Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    1/25

    KARYA TULIS ILMIAH

    AL -ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) IV

    PENGANTAR STUDI HADITS

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Yang Diberikan Oleh

    Dosen Mata Kuliah : Wahyu Fajar Nugraha, S.HI., MA

    Disusun Oleh :

    1. Aat Mujizat (13040001)

    2. Latif Yudha Arditama (13040021)

    3. Mala Oktaviani (13040023)

    4. Reza Sudrajat (13040061)

    5. Astrianingsih (13040057)

    6. Atria Siti Anggraini (13040005)

    SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

    JL. RAYA PEMDA TIGARAKSA KM 4 NO. 13

    TANGERANG

    2015

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    2/25

    KARYA TULIS ILMIAH

    AL -ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) IV

    PENGANTAR STUDI HADITS

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Yang Diberikan Oleh

    Dosen Mata Kuliah : Wahyu Fajar Nugraha, S.HI., MA

    Disusun Oleh :

    1. Aat Mujizat (13040001)

    2. Latif Yudha Arditama (13040021)

    3. Mala Oktaviani (13040023)

    4. Reza Sudrajat (13040061)

    5. Astrianingsih (13040057)

    6. Atria Siti Anggraini (13040005)

    SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

    JL. RAYA PEMDA TIGARAKSA KM 4 NO. 13

    TANGERANG

    2015

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    3/25

    Karya Tulis Ilmiah | Abstrak ii

    Allah telah menciptakan Al- Quran sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat

    manusia, Al-Quran mengandung segala permasalahan secara paripurna dan

    lengkap, baik menyangkut masalah duniawi maupun ukhrawi, tidak ada suatu

    masalah yang tertinggal, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al- Anam (6)

    ayat : 38.

    Yang Artinya : Tidak ada sesuatu yang kami tinggalkan dalam Al-Kitab.

    Keterangan dalam Al-Quran sangat sempurna dan tidak meninggalkan

    sesuatu, tetapi penjelasan/maknanya yang secara global perlu diterangkan secara

    rinci dari sunnah, oleh karena itu salah satu fungsi Hadits terhadap Al- Quran

    yaitu sebagai penjelas makna-makna kandungan tersebut. Al- Quran merupakan

    sumber hukum Islam yang utama, diikuti dengan Hadits yang merupakan sumber

    hukum kedua dalam Islam setelah Al-Quran. Karena itu, mempelajari Hadits

    merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam.

    Ilmu hadits timbul sejak masa Rasulullah, perhatian para sahabat terhadap

    sunnah sangat besar. Demikian juga perhatian generasi setelah tabi tabiin.

    Mereka memelihara hadits dengan cara menghapal, mengingat bermudzakarah,

    menulis, menghimpun, dan mengodifikasikannya kedalam kitab-kitab hadits yang

    tidak terhitung jumlahnya. Akan tetapi di samping gerakan pembinaan hadits

    tersebut, timbul pula kelompok minoritas atau secara individual bedusta membuat

    hadits yang disebut dengan hadits mawdhu ( hadits palsu). Salah satu upaya para

    ulama dalam membendung tersebarnya hadits mawwdhu yaitu dengan

    mempersyaratkan adanya sanad (Sandaran periwayatan) bagi perawi hadits,

    membuat kaidah-kaidah penerimaan hadits yang diterima dan ditolak dan lain-

    lain.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    4/25

    Karya Tulis Ilmiah | Daftar Isi iii

    LEMBAR JUDUL ...................................................................................... i

    ABSTRAK .................................................................................................. ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

    PEMBAHASAN

    PENGANTAR STUDI HADITS

    A. Pengertian Hadits ............................................................................... 1

    B. Kedudukan Hadits ............................................................................. 21. Hadits Sumber Hukum Islam ......................................................... 2

    2. Dalil-Dalil Kehujahan Hadits ........................................................ 3

    C. Fungsi Hadits Terhadap Al- Quran .................................................... 6

    1. Bayan Taqrir .................................................................................... 6

    2. Bayan Tafsir ..................................................................................... 6

    3. Bayan Naskhi ................................................................................... 8

    4. Bayan Tasyrii ................................................................................... 8

    D. Macam-Macam Hadits....................................................................... 9

    E. Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya...................................... 10

    1. Ilmu Hadits ................................................................................... 10

    2. Objek Kajian Ulumul Hadits ........................................................... 15

    F. Istilah-Istilah dalam Ilmu Hadits........................................................ 17

    KESIMPULAN........................................................................................... 20

    SARAN ....................................................................................................... 20

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    5/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Pengertian Hadits 1

    PEMBAHASAN

    PENGANTAR STUDI HADITS

    A. Pengertian Hadits

    Hadits mempunyai beberapa sinonim/muradif menurut para pakar ilmu

    hadits yaitu Sunnah, Khabar, dan Atsar . Kata Hadits ( Haditst ) berasal dari

    akar kata:

    Hadits dari akar kata di atas memiliki beberapa maka, di antaranya :

    1.

    (al-jiddah = baru).

    .2

    ath-thari) = lunak, lembut dan baru).

    .3 (al-khabar = berita, pembicaraan dan perkataan).Makna etimologis ketiga di atas lebih tepat dalam konteks istilah

    ulumul hadits, karena yang dimaksud hadits disini adalah berita yang

    datang dari Nabi SAW, sedangkan makna pertama dalam konteks teologis

    bukan kontek ilmu hadits.

    Menurut Abu Al- Baqa hadits ( haditst ) adalah kata benda ( isim) darikata at- tahdist yang diartikan al-ikhbar = pemberitaan, kemudian menjadi

    termin nama suatu perkataan, perbuatan, dan persetujuan yang disandarkan

    kepada Nabi Muhammad SAW.

    Dari kata terminologi, Mahmud Ath-Thahan (Guru besar Hadits di

    Fakultas Syariah dan Dirasah Islamiyah di Universitas Kuwait)

    mendefinisikan Hadits adalah sesuatu yang datang dari Nabi saw baik

    berupa perkataan atau perbuatan dan atau persetujuan.Berdasarkan definisi diatas, dapat dikatakan bahwa hadits merupakan

    sumber berita yang datang dari Nabi saw dalam segala bentuk baik berupa

    perkataan, perbuatan, maupun sikap persetujuan. Definisi diatas

    memberikan kesimpulan, bahwa hadits mempunyai 3 komponen yakni:

    a. Hadits Perkataan yang disebut dengan hadits qawli. Misalnya sabda

    beliau.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    6/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Kedudukan Hadits 2

    b. Hadits Perbuatan, disebut hadits fili misalnya shalatnya beliau, haji,

    perang dan lain-lain.

    c. Hadits Persetujuan, disebut hadits taqriri , yaitu suatu perbuatan atau

    perkataan di antara para sahabat yang disetujui Nabi. Misalnya, Nabi

    diam ketika melihat bahwa bibi Ibnu Abbas menyuguhi beliau dalam

    satu nampan berisikan minyak samin, mentega, dan daging binatang

    dhabb (semacam biawak tetapi bukan biawak). Beliau makan sebagian

    dari mentega dan minyak samin itu dan tidak mengambil daging

    binatang dhabb karena jijik. Seandainya haram tentunya daging tersebut

    tidak disuguhkan kepada beliau. (HR. Al-Bukhari)

    Untuk memudahkan pemahaman kita berikut ini digambarkan denah

    komponen atau bagian bagian dalam hadits:

    B. Kedudukan Hadits

    1. Hadits Sumber Hukum Islam

    Dari segi urutan tingkatan dasar Islam, sunnah menjadi dasar hukum Islam

    (tasyriiyyah) kedua setelah Alqu ran, hal ini dikarenakan beberapa alasan

    berikut :

    a. Fungsi sunnah sebagai penjelas terhadap Alquran

    Teks Alquran sebagai pokok asal, sedang sunnah sebagai penjelas

    (tafsir) yang dibangun karenanya. Alquran mengandung segala

    permasalahan secara paripurna dan lengkap, baik menyangkut masalah

    duniawi maupun ukhrawi, tidak ada suatu masalah yang tertinggal,

    sebagaimana firman Allah dalam Surah Al- Anam (6) : 38.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    7/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Kedudukan Hadits 3

    Tidak ada sesuatu yang kami tinggalkan dalam Al-Kitab.

    Keterangan Al-Quran sangat sempurna tidak meninggalkan sesuatu,tetapi penjelasannya secara global maka perlu diterangkan secara rinci

    dari sunnah.

    b. Mayoritas sunnah relatif kebenarannya (zhanniy ats-tsubut)

    Sunnah, diantaranya bahkan yang mayoritas ahad (periwayatnya

    secara individual) memberikan faedah relatif kebenarannya (zhanni ats-

    tsubut) bahwa ia dari Nabi, meskipun secara umum dapat dikatakan

    qathi ats -tsubut.

    Sunnah sebagai sumber hukum Islam kedua, yakni setelah Alquran

    selalu berintegrasi dengan Alquran. Beragama tidak mungkin bisa

    semp urna tanpa sunnah, sebagaimana syariah tidak mungkin sempurna

    tanpa didasarkan kepada sunnah.

    2. Dalil-Dalil Kehujahan Hadits

    Terdapat beberapa dalil yang menunnjukkan atas kehujahan sunnah

    dijadikan sebagai sumber hukum Islam, yaitu sebagai berikut :

    a. Dalil Alquran

    Banyak ayat-ayat Alquran yang memerintahkan patuh kepada Rasul

    dan mengikuti sunnahnya. Perintah patuh kepada Rasul berarti perintah

    mengkuti sunnah sebagai hujah, antara lain :

    1) Konsekuensi iman kepada Allah adalah taat kepada-Nya,

    sebagaimana firman Allah dalam surah Ali Imran (3) : 179

    Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika

    kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.

    Beriman kepada Rasul berarti taat kepada apa yang disampaikan

    kepada umatnya baik Alwuran maupun hadits yang dibawanya.

    2) Perintah beriman kepada Rasul dibarengkan dengan beriman kepada

    Allah, sebagaimana dalam surah An- Nisa (4) : 136

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    8/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Kedudukan Hadits 4

    Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah

    dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-

    Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.

    3) Kewajiban taat kepada Rasul karena menyambut perintah Allah,

    sebagaimana dalam surah An- Nisa (4) : 64

    Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati

    dengan seizin Allah.

    4) Perintah taat kepada Rasul bersama perintah taat kepada Allah,

    sebagaimana dalam surah Ali Imran (3) : 32

    Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling,

    maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".5) Perintah taat kepada Rasul secara khusus, sebagaimana dalam surah

    Al-Hasyr (59) : 7

    Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang

    dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.

    b. Dalil Hadits

    Hadits yang dijadikan dalil kehujahan Sunnah diantaranya, yaitu :

    .... Taroktu fikum amroini lan tadillu matamassaktum bihima

    kitabillahi wasunnati nabiyyih ....

    Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat

    selama berpegang teguh kepada keduanya yaitu kitab Allah dan

    Sunnahku. (HR. Al-Hakim dan Malik)

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    9/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Kedudukan Hadits 5

    c. Ijma Para Ulama

    Para ulama telah sepakat (konsensus) bahwa sunnah sebagai salah

    satu hujah dalam hukum Islam setelah Alquran. Asy- Syafii (w. 204 H)

    mengatakan: Aku tidak mendengar seseorang yang dinilai manusia

    atau oleh diri sendiri sebagai orang alim yang menyalahi kewajiban

    Allah untuk mengikuti Rasul dan berserah diri atas keputusannya. Allah

    tidak menjadikan orang setelahnya kecuali agar mengikutinya. Tidak

    ada perkataan dalam segala kondisi kecuali berdasarkan Kitab Allah

    atau sunnah Rasul-Nya .

    Demikian juga ulama lain, seperti As-Suyuthi (w.911 H)

    berpendapat bahwa orang yang mengingkari kehujahan hadits Nabi

    baik perkataan dan perbuatannya yang memenuhi syarat-syarat yang

    jelas dalam Ilmu Ushlul adalah kafir, keluar dari Islam dan digiring

    bersama orang Yahudi dan Nashrani atau bersama orang yang

    dikehendaki Allah dari pada kelompok orang-orang kafir. Kehujahan

    dan kemandiriannya sebagai sumber hukum Islam merupakan

    keharusan (dharuri) dalam beragama. Orang yang menyalahinya tidak

    ada bagian dalam beragama Islam. Para ulama dahulu dan sekarangsepakat bahwa sunnah menjadi dasar kedua setelah Alquran. Fuqaha

    sahabat selalu bereferensi pada sunnah dalam menjelaskan Alquran dan

    dalam ber- istinbath hukum yang tidak dapat didapati dalam Alquran.

    Dari berbagai pendapat di atas kiranya dapat disimpulakan bahwa :

    1) Para ulama sepakat bahwa sunnah sebagai hujah, semua umat Islam

    menerima dan mengikutinya, kecuali sekelompok minoritas.

    2) Kehujahan sunnah adakalanya sebagai mubayyin (penjelas) terhadapAlquran atau berdiri sendiri sebagai hujah untuk menambah hukum-

    hukum yang belum diterangkan dalam Alquran.

    3) Kehujahan sunnah berdasarkan dalil-dalil yang qathi (pasti), baik

    dari ayat-ayat Alquran atau hadits Nabi dan atau rasio yang sehat

    maka bagi yang menolaknya dihukum murtad.

    Sunnah yang dijadikan hujah tentunya sunnah yang telah memenuhi

    persyaratan shahih, baik mutawatir atau ahad.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    10/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Fungsi Hadits Terhadap Al- Quran 6

    C. Fungsi Hadits Terhadap Al- Quran

    Fungsi Hadits terhadap Al- Quran secara umum adalah untuk

    menjelaskan makna kandungan Al- Quran yang sangat dalam dan global atau

    li al-bayan (menjelaskan) sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-

    Nahl : 44

    Artinya:

    Dan kami turunkan kepadamu Al- Quran, agar kamu menerangkan

    kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya

    mereka memikirkan.Hanya penjelasan itu kemudian oleh para ulama diperinci ke berbagai

    bentuk penjelasan, yaitu sebagai berikut:

    1. Bayan Taqrir

    Posisi hadits sebagai penguat ( Taqrir ) atau memperkuat keterangan

    Al-Quran ( takid ).Sebagian ulama menyebut bayan takid atau bayan

    taqrir . Artinya hadits menjelaskan apa yang sudah dijelaskan Al- Quran,

    misalnya hadits tentang shalat, zakat, puasa, dan haji, menjelaskan ayat-ayat Al- Quran tentang hal itu juga:

    2. Bayan Tafsir

    Yang dimaksud dengan Bayan Tafsir adalah bahwa kehadiran hadits

    berfungsi untuk memberikan rincian dan tafsiran terhadap ayat-ayat al-

    Quran yang masih bersifat global (mujmal), memberikan penjelasan atau

    batasan (taqyid) ayat-ayat Al-Quran yang bersifat mutlak, dan

    mengkhususkan terhadap ayat-ayat al-Quran yang bersifat umum seperti

    shalat dan puasa. Oleh karena itu Rasulullah SAW Melalui haditsnya

    menafsirkan dan menjelaskan masalah-masalah tersebut. 1

    a. Tafshil Al-Mujmal

    Hadits memberi penjelasan secara terperinci pada ayat-ayat Al-

    Quran yang bersifat global ( tafshil al-mujmal = memperinci yang

    global), baik menyangkut masalah ibadah maupun hukum, sebagian

    1

    Rahman, Andi. 2011. Kajian Ulumul Hadits. (Jakarta Selatan : Fakultas Ushuluddin, InstitutPerguruan Tinggi Ilmu Al-Quran, 2011) hal : 19.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    11/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Fungsi Hadits Terhadap Al- Quran 7

    ulama menyebutnya bayan tafshil atau bayan tafsir . Misalnya perintah

    shalat pada beberapa ayat dalam Al- Quran yang diterangkan secara

    global dirikanlah shalat tanpa disertai petunjuk bagaimana

    pelaksanaannya berapa kali sehari semalam, berapa rakaat, kapan

    waktunya, rukun-rukunnya dan lain sebagainya.

    b. Takhshish Al-Amm

    Hadits memutuskan ayat-ayat Al- Quran yang umum, sebagian

    ulama menyebut bayan takhshish . Misalnya ayat-ayat tentang waris

    dalam Surah An-Nisa : 11

    Artinya:

    Allah mensyariatkan bagimu tentang (bagian pusaka untuk) anak-

    anamu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua

    orang perempuan.

    Kandungan ayat diatas mejelaskan pembagian harta pusaka

    terhadap ahli waris, baik anak laki-laki, anak perempuan, satu, dan atau

    banyak, orang tua (bapak dan ibu) jika ada anak atau tidak anak, jika

    ada saudara atau tidak ada dan seterusnya. Ayat harta warisan ini

    bersifat umum, kemudian dikhususkan ( takhshish ) dengan hadits Nabi

    yang melarang mewarisi harta peninggalan para Nabi, berlainan agama,

    dan pembunuh.

    c. Taqyid Al-Muthlaq

    Hadits membatasi kemutlakan ayat-ayat Al- Quran.Artinya Al -

    Quran keterangannya secara mutlak, kemudian di -takhshish dengan

    hadits yang khusus. Sebagian ulama menyebut bayan taqyid . Misalnya

    firman Allah dalam Surah Al-Maidah : 38

    Artinya:

    Pencuri lelaki dan pencuri perempuan, maka potonglah tangan-

    tangan mereka.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    12/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Fungsi Hadits Terhadap Al- Quran 8

    Pemotongan tangan pencuri dalam ayat diatas secara mutlak nama

    tangan tanpa dijelaskan batas tangan yang harus dipotong apakah dari

    pundak, sikut, dan pergelangan tangan. Kata tangan mutlak meliputi

    hasta dari bahu pundak, lengan, dan sampai telapak tangan.Kemudian

    pembatasan itu baru dijelaskan dengan hadits ketika ada seorang

    pencuri datang ke hadapan Nabi dan diputuskan hukuman dengan

    pemotongan tangan, maka dipotong pada pergelangan tangan.

    3. Bayan Naskhi

    Hadits menghapus ( nasakh ) hukum yang diterangkan dalam Al-

    Quran. Misalnya kewajiban wasiat yang diterangkan dalam Surah Al-

    Baqarah : 180

    4. Bayan Tasyrii

    Hadits menciptakan hukum syariat ( tasyri ) yang belum dijelaskan

    oleh Al- Quran. Dalam hadits terdapat hukum-hukum yang tidak

    dijelaskan di Al- Quran, ia bukan penjelas dan bukan penguat ( takid ).

    Tetapi sunnah sendirilah yang menjelaskan sebagai dalil atau ia

    menjelaskan yang tersirat dalam ayat Al- Quran. Misalnya, keharaman jual

    beli dengan berbagai cabangnya menerangkan yang tersirat dalam SurahAl-Baqarah : 275 dan An-Nisa : 29

    Demikian juga keharaman makan daging keledai ternak, keharaman

    setiap binatang yang berbelai, dan keharaman menikahi seorang wanita

    bersama bibi dan paman wanitanya. Hadits tasyri diterima oleh para ulama

    karena kapasitas hadits juga sebagai wahyu Allah SWT yang menyatu

    dengan Al- Quran, hakikatnya ia juga merupakan penjelasan secara

    implisit dalam Al- Quran.

    Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini dipaparkan denah singkat

    fungsi hadits terhadap Al- Quran:

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    13/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Macam-Macam Hadits 9

    Gambar diatas menunjukkan adanya hubungan antara Al- Quran

    dengan hadits Nabi secara integral. Hadits berfungsi menjelaskan Al-

    Quran dengan beberapa bentuk penjelasan yakni bayan tafsir seperti

    takhshish al-amm, taqyid al-muthlaq, dan tafshil al-mujmal, bayan taqrir,

    atau bayan takid, bayan taskhi, dan bayan tasyri.

    D. Macam-Macam Hadits

    Hadits itu terbagi menjadi tiga macam : Shahih, Hasan dan Dhaif. 2

    1. Hadits Shahih adalah hadits yang bersih dari celaan pada sanad (silsilah

    perawi)-nya dan matan (kandungan hadits)-nya. Di antara hadits shahih

    ada yang telah disepakati keabsahannya (muttafaq ala ihi), yaitu hadits

    yang dikumpulkan oleh dua orang Imam (Bukhari dan Muslim) di dalam

    kitab Shahih mereka.

    2. Hadits Hasan adalah hadits yang derajatnya di bawah hadits shahih dalam

    hal tingkat kekuatan hafalan dan kecermatan (para perawinya). Generasi

    sebelumnya menyebutnya dengan nama al-Khabar al-Qawi (hadits yang

    kuat).

    3. Hadits Dhaif adalah hadits yang tidak termasuk salah satu dari kedua

    macam hadits di atas.

    2

    Syaikh DR. Muhammad bin Hadi al-Madkhl. Ringkasan Ilmu Hadits Bagi Pemula. (Portal-Islam.net. 2012) hal : 3.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    14/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya 10

    E. Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya

    1. Ilmu Hadits

    Ilmu hadits timbul sejak masa Rasulullah perhatian para sahabat

    terhadap sunnah sangat besar. Demikian juga perhatian generasi setelah

    tabi tabiin. Mereka memeli hara hadits dengan cara menghapal,

    mengingat bermudzakarah, menulis, menghimpun, dan

    mengodifikasikannya kedalam kitab-kitab hadits yang tidak terhitung

    jumlahnya.

    Akan tetapi di samping gerakan pembinaan hadits tersebut, timbul

    pula kelompok minoritas atau secara individual bedusta membuat hadits

    yang disebut dengan hadits mawdhu (hadits palsu).

    Kondisi hadits pada masa perkembangan sebelum pengodifikasian dan

    filterisasi pernah mengalami pembaruan dan kesimpangsiuran di tengah

    jalan sekalipun hanya minoritas saja. Oleh karena itu, para ulama bangkit

    mengadakan riset hadits-hadits yang beredar dan meletakkan dasar kaidah-

    kaidah atau peraturan-peraturan yang ketat bagi seorang yang

    meriwayatkan hadits yang nantinya ilmu ini disebut ilmu hadits. Dr. M.

    Syuhudi Ismail menjelaskan latar belakang perlunya penelitian haditskarena enam hal, empat diantaranya hadits Nabi sebagai salah satu

    sumber ajaran Islam, tidak seluruh hadits tertulis pada zaman Nabi masih

    hidup, telah timbul berbagai pemalsuan hadits, dan proses pembukuan

    hadits memakan waktu yang lama. Salah satu upaya dalam membendung

    tersebarnya hadits maw dhu para ulama mempersyaratkan adanya sanad

    (Sandaran periwayatan) bagi perawi hadits, membuat kaidah-kaidah

    penerimaan hadits yang diterima dan ditolak dan lain-lain.

    Pengertian Ilmu Hadits

    Dari segi ilmu hadits terdiri dari dua kata yakni ilmu dan hadits secara

    sederana ilmu artinya pengetauan, knowledge, dan science dan hadits

    artinya sebagaimana dijelaskan pada awal bab lalu yakni segala sesuatu

    yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik dari perkataan perbuatan

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    15/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya 11

    maupun persetujuan. Para ulama ahli hadits banyak yang memberikan

    definisi ilmu hadits diantaranya Ibnu Hajar Al-Asqalani :

    Adalah mengetahui kaidah-kaidah yang dijadikan sambungan untuk

    mengetahui (keadaan) perawi dan yang diriwayatkan.

    Atau definisi yang lebih rigkas :

    Kaidah-kaidah yang mengetahui keadaan perawi dan yang diriwayatkan.

    Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa ilmu adalah ilmu yang

    membicarakan tentang keadaan atau sifat para perawi dan yang

    diriwayatkannya. Perawi adalah orang-orang yang membawa, menerima,

    dan menyampaikan berita dari Nabi yaitu mereka apaka bertemu langsung

    dengan pembawa berita aau tidak, bagaimana sifat kejujuran dan keadilan

    mereka dan bagaimana daya ingat mereka apakah sangat kuat atau lemah.

    Sedangkan maksud yang diriwirayatkan ( marwi ) terkadang guru-guru

    perawi yang membawa berita dalam sanad suatu hadits atau isi berita

    (matan) yang diriwayatkan, apakah terjadi keganjilan jika dibandingkan

    dengan sanad atau matan perawi yang lebih kredibel ( tsiqah ). Dengan

    mengetahui hal tersebut, dapat diketahui mana hadits yang shahih dan

    yang tidak shahih.Ilmu yang dibicarakan tentang hal tersebut dinamakan ilmu hadits riwayah

    dan ilmu hadits dirayah.

    a. Ilmu Hadits Riwayah

    Menurut bahasa riwayah dari akar kata rawa, yarwi, riwayatan yang

    berarti an-naql = memindakan dan penukilan, adz-zikir = penyebutan,

    dan al-fatl = pemintalan. Seolah-olah dapat dikatakan periwayatan

    adalah memindahkan berita atau menyebutkan berita dari orang tertentukepada orang lain dengan dipertimbangkan / dipintal kebenarannya.

    Dalam bahasa Indonesia sering disebut riwayat dalam arti

    memindahkan berita dari sumber berita kepada orang lain. Atau

    memindahkan sunnah dan sesamanya dan menyandarkan sunnah

    tersebutnya atau yang lainnya. Ilmu hadits Riwayah, secara istilah

    menurut pendapat yang terpilih sebagaimana yang dikemukakan Dr.

    Shubhi Ash-Shalih ialah :

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    16/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya 12

    Ilmu hadits Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang

    periwayatan secara teliti dan berhati-hati bagi segala sesuatu yang

    disandarkan kepada Nabi baik berupa perkataan, perbuatan,

    persetujuan, dan maupun sifat serta segala sesuatu yang disandarkan

    kepada sahabat dan tabiin.

    Ilmu yang mempelajari tentang segala perkataan kepada Nabi segala

    perbuatan beliau, periwayatannya, batasan-batasannya, dan ketelitian

    segala redaksinya.

    Kedua definisi di atas memberikan konotasi makna yang sama

    yakni objek pembahasannya adalah perkataan Nabi atau perbuatannya

    dalam bentuk periwayatan tidak semata-mata datang sendiri. Ilmu ini

    disebut ilmu riwayah, karena semata hanya meriwayatkan apa yang

    disandarkan kepada Nabi.

    Objek pembahasan ilmu ini adalah dari Nabi ( dzatiyat ar-rasul )

    baik dari segi perkataan, perbuatan, mapun persetujuan beliau, dan

    bahkan sifat-sifat beliau yang diriwayatkan secara teliti dan berhati-hati

    tanpa membicarakan nilai shahih atau tidaknya. Periwayatan hadits dari Nabi atau dapat dikatakan dari fokus pembicaraan hanya pada

    periwayatan yang mennyangkut diri Nabi dari segala aspek

    tersebut.tentunya kata periwayatan menyangkkut siapa yang menjadi

    pewari ( rawi ) dari siapa ia meriwayatkan suatu berita ( marwi anhu ),

    dan apa isi berita yang diriwayatkan ( marwi ). Dengan demikian, ilmu

    hadits riwayah mempelajari periwayatan yang mengakumulasi apa,

    siapa, dan dari siapa berita itu diriwayatkan tanpa mempersyaratkanshahih atau tidaknya suatu periwayatan, sahih atau tindakannya suatu

    periwayatan bukan bagian ilmu Hadits Riwayah.

    Fokus pembahasan ilmu Hadits Riwayah atau penekanan

    pembahasannya memang matan yang diriwayatkan itu sendiri, karena

    memang perkataan dan perbuatan Rasul itu adanya pada matan. Namun

    matan ini tidak mungkin muncul dengan sendirinya tanpa ada sanadnya,

    bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa rukun hadits itu dari sanad

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    17/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya 13

    bukan dinamakan hadits, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian,

    perkembangan Ilmu Hadits Riwayah tidak bisa lepas dari ilmu Hadits

    Dirayah .

    Pendiri Ilmu Hadits Riwayah adalah Muhammad bin Syihab Az-

    zuhri yakni orang pertama melakukan penghimpunan Ilmu Hadits

    Riwayah secara formal berdasarkan intruksi oleh khalifah Umar bin

    Abdul Aziz (sebagaimana pada bab yang lalu sejarah pembinaan

    hadits).

    Kegunaan dan manfaat mempelajari Ilmu Hadits Riwayah

    diantaranya adalah:

    1) Memelihara hadits secara berhati-hati dari segala kesalahan dankekurangan dalam periwayatan.

    2) Memelihara kemurnian Syariah Islamiyah karena sunnah atau hadits

    adala sumber hokum Islam setela Al- Quran.

    3) Menyebarluaskan sunnah kepada seluruuh umat Islam sehingga

    sunnah dapat siterima oleh seluruh umat manusia.

    4) Mengikuti dan meneladani akhlak Nabi karena tingkah laku dan

    akhlak beliausecara terperinci dimut dalam hadits.5) Melaksanakan hukum-hukum Islam serta memelihara hadits sebagai

    sumber Syariat Islam tanpa mempelajari Ilmu Hadits Riwayah ini.

    b. Ilmu Hadits Dirayah

    Ilmu Hadits Dirayah dari segi bahasa kata dirayah berasal dari kata

    darayardi, daryan, dirayatan/dirayah = pengetahuan, jadi yang dibahas

    nanti dari segi pengetahuannya yakni pengetauan tentang hadits atau

    pengantar ilmu hadits. Secara istilah Ilmu yang mempelajari tentanghakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macam-macamnya, dan hukum-

    hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, macam-macam

    periwayaatann, dan hal-hal yang berkaitan dengannya?

    Untuk memperjelas definisi diatas perlu dikemukakan terperinci :

    a) Maksud hakikat periwayatan pada definisi di atas memindahkan

    berita dalam sunnah atau sesamanya dan menyandarkannya kepada

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    18/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya 14

    orang yang membawa berita atau yang menyampaikan berita

    tersebut atau kepada yang lainnya.

    b) Syarat-syarat periwayatan maksudnya kondisi perawi ketika

    menerima ( tahammul) periwayatan hadits, apakah menggunakan

    metode as- sama (murid mendengar penyampaian guru), al- qiraah

    (murid membaca guru mendengar), al-ijazah (guru memberi izin

    murid untuk meriwayatkan haditsnya), dan lain-lain.

    c) Macam-macamnya yakni macam-macam periwayatan apakah

    bertemu langsung ( sanad muttashil) atau terputuus ( inqitha).

    d) Hukum-hukumnya, diterima ( moqbat) atau ditolak ( mardad) .

    e) Keadaan para perawi, seorang perawi ketika menerima (tahammud) dan menyampaikan ( ada) hadits, adil atau tidak , dimana tempat

    tinggal, lahir dan wafatnya. Sedang kondisi marwi maksudnya hal-

    hal yang berkaitan dengan persyaratan periwayatan ketika tahammul

    (menerima hadits ) dan ada (menyampaikan periw ayatan),

    persambungan sanad dan tidaknya, dan lain-lain. Demikian juga

    berita yang diriwayatkan itu apakah rasional tau tidak, bertentangan

    dengan Al- Quran atau tidak, dan seterusnya. f) Macam-macam periwayatan, artinya hadits atau atsar macam-

    macam bentuk pembukuannya apakah Musnad, Mujam, Ajza, dan

    lain-lain.

    g) Hal-hal yang berkaitan dengannya, mengetahui istilah-istilah ahli

    hadits.

    c. Perbedaan Antara Ilmu Hadits Riwayah Dan Ilmu Hadits Dirayah :

    Ilmu hadits Riwayah perannya adalah meriwayatkan, menghimpun,menelusuri, menfilter, dan mengklasifikasikannya kepada berbagai

    tingkatan dan aneka macam, mana hadits mana yang bukan hadits,

    mana sabda Nabi dan mana perkaaan atau fatwa sahabat, mana hadits

    yang diterima ( maqbul ) dan mana hadits yang tertolak ( mardid).

    Sedangkan ilmu hadits riwayah sebagai produknya yang telah matang

    dari proses penelusuran tersebut, atau dalam kalimat lain ilmu hadits

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    19/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya 15

    dirayah sebagai input , sedangkan ilmu hadits riwayah saja tanpa

    disertai ilmu hadits dirayah.

    2. Objek Kajian Ilmu/Ulumul Hadits

    a. Ilmu Rijal al- Hadits 3

    Ilmu yang membahas para perawi hadit s, baik dari Sahabat, dari tabi in

    maupun dari periode sesudahnya. Dengan ilmu ini kita dapat

    mengetahui keadaan para perawi yang menerima hadits dari Rasululloh

    dan keadaan para perawi yang menerima hadits dari sahabat dan

    seterusnya. Di dalam ilmu ini diterangkan tarikh ringkas dari riwayat

    hidup para perawi, madzhab yang dianut oleh para perawi dan keadaan-

    keadaan para perawi itu menerima hadits.

    b. Ilmu Jarhi wat Ta dil 4

    Ilmu Jarhi wat Ta dil pada hakikatnya satu bagian dari ilmu rijalul

    hadits, akan tetapi oleh karena bagian ini dipandang penting, kemudian

    jadilah suatu ilmu yang berdiri sendiri. Yang dimaksud dengan Ilmu

    Jarhi wat Ta dil adalah ilmu yang menerangkan tentang hal catatan-

    catatan yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang penta dilanya(memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus

    dan tentang martabat- martabat kata-kata itu.

    c. Ilmu Fan al-Mubhamat

    Adalah ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut

    namanya didalam matan atau didalam sanad.

    d. Ilmu Ilal al- Hadits

    Ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata,yang dapat mencacatkan hadits, jelasnya ilmu ini membahas tentang

    sualu ilat yang ber upa memutashilkan yang munqathi, merafa kan

    yang mauquf, memasukkan suatu hadits kedalam hadits yang lain.

    3 Muhammad Hasbi Ash- Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. (Jakarta : BulanBintang. 1954), hal :153.

    4

    Endang Soetari. Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah. (Bandung : Mimbar Pustaka. 2008),hal : 205.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    20/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Ilmu Hadits Dan Sejarah Perkembangannya 16

    e. Ilmu Gharib al- Hadits

    Adalah ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam

    matan hadits yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai

    oleh umum. Yang dibahas oleh ilmu ini adalah lafadz yang musykil dan

    susunan kalimat yang sukar dipahami, tujuanya untuk menghindarkan

    penafsiran menduga-duga.

    f. Ilmu Nasikh wa al- Mansukh

    Adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah

    dimansukhkan dan yang m enasikhkanya. Ilmu ini bermanfa at untuk

    pengamalan hadits bila ada dua hadits maqbul yang tanaqudh

    (bertentangan) yang tidak dapat dikompromikan atau d ijama. Bila

    dapat dikompromikan, hanya sampai pada tingkat mukhtalif al- Hadits,

    kedua hadits maqbul tersebut dapat di amalkan. Bila tidak bisa dijama

    (dikompromikan), maka hadits maqbul yang tanaqudh tadi ditarjih atau

    dinaskh.

    g. Ilmu Talfiq al- Hadits

    Adalah ilmu yang membahas tentang cara mengamalkan hadits-hadits

    yang berlawanan lahirnya. Ilmu ini juga disebut dengan ilmu Mukhtalifal- Hadits. Bila dua hadits maqbul yang lahir maknanya bertentangan

    dapat dijama atau dikompromikan, maka kedua hadits t ersebut

    diamalkan. Cara talfiq al- hadits anatara lain mentakhshish makna

    hadits yang umum, mentaqyidkan hadits yang muthlaq.

    h. Ilmu Tashif wat Tahrif

    Adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah diubah

    titiknya (mushahhaf) dan bentuknya yang dinamakan muharraf.i. Ilmu Asbab Wurud al- Hadits

    Adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi SAW menuturkan

    sabdanya dan masa-masanya Nabi SAW menuturkan. Ilmu ini

    mempunyai kaitan erat dengan ilmu Tarikh al-Matan dan mempunya

    kaidah seperti ilmu Asbab Nuzul al- Quran. Ilmu asbab wurud al-

    hadits titik berat pembahasanya pada latar belakang dan sebab lahirnya

    hadits.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    21/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Istilah-Istilah Dalam Ilmu Hadits 17

    j. Ilmu Mushthalah al- Hadits

    Adalah ilmu yang menerangkan tentang pengertian-pengertian (istilah-

    istilah) yang dipakai oleh ahli-ahli hadits.

    F. Istilah-Istilah dalam Ilmu Hadits

    Kumpulan berbagai istilah dalam ilmu hadits dihimpun secara sistematik

    oleh para ulama, sehingga sebagian mereka menyebutkan sebagai Ilmu

    Musthalah Al-Hadits. Kata Musthalah diambil dari kata istilah tersebut.

    Definisi Ilmu Musthalah Al -Hadits adalah:

    Ilmu yang mempelajari tentang apa yang diistilahkan ulama hadits dan

    dikenal menjadi uruf (kebiasaan) diantara mereka.

    Istilah- istilah dalam Ilmu Musthalah Al-Hadits sangat penting artinya,

    karena dengan istilah-istilah ini dapat memudahkan pembahasan dan

    penelitian dalam hadits sebagaimana dalam ilmu lain. Diantara ilmunya

    adalah Ul m Al-Hadits , Ilmu Ush ul Al-Hadits, Ilmu Al-Hadits Dirayah,

    Ilmu Musthalah Al-Hadits, dan lain-lain, tergantung pada fokus materi yang

    dibicarakan didalamnya.

    Istilah-Istilah dalam Periwayatan

    1. Sanad

    Sanad menurut bahasa adalah () Sesuatu yang dijadikan sandaran,

    pegangan, dan pedoman. Menurut istilah ahli hadits ialah:

    " Mata rantai para perawi hadits yang menghubungkan sampai kepada

    matan hadits.

    Dalam bidang ilmu hadits, sanad merupakan salah satu neraca yangmenimbang shahih atau dhaifnya suatu hadits. Andaikata salah seorang

    dalam sanad ada yang fasik atau tertuduh dusta, atau jika setiap para

    pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung

    (muttashil ), maka hadits tersebut dhaif sehingga tidak dapat dijadikan

    hujjah. Demikian sebaliknya, jika para pembawa hadits tersebut orang-

    orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, takwa, tidak fasik,

    menjaga kehormatan diri (muru ah) dan memiliki daya ingat yang

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    22/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Istilah-Istilah Dalam Ilmu Hadits 18

    kredibel, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain

    sampai kepada sumber berita pertama, maka haditsnya dinilai shahih.

    2. Matan

    Kata matan atau al-matan menurut bahasa berarti; keras, kuat, sesuatu

    yang nampak dan yang asli. Dalam perkembangan karya penulisan ada

    matan dan ada syarah. Matan disini dimaksudkan karya atau karangan asal

    seseorang yang pada umumnya menggunakan bahasa yang universal,

    padat, dan singkat sedang syarah-nya dimaksudkan penjelasan yang lebih

    terurai dan terperinci. Dimaksudkan dalam konteks hadits, hadits sebagai

    matan kemudian diberikan syarah atau penjelasan yang luas oleh para

    ulama, misalnya Shahih Al-Bukhari disyarahkan oleh Al-Asqalani dengan

    nama Fath Al-Bari dan lain-lain.

    Menurut istilah matan adalah Sesuatu kalimat setelah berakhirnya

    sanad. Definisi lain menyebutkan Beberapa lafal hadits yang membentuk

    beberapa makna.

    Berbagai definisi matan yang diberikan para ulama, tetapi intinya

    sama yaitu materi atau isi berita hadits itu sendiri yang datag dari Nabi

    Muhammad.S.A.W. Matan hadits sangat penting karena yang menjaditopik kajian dan kandungan syariat Islam untuk dijadikan petunjuk dalam

    beragama.

    3. Rawi

    Rawi yaitu orang yang menyampaikan hadits. Perbuatannya

    menyampaikan hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan

    hadits dan orang yang melakukannya disebut perawi hadits.

    Dalam meriwayatkan hadits ada dua jalan, yang keduanya tidak dilarangoleh Rasulullah SAW, yaitu:

    a. Dengan lafadz yang sama persis dari Rasulullah.

    b. Dengan maknanya saja, sedang redaksinya disusun sendiri oleh yang

    meriwayatkannya.

    4. Muhaddits

    Menurut at-Taj as-Subki, muhaddits adalah seorang yang mengetahui

    segala permasalahan Hadits, baik dari segi sanad, illat-illat, nama para

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    23/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Istilah-Istilah Dalam Ilmu Hadits 19

    perawi, ali dan nazil, hafal sejumlah besar matan hadits, dan mempelajari

    al-Kutub as- Sittah di samping Musnad Ahmad, Sunan al-Baihaqi, Mu jam

    ath-Thabrani serta seribu juz hadits.

    5. Hafidz

    Menurut banyak pakar hadits, al-hafidz artinya sama dengan muhaddits.

    Ada yang berpendapat bahwa al-hafidz martabatnya lebih tinggi dari al-

    Muhaddits, karena ia lebih banyak mengetahui dari pada ketidak

    tahuannnya terhadap setiap tingkatan (thabaqat) para perawi Hadits.

    6. Hakim

    Menurut sebagian ahli ilmu hadits, al-hakim berarti orang yang

    pengetahuannya mencakup seluruh hadits, hanya sedikit saja yang tidak

    diketahuinya.

    7. Amirul Mukminin

    Amirul Mukminin dalam ilmu Hadits tidak terkait dengan kekhalifahan

    dalam politik/kenegaraan, melainkan berkaitan dengan penguasaan hadits

    seseorang. Amirul Mukminin dalam Ilmu Hadits merupakan gelar

    tertinggi dalam Ilmu Hadits yang diberikan kepada seorang penghafal

    hadits dan mengetahui Ilmu Dirayah dan Riwayah hadits pada masatertentu, sehingga ia menjadi imam atau raja hadits yang banyak dikagumi

    oleh para ulama.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    24/25

    Pengantar Studi Hadits

    Karya Tulis Ilmiah | Kesimpulan 20

    Ulumul Hadits merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk hadits,

    yang terbagi dalam Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah. Melalui

    Ulumul Hadits ini dapat kita ketahui mengenai kualitas suatu hadits ditinjau dari

    berbagai sudut pandang, sehingga dapat diputuskan hadits tersebut dapat dijadikan

    dalil dalam agama ataupun kehidupan sehari-hari atau tidak.

    Hadits tersusun dari sanad dan matan (isi hadits). Sanad inilah yang menjadi

    neraca untuk menimbang derajat atau kualitas suatu hadits. Hadits tidak dapat

    dijadikan hujjah jika terdapat persyaratan yang tidak terpenuhi dalam keshahihansuatu hadits, walaupun mungkin hadits tersebut pada hakikatnya benar, demi lebih

    berhati-hati dalam menentukan suatu hukum. Terutama pada hadits-hadits yang

    menyinggung masalah aqidah. Namun, dalam hadits-hadits sosial selama tidak

    menyalahi kemashlahatan umat dan tidak bersinggungan dengan aqidah, walau

    derajat hadits bukan shahih sebagian pendapat membolehkan untuk dipakai.

    Hadits merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Quran.

    Dengan mempelajari Hadits kita dapat memahami kandungan Al- Quran secara

    lebih terperinci lagi dan juga kita dapat mengetahui sahih atau tidaknya suatu

    hadits tersebut. Selain itu mempelajari hadits dapat menambah pengetahuan dan penjelasan lebih mengenai hal-hal yang belum ada hukumnya serta dengan

    mengamalkan Al- Quran dan Hadits dapat menambah keyakinan kita terhadap

    tanda-tanda kebenaran adanya Allah, kebesaran-Nya, pengetahuan dan kekuasaan-

    Nya yang tak terbatas ini.

  • 7/25/2019 Makalah AIK 4 [Pengantar Studi Hadis]

    25/25

    Pengantar Studi Hadits

    Endang Soetari. 2008. Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah.

    Mimbar Pustaka : Bandung.

    Khon, Abdul Majid. 1958. Ulumul Hadis. Amzah : Jakarta.

    Muhammad Hasbi Ash- Shiddieqy. 1954. Sejarah dan Pengantar Ilmu

    Hadits. Bulan Bintang : Jakarta.

    Rahman, Andi. 2011. Kajian Ulumul Hadits . Fakultas Ushuluddin,

    Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran : Jakarta Selatan.

    Syaikh DR. Muhammad bin Hadi al-Madkhali. 2012. Ringkasan Ilmu

    Hadits Bagi Pemula. Portal-Islam.net