38
1 BAB I PENDAHULUAN Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan serta hasil pembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik melalui pembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga guru dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada. Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar.

MAKALAH KONSEP KURIKULUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang

dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan serta hasil

pembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik melalui

pembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga guru

dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada.

Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat

berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan

sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk

disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan

sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk

mengajar dan siswa untuk belajar.

Page 2: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

2

BAB II

PEMBAHASAN

Aliran atau teori pendidikan memiliki model konsep kurikulum dan

praktek pendidikan yang berbeda :

A. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut subjek

kurikulum akademis.

B. Model konsep kurikulum pendidikan pribadi disebut kurikulum

humanistik.

C. Model konsep kurikulum interaksionis disebut kurikulum rekonstruksi

sosial.

D. Model konsep kurikulum teknologi pendidikan disebut kurikulum

teknologis.

A. Kurikulum Subjek Akademis

Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak

sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini sampai

sekarang, walaupun telah berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah

tidak dapat melepaskan tipe ini. Kurikulum ini sangat praktis, mudah

disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek

akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan

esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan

dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu. Fungsi

pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu

tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar

Page 3: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

3

adalah belajar menguasai ilmu sebanyak- banyaknya. Orang yang berhsail

dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi

pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru. Kurikulum ini

bersumber dari pendidikan klasik , yang berorientasi pada masa lalu, isi

pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu sesuai dengan bidang

disiplinnya para ahli , masing- masing telah mengembangkan ilmu secara

sistematis, logis, dan solid.

Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada

materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur

memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang

dipilih sangat bergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam mata

pelajaran tersebut1.

Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis

1. Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan , murid-murid belajar

bagaimana memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan sekedar

mengingat-ingatnya.

2. Studi yang bersifat integratif ini merupakan respon terhadap

perkembangan masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan yang

lebih komprehensif - terpadu.

3. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah fundamentalis. Mereka tetap

mengajar berdasar mata pelajaran dengan menekankan membaca ,menulis,

1 Anwar Yasin,Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta,Balai Pustaka, 1987, h. 25 2 Beeby, C.E,, Pendidikan Di Indonesia, Penilaian Dan Pedoman Perencanaan, Jakarta,LP3ES, h. 88

Page 4: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

4

dan memecahkan masalah matematis. Pelajaran yang lain dipelajari tanpa

dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam

kehidupan2

1. Ciri-ciri Kurikulum Subjek Akademis :

Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri

berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan

kurikulum subjek akademi adalah pemberian pengetahuan yang solid

serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian

Dengan berpengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu/ para siswa

diharapkan memiliki konsep-konsep dan cara-cara yang dapat terus

dikembangkan dalam masyarakat yang lebih luas. Para siswa harus

belajar menggunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongan-

dorongannya. Sekolah haru membebankan kesempatan kepada para

siswa untuk merealisasikan kemampuan mereka menguasai warisan

budaya dan jika munekuninya. Metode yang paling banyak digunakan

dalam kurikulum subjek akademis adalah metode ekspositori dan

inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi(dilaksanakan)

siswa sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun secara

sistematis,dengan ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji. Dalam

materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah pentmg,

kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya. Melalui proses

tersebut para siswa akan menemukan, bahwa kemampuan berpikir dan

mengamati digunakan dalam ilmu ke alaman logika digunakan dalam

Page 5: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

5

matematika, bentuk dan perasaan digunakan dalam koherensi dalam

sejarah. Mereka mempelajari buku-buku standar untuk memperkaya

pengetahuan,dan untuk memahami budaya masa lalu dan mengerti

keadaan masa kini. Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran)

kurikulum subjek akademis. Pola-pola tersebut di antaranya :

1. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang

dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran

lainnya.

2. Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan

pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu yang mencakup

materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.

3. Integrated curriculum. Kalau dalam unified masih tampak warna

disiplin ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin ilmu

tersebut tidak tampak.

2. Pemilihan Disiplin Ilmu

Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang

kurikulum subjek akademis adalah bagaimana memilih materi

pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Apabila ingin

memiliki penguasaan yang cukup mendalam maka jumlah disiplin

ilmunya harus sedikit. Apabila hanya mempelajari sedikit disiplin ilmu

maka penguasaan para siswa akan sangat terbatas, sukar

menerapkannya dalam kehidupan masyarakat secara luas. Apabila

disiplin ilmunya cukup banyak, maka tahap penguasaannya akan

Page 6: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

6

mendangkal. Anak-anak akan tahu banyak tetapi pengetahuannya

hanya sedikit-sedikit (tidak mendalam). Ada beberapa saran untuk

mengatasi masalah tersebut, yaitu:

1. Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh

(comprehensiveness) dengan menekankan pada bagaimana cara

menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.

2. Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility), memilih

dalam menentukan aspek-aspek dari disiplin ilmu yang sangat

diperlukan dalam kehidupan masyarakat.

3. Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan

yang menjadi dasar (prerequisite) bagi penguasaan disiplin-disiplin

ilmu.

4. Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan analitik para

pengembang kurikulum subjek akademis.

B. Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan

humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi

(personalized education) yaitu John Dewey (Progressive Education) dan

J.J. Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat

utama activity kepada siswa agar mereka bertolak dari asumsi bahwa anak

atau siswa. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai segi potensi, punya

kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Para pendidik humanis juga

berpegang pada konsep Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan satu

Page 7: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

7

kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan dan diarahkan kepada membina

manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi

sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).

a. Konsep Dasar. Bertolak dari asumsi bahwa anak / siswa adalah yang

pertama dan utama, menjadi pusat kegiatan pendidikan mempunyai

potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Terdapat

beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, antara

lain :

1. Konfluen , menekankan keutuhan pribadi. Individu merespon secara

utuh (pikiran, perasaan, tindakan ) terhadap kesatuan yang menyeluruh

dari lingkungan. Kurikulum Konfluen, menyatukan segi-segi afektif

dengan segi-segi kognitif. Kurikulum konfluen mempunyai beberapa

ciri utama yaitu:

a. Partisipasi. Kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam

belajar. Kegiatan belajar adalah belajar bersama, melalui

berbagai aktivitas kelompok. Melalui partisipasi dalam

kegiatan bersama murid-murid dapat mengadakan perundingan,

persetujuan, pertukan kemampuan, bertanggung jawab

bersama, dan lain-lain. Ini menunjukkan ciri yang non-otoriter

dari pendidikan konfluen.

b. Integrasi. Melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan

kelompok terjadi meninteraksi, interpenetrasi, dan integrasi

dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan.

Page 8: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

8

c. Relevansi. Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan

kehidupan murid karena diambil dari dunia murid oleh murid

sendiri untuk hal demikian sudah tentu akan lebih berarti bagi

murid baik secara intelektual maupun emosioanal.

Dasar dari kurikulum konfluen adalah Psikologi Gestalt yang

menekankan keutuhan, kesatuan, keseluruhan. Teori yang mendukung

siswa pandangan ini adalah Eksistensialisme yang memusatkan

perhatiannya pada apa yang terjadi sekarang di tempat ini. Apa yang

menjadi tujuan kurikulum diukur oleh apakah hal itu bermanfaat bagi kita

sekarang. Apakah hal itu akan memperbaiki kehidupan kita sekarang.

Prinsip pengajarannya menerapkan prinsip terapi Gestalt, yang

menekankan keterbukaan, kesadaran, keunikan, dan tanggung jawab

pribadi.

Hal-hal di atas sangat esensial dalam perkembangan individu yang

sehat, yang matang. Pengajaran lebih menekankan kepada tanggung jawab

pribadi dari pada kompetisi. Tidak ada jawaban yang salah atau benar

dalam pengajaran konfluen.

2. Metode belajar konfluen :

1. Topik-topik yang mengandung Self Judgement.

2. Materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai , tema atau isu-isu

yang muncul secara spontan.

3. Pengajaran humanistik memfokuskan proses aktualisasi diri.

b. Karakteristik Kurikulum Humanistik :

Page 9: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

9

Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik,

tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Kurikulum befungsi

menyediakan pengalaman pengetahuan berharga untuk membantu

memperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan

pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis

yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi siswa.

kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, dan orang lain.

Semua itu merupakan bagian dari cita-cita perkembangan manusia

yang teraktualisasi(self actualizing person). Seseorang yang

mengakutalisasikan diri adalah orang yang telah mencapai

keseimbangan (harmoni) perkembangan seluruh aspek pribadinya

baik aspek kognitif, estetika, maupun moral. Seorang dapat bekerja

dengan baik bila memiliki karakter yang baik pula. Kurikulum

humanistik menuntut hubungan emosional yang baik antara guru

dan murid. Guru selain harus mampu menciptakan hubungan yang

hangat dengan murid juga mampu menjadi sumber inspiratif.

Kurikulum humanistik menekankan integrasi yaitu kesatuan

perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosfonal

dan tindakan. Kurikulum humanistik juga menekankan

keseluruhan. Kurikulum harus mampu memberikan pengalaman

yang menyeluruh, bukan pengalaman yang terpenggal-penggal.

Dalam evaluasi, kurikulum humanistik berbeda dengan

yang biasa, Model ini mengutamakan proses daripada hasil. Kalau

Page 10: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

10

subjek akademis mempunyai kriteria pencapaian, maka dalam

kurikulum humanistik tidak ada kriteria. Sasaran mereka adalah

perkembangan anak supaya menjadi manusia yang lebih terbuka,

lebih berdiri sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan hendaknya

bermanfaat bagi siswa. Kegiatan belajar yang baik adalah yang

memberikan pengalaman yang akan membantu para siswa

memperluas kesadaran akan dirinya.2

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an

menyampaikan gagasannya tentang rekonstruksi sosial. Dalam

raasyarakat demokratis seluruh warga masyarakat harus turut serta

dalam perkembangan dan pembaharuan masyarakat. Untuk

melaksanakan hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup

penting. Sekolah bukan saja dapat membantu individu

memperkembangkan kemampuan sosialnya, tetapi juga dapat

membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan

sosial Para rekonstruksi sosial tidak mau telah menekankan

kebebasan individu. Mereka ingin meyakinkan murid-murid

bagaimana masyarakat membuat warganya seperti yang ada

sekarang dan bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi

warganya melalui konsensus sosial. Brameld juga ingin

memberikan keyakinan tentang pentingnya perubahan sosial.

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurkulum Teori Dan Praktek, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1997, h 5

Page 11: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

11

Perubahan sosial tersebut harus dicapai melalui prosedur

demonstrasi. Para rekonstruksionis sosial menentang intimidasi,

menakut-nakuti dan kompromi semu. Mereka mendorong agar para

siswa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah-

masalah sosial yang mendesak (crucial) dan kerja sama atau

bergotong royong untuk memecahkannya.

Hal ini pun sesuai dengan ayat berikut ini :

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah/2: 208 – 209)3

a. Desain kurikulum rekonstruksi sosia. Asumsi tujuan utama kurikulum

rekonstruksi sosial adalah menghadapkan para siswa pada tantangan,

ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi

manusia. Tantangan-tantangan tersebut merupakan bidang garapan

studi sosial, yang perlu didekati dari bidang-bidang lain seperti

ekonomi, sosiologi, psikologi, estetika, bahkan pengetahuan alam.

b. Masalah-masalah sosial yang mendesak. Kegiatan belajar dipusatkan

pada masalah-masalah sosial yang mendesak. Masalah-masalah

tersebut di rumuskan dalam pertanyaan, seperti: Dapatkah kehidupan

Page 12: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

12

seperti sekarang ini memberikan kekuatan untuk menghadapi

ancaman-ancaman yang akan mengganggu integritas kemanusiaan?

c. Pola-pola organisasi. Pada tingkat sekolah menengah, pola organisasi

kurikulum disusun seperti sebuah roda. Di tengah-tengahnya sebagai

poros dipilih sesuatu masalah yang menjadi tema utama dan dibahas

secara pleno.Dari tema utama dijabarkan sejumlah topik yang dibahas

dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-latihan, kunjungan dan lain-

lain. Topik-topik dengan berbagai kegiatan kelompok ini merupakan

jari-jari. Semua kegiatan jari-jari tersebut dirangkum menjadi satu

kesatuan sebagai bingkai atau velk.

d. Komponen-komponen kurikulum : (a). Tujuan dan isi kurikulum.

Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah. Dalam program

pendidikan ekonomi-politik, umpamanya untuk tahun pertama

tujuannya membangun kembali dunia ekonomi politik. Kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

1) mengadakan survai secara kritis terhadap masyarakat

2) mengadakan studi tentang hubungan antara keadaan ekonomi lokal

dan ekonomi nasional serta dunia,

3) mengadakan studi tentang latar belakang historis dan

kecenderungan-kecenderungan perkembangan ekonomi,

hubungannya dengan ekonomi lokal,

4) mengkaji praktik politik dalam hubungannya dengan faktor

ekonomi,

Page 13: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

13

5) memantapkan rencana perubahan praktik politik.

(b) Metode. Dalam pengajaran rekonstruksi sosial para pengembang

kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional

dengan tujuan siswa. Guru-guru berusaha membantu para siswa

menerapkan minat dan kebutuhannya. Sesuai dengan minat masing-

masing siswa, baik dalam kegiatan pleno maupun kelompok-kelompok

berusaha memecahkan masalah sosial yang dihadapinya.

(c) Evaluasi. Dalam kegiatan evaluasi para siswa juga dilibatkan.

Terutama dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan

diujikan. Soal-soal yang akan diujikan dinilai lebih dulu ketepatan

maupun keluasan isinya, juga keampuhan menilai capaian tujuan-

tujuan

pembangunan masyarakat yang sifat kualitatif. Evaluasi tidak hanya

menilai apa yang telah dikuasai siswa tetapi juga menilai pengaruh

kegiatan sekolah terhadap masyarakat Pengaruh tersebut terutama

menyangkut perkembangan masa kini dan peningkatan taraf

kehidupan masyarakat.

c. Pelaksanaan pengajaran rekonstruksi sosial.

Pengajaran rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan di

daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya

juga belum tentu mapan. Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan

untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Sesuai dengan

potensi yang ada dalam masyarakat sekolah mempelajari

Page 14: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

14

potensi-potensi tersebut, dengan bantuan biaya pemerintah

sekolah berusaha mengembangkan potensi tersebut. Di daerah

pertanian umpamanya sekolah mengembangkan bidang

pertanian, peternakan di daerah industri.

Salah satu badan yang banyak mengembangkan baik

teori maupun praktek pengajaran rekonstruksi sosial adalah

Paulo Freize. Mereka banyak membantu pengembangan

daerah-daerah di Amerika Latin. Untuk memerangi kebodohan

dan keterbelakangan mereka menggalakkan gerakan budaya

akal budi (conscientization). Conscientization merupakan

proses pendidikan atau pengajaran di mana siswa tidak hanya

sebagai penerima tetapi sebagai pelajar yang aktif. Mereka

berusaha membuka diri, memperluas kesadaran tentang realitas

sosial dengan segala kemampuannya berupaya mengubah dan

ekolah berusaha memberikan penerangan dan melatih

kemampuan untuk melihat dan mengatasi hambatan-hambatan

yang dihadapi, meningkatkan kemampuan memecahkan

masalah-masalah yang di hadapi.

D. Teknologi dan Kurikulum

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, di

bidang pendidikan berkembang pula teknologi pendidikan.

Aliran ini menekankan isi kurikulum tetapi diarahkan bukan

pada pemeliharaan dan pengawetan ilmu tersebut tetapi pada

Page 15: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

15

penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi yang diuraikan

menjadi kompetensi yang lebih sempit/khusus dan akhirnya

menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati atau diukur. Hal

ini pun di terangkan dalam Al Qur’an surat Fushshilat ayat 53:

Terjemahnya :

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Fushshilat/41: 53)5

Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan

khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk

perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal

sebagai teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan

teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi sistem

(systim technology).Teknologi pendidikan dalam arti teknologi

alat, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologis

untuk menunjang efisiensi efektivitas pendidikan.

Kurikulumnya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat

dan media, juga model-model pengajaran yang melibatkan

penggunaan alat. Contoh-contoh model pengajaran tersebut

adalah: pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran

berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul. Pengajaran

Page 16: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

16

dengan bantuan komputer, dan lain-lain. Dalam arti teknologi

sistem, teknologi pendidikan menekankan kepada penyusunan

program pengajaran atau rencana pelajaran dengan

menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini bisa

semata-mata program sistem, bisa program sistem yang

ditunjang dengan alat dan media, dan bisa juga program sistem

yang dipadukan dengan alat dan media pengajaran.

1. Beberapa ciri kurikulum teknologi: Kurikulum yang

dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan, memiliki

beberapa ciri khusus, yaitu:

a. Tujuan.

Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi,

yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan-tujuan

yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi

tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan

instruksional. Objektif ini menggambarkan perilaku,

perbuatan atau kecakapan-keterampilan yang dapat diamati

atau diukur.

b. Metode.

Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran

sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap

perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila terjadi

respons yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat.

Page 17: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

17

Tujuan-tujuan pengajaran telah ditentukan sebelumnya.

Pengajaran bersifat individual, tiap siswa menghadapi

serentetan tugas yang harus dikerjakannya, dan maju sesuai

dengan kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu ada

tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Setiap

siswa harus menguasai secara tuntas tujuan-tujuan program

pengajaran. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut.

Page 18: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

18

1. Penegasan tujuan. Para siswa diberi penjelasan tentang pentingnya

bahan yang harus dipelajari. Sebagai tanda menguasai bahan mereka

harus menguasai secara tuntas tujuan-tujuan dari suatu program.

2. Pelaksanaan pengajaran. Para siswa belajar secara individual melalui

media buku-buku ataupun media elektronik. Dalam kegiatan

belajarnya mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar

ataupun perilaku-perilaku yang dinyatakan dalam tujuan program.

Mereka belajar dengan cara memberikan respons secara cepat terhadap

persoalan- persoalan yang diberikan.

3. Pengetahuan tentang hasil. Kemajuan siswa dapat segera diketahui

oleh siswa sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan balik telah

mereka kuasai dan apa yang masih harus dipelajari serius.

4. Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil

disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga

penguasaan sesuatu kompetensi. Bahan ajar yang luas/besar dirinci

menjadi bagian-bagian atau sub kompetensi yang lebih kecil, yang

menggambarkan objektif.

5. Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada suatu

pelajaran, suatu unit ataupun semester. Fungsi evaluasi ini macam-

macam, sebagai umpan balik bagi siswa dalam penyempurnaan

penguasaan suatu satuan pelajaran (evaluasi formatif), umpan bagi

siswa pada akhir suatu program atau semester (evaluasi sumatif Juga

dapat menjadi umpan balik bagi guru dan pengembang kurikulum

Page 19: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

19

untuk penyempurnaan kurikulum. Evaluasiyang mereka gunakan

umumnya berbentuk tes objektif

2. Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum teknologis

berpegang pada beberapa dasar , yaitu:1) Prosedur pengembangan

kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum

yang lain, 2) Hasil pengembangan yang berbentuk model adalah

yang bisa uji coba ulang, dan memberikan hasil yang sama. Dari

pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada

petensi.

Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran

hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program

pengajaranditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.

Pengembangan kurikulum ini membutuhkan kerjasama dengan

para penyusun program dan penerbit mediaelektronik dan media

cetak.

Di pihak lain harus dicegah jangan sampai pengembangan

kurikulum ini menjadi objek bisnis. Pengembangan pengajaran

yang betul - betui berstruktur dan bersatu dengan alat dan media

membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Inilah hambatan utama

pengembangan kurikulum ini, terutama bagi sekolah atau daerah-

daerah yang kemampuan finansialnya masih rendah. Pemecahan

masih dapat dilakukan dengan menerapkan model kurikulum

teknologis yang lebih menekankan pada teknologi sistem dan

Page 20: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

20

kurang menekankan pada teknologi alat. Dengan pendekatan ini

biaya dapat lebih ditekan, di samping memberi kesempatan kepada

pelaksanaan pengajaran, terutama guru-guru untuk

mengembangkan sendiri program pengajarannya. Model ini di

Indonesia dikenal dengan nama Satuan Pelajaran dalam lingkungan

Pendidikan Dasar dan Menengah atau Satuan Acara Perkuliahan

pada Perguruan Tinggi, sebagai bagian dari Sistem Instruksional

atau Desain Instruksional.

Pengembangan kurikulum teknologis terutama yang

menekankan teknologi alat, perlu mempertimbangkan beberapa

hal. Pertama, formulasi perlu dirumuskan terlebih dahulu apakah

pengembangan alat atau media tersebut benar-benar diperlukan.

Hal ini menyangkut pasaran. Kedua spesifikasi, diperlukan adanya

spesifikasi dari alat atau media yang akan dikembangkan, baik

dilihat dari segi kegunaannya maupun ketepatan penggunaannya.

Page 21: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

21

BAB III

KESIMPULAN

Model konsep kurikulum akademis adalah model yang tertua, sejak

sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini sampai

sekarang, walaupun telah berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah

tidak dapat melepaskan tipe ini. Kurikulum ini sangat praktis, mudah

disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek

akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan,

dalam perkembangannya secara terang memperhatikan proses belajar yang

dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi

apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut. Kurikulum

humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan Humanistik.

Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized

education)yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J. Rousseau

(Romantic Education).Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan

khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat

lunak (software) di perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi

perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools

technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga

teknologi sistem (systim technology).

Page 22: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

22

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, al-jumnatul Ali, Bandung,

2005.

Anwar Yasin, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi

Kemerdekaan, Jakarta, Balai Pustaka, 1987.

Beeby, C.E, Pendidikan Di Indonesia, Penilaian Dan Pedoman Perencanaan,

Jakarta, LP3ES

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurkulum Teori Dan Praktek,

Bandung, Remaja Rosda Karya, 1997.

Page 23: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

23

Page 24: MAKALAH KONSEP KURIKULUM

24

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT. atas

berkat karunia dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

penyusunan makalah model Konsep Kurikulum Humanistik ini dengan sebaik-

baiknya, tak lupa sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

Besar Muhammad SAW. beserta para sahabat, keluarga dan umatnya.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Dosen Pengampu Mata

Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yaitu Dr. Muhammad Nasir, M.Ag yang

dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan dalam perkuliahan maupun

penyusunan makalah.

Kami menyadari bahwa makalah yang saya buat ini, masih banyak

kesalahan dan kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami memerlukan kritik

yang membangun dan saran yang dapat kami jadikan perbaikan di masa-masa

mendatang.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga makalah yang sederhana

ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amien.

Samarinda, Desember 2012

Penyusun