22
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed atau agar-agar. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah perairan pantai. Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan. Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp. sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan baku. Melihat peluang tersebut, pengembangan komoditas rumput laut memiIiki prospek yang cerah karena memiIiki nilai ekonomis yang penting dalam menunjang pembangunan perikanan baik kaitannya dengan peningkatan ekspor non migas, penyediaan bahan baku

MAKALAH BIOLOGI LAUT

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH BIOLOGI LAUT

1

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed atau agar-agar.

Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah

Eucheuma sp di wilayah perairan pantai.

Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan

makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik,

tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan

komponen pakan ternak maupun ikan.

Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam

berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan rumput laut

Eucheuma sp. sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan ekspor, pangsa pasar

dalam negeri cukup penting karena selama ini industri pengolahan rumput laut sering

mengeluh kekurangan bahan baku. Melihat peluang tersebut, pengembangan

komoditas rumput laut memiIiki prospek yang cerah karena memiIiki nilai ekonomis

yang penting dalam menunjang pembangunan perikanan baik kaitannya dengan

peningkatan ekspor non migas, penyediaan bahan baku industri dalam negeri,

peningkatan konsumsi dalam negeri maupun meningkatkan pendapatan

petani/nelayan serta memperluas lapangan kerja.

Budidaya rumput laut Eucheuma sp. yang sudah biasa dilakukan oleh

petani/nelayan adalah dengan menggunakan metode rakit apung (floating raft method

dan metode lepas dasar (off bottom method), metode ini sangat tepat diterapkan pada

areal perairan antara interdal dan subtidal dimana pada saat ait surut terendah dasar

peralatan masili terendam air serta lebih banyak memanfaatkan perairan yang relatif

dangkal. Oleh karena itu untuk melakukan pengembangan budidaya.

Page 2: MAKALAH BIOLOGI LAUT

2

Rumput laut tersebut sangat terbatas apalagi beberapa lokasi perairan pantai di

Indonesia pada waktu surut terendah dasar perairannya kering. Dengan demikian

perlu adanya metode lain yang bisa memanfaatkan peraitan – perairan yang relatif

dalam yang selama ini kurang dimanfaatkan walaupun sebenarnya mempunyai

potensi lebih besar apabila dimanfaatkan secara optimal.

Page 3: MAKALAH BIOLOGI LAUT

3

BAB II

TUJUAN

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai teknik budidaya rumput laut

Eucheuma sp. di perairan pantai dengan metode tali panjang (Iongline method) yang

dapat diterapkan di perairan yang relatif dalam maupun perairan dangkal yang

mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibandingkan dengan metode lain.

Metode ini sudah diterapkan, dimasyarakatkan dan memberikan hasil yang

menggembirakan bagi masyarakat dan pemerintah, antara lain yaitu ;

Peningkatan Ekspor Non Migas

Pengembangan dan perluasan budidaya rumput laut dengan keberhasilan

peningkatan produksi rumput laut dalam negeri sebagai salah satu sasaran MK-PKT

ini akan mendorong peningkatan ekspor dan membantu pemerintah dalam upaya

meningkatkan perolehan devisa dari sub sector perikanan.

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Dengan kemampuan untuk direplikasi yang relatif besar akan memberikan

peluang bagi daerah lokasi pengembangan guna menyumbangkan pendapatan asli

daerah melalui pajak yang berasal/ditarik disetiap subsektor ekonomi yang terkait di

hulu dan hilir dari kegiatan usaha budidaya rumput laut.

Menumbuhkan Industri Hilir

Pada tahapan di mana rumput laut dapat disediakan secara

berkesinambungan dan pada lokasi pertanaman yang relatif menyebar, akan

mendorong pula kemungkinan tumbuhnya industri olah lanjut yang menggunakan

bahan baku rumput laut. Ini padagilirannya akan mampu meningkatkan juga

lapangan kerja.

Page 4: MAKALAH BIOLOGI LAUT

4

Penataan Dalam Pemanfaatan Sumber Daya

Keberhasilan pengembangan rumput laut di lokasi-lokasi yang cocok untuk

tanaman ini akan membantu pemerintah dalam rangka pengalokasian dan penetapan

manfaat sumber daya lahan bagi kepentingan ekonomi setempat. Pelestarian

pengembangan mata dagangan tertentu, termasuk rumput laut, yang mampu

memberi kesempatan luas bagi para pengusaha untuk bergerak dalam subsector

budidaya maupun dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat.

Rangsangan untuk Memperkuat Teknologi

Keberhasilan pelaksanaan MK-PKT ini akan dapat meningkatkan

pendapatan para petani rumput laut, menciptakan dan memelihara lapangan kerja

yang selanjutnya akan menjadi ransangan bagi para peneliti untuk secara

berkesinambungan terus mengadakan penelitian dan menciptakan teknologi

budidaya dan pemanfaatan rumput laut yang unggul serta mengadakan pewilayahan

produksi yang cocok di Indonesia untuk pembudidayaan rumput laut dengan

produktivitas tinggi.

Page 5: MAKALAH BIOLOGI LAUT

5

BAB III

PEMBAHASAN

Klasifikasi Eucheuma cottonii

Rumput laut spesies Eucheuma cottonii mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Divisi: Rhodophyta

Kelas: Rhodophyceae

Sub kelas: Florideophycidae

Bangsa: Gigantinales

Suku: Solieraceae

Marga: Eucheuma

Jenis: Eucheuma Cottonii

Eucheuma alvarezii (Doty).

Kappaphycus alvarezii (Doty)

PERSYARATAN LOKASI DAN LAHAN

Lahan budidaya Eucheuma sp. yang cocok terutama sangat ditentukan oleh kondisi

ekologis yang meliputi kondisi lingkungan fisik, kimia dan biologi. Adapun

persyaratan lahan budidaya Eucheuma sp. adalah:

• Lokasi budidaya harus terlindung dari hempasan langsung ombak yang kuat.

• Lokasi budidaya harus mempunyai gerakan air yang cukup. Kecepatan arus yang

cukup untuk budidaya Eucheuma sp. 20 - 40 cm/detik.

• Dasar perairan budidaya Eucheuma sp. adalah dasar perairan karang berpasir.

• Pada surut terendah lahan budidaya masih terendam air minimal 30 cm.

• Kejernihan air tidak kurang dari 5 m dengan jarak pandang secara horisontal.

• Suhu air berkisar 27 -30°C dengan fluktuasi harian maksirnaI 4°C.

• Salinitas (kadar garam) perairan antara 30 -35 permil (optimum sekitar 33

permil).

• pH air antara 7 -9 dengan kisaran optimum 7,3 -8,2

Page 6: MAKALAH BIOLOGI LAUT

6

• Lokasi dan lahan sebaiknya jauh dari pengaruh sungai dan bebas dari

pencemaran.

• Sebaiknya dipilih perairan yang seeara alami ditumbuhi berbagai jenis makro

algae lain seperti Ulva, Cauletpa, Padina, Hypnea dan lain-lain sebagai sp.

indikator.

Page 7: MAKALAH BIOLOGI LAUT

7

BIBIT

• Bibit harus dipilih dan thallus yang muda, segar, keras, tidak layu dan kenyal.

• Berat bibit pada awal penanaman + 100 gram per ikat.

• Bibit sebaiknya disirnpan di tempat yang teduh dan terlindung dari sinar

matahari atau direndam di laut dengan menggunakan kantong jaring.

METODE TALI PANJANG

Metode tali panjang (long line method) pada prinsipnya hampir sama dengan metode

rakit tetapi tidak menggunakan bambu sebagai rakit, tetapi menggunakan tali piastik

dan botol aqua bekas sebagai pelampungnya. Metode ini dimasyarakatkan karena

selain lebih ekonomis juga bisa diterapkan di perairan yang agak dalam. Keuntungan

metode ini antara lain:

• tanaman cukup menerima sinar rnatahari;

• tanaman lebih tahan terhadap perubahan kualitas air;

• terbebas dari hama yang biasanya menyerang dari dasar perairan;

• pertumbuhannya lebih cepat;

• cara kerjanya lebih mudah;

• biayanya lebih murah;

• kualitas rumput laut yang dihasilkan baik.

Page 8: MAKALAH BIOLOGI LAUT

8

Saat ini para petani/nelayan umumnya mengembangkan usaha budidaya rumput laut

Eucheuma sp. dengan metode tali panjang, dan tentunya metode ini dapat diterapkan

dan dikembangkan oleh petani/nelayan di wilayah lain di Indonesia. Persiapan

pembuatan kontruksinya yang meliputi persiapan lahan dan peralatan sebagai berikut :

a. Material

• Tali plastik diameter 9 mm (sebagai tali utama dan tali jangkar).

• Tali plastik diameter 4 mm (sebagai tali ris tempat untuk mengikatkan bibit).

• Tali rafia (sebagai pengikat bibit).

• Bibit rumput laut jenis Eucheuma sp.

• Botol plastik bekas/gabus (sebagai pelampung).

• Patok bambu/kayu atau batu karang (sebagai jangkar).

• Pisau.

• Perahu.

b. Prosedur

• Ukuran unit yang dipakai biasanya 15 x 30 m2.

• Siapkan material budidaya seperti yang tersebut pada butir a.

• Potong tali ris sepanjang 30,5 m sebanyak 15 buah.

Page 9: MAKALAH BIOLOGI LAUT

9

• Potong tali utama sepanjang 17 m sebanyak 2 buah.

• Potong tali jangkar yang panjangnya disesuaikan dengan kedalarnan perairan

pada waktu pasang tertinggi sebanyak 4 buah.

• Rentangkan kedua tali utama pada lokasi perairan yang telah dipilih dengan

posisi saling berhadapan dengan jarak 30 m dan ikatkan tali jangkar pada

kedua ujungnya yang sebelumnya dibebani batu karang atau diikatkan pada

patok bambu/kayu yang ditancapkan sebelumnya kemudian disudut-sudutnya

dipasang pelampung.

• Ikat bibit yang telah diseleksi dengan tali rafia dengan berat masing-masing

sekitar 100 gram/ikat kemudian bibit tersebut diikatkan pada tali ris.

• Jarak tiap ikat bibit yang diikatkan pada tali ris sekitar 25 cm kemudian setelah

semua tali ris terisi oleh bibit maka segera diangkut menuju lokasi budidaya

dengan perahu.

• Rentangkan tali ris kemudian ikatkan pada tali utama dikedua ujungnya dengan

jarak masing-masing tali ris sekitar 1 m.

• Pengikatan tali ris pada tali utama disesuaikan sehingga jarak tanaman dari

permukaan air sekitar 30 sampai 50 cm.

• Setelah tali ris diikat semua maka ikatkan pelampung botol plastik bekas pada

tali ris, masing-masing tis sebanyak 10 buah dengan jarak sekitar 3 m.

PERAWATAN DAN PANEN

Dalam usaha budidaya rurnput laut, perawatan tanaman adalah sangat penting.

Kegiatan perawatan meliputi hal-hal sebagai berikut:

• membersihkan tanaman dari kotoran yang melekat, endapan atau tumbuban lain

yang menempel.

Page 10: MAKALAH BIOLOGI LAUT

10

• mengganti tanaman yang rusak dengan tanaman yang baru atau tanaman yang

pertumbuhannya baik;

• memperbaiki konsttuksi yang rusak seperti jangkar tercabut, atau tali-tali lepas

atau putus.

Tanaman sudahdapat dipanen dengan cara panen total (full harvest) setelah

berumur 45-60 hari sejak ditanam. Panen dilakukan dengan cara mengangkat

seluruh tanaman, sedangkan pelepasan tanaman dari tali ris dilakukan di darat.

Penanaman kembali dilakukan dengan memilih bagian ujung tanaman yang masih

muda dan bagian pangkal tanaman yang merupakanbagian yang tua dikeringkan

karena memiliki kandungan karaginan yang tinggi.

Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara

menggunakan alat pengering (oven) atau secara alami dengan mcnjemur dengan

sinar matahari. Yang murah dan praktis adalah dengan cara dijemur dengan sinar

matahari selama 2 -3 hari, tergantung kondisi panas matahari. Dalam penjemuran

ini harus menggunakan alas, seperti para-para, terpal plastik dan lain-lain untuk

menghindari tercampurnya rumput laut hasil panen dengan kotoran seperti pasir

atau kerikil dan lain-lain. Setelah kering dan bersih dari segala macam kotoran

maka rurnput laut dimasukkan kedalam karung plastic untuk kemudian siap

dijual atau disimpan di gudang. Pada waktu penyimpananhindari kontaminasi

dengan minyak atau air tawar. Proses penjemuran dan penyimpanan sangat perlu

mendapat perhatian, karena meskipun hasil panennya baik akan tetapi bila

penanganan pasca panennya kurang baik maka akan mengurangi kualitas rumput

laut.

BAB IV

Page 11: MAKALAH BIOLOGI LAUT

11

KESIMPULAN

Aspek sosial ekonomi

Pelaksanaan Budidaya Rumput Laut akan memberikan peluang usaha bagi para

petani/nelayan kecil yang berminat memanfaatkan lahan perairan laut untuk berusaha

tani rumput laut. Pola budidaya rumput laut yang dirumuskan ini didesain agar

petani/nelayan tersebut mampu menggantungkan sebagian besar dari sumber

pendapatan keluarga semata-mata dari hasil panen dan penjualan hasil rumput

lautnya.

Cakupan Sasaran Pelaksanaannya

Sehubungan dengan itu, dapat dilaksanakan dengan sasaran dan cakupan pelaksanaan

budidaya rumput laut pada daerah perairan laut yang secara alami sudah terdapat

tanaman rumput laut, dengan perairan laut yang dangkal dan jernih dengan dasar

berpasir dan/atau bercampur dengan pecahan-pecahan karang.Perairan laut Indonesia

dengan garis pantai sekitar 81.000 km memberikan potensi yang besar untuk

pengembangan budidaya rumput laut.

Penciptaan dan Pemeliharaan Lapangan Kerja

Menciptakan lapangan kerja bagi para nelayan dan penduduk pedesaan yang

berada di sepanjang pantai, dan memberi kesempatan bagi para tenaga kerja terampil,

tenaga kerja ahli dan tenaga kerja tetap (tenaga kerja kasar), baik yang terkait dengan

semua aspek di sisi hulu sub sektor produksi rumput laut yang dirumuskan

dalam(disektor penyediaan saprodi, bibit, peralatan dan lain-lain), operasional proyek

serta pada subsektor ekonomi yang berada disisi hilir subsektor budidaya rumput laut.

Peningkatan Ekspor Non Migas

Page 12: MAKALAH BIOLOGI LAUT

12

Pengembangan dan perluasan budidaya rumput laut dengan keberhasilan peningkatan

produksi rumput laut dalam negeri sebagai salah satu sasaran untuk mendorong

peningkatan ekspor dan membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan perolehan

devisa dari sub sektor perikanan.

Menumbuhkan Industri Hilir

Pada tahapan di mana rumput laut dapat disediakan secara berkesinambungan dan

pada lokasi pertanaman yang relatif menyebar, akan mendorong pula kemungkinan

tumbuhnya industri olah lanjut yang menggunakan bahan baku rumput laut. Ini pada

gilirannya akan mampu meningkatkan juga lapangan kerja/

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Dengan kemampuan untuk direplikasi yang relatif besar akan memberikan peluang

bagi daerah lokasi pengembangan guna menyumbangkan pendapatan asli daerah

melalui pajak yang berasal/ditarik disetiap subsektor ekonomi yang terkait di hulu dan

hilir dari kegiatan usaha budidaya rumput laut.

Penataan Dalam Pemanfaatan Sumber Daya

Keberhasilan pengembangan rumput laut di lokasi-lokasi yang cocok untuk tanaman

ini akan membantu pemerintah dalam rangka pengalokasian dan penetapan manfaat

sumber daya lahan bagi kepentingan ekonomi setempat. Pelestarian pengembangan

mata dagangan tertentu, termasuk rumput laut, yang mampu memberi kesempatan

luas bagi para pengusaha untuk bergerak dalam subsektor budidaya maupun dalam

rangka pemberdayaan ekonomi rakyat.

ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

Page 13: MAKALAH BIOLOGI LAUT

13

Pembahasan dampak kegiatan proyek terhadap komponen lingkungan dalam laporan

ini lebih dipentingkan pada pengamatan apabila ada dampak negatif atau sebaliknya

yang secara umum diperkirakan akan terjadi. Analisa yang dilampirkan hanya secara

deskriptif, karena data kuantitatif tidak tersedia.

Dampak Terhadap Komponen Lingkungan Fisik

Dampak pembudidayaan rumput laut baik skala kecil maupun dalam skala besar

mempunyai pengaruh positif terhadap lingkungan perairan pantai. Lokasi

pembudidayaan rumput laut berfungsi pula sebagai penahan dari abrasi pantai akibat

terpaan ombak

Lokasi pengembangan budidaya rumput laut dapat berfungsi sebagai objek wisata

pantai.Walaupun di beberapa daerah, seperti Bali pengembangan budidaya rumput

laut tergeser karena adanya pengembangan kawasan wisata pantai.

Dampak Terhadap Komponen Fauna

Dampak kegiatan budidaya rumput laut tidak akan mempengaruhi kehidupan hewan

laut, seperti ikan, udang, kepeting dan lainnya. Bahkan tanaman rumput laut menjadi

makanan bagi predator seperti ikan-ikan, herbivora, bulu babi, dan penyu.

Berdasarkan skala usaha 250 rakit perkelompok usaha perikanan, maka

pengembangan budidaya rumput laut tidak perlu mensyaratkan Analisa Dampak

Lingkungan Amdal (AMDAL)

Page 14: MAKALAH BIOLOGI LAUT

14

BAB V

PENUTUP

Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber

pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan langsung sebagai bahan

makanan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, carrageenan dan

alginat merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri. Indonesia di

samping mengekspor rumput laut juga mengimpor hasil-hasil olahannya yang dari

tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Sampai saat ini industri pengolahan

di Indonesia yaitu agar-agar masih secara tradisional dan semi industri, sedangkan

untuk carrageenan dan alganit belum diolah di dalam negeri.

Guna meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi impor akan

hasil-hasil olahannya, pengolahan di dalam negeri perlu dikembangkan. Disini

diuraikan beberapa proses pengolahan rumput laut serta manfaat dari hasil-hasil

olahannya.

Oleh karena itu peranan pemerintah sangat penting bagi pemberdayaan

masyarakat kecil di pesisir. Di samping memberdayakan pemerintah juga harus

memperhatikan harga jual rumput laut. Supaya harganya tidak terlalu anjlok

di pasaran.

Page 15: MAKALAH BIOLOGI LAUT

15

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: MAKALAH BIOLOGI LAUT

16