25
MAKALAH ADMINISTRASI DAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI “KEBIJAKAN PEMERINTAH INDIA UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU” Oleh NAMA: CORY HUTASOIT NIM: 131000406 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

makalah angka kematian ibu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AkI

Citation preview

Page 1: makalah angka kematian ibu

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI

“KEBIJAKAN PEMERINTAH INDIA UNTUK MENURUNKAN ANGKA

KEMATIAN IBU”

Oleh

NAMA: CORY HUTASOIT

NIM: 131000406

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Page 2: makalah angka kematian ibu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan makalah yang berjudul “Angka Kematian Ibu di India”, yang merupakan suatu kajian yang disusun untuk melengkapi tugas Individu dalam mata kuliah Administrasi dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan saran, masukan bahkan kritik yang membangun untuk makalah ini, sehingga bisa digunakan sebagai referensi dalam mata kuliah ini.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga untuk semua pihak yang telah membantu  dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai seperti yang diharapkan.

Medan,   April 2016

Page 3: makalah angka kematian ibu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................       

DAFTAR  ISI ............................................................................................       

BAB I PENDAHULUAN

              1.1 Latar belakang .................................................................................       

              1.2 Rumusan masalah ............................................................................       

              1.3 Tujuan ..............................................................................................       

BAB II PEMBAHASAN

              2.1    Landasan Teori ...............................................................................       

              2.2   Masalah yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi di India .......

              2.3    Kebijakan Kesehatan Reproduksi di India...................................... 

              2.4    Kemajuan yang dicapai dalam Kesehatan Reproduksi di India.....

BAB III PENUTUP              3.1    Kesimpulan .....................................................................................       

              3.2     Saran ..............................................................................................       

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: makalah angka kematian ibu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indikator yang digunakan untuk mengetahui besaran masalah kesehatan ibu adalah Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2011, h.13).

Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia mengalami proses kehamilan. Sebagian besar kehamilan berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 % ibu hamil dapat menderita komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90 % terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10 % di negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1 % di negara-negara maju (Winkjosastro 2008, h.53).

World Health Organisation (WHO) menyebutkan bahwa kematian ibu dikawasan Asia Tenggara menyumbang hampir 1/3 jumlah kematian ibu yang terjadi secara global. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu di kawasan ini adalah terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal, dan Myanmar.

Data dari Office of the Registrar General of India menunjukkan Angka Kematian Ibu di India pada tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu 150 per 100.000 kelahiran hidup meskipun sudah mengalami penurunan dari tahun 2007 yaitu 212 per 100.000 kelahiran hidup.

Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu wilayah. Untuk itu suatu pemerintahan berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan   AKI di wilayahnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan disajikan sebagai berikut:

1. Apa pengertian Kesehatan Reproduksi?2. Apa permasalahan Kesehatan Reproduksi di India?3. Apa peraturan Pemerintahnya mengenai Kesehatan Reproduksi di India?4. Kemajuan apa yang di capai dalam Kesehatan Reproduksi di India?

Page 5: makalah angka kematian ibu

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Reproduksi.2. Untuk mengetahui permasalahan Kesehatan Reproduksi di India.3. Untuk mengetahui Peraturan yang mengatur Kesehatan Reproduksi di India.4. Untuk mengetahui kemajuan yang telah di capai India dalam hal Kesehatan

Reproduksi.

Page 6: makalah angka kematian ibu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi (ICPD,1994). Sedangkan menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya.

Membicarakan kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dengan soal hak reproduksi, kesehatan seksual dan hak seksual. Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.

1. Kesehatan Seksual

Kesehatan seksual yaitu suatu keadaan agar tercapai kesehatan reproduksi yang mensyaratkan bahwa kehidupan seks seseorang itu harus dapat dilakaukan secara memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari penyakit dan gangguan lainnya. Terkait dengan ini adalah hak seksual, yakni bagian dari hak asasi manusia untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan.

2. Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi

a.  Bodily integrity, hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan dan kejahatan fisik, juga untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi kesehatan, kelahiran dan kenikmatan seks aman.

b.  Personhood, mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor dan pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan sebagai subyek dalam kebijakan terkait.

c.  Equality, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antar perempuan itu sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi gender, ras, dan kelas melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan kondisi yang menguntungkan bagi perempuan, misalnya akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi.

Page 7: makalah angka kematian ibu

d. Diversity, penghargaan terhadap tata nilai, kebutuhan, dan prioritas yang dimiliki oleh para wanita dan yang didefinisikan sendiri oleh wanita sesuai dengan keberadaannya sebagai pribadi dan anggota masyarakat tertentu.

e.  Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas yang mencakup berbagai aspek, tidak hanya aspek biologis dan permasalahannya bukan hanya bersifat klinis, akan tetapi non klinis dan memasuki aspek ekonomi, politik, dan sosial-budaya. Oleh karena aitu diintroduksi pendekatan interdisipliner (meminjam pendekatan psikologi, antropologi, sosiologi, ilmu kebijakan, hukum dan sebagainya) dan ingin dipadukan secara integratif sebagai pendekatan transdisiplin.

2.1.2 India

Republik India (bahasa Hindi: भारत गणराज्य; Bhārat Gaṇarājya) adalah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa, dan adalah negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis. Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an. Ekonomi India adalah terbesar keempat di dunia dalam PDB, diukur dari segi paritas daya beli (PPP), dan salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. India, negara dengan sistem demokrasi liberal terbesar di dunia, juga telah muncul sebagai kekuatan regional yang penting, memiliki kekuatan militer terbesar, dan memiliki kemampuan senjata nuklir.

Terletak di Asia Selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting, dan bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok, Myanmar.Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan yang bersebelahan.

India adalah letak dari peradaban kuno seperti Peradaban Lembah Sungai Indus dan merupakan tempat kelahiran dari empat agama utama dunia: Hindu, Buddha, Jainisme, dan Sikhisme. Negara ini merupakan bagian dari Britania Raya sebelum meraih kemerdekaan pada 1947.

India memiliki ekonomi yang berada dalam urutan ke-10 dalam konversi mata uang, dan ke-4 terbesar dalam PPP. Dia memiliki rekor ekonomi dengan pertumbuhan tercepat sekitar 8% pada 2003. Dikarenakan populasinya yang besar, namun pendapatan per kapita India berdasarkan PPP hanya AS$3.262, berada di urutan ke-125 oleh Bank Dunia. Cadangan pertukaran asing India sekitar AS$143 miliar. Mumbai merupakan ibu kota finansial negara ini, dan juga merupakan rumah dari Reserve Bank of India, dan Bursa Efek Mumbai. Meskipun seperempat dari penduduk India masih hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah kelas menengah yang besar telah muncul karena cepatnya pertumbuhan dalam industri teknologi informasi.

Page 8: makalah angka kematian ibu

Ekonomi India dulunya banyak tergantung dari pertanian, namun sekarang ini hanya menyumbang kurang dari 25% dari PDB. Industri penting lainnya termasuk pertambangan, petroleum, pengasahan berlian, film, tekstil, teknologi informasi, dan kerajinan tangan. Kebanyakan daerah industri India berpusat di kota-kota utamanya. Tahun-tahun belakangan ini, India telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar dalam perangkat lunak, dan business process outsourcing, dengan pendapatan sekitar AS$17,2 miliar pada 2004-2005. Dan ada juga banyak industri skala kecil yang menyediakan lapangan kerja yang stabil bagi penduduk di kota kecil, dan pedesaan.

Meskipun India hanya menerima sekitar tiga juta pengunjung asing setiap tahun, pariwisata tetap penting tapi masih sumber pendapatan nasional yang belum berkembang. Pariwisata menyumbangkan 5,3 persen dari PDB India. Partner perdagangan utama India termasuk Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Uni Emirat Arab.

Seluruh negara-negara bagian India di utara, dan timur laut dibentuk oleh Banjaran Himalaya. Wilayah lainnya terdiri darihamparan Indo-Gangetik yang subur. Di sebelah barat yang berbataskan Pakistan tenggara terdapat Gurun Thar. Semenanjung India di selatan hampir seluruhnya merupakan bagian dari hamparan Dekan (Deccan). Di kedua sisi hamparan ini terdapat dua banjaran pesisir yang berbukit-bukit, Ghats Barat, dan Ghats Timur.

India memiliki beberapa sungai besar seperti Sungai Gangga, Brahmaputra, Yamuna, Godavari, dan Krishna. Sungai-sungai tersebutlah yang menyebabkan suburnya hamparan-hamparan di sebelah utara India sehingga cocok untuk ditanam.

Cuaca India beragam, dari cuaca tropis di selatan hingga ke cuaca menengah di utara. Sebagian dari India yang terletak di pegunungan Himalaya memiliki cuaca tundra. India memperolehi hujannya dari monsun.

India dibagi kepada 28 negara bagian (yang kemudian dibagi kepada distrik), enam Wilayah Persatuan, dan Wilayah Ibu Kota Nasional Delhi. Negara-negara bagian memiliki pemerintah yang dilantik sendiri, sementara Wilayah-wilayah Persatuan diperintah seorang pengurus yang dilantik pemerintah persatuan (union government), meski beberapa di antaranya memiliki pemerintah yang dilantik.

Kebudayaan India penuh dengan sinkretisme, dan pluralisme budaya. Kebudayaan ini terus menyerap adat istiadat, tradisi, dan pemikiran dari penjajah, dan imigran sambil terus mempertahankan tradisi yang sudah mapan, dan menyebarluaskan budaya India ke tempat-tempat lain di Asia.

Kebudayaan tradisional India memiliki hierarki sosial yang relatif ketat. Sejak usia dini, anak-anak diajari tentang peran, dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Tradisi ini diperkuat dengan kepercayaan kepada dewa-dewa, dan roh yang dianggap berperan penting, dan tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Dalam sistem kasta di India ditetapkan stratifikasi sosial, dan pembatasan dalam kehidupan sosial di anak benua India. Kelas-kelas sosial dibentuk oleh ribuan kelompok herediter yang mempraktikkan endogami, yang umum disebut jāti atau kasta.

Page 9: makalah angka kematian ibu

Orang India sangat menghargai nilai-nilai kekeluargaan tradisional. Walaupun demikian, rumah-rumah di perkotaan sekarang lebih sering hanya didiami oleh keluarga inti. Hal ini disebabkan keterbatasan ekonomi, dan sosial untuk hidup bersama dalam sebuah keluarga besar. Di kawasan pedesaan masih umum dijumpai anggota keluarga dari tiga hingga empat generasi yang tinggal di bawah satu atap. Masalah-masalah yang timbul dalam keluarga sering diselesaikan secara patriarkisme. Mayoritas terbesar orang India menikah setelah dijodohkan oleh orang tua mereka atau anggota keluarga yang dituakan, namun dengan persetujuan pengantin pria, dan pengantin wanita. Pernikahan dipandang sebagai ikatan seumur hidup, dan angka perceraian sangat rendah. Walaupun demikian, pernikahan dini masih merupakan tradisi yang umum. Separuh dari populasi wanita India menikah sebelum mencapai usia 18 tahun yang merupakan usia dewasa menurut hukum.

Mayoritas penduduk di India beragama Hindu 80.46%, Islam 13.49%, Kristen 2.34%, Sikh 1.87%, dan sisanya Buddha 0.71%,Jain 0.41%, dan Yahudi.

2.2 Masalah yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi di India 

Salah satu masalah yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi di India adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu.

Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985).

Kematian pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara berkembang sekitar 25-50% kematian terjadi pada wanita usia subur. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama kematian wanita pada masa puncak produktivitasnya. Angka kematian ibu merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan obstetri masih buruk dan memerlukan perbaikan.

Menurut The Registrar General of India’s Sample Registration System (RGI-SRS; sumber data untuk fertilitas dan mortalitas di India) angka kematian ibu (AKI) di India telah mencatat penurunan dari 212 per 100.000 hidup kelahiran pada periode 2007-09 menjadi 178 di 2010-12. Ini telah menurun lebih lanjut untuk 167 per 100.000 kelahiran hidup pada periode 2011-13. Ini berarti sekitar 44.000 kematian ibu (kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan) terjadi di negara ini setiap tahun.

Di bawah MDG 5, targetnya adalah untuk menurunkan MMR dengan 75 persen antara tahun 1990 dan 2015. Berdasarkan perkiraan MMR PBB Inter-Agency Expert Group yang dipublikasikan, Tren Kematian Ibu: 1990-2013, target India untuk MMR adalah 140 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, yang didasari dari 560 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990.

Page 10: makalah angka kematian ibu

Menurut Menteri Kesehatan Union J P nadda, jika MMR menurun pada kecepatan yang sama, India akan mengurangi MMR menjadi 140 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Tetapi penurunan AKI tetap stagnan sejak tahun 2006 di India. Antara tahun 2006 dan 2009, MMR menurun 16,5 persen, sementara 2009-2012, itu menurun 16,03 persen.

Data SRS menunjukkan bahwa sejauh ini hanya tiga negara-Kerala dengan MMR dari 66 per 100.000 kelahiran hidup, Tamil Nadu dengan MMR 90 dan Maharashtra dengan MMR dari 87-telah mampu mencapai tujuan pembangunan milenium. Andhra Pradesh mendekati pencapaian target dengan MMR dari 110. Dilihat dari tren, kebanyakan negara-negara lain tidak akan mampu mencapai target. India, secara keseluruhan, juga tertinggal.

Angka kematian bayi di India juga tinggi. Bahkan negara-negara tetangga seperti Sri Lanka, Bangladesh dan Nepal yang lebih baik. Menurut data SRS 2013, Angka Kematian Bayi (AKB) di India adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup, yang berarti sekitar 1.068.000 anak usia satu tahun dan di bawah mati di negeri per tahunnya. Angka-angka perbandingan untuk Bangladesh dan Nepal jauh lebih rendah pada 33 dan 32 masing-masing.

Data dari SRS 2013 menunjukkan, angka kematian neonatal di India adalah 28/1000 kelahiran hidup, yang berarti bahwa diperkirakan 747.000 bayi baru lahir mati dalam waktu empat minggu pertama kelahiran setiap tahun di negara itu.

Perdperdarahan menjadi penyebab utama kematian Ibu di India, yaitu sebanyak 38 % kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, sebagian besar perdarahan postpartum , menurut analisis SRS. Penyebab lain yaitu anemia adalah kondisi medis utama menuju kematian ibu. Anemia terutama anemia defisiensi besi, sangat umum di kalangan penduduk India : hampir 60 % ibu hamil menderita anemia, menurut 2006 NFHS (National Family HealthSurvey). Kematian akibat sepsis dan tenaga kerja terhambat dapat disebabkan tingginya proporsi persalinan di

Page 11: makalah angka kematian ibu

rumah. Meskipun undang-undang liberal tentang aborsi di India , komplikasi aborsi menyebabkan sekitar 8 % dari seluruh kematian maternal.

Causes of maternal deaths in India, 2003

Source: NFHS (National Family HealthSurvey)

Maternal health indicators (%) in India, 2003

Source: NFHS (National Family HealthSurvey)

2.3Kebijakan Kesehatan Reproduksi di IndiaMeskipun statistik dari daerah pedesaan menunjukkan kurang maksimalnya

penggunaan pelayanan dibandingkan dari daerah perkotaan, Pemerintah India telah difokuskan pada kesehatan pedesaan sejak kemerdekaan. Pasca – kemerdekaan, India mengembangkan sistem kesehatan pengiriman tersier untuk menjangkau daerah-daerah terpencil, untuk memberikan perawatan primer di tingkat desa, perawatan sekunder di tingkat kecamatan dan kabupaten, dan perawatan tersier di tingkat regional. Perguruan tinggi medis dikembangkan sebagai lembaga apex dengan spesialisasi. Selama periode 50 tahun sejak kemerdekaan, India telah memperluas infrastruktur kesehatan masyarakat untuk memasukkan 144.988 Subcentres ( SCS ), 22.669 Pusat Kesehatan Dasar ( Puskesmas ), dan 3.910 Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas-CHC ).

Bahkan dengan penekanan ini untuk membuat infrastruktur, sistem kesehatan masyarakat India penuh dengan masalah dasar. Sebagai contoh, tidak ada sistem akreditasi

Page 12: makalah angka kematian ibu

fasilitas kesehatan atau mengevaluasi fungsi dari fasilitas kesehatan di negara bagian atau nasional tingkat. Data dari NFHS (National Family HealthSurvey) menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari SCS dan 30 % dari Puskesmas tidak memiliki bangunan sendiri. Sekitar seperempat dari FRUs tidak memiliki telepon, dan 40 % tidak memiliki kendaraan. Lebih dari 70 % dari FRUs dan CHCs tidak memiliki keterkaitan dengan kabupaten bank darah. Lebih dari setengah dari CHCs, FRUs, dan rumah sakit kabupaten tidak memiliki tempat tinggal untuk staff.

Kesehatan ibu di tingkat masyarakatSetelah kemerdekaan pada tahun 1947, pelayanan kesehatan pedesaan didirikan dari

waktu ke waktu dengan unit kesehatan primer (PHUs) melayani populasi 30.000. Dilatih perawat-bidan yang bertugas di rumah sakit atau PHUs untuk menyediakan layanan kesehatan ibu. SCS didirikan di bawah PHUs untuk memberikan perawatan medis dasar dan pelayanan persalinan di tingkat lapangan. Sementara pekerja, wanita yang tinggal di daerah tersebut diberikan pendidikan dasar, para laki-laki direkrut dan dilatih untuk waktu yang singkat sebagai laki-laki SCS. Mereka disebut ANMs. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pekerja tambahan adalah pekerja teknis di bidang tertentu dengan kurang dari kualifikasi penuh. Komite Shetty disarankan melatih perawat dan bidan dalam waktu yang singkat untuk bekerja di bawah pengawasan dalam tugas-tugas khusus. Seiring waktu, berbagai komite, seperti Mudaliar disarankan kelanjutan dari kader tambahan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar di tingkat lapangan. ARMS bertahap menjadi staf permanen dalam sistem kesehatan masyarakat.

Awalnya (1960), ANM itu digambarkan sebagai bidan berbasis masyarakat untuk menyediakan berbagai layanan kesehatan masyarakat dengan fokus pada kesehatan ibu dan anak. Kemudian ‘Multipurpose Health Worker Scheme', diperkenalkan pada tahun 1975 setelah Komite Singh Kartar merekomendasikan, dikonversi ANM untuk para pekerja kesehatan serbaguna menjaga kesehatan primer, termasuk pengendalian penyakit. Pada tahun 1977, perubahan kebijakan kedua kesehatan ibu dan anak (KIA) diintegrasikan ke dalam keluarga berencana, nama itu 'Family Welfare'. Kedua perubahan kebijakan mengakibatkan penurunan drastis kualitas pelatihan bidan yang ANMs dan yang praktek di negara tersebut. Di bawah tekanan dari Pemerintah, Keperawatan India Council (INC) merevisi saja ANM dan mengurangi durasi dari 24 bulan sampai 18 bulan pada tahun 1977. Seiring dengan pengenceran ini dan melemahnya keterampilan ANM, pengawasan teknis nya juga menjalani penurunan. Pada akhir tahun 1970-an, persepsi masyarakat dari ANMs juga berubah dari penyedia perawatan KIA menjadi keluarga berencana pekerja / imunisasi.

Manajemen Pelayanan Kesehatan IbuDi tingkat nasional, ada dua divisi utama dalam Departemen Kesehatan dan

Kesejahteraan Keluarga: Departemen Kesejahteraan Keluarga (DFW) dan Departemen Kesehatan (DH). KIA, kesehatan reproduksi, kesehatan pedesaan, kesehatan dasar, dan keluarga berencana datang di bawah DFW sementara perguruan tinggi medis, lembaga nasional, dan program pengendalian penyakit datang di bawah DH. Maternal Divisi Kesehatan dalam DFW terlihat setelah semua aspek teknis dan aspek administrasi dari kegiatan kesehatan ibu di seluruh India.

Page 13: makalah angka kematian ibu

Fungsi dari Divisi Kesehatan Ibu, Departemen Kesejahteraan Keluarga, India1. memberikan saran teknis kepada Menteri dan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan

Keluarga yang pejabat non-teknis2. Merancang program kesehatan ibu berbasis bukti baru3. Menetapkan standar teknis dan mengembangkan pedoman4. Meninjau penelitian dan mengembangkan strategi berbasis bukti baru5. Meninjau konten pelatihan dan menyesuaikannya dengan kebutuhan6. Pemantauan program, implementasi, dan kinerja, termasuk kualitas dan evaluasi hasil7. Memberikan informasi untuk menjawab pertanyaan di parlemen 8. Memberikan informasi teknis tentang kebijakan, hukum dan isu-isu lainnya9. Komisi studi khusus dan mengkaji data10. Berurusan dengan organisasi profesi, organisasi non-pemerintah, kelompok

konsumen, dll 11. Berinteraksi dengan para penyumbang, lembaga internasional, dan mitra

pembangunan12. Merencanakan dan melaksanakan informasi nasional, pendidikan, dan komunikasi13. Mempersiapkan anggaran dan program pendanaan

Mengingat beberapa fungsinya, jelas bahwa Divisi Kesehatan Ibu membutuhkan tingkat kemampuan teknis dan manajerial yang tinggi. Namun, Divisi terdiri dari hanya empat perwira-satu Deputi Direktur Jenderal (DDG) kesehatan ibu, dan tiga Asisten Komisaris kesehatan ibu (salah satu posting Asisten Komisaris tersebut telah kosong selama lebih dari 10 tahun). Struktur ini tidak berubah dari waktu ke waktu: laporan tahunan Kementerian 1998-1999 menunjukkan struktur yang sama. Struktur sekarang dari Divisi Kesehatan Ibu dengan hanya tiga petugas sangat tidak memadai, tidak hanya dalam hal jumlah, tetapi juga di terns pelatihan dan keterampilan. Mereka tidak memiliki kekuatan pengambilan keputusan, dan itu tidak wajib bagi mereka untuk memiliki pelatihan kesehatan masyarakat atau kualifikasi tertentu dalam kesehatan ibu. Setiap petugas dari Dinas Kesehatan Pemerintah Pusat (Sistem kesehatan untuk pelayanan kuratif ditetapkan untuk karyawan Pemerintah Pusat) dapat ditugaskan ke Divisi Kesehatan Ibu. Karena semua petugas teknis berasal dari Pelayanan Kesehatan Pemerintah Pusat terutama di Delhi dan wilayah persatuan kecil lainnya, petugas biasanya tidak memiliki banyak pengalaman lapangan pelaksanaan program di tingkat negara. Mereka dapat dipindahkan dalam waktu singkat karena mereka tidak memiliki masa tetap di Divisi Kesehatan Ibu; ini mempengaruhi kinerja mereka karena ada periode belajar di setiap posisi. Para petugas dari Divisi Kesehatan Ibu melaporkan bahwa mereka menghabiskan sekitar 40-50% dari waktu mereka pada isu-isu non-teknis; lebih banyak waktu digunakan dalam pekerjaan administrasi karena dukungan administratif tingkat rendah juga lemah.

Program Safe Motherhood di IndiaSelama pertengahan 1970-an, imunisasi menerima prioritas tinggi, dan program

imunisasi, Expanded Program on Immunization (EPI) untuk anak-anak berusia kurang dari lima tahun dimulai. Tugas vaksinasi ditugaskan untuk ANM tersebut. Pada tahun 1992, program imunisasi di India berkembang menjadi program CSSM nasional, yang

Page 14: makalah angka kematian ibu

dikembangkan oleh Pemerintah India dan didukung oleh Bank Dunia dan Dana Anak-anak PBB (UNICEF). Ia dirancang untuk menyediakan kelangsungan hidup anak (misalnya imunisasi, diare, dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut) dan layanan persalinan yang aman (misalnya menyiapkan FRUs, imunisasi tetanus, pencegahan anemia, pemeriksaan kehamilan, persalinan oleh tenaga terlatih, termasuk melatih dukun bayi, dan jarak kelahiran) melalui sistem PHC di India. Dari delapan tujuan, salah satu adalah untuk kesehatan ibu, yaitu. penurunan angka kematian ibu 4-2 per 1.000 kelahiran hidup.

Meskipun perawatan kelahiran yang ditentukan sebagai layanan rencana kerja dari ANMs di SC tidak menentukan bagaimana melakukan pengiriman dalam daftar kegiatan penting. Demikian pula hilang dari modul untuk perencanaan pelayanan KIA di tingkat Puskesmas dan SC dan rencana kerja sampel ANMs diberikan dalam pekerja pengguna. Meskipun tugas ANM sebagai bidan masyarakat disebutkan dalam dokumen kebijakan, itu tidak dilaksanakan di lapangan. Program ini juga menciptakan konflik melalui penjadwalan tetap-hari kerja untuk ANMs dengan memberikan lebih mengutamakan pelayanan preventif rutin, seperti imunisasi dan perawatan antenatal, dibandingkan dengan layanan darurat, seperti perawatan persalinan.

Setelah Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan pada tahun 1994, Pemerintah mulai proses re-orientasi keluarga berencana dan program KIA menjadi baru satu-satu RCH 1. Program RCH menambahkan intervensi lebih lanjut untuk orang-orang dari CSSM itu, termasuk pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) / penyakit menular seksual (PMS), pembentukan unit darah-penyimpanan, transportasi rujukan, dan akses ke aborsi yang aman. Untuk memberikan perawatan terampil saat lahir, program RCH dimasukkan staf perawat tambahan untuk Puskesmas untuk pelayanan kesehatan ibu round-the-clock dan staf insentif untuk pengiriman kelembagaan malam-waktu. Semua upaya-upaya baru yang ditambahkan tanpa meningkatkan sumber daya manusia dalam pengelolaan di tingkat pusat atau lebih rendah.

2.4 Kemajuan yang dicapai dalam Kesehatan Reproduksi di India

Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat India telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun karena besarnya proporsi penduduk, belum terlihat manfaat dari kemajuan ini. Alokasi untuk mencukupi pengeluaran publik dalam kesehatan antara daerah pedesaan dan perkotaan dan antara layanan pencegahan dan kuratif; akses ke perawatan berkualitas antara orang miskin; dan tingginya pengeluaran bertindak sebagai hambatan utama untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan kesehatan dalam pengaturan India.

Page 15: makalah angka kematian ibu

Namun secara umum, dari tahun 1990-an sampai tahun 2012 Angka Kematian Ibu menurun. Ini bisa dilihat dari diagram dibawah.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menurut WHO, Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya.

Salah satu masalah yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi di India adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu.

Page 16: makalah angka kematian ibu

Menurut The Registrar General of India’s Sample Registration System (RGI-SRS; sumber data untuk fertilitas dan mortalitas di India) angka kematian ibu (AKI) di India telah mencatat penurunan dari 212 per 100.000 hidup kelahiran pada periode 2007-09 menjadi 178 di 2010-12. Ini telah menurun lebih lanjut untuk 167 per 100.000 kelahiran hidup pada periode 2011-13. Ini berarti sekitar 44.000 kematian ibu (kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan) terjadi di negara ini setiap tahun.

Perdarahan menjadi penyebab utama kematian Ibu di India, yaitu sebanyak 38 % kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, sebagian besar perdarahan postpartum , menurut analisis SRS. Penyebab lain yaitu anemia adalah kondisi medis utama menuju kematian ibu. Anemia terutama anemia defisiensi besi, sangat umum di kalangan penduduk India : hampir 60 % ibu hamil menderita anemia, menurut 2006 NFHS (National Family HealthSurvey). Kematian akibat sepsis dan tenaga kerja terhambat dapat disebabkan tingginya proporsi persalinan di rumah. Meskipun undang-undang liberal tentang aborsi di India , komplikasi aborsi menyebabkan sekitar 8 % dari seluruh kematian maternal.

Di tingkat nasional, ada dua divisi utama dalam Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga: Departemen Kesejahteraan Keluarga (DFW) dan Departemen Kesehatan (DH). KIA, kesehatan reproduksi, kesehatan pedesaan, kesehatan dasar, dan keluarga berencana datang di bawah DFW sementara perguruan tinggi medis, lembaga nasional, dan program pengendalian penyakit datang di bawah DH. Maternal Divisi Kesehatan dalam DFW terlihat setelah semua aspek teknis dan aspek administrasi dari kegiatan kesehatan ibu di seluruh India.Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat India telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun karena besarnya proporsi penduduk, belum terlihat manfaat dari kemajuan ini. Alokasi untuk mencukupi pengeluaran publik dalam kesehatan antara daerah pedesaan dan perkotaan dan antara layanan pencegahan dan kuratif; akses ke perawatan berkualitas antara orang miskin; dan tingginya pengeluaran bertindak sebagai hambatan utama untuk meningkatkan pemerataan akses pelayanan kesehatan dalam pengaturan India. Namun secara umum, dari tahun 1990-an sampai tahun 2012 Angka Kematian Ibu mengalami penurunan dari 212 per 100.000 hidup kelahiran pada periode 2007-09 menjadi 178 di 2010-12. Ini telah menurun lebih lanjut untuk 167 per 100.000 kelahiran hidup pada periode 2011-13. Ini berarti sekitar 44.000 kematian ibu (kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan) terjadi di negara ini setiap tahun.

3.2 SARAN

Pemerintah India dan pemerintah negara harus mempertimbangkan berikut langkah-langkah spesifik untuk mengurangi kesenjangan pemerataan. Harus ada peningkatan substansial dari layanan dalam hal kapasitas dan kualitas dalam sistem publik di mana hidup miskin dan rentan. Ibu dan perawatan kesehatan perlu disediakan yang dekat dengan rumah mereka, sehingga mengurangi hambatan jarak. Pemerintah India harus mengembangkan dan setiap tahun memberitakan angka dari tingkat kematian bayi, angka kematian ibu, dan masih tingkat kelahiran untuk kelompok marginal, seperti orang miskin dan suku-suku, melalui

Page 17: makalah angka kematian ibu

perluasan Sistem Pendaftaran Sampel yang sudah dilaksanakan. Salah satu alasan bahwa pelayanan yang minim di daerah pedesaan dan suku terpencil adalah kesulitan dalam merekrut dokter atau petugas kesehatan ke daerah-daerah, sehingga menciptakan hambatan untuk pengiriman layanan atau pendidikan kesehatan. Hal ini dapat dikurangi dengan menciptakan kader khusus atau kekuatan dokter, perawat, dan staf kesehatan untuk menjalankan pusat kesehatan di daerah terpencil dan miskin. Staf direkrut harus secara khusus dipilih berdasarkan komitmen dan sikap untuk melayani masyarakat miskin dan terpinggirkan. Selanjutnya, insentif, berupa gaji tinggi dan manfaat lain seperti perumahan yang lebih baik, perlu diberikan kepada staf direkrut. Sebuah strategi khusus dalam hal layanan selama pengiriman akan diperlukan untuk menjangkau mereka yang paling rentan dan terpinggirkan.Sehingga dengan cara ini diharapkan Angka Kematian Ibu bisa diturunkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/India diakses pada tanggal 15April 2016

Kranti S. Vora, dkk.(2007). Maternal Health Situation in India: A Case Study. Dalam Journal Health, Population and Nutrition [Online], Vol 27(2). Tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2761784/ [15April 2016].

Kundan Pandey. (2015, 18Maret). Maternal Mortality: India likely to miss MDG target [Online]. Tersedia: http://www.downtoearth.org.in/news/maternal-mortality-india-likely-to-miss-mdg-target--49036 [15April 2016].

Page 18: makalah angka kematian ibu

Linda Sanneving, dkk.(2015). Inequity in India: The Case of Maternal and Reproductive Health. Dalam Global Health Action [Online], vol 6(2013). Tersedia: http://www.globalhealthaction.net/index.php/gha/article/view/19145 [15 April 2016].

Ranny Utami.(2015, 1September). Lima Puluh Bayi di India Meninggal kurang dari dua minggu [Online]. Tersedia: http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150901170438-134-75967/lima-puluh-bayi-meninggal-di-india-kurang-dari-dua-minggu/ [15April 2016].