20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penyakit di zaman ini sudah mulai mengalami peningkatan, serta semakin tingginya penyebaran penyakit menular maupun tidakmenular. Khususnya di Ciputat, Tangerang. Mengingat Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (1) !ndang"!ndang #asar #e&an Per&akilan 'akyat nd nesia memutuskan dan menetapkan !ndang"undang tentang kesehatan yang berisi di antaranya kesehatan adalah keadaan se*aht badan, *i&a, dan s sial yang memungkinkan setiap rang hidup pr s sial dan ek n mis, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelih meningkatkan kesehatan yang dilakukan leh pemerintah dan atau masyarakat, kesehatan adalah setiap rang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang ke yang untuk *enistertentu memerlukan ke&enangan untuk melakukan upaya kesehatan, dan sarana kesehatanadalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Men apai suatu de+inisi kesehatan tentunya diperlukan upaya-up pihak masyarakat dan pihak layanan kesehatan. #imana pihak layanan menyalurkan berbagai edukasi, pert l ngan, dan penyuluhan pen egahan men berbagai bentuk, situasi, dan k ndisi suatu khalayak yang membutu tangan. Pada pihak masyarakat, mereka harus memiliki keterbukaan terhadap baru bagi p la hidup mereka saat ter*adinya perubahan (misal/ 5 le0el + #alam penyelenggaraan upaya kesehatan di masyarakat diperlukan terdapat b lembaga yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat salah satun embaga Kesehatan Cuma"Cuma yang terletak di Ciputat, Tangerang. mendapatkan d nasi dari d mpet dhua+a yang memiliki beberapa d nat r teta tidak tetap. KC tidak memungut biaya sepeserpun dari para pengun*ung. 1

MAKALAH FIELD STUDY TK.1 ke LKC with A3.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPerkembangan penyakit di zaman ini sudah mulai mengalami peningkatan, serta semakin tingginya penyebaran penyakit menular maupun tidak menular. Khususnya di Ciputat, Tangerang.Mengingat Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia memutuskan dan menetapkan Undang-undang tentang kesehatan yang berisi di antaranya kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, dan sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.Mencapai suatu definisi kesehatan tentunya diperlukan upayaupaya dari pihak masyarakat dan pihak layanan kesehatan. Dimana pihak layanan kesehatan menyalurkan berbagai edukasi, pertolongan, dan penyuluhan pencegahan; menerima berbagai bentuk, situasi, dan kondisi suatu khalayak yang membutuhkan uluran tangan. Pada pihak masyarakat, mereka harus memiliki keterbukaan terhadap hal yang baru bagi pola hidup mereka saat terjadinya perubahan (misal: 5 level of prevention).Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di masyarakat diperlukan terdapat beberapa lembaga yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat salah satunya adalah Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma yang terletak di Ciputat, Tangerang. LKC ini mendapatkan donasi dari dompet dhuafa yang memiliki beberapa donator tetap atau tidak tetap. LKC tidak memungut biaya sepeserpun dari para pengunjung.

B. Tujuana. Tujuan UmumUntuk mengikuti program kegiatan Field Study yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.b. Tujuan Khusus1. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah (early evidence based) 2. Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi dan komunikasi dalam menghimpun data yang relevan3. Menggunakan keterampilan mengidentifikasi dan merangkum data4. Mencari kasus penyakit baik menular maupun tidak menular5. Cara dan upaya pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular yang dilakukan di Puskesmas 6. Mengaplikasikan pengetahuan teori mengenai 5 level of prevention7. Melaksanakan keterampilan komunikasi efektif GATHER (Greet, Ask, Tell, Help, Explain, Return / Refer)C. Rumusan Masalah1. Apa sajakah penyakit menular dan tidak menular yang pernah terjadi di masyarakat?2. Berapa banyak kasus yang terjadi pada masing-masing penyakit setiap bulannya?3. Apa usaha yang dilakukan dalam rangka mengatasi dan mencegah penyakit menular dan tidak menular?4. Apa refleksi diri yang tercermin melalui anamnesis dengan pasien?5. Bagaimana statistic data mengenai LKC ini?

BAB IITINJAUAN PUSTAKAPENGENALAN LKCA. PengantarLayanan kesehatan gratis membuat hidup mereka menjadi berharga. Doa mereka akan selalu bergema. Hati mereka tulus menginginkan kemuliaan bagi orang-orang yang berderma.Kita tahu, betapas usah dan pedihnya bila kaum miskin jatuh sakit. Seluruh keluarganya menanggung beban yang amat berat. Uluran tangan anda akan menghadirkan senyum dhuafa. Mari bersama LKC mengusir duka mereka. Anda akan melihat keteguhan mereka tidak sia-sia. (dr. Yahmin Setiawan, MARS, Direktur LKC)B. Profil LKCLayanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan lembaga non profit jejaring Dompet Dhuafa khusus di bidang kesehatan yang melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui pengelolaan dana social masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf) dan dana social perusahaan.LKC memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-Cuma kepada peserta (member) yang telah terverifikasi. Di mana setiap calon penerima manfaat mendaftar ke LKC dan kemudian disurvey oleh tim survey.Jika lulus jadi member, maka akan diberikan kartu peserta yang berlaku 1 tahun. Dengan adanya kartu peserta, penerima manfaat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis selama 1 tahun tersebut.C. Visi Misi LKCa. VISI LKCMenjadi institusi yang mampu mengembangkan program pelayanan kesehatan secara professional bagi dhuafa di Indonesia pada tahun 2012b. MISI LKC1. Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)2. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)3. Mengembangkan kemitraan dengan sesame jejaring Dompet Dhuafa (DD) dan di luar jejaring DD, baik Nasional maupun Internasional4. Mengembangkan metode pemberdayaan yang berbasis komunitas kesehatan dan menganut pendekatan promotif-kuratif secarah HolistikD. Strategi1. Melaksanakan standar pelayanan minimal2. Menyiapkan standar ISO lembaga3. Mengembangkan gerai sehat LKC se-Indonesia4. Mengembangkan pelayanan promotif dan preventif5. Mengembangkan program advokasi kesehatan di Indonesia6. Mengembangkan strategi komunikasalembaga7. Bermitra dengan pemerintah dan swasta, NGO nasional dan internasional dalam program kesehatan masyarakat8. Melakukan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan9. Meningkatkan penghimpunan dana melalui ritel dan korporat10. Mengembangkan program kerelawanan11. Melaksanakan penelitian kesehatan12. Membentuk karyawan yang berjiwa social

E. Struktur Organisasi

F. Nilai-Nilai LKC1. Disiplin2. Profesionalisme3. Kejujuran4. Musyawarah5. KerjasamaG. Sumber Daya InsaniLKC adalah sebuah komitmen moral dengan karya kemanusiaan yang tinggi.Kesungguhan tekad memberdayakan kesehatan kaum dhuafa yang dilandasisikap professional.Lebih dari 90 orang yang terdiri dari tenaga medis dan nonmedis bersinergi menjawab tuntutan profesionalisme di LKC. LKC juga didukung oleh para relawan baik medis maupun nonmedis yang berdedikasi tinggi dalam membantu kaum dhuafa.Berbagai pelatihan secara berkesinambungan dikembangkan agar LKC selalu memberikan yang terbaik bagi kaum dhuafa.H. Program Kerja LKC1. Program LangsungProgram dan aksi yang pernah dilakukan oleh LKC akan dirasakan langsung oleh para penerima manfaat.1. Gerai Sehat2. TB center3. AksiTanggapBencana (SigaB)4. AksiLayananSehat (ALS)5. Khitanan Massa (KhitMas)6. Operasi Massa (OpMas): katarak, bibir sumbing dan wasir dengan metode safute7. Pembiayaanpasien8. Possehat9. Penyuluhankesehatan10. Medical chek up11. Binarohanipasien (BRP)12. Pelayanan ambulance13. Posgizi

2. Program Tidak LangsungPendekatan ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada penerima manfaat melalui peningkatan soft skill. Dengan cara ini kualitas dan profesionalisme pelaksana program akan menjadi lebih baik.1. Program PendidikandanPelatihan (Diklat) Kader B DOTS dan Pusat Informasi TB Masyarakat (PIT Mas)2. Sosialisasi ASI ekslusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)3. Penigkatan Kinerja Organisasi melalui Pembelajaran Organisasi (PKOPO)4. Program Konsultan Pembangunan Sarana Kesehatan5. Program Pelatihan Penata laksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Petugas Medis6. Program Pemulihan Gizi dengan Pendekatan Positive Deviance7. Pondok Keluarga dan Masyarakat Sehat (PKMS)8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), penangana anemia dan kecacingan pada anak sekolah.9. Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah (UKGS), berupa penyuluhan

3. Program Gerai SehatGerai Sehat merupakan unit layanan dalam gedung LKC yang menyediakan kesehatan dasar plus. Gerai sehat diproyeksikan hadir di titik-titik strategis wilayah konsentrasi kaum miskin di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi.Jenis layanan meliputi kegawat daruratan, dokter umum dan kebidanan. Selain itu, ada variasi layanan seperti dokter gigi, layanan bedah minor, laboratorium, dan rujukan rumah sakit.4. Program Aksi Layanan Sehat dan Sigap BencanaAksi layanan sehat merupakan salah satu unit layanan luar gedung LKC yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan lingkungan. Fokus kegiatan dilakukan di kantong-kantong kemiskinan. Aksi layanan sehat didukung oleh barisan realawan non medis lengkap dengan peralatannya.Program Sigap Bencana dijalankan bersama dengan Disaster Management Center Dompet Dhuafa (DMC-DD). Inti program ini adalah memberikan pengobatan umum dan memulihkan trauma konflik atau bencana alam pada kaum dhuafa.5. Program Pos SehatPartisipasi masyarakat diperlukan agar program pemberdayaan kesehatan bagi dhuafa terwujud. Oleh karena itu LKC membentuk Pos Sehat di kantong-kantong kemiskinan, dengan merangkul elemen local setempat seperti masjid, karang taruna dan yayasan social.Melalui Pos Sehat, LKC melakukan pendekatan kuratif dengan pengobatan gratis secara periodic. Sedangkan upaya preventif-promotif dilakukan dengan edukasi kader sehat.Sampai Oktober 2011, sebanyak 29 Pos Sehat telah menjadi mitra LKC, tersebar di Jakarta (11 pos), Depok (3 pos), Tangerang (5 pos), Karawang (1 pos), Sukabumi (2 pos), Yogyakarta (2 pos), dan Makassar (1 pos).I. PenerimaManfaatData pelayanan medis gerai sehat LKCTahunRawat JalanRawat InapPersalinanLaboratorium & RadiologiPendampingan Rujukan

20011.5331155--

200225.05519495-120

200329.74322076-637

200434.795251923.799705

200533.6442307010.6881.454

200632.8622984512.8381.236

200731.87530014822.0601.015

200839.25338212714.8541.732

200934.6663718425.7021.610

201048.93975411929.0652.998

Sub Total312.3652.911911118.73611.507

TOTAL446,430Pasien

Data Pelayanan pada Aksi Layanan sehat & Sigap BencanaTahun200220032004200520062007200820092010

Pasien9.79011.20813.12412.12110.72114.91911.5319.6005.130

TOTAL98,144 Pasien

BAB IIIOBSERVASI LAPANGANA. Macam-Macam Penyakit1. Penyakit Menulara. TifoidPenyakit Thypoid termasuk penyakit menular endemik yang dapat menyerang banyak orang dan masih merupakan masalah kesehatan di daerah tropis terutama di negara-negara sedang berkembangDi negara berkembang angka kematian akibat demam tifoid berkisar antara 2,3 16,8%1. Angka kematian penderita yang dirawat di rumah sakit di Indonesia mengalami penurunan dari 6% pada tahun 1969 menjadi 3,74% pada tahun 1977 dan sebesar 3,4 % pada tahun 19783,4.Di Indonesia penderita demam tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per tahun dan tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi terutama pada musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering pada anak besar,umur 5- 9 tahun.Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai dapat mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam tifoid bila terdapat demam terus menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan diperkuat dengan kesan anak baring pasif, nampak pucat, sakit perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari.Makin cepat demam tifoid dapat didiagnosis makin baik. Pengobatan dalam taraf dini akan sangat menguntungkan mengingat mekanisme kerja daya tahan tubuh masih cukup baik dan kuman masih terlokalisasi hanya di beberapa tempat saja.

b. TB ParuBerdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI, tahun 1972 TB menempati urutan ke 3 penyebab kematian menurut SKRT tahun 1980 TB menempati urutan ke 4, dan menurut SKRT tahun 1992, TB menempati urutan nomor 2 sesudah penyakit sistem sirkulasi.

Hasil SKRT tahun 1995 TB merupakan penyebab kematian nomor 3 dari seluruh kelompok usia dan nomor 1 antara penyakit infeksi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (7, 10, 28).

Dari hasil survey prevalensi TB yang dilakukan di 15 propinsi tahun 1979-1982 menunjukkan berbagai variasi prevalensi tiap-tiap propinsi.

Pada bayi umur 1 tahun 32,1 % kematian disebabkan penyakit sistem pernapasan, anak balita gol umur 1-4 tahun. penyakit sistem pernapasan 38,8%, pada kelompok umur 5 14 tahun TB 5,8%, kelompok umur 15 34 tahun TB 3,9%, kelompok umur 35-44 tahun 12,4%, kelompok umur 45-54 tahun sebesar 11,5% pada kelompok umur 55 tahun keatas sebesar 8,7%.

Manarik untuk diketahui pada data tahun 1988/89 dari 585.225 penderita TB penderita terbanyak dikalangan petani (47%), kemudian diikuti pegawai dan buruh (28%), ibu rumah tangga (12%), pedagang (6%), pelajar dan mahasiswa (1%) dan lain-lain (6%). Karena keterbatasan dana, baru 26,4% Puskesmas di Indonesia yang melaksanakan peranan dan pengobatan penderita secara pasif, dengan jangkauan penderita diperkirakan 1,6% (33)

c. ISPASalah satu penyakit yang di derita oleh masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), yaitu meliputi infeksi akut saluran pernafasan bagian atas dan akut saluran pernafasan bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak di derita oleh anak; baik di negara berkembang maupun di negara maju dan sudah mampu banyak diantara mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernafasan pada masa bayi dan anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa, sebagaiditemukan adanya hubungan dengan terjadinya chromic obstructive pulmonary disease. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dan 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3 6 episode ISPA setiap tahunnya. Data yang diperoleh dari kunjungan ke puskesmas mencapai 40 60 % adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan ISPA adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang 2 bulan.

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi, kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit kurang gizi..

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.

d. Flu / Influenzae. Hepatitis Af. Hepatitis Bg. Hepatitis Ch. DBDSejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang).Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun.i. Campakj. Cacar Air

2. Penyakit Tidak Menulara. Herniab. Benigna Prostat Hiperplasiac. HipertensiUntuk mencegah terjadinya hipertensi, LKC menyelenggarakan penyuluhan pola hidup masyarakat. Tetapi ini memang relative jarang, tapi pihak LKC sendiri untuk 2012 akan lebih meningkatkan pencegahan dari berbagai macam penyakit termaksud hipertensi. Penyuluhannya sendiri itu memfokuskan pada olahraga yang teratur dan gizi yang seimbang. Penderita hipertensinya juga di cegahkan dari stroke dengan penanaman pola hidup sehat. Ini adalah 5 level prevention jenis promotif dan preventif. Epidemiologinya banyak terdapat pada pria dan wanita dewasa berusia diatas 40 tahun. Lokalisasi yang banyak terjadi di daerah jabodetabek. Mungkin hal ini terjadi karena memang daerah ini adalah daerah crowded yang menjadi ibu kota Indonesia dan kota kota pennyanggahnya, dimana masalah social dan ekonomi menjadi beban bagi warganya, terutama warga yang menjadi pasien LKC. d. StrokePencegahan stroke dilakukan sepaket dengan pencegahan hipertensi (lihat penjelasan diatas)e. Limfomaf. Gagal Jantung (CHF)g. Gastro Enteritish. Anemiai. Hipokalemiaj. Diabetes MelitusUntuk mencegah terjadi DM pada khalayak ramai, LKC setiap beberapa minggu sekali menjalankan program cegah DM dengan mengadakan senam anti DM. LKC melakukan penyuluhan pola hidup sehat pada masyarakat. Hal ini masuk pada salah satu 5 level prevention yaitu health promotion. Selain itu mereka juga melakukan disability limitation dengan menjalankan program perawatan kaki pada diabetes. Epidemiologi pada DM banyak terjadi pada usia 40 tahun keatas pada warga sekitar Jabodetabek. Namun pernah ditemukan beberapa kasus yang menyerang pada usia dibawah 30 tahun. Menyerang pada wanita maupun pria. B. Statistik Data LKCLKC ini telah mengembangkan programnya. Pengembangan LKC ini telah memiliki rumah sakit dan pos peduli kesehatan. Karena keberhasilan pengembangan LKC ini, walaupun angka morbiditas dari tahun ke tahun ini mengalami peningkatan, namun angka mortalitasnya mengalami penurunan yang cukup signifikan.LKC ini telah mengembangkan program lain berupa sebuah rumah sakit di bilangan Parung, yaitu RS. RST (Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu).C. Penderita, Penyakit, dan Refleksi Diri Benjolan Sang IbuPada tanggal 17 Januari kami melakukan field study yang bertempat pada LKC (Lembaga Kesehatan Cuma-cuma) Ciputat. Kami melakukan wawancara dengan salah satu pasien yang sedang menunggu gilirannya untuk mengambil obat di apotek.Ibu itu menggunakan jilbab, duduk sendirian di barisan apotek. Beliau bernama Khodijah berusia 47 tahun yang bertempat tinggal di Cirendeu. Beliau hanya tingal berdua dengan anak semata wayangnya yang masih bersekolah di SMK Nusantara. Suami ibu Khodijah sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu. Ibu khodijah harus menjadi kepala rumah tangga sekaligus ibu rumah tangga, beliau mencari nafkah dengan bekerja sebagai tukang urut dan tukang cuci gosok, penghasilan beliau tidaklah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beliau dating ke LKC melalui sosialisasi di RT, beliau berobat di LKC sudah lama.Awalnya beliau mengidap tumor jinak di payudara sebelah kanan, pertama kali beliau mengunjungi rumah sakit Darmaistetapi di tolak, kemudian ia mendengar kabar bahwa pengobatan di LKC tanpa di pungut biaya maka ia dating ke LKC. Di LKC beliau di angkat tumornya dan di rawat sampai ibu Khodijah pulih 100%, beberapa bulan kemudian beliau merasakan ada benjolan pada leher dan beliau kembali berobat di LKC. Diagnosis dokter kelenjar tiroidnya membesar atau disebut gondongan, selain gondongan beliau juga mengalami tekanan darah tinggi. Ibu Khadijah merasa sangat senang berobat di LKC, karena dokternya juga sangat ramah, terlebih lagi karena pengobatan ibu Khadijah tidak di pungut biaya sama sekali, di situ beliau meneteskan air matanya. Kami merasa terharu dan sangat senang karena ada lembaga-lembaga yang tidak menetapkan biaya sepeserpun pada pasiennya. Tiba-tiba nama ibu Khodijah disebut oleh apoteker, beliau buru-buru pamit karena ada yang menunggu untuk di pijat, tak lupa kami ucapkan terimakasih banyak dan cepat sembuh untuk ibu Khadijah.

Bocah TowerIbu Sumiati adalah seorang ibu dengan 3 orang anak. Suaminya hanya bekerja sebagai tukang bangunan dengan upah yang tak pasti. Ibu Sumiati mengetahui LKC pertama kali ketika anak pertamanya melahirkan, dan semua beban biaya kelahirannya gratis. Menurut ibu Sumiati LKC sangat membantunya dan beliau sangat bersyukur dan berterimakasih kepada LKC.Kini ibu Sumiati kembali datang ke LKC untuk mengobati anaknya Pipit (10). Mungkin khalayak ramai sudah sering mendengar anak kecil yang sering naik keatas sutet, atau gedung-gedung tinggi, ya itulah Pipit anak ibu Sumiati. Si bocah kecil yang punya hobi unik ini sebelumnya sudah pernah dibawa ke LKC karena kakinya patah akibat terjatuh dari gedung saat melakukan aksinya, dan kini kejadian itu berulang lagi. Ibu Sumiati berkata, anaknya tersebut memang kerap kali melakukan hal demikian ketika dia sedang ngambek, dan pihak keluarga sendiri awalnya khawatir namun seiring berjalannya waktu hal itu sudah menjadi wajar bagi keluarga ini. Pipit pun terjatuh dari atas gedung sehingga mengakibatkan tulang paha kiri (os femur sinistra) mengalami fraktur, bukan karena dia yang sengaja menjatuhkan diri, tapi karena orang-orang yang melihat aksi Pipit merasa was was, dan akhirnya memaksa Pipit turun dengan menarik kakinya yang sebenarnya belum sembuh benar akibat operasi pertamanya.Meski menderita fraktur dan merasakan sakit, namun Pipit masih terlihat ceria. Pipit pun sangat bersemangat ketika menceritakan ceritanya. Namun sayang gadis kecil ini telah putus sekolah ketika ia ada dikelas 2 SD, dan hal yang lebih menyayat hati lagi ketika ditanya cita-citanya apa, pipit menjawab Sama. Maksud makna sama disini adalah sama ingin menjadi dokter seperti kami. Keluarga ibu Sumiati bukan hanya mendapat cobaan seperti uraian diatas. Anak keduanya yang kini berusia 20 tahun juga terkena penyakit hidrochepallus, namun sampai saat ini belum ditangani. Anak kedua ibu Sumiati ini hanya bisa terdiam ditempat tidurnya saja.Semoga uraian ini dapat membuka mata hati kita, bahwa kita patut bersyukur bahwa kita masih bisa berjalan, dan bisa bersekolah di Fakultas Kedokteran, bisa terus memperjuangkan cita-cita kita. Dan semoga apabila cita-cita kita nanti telah terwujud jangan pernah melukapan cerita-cerita seperti cerita Ibu Sumiati diatas, semoga kita bisa membela hak terutama hak kesehatan untuk orang orang seperti keluarga Ibu Sumiati.

Kesendirian Pak RahmatBapak Rahmat berumur 57 tahun bertempat tinggal di Ciputat beliau memiliki pekerjaan yang tidak tetap selama 1 tahun terakhir. Beliau datang ke LKC dengan keluhan menderita penyakit diabetes dan katarak baru-baru ini. Selama menjalani pengobatan di LKC beliau diberikan obat morfomin dan glibenklamid.Bapak Rahmat memiliki keluarga yang terdiri dari seorang istri dan seorang anak. Namun keduanya telah meninggal. Istrinya telah meninggal akibat kanker serviks sedangkan anaknya yang dahulu juga menjadi anggota LKC juga telah meninggal akibat penyakit jantung.Beliau sendiri mengetahui LKC melalui tetangganya.dan tanggapan beliau terhadap pelayanan LKC sangat memuaskan dan memberi dampak positif terlebih untuk masyarakat kurang mampu seperti Pak Rahmat. Contohnya LKC menerapkan pola hidup sehat untuk Pak Rahmat dengan menganjurkan kontrol teratur dan diet seimbang, guna menjaga kesehatan Pak Rahmat.Setelah mendengarkan keluh-kesah pasien tersebut saya merasa berempati dan turut merasakan perasaan pasien tersebut dan saya merasa tergerak untuk turut menolong pasien tersebut,dan sekarang saya menjadi lebih mengerti akan arti tenggang rasa dan pentingnya keikhlasan untuk berbagi serta lebih mensyukuri segala apa yang saya miliki saat ini. Bila kelak saya telah menjadi seorang dokter yang sukses, saya berniat untuk turut menjadi relawan di LKC. Si Kecil AndiIbu Susanty berusia 35 tahun bertempat tinggal di Ciputat,memiliki keluarga yang beranggotakan seorang suami dan 2 anak. Sang suami bekerja sebagai tukang ojek. Beliau datang ke LKC untuk membawa anaknya berobat .Anak keduanya, Andi berusia 5 tahun sakit dengan gejala demam, pilek, dan sakit tenggorokan serta sudah diberikan pengobatan melalui LKC.Beliau mengetahui tentang LKC dari tetangganya dan mulai menjadi anggota LKC sejak kelahiran anak pertamanya.Tanggapan beliau mengenai pelayanan LKC ialah memuaskan dan efisien, serta proses pendaftarannya tidak sulit dan memberikan banyak keuntungan seperti murah dan cocok obatnya.Setelah mengetahui perjalanan hidup Bu Susanty, saya menjadi lebih mengerti bahwa lembaga sukarela seperti LKC ini sangat membantu dan memberi efek yang sangat bermanfaat terlebih bagi orang yang kurang mampu ekonominya.sehingga kelak,bila telah menjadi dokter yang kompeten saya berniat untuk terus menggalakkan program berobat gratis seperti LKC.

Pak Suryono dan JengkolBapak Suryono berusia 70 tahun bertempat tinggal di Ciputat, memiliki keluarga yang beranggotakan satu orang istri, 5 orang anak, serta 8 orang cucu. Beliau tinggal bersama dengan anak terakhirnya. Beliau bekerja sebgai pedagang tempe,tahu, dan oncom keliling .Bapak suryono datang ke LKC sendiri menggunakan kendaraan umum. Beliau datang ke LKC dengan keluhan pada mata dan badan yang sering pegal linu. Kebiasaan sehari-harinya dia sering mengkonsumsi jengkol.Beliau mengetahui tentang LKC dari cerita-cerita tetangga sekitar, dan mulai menjadi anggota LKC sejak setahun lalu.

Tanggapan beliau mengenai LKC adalah sangat membantu bagi mereka yang kurang mampu .Setelah melakukan anamnesa pada pak Suryono, saya merasa prihatin karena pada usia lanjut seperti beliau kurang ada yang mempedulikan kondisi beliau. Oleh karena itu, dengan adanya LKC sangat membantu pak Suryono untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang efisien dan mudah dijangkau.namun, saya berharap anggota keluarganya lebih memperhatikan kondisi fisik dan kesehatan beliau seperti dengan mengontrol dan menemani beliau dalam memeriksa kondisi kesehatan beliau. Bapak Tono dan KolestomiSeorang bapak bernama bapak Tono tinggal di kalibata berprofesi sebagai tukang ojeg sejak 2 tahun yang lalu. Datang bersama anaknya yang bernama Ahmad.M berusia 1 tahun, anaknya menderita penyakit kolestomi sejak lahir. Pada awalya putranya tersebut dibawa ke rumah sakit fatmawati tetapi karena pengobatan untuk penyakit kolstomi itu mahal, maka pihak Rumah sakit merujuk keluarga bapak tersebut untuk ke LKC. Akhirnya bapak tersebut membawa anaknya ke LKC dan anaknya tersebut sudah mempunyai kartu sejak dia dibawa ke LKC, kira-kira 1 tahun yg lalu .Menurut keluarga bapak Tono, pelayaan dari LKC ini sangat bagus dan sangat bermanfaat sekali untuk keluarga yang kurang mampu. Mbak Siti MualSeorang remaja berumur 18 tahun bernama Siti Nuraini sedang dirawat di LKC karna sedang hamil muda sudah 3 bulan. Dia memiliki keluhan tidak dapat makan sedikitpun karena dia merasa mual yang sangat parah. Sudah sejak semalam dia berada di LKC. Selain mual dadanya pun panas sejak mengalami ngidam. Tapi sejak memasuki bulan kedua semakin bertambah parah. Akhirnya setelah diberi pengobatan di LKC dia tidak merasa mual sedari pagi dan mulai dapat makan. Saat diwawancarai ternyata seluruh keluarnya telah terdaftar sebagai anggota LKC. Contohnya adalah pada saat ayahnya punya penyakit tidak dapat buang air kecil dan sudah dirawat diLKC hingga sembuh secara gratis. Ibunya juga pernah dioperasi mioma di LKC hingga sembuh. Mereka awalnya mengetahui tentang LKC dari bertanya-tanya mengenai LKC. Menurut pendapat mereka cara pendaftaran diLKC sangat lah mudah .

Bapak Sajikin KatarakBernama bapak Sajikin, beralamat kan di jl. Kihajar dewantara rt/rw 01/04. Bapak ini awal berobat karena mengeluh sesak nafas yg di perkirakan di karenakan alergi mengkonsumsi ikan laut, lalu beliau juga mengeluh pandangannya agak terganggu dan beliau di diagnosa oleh dokter, beliau mengalami katarak, akhirnya dengan bantuan LKC beliau dibiayai untuk melakukan operasi katarak secara geratis, di karenakan beliau tidak mempunyai uang yang cukup untuk melakukan oprasi katarak itu, beliau sangat bersyukur dengan bantuan yang allah swt berikan melalui LKC, akirnya beliau dapat sembuh, dan dalam menjalani pemulihan pasca operasi katarak. Dan beliau berkata pelayanan di LCK ini sangat baik, petugas kesehatannya ramah, dan dokter dokternya pun ramah, beliau sangat berharap agar LKC dapat terus membantu orang orang yang tidak mampu.

Bapak Sajikin dan Hepatitis BBernama bapak Hamzah, beralamatkan di parung. Pasien tersebut menderita sakit hepatitis B selama 8 tahun, sebelum pasien tersebut berobat di LKC beliau berobat di rumah sakit RS.PMI, dulu pasien tersebut pernah mengalami sakit hepatitis B juga, lalu pasien tersebut sembuh saat ini beliau mengalami kembali hepatitis B, dan sedang mengalami perawatan di LKC. Pasien tersebut sangat bersyukur dengan bantuan LKC yang memberikan pengobatan gratis, karena pasien tersebut tidak mampu untuk pergi kerumah sakit yang lain karena biaya yang terlalu mahal. Pasien tersebut berharap LKC ini dapat terus membantu beliau sampai beliau sembuh.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanLKC adalah sebuah lembaga di bidang kesehatan yang sangat membantu warga dari kalangan kurang mampu dengan keluhan berbagai macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Penyakit yang paling banyak terjadi di masyarakat adalah TBC, sedangkan penyakit tidak menular yang banyak terjadi di masyarakat adalah hernia. Progress dari LKC ini terlihat sangat signifikan, melalui penurunan angka mortalitas. Observasi ini dapat meningkatkan rasa empati mahasiswa dengan berbagai kisah menarik dan mengharukan dari pasien yang ada di LKC.

B. SaranKami mengharapkan kegiatan terus dilakukan dan progresnya menjadi lebih baik. Kami mengharapkan tempat yang kami datangi lain kali dapat memberikan data yang sesuai dalam penyusunan makalah. Sejauh ini, kegiatan Field Study yang dilaksanakan ini cukup menarik.

DAFTAR PUSTAKAwww.lkc.or.idwww.google.com

22