Makalah Biofluida Alit 100%

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kita mengakui bahwa ada sejumlah pohon yang sangat tinggi. Semakin kita pikirkan, semakin kita dibuat penasaran untuk mengetahui bagaimana cara air diangkut dari tanah hingga ke daun di ujung pohon yang sangat tinggi tersebut. Tumbuhan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah menuju daun atau ke jaringan membutuhkan suatu sistem, dan sistem ini dikenal dengan sistem transportasi. Tapi kembali kita dibuat penasaran, apakah sistem ini memiliki kekuatan yang sedemikian besarnya untuk bisa mengangkut air dan mineral dari tanah ke ujung pohon di ketinggian lebih dari 30 meter. Hukum apakah yang berlaku pada sistem ini hingga membuat dia memiliki kekuatan tersebut ?Ternyata transportasi air dan zat hara pada tumbuhan berpedoman pada hukum-hukum fisika, diantaranya adhesi, kohesi, dan perubahan tekanan. Sistem transportasi pada tumbuhan dibantu oleh berkas pembuluh xylem(pembuluh kayu) dan floem (berkas pembuluh tapis). Xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun, sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Pengangkutan pada daun dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya kelembaban udara, kandungan air, dan suhu udara, serta faktor dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri, yang meliputi daya isap daun, tekanan akar dan kapilaritas.Bagaimanakah mekanisme transportasi air dan zat-zat hara terlarut dari dalam tanah menuju ke daun ? Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan penelahaan lebih lanjut, oleh sebab itu penulis mengangkat judul makalah ini yaitu Penerapan Konsep Fluida dalam Sistem Trasportasi Air pada Tumbuhan agar lebih memahami mekanisme transportasi pada tumbuhan yang melibatkan atau berpedoman pada hukum-hukum fisika.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah mekanisme penyerapan air dan mineral dari tanah ke dalam jaringan akar tumbuhan ? 1.2.2 Bagaimanakah mekanisme pengangkutan air dan mineral di dalam batang menuju daun tumbuhan ?1.2.3 Bagaimana hubungan hukum-hukum fluida dengan sistem transportasi tumbuhan ?

1.3 Tujuan Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :1.3.1 Mekanisme penyerapan air dan mineral dari akar menuju jaringan akar tumbuhan. 1.3.2 Mekanisme pengangkutan air dan mineral di dalam batang menuju daun tumbuhan. 1.3.3 Hubungan hukum-hukum fluida dengan sistem transportasi tumbuhan.

1.4 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah: Bagi Penulis Penulis menjadi lebih paham mengenai konsep hukum-hukum fisika yang berlaku di alam. Dengan sistem penerapan konsep ini pula, penulis belajar mendalami ilmu secara konstektual. Dengan belajar secara konstektual, pastinya konsep yang tertanam di ingatan lebih tahan lama. Dengan mengaitkan hukum-hukum fisika yang berlaku di alam, penulis juga menjadi semakin menghargai isi alam ini. Karena ternyata semua yang terjadi di alam telah teratur sedemikian rupa dengan keakuratan yang tinggi, meski tetap tidak sepenuhnya sempurna. Bagi Pembaca Diharapkan melalui penulisan makalah ini, para pembaca dapat menjadi lebih mudah memahami hukum-hukum fisika khususnya tentang fluida. Isi makalah ini juga membantu pembaca memahami hukum fisika secara konstektual, dengan berlandaskan peristiwa yang terjadi di alam.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Mekanisme Penyerapan Air dan Mineral dari Tanah ke Dalam Jaringan Akar Tumbuhan Air yang diperlukan oleh tumbuhan sebagian besar diserap melalui bagian akar yaitu rambut-rambut akar. Air berdifusi masuk ke bulu akar, pada dinding selnya masuk ruang bebas, melewati membran plasma secara osmosis dan kembali berdifusi memasuki plasma. Karena organel dibatasi oleh membran yang difrensial permeabel, maka traspor air di antaranya harus menggunakan mekanisme osmosis. Sel akar dapat menyerap air bila sel akar mempunya potensial negatif (tegangan) air lebih besar dari pada larutan tanah. Dalam keadaan ini akar dapat melakukan penyerapan pasif dengan penyetimbangan tenaga potensial air, potensial osmotik, tekanan turgor, dan tekanan dinding sel. Kesetimbangan ini dapat mendorong air masuk karena sel sebelah dalam mempunyai tegangan air lebih besar sebagai akibat terjadinya trasportasi. Dalam hal ini masuknya air merupakan kombinasi antara difusi, osmosis, dan arus massa, tanpa melibatkan energi metabolisme dan disebut penyerapan pasif. Dalam kehidupan sehari- hari sering dijumpai potensial air larutan tanah lebih tinggi dari pada sel-sel akar. Untuk menggerakkan air melawan gradien potensial air tersebut diperlukan energi yang diperoleh dari metabolisme, dan disebut penyerapan / transpor aktif.

a. Gerak yang Bekerja pada Proses Pengangkutan Air dan Mineral Penyerapan air dan garan mineral yang larut dalam air tanah masuk ke dalam tubuh tumbuhan melalui akar dengan cara:1. Imbibisi adalah peristiwa masuknya air pada suatu benda. Dalam tumbuhan imbibisi diartikan kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel.2. Difusi yaitu penyebaran molekul zat dari daerah yang memiliki tekanan difusi yang besar ke daerah yang memiliki tekanan difusi yang lebih kecil.3. Osmosis adalah peristiwa berpindahnya molekul-molekul air dari tempat yang konsentrasi molekul airnya tinggi ke tempat yang konsentrasi molekul airnya rendah, melalui selaput semipermiabel.

b. Rute yang Dilalui Terdapat beberapa rute yang dilalui air dan mineral untuk bisa masuk ke sel-sel akar. Rute yang dimaksud adalah:1. Rute TransmembranPada rute ini, gerakan yang bekerja adalah osmosis. Air dan mineral bergerak dari tanah menembus dinding sel rambut akar secara osmosis. Sel masuk ke sel tetangga melalui mekanisme yang sama, yaitu menembus dinding sel tetangganya. 2. Rute Simplas Rute kedua adalah melalui simplas. Simplas adalah saluran kontinum sitoplasma di dalam jaringan tumbuhan. Setelah memasuki sel, air dan mineral bergerak ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Gerakan yang bekerja pada rute ini adalah difusi. 3. Rute Apoplas Rute ketiga adalah apoplas, yaitu jalur ekstraseluler yang terdiri dari dinding sel dan ruangan ekstraseluler. Air dan mineral bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain di dalam akar di sepanjang jalan kecil yang disediakan oleh ruangan antar sel tersebut. Pada akhirnya, rute apoplas ini harus memasuki rute simplas saat mencapai sel-sel endodermis.

c. Proses Pengangkutan 1. Air dan mineral diserap melalui rambut akar dengan menggunakan gaya osmosis. 2. Air dan mineral kemudian bergerak melewati korteks akar menuju silinder pembuluh melalui kombinasi rute transmembran, rute simplas dan apoplas. 3. Air dan mineral yang semuanya bergerak ke endodermis di sepanjang dinding sel, tidak dapat masuk ke dalam stele melalui rute apoplas. Di dalam dinding masing-masing sel endodermis terdapat pita kasparian, yaitu suatu lapisan penghalang yang mengandung bahan berlilin, yang menghambat masuknya air melalui rute transmembran. Sehingga air dan mineral di rute apoplas harus memasuki rute simplas pada sel korteks terluar dari lapisan endodermis. 4. Setelah berada di sel endodermis, air dan mineral bergerak ke stele dan pembuluh xilem melalui rute simplas. Gaya yang bekerja adalah difusi. 5. Setelah tiba di pembuluh xilem, air dan mineral sekarang siap diangkut ke atas menuju sistem tunas dalam bentuk getah xilem.

2.2 Mekanisme Pengangkutan di Dalam Batang Menuju Daun Tumbuhan Akan lebih mudah bagi kita untuk memahami proses pengangkutan air dan mineral di pembuluh xilem dengan melihatnya dari gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut. Getah xilem akan naik melawan gravitasi tanpa bantuan pompa mekanis apapun, hingga mencapai ketinggian lebih dari 100 meter pada pohon-pohon tertentu. Apakah larutan tersebut didorong dari bawah oleh akar, atau ditarik ke atas oleh daun? Berikut adalah perkiraan mekanisme kerjanya. a. Tekanan Akar Kita ketahui bahwa air dan mineral terlarut masuk ke akar karena adanya perbedaan atau gradien konsentrasi antara sel akar dengan tanah. Biasanya, di sel akar selalu memliki lebih sedikit air daripada di tanah, ini artinya potensial air di akar lebih rendah daripada di tanah. Karena adanya perbedaan potensial itu, air bergerak secara osmosis dari tanah ke sel akar. Pergerakan air ini menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan di pembuluh xilem naik ke pembuluh yang lebih diatas, sementara tempatnya digantikan oleh cairan baru yang masuk dari tanah. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar. Menurut pandangan Campbell (1999) pada sebagian besar tumbuhan, tekanan akar bukanlah penyebab utama naiknya getah xilem. Setinggi-tingginya, tekanan akar hanya dapat naik ke atas beberapa meter saja. Oleh sebab itu, pastinya ada kekuatan lain yang menggerakkannya. Banyak penelitian membuktikan bahwa transpirasi daun berperan penting pada proses ini.

b. Transpirasi Daun Pada sebagian besar hari yang cerah, udara di luar daun lebih kering dibandingkan di dalam daun., artinya udara di atmosfer memiliki konsentrasi air yang lebih rendah daripada di dalam daun. Dengan demikian, uap air secara alami akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya, keluar dari daun melalui stomata. Proses lepasnya uap air dari dalam daun inilah yang disebut transpirasi. Bagaimana transpirasi bisa menjadi suatu gaya tarik yang bisa menggerakkan air di dalam pembuluh xilem ? Mekanismenya adalah dengan dihasilkannya suatu tegangan pada daun tersebut akibat sifat fisik air yang unik. Sifat air yang dimaksud adalah gaya kohesi dan adhesi air. Gaya adhesi adalah gaya tarik antara dua molekul yang berbeda jenis. Dalam hal ini adalah molekul air dengan dinding sel (sel mesofil daun). Gaya ini membuat air tertarik masuk ke pori-pori dinding sel. Pada waktu yang sama, ada gaya kohesi yang bekerja di molekul air. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara dua molekul yang sama jenis, dalam hal ini adalah antar molekul air itu sendiri. Kombinasi kedua gaya ini membuat air di daun memiliki tekanan negatif (tegangan), atau lebih kecil dari tekanan air di atmosfer. Tegangan ini, adalah gaya tarik yang menarik air keluar dari xilem daun, melalui mesofil, dan keluar melalui stomata. (Campbell, 1999)Intinya, air bergerak menuruni gradien konsentrasi atau potensialnya (bergerak dari potensial tinggi ke potensial renadah). Potensial air di xilem (tulang daun) > potensial air di jaringan mesenkim daun > potensial air di atmosfer.

c. Kapilaritas Pembuluh Xilem ( Gaya Adhesi dan Kohesi Molekul Air)Pada subbab pertama, kita sepakati bahwa larutan antara air dan mineral yang telah sampai di pembuluh xilem disebut getah xilem. Nah, getah xilem yang mengisi pembuluh xilem juga digerakkan oleh dua gaya, yaitu gaya kohesi dan gaya adhesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul sejenis dalam suatu zat cair. Sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis. Gaya kohesi molekul air yang satu dengan lainnya sangat erat sehingga sukar dipisahkan, juga gaya adhesi antara air dan dinding trakea. Molekul air yang keluar dari tulang daun akan menarik molekul air di bawahnya, tarikan ini akan diteruskan hingga ke molekul air yang berada di pembuluh xilem batang. Gaya adhesi antara molekul air dengan dinding trakeid xilem juga bekerja. Gaya ini membantu melawan gaya tarik gravitasi bumi. Ukuran pembuluh xilem juga mempengaruhi. Makin kecil pembuluh xilem, makin besar gaya adhesinya terhadap air. Inilah yang membuat, pembuluh xilem di ujung pohon yang tinggi, tetap memiliki kekuatan untuk menarik molekul air bergerak ke atas melawan gravitasi.

2.3 Hubungan Hukum-Hukum Fluida dengan Sistem Transportasi Tumbuhan Setelah memahami konsep transportasi tumbuhan di atas, kita akan lebih gampang memahami kaitan hukum-hukum fisika yang bekerja pada sistem tersebut. Setelah penjelasan panjang diatas, kita sepakati bahwa gaya tarik transpirasi daun merupakan pelaku utama pergerakan air di dalam pembuluh xilem, selain juga didukung dengan akurat oleh gaya kohesi dan adhesi di dalam pembuluh xilem itu sendiri. Pada hari yang terik, kecepatan transpirasi di daun tentunya lebih tinggi dari biasanya. Ini menjelaskan bahwa laju pelepasan air (baca: laju fluida) di xilem tulang daun lebih besar daripada di xilem batang. Kenyataan ini sejalan dengan prinsip yang dikemukakan Bernoulli tentang tekanan dan kecepatan aliran fluida di dalam pembuluh yang berbeda ketinggian (Persamaan Bernoulli 2.1). Xilem di tulang daun berada pada ketinggian yang jauh berbeda dengan xilem di batang. Ukuran diameter pembuluh xilem di daun juga lebih kecil daripada pembuluh xilem di batang. Jika menggunakan persamaan Bernoulli 2.1, kita bisa memprediksikan bahwa, tekanan fluida di xilem daun akan lebih kecil daripada tekanan fluida di xilem batang.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan 1. Gerak yang bekerja pada pengangkutan air dan mineral di tumbuhan pada dasarnya adalah gerak difusi dan osmosis. 2. Terdapat beberapa faktor yang bekerja pada transportasi air di batang yaitu, tekanan akar, transpirasi daun, dan kapilaritas pembuluh xilem. 3. Dari ketiga faktor tersebut, gaya yang paling mempengaruhi adalah transpirasi daun. 4. Molekul air di dalam pemuluh xilem bergerak karena adanya gaya kohesi dan adhesi. 5. Konsep fluida yang sesuai dengan sistem transportasi di tumbuhan ini adalah Prinsip Bernoulli tentang kecepatan dan tekanan fluida di dalam tabung.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 1999. Biologi Jilid II, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Salisbury, F.B., Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITBSarna, Ketut. 2007. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan Bermuatan Lokal Genius. Singaraja: Jurusan Pendidikan Biologi Undiksha Subratha, Nyoman. 2008. Bahan Kuliah Biofisik. Singaraja: Fakultas Pendidikan MIPA UNDIKSHA.

8