23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar merupakan komponen penting dalam program pembelajaran di samping komponen- komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, kurikulum yang baik dan proses pembelajaran 1

makalah asesmen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asesmen 5

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar merupakan komponen penting dalam program pembelajaran di samping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum.

Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:

1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.

2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. 3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. 4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.1.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas, adapun masalah yang dapat dirumuskan penulis adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian?2. Bagaimana karakteristik penilaian kelas?3. Bagaimana langkah-langkah menentukan KKM untuk pelajaran sains?4. Bagaimana unsur penilaian hasil belajar untuk pelajaran sains?5. Bagaimana pelaporan hasil belajar untuk pelajaran sains?1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang diperoleh dari penulisan makalah ini, adalah:1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian.2. Menjelaskan karakteristik penilaian kelas.3. Mendeskripsikan langkah-langkah menentukan KKM untuk pelajaran sains.4. Menjelaskan unsur penilaian hasil belajar untuk pelajaran sains.5. Menjelaskan pelaporan hasil belajar untuk pelajaran sains. 1.4 Manfaat Penulisan

Adapun tujuan yang diperoleh dari penulisan makalah ini, adalah:

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan mengenai analisis dan pelaporan hasil belajar untuk pelajaran sains.

2. Bagi PembacaDapat dijadikan acuan mengenai analisis dan pelaporan hasil belajar untuk pelajaran sains.BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian PenilaianPenilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut.

1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, dan tidak dalam keadaan tertekan.

2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/ atau kelompok di dalam dan/ atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.

4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5) Ulangan harian merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik.

6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.

7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar).

2.2 Karakteristik Penilaian KelasPenilaian Kelas dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Belajar Tuntas

Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.

2) Otentik Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3) Berkesinambungan

Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

4) Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

5) Berdasarkan acuan kriteria

Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.

KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya.

Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Ketuntasan Belajar

Predikat Nilai Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap

A 4 4 SB

A- 3.66 3.66

B+ 3.33 3.33 B

B 3 3

B- 2.66 2.66

C+ 2.33 2.33 C

C 2 2

C- 1.66 1.66

D+ 1.33 1.33 K

D 1 1

Keterangan:

SB = Sangat Baik

C = Cukup

B = Baik

K = Kurang

Kriteria ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi pada kategori KI-3 dan KI-4 adalah B- (2.66). Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif. Seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai 2.66 dari hasil tes formatif. Bagi peserta didik yang belum tuntas untuk kompetensi tertentu harus mengikuti pembelajaran remedial, sedangkan bagi yang sudah tuntas boleh mempelajari kompetensi berikutnya.

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai suatu kompetensi dapat melihat posisi nilai yang diperoleh berdasarkan tabel 2.Tabel 2. Konversi nilai

Konversi nilai akhirPredikat (Pengetahuan dan KeterampilanSikap

Skala 100Skala 4

86 - 1004ASB

81 - 853.66A-

76 - 803.33B+B

71 - 753.00B

66 - 702.66B-

61 - 652.33C+C

56 - 602C

51 - 551.66C-

46 - 501.33D+K

0 - 451D

Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 66 sd. 70, dia ada pada posisi predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan. Artinya, peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi tertentu.2.3. Langkah-langkah menentukan KKM untuk Pelajaran SainsKriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

a. KKM ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan : karakteristik kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

b. KKM tidak dicantumkan dalam buku hasil belajar, melainkan pada buku penilaian guru.

c. KKM maksimal 100%, KKM ideal 75 %, .Satuan pendidikan dimungkinkan menentukan KKM di bawah KKM ideal, tetapi secara bertahap perlu meningkatkan KKM-nya hingga mencapai KKM ideal/ maksimal.d. Peserta didik yang belum mencapai KKM, diberi kesempatan mengikuti program remedial sepanjang semester yang diikuti.e. Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM, diberi program Pengayaan.f. Keterangan ketuntasan : 1) Kompetensi pengetahuan dinyatakan tuntas apabila mencapai KKM.2) Kompetensi keterampilan dinyatakan tuntas apabila mencapai KKM.3) Kompetensi sikap spiritual dan sosial dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai BAIK (B).g. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila terdapat minimal salah satu kompetensi dari tiga mata pelajaran tidak tuntas.2.4. Unsur Penilaian Hasil Belajar untuk Pelajaran SainsHasil dari setiap kegiatan penilaian hasil belajar dicantumkan dalam buku daftar nilai. Unsur penilaian hasil belajar yang dicantumkan dalam buku daftar nilai adalah sebagai berikut:

a. Ulangan Harian

b. Ulangan Tengah Semester

c. Tugas (seperti penugasan, produk, pengamatan)

d. Ulangan Akhir Semseter e. Ulangan Kenaikan Kelas.2.5. Pelaporan Hasil Belajar untuk Pelajaran SainsLaporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa, merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Pada pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

a. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.

b. Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan siswa.

c. Menjamin orang tua siswa akan informasi permasalahan anaknya dalam belajar.

d. Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.

e. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan akurat.

Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa yaitu:

a. Memberikan informasi yang tepat dan jelas tentang kemajuan hasil belajar siswa dalam kurun waktu tertentu.

b. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk belajar.

c. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam pencapaian kompetensi.

Agar peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, bentuk laporan kemajuan siswa harus disajikan secara sederhana, mudah dibaca, dipahami, komunikatif, serta menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa. Dengan demikian orang tua atau pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan mudah mengidentifikasi kompetensi yang harus ditingkatkan.

Laporan pencapaian kemajuan belajar secara menyeluruh, menggambarkan kualitas pribadi siswa sebagai internalisasi dan kristalisasi belajar melalui sebagian kegiatan baik intra maupun ekstrakurikuler pada kurun waktu satu semester.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah.

Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:

1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.

2. Deskripsi sikap diberikan untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

3. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.

Pengembangan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada dasarnya merupakan wewenang sekolah yang dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Namun demikian, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah memandang perlu disusunnya Buku Panduan Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik dan Model Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama untuk membantu sekolah mengembangkan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin e nomor 1) dan 2) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas laporan hasil penilaian oleh pendidik yang berbentuk:

1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.

2. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.

3. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus- menerus) untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar peserta didik.

Laporan hasil belajar peserta didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengetahui kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, laporan hasil belajar peserta didik harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai hasil belajar peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.

Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, memandang perlu menerbitkan Buku Panduan Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik yang di dalamnya disajikan Model Rapor SMP, Petunjuk Teknis Pengelolaan Penilaian, dan Petunjuk Teknis Pengisian Rapor. Hal ini dilakukan untuk membantu para guru dalam satuan pendidikan melaksanakan pengisian laporan hasil belajar peserta didik dalam bentuk rapor.BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:

1. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.2. Penilaian Kelas dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Belajar Tuntas

2. Otentik 3. Berkesinambungan

4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

5. Berdasarkan acuan kriteria

3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. 4. Hasil dari setiap kegiatan penilaian hasil belajar dicantumkan dalam buku daftar nilai. Unsur penilaian hasil belajar yang dicantumkan dalam buku daftar nilai adalah sebagai berikut:1) Ulangan Harian

2) Ulangan Tengah Semester

3) Tugas (seperti penugasan, produk, pengamatan)

4) Ulangan Akhir Semseter

5) Ulangan Kenaikan Kelas

5. Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa, merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa yaitu:1) Memberikan informasi yang tepat dan jelas tentang kemajuan hasil belajar siswa dalam kurun waktu tertentu.

2) Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk belajar.

3) Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam pencapaian kompetensi.3.2 Saran

Penulis berharap dengan tersusunnya makalah ini dapat menjadi acuan bagi para pembaca untuk dikaji lebih lanjut mengenai analisis dan pelaporan hasil belajar untuk pelajaran sains.DAFTAR PUSTAKAAnonim. (2013). 04-PANDUAN-PENILAIAN-di SMP. Tersedia pada: http://psg15.um.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/SMP-IPA-rev.pdf. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015.

Anonim. (2013). Analisis_Hasil_Penilaian. Tersedia pada: https://www.google.com/search?q=04-PANDUAN-PENILAIAN-di+SD.pdf&ie=utf-8&oe=utf. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015.

Anonim. (2013). Model Rapor SMP. Tersedia pada: http://simpelpas.wordpress.com/2013/11/16/raport-smp-kurikulum-2013/. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015.

Anonim. (2013). Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran. Tersedia pada: https://efullama.wordpress.com/adm-sekolah/60-analisis-hasil-evaluasi-belajar/. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015.

Fajar. (2013). PENILAIAN HASIL BELAJAR. Tersedia pada: http://www.fajarguru.web.id/2013/10/rapor-smp-berdasarkan-kurikulum-2013.html. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015.

Kemendikbud. (2013).04-b-salinan-lampiran-permendikbud-no-66-th-2013-tentangstandarpenilaian.Tersediapada:https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/06/04-b-salinan-lampiran-permendikbud-no-66-th-2013-tentang standar-penilaian.pdf. Diakses pada tanggal 1 Januari 2015.15