13
TUGAS DISKUSI MAKALAH MENGENAI TANAMAN HORTIKULTURA ( ANTRAKNOSA PADA CABAI ) Disusun Oleh : Kelompok II : 1. Nurul Jihad Jayanti 2. Muhammad Rezki Agung 3.Rani Iswanti 4. Sri Wirdah Ningsih Dosen : FAKULTAS PERTANIAN PRODI AGROTEKNOLOGI

Makalah Antraknosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fesfsf mgfh

Citation preview

Page 1: Makalah Antraknosa

TUGAS DISKUSI

MAKALAH MENGENAI TANAMAN HORTIKULTURA

( ANTRAKNOSA PADA CABAI )

Disusun Oleh :

Kelompok II :

1. Nurul Jihad Jayanti

2. Muhammad Rezki Agung

3. Rani Iswanti

4. Sri Wirdah Ningsih

Dosen :

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2012

Page 2: Makalah Antraknosa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat

serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan

kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam

menyelesaikan makalah ini.

Adapun makalah ini berisi mengenai pembahasan tanaman cabai dan penyakit

pentingnya, yaitu Antraknosa. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh

dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan partisipasi dan kritik

serta saran yang menunjang kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 24 Oktober 2012

Penyusun

Kelompok II

Page 3: Makalah Antraknosa

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar isi

Daftar gambar

BAB I. Pendahuluan

A. Latar BelakangB. TujuanC. Rumusan Masalah

BAB II. Isi Dan Pembahasan

A. Pengertian Tanaman CabaiB. Penyakit Penting Pada CabaiC. Penyebab Penyakit AntraknosaD. Cara pengendalian penyakit antraknosa pada cabai

BAB III. Penutup

A. KesimpulanB. Saran

Lampiran

Page 4: Makalah Antraknosa

Daftar Gambar

- G.1 Gambar Antraknosa cabai

- G.2 Gambar tanaman cabai

- G.3 Gambar tanaman cabai yang terserang antraknosa

Page 5: Makalah Antraknosa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, telah banyak budidaya tanaman cabai dimana dua spesies yang paling banyak dijumpai adalah cabai besar dengan buah yang menggantung (Capsicum annuum L. ) dan cabai kecil dengan buah tegak ( Capsicum frutescens L. ). Tanaman cabai ini sangat populer di kawasan Asia Tenggara, terutama sebagai bumbu atau penguat rasa pada makanan.

Karena itulah cabai menduduki posisi paling penting dalam komposisi makanan penduduk Indonesia. Namun dalam budidayanya seringkali ditemukan berbagai kendala seperti hama dan penyakit pada cabai. Maka dari itulah diperlukan suatu tindakan atau usaha pembudidayaan pada tanaman cabai. Dalam makalah ini berisi wacana mengenai penyakit pada tanaman cabai khususnya penyakit Antraknosa.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dalam mata kuliah Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman.

2. Sebagai tambahan wawasan mengenai tanaman cabai dan penyakitnya, terkhusus penyakit Antraknosa.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami bahas didalam makalah ini adalah :

1. Pengertian tanaman cabai2. Penyakit penting pada cabai3. Penyebab penyakit antraknosa4. Cara pengendalian penyakit antraknosa pada cabai

Page 6: Makalah Antraknosa

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaman Cabai

Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.

B. Penyakit penting pada cabai

Salah satu penyakit penting pada tanaman cabai yaitu Antraknosa. Tidak ada yang memungkiri bahwa antracnosa atau yang lebih dikenal dengan istilah “pathek” adalah penyakit tanaman cabai yang hingga saat ini masih menjadi momok petani cabe. Bagaimana tidak? Buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit tanaman cabai ini. Sekali tanaman cabe kita terkena antraknosa, maka akan sulit bagi kita untuk mengendalikannya.

G.1 Gambar Antraknosa cabai

Page 7: Makalah Antraknosa

C. Penyebab penyakit antraknosa

Antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit tanaman cabai ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit tanaman cabai ini sangat cepat pada musim hujan. Jamur ini menyerang tidak pandang bulu, karena baik buah cabe yang masih hijau atau sudah masak pun tidak luput darinya. Penyakit tanaman cabai ini sangat mudah menyebar ke buah atau tanaman lain.

D. Cara pengendalian penyakit antraknosa pada cabai

Tidak ada satu pun cara yang bisa dilakukan agar penyakit tanaman cabai ini bisa sembuh 100%, namun kita bisa mencegahnya dengan kultur teknis yang baik. Melakukan prendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat celcius) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole dan pyrimidin (0.05-0.1%) sebelum ditanam atau menggunakan agen hayati. Agen hayati yang sering digunakan dalam pengendalian antraknosa adalah: Actinoplanes, Alcaligenes, Agrobacterium amorphospongarium, Athrobacter dan agen hayati ini bisa didapat di balai perlindungan tanaman deptan. Namun perlu diperhatikan bila kita menggunakan agen hayati sebaiknya kita tidak menggunakan pestisida kimia, karena akan menyebabkan kematian pada agen hayati tersebut. Juga dilakukan pembersihan atau pembuangan bagian tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar.

Selain dengan cara system budidaya yang baik, saat pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif. Penggunaan benih sembarangan akan beresiko terjadinya serangan penyakit. Secara kimia, pengendalian penyakit tanaman cabai ini dapat disemprot dengan fungisida bersifat sistemik yang berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WD, atau yang berbahan aktif mankozeb seperti victory 80wp. Ada beberapa pestisida nabati yang bisa menjadi alternative, yaitu ekstrak tanaman marigold (Titonia diversifolata) dalam air 1:20. Atau Campuran nimba (Azadirachta indica), serai dan laos pada perbandingan 8:6:6 atau 6:6:6, serta larutan daun tembakau pada air 1:20. Efektifitas beberapa pestisida nabati ini setara dengan mancozeb 0.2%.

Sampai saat ini patek (antraknosa) masih merupakan penyakit utama tanaman cabe, bahkan menurut informasi sekarang patek juga mulai menyerang cabai rawit. Penyakit patek (antraknosa) sangat susah sekali dikendalikan jika sudah terlanjur menyerang. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit patek bisa mencapai 100%.

Penyakit patek disebabkan oleh dua jenis jamur:

1. Jamur Colletotricum capsici, serangan jamur ini pada cabe dicirikan dengan cara menginokulasi pada tengah buah cabai dan biasanya menyerang cabai yang sudah tua.

Page 8: Makalah Antraknosa

2. Jamur Gloeosporium sp, jamur ini dicirikan dari jenis serangannya pada ujung cabai dan bisa menyerang pada cabai yang muda maupun tua.

Kedua jamur tersebut bisa menyerang sendiri-sendiri maupun bersamaan (kombinasi keduanya). Serangan jamur tersebut biasanya akan meningkat saat kelembaban tinggi disertai suhu udara yang tinggi pula.

Untuk mengendalikan penyakit patek (anraknosa) pada tanaman cabai tidak bisa dilakukan hanya saat sudah mulai terjadinya serangan, namun harus dimulai dari awal proses penanaman. Untuk lebih lengkapnya cara mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai bisa dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pergunakan bibit yang sehat, jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai.

2. Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). Spora Gloeosporium maupu Colletotricum mampu beradaptasi hidup dalam tanah dalam waktu tahunan

3. Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek

4. Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman.

5. Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai

6. Pergukanlah mulsa plastik untuk menghindari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan

7. Pergunakanlah jarak tanam yang ideal sesuai dengan varietas yang akan kita tanam, usahakan jangan terlalu rapat karena hal ini akan sangat membahayakan keselamatan tanaman cabai

8. Lakukan pencegahan dengan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida secara rutin satu minggu sekali (tetapi ini betentangan dengan konsep pengendalian hama secara terpadu)

9. Lakukan perempelan untuk mengurangi krimbunan tanaman cabai 10. Pergunakan peralatan yang terbebas dari penyebab penyakit patek 11. Jika langkah-langkah diatas sudah dilakukan tetapi masih terjadi serangan

penyakit patek maka segeralah buang tanaman yang sakit kalau perlu membakarnya.

12. Segeralah melakukan tindakan penyelamatan terhadap cabai yang belum terserang secepatnya (saya katakan secepatnya karena penyakit patek bisa menyebar dalam hitungan jam). Tindakan yang perlu dilakukan adalah menyemprot dengan fungisida kontak (dithane, nordox, kocide, antracol, dakonil dll) bersamaan dengan sistemik (derosal, bion M, amistartop dll)

Page 9: Makalah Antraknosa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan materi mengenai penyakit antraknosa pada cabai dapa disimpulkan bahwa Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Dan salah satu penyakit pentingnya adalah penyakit antraknosa, yaitu penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit tanaman cabai ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair.

B. Saran

Adapun saran dari kelompok kami, yaitu sebaiknya pengendalian penyakit tanaman Antraknosa ataupun penyakit lainnya di lakukan saat gejala mulai terlihat.. Untuk mencegah terjadinya penyebaran suatu penyakit.

Page 10: Makalah Antraknosa

Lampiran

G.2 Gambar tanaman cabai

G.3 Gambar tanaman cabai yang terserang antraknosa