Upload
gustia-aneri
View
25
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
konsep dasar penggunaan obat
Citation preview
FARMAKOTERAPI
KONSEP DASAR PENGGUNAAN OBAT
Oleh :
Kelompok V
Ana Maryana ( 1001012 ) Yuwanda ( 1001121 )
Deby Bayu Setya Putra ( 1201013 ) Febrina Indah Kesuma ( 1201033 )
Gustia Aneri ( 1201036 ) Kristina Tambunan ( 1201048 )
Maya Hasmira ( 1201057 ) Melisa Oktarina ( 1201060 )
Dosen Pembimbing : Husnawati, M.Si, Apt
PROGRAM STUDI S1
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2015
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Farmakoterapi dengan judul: “
Konsep Penggunaan Obat ”.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penulisan, isi, maupun literatur. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan segala kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Demikian semoga yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
ataupun bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatu.
Pekanbaru, Oktober 2015
Hormat kami
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................11.2. Rumusan Masalah.............................................................21.3. Tujuan...............................................................................2
BAB II ISI
2.1. Pengertian Penggunaan Obat Yang Rasional....................32.2.Kriteria Penggunaan Obat Yang Rasional.........................42.3.Penggunaan Obat Yang Tidak Rasional............................42.4.Upaya Peningkatan Obat Yang Rasiomal..........................6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................103.2. Saran.................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan obat yang rasional adalah pemilihan dan penggunaan obat
yang efektifitasnya terjamin serta aman, dengan mempertimbangkan masalah
harga, yaitu dengan harga yang paling menguntungkan dan sedapat mungkin
terjangkau. Untuk menjamin efektifitas dan keamanan, pemberian obat harus
dilakukan secara rasional, yang berarti perlu dilakukan diagnosis yang akurat,
memilih obat yang tepat, serta meresepkan obat tersebut dengan dosis, cara,
interval serta lama pemberian yang tepat.
Penggunaan obat rasional juga berarti menggunakan obat berdasarkan
indikasi yang manfaatnya jelas terlihat dapat diramalkan (evidence based
therapy) .Manfaat tersebut dinilai dengan menimbang semua bukti tertulis
hasil uji klinik yang dimuat dalam kepustakaan yang dilakukan melalui
evaluasi yang sangat bijaksana.
Menimbang manfaat dan resiko tidak selalu mudah dilakukan, hal-hal
yang perlu diperhatikan untuk menentukannya yaitu derajat keparahan
penyakit yang akan diobati, efektivitas obat yang akan digunakan, keparahan
dan frekuensi efek samping yang mungkin timbul, serta efektivitas dan
keamanan obat lain yang bisa dipakai sebagai pengganti. Semakin parah suatu
penyakit, semakin berani mengambil resiko efek samping, namun bila efek
samping mengganggu dan relatif lebih berat dari penyakitnya sendiri mungkin
pengobatan tersebut perlu diurungkan.Semakin remeh suatu penyakit,
semakin perlu bersikap tidak menerima efek samping.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penggunaan obat yang rasional?
2. Bagaimana kriteria dan konsep penggunaan obat yang rasional?
3. Bagaimana penggunaan obat yang tidak rasional?
4. Bagaimana upaya dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu penggunaan obat yang rasional
2. Mengetahui kriteria dan konsep penggunaan obat yang rasional
3. Mengetahui penggunaan obat yang rasional
4. Mengetahui bagaimana upaya dalam meningkatkan penggunaan obat yang
rasional
5
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Penggunaan Obat yang Rasional
Penggunaan obat yang rasional adalah kondisi dimana pasien menerima obat
sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan
individual mereka sendiri, untu jangka waktu yang cukup, dan pada biaya terendah
bagi mereka dan komunitas mereka.
Proses penggunaan obat adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai tahap
yang harus diselesaikan, agar pasien mencapai terapi obata yang optimal. Dalam
praktik tradisional, apoteker terutama terlibat dalam fungsi pengadaandan distribusi,,
sedangkan masalah dalam tahap lain dapat terjadi yang mengakibatkan kegagalan
dari seluruh proses. Misalnya, jika sediaan obat tidak diberikan/ dikonsumsikan
dengan tepat, tugas seperti pembelian dan pemilihan obat yang telah dilakukan
dengan pengendalian penggunaan obat, apoteker memiliki peran yang sah untuk
diterapkan dalam setiap tahap dari proses tersebut. Peranan itu antara lain mendeteksi
da mencegah masalah yang berkaitan dengan obat, seperti kontra indikasi, order/
resep yang tradisional, kuantitas obat yang berlebihan, ketidak tepatan, dosis yang
disebabkan kegagalan untuk mengakomodasi perubahan dalam metabolisme dan
ekskresi obat, reaksi merugikan, kepatuhan pasien yang buruk, dan lainnya.
Penggunaan obat dikatakan rasional bila (WHO 1985) bila pasien menerima
obat yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan
dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat.
Pengertian rasional itu sendiri menurut WHO adalah :
•sesuai dengan keperluan klinik
6
• dosis sesuai dengan kebutuhan pasien
• diberikan dalam jangka yang sesuai
• dengan biaya termurah bagi pasien dan komunitasnya
2.2 Kriteria Penggunaan Obat Rasional
Dalam konteks biomedis, Penggunaan Obat Rasional mempunyai kriteria :
• Tepat diagnosis
• Tepat indikasi
• Tepat pemilihan obat (khasiat, keamanan, mutu, biaya)
• Tepat dosis, cara dan lama pemberian
• Tepat penilaian terhadap kondisi pasien
• Tepat peracikan dan pemberian informasi
• Kepatuhan pasien
• Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan obat (WHO, 1995 )
• Manfaat ( Efecacy )
• Kemanfaatan dan Keamanan Obat sudah terbukti Keamanan ( safety )
• Resiko pengobatan yang paling kecil dan seimbangdengan manfaat dan
keamanan yang sama danterjangkau oleh pasien ( affordable )
• Kesesuaian / suittability ( cost )
2.3 Penggunaan Obat yang Tidak Rasional
Secara umum dan dalam konteks yang lebih luas penggunaan obat yang tidak
rasional dapat memberi dampak ;
terjadinya pemborosan biaya dan anggaran masyarakat,
resiko efek samping dan resistensi,
ketersediaan obat kurang terjamin,
7
mutu pengobatan dan pelayanan kesehatan buruk,
memberikan persepsi yang keliru tentang pengobatan pada masyarakat.
Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan :
• Pengobatan yang tidak aman
• Kambuhnya penyakit
• Masa sakit memanjang
• Membahayakan dan menimbulkan kekhawatiran pasien
• Membengkaknya biaya
Jenis-jenis penggunaan obat yang tidak rasional
a. penggunaan antibiotic secara tidak tepat dosis dan indikasinya
b. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan.
Contoh:
- Cara pemberian yang tidak tepat, misalnya pemberianampisilin
sesudah makan, padahal seharusnya diberikansaat perut kosong atau
di antara dua makan.
- Frekuensi pemberian amoksisilin 3 x sehari, padahal yangbenar
adalah diberikan 1 kaplet tiap 8 jam.
d. Penggunaan obat yang memiliki potensi toksisitas lebih besar,sementara
obat lain dengan manfaat yang sama tetapi jauhlebih aman tersedia.
Contoh:Pemberian metilprednisolon atau deksametason untuk mengatasi
sakit tenggorok atau sakit menelan.padahal tersedia ibuprofen yang jelas
lebih aman dan efficacious.
e. Polypharmacy
8
Yaitu jika memberikan beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama.
Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit
yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
2.4 Upaya Peningkatan Pengobatan Obat yang Rasional
2.4.1 Upaya implementasi pengobatan rasional
Dunia kedokteran belum sepenuhnya menerima tantangan untuk memperbaiki
penggunaan obat karena sebagian besar pasien ternyata memperlihatkan perbaikan,
sebagian besar obat mempunyai batas keamanan (margin of safety) yang luas, banyak
penyakit yang bersifat self limiting dan masalah yang timbul karena penggunaan obat
seringkali dapat ditimpakan pada penyakit yang diobatinya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerasionalan pengunaan
obat yaitu :
1. Upaya regulasi
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan berperan dalam pengaturan yang
dapat mendukung penggunaan obat yang rasional
2. Upaya pendidikan
Pengajaran penggunaan obat rasional dalam kurikulum Fak.Kedokteran. Bagi para
dokter dapat diberikan post service training melalui berbagai program pelatihan dan
penyegaran mengenai penggunaan obat rasional. Pendidikan dan pelatihan juga
diberikan bagi petugas pelayanan kesehatan lain serta masyarakat.
3. Upaya manajerial
Dalam upaya ini termasuk pembentukan Komisi farmasi dan Terapi (KFT) di RS,
Penetapan daftar Obat Essensial, penyusunan pedoman pengobatan.
9
2.4.2 Langkah-langkah menerapkan penggunaan obat secara rasional
WHO action programme on essential drugs (1994), mengemukakan bahwa untuk
menetapkan penggunaan obat secara rasional perlu dilalui serangkaian langkah yaitu :
1. Menentukan masalah pasien atau melakukan diagnosis.
Merupakan dasar dari tindakan pengobatan rasional. Diagnosis dibuat atas dasar
fakta yang ditemukan dari suatu urutan yang logis yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan.
Dalam praktek sehari-hari sering diagnosis sudah dibuat sebelum semua fakta
terkumpul, malah sering pula tidak dapat dibuat atau baru dibuat setelah beberapa
waktu bila gejala penyakit berkembang. Dalam proses membuat diagnosis ini terletak
kesulitan pertama yang mengakibatkan pengobatan lebih ditentukan oleh kebiasaan
daripada deduksi ilmiah rasional. Bila diagnosis belum dapat ditentukan sering
dipikirkan berbagai kemungkinan diagnosis atau differensial diagnosis yang
kemudian diobati, sehingga pengobatan diberikan secara polifarmasi untuk menutupi
berbagai kemungkinan tersebut.Selain itu seringkali diagnosis sulit dibuat karena
pasien tidak mampu membayar pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.
2. Menetapkan tujuan pengobatan
Sebelum memilih pengobatan harus lebih dahulu ditetapkan tujuan terapi.Apa
sebetulnya yang ingin dicapai. Menguraikan tujuan pengobatan merupakan cara yang
baik untuk menyusun pola berpikir, melakukan konsentrasi untuk problem
sesungguhnya, meminimalkan kemungkinan pengobatan yang perlu dilakukan
sehingga pilihan akhir lebih mudah ditentukan. Menguraikan tujuan pengobatan
mencegah penggunaan obat yang tidak perlu.
10
3. Memeriksa kerasionalan penggunaan obat yang dipilih
Setelah menetapkan tujuan pengobatan, jika memang dibutuhkan obat untuk
mengatasi masalah, perlu diperiksa apakah obat yang dipilih sesuai dengan kondisi
pasien. Obat yang dipilih selain harus memenuhi kriteria efektif,aman, nyaman dan
terjangkau, perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Langkah
pertama melihat pedoman pengobatan yang tersedia, apakah bahan aktif, bentuk
sediaan, dosis, cara pemberian dan lama pemberian telah sesuai untuk pasien. Untuk
tiap-tiap aspek yang ditelaah, harus dipertimbangkan masalahefektivitas dan
keamanannya.Meneliti efektivitas mencakup penelaahan indikasi apakah pengobatan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta kenyamanan bentuk
sediaan.Keamanan berkaitan dengan kontra indikasi dan kemungkinan interaksi serta
kewaspadaan pada pasien dengan resiko tinggi.Kemampuan melakukan telaahan
mengenai masalah tersebut perlu dilihat dari hasil uji klinik yang bermutu.Kajian ini
sulit dilakukan, karena itu perlu disediakan informasi yang berisi telaahan efektivitas
berbagai obat denan indikasi serupa, beserta kajian keamanannya, juga informasi
mengenai biayanya.
Pedoman pengobatan yang tersedia juga terbatas, sebagian besar berisi pedoman
tata laksana diagnosis dan tindakan medik yang perlu dilakukan, tetapi tidak
mengenai pemilihan dan penggunaan obat.
4. Membuat resep
Resep adalah instruksi dari peresep untuk pemberi obat (dispenser).Setiap negara
mempunyai peraturan mengenai standar pembuatan resep. Secara umum resep harus
jelas, dapat dibaca dan mencantumkan secara tepat apa yang harus diberikan. Resep
seharusnya ditulis dengan nama generik, namun informasi mengenai obat generik
hampir-hampir tidak tidak ada yang sampai pada peresep. Selain itu, seringkali juga
peresep meragukan mutu obat enerik ini.
11
5. Memberi informasi,instruksi dan hal-hal yang perlu diwaspadai
Dikatakan 50% pasien tidak menggunakan obat secara benar, tidak teratur, atau
tidak menggunakan sama sekali. Penyebab yang paling sering adalah timbulnya efek
samping, pasien tidak merasakan manfaat obat, atau cara penggunaan yang rumit
terutama bagi orang tua. Untuk meningkatkan ketaatan pasien, perlu dilakukan
pemilihan obat dengan benar, membina hubungan baik dokter-pasien serta
menyediakan waku untuk memberi informasi/instruksi/peringatan.Pemberian
informasi ini masih jauh dari harapan karena dianggap memakan waktu.
6. Melakukan monitoring
Dengan monitoring dapat ditentukan apakah pengobatan memberi hasil
seperti yang diharapkan.Atau perlu dilakukan tindak lanjut.Bila penyakit telah
sembuh obat perlu dihentikan, bila penyakit belum sembuh tetapi terapi efektif tanpa
efek samping pengobatan dapat dilanjutkan, bila timbul efek samping perlu ditelaah
kembali obat yang diberikan. Bila terapi tidak efektif perlu dipertimbangkan kembali
diagnosis yang telah dibuat, obat yang dipilih, apakah dosis dan cara penggunaannya
telah sesuai, dan apakah cara monitoring telah tepat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan obat yang rasional adalah kondisi dimana pasien menerima obat
sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan
individual mereka sendiri, untu jangka waktu yang cukup, dan pada biaya terendah
bagi mereka dan komunitas mereka.
Penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhikriteria:
• Tepat diagnosis
• Tepat indikasi
• Tepat pemilihan obat (khasiat, keamanan, mutu, biaya)
• Tepat dosis, cara dan lama pemberian
• Tepat penilaian terhadap kondisi pasien
• Tepat peracikan dan pemberian informasi
• Kepatuhan pasien
• Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut
3.2 Saran
Penggunaan obat secara rasional harus selalu diterapkan, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, dan agar masyarakat terhindar dari
resiko penggunaan obat yang salah.
Selain itu untuk para tenaga kesehatan terutama dokter dan apoteker, ataupun
tenaga medis lainnya, agar meningkatkan pemahaman tentang konsep penggunaan
obat yang rasional. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan pada saat
melakukan pelayanan kepada masyarakat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Charles, siregar. 2005. Farmasi klinik teori & penerapan. ECG : jakarta.
Kementerian kesehatan RI. 2011. Penggunaan obat rasional. Jakarta.
Joseph T.dipiro, dkk. 1999. Pharmacoterapy. Mggraw hill.ss
14