Upload
akhmad-zulfikar
View
126
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Faktor Eksternal Suhu TUmbuhan
Citation preview
MAKALAH PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
Oleh: Kelompok 6 XII A1
1. Mila Nur Azizah (18)
2. M. Andriawan Setiawan (19)
3. Nusantara Jaya Sakti (25)
4. Tsaltsa Amalia (28)
SMA NEGERI 2 LUMAJANG
Jln. HOS Cokroaminoto 159 Lumajang 67311 Telp./fax. (0334) 881036
http://www.sman2-lmj.sch.id email: [email protected]
Tahun Ajaran 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Berkat karunia-Nya kami juga memperoleh kelancaran dalam penyusunan makalah yang
berjudul “Pengaruh faktor eksternal pada pertumbuhan tanaman jagung” ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Biologi.
Dalam pembuatan karya tulis ini, tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Harlis Purwaningsih, S.Pd selaku pembimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini.
2. Teman-teman kami yang telah membantu memperlancar pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran berbagai pihak demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Lumajang, 20 September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris dimana sector
pertanian menjadi ujung tombak perekonomian. Pada musim penghujan para petani relatif
untuk mudah melakukan perawatan bagi tanamannya, misal padi. Tapi pada musim kemarau
dimana air sulit didapat para petani harus mengakalinya dengan mencari sumber pengairan
baru.atau menanam tanaman yang relatif mudah perawatannya saat jumlah air terbatas,
missal tanaman jagung. Jagung termasuk dalam tanaman yang mudah perawatannya karena
tidak terlalu banyak membutuhkan air banyak.
Semua makhluk hidup dalam hidupnya mengalami proses perubahan
biologis seperti perubahan bentuk, ukur an, maupun volumenya termasuk tumbuhan jagung.
Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme tersebut mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana
makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme.
Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Proses pertumbuhan biasanya
diikuti dengan pertambahan berat tubuh. Pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang
merupakan proses saling terkait. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diawali dengan
pertumbuhan bakal biji dan bakal buah .
Tahap berikutnya yaitu perkecambahan. tumbuhan yang telah mengalami
perkecambahan kemudian akan mengalami pertumbuhan sampai akhirnya menjadi
tumbuhan dewasa yang dapat menghasilkan biji kembali. Pertumbuhan pada tanaman dapat
dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah
banyak dan bertambah besar. Suatu kecambah akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh.
Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan, yaitu proses menuju kedewasaan
secara seksual di mana tanaman sudah siap untuk menghasilkan keturunan.
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan salah satunya adalah
suhu atau temperature. Suhu udara berpengaruh besar dengan kesuaian tanaman yang akan
dibudidayakan. Suhu pada prinsipnya adalah kandungan energy panas pada suatu objek, dan
bersumber dari radiasi matahari (solar energy) sehingga faktor suhu sangat berkaitan dengan
faktor radiasi cahaya matahari. Suhu dipermukaan bumi sangat bervariasi oleh karena
perbedaan tinggi tempat (altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai contoh, suhu udara di
padang pasir dapat mencapai 58 derajat celcius pada siang hari dan -40 derajat celcius di
kutub.
Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh aktivitas metabolism yang terkendali oleh faktor
lingkungan diantaranya suhu. Proses fotosintesis berjalan baik pada suhu sekitar 21 derajat
celcius dan dalam kondisi demikian proses pembentukan glukosa relatif ancar sehingga
kesempatan untuk mengantarkan fotosintat keseluruh tubuh cukup tinggi. Namum
demikian, pada suhu yang relatif rendah kesempatan tersebut terhambat oleh ketersediaan
energi karena proses pembakaran atau respirasi pada suhu rendah akan menghasilkan energi
yang relatif kecil. Kita ambil contoh tumbuhan - tumbuhan dimana tanaman layaknya
mempunyai keinginan akan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan
baik bila syaratnya tidak terpenuhi, juga berpengaruh pada proses pematangan buah makin
tinggi suhu makin cepat proses pematangan buah. Dengan suhu yang tinggi benih – benih
akan mengadakan metabolisme lebih cepat, akibatnya apabila benih – benih di biarkan aatau
di tanam pada dataran atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada
tanaman juga ada suhu maksimum atau suhu optimum yag diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung ?
2. Suhu yang manakah yang paling baik untuk pertumbuhanprimer tanaman jagung ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung
2. Untuk mengetahui suhu yang manakah yang paling baik untuk pertumbuhanprimer
tanaman jagung
1.4 Manfaat Penelitian
1. Agar pembaca mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung
2. Agar pembaca mengetahui suhu yang manakah yang paling baik untuk
pertumbuhanprimer tanaman jagung
3. Sebagai bahan referensi dalam laporan penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup meliputi
perubahan ukuran berupa pertambahan tinggi, besarnya dan juga berat. Pertumbuhan ini bersifat
kuantitatif , artinya dapat diukur dan dilihat langsung. Alat yang dapat digunakan untuk
mengukur pertumbuhan pada tanaman disebut dengan auksanometer ( busur tumbuh ).
Pertumbuhan juga bersifat irreversibel, artinya tidak akan berubah kembali ke asal, karena
makhluk hidup yang sudah mengalami pertumbuhan tidak akan bisa mengecil kembali.
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada
ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif
membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini
memiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-
sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.
Pertumbuhan pada Ujung Akar. Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk
tanaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari jaringan
meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini terdapat pada
ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau
panjangnya tanaman. Bagian yang paling cepat tumbuh terletak pada daerah bagian
belakang ujung akar, karena pada bagian ujung akar tersebut terdapat tiga macam daerah
titik tumbuh yaitu daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Semakin jauh dari ujung akar maka pertumbuhannya akan semakin lambat, seperti
tampak pada Gambar.
Gambar 1.5 Sayatan memanjang ujung akar
Terlihat terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini terdapat di bagian ujung. Selsel
pada daerah ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematik. Di belakang daerah
pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk membesar dan
memanjang, daerah ini dinamakan daerah pemanjangan sel. Setelah sel-selnya membelah
dan memanjang maka sel-selnya akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki
struktur dan fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi.
Kemudian sel-sel di belakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi
jaringan-jaringan akar, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.
Pertumbuhan pada Ujung Batang. Sama seperti halnya akar, pada ujung batang
juga terdapat titik tumbuh. Titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan bakal
daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu
terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah
diferensiasi. Gambar memperlihatkan pada daerah meristematik terdapat titik tumbuh
(meristem apikal) dan bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat
dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan
melengkung di atas titik tumbuh. Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh
membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tampak. Pada daerah
diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder
pusat.
Zona Diferensiasi Sel
Zona Pemanjangan Sel
Zona Pembelahan Sel
Gambar Penampang ujung batang
Setelah pertumbuhan tanaman muda hingga mencapai tanaman dewasa, proses
pertumbuhan tanaman tersebut melambat atau disebut periode perlambatan yang
ditandai dengan pertumbuhannya menjadi lambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi
pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa
perkembangan menuju tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya
penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada
kedewasaannya.
b) Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang.
Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium
dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
2.2 Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-
150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua
untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun
tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan (Anonim, 2007). Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi
dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
O r d o : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
2.2.1 Morfologi Jagung
a) Batang
Batang jagung tidak berlubang seperti batang padi tetapi padat dan berisi berkas-
berkas pembuluh sehingga semakin memperkuat tegakan tanaman. Hal ini juga
didukung jaringan kulit yang keras dan tipis yang terdapat pada batang sebelah luar.
Secara umum, rata-rata tinggi tanaman berkisar antara 60-300 cm. Batang jagung
beruas pada bagian pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar
antara 8-21. jumlah ruas tergantung pada varietas jagung (anonim,1993).
b) Daun
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri
dari 8-48 helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak
daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.
Antara kelopak dan helaian daun terdapat lidah daun atau disebut dengan ligula.
Permukaan daun tanaman jagung pada umumnya berbulu dan pada bagian bawah
permukaan daun tidak berbulu (Purwono dan Hartono,2006).
c) Sistem Perakaran
Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar
udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikel atau akar primer ditambah
dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar pada
buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat biji
berkecambah. Akar koronal merupakan akar yang tumbuh dari bagian dasar pangkal
batang. Akar-akar ini tumbuh ke arah atas dari jaringan batang setelah plumula
muncul. Akar udara merupakan akar yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan
tanah, tetapi dapat masuk ke dalam tanah (Rukmana,2006).
d) Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu
tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga.
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam
tongkol. Tongkol tumbuh dari satu buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga betina, beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih
dari satu tongkol produktif. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari lebih dini daripada bunga betina (Anonim, 2006).
e) Buah
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung
mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung
pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat
secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; a) pericarp yang merupakan lapisan tipis terluar
pada biji, (b) endosperm (82%) sebagai cadangan makanan, dan (c) embrio (11,6%)
(Rukmana, 2006).
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan pokok dunia setelah gandum dan padi.
Di Indonesia, jagung merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Jagung juga sebagai sumber
karbohidrat paling memenuhi syarat sebagai pengganti beras, karena kalori jagung hampir sama
dengan beras dan mempunyai protein yang banyak. Kandungan Gizi Jagung per 100 gram bahan
adalah:
Kalori : 355,00 Kalori
Protein : 9,20 gr
Lemak : 3,90 gr
Karbohidrat : 73,70 gr
Kalsium : 10,00 mg
Fosfor : 256,00 mg
Ferrum : 2,40 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12,00 gr
2.3 Suhu
Suhu pada prinsipnya adalah kandungan energy panas pada suatu objek, dan bersumber dari
radiasi matahari (solar energy) sehingga faktor suhu sangat berkaitan dengan faktor radiasi
cahaya matahari.Suhu dipermukaan bumi sangat bervariasi oleh karena perbedaan tinggi tempat
(altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai contoh, suhu udara di padang pasir dapat
mencapai 58 derajat celcius pada siang hari dan -40 derajat celcius di kutub.
2.4 Suhu dan Tanaman Jagung
Suhu yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21°C – 30°C dengan suhu optimum antara
23°C – 27°C. Pada tumbuhan, perubahan suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan, fotosintesis,
respirasi dan transpirasi. pada umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh dibawah suhu 0oC dan
diatas 45oC.
Pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu akan pada
umumnya akan menunjukkan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhannya. Setiap tumbuhan
memiliki adaptasi terhadap perubahan temperatur seperti tumbuhan tropis yang peka terhadap
temperatur tinggi namun tidak peka terhadap temperatur yang mencapai titik beku (Shry &
Reiley, 2011).
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan dengan
kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki
suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang
paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga
mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum
merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu
minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.
Temperatur atau suhu yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan
tumbuhan . Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan
meningkatkan proses transipasi (penguapan air yang umumnya melalui daun). Selain itu,
temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses
metabolisme.
Temperature untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.
Temperature yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat tinggi
berkisar antara 0°C hingga 45°C. Temperature optimum untuk pertumbuhan jagung (zea mays)
berkisar antara 30°C - 35°C. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperature sekitar 10°–
38°C untuk pertumbuhannya. Sebenarnya, temperature optimum pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut. Tumbuhan
yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperatur yang relative lebih tinggi dibandingkan
tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.
2.4.1 PENGARUH SUHU MINIMUM TERHADAP TANAMAN
Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan terhenti,
karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu. Suhu yang rendah akan berakibat
absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena transpirasi meningkat. Apabila kekurangan air
ini terus-menerus tanaman akan rusak. Hubungan suhu yang rendah dengan dehidrasi
dalam jaringan tanaman adalah, apabila suhu rendah, viskositas air naik dalam membran
sel, sehingga aktivitas fisiologis sel-sel akar menurun. Di samping itu, suhU yang rendah
akan berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba tanah. Laju pertumbuhan populasi
mikroba menurun dengan menurunnya suhu sampai di bawah 0oC. Sehingga banyak proses
penguraian bahan organik dan mineral esensial dalam tanah yang terhalang. Aktivitas
nitrobakteria menurun dengan menurunnya suhu, sehingga proses nitrifikasi berkurang.
Tanaman tropik memperlihatkan pertumbuhan yang terhambat pada suhu 20oC, laju
pertumbuhan menurun dengan pesat menjelang suhu 10oC. Pada umumnya respirasi
menurun dengan menurunnya suhu dan menjadi cepat bila suhu naik. Pada suhu yang amat
rendah respirasi terhenti dan biasanya diikuti pula terhentinya fotosintesa. Kondisi ini dapat
diartikan tercapainya suhu vital. Suhu vital berbeda sedikit di atas titik beku.
Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda,
tunas, bunga dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu
rendaah tergantung pada, keadaan air, keadaan unsur hara, morfologis dan kondisi fisiologis
tanaman.
2.4.2 Pengaruh Suhu Optimum terhadap Tanaman
Laju pertumbuhan tanaman berjalan pada kecepatan maksimum bila suhu berada pada
kondisi optimum (suitable), kalau faktor-faktor lain tidak menjadi pembatas (limiting
factor).
Dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan berbeda tidak
nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan pertumbuhan bertambah tinggi bila semakin
dekat dengan suhu optimum. Sedangkan pada jarak suhu optimum ke suhu maksimum,
kecepatan pertumbuhan pada umumnya menurun, kecuali pada jenis tanaman tertentu
pertumbuhan berlangsung cepat. Pada suhu optimum, dan tanaman tidak stress air suhu
daun mengikuti suhu udara dan suhu akar akan mengikuti suhu tanah.
Urutan pengaruh suhu terhadap fungsi tanaman adaalah sebagai berikut:
Pertumbuhan
Pembelahan sel
Fotosintesa
Respirasi
Panas memberika energi untuk beberapa fungsi tanaman agar tanaman dapat
melaksanakan proses-proses fisiologisnya. Suhu juga mempengaruhi produk sintesa dan
metabolisme tanaman. Pada suhu rendah tanaman terangsang untuk membentuk
polysakarida lebih banyak, karena respirasi menurun. Hal ini tentu berkaitan dengan
kegiatan fotosintesa sebelumnya. Laju akumulasi karbohidrat akan lebih cepat bila suhu
semakin menurun menjelang panen.
Tanaman di daerah sedang (temperate), suhu optimum untuk fotosintesa lebih rendah
dibandingkan dengan suhu optimum untuk respirasi. Fotosintesa tanaman menurun
aktivitasnya bila suhu tidak favoraible. Menurut Leopold (1964), suhu optimum untuk
fotosintesa berkisar antara 10oC sampai 30oC, di atas atau di bawah suhu tersebut laju
fotosintesa berkurang, tetapi juga tergantung pada jenis tanaman.
Tanaman cepat tua bila suhu berada di atas suhu optimum pada tahap vegetatif, tetapi
apabila suhu tinggi pada fase menjelang panen pengaruh suhu tidak kentara. Seperti telah
disebutkan terdahulu bahwa hubungan linear antara suhu dengan beberapa proses fisiologis
dan morfologis tanaman hanya sampai batas suhu tertentu, atau hanya sampai batas
tercapainya suhu optimum.
2.4.3 Pengaruh Suhu Maksimum terhadap Tanaman
Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu, respirasi rendah bahkan terhenti pada suhu 0oC
dan maksimal pada suhu 30oC-40oC. Respon respirasi terhadap suhu tidak sama pada jenis
tanaman dan pada setiap tahap perkembangan tanaman. Pada tanaman tropis respirasi
maksimal terjadi pada suhu 40oC, dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 30oC.
Suhu tinggi (di atas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus respirasi dan
absorpsi air. Bila suhu udara meningkat, laju transpirasi meningkat, karena penurunan
defisit tekanan uap dari udara yang hangat dan suhu daun tinggi, yang mengakibatkan
peningkatan tekanan uap air padanya. Kelayuan akan terjadi apabila laju absorpsi air
terbatas karena kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler atau sistem perakaran. Tingkat
kerusakan akibat suhu tinggi, lebih besar pada jaringan yang lebih muda, karena terjadi
denaturasi protoplasma oleh dehidrasi.
Pada saat pembentukan sel generatif, suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem
pembelahan mitosis yang berlangsung dengan cytokinesis. Hal ini terlihat dengan adanya
kegagalan pembentukan biji, karena pollen grain yang terbentuk steril.
Pada suhu 45oC akan mengganggu aktivitas enzim, di antaranya enzim proteinase dan
enzim peptidase. Enzim proteinase berfungsi untuk merombak protein menjadi lipids.
Sedangkan enzim peptidase merombak peptids menjadi asam amino. Oleh karena itu tidak
berkecambahnya biji (terutama kedele dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan
metabolisme biji yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar yakni asam amino, ( Jumin:
1992)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di rumah Mila Nur Azizah Jl. Sultan Hasanudin mulai tanggal
29 Agustus sampai 5 September 2013.
3.2 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1.Polybag 6 buah 1. Bibit jagung 6 bibit
2. penggaris 2.tanah humus
3.termometer 3.air secukupnya
4.alat tulis
5. sekrup kecil
6.buku catatan
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan bibit jagung
2. Menyiapkan tanah
3. Mengisi 6 polybag dengan tanah kemudian ditanamkan bibit jagung
4. mengukur tinggi bibit jagung mula-mula
5. Menyiramnya
6. Menaruhnya di tempat yang berbeda ,pertama di kamar dengan suhu 27 derajat
celcius
7. Kedua ditempatkan di kulkas suhu (6 derajat Celcius)
8. Ketiga ditempatkan di luar ruangan suhu (31 derajat celcius)
9. menyiram secara teratur
10. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi
3.4 Variabel
3.4.1 Variabel bebas :
Suhu tempat penelitian tanaman jagung
Tanaman 1 : suhu 27o (kamar)
Tanaman 2 : suhu 6oC (kulkas)
Tanaman 3 : suhu 31oC (luar ruangan)
3.4.2 Variabel terikat :
Pertumbuhan primer tanaman jagung
3.4.3 Variabel Terkontrol
1. Jenis bibit jagung
2. Ukuran wadah
3. Media penanaman
4. Intensitas penyiraman
3.5 Tabel Pengamatan
hari keTanman 1 Tanaman 2 Tanaman 3
A B A B A BTinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
01234567
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
hari keTanman 1 Tanaman 2 Tanaman 3
A B A B A BTinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm)
0 7 5 6 5 7 51 8.5 5,5 6,5 5,2 7,2 5,52 10,1 6,8 6,5 5,2 7,6 5,83 15,1 8,7 6,6 5,6 7,6 5,84 21 13,8 6,6 5,6 7,8 6,75 28 18,5 6,8 6 8,1 7,2
4.2 Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh, tumbuhan pada setiap suhu mengalami
pertumbuhan. Tetapi pada suhu optimallah (suhu 27°C) tanaman mengalami
pertumbuhan paling baik. Sesuai dengan dasar teori, apabila suatu tanaman berada di
suhu optimum, maka enzim-enzim akan bekerja secara maksimal sehingga proses
fotosintesis bekerja secara optimal. Ada faktor-faktor yang mungkin berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman jagung seperti intensitas cahaya yg berbeda, perbedaan
kelembaban, dll.
Dan pada tanaman 2 pertumbuhannya agak terhambat karena tanaman tersebut
diletakkan di suhu yang tidak optimum. Begitu juga pada tanaman ketiga
pertumbuhannya juga terhambat karena tidak diletakkan di suhu optimum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Tanaman jagung tumbuh paling baik pada suhu optimal
Pada suhu minimum, pertumbuhan jagung terjadi paling lambat
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://paretmesjed.blogspot.com/2011/04/pengaruh-suhu-terhadap-tanamanan.html
2. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pengaruh-suhu-terhadap-pertumbuhan-
tanaman.html
3. http://birohmah.unila.ac.id/pengaruh-suhu-maksimum-terhadap-pertumbuhan-tanaman/
4. http://budisma.web.id/pengertian-pertumbuhan-primer.html
5. http://pagemenu.blogspot.com/2012/09/karakterisrik-dan-ciri-ciri-tanaman_29.html
6. http://www.tanijogonegoro.com/2013/01/mengenal-tanaman-jagung.html
7. http://budisma.web.id/pengaruh-faktor-luar-eksternal-terhadap-pertumbuhan-
tumbuhan.html