Makalah Fam 4

Embed Size (px)

Citation preview

BAB ISTATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIENNama : Nn. YUmur : 20 tahunJenis kelamin :perempuanPekerjaan : siswiAlamat : Sungai pagarStatus perkawinan : belum kawin

II. ANAMNESISKU: terdapat benjolan di payudara kiriRPS : pasie datang ke UGD dengan keluhan terdapat 1 benjolan di payudara di sebelah kiri teraba benjolan sebesar ibu jari. Nyeri hilang timbul di alami empat bulan ini. Demam tidak ada, sakit kepala tidak adaRPD : tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnyaRPK : keluarga dari ayah pernah mengalami keluhan seperti iniRSE : pola makan teratur 3x1 hari

III. PEMERIKSAAN TANDA VITALTekanan darah: 120/80 mmHgSuhu tubuh: 36,5CFrekuensi denyut nadi : 78x/menitFrekuensi nafas: 18x/menitIV. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIKIV.A.KEADAAN UMUMKesadaran: composmentisKeadaan umum: tampak sakit sedangTinggi badan:-Berat badan:-Status gizi: -

IV.B.PEMERIKSAAN KEPALAKepala: tidak dilakukan pemeriksaanMata: tidak dilakukan pemeriksaanTelinga: tidak dilakukan pemeriksaanHidung: tidak dilakukan pemeriksaanMulut: tidak dilakukan pemeriksaan

IV.C.PMERIKSAAN LEHERInspeksi: leher simetris dan tidak ada pembesaran KGBPalpasi: tidak dilakukan pemeriksaanPemeriksaan trakea: tidak dilakukan pemeriksaanTekanan vena sentral : tidak dilakukan pemeriksaan

IV.D.PEMRIKSAAN THORAKSInspeksi: tidak terdapat retraksi dinding dadaPalpasi: fremitus taktil simetris kanan dan kiri, tidak ada krepitasiPerkusi: sonor pada dingding dadaAuskultasi: suara navas dasar vesukuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)

IV.E.PEMERIKSAAN ABDOMENInspeksi: perut tampak datarAuskultasi: bising usus normal 8x/menitPalpasi: nyeri tekan(-),Perkusi: timpaniPemeriksaan ren : tidak dilakukan pemeriksaanNyeri ketok ginjal : tidak dilakukan pemeriksaanPemeriksaan hepar : tidak dilakukan pemeriksaanPemeriksaan lien : tidak dilakukan pemeriksaanPemeriksaan asites : tidak ditemukan asitesPemeriksaan ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas, anggota gerak badan dapat digerakkan dengan bebas.

V. STATUS LOKALISATARegio : payudara kananInspeksi : terdapat benjolan sebanyak 1 buahPalpasi : terdapat benjolan Movement :-

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium, rontgen thorax PAHASIL LABORATORIUM : Hb : 13,1Leukosit : 11.800LED : 16Trombosit : 337.000Ht : 39,1Eritrosit : 4,36EusBasStbSegLimMon

10256327

CT : 5 menitBT : 2 menitVII. POINT DIAGNOSISPasie datang ke UGD dengan keluhan terdapat 1 benjolan di payudara di sebelah kiri teraba benjolan sebesar ibu jari. Nyeri hilang timbul di alami empat bulan ini. Demam tidak ada, sakit kepala tidak ada. Sebeluumnya pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini. Riwayat dari keluarga ayah nya pernah mengalami keluhan yang sama. Tanda vital di dapatkan tekanan darah: 120/80 mmHg, Suhu tubuh: 36,5C, Frekuensi denyut nadi : 78x/menit, Frekuensi nafas: 18x/menit. Hasil laboratorium didapatkan Hb: 13,1, Leukosit : 11.800, LED : 16, Trombosit : 337.000, Ht : 39,1, Eritrosit : 4,36.

VIII. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis: Fibroadenoma mammae multipleDiagnosis banding : fibrokistik payudara, karsinoma payudara, papiloma intraduktal IX. PERENCANAAN TERAPIPenatalaksanaan : rujuk ke bedah untuk dilakukan pembedahan pengangkatan tumorMedikamentosa :1. Inj ceftriaxon 2x1 (skin test)2. Ketorolac 3x13. Kalnex 3x14. IV RL 30 tpm

X. PROGNOSISAd vitam: Dubia ad malamAd fungsionam: Dubia ad malamAd sanationam: Dubia ad malam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1. Definisi Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutam dijumpai pada perempuan muda. Setelah menoupause, tumor tersebut tidak lagiditemukan. Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol, dengan simpai licin, bebas digerkkan, dan konsistensinya kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerkkan ke sana kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasa nyeri. Kadang fibroadenoma tumbuh multiple. Pada masa remaja, fibroadenoma dapat dijumpai dalam ukuran yang besar. Fibroadenoma dapat sangat cepat bertumbuh, kadang ada yang tumbuh banyak dan berpotensi kambuh saat ransangan estrogen meninggi1.

2. Epidemiologi Berdasarkan data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2030 akan terjadi lonjatan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Hal ini dikarenakan banyaknya perempuan usia produktif dan pola hidup yang sudah beralih dari pertanian menjadi perindustrian, sehingga hal ini mengakibatkan tingginya risiko fibroadenoma mammae pada perempuan. Daerah penderita kanker terbanyak di Indonesia adalah Yogyakarta. Tingkat prevelensi tumor fibroadenoma mencapai 9,6 per 1.000 orang. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata prevelensi nasional yang sebesar 4,3 per 1.000 orang.Di Indonesia jumlah kanker yang datang mengunjungi Yayasan Kanker Indonesia di Rumah Sakit Dharmais Jakarta tercatat sebanyak 115 orang, namun selama pertengahan tahun 2011 dimana 100 orang telah terkena tumor jinak fibroadenoma mammae dan 15 orang lainnya positif terkena kanker payudara. Di Provinsi Jawa Tengah khususnya Kota Semarang, insiden berdasarkan RekapitulasiBulan Data Kesakitan Tingkat Puskesmas Se-Kota Semarang pada tahun 2009. Sebanyak 148 kasus lainnya menderita tumor jinak fibroadenoma (Dinkes Semarang, 2009). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak didapatkan kasus tumor jinak payudara pada tahun 2011 sebanyak 267 kasus yang dihitung dari kasus lama ditambah kasus baru. Sedangkan pada tahun 2012 didapatkan penambahan jumlah kasus baru tumor jinak payudara sebanyak 2 kasus dan pada kasus tahun sebelumnya belum ada yang meninggal sehingga total menjadi 269 kasus, dan pada tahun 2013 didapatkan peningkatan jumlah kasus baru tumor jinak payudara yaitu sebanyak 36 kasus, sehingga total kasus pada tahun 2013 menjadi 305 kasus tumor jinak payudara4.

3. Etiologi FAM ini terjadi akibat kelebihan hormone estrogen, biasanya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormone yang meningkat Genetic payudara Faktor presdiposisi: Usia < 30 tahun Hereditas Pekerjaan Diet Stress Lesi prekanker4. Anatomi PayudaraPayudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut. Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringanpayudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara. Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan anterior. Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.15 Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran ke kelenjar interpektoralis. Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Anatomi Payudara5. Klasifikasi jinak Penyebab umum dari massa payudara jinak termasuk penyakit fibrokistik, fibroadenoma, papiloma intraductal, dan abses. ganas. Penyakit payudara ganas mencakup banyak jenis histologis yang termasuk, tetapi tidak terbatas pada, infiltrasi duktal karsinoma lobular atau, duktal in situ atau karsinoma lobular, dan karsinoma inflamasi. Perhatian utama dari banyak wanita yang mengalami massa payudara adalah kemungkinan kanker; Namun, sebagian besar massa payudara jinak.Infeksi payudara paling sering menyerang wanita berusia 18-50 tahun; dalam kelompok usia ini, dapat dibagi menjadi infeksi laktasi dan nonlactational. Proses ini dapat mempengaruhi kulit yang melapisi payudara, di mana ia dapat menjadi acara utama, atau mungkin terjadi sekunder terhadap lesi seperti kista sebaceous sebagai hidradenitis suppurativa1.

6. Patofisiologi Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara. Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi Karsinoma. Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi selama siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita untuk menyusui. Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya. Namun yang palingsering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap. Tumor ini biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa orang menyebut fibroadenoma sebagai breast mouse. Biasanya fibroadenoma tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitif apabila disentuh1,2.

7. Tanda dan gejala Secara makroskopik: tumor bersimpai, bewarna putih keabu-abuan pada penampang tampak jaringan ikat bewarna putih kenyal Ada bagian yang menonjol kepermukaan Ada penekanan pada jaringan sekitar Batas tegas Bila diameter mencapai 10-15 cm muncul fibroadenoma besar, memiliki kapsul dan soliter, benjolan dapat digerakan Pertumbuhan lambat Mudah diangkat dengan local surgery Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

8. Faktor Risiko berbagai faktor risiko dapat mempengaruhi perkembangan penyakit ini termasuk genetik, hormonal, lingkungan, sosiobiologis dan fisiologis faktor.Selama beberapa dekade terakhir, sementara risiko kanker payudara berkembang telah meningkat di kedua negara maju dan berkembang 1% -2% per tahun, angka kematian akibat kanker payudara telah jatuh sedikit.Peneliti percaya bahwa perubahan gaya hidup dan kemajuan teknologi, terutama dalam deteksi dan tindakan terapi, berada di bagian yang bertanggung jawab untuk penurunan ini. Kanker payudara tidak menyerang individu saja tetapi unit seluruh keluarga.Meskipun perubahan sosial yang cukup, perempuan terus menjadi fokus kehidupan keluarga.Dampaknya payudara kanker karena itu mendalam pada kedua wanita didiagnosis dengan penyakit dan keluarganya.Ketakutan mereka dan kecemasan atas hasil akhir dari penyakit dapat bermanifestasi sendiri melalui perubahan perilaku. Tingginya angka kejadian dan kematian kanker payudara, serta tingginya biaya pengobatan dan sumber daya yang terbatas yang tersedia, mengharuskan harus terus menjadi fokus perhatian bagi otoritas kesehatan masyarakat dan pembuat kebijakan.Biaya dan manfaat dari memerangi kanker payudara, termasuk dampak positif bahwa deteksi dini dan skrining dapat memiliki, harus hati-hati ditimbang terhadap kebutuhan kesehatan pesaing lainnya.Kementerian kesehatan pejabat perlu merumuskan dan melaksanakan rencana yang efektif akan membahas beban penyakit, termasuk kebijakan pengaturan pada deteksi dini dan skrining kanker payudara.Penyedia layanan kesehatan juga harus terlibat dalam pembahasan mengeluarkan dan mengembangkan program-program untuk pengelolaan penyakit.Saya harap ini pedoman akan mendukung semua orang yang terlibat dalam pertempuran melawan kanker payudara di Mediterania Timur Region4.

9. DiangnosisDiagnosis tumor payudara dapat ditegakkan dengan berdasarkan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dasar dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi anatomi.

1. Anamnesa meliputi: riwayat timbulnya tumor, adanya faktor resiko untuk terjadinya tumor payudara dan adanya tanda-tanda penyebaran tumor. 2. Pemeriksaan fisik dari tumor payudara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Menurut Djamaloeddin (2005), deteksi dini tumor payudara adalah suatu usaha untuk menemukan adanya tumor yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal, dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti sehingga masih dapat disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang kelihatannya sehat, asimptomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi menderita tumor. Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : a.Melihat payudara b.Memijat payudara c.Meraba payudara

10. Pemeriksaa Penunjang Morfologi Sedapat mungkin dilakukan sebagai alat bantu diagnostik utama, terutama pada usia di atas 30 tahun. Walaupun mamografi sebelumnya normal, jika terdapat keluhan baru, maka harus dimamografi ulang. Pada mamografi , lesi yang mencurigakan ganas menunjukkan salah satu atau beberapa gambaran sebagai berikut: lesi asimetris, kalsifi kasi pleomorfi k, tepi ireguler atau ber-spikula, terdapat peningkatan densitas dibandingkan sekitarnya. Pada salah satu penelitian terhadap penderita, sensitivitasnya mencapai 82,3% dengan spesifi sitas 91,2%. Walaupun demikian, bila hasilnya negatif, harus tetap dilakukan pemeriksaan lanjutan. UltrasonografiUltrasonografi sangat berguna untuk membedakan lesi solid dan kistik setelah ditemukan kelainan pada mamografi . Pemeriksaan ini juga dapat digunakan pada kondisi klinis tertentu, misalnya pada wanita hamil yang mengeluh ada benjolan di payudara sedangkan hasil mamografi nya tidak jelas walaupun sudah diulang, dan untuk panduan saat biopsi jarum atau core biopsy. Hasil pemeriksaan USG maupun mamografi dapat diklasifi kasikan menurut panduan The American College of Radiology yang dikenal sebagai ACR-BIRADS, sebagai berikut:Kategori 0: Harus dilakukan mamografi untuk menentukan diagnosisKategori 1: Negatif atau tidak ditemukan lesiKategori 2: Jinak. Biasanya kista simpleks. Ulang USG 1 tahun lagiKategori 3: Kemungkinan jinak. Sering ditemukan pada FAM. Ulang USG 3-6 bulanKategori 4: Curiga abnormal. Harus dibiopsiKategori 5: Sangat curiga ganas. Dikelola sesuai panduan kanker payudara diniKategori 6: Kanker. Hasil biopsi memang benar keganasan payudara, dikelola sebagai kanker payudara dini.

BiobsiTidak terhadap semua kasus benjolan payudara dilakukan biopsi. Beberapa panduan terkini lebih menganjurkan core biopsy sebagai pilihan pertama. Apabila tidak ada fasilitas ini maka biopsi insisi/ekstirpasi sebagai gantinya. Biopsi aspirasi dengan jarum halus tidak dianjurkan,kecuali dilakukan oleh ahli yang berpengalaman. Indikasinya kista asimptomatik

11. Penatalaksanaan Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut: Ukuran Terdapat rasa nyeri atau tidak Usia pasien Hasil biopsyTerapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi. Operasi tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan

PencegahanPemeriksaan payudara sendiri penting bagi kesehatan wanita terutama pada awal umur 20 tahun. Perlunya memperhatikan perubahan pada payudara dengan mengetahui bentuk payudara secara normal dengan menggunakan langkah demi langkah.1. Langkah PertamaBerbaring miring dan tempatkan lengan kanan dibelakang kepala. Pemeriksaan dilakukan ketika berbaring, bukan berdiri. Sebab, ketika berbaring, jaringan payudara menyebar searah dinding dada dan serenggang mungkin, yang memudahkan untuk merasakan seluruh jaringan payudara.2. Langkah KeduaGunakan telapak tangan dari tiga jari tengah pada tangan kiri untuk merasakan berbagai benjolan pada payudara kanan. Gunakan gerakan memutar ke atas ke bawah menggunakan tapak jari untuk merasakan jaringan payudara.3. Langkah KetigaGunakan tiga tingkat tekanan berbeda untuk merasakan semua jaringan payudara. Tekanan ringan untuk merasakan jaringan yang paling dekat dengan kulit, tekanan sedang untuk merasakan sedikit lebih dalam, dan tekanan kuat untuk merasakan jaringan lebih dekat dengan dada dan tulang rusuk.4. Langkah KeempatGerakkan tangan pada payudara dengan pola gerak ke atas ke bawah untuk memulai baris bayangan yang tergambar lurus ke bawah sisi dari bawah lengan. Pastikan untuk memeriksa seluruh area payudara ke bawah sampai merasakan tulang iga, dan ke atas hingga mencapai leher ( tulang selangka ).5. Langkah KelimaUlangi pemeriksaan pada payudara kiri, dengan menggunakan tapak jari tangan kanan.6. Langkah KeenamBerdiri di depan cermin dengan tekanan lembut ke bawah pada pinggul. Lihat apakah ada perubahan ukuran, bentuk, kontur, lesung, kemerahan pada puting atau kulit payudara. Lakukan penekanan ke bawah dengan posisi pinggul mengerutkan otot dinding dada dan mempertinggi perubahan pada payudara.7. Langkah KetujuhPeriksa setiap ketiak ketika duduk tegak dengan lengan terangkat sedikit, sehingga dengan mudah dapat merasakan area ketiak. Pencegahan yang dapat dilakukan pada kasus tumor jinak pada payudara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain : Menghindari makanan yang tinggi lemak Menghindari pemakaian obat hormonal terutama estrogen Rajin melakukan SADARI

12. KomplikasiJenis tertentu dari fibroadenoma bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. Atau bisa jadi orang tersebut memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun lingkungannya6.

13. PrognosisPrognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih tertapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali.

DAFTAR PUSTAKA1. Wim de jong, Sjamsuhidajat, 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah2. Breast Abscess and Masseshttp://emedicine.medscape.com/article/781116-overview Updated: Oct 14, 2014 3. jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1242/1295+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id 4. http://applications.emro.who.int/dsaf/dsa697.pdf 2006 Pedoman pengelolaan kanker payudara / Kantor Wilayah WHO untuk Mediterania Timur5. Slide share.22 Oktober 2012.http://www.slideshare.net/Ryas_Intan/pp-14829566 22 0kt 2012 6. Fadjari H, Pendekatan Diagnosis Benjolan di PayudaraSubbagian Hematologi-Onkologi Medik, 2012. Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Hasan Sadikin Bandung, Indonesia7. Artikel http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38884/3/Chapter%20ll.pdf