskoran secara
objektif (walaupun pemeriksa berbeda namun dapat menghasilkan skor yang relatif sama).
Artinya model tes ini memiliki kunci jawaban yang pasti, sehingga jawaban benar bisa diberi
skor 1 dan jawaban salah 0.
Anthony J. Nitko (1996) mengatakan bahwa tes subjektif tepat dipergunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan :
a. menjelaskan hubungan sebab akibat
b. melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip
c. mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan
d. merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat
e. merumuskan asumsi-asumsi yang tepat
f. melukiskan keterbatasan-keterbatasan data
g. merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat
h. menjelaskan metoda dan prosedur
14
i. hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya.
Contoh soal :
Bagaimanakah pendapat Anda tentang hubungan antara materi tentang sistem persamaan linier
dengan kehidupan sehari-hari?
2. Tes Uraian Non-Objektif
Tes Uraian Non-objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki
sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas, menuntut siswa untuk mengingat
dan mengorganisasikan gagasan-gagasan (menguraikan dan memadukan gagasan- gagasan)
pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya
mengandung unsur subjektifitas (sukar dilakukan secara objektif)
Tes subjektif bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat
kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan :
a. menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide
b. memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi
c. merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendesain sebuah eksperimen
d. mengevaluasi nilai suatu ide
Contoh soal : Sebuah pesawat udara dari bandara A terbang ke bandara B sejauh 120 km.
Kemudian terbang lagi ke bandara C sejauh 150 km. Dari bandara C terbang lagi kebandara
A. Jika posisi bendara A, B, C adalah titik sudut sebuah segitiga siku-siku, tentukan jarak
bandara A dan C! Jelaskan dan buat gambarnya!
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum
tes
uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk
menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan
bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan
kata –kata dan bahasa sendiri.
Jenis jenisnya :
Tes uraian bebas
Tes uraian terbatas
Tes uraian terstruktur
B. Tes Objektif, adalah tes yang dibuat dengan sedemikian rupa sehingga hasil tes itu
dapat dinilai secara objektif, yaitu dapat dinilai oleh siapapun dan akan
mendapatkan hasil / skor yang sama. Bentuk tes objektif ada 3 macam yaitu :
Tes benar-salah (true-false test)
Test pilihan ganda (multiple choice test)
Tes menjodohkan (matching test).
Tes jawaban singkat
C. Secara ontologis tes subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang
susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung
permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang
merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2008).
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagaimana menurut sumber yang telah
kami kumpulkan dan kami rangkum.Semoga dengan adanya makalah ini bisa
bermanfaat, tidak lupa kritik dan saran pembaca kami butuhkan sebagai bahan
evaluasi dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.Terimakasih atas perhatiannya.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Gudang Info mania.2012. Kualitas tes subjektif. Tersedia dalam :
http://gudanginfomania.blogspot.co.id/2012/03/kualitas-tes-subjektif.html Diakses 13 oktober
2015
Rizki,Anida.2014.Perbedaan dari tes uraian dan tes essay. Tersedia dalam :
http://kikipinkylicious.blogspot.co.id/2014/05/perbedaan-dari-tes-uraian-essay-dan-tes.html
Diakses 13 oktober 2015
Kerinci.2011.Komunikasi Matematika. Tersedia dalam :
http://updatekerinci.blogspot.co.id/2011/12/komunikasi-matematika.html Diakses 15 0ktober 2015
18