Upload
risma1109
View
51
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah
Citation preview
Struktur, Mekanisme dan Aktivitas Listrik pada JantungHarisma Minarti Maakh
102014021/B3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 1150
Email: [email protected]
Abstract
All tissues in the human body is always dependent on the blood supply is channeled through
work or contraction of the heart. Therefore, the heart is a vital organ that is the source of life
for every human being. Blood supply of the heart through the veins rich in nutrients and
oxygen needed by the network to perform its activities. The heart itself also gets the blood
supply of the coronary artery while also innervated by sympathetic and parasympathetic
fibers. Structurally, the heart is divided into four chambers consisting of either the right
atrium and ventricle and left. Atria and ventricles alternately contract and relax to pump
blood to the body. Rhythmic contractions of the heart that cause an action potential induced
by the heart organ itself. Graphic recording of electrical activity that accompanies the
contraction of the atria and ventricles of the heart can be detected by EKG.
Keywords: Heart, structure, ECG.
Abstrak
Semua jaringan yang ada dalam tubuh manusia selalu bergantung terhadap suplai darah yang
disalurkan melalui kerja atau kontraksi dari jantung. Oleh karena itu, jantung merupakan
organ vital yang menjadi sumber kehidupan bagi setiap manusia. Suplai darah dari jantung
melalui pembuluh darah kaya akan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan untuk
melakukan aktivitasnya. Jantung sendiri juga mendapat suplai darah dari arteri coronaria
selain itu juga dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis. Secara struktural jantung
terbagi menjadi empat ruang yang terdiri dari atrium dan ventrikel baik kanan maupun kiri.
Atrium dan ventrikel berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian untuk memompa darah
ke tubuh kita. Kontraksi dari jantung secara berirama yang menimbulkan potensial aksi
ditimbulkan oleh organ jantung sendiri. Rekaman grafik aktivitas listrik yang menyertai
kontraksi atrium dan ventrikel jantung dapat diketahui dengan EKG.
Kata kunci: Jantung, struktur, EKG.
Pendahuluan
Semua jaringan tubuh, selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan kepada
mereka oleh kontraksi atau denyut jantung. Jantung merupakan suatu organ vital yang
menjadi sumber kehidupan bagi setiap manusia. Karena jantung bertugas mengatur sirkulasi
peredaran darah dalam tubuh manusia sehingga seluruh tubuh manusia mendapat asupan
oksigen dan nutrisi. Pada jantung tidak ada masa istirahat seperti pada otot biasa yang
terdapat fase relaksasi yang cukup lama, jika di jantung terdapat fase relaksasi yang cukup
lama maka akan terjadi hal yang bersifat fatal. Jantung merupakan salah satu organ utama
yang menyokong kehidupan manusia, berupa sekumpulan otot yang berfungsi memompakan
darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja dengan impuls saraf yang dihasilkan oleh dirinya
sendiri pada simpul SA, yang akan melalui simpul AV, kemudian disalurkan ke seluruh
bagian ventrikel melalui berkas His dan serat Purkinye.1
Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai struktur jantung baik
secaramakroskopik maupun mikroskopik, vaskularisasi jantung, persyarafan jantung, fungsi
dan mekanisme kerja jantung, aktivitas listrrik jantung serta hubungan jantung dengan organ
sekitarnya dan juga hubungannya dengan EKG.
Struktur Jantung
Jantung merupakan organ berongga dan berotot seukuran kepalan tangan pemiliknya.
Jantung juga merupakan salah satu organ yang penting dalam kehidupan manusia. Karena
jantung bertugas mengatur sirkulasi peredaran darah dalam tubuh manusia sehingga seluruh
tubuh manusia mendapat asupan oksigen dan nutrisi. Jantung bekerja sebagai pompa.2
Makroskopik Jantung
Jantung adalah sebuah organ penting yang berfungsi sebagai pompa yang memiliki
empat bilik. Dua bilik yang terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang lainnya di bawah
disebut dengan Ventrikel. Jantung juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan
yang bertugas memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang bertugas memompa darah
ke seluruh tubuh manusia. Jantung terdiri atas 4 ruang yaitu atrium dextrum, atrium
sinistrum, ventriculus dexter, dan ventrikel sinister. Atrium dextrum terletak anterior terhadap
atrium sinistrum dan ventriculus dexter anterior terhadap ventrikel sinister.2 (Lihat gambar 1)
Gambar 1. Jantung3
Atrium Dextrum
Atrium Dextrum terdiri atas rongga utama dan auricula Pada permukaan atrium
kanan, pertemuannya dengan aurikula kanan terdapat sebuah alur vertikal yang disebut sulkus
terminalis. Sementara pada bagian dalamnnya membentuk suatu bubung yang dinamakan
crista terminalis. Bagian atrium yang terdapat di belakang crista berdinding halus, sementara
yang berada di depan crista agak kasar karena memiliki berkas otot (musculi pectinati).3
Atrium kanan sebagai pusat kembalinya darah ke jantung menerima darah dari tiga
sumber, yakni vena cava superior dan inferior, serta sinus coronarius. Vena cava superior
mengumpulkan darah dari bagian atas tubuh (kepala, leher, ekstremitas atas), dan bermuara
pada bagian atas atrium kanan. Sementara vena cava inferior mengumpulkan darah dari tubuh
bagian bawah, bermuara pada sisi bawah atrium kanan, dan berukuran lebih besar dari vena
cava superior. Sinus coronarius mengumpulkan darah yang berasal dari dinding jantung, dan
bermuara di atrium kanan diantara vena cava inferior dan ostium atrioventricular kanan.
Ketiga sumber darah ini tidak memiliki katup yang berfungsi – vena cava superior tidak
memiliki katup, vena cava inferior dan sinus coronarius ditutupi katup tidak sempurna yang
tidak berfungsi.3
Atrium Sinister
Strukturnya sama seperti atrium dextrum, terdiri atas rongga utama dan auricula. Pada
posisi anatomi, atrium kiri terletak agak di belakang atrium kanan, dan membentuk sebagian
besar permukaan basis jantung. Kedua atrium ini dipisahkan oleh sebuah dinding bernama
septum atrium. Pada septum atrium dapat ditemukan fossa ovalis dan anulus ovalis, sisa-sisa
dari suatu struktur yang ditemukan pada fetus, foramen ovale. Foramen ovale dulunya
menghubungkan kedua atrium, namun setelah kelahiran jalur ini tertutup dan muncul sebagai
cekungan yang disebut fossa ovalis. Anulus ovalis merupakan sebuah cekungan yang terdapat
pada batas atas fossa ovalis.2
Atrium kiri mayoritas terdapat pada permukaan belakang (basis) jantung,
bersinggungan dengan oesophagus. Di belakang atrium sinistrum terdapat sinus obliquus
pericardii serosum dan pericardium fibrosum memisahkannya dari oesophagus. Atrium kiri
mendapat darah kaya O2 dari kedua paru-paru melalui venae pulmonalis. Terdapat empat
vena pulmonalis, dua dari masing-masing paru, yang keempatnya bermuara langsung pada
dinding posterior atrium kiri. Keempat vena ini tidak memiliki katup, sehingga darah yang
kaya O2 dapat langsung masuk ke atrium kiri, dan kemudian disalurkan ke ventrikel kiri.2
Ventrikel Dextrum
Dinding ventrikel memiliki ketebalan yang jauh melebihi ketebalan dinding atrium,
dan dinding ventrikel kiri bahkan tiga kali lebih tebal dari dinding ventrikel kanan. Bagian
dalam dinding ventrikel memiliki rigi-rigi yang menonjol ke arah dalam, disebut trabecula
carneae. Trabecula carneae menyebabkan bagian dalam ventrikel terlihat seperti busa.
Trabecula carneae yang menonjol lebih ke dalam disebut musculi papillares. Dasar musculi
papillares menempel pada dinding ventrikel dan mengikat chordae tendineae pada ujung
satunya lagi.3
Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dexter melalui ostium
atrioventriculare dextrum dan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. ventrikel
kanan berbentuk seperti bulan sabit (crescent). Bentuk ventrikel kanan menyerupai bulan
sabit karena ada penonjolan septum interventrikular ke arah ventrikel kanan. Pada ventrikel
kanan, bagian ventrikel yang terdapat di bawah ostium aortae disebut sebagai vestibulum
aortae.4
Ventrikel Sinister
Membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh facies diahragmatica.
Puncaknya membentuk apex cordis. Ventriculus sinister ini leih panjang, lebih conus, dan
dindingnya tiga kali lebih tebal daripada yang dextra. Pada potongan melintang mempunyai
rongga yang berbentuk circulair. Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum
melalui ostium atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aorta. Terdapat
trabeculae carnae, dua buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula
septomarginalis.2 (Lihat gambar 2)
Gambar 2. Atrium dan Ventrikel2
Atrium dan ventrikel ini masing-masing akan dipisahkan oleh sebuah katup,
sedangkan sisi kanan dan kiri jantung akan dipisahkan oleh sebuah sekat yang dinamakan
dengan septum. Septun ini sangat penting karena berfungsi mencegah percampuran darah
dari kedua sisi jantung. Sedangkan katup jantung dalam hal ini berfungsi terutama agar darah
yang telah terpompa tidak kembali masuk ke dalam lagi.3 Katub pada jantung terdiri dari atas
4 yaitu:
Katup Trikuspidalis
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini
terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3
daun katup.4
Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan
dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila
ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga
memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.3
Katup Bikuspid (Bikuspidalis).
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel.
Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.4
Katup Aorta.
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh
tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah
darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.4 (lihat gambar 3)
Gambar 3. Katup Jantung1
Mikroskopik Jantung
Jantung dilapisi oleh lapisan yang disebut sebagai pericardium. Perikardium adalah
kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil. Pada perikardium terdapat
dua macam lapisan, yaitu lapisan fibrosa luar pada perikardium yang tersusun dari serabut
kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat untuk melindungi jantung. Lapisan yang
kedua adalah lapisan serosa dalam yang terdiri dari dua lapisan yaitu membran visceral yang
menutup permukaan jantung dan membran parietal yang melapisi permukaan bagian dalam
fibrosa perikardium. Selain itu terdapat rongga perikardial yang dimana merupakan ruang
potensial antara membran visceral dan parietal. Ruang ini mengandung cairan perikardial
yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membran. Dinding jantung terdiri dari 3
lapisan yaitu lapisan epikardium, miokardium dan endokardium.5 (Lihat gambar 4)
1. Epikardium
Epikardium merupakan lapisan bagian luar yang tersusun dari lapisan sel-sel
mesotelial yang berbeda di atas jaringan ikat. Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu
perikardium visceral, lapisan subepikardial dan perikardial parietal. Perikardium
visceral terdiri dari mesothelium. Lapisan subepikardial terdiri dari jaringan ikat
longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf dan ganglia sedangkan lapisan
perikardium parietal terdiri dari mesothelium dan jaringan ikat.5
2. Miokardium
Miokardium merupakan lapisan bagian tengah yang terdiri dari jaringan yang
berkontraksi untuk memompa darah. Ketebalah dari miokardium bervariasi dari satu
ruang ke ruang lainnya. Miokardium terdiri dari otot polos. Kontraksi dari miokardium
menekan darah keluar ruang menuju arteri besar. Miokardium pada ventrikel kiri lebih
tebal dibandingkan dengan miokardium pada ventrikel kanan.5
3. Endokardium
Endokardium merupakan lapisan bagian dalam yang tersusun dari lapisan
endotelial yang terletak di atas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan
menyambung dengan lapisan endotelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki
dan meninggalkan jantung. Endokardium homolog dengan tunika intima pada
pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan subendokardial.
Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana terdapat
occluding junction dan gap junction. Lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat
longgar. Di lapisan subendokrdial terdapat vena, saraf, dan sel purkinye.4
Gambar 4. Dinding Jantung2
Vaskularisasi Jantung
Jaringan otot jantung mendapat suplai darah dari arteri coronaria, percabangan
langsung dari aorta ascendens tepat diatas valva aortae. Arteri coronaria bercabang menjadi
dua sesuai dengan arahnya, yakni arteri coronaria dextra (kanan) dan arteri coronaria sinistra
(kiri). Arteri coronaria dan cabang-cabang utamanya terdapat pada permukaan jantung, dalam
jaringan ikat subepicardial. Antara cabang-cabang arteri coronaria biasanya terdapat
anastomosis (perhubungan) yang berguna untuk membantu suplai darah (sirkulasi kolateral).
Apabila salah satu arteri coronaria tersumbat, suplai darah ke daerah tersebut akan dibantu
oleh anastomosis yang bersangkutan. Walau begitu, anastomosis ini tidak dapat menyediakan
suplai darah yang cukup apabila salah satu cabang besar tersumbat oleh penyakit.3
Arteri coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di
antara truncus pulmonalis dan aurikula kanan. Arteri ini berjalan turun dalam sulcus
atrioventriculare dextra, dan pada pinggir bawah jantung, pembuluh ini berlanjut ke belakang.
Setelah melewati sulcus atrioventricularis, beranastomosis dengan ateria coronaria sinistra
dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria coronaria dextra mendarahi
atrium dan ventrikel dextra, sebagian atrium dan ventrikel kiri, dan septum atrioventriculare.7
Arteri coronaria sinistra biasanya lebih besar dari arteri coronaria dextra, mendarahi
sebagian besar jantung, termasuk septum interventriculare dan sebagian besar atrium dan
ventrikel kiri.. Arteri ini berasal dari bagian bawah kiri aorta ascendens dan berjalan ke depan
antara truncus pulmonalis dan aurikula sinistra. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus
atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus interventricularis anterior dan ramus
circumflexus.4
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus
coronarius, yang terletak pada bagian belakang sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium kanan, sebelah kiri vena
cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan
melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.3
Persyarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis SSO melalui plexus
cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian cervical dan
thoracal truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.2
Serabut-serabut simpatis berakhir di nodus SA dan nodus AV, serabut otot jantung,
dan arteri coronaria. Perangsangan saraf simpatis menyababkan akselerasi denyut jantung,
meningkatnya daya kontraksi otot jantung, dan dilatasi arteri coronaria.2
Serabut-serabut parasimpatis berakhir pada nodus SA, nodus AV, dan arteri
coronaria. Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya
kontraksi jantung, serta konstriksi arteriae coronariae.4
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf
yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke miocardium terganggu,
impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan
bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular.4
Fungsi Jantung
Secara umum fungsi jantung yang utama adalah memompa darah ke seluruh tubuh
dan menampungnya kembali setelah dibersihkan organ paru-paru. Hal ini berarti bahwa
fungsi jantung manusia adalah sebagai alat atau organ pemompa darah pada manusia. Pada
saat itu jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuh, serta
membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Sehingga untuk melaksanakan
fungsi tersebut jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh
dan selanjutnya memompanya ke paru-paru, dengan cara darah pada jantung mengambil
oksigen dan membuang karbondioksida. Pada jantung darah yang kaya akan oksigen yang
berasal dari paru-paru dipompa ke jaringan seluruh tubuh manusia.1
Bertambahnya usia seseorang, akan sangat berpengaruh terhadap fungsionalitas jantung
itu sendiri. Hal ini berarti karena jantung bekerja secara terus menerus selama manusia hidup,
akan berpengaruh terhadap kemampuan fungsi jantung secara berangsur akan mengalami
penurunan. Dan hal ini akan semakin drastis penurunan fungsi jantung apabila terdapat
keadaan lain yang mempengaruhi fungsi jantung itu sendiri. Misalnya terjadi infeksi otot
jantung atau selaput otot miokarditis atau perikarditis, berkurangnya oksigen karena
penyempitan pembuluh darah yang menyuplainya sering disebut sebagai penyakit jantung
koroner, bertambahnya massa otot karena meningkatnya tekanan, dan sebagainya.1
Mekanisme Kerja Jantung
Jantung dapat bekerja karena diatur oleh sistem saraf khusus yang bekerja secara
otonom atau diluar kesadaran. Jantung terdiri dari empat ruang-dua atrium dan dua ventrikel.
Sisi kanan jantung mengumpulkan darah dalam atrium kanan. Darah mengalir ke paru-paru
melalui ventrikel kanan. Dalam paru-paru darah Darah teroksigenasi (kaya oksigen). Jantung
kiri mengumpulkan pemurnian darah ke atrium kiri. Dari sini darah masuk ke dalam ventrikel
kiri. Ventrikel kiri bertanggung jawab untuk sirkulasi ke seluruh bagian tubuh.6
Jantung ketika bekerja secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi
jantung dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah kembali. Atrium dan ventrikel
berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian untuk memompa darah ke tubuh kita. Ketika
kontraksi ventrikel, darah dapat mengalir kembali ke bagian atria. Tetapi katup mitral dan
trikuspid mencegah hal ini terjadi, dengan menutup ketika ventrikel penuh.6
Kontraksi dan Relaksasi Atrium dan Ventrikel
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol
dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,
sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung.8
Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastole.
Tahap ini sesuai dengan interval TP pada EKG-interval setelah repolarisasi ventrikel dan
sebelum depolarisasi berikutnya. Karena aliran masuk darah yang kontinu dari sistem vena ke
dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik
tersebut melemas.Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir
langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole ventrikel.Akibatnya volume
ventrikel perlahan-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi.8
Pada akhir diastole ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial
aksi. Impuls menyebar ke seluruh atrium, yang terekam di EKG sebagai gelombang P.
Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah
kedalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium. Proses penggabungan
eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antara gelombang P dan peningkatan tekanan
atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai yang berlangsung bersamaan dengan
peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh
kontraksi atrium. Selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada
tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.6
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Voume darah pada akhir diastole dikenal sebagai
volume diastolic akhir (end diastolic volume, EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. Dengan
demikian, volume diastolic akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung
ventrikel selama siklus ini.6
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar
khusus untuk merangsang ventrikel.Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel
segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan tekanan yang terbalik ini mendorong katup AV
menutup.Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah tertutup,
tekanan ventrikel harus terus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan
aorta untuk membuka katup aorta. Dengan demikian terdapat periode waktu singkat antara
penutupan katup AV dan pembukaan katup aorta pada saat ventrikel menjadi suatu bilik
tertutup. Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel,
interval ini disebut sebagai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumemetric
berarti “volume dan panjang konstan”), tekanan ventrikel terus meningkat karena volume
tetap. Volume ventrikel berkurang secara drastic sewaktu darah dengan cepat dipompa ke
luar.Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketia fase ejeksi usai disebut
sebagai volume sistolik akhir (end-systolic volume,ESV) yang besarnya sekitar 65 ml.6
Fase Perubahan Tekanan pada Jantung Akibat Kontraksi Atrium dan Ventrikel
Darah mengalir melalui jantung melalui suatu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke
ventrikel ke arteri. Adanya 4 katup jantung satu arah memastikan darah mengalir ke satu
arah. Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif akibat dari perbedaan tekanan seperti pintu satu arah. Gradien tekanan ke arah depan
yaitu dimana tekanan di belakang katup lebih besar akan memaksa katup terbuka, sementara
gradien tekanan yang mengarah ke belakang, yaitu dimana tekanan di depan katup lebih besar
mendorong katup tertutup.7
Kedua katup antrioventrikel membiarkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel
selama pengisian ventrikel dimana terjadi ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel.
Namun, akan mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke dalam atrium sewaktu
pengosongan ventrikel yang dimana tekanan ventrikel jauh melebihi tekanan atrium.6
Kedua katup jantung yang lain yaitu katup aorta dan pulmonalis. Katup-katup ini akan
dipaksa membuka ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing melebihi tekanan di
aorta dan arteri pulmonalis sewaktu kontraksi dan pengosongan ventrikel. Penutupan terjadi
ketika ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun dibawah dari tekanan aorta dan arteri
pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah darah mengalir dari arteri kembali ke dalam
ventrikel. Ketika ventrikel melemas terbentuk gradien tekanan kearah belakang dengan
semburan balik darah mengisi daun katup yang berbentuk seperti kantung dan mendorong
daun-daun tersebut dalam posisi tertutup.7
Hubungan Jantung dengan Organ Sekitarnya
Jantung merupakan organ yang berperan dalam sistem transport tubuh. Jantung
berfungsi sebagai suatu pompa ganda, yang memompa darah dari jantung ke paru dan juga
dari jantung ke sistem tubuh lainnya yang disebut sebagai sirkulasi pulmonalis dan sirkulasi
sistemik. Pada sirkulasi sistemik inilah yang menghubungkan jantung dengan organ tubuh
lainnya. Sebagian darah yang di pompa oleh ventrikel kiri mengalir ke otot, sebagian ke
ginjal, otak, saluran cerna dan juga organ sistemik lainnya. Karena itu, keluaran ventrikel kiri
terdistribusi sedemikian sehingga setiap bagian tubuh menerima darah segar, darah yang
tidak berjalan dari organ ke organ. Sel-sel jaringan di dalam organ tersebut menyerap O2 dari
darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi nutrien untuk menghasilkan energi yang
nantinya akan menghasilkan CO2 sebagai produk sisa yang ditambahkan dalam darah dan
akan kembali ke jantung untuk dipompakan ke paru.8
Kelistrikan pada Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal sebegai
otoritmisitas.7
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:
99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri
potensial aksi.7
Sebaliknya, 1% sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan
diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk
kontraksi sel-sel pekerja.7
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada pada
potensial istirahat yang konstan, kecuali apabila sel dirangsang, sel-sel otoritmik jantung
tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu, yaitu
membran mereka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, antara potensial-
potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membran mengalami potensial aksi.7
Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang
tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudian
menyebar ke seluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan
saraf apapun.Penyebab pergeseran potensial membran ke ambang masih belum
diketahui.Secara umum diperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena penurunan siklis fluks
pasif K+ ke luar yang berlangsung bersamaan dengan kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel-
sel otoritmik jantung, antara potensial-potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti
di sel saraf dan sel otot rangka. Permebialitas membran terhadap K+ menurun antara
potensial-potensial aksi, karena saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran ke luar ion
kalium positif mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka.8
Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, begian dalam secara
bertahap menjadi kurang negatif; yaitu, membran secara bertahap mengalami depolarisasi
dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang dicapai, terjadi fase naik dari potensial aksi
sebagai respons terhadap pengaktifan saluran Ca++ dan influks Ca++ kemudian; fase ini
berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif.
Fase turun disebabkan, seperti biasanya, oleh fluks K+ yang terjadi karena peningkatan
permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+ . Setelah potensial aksi usai, inaktivasi
saluran-saluran K+ ini mengawali depolarisasi berikutnya.6
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut ini:8
Nodus sinoatrium (SA) : daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena
cava superior
Nodus atrioventrikel (AV) : sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
Berkas His : suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang
berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke
atrium di sepanjang dinding luar.
Serat Purkinje : serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyabar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Transmisi Impuls dari Atrium ke Ventrikel
Potensial aksi dihantarkan relatif lebih lambat melalui nodus AV. Kelambatan ini
memberikan waktu untuk memungkinkan atrium mengalami depolarisasi sempurna dan
berkontraksi sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel terjadi. Hal ini bertujuan agar
ventrikel dapat terisi sempurna. Setelah perlambatan itu kemudian impuls dengan cepat
berjalan melalui berkas His dan ke seluruh miokardium ventrikel melalui serat-serat
purkinye. Sistem penghantaran ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting jalur antar
atrium dan antar simpul atau nodus, karena massa ventrikel jauh lebih besar daripada massa
atrium.1
Mulainya Impuls Pacu Jantung
Otot jantung dapat menghantarkan impuls dengan kecepatan 0,3-0,5 m/detik. Impuls
berjalan dari SAN melewati berkas-berkas halus serat otot atrium dan jalur antarnodus untuk
kemudian disebarkan. Melalui berkas-berkas otot atrium impuls disebarkan ke seluruh bagian
atrium, dari SAN (atrium kanan) ke atrium kiri. Karena atrium dan ventrikel dipisahkan oleh
serat fibrosa yang bersifat isolator, impuls hanya dapat memasuki ventrikel melalui AVN.
Setelah itu impuls akan disalurkan ke serat Purkinje yang terletak tepat di bawah
endokardium, baru disebarkan ke bagian lain otot ventrikel, baru kemudian ke permukaan
epikardium. Waktu yang diperlukan untuk penyaluran impuls dari cabang berkas awal hingga
permukaan epikardium terakhir adalah 0,06 detik, dengan 0,03 detik digunakan sebagai
waktu transit dari endokardium ke epikardium.9
Berkas-berkas halus serat otot atrium menghantarkan impuls lebih cepat dari otot
atrium normal. Salah satunya, pita antar-atrium anterior, menghantarkan impuls dari atrium
kanan ke atrium kiri bagian depan. Jalur antarnodus dibagi dalam tiga bagian, yakni jalur
depan, tengah, dan belakang. Ketiganya membawa impuls dari SAN menuju AVN, yang
menunda impuls agar atrium dapat mengosongkan isinya sebelum ventrikel berkontraksi.
Kecepatan dihambat hingga hanya 0,02-0,05 m/detik (1/12 kali kecepatan otot jantung
normal). Perlambatan ini disebabkan potensial membran pada AVN jauh kurang negatif, dan
taut celah antara sel-sel dalam AVN kecil, meningkatkan resistensi terhadap ion besar.9
Setelah AVN, impuls disalurkan melalui berkas AV, kemudian ke serat Purkinje
untuk disalurkan ke dalam ventrikel. Pada serat Purkinye impuls bergerak dengan kecepatan
1,5 sampai 4,0 m/detik, kira-kira 6 kali kecepatan di otot jantung. Kecepatan yang tinggi ini
dimungkinkan akibat tingginya permeabilitas taut celah pada discus intercalatum antara sel-
sel serat Purkinye.9
Hubungan Kelistrikan Jantung dengan EKG
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi
menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian
kecil dari aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh tempat aktivitas tersebut dapat
dideteksi dengan menggunakan elektroda perekam yang disebut sebagai elektrokardiogram
atau EKG. EKG adalah suatu alat yang menghasilkan suatu rekaman mengenai sebagian
aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai
permukaan tubuh. Rekaman yang dihasilkan oleh elektrokardiogram atau EKG adalah
rekaman grafik aktivitas listrik yang menyertai kontraksi atrium dan ventrikel jantung.10
Kesimpulan
Jantung merupakan suatu organ vital yang menjadi sumber kehidupan bagi setiap
manusia. Jantung bertugas mengatur sirkulasi peredaran darah dalam tubuh manusia sehingga
seluruh tubuh manusia mendapat asupan oksegen dan nutrisi dengan bekerja berselang-seling
yaitu dengan kontraksi dan relaksasi otot-otot jantung. Jantung berkontraksi atau berdenyut
secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Rekaman grafik aktivitas
listrik yang menyertai kontraksi atrium dan ventrikel jantung dapat diketahui dengan EKG.
Daftar Pustaka
1. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.
hal. 266-75.
2. Moore K.L, Agur A.M. Anatomi klinis dasar. Jakarta:Hipokrates, 2005.h. 54-67.
3. James G. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006:h.34.
4. Poedjiadi,A . Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT.Gramedia; 2004:h.226-
8.
5. Leeson P. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012:h.66-9.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke – 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2012. hal 340 – 444.
7. Guyton AC, Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009. h.74-7, 133-68, 269.
8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran 22nded. Jakarta: EGC; 2008:h.88-92.
9. Irianto K. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa. Bandung: Penerbit Alfabeta;
2012:h.84-7.
10. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi U.Ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2008:h.76-9.