14
BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Epilepsi merupakan salah satu penyakit saraf yang sering dijumpai, terdapat pada semua bangsa, segala usia dimana laki-laki sedikit lebih banyak dari wanita. Insiden tertinggi terdapat pada golongan usia dini yang akan menurun pada gabungan manusia dewasa muda sampai setengah tua, kemudian meningkat lagi pada usia lanjut. Prevalensi epilepsi berkisar antara 0,5-2%. Di indonesia penelitian epidemmiologi tentang epilepsi belum pernah di lakukan, namun apabila dipakai angkan prevalensi yang di kemukakan seperti dalam rujukan, maka dapat diperkirakan bahwa penduduk indonesia saat ini sekitar 220 juta akan ditemykan antara 1,1 – 4,4 juta penderita penyadang epilepsi. Sedangkan dari semua wanita hamil didapatkan antara 0,3-0,5% penyandang epilepsi dan 40% masih dalam usia reproduksi. 1

MAKALAH EPILEPSI

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. PENDAHULUANEpilepsi merupakan salah satu penyakit saraf yang sering dijumpai, terdapat pada semua bangsa, segala usia dimana laki-laki sedikit lebih banyak dari wanita. Insiden tertinggi terdapat pada golongan usia dini yang akan menurun pada gabungan manusia dewasa muda sampai setengah tua, kemudian meningkat lagi pada usia lanjut. Prevalensi epilepsi berkisar antara 0,5-2%. Di indonesia penelitian epidemmiologi tentang epilepsi belum pernah di lakukan, namun apabila dipakai angkan prevalensi yang di kemukakan seperti dalam rujukan, maka dapat diperkirakan bahwa penduduk indonesia saat ini sekitar 220 juta akan ditemykan antara 1,1 4,4 juta penderita penyadang epilepsi. Sedangkan dari semua wanita hamil didapatkan antara 0,3-0,5% penyandang epilepsi dan 40% masih dalam usia reproduksi.

BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISI

Epilepsi didefinisikan sebagai kondisi neurologis yang dikarakterisir dengan kekambuhan kejang tak beralasan yang dapat dipacu oleh berbagai penyebab tertentu. Adanya kejang epilepsi merupakan manifestasi klinis dari aktivitas syaraf yang berlebihan dan abnormal di dalam korteks serebral. Manifestasi klinik kejangnya sangat bervariasi tergantung dari daerah otak fungsional yang terlibat.

Kejang adalah suatu manifestasi umum dan tidak spesifik dari adanya cedera neurologis, dan hal ini tidak mengherankan karena fungsi utama dari otak adalah transmisi impuls listrik. Kemungkinan seseotang dalam seumur hidupnya mengalami kejang minimal 1 kali adalah sekitar 9%, dan kemungkinan seumur hidup menerima diagnosis epilepsi hampir 3%. Namun demikian, prevalensi epilepsi aktif hanya sekitar 0,8%.

Gambar : Profil EEG pada penderita epilepsi

B. ETIOLOGIEpilepsi disebabkan oleh:1. Aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi otak2. Gangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak trauma otak pada saat lahir atau cedera lain3. Pada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia waktu lahir, trauma intrakranial waktu lahir, gangguan metabolik, malformasi congenital pada otak, atau infeksi4. Pada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy idiopatik, pada umur 5-6 tahun disebabkan karena febril5. Pada usia dewasa penyebab lebih bervariasi idiopatik, karena birth trauma, cedera kepala, tumor otak (usia 30-50 th), penyakit serebro vaskuler (> 50 th)

C. PATOGENESIS

Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak.Ketidakseimbangan bisa terjadi karena : Kurangnya transmisi inhibitoriContoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin) Meningkatnya aksi eksitatori : meningkatnya aksi glutamat atau aspartat

Gambar : Central transmitter substances

D. DIAGNOSISPasien di diagnosis epilepsi jika mengalami serangan kejang secara berulang. Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik : EEG CT-scan MRI Lain-lain

A CT or CAT scan (computed tomography) is a much more sensitive imaging technique than X-ray, allowing high definition not only of the bony structures, but of the soft tissues

E. KLASIFIKASI BESERTA MANIFESTASI KLINISNYA

Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang dibagi menjadi :1. Kejang umum (generalized seizure) : jika aktivasi terjadi pada kedua hemisfere otak secara bersama-sama2. Kejang parsial/focal : jika dimulai dari daerah tertentu dari otak3. Unclassified seizures4. Status Epilepticus

Gambar : diagram of epilepsy

1. Kejang umum terbagi atas :a. Tonic-clonic convulsion = grand malKejang jenis ini merupakan bentuk kejang yang paling banyak terjadi. Pada jenis kejang ini, pasien bisa tiba-tiba kehilangan kesadaran, di ikuti dengan kejang yang disebut fase tonik selama 30-60 detik, kemudian kejang klonik selama 330-60 detik. Hal ini terjadi beberapa menit, kemudian diikitu lemah, kebingungan, sakit kepala atau tertidur. Selama terjadi kejang tonik-klonik bisa terjadi sianosis, inkontinensi urin atau menggigit lidah.

b. Abscense attacks = petit malKejang jenis ini termasuk jenis yang jarang. Umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja. Penderita tiba-tiba melotot dengan pandangan kosong, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai. Kejadiannya cuma beberapa detik, dapat terjadi beberapa kali sehari, dan bahkan sering tidak disadari oleh penderita sendiri.

Gambar : Petit mal

c. Myoclonic seizureKejang ini biasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur, yang terdiri dari sentakan tiba-tiba, umumnya terjadi pada dua sisi tubuh. Penderita kadang menggambarkan sentakan itu seperti terkena sengatan listrik. Jika terjadi , pasien mungkin secara tidak sadar akan menjatuhkan atau membuang benda yang di pegangnya. Jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada orang normal.

d. Atonic seizureKejang jenis ini jarang terjadi. Pasien bisa mengalami kehilangan kekuatan otot, terutama lengan dan kaki, sehingga bisa jatuh.

2. Kejang parsial terbagi atas :a. Simple partial seizures Pasien tidak kehilangan kesadaran Terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh

b. Complex partial seizuresPasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dan lain-lain tanpa kesadaran

Kejang parsial

3. Unclassified seizures:Semua jenis kejang yang tidak dapat di klasifikasikan karena ketidaklengkapan data atau tidak di masukkan dalam kategori klasifikasi yang tersebut di atas.

4. Status epilepticus: Kejang umum yang terjadi selama 5 menit atau lebih atau kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa pemulihan kesadaran di antara dua kejadian tersebut Merupakan kondisi darurat yg memerlukan pengobatan yang tepat untuk meminimalkan kerusakan neurologik permanen maupun kematian

F. PEMILIHAN OBAT BERDASARKAN PADA JENIS EPILEPSIKejang parsial Kejang Umum (generalized seizures)

Tonic-clonicAbscenseMyoclonic, atonic

Drug of choiceKarbamazepin Fenitoin Valproat Valproat Karbamazepin Fenitoin Etosuksimid Valproat Valproat

AlternativesLamotrigin Gabapentin Topiramat Tiagabin Primidon Fenobarbital Lamotrigin Topiramat Primidon Fenobarbital Clonazepam Lamotrigin Klonazepam Lamotrigin Topiramat Felbamat

DAFTAR PUSTAKA

2