13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Gastritis atau yang lebih dikenal dengan sebutan maag, merupakan salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat (Mustakim, 2009). Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung (Herlan, 2001). Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari- hari. Tidak jarang kita jumpai penderita Gastritis kronis selama bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum seperti antasida maupun yang lain, namun keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang bekepanjangan dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan gangguan psikologi seseorang yaitu berupa stress. Stress ini bukan tidak mungkin justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006). Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan di perkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada Negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada Negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Menurut Maulidiyah dan Unum (2006),angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di Indonesia menunjukan datayang cukup tinggi. di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 96,1 %. Sedangkan menurut Herlan (2001), bahwa

Makalah Gastritis Kel 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gastritis

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenyakit Gastritis atau yang lebih dikenal dengan sebutan maag, merupakan salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat (Mustakim, 2009). Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung (Herlan, 2001).Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita Gastritis kronis selama bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum seperti antasida maupun yang lain, namun keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang bekepanjangan dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan gangguan psikologi seseorang yaitu berupa stress. Stress ini bukan tidak mungkin justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006). Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan di perkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada Negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada Negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Menurut Maulidiyah dan Unum (2006),angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di Indonesia menunjukan datayang cukup tinggi. di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 96,1 %. Sedangkan menurut Herlan (2001), bahwa adanya penemuan infeksi Helicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian Gastritis.Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%). Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada tahun 2009 sebanyak (40,9%), dan pada tahun 2010 sebanyak (32,7%). Hal ini menunjukan bahwa terjadi penurunan pada penderita penyakit gastritis pada setiap tahunnya, meskipun terjadi penurunan tetapi masih perlu adanya penanganan dan perhatian khusus dalam perawatanmaupun pencegahan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada penderita gastritis.Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis (90%) lebih banyak wanita dibandingkan pria dan gastritis dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usiadan tidak mengetahui mengenai dampak buruk gastritis. Hal ini disebabkan karena berbagai macam faktor diantaranya psikologis. Hal yang sering dijumpai pada perubahan psikologis seseorang salah satunya yaitu stress dan karena hampir sebagian besar wanita tidak bisa untuk mencari jalan keluar untuk setiap masalahnya, oleh karena itu banyak para wanita terdiagnosis penyakit ini (Riyanto, 2008). Penyebab tersebut, apabila tidak segera ditangani akan berdampak bagi penderita.Dampak dari gastritisbisa mengalami komplikasi seperti perdarahan saluran cerna bagian atas, hematemesis dan melena (anemia), ulkus peptikum, perforasi(Arief, 2000). Berdasarkan masalah tersebut perawat melalui Upaya promotif yaitu penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga dengan tujuan keluarga mampu mengenal masalah gastritis dan dapat menanggulanginya. Upaya preventif yaitu menyarankann agar tidak makan yang pedas dan asam . Upaya kuratif yaitu memberitahukan pada pasien untuk mengkonsumsi obat-obat herbal,jika makin parah maka berikan obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi gastritis . Upaya rehabilatif yaitu upaya masa pemulihanperawat berperan penting untuk menyarankann kepada keluarga atau masyarakat agar menjaga pola makan yang lebih sehat dan menyarankan agar makan tepat waktu.1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud Gastritis ?2. Apa patofisiologi Gastritis ?3. Apa etiologi dari Gastritis ?4. Apa saja klasifikasi dari Gastritis ?5. Apa saja manifestasi klinis Gastritis ?6. Apa komplikasi yang ditimbulkan dari Gastritis ?7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien Gastritis ?8. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Gastritis ?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui Pengertian Gastritis2. Untuk mengetahui Patofisiologi Gastritis3. Untuk mengetahui Etiologi Dari Gastritis4. Untuk mengetahui Klasifikasi Dari Gastritis5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis dari Gastritis6. Untuk mengetahui Komplikasi yang ditimbulkan dari Gastritis7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan pada pasien gastritis8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Penyakit Gastritis

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian GastritisMukosa gaster (Hadi, 1999).Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Price 2005).Gastritis daalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene, 2001). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung, sering diakibatkan dari pola diet yang sembrono. Sedangkan gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakterihelicobacter pylori(Brunner dan Suddart, 2002) Dari keempat definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa gastritis adalah suatu inflamasi atau peradangan yang sering terjadi pada dinding lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.2.2 Patofisiologi GastritisGastritis terjadi akibat peradangan pada mukosa lambung yang menimbulkan rasa nyeri yang dialihkan ke epigastirum bagian atas. Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer saliva mengeluarkan saliva dalam jumlah besar. Dan sering menelan saliva menyebabkan banyak udara yang berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan yang berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya tahan mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam lambung berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak lambung. (Guyton, 1998).2.3 Etiologi Gastritisa. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, mislanya makanan pedas, terlalu asam, dan alkohol.c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton, an lain-lain yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat berdampak terhadap erosi pada mukosa lambung.f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis. (Arif, 1999).2.4 Klasifikasi Gastritisa. Gastritis akutGastritis akut dapt disebabkan oleh karen astress, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stress akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muantah dan anoreksia.b. Gatriris kronikHelicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia.Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, metapalasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darahb lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, 1999)2.5 Manifestasi Klinisa. Gastritis AkutSindrom dispepsia berupa nyeri epigastrum, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, jika dilakukan anamnesis lebig dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.(kapita selekta kedokteran jilid 1 edisi ke 3 FKUI hal:492)b.Gastritis KronikKebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan. .(kapita selekta kedokteran jilid 1 edisi ke 3 FKUI hal:493)

2.6 Komplikasi dari Gastritis1) Perdarah saluran cerna bagian atas2) Hematemesis dan melena (anemia)3) Ulkus peptikum4) Perforasi2.7 Pemeriksaan Penunjang Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknyatersebar. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernahmelewati mukosa muskularis. Biopsi mukosa lambung Analisa cairan lambung :untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada kliendengan gastritis kronik. Pemeriksaan barium Radiologi abdomen Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah Feces bila melena EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untukperdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa penyebab / sisi lesi.. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456)

2.8 Penatalaksanaan Penyakit GastritisTerapi :a. Berkonsultasi ke dokter, dokter akan memberi obat sesuai keluhan dan penyebab. Umumnya gastritisyang disebabkan oleh infeksi diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi gastritis.b. Tindakan Medis yang bertujuan untuk Pengobatan:1) Pemeriksaan darah, tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H. Pyloridalam darah. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.2) Pemeriksaan feces, tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pyloridalam feses atau tidak.3) Endoskopi saluran cerna bagian atas, dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar X.4) Rontgen saluran cerna bagian atas, tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanGastritisatau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitugastro, yang berarti perut/lambung danitisyang berarti inflamasi/peradangan.Gastritisbukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaituHelicobacter pylori. Gastritisbiasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.Gastritisyang terjadi tiba tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkangastritiskronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang,gastritiskronis tidak menyebabkan apapun.Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

4.2 SaranBagi petugas kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan setiap kader dan keluarga untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan pendidikan masyarakat setempat, untuk melakukan pendeteksian lebih dini dengan cara kontrol kesehatan setiap bulan untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut.

Daftar PustakaMansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Hadi, Soejono, 1999, Gastroenterologi, penerbit Alumni, Bandung.Reevest, Charlene. J., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 1, Salemba Medika, Jakarta.Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, edisi I, Salemba Medika, Jakarta.www. Google.Penanganan Penyakit gastritis.comDoengoes, Marylin E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.