Upload
rahmadi-sang-penchari
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangngan jaman yang pesat dan majunya teknologi
membuat perkembangan kurikulum semakin pesat. Banyak model-model
kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan
siswa dan mengembangkan potensi siswa maka di buat sebuah kurikulum.
Dalam pemilihan model kurikulum pengguna harus melihat kondisi siswa,
peralatan atau fasilitas dan lingkungan. Menurut Nadler model yang baik
adalah model yang dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan
memahami suatu proses secara mendasar dan menyuluruh. Hal ini berarti
model pengembangan kurikulum yang baik adalah model yang dapat
membantu para pengembang kurikulum dalam mengembangkan kurikulum
dilapangan. Tetapi pada kenyataannya banyak model yang terlalu tinggi
gradenya sehingga siswa tidak dapat mengikuti alur kurikulum yang telah
diterapkan. Model kurikulum yang simple, komprehensif dan sistematik ( bisa
di bilang sederhana ) akan mudah untuk diterapkan. Mesikipun sederhana
tetapi banyak komponen yang saling terkait dan banyak pokok-pokok yang
mampu menunjang dalam pengembangan potensi siswa.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum menurut Oliva?
2. Apa saja komponen pengembangan kurikulum menurut Oliva?
3. Apa fungsi pengembangan kurikulum bagi guru?
4. Bagaimana hubungan antara kurikulum dan pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum menurut Oliva.
2. Untuk mengetahui komponen pengembangan kurikulum menurut
Oliva.
3. Untuk mengetahui fungsi pengembangan kurikulum bagi guru.
4. Untuk mengetahui hubungan antara kurikulum dan pembelajaran
menurut Oliva.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah
perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana
perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Sedangkan
kesempatan belajar yang dimaksud adalah hubungan yang telah
direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan peralatan, dan
lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan terjadi. Ini terjadi
bahwa semua kesempatan belajar direncanakan oleh guru, bagi para siswa
sesungguhnya adalah ”kurikulum itu sendiri”. Oleh karena itu dalam
memahami pengembangan kurikulum dengan lebih baik lagi guru dapat
terlebih dahulu mempelajari model-model pengembangan kurikulum agar
lebih mudah mempelajari bagaimana cara mengembangkan kurikulum
tersebut.
Menurut Nadler model yang baik adalah model yang dapat
menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara
mendasar dan menyuluruh. Hal ini berarti model pengembangan
kurikulum yang baik adalah model yang dapat membantu para
pengembang kurikulum dalam mengembangkan kurikulum dilapangan.
(http://intanrumapea.wordpress.com/2014/06/18/ ).
Terdapat berbagai macam model-model pengembangan kurikulum.
Salah satunya adalah pengembangan kurikulum Oliva. Menurut Oliva
suatu model kurikulum haruslah simpel, komprehensif dan sistematik.
Meskipun model ini menggambarkan beberapa proses yang berasumsi
pada model sederhana tetapi model ini terdiri dari dua belas komponen
4
yang saling terkait satu dengan yang lain
(http://www.psb-psma.org/content/blog/2014/06/18/ ).
B. Komponen Pengembangan Kurikulum Oliva
Pengembangan kurikulum menurut Oliva terdiri dari 12 komponen
yang saling berkaitan, yang pokok-pokoknya digambarkan sebagai
berikut:
1. Menetapkan dasar filsafat yang digunakan dan pandangan tentang
hakikat belajar dengan mempertimbangkan hasil analisis
kebutuhan umum siswa dan kebutuhan masyarakat.
2. Menganalisis kebutuhan masyarakat tempat sekolah itu berada,
kebutuhan khusus siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus
diajarkan.
3. Merumuskan tujuan umum kurikulum yang didasarkan kepada
kebutuhan seperti yang tercantum pada langkah sebelumnya.
4. Merumuskan tujuan khusus kurikulum yang merupakan penjabaran
dari tujuan umum kurikulum.
5. Mengorganisasikan rancangan implementasi kurikulum.
6. Menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan umum
pembelajaran.
7. Merumuskan tujuan khusus pembelajaran.
8. Menetapkan dan menyeleksi strategi pembelajaran yang
dimungkinkan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
9. Menyeleksi dan menyempurnakan teknik penilaian yang akan
digunakan.
10. Mengimplementasikan strategi pembelajaran.
11. Mengevaluasi pembelajaran.
12. Mengevaluasi kurikulum.
5
Menurut Oliva, model yang dikembangkannya ini dapat digunakan
dalam tiga dimensi, yaitu: pertama, bisa digunakan untuk penyempurnaan
kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus seperti bidang studi
tertentu di sekolah, baik dalam tataran perencanaan kurikulum maupun
dalam proses pembelajarannya. Kedua, bisa digunakan untuk membuat
keputusan dalam merancang suatu program kurikulum. Ketiga, bisa
digunakan dalam mengembangkan program pembelajaran secara lebih
khusus. (https://plus.google.com/2014/06/18/)
C. Langkah Pengembangan Kurikulum Model Oliva
Model Oliva, yang berprinsip bahwa kurikulum itu harus sederhana,
komprehensif dan sistematis. Secara siklus garis besar dan berurutan terdiri atas
uraian filosofis, uraian tujuan pembelajaran umum (goals), dan tujuan
pembelajaran khusus (objectives), desain perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Model Oliva:
Langkah-langkah model kurikulum ini dikenal sebagai The Twelve-
Components, tetapi dapat diuraikan menjadi 17 (tujuh belas) langkah, yaitu:
1) Merinci kebutuhan-kebutuhan peserta didik secara umum
2) Merinci kebutuhan-kebutuhan masyarakat
3) Menuliskan pernyataan filosofis dan tujuan pendidikannya.
4) Merinci kebutuhan-kebutuhan peserta didik di sekolah masing-masing.
5) Merinci kebutuhan-kebutuhan komunitas tertentu
6) Merinci kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan mata pelajaran
7) Merinci Tujuan Institusional
8) Merinci Tujuan Kurikuler
9) Mengorganisasi dan mengimplementasikan kurikulum
10) Merinci Tujuan Pembelajaran Umum
11) Merinci Tujuan Pembelajaran Khusus
12) Memilih strategi-strategi pembelajaran
13) Memulai menyeleksi strategi-strategi evaluasi
6
14) Melaksanakan strategi-strategi pembelajaran
15) Melakukan seleksi terakhir atas strategi-strategi evaluasi
16) Mengevaluasi dan memodifikasi komponen-komponen pembelajaran
17) Mengevaluasi dan memodifikasi komponen-komponen kurikulum
D. Fungsi Pengembangan Kurikulum Bagi Guru
Berkenaan dengan model-model pengembangan kurikulum, maka
fungsi model pengembangan kurikulum bagi guru adalah:
1. Sebagai pedoman bagi guru untuk memilih model pengembangan
yang sesuai dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di
lapangan.
2. Sebagai bahan pengetahuan untuk melihat lahirnya bagaimana
sebuah kurikulum tercipta dari mulai perencanaan sampai
pelaksanaan di lapangan, yang mungkin selama ini guru hanya
mengetahui bahwa kurikulum itu sebagai sesuatu yang siap saji.,
padahal melalui proses yang panjang sesuai dengan model mana
yang dipilih oleh pengembang kurikulum atau pengambil
kebijaksanaan.
3. Sebagai bahan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan
visi, misi, karakteristik, dan sesuai dengan pengalaman belajar
yang diharapkan atau dibutuhkan oleh siswa.
4. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakan
bagian tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab
dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
5. Sebagai bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan
tentang model pengembangaan kurikulum yang digunakan suatu
sekolah, yang nantinya diharapkan untuk memperbaiki kurikulum
yang dilaksanakan. (http://intanrumapea.wordpress.com
/2014/06/18)
E. Hubungan Kurikulum Dan Pembelajaran
7
Oliva (1992) menyatakan bahwa kurikulum berkaitan dengan apa yang
harsus diajarkan, sedangkan pengajaran mengacu pada bagaimana cara
mengajarkannya. Menurut Oliva kurikulum berhubungan dengan sebuah
program, sebuah perencanaan, isi atau materi pelajaran serta pengalaman
belajar, sedangkan pengajaran berkaitan dengan metode, tindakan
mengajar, implementasi dan presentasi.
Peter F. Oliva (1992) menggambarkan kemungkinan hubungan antara
kurikulum dengan pengajaran dalam beberapa model sebagai berikut:
1. Model dualistis (the dualistic model)
Pada model ini kurikulum dan pengajaran terpisah. Keduanya tidak
bertemu. Kurikulum yang seharusnya menjadi imput dalam menata
sistem pengajaran tidak tampak. Demikian juga pengajaran yang
semestinya memberikan balikan dalam proses penyempurnaan
kurikulum tidak terjadi, karena kurikulum dan pengajaran berjalan
sendiri. Model ini digambarakan sebagai berikut :
Model 1. Model Dualistis
2. Model berkaitan (the interlocking model)
Dalam model ini kurikulum dan pengajaran dianggap sebagai suatu
sistem yang keduanya memiliki hubungan. Kurikulum dan pengajaran
maupun sebaliknya pengajaran dan kurikulum ada bagian yang
berkaitan, sehingga keduanya memiliki hubungan. Digambarkan
sebagai berikut :
Model 2. Model berkaitan
8
3. Model konsentris (the concentric model)
Pada model ini kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan dengan
kemungkinan kurikulum bagian dari pengajaran atau pengajaran
bagian dari kurikulum. Di sini ada ketergantungan satu dengan yang
lain. Model konsentris ini digambarkan sebagai berikut :
Model 3. Model berkaitan
4. Model Siklus (the ciclical model)
Model ini menggambarkan hubungan timbal balik antara kurikulum
dan pengajaran. Keduanya dianggap saling mempengaruhi. Segala
yang ditentukan dalam kurikulum akan menjadi dasar dalam proses
pelaksanaan pengajaran. Sebaliknya yang terjadi dalam pengajaran
dapat memengaruhi keputusan kurikulum selanjutnya. Dalam model
ini hubungan keduanya sangat erat meski kedudukannya terpisah yang
berarti dalam analisis juga terpisah. Digambarkan sebagai berikut :
Model 4. Model Siklus
(http://willzen.blogspot.com/2014)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
menurut Oliva adalah suatu model kurikulum yang harus simpel,
komprehensif dan sistematik. Terdapat 12 komponen pengembangan
kurikulum yang saling berkaitan dari menetapkan dasar filsafat yang
digunakan sampai mengevaluasi kurikulum.
Pengembangan kurikulum juga mempunyai fungsi bagi guru. Salah
satunya sebagai pedoman bagi guru untuk memilih model
pengembangan yang sesuai dengan pelaksanaan pengembangan
kurikulum di lapangan.
Oliva juga menggambarkan kemungkinan hubungan antara
kurikulum dengan pengajaran dalam empat model, yaitu: Model
dualistis, Model berkaitan, Model konsentris, dan Model Siklus.
B. Saran
Penggunaan kurikulum yang terlalu tinggi gradenya akan membuat
perkembangan siswa tidak maksimal. Analisis terhadap kondisi siswa,
fasilitas yang ada dan kondisi lingkungan akan memaksimalkan potensi
dan memudahkan dalam pemilihan kuriklum yang cocok untuk di
terapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto. 2009. Manajemen Pengembangan kurikulum. Online. (http://www.psb-
psma.org/content/blog/manajemen-pengembangan-kurikulum, diakses pada
hari Rabu, 18 Junil 2014 pukul 09.14 WITA)
Madiya, I Wayan. 20011. Pengembangan Kurikulum Model Oliva. Online.
(https://plus.google.com/100070004133669822233/posts/F6un7xySXsr,
diakses pada hari Rabu, 18 Junil 2014 pukul 09.14 WITA)
Mustofa, M. Zaeni. 2011. Kurikulum Dan Pembelajaran Kurikulum. Online.
(http://willzen.blogspot.com/2011/12/kurikulum-dan-pembelajaran-
kurikulum.html, diakses pada hari Rabu, 18 Junil 2014 pukul 09.14 WITA)
Rumapea, Intan. 2011. Model-model Pengembangan Kurikulum Dan Fungsinya
Bagi Guru. Online. (http://intanrumapea.wordpress.com/2011/10/22/model-
model-pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/, diakses pada
hari Rabu, 18 Junil 2014 pukul 09.14 WITA)