19
FARMAKOTERAPI KONSEP DASAR PENGGUNAAN OBAT Oleh : Kelompok V Ana Maryana ( 1001012 ) Yuwanda ( 1001121 ) Deby Bayu Setya Putra ( 1201013 ) Febrina Indah Kesuma ( 1201033 ) Gustia Aneri ( 1201036 ) Kristina Tambunan ( 1201048 ) Maya Hasmira ( 1201057 ) Melisa Oktarina ( 1201060 ) Dosen Pembimbing : Husnawati, M.Si, Apt 1

Makalah Farmakoterapi Kel 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konsep dasar penggunaan obat

Citation preview

Page 1: Makalah Farmakoterapi Kel 5

FARMAKOTERAPI

KONSEP DASAR PENGGUNAAN OBAT

Oleh :

Kelompok V

Ana Maryana ( 1001012 ) Yuwanda ( 1001121 )

Deby Bayu Setya Putra ( 1201013 ) Febrina Indah Kesuma ( 1201033 )

Gustia Aneri ( 1201036 ) Kristina Tambunan ( 1201048 )

Maya Hasmira ( 1201057 ) Melisa Oktarina ( 1201060 )

Dosen Pembimbing : Husnawati, M.Si, Apt

PROGRAM STUDI S1

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

2015

1

Page 2: Makalah Farmakoterapi Kel 5

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Farmakoterapi dengan judul: “

Konsep Penggunaan Obat ”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi penulisan, isi, maupun literatur. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan segala kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Demikian semoga yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis

ataupun bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatu.

Pekanbaru, Oktober 2015

Hormat kami

Penulis

2

Page 3: Makalah Farmakoterapi Kel 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................11.2. Rumusan Masalah.............................................................21.3. Tujuan...............................................................................2

BAB II ISI

2.1. Pengertian Penggunaan Obat Yang Rasional....................32.2.Kriteria Penggunaan Obat Yang Rasional.........................42.3.Penggunaan Obat Yang Tidak Rasional............................42.4.Upaya Peningkatan Obat Yang Rasiomal..........................6

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan......................................................................103.2. Saran.................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................iii

3

Page 4: Makalah Farmakoterapi Kel 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan obat yang rasional adalah pemilihan dan penggunaan obat

yang efektifitasnya terjamin serta aman, dengan mempertimbangkan masalah

harga, yaitu dengan harga yang paling menguntungkan dan sedapat mungkin

terjangkau. Untuk menjamin efektifitas dan keamanan, pemberian obat harus

dilakukan secara rasional, yang berarti perlu dilakukan diagnosis yang akurat,

memilih obat yang tepat, serta meresepkan obat tersebut dengan dosis, cara,

interval serta lama pemberian yang tepat.

Penggunaan obat rasional juga berarti menggunakan obat berdasarkan

indikasi yang manfaatnya jelas terlihat dapat diramalkan (evidence based

therapy) .Manfaat tersebut dinilai dengan menimbang semua bukti tertulis

hasil uji klinik yang dimuat dalam kepustakaan yang dilakukan melalui

evaluasi yang sangat bijaksana.

Menimbang manfaat dan resiko tidak selalu mudah dilakukan, hal-hal

yang perlu diperhatikan untuk menentukannya yaitu derajat keparahan

penyakit yang akan diobati, efektivitas obat yang akan digunakan, keparahan

dan frekuensi efek samping yang mungkin timbul, serta efektivitas dan

keamanan obat lain yang bisa dipakai sebagai pengganti. Semakin parah suatu

penyakit, semakin berani mengambil resiko efek samping, namun bila efek

samping mengganggu dan relatif lebih berat dari penyakitnya sendiri mungkin

pengobatan tersebut perlu diurungkan.Semakin remeh suatu penyakit,

semakin perlu bersikap tidak menerima efek samping.

4

Page 5: Makalah Farmakoterapi Kel 5

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penggunaan obat yang rasional?

2. Bagaimana kriteria dan konsep penggunaan obat yang rasional?

3. Bagaimana penggunaan obat yang tidak rasional?

4. Bagaimana upaya dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu penggunaan obat yang rasional

2. Mengetahui kriteria dan konsep penggunaan obat yang rasional

3. Mengetahui penggunaan obat yang rasional

4. Mengetahui bagaimana upaya dalam meningkatkan penggunaan obat yang

rasional

5

Page 6: Makalah Farmakoterapi Kel 5

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah kondisi dimana pasien menerima obat

sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan

individual mereka sendiri, untu jangka waktu yang cukup, dan pada biaya terendah

bagi mereka dan komunitas mereka.

Proses penggunaan obat adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai tahap

yang harus diselesaikan, agar pasien mencapai terapi obata yang optimal. Dalam

praktik tradisional, apoteker terutama terlibat dalam fungsi pengadaandan distribusi,,

sedangkan masalah dalam tahap lain dapat terjadi yang mengakibatkan kegagalan

dari seluruh proses. Misalnya, jika sediaan obat tidak diberikan/ dikonsumsikan

dengan tepat, tugas seperti pembelian dan pemilihan obat yang telah dilakukan

dengan pengendalian penggunaan obat, apoteker memiliki peran yang sah untuk

diterapkan dalam setiap tahap dari proses tersebut. Peranan itu antara lain mendeteksi

da mencegah masalah yang berkaitan dengan obat, seperti kontra indikasi, order/

resep yang tradisional, kuantitas obat yang berlebihan, ketidak tepatan, dosis yang

disebabkan kegagalan untuk mengakomodasi perubahan dalam metabolisme dan

ekskresi obat, reaksi merugikan, kepatuhan pasien yang buruk, dan lainnya.

Penggunaan obat dikatakan rasional bila (WHO 1985) bila pasien menerima

obat yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan

dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat.

Pengertian rasional itu sendiri menurut WHO adalah :

•sesuai dengan keperluan klinik

6

Page 7: Makalah Farmakoterapi Kel 5

• dosis sesuai dengan kebutuhan pasien

• diberikan dalam jangka yang sesuai

• dengan biaya termurah bagi pasien dan komunitasnya

2.2 Kriteria Penggunaan Obat Rasional

Dalam konteks biomedis, Penggunaan Obat Rasional mempunyai kriteria :

• Tepat diagnosis

• Tepat indikasi

• Tepat pemilihan obat (khasiat, keamanan, mutu, biaya)

• Tepat dosis, cara dan lama pemberian

• Tepat penilaian terhadap kondisi pasien

• Tepat peracikan dan pemberian informasi

• Kepatuhan pasien

• Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan obat (WHO, 1995 )

• Manfaat ( Efecacy )

• Kemanfaatan dan Keamanan Obat sudah terbukti Keamanan ( safety )

• Resiko pengobatan yang paling kecil dan seimbangdengan manfaat dan

keamanan yang sama danterjangkau oleh pasien ( affordable )

• Kesesuaian / suittability ( cost )

2.3 Penggunaan Obat yang Tidak Rasional

Secara umum dan dalam konteks yang lebih luas penggunaan obat yang tidak

rasional dapat memberi dampak ;

terjadinya pemborosan biaya dan anggaran masyarakat,

resiko efek samping dan resistensi,

ketersediaan obat kurang terjamin,

7

Page 8: Makalah Farmakoterapi Kel 5

mutu pengobatan dan pelayanan kesehatan buruk,

memberikan persepsi yang keliru tentang pengobatan pada masyarakat.

Pengobatan yang tidak rasional dapat menyebabkan :

• Pengobatan yang tidak aman

• Kambuhnya penyakit

• Masa sakit memanjang

• Membahayakan dan menimbulkan kekhawatiran pasien

• Membengkaknya biaya

Jenis-jenis penggunaan obat yang tidak rasional

a. penggunaan antibiotic secara tidak tepat dosis dan indikasinya

b. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan.

Contoh:

- Cara pemberian yang tidak tepat, misalnya pemberianampisilin

sesudah makan, padahal seharusnya diberikansaat perut kosong atau

di antara dua makan.

- Frekuensi pemberian amoksisilin 3 x sehari, padahal yangbenar

adalah diberikan 1 kaplet tiap 8 jam.

d. Penggunaan obat yang memiliki potensi toksisitas lebih besar,sementara

obat lain dengan manfaat yang sama tetapi jauhlebih aman tersedia.

Contoh:Pemberian metilprednisolon atau deksametason untuk mengatasi

sakit tenggorok atau sakit menelan.padahal tersedia ibuprofen yang jelas

lebih aman dan efficacious.

e. Polypharmacy

8

Page 9: Makalah Farmakoterapi Kel 5

Yaitu jika memberikan beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama.

Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit

yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.

2.4 Upaya Peningkatan Pengobatan Obat yang Rasional

2.4.1 Upaya implementasi pengobatan rasional

Dunia kedokteran belum sepenuhnya menerima tantangan untuk memperbaiki

penggunaan obat karena sebagian besar pasien ternyata memperlihatkan perbaikan,

sebagian besar obat mempunyai batas keamanan (margin of safety) yang luas, banyak

penyakit yang bersifat self limiting dan masalah yang timbul karena penggunaan obat

seringkali dapat ditimpakan pada penyakit yang diobatinya. 

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerasionalan pengunaan

obat yaitu :

1. Upaya regulasi

Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan berperan dalam pengaturan yang

dapat mendukung penggunaan obat yang rasional

2. Upaya pendidikan

Pengajaran penggunaan obat rasional dalam kurikulum Fak.Kedokteran. Bagi para

dokter dapat diberikan post service training melalui berbagai program pelatihan dan

penyegaran mengenai penggunaan obat rasional. Pendidikan dan pelatihan juga

diberikan bagi petugas pelayanan kesehatan lain serta masyarakat.

3. Upaya manajerial

Dalam upaya ini termasuk pembentukan Komisi farmasi dan Terapi (KFT) di RS,

Penetapan daftar Obat Essensial, penyusunan pedoman pengobatan.

9

Page 10: Makalah Farmakoterapi Kel 5

2.4.2 Langkah-langkah menerapkan penggunaan obat secara rasional

WHO action programme on essential drugs (1994), mengemukakan bahwa untuk

menetapkan penggunaan obat secara rasional perlu dilalui serangkaian langkah yaitu :

1. Menentukan masalah pasien atau melakukan diagnosis.

Merupakan dasar dari tindakan pengobatan rasional. Diagnosis dibuat atas dasar

fakta yang ditemukan dari suatu urutan yang logis yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan.

Dalam praktek sehari-hari sering diagnosis sudah dibuat sebelum semua fakta

terkumpul, malah sering pula tidak dapat dibuat atau baru dibuat setelah beberapa

waktu bila gejala penyakit berkembang. Dalam proses membuat diagnosis ini terletak

kesulitan pertama yang mengakibatkan pengobatan lebih ditentukan oleh kebiasaan

daripada deduksi ilmiah rasional. Bila diagnosis belum dapat ditentukan sering

dipikirkan berbagai kemungkinan diagnosis atau differensial diagnosis yang

kemudian diobati, sehingga pengobatan diberikan secara polifarmasi untuk menutupi

berbagai kemungkinan tersebut.Selain itu seringkali diagnosis sulit dibuat karena

pasien tidak mampu membayar pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.

2. Menetapkan tujuan pengobatan

Sebelum memilih pengobatan harus lebih dahulu ditetapkan tujuan terapi.Apa

sebetulnya yang ingin dicapai. Menguraikan tujuan pengobatan merupakan cara yang

baik untuk menyusun pola berpikir, melakukan konsentrasi untuk problem

sesungguhnya, meminimalkan kemungkinan pengobatan yang perlu dilakukan

sehingga pilihan akhir lebih mudah ditentukan. Menguraikan tujuan pengobatan

mencegah penggunaan obat yang tidak perlu.

10

Page 11: Makalah Farmakoterapi Kel 5

3. Memeriksa kerasionalan penggunaan obat yang dipilih

Setelah menetapkan tujuan pengobatan, jika memang dibutuhkan obat untuk

mengatasi masalah, perlu diperiksa apakah obat yang dipilih sesuai dengan kondisi

pasien. Obat yang dipilih selain harus memenuhi kriteria efektif,aman, nyaman dan

terjangkau, perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Langkah

pertama melihat pedoman pengobatan yang tersedia, apakah bahan aktif, bentuk

sediaan, dosis, cara pemberian dan lama pemberian telah sesuai untuk pasien. Untuk

tiap-tiap aspek yang ditelaah, harus dipertimbangkan masalahefektivitas dan

keamanannya.Meneliti efektivitas mencakup penelaahan indikasi apakah pengobatan

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta kenyamanan bentuk

sediaan.Keamanan berkaitan dengan kontra indikasi dan kemungkinan interaksi serta

kewaspadaan pada pasien dengan resiko tinggi.Kemampuan melakukan telaahan

mengenai masalah tersebut perlu dilihat dari hasil uji klinik yang bermutu.Kajian ini

sulit dilakukan, karena itu perlu disediakan informasi yang berisi telaahan efektivitas

berbagai obat denan indikasi serupa, beserta kajian keamanannya, juga informasi

mengenai biayanya.

Pedoman pengobatan yang tersedia juga terbatas, sebagian besar berisi pedoman

tata laksana diagnosis dan tindakan medik yang perlu dilakukan, tetapi tidak

mengenai pemilihan dan penggunaan obat.

4. Membuat resep 

Resep adalah instruksi dari peresep untuk pemberi obat (dispenser).Setiap negara

mempunyai peraturan mengenai standar pembuatan resep. Secara umum resep harus

jelas, dapat dibaca dan mencantumkan secara tepat apa yang harus diberikan. Resep

seharusnya ditulis dengan nama generik, namun informasi mengenai obat generik

hampir-hampir tidak tidak ada yang sampai pada peresep. Selain itu, seringkali juga

peresep meragukan mutu obat enerik ini.

11

Page 12: Makalah Farmakoterapi Kel 5

5. Memberi informasi,instruksi dan hal-hal yang perlu diwaspadai

Dikatakan 50% pasien tidak menggunakan obat secara benar, tidak teratur, atau

tidak menggunakan sama sekali. Penyebab yang paling sering adalah timbulnya efek

samping, pasien tidak merasakan manfaat obat, atau cara penggunaan yang rumit

terutama bagi orang tua. Untuk meningkatkan ketaatan pasien, perlu dilakukan

pemilihan obat dengan benar, membina hubungan baik dokter-pasien serta

menyediakan waku untuk memberi informasi/instruksi/peringatan.Pemberian

informasi ini masih jauh dari harapan karena dianggap memakan waktu.

6. Melakukan monitoring

Dengan monitoring dapat ditentukan apakah pengobatan memberi hasil

seperti yang diharapkan.Atau perlu dilakukan tindak lanjut.Bila penyakit telah

sembuh obat perlu dihentikan, bila penyakit belum sembuh tetapi terapi efektif tanpa

efek samping pengobatan dapat dilanjutkan, bila timbul efek samping perlu ditelaah

kembali obat yang diberikan. Bila terapi tidak efektif perlu dipertimbangkan kembali

diagnosis yang telah dibuat, obat yang dipilih, apakah dosis dan cara penggunaannya

telah sesuai, dan apakah cara monitoring telah tepat.

12

Page 13: Makalah Farmakoterapi Kel 5

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan obat yang rasional adalah kondisi dimana pasien menerima obat

sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan

individual mereka sendiri, untu jangka waktu yang cukup, dan pada biaya terendah

bagi mereka dan komunitas mereka.

Penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhikriteria:

• Tepat diagnosis

• Tepat indikasi

• Tepat pemilihan obat (khasiat, keamanan, mutu, biaya)

• Tepat dosis, cara dan lama pemberian

• Tepat penilaian terhadap kondisi pasien

• Tepat peracikan dan pemberian informasi

• Kepatuhan pasien

• Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut

3.2 Saran

Penggunaan obat secara rasional harus selalu diterapkan, hal ini bertujuan

untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, dan agar masyarakat terhindar dari

resiko penggunaan obat yang salah.

Selain itu untuk para tenaga kesehatan terutama dokter dan apoteker, ataupun

tenaga medis lainnya, agar meningkatkan pemahaman tentang konsep penggunaan

obat yang rasional. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan pada saat

melakukan pelayanan kepada masyarakat.

13

Page 14: Makalah Farmakoterapi Kel 5

DAFTAR PUSTAKA

Charles, siregar. 2005. Farmasi klinik teori & penerapan. ECG : jakarta.

Kementerian kesehatan RI. 2011. Penggunaan obat rasional. Jakarta.

Joseph T.dipiro, dkk. 1999. Pharmacoterapy. Mggraw hill.ss

14