20
PENYALAHGUNAAN KOSMETIK PEMUTIH Disusun oleh : 1. Rr. Arienta Yusitasari 112010101004 2. Ariska Nur Aida 112010101009 3. Chikita Rizqi Hanifati 112010101017 4. Ardiansyah Putra Pratama 112010101030 5. Fauziyah Damayanti 112010101040 6. Afiyati Rakhmatika M. 112010101048 7. Budiono 112010101053 8. I Gede Prima Julianto 112010101070 9. Galuh Dharanindya Ica M. 112010101087 FAKULTAS KEDOKTERAN

MAKALAH ESTETIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

estetik

Citation preview

Page 1: MAKALAH ESTETIK

PENYALAHGUNAAN KOSMETIK PEMUTIH

Disusun oleh :

1. Rr. Arienta Yusitasari 112010101004

2. Ariska Nur Aida 112010101009

3. Chikita Rizqi Hanifati 112010101017

4. Ardiansyah Putra Pratama 112010101030

5. Fauziyah Damayanti 112010101040

6. Afiyati Rakhmatika M. 112010101048

7. Budiono 112010101053

8. I Gede Prima Julianto 112010101070

9. Galuh Dharanindya Ica M. 112010101087

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: MAKALAH ESTETIK

PENYALAHGUNAAN KOSMETIK PEMUTIH

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi,

kecantikan sendiri merupakan suatu hal yang bersifat subjektif. Perempuan Indonesia

dengan ciri khas kulit cokelatnya yang eksotis selalu mempunyai keunikan tersendiri.

Perempuan di bumi bagian utara dan selatan mengidamkan kulit cokelat seperti kulit

kebanyakan perempuan Indonesia. Akan tetapi perempuan di Indonesia memiliki

pemikiran yang berbeda. Menurut Prabasmoro (2003) dan Yulianto (2007) hal ini

disebabkan karena wacana kulit putih tidak terlepas dari sejarah di masa lalu dimana

Indonesia (dan sebagian besar negara-negara Asia yang lain) merupakan bekas negara

jajahan bangsa kulit putih. Kaitannya dengan isu ras, menunjukkan bahwa ras kulit

putih masih dianggap sebagai ras tertinggi dan terbaik. Selain itu banyaknya iklan

kecantikan yang menawarkan produk pemutihkan kulit, yang semakin membuat

masyarakat merasa bahwa kecantikan identik dengan kulit putih.

Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau

menghambat melamin yang sudah terbentuk, sehingga akan memberikan warna kulit

yang lebih putih. Produk ini didesain untuk bekerja dengan cara berpenetrasi ke

dalam kulit dan mengganggu produksi pigmen oleh sel kulit. Di beberapa

negara produk ini digolongkan sebagai obat dan bukan sebagai kosmetik yang

digunakan dengan bebas. Sedangkan di negara Asia seperti di Indonesia, kosmetik

yang berfungsi sebagai pemutih/pencerah kulit masih beredar sebagai kosmetik

yang digemari, oleh karena itu bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai

pemutih/pencerah banyak diteliti dan dikembangkan sehubungan dengan keamanan

produk tersebut bagi konsumen.

Pada umumnya, kulit wajah yang lebih putih dan hilangnya bintik-bintik hitam, bisa

diperlihatkan dalam waktu 6 bulan setelah penggunaan produk pemutih. Namun,

beberapa konsumen beranggapan bahwa waktu 6 bulan tersebut terlalu lama.

Sehingga hal ini dimanfaatkan oleh produsen-produsen nakal untuk menjual kosmetik

Page 3: MAKALAH ESTETIK

pemutih yang berbahan dasar zat kimia berbahaya yang penggunaannya dilarang di

Indonesia, misalnya Hidroquinon, Merkuri, Asam Retinoat dan Rhodamin B. Pada

akhirnya hal ini mengakibatkan terjadinya simbiosis mutualisme antara produsen

yang nakal dengan konsumen yang menginginkan efek cepat dari kosmetik pemutih.

Para konsumen rela mengesampingkan kesehatan kulitnya dengan menghiraukan efek

samping dari penggunaan kosmetik pemutih yang mengandung bahan berbahaya.

Mekanisme Kerja Kosmetik Pemutih Kulit

Warna kulit dihasilkan dari banyaknya jumlah melanin dalam kulit seseorang.

Melanin merupakan produk dari melanosit. Melanosit merupakan sel khusus yang

terdapat pada epidermis, dijumpai di bawah atau di antara sel-sel stratum basalis dan

pada folikel rambut. Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase

memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja

enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan

kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa

tahap transformasi menjadi melanin.

Enzim tirosinase dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum

endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh

kompleks golgi. Ketika dibentuk granul melanin migrasi didalam perluasan

sitoplasma melanosit dan ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan

spinosum dari epidermis. Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam

keratinosit. Ketika di dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam

sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek

merusak radiasi matahari.

Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel/keratinositlah

yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit

sendiri.

Page 4: MAKALAH ESTETIK

Sejauh ini terdapat 6 mekanisme kerja kosmetik pemutih kulit :

a. Proteksi sinar matahari (Tabir surya)

Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari (panjang gelombang:

290-320mm) disebabkan oleh reaksi fisis dan kimiawi menggelapkan warna melanin

yang belum muncul ke luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk

masuk ke keratinosit. Selain itu, terpapar radiasi matahari akan menyebabkan

kecepatan sintesis melanin dalam melanosit mengalami akselerasi, sehingga semakin

meningkatkan jumlah pigmen melanin (Fitrie, 2004).

Mekanisme tabir surya yaitu dengan memberikan tabir sehingga radiasi matahari

dengan panjang gelomang 290-320 nm tidak langsung atau mengurangi

pemapaparannya terhadap kulit.

b. Menghambat aktivitas melanosit

Menghambat aktivitas melanosit dilakukan dengan menghindari cahaya matahari dan

obat-obat fototoksik. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa melanosit akan masuk

kedalam keratinosit jika kulit terpapar cahaya matahari. Selain itu kecepatan sintesis

melanin dalam melanosit juga akan meningkat.

c. Menghambat sintesis melanin

Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan

penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tirosinase,

tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi

dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa tahap

transformasi menjadi melanin.

Penghambatan sintesis melanin dilakukan dengan penghambatan enzim, tirosinase.

Obat yang biasanya digunkan dan mampu menghambat enzim tersebut adalah

hidrokuinon, asam kojik, asam azelaik, ekstrak bengkuang, arbutin.

Page 5: MAKALAH ESTETIK

d. Menghambat produksi melanin

Obat yang dapat digunakan untuk menghambat produksi melanin diantaranya adalah

asam askorbat dan glutation.

e. Toksisitas melanosit selektif dan supresi melanogenesis non selektif

Obat yang mempunyai efek toksisitas melanosit selektif adalah merkuri, isopropil

katekol, dan N-asetil sistein yang menyebabkan kerusakan melanosit. Akibatnya

melanin tidak dapat disintesis.

Obat yang mempunyai efek supresan pada melanogenesis non selektif yaitu

kortikosteroid dan indometasin. Obat tersebut bekerja dengan menekan proses

melanogenesis (Zhai, 2009).

f. Memindahkan melanin

Melanin yang sudah disintesis akan menumpuk dan berkumpul di keratinosit. Obat

ini bekerja untuk memindahkan melanin tersebut untuk segera di metabolisme. Obat

yang mempunyai aktivitas tersebut adalah asam kloroasetik, solutio jessner, asam

glikolat.

Jenis – jenis Bahan Pemutih Kulit

1. Hidrokuinon

Hidrokuinon (HQ) dapat dijumpai dimana saja dan tersedia dalam berbagai kosmetik

dan bentuk tanpa resep lainnya untuk pemutih kulit wajah. Bahan ini

dipertimbangkan sebagai salah satu penghambat yang paling efektif terhadap

melanogenesis invitro dan invivo. HQ menyebabkan hambatan reversibel

metabolisme seluler dengan mempengaruhi sintesis DNA dan RNA. Efek sitotoksis

HQ tidak berbatas pada melanosit, tetapi menghambat metabolisme seluler sel non-

melanosit dengan dosis yang lebih tinggi, sehingga HQ dapat dipertimbangkan

Page 6: MAKALAH ESTETIK

sebagai agen sitotoksik melanosit poten dengan sitotoksik melanosit spesifik yang

relatif tinggi (Counter, 2003). Bahan ini termasuk golongan obat keras yang hanya

dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Hidroquinon yang banyak dipakai sebagai

penghambat pembentukan melanin dapat menyebabkan hiperpigmentasi, padahal

melanin berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet, sehingga terhindar

dari resiko sinar matahari secara langsung, hidroquinon dapat mengakibatkan noda

hitam dan benjolan kekuningan pada kulit yang disebut sebagai okrosinosis yang

sifatnya permanen.

Oleh karena itu, Badan POM menetapkan ambang batas kandungan hidroquinon di

bawah 2%(BPOM, 2007). Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter

dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat

menyebabkan kelainan pada ginjal (Nephropaty), kanker darah (Leukimia) dan

kanker sel hati (Hepaoceluller adenoma) (Yasmin, 2008).

2. Monobenzyl Ether HQ

Monobenzyl Ether Hidroquinon (MBEH) sama dengan HQ yang termasuk agen

kimia golongan fenol atau ketakol. MBEH hampir selalu menyebabkan depigmentasi

ireversibel kulit. Sisa MBEH telah ditemukan dalam desinfektan, germisida, baki

hidangan dari karet, selotif dan apron karet. Dalam dermatologi seharusnya dipakai

untuk menghilangkan daerah yang tersisa selain kulit normal pada pasien untuk

vitiligo umum dan sukar disembuhkan. Mekanisme yang diduga terjadi pada

pigmentasi oleh MBEH adalah dengan penghancuran melanosit selektif melalui

pembentukan radikal bebas dan penghambatan kompetitif sistem enzim tirosinase

(James, 2009).

3. Merkuri

Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi

dapat bersifa racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat

Page 7: MAKALAH ESTETIK

menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya dapat

menyebabkan bintik- bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada

pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada

susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka

pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan

ginjal, serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia

(Arief, 2007).

4. Arbutin

Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering digunakan oleh

bangsa Jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka daya pemutih arbutin

tidak sekuat hidroquinon. Produk yang mengandung arbutin dapat dijual secara bebas

tanpa resep dokter. Selain bearberry, arbutin juga ditemukan pada tanaman gandum

dan kulit buah pear. Bahan ini berfungsi sebagai pemutih kulit wajah (skin lightening)

yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan melanin dalam kulit yaitu

dengan menghambat aktivitas tirosin. Karena arbutin tidak menghidrolisa HQ bebas,

agen selanjutnya tidak bertanggung jawab terhadap efek inhibitor arbutin pada

melanogenesis. Penghambatan sintesis melanin (kira-kira 39%) terjadi pada

konsentrasi 5x105mol/L. selain bekerja dengan menghambat tirosin, arbutin juga

bekerja dengan mengelupas kulit epidermis (eksfoliasi). Beberapa pabrik melaporkan

arbutin sebagai obat depigmentasi yang efektif pada konsentrasi 1% (James, 2009).

5. Asam Alezaik

Secara alami asam azelaik didapat dari saturasi pityrosporum ovale, asam azelaik

mempunyai efek antiproliferatif dan sitotoksik terhadap melanosit. Efek selanjutnya

terjadi karena penghambatan yang agak kuat dari retioreduksin reduktase, enzim yang

terlibat dalam aktivasi oksireduktase mitokondria dan sintesi DNA. Walaupun asam

azelaik pada awalnya digunakan untuk pengobatan akne, ternyata juga berhasil pada

pengobatan lentiginosis, rosasea dan hiperpigmentasi paska inflamasi. Selain

Page 8: MAKALAH ESTETIK

berfungsi sebagai antibakteri, keratolitik, komedogenik dan anti inflamasi. Asam

azelaik juga mampu mengurangi pigmentasi pada kulit terutama bagi mereka yang

berkulit gelap dan bekas jerawat warna coklat atau untuk kasus melasma. Asam

azelaik 20% dilaporkan mempunyai efektivitas yang sama dengan HQ 4% dalam

mengatasi kulit gelap tersebut. Efek samping dari bahan ini berupa iritasi kulit, rasa

gatal, dan terbakar hingga pengelupasan kulit (James, 2009).

6. Asam kojik

Sebelum digunakan sebagai pemutih kulit, asam kojik telah banyak digunakan

sebagai bahan tambahan pada makanan yang digunakan untuk menjaga kualitas

warna makanan. Asam kojik marupakan metabolit jamur yang biasa dihasilkan oleh

spesies jamur aspergillus, acetobacter, dan penicillium. Asam kojik menghambat

aktivitas katekolase tirosin, yang dibatasi enzim esensial dalam biosintesis pigmen

kulit melanin. Melanosit yang diobati dengan asam kojik menjadi nondendritik,

dengan penurunan jumlah melanin. Kemudian asam kojik mencari oksigen reaktif

yang dilepaskan secara berlebihan dari sel atau yang dihasilkan dalam jaringan atau

darah. Biasanya konsentrasi asam kojik yang digunakan sebagai kosmetik berkisar

antara 1-4%. Kelebihan asam kojik dibandingkan bahan pemutih lainnya adalah

kestabilannya dalam suatu produk kosmetik. Akan tetapi dari hasil penelitian asam

kojik lebih mengiritasi dibandingkan HQ sehingga lebih baik dikombinasikan dengan

kortikosteroid topical untuk mencegah masalah tersebut. Beberapa penelitian

kontroversial menyimpulkan bahwa penggunaan asam kojik dalam dosis tinggi dapat

bersifat karsinogenik (James, 2009).

7. Licorice ekstrak

Glabiridin (glicyrrhia glabra) merupakan kandungan utama dari ekstract licorice yang

mampu memutihkan kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat melanogenesis

(pembentukan pigmen kulit) dan juga mencegah terjadinya proses inflamasi di kulit.

Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan glabiridin 0,5% secara topical dapat

Page 9: MAKALAH ESTETIK

menghambat sinar UV-B yang dapat memicu terbentuknya pigmentasi dan

kemerahan pada kulit (James, 2009).

8. Vitamin E

Sebuah literatur Jepang melaporkan bahwa penggunaan vitamin E (tocoferol) secara

oral ternyata efektif untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi pada wajah, terutama

jika dikombinasikan dengan vitamin C. Beberapa riset lainnya juga menemukan

bahwa derivat tocoferol ini merupakan penghambat pembentukan melanin yang lebih

kuat jika dibandingkan dengan arbutin dan asam kojik. Derivat vitamin E juga dapat

digunakan untuk memeperbaiki dan mencegah terbentuknya pigmentasi wajah yang

dipicu oleh radiasi sinar UV, sebaik cara kerja vitamin E sebagai antioksidan.

9. Vitamin C

Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan sama seperti vitamin E.

Vitamin ini banyak ditemukan pada jeruk dan sayuran berwarna hijau. Kandungan

vitamin C sangat populer dan banyak digunakan dalam produk perawatan kulit,

namun sayangnya produk vitamin C masih banyak yang belum stabil. Bentuk vitamin

C yang stabil adalah derivat vitamin C yang disebut sebagai magnesium-L- ascorbyl-

2-phospate. Salah satu penelitian menyatakan bahwa derivat vitamin C yang

digunakan secara topikal pada pasien melasma dan lentigo senilis menunjukkan efek

mencerahkan yang cukup signifikan. Hanya saja, harga produk vitamin C yang stabil

ini relatif lebih mahal ketimbang vitamin C biasa (James, 2009).

10. Asam Ellagik

Asam Ellagik ditemukan pada rapsberry, strawberry, dan pomegranate. Berdasarkan

suatu hasil riset laboratorium menyatakan asam ellagik dapat memperlambat

pertumbuhan tumor-tumor tertentu. Walaupun hasil riset ini sangat menjanjikan,

namun sampai saat ini belum ada bukti secara medis bahwa bahan ini mampu

mencegah dan mengobati kanker pada manusia. Selain diduga mampu melawan

Page 10: MAKALAH ESTETIK

kanker, asam ellagik juga berguna sebagai pemutih kulit. Pada tahun 1996 dijepang,

Asam Ellagik disetujui sebagai bahan aktif yang mampu mencegah terbentuknya

spots dan freckles setelah luka bakar karena paparan sinar matahari ( James, 2009).

11. Tretionin

Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian tretinoin sangat efektif dalam mengobati

perubahan kulit. Saat memakai tretinoin kita harus menghindari sinar langsung

matahari, sebab penggunaan tretinoin membuat kulit kita menjadi sensitif terhadap

sinar matahari.

12. Asam Retinoat

Asam retinoat merupakan asam vitamin A yang digunakan untuk pengobatan akne secara topical. Prinsip pengobatan akne secara topical adalah untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi akne. Asam vitamin A sebanyak 0,025-1% berguna sebagai bahan iritan atau pengelupas senyawa lain. Namun asam retinoat kini tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan efek samping yang tidak menguntungkan (Iswari, 2007).

Beberapa bahan yang tidak diizinkan untuk digunakan pada kosmetika :

1. Arsen dan senyawanya

2. Barium dan senyawanya

3. Hidrokuinon mono benzil eter

4. Perak dan senyawanya

5. Air raksa (merkuri) dan senyawanya, kecuali Fenil raksa nitrat dan tiomersal yang

digunakan sebagai pengawet dalam sediaan tata rias.

6. Selenium dan senyawanya, kecuali selenium disulfida maksimum 2% dalam

sampo.

Page 11: MAKALAH ESTETIK

7. Salisil anilida berhalogen.

8. Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat maksimum 2% dalam cat rambut.

Terdapat standar tertentu untuk penggunaan zat aktif dalam kosmetik seperti yang

sudah dijelaskan pada masing-masing poin jenis kosmetik pemutih kulit diatas. Bahan

kimia tentu saja dapat memberikan efek samping jika penggunaannya tidak sesuai

dengan takaran yang disarankan, misalnya untuk kasus pemutih yang mengandung

hidroquinon . Hidroquinon pada pemutih bekerja sebagai penghalang pengeluaran

melanin oleh melanosit di dalam epidermis dan menyebabkan penebalan gentian

kolagen. Melanin adalah pigmen. Orang yang berkulit lebih hitam memiliki melanin

yang lebih banyak. Fungsi melanin tersebut ialah sebagai pelindung kulit manusia

dari sinar UV, karena sinar UV dapat diserap oleh melanin. Kulit dengan jumlah

melanin yang sangat sedikit memiliki resiko lebih besar untuk terkena kanker kulit.

Pemakaian hidroquinon lebih dari 2% dapat menyebabkan iritasi dan rasa terbakar

pada kulit. Jika dihentikan, kulit akan kembali seperti semula, bahkan bisa lebih

buruk.

Bahaya semacam itu tak hanya ditemui dalam pemutih ber-hidroquinon. Salah satu

zat aktif krim pemutih lain yang sangat berbahaya adalah merkuri. Merkuri anorganik

dalam krim pemutih bisa menimbulkan keracunan bila digunakan dalam waktu lama.

Hal ini dikarenakan merkuri itu sendiri yang sebetulnya adalah bahan yang

terkandung dalam baterai untuk sumber tenaga telepon genggam, walkman, dan lain-

lain. Gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim pemutih muncul sebagai

gangguan sistem saraf. Diantaranya adalah tremor, insomnia, kepikunan, gangguan

penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), serta gangguan emosi. Selain gejala-

gejala yang tampak tersebut, logam berat seperti merkuri dapat mendenaturasi protein

dalam tubuh (terutama  protein yang mengandung asam amino sistein), terakumulasi

di dalam tubuh/susah dikeluarkan, merusak sistem enzim, dan menimbun racun di

Page 12: MAKALAH ESTETIK

dalam tubuh. Setelah pemakaian bertahun-tahun, merkuri dapat mengendap di bawah

kulit sehingga kulit akan menjadi biru kehitaman. Hal ini dapat berujung pada kanker.

Pada dasarnya, dalam jangka waktu lama krim pemutih memang dapat

menghilangkan atau mengurangi hiperpigmentasi pada kulit. Dengan berkurangnya

hiperpigmentasi, kulit akan terlihat lebih putih. Zat pengubah pigmen semacam ini

tentu dapat menimbulkan dampak di kemudian hari, sebab ada proses fisiologis

normal yaitu pembentukan pigmen yang diganggu. Penggunaan terus-menerus justru

malah akan menimbulkan pigmentasi dengan efek permanen. Akhirnya, kulit bisa

menjadi lebih hitam daripada sebelumnya. Rata-rata semua pemutih instan akan

menimbulkan efek rebound saat pemakaian dihentikan, yaitu memberikan respon

yang berlawanan. Pada awalnya memang terlihat bagus, dalam beberapa hari saja,

kulit menjadi lebih mulus, kenyal, dan lebih putih, akan tetapi saat pemakaian

dihentikan kulit akan menjadi gelap dan dapat timbul flek-flek atau kulit menjadi

merah seperti udang rebus, kasar, bahkan mengelupas seperti kulit ular.

Contoh kasus :

Nn.X, seorang gadis SMA, mengeluh berjerawat dan kulitnya kusam. Ia mendatangi

salon kecantikan dekat rumahnya untuk mendapatkan perawatan wajah sehingga

wajahnya dapat terlihat putih dan bersinar. Pekerja di salon kecantikan tersebut

menawarkan Nn.X mencoba krim Syahrini agar wajahnya terlihat putih seperti artis

Syahrini. Nn.X pun tertarik untuk mencoba. Pada satu minggu pertama pemakaina

krim Syahrini, Nn.X sudah merasakan perubahan pada wajahnya. Wajahnya jadi

lebih putih, halus, dan terasa lebih kenyal. Akan tetapi wajahnya menjadi tidak tahan

sengatan sinar matahari. Setelah pemakaian berbulan-bulan, Nn.X menghentikan

pemakaian krim Syahrini tersebut karena mukanya semakin merah jika terkena

sengatan sinar matahari. Satu hari setelah penghentian pemakaian, terdapat bintik-

bintik berisi air disekitar mulut dan hidung Nn.X, jerawatnya pun mulai bermunculan

lagi, bahkan ukurannya cukup besar.

Page 13: MAKALAH ESTETIK

DAFTAR PUSTAKA

Fitrie, Alya Amila. 20. Histologi Dari Melanosit.

http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-alya2.pdf

Junquiera, L.C., Carneiro, J., Kelley, R.O. 2007. Basic Histology 10th edition. Washington: Lange

Puspa, Ratih. 2010. Isu Ras dan Warna Kulit dalam Konstruksi Kecantikan Ideal Perempuan. Surabaya : Departemen Komunikasi FISIP Universitas Airlangga,

Rohman, Apriana. 2011. Mekanisme Kerja Whitening Agent. http://putrajogjakarta.files.wordpress.com/2011/08/formulasi-sediaan-whitening-agent.pdf

USU. 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25426/4/Chapter%20II.pdf