20
MAKALAH PENGENDALAIN PROSES PADA INDUSTRI ETILEN OKSIDA Disusun oleh: Muhammad Rizki Ali !"#!$#%!& Rina Eka M# !"#!$#%!' Dio Ali T(i)ah*o !"#!$#%"! +URUSAN TEKNIK KIMIA ,AKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG "%!-

makalah dalpro

  • Upload
    nitha

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGENDALAIN PROSESPADA INDUSTRI ETILEN OKSIDA

Citation preview

MAKALAH PENGENDALAIN PROSESPADA INDUSTRI ETILEN OKSIDA

Disusun oleh: Muhammad Rizki Alfi12.14.013Rina Eka M.12.14.016Dio Alif Tricahyo12.14.021

JURUSAN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG2015

1

KATA PENGANTARSegala Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah tentang pengendalian proses pada industri etilen oksida. Makalah ini dibuat untuk memahami pengedalian proses dan aplikasinya pada suatu industri. Makalah ini membahas tentang pegertian pengendalaian proses, peranan pengendalian proses, macam-macam pengendalian proses, instrument pada pengendalian proses dan contoh aplikasi pengendalian proses pada industri etilen oksida . Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.Sesuai pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami pun menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, karena kami maih dalam tahap pembelajaran, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis

1

1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar1Daftar isi2BAB I Pendahuluan1.1. Latar Belakang Masalah31.2. Tujuan Penulisan31.3. Manfaat Penulisan3BAB II Pembahasan1. 2.1. Pendahuluan42.2.Pengertian pengendalian proses 42.3. Peranan pengendalian proses52.4. Macam-macam pengendalian proses72.5.Instrument Pada Pengendalian Proses82.6. Contoh pengendalain proses pada industri etilen oksida9Pertanyaan Penyanggah17

2.

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang PenulisanDalam industri proses modern terdapat peralatan proses yang bekerja pada suhu dan tekanan ekstrem. Rangkaian peralatan sudah sedemikian kompleks. Sementara kondisi proses bersifat dinamik. Inilah yang menjadi alasan mengapa diperlukan suatu sistem pengendalian. Dengan kontrol proses kita dapat menentukan berapa jumlah dan konsentrasi yang dihasilkan dari produk akhir. Tanpa adanya kontrol proses maka produk yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan keinginan kita dan membuang banyak biaya. Pengendalian proses diterapkan pada reaktor, penukar panas (heat exchanger), kolom pemisahan (misalnya distilasi, absorpsi, ekstraksi), tangki penampung cairan, aliran fluida, dan masih banyak lagi.1.2. Tujuan PenulisanAdapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini diantaranya:1. Menjelaskan pengertian pengendalian proses, peranan dan macam-macam pengendalian proses.2. Menjelaskan Contoh aplikasi pengendalian proses pada industri etilen oksida.3. Menjelaskan pengontrolan suhu dan tekanan pada kolom destilasi, pengotrolan level pada flash drum, pengontrolan flow rate aliran dan pengontrolan proses pada reaktor.1.3. Manfaat PenulisanPenulis berharap penulisan makalah ini akan memberikan manfaat berupa:4. Pengetahuan pembaca tentang pengendalian proses, peranan dan macam-macam pengendalian proses.5. Pengetahuan pembaca tentang aplikasi pengendalian proses pada industri etilen oksida.6. Pemahaman tentang pengontrolan suhu dan tekanan pada kolom destilasi, pengotrolan level pada flash drum, pengontrolan flow rate aliran dan pengontrolan proses pada reaktor.

BAB IIPEMBAHASAN2.1. PendahuluanDalam industri proses modern terdapat peralatan proses yang bekerja pada suhu dan tekanan ekstrem. Rangkaian peralatan sudah sedemikian kompleks. Sementara kondisi proses bersifat dinamik. Dari waktu ke waktu dapat berubah-ubah. Perubahan sedikit pada kondisi proses bisa berakibat fatal. Inilah yang menjadi alasan mengapa diperlukan suatu sistem pengendalian. Dengan kontrol proses kita dapat mempredikasi suatu kondisi dari suatu proses sehingga sesuai dengan kehendak kita. Dengan kontrol proses kita dapat menentukan berapa jumlah dan konsentrasi yang dihasilkan dari produk akhir. Tanpa adanya kontrol proses maka produk yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan keinginan kita dan membuang banyak biaya. Kontrol proses dalam suatu flow diagram memgindikasikan dimana letak variabel-variabel yang perlu untuk dikontrol. Letak sistem kontrol di beberapa area yang dianggap penting untuk menghindari: reaksi tiba-tiba, reaksi yang tidak diinginkan dan perubahan konsentrasi yang tidak diinginkan.2.2. Pengertian Pengendalian ProsesSistem pengendalian atau sistem kontrol adalah susunan beberapa komponen yang terangkai membentuk aksi pengendalian. Sistem pengendalian yang diterapkan dalam teknologi proses disebut sistem pengendalian proses. Pengendalian proses adalah disiplin rekayasa yang melibatkan mekanisme dan algoritma untuk mengendalikan keluaran dari suatu proses dengan hasil yang diinginkan. Dalam bidang ini, pengendalian proses diterapkan pada reaktor, penukar panas (heat exchanger), kolom pemisahan (misalnya distilasi, absorpsi, ekstraksi), tangki penampung cairan, aliran fluida, dan masih banyak lagi. Pengendalian proses mengutamakan otomasi sehingga hanya diperlukan sedikit personel untuk mengoperasikan proses yang kompleks. Sistem pengendali diterapkan untuk memenuhi 3 kelompok kebutuhan, yaitu: menekan pengaruh gangguan eksternal memastikan kestabilan suatu proses kimiawi optimasi kinerja suatu proses kimiawi.Area-area pada suatu flow diagram variabel utama yang perlu dicontrol yaitu temperatur, tekanan, level (ketinggian) dan flow rate. Variabel tersebut sangat penting karena jika dapat di kontrol dengan baik maka produk yang dihasilkan menjadi konstan. Sedangkan konsentrasi bukanlah variabel yang penting yang harus di kontrol karena konsentrasi bersifat dependent dimana di pengaruhi oleh variabel-variabel lain (temperatur, tekanan, Level dan Flow rate). Variabel ini juga diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu:1) manipulated (adjustable) variableyaitu jika harga variabel tersebut dapat diatur dengan bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.2) disturbance variableyaitu jika harga tidak dapat diatur oleh operator atau sistempengendali, tetapi merupakan gangguan.Sedangkan variabel output adalah variabel yang menandakan efek proses kimiaterhadap lingkungan yang diklasifikasikan dalam 2 kelompok, yaitu:1) measured output variables yaitu jika variabel dapat diketahui dengan pengukuran langsung.2) unmeasured output variables yaitu jika variabel tidak dapat diketahui dengan pengukuran langsung.2.3. Peranan Pengendalian ProsesPeranan pengendalian proses dalam pabrik kimia mecakup tiga kelompok yaitu keamanan (safety), kehandalan operasi (operability), dan keuntungan eknomi (profitability). a. Keamanan (safety) Dalam kelompok ini, keamanan meliputi: keselamatan manusia, perlindungan peralatan, dan perlindungan lingkungan.(a) Keselamatan Manusia Sistem pengendalian bertugas menjaga keselamatan kerja. Beberapa sistem proses di pabrik memiliki kondisi operasi yang berbahaya bagi keselamatan manusia. Kondisi operasi pada suhu dan tekanan tinggi dengan bahan kimia berbahaya sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan. Perlengkapan sistem alarm dan safety valve dapat memperkecil kemungkinan kecelakaan akibat kondisi ekstrem terlampaui. (b) Perlindungan Peralatan Sistem pengendalian bertugas mempertahankan batas aman operasi. Peralatan industri biasanya mahal dan sulit diperoleh. Jika terjadi kondisi darurat, sistem dapat melakukan penghentian (automatic shutdown) dan penguncian darurat (automatic emergency interlock) sehingga kegagalan satu peralatan tidak menjalar ke peralatan lain. Sistem ini selain melindungi peralatan juga melindungi manusia dari kecelakaan. (c) Perlindungan Lingkungan Sistem pengendalian bertugas mempertahankan batas aman pencemaran. Proses industri dapat menghasilkan bahan berbahaya bagi lingkungan. Kebocoran gas, cairan, atau padatan beracun dan yang merusak lingkungan perlu dihindari. Gas-gas yang berbahaya dan mudah terbakar disalurkan ke menara pembakar (flare). Jika menara pembakar tidak mampu menangani, gas terpaksa dibuang ke atmosfer melalui pressure safety valve untuk menghindari kondisi ekstrem yang membahayakan peralatan dan manusia.b. Kehandalan Operasi (operability) Kehandalan operasi meliputi ketahanan terhadap gangguan produktivitas dan kualitas produk. Sistem pengendalian proses harus mampu menekan pengaruh gangguan sehingga dapat mempertahankan kondisi operasi yang mantap (steady operation) dalam batas operasional (operational constraint). Dengan perkataan lain, pengendalian proses mampu memperkecil keragaman kualitas dan produktivitas. Kualitas dan produktivitas sesuai spesifikasi dengan tingkat keragaman (variability) sekecil mungkin.c. Keuntungan Ekonomi (profitability) Keuntungan ekonomi menjadi tujuan akhir dari prosesproduksi. Proses yang tidak aman dengan kondisi operasi tidak optimal, akan memperkecil keuntungan. Oleh sebab itu sistem pengendalian bertujuan menghasilkan kondisi operasi optimum. Ini mengandung arti kuantitas dan kualitas produk utama (yield) maksimum dengan biaya produksi minimum.

2.4. Macam Macam Sistem Pengendalian: Pengendalian ManualMerupakan pengendalian dengan sensor yang dipunyai manusia. Pengendalian OtomatisAdalah pengendalian dengan menggunakan kontroler. Peranan manusia hanya sebatas memberikan nilai set.a. Variasi Rangkaian Pengendali Rangkaian Pengendali Umpan BalikKerugian sistem Pengendalian Umpan Balik. Pengendalian umpan balik tidak dapat mengambil aksi perbaikan terhadap suatu penyimpangan pada proses sebelum sistem kontrol itu mendapatkan sinyal dari transmiter yang diletakan setelah control valve. Jadi hanya setelah ada penyimpangan pada proses barulah sistem kontrol mengambil aksi perbaikan. Karena aksi perbaikan datang setelah penyimpangan maka terdapat keterlambatan pengontrolan pada rangkaian. Semakin banyak elemen digunakan maka semakin besar keterlambatan. Rangkaian Pengendali Umpan MajuPrinsip kerjanya mendeteksi secara dini adanya gangguan, sehingga dapat segera melakukan koreksi terhadap sistem agar output tidak banyak terpengaruh. Beberapa keuntungan sistem pengendali umpan maju ( feed forward ) antara lain: Kesalahan dapat ditekan seminimal mungkin Spesifikasi produk dari proses yang dikendalikan menjadi lebih konstan Pemakaian energi menjadi lebih efisien Biaya produksi menjadi lebih rendah Rangkaian Pengendali CascadeRangkaian pengendali cascade merupakan gabungan dari kedua metoda sistem pengendali diatas yaitu (pengendali umpan balik dan pengendali umpan maju), dimana yang satu berfungsi sebagai master control dan yang satu berfungsi sebagai slave control.

2.5. Instrumen pada Pengendalian ProsesInstrumen atau piranti utama dalam pengendalian proses adalah: sensor, transmiter, pengendali, transduser/konverter (bila diperlukan), dan katup kendali. Pada pengendali pneumatik, seluruh sinyal pengendalian memakai tekanan udara. Sehingga insteumen pengendalian hanya terdiri atas tiga macam. Sensor/transmiiter, pengendali, dan katup kendali pneumatik. Berbeda dengan sistem pengendalian pneumatik, pada pengendali elektronik, sinyal pengendalian memakai arus listrik. Oleh karena katup kendali biasanya jenis pneumatik, maka diperlukan konverter atau transduser I/P (arus ke pneumatik). Sehingga instrumen yang diperlukan adalah: sensor/transmiiter, pengendali, transduser I/P, dan katup kendali pneumatik.1. Unit Pengukuran Unit pengukuran berfungsi mengubah informasi besaran fisik terukur (variabel proses) menjadi sinyal standar. Unit ini terdiri atas dua bagian besar yaitu sensor dan transmiter. a) Sensor (elemen perasa atau pengindera) adalah piranti yangmerespon rangsangan fisik. Sensor berhubungan langsung atau paling dekat berhubungan dengan variabel proses. Disebut dengan detecting element(elemen pendeteksi) atau elemen primer. b) Transmiter yaitu piranti yang berfungsi mengubah energi atau informasi yang datang dari sensor menjadi sinyal standar. Dua macam sinyal standar yang sering dapat dipakai yaitu sinyal listrik dan pneumatik.2. Unit Kendali Akhir Unit kendali akhir bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi aksi atau tindakan koreksi melalui pengaturan variabel pengendali atau variabel termanipulasi. Unit ini terdiriatas dua bagian besar, yaitu actuator dan elemen regulasi. Actuator atau penggerak adalah piranti yang mampu melakukan aksi fisik. Fungsinya mengubah sinyal kendali menjadi pengaturan fisik untuk pengendalian variabel proses. Jenis penggerak yang penting dalam industri proses adalah pneumatik, elektrik, dan hidrolik. Katup kendali (control valve) merupakan unit kendali akhir yang paling banyak dipakai di industri kimia. 3. Unit PengendaliElemen pengendali adalah perangkat keras yang memiliki intelegensi. Perangkat ini menerima informasi dari alat ukur dan memutuskan tindakan yang harus dilakukan. Hasil evaluasi berupa sinyal kendali yang dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal kendali berupa sinyal standar yang serupa dengan sinyal pengukuran.4. TransducersBeberapa hasil pengukuran tidak dapat digunakan untik tujuan pengendalian sebelum dikonversikan menjadi besaran fisik yang dapat dengan mudah ditransmisikan seperti tegangan listrik. Transducer merupakan alat yang digunakan untuk mengonversi hasil pengukuran menjadi besaran yang ditransmisikan.5. Jalur transmisi dan amplifierJalur transmisi merupakan media untuk membawa sinyal hasil pengukuran dari alat ukur ke controller. Pada banyak kasus sinyal yang dihasilkan alat ukur terlalu lemah untuk ditransmisikan sehingga sinyal tersebut harus diperkuat terlebih dahulu dengan amplifier.6. Elemen pencatat Elemen pencatat merupakan bagian dari sistem pengendali yang mencatat semua variabel sehingga kelakukan proses yang sedang berlangsung dapat didemonstrasikan secara visual.2.6. Contoh Sistem Kontrol Pada Pabrik etilen oksida

Gambar 1. Flow Diagram Produksi Etilen OkdidaA. Kontrol Temperatur pada Kolom Destilasi

Gambar 2. Pengendalian Temperatur pada Kolom DestilasiTemperatur adalah variable yang sangat penting untuk menghindari explotion atau kecelakaan prosses, reaksi tiba-tiba dan reaksi yang tidak di inginkan. E 104 dikontrol untuk melihat spesifik pada inled destilasi kolom (T-101). Apabila feed media pendingin dari heatexchanger (E-104) di konrol akan berpengaruh terhadap suhu feed dari destilasi kolom (T-101) sehingga proses pemisahan dapat terkontrol (berjalan konsisten). Oleh karena itu maka dipasang alat kontrol temperatur berupa TIC pada aliran dari HE menuju feed destilasi dan aliran pada media pendingin.Apabila terjadi perubahan suhu (T) pada aliran feed destilasi diluar range yang diperbolehkan maka akan ada sinyal yang dikirim ke TIC dan TIC akan mengontrol bukaan valve dari aliran HE (Heat Exchanger) dimana dari aliran HE (Heat Exchanger) akan mempengaruhi suhu aliran pada feed destilasi. Flow rate Freon pada HE (Heat Exchanger) akan dialirkan apabila temperatur (T) aliran feed terlalu tinggi. Dan Flow rate Freon pada HE (Heat Exchanger) akan menurun apabila temperatur (T) terlalu rendah. Alat kontrol valve harus diletakkan pada suatu aliran yang bersifat independent (mempengaruhi). Jika Suhu yang diinginkan telah tercapai maka aliran freon pada kolom destilasi ditutup. Adalah berarti menggunakan pneumatic actuator (tekanan udara) untuk membuka dan menutup valve.Adalah berarti sinyal mengukur dan mentransfer sinyal dari sebuah liquida.Adalah berarti bahwa temperatur akan dibaca dan ditransmisikan dengan sinyal elektrik.B. Kontrol Tekanan pada Kolom Destilasi

Gambar 3. Pengendalian Tekanan pada Kolom DestilasiTekanan dapat dikontrol pada pompa, kompresor dan valve, kontrol tekanan sebaiknya melihat dari alat yang dapat mensetting tekanan seperti pompa, kompresor dan valve. Proses destilasi pada pembuatan etilen oksida lebih efektif untuk dioperasikan pada tekanan tinggi karena proses pemisahan meenjadi lebih baik. Sehingga perlu adanya kontrol terhadap tekanan dari aliran feed. Tekanan dari aliran feed dapat dikontrol dengan memasang PIC (Pressure Indicator Control) pada pompa dam aliran feed yang akan diumpankan pada kolom destilasi. Aliran pada feed akan diukur tekanannya dan dikirim sinyalnya pada PIC, apabila tekanan berada di luar range yang dikehendaki maka PIC akan melakukan kontrol terhadap kerja atau power pada pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan range. Untuk itu pompa dapat di design dengan suatu power supply dimana power supply ini bersifat independent yang dapat mengontrol tekanan (P) dari aliran inlet feed destilasi agar proses pemisahan dalam kolom destilasi sesuai dengan yang diinginkan.C. Level Kontrol pada Flash DrumLevel dari liquida adalah suatu variabel yang penting untuk dikontrol dalam suatu unit operasi seperti flash, tower/kolom dan vessel. Kurangnya level kontrol menyebabkan terjadinya over flow, aliran proses terkontaminasi dan flow rate tidak dapat diprediksi. Sebagai contoh level control adalah pada flash kolom (V-101). Flash merupakan suatu unit operasi dimana terjadi proses pemisahan antara uap dan liquida, Uap akan naik keatas dan liquida turun ke bawah dimana volume maksimum dari liquida harus diperhitungkan sehingga perlu adanya LIC (Level Indicator Control).

Gambar 4. Beberapa peralatan yang memerlukan Kontrol LevelLIC (Level Indicator Control) dalam unit ini untuk mengidentifikasi apakah level dari liquida terlalu tinggi atau terlalu rendah dari range yang dikehendaki. Untuk itu LIC dihubungkan pada badan flash dengan valve dari aliran keluaran flash. Apabila level ketinggian pada flash drum melebihi batas maksimumnya maka akan ada sinyal yang dikirim ke LIC kemudian LIC akan melakukan kontrol dengan membuka valve keluaran produk sehingga liquida di dalam drum flash akan dikeluarkan dan tinggi liquida menurun, sedangkan jika valve pada aliran keluar fluida ditutup maka liquida didalam flash drum ketingiannya akan meningkat. Gambar 5. Kontrol Level pada Flash Drum saat valve dibuka

Gambar 6. Kontrol Level pada Flash Drum saat valve ditutupKontrol proses yang sama dari LIC terjadi pada kolom destilasi. Hal yang penting untuk mendapatkan produk dalam jumlah yang tepat dalam suati oproses yaitu jika rate terlalu tinggi atau terlalu rendah khususnya pada aliran proses awal maka proses pada equiment selanjutnya tidak akan berjalan optimal dengan kata lain bila proses awal tidak dikontrol dengan baik maka akan dihasilkan produk akhir diluar dari yang diharapkan.

Gambar 6. Kontrol Level pada kolom destilasiPada kolom destilasi ketinggian liquida pada bottom produk dijaga agar ketingiannya 5-10 ft untuk itu dipasang LIC (Level Control Indicator). LIC dihubungkan pada badan kolom destilasi dengan valve dari aliran keluaran kolom destilasi. Apabila level ketinggian pada daerah bottom kolom destialsi melebihi batas maksimumnya maka akan ada sinyal yang dikirim ke LIC kemudian LIC akan melakukan kontrol dengan membuka valve keluaran produk sehingga liquida didaerah bottom akan dialirkan keluar kolom destilasi.D. Kontrol Flow RateFlow rate dari aliran dapat kita kontrol pada aliran produk sesuai yang dikehendaki, misal diinginkan flow rate aliran produk 58,673 kg/jam. Untuk mengkontrol flow rate aliran dipasang FIC (Flow Indicator Control). Jika FIC dihubungkan pada aliran produk dan aliran bahan baku maka hal tersebut tidak efesien karena jarak kontrolnya terlalu jauh sehingga pengiriman sinyal menjadi lama dan pengontrolan menjadi tidak efisien dan dibutuhkan dead time yang lama (30-120 menit).

Gambar 6. Kontol Flow rate pada aliran yang tidak tepatSehingga solusinya yaitu mengukur dan mengkontrol flow rate inlet sebelum masuk kompresor dengan meletakkan FIC diantara aliran inlet menuju kompresor sehingga FIC dapat memberi sinyal langsung pada strorage tank. Hal ini akan menjadi salah satu cara dalam memprediksi flow rate dari produk yang dihasilkan.

Gambar 7. Kontol Flow rate pada aliran yang benarUntuk penambahan loop pada aliran recyle tidak bersifat efektif karena memiliki komposisi yang sama tidak akan berpengaruh, untuk itu tidak perlu ditambahakan loop, cukup melihat pada flow rate dari aliran recyle, jika aliran floe rate terlalu tinggi maka perlu menurunkan flow rate maka perlu menurunkan flow rate dari aliran bahan baku dan sebaliknya. Hindari mengontrol aliran pada dari suatu proses pada pertengahan proses karen akan merubah flow rate dan konsentrasi dari produk akhir menjadi tidak konsisten. Valve flow control harus diletakkan pada aliran yang datang dari beberapa indepensent supply. E. Kontol pada ReaktorReaktor adalah salah satu equipment yang perlu diperhatikan dengan benar dalam kontrol prosesnya, karena jika terjadi kesalahan dalam kontrol prosesnya maka proses untuk equipment selanjutnya tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Contoh pada reaktor R-101 adalah suatu reaktor isotermal dengan P tinggi jika tekanan dan temperatur diluar dari range yang dikehendaki maka proses yang terjadi menjadi tidak efektif bahkan mungkin akan menimbulkan produk yang dihasilkan tidak sesuai. Sehingga salah satu solusinya yaitu: Memasang control temperatur dengan cara memberi TIC pada aliran inlet reaktor dan aliran media pemanas sehingga suhu feed masuk kedalam reaktor sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Memasang control temperatur dengan cara memberi TIC pada badan reaktor untuk mengontrol suhu didalam reaktor sehingga suhu didalam reaktor dapat dipertahankan pada kondisi operasi yang isotermal dan tidak mengalami kenaikan maupun penurunan suhu. Jika reaksi bersifat eksotermis (mengeluarkan panas) maka TIC akan dihubungkan dengan cool water untuk mendinginkan atau meneurunkan suhu sehingga tidak mengalami kenaikan suhu yang ekstrim. Sedangkan jika reaksi bersifat endotermis (membuuhkan panas) maka TIC akan dihubungkan dengan media pemanas seperti steam agar suhu didalam reaktor konsisten tetap tejaga. Memasang control tekanan berupa PIC pada badan reaktor R-101 yang dihubungkan dengan aliran kompresor untuk mengontrol tekanan agar didapatkan tekanan yang sesuai untuk kondisi operasi didalam reaktor.

Gambar 8. Kontol Proses pada Reaktor

Pertanyaan Penyanggah1. Jelaskan bagaimana contoh disturbance variable? Dan jelaskan mengapa pada pengontrolan level (ketinggian) liquida pada LIC diletakkan pada aliran keluar dari flash drum?(oleh : Aprillina Sanjaya NIM. 1214005)

Jawab: a. disturbance variable adalah jika harga tidak dapat diatur oleh operator atau sistem pengendali, tetapi merupakan gangguan. Contoh variabel ini yaitu dilambangkan dengan .

Apabila pada rangkaian proses diatas berjalan pada suhu 100 oC maka akan stabil (berwarna hijau) akan tetapi jika suhu dinaikkan (kondisi operasi berlangsung pada suhu diatas 100 oC) misal berlangsung pada suhu 150oC maka akan eror (berwarna merah). biasanya terdapat pada alat yang masa penggunaannya sudah lama sehingga efisiensi kerja alatnya berkurang misal pada alat HE (Heat Exchanger) yang terbentuk kerak pada dinding ketelnya akibat suhu yang tinggi sehingga membuat transfer perpindahan panas efisiensinya berkurang dan tidak lagi optimal.b. Level control perlu dipasang pada badan alat proses untuk mengetahui ketinggian dari liquida yang terdapat didalam badan alat proses. LIC kemudian dihubungkan pada valve aliran keluar dari alat proses dimana jika liquida melebihi dari level yang dianjurkan maka valve aliran keluar akan terbuka dan mengeluarkan liquida jika liquida dibawah batas minimum dari ketinggian maka valve akan menutup.Dibawah ini mekanisme kerja alat PIC pada flash drum: Kontrol Level pada Flash Drum saat valve dibuka

Kontrol Level pada Flash Drum saat valve ditutup2. Apa yang disebut dengan dead time (waktu mati)?(oleh: Agnesia Novia Tivani NIM.1214002)Jawaban:Waktu mati adalah waktu antara aksi (perubahan sinyal kendali) hingga munculnya reaksi (perubahan sinyal pengukuran) yaitu waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh respon dari hasil sensor yang didapatkan alat kontrol untuk melakukan suatu tindakan pengendalian untuk mengontrol suatu proses. Untuk mendapatkan proses yang efisien maka perlu meminimalisir dead time (waktu mati). Sehingga jika suatu alat kontrol mempunyai dead time pada range waktu yang lama proses pengontrolan tidak akan berjalan efektif.3. Kenapa pada contoh pengontrolan tekanan pada kolom destilasi seperti pada gambar dibawah ini alat kontrol PIC yang digunakan dihibungakan dengan pompa bukan dihubungkan dengan kompresor?

(oleh: Desi Lidia Sandi NIM 1214036)Jawaban:Tekanan dapat dikontrol pada alat-alat seperti pompa, kompresor dan valve.

Kontrol terhadap tekanan dapat disetting pada alat pompa jika fluida berupa liquida, sedangkan jika fluidanya berupa gas, tekanan dikontol pada kompressor atau ekspander. Untuk mengontrol tekanan pada liquida, PIC akan melakukan kontrol terhadap kerja pada pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan range yang dikehendaki. Pompa tersebut memiliki power tertentu sehingga menimbulkan tekanan tertentu pula untuk mendorong aliran fluida.

15