22
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga Indonesia sebagai negara berkembang perlu mensejajarkan diri dengan negara-negara yang sudah maju tersebut. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, menuju arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Syaiful Sagala, 2006 : 61). Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan bernalar peserta 1

Makalah Ctl Repaired

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ctl

Citation preview

PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPerkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga Indonesia sebagai negara berkembang perlu mensejajarkan diri dengan negara-negara yang sudah maju tersebut.

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, menuju arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Syaiful Sagala, 2006 : 61). Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan bernalar peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena dalam proses peserta didik kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada pendidik, dan klasikal. Selain itu peserta didik kurang dilatih untuk menganalisis permasalahan, jarang sekali peserta didik menyampaikan ide untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses penyelesaian soal yang dilontarkan guru.Metode mengajar merupakan suatu komponen di dalam kurikulum matematika. Agar suatu kurikulum matematika dapat tersusun menjadi suatu satuan yang utuh, maka diperlukan cara bagaimana seorang pendidik menyampaikan struktur-struktur dan konsep-konsep matematika kepada peserta didik sedemikian rupa sehingga mereka ikut aktif berpartisipasi didalam proses belajarnya yang diperoleh baik pengalaman praktis maupun pengetahuan teori.

Dari beberapa model pembelajaran, ada model pembelajaran yang menarik dan dapat memicu peningkatan penalaran peserta didik yaitu model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Pada dasarnya, pembelajaran CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam pembelajaran ini peserta didik harus dapat mengembangkan ketrampilan dan pemahaman konsep matematika untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Dengan demikian penggunaan model pembelajaran CTL perlu diberikan oleh pendidik dalam proses belajar, agar dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Belajar dengan model pembelajaran CTL akan mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan rasional. Disamping itu juga akan mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis, dan analitis. Karena itu peserta didik harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara kritis dan mandiri. B. Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan CTL ?

2. Jelaskan latar belakang filosofi dan psikologis CTL?3. Apa perbedaan CTL dengan pembelajaran konvensional?4. Bagaimana peran pendidik dan peserta didik dalam CTL?5. Sebutkan asas-asas CTL!6. Jelaskan kelemahan dan kelebihan CTL!

7. Jelaskan langkah- langkah pembelajaran CTL!

8. Jelaskan contoh penerapan CTL dalam materi volume bangun ruang! C. Tujuan

Makalah ini disusun guna:

1. Untuk mengetahui pengertian CTL.

2. Untuk mengetahui latar belakang filosofi dan psikologis CTL.

3. Untuk mengetahui perbedaan CTL dengan pembelajaran konvensional.

4. Untuk mengetahui peran pendidik dan peserta didik dalam CTL.

5. Untuk mengetahui asas-asas CTL.6. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan CTL.7. Untuk mengetahui langkah- langkah pembelajaran CTL.8. Untuk mengetahui contoh penerapan CTL dalam materi volume bangun ruang.9. Memenuhi tugas dari Bapak Sriyono, S. Pd, M. Pd.PEMBAHASANA. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.Penelitian mengenai pengajaran kontekstual kali pertama digulirkan John Dewey (1916). Ketika itu Dewey menyimpulkan bahwa peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan terjadi disekelilingnya.Dalam pembelajaran kontekstual, tugas pendidik adalah membantu peserta didik mencapai tujuannya. Maksudnya, pendidik lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas pendidik mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi peserta didik. Sesuatu yang baru itu didapat dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata pendidik.Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pembelajaran CTL. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi. Kedua, CTL mendorong peserta didik agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL:1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).2. Pembelajaran untuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).4. Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge).5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge).B. Latar Belakang Filosofi dan Psikologis CTL1. Latar belakang filosofisCTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk karena pengalaman, dan proses penyempurnaan skema itu dinamakan asimilasi dan semakin besar pertumbuhan anak maka skema akan semakin sempurna yang kemudian disebut dengan proses akomodasi.

Pendapat Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa model pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh peserta didik.2. Latar belakang PsikologisDipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman.

Ada beberapa yang perlu dipahami tentang pembelajaran dalam konteks CTL :a. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.b. Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas.

c. Belajar adalah proses pemecahan masalah.d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang dari yang sederhana menuju yang kompleks.e. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.

C. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran KonvensionalNOPerbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensioanal

CTLPembelajaran Konvensional

1Peserta didik sebagai subjek belajarPeserta didik sebagai objek belajar

2.Peserta didik belajar melalui kegiatan kelompokPeserta didik lebih banyak belajar secara individu

3.Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyataPembelajaran bersifat teoritis dan abstrak

4Kemampuan didasarkan atas pengalamanKemampuan diperoleh dari latihan-latihan

5Tujuan akhir kepuasan diriTujuan akhir nilai atau angka

6Perilaku dibangun atas kesadaranPerilaku dibangun oleh faktor dari luar

7Pengetahuan yang dimiliki individu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminyaPengetahuan yang dimiliki bersifat absolute dan final, tidak mungkin berkembang.

8Peserta didik bertanggungjawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaranPendidik penentu jalannya proses pembelajaran

9Pembelajaran bisa terjadi dimana sajaPembelajaran terjadi hanya di dalam kelas

10Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan berbagai caraKeberhasilan pembelajaran hanya bisa diukur dengan tes

D. Peran Pendidik dan Peserta Didik dalam CTLSetiap peserta didik mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki peserta didik tersebut dinamakan sebagai unsur modalitas belajar. Menurut Bobbi Deporter ada tiga tipe gaya belajar peserta didik, yaitu tive visual, auditorial dan kinestis.

Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, sedang tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat pendengarannya, dan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak.

Sehubungan dengan hal itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap pendidik manakala menggunakan pendekatan CTL :1. Peserta didik harus dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.2. Setiap peserta didik memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan.3. Belajar bagi peserta didik adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui.4. Belajar bagi peserta didik adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada.

E. Asas-Asas CTLCTL sebagi suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. 1. KonstruktivismeKonstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang berasal dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, pengalaman terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasikan obyek tersebut.

2. InkuiriInkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:a. Merumuskan masalah.b. Mengajukan hipotesis.c. Mengumpulkan data.d. Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan.e. Membuat kesimpulan.3. Tanya JawabBelajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Pertanyaan pendidik digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir peserta didik, sedangkan pertanyaan peserta didik merupakan wujud keingintahuan. Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk :a. Menggali informasi dan kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran.b. Membangkitkan motvasi peserta didik untuk belajar.c. Merangsang keingintahuan peserta didik terhadap sesuatu.

d. Memfokuskan peserta didik pada suatu yang diinginkan.e. Membimbing peserta didik untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community)Konsep Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.

5. Pemodelan (Modeling)Yang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik. Misalnya pendidik memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing dan lain sebagainya.6. Refleksi (Reflection) Yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan.7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)Prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhir periode, kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.F. Kelemahan dan Kelebihan CTL

Dalam metode CTL terdapat kelemahan dan kelebihan , yaitu :1. Kelebihan CTL (Contextual Teaching and Learning).

Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya peserta didik dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi peserta didik materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori peserta didik, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada peserta didik karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang peserta didik dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme peserta didik diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.2. Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)Pendidik lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL pendidik tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas pendidik adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi peserta didik. Peserta didik dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan pendidik adalah pembimbing peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide ide dan mengajak peserta didik agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya pendidik harus memberikan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap peserta didik agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah diterapkan sebelumnya.

G. Langkah- Langkah Pembelajaran CTL

Untuk mencapai tujuan kompetensi, pendidik menerapkan strategi pembelajaran sebagai berikut:1. Pendidik menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari2. Pendidik menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.3. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik (tiap kelompok diberikan tugas yang sama).4. Peserta didik berdiskusi dengan kelompok masing-masing.5. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.6. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. 7. Dengan bantuan pendidik, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.8. Penilaian.H. Penerapan CTL dalam Materi Volume Bangun Ruang Sisi Datar

1. Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.2. Kompetensi Dasar:a. Mengidentifikasi bagian- bagian kubus, balok, prisma dan limas.b. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.

c. Menentukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas.d. Menentukan rumus dan menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.3. Tujuan Pembelajaran:

a. Dapat menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, prisma dan limas.b. Dapat membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.

c. Dapat menemukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas.

d. Dapat menemukan rumus dan menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.4. Sumber/ bahan belajar: buku matematika SMP kelas VIII

5. Pendekatan dan metode pembelajaran: Pendekatan: CTL. Metode: diskusi kelompok, penugasan, tanya jawab, dan presentasi.

6. Kegiatan pembelajaran:

a. Kegiatan awal:

1) Pendidik menginformasikan tujuan pembelajaran bangun ruang sisi datar dan hasil belajar yang akan dicapai oleh setiap peserta didik.

2) Pendidik menginformasikan pembelajaran CTL.

3) Pendidik mengelompokkan peserta didik secara heterogen.b. Kegiatan inti:

1) Pendidik memberikan informasi materi pembelajaran dg pendekatan penemuan terbimbing dengan langkah-langkah penemuan terbimbing melalui lembar kerja peserta didik yang telah disiapkan untuk didiskusikan secara berkelompok. 2) Peserta didik berdiskusi dalam kelompok kemudian melakukan presentasi hasil diskusi dengan menunjuk salah satu anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya.

3) Pendidik memberikan kesimpulan, rangkuman dari hasil presentasi kelompok. 4) Pendidik mengecek pemahaman peserta didik dengan tanya jawab.5) Pendidik memberikan kuis atau tes kepada peserta didik secara individual.

6) Pendidik memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual maupun kelompok.Contoh Lembar Kerja SiswaSebuah kardus berbentuk kubus dengan rusuk 7 cm. Tentukan :

a. Luas permukaan kardusb. Volume kardusPenyelesaian :

Karena panjang rusuknya sama maka:

L. Permukaan Kardus= 6 x r x r

= 6 x 7 x 7

= 294 a. Tinggi= 7 cmL. Alas= 7 x 7 = 49 V. Kardus= L. Alas x t= 49 x 7 = 343 PENUTUP

A. Kesimpulan Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipejarinya.Ada beberapa yang perlu dipahami tentang pembelajaran dalam konteks CTL :1. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.2. Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas.3. Belajar adalah proses pemecahan masalah.4. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang dari yang sederhana menuju yang kompleks.5. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.CTL sebagi suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Asas- asas tersebut ,yaitu : konstruktivisme, inkuiri, tanya jawab, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian nyata.B. Kritik dan Saran

Makalah ini belumlah sempurna,masih banyak kekurangan-kekurangan dengan kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan yang membangun guna perbaikan dalam penyajian makalah berikutnya.7 cm

7cm

A

B

C

D

E

F

G

H

7 cm

7 cm

7 cm

A

B

C

D

E

F

G

H

7 cm

7 cm

7 cm

7 cm

D

C

A

B

Alas Kardus

7 cm

3