27
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Layaknya sebagai makhluk hidup, kita memerlukan oksigen untuk bernafas agar dapat bertahan hidup. Hal ini pun merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Selain itu, bernapas juga berperan penting dalam kerja system tubuh yang lain, yaitu system sirkulasi dalam tubuh. System sirkulasi dengan organ utama jantung merupakan system dalam tubuh yang bekerja untuk memompa dan mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah yang bercabang dari jantung. Pentingnya aliran darah ini adalah satu hal yang sangat vital, karena darah yang mengalir dalam tubuh kita berfungsi untuk mengalirkan nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap unit sel penyusun tubuh kita. Ketika darah berhenti mengair karena jantung tidak memompanya lagi, maka tubuh akan mulai mengalami kematian Adapun kerja jantung ini tidak terlepas dari pengaruh system saraf. System saraf sebagai pusat pengontrol semua kerja dalam tubuh juga mengatur bagaimana jantung akan membuka dan menutup katupnya untuk memompa darah, bagaimana jantung berdetak dan banyak hal lainnya. Kerja jantung telah diketahui dengan jelas adalah untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh agar kebutuhan nutrisi setiap unit sel tubuh terpenuhi. Kejra jantung ketika dilihat sekilas 1

Makalah Blok 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

8

Citation preview

Page 1: Makalah Blok 8

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Layaknya sebagai makhluk hidup, kita memerlukan oksigen untuk bernafas

agar dapat bertahan hidup. Hal ini pun merupakan salah satu ciri makhluk hidup.

Selain itu, bernapas juga berperan penting dalam kerja system tubuh yang lain,

yaitu system sirkulasi dalam tubuh. System sirkulasi dengan organ utama jantung

merupakan system dalam tubuh yang bekerja untuk memompa dan mengalirkan

darah dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah yang

bercabang dari jantung.

Pentingnya aliran darah ini adalah satu hal yang sangat vital, karena darah

yang mengalir dalam tubuh kita berfungsi untuk mengalirkan nutrisi yang

dibutuhkan oleh setiap unit sel penyusun tubuh kita. Ketika darah berhenti

mengair karena jantung tidak memompanya lagi, maka tubuh akan mulai

mengalami kematian Adapun kerja jantung ini tidak terlepas dari pengaruh system

saraf. System saraf sebagai pusat pengontrol semua kerja dalam tubuh juga

mengatur bagaimana jantung akan membuka dan menutup katupnya untuk

memompa darah, bagaimana jantung berdetak dan banyak hal lainnya. Kerja

jantung telah diketahui dengan jelas adalah untuk mengalirkan darah ke seluruh

tubuh agar kebutuhan nutrisi setiap unit sel tubuh terpenuhi. Kejra jantung ketika

dilihat sekilas hanyalah sebuah siklus yang biasa, namun peranannnya dalam

kehidupan sangatlah besar.1

II. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam skenario 2 adalah sbb :

1. Seorang perempuan berumur 55 tahun merasa lemas dan jantungnya berdegup

sangat cepat.

2. Melakukan tindakan massage pada sinus caroticus namun beberapa lama pulih

kembali.

III. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan untuk

mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terganggunya mekanisme

1

Page 2: Makalah Blok 8

kerja jantung pada skenario 2 serta contoh penerapannya dalam suatu kasus dan

cara menanggulanginya.

IV. Hipotesis

Tindakan massage pada sinus caroticus mengembalikan degup jantung

menjadi normal.

V. Manfaat

Mengkaji faktor-faktor penyebab terganggunya mekanisme kerja

jantung serta penerapannya dalam studi kasus atau realitas yang terjadi di

masyarakat sehingga mendapat pemahaman lebih mendalam sehingga

nantinya dapat mengamalkan ilmu tersebut sesuai dengan ketentuan yang

seharusnya. Selain itu sebagai sarana berlatih karena dapat memposisikan diri

di dalam kasus tersebut untuk melatih diri sendiri ketika terlibat dalam

kejadian yang sesungguhnya.

2

Page 3: Makalah Blok 8

ISI PEMBAHASAN

Skenario 2:

Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat karena tiba-tiba ia

merasa lemas dan jantungnya berdegup sangat cepat. Pada pemeriksaan fisik didapat:

Tekanan darah : 80/60 mmHg, denyut nadi : 150x/menit, pernapasan : 32x/menit, suhu :

35,5oC. Setelah melakukan pemeriksaan fisik (termasuk EKG), dokter melakukan tindakan

massage pada sinus karotikus. Tidak beberapa lama setelah massage tersebut pasien pulih

kembali.

Saya akan membahasnya dalam metode seven jump.

Langkah-langkah dalam Problem Based Learning:

I. Langkah 1

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

No

.

Istilah Definisi Sumber

1. Sinus caroticus Ujung terminal a.carotis communis

atau pangkal a.carotis interna

membentuk suatu pelebaran

II. Langkah 2

Rumusan Masalah

No. Masalah

1. Seorang perempuan berumur 55 tahun merasa lemas dan jantungnya berdegup

sangat cepat.

2. Melakukan tindakan massage pada sinus caroticus namun beberapa lama pulih

kembali.

III. Langkah 3

Analisis Masalah

3

Page 4: Makalah Blok 8

GAMBARAN MIND MAPPING

Keterangan Mind Map :

I. Jantung

Makroskopis

4

Perempuan berusia 55 tahun tiba-tiba merasa lemah dan jantung berdegup sangat cepat

Makroskopis

Mikroskopis

Simpatis dan parasimpatis

Aktivitas listrik jantung

Pengaturan kerja jantung

Mekanisme kerja jantung

Organ yang terkait

Peranan enzim jantung

Pompa jantung

Sirkulasi jantung

jantung

Pembuluh darah

Page 5: Makalah Blok 8

Gambar 1. Makroskopis Jantung

Sumber : http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=66

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua

paru.Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari

dua lapisan:

-         Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru

-         Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/epikardium

Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :

1.      Lapisan luar (epikardium)

2.      Lapisan tengah (Miokardium)

3.      Lapisan dalam (endokardium)

 

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan

2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).

1. Atrium

a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari

seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui

katub  dan selanjutnya ke paru.

5

Page 6: Makalah Blok 8

b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4

buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui

katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

 

2.      Ventrikel

Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol

disebut   muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub

atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.

a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke

paru melalui arteri pulmonalis

b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh

tubuh melalui aorta.

             Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

 

Katup-Katup Jantung

1.  Katup atrioventrikuler

Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak di antara  atrium

kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid).

Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri

mempunyai dua buah daun katup (Mitral). Memungkinkan darah mengalir

dariatrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada

fase sistolik.

2.   Katup Semilunar

a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalisdan memisahkan pembuluh

ini dari ventrikel kanan.

b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun

katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari

masing-masing ventrikel ke arteri selamasistole dan mencegah aliran balik

pada waktu diastole.

 Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,

dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.

6

Page 7: Makalah Blok 8

 

Pembuluh Darah Koroner

1. Arteri

       Dibagi menjadi dua :

Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar

menjadi: left  anterior decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)

Right Coronary Arteri

2. Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius.2

Miroskopis

Gambar 2. Mikroskopis Jantung

Sumber: http://www.scribd.com/doc/83187512/2/STRUKTUR-MIKROSKOPIK-JANTUNG

Secara histologi, dinding jantung dibagi menjadi 3 lapisan :3

1. Endokardium: selapis sel endotelium yang melapisi seluruh permukaan dalam

rongga jantung.

2. Miokardium: lapisan tengah dan merupakan bagian terbesar dinding jantung yang

terdiri dari sel-sel otot jantung.

3. Epikardium: membran tipis dibagian luar yang membungkus jantung.

Miokardium terdiri atas serat-serat otot jantung yang saling menjalin dan tersusun

secara spiral melingkari jantung.

Adanya struktur yang spesifik ini menyebabkan diameter rongga jantung mengecil

pada waktu otot jantung berkontraksi dan memendek.

7

Page 8: Makalah Blok 8

Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan dan tiap-tiap ujung membran sel otot

jantung yang berdekatan dihubungkan oleh struktur khusus yang disebut ‘intercalated

disc’.

Intercalated disc mengandung dua jenis taut khusus yaitu desmosom dan gap junction.

Desmosom secara mekanis menyatukan tiap-tiap sel otot jantung.

Gap junction memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel ke sel

disampingnya.

Gambar 3. Miokardium

Sumber : http://www.scribd.com/doc/83187512/2/STRUKTUR-MIKROSKOPIK-JANTUNG

II. Mekanisme Kerja Jantung

Aktifitas Listrik Jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh impuls listrik yang

ditimbulkan oleh sel otot jantung sendiri (autorhythmicity).

Dua jenis sel otot jantung:

a. 99% berupa sel kontraktil, berkontraksi untuk memompa darah

b. 1% berupa sel otoritmik, tidak berkontraksi tapi dapat mencetuskan dan

menghantarkan impuls listrik jantung

Aktivitas listrik di sel otoritmik

Sel otoritmik tidak memiliki potensial membran istirahat

Potensial membran sel otoritmik bersifat tidak stabil dan memperlihatkan aktivitas

‘pacemaker’ (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial

aksi jika mencapai ambang letup

8

Page 9: Makalah Blok 8

Potensial aksi terjadi secara berkala menyebar ke seluruh jantung dan

menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui

saraf

Saat potensial membran sel otoritmik mencapai -60 mV, terjadi penurunan

permeabilitas membran terhadap ion K, akibat inaktivasi ‘channel’ K, yang

mengurangi aliran keluar ion K dari dalam sel

Sebaliknya, permeabilitas membran terhadap ion Na tidak berubah, sehingga

influks ion Na ke dalam sel tidak diimbangi oleh efluks ion K

Influks kation ke dalam sel yang terus-menerus menyebabkan kenegatifan di

dalam sel berangsur-angsur berkurang

Terjadi depolarisasi lambat yang akan mencapai ambang letup

Saat potensial membran mencapai ambang letup (-40 mV), terjadi aktifasi kanal

ion Ca menyebabkan influks ion Ca secara cepat sehingga terjadi potensial aksi di

sel otoritmik

Saat potensial membran mencapaipuncaknya, kanal ion Ca tertutup dan kanal ion

K terbuka

Menyebabkan efluks ion K secara cepat, dan ion Ca yang terdapat di dalam sel

dipompakan kembali ke luar sel. Peristiwa ini disebut fase repolarisasi

Aktivitas listrik di sel kontraktil

Aktivitas listrik pada sel kontraktil timbul oleh karena adanya rangsangan dari sel

otoritmik jantung, yang dihasilkan oleh pergerakan ion dari sel otoritmik jantung,

yang dihasilkan oleh pergerakan ion dari sel otoritmik ke sel kontraktil melalui gap

junction

Dasar mekanisme ionik dan bentuk potensial aksi di sel kontraktil sangat berbeda

dengan potensial aksi di sel otoritmik

Sel kontraktil memiliki potensial membran istirahat yang relatif mantap yaitu sekitar -

90 mV

Rangkaian aktivitas listrik di sel kontraktil adalah sebagai berikut:

9

Page 10: Makalah Blok 8

Gambar 4. Aktivitas listrik pada sel kontraktil

Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=aktivitas+listrik+jantung&hl=i

1. Fase depolarisasi

- Potensial membran istirahat sel kontraktil adalah -90 mV

- Saat sel-sel otot jantung disebelahnya (baik sel otoritmik atau sel otoritmik atau

sel kontraktil) mengalami depolarisasi menyebabkan gap junction terbuka

sehingga ion-ion Na dan Ca dari sel-sel otot jantung sebelahnya masuk ke dalam

sel kontraktil

- Menyebabkan potensial membran sel otoritmik berubah dari -90 mV menjadi -85

mV

- Memicu terbukanya kanal ion Na di membran sel otoritmik, menyebabkan influks

ion Na dalam jumlah banyak, sehingga potensial membran sel kontraktil

meningkat mencapai +30 mV (depolarisasi secara tepat)

2. Fase plateau (fase datar)

- Saat potensial membran mencapai +30 mV, potensial membran sel kontraktil tetap

dipertahankan positif selama beberapa ratus milidetik, menghasilkan fase

‘plateau’ dan mencegah repolarisasi secara cepat

- Disebabkan karena terjadi inaktivasi kanal ion Na sehingga influks ion Na

menurun, aktivasi ‘channel’ lambat ion Ca menyebabkan influks ion Ca secara

lambat dan penurunan efluks kalium

10

Page 11: Makalah Blok 8

- Kalsium yang masuk ke dalam sel akan memicu kontraksi sel kontraktil otot

jantung

3. Fase repolarisasi

- Fase ini terjadi akibat inaktivasi ‘channel’ ion Ca sehingga influks Ca ke dalam

sel menurun

- Di smaping itu terjadi peningkatan mendadak permeabilitas terhadap ion K,

menyebabkan ion K secara cepat berdifusi ke luar sel

- Ion Ca secara aktif dipompakan keluar sel dan masuk ke dalam retikulum

sarkoplasma

- Pompa Na-K secara aktif memompa Na keluar dan K masuk ke dalam sel

- Akibatnya terjadi repolarisasi ceoat dan potensial membran kembali ke keadaan

istirahat

- Pada saat ion Ca dipompakan keluar sel dan masuk ke dalam retikulum

sarkoplasma, sel kontraktil relaksasi

Sel-sel otoritmik atau sel susunan penghantar khusus

Sel-sel otoritmik ditemukan di lokasi-lokasi berikut ini:

a. Simpul SA (sinoatrial), terletak pada dinding atrium kanan dekat muara v.cava

superior

b. Jaras internodal, memudahkan penyebaran impuls ke seluruh atrium dan

menghubungkan simpuls SA dengan simpul AV

c. Simpul AV (atrioventrikuler), terletak di bagian bawah kanan septum atrium,

dekat muara sinus koronarius

d. Berkas Hiss, kelanjutan dari simpul AV dan merupakan penghubung fungsional

satu-satunya antara otot atrium dan otot ventrikel

Berkas Hiss berakhir sebagai sel-sel Purkinye yang tersebar diantara sel

miokardium

Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukan impuls spontan

yang berlainan:

- Simpuls SA : 80-100 x/menit

- Simpuls AV : 40-60 x/menit

- Sel Purkinye : 20-40 x/menit

11

Page 12: Makalah Blok 8

Impuls listrik dari simpul SA ini disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu

irama dasar kerja jantung, sehingga pada keadaan normal, simpul SA bertindak

sebagai picu jantung. Jaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan

potensial aksinya, karena sel-sek ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi

yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang

rangsannya sendiri.4

Peranan Enzim Jantung

Enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang

meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard.

Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah.

Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang

rusak. Namun berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan

dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan

infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke

peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan

peningkatan kadar dalam darah.

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang

berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang

dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase

(CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk

mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat.

Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang

datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya

pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.5

Pompa Jantung

12

Page 13: Makalah Blok 8

Gambar 5. Kontraksi dan relaksasi jantung

Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=pompa+jantung&hl=id

Kerja jantung memompa darah ke seluruh tubuh degan cara otot jantung

berkontraksi kemudian berelaksasi secara teratur. Adanya kontraksi dan relaksasi

yang bergantian menyebabkan terjadinya denyut nadi atau denyut jantung.

Jika atrium berkontraksi, ventrikel mengembang mencapai volume terbesar atau

volume maksimum atau dalam keadaan relaksasi maksimum. Ventrikel dalam

keadaan relaksasi maksimum ini disebut diastole. Pada fase diastole, katup

bikuspidalis membuka dan darah dari atrium masuk ke ventrikel rangsang yang

melalui berkas HIS terputus kurang lebih sepersepuluh detik digunakan jantung untuk

beristirahat. Setelah sepersepuluh detik, otot ventrikel benkontraksi. Keadaan ini

disebut diastole. Dalam fase ini, katup bikuspidalis dan katup trikuspidalis menutup

karena gerakan korda tendinae yang disebabkan oleh kontraksi otot papilari (urat

pengatur katup). Dengan berkontrakinya ventrikel, darah menuju katup semilunaris.

Katup ini segera terbuka kemudian darah masuk aorta dan ke arteri paru-paru. Periode

dari akhir pemompaan hingga akhir pemompaan berikutnya disebut siklus jantung.

13

Page 14: Makalah Blok 8

Orang dewasa yang sehat memiliki tekanan systole kurang dari 120 mmHg

dan diastole kurang dari 80mmHg. Biasanya semakin tua terdapat kenaikan tekanan

sistol dan diastole. Jika systole melebihi batas tekanan normal, dikatakan orang

tersebut menderita tekanan darah tinggi (hipertensi), sedangkan apabila jika kurang

dari batas tekanan normal disebut menderita tekanan darah rendah (hipotensi).

Secara normal, jantung memompa darah kurang lebih dari 5 liter per menit

dengan jumlah denyut nadi 70 puluh kali. Jika ada kegiatan lain, misalnya berolahraga

maka denyut jantung dapat mencapai lebh dari 100 kali per menit dan memompa

darah lebih dari 20 liter.6

Sirkulasi Jantung

Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi

sistemik dan sirkulasi pulmonalis.

(gambar dihalaman selanjutnya)

Gambar 6. Sirkulasi jantung

Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=sirkulasi+jantung&hl=id&

Sirkulasi pulmonal : aliran darah dari jantung kanan menuju paru-paru melalui

a.pulmonalis dan kembali ke jantung kiri melalui v.pulmonalis.

Sirkulasi sistemik : aliran darah dari jantung kiri menuju seluruh tubuh melalui

aorta dan kembali ke jantung kanan melalui v. cava superior dan inferior.

14

Page 15: Makalah Blok 8

Sirkulasi Sistemik

1.      Mengalirkan darah ke berbagi organ

2.      Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda

3.      Memerlukan tekanan permulaan yang besar

4.      Banyak mengalami tahanan

5.      Kolom hidrostatik panjang

 

Sirkulasi Pulmonal

1.      Hanya mengalirkan darah ke paru

2.      Hanya berfungsi untuk paru

3.      Mempunyai tekanan permulaan yang rendah

4.      Hanya sedikit mengalai tahanan

5.      Kolom hidrostatik pendek7

 

III. Pengaturan Kerja Jantung 

Simpatis dan Parasimpatis

Perangsangan Parasimpatis

a) Perangsangan pada Jantung

Sistem saraf parasimpatis sangat penting bagi sejumlah fungsi autonom pada

tubuh, namun hanya mempunyai peran kecil dalam pengendalian sirkulasi.

Pengaruh sirkulasi yang penting hanyalah pengaturan frekuensi jantung melalui

serat-serat parasimpatis yang di bawa ke jantung oleh nervus vagus, dari medula

langsung ke jantung.

Perangsangan vagus yang kuat pada jantung dapat menghentikan denyut

jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya jantung akan “mengatasinya” dan

setelah itu berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit. Selain itu,

perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot sebesar

20 sampai 30 persen. Penurunan ini tidak akan lebih besar karena serat-serat vagus

di distribusikan terutama ke atrium tetapi tidak begitu banyak ke ventrikel di mana

tenaga kontraksi sebenarnya terjadi. Meskipun demikian, penurunan frekuensi

denyut jantung yang besar digabungkan dengan penurunan kontraksi jantung yang

kecil akan dapat menurunkan pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih,

15

Page 16: Makalah Blok 8

terutama bila jantung bekerja dalam keadaan beban kerja yang besar. Dengan cara

ini, curah jantung dapat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol.

b)  Perangsangan pada Pembuluh Darah

Serabut parasimpatis hanya dijumpai di beberapa daerah pada tubuh. Serabut

parasimpatis mempersarafi kelenjar air liur dan kelenjar gastrointestinal, dan

berpengaruh vasodilatasi pada organ erektil di genitalia eksterna. Serabut

postganglion pasasimpatis melepaskan asetilkolin yang menyebabkan vasodilatasi.

Perangsangan Simpatis

a) Perangsangan pada Jantung

Serat-serat saraf vasomotor simpatis meninggalkan medula spinalis melalui

semua saraf spinal toraks dan lumbal pertama dan kedua. Serat-serat ini masuk ke

dalam rantai simpatis dan kemudian ke sirkulasi melalui dua jalan; (1) melalui

saraf simpatis spesifik, yang terutama menginervasi vaskulatur dari visera internal

dan jantung serta (2) melalui nervus spinalis yang terutama menginervasi

vaskulatur daerah perifer. Inervasi arteri kecil dan arteriol menyebabkan

rangsangan simpatis meningkatkan tahanan dan dengan demikian menurunkan

kecepatan aliran darah yang melalui jaringan. Inervasi pembuluh besar, terutama

vena, memungkinkan bagi rangsangan simpatis untuk menurunkan volume

pembuluh ini dan dengan demikian mengubah volume sistem sirkulasi perifer.

Hal ini dapat memindahkan darah ke dalam jantung dan dengan demikian

berperan penting dalam pengaturan fungsi kardiovaskular. Perangsangan simpatis

yang kuat dapat meningkatkan fekuensi denyut jantung pada manusia dewasa dari

180 menjadi 200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali denyutan per menit pada

orang dewasa muda. Juga, perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan

kontraksi otot jantung, oleh karena itu akan meningkatkan volume darah yang

dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi, perangsangan simpatis sering

dapat meningkatkan curah jantung sebanyak dua sampai tiga kali lipat selain

peningkatan curahan yang mungkin disebabkan oleh mekanisme Frank-Starling.

Secara singkat, mekanisme Frank-Starling dapat diartikan sebagai berikut: semakin

besar otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin besar kekuatan

kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta.

Sebaliknya, penghambatan sistem saraf simpatis dapat digunakan untuk

menurunkan pompa jantung menjadi moderat dengan cara sebagai berikut: Pada

16

Page 17: Makalah Blok 8

keadaan normal, serat-serat saraf simpatis ke jantung secara terus-menerus

melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan

kira-kira 30 persen lebih tinggi bila tanpa perangsangan simpatis. Oleh karena itu,

bila aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan ini

akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi ventrikel,

sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai sebesar 30 persen

di bawah normal.

b)  Perangsangan pada Pembuluh Darah

Serabut simpatis tersebar luas pada pembuluh darah tubuh, terbanyak

ditemukan di ginjal dan kulit, tetapi relatif jarang di koroner dan pembuluh darah

otak, dan tidak ada di plasenta. Serabut ini melepaskan norepinefrin yang berikatan

dengan adrenoseptor di membran sel otot polos pembuluh darah. Serabut simpatis

menyebabkan vasokonstriksi pada sebagian besar pembuluh darah, tetapi di otak,

jantung, dan otot rangka menyebabkan vasodilatasi.8

Massage Sinus Karotikus

Pemijatan sinus karotikus yaitu penderita ditempatkan pada posisi supinasi

dengan kepala sedikit hiperekstensi dan berpaling ke arah yang berlawanan dengan

tempat pemijatan. Lokasi sinus karotikus kanan adalah pada daerah angulus

mandibula kanan. Dengan menggunakan jari pertama dan kedua berikanlah

pemijatan sirkuler selama 2-6 detik atau 10 detik. Jika gagal dapat dicoba

pemijatan sinus karotkus kiri. Pemijatan sinus karotikus tidak dianjurkan pada

orang tua atau pada penderita dengan penyakit arteri karotikus.9

IV. Langkah 4

Hipotesis

No. HIPOTESIS

1. Tindakan massage pada sinus caroticus mengembalikan degup jantung menjadi

normal.

V. Langkah 5

Melakukan sasaran pembelajaran

17

Page 18: Makalah Blok 8

No. Sasaran Pembelajaran

1. Organ jantung dan pembuluh darah secara makroskopis dan mikroskopis

2. Mekanisme kerja jantung :

Aktifitas listrik jantung

Peranan enzim jantung

Pompa jantung

Sirkulasi jantung

keterangan tentang sasaran pembelajaran sudah dijelaskan pada keterangan mind

mapping diatas.

PENUTUP

I. Kesimpulan

Gangguan pada jantung dipengaruhi mekanisme kerja jantung serta pengaturan kerja

jantung dan dapat diatasi dengan tindakan massage pada sinus karotikus.

II. Rumusan Pembuktian Hipotesis

Gangguan pada jantung dipengaruhi mekanisme kerja jantung serta pengaturan kerja

jantung dan dapat diatasi dengan tindakan massage pada sinus karotikus.

(HIPOTESA TERBUKTI)

18

Page 19: Makalah Blok 8

Daftar Pustaka

1. Kabo P. Mengungkap pengobatan penyakit Jantung Koroner. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama; 2008.

2. Bernard SM. Anatomi umum. Jakarta: Bagian Anatomi FK-UKI; 2011.

3. Geneser F. Atlas berwarna histologi.Jakarta: Binarupa Aksara; 2007.h.55-65.

4. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Ed.6. Jakarta: EGC; 2011.

5. Marks DB. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2000.

6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22nd ed. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2005.

7. Mushawwir T. Fisiologi peredaran. Makassar: UNM; 2009.

8. Neal MJ. At a glance farmakologi medis. Ed.5. Jakarta: Penerbit Erlangga;

2006.

9. Thomas M. Langenscheidt medical dictionary concise edition english.

Germany: Langenscheidt Fachverlag; 2004.

19

Page 20: Makalah Blok 8

20