29
1 Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Ni1ai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh. Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya? Islam secara teologis merupakan rahmat bagi manusia dan alam semesta. Letak kerahmatannya terletak pada kesempurnaan islam itu sendiri. Aqidah diletakkan sangat penting dalam ajaran islam. Seumpama islam diumpamakan pohon, maka aqidah adalah akarnya, dan pohon tanpa akar tentu akan tumbang. Maka kami akan bahas tentang aqidah itu dalam makalah ini. 2. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Aqidah? Apa fungsi dan peran Aqidah? Apa saja tingkatan Aqidah? Apakah Keesaan Allah itu? Apa malaikat dan makhluk gaib lainnya itu? 3. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengertian Aqidah. Untuk mengetahui fungsi dan peran Aqidah.

Makalah Agama Kelompok 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedudukan niat

Citation preview

20

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Ni1ai suatu ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang tidak kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada hakekatnya dia bodoh. Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak mengenal yang menciptakannya?

Islam secara teologis merupakan rahmat bagi manusia dan alam semesta. Letak kerahmatannya terletak pada kesempurnaan islam itu sendiri. Aqidah diletakkan sangat penting dalam ajaran islam. Seumpama islam diumpamakan pohon, maka aqidah adalah akarnya, dan pohon tanpa akar tentu akan tumbang. Maka kami akan bahas tentang aqidah itu dalam makalah ini.

2. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Aqidah?

Apa fungsi dan peran Aqidah?

Apa saja tingkatan Aqidah?

Apakah Keesaan Allah itu?

Apa malaikat dan makhluk gaib lainnya itu?

3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian Aqidah.

Untuk mengetahui fungsi dan peran Aqidah.

Untuk mengetahui tingkatan Aqidah.

Untuk mengetahui tentang keesaan Allah.

Untuk mengetahui tentang malaikat dan makhluk gaib lainnya.

4. Manfaat Penulisan

Menambah wawasan tentang Aqidah Islam.

Agar dapat memahami tentang keesaan Allah.

Menambah wawasan tentang malaikat dan makhluk gaib lainnya.Bab II

Pembahasan

1. Pengertian Aqidah

a. Aqidah secara Etimologi Aqidah berasal dari kata aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap sesuatu. Aqidah berasal dari kata aqada artinya ikatan dua utas tali dalam satu buhul sehingga bersambung. Aqad berarti pula janji, ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.

b. Aqidah secara terminologi1. Menurut Hasan Al Bana :Aqaid ( bentuk jamak dari aqidah ) artinya beberapa perkara yang wajib diyakini oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu- raguan.2. Abu Bakar Jabir al Jazairy mengatakanAqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapatlah ditarik beberapa butir kesimpulan berikut:a). Setiap manusia memiliki fitrah tentang adanya Tuhan yang didukung oleh hidayah Allah berupa indera, akal, agama (wahyu), dan taufiqiyah, (sintesis antara kehendak Allah dengan kehendak manusia). Oleh karena itu, manusia yang ingin mengenal Tuhan secara baik harus mampu mengfungsikan hidayah- hidayah tersebut.b). Keyakinan sebagai sumber utama aqidah itu tidak boleh bercampur dengan keraguan.c). Aqidah yang kuat akan melahirkan ketentraman jiwa.d). Tingkat aqidah seseorang tergantung pada tingkat pemahamannya terhadap ayat- ayat qauliyah dan kauniyah.

2. Fungsi dan Peran Aqidah

Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi seorang muslim. Keyakinan yang mendasar itu menopang seluruh perilaku, membentuk dan memberi corak dan warna kehidupannya dengan hubungannya dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan. Aqidah yang tertanam dalam jiwa seorang muslim akan senantiasa menghadirkan Allah. dalam pengawasan Allah semata- mata, karena itu perilaku- perilaku yang tidak dikehendaki Allah akan selalu dihindarkannya.

Fungsi dan peranan aqidah dalam kehidupan manusia antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan bermuamalat dengan baikc. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterimad. Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir, sejak lahir manusia telah memiliki potensi keberagamaan (fitrah). Aqidah islam berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun dan mengarahkan manusia pada keyakinan yang benar tentang Allah.e. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi.f. Memberikan pedoman hidup yang pasti. Aqidah memberikan pengetahuan asal dan tujuan hidup manusia sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan akan lebih bermakna. Aqidah islam juga sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim menjadi lebih baik.

Aqidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu Ala Al Maududi menyebutkan pengaruh aqidah tauhid sebagai berikut:1) Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik2) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu akan harga diri3) Membentuk manusia jujur dan adil4) Menghilangkan sifat murung dan putus asa 5) Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme6) Menciptakan hidup damai dan ridha.7) Membentuk manusia menjadi taat, patuh dan disiplin menjalankan perintah dan larangan Allah. 3. Tingkatan AqidahAqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan oleh orang lain. Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya orang itu. Iman pada dasarnya berkembang, ia bisa tumbuh subur atau sebaliknya. Iman yang tidak terpelihara akan berkurang, mengecil atau hilng sama sekali.

Tingkatan aqidah tersebut adalah:

a) Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya tanpa dipikirkan.

b) Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dan dalil yang diperolehnya. Hal ini, memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih rasional dan lebih mendalam.

c) Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang. Ia tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.

d) Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman agamanya.

Pada semua tingkatan aqidah di atas nampak peranan akal begitu dominan. Hal ini tidak berarti hanya akal satu- satunya.

Keseluruhan aqidah islam, sebagaimana juga halnya dalam semua hukum dalam syariah, pada dasarnya ditetapkan dan diatur oleh kitab Allah dan sunnah Rasul, dimana keduanya memberikan kedudukan yang sangat penting bagi akal fikiran dalam menerima dan mengokohkan aqidah. Keduanya memuliakan akal dengan menjadikannya sebagai sasaran perintah, sebagai tempat bergantungnya pertanggungjawaban dan menganjurkan agar mengfungsikan sebaik- baiknya.

4. Keesaan Allah

Tauhid atau pengesaan Allah memainkan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Tauhid menjadi pemancar kebaikan didunia dan keselamatan diakhirat. Kadar keselamatan diakhirat. Kadar keselamatan manusia di akhirat berbanding lurus dengan keyakinan dalam bertauhid. Begitu pula halnya dengan keridhoan Allah di dunia dan di akhirat. Dunia adalah etmpat pengujian dan akhirat adalah tempat pembalasan.

Bertolak dari sini, tauhid di dunia ini tidak tampak dengan wajah yang sesungguhnya sebagai parameter final dan pasti bagi diterima atau ditolaknya semua amal perbuatan manusia. Bukankah cukup banyak orang-orang Musryk yang menempuh berbagai jalan menuju keberhasilan materi di dunia dan berhasil mencapainya? Bukankah cukup banyak pula orang-orang ateis yang menyingkap rahasia materis dan menjadikannya sebagai alat meraih kemajuan dan berhasil?

Namun, diakhirat kelak, mereka ini tidak mempunyai timbangan amal kebaikan sedikitpun; usaha mereka ini di dunia ini tidak bernilai sama sekali. Penolakan atas tauhid menjadikan semua amal kebaikan di dunia tidak memiliki nilai dan harga. Bahkan, amal-amal kebaikan itu justru akan memberikan aib bagi para pelakunya jika mereka tidak mentauhidkan Allah.

Ketentuan ini berlaku di akhirat dan tidak di dunia, karena dunia ini adalah tempat ujian dan cobaan. Sekiranya Allah memaksa semua manusia untuk bertauhid dan beriman, pastilah ujian atas mereka ini tidak sah, dan kebebasan mereka pun tidak dilindungi. Dengan demikian, hikmah penciptaan dunia ini pun hilang dengan sendirinya, yakni hikmah pengujian itu Allah berfirman:Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(Qs 67:2)Jadi, tauhid atau keesaan Allah merupakan hakikat terpenting (raison detre) bagi keberadaan manusia, baik dalam kehidupan di dunia maupun di hari perhitungan; atau di alam akhirat yang dilanjutkan dengan kehidupan surga atau di neraka.Jika kita perhatikan ayat-ayat Alquran, kita akan menemukan bahwa Alquran memberikan perhatian khusus yang cukup serius pada masalah tauhid ini melebihi masalah-masalah lainnya. Misalnya saja, ayat-ayat hukum yang menerangkan berbagai masalah cabagn (furu) hanya berjumlah 500 buah. Sementara itu, ayat-ayat yang berbicara tentang hari Kebangkitan berjumlah lebih dari 1000 buah. Ini menunjukkan perhatian serius Alquran pada masalah-masalah pemikiran dan keyakinan. Jika Tauhid mempunyai peranan sangat penting seperti ini, lantas apa arti semuanya ini? Bagaimanakah derajat dan tingkahnya? Apa saja jenis-jenisnya? Di sini, para ulama mengatakan bahwa ada lima tingkatan tauhid.Pertama, Tauhid dalam Zat.Maksudnya adalah bahwa Allah adalah Satu, tidak mempunyai sekutu dan tandingan; tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Zat Allah yang suci tidaklah tersusun dari bagian- bagian seperti jasad mahluk hidup. Zat-Nya sangat sempurna dan tidak serupa dengan zat-zat lainnya.Kedua, Tauhid dalam Sifat.Maksudnya adalah bahwa Allah adalah Mahasempurna dan Mahatinggi. Meskipun Allah menyandang berbagai macam sifat seperti Mahatahu, Mahkuasa, dan Mahahidup; kuantitas berbagai sifat itu muncul melalui pemahaman akal dan bukan melalui pengungkapan Zat dan realitas eksternal. Dalam pengertian, setiap sifat itu adalah esensi yang berdiri sendiri dan merupakan Zat yang satu yang masing-masing berbeda dengan esensi atau zat lainnya. Misalnya saja, ilmu Allah adalah esensi Zat-Nya itu sendiri. Jadi, seluruh Zat Allah adalah esensi Zat-Ny itu sendiri. Jadi, seluruh Zat Allah adalah ilmu. Demikian juga, kemulian Allah adalah juga esensi Zat-Nya. Jadi, seluruh Zat Allah adalah kemulian. Demikianlah seterusnya. Setiap sifat Allah adalah esensi Zat-Nya dan bukan zat lain yang terpisah.Ketiga, Tauhid dalam Perbuatan.Allah menciptakan alam semesta dan isinya berikut berbagai macam karateristiknya masing-masing. Matahari adalah sebuah benda alam dan bintang yang paling dekat dengan bumi Segala sesuatu yang ada di muka bumi ini memiliki berbagai kekuatan dan kehidupan yang keberadaannya bersumber dari energi matahari. Tanpa energi matahari, di dunia ini tidak akan ada pertanian dan manusia pun akan binasa karena kelaparan. Tanpa energi matahari, tidak akan ada hujan dan manusia pun akan mati karena kehausan. Begitulah seterusnya. Tauhid dalam perbuatan bermakna yakin bahwa matahari adalah ciptaan Allah dan bahwa segenap keistimewaannya dalam cahaya dan energinya juga ciptaan Allah; bergantung kepada-Nya, tidak berasal dari keinginan atau perbuatan matahari itu sendiri.Dengan kata lain, tauhid dalam perbuatan bermakna bahwa seorang Mukmin hendaknya meyakini bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu, segenap aturan, dan berbagai karateristiknya masing-masing. Jadi, tidak ada sesuatu pun yang lepas dari pengaruh-Nya dan juga keluar dari ketentuan-Nya. Bahkan mahluk-mahluk yang di beri kebebasan memilih dan berkehendak pun seperti manusia dan jin tidak keluar dari ketentuan Allah dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa keterlibatan-Nya. Memang benar, mahluk-mahluk di beri kesempatan mengekspresikan kebebasannya. Hanya saja, wilayahnya sangat terbatas dan berada dalam bingkai kehendak tertinggi Allah SWT. Dalam ujaran lain, tauhid dalam perbuatan berarti beriman kepada pernyataan berikut ini, Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan AllahKetentuan ini berlaku pada semua mahluk di langit dan di bumi, yang berwujud kasar maupun halus; besar maupun kecil. Matahari tidak akan keluar dari ketentuan Allah, sebagaimana halnya semut. Bintang-bintang tidak akan keluar dari ketentuan-Nya, sama seperti halnya manusia. Meskipun demikian, ada perbedaan antara manusia dan matahari, yakni bahwa manusia dapat bermaksiat kepada Allah, sementara matahari selalu tunduk dan taat kepada Allah. Perbuatan maksiat yang dilakukan manusia kepada Allah tidaklah berarti bahwa manusia telah keluar dari ketentuan-Nya dan berdiri atas kehendaknya sendiri. Dalam arti manusia masih tetap berada dalam ketentuan Allah dan lingkaran kehendak Ilahi yang memberi manusia kebebasan; dan tetap akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di hadapan Allah. Manusia bertanggung jawab di hadapan Allah di akhirat kelak dan ia tidak akan lepas dari ketentuan-ketentuan-Nya yang berlaku.Keempat, Tauhid dalam Ibadah.Ini berarti bahwa suatu ibadah hanya di peruntukkan bagi Allah dan tidak akan ada seorangpun yang berhak mendapatkannya. Para ulama mengatakan bahwa ketundukan yang bersifat penyembahan di hadapan seseorang tidak diperbolehkan kecuali bila ada salah satu dari dua sebab berikut ini. kedua sebab itu tidak akan ada pada diri seseorang dan hanya ada pada Allah. Pertama, orang yang dijadikan sembahan itu haruslah sempurna tanpa kekurangan sesuatu apa pun atau, dengan kata lain, mempunyai kesempurnaan mutlak. Kedua, pada diri orang itu ada sumber kehidupan manusia. Jadi, ia harus mampu menciptakan manusia, memberikan ruh kepadanya, serta mengawasi setiap saat. Apakah kedua hal ini dimiliki oleh seseorang selain Allah?Kelima, Tauhid dalam kekuasaan HukumAda tiga jenis tauhid dalam kekuasaan hukum:1) Tauhid dalam kekuasaanIni berarti bahwa hukum dan kekuasaan dalam Alquran hanya dimiliki oleh Allah saja. Ingatlah bahwa segala printah dan hukum itu hanya milik Allah, Ini tidak berarti bahwa Allah memegang sendiri kekuasaan dan kewenangan itu dan mengendalikan hukum yang berlaku pada manusia itu secara langsung. Yang demikian ini sama dengan ucapan kaum Khawarij kepada Ali bin Abi Thalib, Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah, bukan hakmu, wahai Ali, dan bukan pula hak sahabat-sahabatmu. Akan tetapi, tauhid dalam kekuasaan berarti bahwa manusia diberi hak untuk menetapkan hukum sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah. Setiap hukum yang tidak berpijak pada hukum-hukum Allah sesungguhnya telah keluar dari Islam.

2) Tauhid dalam ketaatanIni berarti bahwa ketaatan adalah hak mutlak mutlak Allah. Jika Allah memerintahkan kita untuk mentaati rasul-rasul-Nya, ini berarti bahwa Dia memerintahkan kita untuk menaati mereka. Ketaatan ini bukanlah merupakan sebuah kewajiban yang berdiri sendiri, melainkan karena ia merupakan ketaatan kepada Allah. Barangsiapa mentaati rasul, berarti ia telah mentaati Allah. Dari tauhid dalam ketaatan ini lahirlah sebuah ungkapan yang berbunyi,Tidak ada ketaatan terhadap mahluk dalam bermaksiat kepada Allah. Di sini berarti ketaatan itu hanyalah milik Allah.3) Tauhid dalam pembuatan hukumPembuatan hukum atas manusia adalah hak khusus yang hanya dimiliki oleh Allah. Tidak seorang pun diperkenankan membuat hukum yang bertentangan dengan apa yang telah diturunkan Allah. Jika Allah telah menurunkan hukum yang jelas, berarti manusia wajib menjalankannya, seperti dalam kasus hukum-hukum waris. Selain itu, ada juga kaidah-kaidah umum, seperti perintah Allah untuk bermusyawarah:Di sini, kaum Muslim berhak menetapkan sistem yang sesuai dengan zaman mereka dengan sayarat harus sesuai dengan kaidah yang diperintahkan Allah, yakni musyawarah. Tidak seorang pun berhak menjalankan sistem pemerintahan otoriter dan diktaktor yang jauh dari kaidah musyawarah.Pembuatan segala macam hukum yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah adalah dosa. Namun, pembuatan rincian hukum mengenai berbagai aturan yang telah dijelaskan oleh syariat secara global adalah hak manusia. Ini lumrah dan biasa-biasa saja, karena aturan-aturan itu selalu berbenturan satu sama lain, sementara situasi dan kondisi tidak saling berbenturan. Dari sinilah Alquran datang dengan membawa hukum-hukum yang terperinci dan prinsip-prinsip universal. Inilah tauhid dalam pandangan seorang ulama, Syaikh Jafar as-Subhani, yang dinukil oleh Jafar al-Hadi.

5. Malaikat dan Makhluk Gaib LainnyaI. Malaikat

a. Pengertian Malaikat.Menurut Hafizh Ibn Hajar al-Aqsalani dalam bukunya yang berjudul Fathul Bahri bahwa kata malaikat itu merupakan bentuk jamak, bentuk (dari kata) tuggalnya adalah malak yang berarti kekuatan. Sedangkan sebagian ulama mempunyai pendapat yang berbeda dalam menerangkan arti malaikat secara bahasa, diantaranya adalah: Pertama, Kata Malaikat adalah berasal dari kata malik yang berarti si empunya (yang memiliki). Kedua, Kata Malaikat berasal dari kata malkun yang berarti yang bertindak dengan kekerasan. Adapun mayoritas ahli kalam dari kaum muslim mengatakan bahwa para malaikat itu adalah jisim-jisim halus yang dianugerahi kemampuan untuk mengubah bentuknya oleh Allah dengan rupa yang bermacam-macam, dan tempat mereka adalah di langit. Orang-orang yang mengatakan, bahwa para malaikat itu adalah bintang-bintang atau jiwa-jiwa pilihan (utama dan mulia) yang telah terpisah dari jasadnya merupakan perkataan-perkataan yang tidak ada dasarnya dalam dalil-dalil syariat. Menurut Ibnu Sina, malaikat (malak) itu adalah substansi yang sangat sederhana, hidup, berbicara dan berakal, menjadi perantara antara makhluk dengan Tuhan.

Zat yang merupakan penyebab dari terciptanya malaikat adalah nur (cahaya). Dari Aisyah diriwayatkan, bahwa telah bersabda Rasulullah Saw: Malaikat itu telah diciptakan dari nur, dan jin diciptakan dari api. Sedangkan manusia diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kalian (para sahabat). (HR. Muslim).

Adapun tentang masalah sejak kapankah malaikat itu tercipta? kita tidak menemukan satu pernyataan (dalil) pun dalam Kitabullah dan Sunnah yang sahih, yang menerangkan akan hal ini. Yang jelas, mereka tercipta sebelum diciptakannya Nabi Adam As, dengan dalil firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 30:

Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-baqarah: 30)

b. Pengertian Iman Kepada MalaikatMalaikat adalah makhluk Allah yang berjisim, tidak dapat dilihat, dirasa dan dilihat oleh mata. Malaikat diciptakan dari nur atau cahaya dan selalu patuh kepada Allah Swt. Oleh karena itu alam malaikat berbeda dengan alam manusia dengan sifat-sifatnya pasti berbeda pula dengan manusia. Beriman kepada malaikat adalah percaya bahwa malaikat itu benar-benar ada, diciptakan oleh Allah Swt dalam alam ghaib, yaitu dari nur atau cahaya dan mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan ketentuan Allah. Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai malaikat, yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya. Lebih tegas, iman kepada malaikat ialah beritikad adanya malaikat yang menjadi perantara antara Allah dengan rasul-Nya, yang membawa wahyu kepada Rasul-Nya itu.

Sebagai umat islam, kita diwajibkan beriman kepada malaikat maupun terhadap makhluk yang ghaib lainnya, disini bukan berarti kita menyembah mereka tapi kita hanya diwajibkan mengimaninya bahwa mereka itu ada, dan juga kita tidak perlu mengetahui hakikatnya. Karena itu, bila ada keterangan yang mengatakan bahwa malaikat itu bersayap, maka hendaklah kita pahami bahwa sayap malaikat tidak serupa dengan sayap burung. Apabila dikatakan, bahwa malaikat itu dibebankan tugas menjaga alam, tubuh, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya, maka hendaklah dipahami bahwa di alam ini, ada lagi alam yang lebih halus dari alam yang dapat kita jangkau dengan pancaindera. Tegasnya, malaikat itu adalah makhluk ghaib yang tidak dapat kita ketahui hakikatnya.

c. Sifat-sifat dan nama malaikat yang wajib diketahui serta tugasnyaSeperti yang kita ketahui bahwa malaikat memiliki sifat-sifat tersendiri yang pada dasarnya mereka hanya menjalankan perintah Allah dan tidak pernah sedikitpun murka kepada Allah. Sifat-sifat malaikat yaitu mereka selalu patuh terhadap apa-apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan mereka diciptakan dari nur atau cahaya, mereka tidak diciptakan untuk membangkang atau melawan kepada Allah, malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjenis lelaki atau perempuan, dan tidak berkeluarga, tidak sombong, malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka, mereka tidak makan, minum atau tidur seperti manusia, mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Malaikat dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki, ia memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.Malaikat memiliki fungsi tertentu, fungsi utama malaikat berkenaan dengan tugasnya terhadap manusia dan sebagai pelaksana kehendak Allah. Malaikat juga berfungsi sebagai utusan penyampaian wahyu, sebagai pengawas manusia, sebagai pencatat segala perbuatan manusia, untuk mendatangkan azab kepada umat yang zalim serta mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah, sebagai pengantar untuk memperkuat para nabi/rasul dan kaum muslimin, menolong dan memintakan ampun bagi mereka yang ada di Bumi, memantu meningkatkan kehidupan rohaniah manusia untuk senantiasa berbuat baik, sebagai penjaga neraka, menyampaikan berita gembira kepada manusia yang berhak masuk surga.Malaikat sangat banyak jumlahnya. Mengenai berapa banyak jumlah malaikat tidak ada yang dapat mengetahui secara pasti kecuali hanya Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya:Artinya: dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan? Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS. Al-Muddatsir:31)Ulama mengatakan: wajib diketahui diketahui dengan jelas sepuluh nama malaikat yang mempunyai tugas-tugas yang tertentu, yaitu Jibril yang tugasnya menyampaikan wahyu, Mikail bertugas mendatangkan rezeki, Israfil berugas meniup sangkakala, Izrail bertugas mengurus perncabutan nyawa, Munkar dan Nakir bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur, Rakib dan Atid bertugas mencatat amal perbuatan yang baik dan jahat manusia ketika masih hidup di dunia, Ridwan bertugas menjaga surga, Malik bertugas menjaga neraka.

II. Makhluk ghaib lainnya.Selain malaikat, Allah juga menciptakan makhluk ghaib lainnya seperti yang sering kita dengar atau kita ketahui yaitu Jin, Iblis dan Setan.Jin, iblis dan setan masih menyisakan kontroversi hingga kini. Namun yang jelas, eksistensi mereka diakui dalam syariat. Sehingga, jika masih ada dari kalangan muslim yang meragukan keberadaan mereka, teramat pantas jika diragukan keimanannya. Dengan adanya berbagai pendapat tentang Jin, iblis dan setan maka kami pemakalah berusaha untuk mejelaskan tentang makhluk ghaib ini sesuai dengan apa yang kami ketahui.Firman Allah swt:Artinya: dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. Al-kahfi : 50)Dari firman Allah diatas, maka dapat kita ketahui bahwa sebenarnya iblis itu merupakan golongan jin yang dulunya pernah berada di surga dan diciptakan sebelum terciptanya manusia. Asal usul jin dan terciptanya jin sebelum manusia dapat kita ketahui berdasarkan firman Allah SwtArtinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al-Hijr: 26-27)Jin dicipatakan oleh Allah dari api yang sangat panas, sedangkan iblis dan setan merupakan golongan dari jin. Kata iblis berasal dari bahasa Arab Iblas yang artinya putus dari rahmat atau kasih sayang Allah. Sedangkan kata setan berasal dari bahasa arab syithana yang artinya jauh. Jadi, setan artinya sangat jauh, yaitu sangat jauh dari kebajikan dan sangat dekat dengan kejahatan.

Setan sebenarnya dari nafsu jelek dari manusia maupun Jin. Iblis adalah nama jin yang dulunya di Surga yang pernah tidak menyukai Adam dan Hawa. Iblis adalah sebutan nama jin seperti nama orang. Sedangkan Jin adalah bangsa jin yang dari keturunan Iblis seperti bangsa manusia yang dari keturunan Adam dan Hawa.Bab III

Kesimpulan

Pengertian Aqidah

Secara etimologi, aqidah berasal dari kata aqd (pengikatan), aqada (ikatan), al-aqdu (ikatan).

Secara terminologi, aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu- raguan.

Fungsi dan Peran Aqidah

a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterimad. Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahire. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. f. memberikan pedoman hidup yang pasti. Tingkatan Aqidah

a) Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya tanpa dipikirkan.

b) Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dan dalil yang diperolehnya.

c) Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, d) Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-dalilKeesaan Allah

Tauhid atau keesaan Allah merupakan hakikat terpenting (raison detre) bagi keberadaan manusia, baik dalam kehidupan di dunia maupun di hari perhitungan; atau di alam akhirat yang dilanjutkan dengan kehidupan surga atau di neraka.Malaikat dan Makhluk Gaib lainnya

Malaikat itu adalah jisim-jisim halus yang dianugerahi kemampuan untuk mengubah bentuknya oleh Allah dengan rupa yang bermacam-macam, dan tempat mereka adalah di langit.Selain malaikat, Allah juga menciptakan makhluk gaib lain yaitu jin, iblis, dan setan. Mereka diciptakan sebelum manusia dengan api yang panas.

Bab IV

Penutup Saran

Demikian Makalah ini kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Pemakalah menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan yang belum tersampaikan di makalah ini, untuk itu saran dan kritikannya yang bersifat membangun bagi pemakalah sangat kami harapkan. Sekian dari kami, apa bila ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf. Atas perhatian pembaca kami sampaikan terima kasih.

Daftar KepustakaanAlim, Muhammad, 2002, Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT Remaja Rosdakarya.Latif, Zaky Mubarok, dkk. 2001. Akidah Islam. Yogjakarta. UII Press.http://www.google.com , PERTANYAAN1. Aqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan oleh orang lain. Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya orang itu. Sebutkan tingkatan-tingkatan aqidah tersebut!Jawab:Tingkatan aqidah tersebut adalah:

Taqlid

Yakin

Ainul Yakin

Haqqul yakin

2. Tauhid atau pengesaan Allah memainkan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Tauhid menjadi pemancar kebaikan didunia dan keselamatan diakhirat.Sebutkan jenis-jenis tingkatan dalam keesaan Allah SWT atau Tauhid!

Jawab:para ulama mengatakan bahwa ada lima tingkatan tauhid. Pertama, Tauhid dalam Zat Kedua, Tauhid dalam Sifat Ketiga, Tauhid dalam Perbuatan Keempat, Tauhid dalam Ibadah Kelima, Tauhid dalam kekuasaan Hukum3. Malaikat adalah makhluk Allah yang berjisim, tidak dapat dilihat, dirasa dan dilihat oleh mata. Dan kita sebagai makhluk Allah haruslah beriman kepada Malaikat Allah. Sebutkan pengertian Iman kepada Malaikat!Jawab: Beriman kepada malaikat adalah percaya bahwa malaikat itu benar-benar ada, diciptakan oleh Allah Swt dalam alam ghaib, yaitu dari nur atau cahaya dan mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan ketentuan Allah. Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai malaikat, yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya.

4. Malaikat memiliki fungsi tertentu. Jelaskan fungsi-fungsi dari Malaikat!Jawab: Fungsi utama malaikat berkenaan dengan tugasnya terhadap manusia dan sebagai pelaksana kehendak Allah. Malaikat juga berfungsi sebagai utusan penyampaian wahyu, sebagai pengawas manusia, sebagai pencatat segala perbuatan manusia, untuk mendatangkan azab kepada umat yang zalim serta mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah, sebagai pengantar untuk memperkuat para nabi/rasul dan kaum muslimin, menolong dan memintakan ampun bagi mereka yang ada di Bumi, memantu meningkatkan kehidupan rohaniah manusia untuk senantiasa berbuat baik, sebagai penjaga neraka, menyampaikan berita gembira kepada manusia yang berhak masuk surga.

5. Jin dicipatakan oleh Allah dari api yang sangat panas, sedangkan iblis dan setan merupakan golongan dari jin. Jelaskan pengertian dari iblis dan setan!

Jawab: Kata iblis berasal dari bahasa Arab Iblas yang artinya putus dari rahmat atau kasih sayang Allah. Sedangkan kata setan berasal dari bahasa arab syithana yang artinya jauh. Jadi, setan artinya sangat jauh, yaitu sangat jauh dari kebajikan dan sangat dekat dengan kejahatan.

6. Salah satu tingkatan tauhid keesaan Allah SWT adalah Tauhid dalam Zat. Jelaskan maksud dari Tauhid dalam zat!

Jawab: Maksudnya adalah bahwa Allah adalah Satu, tidak mempunyai sekutu dan tandingan; tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Zat Allah yang suci tidaklah tersusun dari bagian-bagian seperti jasad mahluk hidup. Zat-Nya sangat sempurna dan tidak serupa dengan zat-zat lainnya.

7. Aqidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Sebutkan pengaruh dari aqidah tauhid!

Jawab: 1) Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik2) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu akan harga diri3) Membentuk manusia jujur dan adil4) Menghilangkan sifat murung dan putus asa 5) Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme6) Menciptakan hidup damai dan ridha.7) Membentuk manusia menjadi taat, patuh dan disiplin menjalankan perintah dan larangan Allah.

8. Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi seorang muslim. Apa tujuan dari keyakinan yang mendasar tersebut?Jawab: Keyakinan yang mendasar itu menopang seluruh perilaku, membentuk dan memberi corak dan warna kehidupannya dengan hubungannya dengan makhluk lain dan hubungan dengan Tuhan.

9. Apa maksud dari tauhid merupakan raison detre?Jawab: Tauhid atau keesaan Allah merupakan hakikat terpenting bagi keberadaan manusia, baik dalam kehidupan di dunia maupun di hari perhitungan; atau di alam akhirat yang dilanjutkan dengan kehidupan surga atau di neraka.10. Sebutkan pengertian aqidah yang berasal dari kata aqada!Jawab: Aqidah berasal dari kata aqada artinya ikatan dua utas tali dalam satu buhul sehingga bersambung. Aqad berarti pula janji, ikatan (kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian.