Makalah Bio Umum Dasar2 Fisiolofi Kelompok

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisiologi sangat erat kaitannya dengan biologi. Fisiologi merupakan salah satu bentuk dari adaptasi yang berbasis pada perbedaan situasi dan kondisi pada setiap lingkungan makhluk hidup. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden. Dengan mengetahui mengenai ilmu fisiologi secara tidak langsung kita telah mengetahui apa itu dasar-dasar ilmu fisiologi. Fisiologi merupakan pembahasan ilmu yang mengupas permasalahan bagian dalam sebuah organisme. Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi mengingat ilmu ini sudah cukup tua. Beberapa turunan yang penting adalah biokimia, biofisika, biomekanika, genetika sel, farmakologi, dan ekofisiologi. Perkembangan biologi molekuler memengaruhi arah kajian fisiologi. Oleh karena itu, kami selaku penulis akan membahas mengenai Dasardasar Fisiologi untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen biologi umum. Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui lebih mendalam tentang dasar-dasar fisiologi itu. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1

1.

Untuk mengetahui dan mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup.

2.

Untuk mengetahui perbedaan aspek fisiologi pada tumbuhan dan hewan.

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan tujuan penulisan di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian fisiologi dan apa yang membedakan aspek fisiologi pada tumbuhan dan hewan? 2. 3. 4. 5. Bagaimana pendeskripsian metabolisme? Apa organisme autotrof dan heterotrof? Bagaimana sistem koordinasi dan alat indera? Apa saja macam-macam dan fungsi hormon serta vitamin itu?

1.4 Batasan Masalah Di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai: 1. Pengertian fisiologi dan hal yang membedakan aspek fisiologi pada tumbuhan dan hewan. 2. 3. 4. 5. Pendeskripsian metabolisme. Organisme autotrof dan heterotrof. Sistem koordinasi dan alat indera. Macam-macam dan fungsi hormon serta vitamin.

1.5 Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu dalam pengumpulan data serta bahan-bahannya, penulis mendapatkannya melalu berbagai referensi dari internet maupun buku.

2

BAB II ISI 2.1 Pengertian Fisiologi Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuna , physis, "asal-usul" atau "hakikat", dan , logia, "kajian". Fisiologi

menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel manusia. Fisiologi pada tumbuhan dan hewan berbeda dalam beberapa aspek, yaitu: No 1 2 Fisiologi tumbuhan Tak bergerak aktif Fisiologi hewan Bergerak aktif

Produksi makanan sendiri Harus mencari makanan melalui fotosintesis Ukuran tubuh tidak dibatasi Ukuran tubuh terbatas, proses dan perkembangannya perkembangan melalui kordinasi selama masa hidup yang kompleks (hormone) Tidak memerlukan syaraf Memerlukan syaraf

3

4

2.2 Pendeskripsian Metabolisme

3

Metabolisme berasal dari kata metabole (Yunani) yang berarti berubah. Metabolisme adalah keseluruhan proses kimiawi dalam tubuh organisme yang melibatkan energi dan enzim, diawali dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir. Metabolisme bertujuan untuk menghasilkan energi, yang berguna bagi aktivitas kehidupan, baik tingkat seluler (pembelahan sel, transpor molekul ke luar dan ke dalam sel) maupun tingkat individu (membaca, menulis, berjalan, berlari, dsb). Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses penyususnan yang disebut anabolisme dan proses pembongkaran yang disebut katabolisme. Katabolisme merupakan proses pemecahan senyawa organik yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dan merupakan proses pembuatan (sintesis) energi dalam bentuk ATP (adenosin tri pospat). Contoh katabolisme adalah respirasi dan fermentasi. Respirasi Aerob

Gambar. 1 Proses Respirasi Aerob Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerobik sehingga dibutuhkan oksigen, dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar. Energi ini dihasilkan dan disimpan dalam bentuk energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP. Pelepasan gugus posfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dll. Reaksi respirasi aerob secara sederhana adalah :

4

C6H12O6 + 6O2

6CO2 + 6H2O

Proses respirasi aerob berlangsung dalam 3 tahap yang berurutan, yaitu : 1. Glikolisis Pemecahan molekul glukosa (C6) menjadi senyawa asam piruvat (C3) 2. Siklus Krebs Reaksi reduksi molekul Asetil CoA menghasilkan asam sitrat dan oksaloasetat 3. Transpor elektron Reaksi reduksi-oksidasi molekul-molekul NADH2 dan FADH2 menghasilkan H2O dan sejumlah ATP. Respirasi Anaerob Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen bebas sebagai penerima atom hidrogen ( H ) terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu ( seperti : etanol, asam laktat ). Asam piruvat yang dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat dimetabolisasi menjadi senyawa yang berbeda ( ada/tersedianya oksigen atau tidak ). Pada kondisi aerobik ( tersedia oksigen ) sistem enzim mitokondria mampu mengkatalisis oksidasi asam piruvat menjadi H2O dan CO2 serta menghasilkan energi dalam bentuk ATP ( Adenosin Tri Phosphat ). Pada kondisi anaerobik ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel akan dapat mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi ( ATP ). Atau oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta membebaskan energi ( ATP ). Bentuk proses reaksi yang terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang terdapat di dalam sitoplasma sel. Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :

5

1. Tahapan glikolisis, dimana 1 molekul glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi asam piruvat, NADH dan 2 ATP 2. Pembentukan alkohol ( fermentasi alkohol ), atau pembentukan asam laktat ( fermentasi asam laktat ) 3. Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti : alkohol, asam laktat 4. Energi ( ATP ) yang dihasilkan sekitar 2 ATP Beberapa proses reaksi yang berlangsung secara aerob (Respirasi Anaerob) :y

Fermentasi alkohol : Proses ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur ( ragi ), dimana tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Setelah terbentuk asam piruvat ( hasil akhir glikolisis ), asam piruvat mengalami dekarboksilasi (: sebuah molekul CO2 dikeluarkan ) dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi etanol atau alkohol dan terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta

membebaskan energi/kalor. Proses ini dikatakan sebagai "pemborosan" karena sebagian besar energi yang terkandung dalam molekul glukosa masih tersimpan di dalam alkohol. Itulah sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar. Fermentasi alkohol pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila konsentrasi etanolnya tinggi. Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis : 2CH3COCOOH asam piruvaty

---------->

2CH3CH2OH etanol/alkohol

+

2CO2

+

28

kkal

Fermentasi asam laktat : Pada sel hewan ( juga manusia ) terutama pada sel-sel otot yang bekerja keras , energi yang tersedia tidaklah seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi karena kadar O2 yang tersedia tidak mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob ( reaksi yang membutuhkan oksigen ). Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen maka asam

6

piruvat akan mengalami degradasi molekul ( secara anaerob ) dan dikatalisis oleh enzim asam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi dan asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi asam laktat ditulis sebagai berikut. 2CH3COCOOH ----------> 2CH3CHOHCOOH + 47 kkal asam piruvat asam laktat

Pada manusia, kejadian ini sering temukan ketika seseorang bekerja atau berolahraga berat/keras. Akibat kekurangan oksigen menyebabkan asam piruvat yang terbentuk dari tahapan glikolisis akan diuraikan menjadi asam laktat.yang menyebabkan timbulnya rasa pegal-pegal setelah seseorang bekerja/berolahraga berat/keras. Anabolisme merupakan proses sintesis senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) dari senyawa sederhana dengan menggunakan energi. Berdasarkan sumber energi, anabolisme dibedakan menjadi fotosintesis dan khemosintesis. Tapi untuk kali ini yang akan dibahas hanyalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan penyedia makanan bagi hampir seluruh kehidupan di dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Organisme memperoleh senyawa organik yang digunakan untuk energi dan rangka karbon dengan cara autotrofik atau heterotrofik. Organisme autotrof menyediakan makanan bagi dirinya secara total tanpa memakan atau menguraikan organisme lain. Sedangkan organisme hetereotrof memenuhi kebutuhan materi organik dari organisme lain dengan cara memakan organisme lain, menguraikan sisa tubuh organisme yang telah mati (Campbell et al., 2002). Fotosintesis dapat dilakukan oleh organisme yang memiliki pigmen klorofil pada tubuhnya. Ada empat kelompok organisme yang memiliki klorofil yaitu tumbuhan, ganggang, protista uniseluler dan prokariota fotosintetik. Klorofil pada tumbuhan terdapat di dalam kloroplas sedangkan pada organisme uniseluler subtansi klorofil terdapat di dalam sitoplasma. Dengan klorofil Organisme tersebut mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis

7

molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor anorganik yaitu air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas oleh karena klorofil terdapat dalam kloroplas. Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah yangbelum matang. Akan tetapi daun merupakan tempat paling utama berlangsungnya fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Terdapat kira-kira setengah juta kloroplas tiap miliminter persegi permukaan daun (Campbel et al., 2002). Klorofil Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil daun, yaitu sel-sel jaringan palisade dan sel-sel jaringan spons. Kloroplas berbentuk selubung dengan membrane ganda yang melingkupi stroma. Stroma tersekat-sekat oleh adanya membrane yang membentuk tilakoid, dan di dalam tilakoid terdapat tumpukan grana. Klorofil terdapat di dalam protein integral membrane tilakoid. Menurut Kimball (2001), struktur molekul klorofil terdiri atas porfirin yang sama strukturnya dengan porfirin heme yang membentuk gugus prostetik pada hemoglobin, mioglobin dan enzim-enzim sitokrom. Perbedaan utama antara klorofil dan heme ialah adanya (1) atom magnesium sebagai pengganti besi di tengah-tengah cincin porfirin dan (2) rantai samping hidrokarbon yang panjang yaitu fitol. Klorofil adalah molekul amfifilik, rantai fitol hidrokarbonnya sangat hidrofobik, sedangkan sebagian dari cincin porfirin tempat gugus C = O hidrofilik. Pigmen klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Menurut Campbell et al. (2002), klorofil a berwarna biru-hjau sedangkan klorofil b berwarna kuning hijau. Pigmen klorofil a dapat berperan langsung dalam reaksi terang fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Sementara pigmen klorofil b menyerap cahaya dan mentransfer energinya ke klorofil a. Selain pigmen fotosintetik, kloroplas juga memiliki pigmen aksesoris berupa karotenoid, yang berwarna kuning-jingga. Pigmen karotenoid

8

memperluas spectrum dari warna-warna yang dapat menggerakkan fotosintesis. Namun sebagian karotenoid berfungsi sebagai fotoproteksi yakni menyerap dan melepaskan energi cahaya yang berlebihan yang dapat merusak klorofil. Di dalam membrane tilakoid, klorofil tersusun bersama protein dan molekul organik yang lebih kecil lainnya membentuk fotosistem. fotosistem memiliki kompleks antena pengumpul cahaya yang tersusun atas suatu kumpulan dari beberapa ratus klorofil a, klorofil b dan molekul kaotenoid. Membran tilakoid dipenuhi oleh dua jenis fotosistem yang bekerja secara bersama dalam reaksi terang yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I dikenal sebagai P700 karena paling baik menyerap cahaya pada spectrum 700 nm sedangkan fotosistem II disebut P680 karena spectrum absorpsinya memiliki puncak pada 680 nm. Energi Cahaya Setiap energi yang digunakan oleh makhluk hidup di bumi secara langsung atau tidak langsung berasal dari radiasi matahari, kecuali energi atom dan mungkin juga energi panas bumi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan, khususnya fotosintesis, cahaya matahari merupakan satu-satunya sumber energi. Cahaya tampak (visible light) adalah sumber energi yang digunakan tumbuhan untuk fotosintesis, di mana merupakan bagian spectrum energi radiasi (gambar 1). Teori kuantum menyatakan cahaya merambat dalam bentuk aliran partikel yang disebut foton. Energi yang terkandung dalam satu foton disebut satu kuantum. Energi yang terkandung dalam foton berbanding lurus dengan frekuensi dan berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya. Reaksi cahaya dalam fotosintesis merupakan akibat langsung penyerapan foton oleh molekulmolekul pigmen klorofil (Gardner et al., 1991).

9

Gambar. 2 Spektrum energi radiasi. Foton yang berukuran antara 400-700 nm digunakan dalam fotosintesis. Sumber: Wikipediaindonesia.com Tidak seluruh foton mempunyai tingkat energi yang cocol untuk menggiatkan pigmen daun. Gardner et al. (1991), mengemukakan bahwa di atas 760 nm foton tidak memiliki cukup energi dan di bawah 390 nm foton memiliki terlalu banyak energi, menyebabkan ionisasi dan kerusakan pigmen. Sehingga foton yang memiliki tingkat energi yang cocok untuk fotosintesis memiliki panjang gelombang antara 390 760 nm yaitu cahaya campak. Penggiatan pigmen merupakan akibat langsung dari interaksi antara foton dan pigmen. Menurut Gardner et al. (1991), pengukuran cahaya yang digunakan dalam fotosintesis dilakukan berdasarkan densitas aliran foton dan bukan berdasarkan energi. Densitas aliran foton adalah jumlah foton yang menumbuk suatu luas permukaan tertentu persatuan waktu. Karena panjang gelombang 400 700 nm paling efisien dalam fotosintesis, maka pengukuran cahaya didasarkan pada densitas aliran foton dalam panjang gelombang 400 dan 700 nm. Pengukuran ini disebut radiasi aktif fotosintesis atau photosynthetically active radiator (PAR), atau densitas aliran foton fotosintesis atau photosynthetic photon flux density (PPFD). PAR dinayatakan dalam bentuk mE.m-2.det-1 atau mmol.m-2.det-1 Reaksi Kimia Fotosintesis Secara umum fotosintesis terjadi dalam dua tahapan yaitu reaksi terang (light reaction) dan reaksi gelap (dark reaction). Reaksi terang merupakan

10

tahapan yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan cahaya matahari. Reaksi ini melibatkan Fotosistem I dan II yang bekerja sama menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan ATP dan NADPH sebagai produk reaksi terang. Sedangkan reaksi gelap merupakan tahapan lanjutan dari reaksi terang, di mana terjadi fiksasi karbondioksida untuk direduksi menjadi karbohidrat. Adapun proses terjadinya fotosintesis dijelaskan oleh Campbel et al., (2002) sebagai berikut: Reaksi Terang, proses ini terjadi dalam enam tahapan (gambar 2): 1. Ketika fotosistem II menyerap cahaya, suatu electron yang dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dalam klrofil pusat reaksi (P680) ditangkap oleh akseptor electron primer. 2. Suatu enzim mengekstraksi electron dari air dan mengirimnya ke P680, menggantikan setiap electron yang keluar dari klorofil ketika molekul ini menyerap cahaya. Reaksi ini menguraikan molekul air menjadi dua ion hydrogen dan satu atom oksigen yang segera bergabung dengan atom oksigen lain membentuk O2. 3. Setiap electron terfotoeksitasi mengalir dari akseptor electron primer fotosistem II ke fotosistem I melalui rantai transport electron. 4. Begitu electron menuruni rantai tersebut, eksegoniknya jatuh ke tingkat yang lebih rendah ditangkap oleh membrane tilakoid untuk menghasilkan ATP. Karena Sintesis ATP ini menggunakan energi cahaya maka proses ini disebut fotofosforilasi (nonsiklik). 5. Apabila electron mencapai dasar rantai transport electron, electron ini mengisi lubang electron di P700 molekul klorofil a pada pusat reaksi fotosistem I. Lubang ini tercipta ketika energi cahaya menggerakkan electron dari P700 ke aksptor electron primer fotosistem I. 6. Akseptor electron primer fotosistem I melewatkan electron terfotoeksitasi ke rantai transport electron kedua, yang menyalurkannya ke feredoksin (Fd).

11

Selanjutnya, enzim NADP+ reduktase menyalurkan electron dari Fd ke NADP+ sehingga terbentuk NADPH.

Gambar. 3 Fotofosforilasi pada reaksi terang proses fotosintesis. Reaksi Gelap, proses ini terjadi dalam tiga fase (gambar 3): 1. Fase I, Fiksasi karbon. Siklus Calvin memasukkan setiap molekul CO2 dengan menautkannya pada gula berkarbon-lima yang dinamai ribulosa bisfosfat (RuBP) dengan bantuan RuBP karboksilase atau rubisko. RuBP kemudian terurai membentuk dua molekul 3-fosfogliserat. 2. Fase II, Reduksi. Setiap molekul 3-fosfogliserat menerima gugus fosfat baru dari ATP sehingga membentuk 1,3-bisfosfogliserat. Selanjutnya sepasang electron yang disumbangkan dari NADPH mereduksi gugus karboksil 3fosfogliserat menjadi gugus karbonil yang berupa G3P (gula berkarbon 3). 3. Fase III, Regenerasi akseptor CO2 (RuBP). Rangka karbon yang terdiri atas lima molekul G3P disusun ulang oleh langkah terakhir skilus Calvin menjadi tiga molekul RuBP. Untuk menyelesaikan ini, siklus menghabiskan tiga molekul ATP. Siklus Calvin secara keseluruhan mengkonsumsi sembilan molekul ATP dan enam molekul NADPH.

12

Gambar. 4 Siklus Calvin pada proses reaksi gelap. Menurut Campbell et al. (2002), karbohidrat yang dihasilkan langsung dari siklus Calvin sebenarnya bukan glukosa, tetapi gula berkarbon-3 yang disebut gliseraldehid 3-fosfat (G3P). G3P yang tersingkir dari siklus Calvin menjadi materi awal untuk jalur metabolisme yang mensintesis organik lainnya, termasuk glukosa dan karbohidrat lainnya. 2.3 Oragnisme Autotrof dan Heterotrof Organisme Autotrof Organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri) dengan bantuan energi seperti energi cahaya matahari dan kimia. Organisme autotrof dibedakan menjadi dua tipe : a. Fotoautotrof adalah organisme yang dapat menggunakan sumber energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Contohnya tumbuhan hijau, bakteri ungu, dan bakteri hijau. Proses fotosintesis pada bakteri dilakukan secara anaerobik dan tidak dihasilkan oksigen. b. Kemoautotrof adalah organisme yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya bakteri besi, bakteri belerang, bakteri nitrogen. Bakteri kemoautotrof menggunakan energi kimia dari oksidasi molekul organik untuk menyusun makanannya. Molekul organik yang dapat digunakan oleh13

bakteri kemoautotrof adalah senyawa nitrogen, belerang, dan besi, atau dari oksidasi gas hidrogen. Dalam prosesnya bakteri ini membutuhkan oksigen. Organisme Heterotrof Mereka organisme yang mendapatkan energi dari molekul organik yang dibuat oleh autotrof dikenal sebagai heterotrof. Organisme ini gagal untuk mensintesis makanan mereka sendiri dan tergantung pada produsen atau autotrof, untuk penyediaan senyawa organik yang diperlukan untuk

pertumbuhan mereka. Sebagai heterotrof memperoleh energi dari produsen, mereka berfungsi sebagai konsumen dalam rantai makanan. Senyawa organik kompleks yang diproduksi oleh autotrof dipecah menjadi zat yang sederhana, yang memberikan energi ke heterotrof. Jenis organisme heterotrof : a. Herbivora (pemakan tumbuhan) : sapi, domba, kelinci b. Karnivora (pemakan daging) : harimau, burung elang, singa c. Omnivora (pemakan segala) : manusia. Organisme heterotrof juga terdiri atas : a. Holotrof adalah organisme yang dapat memakan makanan dalam bentuk nutrien organik secara langsung, contoh : semua metazoa b. Sapotrof adalah organisme yang hidupnya pada organisme yang mati atau derivatnya, contoh : bakteri dan jamur c. Simbiont adalah organisme yang hidupnya menempel atau hidup bersama pada organisme inangnya. Simbiosis mempunyai 3 golongan yaitu: 1) Mutualisme adalah kerja sama saling menguntungkan antara dua jenis organisme. Contoh : lebah dan bunga, kacang tanah, dan bakteri rhizobium.

14

2) Komensalisme adalah hubungan dua organisme yang menguntungkan satu pihak sedangkan pihak yang lain tidak diuntungkan dan tidak dirugikan. Contoh : ikan remora dan ikan hiu. 3) Parasitisme adalah hubungan dua organisme yang menguntungkan satu pihak sedangkan pihak yang lain dirugikan. Contoh : cacing pita dan (usus) manusia, benalu dan tumbuhan inang. Persamaan Organisme Autotrof dan Heterotrof Berikut ini adalah kesamaan antara autotrof dan heterotrof :y

Autotrof, serta heterotrof, adalah makhluk hidup dan keduanya merupakan bagian dari ekosistem tertentu.

y

Para autotrof dan heterotrof, bersama-sama membentuk tingkat trofik berbagai piramida makanan.

y

Keduanya memerlukan sinar matahari dan air untuk hidup dan memperoleh energi dengan konversi molekul kimia.

Perbedaan Organisme Autotrof dan Heterotrof Perbedaan utama antara autotroph dan heterotrof adalah bahwa autotrof dapat mensintesis makanan sendiri, sedangkan, heterotrof tidak bisa.

Kebanyakan autotrof berisi pigmen klorofil, yang memainkan peran kunci dalam sintesis makanan. Klorofil tidak hadir di hampir semua heterotrof. Autptrophs memperoleh energi dengan mengubah bahan baku anorganik menjadi senyawa organik, sedangkan, heterotrof mengkonversi senyawa organik yang kompleks menjadi lebih sederhana untuk memperoleh energi. Jadi, ini semua tentang autotroph dan heterotrof. Gerakan nutrisi dan energi dari autotrof melalui berbagai tingkat heterotrof, membentuk sebuah rantai makanan khas. Autotrof dan heterotrof, bersama-sama, merupakan bagian penting dari semua ekosistem. 2.4 Sistem Koordinasi dan Alat Indera

15

Fungsi sistem koordinasi adalah mengatur dan mengendalikan kerja sistem organ tubuh yang lain sehingga bekerja sesuai fungsinya. Sistem saraf dapat dijabarkan seperti diagram berikut

Fungsi sistem saraf dan indra y Fungsi sistem saraf Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi). a) Sel saraf sensorik Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). b) Sel saraf motorik Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. c) Sel saraf intermediet Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada

16

di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya y a. b. Alat indra Mata, sebagai penerima rangsang cahaya. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi dan tempat beradanya indra keseimbangan. c. d. Hidung, sebagai penerima rangsang berupa gas (bau) Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (rasa manis, asam, asin dan pahit). e. y Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan dan suhu (panas dan dingin). Macam-macam alat indra 1.y

Mata Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak

y

Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina.

y

y

Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak

17

Gambar. 5 Penampang mata 2.y

Telinga Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf pendengaran

y

Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

y

Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat pendengaran

y

Di dalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.

Gambar. 6 Penampang Telinga 3.y

Kulit Kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba

18

y

Kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri

Gambar 7. Kulit manusia dan reseptor inderanya 4.y

Lidah Lidah berfungsi sebagai indera pengecap Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam)

y

y

Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.

Gambar. 8 Lidah dan bagian-bagiannya 5.y

Hidung Hidung berfungsi sebagai indera pembau

19

y

Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas, kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.

y

Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab

y

Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau.

2.5 Hormon dan Vitamin Hornon dihasilkan dari kelenjar, berikut adalah macam-macam kelenjar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kelenjar Hipofisis/Pituitari Kelenjar Tiroid/Kelenjar Gondok Kelenjar Paratiroid/Kelenjar Anak Gondok Kelenjar Pulau Langerhans Kelenjar Adrenal Kelenjar Anak Ginjal Kelenjar Lambung Kelenjar Duodenum Berbagai macam hormon yang dihasilkan kelenjar dengan fungsi dan pengaruhnya bagi tubuh dicantumkan pada tabel berikut ini : Kelenjar Hormon Hipofisis Somatotrof Tiroid Tiroksin (gondok) Fungsi Akibat kekurangan Merangsang Dwarfisme (kerdil) pertumbuhan Mempengaruhi Kretinisme (kerdil & pertumbuhan cacat mental) dan mental Akibat kelebihan pertumbuhan raksasa Pembesaran gondok lebih merata di sekitar leher

20

Paratiroid Parathormon Mengatur Kejang otot (anak kalsium dalam gondok) darah Mengubah glikogen menjadi glukosa, meningkatkan denyut jantung Pankreas Insulin Mengubah glukosa menjadi glikogen Gonad Testosteron Mengatur ciri (testis) sekunder pria Adrenal (anak ginjal) Adrenalin Lemas

tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium dalam darah meningkat Glukosa berlebih, dan denyut jantung cepat

Diabetes mellitus

kadar glukosa terlalu rendah

Ciri sekunder tidak tampak

Gonad Estrogen (ovarium)

Mengatur ciri sekunder wanita, pematangan sel telur

pria mempengaruhi ovarium, menstruasi yang tidak teratur, dan masalah kesuburan, bersamaan dengan tumbuh rambut di sekitar wajah dan badan serta jerawat Sel telur sulit matang Myoma

Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) serta vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Berikut adalah beberapa macam vitamin dan manfaatnya : 1. Vitamin A : Vitamin yang penting untuk pemeliharaan sel kornea mata membantu pertumbuhan tulang dan gigi pembentukan dan pengaturan hormon melindungi tubuh terhadap kanker. Vitamin A banyak terdapat pada sayur-

21

sayuran (wortel, ubi, labu kuning, bayam, tomat), buah-buahan (pepaya), susu, keju, mentega, dan telur, Jika tubuh kurang vitamin A menyebabkan penurunan fungsi kornea hingga kebutaan, perubahan bentuk tulang, pertumbuhaannya terhambat, membentuk celah (kerusakan pada gigi), terhentinya pertumbuhan sel-sel pembentuk gigi 2. Vitamin B - Vitamin B1 : Vitamin yang penting untuk metabolisme karbohidrat, mengobati penyakit beri-beri, keadaan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan vitamin B1, misalnya selama kehamilan. Sumber vitamin B1: sayur-sayuran, kacang-kacangan susu, kuning telur, kentang, Jika tubuh kurang vitamin B1menyebabkan berkurangnya kemampuan fisik maupun psikis, tak ada nafsu makan, bobot badan berkurang, gangguan fungsi lambung dan usus. - Vitamin B2 : Vitamin yang penting untuk pencegahan defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pelagra atau defisiensi vitamin B lainnya, Sumber vitamin B2 : ragi, padi-padian, telur, berbagai sayuran, polong-polongan, susu, keju, dan sebagian disintesis oleh bakteri usus, Gejala kekurangan vitamin B2 jarang terjadi pada manusia. Biasanya vitamin B2 yang didapat bersama makanan dan yang disintesis oleh bakteri usus sudah mencukupi, Defisiensi biasanya timbul setelah diare kronis atau setelah terapi jangka panjang dengan antibiotika atau sulfonamida. - Vitamin B6 : Vitamin B6 dosis tinggi digunakan untuk kerusakan akibat penyinaran, neuritis setelah terapi isoniazid atau sikloserin. Sumber vitamin B6 : ragi, padi-padian, sayuran hijau, otak, kuning telur, hati, dan susu, Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi pada manusia. - Vitamin B12 : Vitamin yang penting untuk pembentukan sel (termasuk sel darah merah) dan memelihara sel saraf. Sumber vitamin B12 : daging, susu, ikan, unggas (ayam). 3. Vitamin C : Vitamin yang penting untuk pembentukan kolagen, membantu absorpsi besi, sebagai antioksidan, penghasil senyawa transmitter saraf dan

22

hormon tertentu. Vitamin C terdapat pada jeruk dan buah-buahan lain yang rasanya masam, cabai, brokoli, Jika tubuh kurang vitamin C menyebabkan skorbut (pendarahan gusi), sariawan, hambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, mudah terjadi luka dan infeksi tubuh. 4. Vitamin D: Vitamin yang penting untuk membantu

pembentukan/pemeliharaan formasi tulang dan homeostasis mineral. Makanan yang mengandung vitamin D : susu, hati, telur, ikan, dan minyak ikan, Jika tubuh kurang vitamin D menyebabkan penyakit gastrointestinal (malabsorpsi atau radang pankreas kronik). kegagalan ginjal kronik, pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis. 5. Vitamin E : Vitamin yang penting untuk mencegah terjadinya hemolisis selsel darah merah dan anemia. Sumber vitamin E : sayuran hijau, kacangkacangan, Jika tubuh kurang vitamin E dapat terjadi hemolisis sel darah merah. 6. Vitamin K : Vitamin K dalam tubuh akan mempengaruhi sistem enzim yang mensintesa fakto rpembekuan darah. Sumber terbesar vitamin K berasal dari sayur-sayuran hijau seperti kangkung dan lobak, brooli, taoge, bayam, dan kembang kol, Jika tubuh kurang vitamin dapat menyebabkan darah sukar membeku.

23

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan isi dan berbagai referensi dari berbagai bahan bacaan maka secara garis besar dapat ditarik kesimpulan antara lain adalah : 1. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Aspek yang membedakan antara fisiologi hewan dan tumbuhan adalah aspek cara begerak, cara mencari makan, ukuran tubuh, proses perkembangan dan adanya sistem saraf atau tidak. 2. Metabolisme berasal dari kata metabole (Yunani) yang berarti berubah. Metabolisme adalah keseluruhan proses kimiawi dalam tubuh organisme yang melibatkan energi dan enzim, diawali dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir. Metabolisme bertujuan untuk menghasilkan energi, yang berguna bagi aktivitas kehidupan, baik tingkat seluler (pembelahan sel, transpor molekul ke luar dan ke dalam sel) maupun tingkat individu (membaca, menulis, berjalan, berlari, dsb). Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses penyususnan yang disebut anabolisme dan proses

pembongkaran yang disebut katabolisme. 3. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri) dengan bantuan energi seperti energi cahaya matahari dan kimia. Organisme autotrof dibedakan menjadi dua tipe yaitu fotoautrof dan

kemoautotrof. Organisme heterotrof adalah yang mendapatkan energi dari molekul organik yang dibuat oleh autotrof. Jenis organisme heterotrof adalah

24

herbivora (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan daging) dan omnivora (pemakan segala). Organisme heterotrof juga terdiri dari holotrof, sapotrof, simbiont. 4. Sistem koordinasi memiliki fungsi untuk mengatur dan

mengendalikan kerja sistem organ tubuh yang lain sehingga bekerja sesuai fungsinya. Sistem saraf dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Alat indera terdiri dari mata, telinga, kulit, lidah dan hidung. 5. Hornon dihasilkan dari kelenjar, seperti kelenjar Hipofisis/Pituitari menghasilkan hormon somatotrof yang berfungsi merangsang pertumbuhan, kelenjar Tiroid/kelenjar Gondok menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi untuk pertumbuhan dan mental, kelenjar Paratiroid/kelenjar Anak Gondok menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kalsium dalam darah, kelenjar Pulau Langerhans, kelenjar Adrenal menghasilkan hormon adrenalin yang berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa dan meningkatkan denyut jantung, kelenjar Anak Ginjal menghasilkan hormon, kelenjar Lambung, kelenjar Duodenum, kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin untuk mengubah mengubah glukosa menjadi glikogen, kelenjar gonad (testis) menghasilkan hormon testosteron untuk mengatur ciri sekunder pria dan kelenjar gonad (ovum) menghasilkan hormon estrogen untuk mengatur sekunder wanita dan pematangan sel telur. Vitamin dibedakan menjadi dua berdasarkan sifat kelarutannya yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) serta vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Vitamin A berfungsi untuk pemeliharaan sel kornea mata membantu pertumbuhan tulang dan gigi pembentukan dan pengaturan hormon melindungi tubuh terhadap kanker. Vitamin B berfungsi untuk mengobati penyakit beriberi pada vitamin B1, pencegahan defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pelagra atau defisiensi vitamin B lainnya, digunakan untuk

25

kerusakan akibat penyinaran, neuritis setelah terapi isoniazid atau sikloserin pada vitamin B6, untuk pembentukan sel (termasuk sel darah merah) dan memelihara sel saraf pada vitamin B12. Vitamin C berfungsi untuk pembentukan kolagen, membantu absorpsi besi, sebagai antioksidan, penghasil senyawa transmitter saraf dan hormon tertentu. Vitamin D berfungsi untuk membantu

pembentukan/pemeliharaan formasi tulang dan homeostasis mineral. Vitamin E berfungsi untuk mencegah terjadinya hemolisis sel-sel darah merah dan anemia. Vitamin K berfungsi untuk mempengaruhi sistem enzim yang mensintesa faktor pembekuan darah.

26

DAFTAR PUSTAKA

Noorhidayati. 2010. Bahan Ajar Biologi Umum. Banjarmasin: Solikhin. 2010. Serasi. Banjarmasin: Mahmuddin. 2009. http://mahmuddin.wordpress.com/2009/10/01/fotosintesis.

Diakses tanggal 28 September 2011 Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/fisiologi. Diakses tanggal 2 Oktober 2011 Anonim. http://biologysmpkps.wordpress.com/materi. Diakses tanggal 29 September 2011 Anonim. 2011. http://infobebas.we.id/2011/autotrof-dan-heterotrof.html. Diakses tanggal 29 September 2011 Anonim. http://metabolismelink.freehostia.com. Diakses tanggal 28 September 2011 Anonim. http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/RespirasiAerob. Diakses tanggal 2 Oktober 2011

27