Upload
kurnia-dewi-cahya-maulina
View
2.165
Download
47
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
ZAT ADIKTIF (BAHAN PENGAWET)
DALAM MAKANAN DAN MINUMAN
Oleh : KURNIA DEWI CAHYA MAULINA
MOTTO
Jangan pernah menganggap belajar sebagai
suatu kewajiban, tetapi anggaplah ia sebagai
suatu kesempatan menyenangkan untuk
membebaskan diri dalam mempelajari
keindahan alam dan kehidupan
belajar adalah kebahagiaanmu sendiri dan akan
memberikan
keuntungan bagi masyarakat tempatmu belajar
nanti
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufiq
dan hidayah-Nya lah penulisan makalah dengan judul “Zat Adiktif Dalam Makanan
dan Minuman” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa ada kendala yang berarti
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pelajaran IPA.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalh
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
kami harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah selanjutnya.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua teman-teman yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya
penulisan makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat bagi semua.
Mojokerto, Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii
MOTTO........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Zat Tambahan (Adiktif) ……………………………………. 5
B. Jenis-jenis Bahan Pengawet Sintetis....................................... 8
C. Bahan Pengawet Yang Tidak Aman Dalam Makanan/
Minuman................................................................................. 9
D. Ambang Batas Pengawet Sintetis Dalam Tubuh Manusia..... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 12
B. Saran ....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman memotivasi ide-ide baru yang menciptakan terobosan-
terobosan mutakhir baik dalam bentuk inovasi maupun discovery. Perkembangan
ini tentu membawa manusia pada berbagai macam kemajuan. Diantaranya adalah
kemajuan di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, bioteknologi, bisnis, dsb.
Kemajuan-kemajuan ini memang ada kalanya baik bagi manusia dan ada kalanya
bersifat merusak. Baik disini berarti dapat memberikan manfaat untuk kehidupan
manusia dan lingkungannya. Dan apabila dikatakan merusak (destroy) karena
dapat berdampak negatif bagi kehidupan manusia beserta lingkungannya.
Salah satu kemajuan yang memiliki dua dampak positif dan negatif adalah
kemajuan di bidang bisnis makanan dan minuman instan (siap saji) baik dalam
bentuk kalengan maupun dalam bentuk botolan/juga sachetan. Dalam
makanan/minuman ini biasanya terdapat zat pengawet (preservatives). Bahan
pengawet (preservatives) ini dicampurkan dalam makanan/minuman instan agar
bisa memperpanjang daya tahan makanan/minuman. Kebanyakan
makanan/minuman yang beredar di pasaran bisa bertahan hingga beberapa bulan,
bahkan bisa sampai 1 tahun. Namun ada satu alasan lagi, mengapa para produsen
makanan/minuman mencampurkan bahan pengawet dalam produk mereka.
Sebenarnya, hal ini dilakukan agar rasa makanan/minuman itu menjadi lebih enak
dan warnanya pun menjadi lebih menarik, sehingga konsumen merasa tertarik
untuk membelinya.
Penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa
banyak produk makanan/minuman di pasaran yang tidak menyebutkan atau
memalsukan nama dari bahan pengawet yang tertera. Dalam penelitiannya
BPOM menemukan beberapa zat pengawet kimia, diantaranya asam benzoat,
kalsium benzoat, asam sorbat, kalium nitrit, dsb. Dalam produk
makanan/minuman. Bahan-bahan pengawet tersebut berkemungkinan dapat
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Meskipun demikian, masyarakat luas masih lebih suka memilih
makanan/minuman siap saji yang mudah dan praktis dari pada yang alami.
Padahal di dalam makanan/minuman tersebut terdapat pengawet kimia. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang bahaya
pengawet beserta dampaknya bagi kesehatan manusia. Atas dasar itulah, penulis
mencoba untuk mengulasnya dalam paper yang berjudul “Identifikasi Bahan-
Bahan Pengawet Sintetis pada Makanan dan Minuman Beserta Pengaruhnya
Terhadap Kesehatan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam paper ini adalah sebagai berikut :
1. Sebutkan beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa digunakan dalam
produk makanan selain boraks dan formalin !
2. Sebutkan beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa digunakan dalam
produk minuman selain boraks dan formalin !
3. Berapakah ambang batas dari pengawet sintetis selain boraks dan formalin di
dalam tubuh manusia ?
4. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh bahan pengawet sintetis bila
dikonsumsi secara berlebihan ?
C. Tujuan dan Manfaat
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat penulisan paper ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa
digunakan dalam produk makanan selain boraks dan formalin.
2. Untuk mengidentifikasi beberapa jenis bahan pengawet sintetis yang biasa
digunakan dalam produk minuman selain boraks dan formalin.
3. Agar kita mengetahui ambang batas pengawet sintetis yang diperbolehkan
dalam tubuh manusia.
4. Agar kita mengetahui tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh bahan
pengawet sintetis bila dikonsumsi secara berlebihan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh adalah
- karbohidrat
- lemak
- protein
- vitamin
- mineral
- air
Tetapi, selain zat-zat makanan tersebut di atas, di dalam
makanan kita masih terdapat zat-zat lain yang pada umumnya
tidak mempunyai nilai gizi.
Zat-zat ini disebut zat tambahan (additives) pada makanan,
yaitu :
1. Zat tambahan untuk membuat makanan menjadi lebih
menarik kelihatannya, lebih sedap bau dan rasanya dan
lebih awet bila disimpan.
2. Zat tambahan yang bercampur dengan makanan pada
waktu dalam proses penyediaan/pembuatan bahan
makanan.
Zat tambahan im harus aman penggunaannya, yaitu tidak
mengganggu kesehatan.
B. URAIAN BEBERAPA ZAT TAMBAHAN
a. Zat warna: tujuan penambahan ialah membuat makanan
lebih menarik.
Ada 2 macam zat warna:
1. Zat Warna Nabati,
yaitu yang berasal dari alam/tumbuh-tumbuhan. seperti
warna hijau dari daun suji (daun pandan) dan warna kuning
atau jingga dari kunir (kurkuma).
ii.
2. Zat Warna Sintetik,
yang umumnya
dibuat dari ter
batubara
Zat warna ini tidak
boleh digunakan
untuk makanan,
karena beracun.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa zat warna itu
dapat menimbulkan penyakit kanker.
b. Zat Penyedap (penguat rasa) : Tujuan penambahan ialah
agar makanan lebih sedap rasa dan baunya.
c. Zat Pengawet
Penggunaan gula dan garam sebagai pengawet sudah
diketahui orang banyak.
Untuk makanan dalam kaleng umumnya digunakan zat
pengawet lain, misalnya natrium benzoat. nipagin, sendawa
dan asam sitrat. Ada kalanya digunakan juga antibiotik.
Minyak dan lemak jika tidak disimpan baik, lama kelamaan
menjadi tengik. Peristiwa ini terjadi karena asam lemakyang
tidak jenuh dalam bahan ini teroksidasi. Udara, cahaya dan
kerja bakteri adalah penyebabnya. Untuk mencegah proses ini
pada minyak atau lemak ditambahkan zat pengawet yang
tergolong "antioksidan".
Contohnya:
- butil hidroksi anisol (BHA)
- butil hidroksi toluena (BHT)
A. Biasanya antioksidan digunakan bersama dengan asam
sitrat atau asam askorbat (vitamin C) yang fungsinya untuk
memperkuat kerja antioksidan itu. Zat tambahan golongan
lainnya yang secara tidak sengaja bercampur dengan
makanan ialah bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
bidang pertanian dan peternakan, misalnya senyawa
organoklor. Karena itu kita harus mencuci bersih lebih
dahulu sayuran dan buah-buahan yang akan kita makan
untuk mencegah keracunan oleh bahan kimia itu. Hormon-
hormon yang sekarang sering diberikan kepada hewan
potong untuk mempercepat pertumbuhannya dapat juga
merupakan zat pada makanan.
B. Zat Pemanis
Gula Pasir dan gula jawa adalah pemanis alami yang sering
dipakai sehari-hari. Pemanis sintetis sering digunakan
dalam industri minuman seperti limun, sirup dan lain-lain.
Penggunaan pemanis sintetis ini harus dibatasi karena
kelebihan pemanis sintetis dalam minuman atau makanan
akan menyebabkan penyakit.
A. Pemanis sintetis yang aman penggunaannya adalah
gula stevita yaitu gula yang berasal dari daun Stevita
rebaudina.
A. Jenis-jenis Bahan Pengawet Sintetis
1. Bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman dalam makanan
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif
jika dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang alergi atau digunakan
secara berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut yaitu :
a) Asam Benzoat
Asam benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam
pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak
mendominasi produk makanan. Bahan pengawet ini dicampurkan dalam
suatu produk makanan dengan tujuan untuk mempertahankan bahan
pangan dari serangan mikroba. Mikroba merupakan sel mikroorganisme
seperti jamur, kapang, bakteri maupun kuman. Sel mikroorganisme ini
dapat mempercepat pembusukan makanan. Akan tetapi, asam benzoat
dapat mencegah atau menghentikan proses pertumbuhan bakteri dalam
suatu produk makanan. Benzoat sebenarnya bisa ditemukan secara natural
pada buah dan rempah, cengkeh, cinnamon, dan buah berry mengandung
benzoat yang dapat mempertahankan daya tahan kesegarannya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/asam_benzoat)
b) Kalium Nitrit
Kalium nitrit merupakan bahan pengawet sintetis yang berwarna
putih atau kuning. Bahan pengawet ini mempunyai kelarutan (solubility)
yang tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Kalium nitrit mempunyai efektivitas sangat tinggi karena dapat
membunuh bakteri dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pengawet ini
sering digunakan pada daging dan ikan. Biasanya kalium nitrit
dicampurkan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan
warna merah agar tampak selalu segar misalnya pada daging kornet.
c) Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Kalsium propionat dan natrium propionat termasuk golongan asam
propionat. Penggunaan kedua pengawet ini untuk mencegah tumbuhnya
jamur atau kapang. Jamur dan kapang sangat merugikan dalam makanan
karena dapat mempercepat pembusukan. Bahan pengawet ini biasanya
digunakan untuk produk roti dan tepung, sehingga roti dan tepung yang
ditambahkan bahan pengawet ini dapat bertahan lebih lama di pasaran.
d) Natrium Metasulfat
Natrium metasulfat merupakan bahan pengawet yang memiliki
fungsi hampir sama dengan kalsium propionat/natrium propionat, yaitu
mencegah tumbuhnya jamur dan kapang yang dapat mempercepat proses
pembusukan. Natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti
dan tepung.
(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/evi%20w/data
%20pengawet.pdf)
2. Bahan pengawet yang diizinkan namun kurang aman dalam minuman
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif
bila dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang sensitif dengan bahan
pengawet tersebut atau digunakan secara berlebihan. Adapun beberapa
pengawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut :
Kalsium Benzoat
Kalsium benzoat merupakan bahan pengawet yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri penghasil racun (toksin), bakteri-
bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat
mempengaruhi rasa. Bahan minuman yang diberi benzoat dapat
memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam
benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman
anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin.
Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan bahan pengawet yang diizinkan namun
kurang aman dikonsumsi. Akan tetapi, penggunaan sulfur dioksida dalam
bahan minuman dapat menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan
kapang, sehingga minuman tersebut menjadi lebih awet. Bahan pengawet
ini sering ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup
dan acar.
Asam Sorbat
Asam sorbat juga merupakan bahan pengawet yang diizinkan namun
kurang aman bila dikonsumsi. Seperti halnya zat-zat pengawet yang lain,
asam sorbat juga berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri dalam
minuman. Penggunaan asam sorbat juga dimaksudkan agar minuman
berkesan berasa asam. Asam sorbat biasa digunakan pada produk
beraroma jeruk, keju, salad, buah dan kerap juga ditambahkan pada
produk minuman.
(http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/evi%20w/data
%20pengawet.pdf)
B. Bahan Pengawet Yang Tidak Aman Dalam Makanan/Minuman
Beberapa zat pengawet berikut merupakan zat pengawet berbahaya bagi
kesehatan bila dikonsumsi, karena bahan pengawet ini bersifat toksin (racun)
dalam tubuh. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut adalah sebagai berikut:
Natamysin
Natamysin adalah bahan pengawet yang tidak aman bila dikonsumsi
walaupun bahan pengawet ini juga dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dalam makanan/minuman. Di dalam tubuh, natamysin ini
juga bersifat toksin/racun sehingga bahan pengawet ini dilarang untuk
dicampurkan ke dalam produk makanan/minuman baik sedikit maupun
banyak.
Kalium Asetat
Kalium asetat merupakan jenis pengawet sintetis yang juga tidak aman
bila dikonsumsi. Memang kalium asetat ini dapat mengawetkan
makanan/minuman. Akan tetapi, kalium asetat juga merupakan racun bila
masuk ke dalam tubuh. Untuk memperoleh rasa asam, makanan/minuman
umumnya ditambahi pengawet ini.
Butil Hidroksi Anisol (BHA)
BHA merupakan pengawet semacam antioksi dan sintetis. Contoh
antioksidan sintetis antara lain :
1. Butil Hidroksianol (BHA), digunakan pada daging babi dan sosisnya,
minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza dan teh instan.
2. Butil Hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan,
margarin, dan mentega.
Antioksidan juga termasuk bahan pengawet. Zat ini ditambahkan untuk
mencegah timbulnya bau tengik pada makanan yang mengandung
lemak/minyak, seperti minyak goreng, keju, margarine, saus tomat, sirup,
roti, daging sapi olahan, dan sereal. Antioksidan sebenarnya dapat diperoleh
secara alami pada lesitin, Vitamin E, Vitamin C (asam askorbat) merupakan
bentukan garam kalium, natrium, dan kalsium.
(http://www.halalguide.info.id.2006)
C. Ambang Batas Pengawet Sintetis Dalam Tubuh Manusia
Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah atau
menghambat terjadinya kerusakan/pembusukan makanan/minuman. Dengan
penambahan pengawet tersebut, produk makanan/minuman diharapkan dapat
terpelihara kesegarannya. Akan tetapi, penggunaannya tentu harus mengikuti
takaran yang dibenarkan. Lantaran itu masyarakat perlu memahami label yang
tertera pada kemasan. Sayangnya, pada label kemasan produk banyak yang tidak
dicantumkan atau dijelaskan tentang komposisi bahan pengawet yang digunakan.
Kalaupun dicantumkan, penjelasan biasanya ditulis dengan huruf yang sangat
kecil sehingga sulit dibaca, atau menggunakan bahasa asing sehingga tidak
mudah dipahami oleh konsumen. (http://blog.its.ac.id)
Setiap bahan pengawet pasti memiliki ambang batas minimal dan maksimal
untuk dikonsumsi. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan pengawet tersebut tidak
sampai membahayakan kesehatan tubuh manusia bila dikonsumsi. Menurut
Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan POM, Sukiman Said Umar,
berdasarkan nilai Acceptable Daily Intake (ADI), maka takaran ambang batas
pengawet sintetis adalah sebagai berikut :
1. Kalsium benzoat memiliki ambang batas maksimum 600 miligram per liter
berat badan per hari.
2. Sulfur dioksida memiliki ambang batas konsumsi 433 miligram per liter berat
badan per hari.
3. Kalium nitrit mempunyai ambang batas konsumsi 0,1% atau 1 gram/kg bahan
yang diawetkan. Untuk kalium nitrat memiliki ambang batas konsumsi
sebesar 0,2% atau 2 gram/kg bahan yang diawetkan.
4. Kalsium propionat/natrium propionat, untuk bahan tepung terigu, dosis
maksimum yang dianjurkan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan yang
diawetkan. Sedangkan untuk makanan yang berbahan keju, dosis
maksimumnya adalah sebesar 0,3% atau 3 gram/kg bahan yang diawetkan.
5. Natrium metasulfat memiliki ambang batas konsumsi sama dengan kalsium
propionat/natrium propionat, yaitu sebesar 3 – 3,2 gram/kg bahan yang
diawetkan.
6. Asam sorbat memiliki ambang batas berturut-turut adalah sari buah 400 mg/l;
sari buah pekat 2100 mg/l; squash 800 mg/l; sirup 800 mg/l dan minuman
bersoda 400 mg/l. (http://kimia.upi.edu.id)
Apabila kita mengkonsumsi bahan-bahan pengawet di atas itu tidak secara
berlebihan/masih di bawah ambang batas, maka kita tidak perlu khawatir karena
tubuh kita memiliki detoksifikasi (perombak) bahan pengawet sintetis yang
sangat efektif. Sistem detoksifikasi manusia terdapat pada ginjal dan hati. Bahan
pengawet yang ada dalam tubuh manusia akan disaring pada ginjal dan
dikeluarkan ureter yang akan ikut terbuang melalui urin. Sekitar 75-80% zat-zat
tersebut dikeluarkan dalam jangka waktu 6 jam dan seluruh dosis akan
dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Dan di dalam
tubuh, bahan-bahan pengawet di atas akan tergabung dengan glisin di dalam hati
dan membentuk asam hippurat yang akan dikeluarkan lewat urin. Jika masih ada
yang tertinggal, bahan-bahan pengawet ini akan bergabung dengan asam
glukuronat yang termetabolisme lewat urin.
(http://id.wikipedia.org/wiki/pengawet)
D. Pengaruh Bahan Pengawet Sintetis Terhadap Kesehatan
Beberapa zat pengawet di bawah ini merupakan zat pengawet yang diizinkan
oleh BPOM tetapi bila digunakan secara berlebihan bisa mempengaruhi
kesehatan tubuh manusia. Diantara bahan pengawet tersebut adalah :
Kalsium Benzoat
Bahan pengawet ini diidentifikasikan bisa menyebabkan dampak negatif
pada penderita asma karena bahan pengawet ini bisa mempengaruhi
mekanisme pernafasan paru-paru sehingga kerja paru-paru tidak normal. Dan
kalsium benzoat juga bisa berdampak negatif bagi orang yang peka terhadap
aspirin (obat sakit kepala).
Sulfur Dioksida
Bahan pengawet ini beresiko menyebabkan perlukaan lambung karena
konsentrasi sulfur yang tinggi di dalam lambung merusak dinding-dinding
lambung yang banyak mengandung jaringan epitel selindris selapis. Sehingga
proses pencernaan pun terganggu. (Diah Aryulina. Biologi SMA. 2004, hal.
55)
Sulfur dioksida beresiko mempercepat serangan asma; mutasi genetik
karena bisa mempengaruhi DNA/gen; menyebabkan kanker karena di dalam
tubuh bisa menjadi zat radikal bebas pemicu kanker; dan juga menyebabkan
alergi (gatal-gatal dsb).
Kalium Nitrit
Menyebabkan keracunan
Dapat mempengaruhi kemampuan sel darah merah membawa O2
(oksigen) ke berbagai organ tubuh.
Menyebabkan kesulitan bernafas karena mempengaruhi kerja paru-paru di
dalam tubuh.
Sakit kepala karena mempengaruhi sistem saraf di otak.
Anemia (penyakit kekurangan darah merah) karena pengawet ini
mempercepat degenerasi (penuaan) sel darah, sehingga konsentrasi darah
di dalam tubuh berkurang.
Radang ginjal yaitu perlukaan di dalam ginjal yang disebabkan terlalu
beratnya tugas ginjal untuk menyaring (filtrasi) suatu zat tertentu (bisa
juga zat pengawet).
Muntah-muntah karena lambung menolak zat pengawet yang bersifat
racun dengan cara mengeluarkannya lewat mulut.
Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Menyebabkan migren (sakit kepala sebelah)
Kelelahan
Kesulitan tidur
Natrium Metasulfat
Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit, seperti
gatal-gatal, bercak-bercak merah dsb.
Asam Sorbat
Pengawet ini apabila dalam konsentrasi tinggi bisa membuat perlukaan
pada selaput lidah dan lambung karena sifat pengawet ini adalah bersifat
asam.
(http://www.blog.its.ac.id)
Sedangkan zat pengawet di bawah ini merupakan zat pengawet yang tidak
aman untuk dikonsumsi. Adapun efek negatif dari bahan pengawet itu adalah
sebagai berikut :
Natamysin
Dapat menyebabkan mual dan muntah karena zat pengawet ini bisa
mengganggu sistem pencernaan.
Menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
Dapat menyebabkan diare dan perlukaan pada selaput kulit.
Kalium Asetat
Bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal karena zat pengawet ini tidak
mudah dikeluarkan oleh ginjal.
Butil Hidro Anisol (BHA)
Zat pengawet ini bisa menyebabkan penyakit hati.
Memicu timbulnya kanker.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan paper di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengawet sintetis merupakan suatu zat/bahan pengawet buatan yang
ditambahkan dalam makanan/minuman untuk menekan pertumbuhan mikro
organisme, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga mutu
makanan.
2. Beberapa bahan pengawet dalam makanan yang diizinkan oleh BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan) namun kurang aman untuk dikonsumsi
adalah asam benzoat, kalium nitrit, kalsium/natrium propionat, natrium
metasulfat.
3. Beberapa bahan pengawet dalam minuman yang diizinkan oleh BPOM
namun kurang aman dikonsumsi adalah kalsium benzoat, sulfur dioksida
(SO2), dan asam sorbat.
4. Beberapa bahan pengawet dalam minuman/makanan yang tidak aman adalah
Natamysin, Kalium Asetat, dan Butil Hidroksi Anisol (BHA).
5. Ketentuan ambang batas beberapa pengawet yang kurang aman dikonsumsi
dalam makanan/minuman per hari adalah sebagai berikut :
Kalsium benzoat 600 g/l
Sulfur dioksida (SO2) 433 g/l
Kalsium nitrit 1-2 g/kg
Kalsium/natrium propionat 3-3,2 g/kg
Natrium metasulfat 3-3,2 g/kg
Asam sorbat 200-800 mg/l
6. Bahan pengawet yang masuk dalam tubuh yang tidak melebihi ketentuan
ambang batas yang diperbolehkan adalah tidak berbahaya karena bahan
pengawet ini dapat dirombak di dalam hati dan dikeluarkan ginjal lewat urin.
7. Efek samping dari beberapa zat pengawet adalah sebagai berikut :
Kalsium benzoat bisa berdampak negatif pada penderita asma dan bagi
orang yang peka terhadap aspirin
Sulfur dioksida bisa beresiko menyebabkan perlukaan lambung,
mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.
Kalsium nitrit bisa menyebabkan keracunan, mengganggu sistem
pengangkutan O2 oleh darah, kesulitan bernafas, sakit kepala, anemia,
radang ginjal, dan muntah-muntah.
Kalsium/natrium propionat bisa menyebabkan migren, kelelahan dan
kesulitan tidur.
Natrium metasulfat bisa menyebabkan alergi pada kulit.
Natamysin bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare
dan perlukaan kulit.
Kalium asetat bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.
Butil Hidroksi Anisol bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu
kanker.
8. Ada dua pengawet yang diperbolehkan BPOM dan banyak digunakan dalam
makanan/minuman adalah kalsium benzoat dan kalium sorbat.
B. Saran-saran
1. Bagi seluruh masyarakat hendaknya lebih jeli dalam melihat label kemasan
makanan/minuman yang mengandung bahan pengawet tertentu.
2. Para ahli di bidang kesehatan hendaknya selalu aktif dalam memberikan
informasi kepada masyarakat tentang adanya bahan pengawet sintetis dalam
makanan/minuman dan bukan cenderung menutup-nutupinya.
3. Pemerintah harus berpartisipasi terkait pengawasan terhadap suatu penelitian
badan-badan yang berwenang dalam hal ini dan pemerintah juga diharapkan
mengalokasikan biaya dalam membantu suatu kegiatan penelitian terhadap
bahan-bahan pengawet yang beredar di masyarakat.
Demikian penulis menyusun karya ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua yang membaca dan memahaminya. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa paper yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, kami mengharap saran dan kritik membangun
demi perbaikan karya tulis ini.
Akhir kata, kami mengucapkan selamat menggunakan dan mempelajari
karya tulis ini. Semoga memberikan manfaat pada kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator. 2007. Pengawet dan Bahayanya. http://www.halalguide.info.id.2007
Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi SMA. Jakarta : Erlangga.
Boediharjo, Sri Durjati. 2007. Bahan Pengawet. http://kimia.upi.edu/utama/bahan-
ajar/kuliah-web/2007/evi%20w/data%20pengawet.pdf
Fadli. 2007. Menelisik Minuman Isotonik. http://blog.its.ac.id/fadliwdt/2007/08/20.
Nakita. 2007. Milis Nakita. http://www.mail-archive.com/milis-nakita@
newsgramedia_majalah.com
Syamsir, Elvira. 2007. Ilmu Pangan. htt