Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH AUDIT SUBTANTIF
“PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Subtantif
Disusun Oleh Kelompok 5:
1. Harti Novika 201810170311057
2. Erina Dwi Nuranisa 201810170311085
3. Iravati Maziyah 201810170311092
PROGRAM STUDI AKUNTASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020/2021
1
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
Bab II Pembahasan ..................................................................................... 5
2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang .................................................... 5
2.2 Tujuan Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang .................................... 8
2.3 Macam-macam Pengujian terhadap Kewajiban Jangka Panjang .......... 10
2.4 Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang ............................... 13
2.5 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang menurut PABU dalam neraca ... 15
2.6 Kertas Kerja Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang .......................... 16
2.7 Contoh Kasus ......................................................................................... 22
Bab III Kesimpulan .................................................................................. 24
Daftar Pustaka ........................................................................................... 25
2
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Rasa syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat segala rahmat kemurahan-nya makalah ini dapat kami selasaikan tepat pada
waktu yang telah ditentukan dan sesuai harapan kami. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terimakasih atas segala bantuan baik materi maupun pikiran dari
semua pihak yang telah berkontribusi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta
pengalaman bagi pembaca serta menjadi manfaat dan amal jariyah sebagai ilmu
yang bermanfaat. Untuk itu kedepannya mungkin dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman kami,
kami yakin masih banyak kekurangan dalam maklah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik yang membangun serta saran dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, 14 Oktober 2021
Penyusun,
Kelompok 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutang jangka panjang adalah hutang perusahan kepada pihak
ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Dengan
memperhatikan bab sebelumnya, terdapat perbedaan yang cukup jelas
dengan hutang jangka pendek mengenai waktu pelunasan atau jatuh
temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu tahun,
sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya biaya yang masih
ahrus dibayar atau hutan yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis,
dalam hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan
kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut
dituangkan dalam dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian
kredit ini berisikan jumlah hutang yag diberikan, tingkat bunga, syarat-
syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yan dijadikan
jaminan dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kewajiban jangka panjang?
2. Apa tujuan pemeriksaan kewajiban jangka panjang?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan kewajiban jangka panjang?
4. Apasaja macam-macam pengujian terhadap kewajiban jangka panjang?
5. Bagaimana penyajian kewajiban jangka panjang menurut prinsip
akuntansi berlaku umum dalam neraca?
6. Bagaimana kertas kerja pemeriksaan kewajiban jangka panjang?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatasm dapat disimpulkan bahwa tujuan
penelitian makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui apa pengertian dari kewajiban jangka panjang.
4
2. Mengetahui tujuan pemeriksaan dari kewajiban jangka panjang.
3. Mengetahui prosedur pemeriksaan dari kewajiban jangka panjang.
4. Mengetahui macam-macam pengujian terhadap kewajiban jangka
panjang
5. Mengetahui bagaimana penyajian kewajiban jangka panjang menurut
prinsip PABU dalam neraca.
6. Mengetahui bagaimana kertas kerja pemeriksaan kewajiban jangka
panjang.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan
atau transasksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari setahun ditinjau dari
tanggal neraca. Contohnya utang jangka panjang dari bank (berupa kredit
investasi), utang obligasi, utang kepada induk perusahaan, utang sewa jangka
panjang, utang pension, dan utang wesel jangka panjang.
Menurut PSAK (IAI, 2009: 1.8) kewajiban berbunga jangka panjang tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban
tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal
laporan posisi keuangan, apabila :
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari
dua belas bulan.
b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang, dan;
c. Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian
pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang
resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.
Menurut Sukrisno Agoes (Auditing – Buku 2: 2013) liabilitas jangka
panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang jatuh tempo
atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Ada beberapa alasan
mengapa perusahaan memilih cara pembelanjaan kegiatannya dengan menatik
utang jangka panjang:
6
1. Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar, sehingga alternatif
yang masih menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang
jangka panjang guna melunasi utang jangka pendeknya tersebut.
2. Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan
dana yang besar, yang pemegang saham tidak menghendaki
pemenuhannya dengan menambah saham yang beredar.
3. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana akan lebih murah bila
diperoleh dari penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga
dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan, sedangkan
deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak dapat
diperlakukan sebagai biaya dalam laporan laba rugi, sehingga tidak
dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh
perusahaan.
4. Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperoleh dengan
cara menyewa (lease) daripada membeli.
Beberapa contoh kewajiban jangka panjang:
1. Kredit Investasi (Long Term Loan)
Kredit Investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan
bukan bank, yang digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah,
misalnya gedung dan mesin.
2. Utang Obligasi
Utang Obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu
perusahaan dengan menjual obligasi, di dalam negeri maupun di luar
negeri. Berikut jenis-jenis obligasi :
Registered Bonds (Obligasi yang mencantumkan nama pemilik
disertifikat obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan harus di-
endorse di bagian belakangnya)
7
Coupon Bonds atau Bearer Bonds (Obligasi atas unjuk yang tidak
mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga
tidak perlu di –endorse pada saat dipindahtangankan)
Term Bonds (Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu
tanggal tertentu.
Serial Bonds (Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap pada
beberapa tanggal tertentu)
Convertible Bonds (Obligasi yang bisa ditukar dengan surat
berharga)
Callable Bonds (Obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan
yang mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi
tersebut sebelum tanggal jatuh temponya)
Secured Bonds (Obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan)
3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun
Yakni suatu pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk
membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan
memperhitungkan tingkat bunga tertentu.
4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding
Company) atau Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company)
Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan
afiliasi yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman
(pinjaman tersebut bisa dikenakan bunga , bisa juga tidak)
5. Utang Subordinasi (Subordinatde Loan)
8
Yakni utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang
mempunyai beberapa sifat:
Tanpa bunga
Baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai
kemampuan untuk membayar kembali utangnya
Mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal
6. Bridging Loan
Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi
yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga biasanya
lebih tinggi dari tingkat bunga pasar dan bisa berupa short term loan atau
long term loan.
7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)
Adalah utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian
aset tetap (dalam bentuk capital lease atau sales and lease back) dan
biasanya dicicil dalam jangka panjang.
2.2 Tujuan Pemeriksaan Jangka Panjang
Untuk menentukan apakah:
1) Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang
2) Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah
dicatat seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
3) Libilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) betul – betul merupakan kewajiban perusahaan
9
4) Libilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang
dijaminkan sudah diidentifikasi
5) Libilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs
tengah bank indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada
laba rugi tahun berjalan
6) Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang
serta amortisasi dari premium/discount telah dicatat per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca)
7) Biaya bunga libilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan
posisi keuangan(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan
merupakan beban perusahaan
8) Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh
perusahaan sehingga tidak terjadi bank “default”
9) Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar
10) liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang
timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta
diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan
keuangn, sesuai dengan standar akuntansi keuangan
ETAP/PSAK/IFRS
10
2.3 Macam-Macam Pengujian Terhadap Kewajiban Jangka Panjang
1) Pengujian Subtantif
Prosedur Audit Awal
Pengujian Analitik (Hitung Ratio):
a) Ratio Hutang dengan Total Aktiva
Rumus: Total Hutang/Total Aktiva
b) Ratio Hutang dengan Ekuitas
Rumus: Total Hutang/Total Ekuitas
c) Ratio Times Interest Earned
Rumus: Laba Bersih Usaha/Biaya Bunga Obligasi
d) Ratio Biaya Bunga dengan Hutang
Rumus: Biaya Bunga/Rerata Bunga
11
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan
auditor, misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio, atau ratio yang dianggarkan.
Pembanding ini membantu auditor untuk mengungkapkan :
1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2. Perubahan akuntansi
3. Perubahan entitas
4. Fluktuasi acak
5. Salah saji
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Hutang Jangka Panjang
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan hutang jangka panjang.
2. Membuktikan bahwa saldo hutang jangka panjang mencerminkan
kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang
jangka panjang selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun
yang diaudit dan kelengkapan saldo hutang jangka panjang yang
disajikan di neraca.
4. Membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di
neraca merupakan klaim kreditur terhadap aktivitas entitas.
5. Membuktikan kewajaran penilaian hutang jangka panjang yang
dicantumkan di neraca.
12
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang
jangka panjang di neraca.
2) Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Prosedur Pengujian Terhadap Transaksi Rinci adalah sebagai berikut :
Usut penerimaan uang dari penarikan hutang jangka panjang
Mintalah konfirmasi mengenai hutang jangka panjang dari bank
dan trust company
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok
pinjaman
Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang jangka
panjang
Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan
hutang jangka panjang
Periksa kepatuhan klien terhadap batasan - batasan yang dikenakan
oleh kreditur
Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond
Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto
obligasi, dan hutang bunga obligasi
3) Pengujian Terhadap Akun Rinci
Prosedur Pengujian terhadap akun rinci adalah sebagai berikut :
Minta atau buatlah daftar hutang jangka panjang
13
Minta atau pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian
penarikan kredit jangka panjang
Periksalah kesesuaian penilaian hutang jangka panjang dengan
PABU
Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi.
2.4 Prosedur Pemeriksaan Jangka Panjang
Prosedur audit yang disarankan untuk kewajiban jangka panjang adalah
sebagai berikut :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas libilitas jangka panjang.
2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang
berikut discount, premium, dan bunga selama peiode yang diperiksa
3. Kirim informasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai :
plafon kredit, saldo per tanggal laporan posis keuangan, tingkat bunga,
jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
4. Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan
apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai
dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas
jangka panjang.
5. Periksa apakah perolehan/penambahan bunga dan
amortisasidiscount/premium dari obligasi. Tie-Up jumlah beban bunga
dan amortisasi discount/premium obligasi dengan jumlah yang
tercantum pada laporan laba rugi. Discount/premium yang belum
14
diamortisasi harus dilaporkan sebagai pengurangan/penambahan dari
nilai nominal obligasi.
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan
amortisasidiscount/premium dari obligasi.
7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
diperpanjang (direnewed) setelah tanggal laporan posisi keuangan,
untuk mengetahui apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai
liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar.
8. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan periksa apakah ada
pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
9. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan
penyajiannya di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa)
10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun akan datang, sehingga harus
direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek
11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali
dalam mata uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi
keuangan sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan
selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan.
15
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap
liabilitas jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga
13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan
posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS
14. Dalam catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan :
Nomor dan tanggal perjanjian kredit serta plafon kredit
Nama kreditur
Tingkat bunga dan jangka panjang waktu kredit
Mengenai jaminan, apakah berupa aset, jaminan pribadi
ataucorporate guarantee
Apakah pembayaran bunga dan pembayaran kembali pinjaman
dalam rupiah atau mata uang asing
Apakah ada bank default
2.5 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang Menurut Pabu Dalam Neraca
Hutang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca. Setiap
jenis hutang jangka panjang harus disajikan secara terpisah di dalam neraca dan
diberi catatan kaki yang cukup jika hal ini diperlukan. Penjelasan yang
bersangkutan dengan hutang jangka panjang meliputi : nama hutang, jumlah
hutang yang disetujui, jumlah hutang yang telah ditarik, tanggal jatuh tempo,
tarif bunga, pembatasan dalam pembagian dividen, keharusan mempertahankan
jumlah modal kerja tertentu, dan penjelasan jumlah & jenis aktiva yang
16
dijaminkan.
Umumnya hutang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok :
hutang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis dan hutang jangka
panjang yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis. Contoh hutang kelompok
pertama adalah hutang bank dan hutang obligasi, sedangkan contoh hutang
kelompok kedua adalah pengkreditan yan ditangguhkan (deferred credits),
jaminan dari pelanggan (customer's deposit), hutang garansi produk.
Hutang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya, dan
dicantumkan pada tanggal jatuh tempo serta tarif bunganya. Alternatif lain
adalah hutang obligasi disajikan pada nilai nominalnya ditambah dengan premi
obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto obligasi yang
belum diamortisasi.
Obligasi yang dilunasi, yang dibeli sebagai treasury bond, dan yang belum
dikeluarkan lagi, harus disajikan dalam neraca sebagai pengurang jumlah
obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan (authorized bond) sebesar nilai
nominalnya. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.
22
2.7 Contoh Kasus
Contoh kasus audit hutang jangka panjang terjadi pada PT Kakraffi dimana
temuan audit menunjukkan adanya pembayaran yang tidak terotorisasi pada
tanggal 31/3/2020. Rincian pembayaran yang dilakukan selama tahun 2020
sebagai berikut.
Perjanjian
Hutang
KPP Awal
Tahun
Tanggal
Pembayaran
Pembayaran
Klien Buku Klien
Hutang Wesel Rp53.100.000 15/01/2021 Rp0 Rp53.100.000
Hutang
Investasi Rp76.700.000 03/03/2020 Rp59.059.000 Rp17.641.000
Pinjaman Bank Rp14.800.000 31/03/2020 Rp6.956.000 Rp7.844.000
Rp144.600.000 Rp78.585.000
23
Akuntan publik dapat membuat kertas kerja pemeriksaan dalam rangka
mendapatkan saldo hutang jangka panjang yang sebenarnya terjadi di
perusahaan. Adanya indikasi pengurangan jumlah pinjaman harus
dipertimbangkan sehingga salah saji material dapat diatasi.
Perjanjian
Hutang
KPP Awal
Tahun
Tanggal
Pembayaran Pembayaran
KPP Akhir
Tahun
Hutang Wesel Rp53.100.000 15/01/2021 Rp0 Rp53.100.000
Hutang
Investasi Rp76.700.000 03/03/2020 Rp34.515.000 Rp42.185.000
Pinjaman Bank Rp14.800.000 31/03/2020 Rp0 Rp14.800.000
Rp144.600.000 Rp110.085.000
24
BAB III
KESIMPULAN
Keberadaan dan Keterjadian Auditor membuktikan apakah saldo hutang
jangka panjang mencerminkan kepentingan transaksi yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang selam tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut,
auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini : Pengujian analitik,
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka
panjang & biaya bunga, Review terhadap otorisasi & kontrak penarikan hutang
jangka panjang, dan Konfirmasi dari kreditur & bond trustee.
Penilaian penyajian di dalam neraca harus dengan penjelasan sebagaimana
diatur dalam prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan
asersi penilaian hutang jangka panjang yang dicantumkan pada neraca, auditor
melakukan pengujian substantif berikut ini: Prosedur audit awal, Pengujian analitik,
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka
panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang &
pelajari pasal - pasal yang terdapat di dalamnya, Konfirmasi dari kreditur & bond
trustee, dan Penghitungan kembali biaya bunga.
Penyajian dan Pengungkapan unsur - unsur laporan keuangan harus
didasarkan pada PABU. Pengujian substantif terhadap hutang jangka panjang
diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur hutang
jangka panjang telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai
dengan PABU. Satu - satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi
penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca adalah dengan
membandingkan penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca
yang diaudit dengan PABU melalui berbagai prosedur berikut ini : Review
terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal - pasal yang terdapat di
dalamnya, Pemeriksaan terhadap klasifikasi hutang jangka panjang yang segera
jatuh tempo di dalam neraca, dan Pemeriksaan terhadap pengungkapan yang
berangkutan dengan hutang jangka panjang.
25
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. 2004. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
IAI. (2015). Ed Psak 1. Ikatan Akuntansi Indonesia, 01(01), 1–79.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-1.pdf
Ramadhan, Lutfi. 2015. Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang.
https://www.academia.edu/12383634/Makalah_Bab_6_Pemeriksaan_Kewaji
ban_Jangka_Panjang (diakses 14 Oktober 2021)
Ashar Syah, Muhammad, Muhammad Ridwan, Nila Hasim, dan Putri Dinda.
Makalah Kewajiban Jangka Panjang. https://pdfcoffee.com/audii6-makalah-
kewajiban-jangka-panjangdocx-pdf-free.html (diakses 14 Oktober 2021)