34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak- lebih dari biasanya (tiga kali dalam sehari). Di Indonesia penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, dimana insidens diare pada tahun 2000 yaitu sebesar 301 per 1000 penduduk, secara proporsional 55 % dari kejadian diare terjadi pada 1

makalah diare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Diare

Citation preview

Page 1: makalah diare

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia

terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari

tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Dari tahun ke tahun

diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan

malnutrisi pada anak.

Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk

dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi

berak- lebih dari biasanya (tiga kali dalam sehari). Di Indonesia penyakit

diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

utama, dimana insidens diare pada tahun 2000 yaitu sebesar 301 per 1000

penduduk, secara proporsional 55 % dari kejadian diare terjadi pada

golongan balita dengan episode diare balita sebesar 1,0 – 1,5 kali per tahun.

Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi

lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian.

Data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare

menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di

Indonesia setelah radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang

diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di

Indonesia. Salah satu faktor resiko yang sering diteliti adalah faktor

1

Page 2: makalah diare

lingkungan yang meliputi sarana air bersih, sanitasi, jamban, saluran

pembuangan air limbah, kualitas bakteriologis air, dan kondisi rumah.

Secara operasional diare balita dapat dibagi 2 klasifikasi, yaitu yang

pertama diare akut adalah diare yang ditandai dengan buang air besar

lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari

biasanya (3 kali atau lebih sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari, dan

yang kedua yaitu diare bermasalah yang terdiri dari disentri berat, diare

persisten, diare dengan kurang energi protein (KEP) berat dan diare dengan

penyakit penyerta.

2

Page 3: makalah diare

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Diare

Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan

buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki

kandungan air berlebihan. Di dunia diare adalah penyebab kematian paling

umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per

tahun. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga

seringkali akibat dari racun bacteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan

dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya

sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu

minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat

menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa

perawatan.

Menurut Simadibrata (2006) diare adalah buang air besar (defekasi)

dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan

air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Menurut Simadibrata (2006) diare adalah buang air besar (defekasi) dengan

tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja

lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan

fungsi pencernaan,peneyerapan dan sekresi.Diare disebabkan oleh

transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus.Diseluruh dunia

terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya,dan

3

Page 4: makalah diare

20 % dari seluruh kematian pada anak yang hidup dinegara berkembang

berhubungan dengan diare serta dehidrasi (Sazawal dkk,1996).

Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus

(gastroenteritis),usus halus (enteritis),kolon (kolitis) atau kolon dan usus

(enterokolitis).Diare biasanya diklasifikasikan sebagai diare akut dan kronis.

B. Etiologi

Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005,

etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab:

1. Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus,

Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas

2. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus

3. Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium

coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides

stercoralis

4. Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan

motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.

C. Patofisiologi Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan

osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga

timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam

4

Page 5: makalah diare

rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya

mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan

asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian

mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang

selanjutnya akan menimbulkan diare (Latief, Abdul dkk, 2007)

Menurut Latief, Abdul dkk (2007) mekanisme dasar yang menyebabkan

diare adalah sebagai berikut :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat,

sahingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi

rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga terjadilah diare.

2. Gangguan Seksresi

Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga

usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

5

Page 6: makalah diare

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika

peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare juga.

D. Jenis dan Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2000) diare menurut jenisnya dibagi :

1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau

dua minggu.Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi adalah

penyebab utama kematian pada penderita diare.

2. Diare Disentri

Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam

tinjanya.Akibat diare disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan

dengan cepat, dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.

3. Diare Persisten

Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau

dua minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah

penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

4. Diare dengan masalah lain

Anak yang menderita diare (diare akut atau diare persisten)

mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi,

atau penyakit lainnya.

6

Page 7: makalah diare

E. Cara Penularan dan Faktor Risiko

Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan

atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita

atau tidak langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid,

finger).

Faktor risiko terjadinya diare adalah:

1. Faktor perilaku

Faktor perilaku antara lain:

a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan

Makanan Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi

kontak terhadap kuman.

b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena

penyakit diare karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu .

c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum

memberi ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah

membersihkan BAB anak.

d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis

2. Faktor lingkungan

Faktro lingkungan antara lain:

a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan

Mandi Cuci Kakus (MCK).

b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk

Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari

penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare

7

Page 8: makalah diare

antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk, penyakit

imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak (Kemenkes RI,

2011).

F. Tanda dan Gejala Diare

Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah,

suhu badan mungkin menigkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,

kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau

lender, dan warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur

empedu. Akibat sering defekasi, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena

sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam

laktat dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita

telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala

dehidrasi. Berat badan turun, ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot

dan tugor kulit berkurang, dan selaput kering pada mulut bibir terlihat kering.

Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan

yang hilang.

G. Akibat Diare

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari

pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi

karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak

sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya

8

Page 9: makalah diare

penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk

metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya

pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

2. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini

terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam

hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan

muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan

50% pada anakanak.

3. Gangguan Gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat disebabkan

oleh karena asupan makanan sering dihentikan oleh orang tua karena

takut diare atau muntah yang bertambah hebat dan makanan yang

diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena

adanya hiperperistaltik.

4. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (syock) hipovolemik,

akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis

bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran

menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

9

Page 10: makalah diare

Tabel penentuan derajat menurut WHO 1995

Penilaian A B CLihat: Keadaan Umum

Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunnglai, atau tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering

Air mata Ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa tidak haus

Haus ingin minum banyak

Malas minum atau tidak bisa minum

Periksa : turgor kulit

Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang biala ada 1 tanda ditambah 1 atau lebih tanda lain

Dehidrasi berat bila ada 1 tanda ditambah 1 atau lebih tanda lain

Terapi Rencana terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C

H. Penatalaksanaan Terapeutik

Tujuan utama dalam penatalaksaan diare akut meliputi :

1) Pengkajian terhadap gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit

2) Rehidrasi

3) Terapi cairan rumatan

4) Tindakan memulai kembali diet yang memadai

Tindakan pertama yang harus dilakukan bagi bayi dan anak-anak yang

menderita diare akut dan dehidrasi adalah terapi rehidrasi oral atau pemberian

10

Page 11: makalah diare

oralit.pemakaian oralit merupakan salah satu kemajuan dalam bidang

pelayanan kesehatan di dunia selama dasawarsa yang lalu.Cara ini dipandang

lebih efektif,lebih aman,tidak memberikan rasa nyeri,dan juga biayanya lebih

murah dibandingkan dengan terapi rehidrasi intravena (pemberian infuse

cairan).Sebagai hasilnya,American Academy of pediatrics,World Health

Organization (WHO) dan Centers For Disease Control and prevention

merekomendasikan pengunaan oralit sebagai terapi pilihan bagi sebagian

besar kasus dehidrasi karena diare (American Academy of Pediatric,1996;

Gastanaduy dan Begue,1999; Hugger,Harkless dan Rentschler,1998;Lasche

dan Duggan,1999). Larutan oralit meningkatkan dan mempermudah

reabsorpsi natrium serta air,dan sejumlah penelitian menunjukan bahwa

larutan ini sangat mengurangi gejala muntah,kehilangan cairan akibat diare

serta lamanya sakit.Oralit kini tersedia di Amerika Serikat sebagai preparat

yang dijual di apotik atau took obat dengan nama Pedialyte,Infalyte(dahulunya

disebut Ricelyte) serta Rehydralyte; larutan ini memberikan hasil yang

memuaskan dalam pengobatan sejumlah besar bayi dengan dehidrasi

isotonik,hipotonik,atau hipertonik. Pedoman tentang terapi rehidrasi yang

direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics tercantum dalam

table

Setelah rehidrasi,larutan oralit dapat digunakan dalam rumatan cairan

lewat pemberian oralit secara bergantian dengan cairan rendah natrium seperti

air,air susu ibu,formula susu bebas-laktosa atau yang kandungan laktosanya

rendah .Pada anak-anak yang lebih besar,dapat diberiakn larutan

oralit,sedangkan makanan yang biasa dikonsumsi diteruskan.Kehilangan

11

Page 12: makalah diare

cairan lewat diare harus digantikan dengan pemberian oralit dengan

perbandingan 1:1.Jika volume fesenya tidak diketahui untuk menentukan

jumlah kehilangan cairan tersebut,pemberian oralit dengan takaran kurang

kebih 10 ml/kgBB (4 hingga 8 ons) harus dilakukan pada setiap kali diare.

Larutan oralit sangat bermanfaat pada sebagian besar kasus

dehidrasi,vomitus bukan merupakan kontraindikasi bagi pemberian

oralit.Anak yang muntah harus mendapatkan oralit dengan pemberian sedikit

demi sedikit tetapi sering.Pada anak kecil,pemberian oralit dapat dilakukan

oleh perawatnya dengan menggunakan sendok atau semprit kecil dan

pemberian sebanyak 5 hingga 10 ml setiap 1 hingga 5 menit sekali.Oralit

dapat pula diberikan lewat slang nasogastrik atau slang gastrostomi dengan

cara infus.Bayi tanpa tanda-tanda klinis dehidrasi tidak memerlukan terapi

rehidrasi oral.Akan tetapi,bayi tersebut harus mendapatkan cairan seperti yang

direkomendasikan bagi bayi dengan tanda-tanda dehidrasi dalam fase

rumatan;pemberian cairan oralit ini dilakukan untuk menggantikan kehilangan

cairan yang sedang terjadi.

Pemberian kembali nutrient secara dini merupakan tindakan yang

diperlukan dan semakin banyak diterima orang.Tindakan meneruskan ASI

atau mengembalikan secara dini diet normal tidak menimbulkan efek

merugikan dan sebenarnya akan mengurangi intensitas serta lamanya sakit dan

menambah berat badan jika dibandingkan dengan tindakan mengembalikan

diet normal secara bertahap (American Academy of Pediatrics,1996;Lasche

dan Duggan,1999).Bayi yang disusui oleh ibunya harus terus mendapat ASI

12

Page 13: makalah diare

dan pemberian oralit dilakukan hanya untuk menggantikan cairan yang hilang

pada bayi ini.

Penggunaan susu formula non-ASI bagi bayi dan anak diare tetap

menjadi persoalan yang kontroversi.Susu sapi dan formula susu sapi

memperoleh perhatian yang besar karena gangguan pencernaaan laktosa dapat

terjadi pada anak-anak yang diare infeksius.Akan tetapi,beberapa penelitian

menunjukan bahwa bayi yang mendapatkan terapi hidrasi yang baik dapat

terus meminum formula non-ASI dengan pengenceran seperti semula tanpa

menimbulkan reaksi yang merugikan (Duggan dan Nurko,1997).

Banyak bayi dan anak yang dapat ditangani secara aman dengan diet

yang mengandung susu sapi.Sebagian praktisi menyarankan pemakaian susu

formula bebas laktosa hanya jika susu atau formula yang biasa diberikan tidak

dapat ditoleransi oleh bayi atau anak yang menderita diare.Pada anak yang

besar,diet regular umumnya diterapkan begitu rehidrasi tercapai.Pada

todler,tidak terdapat kontraindikasi untuk meneruskan makanan lunak atau

saring.Diet yang terdiri atas makanan yang mudah dicerna seperti

sereal,sayuran matang,dan daging cukup memadai bagi anak yang lebih besar.

Pada kasus dehidrasi berat dan syok,pemberian infuse cairan dapat

dimulai ketika anak tidak dapat mengonsumsi cairan dan elektrolit dengan

jumlah yang cukup untuk (1) memenuhi kehilangan fisiologis harian yang

tengah berlangsung,(2) menggantikan deficit sebelumnya,dan (3)

menggantikan kehilangan abnormal yang tengah berlangsung.Biasanya pasien

yang mendapatkan infuse adalah pasien dehidrasi berat,pasien muntah tidak

13

Page 14: makalah diare

terkendali,pasien yang tidak bisa minum dengan sebab apapun (mis,kelelahan

berat,koma) dan pasien dengan distensi lambung berat.

Larutan IV dipilih berdasarkan pengetahuan tentang tipe dan penyebab

dehidrasi biasanya larutan tersebut berupa larutan salin yang mengandung

dekstrosa 5% dalam air.Natrium bikarbonat dapat ditambahkan karena

biasanya asidosis akan menyertai keadaan dehidrasi berat.Meskipun fase awal

penggantian cairan dilaksanakan dengan cepat pada dehidrasi isotonic maupun

hipotonik,namun tindakan ini merupakan kontraindikasi pada dehidrasi

hipertonik karena terdapat risiko intoksikasi air,khususnya didalam sel-sel

otak.

Setelah efek deidrasi berat berhasil dikendalikan,tindakan diagnostik

dan teraupetik yang spesifik harus segera dimulai untuk mendeteksi dan

menangani penyebab diare.Infeksi usus umumnya merupakan keadaan yang

sembuh sendiri.Terapi antimikroba yang spesifik merupakan indikasi hanya

untuk infeksi bakteri atau parasit dengan lama sakit,intensitas

gejalanya,eliminasi mikroorganisme dan penyebaran sekunder

mikroorganisme tersebut yang dapat dikurangi.Terapi antimikroba yang

efektif biasanya tidak diperlukan pada diare infeksius akut dan terapi ini dapat

menimbulkan efek samping yang merugikan seperti keadaan diare yang

semakin memburuk karena pelambatan motilities usus atau pencegahan

absorpsi obat dan nutrien di dalam usus.

14

Page 15: makalah diare

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan :

Kurang volume cairan berhubungan dengan GI berlebihan melalui feses atau

emesis

Sasaran pasien 1 : pasien menunjukan tanda tanda rehidrasi adekuat .

Intervensi keperawatan / rasional :

1. Beri larutan rehidrasi oral (LRO) untuk rehidrasi dang penggantian

cairan melalui feses.

2. Beri LRO sedikit tapi sering khususnya bila anak muntah karena

muntah kecuali jika muntah itu hebat bukanlah kontraindikasi untuk

penggunaan LRO.

3. Berikan dan pantau cairan IV sesuai ketentuan untuk dehidrasi hebat

dan muntah

4. Beri agens antinikroba sesuai ketentuan untuk mengobati pathogen

khusus yang menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan.

5. Setelah rehidrasi berikan diet regular pada anak sesuai toleransi

karena karena penelitian menunjukan pemeberian ulang diet normal

secara dini bersifat menguntungkan untuk menurunkan jumlah

defekasi dan penurunan berat badan serta pemendekan durasi

penyakit.

6. Ganti LRO dengan cairan rendah natrium seperti air,ASI,formula

bebas-laktosa atau formula yang mengandung setengah laktosa untuk

mempertahankan terapi cairan.

15

Page 16: makalah diare

7. Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran

(urine,feses dan emesis) untuk mengevaluasi keefektifan intervensi.

8. Pantau berat jenis urine setiap 8 jam atau sesuai indikasi untuk

mengkaji hidrasi.

9. Timbang berat badan anak untuk mengkaji dehidrasi.

10. Kaji tanda tanda vital turgor kulit membrane mukosa dan status

mental setiap 4 jam atau sesuai indikasi untuk mengkaji hidrasi.

11. Hindari masukan cairan jernih seperti jus buah,minuman

berkarbonat,dan gelatin karena cairan ini biasanya tinggi

karbohidrat,rendah elektrolit,dan mempunyai osmolalitas tinggi.

12. Intruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang

tepat,pemantauan masukan dan keluaran,dan mengkaji tanda tanda

dehidrasi untuk menjamin hasil optimum dan memperbaiki

kepatuhan aturan teraupetik.

Hasil yang diharapkan

Anak menunjukan tanda-tanda hidrasi yang adekuat (uraikan)

2. Diagnose keperawatan:

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan cairan melalui diare,masukan yang tidak adekuat

Sasaran pasien 1 : pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk

mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia.

16

Page 17: makalah diare

Intervensi keperawatan/rasional

1. Setelah rehidrasi,intruksikan ibu menyusui untuk melanjutkan

pemberian ASI karena hal ini cenderung mengurangi kehebatan dan

durasi penyakit.

2. Hindari pemeberian diet dengan pisang beras apel,dan roti panggang

atau the karena diet ini rendah dalam energy dan protein,terlalu tinggi

dalam karbohidrat dan rendah elektrolit.

3. Observasi dan catat respons terhadap pemberian makan untuk

mengkaji toleransi pemberian makan.

4. Intruksikan keluarga dalam memberikan diet yang tepat untuk

meningkatkan kepatuhan terhadap program teraupetik

5. Gali masalah dan prioritas anggota keluarga untuk memperbaiki

kepatuhan terhadap program teraupetik.

Hasil yang diharapkan

Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan dan menunjukan

penambahan berat badan yang memuaskan.

3. Diagnosa Keperawatan :

Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus

saluran GI

Sasaran pasien (orang lain) 1 lain: Pasien (orang lain) tidak menunjukkan

tanda infeksi gastrointestinal.

17

Page 18: makalah diare

Intervensi Keperawatan/Rasional

1. Implementasikan isolasi substansi tubuh atau praktik pengendalian

infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang

tepat, serta penanganan specimen yang tepat untuk mencegah

penyebaran infeksi.

2. Pertahankan pencucian tangan yang benar untuk mengurangi risiko

penyebaran infeksi

3. Pakaikan popok dengan tepat untuk mengurangi kemungkinan

penyebaran feses.

4. Gunakan popok sekali pakai superabsorbent untuk menamoung feses

dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis popok.

5. Upayakan untuk mempertahankan bayi dan anak kecil dari

menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi

6. Ajarkan anak, bila mungkin, tindakan perlindungan untuk mencegah

penyebaran infeksi seperti pencucian taangan setelah menggunakan

toilet.

7. Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung, dalam praktik isolasi,

khususnya mencuci tangan untuk mengurangi risiko penyebaran

infeksi

Hal yang Diharapkan

Infeksi tidak menyebar ke orang lain

4. Diagnosa Keperawatan :

Kerusakan integritas kulit berhubugan dengan iritasi karena diare.

Sasaran Pasien 1: Kulit pasien tetap utuh.

18

Page 19: makalah diare

Intervensi Keperawatan/Rasional

1. Ganti popol dengan sering untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan

kering.

2. Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak, non-alkalin

dan air atau celupkan anak dalam bak untuk pembersihan yang lembut

karena feses diare sangat mengiritasi kulit.

3. Beri salep seperti seng oksida untuk melindungi kulit dari iritasi (tipe

salep dapat bervariasi untuk setiap anak dan memerlukan periode

percobaan).

4. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika

mungkin untuk meningkatkan penyembuhan; berikan salep pelindung

pada kulit yang sangat teritasi atau kulit terekskoriasi untuk

memudahkan penyembuhan.

5. Hindari menggunakan tisu basah yang dijual bebas yang mengandung

alcohol pada kulit yang terekskoriasi karena akan menyebabkan rasa

menyengat.

6. Observasi bokong dan perineum akan adanya infeksi, seperti kandida,

sehingga yang dapat dimulai.

7. Berikan obat antijamur yang tepat untuk mengobati infeksi jamur

kulit.

Hail yang Diharapkan

Anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulit.

19

Page 20: makalah diare

5. Diagnosa Keperawatan

Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orangtua, lingkungan

tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

Sasaran Pasien 1 : Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan

Intervensi Keperawatan/Raional

1. Beri perawatan mulut dan empeng untuk bayi untuk memberikan

rasa nyaman

2. Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan

sebanyak yang mampu dilakukan keluarga untuk mencegah stress

yang berhubungan dengan perpisahan

3. Sentuh, gendong, dan bicara pada anak sebanyak mungkin untuk

memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stress

4. Beri stimulasi sensoris dan pengalihan yang sesuai denga tingkat

perkembangan anak dan kondisinya untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Hasil yang Diharapkan

1. Anak menunjukkan tanda-tanda distress fisik atau emosional yang

minimal.

2. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak mungkin.

5. Diagnosa Keperawatan

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang

pengetahuan.

Sasaran Pasien (Keluarga) 1 : Keluarga memahami tentang penyakit anak

dan pengobatan serta mampu memberikan perawatan

20

Page 21: makalah diare

Intervensi Keperawatan/Rasional

1. Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan

terapeutik untuk mendorong kepatuhan terhadap program

terapeutik, khususnya jika sudah berada di rumah.

2. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan pada

anak.

3. Izinkan anggota keluarga dalam berpartisipasi dalam perawatan anak

sebanyak yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan anak

dan keluarga.

4. Instruksikan keuarga mengenai pencegahan untuk mencegah

penyebaran infeksi

5. Atur perawatan kesehatan paschahospitalisasi untuk menjamin

pengkajian dan pengobatan yang kontinu.

6. Rujuk keluarga pada lembaga perawatan kesehatan komunitas untuk

pengawasan perawatan di rumah sesuai kebutuhan.

Hasil yang Diharapkan

Keluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak, khususnya di

rumah.

21

Page 22: makalah diare

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya

lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Adapun etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab yaitu Bakteri,

Virus, Parasit, dan Non infeksi.

Diare menurut jenisnya dibagi : Diare Akut, Diare Disentri, Diare

Persisten dan Diare dengan masalah lain.

B. Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini petugas kesehatan dapat

menangani pasien dengan diare, dan dapat memebrikan pendidikan

kesehatana bagi masayarakat umum agar masayarakat dapat lebih

mengetahui akan penyakit diare jika menyerang anak mereka.

22

Page 23: makalah diare

DAFTAR PUSTAKA

Wong Dona L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta:

EGC

Wong Dona L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta:

EGC

23