29
Tugas Makalah Biologi Laut BAGIAN-BAGIAN ZONASI LAUT DAN ADAPTASI ORGANISME TIAP ZONASI OLEH : AKBAR YUANDA H411 12 308 JURUSAN BIOLOGI

MAKALAH BIOLA.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH BIOLA.doc

Tugas MakalahBiologi Laut

BAGIAN-BAGIAN ZONASI LAUT DAN ADAPTASI ORGANISME TIAP ZONASI

OLEH :AKBAR YUANDA

H411 12 308

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2014

Page 2: MAKALAH BIOLA.doc

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Bagian-Bagian Zonasi

Laut Dan Adaptasi Organisme Tiap Zonasi” dengan lancar. Dalam pembuatan

makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

membantu pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam

pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima

saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah

kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Page 3: MAKALAH BIOLA.doc

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangLautan merupakan ekosistem alamiah yang produktif, unik dan

mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Kawasan laut memilki

sejumlah fungsi ekologis berupa  penghasil sumberdaya, penyedia jasa

kenyamanan, penyedia kebutuhan pokok hidup dan  penerima limbah. Ekosistem

pesisir dan lautan merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi.

Ukuran dan kerumitannya menyulitkan kita untuk dapat membicarakannya

secara utuh sebagai suatu kesatuan. Akibatnya dirasa lebih mudah jika

membaginya menjadi sub-bagian yang dapat di pahami serta di pelajari,

selanjutnya masing-masing dapat dibicarakan berdasarkan prisip-prinsip ekologi

yang menentukkan kekhasannya. Tidak ada suatu cara pembagian laut yang

telah diajukan yang dapat diterima secara universal.

Yang paling sering di gunakan dalam kajian hidrobiologi adalah

pembagian wilayah lautan atau yang lebih dikenal dengan zonasi, menggunakan

pembagian zona  berdasarkan faktor-faktor fisik dan penyebaran komunitas

biotanya yakni daerah pelagik yang meliputi kolom air dan daerah bentik yang

meliputi dasar laut dimana biota laut hidup.

Pembagian zonasi lingkungan laut tersebut sangat bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan khususnya hidrobiologi, karena dengan memahami sifat fisik-kimia

pada tiap-tiap zona dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan

berbagai organisme yang ada  pada tiap-tiap zona. Berdasarkan uraian dalam

latar belakang tersebut di atas, maka dianggap perlu untuk menyusun makalah

mengenai zonasi lingkungan laut. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran dan acuan dalam kegiatan diskusi untuk pengembangan materi

lebih lanjut.

I.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pembagian zonasi lingkungan laut

2. Bagaimana kehidupan/adaptasi organisme yang hidup di tiap-tiap zona

tersebut (plankton dan nekton)

Page 4: MAKALAH BIOLA.doc

 I.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui zonasi lingkungan laut

2. Untuk mengetahui kehidupan/adaptasi organisme pada tiap-tiap zona

lingkungan laut

Page 5: MAKALAH BIOLA.doc

BAB IIISI DAN PEMBAHASAN

II.1 Pembagian zonasi lingkungan laut Membahas mengenai lingkungan laut, ada 2 hal yang esensial darinya.

Yang pertama adalah Zona kolom air, atau Zona Pelagik adalah bagian perairan

dimana terdapat massa air, dan yang kedua adalah Zona dasar perairan, atau

disebut juga Zona Bentik yang merupakan dasar/platform dari perairan itu

sendiri. Dari pembagian atas kedua hal tersebut, dapat dikembangkan lagi

menjadi zona-zona atau wilayah-wilayah dengan karakteristik yang lebih khusus

lagi.

A.      Lingkungan PelagikLingkungan pelagik merupakan lingkungan yang meliputi seluruh kolom

air mulai dari permukaan dasar laut sampai permukaan laut. Lingkungan pelagik

mempunyai batas wilayah yang meluas mulai dari garis pantai sampai wilayah

laut terdalam. Dalam pembagian zona pelagik menjadi berbagai sub-zona

digunakan berbagai dasar misalnya tingkat kedalaman dan sudut pandang.

Pembagian zona pelagik dapat dipandang dari dimensi horizontal dan vertikal.

Secara horizontal dapat dibagi menjadi dua yaitu zona neritik yang meliputi

daerah paparan benua dan lautan zona oseanik. Kedua zona ini tidak ada

batasan yang jelas karena adanya perbedaan secara geografik. Namun

demikian, batasan anatara kedua zona itu adalah 150-200 m.

1.      Zona Neritik

Zona neritik merupakan daerah laut dangkal yang masih dapat ditembus

cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota

yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton (ikan) dan bentos dapat hidup

dengan baik. Organisme yang ada dari Alga, Porifera, Coelenterata, berbagai

jenis ikan dan udang. Kelimpahan organisme pada daerah ini tinggi karena

kandungan zat hara cukup tinggi, zat-zat terlarut juga masih cukup bervariasi

yang dikarenakan adanya tumpahan berbagai zat terlarut dari daratan. Hal

yang paling krusial adalah penetrasi cahaya pada zona ini masih optimum

sehingga asupan energi untuk produsen masih maksimal.

2.      Zona Oseanik

Page 6: MAKALAH BIOLA.doc

Zona oseanik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang

kedalamannya mulai dari yang tertembus cahaya sampai tidak dapat ditembus

cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap.

Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air

dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu

disebut daerah termoklin, Daerah ini banyak ikannya. Daerah oseanik ini dibagi

menjadi 4 bagian yaitu epipelagik, mesopelagik, batipelagik, dan abisopelagik.

Zona oseanik kecuali epipelagis memiliki parameter fisik dan kimia serta

biologis sebagai berikut: a.  Cahaya : Umumnya redup – gelap gulita, sehingga tidak ada proses

fotosintesis

b.  Tekanan hidrostatis: Meningkat secara konstan sebanya 1 ATM (1

kg/cm2), setiap pertambahan kedalaman 10 meter. Sehingga dapat

dikatakan bahwa tekanan hidrostatisk yang bekerja di laut dalam sangat

ekstrim

c.  Suhu: Umumnya seragam, dengan kisaran 1 – 3oC (kecuali wilayah

hydrothermal vents (>80oC) dan cold hydrocarbon seeps (<1 oC)

d.  Salinitas: Umumnya seragam (35 permil),  Pada daerah cold

hydrocarbon seeps (hipersain = 40 permil)

e.  Sirkulasi air:Sangat lamban (< 5 cm/detik), tergantung pada bentuk dan

topografi dasar laut. Sikulasi air dan ventilasi dalam palung sangat

menentukan kadar oksigen di laut dalam

f.  Kadar Oksigen: Cukup untuk menghidupi seluruh organisme di laut

dalam (DO= 4% s/d 6%; di perairan eufotik, DO= 3.5% s/d 7%),      

Sumber oksigen utama: air permukaan laut di Antartika dan Arktik yang

kaya Oksigen, Air bersifat anoksik: Teluk Kau (Halmahera), Palung

Carioca (Venezuela), Palung Santa Barbara (USA)

g.  Tipe substrat: Terdiri atas substrat yang halus,  Substrat berbatu di

daerah mid-ocean ridge

h.  Suplai makanan: Langka. Bergantung pada pakan yang diproduksi di

tempat lain dan terangkut oleh proses hidrodinamis ke wilayah laut

dalam

Page 7: MAKALAH BIOLA.doc

i.   Jenis pakan : Hujan plankton atau partikel organik lain, Jatuhan bangkai

hewan besar atau tumbuhan, Bakteri berlemak yang mudah dicerna

(rata-rata populasi bakteri 2mgC/m2), Bahan organik terlarut

a.   Epipelagik

Zona epipelagik atau oseanik atas meluas dari permukaan sampai

kedalaman 200 m. Epipelagik ini masih di tembus oleh cahaya matahari

sehingga proses fotosintesis oleh organisme autotrof masih mungkin terjadi.

Area ini juga meluas ke perairan neritik sehingga ia bisa juga dikatakan

bagian dari perairan neritik.

Epipelagik dibagi menjadi tiga bagian yaitu zona dekat permukaan

dimana penyinaran siang hari diatas optimal atau bahkan letal bagi

fitoplankton. Penyinaran ini juga masih terlalu tinggi bagi zooplankton. Di

bawah zona tersebut dinamakan zona bawah-permukaan yang merupakan

tempat terjadinya pertumbuhan yang aktif sampai perairan yang agak dalam,

di mana fitoplankton yang tidak berbiak aktif masih terdapat berlimpah. Zona

ketiga atau area paling bawah merupakan tempat zooplankton yang biasa

bermigrasi ke permukaan pada malam hari dan kembali pada siang hari. Jadi

pada zona epipelagik ini organisme penghuninya cukup banyak hampir sama

halnya pada daerah neritik.

b. Mesopelagik

Mesopelagik merupakan perairan yang berada di bawah epipelagik yang

meluas dari 200-1000 m. Lapisan ini bertepatan dengan lapisan terjadinya

perubahan suhu dan tempat terjadinya termoklin. Karena area ini penyinaran

sudah hampir bahkan tidak ada, maka tidak ada kegiatan produksi primer oleh

produsen. Area ini kebanyakan dihuni oleh konsumen primer yang

memanfaatkan bangkai-bangkai organisme dari lapisan di atasnya. Pada area

ini tekanan lebih kecil dan persediaan makanan lebih banyak daripada lapisan

yang ada di bawahnya.

Ciri dari biota yang hidup di zona ini yakni warna hewan umunya abu-abu

keperakan atau hitam (ikan), ungu kelam (ubur-ubur) dan merah (crustacea),

mata besar dan penglihatan senja (tingginya pigmen rodopsin dan kepadatan

sel batang pada retina akan memberi kemampuan maksimum dalam melihat

dan mendeteksi cahaya) dan bioluminusens yaitu kemampuan memproduksi

cahaya pada makhluk hidup, biasanya dilengkapi oleh organ penghasil

Page 8: MAKALAH BIOLA.doc

cahaya (fotofor) serta memiliki mulut besar, morfologi mulut, rahang, gigi

yang mendukung efektifitas penangkapan mangsa.

c.  Batipelagik

Batipelagik meluas dari kedalaman 1000-4000 m. Kondisi fisiknya

seragam dan tidak ada aktifitas produsen sehingga hanya ada konsumen

skunder sperti ikan. Suhu pada area ini sudah lebih rendah jika di bandingkan

dengan lapisan diatasnya. Tumbuh-tumbuhan masih ada sedikit atau juga

tidak ada sama sekali.

Penghuni zona ini secara umum terdiri dari iIkan yang umumnya

berwarna hitam kelam, sedangkan invertebratanya seakan tidak berpigmen

(putih cerah), ukuran mata sangat kecil, bahkan tidak bermata, bahkan ada

yang memiliki mata berbentuk pipa (ikan Argyropelecus) dan sebelah matanya

lebih besar (cumi-cumi Histioteuthis). Ikan yang ditemukan umumnya

berukuran sangat kecil, namun invertebrata yang hidup umumnya berukuran

sangat besar

d. Abisopelagik

Abisopelagik merupakan area terdalam jika dibanding ketiga area lainnya.

Biota laut yang hidup di area ini cenderung bertahan terhadap kegelapan,

suhu semakin rendah dan tekananpun semakin tinggi. Organisme yang hidup

di area ini tentu telah beradaptasi bahkan berevolusi seperti halnya ikan yang

memiliki antena penghasil cahaya yang berasal dari senyawa kimia yang

dihasilkan oleh sel-sel penyusun antenanya yang biasa di kenal sebagai

biopendar cahaya (biolumiscence). Selain itu ikan memiliki gelembung renang

yang lebih besar sehingga bisa melawan beratnya tekanan air. Gelembung

renang akan terperas oleh tekanan sehingga sedikit ruang untuk gas,

akibatnya ikan sedikit lebih ringan daripada berat air disekitarnya. Suhu yang

rendah pada area ini juga mebuat reaksi metabolisme menjadi lebih lambat.

Pada area ini tidak ada lagi proses fotosintesis dan tumbuh-tumbuhan yang

hidup sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Perubahan suhu, salinitas

dan kondisi serupa jarang terjadi bahkan kalupun ada sangat kecil.

Kandungan CO2 terlarut pada area ini sangat tinggi sehinnga kapur

mudah terlarut dalam air. Hal ini ditunjukkan oleh pembentukan cangkang

yang lembek dari organisme yang hidup di area ini apa lagi kondisi air

cenderung lebih tenang. Hal yang paling menjadi karakteristik dari area ini

Page 9: MAKALAH BIOLA.doc

adalah kurangnya ketersediaan makanan. Makanan hanya berasal dari

bangkai yang tenggelam sampai ke dasar. Sehingga tingkat kompetisi

semakin tinggi dan makanan ini bisa jadi faktor pembatas yang sangat kritikal

di zona ini. Begitu juga dengan kandungan oksigen terlarut sangat rendah

sehingga bisa juga menjadi faktor pembatas bagi organisme yang ada pada

zona ini.

Pembagian wilayah laut secara vertikal dilakukan berdasarkan intensitas

cahaya matahari yang memasuki kolom perairan, yaitu zona fotik dan zona

afotik. Zona fotik adalah bagian kolom perairan laut yang masih mendapatkan

cahaya matahari. Pada zona inilah proses fotosintesa serta berbagai macam

proses fisik, kimia dan biologi berlangsung yang antara lain dapat

mempengaruhi distribusi unsur hara dalam perairan laut, penyerapan gas-gas

dari atmosfer dan pertukaran gas yang dapat menyediakan oksigen bagi

organisme nabati laut. Zona ini disebut juga sebagai zona epipelagis. Pada

umumnya batas zona fotik adalah hingga kedalaman perairan  50-150 meter.

Sementara itu, zona afotik adalah  secara terus menerus dalam keadaan

gelap tidak mendapatkan  cahaya matahari. Secara vertikal, zona afotik pada

kawasan pelagis juga dapat dibagi lagi kedalam beberapa zona, yaitu  zona

mesopelagis, zona batipelagis dan zona abisopelagis.

B.  Lingkungan BentikZona bentik meliputi semua lingkungan dasar laut di mana biota laut

hidup melata, memendamkan diri atau meliang, mulai dari pantai sampai ke

dasar laut terdalam. Zona bentik menjadi zona litoral, dan abisal sedangkan dan

ada pula yang menambahkan zona batia antara litoral dan abisal.

1.   Zona Lithoral/Intertidal

Daerah intertidal merupakan suatu daerah yang selalu terkena hempasan

gelombang tiap saat. Daerah ini juga sangat terpengaruh dengan dinamika fisik

lautan yakni pasang surut. Zona intertidal merupakan daerah yang paling sempit

diantara zona laut yang lainnya. Zona intertidal dimulai dari pasang tertinggi

sampai pada surut terendah. Zona ini hanya terdapat pada daerah pulau atau

daratan yang luas dengan pantai yang landai. Semakin landai pantainya maka

zona intertidalnya semakin luas, sebaliknya semakin terjal pantainya maka zona

intertidalnya akan semakin sempit.

Page 10: MAKALAH BIOLA.doc

Akibat seringnya hempasan gelombang dan pasang surut maka daerah

intertidal sangat kaya akan oksigen. Pengadukan yang sering terjadi

menyebabkan interaksi antar atmosfir dan perairan sangat tinggi sehingga difusi

gas dari permukaan keperairan juga tinggi. Pantai berbatu di zona intertidal

merupakan salah satu lingkungan yang subur dan kaya akan oksigen. Selain

oksigen daerah ini juga mendapatkan sinar matahari yang cukup, sehingga

sangat cocok untuk beberapa jenis organisme untuk berkembang biak. Pada

daerah berbatu ini banyak terdapat lingkungan mikro seperti celah-celah cadas

dan kubangan pasut. Jenis yang hidup pada lingkungan ini umumnya organisme

yang melekat seperti beberapa jenis keong.

Pada tiap zona intertidal terdapat perbedaan yang sangat signifikan

antara satu daerah dengan daerah yang lain. Jenis substrat daerah intertidal ada

yang berpasir, berlumpur, berbatu, dan adapula yang berupa timbunan. Daerah

berlumpur terjadi karena adanya aliran air yang mengandung lumpur dari darat.

Area ini biasanya terjadi di daerah teluk yang tenang atau estuari. Lingkungan

seperti ini dapat menimbulkan masalah bagi organisme yang ada pada

lingkungan tersebut, karena lumpur bisa masuk ke saluran pernafasan sehinnga

dapat menyumbat saluran pernafasannya. Kandungan oksigen terlarut relatif

rendah karena padatnya partikel lumpur sehingga pertukaran oksigen dan

karbondioksida terhambat. Organisme yang hidup di lingkungan ini kebanyakan

berupa bakteri.

Pada daerah ini memiliki substrat yang sangat halus dengan diameter

kurang dari 0.002 mm. Daerah berlumpur berada pada daerah yang terlindung

dari hempasan gelombang secara langsung. Akibat tidak adanya hempasan

gelombang maka daerah ini sulit untuk mengalami perkembangan yang

signifikan.

Pembagian zonasi pada daerah pantai berlumpur masih sangat kurang

yang telah dikaji. Secara umum dapat dibagi menjadi:

1). Bagian atas atau supralitoral dihuni oleh berbagai jenis kepiting yang

menggali substrat. Zona ini juga dipengaruhi oleh pasang tertinggi dan paling

sering mengalami kekeringan.

2). Bagian bawah atau litoral. Bagian ini merupakan bagian yang terluas

diantara bagian ekosistem pantai berlumpur. Pada zona ini dihuni oleh tiram

dan policaeta.

Page 11: MAKALAH BIOLA.doc

Pada dasarnya pembagian tersebut belum terlalu jelas batasannya. Hal

ini dikarenakan organisme pada kedua tempat tersebut tidak menetap hanya

pada zona tersebut tetapi juga dapat berpindah ke zona yang lain.

Lingkungan berpasir pada zona lithoral mempunyai ukuran partikel yang

lebih besar di banding partikel lumpur sehingga memungkinkan air mengalir di

antara partikel-partikel pasir, akibatnya pertukaran oksigen sampai pada dasar

pasir. Pada saat siang hari air surut membuat area ini menjadi kering.

Gelombang juga mempengaruhi area ini oleh sebab itu organisme yang hidup di

area ini cenderung dilengkapi dengan cangkang yang kuat, mampu bergerak

bersama butiran pasir atau memendam dalam di bawah permukaan untuk

menghindari penggerusan yang disebabkan oleh gelombang.

2.  Zona Abisal

Zona abisal memiliki kemiripan dengan lingkungan lumpur yang ada pada

zona litoral. Bebatuan yang digunakan sebagai substrat oleh organisme sangat

jarang diitemukan. Hewan bercangkang yang hidup di zona ini cangkangnya

cenderung tipis dan jik mati cangkang akan mudah sekali terlarut atau tereduksi.

Endapan plankton tidak ada karena sebelum sampai di dasar sudah dii makan

terlebih dahulu oleh organisme yang ada pada lingkungan yang ada di atasnya.

Endapan yang ada berupa mineral bola-bola mangan dan tulang-tulang

telinga ikan paus dan gigi ikan hiu yang susah terlarut. Kondisinya sangat

berlumpur sehingga oksigen terlarut sangat sedikit sehingga hewan-hewan pada

daerah ini terpaksa menggunakan glikogen atau pigmen-pigmen pernapasan

sebagai sumber oksigen sementara. Namun demikian, kondisi dasar laut abisal

tidak semuanya memiliki kondisi yang sama. Dasar lingkungan ini pada perairan

dalam berupa endapan kapur yang berasal dari kerangka Foraminifera, endapan

silika, terutama dari kerangka diatom, dan lempung merah di dasar yang lebih

dalam dengan tekana air yang cukup tinggi sehingga membuat zat-zat lain

mudah terlarut.

Kehidupan hewan-hewan pada lingkungan seperti ini sangat bergantung

atau menyesuaikan pada jenis endapannya. Seperti tipe organisme pemakan

penyaring lebih suka dasar yang keras dengan partikel halus lumpur yang tidak

akan menyumbat penyaringnya. Jika partikel-partike sangat halus maka tipe

hewan yang hidup pada area ini adalah pemakan endapan yang mengambil dan

mencerna zat organik yang terdapat dalam lumpur. Di samping hewan-hewan

Page 12: MAKALAH BIOLA.doc

tersebut terdapat pula hewan-hewan pemangsa bangkai yang menangkap

hewan apa saja baik yang hidup maupun mati. Suhu pada daerah ini relatif stabil

yaitu antara 1,2o C - 4 oC. Beberapa hewan yang hidup di lingkungan ini berupa

bintang laut, bintang mengular, tripang dan banyak jenis ikan. Makin dalam dasar

laut maka makin sedikit pula jenis hewan yang dapat ditemukan.

II.2 kehidupan/adaptasi organisme yang hidup di tiap-tiap zonasi (plankton dan nekton)

a) Nekton

 Nekton bahari terdiri dari berbagai ikan bertulang belakang seperti

cucut dan pari serta sejumlah kecil mamalia seperti reptil dan burung laut.

Invertebrata yang dapat digolongkan nekton hanyalah jenis moluska

sepalopoda. Beberapa kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam

golongan nekton. Pertama, ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di

daerah epipelagik. Ikan ini disebut holopipelagik mencangkup ikan-ikan hiu

tertentu (cucut martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang,

tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain. Ikan ini

biasanya menghabiskan telur yang mengapung dan larva epipelagik.

Jumlahnya sangat berlimpah di permukaan perairan tropik dan subtropik.  

Kelompok kedua ikan bahari dinamakan meroepipelagik. Ikan ini hanya

menghabiskan sebagian dari hidupnya di daerah epipelagik. Kelompok ini

lebih beragam dan mencakup ikan menghabiskan masa dewasanya di

epipelagik tetapi mememijah di perairan pantai (Haring, geger lintang jinak,

dolphin, kacang-kacang) atau diperairan tawar (salem). Ada juga jenis lain

yang memasuki daerah epipelagik hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti

ikan-ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke

permukaan pada malam hari untuk mencari makan. Kebanyakan ikan

menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik , tetapi masa dewasanya di

daerah lain. Bentuk juvenil memegang peranan tetap dalam fauna

epipelagik, tetapi disebut meroplankton, karena kemampuannya geraknya

terbatas. Kelompok terbesar kedua dari nekton bahari adalah mamalia laut.  

Mamalia laut nekton mencangkup ikan paus (ordo Cetacea), anjing laut

dan singa laut (ordo Pinnipeda). Terdapat juga mamalia bahari lain, seperti

manatee dan duyung (ordo Sirenia), serta berang-berang (ordocarnivora).

Page 13: MAKALAH BIOLA.doc

Tetapi hewan-hewan ini tidak pelagik karena mereka menghuni perairan

pantai sepanjang waktu.

Reptil nekton hampir semuanya merupakan penyu dan ular laut.

Iguana bahari terdapat di kepulauan Galapagos, dan buaya air asin

mendiami banyak daerah Kepulauan Indo-Pasifik.Tetapi hewan-hewan ini

juga merupakan hewan litoral yang hanya sekali-kali pergi menjauhi

daratan. 

Secara teknik, kebanyakan burung-burung laut tidaklah nektonik,

karena mereka terbangdi atas laut lepas dan bukan menembusnya. Tetapi

mereka juga termasuk dalam ekonomi perairan ini dapat di bahas di sini.

Mungkin satu-satunya kelompok burung yang benar-benar nektonik adalah

penguin yang tidak dapat terbang dan terdapat di bagian bumi selatan.

Tetapi cormorant dan burung laut yang lain, menyelam untuk mencari makan

dan menghabiskan banyak waktunya sebagai perenang.

Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam kelompok

nekton :

1.   Holoepipelagik

Holoepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan seluruh

waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu

tertentu (cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang,

tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.

2.  Meroepilagik

Meroepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan

sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi

lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :

1.   Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah

epipelagik, kelopok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan

masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai. Contohnya :

haring, geger lintang jinak, dolpin, kacang-kacang.

2.  Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu

tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi

ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.

3.  Organism yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi

masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.

Page 14: MAKALAH BIOLA.doc

Faktor lingkungan pada zona epipelagik yang dihuni oleh nekton tentu

saja sama dengan yang dibahas untuk plankton dan mencakup cahaya,

suhu, kepadatan, dan arus. Namun kepentingan relatif dari faktor-faktor

yang berbeda dalam memilih adaptasi dan strategi hidup nekton dapat

berbeda. 

Beberapa kondisi lingkungan perlu diperhatikan karena memberikan

perbedaan yang jelas bagi nekton dan dimana adaptasi terjadi.

Pertama, laut merupakan daerah “tiga dimensi”yang sangat besar.

Kedua, tidak ada substrat padat di mana pun, sehingga hewan-hewan

ini selalu melayang dalam medium yang transparan tanpa

perlindungan terhadap predator yang potensial. Oleh sebab itu, tidak

ada tempat perlindungan bagi hewan yang berpindah dari satu

tempat ke tempat lain secara horizontal.

Terakhir, kurangnya substrat, yang berarti tidak adanya pendukung

yang kuat bagi hewan kebanyakan mempunyai daging yang lebih

padat dari pada air  laut di sekelilingnya.

Kombinasi antara keadaan tiga dimensi dan kurangnya rintangan,

memudahkan evolusi adaptasi untuk mobilitas yang besar. Besarnya

mobilitas dan kemampuan untuk menempuh jarak-jarak jauh pada gilirannya

menyebabkan perkembangan sistem saraf dan indria (sensory) yang akan

menangkap dan mengolah informasi yang diperlukan untuk menjelajahi

daerah, mencari dan menangkap makanan, serta untuk menghindari

predator.

Adaptasi NektonEkosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan

yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat

tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi

perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara

keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan

pencernaan.

Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam

penyesuaian diri dengan lingkungannya,  ada yang mengalami perubahan

bentuk tubuh (adapatasi Morfologi), ada yang mengalami perubahan proses

Page 15: MAKALAH BIOLA.doc

metabolisme tubuh (adaptasi Fisiologi) dan ada juga yang mengalami

perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku).

Dalam kehidupan nekton di laut sendiri mempunyai macam – macam

karakteristik serta tingkah laku yang berbeda – beda tentunya karena nekton

sendiri menyangkut seluruh jenis ikan jadi dalam makalah ini kami akan

menjelaskan sedikit tentang beberapa adaptasi nekton dilaut, adaptasi

secara umum dapat kita artikan sebagai proses penyesuaian diri terhadap

lingkungannya dalam hal ini kita mempunyai batasan yaitu lingkungan laut

terhadap nekton.

Berbagai macam adaptasi nekton di laut tentunya setiap spesies akan

berbeda tergantung spesies serta factor lingkungannya, Berikut merupakan

macam – Macam adaptasi secara umum:

1.   Adaptasi morfologi

Adaptasi Morfologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup

yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh.

Ciri adaptasi hewan air :

Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line).

Permukaan tubuh licin karena berlendir.

Anggota gerak tubuh berupa sirip. 

Contohnya: ikan tuna 

2.  Adaptasi fisiologi

Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan

sekitarnya yang memperlihatkan perubahan sistem metabolisme dalam

tubuhnya.

Ciri adaptasi Ikan air laut dan ikan air tawar :

Ikan air  laut Ciri adaptasi Ikan air tawar

Sedikit Pengeluaran urine Banyak

Pekat Urine yang

diekskresikan

Encer

Banyak Minum air Sedikit

Lebih rendah dari

pada air laut

Tekanan osmosis

sel tubuh ikan

Lebih tinggi dari

pada air tawar

Page 16: MAKALAH BIOLA.doc

Lebih tebal Dinding sel tubuh Laebih tipis

3.   Adaptasi Tingkah Laku

Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap

lingkungannya dengan cara memperlihatkan tingkah laku.

Ciri adaptasi hewan air :

1. Pengeluaran tinta pada Cumi-cumi untuk penyelamatan diri.

2. Munculnya ikan Paus ke permukaan air untuk menghirup Oksigen setiap

30 menit sekali.

Ada beberapa adaptasi nekton dalam ekosistem di laut diantaranya

yaitu, daya apung organisme nekton, daya penggerak, hambatan permukaan

serta bentuk tubuh, system pertahanan diri yang dimiliki oleh masing–

masing organisme nekton, reproduksi, dan juga migrasi nekton tersebut.

Mungkin adaptasi yang paling jelas pada hewan nekton adalah

kemampuannya melayang dan bergerak dengan kecepatan tinggi dalam air.

Hal tulah yang diperhatikan karena merupakan ciri khas hewan nekton. Daya

apung merupakan hal yang utama diperlukan untuk hidup di epipelagik. Ini

berlaku juga bagi plankton, seperti yang telah diketahui. 

Kebanyakan hewan nekton mempunyai kerapatan yang hampir sama

dengan air laut. Walupun jaringan-jaringan hidup biasanya lebih rapat dari

pada air laut, tetapi ternyata hewan besar ini mempunyai daya apung secara

alamiah, karena ada bagian tubuhnya yang mempunyai kerapatan lebih

rendah yang dapat mengimbangi tingginya kerapatan kebanyakan jaringan. 

Kebanyakan ikan mempunyai gas atau gelembung renang dalam

tubuhnya. Struktur yang mengisi sekitar 5-10 persen dari volume tubuhnya

ini berfungsi mengimbangi daging yang lebih padat sehingga menyebabkan

daya apung menjadi netral. Kebanyakan ikan dapat mengatur  jumlah gas

dalam gelembung renangnya dan mengubah tingkat apungnya. 

Burung juga memiliki kantung udara tambahan. Pada kebanyakan

burung laut penyelam (kecuali penguin), udara yang terperangkap di bawah

bulu memberikan daya apung terbesar. Mamalia bahari, berang-berang, dan

anjing laut juga menggunakan udara yang terperangkap pada lapisan bawah

rambutnya yang lebat sebagai daya apung.

Page 17: MAKALAH BIOLA.doc

Mekanisme lain untuk mencapai daya apung netral adalah dengan

mengganti ion kimia berat dalam cairan tubuh dengan yang lebih ringan. Hal

ini kita dapatkan juga pada plankton. Satu-satunya hewan nektonik yang

mengalami hal ini adalah cumi-cumi. Cumi-cumi cendrung mempunyai

rongga tubuh di mana ion natrium yang berat digantikan dengan ammonium

yang lebih ringan. Akibatnya, kerapatan cairan tubuh akan lebih kecil dari

pada kerapatan air laut pada volume yang sama. 

Walaupun ini merupakan mekanisme yang banyak terdapat pada

plankton,tetapi jarang terdapat pada nekton, sebab supaya efektif, jumlah

cairan dengan kadar ammonium tinggi haruslah banyak. Rongga yang besar

dan berisi air memberikan bentuk bulat-gemuk bagi hewan dan akan

mengurangi rongga mantel, sehingga jelas mengurangi kemampuan

bergerak cepat.

Peningkatan daya apung dengan mengurangi jumlah tulang atau

bagian yang keras lainnya bukan merupakan pilihan yang baik bagi hewan

ini, karena kerangka yang kuat dan kaku diperlukan agar sistem otot bekerja

dengan efektif sehingga hewan dapat bergerak di dalam air. Ini merupakan

perbedaan yang nyata dengan plankton.

Mekanisme lain untuk meningkatkan daya apung adalah dengan

menyimpan lipida (lemak atau minyak) di dalam tubuh. Kerapatan lipida

lebih kecil dari pada kerapatan air laut sehingga dapat turut mengatur daya

apung. Jumlah lipida yang besar banyak terdapat dalam ikan nektonik,

terutama yang tidak mempunyai gelembung renang seperti ikan hiu,

mackerel (Scomber), ikan biru (Pomatomus), dan bonito (Sarda). Agaknya

lipida, paling tidak sebagian, menggantikan fungsi gelembung renang.

Jika suatu objek nektonik bergerak dalam air, suatu macam hambatan

tehadap pergerakan merupakan suatu masalah penting. Hambatan ini

adalah hambatan bentuk, dimana hambatan sebanding denganluas

melintang objek yang bersentuhan dengan air. Dalam kasus ini, objek

berbentuk bulatmempunyai daerah melintang yang sangat luas sehingga

bentuk ini tidak sesuai bagi hewan-hewan nektonik. Untuk meminimumkan

hambatan bentuk, bentuk harus relatif panjang dan tipis,seperti silinder atau

kawat yang tipis. 

Page 18: MAKALAH BIOLA.doc

Jenis hambatan yang terakhir perlu diperhatikan adalah turbulensi.

Turbulensi terjadi ketika lapisan aliran yang halus dari suatu cairan pada

permukaan tubuh terganggu dan terlempar sebagai pusaran, yang akibatnya

menambah hambatan. Hambatan semacam ini berkurang pada tubuh yang

bentuknya seperti tetesan air, agak tumpul di depan dan mengecil sampai

titk di bagian belakang. Bentuk ini juga terbaik untuk meminimumkan

hambatan friksional dan juga hambatan bentuk. 

Pada ikan-ikan epelagik, tidak ada mekanisme khusus yang kana

memisahkanya dari sesama jenisnya yang bentik atau hidup di perairan

dangkal. Tetapi ikan-ikan bertulang keras holonektonik seperti tuna dan

marlin memijahkan telur yang terapung dan mengalami perkembangan di

perairan laut terbuka. Beberapa bahkan mempunyai struktur seperti benang

yang berasosiasi dengannya sehingga dapat menempel pada berbagai

potongan-potongan tumbuhan yang terapung. 

Karena telur yang terapung itu bersifat planktonik, maka banyak sekali

hilang akibat pemangsaan. Akibatnya, ikan-ikan menghasilakn telur dalam

jumlah yang sangat banyak untuk cangkang dan albakora (madidihang)

menghasilkan telur sebanyak 2.6 juta butir,sedangkan marlin bergaris

memijah lebih dari 13 juta, dan ikan matahari bahari 300 juta. Pemijahan ada

kalanya terjadi hanya sejenak dan ada kalanya sampai berbulan-bulan.

b) Plankton

Plankton adalah organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-

ambing oleh arus dan sangat lemah daya renangnya sehingga merka dikuasai

oleh gerakan-gerakan air. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu

fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam

air serta mampu berfotosintesis sedangkan zooplankton adalah hewan-hewan

laut yang planktonik.

Fitoplankton adalah biota microskopik yang mengapung bebas dan

merupakan biota photosintetik di sistem pelagik, Ukurannya kecil, berkisar

antara 2 – 200 µm (1 µm = 0.001 mm). Peranan mereka sama seperti

tumbuhan hijau yang ada didaratan. Mereka merupakan produsen utama

(primary produce) zat-zat organik dan berada pada rantai pertama pada

jarring-jaring makanan di ekosistem laut. Fitoplankton mampu menyediakan/

Page 19: MAKALAH BIOLA.doc

mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organic dari bahan

anorganik dengan bantuan sinar matahari dan kimia seperti tumbuh-

tumbuhan hijau yang lain. Phytoplankton selalu hidup di dekat permukaan

laut karena, seperti semua tanaman, mereka membutuhkan cahaya untuk

fotosintesis, transformasi air dan karbon dioksida menjadi gula rantai

pendek. Sinar matahari sangat dibutuhkan untuk membantu proses

fotosintesa, untuk itu semua tumbuhan hijau tergantung pada proses ini.

Mereka hanya hidup ditempat yang mempunyai sinar matahari yang cukup.

Selain cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan

nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti

nitrat, fosfat atau asam silikat yang ketersediaanya diatur oleh

kesetimbangan antaramekanisme disebut pompa biologis dan upwelling

pada nutrisi yang tinggi. Akibatnya fitoplankton hanya bisa dijumpai di

lapisan permukaan laut saja. Meraka juga akan lebih banyak dijumpai pada

tempat-tempat yang terletak di daerah continental shelf dan disepanjang

pantai yang mengalami proses upwelling. Jenis fitoplankton meliputi: diatom

(memiliki cangkang yang terbuat dari silika dan umum di daerah yang kaya

nutrisi dengan upwelling arus), dinoflagellata (memiliki penutup organik mirip

dengan kuku jari).  Tanaman di zona pelagis yang sangat kecil, mikroskopis,

dan bersel tunggal, didukung oleh kepadatan air sekitarnya.  Tapi tanpa

adaptasi yang khusus dari beberapa jenis tanaman kecil ini akan tentu

tenggelam ke dasar dan mati. 

Zooplankton adalah Sebagian besar dari hewan-hewan yang ukurannya

berkisar 0.2 – 2 mm, tetapi ada yang sampai 1 m (ubur-ubur)., dan sebagian

besar cukup transparan. Ukuran kecil merupakan strategi penting untuk

keberlangsungan hidup di laut terbuka karena banyak predator pelagis

bersifat visual predator dengan mata yang sama seperti kita. Jika kita tidak

dapat melihat hewan-hewan kecil, maka ikan predator mungkin tidak bisa

melihat mereka. Beberapa dari organisme ini ada yang bersifat sebagai

plankton untuk seluruh masa hidupnya. Sebagai contoh copepod; baik larva

atau bentuk yang dewasa dari crustacean kecil ini sangat banyak dijumpai

dalam zooplankton. Kebalikannya banyak hewan yang bersifat sebagai

plankton hanya untuk sebagian dari masa hidupnya. Crustacea seperti

trisipan (barnacle) dan kepiting (crab) adalah anggota dari hewan yang

Page 20: MAKALAH BIOLA.doc

bersifat bentik pada waktu dewasa, tetapi larva mereka mempunyai sifat

sebagai plankton.

Page 21: MAKALAH BIOLA.doc

BAB IIIKESIMPULAN

Berdasarkan faktor-faktor fisik dan penyebaran komunitas biotanya

perairan laut di bedakan menjadi daerah pelagik yang meliputi kolom air dan

daerah bentik yang meliputi dasar laut dimana biota laut hidup. Organisme yang

hidup di wilayah pelagik yaitu plankton dan nekton. Plankton, yang terdiri dari

organisme-organisme yang berukuran kecil (mikroskopik) yang jumlahnya sangat

banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang begitu

besar terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Sedangkan nekton, terdiri dari

hewan-hewan yang berukuran lebih besar yang mempunyai kemampuan untuk

bergerak sendiri yang membuat gerakan mereka tidak tergantung kepada

kekuatan arus laut. Dimana plankton dan nekton ini masing-masing memiliki

adaptasi tersendiri untuk melangsungkan kehidupannya.

Page 22: MAKALAH BIOLA.doc

DAFTAR PUSTAKA

Aliv. 2011. Pembagian zona laut. http://ml.scribd.com.

Izharudin, Muads. 2011. Klasifikasi Lingkungan Laut. http://muadzizharudin. blogspot.com.

Nara, Rahmat. 2012. Makalah Nekton. http:// rahmatikan.blogspot.com .

Soefiyandari, Riantika. 2013. Sistem Palagik. http://riantika14.blogspot.com.

Wana, Dhari. 2009. Pemintakatan (zonasi) Lingkungan laut. http://adharikunae. blogspot.com .