Upload
fifi-fitriawati
View
94
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Botani Farmasi
Citation preview
MAKALAH BOTANI FARMASI
TANAMAN OBAT
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Botani Farmasi, Bapak Budi
Irawan
Disusun oleh :
FIFI FITRIAWATI
260110120060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat membuat makalah mata kuliah Botani Farmasi mengenai
contoh tanaman obat. Shalawat serta salam mari kita panjatkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW. Beserta para keluarga dan para sahabatnya.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini, selain karena untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Botani Farmasi, untuk mempelajari dua contoh dari berbagai
macam tanaman obat, yakni Kumis kucing dan Kacang roay. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Botani Farmasi kami,
Bapak Budi Irawan yang telah membekali dengan ilmu dan bimbingannya sehingga
penulis dapat membuat makalah ini.
Demikian sepatah dua kata dari penulis. Terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungannya dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat
cantumkan semuanya dalam lembar pengantar ini. Penulis mohon maaf bila makalah
yang penulis susun ini jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membuatnya maupun yang membacanya.
Wassalam
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2. Tujuan............................................................................................................. 2
1.3. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.4. Metode Penulisan........................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Kumis Kucing.................................................................................................. 3
Klasifikasi.......................................................................................................... 3
Sejarah................................................................................................................ 3
Nama Daerah...................................................................................................... 4
Karakteristik....................................................................................................... 4
Bagian yang digunakan...................................................................................... 4
Kandungan zat aktif........................................................................................... 4
Khasiat dan Indikasi........................................................................................... 5
Efek Farmakologis............................................................................................. 6
Cara Pemakaian.................................................................................................. 7
2.2 Kacang Roay................................................................................................... 9
Klasifikasi.......................................................................................................... 9
Sejarah................................................................................................................ 9
Nama Daerah...................................................................................................... 9
Karakteristik....................................................................................................... 10
Bagian yang digunakan...................................................................................... 10
Kandungan Gizi................................................................................................. 11
Kandungan zat aktif........................................................................................... 12
Manfaat ............................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..................................................................................................... 14
3.2. Saran............................................................................................................... 14
Daftar Pustaka........................................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat
penting. Disamping itu tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting
untuk perkembangan makhluk hidup. Indonesia adalah negara yang sangat kaya
dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Sebagai negara yang
beriklim tropis, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, sangat cocok sebagai
tempat tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman, dari berbagai macam jenis
atau spesies. Tanaman yang tumbuh subur tersebut tidak hanya tanaman yang asli
berasal dari tanah Indonesia, banyak juga berbagai tanaman yang berasal dari luar
negeri seperti: Asia, Afrika ataupun Amerika latin. Mereka bisa masuk dan
tumbuh subur setelah mereka di bawa dan di sebarkan oleh para penjajah
(Belanda, Inggris, Jepang).
Tanaman berkhasiat sebagai obat tradisonal yang dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit. Tanaman berkhasiat tersebut sangat bermanfaat di
karenakan berbagai zat-zat bermanfaat yang dikandungnya. Untuk memudahkan
mengenali tanaman yang berkhasiat obat maka diperlukan sistem
pengklasifikasian atau pengelompokan berdasarkan perawakan, ciri morfologi,
habitatnya dan manfaatnya. Tanaman obat bersifat alami, efek sampingnya tidak
sekeras efek dari obat-obatan kimia modern. Tubuh manusia secara lebih mudah
menerima obat dari bahan tanaman yang natural ini dibandngkan dengan obat
kimiawi. Penemuan obat-obatan modern dewada ini ternyata mendukung
penggunaan obat tradisional, banyak obat-obatan modern yang dibuat dari
tanaman obat. Dalam makalah ini akan dijabarkan salah satu tanaman yang
berkhasiat yaitu Kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) dan Kacang
roay/ Kacang koro (Canavalia ensiformis .sp) beserta klasifikasian,
pendeskripsian,ciri-ciri morfologi, kandungan zat berkhasiat dan kegunaannya di
dunia farmasi.
1.2 Tujuan
1. Mengambil dan mengetahui nama latin serta nama lokal dari dua contoh
tanaman obat
2. Mengklasifikasikan contoh tanaman obat tersebut berdasarkan tingkat
taksonominya
3. Mempelajari struktur dan ciri – ciri morfologi contoh tanaman obat
4. Mencari tahu kandungan zat aktif serta khasiat terapi dari contoh tanaman
obat
5. Mencari tahu bagaimana cara masyarakat menggunakan tanaman obat
tersebut.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa contoh tanaman obat dan apa nama lokal beserta nama latinnya
2. Bagaimana klasifikasi taksonomi dari tanaman obat tersebut
3. Bagaimana struktur dan ciri – ciri morfologi tanaman obat tersebut
4. Apa kandungan zat aktif dari tanaman obat tersebut sehingga tanaman
tersebut memiliki khasiat
5. Bagaimana cara masyarakat dalam memanfaatkan tanaman obat tersebut
1.4. Metodologi Penulisan
Makalah ini disusun dengan metode studi pustaka dengan pustaka yang
digunakan adalah buku dan jurnal ( internet ).
BAB II ISI
2.1. Kumis Kucing
Kumis Kucing adalah jenis tanaman hias yang juga bisa dijadikan sebagai
tanaman obat atau herbal. Kumis kucing ini banyak sekali kegunaannya.
Diantaranya bisa mengobati susah kencing, nyeri pinggang, dan batu ginjal. Obat
alami ini sangat sering kita jumpai di tempat penjualan tanaman hias atau di
semak-semak.
Klasifikasi Taksonomi
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Lamiales
Family: Lamiaceae
Genus: Orthosiphon
Spesies: Orthosiphon aristatus
Sejarah
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java
tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa
Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari
wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
Nama daerah
Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), se-
salaseyan, songkot koceng (Madura).
Nama simplisia : Orthosiphonis Herba ( herba kumis kucing).
Karakteristik
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-
bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur
berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset,
bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun
panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm. urat daun sepanjang pinggir
berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena
adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm.
Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal
berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga
bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung
cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian
atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih,
panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul,
bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi
bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm.
Gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.
Bagian yang dapat digunakan
Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah
dikeringkan.
Kandungan Zat Aktif
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin,
sapofonin, garam kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik
dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin berkhasiat antibakteri. Kandungan
glikosida orthosiphonin bermanfaat sebagai zat yang dapat melarutkan fosfor serta
asam urat yang ada dalam tubuh kita, terutama pada bagian empedu serta kandung
kemih, dan tentunya masih banyak lagi manfaat yang dapat kita peroleh dari
tanaman obat yang satu ini.
Khasiat dan Indikasi
Kumis Kucing (Orthosipon Sp) merupakan tanaman obat yang penampakkannya
seperti perdu. Tinggi tanaman Kumis Kucing bisa mencapai 2 meter bahkan
lebih. Batang tanaman Kumis Kucing bersegi empat, terdapat alur, namun tidak
nampak nyata. Anda bisa mengenali tanaman Kumis Kucing lebih mudah, dengan
melihat daun dan bunganya. Daun Kumis Kucing berbentuk khas, bulat lonjong,
lanset, lancip pada bagian ujungnya, walaupun ada juga yang tumpul. Apalagi
jika melihat bunga Kumis Kucing, yang sangat mencolok adalah adanya rambut-
rambut putih memanjang, yang secara umum lurus mendatar, walaupun ada yang
tegak mengarah ke atas dan agak ke bawah. Selain dikenal dengan nama Kumis
Kucing, tanaman ini juga ada yang menyebutnya dengan nama remujung, songot
koneng, sesalaseyan, giri-giri marah, kidney tea plants, java tea, dan lain
sebagainya. Menariknya, tanaman Kumis Kucing ini memiliki manfaat yang
cukup banyak sebagai obat, untuk mengobati beberapa macam penyakit. Inilah
manfaat tanaman Kumis Kucing sebagai obat, yaitu:
1. Memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)
2. Rematik
3. Batuk
4. Encok
5. Masuk Angin
6. Sembelit
7. Sakit Pinggang
8. Radang ginjal
9. Batu ginjal
10. Kencing manis
11. Albuminuria
12. Syphilis
13. Hipertensi
Efek Farmakologis
1. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengaruh infus daun tempuyung
dan infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium batu ginjal secara
in vitro sebagai berikut:
o Kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung
dan infuse daun kumis kucing dipengaruhi oleh kadar kalium dalam
cairan infus dan kemungkinan adanya senyawalain yang menambah
kelarutan kalsium batu ginjal.
o Pada kadar infus 0.5%, 1% dan 2% kadar kalsium batu ginjal yang
terlarut dalam infus daun tempuyung lebih baik daripada infus daun
kumis kucing.
o Pada kadar infus 5%, 7.5% dan 10%, kadar kalsium batu ginjal yang
terlarut dalam infus daun kumis kucing lebih baik daripada infus daun
tempuyung (Agus Tri Cahyo, FF UGM 1990)
2. Pada uji toleransi glukosa oral, pengaruh infus kombinasi daun sambiloto
dan daun kumis kucing dibandingkan dengan infus kedua tumbuhan secara
tunggal terhadap perubahan kadar glukosa darah kelinci diperoleh hasil
sebagai berikut:
o Pemberian infus daun kumis kucing 0.129 g/kg bb tidak dapat
menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan kontrol
o Pemberian infus daun sambiloto 0.3 g/kg bb dapat menurunkan kadar
glukosa darah kelinci secara nyata.
o Pembierian infus kombinasi (daun kumis kucing 0.129 g/kg bb dan daun
sambiloto 0.3 g/kg bb) mempunyai efek penurunan yang lebih besar
dibandingkan dengan infus daun sambiloto saja, bahkan mempunyai
efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamid
3. Berdasarkan perbandingan khasiat peluruh kecing (diuretik) infus daun
muda dan daun tua tanaman kumis kucing pada kelinci, diperoleh hasil
bahwa infus 20% daun muda yang paling efektif sebagai diuretik
(terutama pada menit ke -45). Selanjutnya, tidak ada peningkatan.
Kesimpulannya, daun muda lebih efektif sebagai diuretik, awal kerja yang
cepat dan masa kerja yang relatif singkat (Ninuk Kus Dasa Asiafri Harini,
JB FMIPA UNAIR 1989).
4. Kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam
daun tua yang berbunga (0.365%), sedangkan yang terkecil berasal daru
daun muda yang berbunga putih (0.095%).
Cara Pemakaian
1. Sebagai obat Herbal Peluruh kencing
Cara pembuatan Obatnya: siapkan Daun kumis kucing yang masih segar
sekitar 1/4 genggam, kemudian rebuslah daun dengan segelas air bersih.
Biarkan mendidih hingga hanya tersisa 1/2 gelas saja. Lalu Angkat dan
dinginkan air rebusan. Minumlah air rebusan dua kali dalam sehari, catatan:
perminum hanya setengah gelas.
2. Sebagai Obat Herbal Kencing batu
Cara pembuatan Obatnya: Siapkan sekitar 90g daun kumis kucing dan
bersihkan hingga benar-benar bersih, rebus daun kumis kucing dengan air 1
liter, dan biarkan air rebusan hanya tersisa kurang lebih 750 cc. angkat dan
dinginkan, minum airrebusan tadi 3 kali sehari ( 750/3 kali minum), lakukan
cara ini hingga penyakit anda sembuh.
3. Sebagai obat herbal Nyeri buang air seni
Cara pembuatan Obatnya: Siapkan sekitar sejumput daun kumis kucing, lalu
keringkam di tengah terik matahari, sehingga seperti teh, seduh dengan gula
aren.
4. Sebagai obat herbal Sakit pinggang
Cara pembuatan Obatnya: siapkan sekitar 7 helai daun kumis kucing kemudian
siapkan juga akar kumis kucing. Lalu potong akar menjadi 2 bagian dan rebus
kedalam segelas air. Diamkan semalam dan minum air rebusan.
5. Sebagai obat Herbal Masuk angin
Cara pembuatan: siapkan sekitar satu sendok daun dari kumis kucing lalu
rebuslah dengan menggunakan 1 gelas air, diamkan hingga ar rebusan tinggal
setengah gelas saja. Minumlah air rebusan setelah dingin sekaligus.
6. Sebagai obat batu ginjal
Cara pembuatan: Siapkan sekitar 3 genggam daun kumis kucing. Siapkan pula
Daun keji beling sekitar 5 lembar. Cuci kedua bahan hingga bersih. Kemudian
rebuslah daun daun tersebut dengan tambahan sedikit gula sampai benar-benar
mendidih. Minumlah air rebusan sekitar 10 harian, dengan takoron 2 kali
sehari.
2.2. Kacang Roay (Kacang Koro Pedang)
Di antara spesies atau jenis kacang koro, jenis Canavalia gladiata (Jack.)
DC. atau kacang koro pedang yang paling banyak digunakan dan dimanfaatkan.
Hal ini dikarenakan kandungan gizi-nya yang jauh lebih lengkap dan khusus di
Indonesia, jenis kacang koro inilah yang paling mudah ditemukan.
Klasifikasi Taksonomi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Family: Fabaceae
Genus: Canavalia
Spesies: Canavalia gladiata
Sejarah
Pada dasarnya, kacang koro memang disinyalir berasal dari benua Asia juga
Afrika. pada mulanya kacang ini secara besar-besaran ditanam khususnya di
wilayah Asia Selatan juga Tenggara. Negara tersebut antara lain Myanmar, Indo-
China, Sri Lanka, India dan lain-lain. Meski demikian, secara aktual, kacang koro
pedang telah ternaturalisasi dan kini juga dengan mudah dijumpai di Indonesia.
Nama Daerah
Kacang roay, Kacang Koro, Cangkordang
Nama lain koro pedang (Canavalia gladiata) adalah koro adalah koro parasman.
Di Jawa Tengah, koro pedang dikenal dengan nama koro bedog, koro bendo, koro
loke, koro gogok, koro wedhung, dan koro kaji. Di Jawa Barat, koro pedang
dikenal dengan nama kaos bakol, dan dalam bahasa Inggris disebut Sword Jack
Bean.
Karakteristik
Cangkordang/ Kacang roay merupakan tanaman perdu, bercabang pendek dan
lebat. Berakar tunggang. Bentuk daun trifoliat dengan panjang tangkai daun 7 –
10 Cm, lebar daun sekitar 10 cm, tinggi tanaman dapat mencapai 1 m, Bunga
berwarna ungu keputihan, tumbuh pada ketiak/buku daun, Berbunga mulai umur 2
bulan hinggá 3 bulan, Polong dalam satu tangkai 3 – 10 polong, tapi umumnya 5
polong/tangkai, Panjang polong 30 cm dan lebar 3,5 cm. Polong muda berwarna
hijau sampai kuning jerami dan polong tua berwarna coklat rata. Tanaman koro
pedang sendiri merupakan tanaman pemanjat tahunan dimana proses
pertumbuhannya tidak memakan waktu lama dan dilengkapi dengan batang kayu
dengan panjang maksimal 10 meter. Kacang koro berdaun tiga dengan bentuk
membundar seperti telur, lancip dan memiliki bulu halus jarang pada kedua
sisinya. Adapun bunganya serupa tandan di ketiak dan terkeluk balik dengan
warna putih. Sementara itu buahnya berupa polongan dengan bentuk lonjong
memita, ujungnya cenderung lebar dan dalam kondisi tertentu melengkung. Biji
dalam polongan kacang koro memiliki bentuk lonjong dengan warna variatif
yakni merah muda, merah, merah kecoklatan dan bahkan hitam pekat. Namun
dalam kondisi tertentu, warna biji ini tak jarang dijumpai yang berwarna putih
bersih.
Bagian yang dapat Digunakan
Biji, bunga, daun
Kandungan Gizi
Koro pedang, merupakan salah satu jenis dari kacang-kacangan yang memiliki
kandungan lemak dan protein yang tinggi. Kebanyakan protein yang diteliti
terletak pada biji, dan hanya sebagian kecil saja terdapat pada kulit biji. Sebagian
protein pada kacang-kacangan terdapat pada biji bagian luar. Koro pedang juga
memiliki kandungan mineral yang tinggi. Namun kandungan mineral ini berbeda-
beda pada tiap panen. Kandungan mineral hasil panen bulan Januari (musim
hujan), lebih tinggi dari pada panenan bulan Juni (musim kemarau).
Kacang-kacangan Protein Lemak
Koro pedang (Muda) 6,9 0,5
Koro pedang (Tua) 23,4 1,2
Kandungan mineral yang terdapat pada biji koro pedang yang berbeda saat panen
(mg/100 g bk)
Kacang koro pedang juga memiliki kandungan antioksidan, yang
bahkan lebih tinggi daripada kedelai. Antioksidan adalah suatu zat yang
berguna untuk menangkal radikal bebas, yang biasanya dihasilkan dalam reaksi
metabolisme tubuh. Makanan yang mengalami oksidasi, jika dikonsumsi manusia
dapat menimbulkan beberapa penyakit, misalnya atherosklerosis, penuaan dini,
penyakit parkinson. Selain itu radikal bebas dapat juga merusak selaput sel dan
komponen vital lainnya, misalnya materi genetik (DNA), dan dapat juga memicu
proses karsinogenik.
Kandungan Zat Aktif
Koro pedang bukan merupakan suatu polong-polongan yang terkenal karena
baunya yang kuat dan kulit bijinya yang tebal. Biji yang telah kering dan telah
matang secara penuh harus hati-hati apabila akan dikonsumsi karena mungkin
sedikit beracun. Detoksifikasi dapat dilakukan dengan direbus, diseduh, dibilas
atau difermentasikan. Proses perkecambahan kacang-kacangan yang
menghasilkan kecambah (sprouts), yang kemudian ditepungkan, ternyata dapat
menghilangkan berbagai senyawa anti gizi di dalamnya, dapat mempertahankan
mutu proteinnya dan menandung vitamin C yang cukup tinggi. Selain
mengandung α-aminobutyric acid (Abu), kacang koro pedang juga mengandung
lectin, yaitu karbohidrat sederhana yang berikatan dengan protein. Lectin
memiliki nama lain hemaglutinin. Senyawa ini dapat menggumpalkan darah.
Tetapi pengolahan yang benar, dengan terlebih dahulu dilakukan perendaman,
dapat menghilangkan senyawa ini. Kacang koro pedang memilki kandungan
canavanine yang sangat tinggi (88 – 91 %). Canavanine merupakan suatu senyawa
asam amino yang mirip Arginin. Arginin adalah salah satu dari 20 asam amino
yang digunakan oleh organism untuk menyusun proteinnya. Apabila Canavanine
ini dikonsumsi senyawa ini akan bergabung ke dalam protein yang biasa ditempati
oleh arginin. Canavanine sangat berbeda dengan arginin, sehingga dapat
mengganggu fungsi protein tersebut. Namun kandungan Canavanine ini dapat
dihilangkan dengan cara direndam, dan dihancurkan / digiling.
Manfaat
Koro pedang digunakan sebagai sayuran, makanan hewan dan pupuk hijau.
Polong muda yang masih hijau digunakan sebagai bahan makanan di Asia tropis,
sebagai sayuran hijau yang direbus mirip dengan buncis ( Phaseolus vulgaris L.).
Polong yang sudah dewasa tetapi masih segar dan berwarna hijau juga dikonsumsi
sebagai sayuran. Bunga dan daun muda digunakan dalam mengukus sebagai
perasa. Di Jawa koro pedang digunakan sebagai penutup tanaman yang berjangka
waktu pendek dan sebagai pupuk hijau. Kadang-kadang digunakan sebagai
makanan hewan tetapi lebih sedikit dibanding dengan koro parang ( Canavalia
ensiformis ( L.) DC.). Biji merah muda kadang-kadang digunakan sebagai obat
tradisional Cina. Urease yang diekstrak dari koro pedang digunakan dalam
analisis laboratorium. Selain itu kacang koro pedang juga dimanfaatkan untuk
membuat tahu dan tempe. Koro pedang digunakan sebagai pengganti kedelai,
karena selain harganya jauh lebih murah dibanding kedelai (per kilo Rp. 3500),
juga penanamannya sangat mudah. Selain itu koro pedang memiliki kandungan
gizi yang tidak kalah dengan kedelai.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Farmasis perlu memperkenalkan berbagai macam tanaman obat
kepada masyarakat dan perlu mensosialisasikannya mulai dari cara
membudidayakannya hingga cara pembuatan racikan obat yang
sederhana, baik, dan aman untuk dikonsumsi.
Daftar Pustaka
Handajani,S.1993.Analisa sifat Phisis-Khemis Beberapa Biji Kacang-
Kacangan, kekerasan, Kualitas Tanak, Protein, dan Kandungan
Mineralnya.Lembaga penelitian Universitas Sebelas maret
Surakarta.
http://disbun.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Manfaat_Kumis_Kucing.pdf
http://koropedangonline.blogspot.com
http://kumiskucing.org/ciri-ciri-tanaman-kumis-kucing/
http://limowatt.blogspot.com/
http://princessapple.student.umm.ac.id/category/manfaat-tanaman-obat/
http://www.docstoc.com/docs/111519854/Cara-menanam-Kacang-Koro-Pedang
Lampiran
Kuming Kucing (Orthosiphon aristatus)